You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI

KULTUR Daphnia sp.


Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas A
Yuyun Yunengsah

230110130008

Jihan Refli Ningsih 230110130010


Tia Rostiana S.M

230110130029

T. Alwie Petra S

230110130035

Jamaludin

230110130040

Jason Trikoberi

230110130041

Rian Nur Ahlam

230110130055

Dodi Damara

230210130015

Adithya Rifani

230110100055

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka

penulis

dapat

menyelesaikan

penyusunan

Laporan

Praktikum

Planktonologi. Penulisan Laporan ini merupakan persyaratan Tugas terstruktur


Planktonologi.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Planktonologi ini.
Dalam Penulisan Laporan Praktikum Planktonologi ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, semoga Laporan Praktikum Planktonologi ini dapat digunakan
oleh para akademisi maupun masyarakat umum sebagai motivasi, inovasi, dan
dorongan bagi pengembangan-pengembangan selanjutnya di bidang teknologi
lingkungan.
Jatinangor, 22 Mei 214

Penulis

i
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iv
LAMPIRAN .......................................................................................................v

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum .........................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kultur................................................................................................3
2.2 Definisi Daphnia sp. .......................................................................................3
2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp.................................................................................4
2.2.2 Habitat Daphnia sp. .....................................................................................4
2.2.3 Reproduksi Daphnia sp. .............................................................................5
2.2.4 Karakteristik Daphnia sp. ...........................................................................6
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp...............................8
2.2.6 Kegunaan Daphnia sp. ................................................................................8
2.3 Pupuk dalam Budidaya Daphnia sp................................................................9
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum ...................................................11
3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................................11
3.2.1 Alat yang Digunakan ..................................................................................11
3.2.2 Bahan yang Digunakan ................................................................................11
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................................12
3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan ...........................................................................12
3.3.2 Pemupukan ...................................................................................................12
3.3.3 Penebaran.....................................................................................................12
3.3.4 Aerasi ..........................................................................................................14

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ...............................................................................................................15


4.2 Pembahasan ...................................................................................................15
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................16
5.2 Saran ...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................17
LAMPIRAN .......................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pakan ikan diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu : pakan alami dan pakan
buatan. Secara kualitas organisme pakan alami belum bisa diganti sepenuhnya
dengan pakan buatan untuk ikan stadia larva, hal ini disebabkan pakan alami lebih
mudah dicerna oleh larva juga bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bukaan
mulut ikan. Daphnia dapat bergerak- gerak sehingga menarik perhatian larva ikan
untuk memekannya. Daphnia juga lebih suka berada di permukaan air serta
mudah dalam penyediaannya. Bagi para peternak ikan pemberian pakan ikan sulit
sekali di simpan ( karna tidak tahan lama ) sedangkan stadia larva bagi ikan
merupakan masa paling kritis dalam siklus hidupnya, tingginya mortalitas pada
stadia lava ikan disebabkan beberapa faktor :

Serangan penyakit/ mikroorganisme patogen yang mengganggu,


Kualitas air yang kurang baik,
Serta ketersediaan pakan alami yang kurang mencukupi ( baik gizi maupun
jumlahnya).
Upaya untuk mengatasi atau menekan mortalitas larva ikan adalah :

dengan menyediakan pakan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya
( jenis, ukuran, dan kemurnian ).
Daphnia sp sebagai jenis pakan alami yang sering digunakan untuk
pemenuhan pakan ikan air tawar pada usia larva dan industri ikan hias. Hewan ini
termasuk pada sub ordo Cladocera, yaitu : jenis crustacea yang berukuran kecil,
sebutan lain daphnia adalah kutu air. Keunggulan dahnia sp sebagi pakan alami
untuk benih dan ikan hias air tawar potensial adalah :

Mudah di cerna oleh benih ikan sebab mengandung enzim pencernaan yang

berfungsi untuk menghancurkan diri-sendiri.


Pemberian daphnia sp, yang hidup tidak menyabakan penurunan kualitas air

Kandungan asam amino esensial pada daphnia sp, hampir mirip dengan

artemia sehingga nilai nutrisinya tinggi.


