You are on page 1of 6

Awal

Kedatangan
Bangsa
Belanda
ke
Negara
Indonesia
Tahun 1956 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia. Empat buah kapal yang
dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman ini sampai ke pelabuhan Banten setelah
menempuh perjalanan selama satu tahun lebih. Sayangnya, kunjungan dari kapal Belanda ini ke
daerah Banten kurang disambut baik karena sifat arogan yang ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman.
Kemudian dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958 Belanda mencoba lagi kembali ke
Indonesia di bawah pimpinan Jacob Van Neck, dan mereka berhasil disambut baik oleh penguasa
Banten saat itu karena mereka telah belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman. Akhirnya, Belanda
diperbolehkan untuk melakukan perdagangan di kawasan pelabuhan Banten. Tujuan awal Belanda
adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun setelah mereka berhasil mendapatkan keuntungan
melimpah serta menemukan daerah sumber rempah-rempah, Belanda mulai melakukan aksi
monopoli perdagangan dan sejarah penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.

Sejarah
Pembentukan
dan
Pembubaran
VOC
Belanda
di
Indonesia
Pada tanggal 20 Maret 1602, Verenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC didirikan oleh
Belanda yang merupakan sebuah badan perdagangan atau perusahaan dengan hak monopoli
terhadap perdagangan di wilayah Asia. VOC yang berkedudukan di Batavia (sekarang Jakarta) juga
disebut dengan nama Perusahaan Hindia Timur atau East India Company karena mereka ingin
menyaingi perusahaan yang didirikan oleh Inggris bernama VWC yang memiliki julukan sebagai
Perusahaan Hindia Timur. Tujuan dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut:
1.Berusaha menguasai baik pelabuhan penting serta kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia.
2.Melakukan
monopoli
perdagangan.
3.Mengatasi persaingan yang ada antara pedagang Belanda dengan pedagang Eropa lainnya.
Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara kekerasan terhadap penduduk yang berasal dari
daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia. Selain itu, mereka juga melarang dan mengancam
orang-orang bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari daerah
penghasil rempah-rempah. Misalnya saja saat para penduduk Banda mencoba menjual biji pala

kepada Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut. Akhirnya,
Belanda memutuskan untuk mengisi daerah Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain

Sekilas Sejarah Negeri Belanda


Abad Pertengahan.
Daerah yang sekarang ini disebut Belanda terdiri dari sekelompok daerah pemerintahan para hertog
yang otonom (Geire, Brabant) dan wilayah yang diperintah oleh para graf (Holland dan Zeeland) serta
daerah keuskupan Ultrech. Di bawah pemerintahan Karel V (1500 1558) daerah-daerah itu
dipersatukan dengan Belgia dan Luksemburg dan disebut Tanah-tanah Rendah, yang waktu itu
merupakan bagian dari Kerajaan besar Bourgondia Habsburg (= Spanyol).
Negara Belanda Merdeka pertama didirikan tahun 1568, ketika beberapa daerah Belanda Utara
memberontak kepada Phillips II, Raja Spanyol (yakni tuan tanah Bourgondia Habsburg). Perjuangan
kemerdekaan ini dipimpin oleh Pangeran Willem Van Orange (1533-1584) yang disebut juga Bapak
Tanah Air. Itulah permulaan Perang Kemerdekaan 80 tahun.

Willem Van Orange - Pahlawan Kemerdekaan Belanda

Dalam perdamaian Munster tahun 1648 Republik Persatuan Tujuh Wilayah Belanda diakui
sebagai Negara Merdeka. Dalam abad itu juga pedagang-pedagang Belanda mendirikan pos-pos
perdagangan di seluruh dunia. Perluasan perdagangan dan pelayaran yang pesat ini disebut Zaman
Keemasan.
Perusahaan Dagang yang terkenal adalah
1.

Verenigde Oostindische Compagnie (Kompeni Hindia Timur untuk perdagangan Timur


Jauh). Lebih dikenal di Nusantara sebagai VOC, sementara masyarakat Internasional
menyebutnya Dutch East India Company.
2.
Westindische Compagnie (Kompeni Hinda Barat untuk perdagangan di Afrika dan Amerika
dan untuk mengurus Amsterdam Baru yang sekarang menjadi New York).
Hingga terjadinya Revolusi Perancis, Belanda tetaplah sebuah Negara merdeka. Namun tahun 1795
Belanda menjadi satelit negara Perancis Raya. Dan akhirnya, pada tahun 1810 Kaisar Napoleon dari

Perancis menjadikan negara Belanda sebagai jajahan Prancis (bertepatan dengan masa Gubernur
Jendral Daendels di Hindia Belanda).
Pendudukan Prancis berakhir tahun 1814, Kerajaan Belanda berdiri kembali dengan wilayah meliputi
Netherlands sekarang, Belgia dan Luxemburg. Raja yang pertama adalah Willem I Pangeran
Orange dari Nassau putra Willem V, Walinegeri Belanda yang terakhir. Raja itu akhirnya menjadi
hertog besar Luxemburg yang membentuk satu UNI dengan Belanda berdasarkan undang-undang
Sali yang berlaku hingga tahun 1890.
Dalam undang-undang dasar Kerajaan tahun 1814 ditentukan bahwa Raja-lah yang memerintah dan
bahwa para menteri bertanggungjawab kepada raja. Amandemen undang-undang tahun 1848 Raja
dinyatakan tidak dapat diganggu gugat, para menteri untuk selanjutnya bertanggung-jawab kepada
perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilu. Undang-undang dasar baru itu merupakan dasar bagi
bentuk pemerintahan kerajaan konstitusional dengan sistem parlementer.

