You are on page 1of 405

Connecting Diversity

Laporan Tahunan 2013

Entitas Anak

Daftar Isi
1
2

Pembuka

130

Tinjauan
Pendukung
Bisnis

Sumber Daya Manusia

374 Profil Dewan Komisaris

yang lebih nyaman untuk

140 Teknologi Informasi

376 Profil Direksi

144 Procurement

380 Pejabat Senior

dengan lebih banyak


destinasi di dunia
Tentang Garuda

Anak

148

Tata Kelola
Perusahaan

388 Struktur Organisasi


390 Perkembangan Armada

Ikhtisar Keuangan &

392 Armada

Operasional
150 Tata Kelola Perusahaan

394 Alamat Kantor Cabang

13

Ikhtisar Saham

16

Peristiwa Penting 2013

Anggota Dewan

26

Penghargaan &

Komisaris dan Direksi

32

Visi, Misi, dan Nilai-nilai


Perusahaan

34

Strategi 2013

38

Laporan Dewan
Komisaris

44

Laporan Direksi

PT Abacus Distribution Systems


Indonesia (Abacus DSI)

386 Pejabat Kantor Cabang

Indonesia

Sertifikasi

Bidang Usaha: Industri pariwisata dan


hospitality, antara lain perhotelan, jasa boga,
transportasi darat dan keagenan serta tours
& travel.

384 Direktur Utama Entitas

Menghubungkan Anda

10

Data
Perusahaan

132

Indonesia

239

Memberikan perjalanan
menikmati keindahan

PT Aero Wisata (Aerowisata)

220

Tanggung
Jawab
Sosial
Perusahaan

222 Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan

400 Surat Pernyataan

Bidang Usaha: Penyedia jasa teknologi


informasi meliputi bidang jasa sistem
komputerisasi reservasi.

PT Garuda Maintenance Facility Aero


Asia (GMFAA)

Tentang Tanggung
Jawab Atas Laporan
Tahunan 2013 PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk.
Bidang Usaha: Jasa perbaikan dan perawatan
pesawat terbang termasuk engine dan
komponennya.

PT Aero Systems Indonesia (Asyst)

53
54

Analisa &
Pembahasan
Manajemen
atas Kinerja
Perusahaan

Industri

234

Laporan
Keuangan
Konsolidasian

234 Laporan Keuangan


Konsolidasian Untuk

58

Komersial

70

Operasional

82

Layanan

2013 dan 2012 Dan

92

SkyTeam

Laporan Auditor

96

New Passenger Service

Tahun-tahun yang

Bidang Usaha: Jasa konsultasi dan rekayasa


sistem teknologi informasi serta jasa
pemeliharaan bagi perusahaan penerbangan
maupun industri lain.

Berakhir 31 Desember

PT Citilink Indonesia

Independen

System (PSS)
98

SBU & Entitas Anak

120 PT Gapura Angkasa


122

Tinjauan Keuangan

Bidang Usaha: Jasa angkutan udara niaga


berbiaya murah (low cost airline).

2013

Laporan Tahunan

Connecting
Diversity
Tahun 2013 merupakan tahun Network Expansion dalam
strategi Quantum Leap 2011-2015. Pada tahun tersebut, Garuda
Indonesia melakukan investasi berupa penambahan jumlah dan
tipe pesawat, serta pembukaan destinasi dan rute baru. Pada
akhir tahun 2013, Garuda Indonesia juga telah menyelesaikan
persiapan akhir untuk bergabung dengan aliansi global SkyTeam
di awal tahun 2014.
Strategi yang dilakukan Garuda Indonesia tersebut semakin
mengukuhkan langkah untuk terus tumbuh dan mendominasi
pasar full service carrier di Indonesia, serta diperhitungkan
sebagai global player.
Dengan memberikan lebih banyak pilihan destinasi kepada
penumpang, Garuda Indonesia menghubungkan keaneka
ragaman potensi budaya, sosial dan ekonomi antara Indonesia
dan dunia internasional.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

2
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Memberikan perjalanan
yang lebih nyaman untuk
menikmati keindahan
Indonesia
Garuda Indonesia membuka
akses untuk menjelajahi beragam
keindahan alam dan keunikan
budaya yang menjadi daya tarik
wisata di kepulauan Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Garuda Indonesia mulai mengoperasikan


pesawat turboprop ATR72-600 pada tahun
2013 untuk melayani penerbangan rute
jarak pendek dan remote area di Indonesia.
Pesawat dengan sub-brand Explore ini
melengkapi pesawat Bombardier CRJ1000
NextGen sub-brand Explore-Jet yang telah
dioperasikan sejak tahun 2012.
Melalui pengoperasian tipe pesawat ini,
Garuda Indonesia terus meningkatkan
konektivitas wilayah Indonesia serta
mengembangkan jaringan penerbangan
ke wilayah-wilayah pusat pertumbuhan
ekonomi dan tujuan wisata baru di Indonesia.

44

Destinasi di
dalam negeri

Hub di Medan,
Surabaya, Denpasar
Balikpapan, Makassar

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

4
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Menghubungkan Anda
dengan lebih banyak
destinasi di dunia

Berbagai keunikan di dunia kini


menjadi lebih dekat dan mudah
dijangkau melalui kerja sama
internasional Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Pada Desember 2013, Garuda Indonesia telah


terbang ke 20 destinasi internasional di Asia,
Australia, Timur Tengah, dan Eropa. Selain itu,
Garuda Indonesia juga melayani 26 destinasi
internasional melalui kerja sama code share
dengan berbagai maskapai dunia, termasuk
Etihad Airways. Garuda Indonesia akan
bergabung dengan aliansi global SkyTeam
sebagai anggota ke-20, pada 5 Maret 2014,
yang akan membuka jalan untuk terbang ke
1,064 destinasi SkyTeam di 178 negara.
Sebagai persiapan bergabung dengan
SkyTeam, Garuda Indonesia sejak Juni
2013 telah berhasil mengimplementasikan
Passenger Service System (PSS) ALTEA, yang
terintegrasi dengan platform yang digunakan
di aliansi maupun mitra code share.

20

Destinasi
Internasional

14

Code Share
Agreement

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

6
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tentang Garuda Indonesia


Seiring semakin meningkatnya permintaan
jasa industri penerbangan, Perusahaan terus
mengembangkan jaringan penerbangan
hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi
dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur
Indonesia.
Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai
saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan
kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama
menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI
001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama Indonesian
Airways dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang
sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3
Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan
logo Garuda Indonesian Airways, terbang dari Jakarta
ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah
penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda
Indonesian Airways.
Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi
Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki
38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat
laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada
Perusahaan terus berkembang, di mana untuk pertama
kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Haji ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke


kawasan Eropa dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965
dengan tujuan akhir di Amsterdam.
Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya
mengalami revitalisasi dan restrukturisasi besar-besaran
di sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan
merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya
dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan
Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta
Barat. Selain itu, Garuda Indonesia juga membangun Pusat
Perawatan Pesawat di Bandara Internasional SoekarnoHatta pada masa itu. Di awal tahun 1990, strategi jangka
panjang Garuda Indonesia disusun hingga tahun 2000.
Jumlah armada juga terus ditingkatkan sehingga Garuda
Indonesia menjadi salah satu dari 30 besar maskapai
penerbangan di dunia.

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun


2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang
kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan
Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan
evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara
menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan
operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang
mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan
restrukturisasi hutang, menambah tingkat kesadaran
para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang
terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat
karyawan Garuda Indonesia.

Penyelesaian seluruh restrukturisasi hutang Perusahaan


mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan
sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Garuda Indonesia
resmi menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan
6.335.736.000 sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini
dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi
bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak.
Per akhir Desember 2013, struktur kepemilikan saham
Garuda Indonesia sebagai perusahaan publik adalah
Pemerintah Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,01%),
investor domestik (17,91%), dan investor internasional
(12,94%).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

8
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tentang Garuda Indonesia

Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda


Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada
produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT
Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT
Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems
Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani
kegiatan operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861
orang karyawan, termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar
di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Garuda Indonesia group pada 31 Desember 2013
mengoperasikan 140 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat
Boeing 747-400, 7 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat
Airbus A330-200, 7 pesawat Boeing 737 Classic (seri
300/500), 65 pesawat Boeing 737-800NG, 12 pesawat
CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR72-600, 4 pesawat Boeing
777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24
pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1
pesawat Boeing 737-400.

Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri


air travel, Garuda Indonesia saat ini melayani penerbangan
ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area
domestik dan 20 kota di area internasional.
Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan
akan jasa industri penerbangan, Garuda Indonesia terus
mengembangkan jaringan penerbangannya hingga ke
kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah
Timur Indonesia. Selain melayani penerbangan di rute-rute
tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia juga
melaksanakan perjanjian code share dengan 14 maskapai
internasional.
Selain itu, mulai 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi
bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam,
sebagai bagian dari program pengembangan jaringan
internasionalnya. Dengan bergabung dalam SkyTeam,
pengguna jasa Garuda Indonesia dapat terhubung ke 1.064
destinasi di 178 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai

Armada 2013
Garuda Indonesia
Jenis Pesawat

Citilink
Jumlah

Jenis Pesawat

Jumlah

Boeing 747- 400

Airbus A320-200

24

Airbus A330-300

Boeing 737-300

Airbus A330-200

11

Boeing 737-400

Boeing 737 Classic (seri 300/500)

Boeing 737-800 NG

65

Bombadier CRJ1000 NextGen

12

ATR72-600

Boeing 777-300ER

Total

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

110

30

penerbangan anggota SkyTeam dengan total lebih dari


15.700 penerbangan per hari. Selain itu, para pengguna jasa
Garuda Indonesia juga dapat memperoleh akses ke 564
lounges terbaik SkyTeam terbaik di seluruh dunia. Selain
itu dengan masuknya Garuda Indonesia ke dalam SkyTeam
juga akan menguatkan Indonesia dalam peta Air Travel
dunia.

Seiring dengan peningkatan kinerja di berbagai aspek


operasional dan layanan yang dilaksanakan, Garuda
Indonesia meraih apresiasi dan penghargaan dari berbagai
lembaga nasional maupun internasional. Pada tahun
2012, Garuda dinobatkan sebagai The Best International
Airline oleh lembaga riset Roy Morgan di Australia, serta
The Worlds Best Regional Airline oleh Skytrax, lembaga
pemeringkat airline yang berkedudukan di London, dalam
ajang pameran kedirgantaraan Farnborough Airshow.

Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus


meningkatkan layanan kepada pengguna jasa,
Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas
Garuda Indonesia Experience, yang menghadirkan
keramahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari
Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound,
taste, scent, dan touch, untuk diimplementasikan dalam
layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan
post- journey.

Selanjutnya, dalam pameran kedirgantaraan Paris Air


Show Juni 2013 lalu, Garuda Indonesia juga memperoleh
penghargaan The Worlds Best Economy Class dan Best
Economy Class Airline Seat, serta masuk dalam jajaran The
Worlds Top 10 Airlines. Selain itu, pada acara Passenger
Choice Award 2013 yang diselenggarakan pada September
2013 di Anaheim, California, Amerika Serikat, oleh Airline
Passenger Experience Association (APEX), asosiasi
peningkatan layanan penerbangan yang berkedudukan di
New York, Garuda Indonesia terpilih sebagai Airline Terbaik
di Kawasan Asia dan Australasia (Best in Region: Asia and
Australasia).

Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai


yang terdaftar sebagai IATA Operational Safety Audit
(IOSA) Operator dan menerapkan standar keamanan dan
keselamatan yang setara dengan maskapai internasional
besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima
sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

10
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Ikhtisar Keuangan & Operasional


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. & Entitas Anak (Dalam USD penuh kecuali dinyatakan lain)
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik dalam
Laporan Tahunan ini menggunakan notasi bahasa Indonesia

2013

2012

2011*

Jumlah Pendapatan Usaha

3.716.076.586

3.472.468.962

3.096.328.405

Jumlah Beban usaha

3.659.628.311

3.304.396.858

3.003.980.817

56.448.275

168.072.104

92.347.588

Laba Usaha
Jumlah Pendapatan (Beban) Non-Usaha Lainnya

(47.632.672)

(16.541.550)

4.585.680

Laba Sebelum Pajak

8.815.603

151.530.554

96.933.268

Manfaat (Beban) Pajak

2.384.777

(40.687.981)

(32.707.732)

Laba Bersih Tahun Berjalan

11.200.380

110.842.573

64.225.536

(10.634.860)

34.566.735

8.475.080

Jumlah Laba Komprehensif

565.520

145.409.308

72.700.616

Laba (Rugi) Bersih per Saham

0,00049

0,00488

0,00288

Laba (Rugi) Komprehensif Lain-lain

Jumlah Aset Lancar


Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset

819.133.923

636.566.218

749.951.148

2.134.651.029

1.881.431.548

1.333.055.661

2.953.784.952

2.517.997.766

2.083.006.809

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

983.890.767

754.207.052

645.834.604

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

852.746.068

648.830.636

514.374.429

45.222.668

5.651.251

639.391
194.259.709

Utang Bank dan Lembaga Keuangan


Liabilitas Sewa Pembiayaan
Pinjaman Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
Modal Saham (lembar saham)
Modal Sebelum Ditempatkan (lembar saham)
Modal Ditempatkan dan Disetor
Tambahan Modal Disetor
Komponen Ekuitas Lainnya
Opsi Saham
Saldo Laba (Defisit)
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Jumlah Investasi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

191.750.944

206.352.598

604.695.491

400.947.490

266.213.169

1.836.636.835

1.403.037.688

1.160.209.033

30.000.000.000

30.000.000.000

30.000.000.000

7.359.004.000

7.359.004.000

7.359.004.000

1.146.031.889

1.146.031.889

2.291.936.892

4.548.037

4.548.037

113.067.035

(161.593.912)

(149.237.597)

(100.010.418)

2.770.970

1.148.451

2.278.677

123.920.993

110.598.370

(1.385.459.977)

1.470.140

1.870.928

985.567

1.117.148.117

1.114.960.078

922.797.776

2.953.784.952

2.517.997.766

2.083.006.809

203.611.301

207.816.002

109.289.079

11

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. & Entitas Anak (Dalam USD penuh kecuali dinyatakan lain)
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik dalam
Laporan Tahunan ini menggunakan notasi bahasa Indonesia

2013
Jumlah Investasi pada Entitas lain

2012

2011*

17.459.916

16.517.489

14.986.715

(164.756.844)

(117.640.834)

104.116.544

139.025.923

364.685.555

244.265.953

Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Investasi

(382.836.665)

(524.398.946)

(260.726.555)

Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

432.274.934

75.457.955

292.674.875

Modal Kerja Bersih


Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi

Rasio
Marjin EBITDA **

5,86%

8,58%

7,30%

Marjin Laba Usaha

1,52%

4,84%

2,98%

Marjin Laba Bersih

0,30%

3,19%

2,07%

Tingkat Pengembalian Aset

0,38%

4,40%

3,08%

Tingkat Pengembalian Ekuitas

1,00%

9,94%

6,96%

Rasio Lancar

83,25%

84,40%

116,12%

164,40%

125,84%

125,73%

62,18%

55,72%

55,70%

0,54x

0,36x

0,29x

Jumlah Penumpang (ribu)

24.965,2

20.415,3

17.074,0

Penumpang Kilometer Diangkut (dalam juta)

31.950,0

27.342,1

24.434,7

Tempat Duduk Kilometer Tersedia (dalam juta)

43.133,0

36.013,8

32.473,7

74,1

75,9

75,2

Kargo (juta kilogram)

345,9

280,3

229,4

Muatan kargo (juta ton-kilometer)

630,7

532,9

465,0

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas


Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset
Liabilitas Terbeban Bunga/Ekuitas
Informasi terkait Pendapatan Penumpang

Tingkat Isian Penumpang (%)


Informasi terkait Pendapatan Kargo


*
Sebelum kuasi reorganisasi
** Marjin EBITDA dihitung dengan menjumlahkan Laba (Rugi) Usaha dan beban Penyusutan, dibagi Pendapatan
Usaha

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

12
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

3.472

Ikhtisar Keuangan & Operasional

3.716

168

3.096

92

56

Pendapatan Usaha

Laba Usaha

(USD Juta)
11

12

13

(USD Juta)
11

12

13

2.954

111
2.518
2.083
64

11
11

12

Laba Bersih Tahun Berjalan

Total Aset

(USD Juta)

13

(USD Juta)
11

1.837

12

13

1.115

1.117

923

1.403
1.160

Total Liabilitas

Total Ekuitas

(USD Juta)
11

12

13

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

(USD Juta)
11

12

13

13

Ikhtisar Saham
Kinerja Saham Garuda Indonesia (GIAA) di Bursa Efek Indonesia
Harga (Rp)

Volume

750

300.000.000

600

240.000.000

450

180.000.000

300

120.000.000

250

60.000.000

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus September

Oktober

November

Desember

Harga

Sumber: Bloomberg Finance L.P.

Volume

Harga, Volume Saham - Triwulanan (Rupiah, kecuali disebutkan lain)


Q1
2013

Q2
2012

2013

Q3
2012

Pembukaan

660

480

660

620

2013

Q4
2012

520

710

2013
500

2012
620

Tertinggi

690

660

660

740

530

780

510

740

Terendah

610

465

465

600

460

580

470

620

Penutupan

650

620

520

710

500

620

500

660

1.476

1.916

1.016

1.517

419

1.298

306

1.149

22.640

22.640

22.640

22.640

22.640

22.640

22.640

22.640

6.987

6.987

6.987

6.987

6.987

6.987

6.987

6.987

14.716.647

14.037.418

11.773.318

16.075.107

11.320.498

14.037.418

Volume Transaksi
(Jutaan Saham)
Total Saham
(Jutaan Saham)
Jumlah Saham Beredar (Jutaan Saham)
Kapitalisasi Pasar
(Jutaan Rupiah)

11.320.498 14.943.057

Kinerja Saham (Rupiah)


2013

2012

2011

Harga Tertinggi

690

780

700

Harga Terendah

465

465

390

Volume Transaksi (jutaan saham)


Total Saham (jutaan saham)
Harga pada Akhir Tahun
Laba per Saham (USD)
Nilai Buku per Saham (USD)

3.217

5.880

4.230

22.640

22.640

22.640

500

660

475

0,00049

0,00488

0,0029

0,0493

0,0492

0,0407

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

14
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Ikhtisar Saham

Komposisi Pemegang Saham


(per 31 Desember 2013)

Kepemilikan Pemerintah, Domestik & Internasional

Kepemilikan Saham Domestik & Internasional


Jumlah Saham

6,12%

DOMESTIK
Pemerintah RI

24,74%

15.653.128.000

Ritel

4,54%

90.467.044

0,40%

Institusional (Trans Airways)

2.466.965.725

10,90%

Institusional (less than 5%)

2.017.366.235

8,91%

Total Domestik

21.255.231.735

93,88%

Karyawan

2013
69,14%

69,14%

1.027.304.731

INTERNASIONAL
Ritel

4.241.500

0,02%

Institusional

1.381.522.765

6,10%

Total Internasional

1.385.764.265

6,12%

22.640.996.000

100%

TOTAL

Pemerintah Republik Indonesia (RI)


Domestik
Internasional

Kepemilikan Saham
(per 31 Desember 2013)

Credit Suisse AG Singapore


Trust A/C Clients

Pemerintah RI

2,04%

Publik

69,14%

PT Trans Airways

17,93%

10,89%

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

99,99%
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia *

99,99%
PT Aero Systems
Indonesia *

* Kepemilikan langsung dan tidak langsung

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

99,99%
PT Aero Wisata

94,27%
PT Citilink Indonesia

95,00%
PT Abacus Distribution
Systems Indonesia

15

Kronologi Pencatatan Obligasi


Peringkat:
A (idn) PT Fitch Ratings Indonesia
Obligasi Berkelanjutan I Garuda Indonesia Tahap
I Tahun 2013

Tanggal Pencatatan

Jumlah (Rp)

Bunga / Jangka Waktu

8 Juli 13

2.000.000.000.000

9.25% p.a. /
5 tahun

Pembayaran Bunga Obligasi Berkelanjutan I


Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 hingga 31 Desember 2013
Keterangan
Pembayaran Bunga ke-1

Tanggal Pembayaran

Jumlah (Rp)

5 Oktober 2013

46.250.000.000

Komentar Analyst
YingYing Hou - BoA Merrill Lynch

Matthew Wibowo RHB OSK

Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan akan


terus berlanjut di tahun 2013 dan 2014, didorong oleh
pencapaian program Quantum Leap, kondisi pricing yang
positif, pertumbuhan pesat bandara-bandara sekunder,
dan keanggotaan di aliansi global SkyTeam mulai triwulan
pertama 2014.

Garuda Indonesia (GIAA) telah bertransformasi menjadi


salah satu maskapai terbaik dunia melalui berbagai kerja
sama dan aliansi global. Kami memulai cakupan analisa
saham Garuda dengan rekomendasi BELI pada Target Price
Rp800, yaitu pada 8 x EV/EBITDAR

Paul Yong CFA - DBS Vickers Securities


Indonesia adalah primadona pasar penerbangan ASEAN.
Sebagai negara kepulauan dengan 235 juta penduduk dan
segmen kelas menengah yang tumbuh pesat, Indonesia
menjadi sasaran utam bagi semua maskapai regional. Kami
baru-baru ini mulai meng-cover analisa saham Garuda
Indonesia dengan rekomendasi BELI pada Target Price
(TP) Rp650, sejalan dengan pertumbuhan permintan pasar
penerbangan di Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

16
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Peristiwa Penting 2013

20 Januari
Garuda Indonesia Memenangkan Skyscanner Asia Pacific
Airline Food Awards
Situs pencarian perjalanan global terkemuka Skyscanner
mengumumkan Garuda Indonesia sebagai pemenang Asia
Pacific Airline Food Awards 2012 yaitu maskapai dengan
makanan terbaik oleh sejumlah wisatawan internasional. Lebih
dari 200 blogger dan wisatawan internasional dari seluruh
Asia Pasifik telah dimintai pendapat mengenai makanan yang
tersaji dalam penerbangan. Pada kategori penerbangan jarak
jauh, Garuda Indonesia keluar sebagai pemenang pertama,
menyisihkan beberapa maskapai negara tetangga.

30 Januari
GMF Dipercaya Sebagai Pusat Perawatan Produk BE
Aerospace
GMF AeroAsia, anak perusahaan Garuda Indonesia bidang
Maintenance Repair Overhaul (MRO), mendapat kepercayaan
dari BE Aerospace, produsen utama produk-produk interior
dan kabin pesawat dari Amerika Serikat, untuk menjadi
Approved Service Center (ASC) produk-produk B/E Aerospace.
Penunjukkan sebagai Approved Service Center akan
meningkatkan kapabilitas dan kapasitas GMF AeroAsia dalam
perawatan kabin dan interior serta manufacturing seat, galley,
dan cabin interior pesawat.

25 Februari
Garuda Indonesia Resmikan Garuda Indonesia and
Liverpool FC Experience
Garuda Indonesia dan Liverpool Football Club (LFC)
meresmikan Garuda Indonesia and Liverpool Experience
disaksikan pemain legendaris Liverpool era 1989-1990, Ian Rush
di Garuda Indonesia Gallery, Senayan City, Jakarta. Peresmian
galeri ini merupakan upaya Garuda Indonesia untuk lebih
mendekatkan Liverpool FC kepada pencinta sepakbola di
Jakarta, dan Indonesia secara umum. Hal ini juga merupakan
bagian dari peningkatan layanan kepada pengguna jasa,
khususnya masyarakat Indonesia pencinta sepakbola.

7 Maret
Garuda Indonesia Terima Penghargaan Contact Center
Service Excellence Award 2013
Berkat berbagai upaya berkelanjutan dalam memberikan
pelayanan terbaik, Garuda Indonesia menerima Contact Center
Service Excellence Award 2013 dari Majalah Service Excellence
dan Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty (CarreCCSL). Pemenang ditentukan melalui survei Mystery Customer
yang melakukan komunikasi melalui call center maupun email
center. Aspek yang dinilai adalah kepraktisan, kecepatan
dalam merespon pelanggan, serta layanan personal kepada
pelanggan yang ditunjang dengan teknologi.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

17

14 Februari
Garuda Indonesia Raih Penghargaan The Best Airline
dalam Pelaksanaan Penerbangan Haji
Garuda Indonesia meraih penghargaan The Best Airline
dalam pelaksanaan penerbangan haji dari Direktorat
Jenderal Penerbangan Sipil Arab Saudi (General Authority
of Civil Aviation/GACA) dan King Abdul Aziz International
Airport, Jeddah, atas kinerja yang baik selama pelaksanaan
penerbangan haji tahun 2012. Penghargaan diberikan
berdasarkan penilaian terhadap tiga aspek, yaitu perencanaan
penerbangan haji, operasional dan pelayanan (service), dan
tingkat ketepatan penerbangan (On-Time Performance/ OTP).

17 Februari 2013
Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan ke 6
Destinasi Baru
Sebagai bagian program perluasan jaringan penerbangan,
Garuda Indonesia melalui Code share Agreement dengan Etihad
Airways menambah layanan penerbangan ke 6 destinasi baru
di Eropa dan Timur Tengah yaitu Frankfurt, Brussels, Milan,
Dusseldorf, Munich, dan Bahrain. Kini total destinasi code share
Garuda yang dilayani maskapai Etihad menjadi 13 destinasi,
dengan kota tambahan Abu Dhabi, London, Paris, Manchester,
Moskow, Athena, dan Muscat. Penerbangan ke-13 destinasi
tersebut dilayani melalui hub Abu Dhabi.

