Professional Documents
Culture Documents
Diterbitkan bersama :
Yayasan Meukuta Alam
Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia " M E L A T I '
Yayasan INSANI
BIBLIOTHEEK KIT .V
0303 0663
^oQ\ Q<X
Tata Rias St Upacara Adat
Perkawinan Aceh
o
L
E
Diterbitkan bersama :
Yayasan Meukuta Alam
Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia " M E L A T I '
Yayasan INSANI
Cetakan I Th. 1989
/&4
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
iii
Sambutan-sambutan
vii
BAB I.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
1
1
1
2
BAB II.
Bab III.
5
5
6
16
18
BAB IV.
20
20
27
29
BAB V.
32
BAB V I .
Kesan Umum
35
BAB V I I . Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran-saran
3. Lampiran:
3.1.
Rekomendasi
37
37
37
Daftar Pustaka
41
39
KATA PENGANTAR
iii
pedoman bagi warga belajar tata rias pengantin Indonesia, khususnya warga belajar yang ingin mempelajari tata rias pengantin Aceh.
Kritik dan saran membangun dari rekan-rekan, penulis harapkan, sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi penyempurnaan
tulisan ini di waktu yang akan datang.
Jakarta,
12 Mei
Penulis,
1990
IV
Banda
Nomor
Lampiran
Hal
Aceh,
Pebruari
1989.
Kepada
Yth. Sdr. Ny. C l . E . Arby
Ketua Yayasan Meukuta
diJAKARTA.
Alam,
447/LAKA/1989.
Buku Tatarias
Pengantin dan
Upacara Adat
Perkawinan.
HASJMY )
v
KATA
PENGANTAR
vi
via
l0Mw
NY. IMING SOEKARNO
vi b
SAMBUTAN
Kami menyambut baik upaya yang dilaksanakan oleh Subkonsorsium Tata Rias Pengantin pada Direktorat Pendidikan
Masyarakat yang telah berhasil menyusun kurikulum bagi kursus
Tata Rias Pengantin.
Kurikulum tersebut telah dibakukan oleh Pemerintah secara
nasional dan hingga kini telah terlaksana ujian nasional sebagai
upaya mengukur kemampuan warga belajar yang belajar di kursus.
Agar kurikulum dapat diterapkan dengan baik diperlukan
buku pelajaran yang dapat digunakan oleh Sumber Belajar sebagai
pedoman.
Tulisan Ibu C. I'. Elly Arby berupa buku pelajaran Tata Rias
Pengantin Aceh (Aceh Besar) ini, telah memberi jawaban atas
salah satu kepentingan masyarakat, khususnya mereka yang
berminat dibidang Tata Rias Pengantin.
Diharapkan semua anggota Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) MELATI dapat menambah peran aktifnya
dalam proses pengembangan kebudayaan daerah, dengan belajar
sendiri melalui buku-buku semacam ini dan menularkan ilmunya
para warga belajar yang mengikuti kursus Diklusemas.
Semoga buku ini dapat menambah wawasan dan memperkaya
kepustakaan serta merupakan sarana untuk menjaga kelestarian
budaya dan kesinambungan pranata-pranata sosial budaya yang
dapat mendukung proses pemantapan budaya nasional jelalui
jalur pendidikan luar sekolah.
DIREKTUR
PENDIDIKAN
ANWAS
vii
MASYARAKAT,
ISKANDAR
K A T A SAMBUTAN
Suatu kenyataan bahwa dewasa ini terdapat keaneka ragaman
penyelenggaraan Kursusu Diklusemas Tata Rias Pengantin sebagai
akibat belum tersusun petunjuk penyelenggaraannya.
Suatu usaha kearah penyeragaman penyelenggaraan dan program Kursus Diklusemas Tata Rias Pengantin khususnya tata rias
pengantin Aceh perlu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
belajar masyarakat.
Oleh karenanya dalam usaha meningkatkan pengetahuan
keterampilan serta sikap warga masyarakat dalam Bidang Kejuruan Tata Rias Pengantin Aceh dan menciptakan lapangan
kerja sesuai dengan peningkatan mata pencaharian kami menyambut baik dengan dikeluarkannya buku pelajaran Tata Rias Pengantin Aceh yang disusun oleh Ny. C l . Elly Arby.
