You are on page 1of 17

I.

STERILISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOCK DAN PEMBATAN


MEDIUM
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Prinsip teknik kultur jaringan adalah bahan dan peralatan yang
digunakan harus steril. Alat dan bahan yang tidak steril dapat menjadi
sumber kontaminasi sehingga dapat mengakibatkan kegagalan dalam
proses kultur jaringan. Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur
jaringan yang harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di dalam
laminar air flow cabinet.
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan media
hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, oleh karena itu bahan-bahan
tersebut disediakan dalam bentuk larutan stock. Larutan stock merupakan
larutan bahan-bahan komponen media yang besarnya telah dikalikan
menjadi beberapa konsentrasi. Larutan ini berfungsi untuk memudahkan
penimbangan dan menghindari kesalahan penimbangan bahan-bahan yang
diperlukan dalam jumlah yang relative kecil.
Pembudidayaan melalui kultur jaringan dilakukan dengan media
khusus yang berbentuk padat, cair dan padat-cair. Media merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan dari kultur jaringan. Pembuatan media
telah

diformulasikan

untuk

mengoptimalkan

pertumbuhan

dan

perkembangan tanamn yang dikulturkan. pelaksanaan praktikum perlu


dilakukan agar mahasiswa mampu melaksanakan budidaya tanaman
dengan teknik kultur jaringan demi menghasilkan tanaman dalam jumlah
banyak, cepat dan sehat.
2. Tujuan
Tujuan praktikum Kultur Jaringan acara I tentang Sterilisasi Alat,
Pembuatan Larutan Stock Dan Pembatan Medium adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui metode dan macam sterilisasi dlam kultur jaringan yang
meliputi sterilisasi alat, ruang dan eksplan

b. Mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat penanaman (diseksi) dan alat


kaca seperti botol kultur, petridish, erlemeyer dan lain-lain
c. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
terutama dalam pembuatan stock makro nutrien, mikro nutrien, larutan
buffer (Fe EDTA), vitamin dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Kultur Jaringan acara I tentang Sterilisasi Alat,
Pembuatan Larutan Stock Dan Pembatan Medium dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 8 Maret 2016 pukul 15.30-17.30 WIB di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.

B. Tinjauan Pustaka
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian
tanaman seperti sel, jaringan dan organ serta menumbuhkannya menjadi
tanaman utuh dalam kondisi lingkungan yang aseptik (in vitro). Keberhasilan
kultur sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan, sumber eksplan,
pemberian zat pengatur tumbuh, unsur hara makro dan mikro, bahan organik,
karbohidrat, asam amino, vitamin, bahan pemadat media dan kondisi bahan,
peralatan dan ruangan yang steril (aseptik). Respon pertumbuhan planlet pada
kultur jaringan juga tergantung pada jenis tanaman yang dikulturkannya
(Hidayat 2008).
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanamn dengan cara
perbayankan jaringan miro tanamn yang ditumbuhkan secara in vitro menjadi
tanamn yang sempurna dalam jumlah tak terbatas. Dasar dari kultur jaringan
adalah totipotensi, yaitu bahwa setiap sel organ tanaman mampu tumbuh
menjadi tanaman yang sempurna bila ditempatkan di lingkungan yang sesuai.
Tujuan kultur jaringan adalah memperbanyak tanaman dalam waktu yang
lebih singkat (Yuliarti 2010).
Teknik kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman secara
vegetatif, alternatif yang tepat untuk mengatasi masalah kekurangan bibit
bawang putih karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar dan
seragam sesuai karakter bawang putih yang diinginkan. Perbanyakan secara
konvensional, jumlah bawang putih yang dihasilkan relatif sedikit
(Husain 2012). Benih kultur jaringan dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk dikembangkan agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan
(Mariani 2011).
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik dalam perbanyakan
tanaman secara klonal untuk perbanyakan masal. Keuntungan pengadaan bibit
melalui kultur jaringan antara lain dapat diperoleh bahan tanaman yang unggul
dalam jumlah banyak dan seragam, selain itu dapat diperoleh biakan steril
(mother stock) sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan
selanjutnya. Penggunaan media dasar dan zat pengatur tumbuh yang tepat

