Professional Documents
Culture Documents
ACARA 2
ANALISIS KETIDAKNYAMANAN KERJA DAN POSTUR KERJA
Disusun oleh :
Kelompok A2
Delia Yani Manduapessy (11/312054/TP/09988)
Defri Fajar Setiawan (11/311597/TP/09965)
Isnaini Puspitasari (11/311538/TP/09955)
Co-ass
Fajar Kurniawan
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor penting dalam suatu perusahaan adalah pekerja. Pekerja
berfungsi sebagai sumber daya yang melakukan semua fungsi di dalam
perusahaan sehingga menentukan kelangsungan hidup perusahaan termasuk
produk yang dihasilkan dan keuntungan yang didapatkan. Untuk menunjang
aktivitas pekerja dalam perusahaan perlu pengadaan mesin peralatan, metode
kerja, serta lingkungan yang kondusif. Di sinilah aspek ergonomi menjadi hal
yang penting dalam merancang sistem kerja yang baik.
Untuk mendapatkan sistem kerja yang baik, diperlukan faktor dimensi
dari pengguna sistem kerja tersebut. Hal ini dikarenakan sistem kerja yang sesuai
dengan ukuran postur tubuh pengguna sistem tersebut dapat memberikan efek
nyaman dan keamanan kerja yang lebih baik sehingga akan meningkatkan
produktivitas yang nantinya memberikan keuntungan bagi perusahaan. Ilmu yang
digunakan untuk mempelajari dimensi tubuh pekerja disebut antropometri.
Dalam perhitungan antropometri dibutuhkan data satu populasi. Hal ini
mengingat ukuran postur tubuh yang berbeda antara pekerja satu dengan yang
lain akibat dari perbedaan jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan dan kondisi sosial
ekonomi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan persentil yang telah
disesuaikan dengan desain sistem kerja yang akan dibuat.
Pentingnya ilmu antropometri dalam suatu perancangan sistem kerja,
mendorong untuk diadakan praktikum mengenai antropometri sehingga praktikan
nantinya dapat melakukan perancangan sistem kerja yang ergonomis dan aman
bagi pekerja.
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut W.S. Neff, bekerja adalah kegiatan manusia merubah keadaankeadan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Jika seseorang sangat banyak faktor yang
terlibat dan mempengaruhi keberhasilan kerja. Secara garis besar faktor-faktor
tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yaitu faktor-faktor diri (individual) dan
faktor-faktor situsional. Besarnya faktor-faktor ini semua terhadap keberhsailan kerja
tidaklah sekedar hasil jumlah atau rata-rata dari pengaruh setiap faktor tetapi
merupakan interaksi faktor-faktor tersebut. Hasil interaksi keseluruhan inilah secara
kesatuan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan kerja. (Sutalaksana, 1979).
Kecocokan antara pekerja dengan pekerjaannya merupakan suatu syarat yang
sangat penting karena jika diabaikan maka hasil kerjanya akan rendah. Oleh karena
manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks dengan segala sifat dan tingkah
lakunya, maka dalam bekerja manusia perlu memperhatikan aspek Ergonomi.
(Sutalaksana, 1979).
Tempat kerja adalah tempat pekerja dan obyek pekerjaan yang dikerjakannya
bertemu dan berinteraksi. Tata letak tempat kerja sangat mempengaruhi produktivitas
pekerja. Hal ini disebabkan tempat kerja mempengaruhi tingkat kecepatan,
kenyamanan dan keamanan pekerja dalam melakukan pekerjaannya (Suranta, 1990).
Obyek kerja harus diletakkan pada tempat kerja jarak visual pekerja yang
optimum. Bidang kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga pekerja dapat melihat
benda kerja dengan baik dan jelas seraya menjaga tulang punggungnya pada posisi
alami (Grandjean, 1988).
Faktor kenyamanan kerja, yang istilah teknisnya disebut dengan ergonomi,
dalam bidang pekerjaan apapun, mempunyai pengaruh yang nyata dalam peningkatan
maupun penurunan efisiensi dan efektifitas kerja. Aspek-aspek penting yang perlu
kita pertimbangkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman antara lain
adalah (Santosa, 1997) :
Aspek ergonomi dari stasiun kerja
Pencahayaan
Kualitas udara
Gangguan suara
Kesehatan dan keamanan kerja
Kebiasaan bekerja.
Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat bekerja pada sistem dengan baik,
yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan tersebut dengan efektif,
aman dan nyaman serta optimal (Sutalaksana, 1979).
Untuk bisa menerapkan Ergonomi, diperlukan informasi yang lengkap
mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha
untuk mendapatkan informasi-informasi ini telah banyak dilakukan penyelidikanpenyelidikan dan pembahasannya dilakukan menurut empat kelompok besar sebagai
berikut (Sutalaksana, 1979) :
1.
2.
Penyelidikan
mengenai
hasil
kerja
manusia
dan
proses
pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja dan
kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.
3.
4.
Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas
yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan kerja, yang keduanya
banyak mempengaruhi tigkah laku manusia.
Salah satu hal dalam faktor manusia yang penting untuk diperhatikan dalam
proses desain benda atau fasilitas lainnya adalah antropometri. Antropometri adalah
ukuran tubuh atau anggota tubuh manusia. Ukuran perawakan ini penting untuk
diperhatikan agar posisi badan dan gerakan manusia dapat berlangsung secara alami
(Suranta, 1990).
Anthropometri merupakan bagian dari ergonomis yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi, meliputi juga
daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Beberapa
pengaruh dan manfaat pada penerapan anthropometri, yaitu (Sulistyadi dan Susanti,
2003):
a. Tenaga kerja : penerapan pengukuran antropometri dan alat kerja dapat
memberikan kenyamanan kerja, keamanan sehingga mampu memberikan
perlindungan keselamatan, dan kesehatan tenaga kerja.
b. Alat kerja : penerapan fungsi alat kerja sesuai antropometri membuat sistem
kerja optimal, efektif lebih enak dipakai dan pada penggunaan operasi kerja
alat menjadi relatif lebih awet.
c. Produktivitas (hasil produksi) : hasil produk yang mampu bersaing harus
mampu memberikan jaminan kepuasan konsumen. Beberapa upaya untuk
menjamin kepuasan konsumen, selera, ukuran keserasian produk dan
penggunaan dari konsumen.
Istilah Anthropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang
berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan
memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data
anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain
dalam hal (Wignjosoebroto, 2000) :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer,
dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Data-data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat
bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu
sama lainnya maka terdapat tiga prinsip adlam pemakaian data tersebut, yaitu
perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang
dapat
disesuaikan,
dan
perancangan
fasilitas
berdasarkan
harga
rata-rata
2.
3.
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira
usia 20 tahun untuk pria, dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian sebagian
ukuran tubuh akan berkuran setelah usia 60 tahun.
2.
Jenis kelamin
Pada umunya pria memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada wanita,
kecuali dada dan pinggul. Lengan dan kaki pria akan lebih panjang daripada
wanita.
3.
Suku bangsa
Suku bangsa di dunia ini terdapat beragam variasi, maka ukuran tubuhpun
antar suku bangsa juga menjadi beragam.
4.
5.
Keacakan/Random
( X X ) 2
N
= nilai rerata
= standard deviasi populasi dari data ukuran tubuh
- 1,64
b. Ci 50% =
c. Ci 95% =
x
x
0,00
+ 1,64
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut
(Nurmianto, 1996).
1.
Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang dixsebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang
lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim.
2.
3.
2).
Anthropometri Dinamis
Anthropometri dinamis adalah dimensi tubuh manusia yang diukur pada saat
seeorang melakukan aktivitas atau sedang melakukan pekerjaan. Misalnya
menentukan berapa lebar gang untuk lewat atau hilir mudik pelayan rumah
makan yang membawa barang-barang, sudut, kecepatan, akselerasi, pola
gerakan, daya. Terdapat tiga kelas pengukuran anthropometri dinamis yaitu
(Sulistyadi dan Susanti, 2003) :
a.
b.
2).
