Professional Documents
Culture Documents
128
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
129
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
Penelitian tentang OCB juga telah banyak dilakukan dalam setting profit
organization. Sementara itu, public service sebagai lembaga yang dituntut untuk
bisa memberikan excellent services dituntut untuk bisa lebih meningkatkan
kinerjanya. Jadi, penelitian ini ingin mencoba menjawab permasalahan utama
yaitu:
1. Apakah terdapat public service motivation dalam organisasi pemerintahan?
2. Apakah fenomena OCB benar-benar terjadi dalam organisasi pemerintahan?
3. Bagaimanakah pengaruh public service motivation dan OCB terhadap kinerja
organisasi pemerintahan?
Selain public service motivation dan OCB, beberapa penelitian juga
mendokumentasikan adanya pengaruh kepuasan kerja dan komitmen
organisasional terhadap kinerja organisasional (Liou dan Nyhan, 1994 dan Norris dan
Neibuhr,1984)
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Kinerja Organisasional
Kinerja organisasi merupakan suatu konstruk yang penting dalam penelitian
manajemen yang menunjukkan ukuran keberhasilan sebuah organisasi atau
perusahaan. Sedemikian pentingnya sebuah kinerja dapat diekspresikan dalam
jargon `If you can't define performance, you can't measure or manage it. Ditinjau
dari sisi akademisi, kinerja organisasi juga merupakan suatu variabel dependen yang
dikaitkan dengan ukuran-ukuran akuntansi, kepuasan pelanggan, produktivitas, dan
juga kepuasan karyawan. Namun demikian, pengukuran dan pendefinisian kinerja
organisasional di sektor publik bukanlah hal yang mudah. Kesulitan dalam
pengukuran kinerja organisasi publik lebih disebabkan karena konstituen dari
organisasi sektor publik yang bermacam-macam, dan masing-masing konstituen
memiliki serta menuntut penekanan atau prioritas kinerja yang berbeda-beda.
Upaya untuk mengoperasionalisasi kinerja organisasional perlu dibedakan antara
kinerja organisasi sektor publik dan privat. Roger (1994) sebagaimana dikutip oleh
Mwita (2000) mendefinisikan kinerja sebagai hasil (outcome) dari sebuah pekerjaan
karena mereka memberikan dukungan/kontribusi yang kuat/besar terhadap tujuan
strategis organisasi, kepuasan pelanggan dan kontribusi ekonomis. Campbell (1990)
sebagaimana dikutip oleh Mwita (2000) mengajukan premis bahwa kinerja
(performance) adalah perilaku yang seharusnya dibedakan dari outcome untuk
menghindari kontaminasi oleh faktor sistem yang secara nyata tidak dapat
dikendalikan oleh performer. Kedua definisi tersebut mengindikasikan perlunya
menentukan tujuan dari pengukuran kinerja, apakah mengukur outcome atau
mengukur perilaku. Oleh sebab itu, menjadi penting bagi organisasi untuk
membedakan outcome, perilaku dan alat pengukuran kinerja.
130
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
131
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
132
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
133
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
135
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
Tabel 1
Deskripsi Responden
Variabel Demografis
Jenis kelamin
Usia
Masa Kerja
Karakteristik
Laki-Laki
Perempuan
20 an
30 an
40 an
50 an keatas
010 tahun
1020 tahun
20 tahun keatas
Jumlah (%)
67
33
5,8
31,8
48,5
13,9
17,6
36,1
45,4
PSM
OCB
Kepuasan
Kerja
Komitmen
Organisasional
RataRata
Deviasi
Standar
0,371
0,317
0,752
0,541
3,84
0,444
0,346
0,300
0,362
0,436
0,337
0,607
3,97
3,48
3,75
0,544
0,463
0,467
4,19
0,614
Jumlah
Observasi
108
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
Variabel
Kinerja
Organisasional
PSM
OCB
Kepuasan Kerja
Komitmen
Organisasional
Jumlah Observasi
Sumber: Data yang diolah
Deviasi Standar
Laki-Laki
Perempuan
3,796
3,928
0,459
0,407
3,928
3,457
3,696
4,067
3,459
3,856
0,488
0,418
0,469
0,641
0,548
0,449
4,116
4,333
0,636
0,547
72
36
72
36
p-value
0.08
0,000
0,362
0,059
0,955
Keterangan
5%
Tidak signifikan secara statistik
Tidak signifikan secara statistik
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
Variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap
kinerja organisasi. Variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh yang dominan di
bandingkan dengan variabel yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepuasan kerja yang dirasakan oleh responden maka kinerja organisasional juga
semakin meningkat.
