You are on page 1of 8

Catatan kecil auditor perantau

Vertue Volcano C1F015016

Merantau merupakan istilah yang digunakan masyarakat untuk


menyebut seseorang yang pergi dari kampung halamannya untuk
menetap dan bekerja untuk mencari penghidupan yang lebih baik dan
hanya pulang pada liburan hari raya saja. Pada awalnya ini merupakan
kebudayaan orang Minangkabau tetapi seiring perkembangan jaman
istilah ini tidak hanya digunakan oleh orang minangkabau saja, tetapi juga
digunakan masyarakat luas lainnya.
Auditor perantau mungkin terdengar asing ditelinga masyarakat,
karena istilah ini hanya populer dikalangan auditor internal pemerintah.
Lalu apa berbedaan dari auditor perantau dengan perantau yang sudah
kita kenal secara umum. Jika kita melihat pengertian dari masing masing
kata,

auditor

adalah

seseorang

melakukan audit terhadap

yang

memiliki

kompetensi

untuk

laporan keuangan dan kegiatan, sedangkan

perantau dari kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mengandung arti


orang yang mencari penghidupan dan ilmu di negari lain atas kemauan
sendiri demi mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Lalu apa auditor
perantau?

Apakah

auditor

merantau?

Berdasarkan

perantau

pengamatan

hanya
dan

seorang

pengalaman

auditor

yang

dapat

saya

simpulkan bahwa auditor perantau adalah auditor yang berkerja dan


tinggal di daerah lain, dikarenakan kewajiban dalam menjalankan tugas
yang diberikan oleh pemerintah. Auditor perantau sebagian besar terjadi
karena diluar kemauan orang yang bersangkutan tetapi untuk memenuhi
tuntutan kewajiban dalam perkerjaan auditor internal pemerintah.
Sebelum berhubungan dengan pihak luar, auditor harus sudah
memiliki mekanisme komunikasi intern yang memadai sehingga tim audit
akan menjadi kompak dan memiliki persepsi serta tujuan yang sama.
Keberhasilan komunikasi internal dalam satu tim audit sangat menunjang
kelancaran pelaksanaan audit sehingga kegiatan audit dapat diselesaikan
tepat waktu dan tepat kualitas (Prasetyo, 2007).

Komunikasi yang sering terjadi antara satu auditor dengan auditor


lain adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal communications).
Komunikasi antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi yang dilakukan
seseorang dengan orang lain dalam suatu lingkungan yang sama dengan
menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah
dipahami untuk mencapai suatu tujuan yang bersifat personal (Purwanto,
2011). Di Indonesia saat seseorang melakukan komunikasi dua arah
secara langsung dengan orang lain, bentuk komunikasi yang sering terjadi
adalah curhat. Namun bukankah wajar jika dua insan manusia
melakukan komunikasi, karena memang sudah menjadi kodrat manusia
untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya.
Sebenarnya apa tujuan komunikasi antarpribadi, kadang apa yang
ingin kita sampaikan justru tidak dapat ditangkap oleh pendengar.
menurut Djoko purwanto dalam buku komunikasi bisnis tujuan dari
komunikasi antarpribadi itu sendiri adalah:
1. Menyampaikan informasi
Tujuan awal kita berbicara adalah menyampaikan suatu informasi
kepada orang lain agar orang itu mengetahui sesuatu.
2. Berbagi pengalaman
Komunikasi antar pribadi juga memiliki tujuan untuk saling berbagi
pengalaman pribadi

kepada orang lain mengenai hal-hal yang

menyenangkan maupun hal-hal yang menyedihkan.


