Professional Documents
Culture Documents
YOGHURT
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum mikrobiologi industri acara I yoghurt adalah :
1. Mengetahui proses pembuatan yoghurt
2. Mengetahui pH yoghurt melalui uji keasaman.
B. Tinjauan Pustaka
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh
manusia. Nilai gizinya yang tinggi juga menyebabkan susu merupakan
medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme untuk pertumbuhan dan
perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi
tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar. Fermentasi oleh
bakteri ini akan menyebabkan aroma susu menjadi berubah dan tidak disukai
oleh konsumen. Untuk meminimalkan kontaminasi oleh mikroorganisme dan
menghambat pertumbuhan bakteri pada susu agar dapat disimpan lebih lama
maka penanganan sesudah pemerahan hendaknya menjadi perhatian utama
peternak. Banyak jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari bahan baku
susu. Salah satu contohnya adalah yoghurt yang dibuat dengan cara
fermentasi (Saleh, 2004).
Susu merupakan bahan pangan asal ternak yang mempunyai nutrient
tinggi yang juga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba,
sehingga susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Khususnya untuk
susu encer dengan kadar bahan kering sekitar 8,42% diperlukan penanganan
secara tepat agar tidak rusak. Salah satu bentuk pemanfaatan dari susu encer
yaitu dibuat drink yoghurt. Drink yoghurt dibuat dengan mengencerkan
yoghurt dengan air kandungan total solid sekitar 4,5-7% (Jannah, 2012).
Salah satu cara pengawetan susu adalah dengan mengasamkan melalui
proses fermentasi oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus yang menghasilkan konsistensi menyerupai pudding. Yoghurt
bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (laktosa) yang
dikenal sebagai penderita lactose intolerance karena selama proses
pembuatan yoghurt, kadar gula susu diturunkan sampai seperempatnya.
Yoghurt merupakan makanan yang bergizi sehingga dengan minum yoghurt
dapat meningkatkan kesehatan. Selain itu, bakteribakteri yoghurt dapat
menyelimuti dan membuat dinding usus menjadi asam. Kondisi ini
menyebabkan mikroba patogen tidak dapat menyerang (Resnawati, 2002).
Yoghurt berasal dari bahasa turki yaitu jugort atau yogurut yang artinya
susu asam. Secara definisi yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu
yang telah dipasteurisasi, kemudian difermentasi dengan bakteri tertentu
sampai diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas, dengan atau tanpasusu
skim. Susu penambahan bahan lain yang diizinkan. Yoghurt dapat dibuat dari
susu segar atau produk susu dengan atau tanpa menambahkan susu bubuk
atau susu skim bubuk. Yoghurt umumnya dibuat dari susu skim. Susu skim
adalah bagian susu yang tertinggal setelah krim diambil sebagia atau
seluruhnya dalam proses separasi. Bakteri baik dalam yoghurt adalah
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus therophillus. Kedua bakteri itu
mengurai laktosa susu menjadi asam laktat dengan berbagai komponen aroma
dan cita rasa. Lactobacillus lebih berperan dalam pembentukan aroma
sedangkan Streptococcus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa.
Bakteri Streptococcus theropillus dan Lactobacillus bulgaricus termasuk
bakteri asam laktat homofementatif artiya glukosa yang difermentasikan akan
menghasilkan asam laktat sebagai satu-satunya produk (Surajudin, 2002).
