You are on page 1of 42

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA 2
ANALISIS KETIDAKNYAMANAN KERJA DAN POSTUR KERJA

Disusun oleh :
Kelompok A2
Delia Yani Manduapessy (11/312054/TP/09988)
Defri Fajar Setiawan (11/311597/TP/09965)
Isnaini Puspitasari (11/311538/TP/09955)
Co-ass
Fajar Kurniawan
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor penting dalam suatu perusahaan adalah pekerja. Pekerja
berfungsi sebagai sumber daya yang melakukan semua fungsi di dalam
perusahaan sehingga menentukan kelangsungan hidup perusahaan termasuk
produk yang dihasilkan dan keuntungan yang didapatkan. Untuk menunjang
aktivitas pekerja dalam perusahaan perlu pengadaan mesin peralatan, metode
kerja, serta lingkungan yang kondusif. Di sinilah aspek ergonomi menjadi hal
yang penting dalam merancang sistem kerja yang baik.
Untuk mendapatkan sistem kerja yang baik, diperlukan faktor dimensi
dari pengguna sistem kerja tersebut. Hal ini dikarenakan sistem kerja yang sesuai
dengan ukuran postur tubuh pengguna sistem tersebut dapat memberikan efek
nyaman dan keamanan kerja yang lebih baik sehingga akan meningkatkan
produktivitas yang nantinya memberikan keuntungan bagi perusahaan. Ilmu yang
digunakan untuk mempelajari dimensi tubuh pekerja disebut antropometri.
Dalam perhitungan antropometri dibutuhkan data satu populasi. Hal ini
mengingat ukuran postur tubuh yang berbeda antara pekerja satu dengan yang
lain akibat dari perbedaan jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan dan kondisi sosial
ekonomi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan persentil yang telah
disesuaikan dengan desain sistem kerja yang akan dibuat.
Pentingnya ilmu antropometri dalam suatu perancangan sistem kerja,
mendorong untuk diadakan praktikum mengenai antropometri sehingga praktikan
nantinya dapat melakukan perancangan sistem kerja yang ergonomis dan aman
bagi pekerja.

B.

TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikan dapat melakukan pengukuran dimensi tubuh hingga diperoleh


data anthropometri.

BAB II

LANDASAN TEORI
Menurut W.S. Neff, bekerja adalah kegiatan manusia merubah keadaankeadan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Jika seseorang sangat banyak faktor yang
terlibat dan mempengaruhi keberhasilan kerja. Secara garis besar faktor-faktor
tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yaitu faktor-faktor diri (individual) dan
faktor-faktor situsional. Besarnya faktor-faktor ini semua terhadap keberhsailan kerja
tidaklah sekedar hasil jumlah atau rata-rata dari pengaruh setiap faktor tetapi
merupakan interaksi faktor-faktor tersebut. Hasil interaksi keseluruhan inilah secara
kesatuan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan kerja. (Sutalaksana, 1979).
Kecocokan antara pekerja dengan pekerjaannya merupakan suatu syarat yang
sangat penting karena jika diabaikan maka hasil kerjanya akan rendah. Oleh karena
manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks dengan segala sifat dan tingkah
lakunya, maka dalam bekerja manusia perlu memperhatikan aspek Ergonomi.
(Sutalaksana, 1979).
Tempat kerja adalah tempat pekerja dan obyek pekerjaan yang dikerjakannya
bertemu dan berinteraksi. Tata letak tempat kerja sangat mempengaruhi produktivitas
pekerja. Hal ini disebabkan tempat kerja mempengaruhi tingkat kecepatan,
kenyamanan dan keamanan pekerja dalam melakukan pekerjaannya (Suranta, 1990).
Obyek kerja harus diletakkan pada tempat kerja jarak visual pekerja yang
optimum. Bidang kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga pekerja dapat melihat
benda kerja dengan baik dan jelas seraya menjaga tulang punggungnya pada posisi
alami (Grandjean, 1988).
Faktor kenyamanan kerja, yang istilah teknisnya disebut dengan ergonomi,
dalam bidang pekerjaan apapun, mempunyai pengaruh yang nyata dalam peningkatan
maupun penurunan efisiensi dan efektifitas kerja. Aspek-aspek penting yang perlu
kita pertimbangkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman antara lain
adalah (Santosa, 1997) :
Aspek ergonomi dari stasiun kerja

Pencahayaan
Kualitas udara
Gangguan suara
Kesehatan dan keamanan kerja
Kebiasaan bekerja.
Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat bekerja pada sistem dengan baik,
yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan tersebut dengan efektif,
aman dan nyaman serta optimal (Sutalaksana, 1979).
Untuk bisa menerapkan Ergonomi, diperlukan informasi yang lengkap
mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha
untuk mendapatkan informasi-informasi ini telah banyak dilakukan penyelidikanpenyelidikan dan pembahasannya dilakukan menurut empat kelompok besar sebagai
berikut (Sutalaksana, 1979) :
1.

Penyelidikan tentang display.


Display adalah bagian lingkungan yang dikomunikasikan keadaannya kepada
manusia.

2.

Penyelidikan

mengenai

hasil

kerja

manusia

dan

proses

pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja dan
kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.
3.

Penyelidikan mengenai tempat kerja.


Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran-ukuran dari tempat kerja
tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang bersangkutan
dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam Anthropometri.

4.

Penyelidikan mengenai lingkungan fisik.

Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas
yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan kerja, yang keduanya
banyak mempengaruhi tigkah laku manusia.
Salah satu hal dalam faktor manusia yang penting untuk diperhatikan dalam
proses desain benda atau fasilitas lainnya adalah antropometri. Antropometri adalah
ukuran tubuh atau anggota tubuh manusia. Ukuran perawakan ini penting untuk
diperhatikan agar posisi badan dan gerakan manusia dapat berlangsung secara alami
(Suranta, 1990).
Anthropometri merupakan bagian dari ergonomis yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi, meliputi juga
daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Beberapa
pengaruh dan manfaat pada penerapan anthropometri, yaitu (Sulistyadi dan Susanti,
2003):
a. Tenaga kerja : penerapan pengukuran antropometri dan alat kerja dapat
memberikan kenyamanan kerja, keamanan sehingga mampu memberikan
perlindungan keselamatan, dan kesehatan tenaga kerja.
b. Alat kerja : penerapan fungsi alat kerja sesuai antropometri membuat sistem
kerja optimal, efektif lebih enak dipakai dan pada penggunaan operasi kerja
alat menjadi relatif lebih awet.
c. Produktivitas (hasil produksi) : hasil produk yang mampu bersaing harus
mampu memberikan jaminan kepuasan konsumen. Beberapa upaya untuk
menjamin kepuasan konsumen, selera, ukuran keserasian produk dan
penggunaan dari konsumen.
Istilah Anthropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang
berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan
memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data

anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain
dalam hal (Wignjosoebroto, 2000) :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer,
dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Data-data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat
bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu
sama lainnya maka terdapat tiga prinsip adlam pemakaian data tersebut, yaitu
perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang
dapat

disesuaikan,

dan

perancangan

fasilitas

berdasarkan

harga

rata-rata

pemakaiannya (Sutalaksana, 1979) :


1.

Perancangan berdasarkan individu ekstrim.


Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang
tersebut dapat dipakai enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang
akan memakainya (biasanya minimal oleh 90% atau 95% pemakai).
Perancangan ini didasarkan pada data maksimum dan minimum.
Contoh : tinggi pintu sesuai dengan orang tinggi; tinggi tempat duduk sesuai
dengan kaki orang pendek.

2.

Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.


Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut
bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang
yang mungkin memerlukannya.
Contoh : kursi pengemudi mobil bisa diatur maju-mundur dan kemiringan
sandarannya; tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya.

3.

Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya.

Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak


mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip
perancangan fasilitas yang bisa disesuikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak ruginya dari pada untungnya;
artinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman
ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut
dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena
harganya mahal. Biasanya oleh 50% pemakai.
Contoh : untuk ukuran pakaian all size.
Dalam perancangan benda tidak mungkin dilakukan untuk memenuhi seluruh
populasi yang ada. Untuk memperoleh nilai ukuran antropometri yang akan
digunakan konsep persentil. Persentil adalah harga haraga yang membagi distribusi
data menjadi 100 bagian yang sama. Dengan demikian terdapat 99 harga persentil.
Persentil ke N aedalah keadaan yang menempatkan N% dari populasi berada di
bawah persentil ke N. Apabila dikehendaki benda yang dirancang dapat dipakai
dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang yang memakainyabiasanya
digunakan persentil 5% atau 95%. Apabila hasil kondisi tersebut tidak bisa terpenuhi
biasa digunakan persentil 50% (Suranta, 1990).
Pada pengukuran antropometri tidak dapat dilakukan dengan mudah karena
banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu : ukuran tubuh manusia yang beragam, dan
tergantung pada umur, jenis kelamin, dan suku bangsa. Berdasarkan kondisi tersebut
maka antropometri dibagi menjadi dua bagian yaitu (Sulistyadi dan Susanti, 2003) :
1.) Antropometri Statis.
Antropometri statis merupakan dimensi tubuh manusia yang diukur pada saat
manusia dalam keadaan statis atau diam untuk posisi yang telah ditentukan atau
standar.
Standarisasi pengukuran antropometi statis sulit ditetapkan karena perbedaan
bidang kerja menyebabkan perbedaan teknik yang digunakan. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya :
1.

Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira
usia 20 tahun untuk pria, dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian sebagian
ukuran tubuh akan berkuran setelah usia 60 tahun.
2.

Jenis kelamin
Pada umunya pria memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada wanita,
kecuali dada dan pinggul. Lengan dan kaki pria akan lebih panjang daripada
wanita.

3.

Suku bangsa
Suku bangsa di dunia ini terdapat beragam variasi, maka ukuran tubuhpun
antar suku bangsa juga menjadi beragam.

4.

Pekerjaan dan aktivitasnya

5.

Keacakan/Random

Distribusi frekuensi secara statistis dari dimensi kelompok anggota masyarakat


jelas dapat diaproksimasikan dengan menggunakan distribusi normal, yaitu dengan
menggunakan data persentil yang telah diduga, jika mean (rata-rata) dan SD (standar
deviasi) nya telah dapat diestimasi. Untuk menghitung standard deviasinya digunakan
rumus sebagai berikut :

( X X ) 2
N

dimana X= data ukuran tubuh

= nilai rerata
= standard deviasi populasi dari data ukuran tubuh

N = banyaknya data ukuran tubuh.


Dari hasil perhitungan standard deviasi, lalu dihitung persentilnya untuk 5%,
50%, dan 95% dengan menggunakan rumus :
a. Ci 5% =

- 1,64

b. Ci 50% =
c. Ci 95% =

x
x

0,00

+ 1,64

Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut
(Nurmianto, 1996).
1.

Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang dixsebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang
lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim.

2.

Faktor kehamilan pada wanita


Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.

3.

Cacat tubuh secara fisik.


Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir dengan
diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk
para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta
merasakan penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi didalam pelayanan
untuk masyarakat.

2).

Anthropometri Dinamis
Anthropometri dinamis adalah dimensi tubuh manusia yang diukur pada saat
seeorang melakukan aktivitas atau sedang melakukan pekerjaan. Misalnya
menentukan berapa lebar gang untuk lewat atau hilir mudik pelayan rumah
makan yang membawa barang-barang, sudut, kecepatan, akselerasi, pola
gerakan, daya. Terdapat tiga kelas pengukuran anthropometri dinamis yaitu
(Sulistyadi dan Susanti, 2003) :
a.

Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk


mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas.

b.

Pengukuran jangkauan ruang yang digunakan oleh suatu kelompok kerja


tertentu.

Data anthropometri sangat bermanfaat di dalam perencanaan peralatan kerja


atau fasilitas-fsilitas kerja termasuk perencanaan ruang kerja. Data-data hasil
pengukuran berupa data anthropometri digunakan untuk perancangan peralatan,
mengingat bahwa ciri fisik dipengaruhi oleh banyak factor sehingga berbeda satu
sama lain maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data terebut, yaitu
(Sutalaksana, 1979) :
1).

Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim.


Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim dapat dibagi menjadi dua.
Pertama perncangan dengan data nilai persentil tinggi (90%, 95% atau 99%).
Kedua, perancangan fasilitas dengan data persentil kecil atau rendah (10%, 5%
atau 1%) (Sulistyadi dan Susanti, 2003).

2).

Prinsip perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan.


Untuk fasilitas yang dapat disesuaikan, dirancang memiliki daerah minimal
(persentil 5%) sampai dengan ukuran maksimal (persentil 95% atau 99%). Perlu
diperhatikan bahwa rancangan yang demikian ini biasanya memerlukan ongkos
yang lebih mahal, tetapi memiliki nilai fungsi yang lebih tinggi (Sulistyadi dan
Susanti, 2003).

3).

Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan data rata-rata pemakainya.


Perancangan yang bertujuan memberikan kenyamanan atau nilai fungsi yang
tinggi bagi banyak orang dengan biaya yang rendah baik jika diambil ukuran
tubuh manusia rata-rata. Misalnya, tinggi kursi tempat duduk (Sulistyadi dan
Susanti, 2003).
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kelelahan dan kebosanan. Menurut

Suyitno Sastrowinoto (1985) kelelahan diartikan dengan menurunnya efisiensi dan


berkurangnya kekuatan untuk bertahan melakukan pekerjaannya beberapa tipe
kelelahan yang mungkin terjadi adalah lelah disebabkan oleh ketegangan pada organ
visual, ketegangan fisik di semua organ, kerja mental, ketegangan lewat satu sisi dari
fungsi yang menjemukan, kerja ynag monoton atau karena kerja yang menjemukan

dan sejumlah faktor yang terus-menerus membuat lelah. Pengaturan pekerjaan sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan metode kerja yang paling baik. Hal ini tentu
akan berpengaruh juga terhadap produktivitas pekerja. Prinsip-prinsip yang bisa
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengaturan kerja yakni (Suyitno, 1985) :
1.

Posisi membungkuk atau tidak alamiahhendaknya


dihindari. Badan sedikit condong ke depan membutuhkan kerja statik yang
rendah.

2.

Lengan yang menjulur terus baik ke depan ataupun ke


belakang perlu dihindari. Posisi tersebut tidak hanya melelahkan tetapi juga
sangat menurunkan kecekatan tangan dan lengan.

3.

Pekerjaan sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk

4.

Kedua lengan harus bisa bergerak nersama-sama


ataupun berlawanan arah.

5.

Tinggi wilayah kerja harus diatur sedemikian rupa


sehingga benda kerja dapat dilihat jelas (jarak visual optimal) dengan sikap
badan yang enak.

6.

Genggaman tangan, perkakas dan peralatan lain harus


ditata sedemikian baiknya pada bangku kerja sehingga gerakan yang banyak
dialkukan dapat terlaksana dengan tangan yang dekat badan dan siku yang
menekuk.
Apabila di dalam menyelesaikan proses produksinya seorang karyawan

mempergunakan mesin maka titik berat penyusunan metode kerja disini adalah
terletak pada efisiensi dari penggunaan waktu dari karyawan tersebut serta
penggunaan mesin itu sendiri. Untuk penyusunan ini diperlukan bagan manusiamesin sehingga terdapat keseimbangan waktu antara karyawan dan mesin tersebut.
Dalam hal seorang pekerja memegang/mempergunakan dua mesin atau lebih maka
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengatur keseimbangan kerja dari
karyawan dan kedua mesin yang dipergunakan agar pekerja tetap merasa nyaman
dalam bekerja. Sebaliknya apabila satu mesin dipergunakan dua orang atau lebih

maka keseimbangan mesin dan pekerja tersebut akan merupakan hal utama yang
harus dipenuhi (Ahyari,1979).

BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Penggaris
b. Meteran
c. Pengukur tinggi badan
d. Kursi ukur anthropometri
e. Alat ukur tebal anggota badan
f. Kertas A3 milimeter block
2. Bahan
a.

Ukuran tubuh praktikan


B. Prosedur Praktikum

Data anthropometri dibedakan untuk wanita dan pria

Dimensi tubuh pekerja dihitung (dalam hal ini adalah praktikan) pada posisi duduk,
berdiri statis dan dinamis

Ditentukan persentil 5, 50 dan 95 dari masing-masing dimensi

Digambarkan hasil pengukuran anthropometri dalam bentuk skema dimensi tubuh


manusia (dimensi tubuh, kepala, kaki, tangan) untuk ukuran rata-rata

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PRAKTIKUM
1. Anthropometri Badan
DATA WANITA
Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi tubuh

(cm)
Isnaini Delia
1

Tinggi tubuh posisi


berdiri tegak

Persentil

SD
5%

50 %

95 %

157

157

157

157

157

157

Tinggi mata

144,5

143,9

157

0,3

143,708

157

144,692

Tinggi bahu

131,5

131,7

144,2

0,1

131,436

144,2

131,764

Tinggi siku

97,5

100,3

131,6

1,4

96,604

131,6

101,196

6
7
8
9
10
11
12
13
14
19

24

Tinggi badan pada


posisi duduk
Tinggi mata pada posisi
duduk
Tinggi bahu pada posisi
duduk
Tinggi siku pada posisi
duduk
Tebal paha
Jarak dari pantat ke
lutut
Jarak dari lipat lutut
(popliteal) ke pantat
Tinggi lutut
Tinggi lipat lutut
(popliteal)
Jarak dari siku ke ujung
jari
Tinggi pegangan tangan
(grip) pada posisi
tangan vertical ke atas

77

80

98,9

1,5

76,04

98,9

80,96

68

72,5

78,5

2,25

66,56

78,5

73,94

53

56,3

70,25

1,65

51,944

70,25

57,356

29,5

25,5

54,65

24,22

54,65

30,78

15

15,5

27,5

0,25

14,84

27,5

15,66

59

50

15,25

4,5

47,12

15,25

61,88

47,5

39,2

54,5

4,15

36,544

54,5

50,156

43

42,9

43,35

0,05

42,868

43,35

43,032

38,5

40

42,95

0,75

38,02

42,95

40,48

34

32,6

39,25

0,7

32,152

39,25

34,448

184

183,8

33,3

0,1

183,736

33,3

184,064

107

111

183,9

105,72

183,9

112,28

63

59

109

57,72

109

64,28

67

69

61

66,36

61

69,64

dan berdiri tegak


Tinggi pegangan tangan
25

(grip) pada posisi


tangan vertical ke atas
dan duduk
Jarak genggaman
tangan (grip ke

26

punggung pada posisi


tangan ke depan

(horizontal)
Tinggi genggaman
tangan (knuckle) pada

posisi relaks kebawah


15

Lebar bahu (bideltoid)

