Berdasarkan jaringan pendukung : Tissue Borne : gaya oklusal yang diterima elemen pada waktu mastikasi akan diteruskan basis protesa ke jaringan dibawahnya secara kompresif. Bila ada kompresi pada jaringan mukosa, maka cairan ekstraseluler akan terdesak ke jaringan sekitarnya . besar gaya yang mendesak cairan ini sama besar dengan gaya kompresi tadi. Karena cairan ekstraseluler terdesak ke jaringan sekitarnya, maka tekanan hidraulik bekerja kurang sempurna, akibatnya jaringan mukosa tidak dapat menyangga gaya oklusal sesuai dengan kemampuan toleransi jaringan secara alamiah Tooth Borne : gaya oklusal yang diberikan kepada gigi asli dikontrol oleh mekanisme refleks neuromuskular dari sistem mastikasi. Mekanisme ini terjadi karena adanya reseptor refleks di dalam jaringan oto tendon, sendi dan jaringan periodontal. Sistem inilah yang mengatur pergerakan mandibula Tooth and Tissue Borne : sudah dikemukakan bahwa pada kasus berujung bebas geligi tiruan akan mendapat dukungan kombinasi antara jaringan dan gigi, karena pada salah satu ujung sadel seperti tidak bergigi lagi. Semua kasus seperti ini hendaknya diusahakan mendapat dukungan kombinasi. Karena itu gigi penyangga yang masih ada perlu dipertahankan selama mungkin Gunadi A Haryanto, Margo Anton, Burhan K Lusiana, Suryatenggara Freddy, Setaibudi Indra. Buku ajar ilmu geligi tiruan lepasan. Jakarta: Hipokrates. 2012, p. 135-41 REPARASI Reparasi landasan geligi tiruan yang patah Geligi tiruan patah karena jatuh tanpa kelaina dalam mulut setelh pemeriksaan, dapat disambung kembali tanpa mencetak rahang pasien. Pasien harus bersedia mengalami masa tak begigi selama perbaikan dan kita hendaknya mengusahakan perbaikan secepat mungkin, terutama bagi pasien yang selalu berbaur dengan masyarakat dalam tugasnya. Pada geligi tiruan yang jatuh, bagian pecahannya harus menyambung dengan tepat dan tidak ada bagian yang hilang. Pecahannya kita coba sambungkan bila tidak menyambung dengan baik, merupakan kontraindikasi untuk perbaikan seerhana H Itjinigsih. Geligi tiruan lengkap lepas. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. 1996, p.201