You are on page 1of 13

Amalan Masuk Rumah Baru

Pertanyaan:
Assalamualaikum ya ustadz. Saya ingin bertanya,
Saudara saya akan memiliki rumah yang baru dan akan berpindah setelah siap. Apa kah
yang harus beliau lakukan sebelum beliau menginapi dirumah itu?
Shukran atas jawaban nya. Wasalam.
Dari: Adlindaman
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu,
Kami berharap semoga Allah memberkahi anda dengan rumah baru ini, dan menjadikannya
sebagai kediaman yang baik, nyaman dan berkah.
Berikut beberapa hal yang dianjurkan untuk dilakukan bagi muslim yang mendiami rumah
baru,
Pertama, bersyukur kepada Allah atas nikmat ini
Allah berfirman,

Ingatlah ketika Tuhanmu mengumumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7)
Imam As-Sadi menjelaskan, inti syukur ada 3:
1.

Mengakui bahwa nikmat itu dari Allah, dan bukan semata hasil karyanya

2.

Memuji Allah atas nikmat yang telah Dia anugerahkan

3.

Menggunakan nikmat itu untuk kegiatan yang Allah ridhai, dan bukan untuk sesuatu
yang terlarang.

Kebalikan dari hal itu adalah kufur nikmat yang hukumnya terlarang. (Tafsir As-Sadi, 422).
Kedua, syukuran rumah baru
Sebagai bentuk menyempurnakan rasa syukur itu, kita dianjurkan untuk mengadakan
walimah, mengundang orang lain untuk makan-makan. Walimah ini sering diistilahkan
dengan Al-Wakirah. Sebagian ulama sangat menganjurkan hal ini, diantaranya Al-Imam AsSyafii. Beliau mengatakan tentang Al-Wakirah:


Diantara bentuk walimah adalah Al-Wakirah. Saya tidak memberi kelonggoran untuk
meninggalkannya. (Al-Mausuah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 8/207).
Ketiga, masuklah rumah baru dengan mambaca:

MASYAA-ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH


Bacaan ini terdapat dalam firman Allah di surat Al-Kahfi,

Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu maasyaallaah, laa
quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam
hal harta dan keturunan. (QS. Al-Kahfi: 39).
Ketika membahas ayat ini, Ibnul Qayim mengatakan,



Selayaknya bagi orang yang memasuki kebunnya, atau rumahnya, atau terheran terhadap
harta dan keluarganya, hendaknya dia segera membaca kalimat ini. Karena dia tidak akan
melihat sesuatu yang buruk terhadap nikmat itu. (Al-Wabilus Shayyib, hlm. 165).
Kemudian Ibnul Qayim membawakan riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



(





) :








Jika Allah memberi kepada seorang hamba nikmat kebaikan terhadap keluarga, harta, atau
anak, kemudian dia membaca: masyaa-allah, laa quwwata illaa billaah maka dia tidak
akan melihat adanya cacat dalam nikmat selain kematian. (HR. At-Thabrani dalam AlAusath 6/126, dishahihkan Ibnul Qoyim dalam Syifa Al-Alil 1/182, dan didhaifkan Al-Albani
dalam Ad-Dhaifah).
Keempat, kami tidak menjumpai adanya doa khusus atau bacaan khusus ketika
memasuki rumah baru. Hanya saja Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan
untuk banyak beramal ketika di rumah, namun sifatnya umum berlaku untuk semua rumah,
tidak hanya rumah baru. Berikut diantaranya,
1. Rajin baca Alquran dan ibadah apapun di dalam rumah. Terutama membaca surat AlBaqarah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah
yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya. (HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)
Dalam hadis ini, Nabi shallallahu alaihi wa sallam men-kontras-kan antara rumah dengan
kuburan. Beliau memerintahkan agar rumah kita tidak dijadikan seperti kuburan. Salah satu
sifat yang mencolok dari kuburan adalah itu bukan tempat ibadah. Agar rumah kita tidak
seperti kuburan yang bisa jadi banyak setan pengganggu, gunakan rumah kita untuk
ibadah.
Hadis ini sekaligus menuntut Anda yang belum bisa membaca Alquran agar segera dan
serius dalam belajar Alquran. Untuk menjadikan rumah Anda sebagai taman bacaan
Alquran, tidak mungkin setiap hari Anda harus mengundang orang lain untuk membaca
Alquran di rumah anda.
Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:











