You are on page 1of 10

BAB 5

Etika, ISAs, dan


Pengendalian Mutu

Oleh :
Rizky Hananda Nugroho
Dody Kistiantoro
Ulva A.
Fina Putri Damayanthi
Rara Dzikrina Istiqomah
Nurswandari Komala D.
Pungki Andriani S.
Reni Eka Isyatir R.
Rahma Frida Ratri
Riasty Dewi Irwanda

040811607
041113185
041211331011
041211331047
041211331080
041211332020
041211332022
041211332024
041211332036
041211332066

Program Studi Akuntansi


Universitas Airlangga
Surabaya

2014
Cakupan dan Acuan
Bab ini membahas tiga konsep dasar yang saling bertautan, yakni penerapan standarstandar teknis (ISAs), kewajiban etika profesi (termasuk independensi auditor), dan sistem
pengendalian mutu (system of quality control).
Pada 2008 Dewan Standar Profesi IAPI menerbitkan kode etik Profesi Akuntan
Publik yang merupakan terjemahan dengan modifikasi dari Code of Ethics for Professional
Accountants yang diitetapkan oleh International Ethics Standards Board for Accountants
(IESBA)
Pembahasan dalam bab ini mengacu pada International Standards on Quality Control
No. 1 (ISQS 1), ISA 200, dan ISA 220.
Quality Control System
Nilai-Nilai dan Sasaran KAP
Kepemimpinan (Peran, Tugas, Akuntabilitas)

Etika &
Indepandensi

Terima/Tolak
Klien

Kinerja
Penugasan

Pengelolaan
SDM

Pendokumentasian & Pemantauan Berkesinambungan


(Sistem Kendali Mutu dan Berkas Penugasan)

Tabel 5-1
Tujuan QC System ISQC 1 dan ISA 220
Acuan
ISQC 1.11

ISA 220:6

Penjelasan Acuan yang Bersangkutan


Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu QC system ialah untuk
memberikan asurans yang layak bahwa :
a KAP dan personalianya mematuhi standar professional serta kewajiaban
hukum/ ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan kewajiban yang
ditetapkan regulator;dan
b Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya, sudah tepat sesuai situasi
yang dihadapi
Tujuan auditor adalah mengimplementasi prosedur pengendalian mutu pada
tingkat penugasan yang memberikan asurans yang layak bahwa:
a Auditnya mematuhi standar professional serta kewajiaban hukum/ ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan kewajiban yang ditetapkan
regulator;dan
b Laporan auditor yang diterbitkan, sudah tepat dalam situasi (yang dihadapi)

Acuan

Tabel 5-2
QC System-ISQC1, ISA 200, dan ISA 220
Penjelasan Acuan

ISQC 1.13

Personalia KAP yang bertanggung jawab untuk meniptakan dan memlihara


QC System KAP tsb, wajib memahami seluruh teks ISQC, termasuk
(bagian berjudul) application (aplikasi) dan other explanatory material
(bahan penjelasan lainnya), agar mengerti tujuannya dan dapat menerapkan
ketentuan/ kewajiban (dalam ISQC) dengan benar

ISQC 1.18

KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur yang diranang untuk


mendorong budaya internal yang mengakui bahwa kualitas itu penting
dalam penugasan. kebijakan dan prosedur tsb mewajibkan CEO KAP itu
atau Dewan Partner/managing board of partners mengambil tanggung
jawab terakhir untuk QC System KAP tsb.

ISQC 1.19

KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur sehingga mereka yang


mendapat tugas dan tanggung jawab operasional atas QCS KAP tsb dari
CEO/Dewan Partner, mempunyai pengalaman dan kemampuan yang cukup
dan tepat serta otoritas yang diperlukan untuk mengambil tanggung jawab
tsb.

