You are on page 1of 33

BENTUK SEDIAAN

KOSMETIKA

EMULSI
Emulsi merupakan campuran yang relatif stabil
antara minyak lemak dan air yang dibuat
dengan mencampur
minyak lemak dan air bersama-sama dengan
emulsifying agent.
Pada prinsipnya emulsi merupakan sistem 2
fasa dimana satu cairan tersebar secara merata
dalam cairan yang lain dalam bentuk butiran
halus.
Emulsi akan stabil dengan emulsifying agent,
dimana mampu mencegah penggabungan
antara butiran-butiran halus menjadi butiran
yang lebih besar yang akhirnya memisah.
Emulsifying berada dipermukaan antara butiran
eksternal fase dengan internal fase yang
melindungi sekeliling partikel dari

Emulsifier juga menurunkan tegangan antar


permukaan kedua fase sehingga terlihat emulsi
dapat bercampur.

Stabilitas emulsi
Apabila air dengan minyak dicampur kemudian
digojog kuat maka akan terlihat butir-butir kedua
molekul akan tersebar, tetapi lambat laun butirbutir tersebut akan menjadi besar karena adanya
penggabungan antara molekul yang sama
sehingga akhirnya terlihat 2 lapisan kembali, hal
ini disebabkan faktor mekanik dan
termodinamik. Problem utama dalam pembuatan
produk kosmetika dalam bentuk emulsi yaitu
bagaimana cara mencegah gaya termodinamika
yang menjadi penyebab ketidakstabilan /
pemisahan dalam emulsi tersebut.

Beberapa metoda yang sering digunakan untuk


mengatasinya :
Meninggikan viskositas / kekentalan eksternal
fase
Memperkecil ukuran dengan bentuk yang sama
pada
internal fase
Meninggikan luas permukaan antara kedua
permukaan zat
Memperkecil tegangan permukaan
Kestabilan emulsi bukan hanya dijaga dari segi
fisika ataupun kimia tetapi juga dari segi
mikrobiologi.
Semua produk emulsi membutuhkan antimikroba
agent, sebab fase cair sangat mudah untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
Pengawet yang sering digunakan : methyl, ethyl,
propil dan buthyl paraben, asam benzoat dan
amonium quartener.

Surfactan atau surface active agent merupakan


komponen yang meredukasi kerja dari efek
kontak antara 2 permukaan dan tegangan antar
permukaan.
Surfactan pada umumnya merupakan kombinasi
antara hydrophilic dan lipofilic dalam satu
molekul.
Emulsifier merupakan bagian dari klas surfactan
yang berupa campuran molekul yang mempunyai
sifat hidrofilik dan lipofilik.
Beberapa contoh :
Sorbitan trioleat
Glycerol monostearat
emulsifier
PEG 2000 monostearat
Polyoxyethylen monostearat
Fatty acid
Fatty alkohol

Type emulsi
Emulsi minyak dalam air ( o/w : oil in water )
artinya fase minyak tersebar dalam air; minyak
sebagai internel fase dan air sebagai eksternal
fase
Emulsi air dalam minyak ( w/o : water in oil )
artinya fase air tersebar dalam minyak, air
sebagai internal fase dan minyak sebagai
eksternal fase

Formula dan preparat emulsi


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat formula dari kosmetik bentuk emulsi
antara lain :
Reaksi-reaksi antar unsur formula
Keasaman-kebasaan, unsur penggarama
pH (tinggi dan rendahnya)
Contoh : sabun cair yang dibuat dalam
kondisi base, sedangkan surfaktan anionik
stabil
dalam keadaan asam sehingga tidak dapat
digunakan surfaktan tersebut.
Bebarapa formula seringkali menggunakan
pelarut tertentu seperti : esential oils,
disamping
penambahan parfum dan pengawet

Beberapa contoh formula dengan


Ingredient emulsi
Sediaan

Type
emulsi

Ingredient Emulsifier

Cold
cream

o/w or w/o

Malam,
Sabun /
petrolatu non ionik
m,Mineral
oil

Hand
cream

o/w

Asam
Sabun /
stearat,Mi non ionik
neral oil

Lotion

o/w

Humektan Sabun /
non ionik

Deodoran o / w
t

Asam
stearat

Sabun /
non ionik

CREAM DAN LOTION


Cream adalah sediaan setengah padat
berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60 % air.
Lotion adalah sama dengan cream, tapi
lebih encer.
Tipe cream :
Tipe air dalam minyak ( w/o )
Pembawa minyak ( External phase )
Tipe minyak dalam air ( o/w )
Pembawa air ( External phase )