Jadikanlah bagian shalat kalian di rumah kalian. Jangan jadikan rumah kalian seperti
kuburan. (HR. Bukhari 432, Muslim 777, dan yang lainnya).
Maksud shalat di sini adalah shalat sunah yang dikerjakan sendiri dan tidak berjamaah.
Sebagaimana dinyatakan dalam hadis:








Sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan di
rumahnya, kecuali shalat wajib. (HR. Bukhari 7290 dan yang lainnya).
2. Baca doa ketika masuk rumah
Hal kecil yang mungkin perlu dibiasakan adalah memulai segala yang penting dengan doa
atau dzikir. Salah satunya, ketika kita masuk rumah. Meskipun kelihatanya remeh, namun
hasilnya luar biasa.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:







:


Apabila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk, dan
ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): Tidak ada tempat
menginap dan tidak ada makan malam. Tapi apabila dia tidak mengingat Allah (bismillah
dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk, maka setan mengatakan: Kalian
mendapatkan tempat menginap. (HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya)
3. Baca basamalah ketika tutup pintu
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan
banyak saran agar kita tidak terganggu setan. Salah satunya:













Tutuplah pintu, dan sebutlah nama Allah. Karena setan tidak akan membuka pintu yang
tertutup (yang disebut nama Allah). (HR. Bukhari 3304, Muslim 2012 dan yang lainnya)
4. Berdoa ketika keluar rumah
Satu doa ketika keluar rumah. Ringkas, mudah dihafal, tapi khasiatnya besar:







BISMILLAHI TAWAKKALTU ALALLAAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali
dengan Allah.
Dalam hadis dinyatakan, siapa yang keluar rumah kemudian dia membaca doa di atas,
maka disampaikan kepadanya: Kamu diberi petunjuk, dicukupi dan dilindungi. Maka setan
kemudian berteriak:









Bagaimana kalian bisa mengganggu orang yang sudah diberi hidayah, dicukupi, dan
dilindungi. (HR. Abu Daud 5095, Turmudzi 3426 dan dishahihkan al-Albani)

Disamping amalan dan dzikir di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga
mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan sikap tertentu agar rumahnya dimasuki
malaikat dan dihindari setan. Diantara sikap itu adalah
1. Menjauhkan rumah Anda dari gambar makhluk bernyawa
Siapa sangka, ternyata gambar makhluk bernyawa bisa membuat jin dan setan nakal itu
semakin betah di rumah kita.
Dari Aisyah radhiallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:








Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar. (HR.
Bukhari 3224, Nasai 5348 dan yang lainnya).
Ketika malaikat penebar rahmat tidak memasuki rumah Anda, di saat itulah makhluk lain,
yang juga tidak kelihatan, akan menggantikan posisi mereka. Foto keluarga, gambar
binatang dan seterusnya bisa jadi membuat rumah Anda makin indah bagi setan.
2. Menjauhkan rumah Anda dari musik
Banyak orang tidak sadar, ternyata suara ini berbahaya. Nabi shallallahu alaihi wa
sallam menyebutnya mizmarus syaithan (musik setan). Nabi shallallahu alaihi wa
sallam mencontohkan salah satunya adalah lonceng. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,












Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata tentang lonceng: musik setan. (HR. Abu Daud
2556)
Di kesempatan yang sama, malaikat penebar rahmat menghindari rumah yang dipenuhi
dengan musik. Dari Ummu Salamah radhiallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:

Sesungguhnya malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di sana ada


loncengnya. (HR. Thabrani dalam al-Mujam al-Kabir, 1001).
Kita telah memahami, terjadi sikap kontradiktif antara malaikat penebar rahmat dengan
setan pembangkang. Ketika salah satunya menghindar, di saat itulah yang satunya
menggantikan. Jadikan rumah Anda seperti taman-taman malaikat penebar rahmat, bukan
tempat peristirahatan yang nyaman bagi setan.
#

