You are on page 1of 28

LAPORAN PRAKTIKUM PEKARANGAN DAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH

ACARA I
PENGENALAN BUAH

Nama
NIM
Asisten
Gol./ Kel.

Disusun oleh :
: Nindya Arini
: 10/300162/PN/11979
: 1. Alfi Marifah
2. Dewi Kurniawati
: C2/3

LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA I
PENGENALAN BUAH
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara botani, buah adalah hasil perkembangan dari ovari bunga yang telah diserbuki
dan telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Secara hortikultura, buah adalah
segala sesuatu yang berdaging (fleshy) yang dapat dimakan dari tanaman yang berkayu
ataupun herba yang perkembangannya masih berhubungan dengan bunga. Berdasarkan
definisi secara hortikultura, buah dapat berasal dari perkembangan receptacle, bract,
mesocarp, septum, endodermal, pericarp, aril, dan juga pedicle.
Pada umumnya, buah dimakan dalam keadaan yang segar dan tidak dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama. Penyimpanan untuk waktu yang lama mungkin dapat
dilakukan tetapi biaya untuk melakukan penyimpanan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Pengolahan buah menjadi produk makanan dan minuman juga merupakan salah satu cara
melakukan pengawetan terhsadap buah disamping untuk meningkatkan nilai tambah dari
buah. Buah mengandung banyak vitamin, mineral, dan zat esensial lain yang keberadaannya
dalam tubuh harus dicukupi walaupun dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu,
pemahaman akan buah, cara budidaya, dan informasi tentang kandungan mineral di dalamnya
akan sangat penting dalam mengembangkan komoditas buah-buahan.
B. Tujuan
Mengenal dan mempelajari bermacam-macam buah, cara bertanam, serta zat-zat gizi
terpenting yang terdapat di dalam buah.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Hortikultura adalah ilmu yang mempelajari teknis budidaya tanaman buah, tanaman
sayuran, tanaman hias-hiasan, dan tanaman obat-obatan (Halfcre and Barden, 1986).
Perkembangan komoditas hortikultura sangat dinamis sehingga muncul penyimpangan dari
batasan yang telah ditetapkan semula. Hasilnya, sebagian tanaman pangan juga masuk dalam
kategori hortikultura, misalnya, jgung, ubi rambat, dan juga ubi jalar. Baru-baru ini,
berdasarkan pertemuan para pakar Australia, hortikultura juga mencakup masalah tat ataman
dan juga penyembuhan orang depresi atau psikologi lainya. (Ashari, 2006).
Tanaman buah-buahan merupakan salah satu bagian dari sistem kebun yang
merupakan salah satu pola wanatani yang banyak dipraktekkan di Indonesia. Sistem tersebut
tumbuh secara tradisional dan hasilnya biasanya hanya digunakan untuk mencukupi
kebutuhan sendiri dan memenuhi kebutuhan pasar di desa. Apabila produksi tanaman buahbuah dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat dihasilkan produk yang berkualitas sesuai
dengan tuntutan pasar, maka pertanaman buahbuahan merupakan peluang bagi petani untuk
memenuhi kebutuhan pasar buahbuahan di tingkat provinsi ataupun nasional (Purnomosidhi
et al., 2002).
Buah merupakan bagian dari tumbuhan, diaman di dalam buah terdapat biji.
Bersamaan dengan perubahan bakal biji menjadi biji terjadilah buah, yaitu suatu organ yang
berasal dari bunga yangmenyelubungi biji dan berguna untuk pemencaran biji tadi dengan
melemparlan biji itu dari dalam buah atau bersamaan dengan buah terpisah dari tumbuhan
induknya. Buah yang menyimpan biji memiliki susunan, seperti dinding buah. Dinding buah
(pericarpium)ini biasanya dibedakan dalam dinding luar (exocarpium) dan dinding dalam
(endocarpium) yang masing-masing hanya terdiri atas satu lapis dan diantaranya terdapat
bagian dinding buah yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu dinding tengah (mesocarpium)
(Anonim, 2012).
Berdasarkan umur atau daur hidupnya, tanaman buah dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu tanaman berumur pendek atau tanaman semusim, dan tanaman berumur
panjang atau tanaman tahunan (Janick, 1986). Berdasarkan habitat tumbuhnya, tanaman
buah-buahan dapat dapat dibedakan menjadi tanaman subtropics dan tanaman tropis
(Mortensen and Bullard, 1964).
Dalam dua dekade terakhir, para ilmuwan makanan segar telah berusaha untuk
mengembangkan teknologi baru yang meningkatkan kualitas dan kuantitas segar-potong
3

produk buah-buahan, dengan tujuan utama meningkatkan produksi tanpa mempengaruhi


kualitas dan lingkungan. Pada saat yang sama, konsumen juga menjadi lebih kritis pada
penggunaan aditif sintetik untuk menjaga keamanan pangan atau meningkatkan karakteristik
seperti warna dan rasa. Sehingga teknologi pengolahan tradisional telah mampu untuk
menyediakan produk pangan mikrobiologis aman dengan diterima karakteristik kualitas,
langkah berikutnya ke depan adalah untuk merancang pengobatan baru ringan tetapi dapat
diandalkan untuk mencapai segar seperti produk berkualitas dengan nilai gizi yang tinggi
(Corbo et al., 2010).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa adanya
penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian dinamakan
partonekarpi (parthenenocarpy). Buah yang terjadinya tanpa penyerbukan dan pembuahan
biasanya tidak mengandung biji, atau jika terdapat adanya biji, biji itu mengandung lembaga.
Jadi bijinya tidak dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan. Apabila penyerbukan pada
bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan
tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi
biji.Pada pembentukan buah, seringkali bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah sedang umumnya setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan
bagian-bagian bunga selai bakal buah segera mejadi layu dan gugur. Dari putik sendiri
disebut hanya bakal buahnya. Karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula
sepertihalnya dengan bagian bagian yang lain. Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang
tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk
dan sifat buah itu sendiri sehingga tidak merupakan suatu bagian yang penting dari buah.
Misalnya, daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala daun, dan kepala putik
(Zulaikamain,2009).

