You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur saya haturkan kepada Allah SWT karena telah memberikan saya
rahmat sehingga pembuatan makalah yang berjudul glycol dehydration selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini saya buat untuk memberikan informasi mengenai proses dehidrasi unit terutama
proses dehidrasi dengan menggunakan bahan kimia glycol, saya juga akan memberikan
informasi mengenai alat apa saja yang akan digunakan serta kelebihan dan kekurangan dalam
menggunakan glycol dalam proses dehidrasi, dan juga macam-macam glycol dalam proses
dehidrasi.
Diharapkan setelah pembuatan makalah ini kita semua mendapat informasi serta pengetahuan
baru yang membuat kita semakin kompeten, terutama dalam proses dehidasi glycol.
Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam
penyusunan makalah ini, dan juga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
karena tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah, namun kita harus terus
berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik lagi.
Bontang, 7 Oktober 2014
Penyusun

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3 Tujuan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................

2.1 Konsep Dasar Proses Dehidrasi..................................................................

2.2 Tujuan Unit Dehydration Glycol.................................................................

2.3 Penggunaan Glycol Dalam Proses Absorbsi................................................

2.4 Peralatan Yang diperlukan Dalam Proses Dehidrasi Glycol .........................

2.5 Proses Dehidrasi Menggunakan Glycol ......................................................

11

2.6 Tipikal Kondisi Operasi Glycol Dehidrator ..................................................

12

2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Dehidrasi Glycol .......................

13

2.8 Kelebihan dan Kekurangan dalam Proses Dehidrasi Glycol.........................

16

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................

17

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

19

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 2

BAB I
I.

Pendahuluan
I.I Latar Belakang

Kandungan air di dalam feed gas harus dihilangkan karena dapat mengganggu proses
berikutnya. Alasan mengapa proses dehidrasi dilakukan adalah

Untuk mengurangi korosi dan menghilangkan potensi penurunan aliran feedgas dalam
pipa karena adanya pembentukan hidrat pada pipa.

Gas maupun liquid pada hidrokarbon pasti memiliki spesifikasi kandungan air.
Sedangkan dalam beberapa proses, air sangat tidak diinginkan di dalam plant jika
kondisi hidrokarbon dalam keadaan cryogenic dapat mengubah air menjadi es yang
dapat menyumbat aliran pipa. Dan juga terbentuknya air jenuh akibat proses amine.

Secara garis besar proses dehidrasi dibagi menjadi 2, yaitu absorbsi (penyerapan menggunakan
desiccant cair) dan adsorbsi (penyerapan menggunakan desiccant padat). Desiccant cair yang
banyak digunakan adalah glycol, sedangkan desiccant padat yang banyak digunakan adalah
activated alumina, silica gel atau molecular sieve. Dalam proses adsorbsi, desiccant padat
disimpan dalam suatu tempat yang tetap atau fixed-bed sehingga wet gas yang akan dicairkan
akan melewati desiccant tersebut, uap air akan terjerat pada desiccant padat baik dalam
permukaan maupun dalam pori-porinya, kemudian keluaran dari proses tersebut akan
menghasilkan gas kering.
Perbedaan proses absorbsi yaitu desiccant cair yang berkontak dengan wet gas tidak dalam
posisi fixed atau tetap melainkan desiccant tersebut bergerak kearah kebalikan dengan arah
wet gas yaitu ke bawah serta akan menyerap air yang terkandung pada feed gas. Desiccant cair
harus memiliki kemampuan seperti dibawah ini :

Daya serap yang tinggi terhadap air, dan daya serap rendah terhadap hidrokarbon.

Sulit menguap pada temperatur absorpsi tersebut.

Viskositas yang rendah agar mudah di pompa, dan memiliki kontak baik antara fase gas
maupun liquid.

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 3

Memiliki suhu yang stabil untuk mencegah dekomposisi saat regenerasi.

Potensi korosi rendah.

