Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua di antara kita pernah menderita flu. Flu atau influenza
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain influenza,
berbagai penyakit yang mematikan juga disebabkan oleh virus. Hal tersebut
mendorong manusia untuk terus bekerja keras mempelajari virus guna menemukan
obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkannya.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA,
tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Virus yang memiliki struktur yang telah
lengkap, matang serta mampu menginfeksi dinamakan virion.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
A. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui apa itu virus
2. Untuk mengetahui sejarah penemuan virus
3. Untuk mengetahui sifat-sifat virus
4. Untuk mengetahui asal usul virus
5. Untuk mengetahui struktur virus
6. Untuk mengetahui cara hidup virus
7. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan virus
8. Untuk mengetahui pengklasifikasian virus
9. Untuk mengetahui peran virus dalam kehidupan
10. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan terhadap inveksi virus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Virus
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup
Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus
menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan
makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan
seperti huruf T.
Istilah virus berasal dari bahasa latin yang bearti racun. Diartikan demikian
karena hampir semua jenis virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan,
hewan maupun manusia. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat yang berbeda
yaitu virus termasuk benda mati dan virus termasuk makhluk hidup. Dikatakan
virus termasuk benda mati, karena virus dapat dikristalkan sehingga menyerupai
benda mati. Di sisi lain para ahli mengatakan bahwa virus termasuk golongan
makhluk hidup. Karena virus dapat berkembang biak seperti makhluk
hidup.Walaupun hidupnya virus tergantung pada sel hidup lainnya. Seperti
tumbuhan, hewan dan manusia.
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA.
Partikelnya secara utuh disebut VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat
terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap
antibiotics. Virus hanya bersifat hidup dan dapat memperbanyak diri bila berada di
dalam organ hidup dari makhluk hidup lain sehingga dinamakan parasit intraseluler
obligat. Kondisi demikian disebabkan virus tidak memiliki kelengkapan metabolik,
pembangkit energi dan sintesis sendiri. Mereka hanya tergantung kepada sei
inangnya. Walaupun demikian, virus memiliki informasi genetik untuk melakukan
produksi dan untuk mengambil alih sistem pembangkit energi dan mensintesis sel
inangnya yang berada dalam gen-gen virus.
Virus dapat berpindah dari satu sei inang ke sel inang iainnya dalam bentuk
paket-paket bahan genetis DNA atau RNA berukuran kecil. Bahan genetis ini
terkemas dalam satu selubung protein dengan berbagai bentuk. selubung ini
berfungsi meiindungi bahan genetis ketika virus berada di luar sel inang dan
membantu untuk masuk ketika virus menginfeksi sei inang tertentu.
daripada bakteri, karena mikroba tersebut dapat lolos dari saringan atau filter untuk
menyaring bakteri.
c.
untuk
bakteri.
apabila
Gambar 3. M. Beljerinck
C. Sifat-Sifat Virus
Pada dasarnya, ada beberapa sifat umum dari virus yang dapat
membedakannya dari bakteri, mengingat bahwa kedua organisme ini sering
disamakan. Berikut ini adalah sifat-sifat virus :
1. Virus merupakan makhluk hidup peralihan antara benda mati atau benda
hidup. Disebut sebagai benda mati karena virus dapat dikristalkan dan tidak
mengandung protoplasma, sedangkan disebut sebagai makhluk hidup
karena dapat berkembang biak dan memiliki asam nukleat
2. Virus hanya dapat hidup pada organisme yang hidup saja, virus juga dapat
melekatkan dirinya pada permukaan sel hidup atau organisme
3. Virus juga dapat mengenali inangnya dengan suatu mekanisme lock and
key, atau dengan kata lain seperti kunci dan anak kunci.