15 Maret
Garuda Indonesia Luncurkan Layanan Wheelchair
Transporter Untuk Penumpang Penyandang Difabel dan
Pengguna Kursi Roda
Garuda Indonesia meresmikan pengoperasian Wheelchair
Transporter di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Cengkareng guna meningkatkan layanan khususnya untuk
penyandang difabel dan penumpang umum pengguna kursi
roda (wheelchair). Mobil khusus kursi roda ini memberi
kemudahan dan kenyamanan ketika melakukan boarding
khususnya bila pesawat sedang diparkir di daerah remote
(tempat parkir pesawat yang jauh dari terminal penumpang).

23 Maret
Garuda Indonesia Kembali Dukung Earth Hour 2013
Garuda Indonesia melaksanakan kampanye switch off
Earth Hour 2013 di Gedung Manajemen Garuda Indonesia,
Cengkareng, dihadiri Direksi, Direktur Konservasi WWF serta
karyawan Garuda Indonesia, yang merupakan salah satu bentuk
kepedulian Garuda Indonesia terhadap pelestarian alam dan
lingkungan, serta perwujudan komitmen kepada pengurangan
dampak perubahan iklim. Tahun 2013 ini merupakan tahun ke-5
keikutsertaan Garuda Indonesia dalam kampanye ini sejak
dilaksanakan tahun 2009 lalu.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

18
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

4 April
Garuda Indonesia Gallery Terbesar dan Terlengkap di
Surabaya
Garuda Indonesia meresmikan pembukaan Garuda Indonesia
Gallery, fasilitas layanan terbesar dan terlengkap di Indonesia
yang berlokasi di lantai satu pusat perbelanjaan Ciputra World,
Surabaya. Ini adalah fasilitas layanan terpadu (one stop service)
untuk kemudahan penerbangan dengan Garuda meliputi
layanan reservasi dan pembelian tiket, city check-in dan self
check-in, paket wisata Garuda Indonesia Holiday, layanan
Garuda Frequent Flyer, layanan bagi penumpang yang
bepergian dengan group, serta layanan lainnya.

22 April
Garuda Indonesia dan ALAFCO Tandatangani Perjanjian
Kerjasama Pengadaan 2 Boeing 777-300ER dengan Prinsip
Syariah
Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama
pengadaan 2 pesawat Boeing 777-300ER dengan perusahaan
leasing dan financing asal Kuwait, Aviation Lease and Finance
Company (ALAFCO) dengan prinsip syariah. Kerjasama ini
adalah salah satu milestones penting mengingat Garuda
Indonesia merupakan satu-satunya maskapai di Indonesia yang
pertama kali melaksanakan perjanjian kerjasama pengadaan
pesawat yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah.

3 Mei
Garuda Indonesia Resmikan Medan Sebagai Hub Baru di
Indonesia Barat
Untuk mendukung national connectivity transportasi udara
di wilayah Indonesia Barat, Garuda Indonesia meresmikan
kota Medan, Sumatera Utara, sebagai Hub ke-4. Penetapan
Medan sebagai Hub ke-4 Garuda Indonesia, setelah Jakarta,
Denpasar dan Makassar, adalah program pengembangan
jaringan penerbangan dan wujud komitmen mendukung
program Pemerintah Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) guna meningkatkan
perekonomian, perdagangan dan bisnis di kotakota di
kawasan.

5 Mei
Garuda Indonesia Terapkan Immigration on Board Rute
Shanghai-Jakarta
Garuda Indonesia menerapkan layanan Immigration
on Board pada rute Shanghai Jakarta sejalan dengan
upaya peningkatan layanan serta menunjang peningkatan
kepariwisataan dari China ke Indonesia umumnya dan Shanghai
ke Jakarta khususnya. Layanan Immigration on Board yang
baru di rute Shanghai-Jakarta ini melengkapi layanan yang sama
yang telah diterapkan sebelumnya di enam rute lain antara
Tokyo (Narita)Jakarta, SeoulJakarta, SydneyJakarta, Tokyo
(Narita)Denpasar, OsakaDenpasar dan SydneyDenpasar.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

19

25 April
Garuda Indonesia Luncurkan Garuda Orient Holidays (GOH)
Taiwan
Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia, Garuda Indonesia melalui anak
usahanya, PT Aerowisata, meluncurkan Garuda Orient Holidays
(GOH) Taiwan di Taipei, Taiwan. GOH merupakan inhouse
wholeseller atau unit yang mengembangkan produk paket
wisata destinasi Indonesia bagi wisatawan asal negara tersebut.
Produk- produk yang akan ditawarkan oleh Garuda Orient
Holidays ini nantinya akan saling melengkapi dengan produkproduk paket wisata yang yang sudah ada di pasar Taiwan.

26 April
Garuda Indonesia Laksanakan RUPS Tahunan 2013
Garuda Indonesia melaksanakan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) bertempat di Hotel Ritz Carlton, Pacific
Place, Jakarta. RUPST ketiga yang dilaksanakan Garuda sejak
melaksanakan IPO pada bulan Februari 2011 menghasilkan
beberapa keputusan penting, di antaranya mengesahkan
Laporan Tahunan Perseroan tahun 2012, perubahan susunan
Dewan Komisaris dan Direksi, serta persetujuan Penawaran
Umum Terbatas (PUT) melalui Right Issues dan/atau instrumen
pinjaman dalam rangka pengembangan usaha.

11 Mei
Pergelaran Garuda Indonesia World Photo Contest
(GAWPC) 2013
Setelah mencatat sukses di tahun-tahun lalu, Garuda Indonesia
kembali menggelar Garuda Indonesia World Photo Contest
(GAWPC) 2013 yang merupakan event fotografi berskala
internasional sejak dimulai tahun 2007 lalu diikuti para
fotografer nasional dan internasional dari ASEAN, Australia,
China, Jepang, Timur Tengah dan Eropa. Tema GAWPC 2013
adalah My Enchanting Town dengan entri 15.000 photo dari
10.000 peserta dan 45 negara.

28 Mei
Garuda Indonesia Terima Penghargaan Indonesia Service
Quality Award 2013 dan Indonesia Most Admired
Companies 2013
Berkat berbagai pencapaian yang diraih sejalan dengan
program transformasi perusahaan yang dilaksanakan selama
ini, Garuda Indonesia menerima penghargaan sebagai
Indonesia Most Admired Companies dari Warta Ekonomi serta
juga menerima penghargaan di acara Indonesia Service Quality
Award 2013 untuk kategori Domestic Airline dan International
Airline dari Majalah Service Excellence bekerjasama dengan
Carre Center for Customer Satisfaction & Loyalty, sebuah
lembaga konsultan bidang service dan customer satisfaction.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

20
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

7 Juni
Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Kerjasama
Penyediaan Jasa Road Feeder Service di Eropa
Garuda Indonesia melalui Strategic Business Unit (SBU) Garuda
Indonesia Cargo menandatangani kerjasama Road Feeder
Services (trucking) dengan perusahaan trucking asal Belanda,
Jan de Rijk di Munchen, Jerman. Melalui kerjasama ini, Garuda
Cargo dapat melayani pengiriman kargo ke lebih dari 30 kota
destinasi di Eropa. Pengiriman kargo akan menggunakan
penerbangan rute JakartaAmsterdam yang kemudian
didistribusikan Jan de Rick ke kota-kota destinasi di wilayah
Eropa.

11 Juni
Garuda Indonesia Menerbitkan Obligasi Berkelanjutan
Tahap I 2013
Garuda Indonesia melaksanakan Due Dilligence Meeting &
Public Expose dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan
Obligasi Berkelanjutan Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013
yang menyerap dana hingga Rp 2 triliun dan ditawarkan
dengan jangka waktu (tenor) 5 tahun. Obligasi ini memperoleh
rating A (idn) (Single A) dari PT Fitch Ratings Indonesia dan
direncanakan agar terlaksana sepenuhnya pada semester kedua
tahun 2013.

23 Juni
Garuda Indonesia Implementasikan Sistem Layanan
Penumpang Baru
Sejalan dengan persiapan untuk bergabung dengan aliansi
penerbangan global SkyTeam, Garuda Indonesia melaksanakan
peningkatan sistem reservasi dan layanan penumpang melalui
penerapan The Alta Passenger Services System (PSS)
yang dikembangkan oleh Amadeus. Sistem baru tersebut
menggantikan sistem reservasi lama Garuda Indonesia,
Automatic Reservation Garuda Indonesia (ARGA), yang telah
dipergunakan sejak tahun 1987 serta mampu menghadirkan
pelayanan terbaik untuk kenyamanan pengguna jasa.

2 Juli
Garuda Indonesia dan Kementerian Perhubungan Gelar
International Green Aviation Conference 2013
Bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia, Garuda Indonesia menggelar International
Green Aviation Conference 2013 di Benoa, Bali. Mengangkat
tema, Indonesia Green Aviation Initiatives for Sustainable
Development of Air Transportation, konferensi ini merupakan
forum pertama yang pernah dilaksanakan di kawasan regional
Asia Pacific yang mengusung tema Green Aviation Initiatives
dalam kaitan dengan Sustainable Air Transportation. Sejumlah
topik terkait perkembangan industri penerbangan akan
menjadi fokus pembahasan konferensi tersebut; perkembangan
infrastruktur bandara untuk mendukung efisiensi penerbangan,
serta upaya pencapaian target pengurangan emisi gas rumah
kaca.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

21

18 Juni
Garuda Indonesia Raih Worlds Best Economy Class 2013
dari SkyTrax di Paris Airshow
Kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat
internasional setelah di ajang Paris Airshow 2013 berhasil
meraih predikat Worlds Best Economy Class 2013 dari
Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen
berkedudukan di London. Garuda Indonesia berhasil
mengalahkan kandidat maskapai-maskapai lain yaitu Singapore
Airlines dan Asiana Airlines. Dalam kesempatan yang sama,
Garuda Indonesia juga berhasil meraih award Best Economy
Class Airline Seat 2013 dari Skytrax.

22 Juni
Garuda Indonesia Kini Partner Penuh Bali Beach Clean Up
Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menjadi partner penuh
program Bali Beach Clean Up (BBCU) yang diinisiasi Coca-Cola
Amatil Indonesia dan Quiksilver guna mendukung berbagai
program pelestarian lingkungan dan penghijauan pantaipantai tujuan wisata di Pulau Bali. Melalui kemitraan yang erat
dengan Bendesa Adat Kuta, Legian, Seminyak, Jimbaran, dan
Kedonganan, BBCU telah berkembang menjadi sebuah program
harian, dengan 74 kru pembersih pantai yang setiap hari
membersihkan 9,7 km garis pantai yang paling ramai di Bali.

2 Juli
Garuda Indonesia Sambut Boeing 777-300ER dan Resmikan
Layanan First Class
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meresmikan armada
terbaru pesawat state-of-the-art Boeing 777-300ER, sekaligus
meluncurkan layanan premium First Class, yang dipadukan
dengan konsep keramahtamahan Indonesia, Garuda Indonesia
Experience. Pesawat Boeing 777-300ER dan layanan First
Class merupakan upaya pengembangan jaringan penerbangan
internasional, terutama untuk rute-rute penerbangan jarak jauh,
dan sebagai bagian dari langkah perusahaan untuk menjadi
Global Player

4 Juli
Garuda Indonesia dan Taman Safari Indonesia
ResmikanKonservasi dan Pelestarian Jalak Bali
Sebagai bagian dari program CSR dan bentuk kepedulian
terhadap burung Jalak Bali (Bali Mynah) yang terancam
kepunahan, Garuda Indonesia melakukan kerjasama Program
Konservasi Burung Jalak Bali dengan Bali Safari & Marine Park.
Melalui program ini, Garuda Indonesia berupaya meningkatkan
populasi jalak Bali dengan memberikan bantuan pembangunan
1 unit rumah (aviary) dan pelestarian sebanyak 18 ekor Jalak Bali,
yang diharapkan membantu pelestarian populasi burung Jalak
Bali.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

22
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

19 Juli
Garuda Indonesia dan Liverpool FC luncurkan Garuda
Frequen Flyer Liverpool FC Edition Card
Sebagai bagian dari pelaksanaan Global Partnership antara
Garuda Indonesia dengan Liverpool Football Club diluncurkan
Garuda Frequent Flyer Liverpool Football Club (GFF LFC)
Edition Card yang merupakan kartu berdesain khusus yang
diperuntukkan bagi para pelanggan Garuda Indonesia dan fans
Liverpool FC. Sebagaimana kartu GFF reguler, kartu ini memiliki
empat tingkat keanggotaan, yaitu Blue, Silver, Gold, dan
Platinum. Dengan memiliki GFF LFC Edition Card pemilik kartu
akan menikmati berbagai penawaran menarik.

31 Juli
Garuda Indonesia Menerima 2 Penghargaan dalam
Pelestarian Lingkungan
Upaya Garuda Indonesia untuk meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan telah mendapat apresiasi dari masyarakat
dengan diterimanya penghargaan Indonesia Green Company
Achievement 2013 serta Sri Kehati Award atas komitmen
Garuda Indonesia terhadap pelestarian lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan. Penghargaan diberikan oleh
majalah SWA dan merupakan penyelenggaraan yang pertama
kalinya.

11 September
Garuda Indonesia Terpilih sebagai Maskapai Terbaik Region
Asia dan Australasia dalam Ajang Passengers Choice Awards
2013 di Anaheim, USA
Garuda Indonesia terpilih sebagai pemenang kategori Best
in Region: Asia and Australasia dalam ajang penghargaan
Passenger Choice Awards 2013 yang diselenggarakan oleh
Airline Passenger Experience Association (APEX) asosiasi
peningkatan layanan penerbangan berkedudukan di New York,
Amerika Serikat. Garuda Indonesia berhasil mengungguli 5
maskapai penerbangan lain, yaitu Singapore Airlines, Qantas
Airways, Cathay Pacific, Air New Zealand, dan Pakistan Airlines.

13 September
Garuda Indonesia Bersama BNI Menggelar Garuda Indonesia
Travel Fair 2013
Garuda Indonesia bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia
sebagai bank partner kembali menggelar Travel Fair terbesar
di Indonesia, Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2013 di Jakarta
yang merupakan puncak dari pelaksanaan roadshow GATF di
15 kota besar di Indonesia sepanjang tahun 2013 ini, antara lain
di Makassar, Manado, Padang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung,
Balikpapan, Denpasar, Medan, Semarang, Banjarmasin,
Jayapura, Palembang, Pekanbaru dan Pontianak.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

23

3 Agustus
Garuda Indonesia Layani Rute JakartaTanjung Pinang
(Bintan)
Dalam rangka memperluas jaringan penerbangan domestik,
Garuda Indonesia mulai melayani rute penerbangan baru
JakartaTanjung Pinang (Pulau Bintan). sebanyak satu kali
dalam sehari (daily flight), dengan menggunakan armada
Boeing 737-500 yang berkapasitas 96 penumpang. Pembukaan
rute baru ini diharapkan memudahkan pengguna jasa,
khususnya pebisnis dan wisatawan, serta meningkatkan potensi
pariwisata serta iklim investasi di kota Tanjung Pinang melalui
akses penerbangan langsung dari Jakarta.

9 September
Garuda Indonesia Terbangkan 90.108 Calon Jemaah Haji
Garuda Indonesia memulai pelaksanaan penerbangan
kloter pertama calon jemaah haji Indonesia secara serentak
di 7 embarkasi dari 10 embarkasi yang dilayani. Kesepuluh
embarkasi yang dilayani adalah Padang, Solo, Balikpapan,
Makassar, Lombok , Jakarta Medan, Palembang, Banjarmasin
dan Banda Aceh. Pelaksanaan fase keberangkatan adalah
10 September 2013 hingga 9 Oktober 2013, sementara
penerbangan fase kepulangan dilaksanakan pada tanggal 20
Oktober 2013 hingga 19 November 2013.

2 Oktober
Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Inflight Connectivity
di Pesawat B777-300ER
Garuda Indonesia menghadirkan layanan Inflight Connectivity
secara komersial di seluruh penerbangan Boeing 777-300ER
sehingga penumpang Garuda Indonesia, baik First Class,
Executive Class, maupun Economy Class, dapat terhubung
dengan koneksi internet melalui WiFi selama penerbangan.
Kehadiran layanan ini diharapkan dapat memberikan nilai
tambah bagi pengguna jasa karena mereka dapat tetap
melanjutkan aktivitas bisnis selama penerbangan.

18 Oktober
Garuda Indonesia Terpilih sebagai The Rising Star Carrier of
The Year untuk Layanan Kargo dalam Ajang Payload Asia
Award 2013
Garuda Indonesia terpilih sebagai The Rising Star Carrier
of The Year untuk layanan kargo dalam ajang Payload Asia
Award 2013 yang dilaksanakan Contineo Media dari Singapura.
Penetapan Garuda Indonesia sebagai pemenang kategori
tersebut didasarkan pada survei terhadap pengguna jasa yang
memberikan penilaian terhadap aspek Network Growth and
Development Strategy, Operational Performance in Year
2012, Customer Service Product Innovations serta Market
Responsiveness/Adaptability.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

24
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

20 November
Garuda IndonesiaJet Airways Tandatangani Kerjasama
Code Share
Garuda Indonesia dan maskapai dari India, Jet Airways,
menandatangani Code Share Agreement dimana Garuda
menempati marketing party Jet Airways pada rute-rute antara
Singapura dengan Mumbai, Delhi, dan Chennai. Sedangkan
Jet Airways menempati marketing party Garuda Indonesia
pada rute Indonesia - Singapura. Kerjasama ini juga mencakup
layanan full fledged frequent flyer partnership kedua
maskapai, yaitu Jet Airways JetPrivilage dan Garuda Indonesia
Frequent Flyer (GFF).

20 November
Garuda Indonesia Hentikan Pengangkutan Produk Hiu
Garuda Indonesia menghentikan layanan pengangkutan
produk ikan hiu sebagai wujud kepedulian dan komitmennya
menjaga kelestarian alam dan lingkungan, berlaku bagi segala
pengiriman dan pengangkutan sirip ikan hiu maupun produk
hiu lainnya melalui jasa angkutan kargo berdasarkan kebijakan
Embargo On Shipment All Kind Shark Fin. Sebelumnya Garuda
juga mendukung kampanye antiperdagangan hiu #SOSharks
yang diinisiasi oleh WWF-Indonesia serta berkontribusi dalam
pengurangan perdagangan sirip ikan hiu di pasar global.

16 Desember
Garuda Indonesia Raih Penghargaan Indonesia Sustainable
Business Awards 2013 untuk Kategori Logistik dan
Transportasi
Garuda Indonesia meraih apresiasi sebagai Industry Champion
Indonesia Sustainable Business Awards 2013 untuk kategori
sektor usaha logistik dan transportasi dalam kegiatan End
of Year Press Conference Indonesia Business Council for
Sustainable Development (IBCSD). Garuda melaksanakan
program mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan, yang
dimanifestasikan dalam CSR and Sustainability Program
mencakup berbagai aspek, seperti ekonomi, pembinaan
masyarakat, dan lingkungan hidup secara berkesinambungan.

17 Desember
Tingkatkan Layanan, Garuda Luncurkan Mobile Ticketing
Counter
Garuda Indonesia meluncurkan layanan Mobile Ticketing
Counter (MTC) yaitu fasilitas reservasi dan ticketing bergerak
yang menggunakan satu unit kendaraan (bus) khusus yang
tersedia di lokasi tertentu, untuk melayani para pengguna
jasa yang tinggal atau berkantor jauh dari ticketing/sales
office Garuda Indonesia. Melalui Mobile Ticketing Counter ini,
para pengguna jasa Garuda Indonesia dapat membeli tiket,
melakukan Reservasi, dan melakukan city check-in, layanan
Garuda Indonesia Frequent Flyer (GFF), serta layanan lainnya.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

25

25 November
Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand Explore ATR72600 untuk Melayani Rute-rute Penerbangan di Remote Area
Garuda Indonesia memperkenalkan sub-brand Explore
seiring bergabungnya pesawat turboprop ATR72-600 dalam
jajaran armada serta memperkenalkan sub-brand Explore Jet
melalui armada Bombardier CRJ1000 NextGen untuk melayani
penerbangan Garuda Indonesia di wilayah timur dan barat
Indonesia. Penggunaan kedua sub-brand tersebut sejalan
dengan keunggulan armada ATR72-600 dan Bombardier
CRJ1000NextGen yang mampu melayani rute-rute penerbangan
ke wilayah-wilayah baru yang memiliki keterbatasan landasan.

28 November
Turnamen Internasional Garuda Indonesia Tennis Open
2013 dan Garuda Indonesia Tennis Junior Masters 2013
Dimulai
Garuda Indonesia menggelar turnamen internasional Garuda
Indonesia Tennis Open 2013 serta Garuda Indonesia
Tennis Junior Masters yang merupakan pengembangan dari
tournament GITM yang telah dilaksanakan setiap tahun sejak
tahun 2008. GITM adalah turnamen internasional yang diikuti
32 petenis putera dan 16 petenis puteri berdasarkan ranking
ITF dan PNP dengan total hadiah USD 25.000 untuk pemenang
putera dan USD 12.500 untuk pemenang puteri.

19 Desember
Garuda Indonesia Kembangkan Layanan Inflight
Connectivity di Jajaran Armada Airbus A330
Setelah menghadirkan fasilitas Inflight Connectivity pada
penerbangan Boeing 777-300ER, Garuda Indonesia akan
mengembangkan layanan tersebut di armada Airbus A330 baik
di Executive Class maupun Economy Class yang memungkinkan
penumpang untuk terhubung ke koneksi internet melalui WiFi
selama penerbangan. Secara bertahap Garuda Indonesia akan
menerapkan layanan ini pada rute-rute penerbangan domestik
maupun internasional yang dilayani dengan seluruh pesawat
A330-200 dan A330-300.

19 Desember
Garuda Indonesia ANA (All Nippon Airways) Tandatangani
MoU Kerjasama Strategis
Garuda Indonesia dan ANA (All Nippon Airways)
menandatangani MoU kerjasama strategis meliputi Code share
agreement dan Frequent Flyer program. Dengan kerja sama
ini, penumpang ANA yang hendak melakukan penerbangan
ke Indonesia melalui Jakarta, dapat melakukan penerbangan
lanjutan dengan Garuda ke kota-kota besar di Indonesia.
Sementara para penumpang Garuda yang hendak melakukan
penerbangan ke Jepang melalui Tokyo (via Narita dan Haneda)
dan Osaka (via Kansai), dapat melakukan penerbangan lanjutan
dengan ANA ke beberapa kota besar di Jepang.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

26
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Penghargaan & Sertifikasi

PASSENGER CHOICE AWARDS 2013


BEST IN REGION : ASIA AND AUSTRALASIA
Top 5 Best Overall Passenger Experience
Top 5 Best Ground Experience
Top 5 Best Inflight Publication

ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012


The Best Long-haul Airline Food
Top 5 Short-haul Airline Food

SKYTRAX AWARDS
2013
The Worlds Best Economy Class
Best Economy Class Arlne Seat

ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR


dari Frost & Sullivan

CUSTOMER SATISFACTION AWARD


Domestic Airline Of The Year 2012
dari Roy Morgan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

27

No.

Penghargaan & Sertifikat

Asia Pacific Airline Food Awards 2012


The Best Long-haul Airline Food
Top 5 Short-haul Airline Food

Indonesia Inhouse Magazine Award 2013


Gold Winner The Best of State Owned Enterprise
Inhouse Magazine (InMA) 2013 Award for VIEW Edition
No.3/2012 Internal Magazine of Garuda Indonesia

Top Brand Award 2013


Category: Airlines

47

2011/2012 Vision Awards Annual Report Competition


First Rank Top 100 Annual Reports Worldwide
First Rank (Platinum Award) category Aerospace &
Defense
First Rank (Platinum Award) category Transportation &
Logistics
Special Achievement Award : The Most Engaging
Annual Report (Platinum) worldwide

Dari

Tanggal

Skyscanner

14 Januari 2013

SPS

8 Februari 2013

Majalah Marketing & Frontier

8 Februari 2013

League of American
Communications Professionals
(LACP)

25 Februari 2013

Indonesia Most Admired CEO 2013

Warta Ekonomi

26 Februari 2013

Call Center Award 2013


Contact Center Service Excellence Award 2013

Service Excellence, Carre

7 Maret 2013

10

Penghargaan atas partisipasi SBU Garuda Cargo dalam


mensukseskan pelaksanaan Sistem National Single
Window (NSW) Airportnet Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta untuk mendukung Indonesia National
Single Window (INSW)

Menteri Perhubungan RI

13 Maret 2013

11

Indonesia Service To Care Award 2013

Marketeers, MarkPlus Insight

18 Maret 2013

12

Penghargaan Aksi untuk Bumi 2013


Kategori Bisnis

WWF Indonesia &


komunitas EARTH HOUR
Indonesia

23 Maret 2013

13

ASEAN Premium Airline Of The Year

Frost & Sullivan

28 Maret 2013

14

Customer Satisfaction Award


Domestic Airline Of The Year 2012

Roy Morgan

28 Maret 2013

15

CEO Inovatif Untuk Negeri

GATRA

15 April 2013

16

Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual 2013

Kementerian Hukum dan Hak


Asasi Manusia RI
Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual

26 April 2013

17

The 20 Best Airlines In The World


Ranking at #7
In-Flight Experience: 80
On-Time Performance: 74

Business Insider

26 April 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

28
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

No.