1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah menambah kemampuan mahasiswa untuk


menghitung luas bidang pandang, untuk membudidayakan fitoplankton,
mengetahui ruang lingkup kegiatan kultur fitoplankton (Daphnia sp.), mengetahui
permasalahan dalam kultur Daphnia sp.
1.3 Manfaat Praktikum
1. Praktikan mengenal wadah budidaya Daphnia sp. dalam skala laboratorium.
2. Praktikan mampu menghitung kepadatan Daphnia sp. dalam budidaya.
3. Praktikan mampu mengetahui jenis pupuk untuk media tumbuh plankton.
4. Praktikan mampu membudidayakan Daphnia sp. secara mandiri.
5. Dapat membudidayakan plankton dengan cara yang benar.
6. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memicu pertumbuhan dan
kematian plankton.
7. Menambah pemahaman mahasiswa tentang kultur plankton.
8. Menambah ketrampilan mahasiswa terutama dalam mengkultur plankton dan
pengambilan sampel plankton.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kultur


Kultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai
proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977). Kultur
merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan
teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli
organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang
berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972).
Kultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik
untuk kepentingan konsumsi manusia (Websters Dictionary, 1990).
2.2 Definisi Daphnia sp.
Daphnia adalah termasuk jenis zooplankton yang hidup di air tawar.
Mendiami kolam atau dnau-danau. Daphnia dapat hidup di daerah tropis maupun
di subtropis. Kehidupan Daphnia di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu dan oxygen terlarut. Daphnia mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan
beruas-ruas yang tidak terlihat. Pada kepala bagian bawah terdapat moncong yang
bulat dan tumbuh lima pasang alat tambahan. Alat tambahan pertama disebut
Antennula, sedangkan yang ke dua disebut antenna yang mempunyai fungsi
pokok sebagai alat gerak, Tiga lainnya merupakan alat tambahan pada bagaian
mulut.
Perkembangbiakan Daphnia yaitu secara asexual atau parthenogenesis dan
secara sexual atau kawin. Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering
terjadi, dengan menghasilkan individu muda betina. Telur dierami di dalam
kantong pengeraman hingga menetas. Anak Daphnia dikeluarkan pada saat
pergantian kulit. Pada kondisi perairan yang baik, disamping individu betina
dihasilkan pula individu jantan. Pada saat kondisi perairan yang tidak
menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2 telur istirahat atau epiphium
yang akan menetas saat kondisi perairan baik kembali. Daphnia mulai
berkembang biak pada umur lima hari, dan selanjutnya setiap selang
waktu satu setengah hari akan beranak lagi. Jumlah setiap kali beranak rata-rata
sebanyak 39 ekor. Umur hidup Daphnia 34 hari, sehingga selama hidupnya
mampu menghasilkan anak kurang lebih
3 558 ekor.

Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia adalah bakteri bakteri
fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan caran membuat aliran pada
media, yaitu dengan menggerakkan alat tambahan yang ada di mulut, sehingga
makanan masuk ke dalam mulutnya.
2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp

Filum

: Arthropoda

Subfilum

: Crustacea

Kelas

: Branchiopoda

Subkelas

: Diplostraca

Ordo

: Cladocera

Subordo

: Eucladocera

Famili

: Daphnidae

Subfamili : Daphnoidea
Genus

: Daphnia

Spesies

: Daphnia sp.

2.2.2 Habitat Daphnia sp.


Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam
atau danau. Daphnia dapat timbuh optimum pada selang suhu 18-24C. Selang
suhu ini merupakan selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan
Daphnia. Diluar selang tersebut, Daphnia akan cenderung dorman. Daphnia
membutuhkan pH sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya
mahluk akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat
mematikan bagi Daphnia, oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik

dalam suatu sistem budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat
sensitif terhadap ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut
lain seperti pestisida, bahan pemutih, dan deterjen.
Daphnia merupakan filter feeder, artinya mereka "memfilter" air untuk
medapatkan pakannya berupa makhluk-makhluk bersel tunggal seperti algae, dan
jenis protozoa lain serta detritus organik. Selain itu, mereka juga membutuhkan
vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus ada dalam air adalah
Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan "cangkang"nya.
Daphnia diketahui toleran dengan kadar oksigen terlarut rendah. Pada kondisi
dengan kadar oksigen terlarut rendah, mereka akan membentuk hemoglobin untuk
membantu pendistribusian oksigen dalam tubuh mereka. Kehadiaran hemoglobin
ini sering menyebabkan Daphnia berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi
apabila kadar oksigen terlarut cukup. (Warna Daphnia seringkali ditentukan oleh
jenis pakan yang dikonsumsi, sebagai contoh apabila mereka mengkonsumsi
algae, maka tubuhnya akan cenderung berwarna hijau). Suplai oksigen dapat
diberikan pada kultur untuk menjamin kadar oksigen yang memadai.
2.2.3 Reproduksi Daphnia sp
Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup
tersedia

