Professional Documents
Culture Documents
Nastar adalah sejenis kue kering dari adonan tepung terigu, mentega, dan
telur yang diisi dengan selai buah nanas. Asal kata nastar dari bahasa Belanda
ananas dan tart. Bentuk kue ini bulat-bulat dengan diameter sekitar 2cm, di
atas nya sering dihiasi dengan potongan kecil kismis atau cengkeh. Bahan
yang digunakan untuk membut kue kering ini adalah mentega, gula halus,
kuning telur, tepung terigu, tepung maizena, susu bubuk dan selai. Selai yang
digunakan bisa berasal dari buah-buahan selain nanas, misalnya stroberi,
bluberi dan lain-lain (Dimas, 2008).
Bahan-bahan utama pembuatan roti kering nastar adalah, tepung terigu,
tepung maizena, gula halus, mentega, telur, dan baking powder. Tepung terigu
yang digunakan adalah yang renda protein agar roti kering nastar renyah dan
tidak retak atau mengembang terlalu banyak. Tepung maizena dapat membuat
renyah roti kering nastar dan teksturnya sempurna. Tepung maizena yang
digunakan 10% dari tepung terigu. Gula halus yang digunakan biasanya 5055% dari total lemak yang digunakan. Gula halus memberi warna dan rasa
pada hasil akhir roti kering. Mentega merupakan bahan utama yang paling
besar persentasenya dalam adonan. Kualitas roti kering tergantung dari
mentega yang digunakan. Telur yang digunakan untuk membuat roti kering ini
sebaiknya yang masih segar agar kualitas roti kering bagus. Untuk 250 gr
lemak, bisa menggunakan telur sebanyak 1-2 butir. Sedangkan baking powder
digunakan sebagai penambah volume. Untuk baking powder boleh digunakan
boleh juga tidak. Suhu untuk memanggang roti kering nastar ini adalah 160C170C. Bila terlalu panas, roti kering akan terbentuk sebelum sempat
menyebar dan mengembang dengan baik. Jika suhu oven kurang panas, akan
mengakibatkan roti kering terlalu menyebar dan akan banyak kehilangan air
akibat pemanggangan yang lama, serta aroma akan hilang (Ismayani, 2007).
Sebelum melakukan pengovenan, oven terlebih dahulu dipanaskan selama
15 menit dengan tujuan supaya panas pada oven stabil. Pada tahap
pengovenan kue kering, suhu yang digunakan berkisar antara 150-160C,
selama 30-35 menit. Suhu tersebut akan menghasilkan kue kering yang tidak
gosong, bagian tengah matang, dan tidak lembek (Hastuti, 2011).
Penyebab nastar pecah atau retak adalah, adonan kulit terlalu lembek, dan
suhu oven yang terlalu panas. Penggunaan suhu oven yang terlalu panas
sehingga dorongan udara panas mengakibatkan adonan kulit yang dipanggang
retak/pecah. Oleh karena itu gunakan suhu oven 160C-170C untuk membuat
roti kering (Soechan, 2007).
Tepung terigu berasal dari tanaman gandum (triticum sp) yang melalui
berbagai macam proses, gandum digiling dan diayak sehingga mendapatkan
tepung terigu. Fungsi utama tepung terigu adalah untuk membentuk struktur
dari makanan atau kue yang dibuat. Di dalam gandum terdapat gluten yaitu
suatu gumpalan liat dan elastis yang terbentuk pada waktu protein-protein
tidak larut air (glutenin dan gliadin) dicampur dengan air dan mengalami
proses pengadukan (Murthado, 2006).
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir
gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mi dan roti.
Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan
dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. Ada 3
macam tepung terigu yaitu tepung terigu protein tinggi, tepung terigu protein
sedang, dan tepung terigu rendah protein. Tepung terigu protein tinggi (hard
flour) merupakan tepung terigu yang mempunyai kandungan protein 11 13%.