Hukum Syukuran Menempati Rumah Baru


Posted by Admin pada 24/06/2009

Tanya : Apakah hukumnya melakukan syukuran ketika akan pindah rumah dan hal-hal apa yg
perlu dilakukan ketika akan pindah rumah menurut tuntunan Rasulullah Shallallahu alayhi
Wasallam ?
(Ibnu Sarbini abdullahxxx@yahoo.com)
Jawab : Syaikh Al-Fauzan ditanya mengenai masalah ini, maka beliau menjawab, Tidak
mengapa mengadakan pesta (undangan makan) ketika pindah ke rumah baru, dengan
mengundang teman-teman dan karib kerabat, jika dia mengerjakannya semata-mata untuk
mengungkapkan kesenangan dan kegembiraannya. Adapun jika acara itu disertai dengan
keyakinan bahwa acara itu bisa mencegah kejelekan jin, maka mengerjakan amalan ini tidak
boleh, karena itu adalah kesyirikan dan keyakinan yang rusak. Adapun jika dikerjakan karena
adat, maka tidak masalah.[Dinukil dari Al-Muntaqa jilid 5 no. 444]
Dan Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya dengan teks soal sebagai berikut: Telah membudaya di
tengah-tengah manusia, bahwa siapa saja yang pindah ke rumah baru atau membeli rumah baru
atau dia mendapat pekerjaan atau dia naik jabatan atau yang semisalnya, maka dia
mengadakan semacam acara makan-makan. Apa hukum amalan ini?
Beliau menjawab, Ini termasuk dari pesta-pesta yang mubah, maka boleh bagi seseorang untuk
mengadakan acara ketika dia pindah ke rumah baru atau ketika dia lulus -misalnya-. Yang jelas,
jika pestanya diadakan karena adanya moment tertentu, maka tidak ada masalah.
[Dinukil dari Fatawa Muhimmah li Muwazhzhifil Ummah]

Apa Doa Saat Menempati Rumah


Kontrakan Baru?
Assalam 'alaikum Wr. Wb.
Adakah doa yang disunnahkan untuk dibaca saat menempati tempat tinggal baru? Saya dan keluarga sering
berpindah-pindah tempat tinggal, karena kami masih mengontrak (belum punya rumah sendiri). Jazakumullah
khairan.
Nur Laila - Bekasi
_____________
Oleh: Ust. Badrul Tamam
Wa'alaikum salam Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menganugerahkan kepada kita berbagai nikmat-nikmat-Nya. Shalawat dan
salam semoga terlimpah kepada nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Kami mengajak untuk tetap bersyukur atas karunia Allah dan nikmat-nikmat-Nya yang tak bisa dihitung satu
persatunya karena saking banyaknya. Apapun kondisi kita, walau belum punya rumah sendiri, masih mendapatkan
banyak nikmat, yang terbesar dan teraggung nikmat din (iman dan Islam). Terlebih kalau kita perhatikan, banyak
orang yang untuk mengontrak saja tidak mampu, sehingga mereka lebih memilih tinggal di pinggir jalan, kolong
jembatan, atau tempat lainnya. Dan semoga Allah memberikan kelapangan rizki sehingga bisa membeli rumah
sendiri, karena salah satu unsur kebahagiaan hidup di dunia adalah memiliki tempat tinggal yang lapang.
Siapa yang menempati rumah baru, maka disunnahkan untuk berdoa saat memulai untuk menempatinya, yaitu:



A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya."
(Kandungan doa ini sudah dijelaskan pada tulisan: Doa Saat Singgah di Satu Tempat Dalam Perjalanan atau
Lainnya)
Hal itu seperti yang diriwayatkan Imam Muslim, dari Khaulah binti Hakim Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: AKu
mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:




"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa
Khalaq (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya) maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut." (HR.
Muslim)
Hadits ini mencakup tinggal dengan niatan untuk meninggalkannya (mampir/singgah) seperti musafir (orang dalam
perjalanan), begitu juga berlaku bagi orang yang menempati satu rumah untuk bermukim (tinggal) di situ, baik itu
milik sendiri atau bukan.
Begitu juga dianjurkan untuk membaca:



"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan rumah yang aku masuki dan kebaikan rumah yang aku
tinggalkan, dengan menyebut Nama Allah aku masuk dan dengan menyebut nama Allah aku keluar dan kepada
Allah, Rabb kami, kami bertawakkal." ((HR. Abu Dawud no. 4432, al-Thabrani dalam al-Mujam al-Kabir no. 3378. alAlbani mensahihkan sanadnya dalam as-Shahihah no. 225 dan dinilainya sahih dalam Sahih al-Jami no. 839, namun
dilemahkan olehnya dalam Dhaif Sunan Abi Dawud no. 1086, sedangkan Abdul Qadir al-Arnauth
menghasankannya, sebagaimana dalam Raudhat al-Muhadditsin no. 4579. Disebutkan juga oleh Imam Nawawi
dalam Al-Adzkarnya, no. 58, beliau mengatakan sebagai hadits hasan)
Atau membaca basmalah (Bismillah) saat memasukinya, seperti yang ditunjukkan oleh hadits berikut:






"Dari Jabir bin Abdullah bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Apabila seseorang
hendak masuk rumahnya kemudian dia berzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika akan menyantap makanan
maka syaitan akan mengatakan -kepada pengikutnya-, Kalian tidak bisa tidur di sini dan tidak pula mendapatkan
bagian makanan. Kemudian apabila dia memasuki rumahnya namun tidak berzikir kepada Allah ketika masuknya
maka syaitan akan berkata, Kalian bisa menginap malam ini. Dan apabila dia tidak berzikir kepada Allah ketika
menyantap makanan maka syaitan akan mengatakan, Kalian bisa menginap dan makan di sini.. (HR. Muslim)
Hanya saja kedua dzikir/doa di atas tidak khusus saat memasuki rumah untuk pertama kali, tapi dibaca oleh
seseorang setiap ingin memasuki rumanya sesudah bepergian. Juga dianjurkan untuk membacakan Al-Qur'an di
rumah tersebut, khususnya surat al-Baqarah untuk mengusir syetan dan melindungi rumah dari gangguan mereka.
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:


"Jangan kadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan surat alBaqarah di dalamnya."
Semua yang dijelaskan di atas tidak ada bedanya, baik rumah tersebut miliknya sendiri atau bukan seperti ngontrak,
menyewa, dipinjami. Wallahu a'lam.
[PurWD/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/konsultasi-agama/2011/04/27/14379/apa-doa-saat-menempati-rumahkontrakan-baru/#sthash.FUkSfzoa.dpuf

Selamatan Rumah Baru


Jun 12, 2010Muhammad Abduh Tuasikal, MScAmalan30 Komentar

Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat. Shalawat dan salam kepada Nabi
kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik hingga akhir zaman.
Seringkali kita melihat di tengah masyarakat terdapat kebiasaan selamatan ketika
memasuki rumah baru. Berbagai ritual pun dilakukan baik dengan pembacaan surat
tertentu secara jamai, tahlilan, atau bahkan yang berbau syirik pun ada yang
dilakukan. Sudah barang tentu hal ini perlu kita tinjau secara syariat apakah semacam
itu dibenarkan? Semoga pembahasan berikut ini dapat bermanfaat bagi pengunjung
rumaysho.com sekalian.
Bidah dalam Adat Kebiasaan
Bidah yaitu ibadah yang jauh dari tuntunan Islam- biasa kita temukan dalam hal
ibadah. Yaitu ibadah tersebut dilakukan dengan tatacara, penetapan waktu, penetapan
jumlah dan penetapan tempat tanpa mengikuti petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Bidah dalam masalah ibadah-lah yang biasa dicela dalam hadits, sebagaimana
dalam hadits Aisyah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut
tertolak. (HR. Muslim no. 1718)
Namun sebenarnya adat kebiasaan bisa juga terdapat bidah yaitu ketika dalam adat
dimasuki amalan tertentu tanpa adanya tuntunan dari Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, atau adat kebiasaan tersebut dicampuri ibadah dan dilakukan pada waktu atau
tempat tertentu tanpa adanya dasar sama sekali. Sebagaimana kita dapat melihat pada
perkataan Asy Syatibi rahimahullah yang telah maruf, beliau berkata dalam kitabnya al
Itishom. Bidah dalam masalah adat adalah,