III.METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Praktikum Pekarangan dan Budidaya Tanaman Buah Acara 1 yaitu Pengenalan
Buahan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Maret 2014 di Laboratorium
Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Alat yang digunakan yaitu pisau dapur, kertas gambar, dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah buah pir, kweni, jeruk, sirsak, sawo, durian, tomat, jambu biji,
kedondong, nangka, pisang, timun, pepaya dan melon.
Langkah yang harus dilakukan yaitu menggambar preparat yang tersedia dan memberi
keterangan pada gambar tersebut, preparat digambar secara utuh, diiris melintang, dan diiris
membujur. Kemudian diberi keterangan mengenai nama buah secara Indonesia dan Latin,
Famili buah, zat-zat terpenting yang terkandung dalam buah, persyaratan tumbuhnya (suhu,
kelembaban, pH tanah, kesuburan tanah, dan ketinggian tempat), cara budidayanya, asal
penyebarannya, tergolong buah tunggal atau majemuk (kriteria buah secara botani).

IV.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. Sawo (Manilcara zapota)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur

Foto
Sumber : http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/kandungan-gizi-sawo-manilasapodilla.html
Deskripsi:
Sawo merupakan tanaman endemis yang berada di kawasan tropis Amerika Tengah,
menyebar dari Meksiko hingga Guatemala, Salvador, dan Hounduas Utara. Dewasa ini,
tanaman sawo sudah mulai dan banyak menyebar hampir di seluruh kawasan tropis (Ashari,
2006). Awalnya, sawo dibudidayakan di Chili untuk diambil lateksnya. Akan tetapi saat ini,
sawo telah dibudiayakan untuk diambil buahnya yang manis untuk dokonsumsi atau sekedar
untuk hiasan (Samson, 1989).
Buah berukuran bulat hingga lonjong dengan permukaan kasar dan berwarna
kecoklatan. Daging buah lunak, manis berair, dan berbiji hitam kecoklatan sebanyak hingga
enam buah. Daging buahnya mempunyai tekstur yang khas, rasanya manis serta aroma yang
khas dan segar. Buah sawo banyak dikonsumsi untuk buah segar dan jarang dimakan dalam
bentuk awetan. Sawo dipetik dalam kondisi yang benar-benar tua karena buah sawo bersifat
nonklimakterik. Akan tetapi, beberapa literature menyebutkan bahwa sawo termasuk buah
klimakterik sehingga dapat dipanen ketika masih muda dan dapat diperam hingga matang.
Buah sawo yang sudah matang beraroma harum, buahnya menjadi lunak, dan rasanya manis
sekali. Buah sawo mengandung banyak gula atau sebesar 14% yang terdiri atas 7,2 %sukrosa,
3,7 % dekstrosa, dan 3,5 % levulose. Menurut Sunardi (2008), kandungan yang terdapat
dalam sawo antara lain lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C,kalsium, zat besi,
potassium, dan sodium.
Buah berasal dari bakal buah. Bunga hanya memiliki satu bakal buah saja. Dalam satu
buah terdapat 3-5 biji. Biasanya biji-biji ini berwarna hitam. Dinding buah (pericarpium)
tebal berdaging dan dapat dibedakan lapisan-lapisannya, yaitu kulit luar (epicarpium), lapisan
paling luar berwarna coklat, tipis, kasar, kaku seperti kulit; dan kulit tengah (mesocarpium),
6

tebal berdagingz, bisa dimakan, berair, berwarna coklat muda sampai coklat kemerahan;. Jika
sudah masak buah tidak pecah. Biji-biji terletak bebas dalam mesocarpium. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa buah Achras zapota merupakan buah sejati, tunggal, berdaging
dan buni
Di Indonesia, sawo belum banyak diusahakan dalam skala yang luas. Banyak sentra
produksi sawo yang hanya berasal dari pekarangan warga ataupun dari hutan rakyat. Sentra
produksi sawo yang ada di Indonesia diantaranya adalah Ciamis, Bekasi, Wonogiri, Boyolali,
Sleman, Bantul, dan Buleleng. Kebanyakan tanaman sawo yang dibudidayakan adalah jenis
sawo manila dan sawo apel.
Sawo dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim tropis. Sawo cukup bisa
menyesuaikan terhadap berbagai suhu. Akan tetapi suhu yang terlalu panas akan merusak
pertumbuhan sawo. Curah hujan antara 1250-2500 mm per tahun yang tersebar merata
sepanjang tahun. Sawo cukup tahan terhadap gannguan angin. Sawo masih dapat tumbuh
cukup baik sampai ketinggian 900 m di atas permukaan laut, meskipun masih dapat tumbuh
sampai ketinggian 2500 m di atas permukaan laut. Sawo tumbuh baik pada tanah alluvial dan
tanah berpasir. Tanah liat masih cukup sesuai asal drainasenya baik. Sawo cukup tahan
terhadap kekeringan. Sawo tumbuh baik pada tanah dengan kisaran pH tanah antara 6 7
(Purnomosidhi et al., 2002).
Perbanyakan tanaman sawo menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji lebih mudah
dilakukan dan memberikan akar dan tajuk yang lebih baik. Akan tetapi, tanaman yang
dikembangkan dengan menggunakan biji baru akan berbuah ketika berumur 6-10 tahun.
Perbanyakan tanaman dengan grafting cenderung sulit dilakukan karena batang sawo
memiliki getah yang cukup banyak.
Sawo ditanam pada lahan yang memiliki drainase yang baik karena sawo tidak tahan
dengan adanya genangan. Sawo ditanam di lahan dengan jarak tanam 8x8 meter. Sawo diberi
pupuk dengan pupuk majemuk NPK 4:7:5 dengan dosis 500 sampai 600 gram per pohon.
Pada tanaman yang belum menghasilkan, pupuk diberikan tiga kali dalam setahun. Pada
tanaman yang sudah menghasilkan, pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada
awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pada daerah dengan syarat tumbuh yang optimal
ditambah dengan teknis budidaya yang baik, tanaman sawo akan menghasilkan buah optimal.

2. Sirsak (Annona muricata)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Klas

: Magnoliopsida

Subklas

: Magnoliidae

Ordo

: Magnoliales

Famili

: Annonaceae

Genus

: Annona

Spesies

: Annona muricata L.