Penghargaan & Sertifikasi

Penghargaan & Sertifikat

Dari

Tanggal

18

Fortune Most Admired Companies 2013


The First Winner in Infrastructure, Utilities and
Transportation Industry

Fortune Indonesia

2 Mei 2013

19

Fortune Most Admired Companies 2013


The Third Winner in CrossSector Industry

Fortune Indonesia

2 Mei 2013

20

The Best CEO 2013


The 1st Rank of The Best CEO 2013

SWA, Ipsos and Dunamis


Organization Services

13 Mei 2013

21

Penghargaan Atas Pencapaian Kinerja dan Terobosan


yang Dilakukan dalam BUMN Penyambung Nusantara

Kementerian BUMN

19 Mei 2013

22

Penghargaan Atas Pencapaian Kinerja Dan Terobosan


Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Program BUMN
Peduli

23

Indonesia Most Admired Companies 2013

Warta Ekonomi

28 Mei 2013

24

Service Quality Award 2013


Category: International Airline

Service Excellence, Carre

28 Mei 2013

25
26
27

BUMN Best PR Program

Forum Humas BUMN

5 Juni 2013

BUMN Best PR Officer

Forum Humas BUMN

5 Juni 2013

Web BUMN Awards 2013

BERITASATU.COM

10 Juni 2013

28

Corporate Image Award 2013


Category: Airlines

Bloomberg Businessweek,
Frontier Consulting Group

12 Juni 2013

Skytrax Awards 2013


The Worlds Best Economy Class
Best Economy Class Arlne Seat

Skytrax

18 Juni 2013

Indonesia Green Awards 2013


Category:
Pelestari Hutan
Pelopor Pencegahan Polusi
Pemimpin Pelestari Bumi (for Pak Emirsyah Satar)

The La Tofi School of CSR

25 Juni 2013

34

BUMN Innovation Expo & Award 2013


Pemenang II Stan Terbaik

Debindo, Kementerian BUMN RI

30 Juni 2013

35

The 1st Champion of Indonesia Original Brand 2013


Product Category: Airline Service

SWA

4 Juli 2013

2012 Vision Awards


Annual Report Competition
First Rank (Platinum Award) category Transportation &
Logistics
Ranking at #6 Top 100 Annual Reports Worldwide
Ranking at #4 Top 50 Annual Reports In The AsiaPacific Region
Best In-House Annual Report Platinum Worldwide

League of American
Communications Professionals
(LACP)

15 Juli 2013

40

The Indonesia Brand Champion Award 2013

Marketeers, MarkPlus Insight

25 Juli 2013

41

Indonesia Most Favorite Women Brand 2013


Category: Airline

Marketeers, MarkPlus Insight

25 Juli 2013

2930
31-33

36-39

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Kementerian BUMN

19 Mei 2013

29

No.

Penghargaan & Sertifikat

Dari

Tanggal

42

Indonesia Green Company Achievement 2013

SWA

31 Juli 2013

43

A Listed Company In Sustainable Responsible


Investment (SRI) Kehati Index

Indonesian Biodiversity
Foundation

31 Juli 2013

44

ARC Awards International XXVII


SILVER in the category/classification
Traditional Annual Report: Airline

45

International Business Awards (IBA)


Bronze Stevie Winner
Best Annual Report (Print)

46

Senayan City Infinite Merit Award 2013


Presented to Mr. Emirsyah Satar

Senayan City

18 Agustus 2013

47

BUMN Marketing Award 2013


Special Corporate Marketing
Recognition Award 2013

BUMN Track

27 Agustus 2013

48

BUMN Marketing Award 2013


Bronze Winner, Category Strategic

BUMN Track

27 Agustus 2013

49

Word of Mouth Marketing Most #1 Recommended


Brand
First Winner In Flight / Airline Service Category

SWA, onbee

29 Agustus 2013

50

Indonesias Top 50
Company Excellent Achievement

Koran SINDO

27 Agustus 2013

51

Passenger Choice Awards 2013


Best in Region : Asia and Australasia
Top 5 Best Overall Passenger Experience
Top 5 Best Ground Experience
Top 5 Best Inflight Publication

Airline Passenger Experience


Association (APEX)

9 September 2013

52

Indonesia Best Brand Platinum 2013


Product Category: Airline Service

SWA, MARS

20 September 2013

53

Anugerah Business Review 2013


The Best Corporate Communication of The Year 2013

Business Review

24 September 2013

GKPM Awards 2013


CSR Best Practice for MDGs
Kategori: MDGs Tujuan-1, MDGs Tujuan-7

Menteri Koordinator Bidang


Kesejahteraan Rakyat Republik
Indonesia

2 Oktober 2013

56

Best In Travel 2013


Best Cabin Service

Asia Smart Travel

3 Oktober 2013

57

Payload Asia Award 2013


The Rising Star Carrier of The Year
Presented to SBU Garuda Cargo

Contineo Media Pte Ltd

17 Oktober 2013

58

Travel Rave Leaders GALA


Travel Business Leader Award in Asia Pacific (TBLA)
The 2013 Travel Business Leader of the Year

Singapore Tourism Board, CNBC

22 Oktober 2013

59

Indonesia Most Favorite Netizen Brand 2013


Category: Airline

Marketeers, MarkPlus Insight

28 Oktober 2013

54-55

Mercomm

31 Juli 2013

Stevie Awards

14 Agustus 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

30
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Penghargaan

No.

Penghargaan & Sertifikat

60

4th Infobank BUMN Awards 2013


BUMN Kategori Industri Non-Keuangan yang Berpredikat
Sangat Bagus

Infobank

30 Oktober 2013

61

The 5th IICD Corporate Governance Conference And


Awards
Best Right of Shareholders 2013

The Indonesian Institute for


Corporate Directorship (IICD)

30 Oktober 2013

62

Digital Marketing Award 2013


Great Performing Website
Category: Airlines

Survey One, Majalah Marketing

7 November 2013

63

PR Program & People Of The Year 2013


Best of the Best Marketing Public Relations Program
2013
Program: Garuda Indonesia & Liverpool FC Experience

MIX

7 November 2013

64

Economic Challenges Awards 2013


Category: Airline Industry Sector

Metro TV

15 November 2013

65

Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2013


The Best in Achieving Total Customer Satisfaction
Category: Airline

Frontier Consulting Group, SWA

20 November 2013

66

2013 Strategy Into Performance Execution Excellence


(SPEX2) Award
The Best in Airline Industry

GML Consulting, Fortune


Indonesia Magazine

25 November 2013

67

Indonesia Sustainable Business Awards 2013


Logistic & Transportation

Sustainable Business Awards


(SBA)

28 November 2013

Penghargaan Serikat Perusahaan Pers (SPS)


Indonesia Public Relations Awards & Summit (IPRAS)
1. Korporasi Pilihan SPS 2013
2. CEO Pilihan SPS 2013
3. Tokoh PR Pilihan SPS 2013

SPS

29 November 2013

71

Piagam Penghargaan
Perusahaan Pemeduli Terhadap Penyandang Disabilitas
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial (UPKS) Dalam
Rangka Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013

Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI


Jakarta

5 Desember 2013

72

Anugerah BUMN 2013


Juara 1 BUMN Jasa Non Keuangan Berdaya Saing Terbaik

BUMN Track

5 Desember 2013

Indonesia Human Capital Study (IHCS) 2013


1. The Best For Human Capital Initiative - Industrial
Relationship
2. The Best For Human Capital Initiative - Culture
Development
3. The Best For All Criteria
4. The Best For CEO Commitment

Business Review, Dunamis


Human Capital

5 Desember 2013

68-70

73-76

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Dari

Tanggal

31

No.

Penghargaan & Sertifikat

Dari

Tanggal

77

43rd Creativity International Awards 2013 - Gold


Magazine Design Complete
Award for Garuda Indonesia In-flight magazine Colours,
March 2013
Agency Fish

Creativity International Awards

Desember 2013

78

Akuntan Award 2013


Akuntan of The Year 2013

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

12 Desember 2013

79

Good Corporate Governance Award 2013


Most Trusted Company Based on Corporate Governance
Perception Index (CGPI)

SWA, IICG

16 Desember 2013

80

Indonesia Travel & Tourism Awards 2013/14


Category: Indonesia Leading International Airline

ITTA Foundation

16 Desember 2013

81

Customer Loyalty Award 2013


Net Promoter Leader
The Net Promoter Score (NPS) Leader for Airlines
Category

SWA, Net Promoter, Hachiko

18 Desember 2013

82

The Best Airline Hajj Season 1434H/2013

General Authority of Civil


Aviation (GACA) King Abdul Aziz
International Airport

Desember 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

32
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan

Visi

Misi

Nilai-nilai
Perusahaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal


dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan
Indonesia.

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa


bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional.

Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI


terdiri dari:
eFficient & effective, Loyalty, Customer CentricitY,
Honesty & openness, dan Integrity.

33

eFficient & effective

Bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu


untuk memberikan hasil yang berkualitas.

Loyalty

Menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan


tanggung jawab.

Customer CentricitY

Melayani dengan tulus dan mengutamakan


kepuasan pelanggan.

Honesty & openness

Menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan,


keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip
kehati-hatian.

Integrity

Menjaga harkat dan martabat serta


menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang
dapat merusak citra profesi dan perusahaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

34
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Strategi 2013
Guna memastikan
pertumbuhan masa
depan, Perusahaan
memfokuskan
pada strategi
pengembangan
jaringan, sebagai
bagian dari Strategi
Quantum Leap
2011-2015.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Garuda Indonesia menyusun Strategi Quantum Leap demi


memastikan tercapainya pertumbuhan bisnis perusahaan
secara berkesinambungan, sehingga perusahaan dapat
mencapai kondisi profitabilitas yang berkesinambungan
(sustainable profitable growth).
Di tahun 2013, perusahaan memfokuskan strateginya
pada pengembangan jaringan (network expansion), yang
merupakan bagian dari Strategi Quantum Leap 2011-2015.
Selain memfokuskan pada pengembangan jaringan,
perusahaan juga memiliki tiga indikator strategis yang ingin
dicapai yaitu pencapaian produktifitas (ASK/ Employee)
sebesar 5.52 juta, kembali diterapkannya layanan First
Class, Right Issue, dan dioperasikannya pesawat tipe baru
ATR72-600
Selain itu, perusahaan mencatat pencapaian lain sebagai
berikut:
Pemenuhan minimal 90% persyaratan keanggotaan
Aliansi Global SkyTeam. Keseluruhan proses diharapkan
dapat selesai di triwulan pertama tahun 2014 sehingga
Garuda Indonesia diharapkan akan siap menjadi
anggota Aliansi Global SkyTeam di triwulan tersebut.
Kendati proses belum selesai, Garuda Indonesia
telah merasakan peningkatan competitive advantage
sebagai kandidat anggota SkyTeam dengan berhasil
diselesaikannya berbagai kesepakatan bilateral dengan
beberapa airline anggota SkyTeam.
Pembukaan jalur penerbangan ke berbagai propinsi di
Indonesia, dengan menggunakan CRJ, yang merupakan
pesawat narrow body dengan kapasitas < 100 seats,
dan mampu melayani low density market. Keseriusan
Garuda Indonesia dalam mengembangkan jaringan
ke wilayah Timur Indonesia dengan menggunakan
CRJ ini akan semakin mempertajam eksistensi Garuda
Indonesia sebagai flag carrier.
Kedatangan Boeing tipe B777 300ER, yang
memperkuat jajaran armada Garuda Indonesia untuk
armada berbadan lebar (wide body), dan untuk jarak
jelajah jauh (long haul), merupakan gambaran komitmen
Garuda Indonesia dalam mencapai target Quantum
Leap yang telah ditetapkan.

35

Strategic Milestones Quantum Leap 2011-2015

2015
Quantum Leap
2014
Service
Excellence
2013
2012
2011

Global
Alliance

IPO

Initial Public
Offering (IPO)
Citilink
Revitalization

Network
Expansion

Cengkareng
Dedicated
Terminal
Garuda Sub100 Seater

ASK/
Employee
5.52 mio
First Class
Service
Right Issue
ATR72-600

Dalam menjalankan strateginya, perusahaan menggunakan


pendekatan Balance Score Card (BSC), dan menetapkan
sasaran-sasaran strategis (strategic objectives) yang
dikelompokkan kedalam 4 perspektif yaitu perspektif
Keuangan/Financial, perspektif Pelanggan/Customer,
perspektif Proses Internal/Internal Process dan perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan/Learning & Growth.
Keterkaitan seluruh sasaran strategis tersebut, dapat dilihat
pada peta strategis (strategic map) dibawah ini. Dengan
menggunakan pendekatan ini, perusahaan memperoleh
beberapa keuntungan dalam melakukan pengelolaan
strategi, yaitu:
1. Dapat memberikan gambaran utuh bagaimana strategi
pencapaian visi/tujuan perusahaan.
2. Sebagai alat untuk menjamin bahwa visi/tujuan-tujuan
perusahaan didukung oleh setiap individu di perusahaan
(mendukung proses penjabaran strategi),
3. Membantu penyusunan indikator kinerja untuk individu,
sehingga mendukung sistem manajemen kinerja
perusahaan.
Inisiatif strategis perusahaan kemudian dijabarkan ke dalam
tujuh komponen pendorong Strategi Quantum Leap atau
dikenal sebagai 7 Drivers Quantum Leap. Ketujuh komponen
tersebut adalah sebagai berikut:

Best Cabin
Crew
SkyTrax 5 Star
Denpasar
Dedicated
Terminal
Fly to All
Province
Capital
Member of
SkyTeam

Fleet 208
Aircrafts
Dedicated
Aircrafts for
Hajj
First Flight to
USA

1. Domestic
Perusahaan mencanangkan untuk terus tumbuh dan
mendominasi pasar full service carrier di Indonesia.
Strategi yang diambil adalah peningkatan layanan
sebagai bagian dari upaya pemenuhan target rating
Skytrax, yaitu menjadi bintang 5, dan sekaligus
mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas ASEAN di
tahun 2015 serta memperkuat posisi di kelas premium di
pasar domestik. Selain itu juga dilakukan peningkatan
produk dengan dihadirkannya produk penerbangan
dengan menggunakan pesawat tipe ATR 72-600.
2. International
Di pasar Internasional, Perusahaan memiliki potensi
peningkatan yang besar. Agar dapat terus meningkatkan
daya saing terutama dibandingkan dengan pesaing
regional di Asia Pasifik, beberapa strategi yang
digunakan adalah:
Melakukan kerjasama code share, dengan maskapai
penerbangan potensial yang setara, dengan prinsip
mutualisme. Beberapa kerjasama code share telah
dilakukan, yang terakhir adalah code share dengan
Etihad Airways. Kerjasama ini dilakukan dengan
prinsip mutualisme, dan sebagai realisasi kerjasama
tersebut, di bulan Desember 2012 Garuda Indonesia
memindahkan transit point untuk penerbangan ke

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

36
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Strategi 2013

Financial

Consistent High
Quality of Products &
Services

Learning &
Growth

Internal
Business
Process

Sustainable
Profitable Growth

Customer

Strategy Map

Revenue
Enhancement

Product Quality
Enhancement

Employer of
Choice

Eropa dari Dubai ke Abu Dhabi. Dari kerja sama


code share ini, keuntungan yang diperoleh adalah
perluasan jaringan penerbangan melalui Abu
Dhabi, terhubungnya jaringan penerbangan Garuda
Indonesia dengan Etihad Airways, dan sebaliknya.
Persiapan untuk bergabung dalam aliansi global
SkyTeam. SkyTeam saat ini beranggotakan 19
maskapai penerbangan besar. Manfaat keanggotaan
aliansi ini diantaranya adalah terhubungnya Garuda
Indonesia ke dalam Jaringan rute yang luas, dengan
15,000 penerbangan per hari, mencakup 1,024
tujuan di 178 negara, dan rata-rata melayani 569 juta
penumpang per tahun, serta 530 Airport Lounges di
seluruh dunia.
LCC
3.
Perusahaan mengisi pasar Low Cost Carrier melalui
Citilink. Keberadaan Citilink di industri akan semakin
memperkuat posisi Garuda Indonesia sebagai premium

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Operational
Excellence

High Performance
Organization

airline. Strategi yang diterapkan untuk Citilink adalah


sebagai berikut:
Memisahkan manajemen perusahaan dari Garuda
Indonesia (Spin Off), dengan Corporate Culture
Citilink: Simple, On Time, dan Convenient.
Melakukan ekspansi penambahan armada dengan
prinsip Simple Fleet (jenis yang sama, dan sesuai
untuk market LCC).
Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan
keselamatan penerbangan.
Berfokus pada rute-rute jarak pendek dan
menengah, baik domestik dan internasional.
Memaksimalkan utilisasi pesawat agar mencapai
level jam yang tinggi.
Konsep layanan yang efisien dan tanpa layanan
tambahan.
Biaya distribusi yang rendah. Perusahaan akan terus
mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan
menguntungkan.

37

4. Fleet
Strategi Garuda Indonesia dalam pengembangan
armada adalah menyeimbangkan jumlah armada
dengan kebutuhan armada yang beragam, sehingga
dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
Dengan demikian, armada yang ada dapat dioperasikan
secara efisien dan memiliki fleksibilitas untuk memenuhi
kebutuhan jaringan rute Garuda Indonesia yang
beragam. Kedatangan armada Boeing 777-300ER
di tahun 2013 menambah kekuatan armada Garuda
Indonesia dengan armada untuk kategori jarak jauh
(long haul), dan akan memungkinkan perusahaan untuk
memperkenalkan produk baru yaitu layanan kabin
First Class. Selain itu perusahaan juga mendatangkan
pesawat tipe ATR 72-600 untuk melayani rute-rute
perintis di domestik.
5. Brand
Seperti halnya di tahun 2012, strategi Garuda Indonesia
di tahun 2013 pada aspek pengembangan brand adalah
melalui pengembangan lanjutan dari Konsep The
Garuda Experience. Strategi ini berupaya memberikan
proposisi premium untuk produk Garuda Indonesia,
yang dicapai melalui pengembangan 4 komponen
utama, yaitu:
Keramahan Khas Indonesia
Kualitas Customer Service yang prima
Interior kabin yang modern
Armada baru

6. Cost Discipline
Strategi Perusahaan di tahun 2013 untuk aspek cost
discipline adalah memfokuskan pada upaya penekanan
biaya secara secara berkesinambungan namun tanpa
mengabaikan peningkatan kualitas pelayanan. Strategi
ini diterapkan melalui dua inisiatif berikut:
Peralihan dari Indirect Sales Model (c/o: agen)
menjadi Direct Sales Model (c/o:internet, call
center), sehingga dapat menekan biaya penjualan.
Pengoperasian armada baru yang dapat mengurangi
biaya perawatan dan biaya bahan bakar.
7. Human Capital
Strategi Perusahaan di tahun 2013 untuk aspek
pengembangan sumber daya manusia adalah berfokus
pada internalisasi Fly-Hi, yang diimplementasikan
melalui berbagai inisiatif strategis sebagai berikut:
Pengembangan Organisasi
Meningkatkan Performance Management System
Membangun kapabilitas kepemimpinan
Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan
strategi Garuda
Membangun budaya, penjualan, pelayanan,
operasional berkinerja tinggi, serta learning culture.
Dengan menjalankan strategi tersebut di atas, diharapkan
akan terjadi peningkatan produktifitas karyawan yang dapat
mendukung peningkatan profitabilitas perusahaan. Pada
akhirnya, hal tersebut juga akan memberikan dampak positif
pada peningkatan tingkat pendapatan per karyawan.

7 Drivers
1

Domestic
Grow and
Dominate Full
Service Market

International
Enormous
Upside
Potential

Human Capital
Right Quality &
Right Quantity

LCC
Citilink to
Address
the LCC
Opportunity

Cost Discipline
Efficient in
Cost Structure
Compared to
Peers

Brand
Stronger Brand,
Better Product
& Services

Fleet
Expand,
Simplify &
Rejuvenate
Fleet

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

38
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Laporan Dewan
Komisaris

Pembukaan ruterute domestik


baru merupakan
dukungan terhadap
program Masterplan
Percepatan
dan Perluasan
Pembangunan
Ekonomi Indonesia
(MP3EI).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Perekonomian Indonesia menghadapi banyak tantangan di


tahun 2013. Tekanan terhadap neraca berjalan dan anggaran
pemerintah membuat pemerintah menaikkan harga BBM
bersubsidi rata-rata sebesar 33% pada tanggal 21 Juni 2013
yang memicu tingginya inflasi domestik di tahun tersebut.
Tekanan terhadap neraca berjalan membuat mata uang
Rupiah mengalami depresiasi yang signifikan, yaitu sebesar
23% di tahun 2013, depresiasi terbesar dibandingkan
dengan depresiasi mata uang negara-negara Asean lainnya.

Di antara komponen-komponen Produk Domestik


Bruto, sektor transportasi masih mencatat kenaikan
tertinggi pada tahun 2013 yaitu 10,2%, yang antara lain
tercermin dari pertumbuhan trafik penumpang domestik
dan internasional. Di tahun 2013, trafik penumpang
domestik tumbuh sebesar 13,5% sementara penumpang
internasional tumbuh sebesar 5,1%.

Sementara itu, inflasi Indonesia tercatat sebesar 8,4%


di tahun 2013, lebih tinggi dibandingkan dengan 4,3%
di tahun 2012. Untuk meredam laju inflasi, BI menaikkan
suku bunga acuan secara bertahap sejak bulan Juni 2013,
dan hal tersebut memicu kenaikan suku bunga perbankan
pada umumnya. Tingginya inflasi dan suku bunga pada
gilirannya menyebabkan perlambatan pertumbuhan
ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) hanya tumbuh
sebesar 5,8% di tahun 2013, menurun dibandingkan 6,3%
di tahun 2012. Apabila dilihat berdasarkan sektor kegiatan,
maka sektor transportasi masih mencatat kenaikan tertinggi

39

Bambang Susantono
Komisaris Utama

Garuda Indonesia 2013


Laporan
Laporan
Tahunan
Tahunan
2013

40
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Laporan Dewan Komisaris

yaitu 10,2% yang antara lain tercermin dari pertumbuhan


trafik penumpang domestik dan internasional. Data dari
Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah
penumpang udara domestik tumbuh sebesar 15% pada
tahun 2013.

Secara keseluruhan, jumlah penumpang udara pada


tahun 2013 mencapai 93,6 juta penumpang, terdiri dari
82,1 juta penumpang domestik dan 11,4 juta penumpang
internasional, meningkat dari total 81,3 juta penumpang
udara di tahun 2012.

Penilaian Kinerja Direksi atas Hasil Usaha Perusahaan


Di tahun 2013, Manajemen Garuda Indonesia melanjutkan
pelaksanaan strategi Quantum Leap yang telah
dicanangkan sebelumnya, dengan fokus pada ekspansi
jaringan penerbangan. Sejalan dengan objektif tersebut,
Direksi telah melaksanakan berbagai program dan inisiatif
untuk mengembangkan jaringan penerbangan, antara
lain melalui penambahan jumlah armada dan menjalin
kerjasama code share dengan beberapa maskapai
penerbangan internasional seperti Jet Airways untuk
memperluas jaringan penerbangan internasional. Di
samping itu, persiapan untuk bergabung dengan SkyTeam
telah mencapai tahap akhir, dan diharapkan Garuda
dapat masuk secara resmi menjadi anggota aliansi global
SkyTeam pada triwulan pertama tahun 2014.

Untuk sektor domestik, Garuda Indonesia telah


meluncurkan sub brand Explore ATR72-600 dan
Explore Jet Bombardier CRJ1000 NextGen untuk
melayani penerbangan ke rute-rute remote di seluruh
pelosok Nusantara. Kami menilai langkah Perusahaan
membuka jalur penerbangan baru ke pusat-pusat eknomi
baru tersebut akan semakin memperkuat posisi Garuda
Indonesia di wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur.
Langkah ini juga merupakan dukungan Garuda Indonesia
terhadap program Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
yang dilaksanakan pemerintah, melalui pengembangan
konektivitas antar kota di enam koridor pengembangan
ekonomi di Indonesia.

Tidak hanya pada tingkatan induk perusahaan, investasi


juga dilaksanakan pada entitas anak perusahaan, dalam
rangka meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

anak di bidang industri masing-masing. Investasi ini


menimbulkan beban yang cukup besar di tahun 2013, namun
hasil yang dicapai akan dapat mendukung pertumbuhan
bisnis Garuda Indonesia beserta entitas anak dalam jangka
menengah dan jangka panjang.
Iklim perekonomian yang kurang kondusif dan persaingan
di industri penerbangan yang semakin ketat membuat
perusahaan hanya mencatat pertumbuhan pendapatan
usaha sebesar 7,0% di tahun 2013 menjadi USD 3,72 miliar.
Sejalan dengan pengembangan armada yang dilaksanakan,
beban operasional meningkat secara berarti yaitu 12,6%
menjadi USD 3,71 miliar di tahun 2013, meski demikian
perusahaan tetap dapat menghasilkan laba operasional
sebesar USD 56,4 juta. Laba bersih mengalami penurunan
dari USD 111 juta di tahun 2012 menjadi USD 11 juta di tahun
2013, selain karena faktor-faktor yang telah disebutkan
diatas juga diakibatkan oleh kerugian yang dibukukan oleh
entitas anak perusahaan, Citilink.