3. Menumbuhkan simpati
Rasa simpati adalah sikap positif yang ditunjukan oleh seorang yang
muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan
bagaimana kesulitan yang dihadapi oleh orang lain.
4. Melakukan kerja sama
Dengan berkomunikasi antar pribadi bisa merupakan ajakan untuk
melakukan suatu

kerja

sama

untk

melakukan

sesuatu

yang

bermanfaat bagi keduannya atau untuk mencapai suatu tujuan yang


ingin dicapai bersama.
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi antar pribadi juga dapat digunakan untuk menceritakan
rasa kecewa atau kekesalan kepada orang lain. sebenarnya
komunikasi antarpribadi ini bukan saja merupakan cara untuk

mencurahkan isi hati, tetapi juga merupakan cara mencari jalan


keuar atau alternative solusi masalah yang dihadapi.
6. Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi antar pribadi, seseorang dapat memotivasi
orang lain ntuk melakukan sesuatu yang baik dan positif.
Perlu diperhatikan untuk membangun hubungan dengan orang lain,
terlebih dahulu kita harus menguasai kemampuan dan keterampilan
dalam mengenali diri sendiri, kemudian baru keterampilan dalam
mengenal orang lain, keterampilan untuk mengekspresikan diri secara
jelas, bagaimana memberi dan menerima masukan, mendengarkan
pembicaraan dengan orang lain, menyesuaikan diri terhadap lingkungan
dan orang lain, bagaimana bernegosiasi dan menyelesaikan konflik,
bagaimana berperan dalam tim dan banyak lagi. Keterampilan dalam
memahami

kekuatan

dan

kelemahan

diri

sering

disebut

dengan

keterampilan interpersonal.
Keterampilan interpersonal adalah keterampilan untuk mengenai
dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta
keinginan orang lain (Prasetyo, 2007). Kemampuan tersebut akan sangat
mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang
lain, dan bagaimana orang lain mempersepsikan diri kita, hal pertama
yang kita rasakan adalah kuatnya rasa percaya diri, kemudian kita akan
dihargai oleh orang lain, dan pada akhirnya kita akan dapat membangun
hubungan yang harmonis dengan orang lain.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai
lembaga berperan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengawasan dan pembangunan nasional serta menjalankan
penyelenggaraan fungsi pengawasan internal dan kualitas SPIP yang ada
untuk mendukung peran tersebut, BPKP memiliki 33 kantor perwakilan
pada setiap Ibu Kota Provinsi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Pegawai-pegawai BPKP pun disebar ke seluruh perwakilan berdasarkan
kebutuhan organisasi. BPKP sering melakukan mutasi seorang pegawai
dapat dimutasi 3-5 tahun sekali atau mungkin lebih cepat lagi, semua
tergantung pada tingkat kebutuhan organisasi dan analisa atas kebutuhan

pegawai

dimasing-masing

perwakilan.

Pegawai

Auditor

BPKP

bisa

dilakukan pemindahan berdasarkan proses mutasi rutin atau karena halhal lain yang dipertimbangkan perlu untuk memindahkan seorang
pegawai.
Dalam masa-masa berkerja di daerah lain banyak hal yang dapat
peroleh auditor perantau, Pengalaman baik maupun buruk, hal-hal unik
yang dapat menjadi suatu cerita yang menarik untuk disampaikan karena
setiap daerah memiliki keanekaragaman kultur yang berbeda. Namun
terdapat beberapa berpendapat jika auditor berbicara tentang merantau
seringkali memberikan kesan yang negatif, Kenapa? Apakah karena
komunikasi yang dilakukan tidak benar ataukan terdapat masalah lain.
Masalah yang timbul saat merantau biasanya berupa culture shock,
karena proses peralihan dari daerah yang lama kita ke daerah yang baru. Dan
hal yang biasa terjadi setiap peralihan adalah berbagai bentuk penolakanpenolakan karena pada dasarnya kita tidak ingin kenyamanan kita terusik. Kita
inginnya terus berada dalam zona nyaman kita, sehingga enggan untuk
menyesuaikan dengan daerah baru. Hal lain yang menjadi masalah biasanya jika
perantau yang beragama tertentu pindah ke daerah dimana agamanya
merupakan agama minoritas dan tentu masalah lain yang sudah pasti terlihat
adalah perbedaan bahasa.

