You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA PERTANIAN
ACARA III
UJI DAYA RACUN INSEKTISIDA

Disusun oleh:
Nama

: Imam Syafii

NIM

: 12833

Asisten

: Ignatius Putra Andika


Rosa Chyse Sutomo

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

ACARA III
UJI DAYA RACUN INSEKTISIDA

I.

TUJUAN

Memberikan gambaran cara menguji toksisitas insektisida.


II.

TINJAUAN PUSTAKA

Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh
serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku,
perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis
lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman . Insektisida termasuk
salah satu jenis pestisida(Heller, 2010).
Dosis adalah jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan air
digunakan untuk menyemprot hama atau penyakit tanaman dengan luas tertentu. Pengertian
inilah sebenarnya yang dimaksud dengan tulisan dosis pada label kemasan pestisida. Untuk
konsentrasi, ada tiga macam pembagian pengertian, yaitu konsentrasi formulasi, konsentrasi
bahan aktif, dan konsentrasi larutan. Konsentrasi formulasi adalah banyaknya pestisida
dihitung dalam cc atau gram bahan pestisida per liter air yang dicampurkan; sedangkan
konsentrasi bahan aktif adalah persentase bahan aktif yang terdapat dalam larutan jadi
(larutan yang sudah dicampur air). Tidak jauh berbeda dengan dua pengertian di atas,
konsentrasi larutan adalam persentase kandungan pestisida yang terdapat dalam larutan jadi.
Sedangkan volume semprot adalah volume akhir, yaitu jumlah campuran air dengan pestisida
yang disemprotkan (Sudarmo, 1991).
Cara kerja atau mode of action insektisida dalam tubuh serangga merupakan cara
insektisida memberikan pengaruh terhadap serangga berdasarkan pengaruhnya di dalam
tubuh serangga. Serangga dapat terpapar oleh insektisida melalui kontak, mulut atau lubang
pernafasan, tergantung cara masuk (mode of entry) ke dalam tubuh serangga. Suatu
insektisida kemungkinan memiliki lebih dari satu macam cara masuk ke dalam tubuh
serangga. Beberapa jenis cara masuk insektisida dalam tubuh serangga dapat melalui racun
kontak, racun perut dan racun pernafasan. cara kerja insektisida. Racun Kontak yaitu
Insektisida diaplikasikan langsung menembus integumen serangga (kutikula), trakhea, atau

kelenjar lain yang berhubung langsung dengan kutikula. Minyak atau formulasi lain pada
insektisida akan berpengaruh terhadap lemak atau lapisan lilin pada kutikula, sehingga bahan
aktif dapat menembus tubuh serangga. Beberapa bahan aktif dapat terlarut dalam lemak
kutikula, sehingga dapat masuk ke dalam tubuh serangga. Racun Perut yaitu Insektisida
masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pencernaan serangga, sehingga bahan aktif
harus termakan oleh serangga tersebut. Hal ini contohnya pada insektisida umpan (bait) untuk
rayap, semut dan lain-lain. Racun pernafasan yaitu Insektisida masuk ke dalam tubuh
serangga melalui liang pernafasan (spirakel). Semua fumigan masuk ke dalam racun
pernafasan. Mereka aktif karena keberadaannya dalam bentuk gas di udara/ atmosfer yang
tertutup pada saat diaplikasikan (Untung, 2006).
Pestisida merupakan salah satu bahan berbahaya dan beracun. Hal ini karena pestisida
bersifat racun atau toksik jika memasuki tubuh manusia. Toksisitas pestisida mengandung
pengertian yaitu kemampuan racun untuk menimbulkan kerusakan apabila memasuki tubuh
dan lokasi organ yang rentan terhadap racun tersebut. Toksisitas dinyatakan dalam nilai
Lethal Dose (LD) atau Lethal Concentration (LC). LD50 atau LC50 merupakan dosis atau
konsentrasi pestisida yang mematikan sebanyak 50% populasi hewan percobaan jika
diberikan melalui mulut (oral), kulit (dermal) atau pernafasan (inhalasi). Pada umumnya LD
dinyatakan dalam mg per kg berat badan, sedangkan nilai LC dinyatakan dalam mg/L atau
mg/serangga. Semakin kecil nilai LD50 maupun LC50 suatu pestisida maka pestisida tersebut
semakin beracun. Sementara itu bahaya merupakan potensi keracunan ketika suatu pestisida
diaplikasikan. Bahaya dirumuskan sebagai berikut: bahaya = toksisitas x paparan (Deptan,
2011).
LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian
sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan, pada
suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam, LC50 96 jam. Untuk mengetahui
nilai LC-50 digunakan uji static. Ada dua tahapan dalam penelitian yaitu : (Hayes, 2007)
1.
Uji Pendahuluan. Untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu konsentrasi yang
dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan kematian terkecil mendekati
50%.
2.
Uji Lanjutan. Setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut
berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi

III.