Deskripsi:
Tanaman sisrsak merupakan tanaman tropis yang berasal dari daerah tropis amerika,
mulai dari Ekuador hingga Peru (Ashari, 2006). Saat ini, sirsak sudah mulai menyebar ke
hampir semua daerah yang beriklim tropis sampai sub tropis. Di hampir seluruh belahan
dunia itu, produksi buah sirsak biasanya masih dilakukan pada pekarangan-pekarangan
rumah atau pada lahan-lahan yang ukurannya tidak terlalu besar dan belum digunakan untuk
skala kemersil (Samson, 1989).
Buahnya berukuran besar, berbentuk lonjong, sering bengkok (melengkung). Buah
berduri penuh, kulit buah berwarna hijau hingga kekuningan, duri buah agak lunak dan tidak
tajam. Bila telah matang, buah menjadi lunak, mudah dibelah dengan tangan, dan daging
buah tampak berlapis-lapis (dami). Letak daging buah sejajar, tegak lurus pada poros buah
yang berwarna putih bersih dan berair. Rasa buah manis hingga manis masam (Sunarjono,
2004). Buah sirsak dapat dimakan dalam keadaan segar ataupun dapat diolah menjadi
makanan atau minuman olahan. Jus sirsak biasanya lebih dimani daripada buah sirsak yang
segar. Hal ini karena rasa sirsak segar yang sedikit masam, dan seperti ada tekstur kasar
dalam buah sirsak. Sirsak yang diolah menjadi minuman, memiliki kesan yang menyegarkan.

Sekitar 67,5% bagian buah sirsak adalah daging buah yang dapat lagsung dikonsumsi. Buah
sirsak kaya akan vitamin C atau sekitar 20 mg setiap 100 gram buah sirsak. Selain itu, sirsak
juga mengandung vitamin A, kalsium, karbohidrat, dan fosfor. Ekstrak buah sirsak baru-baru
ini diklaim dapat melawan sel-sel kanker. Daging buah sirsak juga biasa digunakan untu
membantu mengurangi gangguan lambung sampai mengatasi cacingan.
Buah sirsak termasuk golongan buah majemuk. Buah sirsak terbentuk dari beberapa
bunga yang masing-masing bunga hanya memiliki satu ovari. Beberapa ovary yang telah
diserbuki kemudian berkembang dan bergabung menjadi satu dengan ovary-obari yang lain
sehinga terbentuklah buah sirsak yang besar dengan banyak biji (Samson, 1989).
Tanaman sirsak tumbuh baik di dataran rendah beriklim lembab hingga dataran tinggi
1000 m dpl. Di dataran beriklim kering, tanaman masih mampu tumbuh dan berbuah, asalkan
air tanah dangkal (kurang dari 150 cm). Curah hujan yang sesuai antara 1500-2000 mm per
tahun dengan musim kemarau 4-6 bulan. pH tanah yang baik bagi tanaman sirsak antara 5,5-7
dan dapat tumbuh pada semua jenis tanah (Senarjono, 2004). Sirsak banyak dikembangkan
dengan biji karena pada tanaman sirsak, bibit dari biji memiliki kecenderungan untuk sama
dengan induknya. Masa juvenile tanaman dari biji juga hanya 2-4 tahun. Perbanyakan
vegetatif yang bayak dilakukan adalah dengan cangkok atau okulasi. Tanaman sirsak ditanam
pada jarak 4x5 meter atau dapat lebih rapat atau lebih lebar tergantung dengan keadaan hara
tanah. Pemupukan yang berimbang perlu dilakukan secara periodik dan kontinyu. Pada tahun
2000, produksi buah sirsak nasional mencapai 38.500 ton dengan lahan seluas 3200 Ha.
3. Melon (Cucumis melo)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledonae

Ordo

: Cucurbitales
9

Famili

: Cucurbitaceae

Genus

: Cucumis

Species

: Cucumis melo L.

Diskripsi:
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae,
banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah
Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan
tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon
dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan
Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan
subtropis termasuk Indonesia (Anonim, 2000)
Bunga melon berbentuk seperti lonceng dan berwarna kuning. Bunga ini muncul di
setiap ketiak daun. Umumnya, bunga melon berkelamin tunggal, kelamin jantan dan betina
tidak dalam satu bunga. Bunga betina biasanya terletak di ketiak daun pertama dan kedua
dalam setiap ruas percabangan. Sementara itu, bunga jantan terbentuk secara berkelompok
dan terdapat di setiap ketiak daun.Buah melon berbentuk bulat sampai lonjong. Warna daging
buah melon bermacam-macam, mulai hijau kekuningan, kuning agak putih, hingga jingga.
Bagian tengah buah terdapat massa berlendir yang dipenuhi biji-biji kecil yang jumlahnya
banyak. Berat buah melon masak 0,5-2,5 kg. melon hibrida bahkan ada yang beratnya
mencapai 4kg, yakni varietas Ten Me dan Action 434 (Anonim, 2011)
Buah melon termasuk buah tunggal, yaitu buah yang terbentuk dari satu bunga
dengan satu ovary saja. Berdasarkan cirri-ciri buahnya, melon dgolongkan ke dalam jenis
buah pepo. Hal ini karena melon memiliki kulit buah yang tebal yang berasal dari eksokarp
dan jaringan reseptakle, dan kulit buah ini tidak terpisah dari daging buahnya (Sutopo, 2002).
Buah melon banyak dikonsumsi dalam buah segar sebagai buah meja ataupun juga diiris-iris
untuk es buah. Kandungan air yang banyak pada melon membuat melon dapat meredakan
panas di dalam perut. Menurut Sunardi (2008) khasiat melon yang lain antara lain:
menyembuhkan penyakit ginjal, mencegah darah menggumpal, membersihkan kulit,
melancarkan saluran pencernaan, menurunkan kolesterol, menghilangkan asam urat, dan
menghilangkan kanker paru-paru. Kandungan yang terdapat pada buah melon antara lain
vitamin (A, B,C), protein, kalsium, dan Fosfor.
Tanaman melon lebih senang tumbuh di dataran menengah yang suhunya agak dingin,
yakni pada ketinggian 300-1000 m dpl. Di dataran rendah yang elevasinya kurang dari dari
300 m dpl, buah melon berukuran lebih kecil dan dagingnya agak kering (kurang berair).
10

