You are on page 1of 15

ACARA V

KESETIMBANGAN KIMIA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
: Mempelajari reaksi kesetimbangan kompleks besi (III) 2. Waktu Praktikum
3. Tempat Praktikum

tiosianat.
: Sabtu, 10 November 2012
: Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh temperatur, volume, tekanan dan
konsentrasi. Reaksi dikatakan setimbang apabila konsentrasi pereaksi dan konsentrasi
hasil reaksi tetap, serta kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
(Sukardjo, 1997: 220).
Suatu reaksi kimia dikatakan setimbang apabila reaksi pembentukan dan reaksi
penguraian pada reaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak
ada lagi perubahan. Pada keadaan setimbang ini bukan berarti proses penguapan dan
pengembunan itu berhenti sama sekali. Kedua proses yang berlawanan itu tetap
berlangsung, hanya saja keduanya sama sehingga secara bersih tidak ada lagi perubahan
yang terjadi. Kondisi ini dinamakan sebagai kesetimbangan dinamis (Bird, 1987: 158).
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi bergeser kea rah endoterm (H= +) dan jika
suhu diturunkan, maka reaksi bergeser ke arah eksoterm (H= - ). Jika volume
diperbesar, maka reaksi akan bergeser ke arah ruas yang koefisiennya lebih besar,
sebaliknya jika volume diperkecil, maka reaksi bergeser ke ruas yang koefisiennya lebih
kecil. Jika volume diperkecil, maka tekanan diperbesar, dan sebaliknya. Perubahan
konsentrassi akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah yang konsentrasinya

lebih kecil. Jika konsentrasi suatu zat ditambah, maka akan bergeser dari zat itu, begitu
juga sebaliknya (Ashari, 2007: 62).
Besar tetapan kesetimbangan tergantung pada jenis reaksi. Jika tetapan
kesetimbangan kecil (k1), berarti pembilang dari aksi massa lebih kecil daripada
penyebutnya. Ini berarti jika tetapan kesetimbangan kecil dari kiri ke kanan, maka tidak
berlangsung lebih jauh.Jika tetapan kesetimbangan besar (k1), berarti lebih besar dari
pada penyebutnya. Ini berarti bahwa pada keadaan setimbang, paling tidak salah satu zat
di sebelah kiri pada persamaan kimia lebih kecil. Hingga suatu tetapan kesetimbangan
besar memberikan pengertian bahwa reaksi berjalan dari kiri ke kanan menuju
kesempurnaan (Sastrohamidjoyo, 2005: 181).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat- alat Praktikum
a. Gelas kimia 250 ml
b. Label
c. Labu ukur 25 ml
d. Penggaris 40 cm
e. Pipet gondok 5 ml
f. Pepet godok 10 ml
g. Pipet tetes
h. Rak tabung reaksi
i. Rubber bulb
j. Spatula
k. Tabung reaksi
l. Tissue
2. Bahan- bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)
b. Larutan Besi (III) nitrat (Fe(NO3)3) 0,2M
c. Larutan Kalium tiosianat (KSCN) 0,002M
d. Larutan Kalium tiosianat (KSCN) pekat
e. Padatan Natrium hidrofosfat (Na2HPO4)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kesetimbangan besi (III) tiosianat
a. Dimasukkan 10 ml KSCN 0,002M ke dalam suatu gelas kimia, kemudian
b.
c.
d.
e.

ditambahkan 2 tetes larutan Fe(NO3)3 0,2M.


Dibagi larutan ini menjadi 4 tabung reaksi.
Digunakan tabung pertama sebagai pembanding.
Ditambahkan satu tetes KSCN pekat ke dalam tabung reaksi kedua.
Ditambahkan tiga tetes Fe(NO3)3 0,02M ke dalam tabung reaksi ketiga.

f. Ditambahkan sebutir Na2HPO4 ke dalam tabung reaksi keempat.