Susu skim diproduksi oleh pemisahan susu mentah dengan yang
sentrifugasi
disusun oleh susu skim pencampuran dan cream . Protein dan kering isi
materi meningkat dengan penambahan sodium caseinate dan susu skim
bubuk, masing-masing. Selanjutnya susu sampel dipanaskan pada 92C
selama 5 menit . untuk pengobatan enzimatik dari 4 - l batch susu dengan
transglutaminase (kegiatan menyatakan : 1000 U/ g) , jumlah yang sesuai dari
enzim adalah dituangkan dalam 20 ml susu dan ditambahkan ke dalam susu
dengan enzim / substrat rasio 1/2000 (berat/berat) . Setelah 2 jam inkubasi
adalah
dengan
memanfaatkan
laktosa
sebagai
substrat
dan
galaktosidase menjadi
oleh
Streptococcus
thermophilus
atau
Lactobacillus
Yoghurt
b. Uji keasaman
Yoghurt 10 ml
Sampel
1
5
2
6
3
7
4
8
Lb/FC
Lb/FC
Lb/LF
Lb/LF
Lb+St/FC
Lb+St/FC
Lb+St/LF
Lb+St/LF
V Sampel
(ml)
10
10
10
10
10
10
10
10
V NaOH
(ml)
4,5
9,5
3,4
5,5
5,5
4,5
5,5
5,5
% Asam
Rata-rata %
Laktat
0,405
0,855
0,306
0,495
0,495
0,405
0,495
0,495
asam laktat
0,63
0,4
0,45
0,495
pH
4,93
5,21
4,6
4,43
4,96
4,49
5,24
5,2
Perhitungan kelompok 6 :
V NaOH N NaOH 90
% Asam laktat =
100%
ml sampel 1000
5,5 0,1 90
=
100%
10 1000
= 0,495%
Pembahasan
Pada praktikum acara I yoghurt bertujuan untuk mengetahui proses
pembuatan yoghurt dan uji keasaman yoghurt. Bahan utama yang digunakan
pada praktikum ini adalah susu full cream dan susu low fat, sedangkan
starter yang digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung
zat-zat makanan yang penting bagi manusia, yaitu protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral. Menurut Hartanto (2012), Susu
mempunyai sifat perishable, yaitu mudah mengalami kerusakan karena
merupakan
media
yang
Fermentasi
merupakan
baik
cara
bagi
tertua
pertumbuhan
disamping
mikroorganisme.
pengeringan,
yang
meningkatkan daya cerna dan daya simpan. Contoh dari fermentasi susu
adalah yoghurt.
Prinsip dasar fermentasi yoghurt adalah inokuasi bakteri kultur starter
pada susu yang telah dipanaskan. Komponen karbohidrat pada susu adalah
laktosa. Laktosa yang merupakan karbohidat utama pada susu akan
digunakan oleh kultur starter sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya.
Laktosa akan dihidrolisis dengan produk akhir asam piruvat. Selanjutnya
asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat oleh enzim laktat
dehidrogenase. Selain menghasilkan aroma yang khas asam laktat juga
berperan dalam pembentukan gel yoghurt. Secara sederhana, reaksi
perubhan laktosa menjadi asam laktat adalah sebagai berikut (Tamine dan
Robinson,1989) :
C12H22O11+H2O 4C3H6O3
Mekanisme starter pada pembuatan yoghurt. Asam laktat yoghurt
berasal dari pemecahan laktosa yang terdapat pada susu. Pemecahan laktosa
pada yoghurt dilakukan oleh L. bulgaricus dan S. thermophillus yang terjadi
di dalam sel. Pemecahan laktosa menjadi piruvat melalui jalur Embden
Meyerhof kemudian piruvat diubah menjadi asam laktat melalui fermentasi
anaerob. Laktosa susu akan dibawa masuk oleh enzim laktosa
fosfotransferase yang berada di membrane sel. Laktosa yang sudah masuk
ke dalam sel akan diubah menjadi D-glukosa dan melalui jalur Embden
Meyerhof akan diubah menjadi piruvat. Piruvat akan dipecah menjadi asam
laktat oleh enzim laktat dehidrogenase.
Menurut Winarno (1980), Pada pembuatan yoghurt, L. bulgaricus
berperan dalam pnurunan pH sampai sekitar 4,0. Selain itu, L.bulgaricus
juga member kontribusi terhadap flavour yoghurt melalui produksi asam
laktat, astaldehid, asam asetat, dan diasetil. Sedangkan S.thermopillus dapat
membentuk asam sehingga menurunkan pH dan mensintesis asam format
yang dapat menstimulasi pertumbuhan
Weshoff, 1980).
Menurut Davis (1975), umumnya bakteri Streptococcus adalah
penghasil
asam
laktat,
tumbuh
sangat
baik
pada
pH
6,5
dan
karena
bakteri
yang
satu
akan
mensintesis
dan
starter L.
asam laktat ini disebabkan adanya aktivitas enzim yang dihasilkan oleh
plain bakteri Lactobacillus bulgaricus . Selain faktor yang disebutkan
diatas, dibutuhkan prosedur percobaan yang tepat dari inkubator dan
prosedur pelaksanaan proses sesuai petunjuk supaya didapatkan hasil
fermentasi yang optimum.