Variabel public service motivation juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja organisasional. Namun kontribusi pengaruh variabel PSM jauh lebih kecil
(0,11,2) jika dibandingkan dengan kepuasan kerja (0,631). Hal ini mengindikasikan
bahwa dalam organisasi pemerintahan terdapat motivasi untuk melayani publik.
Motivasi itu mendorong mereka untuk memilih sektor publik sebagai tempat untuk
mencurahkan effort dan tenaganya. Hal ini konsisten dengan penelitian Alonso dan
Lewis (2001) yang menemukan pengaruh positif antara PSM dengan kinerja
pekerjaan.
Sementara itu, variabel komitmen dan OCB tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja organisasional dengan nilai signifikasi lebih dari 5%. Hal ini
menunjukkan bahwa komitmen organisasional dan OCB tidak memiliki pengaruh
yang dominan dan signifikan dalam menentukan kinerja organisasi. Kondisi ini bisa
dipahami karena jumlah pegawai pemerintah daerah yang cukup besar serta ada
pembagian tugas yang jelas diantara mereka, sehingga masing-masing pegawai
hanya akan melakukan pekerjaan yang berada dalam tugas pokok dan fungsinya.
Kondisi ini menimbulkan rendahnya tingkat OCB yang dimiliki oleh pegawai
pemerintah daerah.
Analisis lebih lanjut dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel motivasional
terhadap kinerja organisasional dengan mengontrol variabel gender. Hasil secara
statistik ditunjukkan di tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Berganda Berdasarkan Aspek Gender
Laki-Laki
Koefisien
p-value
Konstanta
0,582
0.128
Kepuasan Kerja
0,667
0,000
Komitmen
0,079
0,276
PSM
0,000
0,997
OCB
0,122
0,187
R2
0,631
Signifikansi F
0,000
Variabel depeden: kinerja organisasional
Sumber: data yang diolah
Variabel
Perempuan
Koefisien
p-value
1,228
0,012
0,670
0,000
-0,101
0,414
0,277
0,003
-0,166
0,119
0,598
0,000
Tabel 5 memberikan hasil yang konsisten dengan tabel 4 ketika tidak terdapat
manipulasi aspek gender dalam pengujian hipotesis. Artinya bahwa hanya 2
138
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
139
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
140
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 2, No.2, Agustus 2009 | Puput Tri Komalasari, Moh. Nasih, dan Teguh Prasetio
Norris, Dwight R., dan Robert E. Neibuhr, 1984, Attributional Influences on the Job
Performance-Job Satisfaction Relationship: Research Notes, Academy of
Management Review, 27, 424431.
Paine, Julie Beth., dan Dennis W. Organ., 2000, The Cultural Matrix of Organizational
Citizenship Behavior: Some Preliminary Conceptual and Empirical
Observation, Human Resource Management Review, 10, 4559.
Perry, James L., 1996, Measuring Public Service Motivation: An Assessment of
Construct Reliability and Validity, Journal of Public Administration Research
and Theory, 6, 522.
Perry, James L., dan L. R. Wise, 1990, The Motivational Bases of Public Service, Public
Administration Review, 50, 367373.
Petty,M., Gail W McGee, dan Jerry W Cavender, 1984, A Meta-Analysis of the
Relationships Between Individual Job Satisfaction and Individual
Performance, Academy of Management Review, 9, 712721.
Rainey, Hal. G dan Paula Steinbauer, 1999, Galloping Elephants: Developing
Elements of a Theory of Effective Government Organizations, Journal of
Public Administration Research and Theory, 9, 132.
Reichers., E. Arnon., 1985, A Review and Reconceptualization of Organizational
Commitment, Academy of Management Review, 10, 465476.
Somers, M., dan D. Birnbaum, 2000,Exploring the Relationship Between Commitment
Profiles and Work Attitudes, Employee Withdrawal, and Job Performance,
Public Personnel Management, 29, 353365.
Tang, T. L. & Talpade, M., 1999, Sex differences in satisfaction with pay and
coworkers: Faculty and staff at a public institution of higher education. Public
Personnel Management, 28, 345-349.
Puput Tri Komalasari dan Moh. Nasih adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas
Airlangga (UNAIR). Kritik dan dan saran dapat langsung menghubungi penulis dengan
alamat email puput_tk@yahoo.com
*
141