40

43

68

1,5

39,04

68

43,96

16

Lebar panggul

43

31,5

41,5

5,75

27,82

41,5

46,68

17

Tebal dada

18

17,3

37,25

0,35

17,076

37,25

18,224

18

Tebal perut (abdominal)

25,5

21,6

17,65

1,95

20,352

17,65

26,748

20

Lebar kepala

16,2

16,5

23,55

0,15

16,104

23,55

16,596

21

Panjang tangan

17,6

18

16,35

157

16,35

157

22

Lebar tangan

8,1

7,8

157

0,3

143,708

157

144,692

163

161,4

144,2

0,1

131,436

144,2

131,764

23

Jarak bentang dari ujung


jari tangan kanan ke kiri

DATA PRIA
Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi

tubuh (cm)
Defri
1

Tinggi tubuh posisi


berdiri tegak

Persentil

SD
5%

50 %

95 %

170,5

170,5

170,5

170,5

170,5

Tinggi mata

158,5

158,5

158,5

158,5

158,5

Tinggi bahu

140,3

140,3

140,3

140,3

140,3

Tinggi siku
Tinggi badan pada

106,4

106,4

106,4

106,4

106,4

89

89

89

89

89

76

76

76

76

76

56,4

56,4

56,4

56,4

56,4

26,5

26,5

26,5

26,5

26,5

15,9

15,9

15,9

15,9

15,9

50,7

50,7

50,7

50,7

50,7

6
7
8
9
10
11

posisi duduk
Tinggi mata pada posisi
duduk
Tinggi bahu pada posisi
duduk
Tinggi siku pada posisi
duduk
Tebal paha
Jarak dari pantat ke
lutut

12
13
14
19

24

Jarak dari lipat lutut


(popliteal) ke pantat
Tinggi lutut
Tinggi lipat lutut
(popliteal)
Jarak dari siku ke ujung
jari
Tinggi pegangan tangan
(grip) pada posisi
tangan vertical ke atas

47,4

47,4

47,4

47,4

47,4

53

53

53

53

53

41

41

41

41

41

36

36

36

36

36

208

208

208

208

208

107

107

107

107

107

66

66

66

66

66

dan berdiri tegak


Tinggi pegangan tangan
25

(grip) pada posisi


tangan vertical ke atas
dan duduk
Jarak genggaman
tangan (grip ke

26

punggung pada posisi


tangan ke depan
(horizontal)
Tinggi genggaman

tangan (knuckle) pada

71

71

71

71

71

15

posisi relaks kebawah


Lebar bahu (bideltoid)

39

39

39

39

39

16

Lebar panggul

29

29

29

29

29

17

Tebal dada

17,8

17,8

17,8

17,8

17,8

18

Tebal perut (abdominal)

15,1

15,1

15,1

15,1

15,1

20

Lebar kepala

13,2

13,2

13,2

13,2

13,2

21

Panjang tangan

18,7

18,7

18,7

18,7

18,7

22
23

Lebar tangan
Jarak bentang dari

7,44
177,3

7,44
177,3

0
0

7,44
177,3

7,44
177,3

7,44
177,3

ujung jari tangan kanan


ke kiri

2. Anthropometri Kepala
DATA WANITA
Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi tubuh

Persentil

SD

(cm)
Isnaini Delia

5%

50 %

95 %

Panjang kepala

17,7

17,8

17,75

0,05

17,668

17,75

17,832

Lebar kepala
Diameter maksimum

16,2

16,5

16,35

0,15

16,104

16,35

16,596

24,4

24,7

24,55

0,15

24,304

24,55

24,796

22,9

0,2

22,572

22,9

23,228

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

dari dagu
Dagu ke puncak kepala
Telinga ke puncak
kepala
Telinga ke belakang
kepala
Antara dua telinga
Mata ke puncak kepala
Mata ke belakang
kepala
Antara dua pupil mata
Hidung ke puncak
kepala
Hidung ke belakang

23,1

22,7

13,3

13,4

13,35

0,05

13,268

13,35

13,432

7,5

9,8

8,65

1,15

6,764

8,65

10,536

14,7

14,2

14,45

0,25

14,04

14,45

14,86

11

7,8

9,4

1,6

6,776

9,4

12,024

17,3

16,2

16,75

0,55

15,848

16,75

17,652

6,5

6,2

6,35

0,15

6,104

6,35

6,596

20

17,8

18,9

1,1

17,096

18,9

20,704

18

19,6

18,8

0,8

17,488

18,8

20,112

13

kepala
Mulut ke puncak kepala

18,5

18,2

18,35

0,15

18,104

18,35

18,596

14

Lebar mulut

6,5

6,7

6,6

0,1

6,436

6,6

6,764

DATA PRIA
Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi

Persentil

SD

tubuh (cm)
Defri

5%

50 %

95 %

Panjang kepala

17,8

17,8

17,8

17,8

17,8

Lebar kepala
Diameter maksimum

13,2

13,2

13,2

13,2

13,2

23

23

23

23

23

22,5

22,5

22,5

22,5

22,5

12,5

12,5

12,5

12,5

12,5

8,7

8,7

8,7

8,7

8,7

13,9

13,9

13,9

13,9

13,9

10

10

10

10

10

16,2

16,2

16,2

16,2

16,2

17,6

17,6

17,6

17,6

17,6

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

dari dagu
Dagu ke puncak kepala
Telinga ke puncak
kepala
Telinga ke belakang
kepala
Antara dua telinga
Mata ke puncak kepala
Mata ke belakang
kepala
Antara dua pupil mata
Hidung ke puncak
kepala
Hidung ke belakang