ISQC 1.32

KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk


memberikan asurans yang layak bahwa penugasan yang dilaksanakan
sesuai dengan standar professional serta kewajiban hukum/ketentuan UU
yang berlaku dan kewajiban yang ditetapkan regulator dan KAP/ partner
penugasannya menerbitkan laporan yang tepat sesuai dengan situasi.
Semua kebijakan dan prosedur harus memasukkan:

ISQC 1.48

ISQC 1.57

a) hal-hal yang mendorong konsistensi dalam mutu pelaksanaan;


b) tanggung jawab supervise;
c) tanggung jawab reviu.
KAP wajib menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang untuk
memberikan asurans yang layak bahwa kebijakan dan prosedur yang
berhubungan dengan QCS adalah relevan, cukup, dan berfungsi efektif.
Proses ini harus:
a) meliputi pertimbangan dan evaluasi yang berlanjut mengenai QCS,
termasuk inspeksi secara berkala setidak-tidaknya satu penugasan
untuk setiap partner, setiap siklusnya;
b) mewajibkan tanggung jawab atas proses pemantauan ditugaskan
kepada satu atau lebih partner atau orang lain dengan pengalaman
yang cukup dan tepat serta otoritas dalam KAP tsb untuk memikul
tanggung jawab tadi;
c) menetapkan mereka yang melaksanakan penugasan atau reviu atas
kendali mutu penugasan tidak dilibatkan dalam menginspeksi
penugasan.
KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan
dokumentasi yang tepat untuk memberikan bukti berfungsinya setiap unsur

dalam.
ISA 200.14

Auditor wajib mematuhi kewajiban etika yang relevan, termasuk yang


berkenaan dengan independensi, sehubungan dengan penugasan audit atas
laporan keuangan.

ISA 200.15

Auditor wajib merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptitisme


professional dengan menyadari bahwa mungkin ada situasi yang
menyebabkan laporan keuangan disalahsajikan secara material.

ISA 220.17

Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, partner penugasan wajib,


dengan mereviu dokumentasi audit dan diskusi dengan tim audit, meyakini
bahwa bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh untuk mendukung
kesimpulan yang ditarik dan untuk laporan auditor yang diterbitkan.

ISA 220.19

Untuk audit laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di pasar modal,


dan penugasan audit lainnya, jika ada, yang diperoleh dari KAP ditentukan
bahwa reviu kendali mutu penugasan diperlukan, partner penugasan harus:
a) memastikan bahwa penelaah kendali mutu penugasan sudah
ditetapkan/ diangkat;
b) membahas masalah yang timbul selama audit, termasuk yang
diidentifikasi selama reviu kendali mutu penugasan, dengan penelaah
kendali mutu penugasan;dan
c) tidak memberi tanggal laporan auditor sampai selesainya reviu
kendali mutu penugasan.

Tinjauan Umum
Mengapa pemberian audit dan jasa terkait lain yang bermutu, sangat penting? Beberapa
alasannya adalah untuk :
Melindungi kepentingan publik
Memberikan kepuasan kepada klien
Delivering value for money (ungkupan ini tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia, dan mungkin diartikan secara sinis oleh profesi yang umumnya belum/
tidak menimati fee yang layak, apalagi tinggi)
Memastikan kepatuhan terhadap standar profesi
Mengembangkan dan mempertahankan reputasi profesional
Tabel 5-3
QC System dan Unsur-unsur Pengendalian Intern
Unsur-unsur Pengendalian
Internal (ISA 315)
Control Environment
(Tone at the Top)

Unsur-unsur QC di Tingkat
KAP (ISQC 1)
Tanggung jawab pimpinan atas
mutu di dalam KAP

Unsur-unsur QC di Tingkat
Penugasan (ISA 220)
Tanggung jawab pimpinan atas
mutu di dalam KAP

Kewajiban etika yang relevan

Kewajiban etika yang relevan

Risk Assessment
(What Could Go Wrong?)

Information Systems
(Tracking performance)
Control Activities
(Prevent & detect/correct
controls)
Monitoring
(Are objectives being met?)