3).
dan sejumlah faktor yang terus-menerus membuat lelah. Pengaturan pekerjaan sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan metode kerja yang paling baik. Hal ini tentu
akan berpengaruh juga terhadap produktivitas pekerja. Prinsip-prinsip yang bisa
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengaturan kerja yakni (Suyitno, 1985) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
mempergunakan mesin maka titik berat penyusunan metode kerja disini adalah
terletak pada efisiensi dari penggunaan waktu dari karyawan tersebut serta
penggunaan mesin itu sendiri. Untuk penyusunan ini diperlukan bagan manusiamesin sehingga terdapat keseimbangan waktu antara karyawan dan mesin tersebut.
Dalam hal seorang pekerja memegang/mempergunakan dua mesin atau lebih maka
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengatur keseimbangan kerja dari
karyawan dan kedua mesin yang dipergunakan agar pekerja tetap merasa nyaman
dalam bekerja. Sebaliknya apabila satu mesin dipergunakan dua orang atau lebih
maka keseimbangan mesin dan pekerja tersebut akan merupakan hal utama yang
harus dipenuhi (Ahyari,1979).
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Penggaris
b. Meteran
c. Pengukur tinggi badan
d. Kursi ukur anthropometri
e. Alat ukur tebal anggota badan
f. Kertas A3 milimeter block
2. Bahan
a.
Dimensi tubuh pekerja dihitung (dalam hal ini adalah praktikan) pada posisi duduk,
berdiri statis dan dinamis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PRAKTIKUM
1. Anthropometri Badan
DATA WANITA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi tubuh
(cm)
Isnaini Delia
1
Persentil
SD
5%
50 %
95 %
157
157
157
157
157
157
Tinggi mata
144,5
143,9
157
0,3
143,708
157
144,692
Tinggi bahu
131,5
131,7
144,2
0,1
131,436
144,2
131,764
Tinggi siku
97,5
100,3
131,6
1,4
96,604
131,6
101,196
6
7
8
9
10
11
12
13
14
19
24
77
80
98,9
1,5
76,04
98,9
80,96
68
72,5
78,5
2,25
66,56
78,5
73,94
53
56,3
70,25
1,65
51,944
70,25
57,356
29,5
25,5
54,65
24,22
54,65
30,78
15
15,5
27,5
0,25
14,84
27,5
15,66
59
50
15,25
4,5
47,12
15,25
61,88
47,5
39,2
54,5
4,15
36,544
54,5
50,156
43
42,9
43,35
0,05
42,868
43,35
43,032
38,5
40
42,95
0,75
38,02
42,95
40,48
34
32,6
39,25
0,7
32,152
39,25
34,448
184
183,8
33,3
0,1
183,736
33,3
184,064
107
111
183,9
105,72
183,9
112,28
63
59
109
57,72
109
64,28
67
69
61
66,36
61
69,64
26
(horizontal)
Tinggi genggaman
tangan (knuckle) pada
40
43
68
1,5
39,04
68
43,96
16
Lebar panggul
43
31,5
41,5
5,75
27,82
41,5
46,68
17
Tebal dada
18
17,3
37,25
0,35
17,076
37,25
18,224
18
25,5
21,6
17,65
1,95
20,352
17,65
26,748
20
Lebar kepala
16,2
16,5
23,55
0,15
16,104
23,55
16,596
21
Panjang tangan
17,6
18
16,35
157
16,35
157
22
Lebar tangan
8,1
7,8
157
0,3
143,708
157
144,692
163
161,4
144,2
0,1
131,436
144,2