17

17

17

17

17

13

kepala
Mulut ke puncak kepala

18,1

18,1

18,1

18,1

18,1

14

Lebar mulut

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

3. Anthropometri Tangan
DATA WANITA

Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi tubuh

Persentil

SD

(cm)
Isnaini Delia

5%

50 %

95 %

Panjang tangan

17,6

18

17,8

0,2

17,472

17,8

18,128

Panjang telapak tangan

8,1

8,4

8,25

0,15

8,004

8,25

8,496

Panjang ibu jari

5,4

6,2

5,8

0,4

5,144

5,8

6,456

Panjang jari telunjuk

7,9

8,1

0,2

7,772

8,1

8,428

Panjang jari tengah

8,2

7,8

0,2

7,672

8,328

Panjang jari manis

7,6

7,3

7,45

0,15

7,204

7,45

7,696

Panjang jari kelingking

6,4

6,3

6,35

0,05

6,268

6,35

6,432

Lebar ibu jari

1,6

1,7

1,65

0,05

1,568

1,65

1,732

Tebal ibu jari

1,5

1,4

1,45

0,05

1,368

1,45

1,532

10

Lebar jari telunjuk

1,4

1,7

1,55

0,15

1,304

1,55

1,796

11

Tebal jari telunjuk


Lebar telapak tangan

2,2

1,6

1,9

0,3

1,408

1,9

2,392

7,8

7,2

7,5

0,3

7,008

7,5

7,992

9,4

8,1

8,75

0,65

7,684

8,75

9,816

8,1

7,8

7,95

0,15

7,704

7,95

8,196

2,7

2,8

2,75

0,05

2,668

2,75

2,832

4,1

4,05

0,05

3,968

4,05

4,132

4,1

5,5

4,8

0,7

3,652

4,8

5,948

22,1

21

21,55

0,55

20,648

21,55

22,452

12
13
14
15
16
17
18

(metacarpal)
Lebar telapak tangan
(sampai ibu jari)
Lebar telapak tangan
(minimum)=22 badan
Tebal telapak tangan
(metacarpal)
Tebal telapak tangan
(sampai ibu jari)
Diameter genggam
(maksimum)
Lebar maksimum (ibu
jari ke jari kelingking)

8,3

DATA PRIA

Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi

Persentil

SD

tubuh (cm)
Defri

5%

50 %

95 %

Panjang tangan

18,7

18,7

18,7

18,7

18,7

Panjang telapak tangan

8,3

8,3

8,3

8,3

8,3

Panjang ibu jari

6,5

6,5

6,5

6,5

6,5

Panjang jari telunjuk

8,5

8,5

8,5

8,5

8,5

Panjang jari tengah

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

Panjang jari manis

8,5

8,5

8,5

8,5

8,5

Panjang jari kelingking

7,2

7,2

7,2

7,2

7,2

Lebar ibu jari

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

Tebal ibu jari

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

10

Lebar jari telunjuk

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

11

Tebal jari telunjuk


Lebar telapak tangan

1,8

1,8

1,8

1,8

1,8

7,4

7,4

7,4

7,4

7,4

8,7

8,7

8,7

8,7

8,7

7,44

7,44

7,44

7,44

7,44

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

3,1

3,1

3,1

3,1

3,1

6,2

6,2

6,2

6,2

6,2

22,3

22,3

22,3

22,3

22,3

12
13
14
15
16
17
18

(metacarpal)
Lebar telapak tangan
(sampai ibu jari)
Lebar telapak tangan
(minimum)=22 badan
Tebal telapak tangan
(metacarpal)
Tebal telapak tangan
(sampai ibu jari)
Diameter genggam
(maksimum)
Lebar maksimum (ibu
jari ke jari kelingking)

4. Anthropometri Kaki
DATA WANITA
Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi tubuh

(cm)
Isnaini Delia
1
2
3

Panjang telapak kaki


Panjang telapak lengan
kaki
Panjang kaki sampai

jari kelingking
Lebar kaki

5
6
7
8

Persentil

SD
5%

50 %

95 %

24,9

24,1

24,5

0,4

23,844

24,5

25,156

17,9

17

17,45

0,45

16,712

17,45

18,188

20,3

19,1

19,7

0,6

18,716

19,7

20,684

9,4

10,1

9,75

0,35

9,176

9,75

10,324

Lebar tangkai kaki

6,4

6,4

6,4

6,4

6,4

6,4

Tinggi mata kaki


Tinggi bagian tengah

5,3

5,65

0,35

5,076

5,65

6,224

6,4

5,7

0,7

4,552

5,7

6,848

4,4

4,2

0,2

3,872

4,2

4,528

telapak kaki
Jarak horizontal tangkai
mata kaki

DATA PRIA
Panjang
No

Bagian Tubuh

dimensi

tubuh (cm)
Defri
1
2
3

Panjang telapak kaki


Panjang telapak lengan
kaki
Panjang kaki sampai
jari kelingking

Persentil

SD
5%

50 %

95 %

27,4

27,4

27,4

27,4

27,4

19,7

19,7

19,7

19,7

19,7

22

22

22

22

22

Lebar kaki

11,2

11,2

11,2

11,2

11,2

Lebar tangkai kaki

Tinggi mata kaki


Tinggi bagian tengah

6,3

6,3

6,3

6,3

6,3

5,5

5,5

5,5

5,5

5,5

7
8

telapak kaki
Jarak horizontal tangkai
mata kaki
B.

