You are on page 1of 22

METODE

CLAPEYRON
Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi
Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.

Pemakaian Dalil 3 Momen Clapeyron

Jika suatu batang datar sendi-rol diberi muatan/beban di atasnya,


maka batang tersebut akan melendut ke bawah. Sehingga pada
tumpuan sendi A akan terbentuk sudut sebesar a terhadap
horisontal sedangkan pada tumpuan rol B terbentuk sudut b.
Sudut a dan b disebut sudut belahan akibat beban luar.

MA

MB

MC
C

Jika pada suatu konstruksi statis tak tertentu yang mempunyai


banyak tumpuan menerima beban-beban luar di atasnya, maka
sudut belahan akibat beban tsb () akan ditutup/ditiadakan oleh
momen-momen yang timbul pada tumpuan-tumpuan tsb karena
kekuatan batang tsb, sehingga batang akan kembali pada
kedudukan semula.
Arah momen dibuat sedemikian rupa sehingga menutup sudut
belahan .
Sudut belahan akibat momen disebut sudut .
Prinsip: Sudut belahan akibat beban luar = sudut belahan akibat momen
=

Berapa nilai .????


Berapa nilai .????

Penentuan rumus sudut belahan akibat beban luar ( )


Contoh:

Ingat kembali materi Defleksi dan


Rotasi balok statis tertentu di MR II.
Sudut belahan adalah sudut rotasi
di MR II.
Bisa dicari dengan MBS atau MLM.

P
A

B
/2

/2

L P
P
1
1
( x)(1 x)
(
x
)(
x)
2
Mm
L dx + 2
L dx
A =
dx = 2
0 EI
EI
EI
0
L
2

PL2
A =
a
16 EI
PL2
B =
b
16 EI

Analog dengan A didapat :

Rumus-rumus Sudut Belahan Akibat Beban Luar ( )

Analog
dengan
cara di
atas,
Diperoleh:

Penentuan rumus sudut belahan akibat momen ( )


MA

MB
EI1
L1

MC
EI2

EI3
C

L2

L3

Di tumpuan jepit A, timbul sudut belahan akibat momen yang bekerja,


disebut a.
a = sudut belahan akibat momen primer + akibat momen induksi
M .L M .L
a = A 1 + B 1
3EI1
6 EI1
Di tumpuan B, timbul sudut belahan b1 dan b2.

b1 =

M B .L1 M A .L1
+
3EI1
6 EI1

b2 =

M B .L2 M C .L2
+
3EI 2
6 EI 2

Di tumpuan C bagaimana ?

Pemakaian M. Clapeyron : Konstruksi Batang Datar


Prinsip: Sudut belahan akibat beban luar = sudut belahan akibat momen, ( = )

Tahapan

:Tentukan arah putaran momen sedemikian rupa sehingga arahnya dapat


meniadakan sudut belahan akibat beban luar ().
Dari arah putaran momen yang telah kita buat itu harus dipenuhi hukum
statika : M = 0 pada setiap titik buhul.
Pada tiap titik buhul, buat persamaan sudut belahan: =
Dari persamaan yang ada, dapat diperoleh nilai momen pada masingmasing tumpuan (MA, MB, dll)
Penggambaran bidang momen: merupakan superposisi dariBidang M dengan asumsi beban yang ada terletak di atas batang
sendi-rol biasa.
Momen dari persamaan belahan, digambar dengan tanda yang
berlawanan dengan hasil perhitungan.

Catatan:
Pada konst. Statis tak tertentu, tumpuan rol yang terletak di
bagian dalam berfungsi sebagai jepit, sehingga timbul momen:
MA

MB

MC
C

Tumpuan rol B dan C berfungsi sebagai jepit punya momen


Tumpuan rol D tetap sebagai rol tidak punya momen
Tumpuan jepit A punya momen

Contoh 1 & 2:

Pengaruh Zetting (perubahan tempat vertikal)

Jika suatu konstruksi statis tak tertentu, ada tumpuannya yang


mengalami zetting, maka pada tumpuan yang mengalami zetting
serta tumpuan (jepit) di sebelahnya akan terjadi sudut belahan.
Akibat adanya sudut belahan akibat zetting tsb menimbulkan momen
reaksi untuk menghilangkan/menutup sudut belahan tsb, sehingga
timbul momen tambahan pada tumpuan yang mengalami zetting dan
tumpuan (jepit) di sebelahnya.

(a)
A

EI1

EI2
b1

EI3
C
c1

b2

(b)
A

EI1
L1

EI2
L2

EI3
C

L3

Misal.
Tumpuan B mengalami zetting ke atas sebesar z. Akibatnya sudut di B
bertambah besar dengan (1 + 2) B , sementara sudut di C bertambah
kecil dengan 3 C
Di B terjadi sudut belahan positif = (zB/L1 + ZB/L2)
Di C terjadi sudut belahan negatif = - zB/L2
Di A (sendi) ; tidak terjadi sudut belahan.
Zetting (perubahan tempat vertikal), selain berakibat pada tumpuan itu
sendiri juga berpengaruh pada tumpuan jepit di sebelahnya.