Jenis tanah andosol atau tanah berpasir baik untuk pengembangan melon, tanah ini
mempunyai pH 6-7. Pada tanah yang ber-pH asam tanaman melon akan tumbuh kerdil.
Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah yang menggenang atau aerasi tanah kurang
baik. Di tempat yang berkelembapan udaranya rendah (kering) dan ternaungi, tanaman melon
enggan berbunga betina. Tanaman lebih senang di daerah terbuka, tetapi sinar matahari tidak
terlalu terik, cukup dengan penyinaran 70% (Sunarjono, 2004). Melon termsuk tanaman
semusim yang perawatannya hampir sama dengan tanaman semusim yang lain. Pada
prinsipnya, drainase pada lahan pertanaman melon harus dijaga karena melon termasuk
tanaman yang tidak tahan terhadap adanya genangan.
4. Jeruk (Citrus sp)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Sapindales

Famili

: Rutaceae

Bangsa

: Citreae

Genus

: Citrus sp

Diskripsi:
Jeruk merupakan salah satu tanaman buah yang berasal dari China Selatan, Australia
Utara, dan New Caledonia. Saat ini jeruk sudah masuk hampir ke seluruh dunia berkat
adanya perdagangan-perdagangan yang menghubungkan antara Negara yang satu dengan
Negara yang lain. Di samping itu, penyebaran jeruk ke seluruh dunia juga berkaitan dengan
syarat tumbuh tanaman jeruk yang memiliki toleransi yang luas dari iklim tropis sampai iklim
sub tropis, atau bahkan sedikit iklim dingin.
Jeruk siam memiliki kulit yang tipis sekitar 2mm. permukaan kulit halus, mengkilat,
dan licin serta kuit menempel pada buah dengan lebih lekat. Dasar buah berleher pendek
11

dengan puncak berlekuk. Tangkai buah pendek dengan panjang sekitar 3cm dan berdiameter
2.6mm. biji buah berbentuk oval warna putih kekuningan dengan ukuran sekitar 20 biji.
Daging buah lunak dengan rasa manis dan beraroma harum. Bobot buah per buah dapat
mencapai 75,6 gram. Satu pohon rata-rata menghasilkan sekitar 7,3 kg buah. Panen dilakukan
pada bulan Mei-Agustus (Deptan, 1994).
Buah jeruk termasuk buah tunggal yang berasal dari satu bunga dan satu ovari. Buah
jeruk digolongkan ke dalam katagori buah hesperidium berdasarkan cirri-ciri yang dimiliki
oleh jeruk yaitu: kulit yang membungkus daging buah bertekstur seperti kulit, bagian
dalamnya dipisahkan oleh segmen-segmen yang berserat. Kulit buah jeruk berasal dari
eksokarp dan mesokarp dan terpisah dari daging buah yang terbentuk dari bagian endocarp.
Buah jeruk dapat dimakan dalam keadaan segar sebagai buah meja. Perkembangan industri
juga mengembangkan pengolahan buah jeruk menjadi beraneka makanan dan minuman.
Hampir di setiap minuman sacshet pasti ada yang rasa jeruk. Jeruk sangat terkenal dengan
kandungan vitamin C nya. Segelas jus jeru sudah dapat memenuhi kebutuhan vitamin C
setiap harinya. Kandungan vitamin C yang tinggi membuat jeruk merupakan buah yang
mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan serta berguna dalam proses penyembuhan
berbagai macam penyakit.
Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah tropis pada dataran rendah sampai ketinggian
650 m dpl. Di daerah katulistiwa dapat di tanam sampai ketinggian 2000 m dpl, dengan
temperatur optimal 25-30 0C. Dapat ditanam pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah
berpasir sampai tanah liat berat. Paling baik pada bekas endapan sungai. Tanaman jeruk
memerlukan cukup air terutama bila mulai berbunga, tetapi tidak tahan genangan, oleh karena
itu drainase harus baik.

pH tanah yang sesuai 5-6 (Purnomosidhi et al., 2002). NPK

diberikan pada saat tanaman masih muda. Unsure mikro sangat dibutuhkan untuk menunjang
pembuahan yang maksimal. Yang paling penting untuk diperhatikan, kelembaban di sekitar
tanaan jeruk tidak boleh terlalu tinggi karena dapat memunculkan berbagai penyakit yang
dapat membuat jeruk gagal panen.

5. Jambu Biji (Psidium guajava)

12

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur

Foto
Sumber : http://kedai-kuliner.blogspot.com/2010/07/5-jenis-buah-lokal-yang-kayakandungan.html
Klasifikasi tanaman :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae

Genus

: Psidium

Spesies

: Psidium Guajava

Diskripsi:
Jambu biji memiliki nama lain yaitu guava. Guava berasal dari bahasa spanyol dan
merupakan genus dengan 100 spesies tanaman semak dan kecil. Tanaman ini berasal dari
meksiko, karibia, amerika tengah bagian utara, dan Taiwan. Saat ini, jambu biji sudah mulai
tersebar baik ke daerah tropis sampai dengan sub tropis.
Buah jambu biji berbentuk bulat dengan diameter 3-10 cm. memiliki kulit yang tebal,
hijau pucat sampai kuning ketika matang. Daging manis berwarna putih atau merah, berair,
dan ada biji-biji di tengahnya. Jambu biji ideal untuk tanaman rumah, dan dibudidayakan
pada daerah tropis hingga subtropics (Sunardi, 2006). Buah jambu biji dimakan dalam
keadaan segar atau juga bisa digunakan untuk jus dan minuman lainnya. kandungan vitamin
A, B, dan C pada jambu biji cukup banyak. Jambu biji banyak digunakan untuk
menyembuhkan penderita demam berdarah karena mampu manaikan trombosit darah. Jambu
biji termasuk ke dalam buah buni atau buah tunggal.
Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah
sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000
mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta
berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar
matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yang ideal
musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September

13

sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.


Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah
dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena
miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu biji. Kandungan
Gizi Jambu Biji antara lain protein 0,9gr, lemak 0,3 gr, karbohidrat 12,2 gr, kalsium 14 mg,
fosfor 28 mg, vitamin 25 SI, vitamin B1 0,02 gr, vitamin C 87 mg, air 86 mg (Sunarjono,
2004).
6. Kedondong (Spondias dulcis)

Gambar utuh

Gambar melintang Gambar


membujur

Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Sub divisi

: Angiospermae ( berbiji tertutup )

Kelas

: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Bangsa

: Spindales

Suku

: Anacardiaceae

Marga

: Spondias

Spesies

: Spondias dulcis

Diskripsi:
Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara
dan Asia Selatan. Selanjutnya tanaman tersebut menyebar ke berbagai negara tropis. Dalam
bahasa Inggris, kedondong sering disebut sebagai ambarella, otaheite apple, Tahitian quince,
great hog plum, Polynesian plum, jew plum, atau golden plum. Tiap 100 gram bagian buah
yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak,
8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C
dan zat besi sedangkan buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10%.
Pohon kedondong cabang-cabangnya rapuh dan mudah patah sehingga keadaan angin
yang terlalu kencang dapat merusak pohon ini. Curah hujan yang diinginkan antara 1.00014

1.500 mm/tahun. Pada saat musim kemarau daun kedondong rontok seluruhnya dan pada
musim penghujan akan tumbuh kembali dengan cepat. Pohon kedondong memerlukan
banyak cahaya; pohon yang ternaungi menghasilkan buah sedikit/tidak dapat berbuah sama
sekali. Suhu yang hangat sekitar 30 derajat C sangat cocok untuk tanaman kedondong.
Kelembaban udara sekitar 14%. Tanaman kedondong mampu tumbuh sama baiknya pada
tanah batu kapur dan tanah pasir asam, asalkan tanah itu memiliki sistem pengaliran air yang
baik. Tanah yang disukai adalah tanah yang porous, gembur, dan mengandung bahan organik.
Derajat Keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk tanaman kedondong ialah antara 5,5-6,2.
Apabila tanah terlalu asam maka untuk menaikkan pH perlu dilakukan pengapuran (Ristek,
2012).
Perbanyakan tanaman kendondong yakni menggunakan biji. Benih dapat disemaikan
terlebih dahulu sebelum ditanam agar benih dapat tahan terhadap keadaan lingkungan. Benih
dipilih dari induk yang sehat. Pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, stek
batang/dengan okulasi sambungan. Benih biasanya tidak disimpan akan tetapi langsung
ditanam di lapangan. Setelah bibit sudah mencapai pertumbuhan yang baik dengan
pertumbuhan daun antara 10-15 helai maka bibit siap ditanam dilapangan. Pada umumnya
penanaman kendondong tidak diperlukan bedengan, namun apabila lahan sering dialiri air,
maka diperlukan pembuatan bedengan. Jarak tanam untuk tanaman kedondong adalah 7,5-12
m. Jarak tanam untuk tanaman kedondong memang harus cukup lebar, sebab tanaman ini
memiliki tajuk yang menyebar. Waktu terbaik untuk menanam pohon kedondong ialah pada
permulaan musim hujan. pemeliharaan tanaman kendondong yang dilakukan yaitu berupa
penjarangan, pembumbunan, pengendalian OPT, penyiangan dan pemupukan. Buah
kedondong siap panen ialah yang sudah masak dengan warna hijau kekuningan dan
berukuran cukup besar. Buahnya matang setelah 6-8 bulan setelah bunga mekar. Waktu
pemanenan dilakukan pada pagi hari ketika buah masih segar.
Tanaman kedondong banyak ditanam di negara-negara Asia Tenggara. Salah satu negara
yang menjadi sentra penanaman kedondong ialah Filipina yang memiliki satu jenis
kedondong unggul yaitu jenis Spondias purpurea L. Di Indonesia daerah penghasil
kedondong salah satu diantaranya adalah Karimunjawa (Jepara, Jawa Tengah).
Buah kendondong Berbuah buni ( bacca ) dimana buah ini mempunyai dinding
lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair
serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati tungga yang berdaging, mempunyai
diameter 5 cm dan berserat, warna buah hijau kekuningan dengan rata-rata beratnya 0,7-1
kg/buah, biasanya buahnya tumbuh dalam jumlah yang banyak.
15

7. Durian (Durio zibethinus)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Malvales

Famili

: Bombaceae

Genus

: Durio

Spesies

: Durio zibethinus

Diskripsi:
Buah durian merupakan buah yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan juga Brunei.
Oleh ilmuan Inggris, buah durian disebut sebagai raja buah karena memiliki rasa yang enak,
manis, gurih, dan lezat. Buah durian telah dikonsumsi oleh masyarakat di Asia Tenggara
sejak zaman pra sejarah. Rujukan pertama Eropa tentang durian dicatat pertaa kali oleh
Nicole de Conti yang bepergian ke Asia Tenggara pada abad ke 15 (Sunardi, 2006).
Buah durian termasuk ke dalam buah tunggal, bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat
telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm.[4] Kulit
buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian",
walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan,
kecoklatan, hingga keabu-abuan. Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6
bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu
kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan
sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian
dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang
16

berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian
dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian. Setiap buah memiliki lima ruang
(awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki.
Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong
hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus
oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih
hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul
ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut
pongg. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji
yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul
menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut
"sukun") (Anonim, 2007)
Buah durian enak dikonsumsi dalam keadaan yang segar dan juga bisa dimakan ketika
sudah diolah menjadi dodol, jus, atau makanan lain yang beraroma atau berasa durian. Durian
banyak mengandung lemak, karbohidrat, protein, kalium, vitamin C, dan air. Di Asia
tenggara, terdapat kepercayaan bahwa buah durian memiliki sifat menghangatkan guna
menghasilkan keringat yang berlebih. Orang Jawa percaya bahwa buah durian memiliki sifat
aphrodisiac (meningkatkan gairah seksual).
Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya 4050 %, dengan suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 - 2.500 mm per-tahun. Tanah yang
cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6 7 (Anonim,
2007) Tanaman durian tidak tahan terhadap kekeringan yang berlebih sehingga harus
memiliki kandungan air tanah yang dangkal dn harus senantiasa mendapatkan irigasi ketika
berada pada musim kemarau.