Setelah mempelajari materi-materi yang disajikan kami dapat
menyetujui buku ini dipakai pada kursus-kursus Diklusemas
tentang Tata Rias Pengantin Aceh.
Mudah-mudahan buku ini merupakan sumbangan yang berarti pengembangan Tata Rias Pengantin Aceh baik di tingkat
Daerah maupun tingkat Nasional.
Banda Aceh :
Januari 1989.
viii
SAMBUTAN
Dalam upaya menunjang keberhasilan program pemerintah
mencerdaskan kehidupan bangsa, Kantor Wilayah Depdikbud
senantiasa melakukan upaya untuk memotivasi warga masyarakat
agar dapat menulis bahan-bahan belajar yang dibutuhkan bagi
warga belajar Diklusemas.
Kepustakaan tentang keterampilan Tata Rias Pengantin dan
Adat Perkawinan Aceh bagi warga masyarakat masih perlu dikembangkan, agar proses pembelajaran tentang keterampilan
tersebut dapat lebih efektif dan mudah dilaksanakan. Oleh sebab
itu setiap upaya yang ditujukan untuk menghasilkan bahan belajar
selalu kami sambut dengan gembira.
Penerbitan buku Tata Rias Pengantin Dan Adat Perkawinan
Aceh oleh Ny. G.I. Elly Arby dapat memberikan manfaat bagi
warga belajar, sumber belajar dan warga masyarakat yang berminat
menekuni bidang keterampilan ini baik sebagai pengetahuan dan
keterampilan tambahan maupun untuk meningkatkan sumber
mata pencaharian.
Dengan menyadari bahwa apa yang telah disusun oleh penulis
buku ini merupakan suatu langkah awal namun sangat bermanfaat
yang perlu untuk disempurnakan, maka kepada penyusun buku
ini diharapkan dapat membuka diri untuk menerima kritik dan
saran yang membangun bagi penyempurnaan selanjutnya.
ix
1643/107.9/J.83
Lokakarya Pengantin
Daerah Seluruh Indonesia.
Dengan hormat
Sehubungan dengan surat kami tanggal 21
Nopember 1983, Nomor : 1642/107.9/J.83.
perihal seperti tersebut di atas, perlu kami sampaikan bahwa :
1. Saudara kami tunjuk untuk mewakili Daerah
Istimewa Aceh dalam Lokakarya dan Peragaan
Pengantin;
2.
3.
4.
b.
c.
?SV""v;/5M
Upacara adat perkawinan Aceh Timur/Melayu /angkat Tamiang. Koleksi Penulis pada
Upacara perkawinan Nanda dan Koko
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki aneka ragam budaya. Keanekaragaman budaya Indonesia
itu tersebar di seluruh tanah air bagaikan butir-butir permata
yang tak ternilai harganya. Karena kebudayaan daerah merupakan
indentitas dari suatu suku bangsa dan juga sebagai landasan pembangunan budaya nasional, maka selaku warga yang cinta pada
negara, selayaknyalah kita selalu berusaha untuk melestarikan
dan menjaga budaya bangsa kita.
Tetapi akhir-akhir ini terlihat aoanya pergeseran nilai budaya
akibat adanya animo masyarakat yang menganggap segala sesuatu
yang datang dari luar lebih baik daripada yang ada dalam negeri.
Hal itu menyebabkan budaya luar itu dapat dengan mudah menggeser kedudukan budaya daerah. Selain itu orang-orang tua yang
ahli mengenai adat-istiadat sudah mulai langka dan buku-buku
yang membicarakan budaya daerah yang ada di seluruh Indonesia
belum begitu banyak, sehingga dikhawatirkan kebudayaan itu
akan punah dan tidak dapat dikenal lagi oleh generasi penerus.
Agar kebudayaan itu tetap dikenal oleh generasi penerus
bangsa Indonesia, maka dilakukanlah berbagai upaya pelestarian
dan pemeliharaan budaya daerah, baik oleh pemerintah maupun
oleh orang-orang yang cinta akan budaya. Hal ini terbukti dengan
seringnya diadakan seminar, lokakarya, peragaan-peragaan adatistiadat dari daerah-daerah yang ada di seluruh Indonesia atau
menerbitkan buku-buku yang membicarakan adat-istiadat suatu
daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis memberanikan
diri menulis buku mengenai "Tata Rias Pengantin dan Adat
Perkawinan Aceh.
2.