Daphnia

akan

manghasilkan

keturunannya

tanpa

kawin

(aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi demikian hampir semua Daphnia yang


ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini berkembang sedemikian rupa
dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah menjadi larva. Seekor
Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu
60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya
betina. Tentu saja tidak semua jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa,
keseimbangan alam telah mengaturnya sedemikian rupa dengan diciptakannya
berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka. Daphnia
muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum dilengkapi
dengan "antena" yang panjang. Apabila kondisi lingkungan hidup tidak
memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia
akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan.
Kehadiran jantan ini diperlukan untuk membuahi telur, yang selanjutnya
akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa membuahi

ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai
cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi
buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es,
atau bahkan kekeringan. Telur ini bias bertahan selama lebih dari 20 tahun dan
menetas setelah menemukan kondisi yang sesuai. Selanjutnya mereka hidup dan
berkembang biak secara aseksual.
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada
individu jantan terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk
betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk
dan membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi
lapisan yang bernama ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai
kondisi ideal untuk menetas.
2.2.4 Karakteristik Daphnia sp.
Daphnia sp. memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruasruas/segemn meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala terdapat sebuah
mata majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat tambahan
(Casmuji, 2002), yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna
kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang
terakhir adalah bagian-bagian dari mulut (Mokoginta, 2003). Umumnya cara
berenang Daphnia sp. tersendat-sendat (intermitenly), tetapi ada beberapa spesies
yang tidak bias berenang dan bergerak dengan merayap karena telah beradaptasi
untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang berasal dari dalam hutan tropik
(Suwignyo, 1989 dalam Casmuji 2002).
Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin yang
transparan. Daphniasp. mempunyai

warna

yang

berbeda-beda

tergantung

habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau


berwarna muda, sedangkan di daerah litoral, kolam dangkal, dan dasar perairan
berwarna lebih gelap. Pigmentasi terdapat baik pada bagian karapas maupun
jaringan tubuh (Casmuji, 2002).
Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami
kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan

subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi


perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. dapat beradaptasi
dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori
hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran
suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu
(Mokoginta, 2003).

Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya
sangat

bervariasi

yaitu

dari

hampir

nol

sampai

lewat

jenuh.

Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan
oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju
pembentukan

haemoglobin

berhubungan

dengan

kandungan

oksigen

lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat


juga diakibatkan oleh naiknyatemperatur, atau tingginya kepadatan populasi.
Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang
cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm (Mokoginta, 2003).
Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai pH yang
optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral
dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 8,0 baik untukpertumbuhannya. Pada
kandungan amoniak antara 0,35 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan
berkembangbiak dengan baik (Mokoginta, 2003).
Pada keadaan baik Daphnia sp. berkembang secara parthenogenesis, dimana
individu baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi. Cara ini hanya

menghasilkan individu betian saja dan jumlha telur yang dihasilkan rata-rata 1020 butir (Edmonson dalamCasmuji, 2002). Pada saat kondidi kurang baik, seperti
adanya perubahan temperature, kurangnya makanan dan akumulasi limbah,
produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa
menetas

dan

telur

berkembang

menjadi

individu

jantan

(Hickman,

1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya Daphnia jantan, maka populasi
mulai bereproduksi secara seksual.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur, anak,
remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas
didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia sp.
yang bentuknya miripDaphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman. Jumlah
instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini (Mokoginta, 2003).
Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar
dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai
perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit
pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur
pertama dilepaskan ke ruang pengeraman. Selama instar dewasa pertama,
kelompok telur kedua berkembang di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya
terdapat periode steril pada Daphnia sp. tua (Casmuji, 2002).
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp
Daphnia sp. hidup pada selang suhu 18-24C Selang suhu ini merupakan
selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang
tersebut, Daphnia sp. akan cenderung dorman. Daphnia sp. membutuhkan pH
sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya makhluk akuatik lainnya
pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia
sp., oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem
budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia sp. diketahui sangat sensitif terhadap
ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti
pestisida, bahan pemutih, dan deterjen. Daphnia sp. merupakan filter feeder,
artinya mereka "memfilter" air untuk medapatkan pakannya berupa mahlukmahluk bersel tunggal seperti algae, dan jenis protozoa lain serta detritus organik.

