You are on page 1of 15

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM SYARAF

Oleh:
Zakyah
120210103086
Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.
II.
III.

JUDUL
TUJUAN

: Sistem Syaraf
: Untuk mengetahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh

DASAR TEORI

manusia
:

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan


serta terdiri terutama dari jaringan saraf (Sloane, 2004:154). Jaringan saraf adalah
jaringan yang merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan menghantarkan
sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya. Unit fungsional
jaringan saraf adalah neuron, ataus el saraf yang secara unik dikhususkan untuk
menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan
sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang disebut dendrit dan akson.
Dendrit menghantarkan impuls dari ujung menuju bagian neuron yang lainnya.
Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor, suatu
struktur yang melakukan respon tubuh (Campbell, 2004: 8).
Sel saraf sensorik berfungsi sebagai penghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf intermediet
disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini ditemukan didalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motor dan sel sarafsensori atau berhubungan
dengan sel saraf yang lainnya yang ada didalam sistem saraf pusat. Sel ini
menerima impuls dari reseptor sensori atau berhubungan dengan saraf yang
lainnya. Kelompok kelompok serabut saraf, akson dan dendrite bergabung dalam
satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul
diimpuls, dan diantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan
sinapsis (Cormack, 1994: 177).
Neuron tersusun dalam sirkuit yang terdiri dari dua atau atau lebih jenis
fungsional. Sirkuit neuron yang paling sederhana hanya melibatkan sinapsis antara
dua jenis neuron, neuron sensoris dan neuron motoris. Masing-masing neuron
sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron motoris, yang
selanjutnya mengirimkan sinyal ke efektor. Hasilnya seringkali adalah suatu
respons otomatis yang sederhana, yang disebut refleks (Campbell, 2004: 202).
Menurut (Halwatiah, 2007: 88) fungsi utama sistem saraf adalah :
1. Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan menghantarkan semua
informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris (seperti panas dan cahaya)

dan perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal
dan eksternal.
2. Untuk mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung, sebagian terbesar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral,
endokrin dan mental.
Reseptor adalah bagian dari sistem aferen yang mengirimkan impuls
ketika dirangsang. Kebanyakan resepto rberupa satu ujung cabang suatu dendron.
Panjang neuron sensori urutan pertama atau berupa kumpulan ujung cabang
dendron. Reseptor-reseptor tersebut tertanam dalam jaringan tubuh dan banyak
diantaranya yang memiliki suatu struktur tertentu di sekitarnya (contohnya tonjolan
pengecap pada lidah). Resepto rdapat ditemukan di seluruh tubuh, baik di
permukaan pada kulit, organ pengindera, otot rangka, dan lainnya maupun jauh di
dalam tubuh yang terhubung dengan organ dalam, dinding pembuluh darah
(Stockley, 2005: 79).
Sistem eferen adalah sistem kedua dari sel saraf (neuron) di dalam
tubuh. Benang-benang neuronnya membawa impuls dari otak menuju sumsum
tulang belakang dan seluruh tubuh. Sel saraf yang terlibat adalah semua neron
motorik pada tubuh. Impuls yang dibawa akan merangsang kerja permukaan otot
rangka atau di dalam kelenjar dan otot polos. Pada dinding organ pembuluh darah.
Semua organ ini secara kolektif disebut efektor (Stockley, 2005: 80).
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (treshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya
di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi
yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu
tertentu daripada impuls yang lemah. Penghantar impuls melalui sinapsis, titik
temu antara terminal akson salah stu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis
(Cormack, 1994: 178).
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya
mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku, secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita
membaui makanan enak, dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut skema
gerak refleks. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf

sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal ini
berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa (Suardana, 2015).
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat
sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Seluruh mekanisme
gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf
ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron.
Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya
tersusun atas 2 jenis sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia (Purwanto, 2008).
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh
dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat
terkena debu, menarik tangan pada saat terkena bang panas, misalnya bukan saja
tidak menarik tangan dari benda panas bahkan sengaja menyentuh permukaan
benda panas itu (Setiadi, 2007 : 210).
Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan
atas tiga jenis :
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan
dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,
karena berhubungan dengan alat indra.
b. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari
susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju kelenjar
tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak, karena
berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.

c.