Terlepas dari hal tersebut, Komisaris menyampaikan


penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Manajemen
atas upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan
reputasi Perusahaan di pasar internasional. Upaya dan
langkah tersebut telah mendapatkan apresiasi dan
recognition dari berbagai stakeholders, yang antara
lain ditandai dengan keberhasilan Garuda Indonesia
memperoleh penghargaan The Worlds Best Economy
Class 2013 dan The Best Economy Class Airline Seat 2013
dari Skytrax dan meraih peringkat ke-8 dalam daftar The
Worlds Top 10 Airlines.

Pandangan atas Prospek Usaha Perusahaan


Mengacu pada pencapaian di tahun 2013, khususnya
di sisi pengembangan armada dan jaringan, Garuda
Indonesia akan memiliki landasan yang lebih kokoh untuk
meningkatkan posisinya di industri penerbangan global.

Dengan semakin baiknya konektivitas antar daerah


dan internasional yang dilayani oleh maskapai Garuda
Indonesia, maka perusahaan akan memiliki peluang
yang lebih besar untuk memperbaiki kinerjanya ketika
perekonomian domestik menunjukkan perbaikan. Secara
umum, tekanan inflasi diproyeksikan akan berkurang di
tahun 2014, demikian halnya dengan tekanan terhadap mata

41

uang Rupiah. Dengan demikian, walaupun ketidakpastian


politik akan mewarnai tahun 2014 karena adanya pemilihan
umum, kinerja sektor transportasi diproyeksikan akan
meningkat. Hal ini akan memberikan iklim yang kondusif
bagi Garuda Indonesia untuk melanjutkan pertumbuhannya
di tahun 2014.

Dewan Komisaris berharap Direksi dapat terus melanjutkan


program Quantum Leap yang telah ditetapkan sebelumnya
di tahun 2014. Dewan Komisaris akan terus meningkatkan
pengawasan agar di tahun 2014 Garuda Indonesia dapat
meningkatkan kinerja keuangannya. Namun, perhatian
khusus tetap perlu diberikan kepada Strategic Business
Unit (SBU) serta anak-anak perusahaan agar kinerjanya
dapat terus ditingkatkan sehingga dapat mendukung kinerja
Perusahaan secara konsolidasi.

Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris


Pada tahun 2013 sebagai tindak lanjut atas peraturan
Menteri Negara BUMN dalam meningkatkan pengurusan
dan pengawasan BUMN, Dewan Komisaris melakukan
perampingan jumlah Komite Komisaris dari yang
sebelumnya 3 (tiga) Komite Komisaris menjadi 2 (dua)
Komite Komisaris, yaitu Komite Audit, serta Komite
Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite
Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan, yang
sebelumnya menjadi salah satu Komite yang membantu
tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya ke Komite
Audit.

Sesuai peraturan-peraturan terbaru dari Otoritas Jasa


Keuangan (dahulu Bapepam-LK) dan kementerian BUMN,
pada tahun 2013 Komite Audit telah menyusun Piagam
Komite Audit baru yang telah ditandatangani oleh Dewan
Komisaris dan berlaku mulai tanggal 25 Juni 2013.

Atas nama pribadi dan Dewan Komisaris, saya


menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada Sonata Halim Yusuf dan Bambang
Wahyudi atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama
masa bakti sebagai anggota Dewan Komisaris.

Pada RUPST tersebut telah diangkat Bagus Rumbogo


sebagai anggota Dewan Komisaris, dan Chris Kanter
sebagai anggota Dewan Komisaris Independen yang baru.
Kami menyambut gembira kehadiran Bagus Rumbogo
dan Chris Kanter ke dalam Dewan Komisaris yang
dengan keahlian dan pengalaman yang dimilikinya akan
memperkuat fungsi pengawasan Dewan Komisaris.
Pada tanggal 2 Desember 2013, Bagus Rumbogo
mengajukan pengunduran diri sebagai anggota Dewan
Komisaris, sejalan dengan penugasan barunya yang efektif
diberlakukan terhitung tanggal 26 November 2013.

Atas nama Dewan Komisaris, saya mengucapkan terima


kasih kepada Pemegang Saham atas dukungan yang telah
diberikan kepada Garuda Indonesia, dan juga kepada
Manajemen serta seluruh karyawan Garuda Indonesia
atas upaya dan kerja keras yang telah diberikan, sehingga
Perusahaan tetap dapat mencatat kinerja yang baik di
tengah perekonomian domestik yang kurang mendukung di
tahun 2013.

Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan


kepada seluruh pelanggan, mitra kerja dan mitra usaha
Garuda Indonesia atas segenap dukungan yang telah
diberikan kepada Garuda Indonesia di tahun 2013, dan kami
berharap dukungan serta kerja sama yang baik dapat terus
dilanjutkan di masa-masa mendatang.

Perubahan Susunan Dewan Komisaris


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
Garuda Indonesia tanggal 26 April 2013 mengukuhkan
pemberhentian dengan hormat Sonata Halim Yusuf dan
Bambang Wahyudi sebagai anggota Dewan Komisaris.

Bambang Susantono
Komisaris Utama

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

42
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Dewan Komisaris

Wendy Aritenang
Komisaris

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Chris Kanter
Komisaris

43

Bambang Susantono
Komisaris Utama

Betti Setiastuti Alisjahbana


Komisaris Independen

Peter F. Gontha

Komisaris Independen

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

44
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Laporan Direksi

Dengan jajaran
armada baru yang
didukung teknologi
mutakhir dan
hemat bahan bakar,
Garuda Indonesia
akan mampu
meningkatkan efisiensi
secara signifikan
di tahun-tahun
mendatang.

Tahun 2013 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi


perekonomian Indonesia. Kenaikan harga bahan bakar
bersubsidi dipertengahan tahun memicu inflasi domestik
hingga mencapai 8,4%, dan defisit neraca berjalan yang
meningkat menyebabkan Rupiah terdepresiasi sangat tajam
selama tahun 2013 .

Tingginya inflasi dan melemahnya Rupiah tersebut


menyebabkan permintaan terhadap jasa transportasi udara,
khususnya pada pasar full service airline seperti Garuda
Indonesia mengalami penurunan. Tidak hanya individu yang
harus mengalami penyesuaian pola pengeluaran akibat

Pada tahun 2013, Garuda Indonesia mendatangkan 36


pesawat baru, termasuk 10 untuk Citilink, sehingga total
pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 menjadi
140 pesawat, termasuk 12 Bombardier CRJ-1000 NextGen
dan 2 ATR72-600 yang melayani rute-rute remote di
kawasan Indonesia timur dan barat, dengan rata-rata
umur pesawat membaik menjadi 5 tahun dari 5,8 tahun
pada tahun 2012.

tekanan inflasi dan pelemahan mata uang, namun korporasi


juga harus mengurangi anggaran belanja transportasinya.
Hal ini memberikan dampak negatif terhadap kinerja
perusahaan di tahun tersebut. Kendati di tahun 2013 jumlah
penumpang yang diangkut mengalami peningkatan sebesar
22,3%, namun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan pasar secara keseluruhan, sehingga
Perusahaan mencatat penurunan pangsa pasar, baik untuk
sektor domestik maupun internasional.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

45

Emirsyah Satar
Direktur Utama

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

46
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Laporan Direksi

Sementara itu, dalam rangka mempersiapkan pengembangan


bisnis ke depan, di tahun 2013 Garuda Indonesia melakukan
investasi yang cukup besar dalam penambahan armada
untuk menunjang kegiatan operasional penerbangan. Tidak
hanya pada tingkatan induk perusahaan, investasi juga kami
laksanakan pada entitas anak perusahaan, dalam rangka
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan anak di
bidang industri masing-masing. Investasi ini menimbulkan
beban yang cukup besar di tahun tersebut, namun hasil yang
dicapai akan dapat mendukung pertumbuhan bisnis Garuda
Indonesia beserta entitas anak dalam jangka menengah dan
jangka panjang.

Dalam situasi dan kondisi tersebut, Garuda Indonesia


berupaya secara konsisten melakukan peningkatan efisiensi.
Berbagai indikator efisiensi menunjukkan perbaikan, seperti
fuel burn/blockhours yang menurun dari 3,981 di tahun
2012 menjadi 3,857 di tahun 2013. Perbaikan juga tercermin
dalam Cost per ASK yang mengalami penurunan dari USc 7,9
menjadi USc 7,6.

Sejalan dengan strategi Quantum Leap yang telah


dicanangkan perusahaan, di tahun 2013 perusahaan
memfokuskan pada pengembangan network penerbangan
dan persiapan yang intensif dalam memenuhi persyaratan
menjadi anggota resmi aliansi global SkyTeam di tahun 2014
mendatang untuk menjadikan Garuda Indonesia pemain
global (global player).

Kinerja Perusahaan Tahun 2013

Kebijakan Strategis
Iklim perekonomian yang kurang kondusif dan persaingan
di industri penerbangan yang semakin ketat membuat
perusahaan hanya mencatat pertumbuhan pendapatan
usaha sebesar 7,0% di tahun 2013 menjadi USD 3,72 miliar.

Dari sisi keuangan, sejalan dengan pengembangan armada


yangkami laksanakan, beban operasional meningkat secara
berarti yaitu 12,6% menjadi USD 3,71 miliar di tahun 2013,
namun perusahaan dapat tetap mencatat laba operasional
sebesar USD 56,4 juta.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Walaupun perusahaan harus menghadapi beban biaya yang


cukup besar terkait dengan ekspansi yang dilakukan serta
kerugian besar yang dibukukan oleh entitas anak Citilink,
akan tetapi perusahaan mampu mencatat laba bersih
sebesar USD 11,2 juta di tahun 2013, menurun dari USD 110,8
juta di tahun 2012, dan meraih laba komprehensif sebesar
USD 966 ribu di tahun 2013, menurun dari USD 144,5 juta di
tahun 2012.

Selain itu, meskipun mengalami penurunan laba, hal penting


yang kami laksanakan di tahun 2013 adalah kemampuan
kami melakukan pelunasan kredit sindikasi sebesar USD 55
juta dari Citi Club Deal di triwulan kedua tahun 2013 dan USD
75 juta kredit dari Indonesia Exim Bank di triwulan ketiga
tahun 2013. Selain itu, perusahaan juga berhasil menerbitkan
obligasi sejumlah Rp 2 triliun di bulan Juli 2013.

Dalam aspek operasional, tahun 2013 Garuda Indonesia


mendatangkan 36 pesawat baru yang terdiri dari 2 Airbus
A330-200, 1 Airbus A330-300, 4 Boeing 777-300ER, 10 Boeing
737-800NG, 7 Bombardier CRJ1000 NextGen, 2 ATR72-600
dan 10 Airbus A320-200 untuk Citilink serta melepaskan 2
pesawat, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama
tahun 2013 menjadi 140 pesawat, dengan rata-rata umur
pesawat membaik menjadi 5,0 tahun dari 5,8 tahun pada
tahun 2012. Seiring dengan kedatangan pesawat ATR72600, dan pengoperasian armada sub 100-seater Bombardier
CRJ1000 NextGen sejak Oktober 2012, Garuda Indonesia
pada November 2013 meluncurkan sub brand Explore dan
Explore Jet yang melayani rute-rute remote di wilayah timur
dan barat Indonesia.

Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi


mutakhir dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan
akan dapat terus meningkatkan efisiensi di tahun-tahun
mendatang.

47

Dalam bidang komersial, kami terus melakukan


pengembangan rute dan jaringan (network) penerbangan,
baik di pasar domestik maupun internasional. Di tahun
2013, kami membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24 rute
domestik (1 rute di antaranya adalah re-instate) dan 4 rute
internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota tujuan
baru, yaitu Bengkulu, Tanjungpinang, Tanjungpandan, Berau,
Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende, Penang, dan
Brisbane. Selain itu, kami juga meningkatkan kerjasama code
share dengan beberapa maskapai internasional, seperti Jet
Airways dari india.

Dari aspek layanan, kami memperkenalkan New Service


Concept serta layanan First Class yang bisa dinikmati di
pesawat baru Boeing 777-300ER, dan juga memperkenalkan
layanan Executive Class dan Economy Class baru yang
lebih baik. Peningkatan layanan ini merupakan persiapan
kami menuju service excellence di tahun 2014.

Sejalan dengan berbagai perbaikan dan pengembangan


yang dilaksanakan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia
memperoleh apresiasi dan award dari berbagai intitusi
dalam dan luar negeri. Pada tahun 2013 Perusahaan berhasil
memperoleh 82penghargaan (awards), terdiri dari 23 awards
internasional, seperti The Worlds Best Economy Class 2013
dan The Best Economy Class Airline Seat 2013 dari Skytrax
dan meraih peringkat ke-8 dalam daftar The Worlds Top 10
Airlines serta 59 penghargaan dari dalam negeri, mencakup
aspek transformasi, manajemen, pelayanan, keuangan, Good
Corporate Governance, branding, dan human capital.

Melalui penerapan budaya perusahaan FLYHI yang terus


dikembangkan dan dilandasi semangat One Team, One
Spirit, One Goal, maka produktivitas karyawan secara umum
mengalami peningkatan di tahun 2013 yang akan membawa
Perusahaan sebagai High Performance Organization di masa
datang.

Kinerja Entitas Anak & Strategic Business Unit (SBU) Seiring


dengan pertumbuhan kinerja Garuda Indonesia, maka Entitas
Anak dan SBU juga terus didorong untuk menjadi entitas
bisnis yang mandiri dan menguntungkan. Di tahun 2013,
kinerja SBU secara umum mengalami perbaikan, demikian
halnya dengan kinerja entitas anak. Namun, Citilink masih
membukukan rugi komprehensif sebesar USD 48 juta karena
belum optimalnya kinerja operasional mengingat Citilink
masih berada dalam tahap pengembangan untuk melayani
pasar segmen LCC yang terus berkembang.

Kami akan terus meningkatkan kinerja Entitas Anak dan


SBU di masa datang sehingga memiliki kemampuan untuk
mandiri yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian
kinerja keuangan Garuda Indonesia secara konsolidasi.

Perbandingan Hasil yang Dicapai dengan yang Ditargetkan


Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kondisi
perekonomian domestik yang kurang kondusif dan tingginya
persaingan membuat perusahaan tidak berhasil memenuhi
beberapa target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013,
baik target dari sisi keuangan maupun operasional.
Faktor melemahnya Rupiah terhadap US dollar telah
pula menyebabkan terjadinya penurunan permintaan
secara keseluruhan sehingga mempengaruhi pencapaian
pendapatan perusahaan.
Sementara itu, dalam kaitan dengan rencana pengoperasian
dedicated terminal, maka Garuda Indonesia akan
melanjutkan proses penyelesaian dan pengoperasian
dedicated terminal tersebut yang belum sepenuhnya
terselesaikan pada tahun 2013.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

48
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Laporan Direksi

Kendala-Kendala yang Dihadapi


Kepadatan bandara dan fasilitas infrastruktur lainnya
merupakan salah satu tantangan yang harus dapat kami
kelola, mengingat kualitas infrastruktur bandara akan
mempengaruhi kualitas layanan kami kepada pelanggan,
selain juga sangat mempengaruhi kegiatan operasional
penerbangan khususnya terhadap ketepatan jadwal
penerbangan (On Time Performance) dan efisiensi bahan
bakar.

Selain itu sejalan dengan ekspansi usaha Perusahaan, kualitas


sumber daya manusia merupakan aspek yang mendapatkan
focus perhatian perusahaan, sehingga berbagai pelatihan
terus kami lakukan untuk meningkatkan kapabilitas karyawan
dalam melaksanakan rencana-rencana perusahaan yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Prospek Tahun 2014


Dengan harapan terjadinya perbaikan perekonomian
Indonesia di tahun 2014 dan terus membaiknya perekonomian
global, maka perusahaan optimis dapat memperbaiki
kinerjanya di tahun 2014. Tahun 2014 perusahaan akan
menekankan pada tercapainya service excellence, disamping
tentunya terus melanjutkan momentum pertumbuhannya.
Garuda Indonesia telah dijadwalkan akan resmi menjadi
anggota Sky Team pada tanggal 5 Maret 2014 yang akan
semakin mengokohkan posisi perusahaan sebagai global
player. Perusahaan juga akan terus mengembangkan Garuda
Indonesia menjadi organisasi yang memiliki world class
process, system and human capital.

Dalam kaitan dengan entitas anak, khususnya Citilink yang


memberikan kontribusi negatif kepada perusahaan di tahun
2013, maka perusahaan akan terus berupaya memperkuat
manajemen Citilink dan melakukan langkah-langkah strategis
yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja Citilink di tahun
2014.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Ulasan Penerapan Good Corporate Governance Tahun 2013


merupakan tahun terakhir dalam tahapan Good Garuda
Citizen, guna mewujudkan perusahaan yang beretika dan
bertanggung jawab dengan membangun budaya Good
Corporate Governance. Pada tahun 2013 ini Garuda Indonesia
menetapkan hasil penilaian praktek penerapan GCG sebagai
salah satu Key Performance Indicator (KPI) Perseroan.

Tahapan penerapan Good Corporate Governance selanjutnya


yaitu tahap Garuda Group Governance antara tahun 2014
hingga 2015, dimana Garuda Indonesia akan menerapkan
dan membentuk perangkat Good Corporate Governance
pada entitas anak. Sehingga diharapkan Garuda Indonesia
beserta seluruh entitas anak secara grup berkomitmen dan
senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.

Garuda Indonesia melaksanakan GCG Assessment untuk


tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 yang dilakukan
oleh Ernst & Young Indonesia selaku assessor independen.
Assessment dilakukan dengan mengacu kepada indikator/
parameter GCG di dalam surat No. SK-16/S.MBU/2012 dari
Kementerian Negara BUMN. Sampai dengan buku Laporan
Tahunan ini diterbitkan, pelaksanaan GCG assessment masih
berlangsung sehingga Perseroan belum memperoleh skor
nilai GCG assessment tahun buku 2013.

Pada sisi lain, untuk kelima kalinya Garuda Indonesia di tahun


2013 kembali mengikuti riset pemeringkatan implementasi
GCG untuk tahun buku 2012 yang diselenggarakan The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan
tema Good Corporate Governance dalam Perspektif
Pengetahuan. Garuda Indonesia memperoleh skor 85,93.
dan termasuk dalam kategori Most Trusted Company.

49

Sementara itu, ASEAN Capital Market Forum telah


menetapkan ASEAN GCG Scorecard yang diadopsi dari
berbagai international standards and best practices sebagai
dasar untuk menilai praktik GCG perusahaan publik di wilayah
ASEAN. The Indonesian Institute Corporate Directorship
(IICD) sebagai lembaga independen penilai praktik GCG
pada perusahaan publik di Indonesia, dengan menggunakan
ASEAN GCG Scorecard telah menetapkan Garuda Indonesia
sebagai perusahaan BUMN terbaik untuk kategori Best
Rights of Shareholders pada 30 Oktober 2013.

Apresiasi
Sebagai penutup, saya mengucapkan terima kasih kepada
para pelanggan, mitra usaha, mitra kerja, dan stakeholders
lain atas kerja sama dan dukungan yang telah diberikan
kepada Garuda Indonesia selama tahun 2013.

Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi


kepada seluruh karyawan atas kerja keras dan dedikasi
yang telah diberikan kepada Perusahaan sehingga Garuda
Indonesia tetap mencatat kinerja yang positif di tengah
berbagai tantangan dalam industri maupun perekonomian
domestic dan global. . Kami juga menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Pemegang Saham atas
segenap dukungan yang diberikan, sehingga Perusahaan
dapat terus melakukan pengembangan di tahun 2013 dan
melanjutkan momentum pertumbuhannya untuk menjadi
global player.

Emirsyah Satar
Direktur Utama

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

50
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Direksi

Handrito Hardjono
Direktur Keuangan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Batara Silaban

Direktur Teknik &


Pengelolaan Armada

Meijer Frederik Johannes


Direktur Pemasaran &
Penjualan

Emirsyah Satar
Direktur Utama

51

Novianto Herupratomo
Direktur Operasi

Faik Fahmi

Direktur Layanan

Judi Rifajantoro

Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis &
Manajemen Risiko

Heriyanto Agung Putra


Direktur SDM & Umum

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

52
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Analisa & Pembahasan


Manajemen atas Kinerja
Perusahaan
Pada tahun 2013, Garuda
Indonesia Group melayani
25 juta penumpang
rute domestik dan
internasional, meningkat
dari 20,4 juta penumpang
pada tahun 2012.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

53

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

54
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Industri
Trafik penumpang
penerbangan
internasional dari
Indonesia tercatat
meningkat 9,5%
sementara jumlah
penumpang
domestik meningkat
2,1%.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Kondisi Umum Global


Pada awal tahun 2013, ancaman krisis ekonomi dunia
masih tetap tinggi dengan sumber penyebab utamanya
adalah proses pemulihan krisis di Zona Eropa dan
melemahnya kapabilitas ekonomi Amerika Serikat
akibat program pengetatan belanja publik. Namun pada
akhirnya, pemulihan ekonomi global yang sebelumnya
tersendat, perlahan mulai melaju dengan tumpuan
penggerak utamanya adalah Zona Asia dan AS sendiri.
Selain itu, indikasi positif atas pemulihan krisis Eropa dan
pertumbuhan negara ekonomi utama Asia, yaitu Jepang,
Cina dan India ikut memotori perbaikan ekonomi global.
Perbaikan ini akan berlanjut sampai tahun 2014 sehingga
dapat menstimulasi kembali kestabilan ekonomi global.

55

Produksi & Trafik (Mainbrand + Citilink)


2013

2012

Tonase Kilometer Diangkut (000)

3.772.759

3.124.107

Tonase Kilometer Tersedia (000)

6.243.907

5.153.394

Penumpang Diangkut

24.965.239

20.415.285

Penumpang Kilometer Diangkut (000)

31.949.989

27.342.093

Tempat Duduk Kilometer Tersedia (000)

43.133.085

36.013.832

74,07

75,92

Tingkat Isian Penumpang (%)

Indikator Penting
2013
Ketepatan Waktu Penerbangan Mainbrand (%)

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi


global tahun 2014 akan mencapai 3,2% atau lebih tinggi
dibandingkan dengan estimasi pada bulan Juni 2013 yaitu
3%, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan selama
tahun 2013 sebesar 2,4%. Ekonomi negara berkembang juga
diproyeksi tumbuh sekitar 5,3% tahun ini atau meningkat

2012
83,8

84,9

dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,8 % (sumber: Web


Sekretariat Kabinet Republik Indonesia).
Adanya indikasi prospek yang cerah ini menjadi momentum
bagi Indonesia untuk ikut menjaga pertumbuhan
ekonominya, dengan tumpuan utamanya dari jalur
perdagangan maupun jalur finansial.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

56
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Industri

Kondisi Umum Domestik


Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,8%, mengalami
penurunan dibandingkan 6,2% di tahun 2012. Pertumbuhan
PDB ini terjadi di semua sektor lapangan usaha,
dengan pertumbuhan tertinggi dibukukan oleh sector
pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 10,2%.
Kondisi ekonomi makro yang kurang stabil di tahun 2013,
seperti meningkatnya inflasi, pelemahan nilai tukar Rupiah
dan defisit transaksi berjalan telah mempengaruhi kinerja
perusahaan selama tahun 2013.
Industri penerbangan Indonesia pada tahun 2013 dinilai
masih sangat prospektif. Prospek ini tumbuh seiring
dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya
beli masyarakat Indonesia. Menggeliatnya permintaan
terhadap industri penerbangan membuat semakin
banyaknya maskapai penerbangan yang berlomba-lomba
meramaikan lalu lintas udara Indonesia. Harga tiket yang
semakin terjangkau serta makin bervariasinya pilihan
maskapai penerbangan menyulut pertumbuhan pesat
masyarakat Indonesia yang memilih untuk mengakses moda
transportasi tersebut sebagai pilihan utama. Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia mencatat persaingan
dalam industri penerbangan akan semakin sengit dan akan
diimbangi pula dengan peningkatan jumlah penggunanya.

