You are on page 1of 80

v

vi

ASYIK MENYUSUN
TEKS EKSPOSISI

(Menggunakan Pendekatan Saintifik)


Cetakan Pertama, Februari 2015
Penulis
: Wulandima Khoirunisa
Desain Sampul
: Kukuh Anggriawan
Tata Letak
: Wulandima Khoirunisa
Ilustrasi
: Wulandima Khoirunisa

Dicetak kali pertama guna menyusun skripsi dalam


rangka memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.

Percetakan :

Prakata

Puji syukur atas karunia Allah SWT, karena atas berkat


rahmat-Nya

penulis

dapat

menyelesaikan

buku

pengayaan

menyusun teks eksposisi untuk siswa SMP kelas VII yang berjudul
Asyiknya Menyusun Teks Eksposisi.
Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa
dalam rangka membelajarkan materi menyusun teks eksposisi.
Penyusunan buku ini disesuaikan dengan kurkulum 2013, dan
disesuaikan dengan perkembangan siswa kelas VII.
Penulis juga berterima kasih kepad berbagai pihak yang telah
membantu demi terwujudnya buku pengayaan ini. Kritik dan saran

kami terima dengan senang hati.

vi

Semarang, Februari 2015

Petunjuk Penggunaan Buku

Perhatikan daftar isi pada buku ini. Untuk


mengetahui gambaran awal mengenai
keseluruhan materi yang akan disajikan.

Pada tahap membangun konteks, siswa dapat


mengeksplorasi materi yang akan
disampaikan.

Pelajari materi pembahasan serta info yang


apa pada setiap akhir sub bab.

4
5

Diskusikan
Kerjakan
ujidengan
pemahaman
gurumu
dan
apabila
keterampilan
kurang
yang terdapat pada setiap akhir bab.
jelas.

Tentang Buku

Buku ini merupakan buku pengayaan Bahasa Indonesia. Pembuatan


buku ini disesuaikan dengan buku siswa menggunakan kurikulum 2013.

Kompetensi Inti :

1. Menghargai dan menghayatai ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrakk

vi

(menulis, membaca, emnghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai


dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar :

1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis.
2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan langkah-langkah
suatu proses berbentuk linier.
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa menggunakan bahasa Indonesia untuk menyajikan informasi


secara lisan dan tulis sebagai bentuk dari rasa menghargai dan
mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Siswa menunjukkan perilaku jujur dalam memaparkan langkah-langkah
suatu proses berbentuk linier.
3. Siswa menunjukkan sikap kreatif dalam memaparkan langkah-langkah
suatu proses berbentuk liner.
4. Siswa dapat mengenal teks eksposisi
5. Siswa dapat mengenal unsur kebahasaan.
6. Siswa dapat menyusun teks eksposisi dengan baik dan benar.

Daftar Isi

Halaman Sampul................................................................................. i
Halaman Hak Cipta............................................................................ ii
Prakata ...........................................................................................................iii
Petunjuk Penggunaan Buku............................................................................iv
Tentang Buku...................................................................................................v
Daftar Isi........................................................................................................vii
Peta Konsep.....................................................................................................1
Bab I Mengenal Teks Eksposisi.......................................................................2
1.1 Pengertian Teks Eksposisi..........................................................................4
1.2 Mengidentifikasi Struktur Teks Eksposisi.................................................9
1.3 Unsur Kebahasaan...................................................................................15
Info.................................................................................................................23
Rangkuman ..................................................................................................24
Kolom Budayaku...........................................................................................26

Uji Pemahaman dan Keterampilan Siswa......................................................28

vi

Peta Konsep..................................................................................................36
Bab II Penyusunan Teks Eksposisi................................................................37
2.1 Menentukan Topik...................................................................................38
2.2 Membuat Kerangka Karangan.................................................................44
2.3 Mengembangkan Kerangka Karangan.....................................................50
Info ................................................................................................................57
Rangkuman....................................................................................................59
Kolom Budayaku...........................................................................................61
Uji Pemahaman dan Keterampilan Siswa......................................................65
Refleksi..........................................................................................................69
Daftar Pustaka................................................................................................71
Biodata penulis..............................................................................................73

6
9

Peta Konsep
Untuk memudahkanmu memahami materi pada bab ini, perhatikan peta
konsep berikut.

Membangun Konteks

Pengertian Teks
Eksposisi

Mengenal Teks
Eksposisi

3. Struktur Teks Eksposisi

4. Unsur Kebahasaan
dalam Teks Eksposisi

5. Rangkuman

6. Uji Pemahaman

BAB I
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Budaya lokal merupakan budaya khas yang berada di suatu daerah.


Indonesia memiliki budaya lokal yang sangat bergam, salah satunya adalah
budaya Jawa.
Seperti yang akan kita pelajari pada bab ini, kita akan belajar mengenal
Budaya Jawa dengan cara mengenali,mengidentifikasi, dan menemukan
unsur kebahasaan dalam teks eksposisi.
Membangun Konteks
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

1
1

6
9

Kebudayaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia


sebagai bentuk hasil cipta, rasa, dan karya. Oleh karena itu, kebudayaan dan
manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Budaya Jawa merupakan budaya lokal yang berkembang di Pulau Jawa.
Wujud dari Budaya Jawa berupa tempat wisata, tradisi, pakaian, lagu,
kebijakan-kebijakan, peraturan-peratuaran, hukum setempat, rumah adat, tari,
seni gambar, seni patung, seni suara, seni sastra, makanan, adat, dan film.
Untuk mengetahui pemahaman kamu tentang tradisi lokal, maka
jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa yang kamu ketahui tentang Budaya Jawa?
2. Apa saja Budaya Jawa yang ada di sekitarmu?
3. Sebagai seorang remaja, apa partisipasi

kamu

terhadap

perkembangan Budaya Jawa di sekitarmu?


4. Masyarakat Indonesia memiliki banyak sekali budaya lokal.
Bagaimana tanggapan kamu tentang keberagaman budaya tersebut?
5. Bagaimana upaya kamu melestarikan Budaya Jawa di sekitarmu?

A. Pengertian Teks Eksposisi


Mengamati

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Tradisi merupakan kegiatan yang


rutin dilakukan oleh masyrakat lokal
atau daerah. Salah satu tradisi lokal
yaitu dugderan, yang berasal dari Kota
Semarang,

Jawa

Tengah.

Perayaan

dugderan selalu diikuti dengan ikon warak ngendhong, adanya ikon itu
sebagai simbol akulturasi masyarakat Kota Semarang.
Bagaimana perkembangan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun
itu? Bacalah teks di bawah ini dengan seksama!

Teks 1
2

Inovasi yang Menggeser Nilai Filosofi


Warak Ngendhong merupakan ikon yang muncul pada saat tradisi
dugderan. Namun, akhir-akhir ini inovasi banyak dilakukan terhadap bentuk
dari sosok warak ngendhong tersebut. Padahal, setiap bentuk yang ada
memiliki nilai-nilai filosofis yang menggambarkan akulturasi budaya
Semarang. Kata Warak konon berasal dari bahasa Arab Warai yang
berarti suci. Sementara Ngendhog atau bertelur, dimaknai sebagai amal
yang diperoleh setelah menjalani rangkaian ibadah yang suci.
Warak ngndong memiliki nilai filosofi di dalamnya. Djawahir
Muhammad mengungkap dalam tulisannya, Sudut yang lurus itu analog
dengan pencerminan sikap dan perilaku wong Semarang yang lurus (tidak
berbelit-belit), terbuka (apa adanya, tanpa basa-basi), dan egaliter (tidak
mementingkan kasta atau formalitas). Bentuk tubuh warak juga
mencerminkan akulturasi budaya berbagai etnis yang menghuni kota
Semarang. Kepala bersudut lurus menyerupai kambing (Jawa), leher yang
jenjang menyerupai leher unta (Arab) dan badan dengan proporsi tubuh
menyerupai killin China. Bulu-bulunya keriting seperti gibas (wedus
gembel), mulutnya menyeringai seperti singa atau naga, kepala bertanduk
seperti tanduk kambing.
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Namun sekarang, munculnya inovasi warak yang tak mengindahkan


nilai-nilai di dalamnya, justru menggeser makna Warak Ngendhog itu
sendiri. Tak jarang warak berubah dengan kepala seperti Liong, sudut yang
meliuk-liuk yang tak menggambarkan ketegasan, kemudian tubuh warak
yang lebih mirip anjing dan bersisik, dan imajinasi-imajinasi lain yang justru
merusak estetika Warak Ngendhog itu sendiri.
Warak Ngendhong merupakan wujud akulturasi budaya di Semarang.
Setiap bentuk dalam ikon tersebut memiliki filosofi tersendiri. Inovasi yang
dilakukan akhir-akhir ini tidak di landasi oleh pengetahuan akan filosofi
sosok warak ngendhong. Sehingga, ikon yang sejatinya mencerminkan
persatuan budaya justru beruabah bentuk yang akhirnya juga akan merubah
filosofi pada ikon budaya semarang tersebut.

Menanya
Tahukah kamu bahwa teks Inovasi yang Menggeser Nilai Filosofi
merupakan teks eksposisi? Hal apa saja yang kamu temukan dalam teks
bacaan tersebut?

Temuanmu
Pernyataan
Penulis

Argumentasi
Penulis

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Menalar
Setelah kamu menganalisis teks bacaan Inovasi yang Menggeser Nilai
Filosofi. coba bandingkan temuanmu dengan penjelasan di bawah ini!

Paragraf

Pernyataan
penulis

Warak ngendhong merupakan ikon tradisi dugderan.


Namun, akhir-akhir ini inovasi banyak dilakukan
terhadap sosok warak ngendhong tersebut. Padahal,
setiap bentuk yang ada memiliki nilai-nilai filosofis
yang menggambarkan akulturasi budaya Semarang.
Paragraf Kedua
Warak Ngendhog memiliki nilai filosofi di dalamnya.