Ada 3 (tiga) tipe bahan yang penting dalam


formula emulsi kosmetika :
1. Air
2. Lemak/bahan yang tidak larut dalam air
misal : bees wax (cera), spermaceti,
hidrokarbon, lanolin ( 75 % adeps lanae
+ 25 % air), asam-asam lemak, alkohol
dengan BM tinggi, gliserida, isopropil
miristat, dan lain lain
3. Surfaktanwell
/ pengemulsi
2
misal :sabun, garam amonium kuartener,
alkilsulfat, gliserin mono stearat,
campuran
polioksi etilen dan
sebagainya

Analisis Secara Umum


1. Berat bersih / netto
a.
Berupa cream
Timbang wadahnya pada permulaan analisis,
kemudian
pindahkan sisa sampel (setelah
analisis selesai) dan timbang
wadah kosong.
Hitung perbedaan beratnya.

b.

Berupa lotion

Beri tanda permukaan cairan pada bagian luar botol


sebelum analisis dimulai. Setelah analisa selesai,
kosongkan botol kemudian diisi dengan air sampai
dengan tanda. Catat volume air yang diperlukan

c. Berupa aerosol dalam wadah logam /


metal
Timbang wadah yang berisi sampel kemudian dinginkan
wadah tersebut dalam peti berisi dry ice (es kering)
selama 2 jam. Kemudian buka tutup dari wadah
tersebut, setelah isi dipakai untuk analisa, timbang
wadah yang telah kosong

2. Pemerian/deskripsi produk yang meliputi : bentuk,


warna,
bau dari produk tersebut.
3. Analisa tipe emulsi, ada 2 (dua) cara :
a.
Buat lapisan tipis dari produk pada objek
glass, kemudian
ditetesi dengan zat warna yang larut dalam
minyak seperti : Oil Soluble Dye ( D & C Red nol )
dan Water
Soluble Dye ( D & C Blue nol )
b.
Dengan mencampur minyak mineral ntuk
menunjukkan emulsi w/o kemudian dicampur dengan
air untuk
menunjukkan emulsi o/w

4. Cara menentukan pH emulsi


a. Untuk emulsi cream o/w
Campur 1 gr cream + 9 ml air dan
tentukan pH-nya dengan pH meter
memakai elektroda gelas

b. Untuk emulsi lotion o/w


Dapat ditentukan langsung pH-nya
( tanpa penambahan air )

c. Dapat dipakai kertas untuk tes


pH / cara a atau b
d. Untuk emulsi w/o
Campur 1 gr dan 9 ml air, kocok kuat,
tentukan pH dengan pH meter / kertas pH

AEROSOL
Aerosol merupakan suatu bentuk sediaan yang
banyak digunakan dalam produk kosmetik
seperti pda : hair spray, deodoran/antiperspiran
dan juga alat kesehatan rumah tangga seperti :
insektisida, polishes dan pengharum ruangan.
Suatu produk aerosol biasanya terbungkus
dalam suatu kemasan yang terdiri dari :
Tempat penampungan gas
Valve (katub) penutup
Knop dan penutupnya
Kemasan / bungkus luar
Yang menjadi basis utama operasional aerosol
adalah komponen gas yang dimampatkan
sehingga memberikan tekanan atau biasa
disebut dengan fase cairan propelan yang
terdapat dalam kontainer.

Beberapa hal yang penting dalam produk


aerosol :
I. KONTAINER (WADAH)
Kontainer (wadah) untuk produk aerosol
mempunyai kriteria :

Cukup kuat

Ringan/tipis

Tidak mudah bocor

Tidak mudah korosif


Kontainer dapat dibuat dari :
1. Lembaran timah hitam
Banyak kemasan produk aerosol yang
menggunakan logam ini, karena logam
ini baik secara internal maupun
eksternal tidak korosi dengan
komponen sediaan. Tetapi bila tekanan
terlalu tinggi akan berpengaruh
terhadap kekuatannya.

Kontainer / wadah biasanya terbuat dari


logam, gelas atau plastik dan banyak yang
menggunakan plat timah hitam atau
aluminium.
Valve (katub) didesign sedemikian rupa
sehingga mudah untuk digunakan dengan
hanya menekan knop menggunakan jari.
Design knop biasanya disesuaikan dengan
bentuk dan ukuran serta besarnya volume
wadah dari produk yang dibuat.
Fungsi knop adalah menekan valve sehingga
produk yang bertekanan dalam wadah akan
keluar melalui lubang dalam tabung yang
dihubungkan oleh suatu pipa lewat lubang
pada knop akhirnya keluarlah produk ke
udara dalam bentuk kabut/busa/spray/aliran.