Pada akhir 2013 maskapai penerbangan asing yang masuk


ke bandara Soekarno Hatta tercatat berjumlah 37 buah,
yaitu Air Asia, Air China, All Nippon, Royal Brunei Airlines,
Cathay Pacific Airways, Cebu Pacific, China Airlines, China
Southern Airlines, Emirates, Etihad Airways, Eva Air, Japan
Airlines, Jetstar, KLM, Korean Air, Kuwait Airways, Mihin
Lanka, Malaysia Airlines, Philippines Airlines, Qantas
Airways, Qatar Airways, Saudi Arabia Airlines, Sinchuan
Airlines, Singapore Airlines, Thai Airways, Tiger Airways,
Turkish Airways, Value Air, Vietnam Airlines, Yemenia
Airways, Business Air, Malindo Airways, Asiana Airlines,
National Air, Xiamen Airlines, China Eastern, Thai Lion Air.
(Sumber: Airport Authority)

Pasar Bisnis Penumpang


Bisnis penerbangan internasional dunia mengalami
pertumbuhan trafik Revenue Passenger Kilometers (RPK)
sebesar 5,2%, sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA.
Pemulihan trafik ini sejalan dengan pemulihan ekonomi
global dan ditopang oleh penambahan kapasitas Available
Seat Kilometers (ASK) sebesar 4,8%. Seat Load Factor
(SLF) rata-rata penerbangan internasional tercatat sebesar
79,5%, meningkat dibandingkan periode tahun lalu sebesar
78,9%. Trafik penumpang penerbangan internasional Asia
Pasifik - sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapaimaskapai penerbangan anggota Association of Asia Pacific

Tujuan Wisata

Tana Toraja
Sesuai dengan arti namanya, Tana Toraja bagaikan tanah para raja. Aman
terlindung oleh gunung-gunung tinggi dan tebing-tebing granit, hutan hijau dan
persawahan yang membentang indah mewarnai dataran tinggi di utara propinsi
Sulawesi Selatan ini. Orang Toraja saat ini masih mematuhi kuno mereka, ritual
kepercayaan dan tradisi, walaupun banyak yang telah memeluk agama Kristen.
Toraja terkenal dengan upacara pemakaman yang unik, namun sangat rumit, lama
dan melibatkan seluruh pendudul desa.
Untuk menuju ke sana, Garuda Indonesia menyediakan layanan penerbangan ke
Makassar dan dari sana wisatawan dapat memilih untuk melanjutkan perjalanannya
melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat ringan, atau menggunakan bus
melalui jalan darat.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

57

Airlines (AAPA) mencapai 219 juta orang di tahun 2013,


mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan tahun
sebelumnya. Selain itu, RPK juga meningkat 5,2% menjadi
813 miliar pada tahun 2013. Peningkatan ini mencerminkan
kuatnya permintaan pada rute-rute regional yang dipicu
oleh pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik dan
penambahan kapasitas ASK sebesar 4,8%. SLF rata-rata
penerbangan internasional Asia Pasifik tercatat sebesar
78,2%.

meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah. Jumlah


penumpang domestik meningkat 2,1% dari 54,5 juta orang
pada tahun 2012 menjadi 55,7 juta orang (sumber: BPS).
Kenaikan ini sebagai hasil dari aktivitas perekonomian
nasional yang bertumbuh, meningkatnya pendapatan
per kapita masyarakat Indonesia, penambahan maskapai
penerbangan, harga tiket yang terjangkau dan pemenuhan
kualitas pelayanan serta keselamatan penerbangan.

Pasar Bisnis Kargo Udara.


Pada tahun 2013, Garuda Indonesia melayani 15,85 juta
penumpang dalam 65.131 penerbangan di 76 rute domestik,
serta 3,77 juta penumpang dalam 13.566 penerbangan di 31
rute internasional yang diterbangi sendiri.
Trafik penumpang penerbangan internasional Indonesia
yang diangkut dari Indonesia tercatat meningkat 9,5%
dari 11,9 juta orang pada tahun 2012 menjadi 13 juta orang
pada tahun 2013 (sumber: BPS). Kenaikan penumpang
internasional yang berasal dari Indonesia diperkirakan
juga dipicu oleh meningkatnya aktivitas ekonomi dan

Bisnis penerbangan kargo udara global mengalami


peningkatan Freight Tonne Kilometer (FTK) 1,4% dan
Available Freight Tonne Kilometer (AFTK) sebesar 2,6%
sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Sementara tingkat
isian kargo rata rata penerbangan global tercatat sebesar
45,3%. Peningkatan FTK dan AFTK terutama terjadi di
area Middle East, yaitu masing masing sebesar 12,8 %
dan 11,8 %. Namun harga pengiriman kargo secara global
mengalami penurunan sebesar 4,9%, yang berdampak pada
penurunan pendapatan kargo secara global sebesar 3,2%.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

58
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Komersial
Pada tahun 2013,
jaringan penerbangan
Garuda Indonesia
diperluas dengan
penambahan 30
rute baru baik
rute domestik dan
internasional.
Garuda Indonesia terus melakukan ekspansi jaringan guna
meningkatkan connectivity antar wilayah di Indonesia.
Ekspansi jaringan tidak hanya difokuskan pada kota-kota
besar di Indonesia, melainkan juga ke pelosok daerah di
tanah air. Namun kondisi perekonomian domestik yang
kurang mendukung menyebabkan kinerja komersial
tidak optimal, sebagaimana tercermin dalam kurang
seimbangnya antara produksi dengan pendapatan yang
diperoleh di tahun 2013.

Network Management
Kebijakan pengembangan jaringan penerbangan di
tahun 2013 tetap sejalan dengan kebijakan Quantum
Leap 2011 2015, dimana di tahun 2013 difokuskan pada
network expansion. Selain itu perusahaan juga ikut aktif
menyukseskan program Pemerintah MP3EI (Master Plan
Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan
berupaya mengoptimalisasikan sumber daya yang semakin
bertambah.

Garuda Indonesia 2013


Laporan
Laporan
Tahunan
Tahunan
2013

59

Ekspansi jaringan di tahun 2013 dilakukan dengan


menambah 26 pesawat baru, yaitu 4 pesawat Boeing 777300ER, 2 pesawat Airbus A330-200, 1 pesawat Airbus A330300, 10 pesawat Boeing 737-800NG, 7 pesawat Bombardier
CRJ1000 NextGen, 2 pesawat ATR 72-600. Selain itu, Garuda
Indonesia juga membuka 28 rute baru yang terdiri dari 24
rute di Domestik (1 rute di antaranya adalah re-instate) dan
4 rute di Internasional. Rute baru tersebut melayani 11 kota
tujuan baru, yaitu Bengkulu, Tanjungpinang, Tanjungpandan,
Berau, Sorong, Manokwari, Bima, Labuan Bajo, Ende,
Penang, dan Brisbane.

Strategi Jaringan Penerbangan Domestik


Strategi jaringan penerbangan Domestik difokuskan pada
ekspansi melalui pembukaan beberapa rute baru dan kota
tujuan baru. Rute Bengkulu, Tanjung Pandan, dan Tanjung
Pinang dilayani dengan B737 classic, rute Berau, Sorong,
dan Manokwari dilayani dengan CRJ1000, sementara kota
tujuan Bima, Labuan Bajo dan Ende dilayani dengan jenis
pesawat baru ATR72-600. Pesawat ATR72-600 dengan
kapasitas 70 seat berfungsi sebagai feeder rute dari dan
ke kota pendukung. Sebanyak 2 unit ATR72-600 mulai
dioperasikan pada bulan Desember 2013, dari 25 buah
yang sudah dipesan oleh Perusahaan. Pertumbuhan pasar

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

60
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Komersial

domestik selama tahun 2013 tercatat sebesar 13,2% di tahun


2013 yang diakomodasi dengan pertumbuhan produksi ASK
sebesar 15,8%.
Sejalan dengan program Pemerintah MP3EI, Perusahaan
ikut mengembangkan perekonomian melalui pembangunan
hub-hub baru, seperti Medan dan Balikpapan melengkapi
hub sebelumnya di Cengkareng, Denpasar, Surabaya, dan
Makassar. Diharapkan dengan pembangunan lebih banyak
hub baru ini, sumber daya Perusahaan dapat digunakan
semakin optimal.
Dalam upaya menciptakan percepatan eksekusi proses
bisnis, terutama untuk mendukung pencapaian target
penjualan, Perusahaan membentuk 4 Region Domestik,
dengan pusat region di Medan, Jakarta, Surabaya dan
Makassar.

Di tahun 2013, perusahaan membuka 2 rute internasional


baru, yaitu Penang dan Brisbane. Sementara itu, dalam
rangka menciptakan percepatan eksekusi proses
bisnis, terutama untuk mendukung pencapaian target
penjualan, Perusahaan juga merestrukturisasi region
dan membentuknya menjadi 5 Region Internasional,
dengan pusat di Singapore, Tokyo, Shanghai, Sydney dan
Amsterdam.
Ekspansi dan strategi menambah frekuensi yang dilakukan
selama tahun 2013 telah meningkatkan jumlah penumpang
sebesar 5,1%, dan masih perlu ditingkatkan mengingat
produksi ASK (Available Seat Kilometer) yang ditawarkan
meningkat sebesar 13,5%.
Selain mengatur strategi jaringan penerbangan domestic
dan internasional, unit Network Management juga
bertanggung jawab terhadap hal berikut:

Strategi Jaringan Penerbangan Internasional


Strategi jaringan penerbangan internasional dilakukan
dengan memperkuat rute-rute internasional melalui
penambahan frekuensi dan pembukaan rute baru.
Pertumbuhan pasar Internasional selama tahun 2013 pada
rute-rute yang diterbangi Perusahaan mencapai 7,7% yang
diakomodasi dengan pertumbuhan produksi ASK sebesar
13i5%.

1. EU-ETS: European UnionEmissions Trading Scheme


Tahun 2013 merupakan Trading Period EU ETS
yang kedua, namun Garuda Indonesia masuk ke
dalam kategori de minimis, yaitu kategori operator
penerbangan yang tidak ikut terlibat dalam skema EU
ETS untuk dipantau selama periode tertentu. Adapun
kriteria de minimis adalah frekuensi penerbangan
kurang dari 243 flights dalam periode 4 bulan berturutturut (Januari-April, Mei-Agustus, September-Desember),
atau total emisi tahunan kurang dari 10,000 tonnes per
tahun.

Tujuan Wisata

Nusa Tenggara Timur


Ada dua hal yang membuat NTT dikenal dunia, pertama adalah komodo dan
yang kedua adalah danau tiga warna Kelimutu. Akan tetapi sesungguhnya NTT
menyimpan ragam pesona alam lainnya, seperti Liang Bua, sebuah goa di bukit
batu kapur. NTT juga memiliki desa adat Bena yang unik dengan rumah-rumah yang
terbuat dari alang-alang yang ditata dengan rapi. Buat pecinta laut, di NTT ada
Taman Laut Maumere dengan keindahan alam bawah laut.
Garuda Indonesia mempromosikan Nusa Tenggara Timur (NTT) ke manca negara
melalui pembukaan penerbangan ke tiga kabupaten di NTT, yaitu Bandara Komodo
Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Sumba
Barat

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

61

Total frekuensi penerbangan Garuda di wilayah Eropa


pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Januari April : 148 flights
Mei Agustus : 194 flights
September Desember : 210 flights
Karena frekuensi penerbangan perusahaan tidak
melebihi 243 flights pada periode empat bulanan di
tahun 2013, maka perusahaan tidak terlibat dalam
skema EU ETS 2013. Akibatnya, perusahaan tidak perlu
mengkompensasi keluaran emisi di tahun tersebut
kendati total keluaran emisi Garuda sesungguhnya
melebihi 10,000 tonnes.

2. Kerjasama dengan Airline Partners


Dalam rangka meningkatkan kinerja melalui kerjasama
dengan airline partners, selama tahun 2013 Garuda
Indonesia bekerjasama dengan 14 airline, yaitu China
Airlines (CI), China Eastern Airlines (MU), China Southern
Airlines (CZ), Etihad (EY), Jet Airways (9W), KLM, Kenya
Airways (KQ), Korean Air (KE), Philippines Airlines (PR),
Singapore Airlines (SQ), Royal Brunei (BI), Silk Air (MI),
Turkish Airlines (TK) dan Xiamen Airlines (MF).

Dengan adanya kerjasama tersebut, maka per 31


Desember 2013 perusahaan telah memiliki sekitar 846
penerbangan berjadwal yang dioperasikan oleh Airlines
partners ke 26 destinasi baru yang tidak dioperasikan
oleh Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

62
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Komersial

Rute Domestik
Hub Medan
Banda Aceh

Hub Denpasar

Hub Surabaya
Banjarmasin

Medan

Semarang

Pekanbaru
Padang

Bandung

Surabaya

Labuan Bajo

Denpasar

Batam

Lombok

Kupang

Palembang

Bima

Ende

Banda Aceh

Medan
Tarakan
Pekanbaru
Batam

Tanjung Pinang

Padang

Berau

Pontianak

Balikpapan

Pangkal Pinang

Jambi
Palembang

Tanjung Pandan

Palangkaraya
Banjarmasin

Bengkulu
Tanjung Karang

Jakarta

Semarang
Bandung
Yogyakarta

24

Surabaya
Solo

Mataram
Malang

Denpasar

Rute Baru Domestik


MedanBatamMedan MedanPadangMedan MedanPalembangMedan PadangPekanbaruPadang
BatamPekanbaruBatam MedanAcehMedan JakartaAcehJakarta JakartaTanjung PinangJakarta
JakartaBengkuluJakarta JakartaTanjung PandanJakarta MedanPekanbaruMedan
MedanBatamTanjung KarangBatamMedan DenpasarBandungDenpasar SurabayaKupangSurabaya
DenpasarSemarangDenpasar JakartaTernateJakarta SurabayaBanjarmasinSurabaya
BalikpapanBanjarmasinBalikpapan BalikpapanBerauBalikpapan BalikpapanManadoBalikpapan
JakartaAmbonJakarta MakassarSorongManokwariJayapuraManokwariSorongMakassar

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Lombok

63

Hub Balikpapan

Hub Makassar

Berau
Sorong

Manado

Manokwari

Jayapura
Balikpapan

Makassar

Banjarmasin

Manado

Ternate
Manokwari

Gorontalo

Palu

Sorong

Biak
Jayapura

Ambon

Kendari

Timika

Makassar

Labuan Bajo
Bima
Ende

Kupang

Rute Baru ATR72-600


DenpasarBimaLombokDenpasar
DenpasarLabuan BajoEndeLabuan BajoDenpasar

Hub
Medan
Surabaya
Denpasar
Balikpapan
Makassar

Destinasi Domestik

44

Destinasi Baru 2013:


Bengkulu, Tanjung Pinang,
Tanjung Pandan, Berau,
Sorong, Manokwari, Bima,
Labuan Bajo, Ende.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

64
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Komersial

Rute Internasional
Moscow
Amsterdam

Manchester
London

Paris

Dusseldorf
Frankfurt
Munich

Brussels

Milan
Athena

Bahrain

Abu Dhabi

Jeddah
Muscat

Rute 2012
Coder Share
Rute Baru 2013

Rute Baru Internasional


MedanPenangMedan
SurabayaSingapuraSurabaya
JakartaOsakaJakarta
JakartaBrisbane - Jakarta

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

13

Destinasi Code Share


dengan Etihad
Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf,
Munich, Bahrain, Abu Dhabi, London,
Paris, Manchester, Moskow, Athena,
Muscat.

65

Seoul

Beijing

Tokyo
Osaka

Shanghai
Guangzhou

Taipe
Hong Kong

Bangkok
Penang

Kuala Lumpur

Singapore

Balikpapan
Surabaya

Jakarta

Makassar

Denpasar

Brisbane
Perth

Sydney
Melbourne

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

66
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

3. Global Alliance dengan SkyTeam.


Sebagai kelanjutan dari program keikutsertaan Garuda
Indonesia dalam Aliansi Global SkyTeam telah dibentuk
Team yang akan memantau progress milestone
keanggotaan perusahaan di SkyTeam:
1. TST (Transition Support Team) yang anggotanya
terdiri dari Maskapai Penerbangan yang telah
memiliki perjanjian bilateral dengan Garuda Indonesia
(Airline Partners Sponsor) dan SkyTeam Office. Tugas
dari TST ini adalah Anggota SkyTeam (Airline Partners
Sponsor) membantu Garuda Indonesia dalam proses
pemenuhan persyaratan keanggotaan untuk menjadi
anggota SkyTeam, sedangkan SkyTeam office lebih
melihat kemajuannya (sejauh mana perusahaan telah
memenuhi persyaratan keanggotaan). Koordinasi
TST untuk memantau kemajuan pemenuhan syarat
keanggotaan ini dilakukan setiap 3 bulanan di Jakarta.
2. IT2 (Information IT 2 (Information System Integrated
Team)
Tugas tim ini akan meliputi:
Pelaksanaan Conference call minimal sekali setiap
bulan dengan seluruh airline partners SkyTeam.
Issue: perbedaan waktu antar SkyTeam partners

Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi dan


seluruh aktivitas integrasi system Garuda Indonesia
dengan sistem masing-masing anggota

Di samping 2 tim di atas, setiap bulannya juga dilakukan


Big Conference Call dengan beberapa anggota SkyTeam
yang mengangkat issue mengenai time difference antar
SkyTeam partners. Tujuannya adalah untuk melihat
kemajuan perusahaan dari sisi bisnis dan untuk airline
partner membantu perusahaan dalam memenuhi
persyaratan keanggotaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Komersial
Adapun persyaratan SkyTeam juga mencakup pengadaan
Modul Frequent Flyer. Modul ini berfungsi untuk
memperbaiki kinerja GFF agar keluhan/complaint yang
selama ini banyak dapat diminimalkan.
Kemajuan yang diharapkan dari Project SkyTeam selama
tahun 2013 adalah mempersiapkan Garuda Indonesia
dalam menghadapi SkyTeam Audit sebagai bagian utama
untuk dapat diterima menjadi anggota SkyTeam. Hal ini
sangat memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua
personel perusahaan dan semua pemangku kepentingan
untuk dapat memanfaatkan peluang agar Garuda Indonesia
dapat menjadi airline terbesar di antara anggota SkyTeam
mengingat pertumbuhan pasar Asia dan Indonesia yang
sangat pesat.
Diharapkan dengan sudah memenuhi semua persyaratan
yang diperlukan, maka target untuk menjadi full member di
awal tahun 2014 dapat dipenuhi.

Revenue Management
Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan
dan adanya tuntutan peningkatan kinerja, perusahaan
telah berhasil menerapkan sistem baru Passenger
Service System (PSS), yaitu Altea yang dapat memenuhi
tuntutan perkembangan bisnis global. Dengan PSS
yang baru ini diharapkan Garuda Indonesia akan dapat
memenangkan persaingan yang semakin ketat. Di awal
tahun 2013, perusahaan telah mengganti sistem lama
Revenue Management System dengan sistem baru, yaitu
PROS, yang merupakan sistem pendukung pengambil
keputusan Revenue Management yang berfungsi untuk
memaksimalkan pendapatan. Perusahaan pun telah
menggunakan Fare Management System sebagai deal
management dalam penentuan dan distribusi harga, yang
sekaligus juga merupakan database harga yang terpusat.
Dengan adanya system ini selain akan meningkatkan
efisiensi juga akan menjamin terlaksananya Good Corporate
Governance.

67

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan terhadap


pelanggan, maka pada bulan Januari 2013, perusahaan
telah memasukkan biaya pelayanan jasa penerbangan
Passenger Service Charge (PSC) pada tiket pesawat
karena mekanisme pembayaran PSC sebelumnya dianggap
kurang mendukung kelancaran pelayanan penumpang
di airport. Untuk penerbangan domestic, hanya Garuda
Indonesia yang telah menerapkan PSC dalam tiket ini,
sementara hampir sebagian besar negara di dunia ini telah
menerapkan system ini.
Program-program yang berhasil dan telah berjalan
dengan baik pada tahun 2013 akan terus dilakukan
dan disempurnakan dalam pelaksanaannya. Program
Early Birds, Advanced Purchased, harga khusus melalui
direct channel dan harga khusus untuk partnership dan
sponshorship akan terus dilakukan. Selain itu pemberian
harga khusus untuk corporate yang selama ini telah berjalan
juga akan terus dilaksanakan dan disempurnakan.
Untuk meningkatkan jaringan penerbangan dan memenuhi
kebutuhan pelanggan, perusahaan telah melakukan
kerjasama dengan lebih dari 50 airline partner untuk
memperluas tujuan perjalanan dengan harga yang
kompetitif dan memasukkan harga tersebut ke dalam
sistem sehingga proses auto pricing saat menerbitkan tiket
dapat dilakukan. Proses auto pricing memegang peranan
yang penting karena dapat meningkatkan efisiensi dan
akan mengurangi kesalahan yang ditimbulkan akibat human
error.

Dalam upaya mendukung program efisiensi biaya,


sepanjang tahun 2013 perusahaan juga telah melakukan
negosiasi dengan Global Distribution System (GDS)
sebagai penyedia sistem Reservasi dan Ticketing bagi
para travel agent sehingga dapat mendukung peningkatan
layanan penjualan melalui indirect channel. Di tahun 2013
perusahaan berhasil melakukan penghematan sebesar
29,30% dari total anggaran untuk biaya GDS.

Passenger Yield Harga


Secara keseluruhan terjadi penurunan yield di tahun
2013 dari USc 9,99 di tahun 2012 menjadi USc 9,1 seiring
melemahnya RUpiah terhadap US dollar dan semakin
ketatnya persaingan di industri.

Pemasaran
Garuda Indonesia aktif melakukan promosi di tahun
2013. Salah satu aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan adalah Garuda Indonesia Travel Fair (GATF).
GATF merupakan kegiatan tahunan Garuda Indonesia yang
diadakan di berbagai daerah dan puncaknya dilakukan
di Jakarta. Untuk pelaksanaan GATF 2013 di daerah,
perusahaan malakukannya secara serentak di lima belas
kota, yaitu Ujung Pandang, Manado, Surabaya, Padang,
Jogyakarta, Medan, Denpasar, Balikpapan, Semarang,
Bandung, Banjarmasin, Pontianak, Pakanbaru, Palembang
dan Jayapura. Selain sebagai strategi pemasaran
dan strategi komunikasi korporat Garuda Indonesia,
pelaksanaan GATF 2013 ini juga dilatarbelakangi oleh

Tujuan Wisata

Yogyakarta
Kombinasi antara berbagai candi kuno berusia ratusan tahun, tempat-tempat
bersejarah lainnya dalam peradaban Jawa, diwarnai dengan berbagai atraksi
budaya, dan keindahan alam membuat Yogyakarta sangat menarik untuk dikunjungi
baik oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Itu sebabnya, Yogyakarta
menjadi destinasi wisata di Indonesia yang menduduki posisi tertinggi setelah Bali.
Yogyakarta mempunyai tempat khusus dalam sejarah Garuda Indonesia. Di kota
inilah Presiden Soekarno memberi nama bagi maskapai penerbangan pertama
milik Indonesia dan 3 hari kemudian Garuda Indonesia menerbangkan Soekarno ke
Jakarta untuk dilantik sebagai Presiden RIS.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

68
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Komersial

perkembangan produk dan layanan Garuda Indonesia serta


Garuda Indonesia Grup yang masih dianggap perlu untuk
dikomunikasikan kepada mitra usaha maupun masyarakat
umum. Selain itu, hubungan baik dengan pihak industri
pariwisata di masing-masing kota tersebut serta dengan
mitra usaha Garuda Indonesia di ke-15 kota tersebut juga
perlu ditingkatkan melalui kegiatan GATF ini yang juga
sebagai sarana pembelajaran bagi mitra usaha Garuda
Indonesia di daerah dalam kegiatan pameran.
Puncak GATF berlangsung di Jakarta pada tanggal 13 hingga
15 September 2013. Tidak kurang dari 50 Travel Agent ,
20 Hotel, 8 National Tourism Office (NTO), 19 korporasi,
13 Hotel & Park dan 22 Media Partner serta 15 UKM dan
mitra binaan Garuda Indonesia berpartisipasi dalam
acara tersebut. Dalam acara tersebut, GATF menampilkan
miniature pesawat Boeing 777-300ER dengan layanan
baru First Class. Selain armada dan layanan baru Garuda
indonesia, hal lain yang juga diperkenalkan dalam even
GATF 2013 adalah informasi mengenai bergabungnya
Garuda Indonesia dengan aliansi global SkyTeam. Kalimat
singkat Joining in March 2014 yang ditempatkan bersama
logo Garuda Indonesia pada sebuah wall of fame mewakili
informasi tersebut.
Untuk tahun 2013, event GATF berhasil menghasilkan
penjualan lebih dari Rp. 70 miliar, lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya yang Rp54 miliar.

Distribusi Penjualan
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat
di bidang teknologi dan komunikasi, saluran distribusi
Garuda Indonesia pun ikut berkembang dan semakin
bervariasi. Melalui dua saluran penjualan utama, yaitu
saluran langsung (direct channel) dan saluran tidak
langsung (indirect channel), Perusahaan berusaha untuk
mendekatkan diri dengan pelanggan.
Direct channel terdiri dari Call Center, Sales Office &
Ticketing Office, Website, Garuda Online Sales (GOS),
Interline Staff Travel Agremeent (ISTA), sementara Indirect
Channel terdiri dari Agent IATA - BSP, GSA (General Sales
Agent), dan IBCS (IATA BSP Consolidator System).
Demi meningkatkan kemudahan akses masyarakat
terhadap Garuda Indonesia, Perusahaan telah melakukan
penambahan dan pengembangan kantor cabang, kantor
penjualan dan pengembangan konsep distribusi baru
di seluruh wilayah Indonesia. Di tahun 2013, Perusahaan
membangun 9 kantor cabang baru dan 8 kantor penjualan.
Selain itu, Garuda Indonesia juga telah menambah jenis
saluran penjualan langsung dengan meluncurkan kembali
Mobile Ticketing Counter (MTC) pada bulan November
2013. MTC merupakan konsep penyediaan layanan reservasi
dan layanan lainnya dengan menggunakan unit kendaraan
bergerak. Saat ini terdapat 2 MTC yang beroperasi di
wilayah Jakarta, dan direncanakan akan bertambah di
wilayah lainnya di seluruh Indonesia.