Tepung ini mempunyai sifat gluten yang ulet dan kuat yang cocok untuk
pembuatan roti beragi. Tepung terigu protein sedang (medium flour)
merupakan tepung terigu yang memiliki kandungan protein 10 11%. Tepung
terigu ini memiliki sifat gluten yang sedang. Biasanya digunakan untuk
keperluan rumah tangga, pembuatan mie dan lainnya.Tepung terigu rendah
protein (soft flour) merupakan tepug terigu yang hanya memiliki kandungan
protein 8 9%. Tepung ini mempunyai kandungan gluten yang kurang baik
sehingga cocok digunakan dalam pembuatan cake, biscuit, dan kue-kue kering
karena tidak menghendaki terbentuknya gluten (Fatmawati, 2012).
Tepung jagung adalah bahan yang biasanya digunakan untuk industri
makanan, digunakan sebagai pengental, pembentuk gel, bulking agen dan
agen retensi air. Pati normal terdiri dari sekitar 75% berat amilopektin
bercabang dan sekitar 25% berat amilosa, yaitu linier atau sedikit bercabang.
Pati butiran membengkak bila dipanaskan dalam air berlebih dan fraksi
volume dan morfologi memainkan peran penting dalam. Tekstur sifat gel pati
merupakan kriteria yang sangat penting, yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja pati dalam sistem pangan. Sifat pati dari garis jagung dipilih dan
ditemukan perbedaan yang signifikan (Sandhu, 2006).
Roti adalah makanan pokok yang dibuat dengan mencampurkan adonan
tepung dan air dengan tambahan khamir. Roti segar dinilai dari rasa, aroma,
kualitas dan tekstur. Mempertahankan kesegaran merupakan hal yang penting
untuk mempertahankan selera. Roti modern kadang-kadang dibungkus kertas
atau plastik film, atau disimpan dalam wadah seperti breadbox untuk
mempertahankan kesegaran lebih lama. Roti yang disimpan dalam kondisi
hangat, lingkungan lembab rentan terhadap pertumbuhan jamur. Roti yang
disimpan pada suhu rendah, misalnya dalam lemari es, akan mengembangkan
pertumbuhan jamur lebih lambat daripada roti disimpan pada suhu kamar
(Peter, 2001 dalam Sikkhamondhol, 2009).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Baskom
b. Loyang
c. Oven
d. Solet
e. Mixer
2. Bahan
a. 3 butir kuning telur
b. 25 gr mentega
c. p.t. Baking Powder
d. 175 gr gula halus
e. 250 gr tepung terigu
f. 50 gr tepung maizena
g. Selai nanas
3 butir kuning telur, 250 gr mentega, p.t baking powder, dan 175 gr gu
Pengocokan
3. Cara Kerja
Pembentukan bulatan
Pengglosingan
Pengovenan
D. PEMBAHASAN
Tabel 5.1 Hasil Uji Organoleptik Roti Kering Ananas Taarces
Kode
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
bc
a
a
186
3.94
3.39
3.28
3.44a
245
3.56ab
3,39a
3.44a
3.17a
375
4.17c
3.67a
3.50a
3.50a
abc
a
a
492
3.83
3.67
3.61
3.11a
567
3.33a
3.56a
3.50a
3.44a
ab
a
a
631
3.56
3.72
3.56
3.56a
Sumber: Laporan Sementara
Keterangan :
186 : kelompok 7
375 : kelompok 9,
567 : kelompok 11,
Keterangan :
1 : sangat tidak suka
3: netral
Over all
3.56a
3.17a
3.67a
3.50a
3.50a
3.50a
245 : kelompok 8,
492 : kelompok 10,
631 kelompok 12
2 : tidak suka
4: suka
5: sangat suka
Pada prinsipnya analisis post hoc bertujuan untuk mengetahui lebih rinci
mengenai pasangan kelompok sampel yang berbeda secara signifikan (tidak
dalam satu kolom subset) dan pasangan kelompok sampel yang tidak berbeda
secara signifikan (dalam satu kolom subset). Sampel 186 dan 245
menggunakan tepung terigu cakra kembar, sampel 375 dan 492 menggunakan
tepung terigu kunci emas, sedangkan sampel 567 dan 631 menggunakan
tepung terigu segitiga biru. Dari tabel Duncan pada SPSS, hasil uji
organoleptik kue kering nastar yaitu terlihat bahwa pada parameter warna,
sampel 245, 567, 631 tidak memiliki perbedaan rata-rata secara signifikan satu
