Professional Documents
Culture Documents
: Amalgam
Kelompok
: A6
Tgl. Praktikum
Pembimbing
NAMA :
1
2
3
4
5
Rizantika Alvanta
Annisa Noor Ragilia
Vitra Nuraini Helmi
Fenella Andrata
Raissa Tryantakarina
021411131026
021411131028
021411131029
021411131030
021411131031
Gambar 2.2 a) Brander (kiri) dispenser bubuk amalgam - kain kasa mortal dan pestle amalgam - kondenser amalgam - pistol
amalgam sonde spatula semen burnisher pinset
(kanan); b) Pisau model; c) Timbangan; d) Amalgamator
3. Cara Kerja
3.1 Triturasi Secara Manual
a. Bubuk amalgam dikeluarkan dari dispenser sebanyak 1 kali tekanan (arah
tegak lurus) dan dimasukkan dalam mortar.
b. Cairan merkuri dikeluarkan dari dispenser sebanyak 1 kali tekanan (arah
tegak lurus) kemudian dimasukkan dalam mortar yang telah berisi bubuk
amalgam.
c. Bubuk amalgam dan cairan merkuri diaduk dengan cara menekan pestle
pada dinding mortar (pen-type grip) dengan gerakan memutar secepat
mungkin sampai homogen. Pada saat mulai pengadukan waktu dicatat.
d. Adonan yang telah diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kain kasa.
Kelebihan merkuri dikeluarkan dengan cara memeras dalam kain kasa.
Kain kasa dijepit kuat dengan pinset kemudian kain kasa diputar dan
digerakkan ke atas, maka sisa merkuri akan keluar dari kasa. Pekerjaan ini
dilakukan beberapa kali sampai tidak ada sisa merkuri yang keluar dari
kasa.
e. Adonan dari kain kasa diambil dengan pistol amalgam kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan model. Penempatan adonan amalgam dalam
cetakan model sedikit demi sedikit sambil dilakukan kondensasi
menggunakan kondenser sampai adonan padat. Pekerjaan ini dilakukan
berulang-ulang sampai cetakan model penuh, kemudian dihaluskan dengan
burnisher. Kekerasan permukaan diamati dengan menggurat permukaan
amalgam menggunakan sonde.
f. Amalgam ditunggu sampai mengeras. Waktu yang diperlukan sampai
amalgam mengeras dicatat.
3.2 Triturasi Secara Mekanik
Perbandingan 1:1
Metode triturasi
Setting time
Amalgam
Merkuri
0,59
0,59
Manual
17 menit
0,43
0,43
Manual
15 menit
0,48
0,48
Manual
15 menit
Mekanik (Low)
14 menit
Mekanik (High)
14 menit
menggunakan amalgamator dilakukan 2 cara yaitu Low dan High, untuk hasil
working time Low 14 menit, dan High 14 menit.
Dari percobaan diatas, didapatkan working time triturasi mekanik lebih
cepat daripada manual. Kecepatan pengadukan pada triturasi manual lebih lambat
daripada triturasi mekanik. Kecepatan triturasi yang semakin lambat seharusnya
menghasilkan amalgam dengan working time dan setting time yang lebih lambat
pula. Hal ini disebabkan jumlah pengadukan yang dilakukan selama proses
triturasi manual sangat sedikit. Dari percobaan kami sudah sesuai dengan teori
tersebut.
Pada hasil working time triturasi mekanik Low dan High sama yaitu 14
menit. Hal ini tidak sesuai dengan teori. Pada teori dijelaskan bahwa semakin
cepat proses triturasi, semakin cepat pula working time dan setting time.
5. Pembahasan
Komposisi Amalgam
Komposisi bubuk dental amalgam alloy terdiri dari silver (perak), tin
(timah dan tembaga) sebagai komponen utama serta tambahan sedikit zinc,
merkuri dan logam lain seperti indium atau palladium (McCabe dan Walls, 2008,
p.181).
Tabel. Standar komposisi amalgam alloy berdasarkan spesifikasi ISO 1559. (McCabe
dan Walls, 2008, p.182)
5.2 Reaksi
Manipulasi Amalgam
proses
penentuan
perbandingan
Triturasi
dapat
dilakukan
dengan
tangan
atau
juga
dapat
manual
Rasio alloy dan merkuri yang lebih besar dapat digunakan (McCabe 2008,
hal 191-2).
Sedangkan efek triturasi tergantung pada jenis logam campur
amalgam, waktu tirturasi dan kecepatan amalgamator. Baik triturasi yang
kurang maupun yang berlebihan akan dapat menurunkan kekuatan dari
amalgam tradisional dan amalgam dengan kandungan tembaga yang
tinggi.
Kondensasi
Setelah triturasi, hal yang dilakukan selanjutnya adalah menggunakan
pistol amalgam untuk mengambil adonan amalgam dan menempatkannya
kedalam cetakan model sambil melakukan kondensasi menggunakan
kondenser (maksimal selama 4 menit) hingga adonan padat. Kondenser
yang dipakai harusnya tidak boleh terlalu kecil sehingga menyebabkan
adonan tumpah, juga tidak boleh terlalu lebar sehingga tidak dapat masuk
kedalam cetakan model. (McCabe 2008, hal 192).
dikeluarkan dari mortar dan dimasukkan ke kain kasa kemudian diperas kuat
dengan menggunakan pinset. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kelebihan
merkuri pada campuran berupa tetesan diluar kain kasa sebelum dilakukan
kondensasi. Pengamatan pengerasan amalgam dilakukan setiap 1 menit mulai
menit ke-8 dengan cara mengguratkan sonde pada permukaan amalgam.
Pada percobaan yang dilakukan dengan cara triturasi mekanik dengan
rasio bubuk amalgam dan merkuri sesuai aturan pabrik yaitu 1:1. Dalam
percobaan ini digunakan amalgamator yang dapat mengaduk kedua bahan tersebut
dengan kapasitas kecepatan tinggi (High) dan rendah (Low). Setting time yang
diperoleh dari dua percobaan yang menggunakan metode mekanik (Low) dan
metode mekanik (High) yaitu 14 menit. Triturasi mekanik mempunyai hasil yang
lebih homogen dan dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi merkuri pada
atmosfer.
Dari kedua metode yang telah dilakukan pada praktikum tersebut,
setting time yang diperoleh menunjukkan hasil yang relatif sama. Hal ini kurang
sesuai dengan teori. Menurut Annusavice 2003, pada triturasi secara mekanik
rasio antara bubuk amalgam dengan merkuri lebih tepat, serta tekanan dan
kecepatan triturasi yang lebih teratur jika dibandingkan dengan metode triturasi
10
manual. Metode triturasi manual, tekanan dan kecepatan triturasi tidak teratur
sehingga
menyebabkan
kurangnya
homogenitas
amalgam.
Penggunaan
11
12
13