You are on page 1of 6

1.

Sifat Fisis Amalgam :


1.1. Tarnish dan Korosi
Tarnish adalah perubahan warna pada permukaan amalgam karena berkontak dengan
belerang (sulfur)/deposit film sehingga membentuk lapisan sulfida (AgS = Hitam). Amalgam
konvensional yang telah mengeras mempunyai susunan yang heterogen yang mengundang
terjadi korosi. Fase 2 secara elektrokimia adalah fase yang paling aktif dan bertindak sebagai
anoda terhadap fase & 1
Korosi adalah penurunan kualitas permukaan /subsurface restorasi karena reaksi kimia /
elektrokimia. Pemolesan akan meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Restorasi amalgam jika
kontak dengan restorasi emas akan menyebabkan amalgam korosi dan Hg akan masuk kedalam
restorasi emas. . Fase 2 adalah fase yang mudah mengalami korosi, bila 2 mengalami korosi,
akan terbentuk 2 produk :
a. Terbentuk ion Sn2+ dengan adanya saliva didapat produk korosi SnO2 & Sn(OH)2Cl
b. Terbentuk Hg dapat bereaksi dengan sisa Ag
yang sebelumnya tidak bereaksi
Korosi pada amalgam High Copper memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Tidak terdapat fase 2


Yang paling rentan terhadap korosi adalah Cu6Sn5
Volume korosi lebih kecil dari amalgam konvensional
Tidak terbentuk Hg sebagai hasil korosi

1.2. Daya Alir/Flow


Amalgam dibawah beban statis mempunyai flow. Jika tekanan kondensasi yang diterima
lebih besar maka flow yang dimiliki semain kecil. Selain itu, jika kita bandingkan antara alloy
tanpa 2 yang telah mengeras dan alloy konvesional, alloy tanpa 2 yang telah mengeras
mempunyai flow lebih kecil daripada alloy konvensional
1.3. Thermal
Amalgam merupakan penghantar panas yang baik, oleh karena itu, diperlukan semen sebagai
perekat dan sebagai pelingung pulpa, karena email dan dentin merupakan insulator panas

2. Faktor-Faktor yang Melemahkan Amalgam


a. Triturasi yang kurang/tidak sempurna
b. Hg >>
c. Tekanan kondensasi kurang
d. Aplikasi terlambat
e. Korosi
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktik menggunkan amalgam adalah :
a. Daya tahan terhadap korosi meningkat jika amalgam dipoles benar-benar mengkilap
b. Jika amalgam berkontak dengan emas akan terjadi listrik galvanik (sec. elektrolitik)
menyebabkan:
Korosi pada amalgam
Akumulasi Hg pada restorasi emas
c. Korosi pada amalgam konvensional dalam jangka panjang akan menurunkan sifat-sifat
mekanis sampai 30% (kekuatan tarik)

4. Kebocoran Tepi (Pinggiran Marginal) :


a. Pada percobaan In Vitro, kebocoran tepi berbanding terbalik dengan waktu, karena
adanya penutupan mikro fissure oleh pecahan bahan korosi
b. Celah/ditching marginal dapat terjadi
c. Pada percobaan klinik, alloy Cu >> kerusakan marginal << dari alloy konvensonal
d. Sebab kegagalan marginal:

Kesalahan teknik
Pinggiran amalgam tidak didukung oleh email, sehingga memungkinkan amalgam fraktur

Teori : Hubungan kehancuran marginal dengan sifat korosi


Produk korosi Hg bereaksi membentuk lebih banyak 1 & 2, hal ini berhubungan dengan

ekspansi (ekspansi mercuroskopik). Bahan yang ekspansi + korosi akan menonjol keluar dari
jaringan pendukung dan memicu terjadinya fraktur

Bahan dengan nilai alir yang tinggi daya tahan marginal rendah

5. Perubahan Dimensi :
a. Kontraksi & ekspansi tidak dikehendaki
b. Ekspansi yang besar menyebabkan tambalan amalgam akan menonjol dari permukaan
jaringan gigi sehingga menyebabkan gigi sensitif setelah penumpatan
c. Kontraksi akan menyebabkan terjadi celah antara tumpatan dengan dinding kavitas yang
dapat menyebabkan terjadinya karies sekunder
d. Perubahan dimensi amalam selama pengerasan :

