You are on page 1of 42

AVIAN

INFLUENZA
Oleh: Ana Silvia/2008.04.0.0073
Pembimbing:
dr. Sri Rukmini, Sp.THT-KL

DEFINISI
SUATU PENYAKIT MENULAR AKIBAT VIRUS
INFLUENZA TIPE A (H5N1) YANG SECARA
NORMAL MENGINFEKSI UNGGAS.
Virus unggas unggas, manusia, hewan lain.
Penularan dari manusia ke manusia kecil, tapi
potensial dapat terjadi bila timbul mutasi virus.

FLU BURUNG DI SURABAYA


Avian Influenza pertama kali dilaporkan bulan Februari
2006 di desa Kedurus, daerah Karangpilang
Kasus AI pada manusia dilaporkan bulan April 2006, tapi
sumber infeksinya tidak dapat terdeteksi. Gx awal pasien
ini distres pernapasan yang progresif memburuk.
s/d Maret 2007 14 dari 31 kecamatan di Surabaya dan
menyebar ke 20 desa
Januari 2011 Dinas Pertanian bidang peternakan kota
Surabaya menerima laporan warga adanya 96 ekor ayam
yang mati mendadak di Kelurahan Genting, Asemrawa,
Surabaya Barat, Jawa Timur. Pemeriksaan menunjukkan
ayam-ayam tersebut positif terjangkit flu burung.

ETIOLOGI
VIRUS Influenza (RNA virus)
= enveloped virus, family Orthomyxoviridae, terdiri dari
Tipe A, B, dan C. Type A terdiri dari Strain H1N1, H3N2,
H5N1, H7N7, H9N2, dll
Virus influenza Tipe A, memiliki:

Nukleokapsid (NP)
Hemaglutinin (HA)
Neuroaminidase (NA)
M2 protein

Penyebab Flu Burung adalah


Highly Pathogenic Avian
Influenza Virus, strain H5N1.

CIRI-CIRI VIRUS
H5N1
Hidup di udara sejuk
Dalam air 22C ~ 4 hari, 0C ~ 30 hari,
Pada pupuk terkontaminasi ~ 3 bulan

Mati pada suhu 56C ~ 3 jam, 60C ~ 30 menit

Dalam daging ayam, mati pada 80C ~ 1 menit

Dalam telur ayam, mati pada 64C ~ 5 menit

Dapat bertahan untuk waktu lama


dalam kotoran ayam dan air ~ 32
hari
Virus sangat labil, mudah berubah
bentuk, tidak ganas menjadi ganas
dan sebaliknya
Mati dengan desinfektan alkohol
70%, ammonium kuarterner, klorin,
formalin 2 5%, senyawa iodine,

MENGAPA
BISA ADA VIRUS H5N1
???
Antigenic drift
perubahan susunan asam amino terjadi waktu
gen melakukan encoding Ag permukaan tiap
kali virus bereplikasi hasilkan galur baru
Antigenic shift
virus berbeda dari 2 host berbeda
menginfeksi host lain hasilkan virus baru
yg mampu menginfeksi host lain.
Cth: babi terinfeksi virus flu burung & virus
flu manusia

PATOGENESIS
Infeksi virus H5N1

attachment virion dgn reseptor


spesifik (*) pd permukaan sel hospes

Masuk sitoplasma

Integrasi materi genetik

Bereplikasi (nasofaring,epitel
alveoli,GI)

Virion2 baru

Menginfeksi sel2 sekitar

Patofisiologi

Infeksi sel reaksi inflamasi


Mediator proinflamasi (prostaglandin,TNF,leukotrien)
Kerusakan sel sekitar
(hilangnya kemampuan pembersihan siliar, disfungsi sel fagosit,
peningkatan sekresi mukosa)

kerentanan pasien thd superinfeksi bakteri


(Patogen bakteri : staphylococcus aureus, streptococcus pneumoniae,
dan H Influenzae )

Kombinasi virus dan bakteri kira-kira 3x lbh sering dari pd pneumonia


influenza primer
Pneumonia ARDS

Reseptor spesifik virus H5N1


Unggas Sialic Acid -2,3-Galactose
Manusia Sialic Acid -2,6-Galactose
Perubahan hanya 1 asam amino konfigurasi
reseptor berubah dikenali H5N1
(Russel CJ & Webster RG, Stevens J. 2006)