Selain itu, mereka juga membutuhkan vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral
yang harus ada dalam air adalah Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam
pembentukan "cangkang"nya. Oleh karena itu, dalam wadah pembiakan akan
lebih baik apabila di tambahkan potongan batu kapur, karang (koral) batu apung
dan sejenisnya. Selain dapat meningkatkan pH bahan tersebut akan memberikan
suplai kalsium yang cukup bagi Daphnia sp.. Beberapa jenis kotoran hewan yang
sering dijadikan "media" tumbuh Daphnia sp. seringkali telah mengandung
kalsium dalam jumlah cukup, dalam kondisi demikian kalsium tidak perlu lagi
ditambahkan.
2.2.6 Kegunaan Daphnia sp.
Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga hewan
kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan
kering. Secara umum, dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54 %
lemak, 0.67 % karbohidrat dan 0.15 % abu. Kepopulerannya sebagai pakan ikan
selain karena kandungan gizinya serta ukurannya,

adalah juga karena

"kemudahannya" dibudidayakan sehingga dapat tersedia dalam

jumlah

mencukupi, hampir setiap saat.


Kegunaan lainnya yaitu :

Mudah di cerna oleh benih ikan sebab mengandung enzim pencernaan yang

berfungsi untuk menghancurkan diri-sendiri.


Pemberian Daphnia sp, yang hidup tidak menyabakan penurunan kualitas

air
Kandungan asam amino esensial pada Daphnia sp, hampir mirip dengan
artemia sehingga nilai nutrisinya tinggi.

2.3 Pupuk dalam Budidaya Daphnia sp

Pupuk kotoran ayam.


Apabila dibandingkan antara berbagai macam pupuk kandang, kotoran
ayam mempunyai nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur dengan
bagian padat. Pupuk kandang kotoran ayam mengandung N tiga kali Iebih banyak
dari pupuk kandang lainnya (Hardjowigeno,1995).
Unsur (%)
Nitrogen (N):
Kotoran ayam = 1,70
Kotoran Sapi = 0,29
Kotoran Kuda = 0,44
Kotoran Babi = 0.60
Kotoran Domba = 0,55
Phospor (P2O5):
Kotoran ayam = 1,90
Kotoran Sapi = 0,17
Kotoran Kuda = 0,17
Kotoran Babi = 0,41
Advertise
Domba = 0,31
Kalium (K2O):
Kotoran ayam = 1,50
Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa pupuk kotoran ayam memiliki sumber
kalium terbesar dibandingkan dengan pupuk kandang yang lain yaitu sebesar 1,50
%. Selain itu, dalam pupuk kandang kotoran ayam juga mengandung unsur mikro
seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Pupuk kandang
kotoran ayam lebih cepat matangnya dari pada pupuk kandang jenis lainnya.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kotoran ayam selalu memberikan
respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena kotoran
ayam relative lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup
pula dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan kotoran hewan yang
lainnya. (Hartatik, 2004).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Pelaksanaan kegiatan praktikum kultur Daphnia sp. dilaksanakan pada:
Waktu

: Tanggal 14 April 2014 s.d. selesai

Tempat

: Laboratorium MSP, FHA, Aquakultur Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang Digunakan
1. Toples (wadah budidaya)
2. Cover Glass
3. Gelas Ukur
4. Hand Counter
5. Lampu Neon
6. Mikroskop
7. Neraca
8. Piala Gelas
9. Pipet Tetes
10. Plankton Net
11. Blower
12. Selang Aerator
13. Sendok
3.2.2 Bahan yang Digunakan
1. Air bersih/ air kolam
2. Biakan Daphnia sp
3. Kain kasa
4. Pupuk Kandang (Kotoran Ayam)