8. Tomat (Solanum lycopersicum)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
17

Foto
Sumber : Dokumentasi pribadi
Klasifikasi tanaman :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Species
: Solanum lycopersicum L.
Deskripsi :
Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak
bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil
memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda
berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah (Cahyono, 1998)
Tomat dapat digolongkan sebagai buah ataupun sayur menurut penggunaanya. Selama
ini, tomat sering disebut sayur karena cara budidayanya seperti budidaya sayur. Menurut
(Canene, 2005) kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %),
saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, dan karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin.
Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan yang
dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialah sekitar 750-1.250 mm/tahun.
Anomsari dan Prayudi (2012) menyatakan bahwa kisaran temperatur yang baik untuk
pertumbuhan tomat ialah antara 20-27C. Jika temperatur berada lebih dari 30C atau kurang
dari 10C, maka akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah tomat. Kelembaban
relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25 %, sedangkan intensitas cahaya
yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai
ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya.
Tomat berasal dari Amerika Latin dan merupakan tumbuhan asli Amerika Tengah dan
Selatan, dari Meksiko sampai Peru (Desmarina, 2009). Tanaman ini pertama kali ditemukan
di Amerika Latin, tepatnya di sekitar Peru, Equador. Kemudian tanaman ini menyebar ke
seluruh bagian daerah tropis Amerika. Tidak lama setelah itu, orang Meksiko mulai
membudidayakan tanaman ini. Pada awal abad ke-16, tanaman tomat ini mulai masuk ke

18

Eropa, sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari Filipina melewati jalur Amerika
Selatan. Tanaman ini sudah muncul di Malaysia sekitar tahun 1650.
Buah tomat merupakan buah tunggal. Buah tomat berdaging, kulitnya tipis licin
mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, biasanya berbentuk bulat agak
lonjong atau bulat telur, dan warnanya kuning atau merah. Buah ini banyak mengandung biji
lunak yang pipih berwarna kekuning-kuningan yang tersusun berkelopak dan dibatasi oleh
daging buah. Tomat merupakan bentuk hasil buah segar.
9. Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur

Foto
Sumber : Dokumentasi pribadi
Klasifikasi tanaman :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Urticales
Familia
: Moraceae
Genus
: Artocarpus
Spesies
: Artocarpus heterophyllus
Deskripsi :
Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan tahunan rata-rata
1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah
kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Sinar
matahari dangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena
pohon ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya
pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya. Rata-rata suhu udara minimum 16-21oC
dan suhu udara maksimum 31-31,5oC. Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah
sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk
pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl.
Buah nangka termasuk buah majemuk karena buah yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi seluruhnya dari luar tampak satu buah saja. Ciri-ciri buah nangka yang sudah matang
yaitu memiliki duri yang besar dan jarang, mempunyai aroma nangka yang khas walaupun
dalam jarak yang agak jauh, setelah dipetik daging buahnya berwarna kuning segar, tidak
banyak mengandung getah. Buah tersebut bisa dimakan langsung atau diolah menjadi
19

berbagai masakan, menurut (Rukaman, 1997) Buah nangka banyak mengandung gizi cukup
tinggi dan berkhasiat sebagai obat anti kanker dan mencegah sembelit, tetapi bila dikonsumsi
secara berlebihan buah ini dapat menimbulkan gas dalam perut. Penderita infeksi usus atau
maag tidak dianjurkan untuk memakan buah nangka.
Di Asia Tenggara, nangka terutama dipelihara di pekarangan dan dikebun buah
campuran; pada tahun 1980-an beberapa kebun buahnya yang luas ditanamai nangka sebagai
tanaman tumpang sari dengan Nangka. Karena buahnya mudah sekali busuk, tidak dapat
dilakukan perdagangan ekspor ke Australia, Eropa dan sebagainya dari pabrik-pabrik
pengalengan di Malaysia.
Umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya,
karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit persentase jadinya. Hal ini
mungkin disebabkan kandungan lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan. Nnaka
ditanam pada lahan yang memiliki drainase yang baik karena nangka tidak tahan dengan
adanya genangan. Nangka ditanam di lahan dengan jarak tanam 8 x 12 meter. Sawo diberi
pupuk dengan pupuk majemuk NPK 4:7:5 dengan dosis 500 sampai 600 gram per pohon.
Pada tanaman yang belum menghasilkan, pupuk diberikan tiga kali dalam setahun. Pada
tanaman yang sudah menghasilkan, pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada
awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pada daerah dengan syarat tumbuh yang optimal
ditambah dengan teknis budidaya yang baik, tanaman nangka akan menghasilkan buah
optimal.
10. Pisang (Musa sp.)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
Deskripsi :
20

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dinamakan gedang.
Buah pisang termasuk buah buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun seperti sisir
dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau coklat. Tiap kelompok buah atau sisir
terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warna
hitam. Buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang. Panjangnya
berkisar antara 10-18 cm dengan diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlingir 3-5 alur,
bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah (mesokarpa)
tebal dan lunak. Kulit buah (epikarpa) yang masih muda berwarna hijau, namun setelah tua
(matang) berubah menjadi kuning dan strukturnya tebal sampai tipis (Cahyono, 2002).
Pisang dapat tumbuh di daerah tropis baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu optimum untuk
pertumbuhan adalah 27o C, dan suhu maksimumnya 38o C, dengan keasaman tanah (pH) 4,57,5. Curah hujan 2000-2500 mm/tahun atau paling tidak 100 mm/bulan. Apabila suatu daerah
mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan maka tanaman pisang memerlukan
tambahan pengairan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup
tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium,
magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B
kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi
otak.
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan). Tinggi anakan
yang dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil
dari pohon yang berbuah baik dan sehat. Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga
pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari. Ukuran lubang
adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk
tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah
berat. Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam
lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 1520 kg.
Pemeliharaan yang dilakukan dalam budidaya tanaman pisang ini adalah pengairan,
pengendalian hama penyakit, penyiangan, penjarangan, perempelan dan pemupukan. Untuk
satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg
21