PENULARAN

Bahan infeksius
Tinja, urine, sekret saluran napas
Penularan melalui udara (air borne), kontak
langsung, kontak tidak langsung
Penularan dari unggas ke unggas unggas yg
terinfeksi menular pada 2 minggu pertama dari
ludah, sekret hidung & tinja
Dapat menular dari bahan infeksius pada alat2 &
pakaian

GEJALA PADA
BURUNG
Jengger biru
Borok di kaki, kelumpuhan, mulut berlendir

Mati mendadak

GEJALA PADA MANUSIA


Demam 38oC
Nyeri tenggorokan
Batuk, pilek, bersin, nyeri otot
Keadaan berat cepat tjd distres napas/ARDS
Riwayat kontak dg unggas peternakan dlm 7 hari
terakhir terutama jika unggas tsb sakit/mati

MASA INKUBASI
Pada Unggas : 1 minggu
Pada Manusia : 1-7 hari (Depkes RI)
Masa infeksi 1 hari sebelum gejala 3-5 hari
sesudah gejala. Anak sampai 21 hari

DEFINISI KASUS
(WHO)
Kasus Observasi
Demam 38C + 1 gejala berikut:
Batuk
Sakit tenggorokan
Pilek
Sesak napas
Pemeriksaan klinis,epidemiologis & labnya sedang
berlangsung

Kasus possible
(tersangka)
Kasus observasi + 1 di bawah ini:
Uji serologi (+) virus influenza A tanpa tahu
subtype
Kontak dgn. penderita confirmed AI/dg unggas
yg mati karena sakit
Bekerja di lab. yang memproses sampel orang/
hewan yg disangka terinfeksi highly pathogenic
AI
Dalam 7 hari sebelum timbul gejala awal

Kasus possible (tersangka) .........


Atau :
Setiap penderita yg meninggal karena
penyakit saluran napas yg belum jelas
disertai kondisi :
Tinggal/berkunjung ke daerah yg dicurigai/
dipastikan terjangkit highly pathogenic AI
Kontak dengan penderita confirmed AI H5
Dalam 7 hari sebelum timbul gejala awal

Kasus probable
Kasus possible +:
Uji serologi (+) untuk virus influenza A (H5) (tes
antibodi spesifik pada 1 spesimen serum)
Dalam waktu singkat progresif memburuk, menjadi
gagal napas dan/meninggal
Tidak ditemukan penyebab lain

Kasus confirmed (kasus pasti)


Setiap penderita (hidup & mati) + 1 hasil lab:
1.Biakan virus Influenza A (H5N1) (+)
2.PCR virus influenza A (H5N1) (+)
3.Titer antibodi spesifik influenza A (H5N1) > 4 x
4.IFA dengan antibodi monoklonal virus influenza A
(H5N1) (+)

DIAGNOSIS
Definisi Kasus ditetapkan 4 Kriteria
(DEPKES RI):
1. Seseorang dalam Investigasi
2. Kasus Suspek AI
3. Kasus Probabel AI
4. Kasus AI Terkonfirmasi

Pemeriksaaan Penunjang
a. Laboratorium:

Diagnosis (WHO, 2005):


Kultur virus
RT-PCR
Serologi (titer antibodi)
- Uji Imunofloresensi (IFA) Test
- Uji netralisasi
- Uji penapisan (Rapid Test, HI Test, ELISA)
Hematologi (leukopeni, trombopeni, limfopeni)
Kimia Darah (LFT : aminotransferase tinggi)

b. Radiologi:

Thorak foto AP/Lat pneumonia


CT scan Gejala (+), Ro (-)

c. Post mortem

Dgn pneumonia berat dan ARDS atau dgn Multiple


Organ Failure
Dgn pneumonia berat dan gagal napas

Dgn pneumonia ringan tanpa gagal napas

Tanpa pneumonia

Derajat 4

Derajat 3

Derajat 2

Derajat 1

Derajat Penyakit

PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Umum
1. Pelayanan di Fasilitas Kesehatan non
Rujukan Flu Burung
Pasien suspek AI Oseltamivir 2 x 75 mg
Rujuk
Puskesmas terpencil pemberian
Oseltamivir dgn sistem skoring
*Jika skor 6-7 = evaluasi ketat, bila
meningkat (>7) diberikan Oseltamivir
*Jika skor >7 = diberikan Oseltamivir

