Professional Documents
Culture Documents
230110130008
230110130029
T. Alwie Petra S
230110130035
Jamaludin
230110130040
Jason Trikoberi
230110130041
230110130055
Dodi Damara
230210130015
Adithya Rifani
230110100055
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka
penulis
dapat
menyelesaikan
penyusunan
Laporan
Praktikum
Penulis
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iv
LAMPIRAN .......................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum .........................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kultur................................................................................................3
2.2 Definisi Daphnia sp. .......................................................................................3
2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp.................................................................................4
2.2.2 Habitat Daphnia sp. .....................................................................................4
2.2.3 Reproduksi Daphnia sp. .............................................................................5
2.2.4 Karakteristik Daphnia sp. ...........................................................................6
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp...............................8
2.2.6 Kegunaan Daphnia sp. ................................................................................8
2.3 Pupuk dalam Budidaya Daphnia sp................................................................9
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum ...................................................11
3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................................11
3.2.1 Alat yang Digunakan ..................................................................................11
3.2.2 Bahan yang Digunakan ................................................................................11
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................................12
3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan ...........................................................................12
3.3.2 Pemupukan ...................................................................................................12
3.3.3 Penebaran.....................................................................................................12
3.3.4 Aerasi ..........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan menyediakan pakan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya
( jenis, ukuran, dan kemurnian ).
Daphnia sp sebagai jenis pakan alami yang sering digunakan untuk
pemenuhan pakan ikan air tawar pada usia larva dan industri ikan hias. Hewan ini
termasuk pada sub ordo Cladocera, yaitu : jenis crustacea yang berukuran kecil,
sebutan lain daphnia adalah kutu air. Keunggulan dahnia sp sebagi pakan alami
untuk benih dan ikan hias air tawar potensial adalah :
Mudah di cerna oleh benih ikan sebab mengandung enzim pencernaan yang
Kandungan asam amino esensial pada daphnia sp, hampir mirip dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia adalah bakteri bakteri
fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan caran membuat aliran pada
media, yaitu dengan menggerakkan alat tambahan yang ada di mulut, sehingga
makanan masuk ke dalam mulutnya.
2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Branchiopoda
Subkelas
: Diplostraca
Ordo
: Cladocera
Subordo
: Eucladocera
Famili
: Daphnidae
Subfamili : Daphnoidea
Genus
: Daphnia
Spesies
: Daphnia sp.
dalam suatu sistem budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat
sensitif terhadap ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut
lain seperti pestisida, bahan pemutih, dan deterjen.
Daphnia merupakan filter feeder, artinya mereka "memfilter" air untuk
medapatkan pakannya berupa makhluk-makhluk bersel tunggal seperti algae, dan
jenis protozoa lain serta detritus organik. Selain itu, mereka juga membutuhkan
vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus ada dalam air adalah
Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan "cangkang"nya.
Daphnia diketahui toleran dengan kadar oksigen terlarut rendah. Pada kondisi
dengan kadar oksigen terlarut rendah, mereka akan membentuk hemoglobin untuk
membantu pendistribusian oksigen dalam tubuh mereka. Kehadiaran hemoglobin
ini sering menyebabkan Daphnia berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi
apabila kadar oksigen terlarut cukup. (Warna Daphnia seringkali ditentukan oleh
jenis pakan yang dikonsumsi, sebagai contoh apabila mereka mengkonsumsi
algae, maka tubuhnya akan cenderung berwarna hijau). Suplai oksigen dapat
diberikan pada kultur untuk menjamin kadar oksigen yang memadai.
2.2.3 Reproduksi Daphnia sp
Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup
tersedia
Daphnia
akan
manghasilkan
keturunannya
tanpa
kawin
ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai
cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi
buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es,
atau bahkan kekeringan. Telur ini bias bertahan selama lebih dari 20 tahun dan
menetas setelah menemukan kondisi yang sesuai. Selanjutnya mereka hidup dan
berkembang biak secara aseksual.
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada
individu jantan terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk
betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk
dan membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi
lapisan yang bernama ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai
kondisi ideal untuk menetas.