merupakan faktor yang penting untuk mendapatkan hasil yang optimum maka
(Lestari 2010).
Sterilisasi

dalam

mirobiologi

merupakan

suatu

proses

untuk

mematikan suatu organisme yang terdapat pada suatu benda. Cara yang umum
dipakai

dalam

sterilisasi

adalah

sterilisasi

basah

atau

lembab

(Kadaryanto 2006). Sterilisasi adala proses untuk mematikan kuman pada alat
laboratorium. Alat sterilisasi yang sering digunakan yaitu autoclave untuk
sterilisasi basah dan oven untuk sterilisasi kering (Budiman 2009).
Proses sterilisasi bertujuan untuk menonaktifkan atau membunuh
bakteri, mikroba dan jamur liar lainnya yang ada pada media tumbuh jamur
tiram. Teknik sterilisasi yang digunakan adalah dengan cara mengukus media
tumbuh pada suhu 80-121 C dengan menggunakan uap air (Firdaus 2015).
Teknik sterilisasi ruangan ada beberapa metode diantaranya adalah
penyinaran, penyaringan dan sterilisasi dengan bahan kimia atau gas
(Muzakar 2015).
Proses sterilisasi umumnya dilakukan berdasarkan pemanasan basah
yaitu autoklafisasi dan pemanasan kering melalui oven. Pemantauan proses
sterilisasi didasarkan dengan tiga cara. Cara tersebut yaitu secara fisika dengan
mengukur temperatur, tekanan, dan waktu secara kimia dengan autoclave tape,
sterilization pouch yang memperlihatkan perubahan warna bila telah tercapai
siklus sterilisasi yang dilakukan; secara biologis dengan menggunakan spore
strip atau suspensi biakan spora; untuk cara autoklafisasi digunakan
Geobacillus stearothermophilus, sedangkan pada sterilisasi dengan oven
dipakai Bacillus atrophaeus (Meliawaty 2012).
Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap alat atau bahan agar
tidak terdapat mikroorganisme yang dapat mengganggu hasil percobaan.
Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan menggunakan sinar UVC. Vial plastik
dan nampan plastik direndam dengan larutan NaOCl selama 25-30 menit.
Bagian dalam dan luar vial plastic digosok-gosok dengan busa hingga bersih.
Kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kering dan disinari di
bawah lampu sinar UV selama 20 menit (Wulandari 2015).

Komposisi media tumbuh dalam kultur in vitro sangat diperlukan


untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit, salah satu cara dengan
penambahan myoinositol dan arang aktif. Komponen organic seperti vitamin,
asam-asam amino, dan asam nukleat berfungsi sebagai kofaktor dalam
pembentukan enzim, menstimulir proliferasi jaringan, dan memperlancar
respirasi (Heriansyah 2014). Cerianingsih (2015), dalam penelitian yang
Cerianingsih buat menggunakan variable yang diamati adalah ada tidaknya
kalus yang terbentuk, persentase tumbuh tunas, persentase tumbuh akar,
persentase tumbuh kalus, jumlah akar, jumlah tunas baru yang dihasilkan per
eksplan dan waktu munculnya tunas berdasarkan variable tesebut maka
Cerianingsih menggunakan media jenis MS.
Media MS yang mengandung auksin 2,4-D mampu menginduksi
pertumbuhan kalus pada eksplan (Sugiyarto dan Paramita 2013). Media kultur
jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan. Jenis media
adalah sebagai berikut, media Knop dapat juga digunakan untuk
menumbuhkan kalus, media White dikembangkan oleh Hildebrant untuk
keperluan kultur jaringan tumor bunga matahari, media Knudson dan media
Vacin and Went media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek, media
MS paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan kultur pada tahun-tahun
sesudah penemuan media MS, media B5 dikembangkan untuk kultur kalus
dan suspense, media Schenk & Hildebrant (media SH) merupakan media yang
juga cukup terkenal, untuk kultur kalus tanaman monokotil dan dikotil, WPM
(Woody Plant Medium) diperuntukkan khusus tanaman berkayu, media N6
mempunyai ciri perbandingan NH dan NO yang jauh perbandinganya.
Formulasi media terbaik untuk menginduksi pembentukan kalus MS +
2,4-D 2 mg/l + CH 3 mg/l. Formulasi media terbaik untuk regenerasi kalus
menjadi tunas adalah MS + BA 3 + thidiazuron 0,1 mg/l atau MS + BA 5 mg/l
+ thidiazuron 0,4 mg/l. Semua varietas yang diujikan (Ciherang, Cisadane,
dan IR64) mempunyai kemampuan regenerasi melalui jalur organogenesis
pada beberapa macam media yang digunakan (Purnamaningsih 2006).