131,764
23
DATA PRIA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi
tubuh (cm)
Defri
1
Persentil
SD
5%
50 %
95 %
170,5
170,5
170,5
170,5
170,5
Tinggi mata
158,5
158,5
158,5
158,5
158,5
Tinggi bahu
140,3
140,3
140,3
140,3
140,3
Tinggi siku
Tinggi badan pada
106,4
106,4
106,4
106,4
106,4
89
89
89
89
89
76
76
76
76
76
56,4
56,4
56,4
56,4
56,4
26,5
26,5
26,5
26,5
26,5
15,9
15,9
15,9
15,9
15,9
50,7
50,7
50,7
50,7
50,7
6
7
8
9
10
11
posisi duduk
Tinggi mata pada posisi
duduk
Tinggi bahu pada posisi
duduk
Tinggi siku pada posisi
duduk
Tebal paha
Jarak dari pantat ke
lutut
12
13
14
19
24
47,4
47,4
47,4
47,4
47,4
53
53
53
53
53
41
41
41
41
41
36
36
36
36
36
208
208
208
208
208
107
107
107
107
107
66
66
66
66
66
26
71
71
71
71
71
15
39
39
39
39
39
16
Lebar panggul
29
29
29
29
29
17
Tebal dada
17,8
17,8
17,8
17,8
17,8
18
15,1
15,1
15,1
15,1
15,1
20
Lebar kepala
13,2
13,2
13,2
13,2
13,2
21
Panjang tangan
18,7
18,7
18,7
18,7
18,7
22
23
Lebar tangan
Jarak bentang dari
7,44
177,3
7,44
177,3
0
0
7,44
177,3
7,44
177,3
7,44
177,3
2. Anthropometri Kepala
DATA WANITA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi tubuh
Persentil
SD
(cm)
Isnaini Delia
5%
50 %
95 %
Panjang kepala
17,7
17,8
17,75
0,05
17,668
17,75
17,832
Lebar kepala
Diameter maksimum
16,2
16,5
16,35
0,15
16,104
16,35
16,596
24,4
24,7
24,55
0,15
24,304
24,55
24,796
22,9
0,2
22,572
22,9
23,228
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
dari dagu
Dagu ke puncak kepala
Telinga ke puncak
kepala
Telinga ke belakang
kepala
Antara dua telinga
Mata ke puncak kepala
Mata ke belakang
kepala
Antara dua pupil mata
Hidung ke puncak
kepala
Hidung ke belakang
23,1
22,7
13,3
13,4
13,35
0,05
13,268
13,35
13,432
7,5
9,8
8,65
1,15
6,764
8,65
10,536
14,7
14,2
14,45
0,25
14,04
14,45
14,86
11
7,8
9,4
1,6
6,776
9,4
12,024
17,3
16,2
16,75
0,55
15,848
16,75
17,652
6,5
6,2
6,35
0,15
6,104
6,35
6,596
20
17,8
18,9
1,1
17,096
18,9
20,704
18
19,6
18,8
0,8
17,488
18,8
20,112
13
kepala
Mulut ke puncak kepala
18,5
18,2
18,35
0,15
18,104
18,35
18,596
14
Lebar mulut
6,5
6,7
6,6
0,1
6,436
6,6
6,764
DATA PRIA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi
Persentil
SD
tubuh (cm)
Defri
5%
50 %
95 %
Panjang kepala
17,8
17,8
17,8
17,8
17,8
Lebar kepala
Diameter maksimum
13,2
13,2
13,2
13,2
13,2
23
23
23
23
23
22,5
22,5
22,5
22,5
22,5
12,5
12,5
12,5
12,5
12,5
8,7
8,7
8,7
8,7
8,7
13,9
13,9
13,9
13,9
13,9
10
10
10
10
10
16,2
16,2
16,2
16,2
16,2
17,6
17,6
17,6
17,6
17,6
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
dari dagu
Dagu ke puncak kepala
Telinga ke puncak
kepala
Telinga ke belakang
kepala
Antara dua telinga
Mata ke puncak kepala
Mata ke belakang
kepala
Antara dua pupil mata
Hidung ke puncak
kepala
Hidung ke belakang
17
17
17
17
17
13
kepala
Mulut ke puncak kepala
18,1
18,1