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Persiapkan Alat dan Bahan
Siapkan Alat dan Bahan
Bersihakan Wadah yang akan digunakan dengan cara meyikat wadah

tersebut sampai bersih, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.
Pasanglah aerator ke dalam wadah budidaya tersebut dengan memberikan
pemberat pada selang aerasi.
Masukan pupuk kandang kedalam wadah budidaya dengan dosis 2,4 g/liter
air media.
Penambahan pupuk kandang ini bisa dilakukan dengan cara disebar secara

merata diseluruh wadah, atau dengan cara membungkusnya dengan kain kasa/
kantong plastik yang dilubangi.
Masukan Daphnia sp. Sebanyak indivudu/liter
Pada hari ke tujuh Daphnia sp. Sudah bisa dipanen.
3.3.2 Pemupukan
Pemupukan dilakukan agar Daphnia sp bisa tumbuh dan tetap mendapatkan
nutrisi. Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam yang berfungsi untuk
menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan adalah dosis
pemupukan yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut dapat
mengakibatkan

terjadinya

blooming

phytoplankton.

Hal

tersebut

dapat

mengakibatkan kadar ammonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang rendah
dalam wadah budidaya sehingga dapat menyebabkan kematian daphnia.
3.3.3 Penebaran
Inokulasi Daphnia dapat dilakukan dengan memakai siste maupun Induk
Daphnia (Daphnia dewasa). Padat tebar Daphnia awal pada umunya antara 20100 individu perliter media. Inokulan dapat diperoleh dari hasil budidaya petani,
Balai Benih Air Tawar, Lembaga Penelitian serta di perairan umum. Keberadaan
Daphnia di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang, oleh karena itu untuk
menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa budidaya, dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Daphnia dari dalam
wadah dengan menggunakan gelas vial 100 ml kemudian tuangkan secara

perlahan-lahan sambil dihitung jumlah Daphnia yang keluar bersama air. Apabila
jumlah Daphnia yang ada sangat banyak, maka dari gelas vial 100 ml dapat
diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan ke dalam gelas pial 1000 ml dan
ditambah air hingga volumenya 1000 ml. Dari gelas 1000 ml, lalu diambil
sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada dihitung seperti cara diatas, lalau kepadatan
di dalam wadah budidaya dapat diketahui dengan cara mengalikan 10 kali jumlah
didalam gelas 100 ml. Penebaran dilakukan agar Daphnia sp dapat berkembang
dalam wadah budidaya yang berisi aquades dan pupuk kotoran sehingga Daphnia
sp akan berkembangbiak serta dapat di manfaatkan untuk pakan ikan.
Skema Pelaksanaan Budidaya Daphnia sp.
Alat dan Bahan
yang Digunakan
Disiapkan Sesuai
Kebutuhan
Dimasukkan 1500 ml Air Kolam ke dalam
toples
Ditambahkan Pupuk Kandang
Sebanyak 2 gram

Dilakukan Proses Aerasi


Ditambahkan Biakan
yang akan Dikultur
Biarkan Daphnia tersebut selama satu minggu
sehingga akan berkembangbiakSebanyak 145 ekor
perliter
Hitunglah kepadatannya setiap hari sehingga
diketahui kepadatan puncak populasi di dalam
3.3.4 Aerasi

Panen Daphnia

143

Aerasi merupakan pengaliran udara kedalam air untuk meningkatkan


kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara
kedalam air. Aerasi ini digunakan agar Daphnia sp tetap bisa mendapatkan
oksigen walaupun pada keadaan tertutup. Aerasi ini disambungkan dengan
menggunakan selang. Fungsi aerasi adalah suplai O2/CO2, pengaduk air media
pemeliharaan, pemerataan cahaya dan pemerataan pupuk. Proses aerasi dilakukan
dengan susunan alat sebagai berikut:

Toples
Lampu neon
Lubang Aerasi

Gambar 1 Susunan Alat Kultur


1. Susun wadah kultur yang telah siap seperti gambar di atas
2. Atur cahaya lampu yang digunakan
3. Atur aerator hingga sesuai dengan kebutuhan
4. Dilakukan Pengamatan setelah 1 x 24 jam
5. Perhitungan kepadatan secara berkala

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Tabel 1. Hasil kultur Daphnia sp. Kelompok 2
No

Perlakuan

Hasil

1.

Bibit Daphnia sp.awal dihitung manual

100 individu

2.

Volume air dimasukkan ke dalam toples

1000 ml

3.

Pupuk kotoran ayam dibungkus dengan

2 mg/l

menggunakan kain kasa dan diikat


dengan benang
4.