Medium untuk induksi kalus yang paling banyak digunakan adalah


medium MS. Medium deferensiasi (medium untuk menumbuhkan tunas dan
akar) bagi eksplan berkayu pada jaringan batang, sering digunkanan medium
WPM. Untuk embrio kelapa kopyor digunakan medium Knudson C. medium
deferensiasi yang digunakan dalam kultur jaringan adalah medium standar
dengan modifikasi beberapa zat tamabahannya antara lain 2,4-D harus
dihilangkan (sebab bila masih ada, maka hanya akan terjadi kalus saja), gula
(sukrosa) diturunkan bahkan dihilangkan, hormone yang dipakai ditentukam
sesuai dengan tujuan (misalnya menginginkan agar kalus segera bertunas saja,
berakar saja atau kedua-duanya) (Hendaryanto 2014).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
a. Timbangan analitik
b. Botol-botol kultur
c. Magnetic hot plate stirrer
d. pH meter
e. Erlenmeyer
f. Pipet
g. Plastik pp 0,3 mm
h. Magnet
2. Bahan
a. Aquades
b. Agar-agar
c. Gula
d. Makro
e. Mikro
f. Mikro EDTA
g. Vitamin
h. ZPT BAP
3. Cara Kerja
a. Sterilisasi
1) Mencuci botol-botol kultur dengan sabun
2) Mengeringkan botol-botol kultur
3) Menyimpan botol-botol kultur yang telah kering dalam kardus
b. Pembuatan Larutan Stock
1) Larutan stock media (telah dibuat oleh Co ass)
a) Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dialikan menjadi
beberapa kali konsentrasi. Misalnya untuk unsure hara makro
dikalian 20 dan unsure hara miro dialikan 100 kali konsentrasi
b) Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquades
dengan volume tertentu, misalnya 500 ml

c) Memasukkan masing-masing larutan ke dalam botol dan


menyimpannya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok ZPT (telah dibuat oleh Co ass)
a) Menghitung kebutuhan bahan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml
adalah sebgaai berikut:
100 ppm = 100 mg/l
= 30 mg/0,3 l
= 30 mg/300 ml
b) Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquades sampai 300 ml untul BAP
c) Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpan ke dalam refrigerator
c. Pembuatan media
1) Meletakkan Erlenmeyer di atas magnetic hot plate stirrer dan
memasukkan sebuah magnet ke dalamnya
2) Menuangkan aquades ke dalam Erlenmeyer ukuran 1 L sebanyak
1/3 volume erlenmeyer
3) Menuangkan gula putih sebanayak 30 g ke dalam aquades, diaduk
terus hingga larut
4) Menambahkan larutan makro sebanyak 50 ml
5) Menambahkan larutan mikro sebanyak 10 ml
6) Menambahkan larutan mikro EDTA sebanyak 50 ml
7) Menambahkan viatamin sebanyak 50 ml
8) Menambahkan ZPT BAP 2 ppm sebanyak
M1 V1