Untuk mencapai kandungan air dibawah 0.1 ppmv harus menggunakan molsieves.
Tetapi pada makalah kali ini saya akan menggunakan glycol yang umum digunakan di industry.
I.II Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses dehydration unit glycol yang digunakan dalam suatu pabrik
pengolahan minyak maupun gas alam ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan glycol dalam dehydration unit ?
3. Bagaimana pemilihan glycol yang tepat dalam proses dehydration ?

I.II Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses dehydration unit menggunakan glycol yang
digunakan di suatu pabrik pengolahan minyak bumi maupun gas alam
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan glycol di dalam dehydaration
unit
3. Mengetahui pemilihan glycol yang tepat untuk suatu proses dehydration.

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 4

BAB II
PEMBAHASAN

II.I Konsep Dasar Proses Dehidrasi


Proses dehidrasi adalah proses penghilangan impurities terutama uap air didalam gas alam
dengan beberapa teknik sebagai berikut :
1. Absorbtion (desiccant cair)
Metode penyerapan air dengan mengkontakkan feed gas dengan liquid yang bersifat
higroskopis (suka air/dapat menyerap air). Dalam proses ini uap air yang akan diserap
disebut dengan absorbat sedangkan zat yang digunakan sebagai desiccant disebut
asorbent. Pada metode ini TEG (tri ethylene glycol) sangat efektif digunakan karena
memiliki titik didih yang tinggi sehingga aman saat diregenerasi.
2. Adsorbtion (desiccant padat)
Suatu proses penjeratan impurities menggunakan desiccant padat yang memiliki
kemampuan untuk menahan gas atau liquid dipermukaannya atau di pori-pori
desiccant. Yang umum digunakan sebagai desiccant padat yaitu molecular sieve, silica
gel, dan alumina.
Dalam proses adsorbsi dessicant padat dapat menjerat impurities dikarenakan adanya
gaya antar aksi diantara suatu permukaan benda dengan zat yang akan dijerat.
3. Dehidrasi menggunakan pendingin (cooling atau refrigerasi)
Menurunnya kemampuan gas alam untuk mengandung uap air dikarenakan
temperature diturunkan pada tekanan tetap. Sistem ini akan efektif apabila
temperature awal feed gas tinggi dan juga proses ini harus diberi injeksi suatu zat kimia
agar berjalan baik, injeksi zat kimia tersebut akan di recover kembali sehingga tidak akan
terbawa ke proses selanjutnya.
Dari penjelasan diatas pasti di setiap metode dehidrasi memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitu pula kapan metode absorbsi, adsorbsi, atau refrigerasi digunakan. Berikut adalah
diagram penggunaan ketiga proses dehidrasi tersebut.
Glycol dehydration LNG Academy III

Page 5

II.II Tujuan Unit Dehydration Glycol


Tujuan utama unit dehidrasi glikol adalah untuk menghilangkan air yang terkandung dalam feed
gas, yang jika tidak dihilangkan akan mengganggu proses selanjutnya maupun merusak
peralatan yang akan dilalui bersama feed gas. Contohnya jika feed gas yang masih mengandung
air diberi suhu rendah maka akan membeku atau akan membentuk hidrat didalam pipa serta
pada peralatan lain sehingga proses terhambat, dan juga apabila masuk ke dalam sebuah
kompresor akan merusak dinding-dinding kompresor atau biasa disebut surging. Unit dehidrasi
glikol menekan titik pembentukan hidrat melalui pemindahan air.
Begitu pula ketika tekanan diturunkan sehingga terbentuk air yang mengandung H2S dan CO2
sehingga dapat menyebabkan peralatan mudah korosi.

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 6

II.III Penggunaan Glycol dalam Proses Absorbsi


Di dalam suatu proses pengolahan gas, diperlukan proses dehidrasi untuk menghilangkan kadar
air didalam feed, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan didalam proses.
Dan juga hal yang perlu diperhatikan dari bahan kimia yang terlibat adalah kandungan tersebut
solvent (bahan penyerap air) harus memiliki kemampuan seperti dibawah ini :

Daya serap yang tinggi terhadap air, dan daya serap rendah terhadap hidrokarbon.