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) dan menyerupai syariat
(ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah

sebagaimana niat ketika menjalani syariat (yaitu untuk mendekatkan diri pada
Allah).[1]
Dari sini kita dapat melihat bahwa jika adat dicampur dengan ibadah yang tidak
dituntunkan oleh Nabishallallahu alaihi wa sallam, maka ini dapat dikatakan bidah.
Bidah dalam Acara Memasuki Rumah Baru
Sebagaimana ilmu yang kami dapat dari site Syaikh Sholih Al Munajjid Al Islam Sual wa
Jawab atau Islam Question and Answer, beliau -hafizhohullah- menjelaskan demikian,

.
Tidak disyariatkan ketika seseorang pindah ke kediaman baru untuk adzan di empat
tiang rumah atau di salah satunya, tidak disyariatkan pula membaca surat-surat
tertentu atau membaca dzikir-dzikir tertentu ketika itu, karena tidak ada dalil dalam
sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengenai hal tersebut.[2]
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah pernah memberikan penjelasan,
:
Di antara bidah adalah mengkhususkan amalan tertentu tanpa adanya dalil, atau
mengkhususkan membaca surat tertentu di waktu, tempat tertentu atau pada hajatan
tertentu. Demikianlah niatan mengkhususkan amalan tertentu tanpa adanya dalil.[3]
Jika seseorang membaca Al Quran -khususnya surat Al Baqarah- di rumah dengan
tujuan untuk mengusir setan, maka itu tidaklah mengapa, namun hal ini tidak
dikhususkan ketika memasuki rumah baru. Dalil anjuran untuk membaca surat Al
Baqarah adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan akan


lari dari suatu rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah (HR. Muslim no.
780). Namun ingat, hadits ini bukan memaksudkan untuk memasuki rumah baru. Jika
kita ingin mengkhususkan membaca surat Al Baqarah atau surat lainnya ketika
memasuki rumah baru, maka sudah barang tentu harus butuh dalil. Sedangkan tidak
ada satu pun dalil yang menunjukkan adanya bacaan surat tertentu ketika itu. Karena
suatu amalan tidaklah diterima kecuali dengan mengikuti petunjuk Nabi shallallahu
alaihi wa sallam.
Bagaimana dengan Acara Makan-Makan Sebagai Tanda Syukur Ketika
Memasuki Rumah Baru?
Adapun untuk acara makan-makan (diistilahkan dengan walimahan[4]) dalam rangka
syukur, maka ini tidak ada masalah karena acara makan-makan bukanlah masuk dalam
kategori ibadah mahdhoh (ibadah murni), beda halnya dengan shalat dan membaca
al Quran. Acara makan-makan semacam ini juga dapat memupuk ukhuwah antar
tetangga dan sesama muslim, serta dapat berbagi kebahagiaan ketika itu.
Disebutkan dalam Al Mawsuah Al Fiqhiyah,


Acara makan-makan untuk rumah baru itu dianjurkan sebagaimana walimah (acara
makan-makan) lainnya (seperti pada pernikahan) yang di mana walimahan tersebut