Sumber daya manusia


Menerima dan melanjutkan
hubungan dengan klien dan
penugasan yang spesifik

Penetapan anggota tim audit


Menerima
dan
melanjutkan
hubungan dengan klien dan
penugasan audit

Dokumentasi QC System

Risiko bahwa laporannya mungkin


tidak tepat dalam situasinya
Dokumentasi audit

Pelaksanaan penugasan

Pelaksanaan penugasan

Pemantauan
berjalan
atas
kebijakan dan prosedur QC di
KAP tersebut

Terapkan
hasil
pemantauan
berjalan atas penugasan audit yang
spesifik

Lingkungan Pengendalian
Pemberian jasa berkualitas tinggi dan cost-effective (high-quality and cost-effective
services) harus menjadi tujuan utama KAP; tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua
staf dan secara teratur hasilnya dimonitor. Qc yang buruk menimbulkan kesan tidak
profesional, mendorong pemberian layanan yang buruk, berpotensi tuntutan hukum, saksi
regulator, dan kehilangan reputasi.
Kotak 5-1
"Tanda-tanda" Ancaman bagi KAP
Sikap tak acuh
KAP hampir selalu/terus-menerus dalam krisis.
Penugasan dan kegiatan tanpa perencanaan merupakan norma kerja.
Tidak ada komitmen terhadap kualitas atau kepatuhan terhadap standar etika tertinggi.
Tidak peduli ekspektasi publik dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya, mengenai
mutu.
Menganggap perubahan dalam standar auditing sekedar urusan regulator serta KAP dan entitas
besar.
Yang berubah cuma terminologi dan istilah yang digunakan, seolah-olah menunjukkan
kepatuhan, tanpa substansi; praktik audit yang lama tetap lestari.
Yakin bahwa audit entitas kecil, tidak berisiko. Moto: audit kecil, prosedur sedikit.
Pekerjaan audit sepadan dengan fee yang diterima (fee rendah), bukan risiko yang melekat pada
penugasan.
Klien dianggap oleh partner, sama sekali tidak bisa dipercaya
Minimkan atau hindari sama sekali QC reviews.
Anggapan bahwa karena klien yang bayar fee, mereka tahu apa yang mereka mau.
Partner menerima dan mempertahankan klien audit, semata-mata karena pertimbangan fee,
sekalipun berisiko tinggi bagi KAP.
Partner enggan mengadopsi QC System.
Minta staf mematuhi QC System, tetapi partner mengabaikannya.

Abaikan pelatihan dan pengembangan SDM


Melaksanakan audit bermutu sangat tergantung pada kemampuan KAP mempertahankan partner/staf
yang qualified dan kompeten. Ini memerlukan pelatihan, pengembangan, penilaian kerja
(performance appraisals) semua partner dan staf, secara berkesinambungan.
Tidak ada/rendahnya disiplin
Gagal mendisiplinkan partner atau staf ketika kebijakan KAP diabaikan/dilangggar mengirimkan
pesan yang sangat jelas kepada seluruh personalia KAP tersebut bahwa kebijakan tertulis dan QC
System tidak penting. Ini meningkatkan risiko bagi KAP.
Kotak 5-2
Praktik Tone at the Top yang Sehat
Tetapkan tujuan, prioritas, dan nilai-nilai KAP
Komitmen yang tidak diragukan terhadap mutu dan standar etika tertinggi
Investasi dalam pelatihan dan peningkatan ketrampilan staf
Investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan keuangan
Kebijakan yang sehat mengenai penugasan dan aspek keuangannya
Toleransi terhadap risiko, untuk pembuatan keputusan
Komunikasi secara teratur
Ingatkan kembali kepada staf, nilai-nilai dan komitmen KAP dengan komunikasi yang teratur (lisan
dan tertulis). Komunikasi menekankan kebutuhan mengenai integritas, obyektifitas, independensi,
skeptisisme profesional, pengembangan staf, dan akuntabilitas publik. Komunikasi dilakukan melalui
sistem penilaian kinerja, partner updates, emails, pertemuan (termasuk outings), dan buletin
(newsletter).
Muthakirkan petunjuk QC
Secara berkala, mutakhirkan kebijakan dan prosedur QC untuk menanggapi kelemahan yang
ditemukan dari ketentuan baru.
Tetapkan tanggung jawab dan minta pertanggungjawaban
Tetapkan tanggung jawab dengan jelas (assign clear responbilities) kepada partner dan staf;siapa
bertanggung jawab untuk apa dalam hal-hal QC. Minta pertanggungjawaban (accountabilities) pada
waktunya.
Tingkatkan kompetensi staf dan berikan penghargaan untuk pekerjaan bermutu
Kembangkan staf melalui:
Uraian tugas (job descriptions) yang jelas dan dokumentasikan penilaian kerja
tahunan/berkala yang menekankan pekerjaan bermutu sebagai prioritas;
Berikan insentif/hadiah/penghargaan untuk pekerjaan bermutu;
Tindakan disipliner, jika kebijakan KAP dilanggar.
Sempurnakan terus-menerus
Ambil tindakan secepatnya untuk memperbaiki kekurangan. Kekurangan dan kelemahan
diidentifikasi misalnya melalui pemantauan penugasan, termasuk inspeksi yang dilakukan dalam

tahapan/siklus (cyclical inspection) untuk penugasan yang sudah selesai.

