You are on page 1of 12

ACARA III

CANGKOK
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanaman merupakan salah satu organisme yang mampu melakukan
pembiakan guna mempertahankan diri dan memperbanyak diri. Tanaman
dapat dibiakan dengan cara vegetatif (tanpa perkawinan) dan dapat
dibiakkan dengan cara generatif yaitu melalui perkawinan. Pembiakan pada
tanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan
manusia (terutama untuk tanaman-tanaman yang dibudidayakan dan diambil
nilai ekonomi dan artistiknya). Pada pembiakan dengan cara vegetatif
biasanya dan sebagian besar dilakukan oleh manusia agar diperoleh anakan
yang sesuai dengan harapan.
Tanaman

untuk

memperbanyak

jenisnya

harus

melakukan

perkembangbiakan agar terjadi perbanyakan atau agar tidak terjadi


kepunahan. Perkembangbiakan pada tanaman yang dibantu oleh manusia
bisa disebut pembiakan tanaman. Salah pembiakan tanaman adalah
pembiakan dengan mencangkok yang biasa disebut airlayerage atau disebut
juga bumbun. Mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan
tanaman dalam pertanian. Pembiakan tanaman dapat dibedakan menjadi dua
yaitu secara vegetatif dan generatif.
Teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan
cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang
terbentuknya akar. Pada tehnik ini tidak dikenal istilah batang bawah dan
batang atas. Tehnik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar tumbuh
ketika masih berada di pohon induk. Mencangkok adalah suatu teknik
perbanyakan tanaman dengan cara merangsang timbulnya perakaran pada
cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru. Cara

28

29

merangsang timbulnya akar tersebut adalah dengan mengupas kulit luar


cabang selanjutnya cabang yang terkupas tadi diberi media tanah.
Pembiakan dengan metode mencangkok biasanya dapat dilakukan
pada tanaman-tanaman yang mempunyai sifat berkayu (berkambium). Hal
ini dimaksudkan agar memudahkan dalam prosesnya dan mampu
menumbuhkan perakaran pada sekitar lapisan korteks tanaman. Namun hal
ini dapat dipatahkan dengan adanya pencangkokan pada pohon pepaya yang
diketahui bahwa pepaya merupakan tanaman dengan karakteristik tak
berkayu. Meskipun mempunyai pohon yang agak keras, peapaya tidak
meliliki kambium pada struktur susunan batangnya. Mencnagkok dapat
dilakukan pada waktu apapun tapi lebih baik dilakukan pada musim
penghujan agar frekuensi untuk penyiraman secara manual dapat berkurang.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum acara Cangkok bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan
melatih mahasiswa dalam pelaksanaan teknik-teknik mencangkok pada
tanaman buah.
B. Tinjauan Pustaka
1. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku
lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia
Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai
kulit menyerupai rambut. Rambutan banyak terdapat di daerah tropis
seperti Afrika, Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka. Klasifikasi tanaman rambutan:
Kerajaan

: Plantae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Sapindaceae

Genus

: Nephelium

Spesies

: Nephelium lappaceum (Djafar 2001)

30

Rambutan dapat diperbanyak dengan biji, cangkok, okulasi dan


susuan. Untuk penanaman di pot pilihlah bibit yang berasal dari hasil
cangkokan, bibit ini dapat menghasilkan buah setelah 2 3 tahun.
Pencangkokan yang baik dilakukan pada musim hujan. Pilihlah batang
yang berdiameter sekitar 1 5 cm yang sudah pernah menghasilkan buah
(minimal 2 kali) dan banyak daunnya (Benyamin 2009).
Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah tujuh tahun jika ditanam
dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak
secara vegetatif. Rambutan berumah dua, tetapi bersifat androdioecious,
ada tumbuhan penghasil bunga jantan saja dan tumbuhan penghasil bunga
banci. Tumbuhan jantan tidak pernah menghasilkan buah. Pembungaan
rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga
bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan
bunga. Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim
kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di
tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa
dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November)
(Mahisworo 2001).
Mencangkok atau okulasi adalah teknik pengembangbiakan
tanaman yg sangat cocok utk di tanam di dalam pot. Di samping karena
qualitas buahnya terjaga sama spt induknya juga nantinya pohon tumbuh
tidak terlalu tinggi. Pohon yg dikembangbiakan dg teknik cangkok tidak
akan mempunyai akar tunggang. Tanaman yg dapat dicangkok adalah
tanaman buah berkayu keras atau berkambium (Sevilla 2003).
2. Sawo (Manilkara kauki)
Teknik cangkok banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman
hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan cara lain, seperti
melalui biji, stek, atau sambung. Tanaman yang bisa dicangkok umumnya
memiliki cambium atau zat hijau daun. Perbanyakan tanaman dengan cara

