Professional Documents
Culture Documents
PLASENTA PREVIA
Pembimbing :
dr. Diana, Sp OG
Di susun Oleh :
PUJI RAHAYU
H2A008030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Plasenta ............................................................................... 5
2.2 Plasenta Normal ................................................................................. 5
2.3 Plasenta Previa ................................................................................... 6
A. Definisi ......................................................................................... 6
B. Faktor Predisposisi ........................................................................ 7
C. Klasifikasi ..................................................................................... 7
D. Gambaran Klinik ......................................................................... 9
E. Diagnosa ....................................................................................... 10
F. Komplikasi .................................................................................... 12
G.
Pengaruh
Kehamilan ............................ 12
Plasenta
Previa
Terhadap
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angka kematian maternal masih menjadi tolok ukur untuk menilai
baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dan salah satu indikator tingkat
kesejahteraan ibu. Angka kematian maternal di Indonesia tertinggi di Asia
Tenggara. Menurut SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1992
yaitu 421 per 100.000 kelahiran hidup, SKRT tahun 1995 yaitu 373 per
100.000 kelahiran hidup dan menurut SKRT tahun 1998 tercatat kematian
maternal yaitu 295 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan PJP II
(Pembangunan Jangka Panjang ke II) (2019) menjadi 60 - 80 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah
perdarahan (40- 60%), infeksi (20-30%) dan keracunan kehamilan (2030%), sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat
kehamilan atau persalinan. 1
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan
antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan
kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan,
penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan
yang belum jelas. Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak
normal, sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum; kasus ini
masih menarik dipelajari terutama di negara berkembang termasuk
Indonesia, karena faktor predisposisi yang masih sulit dihindari,
prevalensinya masih tinggi serta punya andil besar dalam angka kematian
maternal dan perinatal yang merupakan parameter pelayanan kesehatan. Di
RS Parkland didapatkan prevalensi plasenta previa 0,5%. Clark (1985)
melaporkan prevalensi plasenta previa 0,3%. Nielson (1989) dengan
penelitian prospektif menemukan 0,33% plasenta previa dari 25.000 wanita
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20
cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya
plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion
membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.3
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding
uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena
permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat
untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta
terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada
pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas
untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu
yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit
pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama
kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili
tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan
hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi
lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya
lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.3
2.2 Plasenta Normal
Setelah terjadinya fertilisasi ovum oleh sperma maka sel yang
dihasilkan disebut sebagai zygote. Kemudian terjadi pembelahan pada zygote
sehingga menghasilkan apa yang disebut sebagai blastomers, kemudian
morula dan blastokist. Pada tahap-tahap perkembangan ini, zona pellucida
masih
mengelilingi.
Sebelum
terjadinya
implantasi,
zona
pellucida
b.
c.
B. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah
sebagai berikut : 3,5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
Terlambat implantasi :
o Endometrium fundus kurang subur.
o Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk
blastula yang siap untuk nidasi.
C. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik
melainkan
fisiologik.
Seiring
dengan
perkembangan
kehamilan,
b.
c.
internum.
Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir
d.
Plasenta Normal
Plasenta Previa
de
Snoo,
klasifikasi
plasenta
previa
berdasarkan
a.
b.
a.
b.
pembukaan.
Tingkat 2, Marginal plasenta previa : Plasenta mencapai pinggir
c.
pembukaan (Ostium).
Tingkat 3, Complete placenta previa : plasenta menutupi ostium
d.
D. Gambaran klinik
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala
utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi
penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak
banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapi perdarahan
berikutnya hampir selalu banyak daripada sebelumnya, apalagi jika
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun perdarahan
sering dikatakan terjadi dalam triwulan ketiga, akan tetapi tidak jarang
pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah
uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah
tuanya kehamilan, Segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan
serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah
9
uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat
diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian
palsenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.
Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan
oleh
solusio
plasenta
yang
berwarna
kehitam-hitaman.
Sumber
Anamnesis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu atau pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab
(causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent), warna
merah segar.
Sebab perdarahan : placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/manspulasi intravaginal/rectal.
Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
2.
3.
radioisotop
dan
F. Komplikasi
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut : 4
1.
2.
Plasentitis
2.
2.
3.
4.
Perdarahan. 4
Seksio Sesarea
Seksio Sesarea merupakan metode persalinan janin yang bisa
diterima hampir pada semua kasus plasenta previa. Jika letak janin
12
Prognosis
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian perinatal,
sekalipun penatalaksanaan plasenta previa seperti yang diharapkan
sudah dilakukan. 4
J. Penanganan 2,5,6,11
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam
keadaan syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki
keadaan umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Penanganan Ekspektif
Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
1. Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis
2. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi
plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin
3. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
4. Awasi tanda vital ibu, perdarahan, dan detak jantung janin.
13
Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Catatan :
1. Uji pematangan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis
2. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada
disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi
kemungkinan keadaan gawat darurat
3. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah
pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam)
4. Terapi aktif (tindakan segera)
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam
yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan
plasenta previa.
2.
Penanganan aktif
Kriteria :
o Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
o Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
o Ada tanda-tanda persalinan.
o Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk
menentukan
tindakan
selanjutnya
SC
atau
partus
11.
44.
55.
66.
7
Partus per vaginam.
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban
dipecah (amniotomi) jika his lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.
3. Tindakan
versi
Braxton-Hicks
dengan
pemberat
untuk
15
sedikit, keadaan ibu dan anak baik, maka biasanya penanganan konservatif
sampai umur kehamilan aterm. Penanganan berupa tirah baring,
hematinik, antibiotika dan tokolitik bila ada his. Bila selama 3 hari tak ada
perdarahan pasien mobilisasi bertahap. Bila setelah pasien berjalan tetap
tak ada perdarahan pasien boleh pulang. Pasien dianjurkan agar tidak
coitus, tidak bekerja keras dan segera ke rumah sakit jika terjadi
perdarahan. Nasihat ini juga dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis
plasenta previa dengan USG namun tidak mengalami perdarahan. Jika
perdarahan banyak dan diperkirakan membahayakan ibu dan janin maka
dilakukan resusitasi cairan dan penanganan secara aktif.
Bila umur kehamilan 37 minggu/lebih dan TBJ 2500 gr maka
dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan,
baik secara pervaginal/perabdominal. Persalinan pervaginal diindikasikan
pada plasenta previa marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta
previa lateralis dengan pembukaan 4 cm/lebih. Pada kasus tersebut bila
tidak banyak perdarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban
agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta
yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat diberikan piton drip. Namun
bila perdarahan tetap ada maka dilakukan seksio sesar. Persalinan dengan
seksio sesar diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati atau
hidup, plasenta previa lateralis dimana perbukaan < 4 cm atau servik
belum matang, plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan
plasenta previa dengan gawat janin. Plasenta previa dengan perdarahan
merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang
baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah:
1.
2.
16
3.
K. Prognosis 4
Pada plasenta previa dengan penanggulangan yang baik, maka
kematian ibu rendah sekali, tapi jika keadaan janin buruk menyebabkan
kematian perinatal prematuritas.
1.
Maternal
Tanpa melakukan tindakan Double setup, langsung melakukan
tindakan seksio sesar dan pemberian anaestesi oleh tenaga kompeten,
maka angka kematian dapat diturunkan sampai < 1%.
2.
FETAL
Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa
kira-kira 10% Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera
talipusat serta perdarahan yang tak terkendali tak dapat dihindari,
angka mortalitas dapat sangat diturunkan melalui perawatan obstetrik
dan neonatus yang ideal.
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://www.scribd.com/doc/49761655/PLASENTA-PREVIA
2.
http://www.scribd.com/doc/86913469/Referat-Plasenta-Previa-Cyn
3.
http://www.scribd.com/doc/86345062/makalah-plasenta-previa
4.
http://www.scribd.com/doc/84779618/80571208-Makalah-PLASENTAPREVIA
5.
6.
7.
9.
Ko, P and Yoon, Y. Placenta Previa. 2009. New York University Medical
School.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/796182-
19