Sulit menguap pada temperatur absorpsi tersebut.

Viskositas yang rendah agar mudah di pompa, dan memiliki kontak baik antara fase gas
maupun liquid.

Memiliki suhu yang stabil untuk mencegah dekomposisi saat regenerasi.

Potensi korosi rendah.

Mudah dioperasikan dan dirawat.

Dilihat dari unsur-unsur diatas, bahan yang paling tepat digunakan sebagai desiccant absorption
yaitu menggunakan glycol, ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), triethylene glycol
(TEG), tetraethylene glycol (TREG) dan prophylene glycol.
Namun yang paling banyak digunakan adalah triethylene glycol. Karena jika dibandingkan
dengan EG yang lebih ekonomis, EG sulit untuk di regenerasi dan juga dikontakkan dengan feed
yang mengandung air laut, EG akan menyerap sodium klorida yang lebih banyak dari TEG, dan
juga mudah untuk di regenerasi glycolnya.
Namun jika dibandingkan dengan yang lain, DEG adalah yang paling murah dan memiliki
viskositas paling rendah cocok digunakan di laut utara atau pada suhu dan cuaca lingkungan
yang dingin, akan tetapi penggunaan dan pengendalian didalam proses sangat tidak hemat
karena tidak bisa diregenerasi. Dibanding TEG, DEG lebih besar kemungkinan untuk melepas
serapan air tersebut, dengan konsentrasi yang tinggi dan suasana yang sulit.
TREG lebih kental dan lebih mahal dibandingkan yang lain, keuntungannya hanya memiliki
tekanan uap yang rendah yang dapat mecegah lepasnya muatan air yang sudah diserap. Dan
juga gas harus kontak pada suhu 500C.
Glycol dehydration LNG Academy III

Page 7

Dalam aplikasinya di industry paling banyak dijumpai adalah dengan menggunakan dessicant
cair, karena lebih ekonomis. Perawatannya yang mudah dan pengoprasiannya yang tidak begitu
rumit membuat dessicant cair lebih banyak dipakai asalkan sesuai dengan spesifikasi yang harus
dipenuhi didalam suatu industry tersebut.
Akan tetapi harus diperhatikan walaupun dapat dioperasikan dengan tidak begitu rumit , harus
ada desain tertentu dan kelarutan dessicant tersebut dalam gas asam, jika berada dalam
tekanan yang tinggi dan juga tingkat keasaman yang tinggi dapat membuat glycol tersebut larut
didalam gas.
DEG, TEG, dan TREG memiliki karakteristik yang sama yaitu tidak berwarna, tidak berbau,
kekentalan rendah, memiliki titik didih yang tinggi, volatilitas rendah higroskopisitas yang baik.
Glycol

Boiling point (celcius)

Freezing point (celcius)

EG

197

-13

DEG

245

-11

TEG

327

-6

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 8

II.IV Peralatan yang Diperlukan dalam Proses Dehidrasi Glycol

Inlet scrubber
separator yang digunakan untuk memisahkan antara hidrokarbon berat dan garam
dengan hidrokarbon ringan yang akan menjadi umpan unit dehidrasi (feed gas). Jika gas
inlet tidak ditempatkan sebelum dehydrator maka kandungan garam akan masuk ke
dalam reboiler, terevaporasi, dan menempel di dinding (sehingga efektifitas panas
reboiler menjadi berkurang) atau menutupi aliran pipa. Separator yang baik dapat
memisahkan oli kompresor, lumpur, inhibitor korosi, kotoran pipa, dll.

