You are on page 1of 11

Avian

Influenza
(flu burung)
Disusun oleh :

Tiara annisa
P07133114037

D III Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta

Pengertian
Flu burung (Avian influenza) adalah
penyakit influenza yang disebabkan oleh
virus influenza tipe A yang biasa nya
menjangkiti unggas dan mamalia.

Gejala
1. Gejala unggas yang terkena flu burung adalah sebagai berikut :

Pembengkakan pada kepala dan muka.

Jengger, pial, dan kulit yang tidak ditumbuhi bulu bewarna biru
keunguan.

Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata

Batuk, bersin, ngorok dan diare

Pendarahan di bawah kulit (sub kutan)

Dada, kaki, dan telapak kaki.


2. Gejala flu burung pada manusia adalah sebagai berikut :

Kenaikan suhu tubuh hingga 39o C

Sakit tenggorokan.

Batuk, sesak napas, dan mengeluarkan lendir bening dari hidung.

Hilang napsu makan.

Mencret, diaere dan muntah-muntah.

Peradangan di paru-paru (pneumonia)

Kematian dengan cepat jika tidak segera diatasi.

Faktor penyebab
Faktor penyebab flu burung

Penyebab penyakit flu burung adalah virus


influenza tipe A (H5N1) yang berasal dari famili
orthomyxoviridae.
Virus influenza tipe A ini
memiliki hopes perantara yaitu :
Unggas
Babi
Kuda dan mamalia lainnya.
Faktor resiko flu burung adalah mengalami kontak
dengan unggas yang sakit atau dengan permukaan
yang terkontaminasi oleh bulu, air liur, atau kotoran
milik unggas yang terinfeksi . dalam beberapa
kasus yang sangat langka, flu burung dilaporkan
ditularkan dari satu manusia ke yang lain. Pola
penularan dari manusia ke manusia masih
misterius. Berbagai orang dari segala usia yang

Interaksi antara agent, host dan


environtment
Agent

Penyebab penyakit flu burung adalah virus. Virus


penyebab flu burung tergolong family orthomyxoviridae.
Host
Organisme tempat hidup agent tertentu yang dalam
suatu keadaan menimbulkan suatu penyakit pada
organisme tersebut. Host nya adalah manusia.
Environtment
a. Lingkungan biologis
b. Lingkungan biologisnya adalah agent. Agent adalah
sesuatu yang. merupakan sumber terjadinya penyakit
dalam hal ini adalah virus aviant influenza (H5N1)
c. Lingkungan fisik
Faktor dari penyakit flu burung : suhu, musim, dan
tempat tinggal

Lanjutan..
Lingkungan sosial

Faktor lingkungan sosial meliputi kebiasaan sosial, norma


serta hukum yang membuat sesorang beresiko untuk
tertular penakit. Misalnya kebiasaan masyarakat Bali
yang menggunakan daging mentah yang blum di masak
terlebih dahulu untuk di jadikan makanan tradisional
begitu pula dengan orang-orang di Eropa yang biasa
mengkonsumsi daging panggang yang setengah matang
atau bahkan hanya seperempat matang. Selain itu pada
tradisi sambung ayam akan membuat resiko penyakit flu
burung menular kepada pemilik ayam semakin besar.

Riwayat alamiah
1.Suscebility

(fase rentan) Berlangsung nya proses


etiologis,dimana faktor penyebab pertama kalinya
bertemu dengan penjamu(host). Faktor penyebab pertama
ini belum menimbulkan penyakit tetapi telah mulai
meletakkan dasar-dasar bagi berkembangnya penyakit di
kemudian hari. Faktor penyebab pertama ini disebut faktor
resiko karena kehadirannya meninggalkan kemungkinan
terhadap terjadinya penyakit sebelum fase ireverbilitas.
2.
Fase presymtomatic
Virus mempunyai masa inkubasi yang pendek, yaitu
antara beberapa jam sampai 3 hari, tergantung jumlah
virus yang masuk, rute kontak, dan spesies unggas yang
terserang. Pada unggas masa inkubasi mencapai 1
minggu. Setelahnya unggas menunjukan gejala-gejala
sakit seperti : kerontokan bulu, penurunan produksi telur,
pembengkakan di daerah kepala, kelemahan, dan
gangguan respirasi.

Lanjutan..
3. Fase klinik
Masa infeksi virus 1 hari sampa 3-5 hari sudah timbul
gejala. Pada anak bisa sampai 21 hari. Pada fase ini mulai
muncul gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini
sudah mulai menjadi masalah kesehatan.
4. Fase terminal (disability)
Manusia yang tertular virus flu burung diketahui dengan
gejala-gejala umumnya orang terkena flu biasa seperti
pilek, demam dengan suhu badan tidak stabil, batuk, nyeri
otot, sakit tenggorokan dan sesak napas. Apabila keadaan
memburuk bisa menimbulkan penyakit saluran pernapasan
akut hingga menyebabkan kematian.

Model segitiga epidemiologi


Kemampuan agen untuk menginfeksi inang

meningkat,sehingga pada inang terjadi penyakit.


H
A

kepekaan inang terhadap agen meningkat, misal nya karena


angka kelahiran jauh lebih tinggi dari angka kematian yang
akan berakibat pada pertumbuhan penduduk yang meningkat.
A
H

Lanjutan..
Lingkungan berubah sehingga agen penyakit

menyebar di lingkungan
H
A

TERIMAKASIH

You might also like