Professional Documents
Culture Documents
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paruparu yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus)
yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini
terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis
anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus
interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga
perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru,
berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung
udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.
1) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan
oksigen cadangan.
2) Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas
badan secara berlebihan.
3) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4) Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
MAMALIA
Sistem Pernapasan Pada Katak
Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami
metamorfosis saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak muda
berupa berudu, hidup di air seperti ikan. Pada saat itu berudu bernafas dengan
insang. Mula-mula berupa insang luar, dan setelah kira-kira berumur kurang
lebih 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Selanjutnya insang
dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru sedangkan insang luarnya
berkembang menjadi bagian dari kulit. Pada jenis salamander, misalnya
salamander cacing, insang tersebut tetap ada hingga hewan tersebut dewasa.
Pada fase brudu, jantungnya pun mirip ikan, yaitu terdiri atas 2 ruang, yaitu satu
serambi dan satu bilik. System peredaran darahnya. Merupakan system
peredaran darah tunggal. Setelah menjadi katak jantungnya terdiri atas 3
paru-paru masuk kerongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah dan
geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil, sedangkan
tekanannya meningkat. Sementara itu celah pangkal tenggorok atau glotis
tertutup, sehingga udara akan keluar melalui koane.
Sistem Pernapasan Pada Ikan
Ikan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang hidup dalam air. Hewan
yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bernafas dengan
insang ada yang insangnya dilengkapi tutup, misalnya ikan bertulang sejati
{osteichthyes}, dan ada pula insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada
ikan bertulang rawan {chondrichthyes} disamping itu, adapula kelompok ikan
paru-paru, yang bernafas dengan gelembung udara atau pulmosis.
a. Pernapasan pada ikan bertulang sejati
Insang ikan emas terdiri atas lengkung insang, rigi-rigi, dan lembar insang.
Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung
insang ini tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang.
Lembaran insang tersusun atas lembaran lunak, berbentuk sisir, dan berwarna
merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah yang merupakan
cabang dari arteri. Pada lembaran insang inilah pertukaran karbondioksida dan
oksigen berlangsung.
Umumnya jumlah insang pada tiap-tiap sisi adalah 5-7 baris. Insang tersebut
membentuk baris-baris yang saling berhubungan pada lengkung insangnya.
Diantara baris insang dipisahkan oleh celah insang.
Insang insang ikan emas tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh
tutup insang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap
yakni fase Inspirasi dan Ekspirasi.
1.Fase Inspirasi atau pengambilan udara/ pemasukan udara dari air kedalam
insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Celah mulut tetap tertutup.
Bila tutup insang bergerak kesamping dan selaput tutup insang tetap menempel
pada tubuh maka rongga mulut bertambah besar, tekanan udaranya berkurang,
atau lebih menjadi kecil dari tekanan udara luar. Bila celah mulut membuka
maka air atau udara akan masuk kerongga mulut.
2.Fase ekspirasi atau pengeluaran karbondioksida dan gas-gas lain dari insang ke
air. Setelah air masuk kedalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang
bergerak mendekati sumbu tubuh atau kembali keposisi semula, selaput insang
membuka sehingga air keluar melalui celahtersebut. Pada saat air keluar
bersentuhan dengan lembaran insang saat itulah oksigen berdifusi kedalam
kapiler darah, sedangkan karbondioksida berdifusi dari darah kedalam air. Jadi,
pertukaran karbondioksida dan oksigen terjadi pada fase ekspirasi.
b.Pernapasan Pada Ikan Bertulang Rawan
Contoh ikan bertulang rawan antara lain: hiu, ikan ini insangnya tidak
mempunyai tutup insang, sehingga mekanisme pernapasannya berbeda dengan
ikan bertulang sejati.
Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut disebabkan oleh perubahan
tekanan pada rongga mulut, yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga
mulut. Perubahan volume ini terjadi karena gerakan naik turun dari otot dasar
mulut. Bila dasar mulut bergerak kebawah, volume gerak mulut bertambah,
tekanannya lebih kecil dari tekanan air disekitarnya maka air mengalir kerongga
mulut melalui celah mulut, sehingga terjadilah inspirasi {pengambilan}udara
dari lingkungannya kerongga mulut. Bila dasar mulut bergerak keatas volume
rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air
mengalir keluar melalui celah insang. Dengan demikian, terjadilah ekspirasi
{pengeluaran}karbondioksida. Pada saat inilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida.
b. Pernapasan Pada Ikan Paru-paru {Dipnoi}
Ikan paru-paru mempunyai pernapasan yang menyerupai amphibi. Disamping
insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara, yang
dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini
dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan
oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya
udara dari mulut kegelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan
terjadinya difusi darah atau kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup dirawa-rawa dan disungai. Bila airnya kering dan insangnya
tidak berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernafas
menggunakan gelembung udaranya. Berdasarkan pernyataan ini maka dapat
disimpulkan bahwa ikan paru-paru merupakan makhluk peralihan dari ikan ke
amphibian.
Kita mengenal 3 jenis ikan paru-paru, yaitu: ikan paru-paru quesland {australia},
ikan paru-paru afrika, dan amerika selatan.
Kaum Reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya, bunglon, dsb.) bernapas menggunakan paru-paru.
Ada beberapa reptil yang mengambil oksigen melalui lapisan kulit di sekitar kloaka.
Paru-paru reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptil terdiri dari lipatan-lipatan dinding untuk memperbesar permukaan pertukaran
gas. Beberapa reptil yang bisa terbang bahkan memiliki pundi-pundi hawa, sama seperti
burung.
meliputi larynx (lekum), untuk mencegah masuknya cairan atau benda ke dalam trachea
( jalan nafas). Bagian dari larynx terdiri dari epiglottis (kelep lekum), berupa struktur lawan
yang terulur dari bagian medio dorsal larynx sebelah anterior. Cartilago thyroidae, lawan
larynx yang besar dan bentuknya menyerupai suatu perisai yang berbentuk U. Cartilago
crycoidae, letaknya di sebelah poeterior dari cartilago thyroidae dan cartilago crythaenoidae,
sepasang rawan-rawan yang agak memanjang. Trachea, tersusun oleh cincin-cincin rawan
sebagai lanjutan dari larynx dan pulmo ( paru-paru), merupakan tempat berkumpulnya
bronchiolus dan alveoli (Prawirohartono, 1993).
Sistem pernafasan marmut terdiri dari trchea, bronchus, bronchioli dan paru-paru. Trachea
disokong oleh cincin-cincin rawan ang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan
nafas, pangkal dari trachea berupa rongga yangdisebut larink, cabang dari trachea adalah
brobchioli. Paru-paru terdiri atas beberapa lobi terdapat dalam rongga pleural, selaput yang
membungkusnya yang disebut pleura (Djuhanda, 1982).