You are on page 1of 9

Alur proses pabrik kelapa sawit

1.1 LATAR BELAKANG


Bisnis kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan dalam dunia perkebunan. Ini
dikarenakan produk dari pabrik kelapa sawit yakni CPO dan PKO sangat banyak manfaatnya.
Informasi menyebutkan bahwa produk turunan dari CPO dan PKO dapat menghasilkan 163
bahan lain. Bahkan saat ini tercipta biodiesel yakni pengolahan CPO menjadi bahan bakar yang
ramah lingkungan. PT. SMART (Sinar Mas Agrobussines Resouces and Technology) merupakan
perusahan terbesar di Indonesia khususnya di bidang agribisnis kelapa sawit, terus berupaya
untuk mengembangkan ushanya guna memaksimalkan peluang pasar yang ada. Dengan
komitmen dan kerja keras yang tinggi PT. SMART Tbk saat ini menjadi perusahaan kelapa sawit
terbesar di asia. Untuk memenuhi kebutuhannya akan tenaga professional untuk ditempatkan di
PKS yang ada. Dalam hal ini PT. SMART Tbk mengadakan sebuah program beasiswa berikatan
dinas S1 smart engineering yang bertujuan untuk mendidik dan melatih mahasiswa calon assisten
agar memahami perihal tentang pabrik kelapa sawit.
Salah satu program/kegiatan yang telah disusun oleh pengurus adalah magang bagi peserta smart
engineering, yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) termasuk di dalamnya struktur organisasi manajemen PKS fungsi
dan tanggung jawabnya, serta tentang proses produksi pengolahan kelapa sawit. Sehingga
diharapkan para peserta akan lebih mudah menerima materi yang akan disampaikan oleh para
instruktur pada sesi kelas.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai stasiun-stasiun yang terdapat dalam
pabrik kelapa sawit, dan departement-departement terkait dalam pabrik ini.

Stasiun Penerimaan TBS (Tandan Buah


Segar)
Stasiun dimana pertama kali TBS diterima, dimana semua kelengkapan dokumen asal-usul dan
tonase buah di catat dan didokumentasikan.
Terdapat tiga tahap dalam Stasiun Penerimaan :
a.

Truk tiba di PKS dan menunggu di depan pagar PKS.

b. Truk yang masuk ke pabrik ditimbang (gross). Setelah ditimbang, TBS dibongkar dari truk
di penerimaan dan diteruskan ke jembatan timbang untuk penimbangan tarra. Setelah
penimbangan tarra, truk meninggalkan PKS.
c.

TBS dipindahkan dari penerimaan ke lori siap untuk direbus.

Beberapa tujuan stasiun ini adalah sebagai berikut :


a.

Menerima TBS dari Kebun dengan waktu tunggu penerimaan truk seminimal mungkin

b.

Penimbangan TBS masuk yang akurat.

c.
Mengirimkan TBS ke Penerimaan dan kemudian ke lori dengan pembongkaran optimal,
buah terkelupas dan kehilangan brondolan yang minimum.

2.2.2

Stasiun Sterilizer

Tempat dimana dilakukan proses perebusan TBS dengan menggunakan panas dari uap yang
bertekanan tinggi, secara konveksi dan konduksi.
Fungsi utama rebusan yaitu untuk melepaskan brondolan dari Janjangnya (bunchstalk) dan
beberapa manfaat lain yang diperoleh dalam proses rebusan yaitu :
a. Me-non-aktifkan enzym-enzym lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA (Free Fatty
Acid).
b. Melunakan brondolan untuk memudahkan pelepasan/pemisahan daging buah dari Nut di
digester.
c. Memudahkan proses pemisahan molekul molekul miyak dari daging buah (St. Press) dan
mempercepat proses pemurnian minyak (St. Klarifikasi)
d. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai < 20 % , sehingga meningkatkan efisiensi
pemecahan biji sawit (Nut).
Tolok ukur harian atas hasil yang dicapai :
A.

Kontrol pengolahan dan kehilangan produksi, yaitu:

% USB

Maksimum 3,00 %

% Oil Loss di EB Stalks

Maksimum 4,00 % O/DM

% Oil loss di Effluent

Maksimum 17,00 % O/DM)*

% Fruit Loss di Fruit in EB

Maksimum 0,60 % terhadap sampel

*) Effluent termasuk condensate dari rebusan.