Tujuan Wisata

Derawan
Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur, yang terdiri dari beberapa pulau dan
beberapa gosong karang, merupakan salah satu surga bagi pecinta wisata alam
dan dunia bawah laut. Di sana terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil
yang menjadi tempat perlindungan bagi banyak spesies, seperti penyu hijau, penyu
sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan lain-lain.
Sebagai bagian dari komitmen Garuda Indonesia untuk membantu mempromosikan
tujuan wisata Kepulauan Derawan, selain menambah jumlah penerbangan dari
Balikpapan tujuan Berau, juga dengan mengundang jurnalis dan blogger untuk
mengunjungi Derawan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

69

Saluran penjualan lain yang dikembangkan oleh Garuda


Indonesia adalah Gerai Counter, yaitu counter penjualan
yang bersifat moveable (dapat dipindahkan) dan dikelola
oleh pihak ketiga. Umumnya gerai counter berada di lobby
hotel, mall, dan gedung perkantoran. Gerai pertama telah
diluncurkan di Tangerang City Mall pada September 2012.
Di tahun 2013, perusahaan telah bekerja sama dengan pihak
ketiga untuk membangun 14 gerai di Wamena, Bulukumba,
Maros, Tambolaka, Ende, Labuan Bajo, Bima, Pekanbaru,
Tasikmalaya dan Jakarta. Garuda indonesia akan melakukan
pengembangan gerai lainnya ke beberapa kota lainnya di
Indonesia di masa mendatang.
Selama tahun 2013 porsi penjualan melalui travel agent
(IATA BSP agent) merupakan penyumbang terbesar di
antara seluruh channel distribusi, dengan jumlah agent aktif
tercatat sebanyak 673 Agen IATA BSP Domestik dan 8306
agen IATA BSP Internasional. Sedangkan jumlah anggota
Garuda Online System (GOS/badan usaha selain travel
agent) mencapai 7.829 anggota. Di tahun 2013, terdapat
penambahan kantor penjualan General Sales Agent (GSA)
di 3 negara, yaitu India, Malaysia (Penang), Srilanka, selain
kantor GSA yang telah ada sebelumnya di USA, Canada,
Vietnam, Philippines, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab,
Brunei, Kuwait, Frankfurt, London, Belgium, dan Abu Dhabi
dan Auckland.

Bagi Garuda Indonesia, keuntungan yang diperoleh dari


peningkatan corporate sales adalah terciptanya captive
market yang berkesinambungan, disamping juga akan
mengurangi biaya distribusi dan mendukung perluasan
pasar. Di tahun mendatang, Garuda Indonesia akan lebih
fokus pada perusahaan besar yang mempunyai banyak
cabang dan mempunyai potensi tinggi dalam perjalanan
dinas atau untuk keluarganya
Untuk pasar luar negeri, perusahaan telah mengembangkan
konsep kerja sama Global Contract dengan perusahaan
bertaraf multinasional. Kontrak kerja sama tersebut berlaku
di semua negara dimana perusahaan tersebut memiliki
perwakilan. Kontrak yang sedang berjalan adalah global
contract dengan Shell International Limited, Standard
Chartered Bank, Citibank N. A, Microsoft, Total, Caterpillar,
IBM, UBS, HSBC Disamping itu, perusahaan juga sedang
dalam proses dengan beberapa perusahaan lainnya seperti
Merck dan World Bank.
Sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah pelanggan
corporate mencapai 1.981 perusahaan, dengan kenaikan
pendapatan rata-rata dari tahun 2007 hingga 2013 mencapai
46,8%. Pendapatan di tahun 2013 tercatat sebesar Rp 2,014
triliun.

E-Commerce
Corporate Sales
Corporate Sales menjadi salah satu prioritas yang
dilakukan oleh Perusahaan guna meningkatkan pendapatan
mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh segmen
ini. Potensi penjualan untuk pasar corporate masih terbuka
lebar dan akan terus dikembangkan oleh Perusahaan seiring
dengan terus bertambahnya jumlah corporate maupun
pendapatan yang dihasilkan. Garuda Indonesia secara aktif
terus menggarap pasar ini dengan mengadakan kerja sama
dengan berbagai Perusahaan, baik dalam negeri maupun
luar negeri.
Keuntungan yang didapat oleh pelanggan corporate berupa
potongan harga, penambahan barang bawaan/bagasi,
priority handling jika pesawat penuh, pengembalian PPN
untuk Perusahaan yang berkedudukan di Indonesia serta
manfaat lainnya juga terus dikembangkan oleh perusahaan.

Di tahun 2013, Garuda Indonesia juga terus berupaya untuk


meningkatkan kinerja dari jalur distribusi E-Commerce.
Total Penumpang (passenger traffic) dari jalur distribusi
ini mencapai 4.132.790 penumpang di tahun 2013, atau
menyumbang sekitar 16,6% dari total penumpang Garuda
Indonesia. Hal ini pada gilirannya meningkatkan penjualan
E-Commerce Perusahaan dari USD 308 juta di tahun 2012
menjadi USD 401,3 juta di tahun 2013 atau meningkat
sebesar 30,4%.
Unit kerja e-commerce (EC) membawahi 5 channel distribusi
yaitu: B2C (www.garuda-indonesia.com); B2T (gosga.
garuda-indonesia.com); B2B (corga.garuda-indonesia.com);
mobile/aps (m.garuda-indonesia.com ) dan call center
(08041807807 atau 021-2351999).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

70
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Operasional
Secara keseluruhan,
indikator-indikator
kinerja operasional
berhasil dipertahankan
tetap baik di tengah
ekspansi jaringan
penerbangan dan
jumlah armada.

Perekonomian domestik yang kurang kondusif di tahun


2013 turut memengaruhi kinerja operasional perusahaan.
Ekspansi armada yang signifikan di tahun 2013 tidak dapat
mencapai hasil yang optimal di tengah tingginya laju inflasi
dan pelemahan Rupiah terhadap mata uang global. Namun
perusahaan terus berusaha meningkatkan efisiensi demi
mendukung pertumbuhan yang berkesinambungan di masa
datang. Perusahaan juga terus berupaya meningkatkan
daya saingnya guna memperkokoh posisinya di industri
penerbangan nasional dan internasional.

Armada
Sarana produksi atau pesawat yang digunakan sampai
dengan bulan Desember 2013 berjumlah 140 pesawat,
mengalami peningkatan dari 106 pesawat di tahun 2012.
Selama tahun 2013, perusahaan mendatangkan 36 pesawat
baru, yang terdiri dari 2 pesawat Airbus A330-200, 1 pesawat
Airbus A330-300, 10 pesawat Boeing 737-800NG, 4 pesawat
Boeing 777-300ER, 7 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen
dan 2 pesawat ATR72-600 (untuk melayani penerbangan
mainbrand Garuda Indonesia), serta 10 pesawat Airbus
A320-200 untuk melayani penerbangan low cost carrier
(Citilink).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

71

Pada bulan Juni 2013, perusahaan mendatangkan pesawat


Boeing 777-300ER dan pada bulan November 2013
perusahaan menambah jumlah armadanya dengan pesawat
ATR72-600 yang memulai penerbangan perdananya pada
tanggal 3 Desember 2013.

Selain melakukan ekspansi rute, Perusahaan juga


meningkatkan frekuensi penerbangan, baik di sektor
domestik maupun internasional demi memperkokoh posisi
Perusahaan di sektor domestik dan mendominasi frequency
share di sektor domestik.

Rute dan Jaringan

Selama tahun 2013, total frekuensi meningkat sebesar


21,9% menjadi 78.697 penerbangan. Jumlah frekuensi
penerbangan domestik pada tahun 2013 adalah 65.131
penerbangan atau 83% dari total frekuensi penerbangan
mainbrand. Peningkatan frekuensi ini merupakan hasil
kajian Perusahaan atas permintaan terhadap sarana
transportasi udara. Perusahaan senantiasa melakukan studi

Pada tahun 2013 Garuda Indonesia membuka 28 rute baru


yang terdiri dari 24 rute di Domestik (juga terdapat 1 rute
re-instate) dan 4 rute di Internasional. Rute baru tersebut
melayani 11 kota tujuan baru yaitu Bengkulu, Tanjung
Pinang, Tanjung Pandan, Berau, Sorong, Manokwari, Bima,
Labuan Bajo, Ende, Penang dan Brisbane.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

72
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

kelayakan sebelum membuka rute baru atau meningkatkan


frekuensi untuk memastikan bahwa penambahan rute dan
peningkatan frekuensi ini akan berdampak positif terhadap
kinerja operasional Perusahaan.

Aircraft Maintenance Management


Mengacu pada visi Garuda Indonesia yaitu menjadi
perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan
pelayanan berkualitas kepada masyarakat dunia dengan
menggunakan keramahan Indonesia, maka Aircraft
Maintenance Management sebagai bagian dari Direktorat
Teknik bertanggung jawab dalam mendukung operasional
penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun
internasional melalui penyediaan pesawat yang handal
serta kondisi kabin yang prima. Aircraft Maintenance
Management memastikan bahwa pengaturan serta
pemeliharaan pesawat dilakukan dan dilaksanakan sesuai
dengan Company Maintenance Manual (CMM) serta
Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP)
yang telah disahkan oleh Authority serta persyaratan
keselamatan dan kelaikan udara lainnya untuk masingmasing tipe pesawat.
Perawatan pesawat secara terencana dan terkendali perlu
dilakukan agar pemenuhan jumlah dan tipe pesawat setiap
harinya sesuai dengan rencana penerbangan unit Operasi
dan Niaga, baik rute domestik maupun internasional.
Kontribusi keterlambatan jadwal penerbangan yang
disebabkan oleh kerusakan pesawat atau penyebab teknis
lainnya, harus diminimalkan untuk mendukung target
ketepatan penerbangan Garuda Indonesia. Ground time
yang memadai untuk pemeliharaan dan perawatan sangat
diperlukan, guna memastikan dilaksanakan pekerjaannya
dengan benar sehingga pesawat selalu berada dalam
kondisi layak terbang.
Kondisi kabin pesawat berikut penampilan interior dan
eksterior pesawat juga harus dijaga dan dirawat agar selalu
memberikan kenyamanan kepada penumpang. Peralatan
yang ada di dalam pesawat seperti Seat, Passenger
Entertainment System/ PES, Cabin Light, Lavatory, Galley,
Luggage Bin harus dipastikan berfungsi dengan baik agar
dapat memberikan kenyamanan kepada penumpang.
Kebersihan dan kerapihan kondisi Carpet, Seat Cover,
Curtain, Sidewall, Cabin Partition, Ceiling juga harus terus
dijaga untuk memenuhi standar tampilan interior kabin
airline bintang lima. Demikian pula dengan tampilan
eksterior atau bagian luar pesawat juga menjadi ukuran

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Operasional
dalam upaya menciptakan kenyamanan penumpang. Semua
aktivitas yang dilakukan sejalan dengan target Perusahaan
untuk mencapai 5 Star Airline dari Skytrax pada tahun 2015.
Pencapaian Aircraft Maintenance Management secara
umum meliputi pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan
penampilan interior kabin dan eksterior.

Aircraft Availability
Pemenuhan pesawat di tahun 2013 mencapai 99,54%,
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang
sebesar 99,65%. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa
kejadian AOG (Aircraft on Ground) di tahun 2013 terutama
untuk tipe pesawat Airbus A330-300.

Cabin Functionality
Kinerja fungsional kabin rata-rata di tahun 2013 tercatat
sebesar 99,81% meningkat dari 99,38% di tahun 2012.
Penambahan stok material baik dalam hal jenis maupun
jumlah di Cengkareng dan beberapa lokasi diluar
Cengkareng, permintaan Free of Charge (FOC) material
untuk roll over program dan percepatan pengiriman stok
material consignment adalah beberapa strategi yang
dilakukan untuk mencapai kinerja ini.

Cabin Interior and Exterior Appearance


Pencapaian indikator penampilan interior kabin di tahun
2013 mempunyai nilai rata-rata sebesar 95,01%, meningkat
darii 94,83% di tahun 2012. Hal ini terkait erat dengan
implementasi penuh Aircraft Interior Maintenance Program
(AIMP) yang sudah dimulai pada akhir tahun 2012.
Di tahun 2014, Garuda Indonesia juga akan
mengembangkan kemampuan perawatan Cabin di 5 lokasi
besar, yaitu Medan, Balikpapan, Surabaya, Denpasar dan
Makassar sebagai upaya menjaga fungsionalitas dan
penampilan di area kabin.

Kinerja Operasional
Secara umum kinerja operasional mengalami perbaikan
di tahun 2013 kecuali indikator On Time Performance yang
mengalami penurunan terutama karena faktor fasilitas
bandara.

73

On Time Performance

Produktivitas Awak Kokpit dan Awak Kabin

Tingkat ketepatan penerbangan On Time Performance


(OTP) Garuda Indonesia tercatat sebesar 83,79%,
mengalami penurunan dari 84,9% di tahun 2012. Penyebab
penurunan OTP antara lain adalah faktor fasilitas bandara
9,71%, faktor teknik 1,77% dan faktor cuaca 1,16%. Perbaikan
tingkat OTP dilakukan dengan peningkatan operational
monitoring and control serta dengan station management
control. Garuda Indonesia juga terus melakukan program
OTP enhancement dan monitoring terhadap 2 faktor
penyebab keterlambatan.

Produktivitas awak pesawat yang dihitung berdasarkan


total block hours dibandingkan dengan jumlah awak
pesawat yang berproduksi mengalami sedikit penurunan
di tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Hal
tersebut dikarenakan jumlah penambahan awak kabin dan
kokpit yang lebih besar dari penambahan jumlah jadwal
penerbangan. Penambahan awak pesawat ini dilakukan
sebagai persiapan penambahan jadwal penerbangan pada
tahun berikutnya mengingat proses training crew yang
membutuhkan waktu lama.

Jika memperhatikan OTP pada setiap stasiun pada periode


Januari - Desember 2013, maka Perth merupakan bandara
dengan OTP tertinggi yaitu 96,5%. Sedangkan Jeddah
adalah bandara dengan OTP terendah: 53,08%. Untuk
stasiun domestik, OTP tertinggi adalah Banda Aceh yaitu
94,13% dan OTP terendah adalah Sorong, yaitu 46,34%.

Produktivitas Awak Kabin tercatat sebesar 84 jam 34 menit


di tahun 2013, menurun dibandingkan dengan 86 jam 39
menit di tahun 2012. Penurunan produktivitas terutama
terjadi di bandara Cengkareng dan Jepang. Sementara
itu, produktivitas awak kokpit juga menurun dari 67 jam 01

On Time Performance

Penyebab Keterlambatan
2013

Jan

Feb Mar Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt Nov Des

Utilisasi Pesawat
Tingkat utilisasi armada mainbrand secara rata-rata stabil
pada 10 jam 44 menit per hari di tahun 2012 maupun di
tahun 2013. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada
tipe pesawat Boeing 737-800 dan pesawat berbadan
lebar. Sementara tipe pesawat Boeing 737-300 mengalami
penurunan akibat pengalihan operasi ke pesawat baru
dan kebijakan stand by. Garuda Indonesia akan terus
mengembangkan rute dan jaringan penerbangannya ke
seluruh propinsi di Indonesia untuk meningkatkan tingkat
utilisasi pesawat di masa yang akan datang.

Apt.
Fac.

Technic

Flops

Comm. Weather

Sta
Handl

System

0,23

0,17

0,36

0,37

0,99

0,76

1,09

1,16

0,81

0,83

0,98

1,77

1,58

9,13

2012

0,98

2013

9,71

2012

Other

menit menjadi 66 jam 51 menit. Penurunan produktivitas ini


terutama terjadi di tipe pesawat Boeing 737-800 dan Boeing
737.
Jumlah Awak Kabin perusahaan tercatat sebanyak 3.332
orang di tahun 2013, meningkat dari 2.376 orang di tahun
2012, seiring dengan peningkatan jumlah armada serta
penambahan rute penerbangan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

74
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Efisiensi Biaya
Program Efisiensi Biaya yang dilakukan oleh jajaran
Direktorat Operasi pada tahun 2013 merupakan kelanjutan
dari apa yang telah diterapkan pada tahun 2012 dengan
program tambahan e-Learning DG & AVSEC agar dapat
dicapai hasil yang lebih optimal. Program efisiensi yang
dijalankan adalah melalui penerapan Economical Tanking,
Optimalisasi penggunaan Ground Power Unit (GPU), Flight
Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew
Transport dan Zero Flight Time Training.

Economical Tanking, yaitu program untuk menghemat


biaya bahan bakar dengan menerapkan prosedur tankering
dengan tujuan memperoleh keuntungan dari perbedaan
harga bahan bakar diantara dua stasiun (departure dan
arrival). Selama tahun 2013 program ini diterapkan di station
Balikpapan, Jakarta, Jayapura, Denpasar, Manado, Medan,
Surabaya, Ujung Pandang, Kuala Lumpur, Penang dan
Singapura.
Optimalisasi Penggunaan GPU merupakan upaya
mengoptimalkan penggunaan GPU sebagai pengganti
Auxiliary Power Unit (APU) di bandara domestik dan
Internasional untuk pesawat yang RON (Remain Over
Night; Pesawat yang menginap di bandara hingga melewati
hari), pesawat penerbangan pertama setelah selesai RON
dan untuk pesawat yang transit lebih dari 2 jam. Station
yang melakukan optimalisasi penggunaan GPU selama
tahun 2013 adalah stasiun domestik (Ambon, Banjarmasin,
Balikpapan, Batam, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta,
Mataram, Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang,
Pontianak, Semarang, Surabaya, SOC dan Ujung Padang)
dan Internasional (Amsterdam, Guangzhou, Korea, Osaka,
Tokyo, Sydney, Beijing dan Shanghai).

Flight Fuel Conservation, merupakan penghematan


penggunaan bahan bakar yang diperoleh dari selisih Flight
Plan Trip Fuel (yang selanjutnya disebut sebagai Plan
Fuel) dengan Fuel Burn (yang selanjutnya disebut sebagai
Actual Fuel). Fuel saving terjadi ketika actual fuel lebih
kecil dibandingkan plan fuel. Upaya-upaya yang dilakukan
untuk memperoleh penghematan tersebut adalah Potable
Water Management, Optimum Centre of Gravity, Nearest
alternate, Implementasi Cost Index, Peningkatan Koordinasi
dengan ATC untuk mendapatkan optimum flight level
dan direct routes, CANPA (Constant Angle Non Precision
Approach) dan IFP Cat.D, ETOPS untuk pesawat A330, PBN
(RNPAR, STAR CGK), Optimasi route Jeddah-Cengkarang
dan Conservation yang dilakukan dalam Maintenance
Program.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Operasional
Zero Flight Time Training merupakan Flight Training yang
semula harus menerbangkan pesawat digantikan secara
simulator.
e-Learning DG and AVSEC, Recurrent Dangerous Good
dan AVSEC yang diwajibkan untuk Flight Operation
Officer (FOO) sekali setahun dilakukan secara e-learning.
Penghematan yang diperoleh meliputi biaya transportasi,
akomodasi, SPPD, biaya instruktur dan biaya penggunaan
kelas.
Efisiensi biaya yang diperoleh pada tahun 2013 mencapai
Rp 124 miliar, mengalami peningkatan 41% dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar Rp 88 miliar.
Sementara itu, Flight Fuel Conservation berhasil menghemat
penggunaan bahan bakar pada tahun 2013 sebesar 18,5 juta
liter, lebih rendah 24% dibandingkan tahun sebelumnya
yang sebesar 24,2 juta liter. Penurunan ini dimungkinkan
oleh meningkatnya flight time yang disebabkan oleh
meningkatnya kepadatan lalu-lintas udara. Total pemakaian
bahan bakar (fuel burn) di tahun 2013 tercatat sebesar
1.371 juta liter, meningkat sebesar 16% dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu 1.183 juta liter. Peningkatan ini dipicu
oleh peningkatan produksi dimana frekuensi penerbangan
mengalami peningkatan sebesar 22% sedangkan Available
Tonne Kilometer (ATK) mengalami peningkatan sebesar
16%.

Rencana Tahun 2014


Untuk menjaga konsistensi terhadap kualitas produk dan
pelayanan dari sisi operasional, Garuda Indonesia akan
tetap menargetkan ketepatan penerbangan (On Time
Performance/OTP) sebesar 85%. Target OTP tersebut
akan dicapai melalui peningkatan manajemen operasional
yaitu dengan pengalihan beberapa rute penerbangan
dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Halim Perdana
Kusuma, penempatan Base Pesawat dan awak pesawat
di luar Cengkareng. Hal ini guna menghindari kepadatan
arus penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu di
Tahun 2014 dilakukan pengoperasian dedicated gate Garuda
di beberapa bandara domestik.

2.490

Incident Rate

2012

OHR Target vs Achievement


1.320

Safety Achievement
Safety Target

2013

Peningkatan manajemen Operasional di bidang tekhologi


akan dilakukan dengan melengkapi teknologi terbaru di
pesawat dengan pemasangan electronic flight bag (EFB)
dan implementasi Centralized Flight Planning/Dispatch
(CFP/D). Implementasi CFP/D yang telah dilakukan di
Australia akan dilanjutkan di Haneda, Taipei, dan Halim
Perdana Kusuma. Peningkatan manajemen operasional juga
akan dilakukan untuk domestik Hub yang baru saja dibentuk
di Makassar, Balikpapan, dan Medan dan akan dilanjutkan
di tahun 2014 di Surabaya dan Denpasar. Efisiensi biaya
menjadi perhatian yang sangat besar. Selain melanjutkan
program efisiensi yang sudah ada seperti Fuel Conservation
Program, Centralized Flight Dispatch Document Service,
Zero Flight Time Training dan e-learning DG and AVSEC,
Garuda Indonesia bekerjasama dengan General Electric (GE)
untuk melakukan kajian terhadap pengelolaan pemakaian

Achievement (Reports)

867

0,25

0,29

per 1.000 keberangkatan

1.944

0,72

0,76

75

2012

Target (Reports)
2013

bahan bakar pesawat di perusahaan dan mencari inisiatif


baru dalam program penghematan fuel (Fuel conservation
program).

Aspek Keselamatan Penerbangan


Garuda Indonesia berkomitmen untuk mengutamakan
aspek keselamatan dan keamanan, dengan senantiasa
mengacu pada SOP maupun standard dan best practices
yang berlaku di setiap kegiatan operasionalnya. Garuda
Indonesia sebagai IOSA (IATA Operational Safety Audit)
Operator mematuhi standar keselamatan IOSA Standards
yang merupakan acuan/standar internasional tertinggi dan
digunakan oleh maskapai bertaraf internasional lainnya.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

76
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Operasional

Di tahun 2013 Garuda Indonesia telah mempersiapkan


diri untuk resertifikasi sebagai IOSA Operator pada tahun
2014 dan mempertahankan standar safety sesuai dengan
aturan yang terbaru dengan mengadakan Departmental
Audit pada bulan Juli Desember 2013 di area operasional.
Resertifikasi tesebut merupakan resertifikasi ketiga bagi
Garuda Indonesia. IOSA Standards merupakan acuan/
standar internasional tertinggi dari IATA untuk aspek
Safety & Aviation Security yang harus diaplikasikan oleh
Maskapai anggota IATA dan sangat disarankan bagi
Maskapai non-anggota IATA lainnya, dimana jika Garuda
Indonesia memenuhi standar dalam IOSA tersebut, maka
Garuda Indonesia juga mempunyai standar keselamatan
dan keamanan bertaraf internasional yang sama dengan
Maskapai lainnya, terutama yang menjadi anggota IATA
atau yang non-anggota IATA tetapi juga bersertifikasi IOSA.
Garuda Indonesia juga secara konsisten menerapkan
Safety Management System (SMS) sebagai metode
pengelolaan Safety di maskapai penerbangan dalam
mengidentifikasi potensi penyebab kecelakaan, memitigasi
risiko yang ada pada tingkat yang serendah mungkin yang
tujuannya menjaga dan meningkatkan kinerja keselamatan
penerbangan pada tingkat yang setinggi mungkin, dan
diukur dalam bentuk incident rate. Pencapaian Incident rate
per 1000 keberangkatan di tahun 2013 adalah 0,25 atau
lebih rendah dibandingkan dengan incident rate di tahun

2012 sebesar 0,29. Hal tersebut mengindikasikan bahwa


unit-unit yang terkait dengan operasional penerbangan
Garuda Indonesia sudah lebih konsisten terhadap
pengelolaan operasional sehingga dapat mengurangi
jumlah insiden yang timbul di tahun 2013 ini.
Laporan Operational Hazard, yang merupakan salah
satu sarana untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat
membahayakan dan menimbulkan risiko terjadinya
insiden pada operasional penerbangan, disamping juga
menunjukkan konsistensi karyawan untuk peduli terhadap
keselamatan dan keamanan operasional penerbangan,
tercatat sebanyak 2.490 laporan, lebih tinggi dibandingkan
dengan 1.944 laporan pada tahun 2012.
Untuk mendukung implementasi dari komitmen Garuda
Indonesia terhadap aspek keselamatan penerbangan,
maka dilakukan Management Review secara korporat
oleh Corporate Safety Committee (CSC) yang diketuai oleh
Direktur Utama dan Direktur yang lain sebagai anggota, dan
dilaksanakan 2 (dua) kali setahun

Rencana Tahun 2014


Sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan aspek
keselamatan dan keamanan, Garuda Indonesia, akan terus
melakukan usaha-usaha untuk selalu mematuhi standar
keselamatan IOSA Standards, dengan mempertahankan
dan mengelola IOSA compliance.