31

mencangkok memiliki kelebihan diantaranya tanaman memiliki sifat


unggul seperti tanaman induknya dan tanaman lebih cepat berproduksi.
Kadang-kadang tanaman buah seperti jambu air sudah berbunga atau
berbuah ketika cangkokannya dipotong (Rahardja dan Wiryanta 2012).
Jenis-jenis

tanaman

yang

biasanya

dibiakan

dengan

cara

pencangkokan adalah pohon buah-buahan dan tanaman hias, misalkan pada


buah-buahan yaitu rambutan, sawo, mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai
jenis jambu, delima,lengkeng dll. Pada tanaman-tanaman hias yaitu:bunga
sakura, kemuning, soka, bugenvil,s ri rejeki,dll. Tanaman tanaman tersebut
adalah tanaman yang berkayu yang mudah untuk di cangkok. Adapun
tanaman berkayu yang sulit untuk di cangkok, namun karena ada caranya
ahirnya mampu juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok. Sebagai
misal adalah tanaman cemara atau tanaman berdaun jarum lainnya.
Pengairan dan Penyiraman, Selama dua minggu pertama setelah bibit yang
berasal dari cangkokan / okulasi ditanam,penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman
dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Dan bila hujan turun terlalu lebat
diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara
membuat

lubang

saluran

untuk

mengalirkan

air

Pemeliharaan

Lain,Tumbuhnay bunga dapat dipacu dengan larutan KNO3 (Kalsium


Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi
KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga
(tandan)pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat
pertumbuhan buah (Kusumo 2001).
Keunggulan cangkok adalah mudah dilakukan, dan tingkat
keberhasilannya tinggi. Selain itu, tanaman yang dihasilkan dpat mewarisi
100% sifat pohon induknya. Namun, tanaman hasil cangkok memiliki
kelemahan yaitu percabangannya tidak lebat dan tidak kompak, serta
produktifitasnya terbatas. Selain itu tanaman hasil cangkok tidak memiliki
sistem perakaran yang kuat karena tidak memiliki akar tunggang, dan
serabu-serabut akarnya tidak rimbun. Akibatbya tanaman mudah roboh saat

32

tertiup angin kencang, dan tidak kuat menghadapi kekeringan musim


kemarau. Cangkok sangat cocok dilakukan pada tanaman buah-buahan
yang batangnya berkayu, seperti jambu air, jambu biji, dan mangga. Serta
tanaman

hias

seperti

bugenvil,

mawar,

dan

kemuning

(Redaksi Agromedia 2007)


Kegiatan pengembangan sawo perlu didukung oleh tersedianya
bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup. Tetapi penanganan
perbanyakan tanaman sering diabaikan oleh petani tradisional, padahal
perbanyakan tanaman yang tepat akan manguntungkan usaha tani. Hal
semacam ini harus diberikan pengarahan kepada petani, agar petani
mendapat bibit yang berkualitas (Sulastri 2004).
C. Metodelogi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum mencangkok tanaman buah dilaksanakan pada tanggal 14
November 8 Desember 2012 dan bertempat di Lahan Kebun UNS yang
bertempat di Desa Sukosari, Jumantono, Karanganyar. Alat
2. Alat
a. Pisau
b. Tali Rafia
3. Bahan
a. Plastik
b. Tanah
c. Pupuk Kandang
4. Cara kerja
a. Memilih cabang yang sehat dan kuat atau sudah berkayu. Mempunyai
diameter sekitar 0,5-2 cm, tidak lebih kecil dari ukuran pensil.
b. Menyayat batang dengan pisau secara melingkar dan memanjang
kebawah sepanjang 3-5 cm atau dua kali diameter cabang.
c. Mengelupas kulit dengan pisau sehingga bagian cambium yang seperti
lender tampak jelas.

33

d. Menghilangkan cambium dengan cara dikerik dengan mata pisau


sehingga bersih atau kering.
e. Menutup bekasa sayatan dengan media cangkok yang berisi tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, mengatur media
menempatkannya agar rata enutupi luka keratin sampai melewati luka
keratin bagian atas (1-2cm).
f. Membungkus dengan plastik dan mengikatnya dengan tali rafia

34

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Cangkok pada tanaman Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) dan tanaman Sawo (Manilkara kauki)
No
1

Komoditas
Rambutan
(Nephelium
lappaceum
L.)