Glycol dehydrator (contactor)


vessel tempat dimana lean glycol berkontak langsung dengan wet gas yang akan
menghasilkan dry gas dan rich glycol.
Didalam menara contactor dilengkapi tray-tray atau bubble cap serta mist extractor.
Efisiensi kontak antara glikol dengan gas alam tersebut bergantung terhadap desain
tray yang berada didalam contactor. Namun perlu diperhatikan jika jarak antara bubble
cap terlalu rapat maka glycol akan hilang bersamaan dengan feed gas dengan begitu
efisiensi akan menurun. Begitu pula jika jumlah tray yang terlalu sedikit akan
menyebabkan efisiensi berkurang.

Flash tank
Tempat dimana rich glycol akan diturunkan tekanannya, dan akan terpisah antara rich
glycol dengan sedikit hidrokarbon ringan yang terserap yang kemudian akan dikeluarkan
dari sistem.

Cross heat exchanger


Tempat dimana adanya perpindahan panas antara rich glycol dengan lean glycol.
Biasanya heat exchanger yang dipakai adalah pipe in pipe and plate heat exchanger,
karena menggunakan bahan pendingin dan pemanas yang sama yaitu glycol tersebut.
Plate exchanger efektif jika glycol yang dikandung dalam kondisi kotor.

Filter
memastikan agar benar-benar rich glycol murni yang memasuki still.

Still

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 9

tempat pemurnian glycol yang mengandung uap air sebelum masuk reboiler. Bagian
atas still column dirancang agar tidak terjadi kehilangan glycol saat dipanaskan. Ukuran
column tidak begitu critical karena vapor yang berada didalam column tersebet tidak
banyak.

Reboiler
tempat dipanaskannya rich glycol agar air yang terkandung dapat terlepas sempurna
dan glycol dapat digunakan kembali.

Surge drum
tempat penyimpanan lean glycol yang siap digunakan kembali di dehydrator dan juga
digunakan sebagai make up glycol serta pencegahan jumlah glycol yang akan dipompa
agar tidak kurang sehingga tidak akan terjadi surging pada pompa.

Pompa
alat yang digunakan untuk menaikan tekanan lean glycol untuk mencapai bagian atas
glycol dehydrator.

Condenser
alat untuk menurunkan suhu sebelum masuk contactor agar sempurna proses
penyerapannya.

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 10

II.V Proses Dehidrasi Menggunakan Glycol

Saya akan menjabarkan 2 sudut pandang proses yang terjadi dari wet gas serta dari glycol.
Sudut pandang wet gas :
1. Wet gas masuk ke inlet scrubber sehingga memisahkan fasa liquid dan gas.
2. Wet gas masuk ke dalam glycol dehydrator yang akan terjadi proses absorpsi karena
berkontak langsung dengan lean glycol pada tray-tray yang tersedia.
3. Kemudian setelah proses absorpsi wet gas berubah menjadi dry gas yang akan
dilanjutkan ke proses selanjutnya.
Sudut pandang glycol :
1. Lean glycol masuk kedalam glycol dehydrator di bagian atas dan melakukan kontak
dengan wet gas sehingga berubah menjadi rich glycol.
2. Rich glycol masuk sementara ke still untuk dipanaskan sedikit agar terhindar dari
hidrokarbon ringan yang ikut terserap kemudian dipisahkan di flash tank. Hidrokarbon,
bahan korosif, dan gas corbon dioksida yang terikut akan dipisahkan ke flash gas dalam
flash tank dan dikeluarkan dari system regenerasi, dan menghindari adanya bahan
korosif yang terbawa masuk di temperature tinggi boiler.