Persamaan : Sudut belahan akibat zetting = Sudut belahan akibat momen


Di tumpuan B:

b1 + b 2 = b1 + b 2
z
z M B L1 M B L2 M C L2
+
=
+
+

L1 L2 3.EI 1 3.EI 2
6.EI 2

Di tumpuan C:

c1 = c1 + c 2

z M B L2 M C L2 M C L3
=
+
+
L2 6.EI 2
3.EI 2 3.EI 3

Bagaimana jika tumpuan B mengalami zetting ke bawah sebesar z ?


Bagaimana dengan persamaannya .??

Jika ada beban luar yang bekerja, persamaan menjadi:


Sudut belahan akibat beban luar + zetting = Sudut belahan akibat momen

Contoh 3:

Pemakaian Dalil 3 Momen Clapeyron pada

Portal Statis Tak Tertentu

Ada 2 macam portal statis tak tertentu, yaitu


1. Portal Tak Bergoyang
2. Portal Bergoyang

Portal Tak Bergoyang


Setelah portal dibebani, titik-titik buhulnya
tetap pada tempatnya (tidak bergerak).
Sendi A menyebabkan konstruksi tsb tidak
bisa dipengaruhi penggoyangan.
Misalnya. Titik C. Perputaran sudut
sedemikian sehingga sudut antara batang
datar dan tiang tetap 90o.

Portal Bergoyang

Setelah portal dibebani, titik-titik buhulnya


bergrak ke arah horisontal pada batang
datarnya (Misal. B B).
Titik buhul pada batang datarnya merupakan
suatu jepitan yang dapat berputar dan dapat
bergerak mendatar karena pengaruh
penggoyangan.

Portal Statis Tak Tertentu Tidak Bergoyang


Sendi A menyebabkan
konstruksi tsb tidak bisa
dipengaruhi penggoyangan.

Asumsi:
Karena adanya beban luar, zetting, atau pengaruh suhu pada portal, maka titiktitik buhul batang datar akan timbul sudut belahan.
Dengan adanya sudut belahan tsb berarti batang datar diputar pada titik
buhulnya. Untuk mempertahankan sudut antara batang datar dan tiang tetap 90o
maka tiang-tiangnya akan melengkung.
Batang-batang pada portal mempunyai kekuatan tarik / tekan , maka
akibatnya timbul momen yang tugasnya menutup sudut belahan (akibat beban,
zetting, dan suhu).

Langkah pengerjaannya:
2

Menentukan arah momen pada konstruksi portal:


Pada batang datar : arah momen menutup sudut belahan
Pada tiang bag. atas : arah momen menyebabkan kelengkungan batang
Pada tiang bag. Bawah : arah momen berkejaran dengan arah momen pada tiang
bagian atas.
Pers.kesetimbangan : M di titik buhul = 0
Contoh. Titik buhul B : M1 M2 + M3 = 0
Titik buhul C : M4 M5 = 0
Memenuhi persamaan belahan:
Sudut belahan akibat beban luar + zetting +suhu = Sudut belahan akibat momen
Perjanjian tanda sudut belahan karena momen:
Jika arah putaran momen memperbesar sudut tanda (+)
Jika arah putaran momen memperkecil sudut tanda (-)
Perjanjian tanda penggambaran Bidang Momen:
Pada batang datar : tanda penggambarannya berlawanan tanda dengan hasil
perhitungan.
Pada tiang atas : (s.d.a)
Pada tiang bawah : tanda penggambarannya sesuai dengan tanda hasil
perhitungan.

Contoh 4 & 5:

Portal Statis Tak Tertentu Bergoyang

A A

B B

Setelah beban bekerja, titik


buhul A berpindah ke A, dan
titik buhul B berpindah ke B.

Ada 2 cara untuk menyelesaikan konstruksi portal bergoyang, yaitu:


Cara A: Anggap portal bergoyang/bergeser sebesar . Maka dengan
persamaan belahan biasa kita bisa mencari besarnya momen-momen dan .
Cara B: Mula-mula anggap =0, kemudian kita lakukan perhitungan dengan
persamaan belahan biasa, sehingga didapat: M1, M2, dst. Kemudian dicari gaya
horisontal P1=M1/h, dst. Maka gaya horisontal P1 dikerjakan pada portal (tanpa
beban lainnya) sehingga didapat M1, M2, dst. Maka momen yang sebenarnya
adalah : M1 = M1 + M1 , M2 = M2 + M2, dst.

CARA A
Jika tinggi tiang = h, dan pergeseran sebesar = , maka sudut belahan yang
terjadi adalah = / h.
Perjanjian tanda:
Jika memperbesar sudut, maka / h bertanda (+)
Jika memperkecil sudut, maka / h bertanda (-)
Persamaan belahan:
Sudut belahan akibat beban + zetting + suhu = sudut belahan akibat momen +
pergeseran.
Pers.kesetimbangan : M di titik buhul = 0
H = 0
Penentuan arah momen sama dengan portal tak bergoyang
Penggambaran bidang momen sama dengan portal tak bergoyang

Contoh 6:

You might also like