Tujuan
Ruang Lingkup
2
/
BAB II
SEJARAH A D A T K E B U D A Y A A N ACEH
Pada masa lampau, Aceh adalah sebuah kerajaan Islam yang
besar di Nusantara ini. Kerajaan ini pernah berkuasa sampai
ke Pariaman (Daerah Minangkabau), bahkan sampai ke Malaka,
sehingga terlihat adanya persamaan kebudayaan dan tata rias
pengantin Aceh daerah pesisir dengan kebudayaan dan tata rias
pengantin Melayu, Minangkabau dan juga adanya pengaruh dari
Arab, China, Eropah serta Hindu/Hindia. Hal ini terjadi karena
pengaruh latar belakang keturunan serta hubungan dagang dengan
suku-bangsa tersebut.
Pada zaman Sultan Ali Muhayat Syah, Aceh mulai dikenal
oleh dunia, karena keberhasilannya memukul mundur bangsa
Portugis saat terjadi sengketa di Selat Malaka. Meurah Johan,
Sultan pertama kerajaan Aceh Darussalam (tahun 1205 - 1234)
adalah putra dari Adi Genali atau Teungku Kawe Teupat, yang
dirajakan di negeri Lingga (Aceh Tengah). Beliau datang dari
kerajaan Samudra Pasai dan masih ada hubungan darah dengan
raja Peureulak. Pada saat itu, Meurah Johan dan Maharaja Indra
Sakti dari kerajaan Indra Purba (Aceh Besar) dapat memukul
mundur serangan laskar Cina. Akhirnya Maharaja Indra Sakti
masuk Islam dan menikahkan putrinya yang bernama Beleng
Indra Keusuma dengan Meurah Johan.
Panglima perang laskar Cina yang memimpin penyerbuan
ke Lamuri adalah seorang wanita yang bernama putri Nian Nio
Liari Khi. Serangan laskar Cina itu dapat dikalahkan oleh Meurah
Johan dan putri Nian Nio Lian Khi dapat ditangkap. Setelah
putri Nian Nio Lian masuk Islam dan atas persetujuan permaisurinya, Meurah Johan menikahi putri Nian Nio Lian Khi yang kemudian dikenal dengan sebutan Putro Neng.
Puncak kejayaan Aceh adalah saat kerajaan Aceh dipimpin
oleh S t a n Iskandar Muda yang bergelar Meukuta Alam. Permaisurinya yang pertama adalah seorang putri yang berasal dari
kerajaan Bugis. Setelah permaisurinya mangkat, Sultan Iskandar
Muda menikah dengan Puteri Pahang (Putro Phang). Puteri Pahang
yang menjadi permaisuri Sultan Iskandar Muda merupakan hadiah
3
BAB III
UPACARA A D A T PERKAWINAN ACEH
1.
Roet
tanda
Pernikahan
Pernikahan ada 2 macam:
Tabeng (tirai)
Ayue-ayue ditempatkan di atas /depan pelaminan
Boh keulembu, hiasan ini berupa binatang-binatang
Kasho duk tilam persegi untuk duduk
Bantai sadeu (bantal persegi) untuk sandaran/bantai meutumpok
Dan lain-lain sulaman khas Aceh untuk keindahan yang tidak
terikat.
Sepasang Mempelai
Model T. Edward dan Cut Keke
Pelaminan Aceh
8A
Pada sisi kanan ada dalam piring besar, ditempatkan dalam dalong
yang telah dialasi ceradi (alas dalong berumbai). Kemudian ketan
itu dihias atasnya dengan U mirah. U mirah yang menjadi hiasan
itu dapat berupa bunga atau gambar apa saja yang disukai. Kemudian dalong tersebut ditutup dengan sange (tudung saji) dan di
atasnya ditutup lagi dengan seuhap (kain penutup dengan sulaman
kasab).