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 11

3. Rich glycol melewati cross heat exchanger berisi lean glycol yang panas untuk
menaikkan suhunya sebelum memasuki still dan di reboiler. Suhu pada regenerator
biasanya berada pada suhu 400 C, dan temperature lean glycol tidak akan melebihi suhu
60 65 C (140 149 F).
4. Pada filter terjadi penyaringan paraffin hydrocarbon yang larut didalam glycol,
walaupun jumlahnya sedikit sekali, beberapa dari bahan tersebut lebih berat dari udara
dan bias menjadi maslah safety jika tidak ditindak lanjuti. Tambahan komponen
aromatic larut di dalam TEG yang dapat menyebabkan masalah pada still kolom. Di
dalam glycol juga terdapat activated carbon untuk menghindari masuknya iron sulfida
dan aromatic dalam bentuk foam. Aromatic karbon terdapat pada rich glycol dan ikut
masuk kedalam regenerator, yang dapat dengan mudah mencapai titik equilibrium dan
lebih berat dari hidrokarbon berat, oleh karena itu dibutuhkan activated carbon filter.
5. Air yang terserap akan dikeluarkan dari glycol dengan cara dipanaskan pada tekanan
atmosferik.
6. Glycol yang sudah diregenerasi keluar dari surge drum kemudian didinginkan di cross
heat exchanger.
7. Lean glycol di pompa menuju condenser sebelum kembali dikontakkan dengan wet gas
agar tidak terlalu panas dan kembali disirkulasikan ke glycol dehydrator.
8. Lean glycol yang bebas dari hidrokarbon dan air siap untuk kontak kembali dengan wet
gas di bagian atas glycol dehydrator.
II.VI Tipikal Kondisi Operasi Glycol Dehydrator
Contactor
Inlet pressures

<2000 psig (139 bar)

Inlet temperatures

60oF to 100oF (16oC to 38oC)

Pressure drop

5 to 10 psi (34 to 69 kPa)

Glycol circulation rate

Glycol dehydration LNG Academy III

2 to 5 gal/lb H2O yang lepas, dengan rata-rata


3 (17-42 L/kg)

Page 12

Tray efficiencies

25 30%

Dew points

> - 25oF (-60oC)


Glycol losses

Vaporization

0.012 gal/MMscf (1.6 L/MM Sm3)

Total

0.025 gal/MMscf (3.3 L/MMSm3)


Regenerator (reboiler and still)

Column internal

packed equivalent to 3 4 trays

Reboiler temperatures

375oF to 400oF (191oC - 204oC)


Flash tank

Pressure

50 to 75 psig (446 to 618 kpa)

Temperature

150oF (66oC)
Retention times
~10 menit

C4+ lean gas

~20 menit (menggunakan 3 fasa separator)


TEG mengabsorb sekitar 1 scf gas/gal TEG
C4+ rich gas

1000 psig dan 100oF (0.0076 Sm3/L at 70 barg


and 38oC)

II.VII Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses


Beberapa faktor yang di perhatikan untuk membuat design TEG dehydration, walaupun proses
dehidrasi menggunakan TEG itu simple, namun harus ada beberapa factor yang diperhatikan
untuk memaksimumkan kerja TEG terhadap wet gas yaitu:
1. Perhitungan minimum konsentrasi lean TEG yang masuk ke top dehydrator yang
dibandingkan dengan spesifikasi kandungan air pada wet gas yang akan di kontakkan.
2. Sirkulasi TEG yang harus dipenuhi untuk menyerap air pada wet gas.
Glycol dehydration LNG Academy III

Page 13

3. Jumlah kontak absorber dengan wet gas yang akan menentukan berapa banyak tray
yang dibutuhkan di dalam dehydrator.

Dari table diatas menunjukan bahwa jika equilibrium dew point dan contactor temperature
dijaga sedemikian rupa akan menghasilkan konsentrasi TEG regenerasi yang bagus. Contohnya
jika equilibrium temperature sekitar 10 - 150F ( 5 - 100C) dibawah dew point temperature yang
diinginkan. Dan juga mendapat -15oF (-26oC) maka akan didapatkan konsentrasi lean glycol
sekitar 99.8 sampai 99.9 wt%.
Semakin tinggi konsentrasi lean glycol yang diinginkan maka semakin besar kerja reboiler. Pada
suhu reboiler 400oF (204oC), typical konsentrasi lean glycol yang keluar adalah sekitar 98.6 wt%
(engineering data book, 2004b) pada ketinggian air laut. Yang biasanya digunakan adalah