Sel saraf penguhubung

Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor, hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke
sel saraf motoric (Suardana, 2015).
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara
tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara
refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan.
Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari
fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan.
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat
terkena debu (Suardana, 2015).
Meregangkan suatu kelompok otot hendaknya jangan dilakukan secara
tiba-tiba. Sebab apabila peregangan otot dilakukan secara tiba-tiba akan
merangsang muscle spindle dan ini menyebabkan refleks regang. Refleks muscle
spindle sering disebut refleks regang atau refleks myotatik. Hal ini disebabkan
karena peregangan otot tersebut merangsang muscle spindle sehingga
menyebabkan kontraksi otot yang bersangkutan (Juliantine, 2015:6)
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut:
organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang
menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan
selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju subtansi pada
kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara
impuls menuju kornu medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan
menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik
melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motoric (Purwanto,
2008).
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.
Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan
tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan
dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah respons yang tidak berubah
terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan

reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar


organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan
(respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun
penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi
pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan
reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh
disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar
peran sistem saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme (Suardana, 2015).
IV.

METODE PRAKTIKUM
4.1
Waktu dan Tanggal :
Senin, 6 April 2015
Pukul 14.20 WIB
4.2
Alat dan Bahan :
a. Alat : Hammer refleks, Kain penutup mata, Kursi
b. Bahan : Lutut praktikan, Mata praktikan, Penutup mata
4.3
Cara Kerja :
a. Refleks Mata
Mata praktikan terbuka dan melihat ke depan
Mengibaskan tangan didepan mata secara tiba-tiba
Menagamati yang terjadi pada mata
b. Refleks Lutut
Salah satu praktikan duduk di kursi
Meraba terlebih dahulu bagian tendon (dibawah tempurung
lutut)
Menegetuk kaki praktikan dengan Hammer refleks
Meggantung bebas denagn mata terbuka
Menggantung bebas dengan mata ditutup kain
Menyilangkan dengan mata terbuka
Menyilankan dengan mata ditutp kain
Stiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali (kaki kanan dan
kiri)
Mengamati yang terjadi, apakah ada gerakan atau tidak

V.

Hasil Pengamatan
Kegiatan
No

Nama

Mata
dibuka,
tangan

Kaki digantung bebas


Mata dibuka
Mata ditutup
Kiri
Kanan Kiri
Kanan

Kaki Disilangkan
Mata dibuka
Mata ditutup
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Lambat
Ada
Cepat

Lambat
Tidak

Cepat
Tidak
Ada

Cepat
Ada
Lambat

Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Cepat

Ada
Cepat
Ada
Cepat
Tidak
Ada
Ada
Cepat

Ada
Cepat
Ada
Cepat
Tidak
Ada
Ada
Cepat

dikibaska
1

Arum

n
Ada
Cepat

Ruroh

Ada
Cepat

Lambat
Ada
Cepat

Beni

Yofin

Fida

Sandri

Ada
Cepat
Ada
Cepat
Ada
Cepat
Ada
Cepat

Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Cepat
Ada
Lambat

Ada Cepat Ada


Cepat
Ada
Lambat

Ada
Cepat

Lambat
Tidak
Ada

Ada
Cepat
Ada
Cepat
Ada
Cepat
Ada
Cepat

Ada
Cepat
Ada
Cepat
Ada
Cepat
Ada
Cepat

Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Lambat

Ada
Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Lambat
Ada
Cepat

VI.

PEMBAHASAN
Praktikum kedua kali ini mengenai sistem syaraf dengan topik gerak
refleks yang bertujuan untuk mengatahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh
manusia. Alat yang digunakan yaitu Hammer refleks, Kain penutup mata dan
Kursi. Lutut dan mata praktikan digunakan sebagai bahan untuk mengetahui
gerak refleks yang akan diamati. Pengamatan dilakukan dengan cara masingmasing probandus duduk diatas meja dengan kedua kaki lurus menggantung
bebas kearah bawah, kemudian praktikan lain mengetuk tendon yang berada
dibawah tempurung lutut dengan Hammer refleks dengan berbagai posisi secara
bergantian, posisi yang diambil adalah mata dibuka dan tangan dikibaskan, kaki
digantung bebas dengan mata dibuka serta mata ditutup dan kaki disilangkan
dengan mata dibuka dan mata ditutup.
Pengamatan pertama dilakukan pada probandus yang bernama Yuli
Arahmat, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan
gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada
lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri
terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan lemah.
Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada
kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat
gerakan kuat. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan
mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah
kanan terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan
dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki
sebalah kanan terdapat gerakan kuat.
Pengamatan kedua dilakukan pada probandus yang bernama Sakalus
Wepe, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan
gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada
lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri
terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan kuat.
Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada
kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat
gerakan kuat. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan
mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah

kanan juga terdapat gerakan lemah. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki
disilangkan dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah.
Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah.
Pengamatan ketiga dilakukan pada probandus yang bernama Alfi Nur
Diyana, ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan
gerakan refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada
lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri
terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan kuat.
Untuk reflek pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada
kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan terdapat
gerakan lemah. Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan
dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki
sebalah kanan juga terdapat gerakan kuat. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki
disilangkan dengan mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah.
Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan lemah.
Pengamatan terakhir dilakukan pada probandus yang bernama Zakyah,
ketika mata dibuka dan tangan dikibaskan, probandus ini melakukan gerakan
refleks dengan cara mengedipkan mata. Kemudian untuk reflek pada lutut,
ketika kaki digantung bebas dengan mata dibuka, pada kaki sebelah kiri terdapat
gerakan kuat. Pada kaki sebelah kanan juga terdapat gerakan kuat. Untuk reflek
pada lutut, ketika kaki digantung bebas dengan mata ditutup, pada kaki sebelah
kiri terdapat gerakan kuat. Pada kaki sebalah kanan juga terdapat gerakan kuat.
Kemudian untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan mata dibuka,
pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah kanan juga
terdapat gerakan lemah. Untuk reflek pada lutut, ketika kaki disilangkan dengan
mata ditutup, pada kaki sebelah kiri terdapat gerakan lemah. Pada kaki sebalah
kanan juga terdapat gerakan lemah.
Gerak refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja otak
namun melibatkan sumsum tulang belakang. Gerakan ini dilakukan secara tibatiba dan tidak sadar. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
bermacam-macam gerakan yang terjadi ada beberapa probandus yang tidak
mengalami gerak refleks yang ditandai dengan adanya gerakan mengedipkan
mata. Berdasarkan teori ketukan pada tendon patella akan membangkitkan

refleks patella, karena ketukan pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps
femoris. Beberapa probandus melakukan gerak refleks ketika tempurung lutut
diberi ketukan sehingga menyebabkan gerakan kaki menendang dan ditandai
dengan adanya gerakan mengedipkan mata, gerakan refleks ini terjadi karena
adanya mekanisme gerakan kaki yang terdiri dari rangkaian nucleus dan
berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks serebrum.
System ini tidak saja berperan dalam gerakan statik tetapi juga bersama system
kortikospinalis dan kortikobularis, berperan dalam pencetusan dan pengendalian
gerakan.
Kemudian pada beberapa probandus yang mengalami gerak refleks
ditandai dengan adanya gerakan kaki yang berbeda-beda, ada gerakan yang
lambat dan ada juga gerakan yang kuat, perbedaan variasi gerak refleks yang
ditimbulkan ini dikarenakan adanya variasi ambang refleks regang spinal, yang
disebabkan oleh perubahan tingkat keterangsangan neuron motoric dan secara
tidak langsung merubah kecepatan lepas muatan oleh neuron eferen ke
kumparan otot. Sehingga semakin keras ketukan yang di berikan maka refleks
regang yang terjadi semakin kuat dan terjadi gerak sesaat yang lebih tegas (pada
refleks patella kaki akan bergerak menendang lebih keras atau sesuai dengan
besar rangsang yang diberikan).
Pengamatan pertama dilakukan dengan cara proandus membuka mata
kemudian pengamat melakukan gerakan tengan dengan dikibaskan didepan
mata. Pengamatan ini yaitu merupakan pengamatan terhadap refleks
superficialis atau biasa disebut dengan refleks kornea. Saat dilakukan rangsang
degan cara mengibaskan tangan didepan mata yang menyebabkan mata berkedip
dengan cepat. Hal ini disebabkan karena kornea merupakan bagian mata yang
angat sensitive sehingga sangat peka terhadap rangsangan yang terjadi dan tanpa
diolah oleh otak, kedipan mata ini terjadi dengan sendirinya secara tidak sadar.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat pengamatan mata probandus terbuka
dan tangan dikibaskan kedpan mata terjadi gerakan mengedipkan mata yang
menandai terjadinya gerak refleks.
Mekanisme gerak refleks yang terjadi pada tempurung lutut yaitu, pada
saat lutut bagian tendon diketuk untuk memberi rangsangan kemudian otot
serabut tendon akan tertarik sehingga meneyebabkan otot dan serabut kumparan

