You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama. Realitas sejarah
membuktikan pada kita bahwa pendidikan dalam kultur masyarakat manapun
berkepentingan mengarahkan manusia kepada tujuan-tujuan tertentu. Selaras
dengan itu, Nurcholis Madjid (dalam Sidi, 2001;xi) menyatakan bahwa
pembicaraan seputar

pendidikan

melibatkan banyak hal yang harus

direnungkan. Sebab, pendidikan meliputi keseluruhan tingkah laku manusia


yang

dilakukan

demi

memperoleh

kesinambungan,

pertahanan,

dan

peningkatan hidup. Jadi, manusia dengan pendidikan tidak dapat dipisahkan,


karena pada dasarnya pendidikan diciptakan oleh manusia untuk membentuk
manusia itu sendiri. Sederhananya, proses pendidikan ditujukan pada proses
pemanusiaan manusia.
Proses pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia pada
dasarnya tidak hanya fokus pada pembentukan karakter seorang individu,
melainkan hakikatnya adalah membangun masyarakat sebagai lingkungan
hidupnya. Maka proses pendidikan tidak dapat melepaskan diri dari persoalanpersoalan lingkungan kehidupan yang dimiliki individu yang terlibat di
dalamnya baik itu peserta didik, pendidik, dan semua orang/pihak yang
berkecimpung dalam pendidikan.
Prof. Nana S. (2003;163) menyatakan bahwa keberhasilan belajar
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri peserta didik, baik faktor fisik
maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Berkaitan dengan lingkungan sekolah, disini ada dua aspek yaitu
lingkungan fisik seperti sarana prasarana, dan lingkungan sosial yang
menyangkut hubungan sosial dan emosional antar seluruh anasir yang ada
dalam lingkungan sekolah, juga berkenaan dengan suasana dan pelaksanaan
proses belajar-mengajar, kegiatan ekstra kurikuler, dan lainnya. Sekolah yang
kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana prasarana yang memadai,
terkelola dengan baik, diliputi oleh suasana pembelajaran yang wajar, akan
sangat mendorong semangat belajar para peserta didik.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


pada pasal 1 ayat 3 dengan tegas disebutkan bahwa Sistem Pendidikan
Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu

untuk

mencapai

tujuan

pendidikan

nasional

yaitu

untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman


dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Komponen pendidikan dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dikenal dengan
istilah Standar Pendidikan yaitu:
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah manusia itu
sendiri. Wajar jika ayat pada pembuka kata di atas menegaskan pentingnya
mengubah diri sendiri (manusia). Manusia dalam organisasi memiliki posisi
yang sangat penting. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas
manusia yang bekerja di dalamnya. Perubahan lingkungan yang sangat cepat
dan kompleks, menuntut kemampuan manusia untuk menangkap fenomena
perubahan tersebut, menganalisis dampaknya terhadap organisasi dan
menyiapkan langkah-langkah strategis guna menghadapi kondisi lingkungan
eksternal organisasi yang berubah tersebut.
Menyadari pentingnya manusia dalam komponen pendidikan,

maka

pada delapan Standar Nasional Pendidikan, tidak berlebihan jika dikatakan


bahwa Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan memegang peran kunci di
antara delapan standar yang ada. Hal ini karena satu-satunya standar yang
ada adalah manusia. Sangat rasional karena standar isi, proses, kompetensi
lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian,
keberhasilan tersebut sangat ditentukan oleh manusia yang mengelolanya
pada setiap satuan pendidikan.

Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang


peranan strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari
dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam masyarakat Indonesia tetap
dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran berkembang amat pesat. Hal ini disebabkan karena ada
dimensi-dimensi

proses

pendidikan,

atau

lebih

khusus

lagi

proses

pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan

sebagai

pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan

tenaga

kependidikan, mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,


pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik
dan kependidikan, maka semakin dirasakan desakan udalam hal peningkatan
mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi
komitmen pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah:
usaha apa yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya penting
untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan tenaga
kependidikan tersebut.
Uraian di atas menegaskan bahwa Standar Pendididik dan Tenaga
Kependidikan memerlukan pengelolaan yang lebih baik dengan harapan
pendidik dan tenaga kependidikan mampu mengelolah dengan baik tujuh
standar lainnya untuk mencapai pemenuhan standar pendidikan yang pada
gilirannya mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas

sebagaimana

yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan nasional.


B.

Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan pada tema tersebut, maka kami
merincikan menjadi beberapa rumusan masalah yang spesifik, diantaranya :
1. Apa pengertian dan lingkup pendidik dan tenaga kependidikan ?
2. Bagaimana standar mutu pendidik dan tenaga kependidikan ?
3. Bagaimana pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan ?

C.

Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ini, di selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen pendidikan dasar, juga dimaksudkan untuk mengetahui:
1. Pengertian dan ruang lingkup pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Standar mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan.

You might also like