batu kapur sebagai sumber kalsium. Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat
panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya
daun bendera.
11. Mentimun (Cucumis sativus)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
: Cucumis sativus L
Deskripsi :
Mentimum adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap negara.
Tanaman ini berasal dari Himalaya di Asia Utara. Saat ini, budidaya mentimum sudah meluas
ke seluruh baik wilayah tropis atau subtropis. Mentimun memiliki berbagai nama daerah
seperti timun (Jawa), bonteng (jawa barat), temon atau antemon (Madura), ktimun atau
antimun (Bali), hantimun (lampung) dan Timon. Pusat penanaman mentimun di Indonesia
adalah Jawa Barat, DI Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 1991,
semua propinsi di Indonesia kecuali Timor Timur telah membudidayakan mentimun. Pada
tahun 1991, luas areal panen mentimum nasional 55.792 ha dengan produksi 268.201 ton.
Pada tahun 1994 luas panen menurun menjadi 53.438 ha dengan sedikit pengingkatan
produksi menjadi 280.934 ton. 65.57% mentimum diproduksi di Pulau Jawa dan Aceh.
Mentimun lokal lebih cocok ditanam di dataran rendah dan biasanya merupakan tanaman
yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi lebih
baik ditanam di dataran rendah pada ketinggian 1.000-1.200 meter dpl.
Mentimun memiliki kandungan air yang tinggi; vitamin A, B, dan C; serta mineral,
seperti magnesium, kalium, mangan, dan silika; membuat mentimun menjadi bagian penting
dalam perawatan kulit. Masker wajah yang mengandung sari mentimun digunakan untuk
22

mengencangkan kulit. Asam askorbat dan asam caffeic yang hadir dalam mentimun dapat
menurunkan tingkat retensi air, yang pada gilirannya mengurangi pembengkakan di sekitar
mata.
Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat
dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta
berbuku.panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50 cm 250 cm, bercabang dan
bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun (Rukmana, 1994). Menurut (Samadi, 2002) buah
mentimun tumbuh dari ketiak daun dengan posisi menggantung. Buah mentimun berbentuk
bulat pendek hingga bulat panjang, dengan kulit buah yang berwarna hijau keputihan hingga
hijau gelap, ada yang berbintil dan ada yang tidak.
Dalam masa pertumbuhan tanaman mentimun lebih cocok ditanam pada lahan terbuka
dengan suhu yang berkisar 210 C - 270C Kelembapan relatif udara (RH) yang dikehendaki
oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50-85 %. Sedangkan curah hujan
optimal yang diinginkan tanaman sayur ini antara 200 400 mm/bulan (Sumpena, 2001).
Memperbanyak tanaman mentimun dilakukan dengan biji. Benih dapat ditanam
langsung di lubang tanam sebanyak 3 benih/lubang. Membuat lubang tanam dengan cara
ditugal dengan jarak tanam 100 cm antar barisan dan 50 dalam barisan. Tanam 2-3 benih
mentimun dan tutup dengan tanah tipis, sirami permukaan bedengan. Tambahkan pupuk dasar
berupa urea, SP-36 dan KCl masing-masing 150 kg/ha. Pemeliharaan tanaman mentimun
berupa penjarangan, pemasangan ajir, pengendalian hama penyakit serta gulma.
12. Pepaya (Carica papaya)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kingdom

: Plantae ( tumbuh-tumbuhan )

Divisio

: Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Subdivisio

: Angiospermae ( berbiji tertutup )

Class

: Dicotyledonae ( biji berkeping dua )

Ordo

: Caricales
23

Familia

: Caricaceae

Genus

: Carica

Species

: Carica papaya L.

Deskripsi :
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis. Buah
pepaya tergolong buah yang popular dan digemari oleh hampir seluruh penduduk penghuni
bumi ini. Batang, daun, dan buah pepaya muda mengandung getah berwarna putih. Getah ini
mengandung suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain
( Kalie, 1999 )
Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman
perkarangan. Senrta penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa barat
(kabupaten Sukabumi), Jawa Timur (kabupaten Malang), Pasar Induk Kramat Jati DKI,
Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado)
(Ristek, 2010).
Tanaman pepaya dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 - 1000 mdpl, curah
hujan 1000 - 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 - 26 derajat C dan kelembaban udara
sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah
subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal
adalah netral dengan pH 6 -7.
Buah memiliki manfaat penting bagi kesehatan manusia, begitu juga buah pepaya.
Menurut (Superkunam, 2000) Disamping gizinya yang tinggi, pepaya adalah buah yang
memiliki kandungan tinggi antioksidan. Ini termasuk vitamin C, flavonoid, folat, vitamin A,
mineral, magnesium, vitamin E, kalium, serat dan vitamin B. Antioksidan memerangi radikal
bebas dalam tubuh dan menjaga kesehatan sistem kardiovaskular dan memberikan
perlindungan terhadap kanker usus besar.
Tanaman pepaya diperbanyak dengan biji. Sebelumnya, benih ditumbuhkan di
persemaian melalui pemilihan biji-biji dari buah yang telah masak dan berasal dari pohon
pilihan. Pindah tanam dilaksanakan pada saat bibir berumur 2-3 bulan. Bedengan dibuat
dengan lebar 200 - 250 cm, tinggi 20 - 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60
cm. kemudian dibuat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2
x 2,5 m. Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu
minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang.
Pemeliharaan

tanaman

dalam

budidaya

pepaya

yang

dilakukan

yaitu,

penjarangan,pengendalian OPT, penyiangan, pembubunan serta pemupukan. Tanaman pepaya


24

dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu
memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih
banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
13. Pear (Pyrus sp.)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi tanaman :
Kerajaan
:Plantae
Divisi:
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Rosales
Famili
: Rosaceae
Upafamili : Maloideae
Genus
: Pyrus
Deskripsi :
Buah pear tergolong buah buah tunggal dan bertipe buah pome dengan diameter 1-4 cm
pada spesies liar, sedangkan pohon hasil budidaya menghasilkan buah pir berukuran besar
dengan ukuran sampai 18 8 cm. Bentuk buah beraneka ragam, sebagian besar spesies
menghasilkan buah berbentuk bulat.
Buah pir merupakan sumber serat dan vitamin C yang baik. Selain itu, buah pir juga
mengandung kalium, kalsium, vitamin A, gula, serta protein. Serat yang terkandung dalam
buah pir merupakan serat tak larut, hal ini berarti pir memiliki khasiat yang baik sebagai obat
laksansia/pencahar. Sel-sel batu yang terdapat pada daging buah pir mampu mengurangi polip
di usus besar, sehingga mengurangi risiko terjadinya kanker usus besar.
Pir adalah pohon yang tumbuh di Eropa Barat , Asia , dan Afrika Utara. Pir atau di sebut
juga Pear tumbuh dengan suhu sedang. Pohon ini adalah pohon yang berketinggian sedang ,
dapat mencapai 10 - 17 M. Tapi sebagian jenis Pir ada yang pohonnya pendek dan berdaun
rimbun.
Pada awal Desember hingga awal Maret mulai dilakukan penanaman bibit pir. Sebelum
bertunas bibit pir harus melewati masa dingin. Proses pendinginan ini disebut stratifikasi.
Karena Indonesia tidak mengalami musim dingin, maka penanaman awal bibit pir sampai
25