Dalam kebudayaan Aceh, cara menghias pelaminan tidak
terlalu terikat, karena terus berkembang dan kreasinya sesuai
seni masing-masing perias asalkan tidak meninggalkan ciri-ciri
khasnya. Pada pintu masuk sudah disiapkan alat-alat perlengkapan
cuci kaki pengantin pria yang terdiri dari:
-
* * andam, dicukur
^'^
? ^
Dara
Baro
V * agar
^ vang a *
Peumano
d a n kuduk
rambutn
a Te
Wajah
dan bU U
'
hi r
(memandikan
a c a
"
s ksr
vang taat, orang ,ua mempelai dan sanak keluarga terdekat dari
kat dan
kedua orang tuanya dalam jumlah vano aaniil L ,
mandi dibacakan doa-doa bersuci 1ZJS'
" P X m
memPe ai
labir batin dalam memasuki p X S "
'
^
sa kaiua
=rr
m
Krsebu
' *
vang pandai b e r p a r T n
13
^
S
Contoh syair :
Treun tajak manoe
Dara Baro treun
Tajak manoe
Oh Iheuh manoe
Lakee seu naleu
I ja nyang la en
Seunalen manoe
Wahe putroe aneuk metuah
Gata Ion seurah
Ta tinggai po ma
Meunyo tajak
Bek tuwoe kamo
Trep-trep beutawo
Tajingeuk po ma
Maksudnya :
Turunlah kita mandi
Mempelai putri turunlah
Kita pergi mandi
Sesudah mandi
Minta salinan
Kain yang lain
Salinan mandi
Wahai putri Ananda yang beruntung
Dikau ku serahkan
Meninggalkan Bunda
Kalau pergi
Jangan lupakan kami
Sekali-kali pulanglah
Melihat Bunda
Upacara peumano di masa lampau dilaksanakan penuh hidmat
dan mempunyai makna tersendiri serta sakral. Dahulu pelaksanaan
upacara ini hanya untuk kalangar keluarga terdekat saja dan hanya
dilakukan oleh kaum bangsawan. Tetapi sekarang dapat dilakukan
oleh semua orang tanpa terkecuali.
Lama-kelamaan adat dan kebudayaan Aceh yang hampir
punah dengan diadakannya pekan kebudayaan Aceh yang pertama
14
Guci yang telah berisi air dimasukkan jeruk purut, bunga rampai
dan minyak wangi.
Upacara ini dipimpin sesepuh adat, dimulai dengan orang tua
mempelai dan diikuti oleh keluarga terdekat. Caranya adalah
dengan menyiramkan segayung air ramuan tersebut mulai dari
atas kepala, ke bahu kanan dan kiri hingga rata ke seluruh badan
dan kaki yang dilakukan secara bergantian oleh ibu-ibu saja, boleh
diikutsertakan ayah kandungnya.
Peukayan Manoe (busana mandi)
Pada masa lampau peukayan manoe, meugeutang ngeun ija
krong sutra (kemben sarung sutra). Ija sawak meutop baho meu
junte u baroh (selendang menutup bahu berjuntai ke bawah).
Dada mempelai putri yang terbuka ditutupi dengan perhiasan
(kalung besar) sesuai dengan kemampuan, biasanya memakai
kalung berangkai (euntuek) atau kalung lainnya yang terbuat
dari emas.
Rambut dapat dilepas atau disanggul sederhana, agar gampang dilepas ketika akan mandi. Rambut dihiasi bunga dengan
satu macam bunga atau bermacam-macam bunga untuk keindahan.
Hiasan rambutnya hanya berupa bunga-bungaan saja, tanpa
ornamen, tidak terikat peraturan yang kaku, asalkan tidak menyimpan dari adat dan melanggar agama.
15
Busana dalam
Upacara Peumano
(mandi)
Dengan model
Cut Keke
Upacara Peumano oleh penulis kepada calon mempelai Andi Nanda Rivai
15A
Khatam Qur'an
Perlengkapannya :
-
Beureuteh (bereteh)
Pisang buie
Buluekat (ketan)
Tumpo
Breuh mangkong (beras di mangkok)
Pade mangkong (padi di mangkok)
Boh manok gampong (telor ayam kampung)
berangkat ke rumah dara baro. Hal ini dilakukan karena pada masa
lampau, kedua orang tua linto baro tidak menghadiri upacara
wo linto tersebut.
Dalam upacara ini rombongan linto baro dari jauh atau perbatasan kampung (desa) sudah meuseulaweut (bersalawat kepada
Nabi Muhmmad SAW) sambil berjalan mendekati rumah dara
baro. Sedangkan pihak dara baro menjemput rombongan linto
baro kurang lebih 500 meter dari rumah dara baro. Kemudian
pihak linto baro dan pihak dara baro melakukan seumapa (berbalas pantun). Jika pihak mempelai pria kalah dalam berbalas
pantun, maka acara selanjutnya tidak dapat dilanjutkan. Tetapi
jika pihak mempelai pria dapat memenangkan acara berbalas
pantun, maka dilanjutkan dengan upacara tukar-menukar sirih
yang melakukan adalah dua orang tua (sesepuh) dari kedua belah
pihak.