PERHITUNGAN

I. Antropometri Pria
Antropometri kaki pria
Persentil 5%

Ci 5%
Rumus =

- 1,64 SD

1. Panjang telapak kaki

Ci 5% 27,4 1,64 . 0
27,4 0
27,4

2. Panjang telapak kaki lengan

Ci 5% 19,7 1,64 . 0
19,7 0
19,7
3. Panjang kaki sampai jari kelingking

Ci 5% 22 1,64 . 0
22 0
22
4. Lebar kaki

Ci 5% 11,2 1,64 . 0
11,2 0
11,2
5. Lebar tangkai kaki

Ci 5% 6 1,64 . 0
6 0
6
6. Tinggi mata kaki

Ci 5% 6,3 1,64 . 0
6,3 0
6,3
7. Tinggi bagian tengah telapak kaki

Ci 5% 6 1,64 . 0
60
6
8. Jarak horisontal tungkai mata kaki

Ci 5% 5,5 1,64 . 0
5,5 0
5,5

Persentil 95%
Ci 95% x 1,64 SD

Rumus :
1. Panjang telapak kaki

Ci 95% 27,4 1,64 . 0


27,4 0
27,4

2. Panjang telapak kaki lengan

Ci 95% 19,7 1,64 . 0


19,7 0
19,7
3. Panjang kaki sampai jari kelingking

Ci 95% 22 1,64 . 0
22 0
22
4. Lebar kaki

Ci 95% 11,2 1,64 . 0


11,2 0
11,2
5. Lebar tangkai kaki

Ci 95% 6 1,64 . 0
6 0
6
6. Tinggi mata kaki

Ci 95% 6,3 1,64 . 0


6,3 0
6,3
7. Tinggi bagian tengah telapak kaki

Ci 95% 6 1,64 . 0
60
6
8. Jarak horisontal tungkai mata kaki

Ci 95% 5,5 1,64 . 0


5,5 0
5,5
Antropometri Tangan Pria
Persentil 5%
Ci 5% x 1,64 SD

Rumus :
1. Panjang Tangan
Ci 5% 18,7 1,64 0

18,7 0
18,7
2. Panjang Telapak Tangan
Ci 5% 8,3 1,64 0

8,3 0
8,3
3. Panjang Ibu Jari
Ci 5% 6,5 1,64 0

6,5 0
6,5
4. Panjang Jari Telunjuk

Ci 5% 8,5 1,64 0
8,5 0
8,5
5. Panjang Jari tengah
Ci 5% 10,5 1,64 0

10,5 0
10,5

6. Panjang Jari Manis

Ci 5% 8,5 1,64 0
8,5 0
8,5
7. Panjang Jari Kelingking
Ci 5% 7,2 1,64 0

7, 2 0
7, 2
8. Lebar Ibu Jari
Ci 5% 1,6 1,64 0

1,6 0
1,6
9. Tebal Ibu Jari
Ci 5% 1,2 1,64 0

1,2 0
1,2
10. Lebar Jari Telunjuk
Ci 5% 1,1 1,64 0

1,1 0
1,1
11. Tebal Jari Telunjuk
Ci 5% 1,8 1,64 0

1,8 0
1,8
12. Lebar Telapak Tangan (metacarpal)
Ci 5% 7,4 1,64 0

7, 4 0
7, 4

13. Lebar Telapak Tangan (sampai ibu jari)

Ci 5% 8,7 1,64 0
8,7 0
8,7
14. Lebar Telapak Tangan (minimum)=22 badan
Ci 5% 7,44 1,64 0

7,44 0
7,44
15. Tebal Telapak Tangan (metacarpal)
Ci 5% 2,3 1,64 0

2,3 0
2,3
16.
16. Tebal Telapak Tangan (sampai ibu jari)

Ci 5% 3,1 1,64 0
3,1 0
3,1
17. Diameter Genggam (maksimum)
Ci 5% 6,2 1,64 0

6,2 0
6,2
18. Lebar Maksimum (ibu jari ke kelingking)
Ci 5% 22,3 1,64 0

22,3 0
22,3

Persentil 95%

Ci 5% x 1,64 SD

Rumus :
1. Panjang Tangan
Ci 5% 18,7 1,64 0

18,7 0
18,7
2. Panjang Telapak Tangan
Ci 5% 8,3 1,64 0

8,3 0
8,3
3. Panjang Ibu Jari
Ci 5% 6,5 1,64 0

6,5 0
6,5
4. Panjang Jari Telunjuk
Ci 5% 8,5 1,64 0

8,5 0
8,5
5. Panjang Jari tengah
Ci 5% 10,5 1,64 0

10,5 0
10,5
6. Panjang Jari Manis
Ci 5% 8,5 1,64 0

8,5 0
8,5
7. Panjang Jari Kelingking
Ci 5% 7,2 1,64 0

7, 2 0
7, 2
8. Lebar Ibu Jari

Ci 5% 1,6 1,64 0
1,6 0
1,6
9. Tebal Ibu Jari
Ci 5% 1,2 1,64 0

1,2 0
1,2
10. Lebar Jari Telunjuk
Ci 5% 1,1 1,64 0

1,1 0
1,1
11. Tebal Jari Telunjuk
Ci 5% 1,8 1,64 0

1,8 0
1,8
12. Lebar Telapak Tangan (metacarpal)
Ci 5% 7,4 1,64 0

7, 4 0
7, 4
13. Lebar Telapak Tangan (sampai ibu jari)
Ci 5% 8,7 1,64 0

8,7 0
8,7
14. Lebar Telapak Tangan (minimum)=22 badan
Ci 5% 7,44 1,64 0

7,44 0
7,44

15. Tebal Telapak Tangan (metacarpal)

Ci 5% 2,3 1,64 0
2,3 0
2,3

16. Tebal Telapak Tangan (sampai ibu jari)


Ci 5% 3,1 1,64 0

3,1 0
3,1
17. Diameter Genggam (maksimum)
Ci 5% 6,2 1,64 0

6,2 0
6,2
18. Lebar Maksimum (ibu jari ke kelingking)
Ci 5% 22,3 1,64 0

22,3 0
22,3
C.

PEMBAHASAN
Praktikum Teknik Tata Cara Kerja Acara III dengan judul Antropometri

bertujuan untuk praktikan dapat melakukan pengukuran dimensi tubuh hingga


diperoleh data anthropometri. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
meteran, mistar, alat ukur kepala, kursi ukur badan dan alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah tubuh pratikan kelompok A2.
Manusia memiliki postur tubuh yang sudah tidak dapat berubah pada usia
dewasa, oleh karenanya perlu adanya penciptaan rancangan tata letak tempat kerja
dan mesin atau alat yang digunakan pada saat bekerja. Hal ini dikarenakan postur
tubuh manusia tidak dapat menyesuaikan cara kerja dan mesin sehingga pada
akhirnya mesin dan cara kerja yang menyesuaikan postur tubuh si pemakai alat atau
operator.

Dalam hal ini ada ilmu khusus yang mempelajari tentang ukuran tubuh
manusia yang dapat berguna dalam perancangan alat dan mesin yang digunakan
dalam bekerja untuk memperingan suatu beban kerja. Ilmu tersebut adalah
anthropometri.
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia
yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi
manusia.