= M2 V2

100 ppm V1 = 1 ppm 1000 ml


V1

2000
100

V1

20 ml

9) Menambahkan aquades hingga larutan bervolume 1000 ml

10) Menggukur pH larutan tersebut


11) Menambahkan agar-agar sebanya 8 g
12) Menunggu larutan hingga mendidih
13) Menuangkan larutan media kedalam botol-botol kultur kurang
lebih 25 ml tiap botol
14) Menutup botol berisi larutan media
15) Memasukkan botol-botol berisi media ke dalam autoklaf untuk
proses sterilisaasi pada tekanan 1,5 kg/cm2 selama 45 menit
16) Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga

dapat

dicegah

penggunaan

terkontaminasi pada saat penanaman.

media

yang

telah

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil praktikum
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Media
No

Gambar

Keterangan

Erlenmeyer diletakkan diatas


1

Magnetic Hot Plate Stirrer dan


dimasukkan sebuah magnet kecil

Aquades dituangkan dalam


2

Erlenmeyer sebanyak 1/3 volume


dan terus diaduk

Gula putih sebanyak 30 g


ditambahkan ke dalam aquades

Larutan ditambahkan dengan makro


sebanyak 50 ml

Larutan kemudian ditambahkan


dengan mikro sebanyak 10 ml

Larutan ditambahkan dengan makro


EDTA 50 ml

Larutan ditambahkan dengan vitamin


50 ml

Larutan ditambahkan dengan ZPT


BAP 20 ml

Larutan ditambahkan dengan


9

aquades hinggal volume larutan 1000


ml

Mengukur pH larutan sebelum


10

ditambahkan dengan agar-agar


sehingga pH yang diperoleh 5,86

Menambahkan agar-agar sebanyak 8


11

g ke dalam larutan dan menunggu


nya hingga mendidih

12

Menuangkan larutan media ke dalam


botol kultur kira-kira 25 ml/botol

Menata boto-botol kultur berisi


13

larutan media ke dalam autoklaf


untuk disterilisasi

Menata botol-botol kultur yang telah


14

disterilisasi di atas rak di dalam


ruang steril

Sumber: hasil pengamatan


2. Pembahasan
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme
hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda. Menurut
Purnawijayanti (2010), sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan
untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode
inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant.
Yuliarti (2010), menyatakan bahwa metode sterilisasi adalah
sterilisasi dengan pemanasan kering metode ini hanya digunakan untuk
alat-alat gelas dan peralatan yang terbuat dari logam atau bahan lain yang
tidak rusak dalam temperature tinggi. Alat-alat yang berisi kertas, plastik
dan kapas tidak dapat disterilkan dengan metode ini. pisau, scalpel dan
pinset juga tidak boleh distersilkan dengan cara ini karena dapat menjadi
tumpul.

Biasanya sterilisasi dilakukan dengan menggunakan oven

pengering. Baking oven juga dapat digunakan, temperaturnya kira-kira


160oC selama 4 jam. Alat-alat yang digunakan harus dibungkus
menggunakan kertas alumunium foil atau kertas payung sebelum
dimasukkan ke dalam oven.
Kedua adalah sterilisasi dengan pemanasan basah, metode
sterilisasi ini menggunakan alat berupa autoclave, yang bekerja dengan
tekanan uap. Jika tidak mempunyai autoklaf panic presto juga dapat

dilakukan sebagai pengganti. Standar teknis untuk tekanan uap adalah 15


ib/in2 dengan temperature 121oC selama 15-20 menit.
Ketiga sterilisasi dengan bahan kimia, metode yang sederhana untu
sterilisasi substansi yang termolabil adalah dengan alkohol 70% atau 95%.
Larutan ini hanya berfungsi sebagai bahan sterilisasi yan baik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 5 ml alkohol 70% per liter media tidak
menimbulkan efek yang merugikan pada kultur. Sterilisasi pada
permukaan ruang kerja laboratorium juga dapat dilakukan dengan
mengelap permukaan tersebut dengan alkohol 70% atau 90%.
Media merupakan bahan yang berisikan zat-zat yang dapat
mendukung

pertumbuhan

eksplan

dalam

kultur

jaringan.