g. Dicatat semua peristiwa yang terjadi.
2. Kesetimbangan besi (III) tiosianat yang semakin encer
a. Disediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan diberi nomor. Ke dalam lima tabung
reaksi ini dimasukkan masing- masing 5ml KSCN 0,002M. ke dalam tabung reaksi
pertama ditambahkan 5ml larutan Fe(NO3)3 0,2M. tabung pertama dijadikan sebagai
standar.
b. Diukur 10ml Fe(NO3)3 0,2M dan ditambahkan air hingga volumenya menjadi 25ml.
diukur 5ml dari larutan ini dan dimasukkan dalam tabung reaksi kedua (dihitung
konsentrasi larutan ini). Kemudian selebihnya disimpan untuk pengerjaan
berikutnya.
c. Sisa larutan Fe(NO3)3 0,2M 10ml di atas, ditambahkan aquades hingga volumenya
tepat menjadi 25 ml (dihitung konsentrasi larutan ini). Diukur 5ml larutan ini dan
dimasukkan ke tabung reaksi ketiga.
d. Dilakukan pengerjaan yang sama sampai tabung reaksi kelima.
e. Dibandingkan warna larutan pada tabung kedua dengan tabung standar (tabung 1),
untuk menghitung konsentrasi FeSCN2+. Jika intensitas warna tidak sama,
dikeluarkan larutan dari tabung standar setetes demi setetes sampai kedua tabung
tersebut menunjukkan intensitas warna yang sama dan diukur tinggi larutan dalam
masing- masing tabung (larutan yang dikeluarkan tadi dimasukkan ke dalam tempat
yang bersih agar selalu dapat digunakan kembali). Selanjutnya dengan cara yang
sama, disamakan intensitas warna larutan pada tabung ketiga, keempat dan kelima,
dibandingkan semua dengan tabung pertama.
E. HASIL PENGAMATAN
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
1. Kesetimbangan besi (III) tiosianat
a. Dimasukkan 10 ml KSCN 0,002M ke KSCN warna bening.
dalam suatu gelas kimia, kemudian
ditambahkan 2 tetes larutan Fe(NO3)3 Fe(NO3)3 warna kuning.
KSCN + Fe(NO3)3 ( warna orange
0,2M.
b. Dibagi larutan ini menjadi 4 tabung kemerah- merahan).
reaksi.
Tabung reaksi:
c. Digunakan tabung pertama sebagai
1. Merah
pembanding.
2. Merah pekat

d. Ditambahkan satu tetes KSCN pekat


ke dalam tabung reaksi kedua.
e. Ditambahkan tiga tetes Fe(NO3)3

3. Merah pekat kehitam- hitaman


4. Bening (ada endapan)

0,02M ke dalam tabung reaksi ketiga.


f. Ditambahkan sebutir Na2HPO4 ke
dalam tabung reaksi keempat.
g. Dicatat semua peristiwa yang terjadi.
2. Kesetimbangan besi (III) tiosianat yang
semakin encer
a. Disediakan 5 tabung reaksi yang
bersih dan diberi nomor. Ke dalam
lima tabung reaksi ini dimasukkan

Pembanding (merah pekat kehitaman)

masing- masing 5ml KSCN 0,002M.


ke dalam tabung reaksi pertama
ditambahkan 5ml larutan Fe(NO3)3
0,2M. tabung pertama dijadikan
sebagai standar.
b. Diukur 10ml Fe(NO3)3 0,2M dan
ditambahkan air hingga volumenya
menjadi 25ml. diukur 5ml dari Tb.2 (merah pekat)
larutan ini dan dimasukkan dalam t = 6,9 cm
tabung

reaksi

kedua

(dihitung

konsentrasi larutan ini). Kemudian


selebihnya

disimpan

untuk

pengerjaan berikutnya.
c. Sisa larutan Fe(NO3)3 0,2M 10ml di
atas, ditambahkan aquades hingga

Tb.3 (merah pekat)


t= 6,8cm

volumenya tepat menjadi 25 ml


(dihitung konsentrasi larutan ini).
Diukur

5ml

larutan

ini

dan

Tb.4 (merah)
t = 6,6 cm

dimasukkan ke tabung reaksi ketiga.


d. Dilakukan pengerjaan yang sama
sampai tabung reaksi kelima.