dilakukan untuk berbagi kebahagiaan atau menghilangkan suatu bahaya (rasa tidak
senang dari lainnya).[5]
Namun perlu diberi catatann penting di sini, bahwa acara makan-makan ini bukanlah
dimaksudkan untuk mendatangkan keselamatan bagi penghuni rumah atau bukan
untuk mendatangkan keberkahan. Acara makan-makan ini dilakukan hanya sebagai
tanda syukur atas adanya kediaman baru tersebut.
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah pernah ditanya mengenai sembelihan yang dilakukan
untuk menyelesaikan pembangunan rumah. Beliau rahimahullah menjawab,
Hal ini butuh perincian. Jika sembelihan tadi dimaksudkan untuk mengusir jin atau
untuk maksud lain dari si pemilik rumah, yaitu diyakini bahwa sembelihah ini dapat
mendapatkan keselamatan demikian dan demikian, maka seperti ini tentu saja tidak
dibolehkan, hal ini termasuk bidah. Jika sembelihan tersebut disembahkan kepada jin,
maka ini bisa jadi syirik akbar karena termasuk menyerahkan suatu ibadah kepada
selain Allah.
Adapun jika sembelihan tersebut dilakukan dalam rangka syukur atas nikmat Allah
karena telah dimudahkan dalam pembangunan rumah, lalu si pemilik rumah
mengundang kerabat, tetangga untuk makan-makan, maka seperti ini tidaklah
mengapa. Inilah yang seringkali dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka bersyukur
atas nikmat Allah karena Dia telah memberikan kemudahan untuk memiliki rumah baru
tanpa mesti menyewa lagi. Semisal hal ini adalah ketika seseorang mengajak kerabat
dan tetangganya selepas pulang dari perjelanan jauh. Ia mengundang mereka untuk
bersyukur pada Allah atas nikmat keselamatan yang diberikan selama perjalanan.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam sendiri pernah melakukan hal serupa. Ketika beliau
pulang dari safar (perjalanan jauh), beliau menyembelih hewan dan mengundang yang
lainnya untuk menikmati sembelihan tersebut.[6]
Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhohullah menerangkan,
Tidak mengapa melakukan acara makan-makan ketika ingin memasuki rumah baru
yaitu dengan mengundang sahabat dan kerabat karena seperti ini adalah dalam rangka
berbagi kebahagiaan. Namun jika acara ini dilaksanakan dengan keyakinan dapat
mengusir jin, maka ini yang tidak dibolehkan. Ini adalah keyakinan syirik dan
pemahaman yang rusak. Jika acara makan-makan semacam ini hanyalah adat
kebiasaan, maka hukum asalnya tidak mengapa.[7]
Penutup
Intinya, hendaklah pemilik rumah baru bersyukur pada Allah atas kediaman baru yang
ia peroleh. Jadikanlah rumah baru tersebut sebagai ladang kebaikan dan ibadah serta
tempat berdzikir pada Allah. Janganlah jadikan tempat tersebut sebagai tempat
kehancuran karena diisi dengan maksiat. Lakukanlah hal-hal di kediaman baru tersebut
yang bisa mendatangkan ridho Allah dan di sini tidak perlu dikhususkan dengan
amalan tertentu (doa bersama, bacaan surat, tahlil, dzikir atau wiridan
tertentu) ketika ingin memasukinya. Namun ada amalan shalat yang bisa dilakukan
ketika ingin memasuki rumah, yaitu shalat dua rakaat. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam hadits shahih,





Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang dengan ini
akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki
rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari
kejelekan yang masuk ke dalam rumah. (HR. Al Bazzar, hadits ini shahih. Lihat As
Silsilah Ash Shohihah no. 1323)
Shalat dua rakaat ketika memasuki atau keluar rumah berlaku setiap saat, bukan
hanya ketika memasuki rumah baru. Shalat ini bisa dilakukan dengan satu niat dengan
shalat rawatib atau shalat sunnah lainnya. Karena yang dimaksud hadits di atas,
lakukanlah shalat dua rakaat apa saja- ketika memasuki atau keluar dari rumah.
Selain itu, semoga Allah menjadikan rumah tersebut dijadikan rumah yang berkah.
Setiap harinya, isilah dengan memperbanyak tilawah Al Quran (secara lafazh atau
makna melalui kitab tafsir), perbanyaklah shalat sunnah dan bacaan dzikir di dalamnya.
Rumah yang berkah adalah yang selalu diisi dengan ibadah. Semoga Allah selalu
memberkahi. Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat.
Panggang-GK, 29 Jumadits Tsani 1431 H (12/06/2010)
Artikel www.rumaysho.com
Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal

You might also like