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 14

dengan pengurangan tekanan saat stripping gas atau vakum destilasi yang bisa mencapai
konsentrasi lean glycol sekitar 99.95 sampai 99.98 wt%.
Dehydration unit menggunakan glycol biasanya tipikal antara satu tempat dengan tempat yang
lainnya, namun ada beberapa metode didalam proses regenerasi glycol untuk mendapat
kemurnian lebih tinggi lagi, namun kebanyakan pengeringan menggunakan cara menurunkan
tekanan parsial, karena jika menggunakan suhu diatas 400 F maka akan merusak glycol itu
sendiri atau bias disebut degradasi termal glycol.
Sesimpel sebuah proses pasti ada faktor yang dapat menyebabkan gagalnya suatu proses. Pada
glycol dehydration ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan banyaknya pengeluaran
glycol yang terlepas atau hilang. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan
masalah :
1. Foaming
Glycol sangat mudah berubah menjadi foam. Foaming tidak akan begitu berpengaruh
jika para engineer yang mendesign sangat teliti. Namun foam ini akan berpengaruh jika
adanya aromatic atau sulfur yang terkandung didalamnya. Penggunaan antifoam adalah
salah satu cara menhindari foam glycol yang terlalu banyak. Dengan menggunakan
trioktilposfat sampai 500 ppm. Akan tetapi jika anti foam yang diberikan terlalu banyak
akan menimbulkan percepatan foaming pada glycol. Oleh karena itu solusi terbaik
adalah dengan memperbaiki system filter agar aromatic dan sulfur tidak bias masuk ke
dalam reboiler.
2. Degradation
Degradasi suatu bahan kimia adalah kejadian yang alami. Untuk menghindarinya adalah
dengan memasang filtration yang efektif, untuk menahan bahan kimia yang dapat
berpengaruh terhadap percepatan degradasi tidak memasuki reboiler.
3. Garam yang menyumbat pada still column.
Adanya garam pada still column dan reboiler dapat menghambat aliran panas sehingga
penyulingan tidak efektif. Solusinya adalah inlet separator harus berjalan efektif
sehingga tidak ada garam yang masuk ke dalam proses.
4. Lean glycol yang menuju absorber yang terlalu panas
Glycol dehydration LNG Academy III

Page 15

5. Kebocoran glycol atau kebocoran pompa.


faktor eksternal yang dapat mempengaruhi performa glycol dehydrator adalah
1. Oksigen
jika oksigen bereaksi dengan glycol maka akan menghasilkan sifat asam yang korosif,
dan juga akan berpengaruh pada naiknya potensi untuk foaming. Blanketing
menggunkan gas alam pada strorage dan surge tanks akan meminimalisasi udara untuk
masuk.
2. Amine
The Engineering Data Book (2004b) juga menyarankan untuk terus memonitoring
keadaan pH, untuk menghindari adanya amine yang pada proses sebelumnya masuk
kedalam proses regeneraasi glycol, yang berakibat tidak begitu berbeda dengan jika
oksigen masuk ke dalam proses.
II.VIII Kelebihan dan Kekurangan Proses Dehidrasi Glycol
Kelebihan dan kekurangan :
Glycol dehydration unit memiliki keuntungan karena memiliki kempampuan mengabsorb
kapasitas air yang besar. Akan tetapi teknologi ini juga memiliki kekurangan yaitu kandungan air
di keluaran atau di dry gas masih memiliki air sekitar (>11ppm). Ini harus diberi teknologi lebih
lanjut jika hasil keluaran kandungan air dalam dry gas dibawah 0.1 ppm agar tidak ada yang
dapat membeku pada suhu kriogenik. Teknologi lanjutan penyerapan air biasanya dengan
menggunakan adsorpsi molecular sieve.
Akan tetapi mengapa masih menggunakan glycol karena dessicant ini murah untuk dibeli dari
pada dessicant yang lain. Serta jika dry gas yang diinginkan tidak terlalu rendah kadar air yang
diinginkannya maka akan digunakan dessicant ini.
Namun untuk pengolahan LNG ini tidak efektif karena dry gas yang diinginkan kandungan airnya
harus dibawah 0.1 ppm, jika masih menggunakan glycol hanya akan menghabiskan dana untuk
membeli glycol, lebih baik memaksimalkan performa molecular sieve atau dengan tambahan
silica gel.
Glycol dehydration LNG Academy III