Tujuan Wisata

Bunaken
Diresmikan tahun 1991, Taman Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu
taman laut pertama di dunia dan dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh
UNESCO. Bunaken memiliki 20 titik penyelaman, dan berhiaskan 13 jenis terumbu
karang serta 91 jenis ikan. Pemandangan yang paling sensasional di bawah laut
Bunaken adalah terumbu karang vertikal yang menjulang ke bawah sedalam 25-50
meter.
Sebagai tempat yang sudah dikenal di dunia internasional, akses ke tempat wisata
Taman Laut Bunaken sangat mudah, ada banyak penerbangan menuju Manado.
Garuda Indonesia menyediakan jadwal penerbangan dari Jakarta ke Manado dua
kali sehari, 7 hari seminggu.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

77

Di tahun 2014 perusahaan akan menurunkan jumlah


maximum incident yang dapat diterima per 1.000
departures, meningkatkan jumlah minimum Operational
Hazard Report per tahun dan menyelesaikan IOSA
Certification Audit di bulan April 2014. Pada Corporate
Safety Committee telah ditetapkan bahwa target maksimal
incident rate tahun 2014 adalah sebesar 0,72 per 1000
departures dan target minimal penerimaan Operational
Hazard Report (OHR) adalah sebanyak 1.320 laporan.

Setiap kurun waktu 12 bulan melakukan medical


examination untuk memastikan mereka selalu dalam
kondisi fit to fly.
Pada saat mereka aktif sebagai Flight Attendant mereka
harus mengacu/melaksanakan semua prosedur yang
ada pada operation/safety manual mereka, termasuk
menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang
selama penerbangan.

Program Penerbangan Haji


Kesehatan dan keselamatan terhadap penumpang
Keselamatan dan kesehatan penumpang, awak pesawat,
serta kelayakan pesawat dapat terjaga dengan baik bila
keseluruhan operasi penerbangannya berlangsung sesuai
peraturan dan standarisasi yang ada. Semua itu dilakukan
agar operasi penerbangan dapat berjalan dengan aman,
nyaman dan efisien.
Standarisasi ini didokumentasikan dalam bentuk Operation
Manuals, dengan sumber yang menjadi acuan dalam
penetapan standard mengacu kepada ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
Annexes (ketentuan-ketentuan yang berasal dari ICAO),
CASR (Civil Aviation Safety Regulation) merupakan
ketentuan dari Direktorat Kelaikan Udara dan
Pengoperasian Pesawat Udara dari Kementrian
Perhubungan.
IOSA (praktek terbaik industri penerbangan yang
direkomendasikan)
Kebijakan Internal

Peran Flight Attendant menjaga Keselamatan


Penumpang
Kegiatan yang mencerminkan seorang Flight Attendant
tetap menjaga keselamatan penerbangan, antara lain;
Initial Flight Attendant dinyatakan qualified jika telah
menyelesaikan ground safety training yang dilanjutkan
pada tahapan flight training serta mereka telah lulus
medical examination.
Setiap kurun waktu 12 bulan, mereka mendapatkan
recurrent safety training untuk menguji ulang
kemampuan mereka pada aspek safety, termasuk
melakukan penyelamatan penumpang pada saat terjadi
keadaan darurat. Bagi mereka yang belum lulus dalam
recurrent training harus menyelesaikan specific training
yang disebut Requalification Training.

Di tahun 2013, penerbangan haji Garuda Indonesia berhasil


mencapai tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time
Performance/OTP) sebesar 94%, mengalami peningkatan
dibandingkan 85% di tahun 2012. OTP Fase-1 Keberangkatan
tercatat sebesar 97%, sementara OTP Fase-2 Kepulangan
tercatat sebesar 91%. Perbaikan OTP ini dimungkinkan oleh
digunakannya Dedicated Gate di East Terminal bandara
King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia pada saat pemulangan
jamaah haji ke Indonesia.
Kegiatan operasional penerbangan haji 1434H/2013M, untuk
fase-1 dilaksanakan pada tanggal 10 September hingga
9 Oktober 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan
Penerbangan ke Madinah berlangsung tanggal 10 hingga
24 September 2013), sedangkan Fase-2 dilaksanakan pada
tanggal 20 Oktober hingga 19 November 2013 (khusus
Embarkasi Jakarta dan Medan, penerbangan dari Madinah
menuju tanah air tanggal 4 hingga 19 November 2013).
Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menerbangkan
89.946 jemaah haji yang tergabung dalam 234 kelompok
terbang (kloter) dari 10 embarkasi, yaitu Banda Aceh,
Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Banjarmasin,
Balikpapan, Makassar dan Lombok. Jumlah ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebagai akibat
dari penurunan kuota jamaah haji sebanyak 20% yang
diberlakukan kepada setiap negara oleh pemerintah Saudi
Arabia karena Masjidil Haram sedang diperluas.
Dalam penerbangan haji tahun ini Garuda Indonesia
mengoperasikan 12 pesawat yang terdiri dari 9 pesawat
Airbus A330, 2 pesawat Boeing 747-400 dan 1 pesawat
Boeing 777-300ER. Pesawat tersebut rata-rata berusia muda
dan bahkan ada pesawat yang diproduksi tahun 2011.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

78
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Operasional

Sebagai bagian dari pelayanan Garuda kepada para jamaah, khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa),
mengingat sebagian jemaah haji hanya mampu berbahasa daerah, maka perusahaan telah menugaskan 492 orang awak kabin
haji, yang mayoritas di antaranya adalah putera/puteri daerah yang berasal dari daerah-daerah embarkasi.

Jumlah Embarkasi, Jemaah & OTP Operasional Haji


Embarkasi

Jumlah
Jamaah

Banda Aceh
Medan

Pesawat
Digunakan

Kapasitas
Penumpang

Jumlah Kloter

OTP - Fase 1
(%)

OTP - Fase 2
(%)

3.175

B-777

440

15

100

100

6.663

B-777

440

93

93,33

Padang

5.974

A330

374

16

100

81,25

Palembang

5.900

A330

360

17

100

88,24

Jakarta

17.723

B-744

455

40

95

97,5
90,14

Solo

26.546

A330

375

71

96

Banjarmasin

4.195

A330

325

13

100

100

Balikpapan

4.284

A330

360

12

92

91,67

Makassar

11.997

A330

375

32

100

90,63

Lombok

3.651

A330

325

11

100

63,64

234

97*

91*

90.108
* Rata-rata OTP

Pelaksanaan pemulangan WNIO dilakukan dalam 2 kali


empty flight pesawat haji fase-1 dengan jumlah yang
diangkut sebanyak 716 penumpang termasuk 47 bayi.
1). GA 7119/06 Oktober 2013, total 352 penumpang,
termasuk 25 bayi
2). GA 6319/09 Oktober 2013, total 363 penumpang,
termasuk 22 bayi.

Pemulangan WNI Overstay


Pada saat pelaksanaan operasional haji Fase 1 tahun
1434H/2013M, Garuda Indonesia membantu program
Pemerintah untuk memulangkan Warga Negara Indonesia
Overstay (WNIO) dari Saudi Arabia dengan menggunakan
Empty Flight pesawat haji.

Untuk pemulangan WNIO ini Garuda Indonesia memperoleh


tambahan pendapatan sebesar USD 130,002.

WNI Overstay 2013


Nomor
penerbangan

Kloter

Tanggal

Dewasa

Anak-anak

7119

6 Oktober

6319

9 Oktober

982/983

9 November

980/981

16 November

980/981

24 November

980/981

27 November

414

982/983

1 Desember

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

297

Bayi

Total

36

24

357

329

12

22

363

404

49

31

484

427

26

45

498

403

50

42

495

38

40

492

403

50

40

493

2.677

261

244

3.182

79

Penerbangan Haji Khusus

Service Improvement

Penerbangan haji khusus untuk fase-1 berlangsung sejak


tanggal 22 September hingga 10 Oktober 2013, dengan
total frekuensi sebanyak 19 flight dan dilayani oleh 18
regular flight dan 1 extra flight. Jumlah penumpang
tercatat sebanyak 4.457 penumpang. Total pendapatan
yang diperoleh pada fase-1 adalah sebesar USD 6 juta.
Di fase-2, penerbangan haji khusus ini berlangsung
sejak tanggal 19 Oktober hingga 4 November 2013
dengan total frekuensi sebanyak 16 flight dan jumlah
penumpang sebanyak 4.738 penumpang. Total
pendapatan yang diperoleh pada fase-2 adalah sebesar
USD 6,2 juta.
Kontribusi Unit Umrah, Hajj Plus & Workers pada
operasional penerbangan haji khusus 2013, yaitu :
- Fase-1, sebanyak 2.241 penumpang atau sebesar
50% dari total penumpang Fase 1.
- Fase-2, sebanyak 2.177 penumpang atau sebesar
46% dari total penumpang Fase 2.

Garuda Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan


kualitas layanan kepada para pelanggan. Di tahun 2013,
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan
kepada para pelanggan adalah sebagai berikut:
Perusahaan menyiapkan website www.haji-ga.com yang
dapat diakses oleh masyarakat dan data dari website
ini bersifat real-time (on-line) untuk mempermudah
masyarakat mendapatkan informasi tentang jadwal
keberangkatan dan kepulangan penerbangan haji,
Kegiatan sosialisasi mengenai ketentuan barang
bawaan disampaikan kepada jamaah haji, mulai dari
penyebaran brosur/booklet, sosialisasi langsung
kepada jamaah haji dan PPIH (Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji), distribusi dan penayangan CD/VCD perihal
ketentuan barang bawaan, serta pemasangan standing
poster/spanduk di asrama haji embarkasi.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

80
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Pelaksanaan body search dan sweeping bagasi


yang di luar ketentuan kepada jamaah haji dengan
menggunakan hand metal detector oleh petugas haji
Garuda Indonesia dilakukan di area Plaza Airport KAIAJeddah sebelum jamaah haji tersebut masuk ke dalam
airport. Kegiatan ini dilakukan selain untuk kenyamanan,
keselamatan dan keamanan dalam penerbangan juga
untuk memperlancar proses security Xray oleh pihak
Airport Authority Jeddah.
Program rekrutmen awak kabin haji putera dan puteri
daerah terus dilakukan untuk dapat melancarkan
komunikasi dalam melayani jamaah haji khususnya pada
saat di dalam pesawat (in flight service).
Penyediaan makanan di pesawat yaitu dua (2) kali meal
dan satu (1) kali snack selama penerbangan. Menu
makanan yang disediakan Garuda Indonesia telah
sesuai dengan selera jamaah haji dari masing masing
embarkasi dengan persetujuan Gubernur setempat.
Garuda Indonesia memberikan uang santunan asuransi
extra cover kepada jamaah haji yang wafat selama
dalam layanan penerbangan. Kegiatan ini dilakukan
bekerjasama dengan asuransi PT. Jasindo dan di tahun
2013 perusahaan telah menyerahkan santunan kepada 8
(delapan) orang ahli waris di beberapa embarkasi.
Pada pelaksanaan program Continual Improvement
operasional haji tahun 1434H/2013M telah dilakukan
serangkaian kegiatan audit sertifikasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001-2008. Kegiatan sertifikasi
sistem manajemen mutu ini dilakukan oleh Unit Haji,
VVIP & Charter sebagai upaya implementasi penjaminan
kualitas pelayanan kepada jamaah haji.
Dalam pelaksanaan kegiatan Safety & Security,
Unit Haji, VVIP & Charter tetap berkomitmen untuk
melakukan implementasi program Safety & Security
mengacu kepada program IOSA yang telah dicanangkan
oleh perusahaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Operasional
Pada kegiatan pelaksanaan program pengukuran tingkat
kepuasan jamaah haji, telah dilaksanakan riset kepuasan
pelanggan yang dilakukan oleh Unit Marketing
Research. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat kepuasan jemaah haji. Metode yang dilakukan
yaitu dengan melakukan distribusi kuesioner kepada
jemaah haji di pesawat dan wawancara di asrama haji
embarkasi. Hasil Customer Satisfaction Index (CSI)
yang dicapai pada pelaksanaan operasional haji tahun
1434H/2013 adalah sebesar 81%, diatas target yang
ditetapkan yaitu 79%.

Kinerja Finansial
Berdasarkan total jamaah haji yang diangkut, yaitu sebanyak
89.946 orang, maka total pendapatan bersih angkutan haji
tahun 1434H/2013M tercatat sebesar Rp 2.173.196.541.518
(USD 178,3 juta). Selain itu, Garuda Indonesia juga
memperoleh pendapatan lainnya, yang berasal dari
program kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan
Kementerian Perhubungan dalam pengangkutan WNIO
tahun 2013 (Empty Flight Haji dan Charter Flight WNIO
Amnesti dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian
Perhubungan) tercatat sebesar Rp 24.260.190.736 (USD 1,9
juta).

Penghargaan
Pada pelaksanaan operasional haji tahun 1434H/2013M,
General Authority of Civil Aviation (GACA) Saudi Arabia
memberikan penghargaan kepada perusahaan penerbangan
yang telah berpartisipasi atas suksesnya operasional haji
1434H/2013M di King Abdulaziz International Airport Jeddah.
Pada tahun ini Garuda Indonesia kembali mendapat Award
dari GACA sebagai The Best Airline Hajj Operation 2013,
untuk lingkup Planning, Operations, Services & Ontime
Performance.

81

Selain itu Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)


Kementerian Agama RI, Bapak Anggito Abimanyu juga telah
memberikan apresiasi kepada Perseroan atas pelaksanaan
penerbangan haji tahun ini, khususnya dalam hal pelayanan
dan tingkat ketepatan waktu penerbangan Garuda
Indonesia.

Rencana Tahun 2014


Total kuota jamaah yang akan diangkut sebanyak
90.108 jamaah mengacu kepada kuota pemerintah
dan menunggu hasil tender Garuda Indonesia di
Kementerian Agama RI.
Pesawat yang digunakan 12 pesawat berbadan lebar.
Garuda Indonesia akan memberikan 1 galon air zamzam (isi 10 Liter) kepada jamaah jika pemerintah Saudi
Arabia memberikan izin dibawa pada fase-1 empty flight
pesawat haji.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

82
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Layanan
Garuda Indonesia
meluncurkan layanan
First Class, serta
memperkenalkan
New Service Concept
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan
menuju standar
Skytrax 5-Star.
New Service Concept merupakan pengembangan lebih
lanjut dari Garuda Indonesia Experience, konsep layanan
yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada
para penumpang yang telah diluncurkan tahun 2009.
Melalui Garuda Indonesia Experience, Garuda Indonesia
menciptakan ciri khas yang membanggakan yang
didasarkan pada 5 panca indra atau 5 senses (sight,
sound, scent, taste, touch) dan mencakup 24 Customer
Touch Points mulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight,
in-flight, post-flight dan post-journey.

Garuda Indonesia 2013


Laporan
Laporan
Tahunan
Tahunan
2013

83

Kualitas layanan selama


penerbangan (in-flight cabin
services) secara konsisten
terus meningkat dari tahun
ke tahun,

84

Indeks Kepuasan
Pelanggan 2013

98,6

Tingkat Kepuasan Pelanggan


terhadap Layanan Awak Kabin

Sight

Sound

Konsep sight menawarkan berbagai keindahan Indonesia,


termasuk beragam tekstil tradisional yang menyajikan
warna cerah, pola indah, serta tekstur unik. Keseluruhan
konsep tersebut dapat ditemui pada desain interior yang
baru di kabin pesawat Garuda Indonesia, yang memadukan
warna-warna alami dan motif tradisional Indonesia yang
indah. Konsep sight juga tercermin dalam warna-warna
menarik seragam awak kabin Garuda Indonesia.

Musik dan alat musik tradisional Indonesia merupakan


cermin keragaman kelompok etnis dan budaya di Indonesia.
Para penumpang dapat menikmati kecanggihan perangkat
hiburan di penerbangan First Class, kelas Bisnis maupun
Ekonomi. Perangkat mutakhir Audio and Video On Demand
(AVOD) menawarkan berbagai pilihan untuk menikmati
hiburan, termasuk musik tradisional dan kontemporer
Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

84
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Layanan

Scent
Beragam kelopak bunga dan tumbuhan beraroma telah
digunakan sejak zaman dahulu. Keharuman ini merupakan
perpaduan dari minyak sari dari tumbuhan dan rempahrempah asli Indonesia seperti cengkeh dan pala, demi
menciptakan aroma yang menyegarkan sekaligus
menenangkan, yang dapat juga dirasakan di kantor
penjualan dan di Lounge Garuda.

Taste
Seni kuliner Indonesia dipengaruh budaya berbagai negeri
yang kini menyatu dalam cita-rasa makanan tradisional.
Cita-rasa dan pengalaman khas Indonesia terwujud dalam
sajian makanan dan minuman khas Garuda Indonesia
seperti aneka sate, nasi kuning dan jus martebe, racikan
buah markisa dan terung belanda.

Touch
Garuda Indonesia Experience adalah konsep layanan baru
yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada
para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan
hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan
dimanjakan oleh layanan tulus dan bersahabat yang
menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, dan disimbolkan
oleh Salam Garuda Indonesia dari para awak kabin.
Di tahun 2013, Garuda Indonesia terus melakukan berbagai
program layanan yang diharapkan dapat terus memberikan
nilai tambah bagi Garuda Indonesia. Berbagai program yang
dilaksanakan adalah:

Pre Flight
Sejalan dengan penambahan layanan First Class maka
salah satu program Garuda Indonesia adalah menghadirkan
First Class Lounge dimana Garuda Indonesia menjadi
satu-satunya maskapai di Indonesia yang memiliki layanan
ini. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadirkan New
Business Class Lounge untuk meningkatkan konsep layanan
kepada penumpang Business Class di Bandara Internasional
Soekarno Hatta. Selanjutnya layanan ini juga akan
dihadirkan di bandara yang menjadi Hub utama Garuda

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Indonesia. Hal ini selaras dengan tujuan Garuda Indonesia


menuju 5-Star versi SkyTrax. Selain itu, peningkatan layanan
ini juga dalam rangka menyongsong bergabungnya Garuda
Indonesia dengan aliansi SkyTeam.
Fasilitas First Class Lounge Garuda Indonesia menyajikan
beragam hidangan bintang lima ala carte dan ruang tunggu
penuh kemewahan dengan ciri khas terbaik Indonesia. Sofa
yang memanjakan pelanggan First Class lengkap dengan
Smart TV, VIP Room, ruang refleksi dan ruang ibadah.
New Business Class Lounge juga hadir dengan konsep
layanan yang lebih nyaman, modern, penuh kehangatan
dan serta menyajikan beragam hidangan buffet. Fasilitas
yang disediakan antara lain berupa VIP room serta business
center dengan pelayanan yang ramah.

85

Selain layanan lounge Garuda Indonesia, para pelanggan


juga dapat merasakan kenyamanan di bandara saat
menunggu keberangkatan. Fasilitas lain yang dapat
dinikmati yaitu layanan Premium Check-in counter, layanan
priority untuk para pelanggan premium, serta Personal
Service Assistant.

In Flight
Berbagai program yang dilaksanakan di tahun 2013, di
antaranya adalah implementasi New Service Concept,
sebuah konsep layanan baru yang dikembangkan untuk
memberikan pengalaman penerbangan kelas dunia, yang
dimulai dengan hadirnya layanan First Class di pesawat
Boeing 777-300ER serta penambahan fungsi baru pada
standar layanan Awak Kabin, yakni Chef on Board, Manager
Cuisine dan Maitre dCabin. Termasuk di dalam new service
concept tersebut adalah:

Implementasi layanan baru First Class untuk pesawat


Boeing 777-300 ER
Penambahan pesawat Boeing 777-300 pada tahun 2013
diimbangi dengan menciptakan layanan baru dengan
konsep Intimate, warm, and Luxury.
Implementasi layanan baru Executive Class di pesawat
Boeing 777-300ER dan Airbus A330-300.
Bersamaan dengan layanan First Class juga dilakukan
peningkatan layanan pada Executive Class, untuk di
beberapa macam tipe pesawat. Adapun filosofi layanan
yang diberikan: Energetic, Authentic, and Dynamic
Implementasi layanan baru Economy Class
Selaras dengan program peningkatan layanan di
berbagai kelas, maka Economy Class pun diperbarui
dalam layanan dengan filosofi: Dynamic, Positive and
Warm.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

86
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Peralatan baru untuk semua layanan.


Sesuai dengan peningkatan layanan baru yang memiliki
filosofi berbeda dengan sebelumnya, maka dibuatkan
spesifikasi baru untuk semua peralatan pendukung
layanan tersebut, seperti crockery, cutleries, pajamas,
slipper, dan amenity.
IFE dan IFC untuk pesawat Boeing 777-300ER
Adapun fasilitas yang dapat dinikmati adalah: Wifi
Broadband, Real time live TV, IP TV. Layanan internet
diberikan free of charge untuk pelanggan First Class dan
berbayar untuk pelanggan Business dan Economy class
Peningkatan layanan pada CRJ :
- Penyajian makanan panas untuk rute-rute tertentu
- Layanan iPad untuk penumpang business class .
Food & Beverage
Filosofi kuliner Garuda Indonesia adalah Sajian yang
disukai secara global yang ditawarkan dalam format
yang beragam Globally Preferred Cuisines offered in
a diverse format. Adapun 3 pilihan yang ditawarkan
adalah an Indonesian regional festival degustation,
Japanese kaiseki dan Modern European. Selain
itu juga ditawarkan berbagai pilihan minuman yang
eksklusif serta aneka juice segar berkualitas baik. Semua
pelanggan First Class dilayani oleh Chef on Board yang
berpengalaman.

Layanan
Untuk itu, Perusahaan secara teratur mengukur indeks
kepuasan pelanggan melalui survei di dalam pesawat
yang disajikan dalam Inflight Magazine. Melalui survei
ini penumpang memberikan penilaian terhadap kinerja
layanan pada 28 Customer Touch Point. Penumpang juga
memberikan pengukuran terhadap tingkat kepentingan dari
setiap titik layanan tersebut bagi pelanggan.
Berdasarkan hasil pengukuran di tahun 2013 Garuda
Indonesia berhasil mempertahankan level kepuasan
pelanggan pada Indeks 84, sama dengan pencapaian
tahun 2012. Dengan skala pengukuran 100, indeks tersebut
menunjukkan bahwa pelanggan Garuda Indonesia berada
pada level Satisfaction/Puas terhadap kinerja layanan
secara keseluruhan. Customer Satisfaction Index ini
kemudian digunakan sebagai informasi untuk menetapkan
fokus pengembangan dan strategi Perusahaan ke depannya.

Indeks Kepuasan Pelanggan

81

83

84

84

84

2010

2011

2012

2013

Post Flight
Pada tahun 2013, inovasi yang dilakukan oleh Garuda
Indonesia dalam upaya meningkatkan layanan kepada
pelanggan adalah dengan menciptakan layanan Premium
Arrival Lounge and Baggage Collection di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Selanjutnya layanan
ini juga akan dihadirkan di 6 Hub Domestik Utama
Garuda Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah
pelanggan yang ada, maka Garuda Indonesia berupaya
untuk terus dapat meningkatkan layanan kepada semua
pelanggan terutama para pelanggan premium. Layanan ini
memberikan kenyamanan bagi para pelanggan ketika baru
saja mendarat dan menunggu bagasi mereka.

Indeks Kepuasan Pelanggan


Salah satu parameter yang digunakan Perusahaan
untuk mengukur tingkat keberhasilan berbagai program
layanan yang telah diupayakan adalah dengan melakukan
pengukuran tingkat kepuasan pelanggan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

2009

100
75 - 99
50 - 74,99
25 - 49,99

: Very Satisfied
: Satisfied
: Not Fully Satisfied
: Dissatisfied

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap layanan Awak


Kabin di tahun 2013, Garuda Indonesia berhasil memperoleh
level kepuasan pelanggan pada Indeks 98.6, meningkat
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012. Dengan
skala pengukuran 100, indeks tersebut menunjukkan bahwa
pelanggan Garuda Indonesia berada pada level Satisfied/
Puas terhadap kinerja layanan Awak Kabin, yang sekaligus
menyatakan bahwa ini merupakan atribut paling penting
(The Most Important Attribute). Customer Satisfaction
Index ini kemudian digunakan sebagai informasi untuk
menetapkan fokus pengembangan layanan Awak Kabin dan
strategi Perusahaan ke depannya.

87

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan guna


mendukung implementasi New Service Concept di
tahun 2013, Garuda Indonesia memberikan pelatihan
uplifting service kepada Awak Kabin. Pelatihan yang
dikembangankan khusus ini bertujuan untuk mencetak Awak
Kabin dengan pola pikir bintang lima.Garuda Indonesia
juga melakukan pembaruan terhadap standar layanan Awak
Kabin seperti pengembangan standar bahasa negara asal
dan tujuan untuk pemberitahuan di dalam pesawat serta
perubahan tata cara layanan dalam rangka pemenuhan
SkyTeam Onboard Requirement dan juga dalam rangka
pencapaian layanan bintang lima versi Skytrax.