Argumentasi
penulis
Paragraf Ketiga
Munculnya inovasi warak yang tak mengindahkan
nilai-nilai di dalamnya, justru menggeser makna
Warak Ngendhog

Mencoba

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Setelah kamu menganalisis hasil temuanmu dengan penjelasan di atas.


Langkah

selanjutnya

adalah

mengemukakan

pendapatmu

mengenai

pengertian teks eksposisi. Tulislah apa yang dimaksud dengan teks eskpsosisi
pada kolom di bawah ini!

Eksposisi adalah ..

Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan


sesuatu berupa informasi yang spesifik. Dalam teks eksposisi dijelaskan
pernyataan

pribadi disertai dengan alasan-alasan yang

mendukung

pernyataan penulis.
Diskusikan hasil pemahamanmu kepada teman sebangkumu! Kemudian
buatlah simpulkan mengenai pengertian teks eksposisi!

Mengkomunikasikan

Kegiatan selanjutnya adalah mengkomunikasikan simpulan yang telah


kamu buat. Bacalah simpulanmu mengenai pengertian teks eksposisi
menurut pendapatmu di depan kelas! Berikan kesempatan kepada temanmu
yang lain untuk berkomentar mengenai pendapatmu! Kemudian, lakukan
simpulan bersamasama dengan guru kelasmu!

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

INFO

Teks eksposisi merupakan teks yang berisi ungkapan gagasan seorang


penulis yang disertai dengan argumen berupa fakta untuk menguatkan
pendapatnya.
Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan
sesuatu berupa informasi yang spesifik. Dalam teks eksposisi dijelaskan
pernyataan

pribadi disertai dengan alasan-alasan yang

mendukung

pernyataan penulis.
Teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi, sisi yang menolak atau
sisi yang mendukung.

B. Mengidentifikasi

Struktur

Teks

Eksposisi
Mengamati
Pernahkah kalian minum jamu?Lantas, tahukah kalian mengenai produk
jamu? Jamu merupakan ramuan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
diracik tanpa menggunakan obat obat kimia. Jamu merupakan tradisi yang
sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu.
Istilah jamu pertama muncul di kediaman keraton Surakarta. Awalnya,
jamu hanya dikonsumsi oleh puteri-puteri keraton abdi dalem. Namun,
seiring berkembangnya zaman kepopuleran jamu berkembang hingga
masyarakat sekitar.

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Namun, tahukah kamu jika jamu mengalami pertumbuhan yang bagus?


Agar lebih paham mengenai perkembangan jamu saat ini, simaklah teks
berikut dengan seksam
Teks 2

Mengapa Jamu Harus Dikembangkan?

www.mediapejar.com

Apakah kamu suka minum jamu?


Terkadang masih ada sletingan di telinga
yang mengatakan hari gini masih minum
jamu? Atau jamu kan pahit? Tahukah
kamu bahwa Jamu merupakan aset
bangsa yangterus dikembangkan. Hal ini
dilakukan karena jamu tidak hanya
sebagai obat tradisional, melainkan
sebagai warisan budaya yang menyentuh
aspek ekonomi dan sosial.

Meminum jamu dapat menjaga kesehatan dengan sedikit efek


samping. Jamu yang terdiri dari tanaman obat memberikan dampak yang
terlihat lambat tetapi bersifat memperbaiki dibandingkan dengan obat
kimiawi yang memberikan efek cepat tetapi bersifat merusak.

Indonesia berpotensi dalam pengembangan jamu karena


memiliki beragam flora yang didukung oleh tanah yang subur. Dari
sekitar 250.000 jenis tumbuhan yang terdapat di seluruh dunia, WHO
memperkirakan 14-28% di antaranya merupakan jenis yang potensial
dikembangkan menjadi obat. Di Indonesia sendiri dari sekitar 20.000 jenis
tumbuhan yang ada, 7.000 jenis diantaranya memiliki potensi unntuk
dikembangkan menjadi tanaman obat.
Permintaan terhadap jamu terus meningkat baik domestic
maupun internasional. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Jamu,
penjualan obat herbal/jamu di Indonesia pada 2010 menembus angka Rp 7,2
triliun dan pada tahun 2011 mencapai Rp12 triliun, lalu terus meningkat pada
tahun 2012 menjadi Rp 13 triliun. Bahkan menurut data riset sekitar 93

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

persen masyarakat yang pernah minum jamu menyatakan bahwa minum


jamu memberikan manfaat bagi tubuh.

Jamu juga merupakan sumber pendapatan. Berbagai usaha dibidang


jamu, baik dalam industri berskala kecil atau rumahan hingga industri besar
dapat menambah penghasilan negara melalui pajak dan devisa ekspornya.
Industri jamu juga tidak membebani pemerintah dengan impor bahan baku
jamu karena bahan-bahan pembuatan jamu terdapat di dalam negeri.
Alasan mengapa jamu harus dikembangkan sangtalah jelas. Jamu
memiliki efek samping yang lebih kecil bagi tubuh manusia daripada obat
kimia. Pengembangan jamu juga mudah, karena bahan yang digunakan
berada di Indonesia, selain itu ternyata jamu juga dapat dijadikan sebagai
sumber pendapatan dan dapat menyumbang devisa kepada Negara.

https://evrinasp.wordpress.com

Menanya
Setelah membaca teks tersebut, apakah kamu masih ragu untuk meminum
jamu?
Setelah membaca teks Mengapa Jamu Harus Dikembangkan, apakah
kamu memperhatikan bahwa terdapat struktur teks yang terbangun di
dalamnya? Coba diskusikan dengan teman sebangkumu struktur apa saja
yang terdapat dalam teks tersebut!

Menalar
Coba temukan dengan teman sebangkumu struktur teks eskposisi yang
terdapat pada bacaan Mengapa Jamu Harus Dikembangkan!

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Cermati teks bacaan di atas, dalam teks tersebt terdapat tiga bagian yang
telah ditandai dengan huruf 1, 2 dan 3. Hal tersebut menandakan bahwa teks
eksposisi terdiri atas tiga bagian.
Untuk membantu kalian dalam menumakn struktur teks eksposisi,
makajawablah beberapa pertanyaan di bawah ini!
1. Temukan informasi apa saja yang termuat pada tiap bagian struktur
teks eksposisi!
2. Bagaimana pandangan penulis terhadap teks bacaan tersebut?
3. Apa saja argumen penulis dalam teks di atas?
4. Apa simpulan dari teks bacaan Mengapa Jamu Harus
Dikembangkan?

Mencoba
Setelah kalian menganalisis teks bacaan Mengapa Jamu Haris
Dipertahankan, isiliah kolom di bawah ini dan berikan simpulanmu
mengenai apa saja struktur teks eksposisi besera definisinya!

Struktur Teks

Kalimat

Tesis

(Pernyataan Awal

Penulis)

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

....

...

Argumentasi

...

.
.

....

Penegasan Ulang

....
....
....

Apakah terdapat perbedaan antara jawaban kalian dengan penjelasan di


atas? Coba diskusikan kembali dengan teman sebangkumu!
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Mengkomunikasikan
Bagaaimanakah kegiatan diskusi kalian? Apakah menyenangan?
Sekarang, kemukakan pendapatmu mengenai analisis struktur teks eksposisi
pada teks bacaan Mengapa Jamu Harus Dikembangkan!
Lantas apa yang dimaksud dengan struktur teks eksposisi, dan jelaskan
mengenai tesis, argumentasi, serta penegasan ulang!

INFO

Struktur teks eksposisi merupakan bagian yang membangun teks


eksposisi. Teks eksposisi terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Pernyataan Pendapat Awal (Tesis)
Tesis bisa juga disebut pernyataan awal pendapat. Tesis berisi
gagasan berupa kalimat yang menyatakan pandangan awal dari
seorang penulis.
2. Argumentasi
Argumentasi merupakan pendapat pendapat dari seorang penulis
untuk menguatkan apa yang telah di tesiskan. Argumen dalam teks
eksposisi terdiri dari satu bagian, bagian yang menolak atau bagian

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

yang menerima. argumentasi bisanya berisi fakta, grafik, data, dsb


atau pendapat dari seorang penulis itu sendiri.
3. Penegasan ulang
Penegasan ulang pendapat merupakan simpulan dari seorang
penulis. Pada bagian ini penulis hanya menegaskan kembali pendapat
awalnya, dan tidak memunculkan informasi baru.

C. Mengenal Unsur Kebahasaan


Mengamati
Tradisi
merupakan salah satu Budaya Jawa, biasanya kegiatan ini
dilakukan oleh kelompok tertentu yang sudah dilakukan sejak zaman nenek
moyang dan merupakan bagian dari kehidupan.
Sebagai warga negara Indonesia, khususnya remaja yang berbudaya Jawa
hendaknya mengerti tentang tradisi apa saja yang sering dilakukan oleh
masyarakat Jawa. Pentingnya pemahaman tersebut dilatarbelakangi sebagai
upaya pelestarian tradisi Jawa terhadap generasi muda saat ini.
Sebelumnya, apakah kamu pernah mendengar tradisi dekahan? Atau
malah di daerah asalmu terdapat tradisi tersebut? Agar lebih jelas mengenai
apa itu tradisi dekahan, maka bacalah teks eksposisi di bawah ini!
Teks 3

Tradisi Unik Desa Lemah Putih


Tradisi tidak bisa lepas dari
kepercayaan. Hal itulah yang
terjadi di Desa Lemah Putih,
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

www.mengenalbudayajawa.blogspot.c
om

6
9

Kecamatan Brati, Grobogan. Tradisi masyarakat setempat yang unik yaitu


nguras sumur atau membersihkan sumur merupakan ritual yang tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang, serta prosesnya pun terbilang unik.
Sehingga menjadidaya tarik bagi masyarakat sekitar.
Proses kuras sumur terbilang unik. Sebelum dimulai, warga berdoa dan
meletakkan sesaji dibawah pohon keramat samping sumur. Usai menguras
sumur, warga berebut mandi lumpur, hal itu dilakukan karena masyarakat
percaya bahwa barang siapa yang terkena lumpur maka ia akan diberi
kesehatan. Setelah itu, dilanjutkan dengan seni tari tayub yang dilakukan
selama dua hari berturturut. Penari tayub puteri atau yang biasanya disebut
ladhek tidak diperbolehkan menari disaat mereka sedang datang bulan.
Untuk melakukan prosesi nguras sumur tidak dilakukan oleh orang
sembarangan. Diaharus merupakan keturunan dari nenek moyang yang dulu
mbau rekso. Jika dilakukan oleh orang sembarangan, maka air yang keluar
akan keruh dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Uniknya tradisi nguras sumur di Desa Lemah Putih yang dilakukan
warga setiap tiga tahun sekali itumenjadi daya tarik tersendiri bagi
masayarakat sekitar Desa Lemah Putih.

