You are on page 1of 16

KULIAH 2

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


IAS 1 ~ SAK 1

1-2

Conceptual Framework
A strong theoretical foundation is essential if

accounting practice is to keep pace with a


changing business environment.
The conceptual framework plays a vital role
in the development of new standards and in
the revision of previously issued standards.
The conceptual framework provides a guide
for analyzing and resolving emerging issues.

Purpose and status (IFRS 2010)


This Conceptual Framework sets out the concepts that underlie the
preparation and
presentation of financial statements for external users. The purpose of
the
Conceptual Framework is:
a) to assist the Board in the development of future IFRSs and in its
review of existing IFRSs;
b) to assist the Board in promoting harmonisation of regulations,
accounting standards and procedures relating to the presentation
of financial statements by providing a basis for reducing the
number of alternative accounting treatments permitted by IFRSs;
c) to assist national standard-setting bodies in developing national
standards;
d) to assist preparers of financial statements in applying IFRSs and in
dealing with topics that have yet to form the subject of an IFRS;
e) to assist auditors in forming an opinion on whether financial
statements comply with IFRSs;
f) to assist users of financial statements in interpreting the
information contained in financial statements prepared in
compliance with IFRSs; and
g) to provide those who are interested in the work of the IASB with
information about its approach to the formulation of IFRSs.

Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi
(PSAK 1994) :
a) komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan
tugasnya;
b) penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;
c) auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum; dan
d) para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.
Terjadi perluasan penggunaan kerangka
dasar

Scope - IFRS
The Conceptual Framework deals with:
a) the objective of financial reporting;
b) the qualitative characteristics of useful financial
information;
c) the definition, recognition and measurement of the
elements from which financial statements are
constructed; and
d) concepts of capital and capital maintenance.
Ruang Lingkup IAI 1994
05 Kerangka dasar ini membahas:
a) tujuan laporan keuangan;
b) karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
informasi dalam laporan keuangan;
c) definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
yang membentuk laporan keuangan; dan
d) konsep modal serta pemeliharaan modal.

Tujuan Laporan Keuangan


The objective of general purpose financial
reporting is to provide financial information
about the reporting entity that is useful to
existing and potential investors, lenders and
other creditors in making decisions about
providing resources to the entity. Those
decisions involve buying, selling or holding
equity and debt instruments, and providing or
settling loans and other forms of credit.

Tujuan
laporan
keuangan
adalah
menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Keterbatasan Laporan Keuangan


However, general purpose financial reports do not and
cannot provide all of the information that existing and
potential investors, lenders and other creditors need.
Those users need to consider pertinent information
from other sources, for example, general economic
conditions and expectations, political events and
political climate, and industry and company outlooks.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini


memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.

QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL


INFORMATION
The fundamental qualitative characteristics are relevance and faithful
representation.
Relevant financial information is capable of making a difference in
the decisions made by users
Faithful representation does not mean accurate in all respects.
Free from error means there are no errors or omissions in the
description of the phenomenon, and the process used to
produce the reported information has been selected and
applied with no errors in the process. In this context, free from
error does not mean perfectly accurate in all respects

Enhancing qualitative characteristics


Comparability, verifiability, timeliness and understandability are
qualitative characteristics that enhance the usefulness of
information that is relevant and faithfully represented.

Karakteristik Kualitatif informasi:


1. Dapat Dipahami
2. Relevan
3. Materialitas
4. Keandalan
5. Penyajian Jujur
6. Substansi Mengungguli Bentuk
7. Netralitas
8. Pertimbangan sehat
9. Kelengkapan
10. Dapat dibandingkan

Asumsi Dasar

Going Concern

Akrual dan
Going Concern

Elemen Laporan Keuangan:


1. Financial Position
2. Assets Future Economic
Benefit
3. Liabilities
4. Equity
5. Performance
6. Income
7. Expenses
8. Capital Maintenance Adjustment
Elemen Laporan Keuangan:
1. Posisi Keuangan
2. Aktiva
3. Kewajiban
4. Ekuitas
5. Kinerja
6. Pendapatan
7. Beban
8. Penyesuaian Pemeliharaan
Modal

Recognition
Recognition is the process of incorporating in the
balance sheet or income statement an item that meets
the definition of an element and satisfies the criteria for
recognition :
it is probable that any future economic benefit
associated with the item will flow to or from the entity;
and the item has a cost or value that can be measured
with reliability
Pengakuan
(recognition)
merupakan
proses
pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur
serta kriteria pengakuan:
ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan postersebut akan mengalir dari atau
ke dalam perusahaan; dan
pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal.
dalam neraca atau laporan laba rugi