Adapun sifat sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier (1966)
adalah :
1. Berbeda dengan sel organisme yang memiliki DNA maupun RNA, bahan
genetis virus hanya satu macam DNA atau RNA saja
2. Struktur virus sangat sederhana hanya tersusun atas asam nukleat yang
terbungkus oleh selaput protein
3. Virus mengadakan produksi dan bermetabolisme hanya jika berada di dalam
sel hidup
4. Virus tidak membelah diri secara biner sebagaimana pada sel organisme.
Partikel virus diperbanyak melalui proses replikasi asam nukleat dan biosintesis
protein pelengkap
5. Bila menginfeksi sel inang, virus mengambil alih kekuasaan dan pengawasan
sistem enzim sel inangnya, dan mengarahkannya selaras dengan proses sintesis
asam nukleat dan protein virus
6. Virus menggunakan ribosom sel inangnya untuk keperluan biosintesinya
7. Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah-pisah dan baru
digabung menjadi satu partikel virus lengkap (virion) menjelang dibebaskan
dari sel inangnya
8. Sebelum berlangsung proses pembebasan, partikel beberapa virus mendapat
selubung luar dari lipoprotein dan bahan-bahan lilin yang sebagian berasal dari
sel inang
9. Partikel virus lengkap disebut virion, terdiri dari inti asam nukleat yang
dikelilingi lapisan protein bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau
tanpa selubung
(Winatasasmita, 1993 :43)
bereflikasi
secara
otonom
Berta
berkemampuan
untuk
E. Struktur Virus
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari
selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian
dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus
ADN dan virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada
medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan
yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma
sel yang diinfeksi.
1. Ukuran virus
Ukuran virus berkisar antara 25-300 nm. Virus yang berukuran 25nm
dijumpai pada virus penyebab polio. Sedangkan virus yang berukuran
10
11
1) Kepala
Bagian ini dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid,
sebagai pemberi bentuk tubuh virus. Kapsid berupa selubung yang
terdiri dari monomer identik yang masingmasing terdiri rantai
polipeptida.
2) Kapsid
Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas
selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang
disebut kapsomer. Misalnya, kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu
rantai pelipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga
terdiri atas protein monomer protein-protein monomer yang identik,
yang masing masing terdiri dari rantai peptida
3) Isi tubuh
Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni
asam nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.
a) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus
antara lain, polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan
virus influenza.
12
13
14
4. Virus Hewan
Virus hewan adalah virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau
sel manusia. Virus hewan mengandung RNA atau DNA.
Virus yang menyerang manusia dapat ditularkan baik secara kontak
langsung maupun tak langsung dengan penderita. Polio dan hepatitis dapat
ditularkan melalui air sumur yang tercemar, piring makan, sendok makan,
dll. Cacar, mata belek dan polio dapat ditularkan melalui kontak langsung.
Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk aedes agypti. HIV ditularkan
melalui darah, cairan sekresi vagina, semen (ejakulasi), air susu, hubungan
kelamin, jarum suntik, dan transfusi darah. Selain itu juga dapat ditularkan
melalui plasenta ibu hamil ke janinnya.
Virus yang menginfeksi hewan misalnya yang menyebabkan
penyakit sampar pada ayam, anjing gila (rabies), dan penyakit kuku pada
ternak. (Ari Sulistyorini, 2009 : 50)
Virus harus dibiakkan didalam jaringan makhluk hidup. Di laboratorium, virus
dapat dibiakkan didalam embrio telur ayam
15
1. Siklus Litik
Siklus litik adalah replikasi virus yang disertai dengan matinya sel
inang setelah terbentuk anakan virus yang baru. Siklus litik virus yang
telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan adalah siklus litik virus T
(Bacteriophage), yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli
(bakteri yang terdapat di dalam colon atau usus besar manusia).
Siklus litik Bakteriofage terdiri atas 5 fase, yaitu fase adsorbsi, fase
penetrasi sel inang, fase eklifase, fase replikasi, dan fase pemecahan sel
inang. Berikut penjelasannya.
1) Fase Adsorbsi
Pada fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau
melekat pada bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang masih
dalam keadaan normal. Daerah itu disebut daerah reseptor
(receptor site atau receptor spot). Virus yang menyerang bakteri E.
coli, memiliki lisozim (lisozyme) yang berfungsi merusak atau
menselubungi dinding sel bakteri.
2) Fase injeksi
Pada fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri
E. coli yang telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk saluran
16
dari tubuh virus T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran ini
ADN virus merusak ke dalam sitoplasma bakteri dan bercampur
dengannya.
