Professional Documents
Culture Documents
KESETIMBANGAN KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
: Mempelajari reaksi kesetimbangan kompleks besi (III) 2. Waktu Praktikum
3. Tempat Praktikum
tiosianat.
: Sabtu, 10 November 2012
: Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh temperatur, volume, tekanan dan
konsentrasi. Reaksi dikatakan setimbang apabila konsentrasi pereaksi dan konsentrasi
hasil reaksi tetap, serta kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
(Sukardjo, 1997: 220).
Suatu reaksi kimia dikatakan setimbang apabila reaksi pembentukan dan reaksi
penguraian pada reaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak
ada lagi perubahan. Pada keadaan setimbang ini bukan berarti proses penguapan dan
pengembunan itu berhenti sama sekali. Kedua proses yang berlawanan itu tetap
berlangsung, hanya saja keduanya sama sehingga secara bersih tidak ada lagi perubahan
yang terjadi. Kondisi ini dinamakan sebagai kesetimbangan dinamis (Bird, 1987: 158).
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi bergeser kea rah endoterm (H= +) dan jika
suhu diturunkan, maka reaksi bergeser ke arah eksoterm (H= - ). Jika volume
diperbesar, maka reaksi akan bergeser ke arah ruas yang koefisiennya lebih besar,
sebaliknya jika volume diperkecil, maka reaksi bergeser ke ruas yang koefisiennya lebih
kecil. Jika volume diperkecil, maka tekanan diperbesar, dan sebaliknya. Perubahan
konsentrassi akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah yang konsentrasinya
lebih kecil. Jika konsentrasi suatu zat ditambah, maka akan bergeser dari zat itu, begitu
juga sebaliknya (Ashari, 2007: 62).
Besar tetapan kesetimbangan tergantung pada jenis reaksi. Jika tetapan
kesetimbangan kecil (k1), berarti pembilang dari aksi massa lebih kecil daripada
penyebutnya. Ini berarti jika tetapan kesetimbangan kecil dari kiri ke kanan, maka tidak
berlangsung lebih jauh.Jika tetapan kesetimbangan besar (k1), berarti lebih besar dari
pada penyebutnya. Ini berarti bahwa pada keadaan setimbang, paling tidak salah satu zat
di sebelah kiri pada persamaan kimia lebih kecil. Hingga suatu tetapan kesetimbangan
besar memberikan pengertian bahwa reaksi berjalan dari kiri ke kanan menuju
kesempurnaan (Sastrohamidjoyo, 2005: 181).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat- alat Praktikum
a. Gelas kimia 250 ml
b. Label
c. Labu ukur 25 ml
d. Penggaris 40 cm
e. Pipet gondok 5 ml
f. Pepet godok 10 ml
g. Pipet tetes
h. Rak tabung reaksi
i. Rubber bulb
j. Spatula
k. Tabung reaksi
l. Tissue
2. Bahan- bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)
b. Larutan Besi (III) nitrat (Fe(NO3)3) 0,2M
c. Larutan Kalium tiosianat (KSCN) 0,002M
d. Larutan Kalium tiosianat (KSCN) pekat
e. Padatan Natrium hidrofosfat (Na2HPO4)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kesetimbangan besi (III) tiosianat
a. Dimasukkan 10 ml KSCN 0,002M ke dalam suatu gelas kimia, kemudian
b.
c.
d.
e.
reaksi
kedua
(dihitung
disimpan
untuk
pengerjaan berikutnya.
c. Sisa larutan Fe(NO3)3 0,2M 10ml di
atas, ditambahkan aquades hingga
5ml
larutan
ini
dan
Tb.4 (merah)
t = 6,6 cm
tb. 5( merah)
1),
untuk
menghitung
tidak
sama,
dikeluarkan t= 5 cm
menunjukkan
intensitas
dalam
masing-
masing
bersih
digunakan
agar
selalu
kembali).
dapat
Selanjutnya
keempat
dan
kelima,
F. ANALISIS DATA
1. Percobaan Pertama
Diasumsikan bahwa:
a. Fe(NO3)3 dan KSCN dalam bentuk ion
b. Pada tabung 1 dianggap terbentuk FeSCN2+
FeSCN 2+
Fe3+ + SCN(aq)
(aq)
(aq)
Jika :
Tabung 1 (standar)
: orange
Tabung II+KSCN pekat
: merah pekat
Tabung III+ Fe(NO3)3 0,02 M : merah.
Tabung IV+Na2HPO4
: kuning keruh.