2. Aluminium
Logam ini biasanya digunakan bersama-sama
dengan lembaran timah hitam,
disamping tidak korosi juga cukup kuat.

3. Gelas tanpa lapisan


Kontainer dari gelas bervariasi
bentuk/designnya, hanya saja kontainer
ini hanya tahan pada tekanan yang
rendah ( 15 20 psi ) bila digunakan.

4. Plastik berlapis kaca


Kontainer dengan bahan ini lebih tahan
terhadap tekanan, tetapi katup/valve
untuk kontainer ini sangan mahal pada
kondisi standart.
Keuntungannya, kontainer inert/tidak reaktif
dan tidak menyebabkan korosif kerena
tidak kontak dengan logam pada
produknya.

5. Plastik
Kontainer dari plastik sekarang lebih banyak
digunakan karena kontainer ini aman, murah
dan
bebas korosi. Beberapa interaksi antara
plastik
dengan parfum seringkali menjadi
hambatannya.
Plastik yang digunakan dari bahan :
polyacetol dan
polypropelen

II. VALVE (KATUB)


Katub merupakan bagian yang amat
penting dalam produk aerosol. Katub
ini
akan mengatur mekanisme jumlah
produk
yang akan dikeluarkan dari wadah
(kontainer). Adanya tekanan gas cair
dalam wadah akan memberikan
perbedaan
tekanan antara dalam wadah dengan di
atmosfir. Ukuran bahan dasar, bentuk,
kekuatan dari valve sangat
menentukan
kondisi dari produk aerosol.

III. PROPELAN
Propelan merupakan bahan esensial
dalam
produk aerosol, karena dengan
propelan
maka dapat dibuat macam-macam
produk
aerosol tergantung kebutuhan.
Propelan
biasanya berupa gas yang
dimampatkan
sehingga berupa cairan dengan
tekanan
tertentu yang terdiri dari 2 (dua) atau
lebih
campuran.

gas-cair yang mana akan berupa gas pada


tekanan
atmosfir , pada temperatur kamar, tetapi
berupa
cairan pada kondisi tekanan tertentu.
Beberapa komponen yang mempunyai titik
didih
rendah pada tekanan tinggi bersifat
mereduksi
sehingga dimungkinkan akan bereaksi dengan
wadah (kontainer). Yang penting bahwa
selama
dalam penyimpanan tekanan gas tidak
berubah
pada temperatur kamar. Tetapi pada
temperatur
yang cukup tinggi, maka akan merubah
tekanan
dalam wadah menjadi tinggi juga. Hal ini

trichlorofluoromethan
2.
Hydrokarbon propan, n butan, isobutan
3.
Dimethyl ether2 (dua) atau lebih
campuran.

Kompres gas
Propelan jenis ini banyak digunakan sebelum
gas cair
digunakan. Gas yang banyak digunakan antara
lain :
NO, CO2 dan N2. Propelan ini banyak digunakan
untuk
produk pasta gigi, spray, parfum.

Campuran gas dan solven


Campuran antara CO2 dan Chlorofluorocarbon
secara
proporsional akan memberi tekanan yang cukup
tinggi. Untuk itu kontainer yang digunakan
harus
cukup kuat. Misal : Aluminium. Produk dengan

TIPE PRODUK AEROSOL


Ada 2 (dua) tipe produk aerosol :
1.Sistem 2 fase yaitu produk aerosol yang terdiri dari
gas (vapour) phase di bagian atas dan liquid phase
(produk dan pelarut) di bagian bawah. Adanya gas
fase gas menyebabkan fase liquid akan terdorong
keluar lewat pipa bila valve (katub) ditekan. Contoh
produk dengan tipe ini : hair sprays, deodorant dan
cologne, air freshener juga insektisidda.
2. Sistem 3 fase yaitu produk aerosol yang terdiri
dari :
Propelan vapor fase
Produk fase
Liquid propelan fase
Masing-masing fase dalam kondisi homogen dengan
basisi benruk emulsi. Jumlah propelan yang
digunakan biasanya kecil. Penggunaan sistem ini
misalnya pada produk : Antiperspiran, foam
(shaving cream, shampo)