2.2.4 Karakteristik Daphnia sp.
Daphnia sp. memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruasruas/segemn meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala terdapat sebuah
mata majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat tambahan
(Casmuji, 2002), yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna
kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang
terakhir adalah bagian-bagian dari mulut (Mokoginta, 2003). Umumnya cara
berenang Daphnia sp. tersendat-sendat (intermitenly), tetapi ada beberapa spesies
yang tidak bias berenang dan bergerak dengan merayap karena telah beradaptasi
untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang berasal dari dalam hutan tropik
(Suwignyo, 1989 dalam Casmuji 2002).
Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin yang
transparan. Daphniasp. mempunyai
warna
yang
berbeda-beda
tergantung
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya
sangat
bervariasi
yaitu
dari
hampir
nol
sampai
lewat
jenuh.
Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan
oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju
pembentukan
haemoglobin
berhubungan
dengan
kandungan
oksigen
menghasilkan individu betian saja dan jumlha telur yang dihasilkan rata-rata 1020 butir (Edmonson dalamCasmuji, 2002). Pada saat kondidi kurang baik, seperti
adanya perubahan temperature, kurangnya makanan dan akumulasi limbah,
produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa
menetas
dan
telur
berkembang
menjadi
individu
jantan
(Hickman,
1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya Daphnia jantan, maka populasi
mulai bereproduksi secara seksual.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur, anak,
remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas
didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia sp.
yang bentuknya miripDaphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman. Jumlah
instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini (Mokoginta, 2003).
Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar
dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai
perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit
pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur
pertama dilepaskan ke ruang pengeraman. Selama instar dewasa pertama,
kelompok telur kedua berkembang di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya
terdapat periode steril pada Daphnia sp. tua (Casmuji, 2002).
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp
Daphnia sp. hidup pada selang suhu 18-24C Selang suhu ini merupakan
selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang
tersebut, Daphnia sp. akan cenderung dorman. Daphnia sp. membutuhkan pH
sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya makhluk akuatik lainnya
pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia
sp., oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem
budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia sp. diketahui sangat sensitif terhadap
ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti
pestisida, bahan pemutih, dan deterjen. Daphnia sp. merupakan filter feeder,
artinya mereka "memfilter" air untuk medapatkan pakannya berupa mahlukmahluk bersel tunggal seperti algae, dan jenis protozoa lain serta detritus organik.
Selain itu, mereka juga membutuhkan vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral
yang harus ada dalam air adalah Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam
pembentukan "cangkang"nya. Oleh karena itu, dalam wadah pembiakan akan
lebih baik apabila di tambahkan potongan batu kapur, karang (koral) batu apung
dan sejenisnya. Selain dapat meningkatkan pH bahan tersebut akan memberikan
suplai kalsium yang cukup bagi Daphnia sp.. Beberapa jenis kotoran hewan yang
sering dijadikan "media" tumbuh Daphnia sp. seringkali telah mengandung
kalsium dalam jumlah cukup, dalam kondisi demikian kalsium tidak perlu lagi
ditambahkan.
2.2.6 Kegunaan Daphnia sp.
Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga hewan
kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan
kering. Secara umum, dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54 %
lemak, 0.67 % karbohidrat dan 0.15 % abu. Kepopulerannya sebagai pakan ikan
selain karena kandungan gizinya serta ukurannya,
jumlah
Mudah di cerna oleh benih ikan sebab mengandung enzim pencernaan yang
air
Kandungan asam amino esensial pada Daphnia sp, hampir mirip dengan
artemia sehingga nilai nutrisinya tinggi.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Tempat
tersebut sampai bersih, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.
Pasanglah aerator ke dalam wadah budidaya tersebut dengan memberikan
pemberat pada selang aerasi.
Masukan pupuk kandang kedalam wadah budidaya dengan dosis 2,4 g/liter
air media.
Penambahan pupuk kandang ini bisa dilakukan dengan cara disebar secara
merata diseluruh wadah, atau dengan cara membungkusnya dengan kain kasa/
kantong plastik yang dilubangi.
Masukan Daphnia sp. Sebanyak indivudu/liter
Pada hari ke tujuh Daphnia sp. Sudah bisa dipanen.