Sesampainya di pintu gerbang, rombongan linto baro dipersilahkan masuk dan (into baro diserahkan kepada orang tua adat
dari pihak dara baro. Mempelai pria dipayungi oleh satu atau dua
orang pemuda dari pihak dara baro menuju rumah dara baro.
Dari pintu masuk, linto baro dibimbing oleh orang tua adat
peuganjo (orang tua pendamping) untuk rah gaki (membasuh
kaki). Hal itu melambangkan bahwa untuk memasuki jenjang
rumah tangga harus dalam keadaan suci lahir batin.
Dara baro yang sedang duduk menanti di pelaminan dibimbing oleh seorang ibu peunganjo menyongsong/menyambut
dengan melakukan seumah (kepada linto baro (sungkem kepada
mempelai pria) sebagai tanda hormat dan penuh pengabdian.
Linto baro menerima sambutan itu dengan penuh kasih sayang
dan segera menggenggam tangan dara baro sambil menyelipkan
amplop yang berisi uang sebagai lambang penuh rasa tanggung
jawab untuk memberi nafkah isteri.
Kedua mempelai disandingkan sejenak sebelum dibimbing
menuju suatu tempat khusus untuk bersujud kepada kedua orang
tua mempelai. Dimulai dari dara baro bersujud kepada Ibu/Bapaknya kemudian kepada Ibu/Bapak mertua/pengganti yang diikuti
pula oleh linto baro yang bersujud mengikuti istrinya. Setelah
itu kedua mempelai dibimbing kembali ke pelaminan untuk
dipeusijeuk oleh keluarga secara bergantian, mulai dari pihak dara
baro kepada linto baro dengan memberikan uang atau barang
17
Upacara Peuteumeng
Linto
17A
Jumlah keluarga
18
Busana gaya Ija dua blah haih dalam upacara Tueng Dara Baro
Dara Baro tiba dihalaman rumah Linto dalam upacara Tueng Dara Baro
18A
baro pun bersujud kepada orang tua linto baro. Orang tua linto
baro memegang tangan dara baro dan membimbingnya mengarah suatu tempat untuk mengambil perhiasan yang berada di dalam
air kembang di suatu wadah khusus. Perhiasan tersebut diserahkan
oleh dara baro kepada ibu mertuanya untuk dipakaikan kepada
dara baro. Biasanya perhiasan terdiri dari kalung, gelang atau
cincin emas sesuai dengan kemampuan pihak linto baro.
Pada upacara ini dara baro menginap di rumah orang tua
linto baro selama tujuh dari. Selama menginap ia ditemani oleh
satu atau dua orang peunganjo. Setelah tujuh hari, dara baro diantar kembali oleh pihak linto baro ke rumah orang tua dara baro
dengan dibekali beberapa perangkat pakaian, bahan-bahan makanan, seperti : pisang yang disusun dalam dalong, emping dari
beras, uang balah idang dan lain-lain sebagai balasan (balas hidang).
Sesampai di rumah orang tuanya, dara baro dan rombongan
disambut dengan upacara jamuan makan bersama, maka selesailah
upacara adat perkawinan Aceh.
19
BAB IV
TATA RIAS DAN BUSANA PENGANTIN ACEH
Seorang penata rias pengantin, sebelum bekerja harus sudah
mempersiapkan seluruh perlengkapan merias sebaik mungkin.
Hal ini dilakukan untuk mencapai hasil yang memuaskan, khususnya ketika sedang menempuh ujian praktek.
Pada waktu mempersiapkan perlengkapan/sarana merias yang
perlu diperhatikan adalah kebersihan, cara mengatur alat kosmetik, busana dan lain-lain, sehingga terlihat rapi dan efisien ketika pelaksanaan merias dilakukan untuk itu diperlukan nampan
yang beralaskan kain putih yang diletakkan di atas meja yang dialasi kain putih pula.
1.