2. Percobaan kedua
a. Perbandingan tinggi tabung
T1 =
T st
T2
6,9
7
0,98 cm
T st
T3
T2 =
=
5
7
= 0,71
T st
T3 = T 4
=
1,5
7
= 0,121 cm
T st
T4 = T 5
=
1,3
7
= 0,18 cm
b. Perhitungan Konsentrasi FeSCN2+(aq)
[FeSCN2+]
= T x konsentrasi standart
Konsentrasi
= 0,2 M
3+
Volume Fe
= 5 ml
Konsentrasi KSCN=0,002 M
Volume SCN
= 5 ml
3+
n Fe
=MxV
= 0,2 x 5
= 1 mol
n SCN=MxV
= 0,002 x 5
= 0,01 mol
Fe3+(aq) + SCN-(aq)
Mula-mula
Bereaksi
Setimbang
1 mmol
0,01
0.99
FeSCN2+(aq)
0,01
0,01
-
0,01
0,01 mol
n FeSCN2+
= 0,01 mmol
= 0,00001 mol
Volume total
= 10 ml
= 0,01 l
[FeSCN2+]0
n
Vtotal
0,00001
0.01
= 0,001
[FeSCN2+]1
= T1 x [FeSCN2+]0
= 0,98 x 0,001
= 0,00098 M
[FeSCN2+]2
= T2 x [FeSCN2+]0
= 0,71x 0,001
= 0,00071 M
[FeSCN2+]3
= T3 x [FeSCN2+]0
= 0,21 x 0,001
= 0,00021 M
[FeSCN2+]4
= T4 x [FeSCN2+]0
= 0,18 x 0,001
= 0,00018 M
c.
= M2 x V2
=
M 1x v 1
V2
0,2 x 10
25
= 0,08 M
2. Pengenceran II
M2 x V2
= M3 x V3
M 2x V 2
M3
=
V3
M3
0,08 x 10
25
= 0,032 M
3. Pengenceran III
M3 x V3
= M4 x V4
M4
M4
M 3 xV 3
V4
0,032 x 10
25
= 0,0128 M
4. Pengenceran IV
M4 x V4
= M5 x V5
M4xV 4
M5
=
V5
=
0,0128 x 10
25
= 0,00512 M
d. Perhitungan Konsentrasi Fe3+ setimbang
Rumus:
[Fe3+] = [Fe3+]mula-mula - [FeSCN2+]setimbang
5. [Fe3+]setimbang 1
6. [Fe3+]setimbang 2
= [Fe3+] - [FeSCN2+]1
= 0,08 0,00098
= 0,0,07902 M
= [Fe3+] - [FeSCN2+]2
= 0,032 0,00071
7. [Fe3+]setimbang 3
= 0,03129 M
= [Fe3+] - [FeSCN2+]3
= 0,0128 0,00021
3+
8. [Fe ]setimbang 4
= 0,01259 M
= [Fe3+] - [FeSCN2+]4
= 0,00512 0,00018
= 0,00494 M
g. Kb =
2+
SCN
Fe
Kb1 =
Kb2
Kb3
0,00089
(0,07902)()
( 0,00102)
= 0,075 M
3+
FeSCN
2+
SCN
Fe
3+
FeSCN
2+
SCN
Fe
( 0,03129 ) (0,00071)
(0,00129)
= 0,018M
3+
FeSCN
2+
SCN
Fe
( 0,01259 ) (0,00021)
(0,00179)
= 0,00147 M
Kb4 =
3+
FeSCN
2+
SCN
Fe
( 0,00494 ) (0,00018)
(0,00182)
= 0,00049 M
h. Kc
2+
FeSCN
3+
Fe
SCN
Kc1 =
2+
FeSCN
3+
Fe
SCN
( 0,00098 )
( 0,07902) (0,00102)
= 12,25 M
Kc2 =
2+
FeSCN
3+
Fe
SCN
(0,00071)
(0,03129)(0,00129)
= 17,75 M
Kc3 =
2+
FeSCN
3+
Fe
SCN
(0,00021)
(0,01259)(0,00179)
= 10,5 M
Kc4 =
2+
FeSCN
3+
Fe
SCN
( 0,00018)
(0,00494)(0,00182)
= 20,14 M
i. Tabel Analog
No.