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Pestisida Pertanian Acara 2 yang berjudul Uji Daya Racun Insektisida
dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada pada hari Jumat, 17 April 2015. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas
ukur, gelas plastik, labu erlenmeyer, pipet, kain trico, aspirator, dan labu takar. Adapun bahan
yang digunakan adalah insektisida sistemik Decis dan Spontan, air, serta ulat hongkong
(Tenebrio molitor) sebagai serangga uji.
Langkah yang dilakukan adalah dibuat seri konsentrasi 4d, 2d, d, dan d, serta kontrol,
dimana d adalah konsentrasi anjuran 0,2%. Kemudian diaplikasikan pada serangga uji dengan
metode pencelupan (Insect dipping). Selanjutnya dilakukan pengamatan setelah 24 jam
perlakuan selama 3 hari. Hasil kemudian dianalisis dengan probit.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Decis
Konsentrasi

jml serangga

presentase serangga

total

0,2
0,05
0,8
0

mati
5
4
18
0

mati
25%
20%
90%
0%

20
20
20
20

presentase

konsentrasi

serangga mati
12,5
37,5
62,5
87,5

0
0,2
0,25
0,9

Tabel 2. Spontan
Konsentrasi
0,2
0,05
0,8
0

jml serangga
mati
18
12
6
1

presentase serangga
mati
90%
60%
30%
5%

total
20
20
20
20

Pembahasan
Pestisida merupakan salah satu bahan berbahaya dan beracun. Hal ini karena pestisida
bersifat racun atau toksik jika memasuki tubuh manusia. Toksisitas pestisida mengandung
pengertian yaitu kemampuan racun untuk menimbulkan kerusakan apabila memasuki tubuh
dan lokasi organ yang rentan terhadap racun tersebut. Toksisitas dinyatakan dalam nilai
Lethal Dose (LD) atau Lethal Concentration (LC). LD50 atau LC50 merupakan dosis atau
konsentrasi pestisida yang mematikan sebanyak 50% populasi hewan percobaan jika
diberikan melalui mulut (oral), kulit (dermal) atau pernafasan (inhalasi). Pada umumnya LD
dinyatakan dalam mg per kg berat badan, sedangkan nilai LC dinyatakan dalam mg/L atau
mg/serangga. Semakin kecil nilai LD50 maupun LC50 suatu pestisida maka pestisida tersebut
semakin beracun. Sementara itu bahaya merupakan potensi keracunan ketika suatu pestisida
diaplikasikan. Bahaya dirumuskan sebagai berikut: bahaya = toksisitas x paparan (Deptan,
2011).
Dalam praktikum ini dilakukan uji toksisitas insektisida. Adapun insektisida yang
digunakan adalah Decis dan Spontan yang dibuat dalam beberapa seri kepekatan. Untuk
serangga uji, digunakan larva Tenebrio molitor. Adapun uji dilakukan dengan mencelupkan
sejumlah serangga uji ke dalam seri konsentrasi, kemudian diamati setelah 24 jam perlakuan
dan pengamatan dilakukan selama 3 hari.
Adapun hasil yang didapat pada praktikum acara 3 ini kemudian dianalisis dengan
probit dan regresi. Untuk Decis adalah sebagai berikut :

Nilai regresi dari hasil pengamatan konsentrasi vs kematian serangga uji adalah 0,974 yang
menunjukkan ada kaitan erat antara konsentrasi dan kematian serangga uji. Dalam kurva
regresi dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi maka kematian serangga uji makin
tinggi. Untuk nilai LC50, akan didapatkan pada konsentrasi diatas d-konsentrasi-2d
konsentrasi.
Adapun untuk hasil pada insektisida Spontan adalah sebagai berikut :

