Professional Documents
Culture Documents
MODUL
2. Waktu Pendidikan
TAHAP I
TAHAP II
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS
S8
TAHAP III
S9 S10 S11
Infratentorial
Spinal
Saraf Tepi
TRAUMA
ICD 10 - Bab XIX
Kranial
Spinal
Saraf Tepi
DEGENERASI
ICD 10 - Bab VI & XIII
VASKULER
ICD 10 - Bab IX
Spinal
Saraf Tepi
Intrakranial
Spinal
FUNGSIONAL
ICD 10 - Bab VI & XXI
Vaskuler
Intrakranial
AVM
Simpel
Kompleks
Spinal
Aneurysm
Cavernoma
Spontaneous
ICH
AVM
AV fistula
KETERANGAN
S : Semester
ICD
10
IK
IK IK IK
1
2
3 4
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P
TAHAP I TAHAP II
TAHAP III
Tingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)
Tingkat Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3
(A3)
Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5
G : Magang
M : Mandiri
K : Kognitif
: A : Afektif
P : Psikomotor
3. Tujuan Umum
1. Mampu mengenali AVM spinal
2. Mampu mengobati AVM spinal sesuai kompetensi mandiri
4. Tujuan Khusus
1. Mampu menerangkan insidens, patogenesis, AVM spinal
2. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan AVM spinal.
3. Mengetahui pengobatan berbagai jenis AVM spinal
4. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan
diagnosis AVM spinal
5. Mampu membuat diagnosis banding AVM spinal
6. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam
menegakkan AVM spinal
7. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa AVM spinal
8. Mampu melakukan tindakan operasi AVM spinal
9. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus AVM spinal
10.Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan
11.Mampu memberi informed consent
5. Strategi Pembelajaran
a Pengajaran dan kuliah pengantar
b Tinjauan Pustaka
b Diskusi Kelompok
e Bimbingan Operasi
operasi magang
operasi mandiri
6. Persiapan Sesi
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam
mencapai kompetensi, mencakup
3
7. Referensi
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all.
Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994
4. Winn HR. Youmans Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8. Kompetensi
Jenis Kompetensi
Tingkat
Kompetensi
K
f.
P
E
N
G
A
Y
A
A
N
6
6
d.
TAHAP
6
6
6
2
2
2
M
A
G
A
N
G
3
3
3
j.
9. Gambaran Umum
Malformasi pembuluh darah intrakranial dapat berupa malformasi arteri-vena
(AVM), malformasi kavernosus, malformasi vena, teleangiektasis dan variks. AVM
adalah lesi pada pembuluh darah serebral ketika darah mengalir dari sistem arteri
ke sistem vena tanpa melewati kapiler. Tanda khas dari penyakit ini adalah adanya
pintasan arteri vena (AV Shunt). AVM bersifat kongenital, insidensnya terjadi pada
usia dekade ketiga, ketika penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Insidennya meningkat pada pasien dengan sindrom Osler-Weber-Rendu. Gejala
klinis yang ditimbulkan berupa perdarahan, kejang, efek lesi desak luar, iskemia,
sakit kepala dan hidrosefalus. Diagnostik dapat ditegakan berdasarkan klinis dan
pemeriksaan penunjang berupa imajing dan angiografi. Tatalaksana kasus ini dapat
berupa operasi, radiasi atau teknik endovaskuler
Proses, materi dan metode pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk
alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan
menatalaksana AVM spinal.
12. Metode
Metode Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
Tinjauan Pustaka
Diskusi Kelompok
Bed side teaching
Tindakan Operasi Mandiri
a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi
(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian
melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan
lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.
b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang
akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten
terhadap pasien secara mandiri.
c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus
membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,
selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan
operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan
yang ditetapkan daam daftar tilik.
Metode Diagnostik
13. Rangkuman
14.
Evaluasi
Organisasi Evaluasi
Tahap Evaluasi
1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan
2. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di
Bagian/Departemen Bedah Saraf.
3 Penilaian Kecakapan
4 Penilaian Rehabilitasi
ADA
TA
TL
Laboratorium darah
2
4
Admission
1
2
Kelengkapan administrasi
Riwayat penyakit
2
4
Persiapan Operasi
2
Persiapan alat
3
4
Pra bedah
1
Konsul anestesi
Kamar operasi
1
2
* Terpasang infuse
* Cukur gundul
Persiapan pasien
Dipasang kateter
4
6
7
Tindakan operasi
1
2
4
5
6
Tindakan puncture
7
8
9
10
11
12
13
14
vertebrobasiler
Pasca Bedah
1
Dokumentasi
* Laporan Anestesi
Catatan perawatan
Pemulangan
1
2
4
5
Definisi
AVM adalah lesi pada pembuluh darah serebral ketika darah mengalir dari sistem
arteri ke sistem vena tanpa melewati kapiler
Etiologi dan faktor resiko
10
AVM dapat terjadi pasca kateterisasi jantung, hemodialisis, luka pada kulit atau
komplikasi operasi.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang.
Berdasarkan pemeriksaan klinis dapat kejang, bruit, pulsatile tinnitus, sakit
kepala dan kelemahan atau kebas yang progresif. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah MRI dan angiografi endovaskuler
.
Tatalaksana
Tatalaksana AVM spinal adalah tindakan endovaskuler yaitu embolisasi.
19. Algoritme
20. Kepustakaan
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all.
Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994
4. Winn HR. Youmans Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
21. Presentasi
11
22. Model
Model pembelajaran menggunakan diseksi kadaver.
12