3.3.2 Pemupukan
Pemupukan dilakukan agar Daphnia sp bisa tumbuh dan tetap mendapatkan
nutrisi. Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam yang berfungsi untuk
menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan adalah dosis
pemupukan yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut dapat
mengakibatkan
terjadinya
blooming
phytoplankton.
Hal
tersebut
dapat
mengakibatkan kadar ammonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang rendah
dalam wadah budidaya sehingga dapat menyebabkan kematian daphnia.
3.3.3 Penebaran
Inokulasi Daphnia dapat dilakukan dengan memakai siste maupun Induk
Daphnia (Daphnia dewasa). Padat tebar Daphnia awal pada umunya antara 20100 individu perliter media. Inokulan dapat diperoleh dari hasil budidaya petani,
Balai Benih Air Tawar, Lembaga Penelitian serta di perairan umum. Keberadaan
Daphnia di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang, oleh karena itu untuk
menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa budidaya, dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Daphnia dari dalam
wadah dengan menggunakan gelas vial 100 ml kemudian tuangkan secara
perlahan-lahan sambil dihitung jumlah Daphnia yang keluar bersama air. Apabila
jumlah Daphnia yang ada sangat banyak, maka dari gelas vial 100 ml dapat
diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan ke dalam gelas pial 1000 ml dan
ditambah air hingga volumenya 1000 ml. Dari gelas 1000 ml, lalu diambil
sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada dihitung seperti cara diatas, lalau kepadatan
di dalam wadah budidaya dapat diketahui dengan cara mengalikan 10 kali jumlah
didalam gelas 100 ml. Penebaran dilakukan agar Daphnia sp dapat berkembang
dalam wadah budidaya yang berisi aquades dan pupuk kotoran sehingga Daphnia
sp akan berkembangbiak serta dapat di manfaatkan untuk pakan ikan.
Skema Pelaksanaan Budidaya Daphnia sp.
Alat dan Bahan
yang Digunakan
Disiapkan Sesuai
Kebutuhan
Dimasukkan 1500 ml Air Kolam ke dalam
toples
Ditambahkan Pupuk Kandang
Sebanyak 2 gram
Panen Daphnia
143
Toples
Lampu neon
Lubang Aerasi
BAB IV
1.1 Hasil
Tabel 1. Hasil kultur Daphnia sp. Kelompok 2
No
Perlakuan
Hasil
1.
100 individu
2.
1000 ml
3.
2 mg/l
145 individu
Kepadatan Awal
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
4.1 Hasil
Daphnia awal 100 ekor/l
Daphnia akhir 145 ekor/l
Perhitungan kepadatan daphnia stok awal
Kepadatan Akhir
354
145
52
0
110
3
62
51
272
300
Pupuk
2 gram
4 gram
2,5 gram
2.5 gram
4.5 gram
3 gram
3.25 gram
3.5 gram
4 gram
6.5 gram
4.2 Pembahasan
Untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat dilakukan pemanenan,
perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat kaca pembesar. Daphnia dalam
toples disaring dengan menggunakan plankton net. Setelah Daphnia tersaring
kemudian jumlah Daphnia yang tersaring bersama air, dimasukkan kedalam
mangkuk, lalu di hitung dengan menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung
dengan menggunakan hand counter. Panen dilakukan pada hari ke-7. Dari hasil
praktikum kelompok kami, total panen Daphnia yang hidup adalah 145 individu,
dengan stok awal bibit Daphnia yang dimasukkan adalah 100 individu. Itu berarti
daphnia yang dibudidayakan mengalami peningkatan.
Pada hari ke 7 dilakukkan pemanenan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
dan pH.
Keberhasilan media dan semua peralatan yang digunakan selama kultur,
pemupukan, serta aerasi yang diberikan secara terus menerus
faktor biologis, fisik, dan kimia dalam proses pengkulturan atau budidaya.
Hasil budidaya Daphnia akhir kelompok kami sebanyak 145 ekor dari stok
awal 100, ini menunjukan bahwa budidaya tidak terlalu gagal namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan supaya dalam budidaya selanjutnya
lebih baik yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor fisika, kimia serta
biologi.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014.http://nangimam.blogspot.com/2014/02/manfaat-kotoran-ayamsebagai-pupuk.html ( diakses pada tanggal 22 Mei 2014 Pada Pukul 01.03 WIB )
Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp
LAMPIRAN