3) Fase eklifase
Pada fase ini, setelah bercampur dengan sitoplasma bakteri,
ADN virus mengambili alih kendali ADN bakteri. Pengendalian ini
terjadi di dalam proses penyusunan atau sintesis protein di dalam
sitoplasma bakteri. Seterusnya ADN virus mengendalikan sintesis
protein kapsid virus.
4) Fase replikasi (fase sintesis : penyusunan)
Virus baru pada fase ini mulai dibentuk. ADN virus T
mengadakan pembentukan atau penyusunan ADN virus yang baru,
dengan menggunakan ADN bakteri sebagai bahan materinya, serta
membentuk selubung protein kapsid virus. Maka terbentuklah
beratus-ratus molekul ADN baru virus yang lengkap dengan
selubungnya. Setiap sel bakteri E.coli yang diserang oleh virus T
dapat menghasilkan 200-300 virus T yang baru.
5) Fase pemecahan sel inang atau litik
Setelah terbentuk virus T yang baru, dinding sel bakteri akan
pecah (litik). Selanjutnya sejumlah virus T yang baru tersebut akan
keluar dan siap untuk menyerang sel bakteri E.coli yang baru (yang
lain).
2. Siklus Lisogenik
Selain secara litik, reproduksi virus juga bisa terjadi secara
lisogenik. Pada siklus lisogenik, ADN atau ARN virus menempel pada
kromosom sel inang (membentuk profage) dan mengadakan replikasi.
Bedanya dengan siklus litik, pada siklus lisogenik sel inang tidak pecah
atau mati, sehingga setiap kali sel inang membelah di dalamnya juga
terdapat virus-virus yang berkembangbiak.
17
Daur lisogenik diawali dengan fase adsorbsi, dan injeksi seperti daur
litik. Setelah itu, virus masuk ke penggabungan, fase pembelahan, fase
sintesis, fase perakitan, dan akhirnya fase litik.
1) Fase Adsorbsi
Pada fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau
melekat pada bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang masih
dalam keadaan normal. Daerah itu disebut daerah reseptor (receptor
site atau receptor spot). Virus yang menyerang bakteri E. coli,
memiliki lisozim (lisozyme) yang berfungsi merusak atau
menselubungi dinding sel bakteri.
2) Fase Injeksi
Pada fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri
E. coli yang telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk saluran
dari tubuh virus T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran ini
ADN virus merusak ke dalam sitoplasma bakteri dan bercampur
dengannya
3) Fase Penggabungan
Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam
tubuh bakteri. Selanjutnya, DNA virus menyisip kedalam DNA
bakteri atau melakukan penggabungan. DNA bakteri berbentuk
sirkuler, yakni seperti kalung yang tidak berujung dan berpangkal.
DNA tersebut berupa benang ganda yang berpilin.
Mula-mula DNA bakteri putus, kemudian DNA virus
menggabungkan diri diantara benang yang putus tersebut, dan
akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru yang telah disisipi DNA
virus. Dengan kata lain, didalam DNA bakteri terkandung materi
genetic virus.
4) Fase Pembelahan
Dalam keadaan tersambung itu, DNA virus tidak aktif, yang
dikenal sebagai profag. Oleh karena DNA virus menjadi satu dengan
DNA bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag
juga ikut melakukan replikasi. Misalnya saja jika bakteri akan
18
Definisi
Siklus
replikasi
DAUR LISOGENIK
virus Siklus
replikasi
virus
kematian
19
mempunyai
virulensi
(ketahanan)
2
Virulen
Inang
(Bakteriofage)
3
Jumlah
tahap:
Tahapan
penetrasi
Adsorpsi 7 tahap:
Adsorpsi
eklipase penetrasi
assembling/perakitan
penggabungan /(profage)
lisis (APEAL)
cleavage
(pembelahan) Sintesis
Perakitan Litik
4
Kelanjutan
Terhenti
karena
Siklus
sel Dapat
dilanjutkan
virulensi
bakteri
menghilang
5
Bakteriofage
Inang
menjalankan
aktifitas
biasa
mampu
bahan
masih
membelah
H. Klasifikasi Virus
Virus dapat diklasifikasi menurut berdasarkan jenis asam nukleatnya,
yaitu virus DNA, virus RNA dan Virus Transkripsi Balik.
1. Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang asam nukleatnya berupa DNA, baik
untai ganda maupun untai tunggal. Golongan ini mencakup virus dari
kelompok I dan II. Ketika virus menginfeksi sel inang, DNA mengalami
replikasi (penggandaan) menjadi beberapa DNA. DNA juga mengalami
20
21
Poxviridae
Herpesviridae
Parvoviridae
Retroviridae
Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur
22
Definisi `spesies merupakan hal yang paling penting, namun sulit dilakukan
untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif.
Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies yang berbeda,
termasuk:
-
Visna (domba)
EIAV (kuda)
CAEV (kambing)
melalui mulut atau anus dari orang ke orang lain. Namun, virus terebut
juga terdapat pada limbah yang berasal dari berbagai limbah medis,
yang dapat mencemari air atau
istilah
yang
kepadasekelompok
virusyang
Kataarbovirusadalah
akronim(virus
infeksiarbovirusumumnya
digunakanuntuk
merujuk
ditularkanolehvektorarthropoda.
arthropoda-borne).
terjadi3-15harisetelah
Gejala
terpaparvirusdan
sakit
kepala
danmalaise,
tapiensefalitisdandemam
24
25
yang
menghambat
protein
pengendali
tumor.
e. Hepatitis virus
Jenis Virus Hepatitis
1) Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral.
Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di
negara-negara
berkembang
sering
terjadi
wabah
yang
27
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes
28
29
memuat gen manusia, yakni gen penghasil antitoksin. Dengan kata lain bakteri
yang semula tidak dapat menghasilkan antitoksin manusia, sekarang mampu
memproduksi antitoksin manusia.
Apabila bakteri terus menerus membelah diri, berarti setiap sel bakteri
baru yang dihasilkan akan mengandung DNA manusia dan mampu
memproduksi antitoksin. Antitoksin yang diproduksi dapat dipisahkan dan
digunakan untuk melawan penyakit pada manusia. Bakteri yang demikian
dipelihara terus menerus. Tentu saja diusahakan agar DNA virus yang
tergabung itu tidak kumat lagi, agar DNA virus tidak pergi dari dalam sel
bakteri. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa virus dapat dititipi gen
manusia atau gen organisme lain untuk dimasukkan kedalam sel bakteri
sehingga sel bakteri tersebut membawa sifat gen yang dititipkan tersebut.
b. Melemahkan Bakteri
Contoh lain tentang virus yang menguntungkan adalah virus yang
menyerang bakteri pathogen. Jika DNA virus lisogenik masuk kedalam DNA
bakteri pathogen, maka bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya. Misalnya
bakteri penyakit difteri dan bakteri penyebab demam scarlet yang berbahaya
akan berubah sifat menjadi tidak bebahaya jika didalam DNA-nya tersambung
oleh profag.
c. Memproduksi Vaksin
Selain itu, beberapa virus digunakan untuk memproduksi vaksin.
Vaksin adalah pathogen yang telah dilemahkan sehingga jika menyerang
manusia, tidak berbahaya lagi. Karena diberi vaksin, tubuh manusia akan
memproduksi antibody. Kelak jika pathogen yang sesungguhnya menyerang,
tubuh telah kebal Karena berhasil memproduksi antibody bagi pathogen
tersebut.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam produksi vaksin, antara lain :
30
Vaksin yang dibuat daru racun (toksin) yang sering disebut toksoid.
31
Mosaik
Virus
32
Penyebab
Bagian
Tubuh
yang
Dipengaruhi
33
Influenza
Myxovirus
(virus
ARN),ada epithelium
dalam
dari
Demam
Sejumlah
virus,terutama
biasanya
hanya
saluran
Cacar
Virus
(virus ADN)
4
Gondong
kemudian virus
kemudian
infeksi
menyeluruh
melalui
di
darah,
tubuh
terutama
Campak
(Rubella)
Poliomyelitis
usus
kemudian
neuromotorik
halus,
darah,
di
vertebrae/tulang punggung
7
Campak
Hepatitis
Virus
(virus
Sekarang dikenal
tipe-tipe Hepatitis;
A,B,C,D,E
34
Demam kuning
Arbovirus
(virusARN)
10
Cacar Air
Virus
kering
dan
menghasilkan
kerak
(krusta) di kulit
11
AIDS
(Acquired HIV
Immune
Syndrome)
virus)
ARN).Tipe HIV-1
dan Tipe HIV-2.