Bedak padat
Eye shadow (bayangan mata)
Pinsil alis
Sipat mata (eye liner)
Maskara
Pemerah pipi
Minyak bibir
Pemerah bibir (lipstick)
Lip liner (garis bibir)
Sikat wajah
Sikat alis
Kapas dan tissue
Mangir untuk tangan dan kaki
Sisir/sikat
Bando kawat warna hitam
Karet gelang
Hair spray
Jepitan bebek/pingkel
Harnet
Harnal dan karet gelang
Tali hitam/tali sepatu
Cemara yang panjangnya kurang lebih 80 cm yang tebal
Pelepah pisang kurang lebih satu jengkal panjangnya
Kiah taku/ceukak
Boh dokma/boh baje puncak tudong
Ganceng Ihee atau talo suson Ihee
Boh jeureumo dan talo gule
Simplah meuh
Talo keieng
Ajimat meuraket untuk menangkal bahaya/tolak bala
Ikai
Sawek
Gleung pucok ruebong
Euncien
Gleung gaki
Untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, usahakan agar perlengkapan tersebut sewarna. Sebelum merias, model harus mengenakan penutup kaki (sarung) dan penutup dada (cape putih).
Model dipersilahkan duduk di tikar atau permadani, sedangkan
penata rias duduk di kursi pendek atau dingklek. Rambut model
diikat ke belakang atau diberi bando hitam, kemudian wajah
model dibersihkan dengan cream pembersih dan diberi penyegar.
Model sudah diberi kutex dari rumah. Penilaian terakhir adalah
penampilan model dan penata rias itu sendiri.
1.8 Merias Wajah
Rias wajah pada pengantin putri Aceh sebaiknya memberi
kesan serasi dengan warna busana yang dikenakannya. Warna alas
bedak, bedak disesuaikan dengan warna kulit model dan memberi
kesan putih kemerahan.
Wajah dirias sesudah dibersihkan dan diberi pelembab dan
alas bedak. Alas bedak yang dipergunakan dapat berbentuk cair
(liquid), padat (cake), pan stick atau cover stick. Akan tetapi
22
lebih baik yang tidak mudah meleleh jika terkena udara panas.
Pengolesan alas bedak dapat dilakukan dua atau tiga kali.
Jika wajah model terdapat bekas jerawat atau noda hitam dapat
diberi dempul terlebih dahulu, kemudian baru diberi alas bedak.
Pengolesan alas bedak dan bedak harus meliputi : wajah, leher,
telinga, tangan dan kaki atau pada tempat-tempat yang terlihat.
Tahap selanjutnya adalah merias mata dengan warna cerah dan
serasi sesuai dengan ketentuan dan warna busana yang dikenakan.
Pada kelopak mata diberi warna terang, pada sudut mata bagian
luar diberi warna gelap, high light di bawah alis berwarna putih
atau cream. Warna untuk alis disesuaikan dengan warna rambut
dan dibentuk sesuai dengan bentuk wajah (melengkung indah).
Sipat mata berwarna hitam berupa pensil cream, dioleskan
untuk memberi kesan mata lebih indah. Bayangan hidung diberikan pada hidung yang kurang mancung. Maskara berwarna hitam
yang dioleskan dengan hati-hati pada bulu mata agar tidak mengotori sekitar mata. Tujuan pemakaian maskara adalah agar bulu
mata asli menjadi lentik dan kelihatan lebat.
Warna pemerah pipi senada dengan pemerah bibir dan
dioleskan samar-samar membaur dengan bedak di sekelilingnya. Dengan demikian hasil riasan akan memberi kesan lebih
indah dan segar. Bibir diberi batas dengan out-liner/lip-liner
kemudian diberi lipstick/cat bibir dengan menggunakan kuas
bibir.
Secara tradisional atau sebelum ada kosmetik modern, alis
dikerik dan dihitamkan dengan kemiri bakar (alis dikerik sekaligus membuat adam), bibir diberi pemerah dengan sirih dan pinang,
sedangkan untuk pemerah pipi digunakan bunga terompet (bungoong asa uro). Setelah selesai sebaiknya penata rias mengamati
kembali hasil riasannya, sehingga bila masih ada yang kurang
sempurna penata rias dapat menyempurnakan hasil riasannya.
Hasil akhir yang diharapkan wajah model terlihat putih kemerahan.
1.9 Membuat Sanggul
Menata rambut dikerjakan segera setelah riasan wajah selesai.