B. Pemeriksaan kebersihan lingkungan stasiun, terjaga baik.

C. Pemeriksaan kebocoran-kebocoran uap dari rebusan atau pipa-pipa.


D. Pemeliharaan stasiun rebusan harus selalu dilaksanakan.

2.2.3

Stasiun Thresing

Proses pemisahan TBS yang telah direbus menjadi brondolan dan janjangan kosong dengan
sistem diputar dan dibanting.
Fungsi dan Tujuan :
Untuk mengirimkan brondolan rebusan ke stasiun Digester dan Pressing dengan pencapaian
throughput 60 Ton TBS per jam dan meminimalkan losses CPO & PK di janjangan kosong
(Empty Bunch).

Tolak Ukur harian

% USB sebelum SSBC

Maksimum 3,00 %

% USB sesudah SSBC

Maksimal 1 %

% Oil Loss on EB Stalks

Maksimum 4,0 % O/DM

% Fruit Loss in Fruit in EB

Maksimum 0,6 % terhadap sampel.

Kebersihan areal dan lingkungan stasiun terjaga baik.

Maintenance stasiun Thresher harus selalu di perhatikan /di periksa.

2.2.4

Stasiun Press

Merupakan stasiun pertama kalinya pengambilan minyak dari fruit/TBS dan di stasiun ini
terjadinya pemisahan press cake/fiber dan nut dengan crude oil.
Fungsi dan Tujuan :
a)

Mengkondisikan brondolan di digester sebelum di-press.

b)
Meng-ekstraksi minyak semaksimal mungkin dari daging buah dengan Nut pecah
semimimum mungkin.
c)
Menghantar press cake dan Nut ke cake breaker conveyor untuk dipisahkan antara Nut
Fibre di Depericarper.
d) Menyeimbangkan pencapaian kapasitas/jam, dengan operasional press yang normal yang
disesuaikan kapasitas unit press terpasang.

Tolak ukur hasil yang dicapai:


%Oil Loss in Fiber

Maksimum 8,00%O/DM

%Oil Loss in Nut

Maksimum 1,00%O/DM

%Nut Pecah/total Nut

Maksimum 10%/sampel

2.2.5

Stasiun Klarifikasi

Tempat dimana proses penjernihan crude oil dari ekstraksi stasiun press, yang masih
mengandung sejumlah kadar air, sludge dan lumpur, melalui tahapan-tahapan klarifikasi yang
merupakan faktor yang sangat menetukan terhadap produksi CPO untuk kualitas dan kuantitas.
Fungsi dan Tujuan :
a)

Perolehan oil content maksimum ( target)

b)

Pencapaian oil losses pada heavy phase & final effluent minimum

c)

Pencapaian kualitas produksi yang maksimum

Tolak ukur keberhasilan


a. Oil Loss

Pada sludge centrifuge.

Maksimum 13,00 %O/DM

Pada Final Effluent

Maksimum 17,00 %O/DM

Pada solid decanter

Maksimum 14,00%O/DM

Pada heavy phase decanter

Maksimum 11,50%O/DM

b. Kualitas Produksi :

FFA

< 3.00 %

Moisture

< 0.150 %

Dirt

< 0.015 %

DOBI

> 3.00

c. Jumlah unit sludge centrifuge dan purifier yang di operasikan rata2/jam , disesuaikan
dengan spesifikasi kapasitas pabrik.
d. Kebersihan unit-unit mesin dan lingkungan stasiun terjaga.

2.2.6 Stasiun Nut & Kernel


Stasiun yang melakukan proses pencapaian efisiensi recovery kernel yang maksimal dengan
kualitas produksi yang optimal dan losses yang minimal.

Fungsi dan Tujuan :


a)

Pelepasan noten dari serat fibre.

b)

Pelepasan kernel dari lapisan shell, dengan 2 cara :

c)

Pemecahan (crack-mix)

Berdasarkan berat jeis (density)


Pencapaian losses pada Fibre cylcone LTDS dan claybath lebih kecil dari standar.

Monitoring keberhasilan
1. Kualitas Produksi :

Moisture

67%

Dirt

5 6%

Broken Kernel

<15 %

FFA

<2%

a. Effisiensi Ripple Mill 97 %


b. Volume noten hopper maksimal. 50% dari kapasitasnya
Volume kernel silo harus penuh ( minimal 75 % dari kapasitasnya).
c.

Mass Balance Craxmix

Ex LTDS no 1

50 % maksimum

Ex LTDS no 2

30 % maksimum.

Ex Claybath

20 % maksimum.