Menanya
Setelah kamu membaca teks Tradisi Unik Desa Lemah Putih, Jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1. Apa inti cerita tersebut?
2. Temukanlah unsur kebahasaan apa saja yang
bacaan di atas?
3. Apa komentarmu mengenai teks bacaan tersebut?

Menalar

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

terdapat pada teks

7
0

Setelah kamu menemukan unsur kebahasaan, sekarang coba carilah


contoh unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks Tradisi Unik Desa
Lemah Putih!

Unsur Kebahasaan

Kelas kata

Kata ganti

Kata depan

Kata hubung

Kata ulang

Kata Berimbuhan

Kelompok Kata
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

Contoh

6
9

Kalimat Tunggal dan Kalimat


Majemuk

Coba, analisislah jawaban kalian dengan penjelasan di bawah ini!


1. Kelas kata
Kelas kata terdri atas empat jenis, diantarnya adalah
a. Kata benda
Kata benda (nomina), merupakan katayang menyatakan satuan
nama, seperti nama orang, binatang, tempat.
Contoh : Adik sedang makan buah apel
b. Kata kerja
Kata kerja (verba), merupakan kata yangdigunakan untuk
menyatakan kegiatan atau kejadian.
Contoh : Adik mengerjakan tugas
c. Kata sifat
Kata sifat (adjektiva), merupakan kata yang menggambarkan
atau member sifat pada kata benda atau kata ganti.
Contoh : Ria adalah orang yang cerdas
d. Kata keterangan
Kata keterangan (adverbial), merupakan kata yang memberikan
informasi lebih banyak mengenai kata kerja, kata keterangan
atau kata dalam kalimat itu sendiri.
Contoh : Mereka hidup dengan bahagia
2. Kata ganti
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan kata
benda atau kata yang dibendakan. Kata benda dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian, diantaranya
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

a. Kata Ganti Orang


Kata ganti merupakan kata yang digunakan sebagai kata ganti
benda, selain itu juga digunakan untuk menunjuk orang/benda
tanpa menyebut nama orang/benda yang sesungguhnya.

Orang
Kata ganti orang pertama
Kata ganti orang kedua

Tunggal
Jamak
Aku, daku, ku-, -ku
Kami, kita
Engkau, kamu, kau-, Kamu
sekalian,

Kata ganti orang ketiga

-mu, anda
Ia, dia, -nya, beliau

anda sekalian
Mereka

b. Kata Ganti Penghubung


Kata ganti penghubung adalah kata yang menghubungkan kata
benda dengan kata yang menerangkan kata benda tersebut.
Kata ganti penghubung berupa dan, atau, seandainya, oleh karena
itu.
3. Kata depan
Kata depan biasanya terdapat di depan kata lain dalam suatu kalimat.
Contoh kata depan adalah di, ke, dari, pada, dan demi.
4. Kata hubung
Kata hubung merupakan kata yang berfungsi mengubungkan dua kata
atau dua kalimat.
Contoh : dan, maka, tetapi, sehingga, jika, sebab, oleh karena itu,
maka dari itu, selanjutya, dsb.
5. Kata ulang
Kata ulang adalah kata yang diperoleh melalui proses pengulangan
baik sebagian, keseluruhan, atapun mengalami perubahan.
Contoh :
Pengulangan secara keseluruhan
: Buku buku
Pengulangan sebagian
: Berkata kata
Pengulangan yang mengalami perubahan
: Lauk pauk
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

6. Kata Berimbuhan
Bahasa Indonesia memiliki empat kata berimbuhan, yaitu awalan,
akhiran, awalan dan akhiran, serta sisipan.
a. Awalan
Imbuhan awalan meliputi : men-, pen-, pe-, per-, ter-, di-, per-,
dan se-.
Contoh : menyanyi, pelaut, dibaca.
b. Akhiran
Imbuhan akhiran meliputi : -an, -I, -kan, -nya, -man, -wan, -wati,
-isme, -isasi.
Contoh : pangkalan, ilmuwan, komunisme, globalisasi.
c. Awalan dan akhiran
Imbuhan awalan dan akhiran meliputi : me kan, ber an, pe- an,
per an, ke an, se nya.
Contoh : memesankan, berdatangan, pendidikan, percetakan.
7. Kelompok Kata
Kelompok kata merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak
membentuk arti baru.
Contoh : Kami makan di rumah makan

8. Kalimat
Kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu subjek,
satu predikat, dan satu keterangan.
Contoh :
Rarasbelajartadi pagi
S

K.Waktu

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan hasil penggabungan kalimat
tunggal. Kalimat majemuk ditandai dengan kata dan, atau,
sedangkan, tetapi, jika, walaupun, meskipun, agar, sebab, supaya,
Contoh :
Rina anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas
Dila akan terlambat dating ke sekolah jika pagi ini cuacanya hujan
deras.
Mencoba
Setelah kalian menganalisis temuan kalian mengenai contoh unsur
bahasa yang terdapat dalam teks Tradisi Unik Dekahan, maka kerjakanlah
perintah di bawah ini!
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas empat orang!
2. Diskusikan kembali jawaban yang sudah kalian analisa sebelumya!
3. Analisislah jawaban kalian dengan teori unsur kebahasaan yang
sudah dijelaskan sebelumnya!
4. Carilah contoh unsur kebahasaan dalam teks Tradisi Unik
Dekahan!
Unsur Bahasa
Kata Berimbuhan

Contoh
Kepercayaan

Mengkomunikasikan
Bagaimana? Apakah diskusi kalian menyenangkan? Sekarang coba pilih
salah satu teman dari kelompok kalian untuk mempresentasikan hasil diskusi
kalian!
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Jangan lupa, beri kesempatan kelompok lainnya utuk memberikan


sanggahan/pendapat. Lakukan kegiatan ini didampingi dengan guru kelasmu!

INFO
Unsur bahasa merupakan unsur yang membangun sebuah kalimat. Unsur
bahasa yang ada pada teks eksposisi adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kelas kata
Kata ganti
Kata depan
Kata hubung
Kata ulang
Kata berimbuhan
Keompok kata
Kalimat

Rangkuman
1. Teks Eksposisi merupakan teks yang berisi penjelasan mengenai
pendapat seseorang terhadap suatu hal/permasalahan.
2. Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan
sesuatu berdasarkan fakta yang ada.
3. Struktur teks eksposisi meliputi,
a. Tesis (Pernyataan Awal), tesis berisi pernyataan awal dari seorang
penulis. Tesis hendaknya berisi kalimat yang mengarah pada topic
yang dibahas.

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

b. Argumentasi (Pendapat), berisi serangkaian pendapat yang


menguatkan

pendapat

penulis.

Argument

yang

diberikan

hendaknya bersifat logis.


c. Penegasan Ulang, berisi penegasan kembali pendapat dari
seorang penulis. Pernyataan yang disampaikan hendaknya
berdasarkan argument yang telah dituliskan. Hendaknya, pada
bagian ini tidak menimbulkan informasi baru
4. Unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks eksposisi meliputi,
a. Kelas kata merupakan golongan kata dalam satuan bahasa.
b. Kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan
kata benda atau kata yang dibendakan.
c. Kata depan
Kata depan biasanya terdapat di depan kata lain dalam suatu
kalimat.
d. Kata hubung
Kata hubung merupakan kata yang berfungsi mengubungkan dua
kata atau dua kalimat.
e. Kata ulang
Kata ulang adalah kata yang diperoleh melalui proses
pengulangan baik sebagian, keseluruhan, atapun mengalami
perubahan
f. Kata berimbuhan
Bahasa Indonesia memiliki empat kata berimbuhan, yaitu awalan,
akhiran, awalan dan akhiran, serta sisipan.
g. Kelompok kata
Kelompok kata merupakan gabungan dua kata atau lebih yang
tidak membentuk arti baru.
h. Kalimat
Kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Kolom Budayaku

Tahukan Kamu tentang Falsafah Nasi Tumpeng ?