masa tunas terjadi, dilakukan pada sebuah ruangan yang memiliki alat pengatur suhu
lingkungan yang berfungsi mendinginkan atau merendahkan suhu lingkungan. Bibit pir
tersebut ditanam pada media pot kecil yang telah diberi pupuk.
Setelah bertunas, tunas bibit pir dipindahkan pada area tanam. Area tanam yang
digunakan harus bersih dari rerumputan dan gulma. Bibir pir kemudian ditanam pada tanah
dengan kedalaman 30 cm dengan diameter lubang 25-40 cm. Dalam budidaya pir, perlu
dilakukan penyiraman air secara rutin pada tunas bibit pir. Ketika memasuki usia 10 bulan,
tunas bibit pir yang telah tumbuh diikatkan pada sebuah bambu yang memiliki diameter 1015 cm, hal tersebut bertujuan agar bibit pir tersebut dapat tumbuh tegak ke atas. Pada usia 2-3
tahun, akan dilakukan pemangkasan pada bibit pir yang ditanam tersebut. Hal ini penting
dilakukan, karena pada usia tersebut bibit pir mulai mengalami pembentukan pohon dan
susunan pohon.
Di Indonesia panen buah pir dari hasil budidaya pir biasanya dilakukan pada bulan
September-Oktober. Buah pir yang dihasilkan dari budidaya pir di Indonesia memiliki
karakteristik yang tidak terlalu baik. Buah pir yang dihasilkan memiliki ukuran yang relatif
kecil, rasanya pun tidak semanis buah pir yang dibudidayakan di daerah iklim sedang.
14. Kweni (Mangfera sp.)

Gambar utuh

Gambar melintang

Gambar membujur
Foto

Sumber : Dokumentasi pribadi


Klasifikasi :
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Mangifera
Spesies
: Mangfera sp.
Deskripsi :
Buah kweni merupakan buah batu berbentuk lonjong-jorong miring, 10-13 x 6-9 cm,
kulitnya berwarna hijau sampai kekuningan, dengan bintik-bintik lentisel berwarna
kecoklatan yang jarang-jarang. Kulit buah agak tebal, 3-4 mm, dengan daging berwarna
26

kuning sampai agak jingga, manis-asam, berserat, mengandung banyak sari buah. Bau
harum agak seperti terpentin, mirip bau buah bacang.[3] Meski hampir serupa, buah kuweni
agak mudah dibedakan dari bacang yang lebih bulat dan berkulit lebih keras dan tebal,
dengan banyak bintik lentisel berjarak agak rapat.
Kweni tidak pernah ditemukan hidup liar. Oleh sebab itu para pakar meyakini bahwa
tumbuhan ini merupakan hasil silangan alami antara mangga dan bacang. Hasil
penelitian mendukung

kesimpulan

ini.

Pohon

buah

ini

umum

dibudidayakan

di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Semenanjung Malaya dan Filipina bagian selatan. Selain itu
diketahui pula ditanam diVietnam, Guam, dan Kepulauan Christmas. Meski demikian,
budidaya kuweni secara intensif belum dilakukan.
Kuweni tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Wilayah
yang disukainya adalah daerah dengan curah hujan yang agak tinggi namun merata
sepanjang tahun, sehingga tanaman ini cocok untuk menggantikan mangga yang umumnya
tumbuh lebih baik di daerah kering. Kuweni biasanya diperbanyak dengan biji.

27

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2007. Melon. www.warintek.ristek.go.id%2Fpertanian%2Fmelon.pdf. Diakses
tanggal 24 Maret 2013
Anonym. 2007. Durian. <http://id.wikipedia.org/wiki/Durian>. Diakses tanggal 23 Maret
2013.
Anonym. 2007. Budidaya Durian. <http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayadurian.html>. Diakses tanggal 24 Maret 2013.
Anonym.
2011.
Taksonomi
dan
Morfologi
Tanaman
Melon.
<http://eddym78.wordpress.com/2011/04/03/taksonomi-dan-morfologi-tanamanmelon>. Diakses tanggal 23 Maret 2013.
Ashari, Semeru. 2006. Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Canene-Adams K., Clinton, S. K., King, J. L., Lindshield, B. L., Wharton C., Jeffery, E. &
Erdman, J. W. Jr. 2004. The growth of the Dunning R-3327-H transplantable prostate
adenocarcinoma in rats fed diets containing tomato, broccoli, lycopene, or receiving
finasteride treatment. FASEB J. 18: A886 (591.4).
Corbo, M. R., B. Sperenza, D. Campaniello, D. DAmato and M. Sinigaglia. 2010. Fresh-cut
fruits preservation: current status and emerging technologies. Current Reseach,
Tecnology and Education Topic in Applied Microbiology and Microbial
Biotechnology : 1143-1154.
Desmarina, R. 2009. Respon tanaman tomat terhadap frekuensi dan taraf pemberian air.
Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor
Halfcare, R.G. and J.A.Barden. 1979. Horticulture. Mc Grow Hill, New Delhi.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta
Janick, J. 1986. Horticultural Science. Freeman and Co., New York.
Purnomosidhi, P., Suparman, J. M. Roshetko dan Mulawarman. 2002. Perbanyakan dan
Budidaya Tanaman Buah-Buahan. International Centre for Research in Agroforestry,
Jakarta.
Ristek. 2012. Kedondong. <http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/kedondong.pdf>.
Diakses tanggal 24 Maret 2013.
Samson, J.A. 1989. Tropical Fruits. John Willey and Sons Inc., New York.
Sunardi. 2008. Nabi Saja Suka Buah. Aqwamedika, Solo.
Sunarjono, H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya, Bogor.

28

You might also like