Penilaian Risiko KAP


Pengelolaan risiko (risk management) adalah proses yang berkesinambungan.
Pengelolaan risiko di KAP membantu KAPmengantisipasi peristiwa negatif,
mengembangkan kerangka pembuatan keputusan yang efektif, dan mendayagunakan sumber
daya KAP.
Kebanyakan KAP mengelola risiko, dengan bentuk dan cara yang bervariasi.
Memformalkan dan mendokumentasikan proses manajemen risiko di KAP secara
keseluruhan lebih bersifat proaktif dan lebih efektif. Implementasinya akan tidak memakan
banyak waktu.
Suatu proses manajemen risiko yang sederhana dapat digunakan oleh KAP dari
bermacam-macam ukuran, termasuk para praktisi tunggal. Proses ini terdiri atas serangkaian
kegiatan yang diringkaskan dalam Tabel berikut.

Sistem Informasi
Banyak KAP mempunyai sistem informasi yang baik untuk memantau klien, waktu
dan pembebanan, OPE, staf, dan pengelolaan file penugasan. Namun, sistem informasi yang
memantau mutu pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali mutu kurang berkembang. Sistem
informasi juga harus dirancang untuk menangani risiko yang diidentifikasi dan dinilai sebagai
bagian dari proses penilaian KAP.

Aspek-aspek QC yang perlu didokumentasikan antara lain :


Risiko yang dihadapi KAP dan komitmen terhadap mutu
Etika dan independensi
Personalia
Pengelolaan penugasan

Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian dirancang untuk memastikan erjadinya kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP, melalui proses PDCA.

Tabel 5-5
Langkah
Plan (rencanakan)
Do (lakukan)
Check (periksa)
Act (bertindak)

Penjelasan
Tetapkan tujuan dan proses QC yang diperlukan agar KAP dapat
memberikna autput yang diharapkan / memenuhi syarat
Implementasi proses baru, sedapat mungkin dalam skala kecil dulu
Ukur proses baru. Bandingkan hasilnya dengan yang diharapkan
(ekspektasi) untuk memastikan ada/tidaknya perbedaan
Analisis perbedaan dan jelaskan perbedaannya. Tentukan di mana

perubahan harus diterpaknan agar tercapai perbaikan.

Kegiatan pengendalian dapat dipertimbangkan untuk:

Semua kebijakan dan prosedur yang didokumentasikan dalam QC manual;


Kebijakan arus kantor;
Semua kebijakan dan prosedur operasional;
Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan urusan personalia lainnya.

Kegiatan pengendalian KAP dilakukan pada dua jenjang, yakni:


1

Kegiatan jenjang KAP


Nilai-niai dan sasaran KAP
o Pembagian tugas dan wewenang di antara para partner sehubungan
dengan pengendalian mutu
o Proses penilaian risiko di KAP: apa,bagaimana, dan siapa yang
bertanggung jawab
o Pengembangan staf, manajemen KAP, dan disiplin
o System informasi mengenai staf, klien, independensi partner dan staf,
penjadwalan penugasan, dll.
o Mendokumentasikan
system
pengendalian
mutu,
dan
penyempurnaannya.
Sikap dan perilaku
o Kepemimpinan
o Etika dan independensi
o Kearifan professional
o Skeptisme
o Supervise dan reviu
Kegiatan jenjang KAP penugasan, yaitu mematuhi ISAs, yang berkenaan dengan:
Menerima atau melanjutkan penugasan
Membagi tugas dan tanggung jawab staf
Konsultasi dan menggunakan tenaga ahli
Dokumentasi
Merilis/menerbitkan laporan

Pemantauan
Berfungsinya sistem secara efektif dapat dicapai dengan reviu secara independen atas
berfungsinya kebijakan/prosedur di tingkat KAP dan penugasan, secara efektif, dan inspeksi
dari seluruh file audit yag sudah rampung.