Apa itu nasi tumpeng? Nasi
tumpeng, atau yang banyak dikenal
sebagai
tumpeng,
merupakan
salah satu warisan kebudayaan
yang sampai saat ini masih
dipercaya untuk disajikan dalam
perayaan
baik
yang
sifatnya
simbolis maupun ritual. Tempat
disajikannya tumpeng pun beragam, yaitu masyarakat di
pulau Jawa, Madura, dan Bali. Tidak hanya itu, kini
penggunaan tumpeng sudah menyebar ke berbagai pelosok
nusantara lainnya bahkan hingga ke mancanegara seperti
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Malaysia, Singapura bahkan Belanda (dikenal dengan


nama rijstafel). Dibalik tradisi tumpeng yang biasa digunakan
dalam acara selametan, terdapat nilai-nilai yang sifatnya
filosofis.
Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta laukpauknya dalam bentuk kerucut, karena itu disebut nasi
tumpeng. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi
kuning, meskipun kerap juga digunakan nasi putih biasa
atau nasi
uduk.
Cara
penyajian
nasi
ini
adalah
khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan
biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu
kejadian
penting.Tumpeng
biasa
disajikan
di
atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman
bambu) atau di daun pisang batu.
Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi geografis
Indonesia,
terutama
pulau
Jawa
yang
banyak
berjajaran gunung berapi. Selain itu, makna dalam makanan
yang disajikan dalam nasi tumpeng juga beragam.
Beberapa diantaranya adalah.
1. Nasi putih, melambangkan bahwa segala sesuatu yang
kita makan menjadi darah dan daging haruslah dipilih
dari sumber yang bersih atau halal. Bentuknya yang
berupa gunungan juga dapat diartikan sebagai harapan
agar kesejahteraan hidup kita semakin naik dan
tinggi.
2. Ayam, ayam jago atau jantan yang dimasak utuh
ingkung dengan bumbu kuning/kunir dan diberi kaldu
santan yang kental merupakan simbol menyembah Tuhan
dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang
(wening).
3. Hidangan laut, dari lauk pauk wakil dari alam fauna,
sepertinya lauk yang mewakili unsur air yang banyak
mengandung makna yang bisa diterapkan dalam
kehidupan. Ikan sudah bisa dipastikan mewakili hewan
air. Dalam tumpeng modern, menu ikan sering digantikan
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

dengan udang. Ada tiga jenis ikan yang bisa dipakai


untuk melengkapi jenis lauk-pauk yang terdapat di dalam
tumpeng:
a. Ikan Lele, merupakan simbol dari ketabahan,
keuletan dalam hidup, serta bermakna sanggup
bertahan hidup dalam situasi ekonomi paling bawah
sekalipun.
b. Ikan Bandeng, Ikan bandeng terkenal dengan duriduri halusnya yang jumlahnya seperti tidak
terbatas. Melalui hidangan ini orang berharapsetiap
saat bisa mendapat rezeki dan jumlahnya selalu
banyak atau bertambah seperti duri ikan bandeng.

11

c. Ikan Teri/Gereh Pethek, ikan teri hidupnya selalu


bergerombol. Ini mengingatkan manusia bahwa
mereka tidak bisa hidup sendiri. Mereka adalah
makhluk yang lemah dan membutuhkan bantuan
orang lain untuk hidup.
4. Telur, telur direbus pindang bukan didadar atau dimata sapi, namun harus disajikan utuh dengan kulitnya
(tidak dipotong). Untuk memakannya harus dikupas
terlebih dahulu. Hal tersebut (kulit telur, putih telur,
dan kuning telur) melambangkan bahwa semua
tindakan
yang
kita
lakukan
harus
direncanakan(dikupas), dikerjakan sesuai dengan
rencana dan dievaluasi hasilnya demi tercapainya
kesempurnaan.
5. Sayuran dan urab-uraban,urap sayuran merupakan
jenis menu yang umum dipilih yang dapat mewakili
tumbuhan darat. Jenis sayurnya tidak dipilih begitu
saja karena tiap sayur juga mengandung perlambang
tertentu. Sayuran yang harus ada adalah:
a. Kangkung: Sayur ini bisa tumbuh di air dan di
darat, begitu juga yang diharapkan pada
manusia yang harus sanggup hidup di mana saja
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

dan dalam kondisi apa pun. Kangkung juga


berarti jinangkung yang artinya melindungi.
b. Bayam: Bayam mempunyai warna hijau muda
yang
menyejukkan
dan
bentuk
daunnya
sederhana tidak banyak lekukan. Sayur ini
melambangkan
kehidupan
yang
ayem
tenterem (aman dan damai), tidak banyak konflik
seperti sederhananya bentuk daun dan sejuknya
warna hijau pada sayur bayam.
c. Taoge: Taoge muncul keluar dari biji kacang
hijau. Di dalam sayur kecil ini terkandung makna
kreativitas tinggi. Seseorang yang selalu
memunculkan ide-ide baru adalah seseorang
yang kreativitasnya tinggi dan bisa berhasil
dalam hidupnya.
d. Kacang Panjang: Kacang panjang harus hadir
utuh, tanpa dipotong. Maksudnya agar manusia
hendaknya selalu berpikir panjang sebelum
bertindak. Selain itu kacang panjang juga
melambangkan umur panjang. Kacang panjang
utuh umumnya tidak dibuat hidangan, tetapi
hadir sebagai hiasan yang mengelilingi tumpeng
atau ditempelkan pada badan kerucut.
e. Bawang
merah
(brambang):
Agar
dapat
mempertimbangkan segala sesuatu dari segi sisi
baik atau buruk dengan matang.
f. Cabe merah: Diletakkan di ujung tumpeng, ini
merupakan simbol dilah/api yang memberikan
penerangan/tauladan yang akan bermanfaat bagi
diri sendiri dan orang lain.
g. Kluwih: Berarti linuwih atau mempunyai kelebihan dibanding
yang lainnya.
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

h. Bumbu urap: Urip/hidup yang


mampu menghidupi keluarganya.

memiliki

arti

Dari berbagai penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa


pemilihan bentuk dan lauk pauk pelengkap tumpeng bukan
sekadar kebetulan atau tanpa alasan. Dasar pemilihannya
sangat erat kaitannya dengan hubungan dan pengertian
manusia akanalam. Bahkan dari observasi sederhana yang
jauh dari penjelasan ilmiah, manusia bisa belajar banyak hal
dari alam.

12

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Uji Pemahaman dan Keterampilan Siswa

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberikan tanda


silang!
1.
Berikut nerupakan pengertian teks eksposisi yang tepat
adalah
a. Teks yang berisi penjelaasan mengenai pendapat tentang
suatu hal/permasalahan.
b. Kegiatan yang menverotakan pengalaman pribadi kepada
pendengar.
c. Teks yang mendeskripsikan keadaan di sekitar pembaca
merasakan apa yang dirasakan penulis.
d. Teks yang berisi tanggapan dengan hasil akhir berupa
simpulan yang menggunakan dua sisi baik itu menolak atau
mendukung.
2.

Ciri-ciri teks eksposisi meliputi


a. Pernyataan penulis, bersift informatf, mendeskripsikan suatu hal.
b. Pendapat penulis, ambigu, membahas satu sisi argumen.
c. Pendapat penulis, bersifat informatif, membahas satu sisi
argumen.
d. Pernyataan penulis, tidak factual, membahas dua sisi argumen.

3.

Teks eksposisi memiliki struktur teks berikut ini,


kecuali.
a. Argumentasi
b. Pernyataan awal penulis
c. Penegasan ulang pendapat
d. Komplikasi

4. Salah satu struktur teks eksposisi adalah argumentasi. Berikut yang


termasuk dalam karakterisitk argumentasi adalah, kecuali
a. Fakta
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

b. Opini
c. Logis
d. Ambigu
5. Perhatikan cotoh teks eksposisi di bawah ini!
Perkembangan batik saat ini sangat pesat. Tidak hanya pada
tingkat nasional saja, bahkan sudah menjelajah hingga internasional.
Artis Hollywood pun menggunakan kain tradisisional Indonesia,
beberapa diantaranya adalah Jessica Alba, Julia Roberts, dl.
Terks tersebut termasuk dalam struktur teks..
a.
b.
c.
d.

Pernyataan awal penulis.


Argumentasi.
Penegasan ulang pendapat.
Runtut.

5. Isi dari penegasan ulang dalam struktur teks eksposisi meliputi,


kecuali..
a. Pernyataan kembali kedudukan penulis.
b. Meringkas argumen utama.
c. Tidak terlalu memberikan banyak informasi baru.
d. Berisi fakta sebagai pendukung apa yang telah di tesiskan.
6. Sinta menyiram tanaman.
Tanda yang bercetak miring pada kalimat tersebut termasuk dalam
kelas kata
a. Kata sifat
b. Kata keterangan
c. Kata kerja
d. Kata keterangan
7. Pronominal (kata ganti), merupakan salah satu unsur kebahasaan
yang terdapat dalam teks ekposisi. Berikut yang merupakan kata
ganti adalah..
a. Mengajar
b. Pelajaran
c. Kita
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

d. Raras
8. Pengertian dari konjungsi adalah
a. Kata yang berfungsi mengubungkan dua kata atau dua
kalimat.
b. Gabungan dua kata atau lebih yang membentuk arti baru.
c. Golongan kata dalam satuan bahasa.
d. Kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda.
9. Contoh pengulangan yang mengalami perubahan yang benar adalah
a. Lama -lama
b. Berlari - lari
c. Seakan - akan
d. Lauk pauk
10. Berikut merupakan contoh frasa (kelompok kata), kecuali
a. Ayah ibu
b. Telur bebek
c. Mobil baru
d. Ibu yang sakit
B. Identifikasilah teks cerpen berikut berdasarkan struktur teks
eksposisi, dan unsur kebahasaannya!

Filosofi Tari Serimpi

Setiap tarian memiliki sejarah dan makna filosofis yang terkandung di


dalamnya. Munculnya gerakan dalam sebuah tari diadopsi dari kejadian di
sekitar masayarakatnya. Tari Serimpi merupakan salah satu tari tradisional
yang awalnya berkembang di keraton. Tarian ini termasuk tarian sacral.
Nama serimpi juga dikaitkan dengan empat unsur dalam kehidupan manusia
yang mewkili empat orang penari, yaitu grama (api), angin (udara), toys
(air), dan bumi (tanah).
Pada zaman pakubuwono IX, tari serimpi berubah nama menjadi tari
serimpi sangupati. Penggantian nama ini tidak lepas dari peristiwa yang
berkaitan dengan arogansi kolonialisme Belanda yang memaksa keraton
surakarta menyerahkan tanah di kawasan pesisir Pulau Jawa. Peristiwa
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

tersebut kemudian menghasilkan sebuah perundingan. Dalam perundingan,


pihak kolonial Belanda dijamu dengan tarian serimpi sangupati. Sejak itulah
tari serimpi sangapati berubah menjadi serimpi sangupati
Tari serimpi sangupati memiliki makna mendalam tentang nilai-nilai
luhur agar manusia mampu melawan dan mengendalikan hawa nafsunya
sendiri. Pesan dalam gerakan tari serimpi juga mengajarkan agar segala
tingkah laku manusia mengandung jalan kebaikan dan kesejahteraan.
Satu lagi kesenian tradisi yang lahir dari kehidupan keraton yang harus
dijaga. Makna filosofis yang terkandung didalamnya begitu kuat. Sejarah
yang melatarbelakangi tarian tersebut menjadi ciri dari tarian tersebut.

