You are on page 1of 9

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Kelompok 4:
Gilang Maulana
Lilik Adik Kurniawan
Wildan Afrizal
Yohanes Dwiki R D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
2016
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir


adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama
NPM
Tandatangan

: Gilang Maulana
:
:

Nama
NPM
Tandatangan

: Wildan Afrizal
:
:

Nama
NPM
Tandatangan

: Lilik Adik Kurniawan


:
:

Nama
NPM
Tandatangan

: Yohanes Dwiki
:
:

Mata Ajaran
: Sistem Informasi Akuntansi
Judul Makalah/Tugas : Case 1.1, Case 3.1, dan Diagram BOPB
Tanggal
: Jumat, 11 Maret 2016
Dosen
: Desti Fitriani, S.E.
(Dibuat oleh seluruh anggota kelompok)

CASE 1.1

Membaca asumsi-asumsi dan bantahan mengenai sistem informasi yang telah ditulis oleh
Russell L. Ackoff dalam artikelnya yang berjudul Management Misinformation Systems.
Kemudian memutuskan apakah mahasiswa setuju atau tidak setuju dengan bantahan yang
ditulis oleh Ackoff.
Asumsi 1

: Management needs more information (manajemen membutuhkan informasi

lebih banyak).
Bantahan

: hal utama yang menyebabkan kurang maksimalnya kinerja manajemen

adalah Informasi yang diberikan kepada manajemen terlalu banyak sehingga menyebabkan
information overload, bahkan data yang tidak relevan pun seringkali ditemukan dalam
informasi tersebut.
Penulis tidak setuju dengan bantahan Ackoff. Karena sebagai manajer mereka perlu
mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan lingkup unitnya masing-masing,
sehingga tidak ada salahnya menyimpan informasi yang sewaktu-waktu mungkin akan
dibutuhkan, meskipun otak manusia mempunyai keterbatasan dalam menyerap dan
memproses informasi tetapi hal ini dapat diatasi dengan pengelolaan system informasi yang
baik. Ackoff sendiri telah menyebutkan dalam bantahannya bahwa meski pada awalnya
mengumpulkan, mengelompokkan, dan mengidentifikasi data agar mudah dicari akan
merepotkan, nantinya perusahaan akan diuntungkan dengan memiliki bank data yang bisa
digunakan manajer untuk mendapatkan informasi apapun. Sehingga menurut penulis, yang
menjadi penyebab utama kinerja manajemen yang kurang maksimal bukanlah jumlah
informasi yang berlebih, melainkan pengelolaan system informasi yang kurang efektif.
Asumsi 2

: Managers need the information they want (manajer membutuhkan informasi

yang mereka inginkan).


Bantahan

: Kurangnya pemahaman perancang SIM dapat menyebabkan terlalu

banyaknya informasi yang tidak relevan dalam SIM dan mengakibatkan terjadinya overload
off irrelevant information. Ackoff juga menyoroti kelemahan sebuah sistem yang (memang)
tidak bisa memberikan sebuah keputusan. SIM terbaik-pun hanya akan bisa menggambarkan,
atau maksimal memprediksikan.
Pendapat

: Penulis tidak setuju dengan bantahan Ackoff. Manajer adalah orang-orang

yang memiliki kemampuan manajerial, dimana didalamnya ada kemampuan pengambilan


keputusan. Pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer seringkali bukan didasarkan
pada satu set laporan yang terdiri dari ribuan halaman, tetapi dari satu lembar halaman yang
sering disebut one page reporting. Tentunya laporan seperti itulah yang harus dibuat oleh

para bawahan mereka, untuk dimasukkan ke dalam SIM, dan kemudian siap diakses
kapanpun manajer membutuhkan. Ambil contoh pada akhir periode, manajer akan
menanyakan berapa pofit perusahaan untuk menentukan strategi periode datang. Dia tidak
akan meminta data absensi karyawan, melainkan angka profit periode tersebut. Bahkan jika
absensi karyawan merupakan salah satu penyebab penjualan naik/turun, dia tidak peduli
dengan rincian tersebut, tetapi hanya membutuhkan penjelasan dari para kepala divisi
(semisal sales pada kasus ini) tentang penyebab penjualan turun/naik. Solusi terbaik adalah
SIM dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan dengan pengelompokkan yang baik, data
yang padat informasi, dan mudah diakses.
Asumsi 3

: Giving managers the information they need improves their decision making

(memberikan informasi yang dibutuhkan manajer dapat meningkatkan kemampuan dalam


mengambil keputusan karena bila manajer memiliki informasi yang mereka butuhkan,
manajer akan mampu memanfaatkan informasi tersebut dengan efektif.)
Bantahan

: Informasi saja tidak cukup dalam pengambilan keputusan, banyak faktor lain

yang dapat memengaruhi seperti probabilitas keputusan tersebut akan berhasil atau tidak.
Walaupun informasi yang tersedia sudah cukup, namun biasanya manajer akan dihadapkan
dengan beberapa pilihan keputusan yang nantinya akan memberikan hasil yang berbeda-beda
dan susah ditebak. Intinya, pengambilan keputusan bersifat kompleks.
Penulis tidak setuju dengan bantahan Ackoff, memang proses pengambilan keputusan tidak
semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan analisis yang kuat, intuisi, serta
pengalaman yang mumpuni dalam bidangnya. Namun, dengan adanya informasi, setidaknya
keputusan yang diambil oleh manajer memiliki dasar yang kuat yang misalnya saja seperti
tercermin dalam data historis perusahaan maupun data lain yang relevan. Data historis
penting karena data tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi manajer agar manajer
tidak mengulangi kesalahan yang lalu dan dapat memperbaiki sistem-sistem yang belum
sempurna (learning from mistakes).
Asumsi 4

: More communication means better performance (komunikasi yang baik

dapat meningkatkan performa perusahaan).