Total perubahan dimensi setelah 24 jam kurang dari 20mm/cm ( 0,20%)

Klinis loss anatomi, postoperative pain, microleakage

Proses pengerasan merupakan kombinasi dari larutan dan kristalisasi(presipitasi)

Initial kontraksi dari absorpsi Hg (difusi) oleh partikel alloy amalgam

Ekspansi berhubungan dengan pembentukan dan pertumbuhan 1, 2 dan fase CuSn


(matrik)

Kontraksi selanjutnya dari absorpsi Hg oleh sisa partikel alloy amalgam

No free Hg in final set dental amalgam

6. Sebab sebab ekspansi besar :


a. Rasio alloy/Hg tinggi
b. Waktu triturasi kurang/singkat
c. Tekanan kondensasi kurang
d. Partikal alloy besar

e. Kontaminasi H2O pada amalgam yang mengandung Zn (sebelum mengeras) yang


menyebabkan reaksi elektrolitik, dimana Zn (anoda) yang bereaksi dengan logam lain
yang katoda akan menyebabkan H2 meningkat. Gas H2 yang meningkat ini akan
menyebabkan tekanan sehingga amalgam mengalir dan terjadilah ekspansi tidak pada 24
jam setelah insersi.

7. Karakteristik alloy amalgam


7.1. Konvensional alloy
a.
b.
c.
d.

Manipulasi yang benar & baik akan menghasilkan amalgam yang kuat
Partikel yang halus mudah dibentuk & diukir
Amalgam dengan partikel halus mengandung 2 lebih banyak
Sedikit keuntungannya, kecuali penggunaan partikel bulat akan memudahkan

pengukiran
e. Masih digunakan karena harga murah
7.2 High Copper Alloy
a. Unggul sifat-sifatnya
b. Integritas marginal sangat baik
c. Partikel spheroidal lebih mudah dimanipulasi daripada spherikal
d. Jika kelembaban/basah sulit ditangani, gunakan Alloy Zinc Free
e. Alloy modifikasi dispersi dalam percobaan klinis sangat unggul
High Copper alloy (13-30% berat):
Kekuatan lebih besar, lebih resisten terjadap korosi, dan adaptasi marginalnya besar

Sperikal alloy:

Memiliki kandungan Hg yang lebih sedikit dan setting timenya lebih cepat
Admixed alloy:
Kondensasinya mudah, memiliki kontak proksimal lebih baik dan mudah dicarving

Gambar 1 Gambaran Mikroskopis dan Lathe cut, spherical dan admixed alloy.

Gambar 2 Admixed High School Mengancam

8.
a.
b.
c.
d.
e.

Sifat-Sifat Amalgam Yang Relevan Dengan Kondisi Klinis:


Kekuatan
Perubahan dimensi
Creep
Tarnish
Korosi

9. Keuntungan restorasi amalgam :


a. Murah
b. Mudah digunakan sebagai direct restorative
c. Margin sealing ( berbanding terbalik dengan waktu)
d. Kesuksesan klinis teruji 100 tahun lebih
10. Kelemahan restorasi amalgam :
a. Estetis <<

b. Harus didukung jaringan gigi yang memadai


c. Recurrent karies
d. Brittle material
11. Efek variasi manipulasi terhadap sifat amalgam :
a. Hg >> Setting ekspansi , kekuatan
b. Waktu triturasi Setting ekspansi , kekuatan
c. Tekanan kondensasi Setting ekspansi , kekuatan
d. Kontaminasi air (zinc amalgam) Setting ekspansi , kekuatan
12.
Karakteristik mikrostruktur fase dari dental amalgam :
a. adalah fase yang terkuat
b. 2 adalah fase terlemah/rentan (konvensional amalgam)
c. Fase Cu6Sn5 adalah fase korosi pada high copper
Daftar Pustaka :
Powers, John M. ,Wataha, John C. 2008. Dental Material

Properties and Manipulation.

Missouri : Mosby.
OBrien, William J. 2002. Dental Materials and Their Selection. Quintesence
Craig, Robert G., Power, John M. 2002. Restorative Dental Material. Missouri : Mosby

You might also like