4. Kebutuhan kg CaCO3 terhadap ton TBS maksimum 1 kg/ton TBS.

2.2.7 Kamar Mesin


Merupakan pembangkit energi listrik yang digunakan di dalam pabrik untuk mensuplay listrik
(power) untuk mesin-mesin pabrik, kantor, maupun domestic (perumahan).
Peralatan yang ada pada kamar mesin:
1.

Diesel genset

2.

Steam turbin

3.

Main switch board

4.

Distribution board

5.

Back Pressure Vessel (BPV)

Mesin utama untuk penghasil energi listrik dalam PKS yaitu menggunakan steam turbin, adanya
diesel genset digunakan untuk support steam turbin apabila ada trouble / masalah.
2.2.8 Boiler
Boiler (ketel uap) merupakan stasiun untuk mengubah air menjadi uap bertekanan dengan
memanfaatkan energi panas hasil pembakaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan selama pengoperasian:
1.
Mendapatkan efisiensi yang maksimal, yaitu menghasilkan sejumlah steam sesuai kapasitas
boiler dengan tujuan untuk memaksimalkan pemakaian steam turbin sehingga dapat mengurangi
penggunaan mesin diesel (genset)
2.
Menghasilkan kualitas steam yang baik, sehingga dapat mengurangi biaya maintenance
pada steam turbin
3.

Menjalankan boiler dalam kondisi yang aman untuk keselamatan kerja bagi karyawan

4.
Menyediakan steam yang cukup untuk pengolahan guna mendapatkan efisiensi pengolahan
yang baik.
Monitoring air boiler
PH

= 10,5-11,5

TDS

= 2100- 2500 bila mengunakan sage 1200

Sulvit

= 30-50

Posport

= 30 -50

Fe

= max 3 ppm

Total hardnes

= 0 ppm

Silika

= Max 150 ppm

Total

= max 700

Hidratalkaliniti

= Besar dari 375

2.2.9 Water Treatment


Tempat pengolahan air agar dapat digunakan untuk operasional pabrik dan kebutuhan
perumahan.
Hal-hal yang harus diperhatikan selama pengoperasian:
1.

Memproduksi air standart Industri (Boiler Water).

2.

Mengefektifkan biaya raw water treatment

3.

Mengefektifkan biaya boiler water treatment dengan hasil air yang bersih dan jernih

4.

Memperpanjang umur operasional boiler sehingga dapat mengurangi biaya perbaikan.

2.2.10 Final Effluent


Proses pengendalian limbah cair pabrik kelapa sawit adalah proses perombakan secara anaerobik
yang berlangsung tanpa membutuhkan oksigen, untuk mendapatkan senyawa-senyawa limbah
menjadi energi dan nutrisi yang sesuai untuk kebutuhan land application.
Tujuan stasiun ini secara keseluruhan adalah ;
a)

Mendapatkan limbah akhir yang sesuai dengan kebutuhan land application

b)

Perawatan kolam limbah

2.2.11 Standart Oil/Kernel Loss Selama Produksi

2.2.11.1 Oil Loss ( Kehilangan Minyak)

No.
1

Description
Fruit in empty bunch

Rumus
O/WM x 0,210,33

Standart
< 0,05% to FFB
< 0,60% to O/DM

Empty bunch stalks

O/WM x 0,21

< 0,30% to FFB


< 4,00% to O/DM

Fibre

O/WM x 0,125

< 0,58% to FFB


< 8,00% to O/DM

Nut

O/WM x 0,0575

< 0,05% to FFB


< 1,00% to O/DM

Final effluent

O/WM x 0,55

< 0,42% to FFB


< 17,00% to O/DM
< 1,40% to FFB

TOTAL OIL LOSS


O/WM x 0,38
Sludge/slurry ex. Sludge
Centrifuge

< 30,60% to O/DM


< 0,32% to FFB
< 13,00% to O/DM

2.2.11.2 Kernel Loss (Kehilangan Kernel)

No.
1

Description
Fruit in empty bunch

Rumus
O/WM x 0,21 x 0,15

Standart
< 0,02% to FFB
< 0,60% to O/DM

Fibre Cyclone

O/WM x 0,125 x 0,9

< 0,11% to FFB


< 1,00% to O/DM

LTDS I & II

O/WM x 0,0575 x 0,9

< 0,05% to FFB


< 1,20% to O/DM

Clay bath

O/WM x 0,0575 x 0,9

< 0,01% to FFB


< 1,40% to O/DM
< 0,19% to FFB

TOTAL KERNEL LOSS

< 4,2% to O/DM

You might also like