You are on page 1of 1

Ambivalensi pendidikan dan agama , orang orang di Indonesia mengingnkan

anak-anak mereka diajari dengan humaniora, sains dan kebebasan berfikir dan
berpendapat, tapi pada saat yang sama mereka sebenarnya ingin anak mereka
senang dengan kehidupan beragama di Indonesia sebagaimana adanya, jangan
terlalu banyak bertanya, jangan mengusik hukum dan doktrin-doktrin agama,
jangan berusaha mengkritik apalagi merombak dasar-dasar keyakinan
bagaimanapun buruknya . Singkatnya, bersikap bebas namun jangan revolusioner.
Tugas utama dari kelompok keagamaan adalah terus mengulang-ulang
pernyataan pada anak-anak bahwa mereka bebas, sembari mengajari merek untuk
betul-betul patuh. Alat utama mengerjakan ini adalah doktrin agama, dengan
system iming-iming imbalan (surga dan neraka) dan pelabelan (sesat/kafir dan
beriman), semakin mudah mereka menerima konsep ini, semain mudah diterima
dalam pergaulan social.

You might also like