Pemantauan berjalan (ongoing monitoring)


Pemantauan berjalan atas QC KAP memastikan kebijakan dan prosedur KAP adalah
relevan, cukup, dan berfungsi efektif.

Inspeksi file yang rampung, berdasarkan siklus

Cyclical inspection sekurang-kurangnya atas file audit dari satu penugasan untuk setiap
partner. Cyclical inspection membantu mengidentifikasi kelemahan dan kebutuhan pelatihan, dan
memeungkinkan KAP membuat perubahan/perbaikan, tepat pada waktunya. Setelah reviuw
selesai, pemantau membuat laporan yang sesudah didiskusikan dengan para partner,
dikomunikasikan kepada semua manajer dan staf professional.

Siapa yang Diangkat sebagai Pemantau?


Pemantau kebijakan tingkat KAPs
Pemantau merupakan seseorang di luar KAP, dengan kompetensi dan kemampuan bertindak
sebagai partner penugasan. Alternatif ini meningkatkan independensi dan objektivitas KAP.
Pemantau/inspektur file
Orang yang ditunjuk untuk menginspeksi file yang penugasannya sudah rampung, haruslah
orang yang tepat dan qualified, dan tidak terlibat dalam pelaksanaan penugasan tersebut atau dalam
pelaksanaan QC atas penugasan tersebut.

Kepatuhan terhadap ISAs yang Relevan


Tabel 5-6
Kutipan ISA 200 dan 230 Kepatuhan terhadap ISAs
Acuan
ISA
200.18
ISA
200.22

ISA
200.23

ISA
230.12

Penjelasan Acuan yang Bersangkutan


Auditor wajib mematuhi semua ISAs yang relevan dengan audit. Suatu ISA adalah relevan
dengan audit jika ISA sudah berlaku dan situasi yang ditangani ISA (memang) ada. (lihat alinea
A53-A57)
Dengan
memperhatikan
alinea
23,
auditor
wajib
mematuhi
setiap
ketentuan/persyaratan/kewajiban dari suatu ISA kecuali, jika (untuk) situasi dalam audit itu:
a Seluruh iSA tidak relevan; atau
b Ketentuan persyaratan/kewajiban (dari ISA itu) tidak relevant karena bersyarat
(conditional) dan syaratnya (the condition) tidak eksis. (lihat alinea A72-A73)
Dalam situasi istimewa, auditor dapat berpendapat perlunya menyimpang dari suatu ketentuan
yang relevan dalam suatu ISA. Dalam situasi ini, auditor wajib melaksanakan prosedur audit
alternatif untuk mencapai tujuan ketentuan tersebut. Kebutuhan auditor untuk menyimpang dari
ketentuan yang relevan diharapkan timbul hanya jika ketentuan adalah untuk prosedur spesifik
yang harus dilaksanakan dan, dalam situasi spesifik dari audit tersebut, prosedur itu akan tidak
efektif untuk mencapai tujuan ketentuan tersebut (lihat alinea A74)
Jika dalam situasi istimewa, auditor berpendapat perlunya menyimpang dari suatu ketentuan
yang relevan dalam suatu ISA, auditor wajib mendokumentasikan bagaimana prosedur audit
alternatif yang dilaksanakan, mencapai tujuan ketentuan tersebut, dan alasan penyimpangan
(lihat alinea A18-A19)
Tabel 5-7

Penerapan ISA
ISAs

Penjelasan

Status

Relevansi

Undang undang setempat

Lain-lain

ISAs secara keseluruhan, memberikan standar bagi


pekerjaan auditor dalam memenuhi tujuan menyeluruh
auditor
Beberapa ISAs berisi ketentuan/persyaratan/kewajiban
bersyarat.
Penyimpangan yang relevan perlu didokumentasikan
Auitor juga diharuskan untuk mematuhi kewajiban hukum
dan aturannya yang dikeluarkan regulator setempat

Lingkup, tanggal berlaku, dan pembatasan yg spesifik


dalam penerapan ISA yang spesifik dinyatakan dengan
jelas dalam ISA yang bersangkutan

You might also like