Foto Awal Cangkok

Foto Hasil Cangkok

Gambar 3.1.1.1 Awal


Cangkok Rambutan
(Nephelium lappaceum
L.)

Gambar 3.1.1.2 Hasil


Cangkok Rambutan
(Nephelium
lappaceum L.)

Sawo
(Manilkara
kauki)

Gambar 3.1.2.1 Awal


Cangkok Sawo
(Manilkara kauki)
Sumber : Laporan Sementara

Gambar 3.1.2.2 Hasil


Cangkok Sawo
(Manilkara kauki)

Keterangan
Cangkok
berhasil. Hal ini
ditunjukkan
dengan
munculnya
bintil-bintil
pada batang
yang akan
menjadi calon
akar.

Cangkok tidak
berhasil. Hal ini
ditunjukkan
dengan tidak
ada tanda-tanda
munculnya
bakal calon akar
seperti
rambutan
disebabkan
karena belum
waktunya.

35

2. Pembahasan
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan
yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan
menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, Lebar sayatan tergantung
pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa
sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis)
(Rochiman 1998).
Ada beberapa syarat agar tanaman hasil cangkokan memuaskan.
Syarat tersebut antara lain pohon induk umurnya sudah cukup, tidak terlalu
muda juga tidak terlalu tua. Ciri dari pohon yang ideal diantaranya adalah
jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok sudah cukup; pohon
induk harus sudah berbunga bagi tanaman hias bunga dan telah berbuah
sedikitnya tiga kali bagi tanaman buah-buahan; mempunyai sifat unggul;
batang halus; batang lurus ke atas; warna kecoklatan, karena pada batang
kecoklatan, kallus penutup luka akan lebih cepat terbentuk dan akar yang
keluar juga akan cepat terbentuk; syarat terakhir pohon yang akan
dicangkok nampak kuat dan subur serta tidak terserang hama penyakit yang
dapat menggagalkan hasil cangkokan (Agus 2012).
Tahapan mencangkok : (1) Memilih cabang atau ranting yang tidak
terlalu tua ataupun terlalu muda, (2) Menguliti hingga bersih cabang atau
ranting tersebut sepanjang 5-10 cm, (3) Mengerat kambiumnya hingga
bersih, dan mengangin-anginkan selama 15 menit, (4) Menutup dengan
tanah, kemudian membungus dengan plastik. Mengikat pada kedua
ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi
plastiknya terlebih dahulu, (5) Menjaga kelembaban tanah dengan cara
menyiramnya setiap hari, (6) Setelah banyak akar yang tumbuh, memotong
cabang

atau

ranting

tersebut,

dan

tanamlah

di

dalam

tanah

(Pusat budidaya 2012).


Hasil pengamatan kami saat praktikum menunjukkan bahwa hasil
cangkokan yang kami lakukan pada pohon rambutan berhasil dan

36

cangkokan di tanaman sawo tidak berhasil. Keberhasilan ini ditandai dengan


munculnya tunas-tunas akar dari batang atas. Batang dan daun atas juga
menunjukkan kesegaran dan sehat. Kegagalan pencangkokan dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Pembersihan kulit batang yang kurang
teliti dapat menyebabkan pencangkokan gagal, selain itu pemberian yang air
tidak

sesuai

waktu

juga

dapat

menyebabkan

kegagalan

dalam

pencangkokan.
Media

yang

digunakan

saat

praktikum

pencangkokan

ini

menggunakan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pupuk


kandang berfungsi untuk menyupali nutrisi akar tanaman yang tumbuh
setelah beberapa minggu dibungkus. Selain pupuk kandang untuk campuran
media tanah, ada media yang lain yang baik untuk digunakan dalam
melakukan pencangkokan yaitu dengan menggunakan tanah disekitar pohon
bambu yang sudah tercampur debgan seresah daun bambu yang lapuk.
Ciri-ciri tanaman yang berhasil dicangkok yaitu munculnya akar pada
media pembungkus yang digunakan akar muncul dari batang bagian atas
sayaann dan batang atas beserta daun tidak layu atau kering. Akar-akar pada
cangkokan bisa tumbuh karena dengan terbuangnya jaringan floem yang
terdapat pada kulit cabang, maka zat-zat makanan yang berupa kabohidrat,
zat pembentuk akar (rizokalin) dan auxin sebagai zat perangsan
pertumbuhan yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan, tidak akan
mengalir ke bagian bawah sayatan, zat-zat ini akan mengumpul di bagian
atas sayatan, yang dapat dilihat dengan adanya pembengkakan pada kulit
cabangnya. Dan dengan adanya media yang lembab maka zat-zat tersebut
akan merangsang timbulnya akar pada bagian atas sayatan (Habibah 2012).
Beberapa

