Professional Documents
Culture Documents
A.Penggunaan Nitrit
Penggunaan Na-nitrit menjadi semakin luas karena manfaat nitrit dalam pengolahan daging
(seperti sosis, kornet, dan lain-lain) sangat bervariasi. Selain sebagai pembentuk warna dan
bahan pengawet antimikrobia, nitrit juga berfungsi sebagai pembentuk faktor sensori lain, yaitu
aroma dan cita rasa. Penggunaan nitrit dapat menimbulkan efek yang membahayakan dan 3
bersifat toksik apabila jumlahnya berlebihan dan di atas batas standard yang seharusnya . Melihat
hal tersebut, penelitian mengenai bahan pengawet alami, yang lebih aman dan tidak
membahayakan kesehatan, masih perlu untuk terus dilakukan. Salah satu senyawa alami yang
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pengawet alami adalah kitosan yang berasal dari
limbah kulit udang. Kitosan adalah senyawa organik turunan kitin, berasal dari biomaterial kitin
yang dewasa ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain membersihkan dan
menjernihkan air, serta pengawet bahan makanan. Pada proses deasetilasi, gugus N-asetil pada
kitin akan hilang dan digantikan dengan gugus amina yang bila dilarutkan dalam asam akan
bermuatan positif, sehingga kitosan bersifat polikationik. Adanya gugus reaktif amino dan gugus
hidroksil pada kitosan akan sangat berperan dalam aplikasinya, antara lain sebagai pengawet dan
penstabil warna. Kitosan dapat digunakan sebagai pengawet karena sifat-sifat yang dimilikinya
yaitu dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak, selain itu, kitosan juga sekaligus
melapisi produk yang diawetkan, sehingga terjadi interaksi yang minimal antara produk dan
lingkungan. Kitosan tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi dan bersifat polielektrolitik.
Disamping itu kitosan dapat dengan mudah berinteraksi dengan zat-zat organik lainnya seperti
protein dan lemak, sehingga kitosan banyak digunakan pada berbagai bidang industri terapan dan
industri farmasi dan 4 kesehatan. Kitosan dapat diperoleh dari beberapa makhluk hidup. Salah
satu sumber kitin/kitosan yang melimpah adalah kulit udang. Udang merupakan salah satu bahan
pangan yang banyak disukai. Pada penelitian yang akan dilakukan, kulit udang dogol akan
digunakan sebagai sumber kitosan. Kulit udang dogol berpotensi digunakan sebagai sumber
kitosan karena udang dogol merupakan salah satu jenis udang di Indonesia yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Jenis udang ini juga cukup banyak diekspor dan disukai oleh masyarakat,
sehingga secara tidak langsung akan banyak menghasilkan limbah yang dibuang begitu saja,
dengan demikian limbah kulit udang dogol sebagai sumber kitosan pun menjadi melimpah dan
mudah didapat. Pada Sosis Daging Sapi masih perlu dilakukan untuk mendapat pengawet alami
yang aman dan tidak membahayakan kesehatan (Cahyadi,2009)
B.Marinasi
Salah satu metode pengolahan pengawetan daging sapi adalah dengan marinasi. Marinasi
adalah adalah proses perendaman daging di dalam bahan marinade, sebelum diolah lebih
lanjut. Marinade adalah cairan berbumbu yang berfungsi sebagai bahan perendam daging,
biasanya digunakan untuk meningkatkan rendemen (yield) daging,memperbaiki flavor,
meningkatkan keempukan,meningkatkan kesan jus (juiceness), meningkatkan daya ikat air,
menurunkan susut masak, dan memperpanjang masa simpan daging. Metode marinasi dapat
dilakukan dengan cara perendaman,injeksi, atau digulingkan (tumbling). Pengolahan daging sapi
dengan metode marinasi juga berfungsi untuk menurunkan kandungan bakteri. Salah satu bumbu
yang dapat digunakan sebagai bahan marinasi daging sapi dan sekaligus sebagai anti bakteri
adalah bawang putih (Alliumsativum L.). Bawang putih sering dimanfaatkan sebagai bumbu
dalam pengolahan daging sapi dan kemungkinan dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan
pengawet tunggal (anti bakteri).Bawang putih mengandung senyawa organo sulfur berupa alliin
dan allicin, apabila bawang putih diremas, maka alliin akan bereaksi dengan enzim
alliinase,selanjutnya berubah menjadi allicin dalam beberapa detik. Allicin merupakan senyawa
derivat sulfur, memberikan aroma (bau) yang khas pada bawang putih, dan bermanfaatan bagi
tanaman bawang putih melawan mikroba dan serangga (Nurwantoro,2012)
C.Curing
kayu dalam ruang asap dan daging tidak boleh saling bersentuhan.Proses
pengasapan mempunyai beberapa akibat antara lain pengaruh yang bersifat
mengawetkan yang ditimbulkan oleh penyimpanan/penimbunan di permukaan
daging senyawa kimia seperti formaldehyde, asetaldehida, asetondiasetil,
methanol, etanol, fenol, asam-asam format dan asetat, furfiural dehida,resin, bahan
lilin,ter dan banyak senyawa lainnya. Pengaruh bahan antioksidan juga dihasilkan
oleh pemasukan senyawa-senyawa fenol ke dalam produk dan pada permukaaan
bahan yang diasap , bahan-bahan ini menyebabkan ketahanan simpan yang lebih
lama, dan bebas dari proses ketengikan dan memberikan cita rasa yang khas pada
produk-produk tradisional.
E.Proses Termal
Perlakuan termal adalah metode yang dipergunakan untuk membunuh
mikroorganisme pembusuk dan mikroorganisme toksigenik didalam daging atau
daging proses. Jumlah panas yang dipergunakan pada preservasi daging atau
daging proses ada dua macam yaitu : pemanasan sedang,temperature produk
mencapai 58C sampai 75C dan pemanasan pada temperature tinggi yang
biasanya lebih tinggi dari 100C.Pemanasan moderat dikenal sebagai
pasteurisasi,dimana pada proses ini akan bisa memperpanjang masa simpan daging
tetapi tetap[ perlu disimpan pada suhu dingin (refrigerasi). Pemanasan tinggi diatas
100C akan menghasilkan temperature ruang selama bertahun0tahun asalkan
produk tersebut tetap terkemas dengan baik (Sutaryo,2004)
Pengawetan
Daging.Fakultas
Peternakan