18,1
18,1
18,1
14
Lebar mulut
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
3. Anthropometri Tangan
DATA WANITA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi tubuh
Persentil
SD
(cm)
Isnaini Delia
5%
50 %
95 %
Panjang tangan
17,6
18
17,8
0,2
17,472
17,8
18,128
8,1
8,4
8,25
0,15
8,004
8,25
8,496
5,4
6,2
5,8
0,4
5,144
5,8
6,456
7,9
8,1
0,2
7,772
8,1
8,428
8,2
7,8
0,2
7,672
8,328
7,6
7,3
7,45
0,15
7,204
7,45
7,696
6,4
6,3
6,35
0,05
6,268
6,35
6,432
1,6
1,7
1,65
0,05
1,568
1,65
1,732
1,5
1,4
1,45
0,05
1,368
1,45
1,532
10
1,4
1,7
1,55
0,15
1,304
1,55
1,796
11
2,2
1,6
1,9
0,3
1,408
1,9
2,392
7,8
7,2
7,5
0,3
7,008
7,5
7,992
9,4
8,1
8,75
0,65
7,684
8,75
9,816
8,1
7,8
7,95
0,15
7,704
7,95
8,196
2,7
2,8
2,75
0,05
2,668
2,75
2,832
4,1
4,05
0,05
3,968
4,05
4,132
4,1
5,5
4,8
0,7
3,652
4,8
5,948
22,1
21
21,55
0,55
20,648
21,55
22,452
12
13
14
15
16
17
18
(metacarpal)
Lebar telapak tangan
(sampai ibu jari)
Lebar telapak tangan
(minimum)=22 badan
Tebal telapak tangan
(metacarpal)
Tebal telapak tangan
(sampai ibu jari)
Diameter genggam
(maksimum)
Lebar maksimum (ibu
jari ke jari kelingking)
8,3
DATA PRIA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi
Persentil
SD
tubuh (cm)
Defri
5%
50 %
95 %
Panjang tangan
18,7
18,7
18,7
18,7
18,7
8,3
8,3
8,3
8,3
8,3
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
10,5
10,5
10,5
10,5
10,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
7,2
7,2
7,2
7,2
7,2
1,6
1,6
1,6
1,6
1,6
1,2
1,2
1,2
1,2
1,2
10
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
11
1,8
1,8
1,8
1,8
1,8
7,4
7,4
7,4
7,4
7,4
8,7
8,7
8,7
8,7
8,7
7,44
7,44
7,44
7,44
7,44
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
3,1
3,1
3,1
3,1
3,1
6,2
6,2
6,2
6,2
6,2
22,3
22,3
22,3
22,3
22,3
12
13
14
15
16
17
18
(metacarpal)
Lebar telapak tangan
(sampai ibu jari)
Lebar telapak tangan
(minimum)=22 badan
Tebal telapak tangan
(metacarpal)
Tebal telapak tangan
(sampai ibu jari)
Diameter genggam
(maksimum)
Lebar maksimum (ibu
jari ke jari kelingking)
4. Anthropometri Kaki
DATA WANITA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi tubuh
(cm)
Isnaini Delia
1
2
3
jari kelingking
Lebar kaki
5
6
7
8
Persentil
SD
5%
50 %
95 %
24,9
24,1
24,5
0,4
23,844
24,5
25,156
17,9
17
17,45
0,45
16,712
17,45
18,188
20,3
19,1
19,7
0,6
18,716
19,7
20,684
9,4
10,1
9,75
0,35
9,176
9,75
10,324
6,4
6,4
6,4
6,4
6,4
6,4
5,3
5,65
0,35
5,076
5,65
6,224
6,4
5,7
0,7
4,552
5,7
6,848
4,4
4,2
0,2
3,872
4,2
4,528
telapak kaki
Jarak horizontal tangkai
mata kaki
DATA PRIA
Panjang
No
Bagian Tubuh
dimensi
tubuh (cm)
Defri
1
2
3
Persentil
SD
5%
50 %
95 %
27,4
27,4
27,4
27,4
27,4
19,7
19,7
19,7
19,7
19,7
22
22
22
22
22
Lebar kaki
11,2
11,2
11,2
11,2
11,2
6,3
6,3
6,3
6,3
6,3
5,5
5,5
5,5
5,5
5,5
7
8
telapak kaki
Jarak horizontal tangkai
mata kaki
B.