Ukuran

yang

digunakan

yaitu

standar

rata-rata/kurva

normal.

Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja,
perancangan peralatan kerja dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan
suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran
tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,
perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data
statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi
ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk kegemukan) dan membuat perlunya
penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Berikut adalah standar cara
pengukuran posisi tubuh :
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam berbagai posisi
standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran
kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan dan lain-lain.
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar tidak bergerak (tetap tegak
sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini adalah static
antropometri. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan
dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile tertentu
seperti 5-th dan 95-th percentile

2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan


tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan
kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam
posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan
fasilitas/ruang kerja).Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada
saat berfungsi melakukan gerakan gerakan tertentu yang berkaitan dengan
kegiatan yang harus dilakukan. Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran
dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya
akan berkaitan erat dengan gerakan gerakan nyata yang diperlukan tubuh
untuk melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu. Cara pengukuran kali ini
dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan - gerakan kerja atau dalam
posisi yang dinamis cara pengukuran semacam ini akan menghasilkan data
dynamic antropometry. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan
fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses prancangan
fasilitas ataupun ruang kerja. Secara umum antropometri dibagi dalam dua
kelompok yaitu :
a.

Antropometri Statis
Pengukuran antropometri statis dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan

diam/posisi diam/tidak bergerak. Dimensi yang diukur pada antropometri statis


diambil secara linear (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya
dapat representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu
terhadap individu.
b.

Antropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan

ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan


yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Dalam
antropometri dinamis, dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang
bergerak. Untuk mengukur antropometri dinamis, terdapat tiga kelas pengukuran,
yaitu:

1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti kedaaan


mekanis dari suatu aktivitas, contohnya mempelajari tingkah seseorang.
2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja.
Pengukuran variabilitas kerja.
Supaya didapatkan manfaat maksimal dari data anthropometri, perlu diperhatikan hal
penting yakni :
1. Luas Maksimum atau Jangkauan Maksimum
Luas maksimum atau jangkauan maksimum merupakan luas yang masih dapat
dijangkau oleh tangan dan kaki operator tanpa ada gerakan memaksa untuk
bergerak lebih jauh. Apabila suatu alat atau mesin ditempatkan pada tempat kerja
ini, dapat dipastikan operator akan sulit menjangkau mesin sebab dari usaha
menjangkau ini akan menimbulkan rasa sakit pada tangan dan kaki. Disamping
itu jangkauan yang maksimum akan mempersulit gerakan tangan dan kaki secara
leluasa yang mengakibatkan otot tangan dan kaki menjadi tegang bahkan kram.
2. Luas Normal
Luas normal adalah daerah yang dengan mudah dapat dijangkau operator dan
tidak perlu adanya usaha maksimal untuk menjangkau sesuatu. Apabila ada mesin
atau alat yang ditempatkan ada daerah ini, maka pengoperasiannya akan lebih
mudah dan memungkinkan untuk lebih cepat selesai tiap siklusnya sebab tenaga
yang dikeluarkan oleh operator tidak ngoyo atau relatif lebih rendah dari pada
tenaga yang dikeluartkan jika mesin ditempatkan pada luas jangkauan maksimum.
Dengan begitu produktivitas kerja meningkat dan hasil kerja maksimal.
Bagian - bagian tubuh tersebut kemudian dikelompokkan sebagai berikut :
1. Antropometri kepala, meliputi :

a. Panjang kepala
b. Lebar kepala

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Diameter maksimum dari dagu


Dagu ke puncak kepala
Telinga ke puncak kepala
Telinga ke belakang kepala
Antara dua telinga
Mata ke puncak kepala
Mata ke belakang kepala
Antara dua pupil mata
Hidung ke puncak kepala
Hidung ke belakang kepala
Mulut ke puncak kepala
Lebar mulut

2. Antropometri tangan, meliputi :

Panjang tangan
Panjang telapak tangan
Panjang ibu jari
Panjang jari telunjuk
Panjang jari tengah
Panjang jari manis
Panjang jari kelingking
Lebar ibu jari
Tebal ibu jari
j. Lebar jari telunjuk
k. Tebal jari telunjuk
l. Lebar telapak tangan (metacarpal)
m. Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
n. Lebar telapak tangan (minimum)
o. Tebal telapak tangan (metacarpal)
p. Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)

q.
r.
s.
t.

Diameter genggam (maksimum)


Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking)
Lebar fungsional maksimum (ibu jari ke jari lain)
Segi empat minimum yang dapat dilewati telapak tangan

3. Antropometri badan, meliputi :

a.
b.
c.
d.
e.

Tinggi tubuh posisi berdiri tegak


Tinggi mata
Tinggi bahu
Tinggi siku
Tinggi genggaman tangan (knuckle) pada posisi relaks ke

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

bawah
Tinggi badan pada posisi duduk
Tinggi mata pada posisi duduk
Tinggi bahu pada posisi duduk
Tinggi siku pada posisi duduk
Tebal paha
Jarak dari pantat ke lutut
Jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat

m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.

Tinggi lutut
Tinggi lipat lutut (popliteal)
Lebar bahu (bideltoid)
Lebar panggul
Tebal dada
Tebal perut
Jarak dari siku ke ujung jari
Lebar kepala
Panjang tangan
Lebar tangan
Jarang bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri
Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke

atas dan berdiri tegak


y. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke
atas dan duduk
z. Tinggi genggaman tangan (grip) ke pungung pada posisi
tangan ke depan (horisontal)
4. Anthropomeri kaki, meliputi :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Panjang telapak kaki


Panjang telapak lengan kaki
Panjang kaki sampai jari kekingking
Lebar kaki
Lebar tangkai kaki
Tinggi mata kaki
Tinggi badan tengah telapak kaki
Jarak horisontal tangkai mata kaki