Rambut disisir rapi ke arah puncak kepala tanpa sasakan dan
diikat dengan karet gelang. Setelah itu ikatkan cemara dengan
23
tali hitam pada ikatan rambut tadi. Sanggul ini dibuat dengan
meletakkan pelepah pisang di bagian atas, lalu cemara dan rambut
model dililitkan membentuk angka delapan. Ujung cemara harus
berakhir di sebelah kanan bagian atas. Kanan melambangkan
bahwa tujuan hidup adalah menuju pada kebaikan dan kebenaran,
sedangkan atas bermakna, bahwa kebaikan itu harus berada di
atas segalanya, juga memberi makna keberhasilan dan peningkatan. Sanggul ini disebut sanggul cak ceng yang berarti sanggul
tarik (ketat). Pada masa lalu sanggul seperti itulah yang sering
dipakai, tetapi untuk saat ini orang lebih suka memakai sanggul
meukipah yang bentuknya menyerupai kipah (kipas) dan disasak
agar lebih rapi.
1.10 Ciri-ciri sanggul cak ceng :
-
Langkah selanjutnya adalah memasang bunga jeumpa meususon (cempaka bersusun dua lapis) yang disuntingkan di bagian
depan sanggul. Bungong tajok menutupi pelepah pisang yang
menonjol di kiri kanan sanggul. Rampoe teusok dililitkan pada
sekeliling sanggul, membentuk angka delapan. Satu untai melati
juga dipasang mengikuti bentuk sanggul, mengelilingi bungong
tajok. Kemudian untaian rampoe yang panjangnya 60 cm dipasang
di depan sanggul yang ujung-ujungnya dibiarkan berjuntai sampai
ke kanan kiri kuping. Setelah itu, preuk-preuk yang panjangnya
kurang lebih 25 cm dipasang di belakang bagian bawah sanggul
untuk menutupi pertumbuhan anak rambut dan tengkuk sebanyak
lima atau enam untai. Sedangkan tiga untai preuk-preuk dipasangkan di atas sanggul berjuntai ke belakang. Yang terakhir adalah
memasang jeumpa meususon mengelilingi sanggul sampai bertemu
dengan jeumpa meususon yang dipasang di atas sanggul.
Cara Memasang Perhiasan Kepala :
-
Pemasangan bungong
tajok segar pada
sanggul Cakceng
24A
memasang bunga-bunga/preuk-preuk.
Bungong Ok 1 3 tangkai yang bentuknya menyerupai
bungong jeumpa (bunga cempaka), bungong kepula (bunga
tanjung) dapat dipakai 1-3 tangkai bunga tanjung 5 atau 7
bunga pada bagian belakangnya. Bunga cempaka lebih di
tonjolkan karena dapat memberi kesan khas Aceh.
Ayeum gumbak dipasang di kiri kanan sanggul pada ujung
pelepah pisang dalam jumlah satu-satu, dua-dua atau tigatiga untai.
-
26
1.11
Bungkoh ronub
(ranub)
pengantin;
Nek maja yaitu orang tua adat yang memberi petunjuk dalam
upacara peusijuek (tepung tawar), seumah (sembah) dll.
prai hitam;
Talo ke-ieng (ikat pinggang) dipakai di dalam baju.
3.1.3 Perhiasan
-
Baje Aceh gunting Cina (baju Aceh) model gunting Cina atau
cop kuala;
3.2.2 Perhiasan
-
30
31
BAB V
SOK BUNGONG/MENUSUK BUNGA
Pemakaian bunga sanggul dalam tata rias pengantin Aceh
banyak sekali coraknya. Namun secara umum yang sangat menonjol adalah bunga-bunga cempata (bungong jeumpa meususon),
bungong rampoe meutusok (bunga rampai yang ditusuk) yang
terdiri dari bunga-bunga yang wangi dan aneka warna, yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga terlihat indah dan semarak.
Apabila bunga-bunga tersebut tidak ada, dapat diganti dengan
bunga-bunga lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Untuk mempermudah penilaian dalam ujian nasional, akan
penulis sajikan cara merangkai bunganya adalah sebagai berikut :
1.