tb. 5( merah)

e. Dibandingkan warna larutan pada t= 7 cm


tabung kedua dengan tabung standar
(tabung

1),

untuk

menghitung

konsentrasi FeSCN2+. Jika intensitas t= 6,5 cm


warna

tidak

sama,

dikeluarkan t= 5 cm

larutan dari tabung standar setetes t = 0,9 cm


demi setetes sampai kedua tabung t = 0,3 cm
tersebut

menunjukkan

intensitas

warna yang sama dan diukur tinggi


larutan

dalam

masing-

masing

tabung (larutan yang dikeluarkan


tadi dimasukkan ke dalam tempat
yang

bersih

digunakan

agar

selalu

kembali).

dapat

Selanjutnya

dengan cara yang sama, disamakan


intensitas warna larutan pada tabung
ketiga,

keempat

dan

kelima,

dibandingkan semua dengan tabung


pertama.

F. ANALISIS DATA
1. Percobaan Pertama
Diasumsikan bahwa:
a. Fe(NO3)3 dan KSCN dalam bentuk ion
b. Pada tabung 1 dianggap terbentuk FeSCN2+
FeSCN 2+
Fe3+ + SCN(aq)

(aq)

(aq)

Jika :
Tabung 1 (standar)
: orange
Tabung II+KSCN pekat
: merah pekat
Tabung III+ Fe(NO3)3 0,02 M : merah.
Tabung IV+Na2HPO4
: kuning keruh.
2. Percobaan kedua
a. Perbandingan tinggi tabung

T1 =

T st
T2

6,9
7
0,98 cm
T st
T3

T2 =
=

5
7

= 0,71
T st
T3 = T 4
=

1,5
7

= 0,121 cm
T st
T4 = T 5
=

1,3
7

= 0,18 cm
b. Perhitungan Konsentrasi FeSCN2+(aq)
[FeSCN2+]
= T x konsentrasi standart
Konsentrasi
= 0,2 M
3+
Volume Fe
= 5 ml
Konsentrasi KSCN=0,002 M
Volume SCN
= 5 ml
3+
n Fe
=MxV
= 0,2 x 5
= 1 mol
n SCN=MxV
= 0,002 x 5
= 0,01 mol
Fe3+(aq) + SCN-(aq)
Mula-mula
Bereaksi
Setimbang

1 mmol
0,01
0.99

FeSCN2+(aq)
0,01
0,01
-

0,01
0,01 mol

n FeSCN2+

= 0,01 mmol
= 0,00001 mol

Volume total

= 10 ml
= 0,01 l

[FeSCN2+]0

n
Vtotal

0,00001
0.01

= 0,001
[FeSCN2+]1

= T1 x [FeSCN2+]0
= 0,98 x 0,001
= 0,00098 M

[FeSCN2+]2

= T2 x [FeSCN2+]0
= 0,71x 0,001
= 0,00071 M

[FeSCN2+]3

= T3 x [FeSCN2+]0
= 0,21 x 0,001
= 0,00021 M

[FeSCN2+]4

= T4 x [FeSCN2+]0
= 0,18 x 0,001
= 0,00018 M

c.

Perhitungan Konsentrasi Fe3+ mula-mula


1. Pengenceran I
M1 x V1
M2

= M2 x V2
=

M 1x v 1
V2

0,2 x 10
25

= 0,08 M
2. Pengenceran II
M2 x V2
= M3 x V3
M 2x V 2
M3
=
V3
M3

0,08 x 10
25

= 0,032 M
3. Pengenceran III
M3 x V3
= M4 x V4
M4

M4

M 3 xV 3
V4

0,032 x 10
25

= 0,0128 M

4. Pengenceran IV
M4 x V4
= M5 x V5
M4xV 4
M5
=
V5
=

0,0128 x 10
25

= 0,00512 M
d. Perhitungan Konsentrasi Fe3+ setimbang
Rumus:
[Fe3+] = [Fe3+]mula-mula - [FeSCN2+]setimbang
5. [Fe3+]setimbang 1
6. [Fe3+]setimbang 2

= [Fe3+] - [FeSCN2+]1
= 0,08 0,00098
= 0,0,07902 M
= [Fe3+] - [FeSCN2+]2
= 0,032 0,00071