Tulislah hasil analisismu pada kolom di bawah ini!

Struktur Teks Eksposisi

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

Paragraf

7
0

Unsur Kebahasaan

Kata/Kalimat

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Peta Konsep
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Untuk memudahkanmu memahami materi pada bab ini, perhatikan peta


konsep berikut.

1. Membangun Konteks

2. Menentukan Topik
Karangan

Mengenal Teks
Eksposisi

3. Menyusun Kerangka
Karangan

4. Mengembangkan
Kerangka Karangan

5. Rangkuman

6. Uji Pemahaman

BAB II
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

MENYUSUN TEKS EKSPOSISI

6
9

Membahas mengenai budaya lokal atau budaya daerah sangatlah


menarik. Keunikan serta kekhasan suatu daerah menandakan bahwa kultur di
Inonesia sangatlah beragam.
Pada bab ini, kita akan belajar tentang menyusn teks eksposisi dengan
mengenalkan perkembangan ragam budaya Jawa saat ini.

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Membangun Konteks
Budaya Jawa merupakan salah satu budaya lokal Indonesia. Budaya
dengan pengguna terbesar di Indonesia itu muncul dari kalangan keraton
Surakarta dan Yogyakarta. Hingga saat ini, kedua kota tersebut menjadi
barometer perkembangan budaya Jawa.
Seiring dengan perkembangan zaman, budaya Jawa mengalami
perkembangan yang pesat. Banyak pelaku muda yang ikut serta sebagai
upaya pelestarian budaya tersebut. Darimana budaya itu muncul, bagaimana
perkembangannya saat ini, serta peran masyarakat dan pemerintah juga
diperlukan sebagai upaya pelestarian budaya Jawa.
Untuk mengetahui pemahaman kamu terhadap perkembangan budaya
lokal saat ini, jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa yang kamu ketahui tentang budaya Jawa?
2. Apa saja budaya Jawa yang kamu ketahui?
3. Budaya apa saja yang ada di daerahmu? Coba jelaskan!
4. Sejauh mana partisipasimu sebagai upaya pelestarian budaya Jawa?
5. Bagaimana pendapatmu mengenai budaya Jawa?

A. Menentukan Topik Karangan


Masih ingatkah kamu dengan warak ngendong dan dugderan? Ya,
tradisi yang dilaksanakan setiap tahun tersebut merupakan khas dari Kota
Semarang. Tidak hanya itu, beragam tradisi dan kebudayaan lainnya juga
muncul dan masih dipertahankan hingga sekarang. Lantas dari manakah
cikal bakal budaya tersebut? Simaklah teks di bawah ini dengan seksama!

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Mengamati
Teks 1

Kauman, Cikal Bakal Budaya Kota Semarang


Para pakar berpendapat bahwa Kauman merupakan cikal bakal budaya
khas Semarangan. Tradisi yang khas serta bangunan yang unik muncul dari
tempat tersebut. Tradisi Dugderan misalnya, berasal dari masyarakat santri
yang bermukim di Kauman.
Pada awalnya, Kauman dihuni oleh para santri Ki Ageng Pandan
Arang. Masjid Agung Kauman dan Musala Kanjengan yang menjadi ciri
khas kawasan permukiman di Jl Kauman ini sampai sekarang masih berdiri
dengan anggunnya.
Berdampingan dengan Musala Kanjengan, pewaris ayahnya, Ki Ageng
Pandan Arang II, pernah membangun dalem (pendopo). Menurut peta pada
tahun 1695, di sekitar dalem juga terdapat permukiman para abdi dalem.
Jadi, di pendopo inilah awal mula Kota Semarang berada.
Tak hanya itu. Embrio perkembangan arsitektur khas Semarangan
bermula di Kauman, kata Wijanarka dalam bukunya Semarang Tempo
Dulu, Teori Desain Kawasan Bersejarah (2007). Dosen Arsitektur di
Universitas Palangkaraya ini mengungkapkan, pada tahun 1995, di Kampung
Kauman terdapat 82 bangunan kuno berupa masjid dan rumah.
Bangunan yang berdiri juga khas dan unik. Hal tersebut terlihat dari
desain masjidnya yang mengadopsi model Masjid Agung Demak dengan
atap berbentuk limas bersusun tiga. Sementara itu, bangunan rumahnya
sebagian besar terbuat dari kayu. Jika dikelompokkan menurut style facade,
dari 8 tipe bangunan rumah tersebut, 6 tipe merupakan style facade rumah
tinggal khas Kauman Semarang.
Kauman tempo dulu sungguh elok. Tak jauh dari masjid tersebut
terhampar alun-alun sebagai tempat multifungsi. Bangunan dalem
(kanjengan) juga ikut menambah kekhasan Kauman.

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Kebudayaan Kota Semarang yang bersal dari Kauman menjadikan


Kota Semarang memiliki nilai seni yang tinggi. Hal tersebut terlihat dari
tradisi maupun arsitektur bangunan yang dimiliki, bahkan perkembangan
kebudayaannya pun semakin berkembang hingga saat ini.
www.semarangcityheritage.wordpress.com

Menanya
Apakah kamu sudah paham mengenai teks tersebut? Untuk
mengetahui kemampuanmu, jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa inti dari cerita tersebut?
2. Apa yang ingin disampaikan pengarang pada teks tersebut?
3. Apa saja ide pokok yang terdapat pada setiap paragraf dalam teks
Kauman, Cikal Bakal Budaya Kota Semarang?

Menalar
Sekarang, coba perhatikan tabel di bawah ini! Bandingkan
jawabanmu dengan penjelasan berikut, dan lengkapilah tabel yang masih
kosong!
Diskusikan temuan kalian mengenai ide pokok dari teks bacaan
Kauman, Cikal Bakal Kebudayaan Kota Semarang.
Paragraf

Ide Pokok

Para pakar berpendapat bahwa


Kauman merupakan cikal
Kauman merupakan cikal bakal bakal budaya khas Semarangan
budaya khas Semarangan. Tradisi
Dugderan misalnya, berasal dari
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

masyarakat santri yang bermukim di


Kauman,
sehingga
berpotensi
menarik minat wisatawan
Pada awalnya, Kauman dihuni
Kauman dihuni oleh para
oleh para santri Ki Ageng Pandan santri Ki Ageng Pandan Arang.
Arang. Di sekitarnya, terdapat
Masjid Agung Kauman dan Musala
Kanjengan yang menjadi ciri khas
kawasan permukiman di Jl Kauman
ini sampai sekarang masih berdiri
dengan anggunnya.

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Setelah kalian berdiskusi, coba urutkan temuan kalian mengenai ide


pokok dari teks bacaan tersebut!
1. Kauman merupakan cikal bakal kebudayaan Kota Semarang.
2. Kauman awalnya dihuni oleh santri Pandan Arang.
3. ......
4. ......
5. .........
6. ..
7. ..
Bandingkanlah temuan kalian pada penjelasan di bawah ini!
-

Kauman, cikal bakal budaya Kota Semarang.

Penghuni Kauman.

Terbentuknya Kota Semarang.

Perkembangan khas seni arsitektur Kota Semarang.

Bangunan yang khas dan unik.

Kauman tempo dulu.

Kebudayaan Kota Semarang berasal dari Kauman.

Ide pokok yang tertulis di atas, merupakan ide pokok yang sudah
dipersempit maknanya. Dari beberapa ide pokok yang ada, muncullah satu
topik karangan

Mencoba
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Setelah membandingkan temuan kalian, menurut pendapatmu apa


yang dimaksud dengan topik karangan? Serta tentukan pula topik karangan
dari teks bacaan Kauman, Cikal Bakal Kebudayaan Kota Semarang!
Tulislah jawaban kalian dibawah ini! Kemudian diskusikan dengan teman
sebangkumu mengenai temuan kalian!

Topik karangan adalah

Topik karangan pada teks bacaan Kauman, Cikal Bakal Kebudayaan


Kota Semarangadalah ..

..

Mengkomunikasikan
Setelah kalian menentukan topik karangan yang sudah kamu pilih,
coba kemukakan pendapatmu mengenai temuanmu di depan kelas! Jangan
lupa diskusikan secara bersama dengan guru kelasmu!

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

INFO
Topik karangan merupakan pokok pembicaraan yang menjadi inti
dari karangan tersebut. Biasanya sebuah topik bersifat umum dan belum
terurai secara rinci.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat menentukan topik
karangan adalah sebagai berikut,
1. Tulis semua ide yang muncul.
2. Persempit ide yang kamu temukan berupa ide pokok.
3. Tentukan topik dari kumpulan ide pokok.

B.

Membuat Kerangka Karangan

Tahukah kamu jika Kabupaten Semarang memiliki bergama budaya


Mengamati
yang perlu kita lestarikan? Berbagai kebudayaan dan kesenian yang dimiliki
mencerminakan betapa kayanya kultur yang dimiliki oleh masyarakat
setempat.