Preuk-Preuk
Satu untai rampoe teusok yang panjangnya kurang lebih
33
34
Catatan :
Gambar rangka bunga dan ukurannya terlampir.
n
10 cm
E
o
CD
LD
Bungong sithon
10 cm
34A
Bunga-bunga Sanggul
pengantin Aceh
34B
BAB V I
Kesan Umum Peserta Ujian Tata Rias Pengantin
Di dalam ujian nasional pembawaan dan penampilan serta ujian
juga turut menentukan baik tidaknya hasil ujian. Untuk itu, halhal yang perlu diperhatikan oleh peserta ujian nasional adalah :
1.
35
*****
36
BAB V I I
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pada prinsipnya daerah Aceh bagian pesisir, adat dan kebudayaannya secara umum hampir sama, namun dalam seni tata rias
pengantin dan upacara adat perkawinan masih terdapat aneka
ragam/macam dan corak yang disesuaikan dengan selera serta
pengaruh seni masyarakat setempat yang membaur dengan daerah
yang berdekatan. Karena keanekaragaman dalam seni tata rias
pengantin dan upacara adat perkawinan Aceh pesisir, maka penulis
ketengahkan pengantin Aceh di pusat kerajaan Aceh masa silam
(kota Banda Aceh sekarang) yang kini telah membaur dan dapat
diterima secara umum oleh masyarakat daerah pesisir.
Kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dan bernilai
seni budaya Islam yang tinggi masih banyak terbenam di tanah
rencong. Karena keanekaragaman seni tata rias pengantin dan
upacara adat perkawinan Aceh pesisir, maka penulis ketengahkan pengantin Aceh yang beraja dipusat kerajaan Aceh masa
silam (Banda Aceh dan Aceh Besar) yang kini telah membaur
dan dapat diterima secara umum oleh masyarakat suku bangsa
Aceh (sepanjang Pesisir).
2.
Saran-Saran
37
38
Boengong keupoela
Boengong seuleupo
If
m
tmmm
m
Boengong mantjang
>"'
r
<
>
s,-
--^f^>~_^<^^__^^
B. awan si tangke
Boengong awan-awan
B. aneu' able'
Boengong taboe
O
Boengong dada limpeuen
sa
1$
O' ''ii>
Boengong djohang
Boengong poetjo^reubong^
J
MUHARRAM
TIDAK MELAKUKAN
HAL-HAL YANG
SAKRAL
AHAD
LANGKAH
SENIN
REZEKI
RABIUL
AKHIR
SELASA
PERTEMUAN
JUMADIL
AWAL
RABU
MAUT
AKHIR
BULAN
JUMADIL
AKHIR
KAMIS
JUM'AT
SABTU
LANGKAH
REZEKI
BERTEMUAN
MAUT
SAFAR
RABIUL
AWAL
RAJAB
SYA'BAN
RAMADHAN
ZULKAEDAH
TIDAK M E L A K U K A N
UPACARA PERKAWINAN
SYAWAL
ZULHIJAH
"
40
DAFTAR
1.
KEPUSTAKAAN
Sultan
Aceh
Pertama,
4.
5.
8.
9.
10
41
PENYUSUN
JUDUL BUKU
1.
dasar
Kusumadewi dkk.
2.
terampil
Sartini/Martha dkk.
3.
mahir
4.
Kusumadewi dkk.
As Jafar dkk.
5.
Kosmetologi/Tata Kec.
dasar
6.
terampil
7.
8.
9.
Putri
10.
Basahan
11.
P/P Ageng
Marmin Sarjono
12.
Siger
13.
14.
dasar
15.
16.
Menjahit linseri
Umi Sukono
17.
Masakan Indonesia
dasar
18.
Masakan Indonesia
terampil
19.
Kue Tradisional
20.
Masakan Eropa
21.
22.
Otomotif
E.S. Sumarno
23.
Kurikulum/metodologi pis
Retnaningsih dkk.
24.
Energi vital-akupunktur
Yuliana - dkk.
25.
Drs. Marsudi
26.
27.
Organ Mahir
Pono Banu
Konsorsium Musik
28.
29.
As Jafar
Suwitodkk.-UT-HP.PLSM
Zainudindkk.-UT-HP.PLSM
YoRopahdkk.-UT-HP.PLSM
30.
31.
32.
.u
i Q Jen.
i o
,
. . /16
.
Jl. Let.
S. r.Parman .Kav.
15
MENERIMA
KURSUS :
-
: S
- Bahasa Inggris
- Kursus M.C.
, a h
Pesis,
PESANAN / MENYEWAKAN
Sekretariat :
f " *