PSAK 1 / IAS 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


(REVISI 2009)/ PRESENTATION OF FINANCIAL
STATEMENT

IAS 1 : Presentation of Financial


Statement

PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan


(Revisi 2009)

PERBEDAAN PSAK 1 DENGAN IAS 1


PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 1: Presentation
of Financial Statements per 1 Januari 2009, kecuali:
1) IAS 1 paragraf 02 yang menjadi PSAK I paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan ditambahkan kalimat
yang menyatakan bahwa PSAK I tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan
syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2) IAS I paragraf 05 yang menjadi PSAK I paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan
kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur
dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.
3) lAS I paragraf 06 yang menjadi PSAK I paragraf 06 tentang ruang lingkup bagi entitas yang modalnya
bukan ekuitas dengan menghilangkan contohnya yaitu koperasi, karena penyajian laporan keuangan
koperasi diatur dalam PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian.
4) lAS I paragraf 07 yang menjadi PSAK I paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan dengan
menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena
untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.
5) IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 10 tentang komponen Iaporan keuangan lengkap dengan
menambahkan kata "neraca" pada laporan posisi keuangan dan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen Iaporan keuangan, karena untuk
sinkronisasi dengan peraturan perundangan-undangan untuk istilah "neraca" dan menciptakan keseragaman
untuk judul komponen laporan keuangan.
6) Tambahan di paragraf I5 tentang tanggung jawab atas laporan keUangan, karena peraturan perundangundangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi
hanya untuk sebagian entitas.

7.

IAS 1 paragraf 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan
tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS I paragraf23-24
diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 20-21 mengenai pengungkapan, tetapi dengan
menghilangkan kalimat "but the relevant regulatory framework prohibits departure from the
requirement" dalam IAS I paragraf23.
8. IAS 1 paragraf 54(t) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena adopsi 1AS 41 Agriculture
menjadi SAK tidak akan berlaku efektif pada tanggal yang sama dengan PSAK 1.
9. IAS I paragraf 08A, 80A dan 136A tentang puttahle financial instruments yang diklasifikasikan
sebagai ekuitas tidak diadopsi, karena PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan belum mengikuti revisi IAS 32 Financial Instrument:Presentation mengenai
hal tersebut.
10. IAS 1 paragraf 07 dan 96 yang menjadi PSAK I paragraf 07 dan 93 tentang keuntungan atau
kerugian actuarial yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja tanpa menyebutkan nomor
paragrafnya.
11. IAS I paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 136 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan
tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi
1FRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
12. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena paragraf
tersebut tidak relevan.

Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan
disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan (neraca) yang selama ini berlaku di
Indonesia. Panduan Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Aset

Ekuitas

Aset tidak lancar

Ekuitas yang dapat diastribusikan ke pemilik entitas


induk

Aset Lancar
Kepentingan nonpengendali

Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek

Sementara Panduan Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan posisi


keuangan sebagai berikut :
Aset

Liabilitas

Aset tidak lancar

Liabilitas jangka pendek

Aset Lancar

Liabilitas jangka panjang

Ekuitas
Kepentingan nonpengendali
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas
induk

Point
02

Topics
IAS 1
PSAK 1
Scope An entity shall apply this Standard in preparing and presenting Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan
general purpose financial statements in accordance with
penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan
International Financial Reporting Standards (IFRSs).
Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

05

This Standard uses terminology that is suitable for profitoriented entities, including public sector business entities. If
entities with not-for-profit activities in the private sector or the
public sector apply this Standard, they may need to amend the
descriptions used for particular line items in the financial
statements and for the financial statements themselves.

06

Similarly, entities that do not have equity as defined in IAS 32


Financial Instruments: Presentation (eg some mutual funds)
and entities whose share capital is not equity (eg some cooperative entities) may need to adapt the financial statement
presentation of members or unitholders interests

07

10
15

Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi


entitas yang berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor
publik. Jika entitas tidak berorientasi laba menerapkan
Pernyataan ini, maka entitas tersebut mungkin perlu
menyesuaikan deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam
laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri.

Hal yang sarna. entitas yang tidak memiliki ekuitas


sebagaimana didefinisikan dalarn PSAK 50 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (misalnya
beberapa reksa dana) dan entitas yang modalnya bukan ekuitas
mungkin perlu mengadaptasi penyajian laporan keuangan
kepentingan peserta atau pemegang unit (members or
unitholders interests).
International Financial Reporting Standards (IFRSs) are
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan
Standards and Interpretations adopted by the International
Interpretasi yang dikeluarkan olelt Dewan Standar Akuntansi
Accounting Standards Board (IASB)
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator
pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya
(a) a statement of financial position as at the end of the period; laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
n/a
Manajemen entitas bertanggung jawab penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas.

You might also like