7. [Fe3+]setimbang 3

= 0,03129 M
= [Fe3+] - [FeSCN2+]3
= 0,0128 0,00021

3+

8. [Fe ]setimbang 4

= 0,01259 M
= [Fe3+] - [FeSCN2+]4
= 0,00512 0,00018
= 0,00494 M

e. Perhitungan Konsentrasi SCN- setimbang


[SCN-]mula-mula
= 0,002 M
[SCN-]setimbang
= [SCN-]mula-mula - [FeSCN2+]setimbang
[SCN-]setimbang 1
= 0,002 - 0,00098
= 0,00102
[SCN-]setimbang 2
= 0,002 0,00071
= 0,00129 M
[SCN-]setimbang 3
= 0,002 0,00021
= 0,00179 M
[SCN-]setimbang 4
= 0,002 0,00018
= 0,00182 M
f. Hubungan antara keadaan saat setimbang
Ka
= [Fe3+] [FeSCN2+] [SCN-]
Ka1
Ka2
Ka3
Ka4

g. Kb =

= [Fe3+]stb1 [FeSCN2+]1 [SCN-]stb1


= ( 0,07902 ) ( 0,00098 ) ( 0,00102 )
= 7,89 x 10-8 M
= [Fe3+]stb2 [FeSCN2+]2 [SCN-]stb2
= ( 0,03129 ) ( 0,00071 ) (0,00129 )
= 2,86 x 10-8 M
= [Fe3+]stb3 [FeSCN2+]3 [SCN-]ttb3
= ( 0,01259 ) ( 0,00021 ) ( 0,00179 )
= 3,73 x 10-9 M
= [Fe3+]stb4 [FeSCN2+]4 [SCN-]stb4
= ( 0,0,00494 ) ( 0,00018 ) ( 0,00182 )
= 1,161 x 10-9 M
3+
FeSCN

2+

SCN

Fe

Kb1 =

Kb2

Kb3

0,00089
(0,07902)()
( 0,00102)

= 0,075 M
3+
FeSCN

2+

SCN

Fe

3+
FeSCN

2+

SCN

Fe

( 0,03129 ) (0,00071)
(0,00129)

= 0,018M
3+
FeSCN

2+

SCN

Fe

( 0,01259 ) (0,00021)
(0,00179)

= 0,00147 M

Kb4 =

3+
FeSCN

2+

SCN

Fe

( 0,00494 ) (0,00018)
(0,00182)

= 0,00049 M

h. Kc

2+

FeSCN

3+

Fe

SCN

Kc1 =

2+
FeSCN

3+
Fe

SCN

( 0,00098 )
( 0,07902) (0,00102)

= 12,25 M

Kc2 =

2+

FeSCN

3+
Fe

SCN

(0,00071)
(0,03129)(0,00129)

= 17,75 M

Kc3 =

2+
FeSCN

3+
Fe

SCN

(0,00021)
(0,01259)(0,00179)

= 10,5 M

Kc4 =

2+

FeSCN

3+
Fe

SCN

( 0,00018)
(0,00494)(0,00182)

= 20,14 M

i. Tabel Analog
No.

[Fe3+](m)

[SCN-](m)

[FeSCN2+](m)

Ka(m)

Kb(m)

Kc(m)