menjadi teregang atau berkontraksi kemudian mengakibatkan saraf interneuron


teraktivasi, selanjutnya terjadi eksitasi neuron motorik sehingga menyebabkan
otot fleksor dari tungkai berkontraksi. Otot fleksor dari tungkai yang
berkontraksi ini dapat diketahui saat terjadi gerakan kaki yang menendang dan
gerakan mengedipkan mata. Beberapa teori menyebutkan bahwa bergeraknya
kaki secara tiba-tiba disebabkan karena pada saat tendon lutut dipukul adan
karena itu menjadi teregang, maka reseptor dalam tendon tersebut dirangsang,
suatu impuls akan menjalar melewati lung refleks ke sumsum tulang belakang
lalu kembali lagi, maka otot yang terpaut pada tendon tersebut berkontraksi yang
mengakibatkan menjulurnya kaki secara tiba-tiba berdasarkan hasil pengamatan
menjulurnya kaki ini dilakukan dengan cara menendangkan kaki probandus.
Pada perlakuan yang berbeda yaitu pada saat mata ditutup dan mata
dibuka hasil pengamatan yang diperoleh berbeda, berdasarkan hasil pengamatan
secara garis hasil nya menunjukkan bahwa terjadi gerak refleks pada saat mata
dibuka, sedangkan pada saat mata ditutup sebagian besar probandus tidak
mengalami gerak refleks. Hal ini tidak sesuai teori yang menyebutkan bahwa
gerak refleks dilakukan secara tidak sadar, jika mata probandus ditutupi dengan
kain penutup maka maka kemungkinan besar gerak refleks akan terjadi,
sedangkan saat mata tidak ditutupi dengan kain penutup maka probandus akan
mengetahui bahwa pengamat akan mengetukkan Hammer refleks pada tendon
lutut saat probandus mengetahui apa yang akan dilakukan oleh pegamat maka
tidak akan terjadi gerak refleks yang dilakukan secara tidak sadar.
Ketidaksesuain hasil pengamatan dengan teori dimungkinkan terjadi kesaalahn
dalam pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah disesuaikan dengan teori
menunjukkan bahwa gerak refleks yang terjadi tidak sadar sangat penting dan
bermanfaat bagi kehidupan, misalnya saja gerak refleks pada saat bersin,
gerakan refleks pada saat kita bersin terjadi pada saat terdapat debu kotor dengan
cara bersin dapat menahan udara kotor agar tidak masuk kedalam saluran
pernapasan. Impuls aferen akan berjalan didalam saraf kelima medulla oblongata
dimana refleks ini akan digerakkan. Terjadi serangkaian rekasi yang mirip
dengan yang terjadi pada refleks batuk, tetapi uvula akan tertekan sehingga
sejumlah besar udara akan mengalir dengan cepat melalui hidung.

Gerak refleks pada bersin ini juga sama penting nya seperti pada gerak
refleks yang terjadi pada gerak refleks batuk dengan mekanisme yang hamper
sama. Seperti pada gerak refleks saat tangan kita mengenai benda panas, gerakan
tak sadar yang ditimbulkan akan menghindarkan tangan kita mengenai benda
panas tersebut lebih lama lagi, sehingga tidak menyebabkan luka atau bahaya
yang lebih parah lagi. Gerak refleks juga terjadi pada denyut jantung yang
terjadi secara tidak sadar tanpa perintah dari otak. Jika gerakan ini dilakukan
secara sadar dan memerlukan perintah dari otak maka sepanjang kita bernapas
akan selalu dikontrol oleh otak tidak secara otomatis.

VII.

PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Gerak refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja otak
namun melibatkan sumsum tulang belakang. Gerakan ini dilakukan
secara tiba-tiba dan tidak sadar. Aktivitas gerak refleks yang dihasilkan
oleh tubuh bisa diketahui pada saat tubuh mengalami respon secara tidak
sadar, kemudian tubuh akan melakukan gerak spontan. Mekanisme gerak
refleks yaitu Reseptor > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf
motoric > efektor.
7.2

Saran
Sebaiknya dalam praktikum gerak reflek ini menggunakan Hammer
refleks yang sebenarnya. Karena jika menggunakan bambu, rangsangan
yang diberikan tidak terasa.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi ke 5
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Cormack, D.H. 1994. HAM Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Halwatiah. 2009. Fisiologi. Makassar: Alauddin Press.
Juliantine, 2015. Studi Perbandingan Berbagai Macam Metode Latihan Peregangan
dalam Meningkatkan Kelentukan. Jurnal Pendidikan
Purwanto, 2008. Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi. Jurnal Kesehatan. ISSN
1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 142 2008, Hal 141-148

Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu


Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Stockley, C. 2005. Kamus biologi bergambar. Jakarta: Erlangga.
Suardana, 2015. Pengaruh Pemberian Latihan Peregangan terhadap Penurunan Nyeri
pada Pasien dengan Iskhialgia di Praktik Pelayanan Keperawatan Latu Usaha
Abiansemal Bandung. Jurnal Keperawatan

You might also like