12
Ebola
Virus Ebola
Menyerang
organ-organ
tertentu
sehingga
menyebabkan
hebat,
demam
muntah
cairan
ini
Respiratocy
Syndrome)
mutasi
menyerang
virus
corona
35
14
Herpes
kelamin
(virus ADN)
15
Penyakit Kuku dan Virus dari famili Kaki dan mulut hewan
Mulut
(Foot Picornaviridae
Tetelo
ternak
seperti
sapi,
Castle
Virus)
itik
(terutama
ayam).
Penyakit
ini
telah
ditemukan
vaksinasinya
yaitu ND
17
18
(Rous
Ayam
Sarcoma Virus)
Rabies
Virus Rabies
hewan
berdarah
menyebabakan
20
21
(Citrus Pembuluh
Pembuluh
Tapis Vein
pada Jeruk
Degeneration)
Mosaik
TMV
Tungro
(Tobacco Menyerang
tapis
pada
tanaman
Mosaic Virus)
tembakau
Virus Tungro
36
37
2. Obat antivirus
Selama dua puluh tahun terakhir, pengembangan obat antivirus telah
meningkat pesat. Ini telah didorong oleh pandemi AIDS. Obat antivirus
analog nukleosida sering, (blok bangunan DNA palsu), yang dimasukkan
ke dalam genom virus mereka selama replikasi. Siklus hidup virus tersebut
kemudian dihentikan karena DNA yang baru disintesis tidak aktif. Hal ini
karena kurangnya analog gugus hidroksil, yang, bersama dengan atom
fosfor, link bersama untuk membentuk "tulang punggung" yang kuat dari
molekul DNA. Hal ini disebut DNA pemutusan rantai. Contoh analog
nukleosida yang asiklovir untuk herpes simpleks infeksi virus dan
lamivudine untuk HIV dan Hepatitis B infeksi virus. Asiklovir adalah salah
satu obat antivirus tertua dan paling sering diresepkan.
Obat antivirus lain dalam tahap menargetkan penggunaan yang
berbeda dari siklus hidup virus. HIV adalah tergantung pada enzim
proteolitik yang disebut protease HIV-1 untuk itu untuk menjadi
sepenuhnya menular. Ada kelas besar obat yang disebut inhibitor protease
yang menonaktifkan enzim ini. Hepatitis C disebabkan oleh virus RNA.
Dalam 80% dari orang yang terinfeksi, penyakit ini kronis, dan tanpa
pengobatan, mereka terinfeksi selama sisa hidup mereka. Namun, sekarang
ada pengobatan yang efektif yang menggunakan analog nukleosida obat
ribavirin dikombinasikan dengan interferon. Pengobatan kurir kronis dari
virus hepatitis B dengan menggunakan strategi yang sama menggunakan
lamivudine telah dikembangkan.
38
BAB III
SIMPULAN
Adapun simpulan dari makalah ini adalah :
1. Virus adalah parasit yang dapat hidup pada sel makhluk hidup yang
diinvasinya. Virus berkembang biak dalam sel makhluk hidup. Seperti
bakteri, manusia, hewan dan tumbuhan. Virus dapat diindentifikasi dari ciriciri yang dimilikinya. Ciri-ciri virus dapat diketahui dengan melihat struktur
penyusunnya.
2. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam
asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit
(selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor
3. Di dalam proses reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di
dalam jaringan tubuh) sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai
inang atau hospesnya. Proses reproduksi virus disebut replikasi
(penggandaan diri tubuh virus). Proses replikasi virus semenjak menempel
pada sel inang sampai terbentuknya virus yang baru melibatkan siklus litik
dan siklus lisogenik.
4. Jenis virus yang diketahui jumlahnya banyak. Meskipun ada beberapa virus
yang menguntungkan, akan tetapi pada umumnya bersifat merugikan. Virus
bersifat merugikan karena dapat menimbulkan penyakit, baik pada manusia,
hewan, maupun tumbuhan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014
Subardi, Nuryani, dkk. 2009. Biologi 1 Untuk Kelas X SMA / MA. Jakarta: CV.
Usaha Makmur.
40