Skoring:
Gejala / Skor

< 38C

38C

>N

Ronki

Tidak ada

Ada

Leukopeni

Tidak ada

Ada

Kontak

Tidak ada

Ada

Demam
RR

Jumlah

2. Pelayanan di RS Rujukan Flu Burung:


Pasien suspek, probabel, dan konfirmasi
R.
isolasi
Petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD)
Anamnesis & pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Lab, Foto Thoraks, pemeriksaan PCR
( hari-1,2,3 perawatan), pemeriksaan serologi
(setiap hari)
Di ruang rawat inap Observasi KU, VS,
kesadaran, pantau sat. O2
Terapi suportif: O2, cairan.

B. Profilaksis Dengan Oseltamivir


Tidak dianjurkan pd yang BELUM terpajan
maupun terpajan lebih dr 7 hari yg lalu.
Direkomendasikan untuk:
Petugas yang terpajan pada pasien
terkonfirmasi dengan jarak < 1 meter tanpa
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
Petugas kesehatan yg kontak erat dengan
pasien suspek atau konfirmasi.
Anggota keluarga yg kontak erat dgn pasien
konfirmasi.

Anti Viral
1. M2 protein inhibitor menghambat viral
uncoating intrasel:
- Amantadine (Symmetrel, Symadine)
- Rimantadine (Flumadine)
Diberikan 48 jam pertama
Ekskresi: ASI, urin
E.S: nervousness
sukar konsentrasi
sakit kepala ringan
insomnia
nausea
nafsu makan<<

2. Neuraminidase inhibitor menghambat


pelepasan virus dari sel host:
- Zanamivir (Relenza) eliminasi 90%
di urin
- Oseltamivir (Tamiflu) eliminasi:
ginjal
E.S: nausea, abdominal discomfort
Diberikan 48 jam pertama

Sumber: Avian Influenza (H5N1) Infection in Humans


The Writing Committee of WHO, N Eng J Med 2006; 353:1374-85

PERAWATAN DI
RUANG ISOLASI
Perawatan ~ 7 hari
(masa penularan)
Tx O2 SaO2 > 90%
Hidrasi, balans cairan &
elektrolit
Antibiotika
Anti inflamasi
Tx simptomatis
influenza:
analgetika/antipiretika,
dekongestan, mukolitik

Indikasi pulang
Tidak demam selama 72 jam
Tidak batuk
Perbaikan foto toraks
Laboratorium menjadi normal kembali

Follow up
Penderita rawat inap yang telah KRS wajib
untuk melakukan follow up di poli Paru/Anak.
Pemeriksaan ulang/kontrol 1 minggu setelah
pulang: Foto thoraks.

PENCEGAHAN
1. Pemusnahan ternak sakit & ternak sekitarnya
termasuk sangkar/kandang dan kotorannya
2. Perbaikan higiene & sanitasi lingkungan
3. Vaksinasi hewan ternak
4. Hindari kontak/konsumsi daging hewan yg
dicurigai terjangkit.
5. Bagi kelompok beresiko tinggi
Oseltamivir 75 mg 1x/hari ~ 7 hari

KELOMPOK BERESIKO
TINGGI
Pekerja peternakan/pemroresan unggas:

pekerja peternakan/pembantaian, dokter


hewan
Pekerja laboratorium yg memproses

spesimen px/unggas terjangkit


Pengunjung peternakan/pemprosesan

unggas
Sering kontak dgn px AI: dokter,

paramedis

VAKSIN
INFLUENZA
Indikasi:
Petugas kesehatan
Org dg ggg kardiovaskular paru kronik
(asma), dg peny metabolik (DM), ggg fgsi
ginjal, hemoglobinopati, def imun
Ibu hamil trimester 2 3 (saat wabah)
Org > 50 thn
Kontraindikasi: anafilaksis thd telur
Dosis: 0,5 ml IM 1x/tahun

You might also like