Data anthropometri postur tubuh pada umumnya diambil untuk kemudian


dihitung persentil datanya yaitu kisaran yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama.
Pengambilan data persentil ini disesuaikan dengan desain atau kebutuhan data yang
diperlukan. Pada beberapa data dipergunakan ukuran individu ekstrim. Selebihnya

data ukuran tubuh rata-rata dan data yang digunakan untuk desain yang dapat
dijustifikasi.
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam
anggota tubuh manuasia dalam persentil akan sangat besar manfaatnya pada saat
suatu rancangan produk atau fasilitas kerja yang akan dibuat. Supaya rancangan
produk atau fasilias nantinya bisa sesua dengan ukuran tubuh manusia yang akan
mengoperasikannya, mak prinsip-prinsip yang harus diambil dalam aplikasi data
harus diterapkan terlebih dahulu.
Apabila prinsip perancangan produk diperuntukkan bagi individu dengan
ukuran ekstrim maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :
a. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu ancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar yakni 90 % dan 95 %. Contoh
konkrit pada kasus ini bisa dilihat pada penetapan ukuran minimal dari lebar dan
tinggi pintu darurat.
b. Untuk dimensi maksimum yang harus diteapkan diambil berdasarkan niali persentil
paling rendah (5%) dari distribusi data anthroometri yang ada. Hal ini diterapkan
dalam penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme kontrol yang harus
dipoerasikan oleh seorang pekerja.
Konsep persentil dibagi menjadi lima yaitu persentil 95% dan 90% yang
digunakan untuk menunjukan batas atas desain agar dapat digunakan oleh 95% dan
90% populasi, persentil 50% yang digunakan untuk perancangan yang sifatnya dapat
digunakan oleh individu dengan ukuran rata-rata, serta persentil 5% dan 10% yang
digunakan untuk individu dengan ukuran minimum. Dalam praktikum ini perhitungan
dilakukan dengan menggunakan persentil 95%, 50%, dan 5%.
Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam
menghasilkan rancangan sistem kerja yang fit untuk pengguna. Dimensi tubuh
manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Umur
Manusia dewasa (adult) jelas akan memiliki dimensi ukuran yang berbeda
dibandingkan dengan anak-anak yang baru tumbuh dan berkembang kondisi
fisiknya. Dari hasil penelitian ergonomis yang pernah dilakukan, manusia bisa
terus tumbuh berkembang lebih tinggi sampai batas usia sekitar 21 tahun
(laki-laki) dan sedikit mendekati usia 18 tahun (wanita). Kekuatan fisik
manusia akan berkurang dan melemah pada usia diatas 50 tahun; sedangkan
puncak performans yang mampu ditampilkan adalah berkisar pada usia sekitar
23 27 tahun.
2. Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh manusia akan dibedakan melalui berbagai faktor
yang ada, seperti data antropometri untuk laki-laki (male population) akan
dibedakan dengan wanita (female population). Umumnya laki-laki akan
memiliki ukuran-ukuran fisik tubuh yang lebih besar (tinggi, panjang, berat,
dan sebagainya) dibandingkan dengan wanita. Untuk bagian-bagian tertentu
saja dari anggota tubuh (sebagai contoh pinggul atau lingkar dada), wanita
akan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Disisi lain faktor umur (usia)
juga akan menentukan perbedaan ukuran tubuh manusia.
3. Rumpun dan Suku Bangsa.
Mengacu pada kondisi perbedaan ras dan etnik tersebut, jelas bukan satu
hal yang mudah untuk menetapkan standar data antropometri bagi manusia
Indonesia yang dilihat dari jenis etnisnya begitu banyak variasinya. Jelas
untuk ini diperlukan sebuah penelitian yang cermat dan melibatkan jumlah
sampel besar untuk merepresentasikan populasi penduduk yang sangat
heterogen sekali.
4. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
5. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.
6. Kondisi waktu pengukuran.
Pengukuran bagian tubuh dilakukan dengan menggunakan beberapa alat.
Untuk pengukuran antropometri kepala, sebagian besar ukuran bagian kepala diukur
menggunakan antropometer yang dilengkapi dengan skala ukur. Antropometer
digunakan karena bentuk kepala yang relatif berbentuk lonjong atau bulat sehingga
mengharuskan suatu alat khusus yang dapat menyesuaikan dengan bentuk kepala.

Dan alat yang sesuai adalah antropometer, karena bila digunakan alat pengukur lain
seperti penggaris, meteran, atau jangka sorong akan menyulitkan orang yang
mengukur antropometri kepala. Beberapa antropometri kepala yang diukur
menggunakan antropometer adalah panjang kepala, lebar kepala, dan panjang dagu ke
puncak kepala.
Selain menggunakan antropometer dan kursi khusus untuk mengukur
beberapa antropometri tubuh, bagian atau ukuran tubuh lain diukur dalam posisi
berdiri menggunakan alat ukur seperti penggaris, jangka sorong, dan meteran.
Beberapa antropometri tubuh yang diukur dalam posisi berdiri menggunakan
penggaris, jangka sorong, atau meteran adalah tinggi tubuh posisi berdiri tegak, tinggi
genggaman tangan (knuckle) pada posisi rileks ke bawah, dan tinggi pegangan tangan
(grip) pada posisi tangan vertikal ke atas ketika berdiri tegak.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1.

Perhitungan antropometri tubuh dapat digunakan untuk pertimbangan


mendesain perancangan sistem kerja baru yang lebih nyaman dan ergonomis.

2.

Persentil merupakan ukuran maksimum, rata rata, dan minimum


yang bergunan untuk mendesain ukuran suatu benda agar sesuai dengan
populasi yang akan memakainya.

B. SARAN
1. Pengamatan dan pengukuran antropomteri tubuh harus dilaksanakan dengan
cermat agar ukuran tubuh yang diperoleh benar.
2. Perhitungan persentil juga harus dilakukan dengan teliti karena bekerja
dengan data yang jumlahnya banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A.1983. Perencanaan Sistem Produksi. BPFE Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Grandjean. 1988. Fitting the Task to the Man, Taylor & Francis Ltd, London.
Madyana, A.M. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Fakultas Teknik
Industri Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Nurmianto, E. 1996. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya.
Surabaya.
Santosa, I,Ir. 1997. Interaksi Manusia dan Komputer : Teori dan Praktek. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Sulistyadi,K dan Susanti S.L. 2003. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Teknik Industri Universitas Sahid. Jakarta.
Suranta, F.X.1990. Skripsi : Rancangbangun Alat Pelinting Sigaret Kretek yang
Ergonomis. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM
Sutalaksana,I ,dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Suyitno Sastrowinoto. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, P.T.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya.
Surabaya.

You might also like