sama lain tetapi memiliki perbedaan secara signifikan dibandingkan dengan
sampel 325. Sedangkan sampel 245, 492, 631, dan 567 tidak memiliki
perbedaan rata-rata secara signifikan satu sama lain tetapi memiliki perbedaan
secara signifikan dibandingkan dengan sampel 325 dan 186. Pada parameter
rasa, aroma, tekstur dan overall, kue kering nastar dari keenam sampel yaitu
186, 245, 375, 492, 567, dan 631, tidak memiliki perbedaan rata-rata secara
signifikan satu sama lain,
Pada parameter warna, urutan sampel yang memiliki angka tertinggi atau
yang paling disukai hingga oleh panelis hingga terendah adalah sampel 375
dengan nilai 4,17 kemudian sampel 186 dengan nilai 3,94; sampel 492 dengan
nilai 3.83; sampel 245 dan 631 dengan nilai 3,56; dan yang terakhir adalah
sampel 567 dengan nilai 3,33. Sedangkan pada parameter rasa, urutan sampel
yang paling disukai panelis adalah sampel 631 dengan nilai 3,72; kemudian
sampel 375 dan 492 dengan nilai 3,67; sampel 567 dengan nilai 3,56 dan yang
terakhir yaitu sampel 186 dan 245 dengan nilai 3,39. Pada parameter aroma,
urutan sampel yang paling disukai panelis adalah sampel 492 dengan nilai
3,61; lalu sampel 631 dengan nilai 3,56; sampel 375 dan 567 dengan nilai
3,50; sampel 245 dngan nilai 3,44 dan yang terakhir adalah sampel 186
dengan nilai 3,28. Pada parameter tekstur, urutan sampel yang paling disukai
panelis adalah sampel 631 dengan nilai 3,56; kemudian sampel 375 dengan
nilai 3,50; sampel 186 dan 567 dengan nilai 3,44; sampel 245 dengan nilai
3,17 dan yang terakhir yaitu sampel 492 dengan nilai 3,11. Dan yang terakhir
pada parameter overall, urutan sampel yang paling disukai panelis adalah
sampel 375 dengan nilai 3,67; kemudian sampel 186 dengan nilai 3,56;
sampel 492, 567 dan 631 dengan nilai 3,50 dan yang terakhir yaitu sampel 245
dengan nilai 3,17.
Pada pembuatan roti kering ananas taarces langkah pertama yang
dilakukan adalah pengocokan bahan-bahan awal yaitu 3 kuning telur, 250
gram mentega, p.t baking powder, dan 175 gram gula halus dengan
menggunakan
mixer.
Fungsi
dari
langkah
tersebut
adalah
untuk
margarin. Untuk bahan pengembang dapat digunakan soda kue dan baking
powder supaya remah kue kering menjadi berwarna gelap, lebih renyah dan
lebih mengembang (Hartati, 2013).
Tepung maizena dapat membuat renyah roti kering nastar dan teksturnya
sempurna. Tepung maizena yang digunakan 10% dari tepung terigu. Gula
halus yang digunakan biasanya 50-55% dari total lemak yang digunakan. Gula
halus memberi warna dan rasa pada hasil akhir roti kering. Mentega
merupakan bahan utama yang paling besar persentasenya dalam adonan.
Kualitas roti kering tergantung dari mentega yang digunakan. Sedangkan
baking powder digunakan sebagai penambah volume. Untuk baking powder
boleh digunakan boleh juga tidak (Ismayani, 2007).
Sebelum melakukan pengovenan, oven terlebih dahulu dipanaskan selama
15 menit dengan tujuan supaya panas pada oven stabil. Pada tahap
pengovenan kue kering, suhu yang digunakan berkisar antara 150-160C,
selama 30-35 menit. Suhu tersebut akan menghasilkan kue kering yang tidak
gosong, bagian tengah matang, dan tidak lembek (Hastuti, 2011).
Pada hasil kue kering nastar kelompok 10, didapatkan hasil adonan dengan
tekstur yang sedikit lembek. Setelah dioven, warna kue kering kelompok kami
ada sebagian yang sedikit gosong dan ada juga yang warnanya lumayan bagus,
hal ini karena pada saat pengovenan suhu tidak stabil atau terlalu panas dan
panas tidak merata, akibatnya aroma dari kue kering menjadi sedikit gosong.