Mutasi dapat menjadi suatu berita baik ataupun berita buruk bagi
Auditor, tergantung bagaimana auditor itu menerimanya. Kadang mutasi
dapat memberikan angin segar kepada auditor karena biasanya proses
mutasi berbarengan dengan promosi. Namun tak jarang mutasi menjadi
sebuah berita buruk bagi auditor. Sebenarnya dalam masa-masa berkerja
di daerah lain banyak hal yang dapat peroleh auditor, Pengalaman baik
maupun buruk, hal-hal unik yang dapat menjadi suatu cerita yang
menarik

untuk

keanekaragaman
berpendapat

jika

disampaikan
kultur

yang

auditor

karena

setiap

daerah

memiliki

berbeda.

Namun

terdapat

beberapa

merantau

seringkali

berbicara

tentang

memberikan kesan yang negatif, Kenapa? Apakah karena komunikasi


yang dilakukan tidak benar ataukan terdapat masalah lain.

Sebagai auditor BPKP pasti merasakan bagaimana merantau di


belahan bumi nusantara. Permasalahan yang mungkin pertama muncul
sama seperti masalah yang dihadapi para perantau pada umumnya, saat
sang auditor baru pertama kali merasakan pindah ke daerah lain yang
jauh dengan kampung halamannya. Untuk orang yang terbisa nyaman
berada di zona nyamannya lalu harus keluar merasakan berada didaerah
lain yang asing baginya merupakan suatu pengalaman yang sangat
menakutkan bagi beberapa orang.
Sebenarnya banyak auditor yang merasa nyaman berada didaerah
rantau bahkan memiliki keinginan berkerja diseluruh wilayah di belahan
nusantara. Tetapi mengapa tidak sedikit pula auditor yang mengeluh? Apa
yang membuat mereka berbeda bahkan dalam satu daerah yang sama,
auditor yang satu dapat mengatakan sangat nyaman berada didaerah
walaupun jauh dari kampung halamannya tetapi bagi auditor yang lain
merasakan seakan-akan berada di dalam neraka. Masalah apa saja yang
menyebabkan auditor mengeluh saat berada didaerah rantau.
Saat berada didaerah baru kadang sulit untuk berkerja sama secara
maksimal dengan dengan pegawai lain bahkan seringkali menghindari
untuk berkerja satu tim dengan auditor perantau baru. Hal ini dapat
terjadi karena seseorang lebih cenderung merasa nyaman saat berkerja
dengan orang yang berasal dari satu daerah atau yang sudah lama
berkerja sama dengannya. Jika auditor ini tidak dapat mengatasi masalah
ini maka akan berakibat sangat fatal. Saat seorang auditor bertugas
dalam

tim

akan

sering

terjadi

konflik

yang

dapat

mengarahkan

perpecahan tim karena setiap orang memiliki pendapat sendiri dan


kadang bahkan bersikukuh bahwa pendapatnya yang benar karena tidak
memiliki rasa percaya antara sesama aditor. Hal ini dapat menimbulkan
kekecewaan pada auditor sehingga mulai berfikir lingkungan kerja yang
ada tidak sesuai bagi dirinya. Suasana kantor pun akan menjadi tidak
nyaman karena akan perpecahan pegawai antara pegawai perantau
dengan pegawai pribumi.