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Kita akan belajar mengenai bagaimana membuat kerangka karangan


teks eksposisi melalui teks bacaan Taman Budaya diperlukan di Kabupaten
Semarang. Bacalah teks berikut dengan seksama!
Teks 2
Taman Budaya Diperlukan di Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan
objek wisata baik wisata alamnya, wisata budaya, peninggalan sejarah,
maupun sejarah teknologinya. Oleh karena itu diperlukan wadah untuk
menyalurkan aktifitas kebudayaan tersebut yang diwujudkan berupa Taman
Kebudayaan.
Melihat letaknya, Kabupaten Semarang berada pada posisi yang
menguntungkan, yaitu sebagai penyangga Ibu Kota Jawa Tengah dan mampu
memposisikan daerah ini sejajar lebih tinggi dari daerah tujuan wisata lain di
Jawa Tengah. Aksebilitas jalur akses lintas ekonomi menuju semua objek
wisata, menjadikan paket perjalanan wisata dapat mencapai banyak objek
wisata dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu wilayah ini semakin hari
semakin banyak perhatian pengunjung, sehingga kunjungan wisatawan
domestik maupun mancanegara terus meningkat.
Kebudayaan dan kesenian Kabupaten Semarang memiliki beberapa
peninggalan yang wajib dijaga kelestariannya. Dari segi kebudayaan, Jawa
Tengah memiliki warisan kesenian yang cukup beragam. Tidak hanya dari
segi kebudayaan seni tari tradisional saja melainkan terdapat seni tari
tradisional, melainkan seni pertunjukan rakyat, seni wayang, seni theater,
seni musik tradisional, seni musik religi, dll. Kabupaten Semarang terdapat
sekitar 560 kelompok kesenian yang tersebar di hampir semua kecamatan.
Kelompok-kelompok tersebut perlu diberikan fasilitas khusus agar dapat
menampilkan karya mereka secara rutin dan terjadwal.
Kabupaten Semarang merupakan lokasi yang tepat untuk mendirikan
Taman Budaya sebagai pusat kebudayaan dan kesenian serta kerajinan
masyarakat, sehingga diharapkan Taman Budaya mampu mewadahi
aktifitas para seniman dan msayarakat dalam mengapresiasi kreatifitas seni
dan budaya lokal setempat.

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Oleh : Sioca Diwi Sidikara

Menanya
Setelah membaca teks tersebut, menurut pendapatmu hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan dalam membuat kerangka karangan? Cermati teks
eksposisi tersebut dan temukan struktur teks eksposisi yang terdapat dalam
bacaan Taman Budaya Diperlukan di Kabupaten Semarang!

Menalar
Untuk membuat kerangka karangan teks eksposisi, tentukan struktur
teks eksposisi terlebih dahulu. Isilah kolom berikut sesuai dengan jenis
kolom yang tersedia sesuai dengan teks bacaan Taman Budaya Diperlukan
di Kabupaten Semarang.
Struktur Teks
Eksposisi

Paragraf

Kalimat Utama

Tesis
Argumentasi
Penegasan Ulang
Apa saja temuanmu dalam teks bacaan tersebut? Setelah kamu belajar
untuk dapat menemukan struktur dan kalimat utama dalam setiap paragraf
teks eksposisi, maka coba diskusikan kembali dengan teman sebangkumu
mengenai temuanmu!

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Analisislah temuanmu dengan penjelasan dibawah ini!


Kabupaten semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan
objek wisata baik wisata alamnya, wisata budaya, peninggalan sejarah
maupun sejarah teknologinya. Oleh karena itu diperlukan wadah untuk
menyalurkan aktifitas kebudayaan tersebut yang diwujudkan berupa
Taman Kebudayaan.
-

Paragraf pertama dalam teks tersebut merupakan bagian tesis

dalam struktur teks eksposisi.


Kalimat utama dari paragraf tersebut adalah diperlukan wadah
untuk

menyalurkan

aktifitas

kebudayaan

tersebutt

yang

diwujudkan berupa Taman Kebudayaan.


Ide pokok dalam kalimat utama tersebut adalah perlunya sarana
aktifitas kebudayaan berupa Taman Budaya.

. Kalimat utama dalam sebuah paragraf terletak pada tiga tempat,


yaitu deduktif (kalimat utama terletak pada awal paragraf), induktif (kalimat
utama terletak pada akhir paragraf), dan campuran (kalimat utama terletak
pada awal dan akhir paragraf). Dalam paragraf tersebut, kalimat utama
terletak di akhir paragraf atau induktif.

Mencoba
Setelah
kamu menalar mengenai hasil temuanmu, kerjakanlah soal
dibawah ini dan diskusikan dengan gurumu apabila kurang paham!
Struktur Teks
Eksposisi

Paragraf

Kalimat Utama

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

Ide Pokok

7
0

Tesis

Argumen

Penegasan
Ulang
Apakah analisismu memiliki persamaan dengan hasil kerja teman
sebangkumu? Coba diskusikan mengenai temuanmu yang sudah dilakukan
sebelumnya!
Setelah kamu mengerjakan beberapa latihan di atas, bagaimana cara
membuat kerangka karangan teks eksposisi? Diskusikan kembali dengan
teman sebangkumu!

Mengkomunikasikan
Setelah

kalian

mengerjakan

tugas

tersebut,

coba

kemukakan

pendapatmu mengenai struktur teks eksposisi, kalimat utama, dan ide pokok
yang terdapat dalam teks Taman Budaya Diperlukan di Kabupaten
Semarang serta simpulanmu mengenai bagaimana cara membuat kerangka
karangan?
Lakukan diskusi ini dengan bimbingan gurumu, dan berilah
kesempatan kepada temanmu untuk mengomentari atau memberikan
masukan terhadap temuanmu!

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

INFO

Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garisgaris besar sebuah karangan yang disusun secara sistematis dan logis.
Sebelum menulis kerangka karangan hendaknya siswa menentukan
topik terlebih dahulu dan mencari sumber data yang dapat diperoleh baik
melalui media cetak, media online, buku, surat kabar, dsb. Hal tersebut
dilakukan agar siswa semakin paham akan materi yang akan disusun.
Pentingnya membuat kerangka karangan adalah agar siswa dapat
terfokus pada satu ide/pemikiran sehingga tidak melenceng, dan dapat
mengetahui miniatur dari sebuah karangan yang akan dibuat.
Langkah-langkah menyusun kerangka karangan adalah sebagai berikut
1. Mencatat semua ide pokok yang muncul.
2. Menyusun ide pokok yang ditulis sesuai dengan struktur teks
eksposisi.
3. Mencatat semua data yang diperoleh berdasrkan topik yang telah
dipilih.
4. Menyeleksi ulang ide pokok yang sudah ditulis. Apakah sudah
relevan gagasan yang ada atau belum?

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

C. Mengembangkan

Kerangka

Karangan
Mengamati
Potensi
lokal ternyata bisa diakui oleh dunia. Beberapa waktu lalu Kota
Solo dinobatkan sebagai kota kreatif dunia oleh UNESCO. Iklim bernuansa
kultur budaya sangat terasa di kota tersebut, lantas apa saja keunikan kota
batik sehingga memperoleh gelar kota kreatif dunia?
Pada pembahasan berikut ini, kita akan belajar mengenai bagaimana
cara mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah paragraf yang utuh
melalui teks bacaan Solo Diresmikan Menjadi Kota Kreatif Dunia.
Teks 3

Solo Diresmikan Menjadi Kota Kreatif Dunia


Potensi lokal tidak hanya berkembang di daerah saja, melainkan dapat
bergengsi di kancah internasional. Terbukti, Kota Solo sekarang menjadi
Kota Kreatif di dunia dengan keanekaragaman kultur yang ada pada daerah
tersebut. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
telah menetapkan Kota Surakarta sebagai kota kreatif di Indonesia. Hasil
keputusan ini kemudian diusulkan ke UNESCO dan masuk dalam jaringan
kota kreatif dunia..
Kota Surakarta atau yang juga dikenal sebagai Kota Solo, mempunyai
banyak sekali bangunan maupun budaya bersejarah. Batik, termasuk salah
kain tradisional masyaraat Kota Solo yang pada awalnya merupakan bagian
dari Kerajaan Mataram di masa lalu hingga akhirnya terpecah menjadi dua
kesultanan yaitu Pakubuwono dan Mangkunegaran. Pengaruh adanya dua
keraton di Kota Solo membuat kota tersebut selalu penuh dengan nuansa
budaya yang dibangun oleh keluarga keraton. Bertahun-tahun setelah
kemerdekaan, Solo tetap menjadi salah satu barometer budaya masyarakat
Jawa.
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Berbagai festival kelas dunia pun banyak digelar. Seperti Solo


International Performing Arts (SIPA), Solo International Ethnic Music
(SIEM), dan yang paling terkenal adalah Solo Batik Carnival (SBC) yang
digelar sejak tahun 2008 lalu. Awalnya SBC belajar dari pengalaman
penyelenggaraan Jember Fashion Carnival (yang bahkan sudah lebih dulu
mendunia), namun ternyata SBC-lah yang terpilih mewakili Indonesia dalam
parade internasional, dan menjadi pemenang Piala Presiden dalam Parade
Bunga Mawar ke-124 di Pasadena, California.
Masih banyak lagi gebrakan bernuansa budaya di kota ini yang akhirnya
menumbuhkan iklim kreatif masyarakatnya, dan diapresiasi serta ditiru oleh
kota lain. Seperti pelaksanaan Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi (kala
itu kota-kota lain baru berani mencanangkan CFD setiap hari Minggu
sebulan sekali atau dua bulan sekali) yang diisi dengan berbagai kegiatan
seni selain olah raga bersama para warga. Juga memulai adanya Car Free
Night di malam pergantian tahun dari 2011 ke 2012. Akhirnya acara ini
diadopsi pula oleh kota-kota lain pada malam pergantian tahun 2012 ke
2013, seperti Jakarta, Denpasar, Bandung, Jogja, Makassar, dan kota-kota
lainnya.
Kota Surakarta telah mengawali pengembangan kotanya menjadi sangat
atraktif. Tidak hanya dimotori oleh pemerintah, tetapi juga komunitasnya,
seperti Mataya Heritage, Red Batik Solo, Blusukan Solo (yang suka
menyelenggarakan acara jalan-jalan menyusuri Kota Solo dengan berjalan
kaki), Kelompok Sepeda Onthel (yang sebenarnya juga banyak dimiliki oleh
kota-kota lainnya seperti Surabaya, Jakarta, Bandung dan Jogja), Republik
Aeng-Aeng, dan komunitas lainnya. Pemerintah mampu menyediakan
infrastruktur yang memadai untuk tumbuhnya unsur kreatif bagi warganya
dan komunitas yang mengusung nilai egaliter di Solo, sangat erat
berhubungan untuk bersama-sama membangun kotanya menjadi atraktif dan
menarik.
Demi keberlangsungan budaya tradisonal setempat pemerintah juga
turut andil untuk dapat menularkan ilmu budaya kepada generasi-generasi
berikutnya melalui pendidikan. Beberapa diantaranya adalah adanya Sekolah
Menengah Kesenian Indonesia (SMKI), Sekolah Tinggi Seni Indonesia,
SMK Batik, dan juga perguruan tinggi yang mempunyai jurusan yang
merupakan salah satu unsur subsektor dalam ekonomi kreatif, seperti
arsitektur dan desain. Kerjasama antar berbagai pihak inilah yang
membentuk masyarakatnya mengapresiasi segala bentuk kegiatan atau
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