[Fe3+](m)
[SCN-](m)
[FeSCN2+](m)
Ka(m)
Kb(m)
Kc(m)
0,07902
0,00102
0,00098
7,98 x 10-8
0,075
12,25
0,03129
0,00129
0,00071
2,86 x 10-8
0,017
17,75
0,01259
0,00179
0,00021
4,73 x 10-9
0,00147
10,5
0,00494
0,00182
0,00018
1,61 x 10-9
0,00049
20,14
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang bertujuan untuk mempelajari reaksi kesetimbangan
kompleks besi (III) tiosianat. Kesetimbangan kimia yaitu suatu dalam keadaan dinamis
maksudnya proses molekuler tetap berlangsung tetapi diimbangi dengan tidak terjadinya
perubahan mikroskopik. Larutan besi (III) nitrat direaksikan dengan ion tiosianat
menghasilkansenyawa yang berwarna merah. Warna ini disebabkan terbentuknya system
terkoordinasi
Pada percobaan ini dilakukan dua kali percobaan yaitu yang pertama untuk
menentukan kesetimbangan besi (III)-tiosianat. Untuk itu dilakukan dengan memasukkan
10 ml KSCN 0,002 M ke dalam suatu bejana gelas dan ditambahkan dua tetes larutan
Fe(NO3)3 0,2 M ke dalam 10 ml KSCN. Kemudian larutan tersebut dibagi menjadi 4
bagian di dalam tabung reaksi.untuk tabung pertama tidak diberi perlakuan apa pun
karena tabung tersebut natinya akan dijadikan sebagai pembanding warna larutan antara
tabung 1, 2, 3 dan 4. Pada tabung reaksi ke-2 di tambahkan 1 tetes KSCN pekat, pada
tabung ke-3 ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2 M dan pada tabung reaksi ke-4
ditambahkan beberapa butir Na2HPO4. Setelah itu keempat tabung reaksi dibandingkan
warna larutan yang berada didalamnya. Dengan tabung reaksi yang dijadikan sebagai
(tabung reaksi 1). Dan setelah di bandingkan terdapat perbedaan warna pada keempat
tabung yaitu tabung pertama berwarna orange, tabung kedua berwarna merah
pekat,tabung ke tiga berwarna merah dan pada tabung ke empat larutan berwarna kining
keruh. Di ketahui bahwa reaksi yang terjadi pada tabung ke IV :
FeSCN2+(aq) + Na2HPO4(s)
Pada percobaan ke dua yaitu untuk menentukan kesetimbangan besi (III)tiosoanat yang semakin encer. Untuk itu pada percobaan ini dibutuhkan 5 buah tabung
reaksi yang dalam keadaan bersih. Masing-masing tabung reaksi dimasukkan 5 ml KSCN
0,002 M. untuk tabung reaksi pertama ditambahkan 5 ml larutan Fe(NO 3)3 0,2 M dan
tabung ini dijadikan sebagai standart pembanding nantinya. Pada labu ukur dimasukkan
10 ml Fe(NO3)3 0,2 M kemudian dilarutkan dengan air(aquades) higga voluenya 25 ml. 5
ml dari larutan ini dimasukkan kedalam tabung reaksi ke-2. 20 ml sisanya dibuang
sebagian dan disisakan 10 ml, kemudian dilarutkan lagi dengan air(aquades). Perlakuan
ini dilakukan hingga tabung reaksi ke-5. Setelah langka tersebut selesai, larutan-larutan di
dalam tabung reaksi dibandingkan warnanya dengan tabung reaksi standar(tabung reaksi
pertama). Ketika warna larutan belum sama, larutan yang warnanya lebih pekat dikurangi
volmenya hingga warna larutan sama persis. Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan
prebandingan tnggi larutan pada tabung setelah volume larutan dikurangi dan warna
larutan sama persis yaitu tinggi larutan tabung I : tinggi larutan tabung II :tinggi larutan
tabung III : tinggi larutan tabung IV setelah larutan pembanding di kurangi yaitu 8 cm :
71 cm : 21 cm :18 cm.konsentrasi FeSCN 2+ tabung I : tabung II : tabung III : tabung IV
yaitu 98 : 71 : 21 :18 (M). konsentrasi Fe 3+ perbandingannya yaitu pengenceran I :
pengenceran II : pengenceran III : pengenceran IV sama dengan 0,08 M : 0,32 M : 0,0128
M : 0.00512 M. pada percobaan ini menyatakan bahwa larutan besi (III)-tiosianat akan
mencapai kesetimbangan dengan larutan pada tabung lain dengan cara mengurangi
volume dari tabung reaksi pembanding (standart).
H. SIMPULAN
Berdasarka hasil percobaan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :
Kesetimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
ialah
konsenterasi, tekanan, volume, suhu, dan katalis. Dimana pergeseran kesetimbangan besi
(III) tiosianat dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi. Pada percobaan kestimbangan
besi (III) tiosianat yang semakin encer. Perbedaan warna larutan dari tabung
pembanding yang semakin encer, disebabkan juga berkurangnya kepekatan akibat
pengenceran.
DAFTAR PUSTAKA