Page 16

BAB III
KESIMPULAN

III.I Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa proses dehidrasi bertujuan untuk
menghilangkan kadar air didalam feed gas agar tidak menjadi penyebab masalah didalam
proses selanjutnya disuatu industry khususnya pengolahan gas alam. Selain dapat membeku
pada suhu kriogenik, air juga dapat membuat peralatan mudah berkarat dan juga bila adanya
genangan air dialam pipa, maka aliran suatu pipa tidak akan maksimal. Untuk prosesnya
dehidrasinya sendiri terdapat dua tipe desiccant yang dapat digunakan, yaitu desiccant padat
menggunakan molecular sieve atau silica gel dan juga dengan desiccant cair menggunakan EG,
DEG, TEG, TREG atau prophylene glycol. Dari kedua desiccant tersebut yang lebih mudah
dioperasikan dan dirawat adalah dessicant cair walaupun hasil penyerapan airnya tidak sebaik
dengan menggunakan desiccant padat.
Dessicant cair yang paling banyak digunakan adalah TEG, pada proses ini glycol pada TEG
memiliki daya serap yang sangat baik terhadap air. Glycol akan menyerap air pada feed gas
yang dikontakkan melalui tray-tray di glycol dehydrator. Proses ini disebut dengan proses
absorbs.
Macam-macam glycol yang dipakai di industry kimia biasanya TEG namun jika industry tersebut
berada pada suhu lingkungan yang dingin biasanya menggunakan DEG.
Penggunaan TEG mudah karena dapat diregenasi sehingga menghemat biaya produksi. Dan
juga TEG banyak dijual dipasaran, selain itu kemampuan glycol dalam menyerap air juga sangat
besar akan tetapi kadar air pada keluaran dry gas masih cukup besar yang artinya jika feed gas
tersebut diperuntukkan untuk pembuatan gas LNG yang akan melewati proses kriogenik
diharuskan untuk mengurangi lagi kadar air pada feed gas nya sampai dibawah 0.1 ppm dengan
menggunakan molecular sieve atau silica gel. Tapi jika tidak membutuhkan ketelitian rendah
seperti untuk feed gas LNG, gunakan saja TEG ini.
Glycol dehydration LNG Academy III

Page 17

intinya penggunaan glycol sebagai desiccant cair sangat efektif jika feed gas memiliki
kandungan air yang besar dan juga gas yang dihasilkan memiliki spesifikasi air yang terkandung
tidak begitu kecil. Namun disamping kelebihannya ada kekurangan dan beberapa kesulitan yang
akan dihadapi saat proses dijalankan, namun dengan design yang teliti, kemudian equipment
yang berkualiatas dan memadai, serta operator yang handal dalam mengatur jalannya proses
dehidrasi san juga maintenance yang reliable akan membuat proses dehidrasi menggunakan
glycol ini sangat baik dan efisien.

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 18

Daftar Pustaka

Arthur I. Hidney and William H. Parrish. 2006. Fundamental of natural gas and processing by
Gas. USA : Taylor and Francis Group
Campbell, John. 1992. Gas Conditioning and Processing vol.II. USA : Campbell Petroleum Series
engineering data book, 2004b

Glycol dehydration LNG Academy III

Page 19

You might also like