Dari segi rasa, hasil kue kering nastar lumayan disukai oleh panelis, kecuali
nastar yang sedikit gosong. Dari tekstur, kue kering nastar kelompok kami
sangat kasar dan kering, hal ini karena penggunaan suhu pengovenan terlalu
panas dan tidak stabil serta terlalu lama waktu pengovenan.
Pada praktikum yang telah dilakukan, hasil nastar yang diperoleh banyak
terjadi penyimpangan. Penyimpangan diantaranya yaitu teksturnya terlalu
kering, bentuk nastar melebar, ada juga yang gosong. Penyimpangan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi produk
akhir antara lain jenis bahan baku yang digunakan, takaran setiap bahan baku,
proses pengocokan bahan awal dan pencampuran seluruh bahan, suhu
9. Pada parameter tekstur, urutan sampel yang paling disukai panelis adalah
sampel 631, sampel 375, sampel 186 dan 567, sampel 245, yang terakhir
yaitu sampel 492.
10. Pada parameter overall, urutan sampel yang paling disukai panelis adalah
sampel 375, sampel 186, sampel 492, 567 dan 631, yang terakhir yaitu
sampel 245.
11. Proses pembuatan kue nastar terdiri atas tahap pembuatan adonan,
pencetakan dan pembakaran.
12. Hasil kue kering nastar kelompok 10, didapatkan hasil adonan dengan
tekstur yang sedikit lembek. Setelah dioven, warna kue kering kelompok
kami ada sebagian yang sedikit gosong dan ada juga yang warnanya
lumayan bagus.
13. Faktor-faktor yang mempengaruhi produk akhir antara lain jenis bahan
baku yang digunakan, takaran setiap bahan baku, proses pengocokan bahan
awal dan pencampuran seluruh bahan, suhu pengovenan, ketebalan bahan,
kerapatan penutupan pintu oven, dan lamanya waktu pemanggangan.
DAFTAR PUSTAKA
Boga, Yasa dan GPU. 2005. Terampil Membuat Kue Kering. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dewi, Putu Desy Purnama., Ni Wayan Sukerti, dan Ida Ayu Putu Hemy Ekayani.
2013. Pemanfaatan Tepung Buah Mangrove Jenis Lindur (Bruguiera
Gymnorrizha) Menjadi sKue Kering Putri Salju. Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga, FTK, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Dimas. 2007. 180 Sumber Penghasil Uang. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Fatkurahman, Rifa., Windi Atmaka, dan Basito. 2012. Karakteristik Sensoris Dan
Sifat Fisikokimia Cookies Dengan Subtitusi Bekatul Beras Hitam (Oryza
Sativa L.) Dan Tepung Jagung (Zea Mays L.). Jurnal Teknosains Pangan,
Vol. 1, No. 1, Oktober 2012.
Fatmawati, Wahyu Tri. 2012. Pemanfaatan Tepung Sukun Dalam Pembuatan
Produk Cookies. Program Studi Teknik Boga, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Yogyakarta.
Hartati, M. E. 2013. Pengaruh Penambahan Pati Jahe Hasil Samping Pembuatan
Jahe Instan Pada Mutu Kue Kering. Baristand Industri Surabaya.
Hastuti, Ririn Dwi. 2011. Kue Kering Kaya -karoten dengan Penambahan
Tepung Wortel (Daucus carota L.). Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Ismayani, Yeni. 2007. 100+ Tips Antigagal Bikin Kue. Penerbit Kawan Pustaka,
Malang.
Murthado, Taufik. 2006. Seri Makanan Favorit Bolu Gulung. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sandhu, Kawaljit. Singh, Narpinder. 2006. Some properties of corn starches II:
Physicochemical, gelatinization, retrogradation, pasting and gel textural
properties Department of Food Science and Technology, Guru Nanak Dev
University, Amritsar, Punjab 143005, India.
Sikkhamondhol, dkk. 2009. Quality of bread with added turmeric (Curcuma
longa): powder, essential oil and extracted residues As. J. Food Ag-Ind.