Bantahan

: Ackoff memberikan contoh antara dua departemen yang berbeda, masing-

masing mempunyai penilaian sendiri dalam performa, komunikasi di antara keduanya justru
dapat merusak performa organisasi.

Penulis tidak setuju dengan bantahan Ackoff. Ackoff menyatakan contoh dua departemen
yang tugasnya sangat bertolak belakang, sedangkan asumsi yang dibantahnya menunjukkan
bahwa komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi antar-departemen yang tugasnya
memang saling berkaitan. Dengan demikian, komunikasi yang dimaksud dalam argumen ini
harus mempertimbangkan pula situasi dan kondisi yang terjadi di dalam perusahaan. Sebagai
contoh, sistem penggajian di dalam perusahaan yang melibatkan karyawan, departemen
sumber daya manusia (SDM) dan departemen keuangan. Di antara kedua bagian organisasi
ini harus terjalin komunikasi yang baik. Setiap karyawan yang meninggalkan perusahaan
(pensiun ataupun berhenti ) harus melapor ke bagian SDM, kemudian SDM mencatatnya
dan tidak membuatkan timesheet atas karyawan tersebut sehingga bagian keuangan tidak
mencairkan gaji karyawan itu. Komunikasi tersebut mencegah terjadinya pembayaran gaji
terhadap karyawan yang tidak ada. Komunikasi yang baik antara staf dan manajer pun dapat
meningkatkan hubungan intrapersonal yang dapat berpengaruh bagi performa produktivitas
karyawan tersebut (meningkatkan employee engagement).
Asumsi 5

: Managers need only to understand how to use an information system

(manajer tidak perlu memahami bagaimana sistem informasi tersebut bekerja, hanya perlu
memahami bagaimana menggunakan sistem informasi tersebut).
Bantahan

: Manajer perlu memahami bagaimana suatu sistem informasi bekerja agar

dapat mengevaluasi sistem tersebut.


Penulis setuju dengan bantahan Ackoff, dengan memahami bagaimana sistem informasi
tersebut bekerja, dengan mengetahui bagaimana system informasi bekerja manajer dapat
mengevaluasi apakah sistem informasi sudah efektif, efisien, dan sepadan dengan biaya yang
dikeluarkan atau belum. Hal ini sesuai dengan argument yang diutarakan Ackoff, No MIS
should ever be installed unless the managers for whom it is intended are trained to evaluate
and hence control it rather than be controlled by it. Sehingga dengan memahami cara kerja
sistem informasi tersebut, manajer diharapkan akan mengetahui bila terdapat celah pada
sistem itu karena selain menggunakannya secara langsung, manajer juga memahami hal-hal
yang terjadi pada perusahaan sehingga ia bisa membayangkan berbagai keadaan kondisional
untuk menguji sistem tersebut.

CASE 3.1

Narassi
Dub 5 telah menghasilkan komponen keyboard computer selama lebih dari 20 tahun terakhir,
dan baru-baru ini telah menandatangani kesepakatan kontrak eksklusif selama 10 tahun untuk
menyediakan keyboard bagi personal computer Dell dan HP. Semua penjualan yang
dilakukan merupakan penjualan kredit dan proses pmesanannya dilakukan melalui telepon
atau email. Ketika semua pesanan diproses, petugas yang memproses pesanan akan
memeriksa arsip kredit pelanggan untuk mengkonfirmasi persetujuan dan batas kredit. Bila
salah satunya tidak terpenuhi, permintaan pesanan akan disampaikan ke bagian kredit,
sedangkan jika sudah memenuhi kriteria, pesanan akan dimasukkan ke sistem dalam bentuk
formulir pemesanan standar. Formulir tersebut diletakkan dalam arsip pemesanan Dub 5. Saat
bagian kredit menerima pesanan yang tidak memenuhi syarat, petugas kredit akan
mengirimkan pemberitahuan pada pelanggan untuk menyelesaikan terlebih dahulu
pemesanan kredit yang sebelumnya (jika pelanggan sudah melewati batas kredit) atau
mengirimkan surat permohonan kredit (jika pelanggan belum disetujui untuk melakukan
pembelian kredit). Sebelum menyiapkan slip pengepakan, sistem mengecek catatan
persediaan. Bila barang yang diinginkan tersedia, slip pengepakan akan disiapkan dan
kemudian dikirimkan ke bagian gudang. Begitu tanda pengiriman barang sudah dietrima dari
bagian gudang, invoice akan dibuat oleh bagian yang memproses pesanan dan dikirimkan ke
pelanggan, sementara kopinya dikirimkan ke bagian akuntansi untuk memperbaharui piutang
perusahaan. Catatan yang menandakan invoice telah dikirim akan dimasukkan ke dalam arsip
pelanggan.
Halaman berikutnya akan menunjukkan DFD level 0 dan 1 dari narasi di atas.

DFD LEVEL 1

BPD of order procesing

You might also like