Pemanenan bibit Daphnia sp.pada hari

145 individu

ke 7, dihitung secara manual


Tabel 2. Hasil Kultur Daphnia sp.Kelas A
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
Kelompok 10

Kepadatan Awal
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

4.1 Hasil
Daphnia awal 100 ekor/l
Daphnia akhir 145 ekor/l
Perhitungan kepadatan daphnia stok awal

Kepadatan Akhir
354
145
52
0
110
3
62
51
272
300

Pupuk
2 gram
4 gram
2,5 gram
2.5 gram
4.5 gram
3 gram
3.25 gram
3.5 gram
4 gram
6.5 gram

4.2 Pembahasan
Untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat dilakukan pemanenan,
perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat kaca pembesar. Daphnia dalam
toples disaring dengan menggunakan plankton net. Setelah Daphnia tersaring
kemudian jumlah Daphnia yang tersaring bersama air, dimasukkan kedalam
mangkuk, lalu di hitung dengan menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung
dengan menggunakan hand counter. Panen dilakukan pada hari ke-7. Dari hasil
praktikum kelompok kami, total panen Daphnia yang hidup adalah 145 individu,
dengan stok awal bibit Daphnia yang dimasukkan adalah 100 individu. Itu berarti
daphnia yang dibudidayakan mengalami peningkatan.
Pada hari ke 7 dilakukkan pemanenan.

Untuk menghitung kepadatan

daphnia pada saat dilakukan pemanenan, perhitungan dilakukan dengan cara


manual. Daphnia dalam toples disaring dengan menggunakan plankton net.
Setelah Daphnia tersaring kemudain jumlah Daphnia yang tersaring bersama air,
dimasukkan kedalam piring plastik yang disiapkan di labolatorium, lalu di hitung
individunya menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung dengan menggunakan
hand counter.
Hasil yang didapat oleh kelompok kami memang cukup meningkat dari stok
awal, namun perubahan tidak terlalu drastis itu disebabkan karena sistem aerasi
pada toples tidak jalan , kemudian Ph yang kurang stabil yang menyebabkan
Daphnia sebagian mati, selain itu warna air pada budidaya berwarna kuning
kecoklatan dan keruh yang menyebabkan Daphnia banyak yang mati. jika
dibandingkan dengan kelompok 1 mereka hasil akhir 354 ekor dapat disimpulkan
bahwa kelompok 1 bagus pertumbuhannya serta sedikit yang mati, sedangkan jika
di lihat ke kelompok 6 mereka mendapatkan hasil akhir Daphnia sebanyak 3 ekor,
menunjukan bahwa pada kultur mereka tidak bagus, itu semua disebabkan oleh
faktor- faktor yang ada, misalnya Ph, Cahaya, Pupuk, serta aerasi.
Faktor aerasi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pertumbuhan
Daphnia karena jika aerasi terlalu cepat akan mengakibtkan banyak oksigen
terlarut dan Daphnia akan mengalami kematian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan kegiatan kultur


daphnia adalah kualitas air yang meliputi suhu, salinitas, kekuatan cahaya,

dan pH.
Keberhasilan media dan semua peralatan yang digunakan selama kultur,
pemupukan, serta aerasi yang diberikan secara terus menerus

Berdasarkan hasil pengamatan selama kultur, laju pertumbuhan Daphnia

mengalami peningkatan juga penurunan jumlah.


Hal itu disebabkan oleh luputnya praktikan dalam mengawasi faktor

faktor biologis, fisik, dan kimia dalam proses pengkulturan atau budidaya.
Hasil budidaya Daphnia akhir kelompok kami sebanyak 145 ekor dari stok
awal 100, ini menunjukan bahwa budidaya tidak terlalu gagal namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan supaya dalam budidaya selanjutnya
lebih baik yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor fisika, kimia serta
biologi.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai laju pertumbuhan


Daphnia dengan waktu pengamatan satu hari sekali agar fase adaptasi

dapat terlihat dengan jelas.


Diharapkan agar pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan

menggunakan bahan nutrisi lain sebagai pembanding.


Diharapkan agar kandungan dari pakan yang diberikan sudah diketakui
bagaimana penyerapan dan metabolesmenya didalam tubuh Daphnia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2014.http://nangimam.blogspot.com/2014/02/manfaat-kotoran-ayamsebagai-pupuk.html ( diakses pada tanggal 22 Mei 2014 Pada Pukul 01.03 WIB )
Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp

LAMPIRAN

You might also like