KOROSI DALAM PRODUK AEROSOL


Wadah / kontainer aerosol seperti logam
tidak dapat terhindar dari korosi dan
kerusakan. Dari hasil penelitian
penyebab korosi pada wadah produk
aerosol dapat menjadi :
1. berubahnya kestabilan propelan
2. reaksi wadah dengan produk
3. interaksi elektrolitik dari logam-logam

Pengaruh propelan pada korosi :


Beberapa Chlorofluorocarbon meskipun stabil
tetapi kadang-kadang menunjukkan
variasi yang tidak stabil bila kontak
dengan alkohol dan material wadah
seperti Aluminium, karena
terbentuknya radikal bebas dan
bereaksi dengan logam.

Pengaruh produk pada korosi :


Korosi sebagai hasil reaksi kimia langsung
produk dengan wadah seperti
Aluminium. Hal ini mungkin disebabkan
hasil kontak dengan basa/asam yang
cukup tinggi konsentrasinya atau
karena adanya tekanan dan alkohol
murni dengan asam lemak yang juga
labil untuk beraksi dengan Aluminium.

Mencegah dan menghambat korosi :


Untuk mencegah korosi hendaknya diperhatikan pada
formulasi dari produk. Apabila beberapa
Chlorofluorocarbon dengan alkohol dapat
menimbulan korosi atau mungkin adanya
formulasi dengan bahn air, oksigen dan lainlain. Maka formulasi dapat dirubah dengan
mengurangi atau mengganti dengan bahan
lain yang inert atau netral. Mencegah atau
menghambat korosi memang sukar dilakukan
tetapi beberapa cara dapat mengurangi
korosi antara lain dengan menambahkan Na
silikat netral atau ethanolamin phosphat. Hal
yang penting mencegah korosi yaitu
mencegah kontak langsung propelan/produk
dengan wadah (logam). Hal ini dapat
dilakukan dengan melapisi begian dalam
wadah disamping untuk mencegah perforasi
dinding wadah. Kombinasi senyawa fenol dan
epoxy resin merupakan pelapis/pelindung
yang baik terhadap kontainer (wadah).

GEL DAN JELI


Gel

:
adalah sediaan dasar berupa
lembekan sistem dispersi yang
terdiri dari partikel organik,
submikroskopik atau organik
makromolekul yang tersuspensi atau
terbungkus dalam cairan yang
bercorak dari transparan atau
translusen hingga buram.

Sistem dispersi gel merupakan sistem koloid.


Gel bercorak transparan atau translusen
disebut Jeli. Gel biasanya digunakan untuk
pembuatan sediaan kosmetika dalam tata
rias rambut, dasar rias wajah dan
perawatan kulit. Konsistensi gel dan jeli
dapat menunjukkan sifat tiksotropi yaitu
massa gel menjadi kental pada waktu
didiamkan dan menjadi cair kembali
setelah dikocok dan tidak segera
mengental sewaktu didiamkan. Sifat
konsistensi ini penting untuk sediaan
kosmetika karena dengan demikian gel
atau jeli akan mudah merata jika dioleskan
pada rambut atau kulit.

pembuatan gel dan jeli merupakan


medium yang baik bagi pertumbuhan
jasad renik, maka perlu ditambah zat
pengawet.
Jeli dengan viskositas rendah digunakan
untuk deodoran yang diisikan dalam
wadah roll-on atau roller ball. Jeli
dengan viskositas tinggi berupa
kentalan digunakan untuk sediaan
penata dan pembantu perawatan
rambut. Gel dengan bahan dasar
anorganik banyak digunakan untuk
masker wajah.
Untuk pembuatan gel dan jeli diperlukan
antara lain:

Bahan dasar (zat gel) misalnya minyak


juga untuk pelicin dan pelarut

Bahan tambahan (pengawet dan

Contoh
Formula I :
R/Sorbitan monolaurat
12
Destilat eter minyak
Parafin cair (viskositas rendah)
Manitol monolaurat
19
Air
19

45
5

Formula II :
R/Eter oleil polioksietilen
15,5
Polioksietilen gliserida lemak
15,5
Parafin cair (viskositas rendah)
13,7
Propilenglikol
8,6
Larutan sorbitol
6,9
Parfum
q.s
Air
ad 100

Formula III :
R/Karboksi vinil polimer (tipe 940) 20
Tragakan
5
Air
563
Trietanolamin
12
Gliserin
400
Metil paraben
0,15 %
Parfum (larut dalam air)
1,0 %

You might also like