E. Kesinpulan
Dari praktikum mikrobiologi industri acara I yoghurt dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip dasar fermentasi yoghurt adalah inokulasi bakteri kultur starter
pada susu yang telah dipanaskan.
2. Streptococcus adalah penghasil asam laktat, tumbuh sangat baik pada pH
6,5 dan pertumbuhannya terhenti pada keasaman pH 4,2 - 4,4. Bakteri
Laktobacilus tumbuh sangat bilk pada pH 5,5 dan pertumbuhannya
terhenti pada keasaman pH 3,8 - 3,8.
3. Suhu optimum bagi pertumbuahan S. thermophilus adalah 37C dan
L.bulgaricus 45C.
4. Pada praktikum percobaan dengan berbagai formulasi diketahui bahwa %
rata-rata asam laktat tertinggi adalah pada formulasi L.bulgaricus dan
susu fullcream yaitu 0,63%
5. % rata-rata asam laktat terendah pada formulasi L. bulgaricus dan susu
lowfat yaitu 0,4%.
6. pH tertinggi adalah formulasi L. bulgaricus ditambah S. thermopillus
dengan bhan susu lowfat yaitu 5,24.
7. pH terendah adalah formulasi L.bulgaricus dengan bahan susu lowfat
yaitu 4,43.
8. Faktor yang mempengaruhi kulitas yoghurt antara lain adalah kadar
lemak dalam susu, jenis bakteri yang diguankan dalam fermentasi, lama
inkubasi, suhu inkubasi, umur starter dan cara penyimpanan yoghurt.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, A.M, Nurwantoro, dan Y.B. Pramono. 2012. Kombinasi Susu dengan Air
Kelapa pada Proses Pembuatan Drink Yoghurt terhadap Kadar Bahan
Kering, Kekentalan dan pH. Jurnal Aplikasi Teknologi pangan Vol 1 No
3. Jakarta.
Resnawati, Heti. 2002. Kualitas Susu pada berbagai Pengolahan dan
Penyimpanan. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju
Perdagangan Bebas. Jakarta.
Saleh, Eniza. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Jurnal
Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Surajudin, Fauzi R. Kusuma, dan Dwi Purnomo. 2002. Yoghurt Susu Fermentasi
yang Menyehatkan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Lorenzen et all. 2002. Effect of Enzymatic Cross-Linking of Milk Proteins on
Functional Properties of Set-Style Yoghurt. International Journal of Dairy
TechnologyVol 55, No 3. Germany.
Hattingh, Analie Lourens Dan Bennie C. Viljoen. 2001. Yogurt as Probiotic
Carrier Food. International Dairy Journal 11 (2001) 117. South Africa.
Helferich, W and D . Westhoff. 1980 . All absut yoghurt prentice-Hall, Mc, Engel
Wood-Cliffs . New Yersey.
Robinson, R .K dan A.Y. Tamime. 1989 . Yoghurt . Science and Tehnologi .
Pergamor Press. London.
Abdul Rahman, Saladin JJ, Bohman CE, et all. 1978. The effect of 2-Hexanone
and 2-Hexanone Metabolites on Pupillomotor Activity and Growth.
Journal Toxicol Environ Health 9 : 199-215.
F.G. Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, Gramedia, Jakarta.
Hartanto, Harry. 2012. Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt
dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan
alat fermentor. Jurnal Teknik Kimia Vol 1 No 2 hal 123-137 Universitas
Diponegoro. Semarang.
NJ Moon dan GW Reinbold. 1975. Acid Prodction of Mixed Cultures of
Lactobcillus bulgaricus and Stretococcus thermophilus as an indicator of
growth at 37, 21 and 140C. Journal Dairy Science, 58. London.
Davis, JG. 1975. The Microbiology of Yoghurt. In Lactic Acid Bacteria in
Baverages S Food ed. Carr, G., Cutting, CV & Whiting, GC 245-263.
London : Academic Press.