Mungkin pesan yang sebenarnya ingin disampaikan memiliki nilai


positif namun karena banyak hal yang dapat mempengaruhi sehingga
pesan yang ditangkap oleh pendengar memiliki makna yang lain dengan
yang ingin disampaikan. Jika auditor berbicara tentang daerah tempatnya
bekerja banyak hal yang dapat diceritakan, banyak informasi yang
disampaikan baik itu hal positif maupun negatif tetapi perlu diketahui
bahwa manusia lebih cenderung mengingat hal negatif dibanding dengan
hal positif.
Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa hal yang dapat
dilakukan:
1. Tingkatkan keterampilan Interpersonal yang kita miliki
Seperti yang kita ketahui diatas keterampilan interpersonal dapat
membantu kita memahami diri sendiri dan membantu memahami
orang lain lebih baik lagi. Dengan keterampilan interpersonal kita
dapat mempelajari bagaimana kita mampu membangun hubungan
yang harmonis dengan memahami dan merespon orang lain.
2. Pelajari budaya/ kebiasaan masyarkat pada daerah baru yang kita
tempati
Mempelajari daerah baru merupakan hal yang wajib kita lakukan
karena bisa saja terdapat beberapa hal yang kita lakukan terasa
wajar namun sebenarnya menyinggung orang lain tanpa kita
ketahui akibat perbedaan budaya
3. Selalu menyapa dengan ramah, sapalah nama jika sudah mengenal
namanya
Hal ini mungkin terdengar sepele namun memberikan efek yang
luar biasa. Kadang orang enggan menyapa orang lain yang belum
begitu dekat dengannya. Tapi dengan membiasakan diri menyapa
akan membangun suatu komunikasi yang baik. Orang akan merasa
lebih dihargai saat kita menyapa orang dengan memanggilkan
namanya.
4. Tersenyumlah
Dengan tersenyum seseorang akan terlihat lebih menarik, saat
berhadapan dengan orang lain tersenyum akan membuat perasaan
kita menjadi lebih baik dan berfikiran positif selain itu dapat
menularkan perasaan itu pada orang sekitar dan memberikan rasa

nyaman pada orang tersebut. Tentu kita merasa lebih enak melihat
orang yang tersenyum dibandingkan melihat orang yang cemberut
atau marah. Tetapi tentu perlu dibatasi jangan sampai kita
tersenyum terus menerus.
5. Bicarakan hal ringan yang merupakan zona nyaman orang tersebut.
Zona nyaman seseorang pada umumnya hobby, tempat tinggal,
tempat bekerja. Dengan membicarakan sesuatu yang disenangi
akan membuat orang tersebut semakin terbuka, merasa dimengerti
dan aman saat berbicara dengan kita.
6. Menjadi pendengar yang baik
Mendengarkan dengan tulus dan terbuka
pembicaraan,

saat

dimintai

saran

jangan

menjawab

memotong

dengan

penuh

pengertian dengan cara memposisikan diri kita pada sudut pandang


pembicara agar lebih mengerti dan mengapresiasi pembicara.
7. Berusaha mencari persamaan
Keakraban akan lebih mudah terjalin jika terdapat banyak
kesamaan. Seseorang akan menjadi lebih nyaman berbicara dengan
orang lain jika mengetahui memiliki beberapa kesamaan minat.
Banyak auditor yang mengeluh tidak merasa nyaman berada di
perantauan sebagian dikarenakan tidak dapat beradaptasi dengan baik
terhadap

lingkungan

baru

dan

komunikasi

yang

tidak

baik

akan

mengakibatkan hubungan antar sesama auditor menjadi rengang. Tetapi


jika auditor tersebut dapat beradaptasi dengan baik justru banyak hal
yang akan diperoleh karena banyak keuntungan yang didapat dari
berinteraksi dengan orang yang memiliki kebudayaan dan kultur yang
berbeda dengan kita.
Sebenarnya yang menjadi masalah utama yang sering terjadi pada
auditor perantau adalah kesulitan untuk melakukan komunikasi dengan
masyarakat yang baru. Dengan menerapkan hal-hal diatas diharapkan
dapat membantu untuk menjembatani masalah yang timbul saat auditor
merantau.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto. Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th Edition). Jakarta : Erlangga.

Prasetyo, Agus Tri dan Bramantyo, R. 2007. Teknik Komunikasi Audit (4th
Edition). Bogor : Pusdiklatwas BPKP
Prasetyo, Agus Tri dan Bramantyo, R. 2007. Interpersonal Skill (4th
Edition). Bogor : Pusdiklatwas BPKP

You might also like