faktor

yang

mempengaruhi

keberhasilan

dalam

pencangkokan antara lain adalah: (1) Waktu mencangkok, waktu terbaik


melakukan pencangkokan pada musim hujan, karena tidak perlu melakukan
penyiraman berulang-ulang, selain itu cangkokancepat berhasil, (2)
Pemilihan batang cangkokan, batang cangkokan sebaiknya jangan diambil
dari pohon induk yang terlalu tua, sebab biasanya dahan pohon induk

37

kurang baik untuk dicangkok dan jangan diambil dari pohon yang terlalu
muda sebab belum diketahui sifat-sifatnya, (3) Pemeliharaan cangkokan,
pembiakan dengan cara cangkokan harus dijaga kelembabannya sepanjang
waktu sampai dengan saat akan ditanam.
Perkembangbiakan vegetative dengan cangkok memiliki keunggulan
dan kelemahan. Keunggulan dari teknik budidaya ini adalah sifat unggul
tanaman dapat diturunkan dan tanaman akan lebih cepat berbuah.
Kelemahan teknik budidaya cangkok adalah perakaran tanaman adalah akar
serabut, sehingga tanaman lebih mudah roboh.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan :
a. Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan
yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang
sama dengan induknya dan cepat menghasilkan
b. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit
sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang
dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis).
c. Penutup yang digunakan dalam pencangkokkan ini juga berpengaruh
pada tumbuhnya akar pada cangkokkan. Penutup yang berasal dari
plastik ini cukup efektif dalam menahan air agar tidak mudah lolos
saat dilakukan penyiraman pada pencangkokan sehingga mudah
merangsang akar untuk tumbuh.
d. Pertumbuhan akar cangkokan dapat secara maksimum apabila kondisi
media pembungkus, bahan pembungkus sesuai dan mendukung untuk
melakukan pertumbuhan.
e. keberhasila pencangkokan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya
adalah bersihnya dalam pembersihan kambium pada batang akan

38

dicangkok, alat penyayatan steril serta adanya perawatan seperti


penyiraman pada cangkokan.
2. Saran
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan praktikum acara Cangkok, maka
sebaiknya praktikum pecangkokan dilakukan dengan perlakuan perbedaan
pembungkus media cangkok atau campuran tanah dengan media lain.
Dengan demikian supaya mahsiswa mengetahui pembungkus apa yang
baik digunakan dan komposisi media apa yang baik digunakan dalam
pencangkokan
DAFTAR PUSTAKA
Agus 2012. Cara Mencangkok. http://agusetia28.blogspot.com. Diakses tanggal
8 Desember
Benyamin
2009.
http://ficusbenyamina.blogspot.com/2009/10/menanamrambutan-dalam-pot_01.html#ixzz2ESQzkFkW. Diakses tanggal 6
Desember 2012.
Djafar ZR 2000. Dasar- Dasar Agronomi. Palembang: Badan Kerjasama
Universitas Wilayah Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Agronomi Network WUAE
Project.
Habibah 2012. Behavior default. http://habibahsoraya.blogspot.com. Diakses
tanggal 8 Desember 2012.
Kusumo S 2001. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Jakarta: CV. Yasaguna.
Mahisworo, Susanto Kusno, dan Anung Agustinus 2001. Bertanam Rambutan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mohammad
2012. Laporan Praktikum Pencangkokan. http://mohammadardli.blogspot.com. Diakses tanggal 8 Desember 2012.
Pusatbudidaya 2012. Tahapan Mencangkok. http://www.pusatbudidaya.com.
Diakses tanggal 8 Desember 2012
Rahardja PC dan Wiryanta Wahyu 2008. Aneka Cara
Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Redaksi

Agromedia 2007. Kunci Sukses


Tanaman. Jakarta: Redaksi Agromedia.

Memperbanyak

29

Rochiman dan Harjadi 1998. Pencangkokan Tanaman. Bandung : Rajawali


Group.
Sevilla. G 2003. Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia Press.
Jakarta
Sulastri Yustina Sri 2004. Pengaruh Konsentrasi Indole Butyric
Acid (IBA) dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan
Setek Pucuk Jambu Air. J Hortikultura 7 (4).

You might also like