PERHITUNGAN
I. Antropometri Pria
Antropometri kaki pria
Persentil 5%
Ci 5%
Rumus =
- 1,64 SD
Ci 5% 27,4 1,64 . 0
27,4 0
27,4
Ci 5% 19,7 1,64 . 0
19,7 0
19,7
3. Panjang kaki sampai jari kelingking
Ci 5% 22 1,64 . 0
22 0
22
4. Lebar kaki
Ci 5% 11,2 1,64 . 0
11,2 0
11,2
5. Lebar tangkai kaki
Ci 5% 6 1,64 . 0
6 0
6
6. Tinggi mata kaki
Ci 5% 6,3 1,64 . 0
6,3 0
6,3
7. Tinggi bagian tengah telapak kaki
Ci 5% 6 1,64 . 0
60
6
8. Jarak horisontal tungkai mata kaki
Ci 5% 5,5 1,64 . 0
5,5 0
5,5
Persentil 95%
Ci 95% x 1,64 SD
Rumus :
1. Panjang telapak kaki
Ci 95% 22 1,64 . 0
22 0
22
4. Lebar kaki
Ci 95% 6 1,64 . 0
6 0
6
6. Tinggi mata kaki
Ci 95% 6 1,64 . 0
60
6
8. Jarak horisontal tungkai mata kaki
Rumus :
1. Panjang Tangan
Ci 5% 18,7 1,64 0
18,7 0
18,7
2. Panjang Telapak Tangan
Ci 5% 8,3 1,64 0
8,3 0
8,3
3. Panjang Ibu Jari
Ci 5% 6,5 1,64 0
6,5 0
6,5
4. Panjang Jari Telunjuk
Ci 5% 8,5 1,64 0
8,5 0
8,5
5. Panjang Jari tengah
Ci 5% 10,5 1,64 0
10,5 0
10,5
Ci 5% 8,5 1,64 0
8,5 0
8,5
7. Panjang Jari Kelingking
Ci 5% 7,2 1,64 0
7, 2 0
7, 2
8. Lebar Ibu Jari
Ci 5% 1,6 1,64 0
1,6 0
1,6
9. Tebal Ibu Jari
Ci 5% 1,2 1,64 0
1,2 0
1,2
10. Lebar Jari Telunjuk
Ci 5% 1,1 1,64 0
1,1 0
1,1
11. Tebal Jari Telunjuk
Ci 5% 1,8 1,64 0
1,8 0
1,8
12. Lebar Telapak Tangan (metacarpal)
Ci 5% 7,4 1,64 0
7, 4 0
7, 4
Ci 5% 8,7 1,64 0
8,7 0
8,7
14. Lebar Telapak Tangan (minimum)=22 badan
Ci 5% 7,44 1,64 0
7,44 0
7,44
15. Tebal Telapak Tangan (metacarpal)
Ci 5% 2,3 1,64 0
2,3 0
2,3
16.
16. Tebal Telapak Tangan (sampai ibu jari)
Ci 5% 3,1 1,64 0
3,1 0
3,1
17. Diameter Genggam (maksimum)
Ci 5% 6,2 1,64 0
6,2 0
6,2
18. Lebar Maksimum (ibu jari ke kelingking)
Ci 5% 22,3 1,64 0
22,3 0
22,3
Persentil 95%
Ci 5% x 1,64 SD
Rumus :
1. Panjang Tangan
Ci 5% 18,7 1,64 0
18,7 0
18,7
2. Panjang Telapak Tangan
Ci 5% 8,3 1,64 0
8,3 0
8,3
3. Panjang Ibu Jari
Ci 5% 6,5 1,64 0
6,5 0
6,5
4. Panjang Jari Telunjuk
Ci 5% 8,5 1,64 0
8,5 0
8,5
5. Panjang Jari tengah
Ci 5% 10,5 1,64 0
10,5 0
10,5
6. Panjang Jari Manis
Ci 5% 8,5 1,64 0
8,5 0
8,5
7. Panjang Jari Kelingking
Ci 5% 7,2 1,64 0
7, 2 0
7, 2
8. Lebar Ibu Jari
Ci 5% 1,6 1,64 0
1,6 0
1,6
9. Tebal Ibu Jari
Ci 5% 1,2 1,64 0
1,2 0
1,2
10. Lebar Jari Telunjuk
Ci 5% 1,1 1,64 0
1,1 0
1,1
11. Tebal Jari Telunjuk
Ci 5% 1,8 1,64 0
1,8 0
1,8
12. Lebar Telapak Tangan (metacarpal)
Ci 5% 7,4 1,64 0
7, 4 0
7, 4
13. Lebar Telapak Tangan (sampai ibu jari)
Ci 5% 8,7 1,64 0
8,7 0
8,7
14. Lebar Telapak Tangan (minimum)=22 badan
Ci 5% 7,44 1,64 0
7,44 0
7,44
Ci 5% 2,3 1,64 0
2,3 0
2,3
3,1 0
3,1
17. Diameter Genggam (maksimum)
Ci 5% 6,2 1,64 0
6,2 0
6,2
18. Lebar Maksimum (ibu jari ke kelingking)
Ci 5% 22,3 1,64 0
22,3 0
22,3
C.