Nilai regresi dari hasil pengamatan konsentrasi vs kematian serangga uji adalah 0,007 yang
menunjukkan tidak ada kaitan antara konsentrasi dan kematian serangga uji. Dalam kurva
regresi dapat diketahui bahwa konsentrasi dan persentase kematian serangga uji tidak
memiliki keeratan.
LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian
sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan, pada
suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam, LC50 96 jam. Untuk mengetahui
nilai LC-50 digunakan uji static. Ada dua tahapan dalam penelitian yaitu : (Hayes, 2007)
1. Uji Pendahuluan. Untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu konsentrasi yang
dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan kematian terkecil mendekati
50%.

2.

Uji Lanjutan. Setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut
berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi
V.

KESIMPULAN

Uji toksisitas insektisida dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah
insect dipping. Dalam uji toksisitas dapat dikentahui persentase kematian/lethal dibandingkan
dengan konsentrasi yang digunakan. Pada insektisida Decis nilai LC50 berkisar antara 0,20,25% konsentrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Hayes, A. Wallace. 2007. Principles and Methods of Toxicology. Informa Health USA. New
York
Heller, JL (2010). "Insecticide Poisoning". Medline Plus.
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Deptan. 2011. Petunjuk Teknis Pengawasan Pupuk dan Pestisida Tahun 2011. Direktorat
Pupuk dan Pestisida, Direktoran Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Kementerian Pertanian.

PROBIT a_concentrate OF a_total WITH a_mortal


/LOG 10
/MODEL PROBIT
/PRINT FREQ CI
/CRITERIA P(0.15) ITERATE(20) STEPLIMIT(.1).
Warnings
Relative Median Potency Estimates are not displayed because there is no grouping
variable in the model.

Data Information
N of Cases
Valid
Rejected

3
Missing

LOG Transform Cannot be Done

Number of Responses > Number of Subjects

Control Group

Convergence Information

Number of

Optimal Solution

Iterations

Found

PROBIT

18 Yes

Parameter Estimates
Parameter

Estimate

Std. Error

Sig.

95% Confidence Interval


Lower Bound

PROBITa

Upper Bound

a_mortal

,784

1,601

,490

,624

-2,354

3,922

Intercept

-3,026

1,656

-1,827

,068

-4,682

-1,370

a. PROBIT model: PROBIT(p) = Intercept + BX (Covariates X are transformed using the base 10,000
logarithm.)

Chi-Square Tests
dfb

Chi-Square
PROBIT

Pearson Goodness-of-Fit Test

,066

Sig.
,798a

a. Since the significance level is greater than ,150, no heterogeneity factor is used in
the calculation of confidence limits.
b. Statistics based on individual cases differ from statistics based on aggregated
cases.

Cell Counts and Residuals


Number

PROBIT

a_mortal

Number of

Observed

Expected

Subjects

Responses

Responses

Residual

Probability

,602

20

,106

-,056

,005

,699

20

,132

,068

,007

1,255

20

,412

-,012

,021

Confidence Limits
Probability

Estimate
PROBIT

95% Confidence Limits for log(a_mortal)a

95% Confidence Limits for a_mortal


Lower Bound

Upper Bound

Estimate

Lower Bound

Upper Bound

,010

7,807

,892

,020

17,388

1,240

,030

28,899

1,461

,040

42,352

1,627

,050

57,795

1,762

,060

75,302

1,877

,070

94,966

1,978

,080

116,893

2,068

,090

141,201

2,150

,100

168,022

2,225

,150

345,204

2,538

,200

611,795

2,787

,250

999,592

3,000

,300

1553,452

3,191

,350

2337,375

3,369

,400

3444,234

3,537

,450

5011,722

3,700

,500

7249,343

3,860

,550

10486,012

4,021

,600

15258,247

4,184

,650

22483,755

4,352

,700

33829,793

4,529

,750

52574,451

4,721

,800

85899,709

4,934

,850

152237,656

5,183

,900

312773,588

5,495

,910

372184,710

5,571

,920

449583,056

5,653

,930

553388,150

5,743

,940

697897,064

5,844

,950

909306,741

5,959

,960

1240867,733

6,094

,970

1818483,522

6,260

,980

3022428,380

6,480

,990

6731664,232

6,828

a. Logarithm base = 10.

You might also like