kreativitas baru yang ditawarkan, sehingga kota menjadi tumbuh dan


berkembang secara terus menerus.
Terciptanya kota kreatif dengan unsur budaya merupakan perpaduan
yang apik yang dicetuskan oleh Kota Solo. Kerjasama antara berbagai pihak
baik itu dari masyarakat, pelaku seni hingga pemerintah menjadikan budaya
lokal semakin eksis. Upaya pelestarianpun muncul melalui pendidikan
dengan berbagai jurusan yang berhubungan dengan budaya setempat, hal
tersebut dilakukan demi keberlangsungan budaya lokal hingga generasi
penerusnya
Egoindustries.com
Rahmawati, 2013

Menanya

Setalah kamu membaca teks tersebut. Kerjakanlah soal dibawah ini!


1. Apa pendapatmu mengenai teks bacaan di atas?
2. Banggakah kalian terhadap perkembangan budaya Jawa saat ini?
3. Bagian mana sajakah yang termasuk dalam struktur teks eksposisi?
4. Apa saja kalimat pokok dalam setiap paragraf yang terdapat pada teks
bacaan tersebut?
5. Apa yang kamu ketahui mengenai kalimat utama dan kalimat
penjelas?

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Menalar

Teks bacaan Solo diresmikan Menjadi Kota Kreatif Dunia merupakan


teks eksposisi yang terbentuk dari beberapa paragraf yang utuh, dan satu
paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Analisislah penjelasan berikut ini!

Potensi lokal tidak hanya berkembang di daerah saja, melainkan


dapat bergengsi di kancah internasional. Terbukti, Kota Solo sekarang
menjadi Kota Kreatif di dunia dengan keanekaragaman kultur yang ada pada
daerah tersebut. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) telah menetapkan Kota Surakarta sebagai kota kreatif di
Indonesia. Hasil keputusan ini kemudian diusulkan ke UNESCO dan masuk
dalam jaringan kota kreatif dunia.
Pada paragraf diatas terdapat beberapa kalimat yang terbangun
didalamnya. Setiap paragraf memiliki satu kalimat utama. Kalimat yang
berwarna hitam merupakan kalimat utama dalam paragraf yang berbunyi
potensi lokal tidak hanya berkembang di daerah saja, melainkan dapat
bergengsi di kancah Internasional. Sementara ide pokok dalam kalimat
tersebut adalah potensi lokal dapat bergengsi di tingkat Internasional dan
tiga kalimat lainnya merupakan kalimat penjelas dari kalimat utama.
Paragraf di atas termasuk ke dalam struktur tesis. Pernyataan awal dari
seorang penulis tertulis pada kalimat pertama.

Mencoba

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Berikut terdapat kerangka karangan, coba kembangkan kerangka


karangan tersebut menjadi beberapa paragraf sehingga menjadi sebuah
karangan yang utuh berdasarkan kegiatanmu sebelumnya.
Kembangkan kerangka karangan sesuai dengan penjelasan di atas. Buat
kalimat utama dan tambahkan kalimat penjelas dibelakangnya.
Struktur Teks
Eksposisi

Ide Pokok

Tesis

Wisata budaya di Kabupaten Semarang memberikan


dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Argumentasi

Data dari Disporabudpar, jumlah wisatawan semakin


meningkat.

Penegasan ulang

Potensi wisata Kabupaten Semarang berdampak pada


bidang pariwisata dan ekonomi setempat.

Tulislah hasil pengembanganmu pada kolom di bawah ini!


Struktur Teks
Eksposisi

Paragraf

Tesis

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Argumentasi

Penegasan ulang

Setelah kamu mengembangkan kerangka karangan di atas, lantas


bagimana caranya mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah
karangan yang utuh menurut pendapatmu?

..

..

Mengkomunikasikan

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Bagaimana latihanmu? Apakah sudah dapat mengembangkan kerangka


karangan dengan baik?
Presentasikan hasil kerja kamu mengenai karangan yang sudah kamu
buat serta simpulanmu mengenai bagaimana cara mengembangkan kerangka
karangan menjadi sebuah karangan yang utuh di depan kelas dengan
bimbingan dari guru! Setalah itu, buatlah simpulan mengenai sub bab ini!

INFO

Pengembangan kerangka karangan menjadi sebuah karangan yang


utuh dapat dilakukan dengan cara :
1. Membuat kalimat pengantar. Kalimat pengantar ditulis dengan
menyertakan pernyataan tesis, serta ringkasan kalimat topik untuk
setiap paragraf dalam pokok utama.
2. Membuat paragraf untuk mendukung pernyataan tesis berupa
argumentasi. Argumentasi dapat berupa fakta-fakta, data, grafik, dsb.
3. Membuat paragraf penutup. Pada simpulan akhir, berisi penyajian
kembali tesis yang telah dituliskan, dan secara umum memberikan
hasil akhir yang efektif tanpa memberikan banyak informasi baru.

Apabila dilihat dari segi tata letak paragraf dibagi menjadi tiga hal,
yaitu :
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

1. Kalimat utama berada di awal paragraf.


Kalimat utama ditulis di awal paragraf., kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas. Paragraf ini disebut paragraf deduktif.
2. Kalimat utama berada di akhir paragraf.
Kalimat-kalimat penjelas berada di awal paragraf, sementara kalimat
utama berada di akhir paragraf. Paragraf ini disebut paragraf induktif.
3. Kalimat utama berada di awal dan di akhir paragraf.
Kalimat utama berada di awal paragraf, diikuti dengan kalimat
penjelas dan dia khiri dengan kalimat utama. Paragraf seperti ini
dinamakan paragraf campuran. Penulisan kalimat utama pada kedua
bagian tidaklah harus sama persis, kalimat yang digunakan boleh
berbeda hanya ide pokoknya tetap sama.

Rangkuman

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Menyusun teks eksposisi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :


1. Menentukan topik.
Topik krangan merupakan pokok pembicaraan yang menjadi
inti dari karangan tersebut. Biasanya sebuah topik bersifat umum dan
belum terurai.
2. Mengembangkan kerangka karangan.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar sebuah karangan yang disusun secara sistematis dan
logis.
Setelah

menentukn

topik,

langkah

selanjutnya

adalah

mengembangkan kerangka karangan. Langkah-langkah menyusun


kerangka karangan adalah sebagai berikut :
a. Mencatat semua ide pokok yang muncul.
b. Menyusun ide pokok yang ditulis sesuai dengan struktur teks
eksposisi.
c. Mencatat semua data yang diperoleh berdasrkan topik yang telah
dipilih.
d. Menyeleksi ulang ide pokok yang sudah ditulis. Apakah sudah
relevan gagasan yang ada atau belum?

3. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan yang


utuh.
Pengembangan kerangka karangan menjadi sebuah karangan
yang utuh, dilakukan dengan cara

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

a. Menulis kalimat pengantar. Kalimat pengantar ditulis dengan


menyertakan pernyataan tesis, serta ringkasan kalimat topik
untuk setiap paragraf dalam pokok utama
b. Menulis paragraf untuk masing-masing kalimat topik.
Pengembangan
c. Tulis paragraf penutup. Pada simpulan akhir, berisi penyajian
kembali tesis yang telah ditulis, penulisan kembali setiap
argumen

yang

mendukung

tesis,

memberikan hasil akhir yang efektif

Kolom Budayaku

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

dan

secara

umum

7
0

Tahukah Kamu Tentang Filosofi Batik dan Makna yang Terkandung


Didalamnya?

1. Motif ceplok
Batik motif ceplok terinspirasi
oleh bentuk buah kawung (buah
atap atau buah aren) yang dibelah
empat. Keempat bagian buah
bersama
intinya
itu
melambangkan
empat
arah
(penjuru) utama dalam agama Budha. Bentuk pola
ceplok yang sangat kuno adalah kawung.
2. Motif Gurda
Gurda berasal dari kata garuda
yang merupakan burung besar
dan
gagah.
Kepercayaan
masyarakat Jawa di masa lalu,
memandang
Garuda
sebagai
kendaraan Batara Wisnu yang
dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda menjadi
tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai
lambang
matahari.
Disamping
sebagai
simbol
kehidupan,
Garuda,
juga
merupakan
simbol
kejantanan.