PEMBAHASAN
Praktikum Teknik Tata Cara Kerja Acara III dengan judul Antropometri
Dalam hal ini ada ilmu khusus yang mempelajari tentang ukuran tubuh
manusia yang dapat berguna dalam perancangan alat dan mesin yang digunakan
dalam bekerja untuk memperingan suatu beban kerja. Ilmu tersebut adalah
anthropometri.
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia
yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi
manusia.
Ukuran
yang
digunakan
yaitu
standar
rata-rata/kurva
normal.
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja,
perancangan peralatan kerja dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan
suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran
tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,
perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data
statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi
ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk kegemukan) dan membuat perlunya
penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Berikut adalah standar cara
pengukuran posisi tubuh :
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam berbagai posisi
standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran
kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan dan lain-lain.
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar tidak bergerak (tetap tegak
sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini adalah static
antropometri. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan
dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile tertentu
seperti 5-th dan 95-th percentile
Antropometri Statis
Pengukuran antropometri statis dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan
Antropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan
a. Panjang kepala
b. Lebar kepala
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Panjang tangan
Panjang telapak tangan
Panjang ibu jari
Panjang jari telunjuk
Panjang jari tengah
Panjang jari manis
Panjang jari kelingking
Lebar ibu jari
Tebal ibu jari
j. Lebar jari telunjuk
k. Tebal jari telunjuk
l. Lebar telapak tangan (metacarpal)
m. Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
n. Lebar telapak tangan (minimum)
o. Tebal telapak tangan (metacarpal)
p. Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)
q.
r.
s.
t.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
bawah
Tinggi badan pada posisi duduk
Tinggi mata pada posisi duduk
Tinggi bahu pada posisi duduk
Tinggi siku pada posisi duduk
Tebal paha
Jarak dari pantat ke lutut
Jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
Tinggi lutut
Tinggi lipat lutut (popliteal)
Lebar bahu (bideltoid)
Lebar panggul
Tebal dada
Tebal perut
Jarak dari siku ke ujung jari
Lebar kepala
Panjang tangan
Lebar tangan
Jarang bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri
Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
data ukuran tubuh rata-rata dan data yang digunakan untuk desain yang dapat
dijustifikasi.
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam
anggota tubuh manuasia dalam persentil akan sangat besar manfaatnya pada saat
suatu rancangan produk atau fasilitas kerja yang akan dibuat. Supaya rancangan
produk atau fasilias nantinya bisa sesua dengan ukuran tubuh manusia yang akan
mengoperasikannya, mak prinsip-prinsip yang harus diambil dalam aplikasi data
harus diterapkan terlebih dahulu.
Apabila prinsip perancangan produk diperuntukkan bagi individu dengan
ukuran ekstrim maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :
a. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu ancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar yakni 90 % dan 95 %. Contoh
konkrit pada kasus ini bisa dilihat pada penetapan ukuran minimal dari lebar dan
tinggi pintu darurat.
b. Untuk dimensi maksimum yang harus diteapkan diambil berdasarkan niali persentil
paling rendah (5%) dari distribusi data anthroometri yang ada. Hal ini diterapkan
dalam penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme kontrol yang harus
dipoerasikan oleh seorang pekerja.
Konsep persentil dibagi menjadi lima yaitu persentil 95% dan 90% yang
digunakan untuk menunjukan batas atas desain agar dapat digunakan oleh 95% dan
90% populasi, persentil 50% yang digunakan untuk perancangan yang sifatnya dapat
digunakan oleh individu dengan ukuran rata-rata, serta persentil 5% dan 10% yang
digunakan untuk individu dengan ukuran minimum. Dalam praktikum ini perhitungan
dilakukan dengan menggunakan persentil 95%, 50%, dan 5%.
Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam
menghasilkan rancangan sistem kerja yang fit untuk pengguna. Dimensi tubuh
manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Umur
Manusia dewasa (adult) jelas akan memiliki dimensi ukuran yang berbeda
dibandingkan dengan anak-anak yang baru tumbuh dan berkembang kondisi
fisiknya. Dari hasil penelitian ergonomis yang pernah dilakukan, manusia bisa
terus tumbuh berkembang lebih tinggi sampai batas usia sekitar 21 tahun
(laki-laki) dan sedikit mendekati usia 18 tahun (wanita). Kekuatan fisik
manusia akan berkurang dan melemah pada usia diatas 50 tahun; sedangkan
puncak performans yang mampu ditampilkan adalah berkisar pada usia sekitar
23 27 tahun.
2. Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh manusia akan dibedakan melalui berbagai faktor
yang ada, seperti data antropometri untuk laki-laki (male population) akan
dibedakan dengan wanita (female population). Umumnya laki-laki akan
memiliki ukuran-ukuran fisik tubuh yang lebih besar (tinggi, panjang, berat,
dan sebagainya) dibandingkan dengan wanita. Untuk bagian-bagian tertentu
saja dari anggota tubuh (sebagai contoh pinggul atau lingkar dada), wanita
akan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Disisi lain faktor umur (usia)
juga akan menentukan perbedaan ukuran tubuh manusia.
3. Rumpun dan Suku Bangsa.
Mengacu pada kondisi perbedaan ras dan etnik tersebut, jelas bukan satu
hal yang mudah untuk menetapkan standar data antropometri bagi manusia
Indonesia yang dilihat dari jenis etnisnya begitu banyak variasinya. Jelas
untuk ini diperlukan sebuah penelitian yang cermat dan melibatkan jumlah
sampel besar untuk merepresentasikan populasi penduduk yang sangat
heterogen sekali.
4. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
5. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.
6. Kondisi waktu pengukuran.
Pengukuran bagian tubuh dilakukan dengan menggunakan beberapa alat.
Untuk pengukuran antropometri kepala, sebagian besar ukuran bagian kepala diukur
menggunakan antropometer yang dilengkapi dengan skala ukur. Antropometer
digunakan karena bentuk kepala yang relatif berbentuk lonjong atau bulat sehingga
mengharuskan suatu alat khusus yang dapat menyesuaikan dengan bentuk kepala.
Dan alat yang sesuai adalah antropometer, karena bila digunakan alat pengukur lain
seperti penggaris, meteran, atau jangka sorong akan menyulitkan orang yang
mengukur antropometri kepala. Beberapa antropometri kepala yang diukur
menggunakan antropometer adalah panjang kepala, lebar kepala, dan panjang dagu ke
puncak kepala.
Selain menggunakan antropometer dan kursi khusus untuk mengukur
beberapa antropometri tubuh, bagian atau ukuran tubuh lain diukur dalam posisi
berdiri menggunakan alat ukur seperti penggaris, jangka sorong, dan meteran.
Beberapa antropometri tubuh yang diukur dalam posisi berdiri menggunakan
penggaris, jangka sorong, atau meteran adalah tinggi tubuh posisi berdiri tegak, tinggi
genggaman tangan (knuckle) pada posisi rileks ke bawah, dan tinggi pegangan tangan
(grip) pada posisi tangan vertikal ke atas ketika berdiri tegak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1.
2.
B. SARAN
1. Pengamatan dan pengukuran antropomteri tubuh harus dilaksanakan dengan
cermat agar ukuran tubuh yang diperoleh benar.
2. Perhitungan persentil juga harus dilakukan dengan teliti karena bekerja
dengan data yang jumlahnya banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A.1983. Perencanaan Sistem Produksi. BPFE Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Grandjean. 1988. Fitting the Task to the Man, Taylor & Francis Ltd, London.
Madyana, A.M. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Fakultas Teknik
Industri Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Nurmianto, E. 1996. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya.
Surabaya.
Santosa, I,Ir. 1997. Interaksi Manusia dan Komputer : Teori dan Praktek. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Sulistyadi,K dan Susanti S.L. 2003. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Teknik Industri Universitas Sahid. Jakarta.
Suranta, F.X.1990. Skripsi : Rancangbangun Alat Pelinting Sigaret Kretek yang
Ergonomis. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM
Sutalaksana,I ,dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Suyitno Sastrowinoto. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, P.T.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya.
Surabaya.