Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
lingkungan. Dampak pembangunan ini ada yang bersifat positif maupun negatif. Oleh
karena itu, setiap rencana pembangunan perlu disertai dengan wawasan jauh ke depan
tentang perkiraan timbulnya dampak tersebut. Wawasan ini diterapkan dengan
mengadakan analisis perkiraan dampak penting terhadap komponen lingkungan fisik,
kimia, biologi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat. Analisis tersebut harus
dilakukan secara terperinci tentang dampak negatif maupun dampak positif yang akan
timbul, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulanginya
(Supardi, 2003).
Pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak masalah, termasuk
masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembangunan mempunyai
dampak negatif. Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspada.
Pada satu pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa
pembangunan tingkat kesejahteraan kita akan terus merosot, pada lain pihak kita
harus memperhitungkan dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi
sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan dan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) merupakan salah satu alat dalam
upaya dilakukannya pembangunan berwawasan lingkungan (Soemarwoto, 1999).
2.2.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup,
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Kegiatan studi AMDAL dalam pembangunan telah menjadi suatu instrumen
perencanaan yang dipersyaratkan oleh Pemerintah. Dalam pelaksanaan studi
AMDAL, karena sifatnya yang holistik dan komprehensif dari kegiatan ekosistem,
maka
pekerjaan
studi
dampak
lingkungan
menjadi
sangat
luas.
Dalam
2.3.
daya saing individu, organisasi, perusahaan dan bahkan bangsa di pentas global,
dengan terus mengembangkan kompetensi dan profesionalisme, komitmen dan
integritas yang dapat dipertanggungjawabkan dalam berbagai karya yang kreatif dan
inovatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia yang berkualitas adalah melalui sistem pendidikan yang dapat
dihandalkan. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, perlu
diupayakan melalui pendidikan dan latihan yang diprogram dengan baik dan benar
(Sedarmayanti, 2008).
Menurut Plunkett dan Attner dalam Lako (2004), konsep sumber daya
manusia menempatkan karyawan sebagai the most valuable resource yang berperan
untuk merencanakan, mengorganisir, mendayagunakan dan mengendalikan organisasi
beserta seluruh sumber ekonominya untuk pencapaian suatu tujuan organisasi.
Dalam proses tersebut, individu-individu atau kelompok sumber daya manusia
dan organisasi belajar untuk saling berintegrasi. Individu atau kelompok sumber daya
manusia belajar untuk meningkatkan kompetensinya dan memahami filosofi, visi,
tujuan dan budaya organisasi. Sementara organisasi belajar untuk memahami
karakteristik sumber daya manusia, mengembangkan dan mendayagunakan,
memelihara dan melindungi, serta memberikan imbalan dan penghargaan yang pantas
kepada individu atau kelompok sumber daya manusia sesuai dengan kinerjanya
(Lako, 2004).
Pengembangan sumber daya manusia, melalui berbagai jenjang pendidikan
maupun latihan yang dilakukan merupakan salah satu upaya peningkatan kinerja
sumber daya manusia tersebut. Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan dan
dikembangkan sehingga berbanding proporsional dengan jumlah sumber daya
manusia yang ada. Jumlah personil yang banyak tidak memberikan dampak yang
berarti bagi kelancaran kegiatan dan pengembangan organisasi, jika tidak didukung
oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi (Sumarsono, 2004).
banyak dipandang sebagai cost center ketimbang sebagai kontibutor untuk cost
saving. Salah satu faktor yang turut andil dalam hal tersebut adalah rendahnya mutu
penilaian dokumen AMDAL. Mutu penilaian dokumen AMDAL dapat dipengaruhi
oleh 4 faktor yaitu:
1. Kompetensi teknis anggota Komisi Penilai AMDAL
Secara umum, kompetensi dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara
ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin
melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
2. Integritas anggota Komisi Penilai AMDAL
Integritas kerja adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik
organisasi. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan
kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk
melakukannya.
3. Tersedianya panduan penilaian dokumen AMDAL.
4. Akuntabilitas dalam proses penilaian AMDAL (KLH, 2002).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Komisi Penilai,
perlu dilakukan standarisasi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota melalui
pemberian lisensi sebagai persyaratan untuk dapat melakukan penilaian dokumen
AMDAL, hal tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Negara Nomor 6 Tahun
2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota.
2.4.
Komisi Penilai Pusat dibentuk oleh Menteri, Komisi Penilai Provinsi dibentuk
oleh Gubernur dan Komisi Penilai Kabupaten/Kota dibentuk oleh Bupati/Walikota.
Susunan Keanggotaan Komisi Penilai Provinsi dari unsur-unsur Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi, instansi lingkungan hidup provinsi, instansi di bidang
penanaman modal daerah, instansi di bidang pertanahan di daerah, instansi di bidang
pertahanan keamanan di daerah, instansi di bidang kesehatan daerah provinsi, wakil
instansi pusat dan/atau daerah yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, wakil instansi terkait di provinsi, wakil dari kabupaten/kota yang
bersangkutan, pusat studi lingkungan hidup perguruan tinggi daerah yang
bersangkutan, ahli di bidang lingkungan hidup, ahli di bidang yang berkaitan,
organisasi lingkungan hidup di daerah, organisasi lingkungan hidup sesuai dengan
bidang usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, warga masyarakat yang terkena dampak,
serta anggota lain yang dipandang perlu. Susunan Keanggotaan Komisi Penilai
Kabupaten/Kota dari unsur-unsur wakil dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, wakil dari instansi di bidang lingkungan hidup daerah, wakil dari instansi
penanaman modal daerah, wakil dari instansi di bidang pertanahan daerah, wakil dari
instansi di bidang kesehatan daerah, wakil dari instansi terkait lainnya di daerah, ahli
di bidang lingkungan hidup, ahli di bidang rencana usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, wakil dari organisasi lingkungan yang terkait dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan, wakil dari masyarakat yang terkena dampak
dan anggota-anggota lain yang dipandang perlu.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Komisi Penilai dibantu oleh Tim Teknis yang
mempunyai tugas menilai secara teknis dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan
RPL berdasarkan permintaan Komisi Penilai serta Sekretariat Komisi Penilai yang
mempunyai tugas di bidang kesekretariatan, perlengkapan, penyediaan informasi
pendukung dan tugas lain yang diberikan oleh Komisi Penilai.
Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL saat ini berpedoman kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi
Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Secara umum mekanisme Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL Provinsi
maupun Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
1. Sebelum memulai penyusunan Dokumen AMDAL, Pemrakarsa wajib
memberitahukan secara resmi rencana usaha dan/atau kegiatannya kepada
Gubernur u.p Kepala Badan Lingkungan Hidup sebagai Ketua Komisi Penilai
AMDAL dan Bupati/Walikota yang bersangkutan.
2. Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan disusun AMDAL-nya wajib
diumumkan terlebih dahulu kepada masyarakat. Badan Lingkungan Hidup
sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup melalui
Sekretariat Penilai akan membuat pengumuman kepada masyarakat tentang
rencana usaha dan/atau kegiatan guna menerima saran dan pendapat dari
masyarakat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja.
2.5.
Fisher
&
Davies,
Overlay,
Leopold,
Leopold