0,07902

0,00102

0,00098

7,98 x 10-8

0,075

12,25

0,03129

0,00129

0,00071

2,86 x 10-8

0,017

17,75

0,01259

0,00179

0,00021

4,73 x 10-9

0,00147

10,5

0,00494

0,00182

0,00018

1,61 x 10-9

0,00049

20,14

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang bertujuan untuk mempelajari reaksi kesetimbangan
kompleks besi (III) tiosianat. Kesetimbangan kimia yaitu suatu dalam keadaan dinamis
maksudnya proses molekuler tetap berlangsung tetapi diimbangi dengan tidak terjadinya
perubahan mikroskopik. Larutan besi (III) nitrat direaksikan dengan ion tiosianat
menghasilkansenyawa yang berwarna merah. Warna ini disebabkan terbentuknya system
terkoordinasi
Pada percobaan ini dilakukan dua kali percobaan yaitu yang pertama untuk
menentukan kesetimbangan besi (III)-tiosianat. Untuk itu dilakukan dengan memasukkan
10 ml KSCN 0,002 M ke dalam suatu bejana gelas dan ditambahkan dua tetes larutan
Fe(NO3)3 0,2 M ke dalam 10 ml KSCN. Kemudian larutan tersebut dibagi menjadi 4
bagian di dalam tabung reaksi.untuk tabung pertama tidak diberi perlakuan apa pun
karena tabung tersebut natinya akan dijadikan sebagai pembanding warna larutan antara
tabung 1, 2, 3 dan 4. Pada tabung reaksi ke-2 di tambahkan 1 tetes KSCN pekat, pada
tabung ke-3 ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2 M dan pada tabung reaksi ke-4
ditambahkan beberapa butir Na2HPO4. Setelah itu keempat tabung reaksi dibandingkan
warna larutan yang berada didalamnya. Dengan tabung reaksi yang dijadikan sebagai
(tabung reaksi 1). Dan setelah di bandingkan terdapat perbedaan warna pada keempat
tabung yaitu tabung pertama berwarna orange, tabung kedua berwarna merah
pekat,tabung ke tiga berwarna merah dan pada tabung ke empat larutan berwarna kining
keruh. Di ketahui bahwa reaksi yang terjadi pada tabung ke IV :
FeSCN2+(aq) + Na2HPO4(s)

FePO4(s) + HSCN(aq) + 2Na+(aq)

Pada percobaan ke dua yaitu untuk menentukan kesetimbangan besi (III)tiosoanat yang semakin encer. Untuk itu pada percobaan ini dibutuhkan 5 buah tabung
reaksi yang dalam keadaan bersih. Masing-masing tabung reaksi dimasukkan 5 ml KSCN
0,002 M. untuk tabung reaksi pertama ditambahkan 5 ml larutan Fe(NO 3)3 0,2 M dan
tabung ini dijadikan sebagai standart pembanding nantinya. Pada labu ukur dimasukkan
10 ml Fe(NO3)3 0,2 M kemudian dilarutkan dengan air(aquades) higga voluenya 25 ml. 5
ml dari larutan ini dimasukkan kedalam tabung reaksi ke-2. 20 ml sisanya dibuang
sebagian dan disisakan 10 ml, kemudian dilarutkan lagi dengan air(aquades). Perlakuan
ini dilakukan hingga tabung reaksi ke-5. Setelah langka tersebut selesai, larutan-larutan di
dalam tabung reaksi dibandingkan warnanya dengan tabung reaksi standar(tabung reaksi
pertama). Ketika warna larutan belum sama, larutan yang warnanya lebih pekat dikurangi
volmenya hingga warna larutan sama persis. Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan
prebandingan tnggi larutan pada tabung setelah volume larutan dikurangi dan warna
larutan sama persis yaitu tinggi larutan tabung I : tinggi larutan tabung II :tinggi larutan
tabung III : tinggi larutan tabung IV setelah larutan pembanding di kurangi yaitu 8 cm :
71 cm : 21 cm :18 cm.konsentrasi FeSCN 2+ tabung I : tabung II : tabung III : tabung IV
yaitu 98 : 71 : 21 :18 (M). konsentrasi Fe 3+ perbandingannya yaitu pengenceran I :
pengenceran II : pengenceran III : pengenceran IV sama dengan 0,08 M : 0,32 M : 0,0128
M : 0.00512 M. pada percobaan ini menyatakan bahwa larutan besi (III)-tiosianat akan
mencapai kesetimbangan dengan larutan pada tabung lain dengan cara mengurangi
volume dari tabung reaksi pembanding (standart).
H. SIMPULAN
Berdasarka hasil percobaan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :
Kesetimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

ialah

konsenterasi, tekanan, volume, suhu, dan katalis. Dimana pergeseran kesetimbangan besi
(III) tiosianat dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi. Pada percobaan kestimbangan
besi (III) tiosianat yang semakin encer. Perbedaan warna larutan dari tabung
pembanding yang semakin encer, disebabkan juga berkurangnya kepekatan akibat
pengenceran.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Hasyim.2007. Tips and Trik Kimia. Jakarta: Erlangga.


Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sastrohamidjoyo, Harjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press.
Sukardjo.1997. Kimia Fisika. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

You might also like