Media

merupakan salah satu factor eksternal penentu keberhasilan kultur jaringan


(Widyawati 2010). Media sering dimodifikasi menggunakan berbagai
bahan sesuai dengan fungsi khususnya. Media kultur jaringan sangat
berperanan dalam menentukan arah pertumbuhan media padat utk
pembentukan planlet atau organ media cair untuk kultur suspensi. Media
yang paling sering digunakan dalam kultur jaringan adalah media jenis
MS.
Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah
ditanam untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus
memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan
berkembang. Media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral,
vitamin, sumber karbohidrat, dan zat pengatur tumbuh (hormon).
Pelaksanaan praktikum sterilisasi dilakukan oleh praktikan dengan
cara mencuci botol-botol kultur yang akan digunakan sebanyak 10
buah/praktikan. Setelah selesai mencuci, botol-botol ditata diatas meja
menunggu hingga kering. Keesokan harinya, perwakilan kelompok
kembali ke laboratorium untuk menata boto-botol ke dalam kardus.
Praktikan tidak melaksanakan praktikum pembuatan larutan stok
karena karena larutan stok telah disediakan oleh Co ass. Hal ini mengingat
dalam pembuatan larutan stok memerlukan waktu yang cukup lama.
Praktikum pembuatan media praktikan hanya perlu menggunakan larutan
stok yang tersedia tanpa perlu membuat.

Pembuatan media dihasilkan 1 L larutan media dengan pembagian


25 ml per botol sehingga 1 mengisi 40 botol kultur. Botol kultur tersebut
kemudian disterilisasi dalam autoklaf dengan volume 50 botol kultur.
Botol kultur tersebut disterilisasi dengan tekanan 1,5 atm dengan suhu
121oC selama 30 menit dan 15 menit unuk meringankan tekanan dalam
autoklaf. Botol kultur dapat dikeluarkan dari dalam autoklaf dan ditata di
atas rak di dalam ruang steril setelah 45 menit menunggu.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Kultur Jaringan acara I tentang
Sterilisasi Alat, Pembuatan Larutan Stock Dan Pembatan Medium adalah
sebagai berikut:
a. Sterilisasi adalah proses penghilangan mikroorganisme dalam suatu
bahan
b. Metode sterilisasi ada metode pemanasan kering, pemanasan basah dan
bahan kimia
c. Media merupakan bahan yang berisikan zat-zat yang dapat mendukung
pertumbuhan eksplan dalam kultur jaringan
d. Awal sterilisasi botol-botol kultur dilakukan dengan cara mencucinya
dengan sabun
e. 1 L larutan media dapat mengisi 40 botol kultur
2. Saran
Saran untuk praktikum Kultur Jaringan acara I tentang Sterilisasi
Alat, Pembuatan Larutan Stock Dan Pembatan Medium adalah sebagai
berikut:

a. Perlu adanya kepedulian dari Co ass untuk praktikan


b. Perlu ditambah alat-alat di laboratorium misalnya autoklaf

DAFTAR PUSTAKA
Budiman I, Gilang N, Heru R 2009. Solusi taktis UN IPA. Jakarta: Media Pusindo
Cerianingsih MW, Ida AA, I Gusti MON 2015. Pengaruh kombinasi zat pengatur
tumbuh Indole-3-Butyric Acid (IBA) dan 6-Benzil Amino Purin (BAP)
pada kultur in vitro Tunas aksilar anggur (Vitis vinifera L.) varietas Prabu
Bestari dan Jestro Ag 86. Jurnal Metamorfosa 2(1): 1-8
Firdaus FH et al 2015. Analisis efisiensi termal kompor berbahan bakar
Hendaryanto S, Daisy P, Ari W 2014. Teknik kultur jaringan pengenalan dan
petunjuk perbanyakan tanaman secara vegetative modern. Jogjakarta:
Kanisius
Heriansyah P, Trinop S, Rover 2014. Pengaruh pemberian myoinositol dan arang
aktif pada media sub kultur jaringan tanaman anggrek (Dendrobium sp).
Jurnal Agroteknologi 5(1): 9-16
Hidayat Y 2008. Keefektifan bahan sterilisasi dalam pengendalian kontaminasi
pada pertumbuhankultur zygotik surian (Toona sinensis Roem). Wana
Mukti Forestry Research Journal 6(1): 35-44
Husain I 2012. Induksi protocorm pada eksplan bawang putih pada media ms
minim hara makro dan mikro yang ditambahkan air kelapa. JATT 1(1): 2832
Kadaryanto et al 2006. Biologi 1 mengungkap rahasia alam kehidupan. Jakarta:
Yudistira

Lestari EG 2010. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam perbanyakan tanaman


melalui kultur jaringan. Jurnal AgroBiogen 7(1):63-68
Mariani N 2011. Analisa perbandingan pendapatan dan keuntungan usahatani
kentang (Solanum tuberosum L.) antara menggunakan benih kultur
jaringan bersertifikat (G4) dengan benih lokal di kanagarian batagak
kecamatan sungai puar kabupaten Agam. Jurnal Universitas Andalas
Meliawaty F 2012. Efisiensi sterilisasi alat bedah mulut melalui inovasi oven
dengan ozon dan infrared. JKM 11(2):147-167
Muzakar K 2015. Penaruh lama waktu sterilisasi sinar ultraviolet tehadap angka
Kuman udara di ruang operasi instalasi bedah sentral RSUD dr. Moewardi
Surakarta. Skripsi Universias Sebelas Maret
Purnamaningsih R 2006. Induksi kalus dan optimasi regenerasi empat varietas
padi melalui kultur in vitro. Jurnal AgroBiogen 2(2):74-80
Sekam dan limbah baglog pada sterilisasi jamur tiram. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya 16(1): 64-67
Purnawijayanti HA 2010. Sanitasi, hygiene dan keselamatan kerja dalam
pengolahan makanan. Yogyakarta: Kanisius
Widyawati G 2010. Pengaruh variasi konsentrasi naa dan bap terhadap induksi
kalus jarak pagar (Jatropha curcas L.). Tesis Universitas Sebelas Maret
Wulandari A, Mintarto M, Fery AC, Bedjo 2015. Pengaruh beberapa konsentrasi
Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) JTM 97C terhadap
Mortalitas Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera: Noctuidae) pada
tanaman kedelai. Jurnal HPT 3(1): 67-74
Yuliarti N 2010. Kultur jaringan tanaman skala rumah tangga. Jogjakarta: Lyly
Publisher

You might also like

  • CV Print
    CV Print
    Document1 page
    CV Print
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Berbicara Di Dalam Forum
    Berbicara Di Dalam Forum
    Document4 pages
    Berbicara Di Dalam Forum
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Latar Belakan1
    Latar Belakan1
    Document4 pages
    Latar Belakan1
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Dokumentasi Protein
    Dokumentasi Protein
    Document2 pages
    Dokumentasi Protein
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Draft 2
    Draft 2
    Document9 pages
    Draft 2
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Document1 page
    LAPORAN
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Laporan Fixx
    Laporan Fixx
    Document25 pages
    Laporan Fixx
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Laporan Karantina Yeni
    Laporan Karantina Yeni
    Document7 pages
    Laporan Karantina Yeni
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document2 pages
    Bab 1
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Penge Sah An
    Penge Sah An
    Document7 pages
    Penge Sah An
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Fistum
    Fistum
    Document12 pages
    Fistum
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Acara 5
    Acara 5
    Document8 pages
    Acara 5
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet
  • Laporan Kimia Dasar
    Laporan Kimia Dasar
    Document10 pages
    Laporan Kimia Dasar
    Yeni Ayu Pra Mesti
    No ratings yet