3. Motif Sawat
Sawat berarti melempar. Pada
zaman dulu, orang Jawa percaya
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

dengan
para
dewa
sebagai
kekuatan
yang
mengendalikan alam semesta. Salah satu dewa
tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini mempunyai
senjata yang tersebut wajra atau bajra, yang berarti
pula
thathit
(kilat).
Senjata
pusaka
tersebut
digunabgan dengan cara melemparkannya.
4. Motif Truntum
Motif batik truntum diciptakan
oleh Kanjeng Ratu Kencana
(permaisuri Sunan Paku Buwana
lll), bermakna cinta yang tumbuh
kembali.
Beliau
menciptakan
motif ini sebagai symbol cinta
yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama
terasa semakin subur berkembang (tumaruntum). Kain
matif truntum biasanya dipakai oleh orang tua
pengantin pada hari pernikahan.
5. Motif Udan Liris
Motif
ini
mengandundung
maknaketabahan
dan
harus
tahan menjalani hidup prihatin
biarpun dilanda hujan dan
panas. Orang yang berumah
tangga, apalagi pengantin baru,
harus berani dan mau hidup
prihatin ketika banyak halangandan cobaan. Ibaratnya
tertimpa hujan dan panas, tidak boleh mudah
mengeluh. Segala halangan dan rintangan itu harus
bias dihadapi dan diselesaikan bersama-sama.

6. Motif Meru
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini


dianggap sebagai tempat tinggal singgasana bagi Tri
Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma,
Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini dilambangkan sebagai
sumber kebahagiaan hidup di dunia. Oleh karena iyu,
meru digunakan sebagai motif batik agar si pemakai
selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.
7. Motif Tambal
Ada kepercayaan bahwa
bila
orang
sakit
menggunakan
kain
ini
sebagai selimut, maka ia
akan cepat sembuh. Tambal
artinya
menambah
semangat baru. Dengan semangat baru itu diharapkan
hrapan baru akan muncul sehingga kesembuhan
mudah didapat.
8. Motif Parang Kusuma
Motif ini bermakna hidup
harus
dilandasi
dengan
perjuangan untuk mencari
kehahagiaan lahir dan batin,
ibarat
keharuman
bunga
(kusuma). Contohnya, bagi
orang Jawa, yang paling
utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman
(kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan normanorma yang berlaku dan sopan santun agar dapat
terhindar dari bencana lahir dan batin. Mereka harus
mematuhi aturan hidup bermasyarakat dan taat
kepada perintah Tuhan.

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

9. Motif Parang Rusak Barong


Motif batik parang rusak
barong ini berasal dari kata
batu karang dan barong
(singa).
Parang
barong
merupakan
parang
yang
paling besar dan agung, dan
karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya boleh
digunakan untuk raja, terutama dikenakan pada saat
ritual keagamaan dan meditasi.
10.

Motif Slobog

Slobog bisa juga berarti lobok


atau longgar. Kain ini biasa
dipakai untuk melayat, dengan
tujuan agar yang meninggal
tidak
mengalami
kesulitan
menghadap Yang Maha Kuasa.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh
prinsip-prinsip keagamaan bahwa setelah kematian ada
kehidupan lain yang harus dipertanggungjawabkan,
yaitu menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
www.modelbajubatikid.com

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Uji Pemahaman dan Keterampilan Siswa

C. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberikan tanda


silang!
Bacalah kutipan teks eksposisi berikut ini dengan seksama, kemudian
kerjakan soal no 1,2, dan 3!

Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, memiliki 14 desa wisata yang


berpotensi untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Kepala
Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Yossi
BS mengatakan, desa wisata itu antara lain Kopeng, Sidomukti, dan Tegalan,
yang menjadi desa wisata percontohan bagi desa-desa yang lain.

1. Penggalan teks eksposisi tersebut termasuk ke dalam struktur teks


eksposisi?
a. Simpulan
b. Tesis
c. Argumentasi
d. Penegasan ulang
2. Ide pokok dalam paragraf tersebut tercantum pada kalimat.
a. Kepala Objek wisata adalah Yossi BS.
b. Desa wisata percontohan adalah Kopeang, Sidomukti, dan Tegalan.
c. Perkembangan desa tersebut dapat ditiru oleh desa-desa lain.
d. Kabupaten Semarang memiliki 14 desa wisata yang berpotensi
sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakatsetempat.
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

3. Paragraf tersebut termasuk ke dalam macam paragraf..


a. Campuran.
b. Deduktif.
c. Induktif.
d. Pengembangan.

4. Berikut merupakan langkah-langkah penyusunan kerangka karangan,


kecuali
a. Mencatat semua ide pokok yang muncul.
b. Menyusun ide pokok yang ditulis sesuai dengan struktur teks
eksposisi.
c. Mencatat semua data yang diperoleh berdasrkan topik yang telah
dipilih.
d. Menyuntng kerangka karangan.

5. Kalimat utama terletak di akhir paragraf dinamakan.


a. Deduktif
b. Induktif
c. Campuran
d. Ganda
Bacalah dengan seksama paragraf dibawah ini!
(1)Situs Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang, sudah selayaknya memiliki fasilitas
tambahan berupa literatur sejarah tentang situs candi ini. (2)Hal ini dilakukan
agar para pengunjung tak sekadar menikmati eksotisme alam pegunungan
dan keindahan bangunan candi, namun juga mendapatkan berbagai edukasi
tentang sejarah situs ini. (3) Adanya tambahan fasilitas ini, pengunjung
diharapkan dapat mengerti sejarah Candi Gedongsongo. (4) Oleh karena itu
Candi Gedong songo bisa menjadi alternative wisata edukasi yang
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
www.republika.co.id
BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

6. Kalimat utama paragraf di atas terletak pada nomor.


a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)

7. Apa yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam teks tersebut?


a. Candi Gedong Songo merupakan candi yang terletak di Desa Candi,
Kabupaten Semarang.
b. Eksositme alam pegununga menjadikan candi Gedong Songo ramai
dipadati pengunjung.
c. Candi Gedong Songo bisa dijadikan alternative rekreasi edukasi di
Kabupaten Semarnag.
d. Penambahan fasilitas sedang gencar dilakukan oleh pemerintah
setempat guna memenui fasilitas di Candi Gedong Songo.
8. Untuk mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan
yang utuh langkah pertama yang dapat dilakukan adalah .
a. Mengkoreksi bahasa yang digunakan.
b. Menyusn kerangka karangan.
c. Menentukan letak kalimat utama.
d. Menulis kalimat pengantar berupa pernyataan awal.
9. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengembangan kerangka
karangan, kecuali.
a. Memilih dan menyusun tek eksposisi.
b. Menulis kalimat pengantar awal.
c. Mengembangkan paragraf yang berisi fakta pendukung apa yang
telah di tesiskan.
d. Menulis paragraf penutup, berupa simpulan dari apa yang telah
dijelaskan.
10. Disebut apakah kalimat yang menjelaskan kalimat utama?
a. Kalimat sindiran
b. Kalimat penjelas.
c. Kalimat utama.
d. Kalimat Tanya.
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

D. Di bawah ini terdapat beberapa topik, coba perhatikan!


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Adat lokal.
Berlibur di wisata budaya.
Indahnya seni budaya Jawa.
Kuliner khas Semarang.
Rumah adat jawa.
Musik tradisional.

Pilih salah satu topik tersebut, buatlah kerangka karangan, kemudian


kembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan yang utuh! Jangan
lupa beri judul karangan apabila sudah selesai!

Selamat Mengerjakan !!!

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Refleksi

Setelah kamu mempelajari buku ini secara keseluruhan, mulai dari


pengertian, struktur, unsur kebahasaan, menentukan topik, membuat
kerangka karangan, hingga mengembagkan kerangka karangan teks
eksposisi. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur!

1. Apakah kamu merasa senang dengan pembelajaran menyusun teks


eksposisi?

..
2. Apakah kamu sudah paham mengenai materi menyusun teks
eksposisi?

..
3. Bagian mana yang kamu rasa belum dapat dikuasai? Jelaskan!

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

4. Setelah kamu menemukan kesulitan yang dialami. Bagaiaman caramu


untuk mengatasi permasalahan tersebut?

5. Sebagai seorang remaja, apakah kamu bangga terhadap budaya Jawa?


Apa alsanmu?

..

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.

Anderson, Mark dan Kathy Anderson. 1997. Text Type in English 2.


Australia: Macmillan.

Dikara, Ken Sioca. 2013. Taman Budaya di Kabupaten Semarang dengan


Penekanan Desai Arsitektur Neo Vernacular. Semarang:Universitas
Diponegoro.

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VII.


Jakarta: Kemendikbud.

Nursetyawatie, Yulia. 2011. Khazanah Keunikan Bumi Jawa. Solo:Tiga Serangkai


Pustaka Mandiri.

Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan


Pengembangannya. Bandung:Angkasa

Menulis

Paragrafdan

Tim Penyusun. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT
Balai Pustaka.
BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

Wagiran dan Moch Doyin. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Jakarta:Universitas Negeri Semarang Press.

Sumber Lain

www.suaramerdeka.com
www.republika.com
https:evrinasp.wordpress.com
www.semarangcityheritage.wordpress.com
www.mengenalbudayajawa.blogspot.com
www.modelbajubatikid.com

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

7
0

Biodata Penulis

Nama : Wulandima Khoirunisa


TTL : Kab.Semarang, 1 November 1991
Email : upromawi@gmail.com

Penulis lahir di Ungaran, Kabupaten Semarang 23 tahun silam.


Pendidikan awal penulis berada di SDN Ungaran I, III, dan VI lulus tahun
2004, kemudian berlanjut di Mts.Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta
lulus tahun 2007, selanjutnya penulis melanjutkan studinya di SMAN 2
Ungaran lulus tahun 2010, hingga akhirnya menuju ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu di Universitas Negeri Semarang jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia hingga sekarang.
Putri dari Drs.Muslih dan Suparti, SH itu merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Beberapa kegemaran yang sering dilakukan penulis
adalah

wisata kuliner, jalan-jalan, dan mendengarkan musik. Motto

hidupnya adalah be your self, jadilah apa adanya dirimu dengan begitu
kamu akan mengetahui betapa hebatnya dirimu.

BAB 2 Menyusun Teks Eksposisi

6
9

BAB 1 Mengenal Teks Eksposisi

You might also like