Setelah negeri-negeri Belanda Selatan (atau


disebut Belgia) secara definitif merdeka pada
tahun 1839, Kerajaan Belanda memperoleh
bentuknya yang sekarang.
Sistem pewarisan dengan garis keturunan laki-laki
berakhir pada tahun 1890 setelah Raja Willem
III mangkat. Penggantinya adalah Ratu Wilhelmina
(1880 1962) yang diangkat pada usia 10 tahun
sebagai Ratu Belanda di bawah perwalian ibunya,
Seri Ratu Emma. Tahun 1898 perwalian berakhir.
Selama PD I (1914 1918) Negeri Belanda berusaha menjadi tetap netral.
Namun pada PD II meski berusaha untuk tetap netral, Jerman tetap merangsek
dan menguasai Belanda tahun 1940 1945. Pada masa pendudukan Jerman,
Ratu Wilhelmina mengungsi ke Inggris dan kembali setelah perang.
Kedudukan Ratu Belanda diserahkan oleh Wihelmina kepada putrinya, Ratu
Juliana, pada tahun 1948. Selanjutnya, Sri Ratu Juliana menyerahkan
pemerintahan kepada putrinya, Ratu Beatrix pada tanggal 30 April 1980.
Kerajaan Belanda tidak memiliki banyak Negara jajahan. Setelah PD II,
Nederlandsch Indie atau Indonesia memerdekakan diri dan diakui oleh Belanda
dalam KMB (1949). Suriname dan kepulauan Antillen Belanda di kawasan Karibia
tahun 1954 berubah status menjadi Negara Persemakmuran Belanda. Akhirnya,
pada 25 Nopember 1975 Suriname menjadi republik yang merdeka. Sementara
itu Aruba menadi Negara persemakmuran pada 1 Januari 1986.

penghasil rempah-rempah. Misalnya saja saat para penduduk Banda mencoba menjual biji pala
kepada Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut. Akhirnya,

Belanda memutuskan untuk mengisi daerah Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain
untuk menghasilkan biji pala. Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi masalah politik
dan berperang terhadap para pemimpin di daerah Banten dan Mataram.
Pada tahun 1799, VOC yang mengalami banyak masalah dan akhirnya bangkrut dibubarkan. Berikut
alasan-alasan pembubaran VOC:
1.
2.
3.
4.
5.

Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam mengendalikan monopoli perdagangan,
selain itu mereka juga banyak yang melakukan korupsi.
Hutang VOC yang semakin menumpuk dikarenakan peperangan dengan Inggris dan juga
rakyat Indonesia sendiri.
Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem monopoli yang dilakukan.
Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan.
Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk mengisi kas VOC tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

Karena alasan-alasan di atas maka sejarah penjajahan Belanda di Indonesia lewat VOC pun berakhir.
Awal
Berdirinya
Pemerintahan
Hindia
Belanda
di
Indonesia
Kaisar Perancis yaitu Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Bonaperte sebagai kaisar Belanda.
Kemudian setelah diangkat menjadi Raja, Louis Bonaparte menunjuk Herman Willem Daendels
sebagai gubernur jenderal bagi Indonesia. Tugasnya adalah untuk mengatur pemerintahan Indonesia,
melakukan pertahanan dari serangan pasukan Inggris terhadap pulau Jawa, serta mengatur masalah
keuangan. Namun, di bawah pemerintahannya Daendels telah melanggar undang-undang dengan
menjual tanah milik Negara kepada orang-orang partikelir. Oleh karena itu, atas perintah Napoleon
Daendels ditarik dari jabatannya. Namun sebelum Daendels ditarik, selama masa pemerintahannya
Daendels telah banyak merugikan rakyat Indonesia serta menyengsarakan rakyat. Dia melakukan
eksploitasi baik kekayaan alam maupun tenaga kerja Indonesia.
Kedudukan gubernur jenderal Indonesia telah mengalami pergantian beberapa kali. Setelah Daendels
maka gubernur jendral Janssens giliran berkuasa dan saat Indonesia memasuki pemerintahan Van
Den Bosch di mana sistem tanam paksa pun dijalankan yang menimbulkan kemiskinan, dan
kelaparan rakyat Indonesia. Di pihak lain, Belanda mendapatkan banyak keuntungan dalam bidang
keuangan akibat sistem tanam paksa tersebut.
Saat sistem tanam paksa dihapuskan maka muncullah politik pintu terbuka di mana penanaman
modal asing diperbolehkan. Meskipun tanam paksa sudah dihapuskan, nyatanya politik pintu terbuka
tetap menimbulkan penderitaan bagi rakyat Indonesia. Hal ini memicu perlawanan dari rakyat
Indonesia di berbagai daerah seperti perang Diponegoro, perang Bali, perang Paderi, perang Banjar,
perang Aceh, Gerakan Protes Petani, dan sebagainya. Saat semakin banyak rakyat yang melawan
Belanda maka penjajahan Belanda di Indonesia mulai menandakan akhirnya.
Berakhirnya
Masa
Penjajahan
Hindia
Belanda
di
Indonesia
Penjajahan Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah Jepang melakukan
penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari
Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada
akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang, Tjarda van Starkenborgh
Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda menyerah dan dan ditangkap. Hal ini menjadi tanda
dimulainya masa penjajahan Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah penjajahan Belanda
di Indonesia.

You might also like