Feedback Performance
Komitmen yang tinggi terhadap layanan membuat
Perusahaan menerapkan sistem yang memungkinkan
diperolehnya feedback dari para pelanggan demi kemajuan

layanan Perusahaan. Dalam rangka membangun komunikasi


yang simultan dengan pelanggan, Garuda Indonesia
dituntut untuk menemukan metode yang paling kreatif
dan efektif untuk menampung aspirasi customer serta
memiliki komitmen penuh untuk mengolah feedback
menjadi serangkaian langkah perbaikan maupun inovasi
baru. Menyediakan berbagai akses yang mudah dijangkau
oleh Customer untuk menyampaikan Voices yang
merupakan bentuk keterbukaan dan komitmen Perusahaan
untuk menjalankan prinsip Customer Centricity. Saat ini
Perusahaan menyediakan media untuk mengakomodasi
penilaian dari para pelanggan terhadap layanan
Perusahaan, penilaian ini disebut Customer Voice, yang
dapat disampaikan melalui E-mail, Call Centre, Suggestion
Form yang tersedia di Inflight Magazine, ataupun melalui
Surat.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

88
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

63% 64%

Feedback
Performance

21%

Compliment

Layanan

16%

Complain

16%

21%

2012
2013

Suggestion

Disamping media yang disediakan oleh Perusahaan,


Garuda Indonesia juga memantau seluruh feedback yang
disampaikan melalui berbagai media online maupun
media sosial. Upaya perbaikan dan konsistensi layanan,
yang dilaksanakan selama tahun 2013, membuahkan hasil
yang positif, sebagaimana tercermin pada peningkatan
Compliment dari 63% di tahun 2012 menjadi 64% di tahun
2013. Sementara itu, persentase komplain menurun dari 21%
di tahun 2012 menjadi 16%, Suggestion meningkat dari 16%
di tahun 2012 menjadi 21% di tahun 2013.

Optimasi Customer Feedback


Keseluruhan feedback yang diterima kemudian dikelola
dalam database yang up-to-date dan komprehensif.
Database ini kemudian dikelola menjadi berbagai laporan
manajemen dan program perbaikan:
A. Laporan Manajemen
Setiap customer feedback diolah menjadi informasi
yang disampaikan ke manajemen dan unit terkait
pengambil keputusan. Adapun laporan manajemen yang
tersedia antara lain adalah:
- Monthly Management Report yang ditujukan kepada
Direksi dan Unit terkait.
B. Reference for Related Department.
Laporan ini berfungsi sebagai informasi bagi
departemen terkait untuk melakukan bisnis proses
lanjutan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

C. Enhance Customer Intimacy Program


Database Customer Voice juga dioptimalkan untuk
membangun hubungan dengan para pelanggan.
Perusahaan menetapkan program Attentive Customer
dengan memberikan apresiasi kepada pelanggan
tertentu yang memberikan masukan dengan
frekuensi tertentu dalam periode 1 tahun. Program ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Perusahaan
serius dalam mencermati dan mengolah setiap masukan
yang diberikan.
D. Tools to Review Business Process
Berbagai masukan yang disampaikan digunakan sebagai
review terhadap kelengkapan Standard Operation
Procedure (SOP).
Sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus melakukan
penataan, perbaikan dan pengembangan pelayanan agar
selalu dapat memenuhi harapan para pengguna jasa,
maka setiap masukan yang berupa Customer Need and
Wants kemudian dikelola menjadi sebuah informasi dan
referensi bagi unit terkait sehingga dapat menjadi acuan
dalam menetapkan corrective action maupun improvement
program.
Berbagai masukan dari pelanggan telah menjadi acuan
bagi perbaikan layanan, terutama dalam hal peningkatan
titik layanan yang memiliki kesenjangan antara tingkat
kepentingan dan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan.

Garuda Frequent Flyer


Garuda Frequent Flyer (GFF) sebagai program loyalitas
pelanggan Garuda Indonesia terus aktif melaksanakan
berbagai inisiatif guna mempertahankan serta menambah
jumlah pelanggan setia Garuda Indonesia. Anggota GFF
pada akhir tahun 2013 tercatat berjumlah 919,607 atau
meningkat sebesar 28,5% dibandingkan dengan tahun
2012. Trafik penerbangan dari anggota GFF terhadap
penerbangan Garuda Indonesia adalah 30,11%, angka ini
mengalami peningkatan dari 29,4% di tahun 2012.
Dalam rangka memberikan tambahan manfaat bagi
anggota GFF saat menggunakan layanan penerbangan
airlines partner, Garuda Indonesia menjalin kerjasama
Frequent Flyer Program (FFP) dengan 3 airline partner
baru di 2013, yaitu Etihad Airways , Air France/KLM, dan Jet
Airways.

89

Memasuki pertengahan tahun 2013, GFF melaksanakan


berbagai program akuisisi baru yaitu GFF Instant
Membership di Premium Check-in Counter di Bandara
Soekarno-Hatta. Penumpang yang belum menjadi anggota
GFF akan langsung memperoleh nomor kartu keanggotaan
GFF pada saat check in dan penerbangannya akan
memperoleh miles. Guna menjaring lebih banyak anggota
baru dari segmen khusus, GFF menerbitkan edisi spesial
kartu co-branding dengan Liverpool Football Club sejak Juli
2013.
Pada bulan Agustus 2013, GFF mempersembahkan layanan
baru yaitu Lounge Redemption. Anggota GFF Silver dapat
menikmati layanan airport lounge yang telah bekerjasama
dengan GFF dengan cara menukarkan mileagenya menjadi

voucher lounge. Selain digunakan sendiri, voucher lounge


dapat pula diberikan kepada anggota keluarga dan rekan
untuk bersama-sama menikmati layanan airport lounge. Hal
ini merupakan perbaikan layanan bagi anggota GFF, dimana
sebelumnya hanya penumpang kelas eksekutif , anggota
GFF Platinum dan GFF Gold yang dapat menikmati layanan
airport lounge.
Keberadaan GFF juga menghasilkan kontribusi revenue
bagi Garuda Indonesia yang berasal dari penjualan mileage
pada kerjasama Co-branding, FFP Partnership airline
dan non-aiiline, Program Buy Mileage, dan keanggotaan
ECPlus. Di tahun 2013 total pendapatan GFF mencapai
Rp 97,273,056,377, meningkat 32% dibanding tahun
sebelumnya.

Jumlah & Pertumbuhan Anggota GFF


Jumlah Anggota GFF

Pertumbuhan

1.000.000
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

8.794

33.793

61.501

88.447

117.126

126.025

152.274

200.279

271.063

356.000

469.348

568.629

715.646

919.607

24.999

27.708

26.946

28.679

8.899

26.249

48.005

70.784

84.937

113.348

99.281

147.017

203.961

30,11
28,7 28,4 29,4

97,273,056,377

73,503,248,150

2000

58,321,155,358

47,772,920,015

35,215,886,779

25,932,565.173

24

26

GFF Revenue

Kontribusi Trafik GFF

(in IDR)
08

09

10

11

12

13

(%)
08

09

10

11

12

13

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

90
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Layanan

Skytrax Cabin Staff Award


Di tahun 2013, Garuda Indonesia memperoleh peringkat ke tujuh pada kategori Best Cabin Staff versi Skytrax, mengalami
perbaikan dibandingkan posisi tahun 2012. Pencapaian ini menunjukkan adanya peningkatan pada standar serta konsistensi
pelayanan Awak Kabin.

The Worlds Best Airline Cabin Staff


2012

2013

Malaysia Airlines

Cathay Pacific Airways

Asiana Airlines

Asiana Airlines

EVA Air

Malaysia Airlines

Singpore Airlines

EVA Airlines

ANA All Nippon Airways

Singpore Airlines

Thai Airways

ANA All Nippon Airways

Qatar Airways

Garuda Indonesia

Garuda Indonesia

Qatar Airways

Cathay Pacipic Airways

Hainan Airways

10 Hainan AIrways
10 Thai Airways

Selain itu, Skytrax menyatakan bahwa terdapat peningkatan terhadap atribut layanan Awak Kabin dibandingkan dengan hasil
audit sebelumnya. Di tahun 2013 ini terhadap 86 atribut pada kategori Cabin Staff.

Rencana Tahun 2014


Di tahun 2014, Garuda Indonesia akan terus berupaya
meningkatkan layanan demi mendukung peningkatan
pangsa pasar Perusahaan, implementasi layanan baru
untuk semua kelas akan terus dilanjutkan yang sebelumnya
fokus untuk rute International, pada tahun 2014 akan
fokus pada rute Domestik, dan juga program peningkatan
content In Flight Entertainment, selain itu juga training
uplifting service, initial training yang bertaraf international
serta pengembangan instruktur akan dilakukan untuk
meningkatkan kualitas layanan serta kualifikasi Awak Kabin
yang diharapkan dapat terus memberikan nilai tambah bagi
Garuda Indonesia, dan sebagai persiapan mencapai Best
Cabin Staff 2014 versi Skytrax.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Selain itu tahun 2014, Garuda Indonesia akan fokus pada


peningkatan layanan di Ground, baik dari layanan di pre
journey (Call Center, Airport/ City Ticketing Office), pre/
post flight khusus peningkatan Airport dan post journey
(layanan Customer Care) . Garuda Indonesia akan membuat
standarisasi baru mengenai layanan di Ground dalam
rangka pencapaian bintang lima versi Skytrax di tahun 2015.
Terkait GFF, inisiatif utama yang akan dilakukan adalah
rebranding GFF, yang antara lain meliputi perubahan nama
produk, desain kartu keanggotaan, dan penambahan tingkat
keanggotaan tertinggi. Brand FFP Garuda Indonesia akan
menjadi GarudaMiles mulai bulan Maret 2014. Tujuan dari
rebranding ini adalah untuk meningkatkan brand awareness
dan brand equity GFF sehingga GFF dapat berkembang
lebih dari sekedar sebuah Frequent Flyer Program. Dengan
brand yang baru, Program Frequent Flyer Garuda Indonesia
akan bertransformasi menjadi sebuah program loyalitas
yang berorientasi pada bisnis dan memberikan keuntungan
lebih bagi Garuda Indonesia.

91

Rencana yang tidak kalah pentingnya di tahun 2014 adalah


implementasi system FFP yang baru yang tidak saja dapat
digunakan untuk program loyalitas pelanggan namun dapat
mendukung program-program Customer Relationship
Management. Penggunaan sistem baru ini nantinya
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan inovasi-inovasi
GFF dalam jangka panjang.
Seiring dengan perkembangan FFP dunia, GFF akan terus
mengembangkan program programnya agar dapat lebih
menyetarakan diri dengan FFP terkemuka dunia. Di tahun
2014 GFF merencanakan untuk meluncurkan beberapa
produk baru yang akan memberikan kemudahan dan
meningkatkan daya tarik bagi anggota, seperti Online
Redemption, GFF Mobile, dan Corporate Mileage Program.
Disamping itu, seiring dengan rencana bergabungnya
Garuda Indonesia dalam aliansi global SkyTeam, maka
anggota GFF akan mendapatkan banyak keuntungan
baru berupa perolehan mileage di seluruh penerbangan
19 airlines SkyTeam dan juga penukaran mileage dengan
award ticket di seluruh penerbangan airlines SkyTeam
tersebut. Selain itu, anggota GFF Platinum dan GFF Gold
akan dikenali sebagai anggota SkyTeam Elite Plus dan
Elite yang akan menikmati berbagai keuntungan ketika
menggunakan layanan penerbangan airlines SkyTeam
seperti bagasi tambahan, priority reservation, priority
check-in dan priority boarding. Selain kerjasama dengan
airlines-airlines SkyTeam, GFF juga akan menambah
keuntungan bagi anggotanya melalui kerjasama FFP
dengan partner airlines terkemuka lainnya. Adapun untuk
meningkatkan pendapatan dari kerjasama dengan nonairline partner, GFF akan menambah jumlah non- airline
partner dan bekerjasama dengan lebih intensif meluncurkan
program-program baru yang menarik minat partner dan
pelanggannya untuk bertransaksi dengan GFF.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

92
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

BUFFER SPACE

Penumpang Garuda
Indonesia dapat
terbang ke berbagai
destinasi dunia dalam
jaringan penerbangan
maskapai SkyTeam
dengan kenyamanan
dan kemudahan
optimal.
S K Y T E A M

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Langkah Strategis Memperkuat Pertumbuhan


Bergabungnya Garuda Indonesia dengan SkyTeam
sebuah keputusan strategis yang dapat menjadi
100
80
0
30
Date : 09/12/10
landasan untuk memperkuat
pertumbuhan
Perseroan di
Validation DA/DC :
masa depan.
SKYTEAM BLOCKMARK SLOGAN

merupakan
N dossier
:

Validation Client

Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia akan resmi


menjadi anggota ke-20 aliansi SkyTeam, sebuah aliansi
kerjasama penerbangan antar maskapai penerbangan di
dunia. Garuda Indonesia memilih untuk bergabung dengan
SkyTeam, satu di antara tiga aliansi maskapai penerbangan
dunia, karena jaringan penerbangan SkyTeam dan Garuda
Indonesia bisa saling melengkapi.
Maskapai-maskapai penerbangan yang menjadi anggota
SkyTeam dapat mengembangkan bisnisnya bersama-sama
secara terintegrasi. Garuda Indonesia melihat adanya
peluang pertumbuhan usaha yang begitu besar dengan
bergabung ke SkyTeam.

93

SkyTeam membawa lebih dari seribu destinasi baru di


seluruh dunia bagi Garuda Indonesia, dengan demikian
jaringan penerbangan yang dapat dinikmati oleh pelanggan
Garuda Indonesia menjadi semakin luas. Namun bukan ini
saja keuntungan yang dapat diraih Garuda Indonesia dari
SkyTeam.

beberapa touch point sebagai berikut: check-in baggage,


drop-off baggage, ticket office queueing, passport
control, security lines, boarding, transfer desk & baggage
handling. Terkait hal tersebut, Garuda Indonesia harus
mempertahankan kualitas layanannya pada level terbaik
dunia untuk dapat terus berada dalam aliansi SkyTeam.

Di lain pihak, penumpang dari maskapai lain dalam aliansi


SkyTeam akan semakin mudah untuk melakukan perjalanan
ke berbagai destinasi dalam negeri yang dilayani oleh
Garuda Indonesia. Hal ini berarti potensi Garuda Indonesia
untuk meraih penumpang dari luar negeri akan semakin
besar. Pendapatan Garuda Indonesia diproyeksikan
meningkat antara 10 hingga 15 persen setelah Garuda
Indonesia bergabung dengan SkyTeam.

Kedua. Maskapai-maskapai yang tergabung dalam SkyTeam


dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman,
sehingga secara bersama-sama semua maskapai tersebut
dapat mengembnagkan layanannya secara maksimal.

Di luar hal-hal tersebut di atas, ada hal-hal lain yang sama


pentingnya bagi masa depan Garuda Indonesia.
Pertama. Kualitas layanan yang dapat dinikmati pelanggan
Garuda Indonesia akan meningkat secara signifikan, antara
lain melalui layanan premium SkyPriority. SkyPriority
menawarkan kemudahan akses di bandara bagi high value
customers yang meliputi penumpang Elite Plus, First Class
dan Business Class. Akses tersebut dapat dirasakan oleh
high value customers dengan tersedianya priority pada

Ketiga. Sinergi antar maskapai SkyTeam akan menciptakan


efisiensi biaya yang signifikan. Sebagai contoh, Garuda
Indonesia dapat memanfaatkan fasilitas di bandara secara
bersama-sama dengan anggota lainnya.
Keempat. Garuda Indonesia juga akan mendapatkan
keuntungan intangible yang sangat penting untuk
kesinambungan usahanya, yakni Brand Value. Garuda
Indonesia sebagai sebuah brand akan semakin kuat di mata
dunia.
Secara garis besar, bergabung dengan SkyTeam sejalan
dengan strategi jangka panjang Garuda Indonesia dan
mendukung upayanya untuk mencapai target Quantum Leap
2011-2015.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

94
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SkyTeam

Kenyamanan Jaringan SkyTeam


Dengan bergabung ke SkyTeam, Garuda Indonesia dapat
memberi manfaat lebih bagi para penumpangnya dalam
bentuk jaringan penerbangan ke seluruh penjuru dunia
yang dirancang untuk memberi kenyamanan optimal dalam
perjalanan, baik sebelum keberangkatan, saat transit,
hingga kedatangan.
Salah satu bentuk layanan yang disediakan SkyTeam dan
maskapai-maskapai anggotanya adalah proses transfer
penumpang dan bagasi dari penerbangan yang satu ke
penerbangan berikut dengan cara yang cepat dan nyaman.
Selain pilihan jadwal lebih beragam dan jaringan
penerbangan yang sangat luas, serta pengelolaan yang
profesional, maka kemana pun tujuan penerbangannya,

para penumpang akan mendapatkan layanan proses


reservasi antar connecting flight yang dirancang sederhana
dan mengutamakan kenyamanan penumpang pesawat.
SkyTeam terus menerus meninjau jaringan penerbangan
global yang dimilikinya untuk menemukan destinasidestinasi baru dan meningkatkan kualitas dari bandarabandara di destinasi yang sudah ada. SkyTeam
mengupayakan proses transfer dan check-in yang cepat
dan nyaman di setiap bandara yang disinggahi oleh
maskapai-maskapai penerbangan anggotanya. Dengan
demikian, pemumpang Garuda Indonesia dapat menikmati
pengalaman terbang yang menyenangkan dimana pun dan
kapan pun mereka terbang.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Semua fasilitas bersama anggota SkyTeam menyediakan


layanan check-in, premium customer check-in, transfer
desks dan lounge. Untuk memperlancar proses transfer,
maskapai anggota SkyTeam membuka layanan transfer
kiosk di beberapa bandara. Bila penumpang ketinggalan
pesawat, maka transfer kiosk ini dapat membantu
memberikan boarding pass baru untuk penerbangan
alternatif, serta memberikan layanan lain yang dibutuhkan
penumpang sambil menunggu keberangkatan.

SkyTeam Lounge
Sejak bergabung dengan SkyTeam ada banyak fasilitas baru
yang dapat dinikmati oleh penumpang Garuda Indonesia.
Salah satunya adalah SkyTeam Lounge.

Ada lebih dari 530 lounge eksklusif di seluruh penjuru


dunia tersedia bagi penumpang Garuda Indonesia. Semua
lounge yang dimiliki oleh maskapai-maskapai yang menjadi
anggota SkyTeam dirancang untuk memberi standar
kenyamanan dan layanan yang konsisten, antara lain
suasana lounge yang nyaman dan tenang, staff yang ramah,
sopan dan professional, serta fasilitas yang memenuhi
syarat yang diajukan oleh SkyTeam.
SkyTeam menyadari bahwa lounge bukan sekedar ruang
tunggu keberangkatan namun harus memberi manfaat
lebih bagi para calon penumpang, baik untuk sekedar
beristirahat, maupun untuk melanjutkan aktivitas bisnis.

95

Oleh sebab itu, selain menyediakan layanan makanan dan


minuman, lounge-lounge tersebut harus memiliki layanan
yang mendukung keperluan bisnis, seperti koneksi wi-fi
yang dapat diandalkan.
SkyTeam mensyaratkan seluruh anggotanya untuk
saling bekerja sama dalam penggunaan lounge. Dengan
demikian, penumpang dari setiap maskapai SkyTeam dapat
menggunakan fasilitas lounge dari maskapai anggota
SkyTeam lainnya.
Penumpang yang berhak menggunakan fasilitas lounge,
atau Lounge Access, dari maskapai anggota SkyTeam
adalah para pemegang SkyTeam Frequent Flyer Elite Plus,
penumpang First Class dan penumpang Business Class.

SkyTeam Lounge Access


Fasilitas SkyTeam Lounge Access diberikan kepada
penumpang premium pada hari keberangkatan, baik untuk
penerbangan transit dari dalam atau ke luar negeri yang
menggunakan maskapai anggota SkyTeam. Fasilitas ini
dapat dinikmati penumpang mulai dari 24 jam sebelum
keberangkatan.

Tentang SkyTeam
SkyTeam didirikan oleh empat maskapai penerbangan
dunia, yakni Aeromexico, Air France, Delta Air Lines dan
Korean Air pada bulan Juni tahun 2000. Pada tahun 2013,
SkyTeam tumbuh menjadi sebuah aliansi beranggotakan 19
maskapai penerbangan, yang menawarkan lebih dari 1.000
destinasi, serta frekuensi penerbangan yang lebih tinggi dan
konektivitas yang lebih luas. Dalam sepuluh tahun terakhir,
di saat dunia penerbangan global sedang menghadapi
tantangan, SkyTeam justru berhasil menggandakan jumlah
penerbangan dan jumlah destinasinya.
Dalam mengembangkan jaringan penerbangannya,
sebagaimana yang terlihat dari keragamannya, SkyTeam
berfokus pada pertumbuhan jaringan yang tidak hanya
semakin luas namun juga saling melengkapi. SkyTeam juga

merancang berbagai program menarik dan kemudahan bagi


penumpang maskapai penerbangan anggotanya.
Baik untuk perjalanan bisnis maupun perjalanan pribadi,
SkyTeam memberikan pilihan yang lebih beragam
dan lebih nyaman bagi penumpang pesawat. Di masa
mendatang, seiring dengan pertumbuhannya SkyTeam akan
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan, sambil tetap
berpegang pada semboyannya: Caring more about you.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

96
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

New Passenger Service System (PSS)

Amadeus ALTEA
Apa itu PSS? Passenger Service System (PSS) adalah salah
satu sistem utama sebuah maskapai penerbangan. PSS
adalah sistem yang digunakan untuk melayani penumpang
mulai dari tahapan penjualan di reservasi, ticketing, hingga
tahapan check-in di bandara. Sistem PSS ini juga digunakan
untuk pengaturan schedule penerbangan, inventory, alokasi
seat di pesawat, pengelolaan fare & pricing, pengelolaan
bagasi penumpang, pengelolaan code share dan interline,
serta layanan-layanan lainnya.
Pada umumnya PSS juga terintegrasi dengan sistem
dan aplikasi lain seperti Revenue Management System,
Revenue Accounting System, Scheduling System, Data
Warehouse, Pricing Engine, Internet Booking Engine,
Catering System, dan sistem-sistem lainnya yang saling
mendukung untuk memberikan layanan kepada penumpang
dan mengoptimalkan pendapatan bagi maskapai. Selain itu,
PSS juga terhubung dengan sistem pihak ke-3 seperti Global
Distribution System (GDS) untuk penjualan di travel agent
dan PSS maskapai lain yang bekerja sama untuk keperluan
code share, interline, dan lainnya.
Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah berhasil migrasi
ke sistem PSS baru bernama Alta yang dikembangkan
oleh Amadeus dan telah digunakan oleh 8 dari 16 maskapai
yang tergabung dalam SkyTeam. Sistem Alta-Amadeus
juga digunakan lebih dari 160 maskapai yang ada di seluruh
dunia.

Kelebihan New PSS (ALTEA)


Sistem PSS Alta yang dikembangkan oleh Amadeus
menggunakan model hosted community system, dimana
pengelolaan, pemeliharaan, pengembangan, dan
penanganan atas masalah yang terjadi pada sistem dan
hal teknis lainnya merupakan tanggung jawab penyedia

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

layanan PSS (Amadeus). Selain itu Amadeus telah memiliki


beberapa customer yang tergabung menjadi satu komunitas
pengguna layanan PSS. Komunitas inilah yang menjadi
pendorong pengembangan dan sumber inisiatif agar
sistem bisa mengikuti dan memiliki fungsionalitas terbaik
dan best practice PSS. Pada komunitas ini maskapaimaskapai dapat bertukar pikiran dan bekerja sama untuk
melakukan pengembangan sistem ke depan agar dapat
lebih kompetitif. Oleh karena itu, maskapai tidak perlu lagi
berinvestasi untuk keperluan infrastruktur sistem karena
penyedia layanan PSS telah memiliki kesadaran dan
selalu cepat tanggap untuk memenuhi ketentuan standar
industri tepat pada waktunya. Di sisi lain, maskapai dapat
lebih fokus untuk melakukan pengembangan bisnis dan
kebijakan/prosedur guna meningkatkan pendapatan dan
tidak perlu dipusingkan lagi dengan masalah-masalah
teknis pengembangan yang menjadi kewajiban penyedia
layanan. Maskapai akan mendapatkan lebih banyak
kesempatan untuk berinovasi menggunakan sistem yang
sudah siap dari segi fungsionalitas untuk menghadapi
kompetisi dengan pesaing-pesaingnya dan memperoleh
peningkatan pendapatan.
Berada di dalam sistem yang memiliki banyak customer juga
berarti bahwa segala bentuk koneksi antar sistem dengan
sistem/aplikasi pihak ketiga yang pernah dibuat untuk
salah satu maskapai anggota komunitas pengguna layanan
PSS (baik sistem milik internal maupun eksternal/partner),
dapat digunakan juga oleh anggota komunitas lainnya
tanpa harus melakukan pengembangan lagi dari awal. Hal
ini memberikan efisiensi yang cukup besar, bukan hanya
dari sisi biaya tetapi juga waktu dan sumber daya untuk
pengembangan.

97

Keuntungan-keuntungan seperti inilah yang saat ini masih


belum dimiliki oleh Garuda yang masih menggunakan
model in-house system dan tidak memiliki komunitas.
Walaupun ada beberapa maskapai lain yang memiliki
platform yang sama dengan Garuda, akan tetapi karena
perbedaan dalam model sistem, membuat Garuda harus
lebih banyak berusaha sendiri untuk memenuhi standar
internasional industri penerbangan, mengikuti best practice,
mengusahakan pengembangan fungsionalitas ke depan dan
membangun sendiri koneksi dan integrasi dengan sistem/
aplikasi lain, membangun sendiri koneksi dengan sistem
PSS maupun aliansi global dari awal, dan harus berinvestasi
besar untuk keperluan infrastruktur sistem secara periodik
agar dapat terus mengikuti kemajuan teknologi.

Garuda dan bandara yang menjadi tujuan Garuda. Training


untuk keperluan peralihan sistem ini akan dimulai pada
Februari 2013 dan meliputi lebih dari 40 instruktur dan
15000 end-users yang terdiri dari petugas inventory, frontliners, airport staff, call center, dan travel agents.

Kondisi setelah mengimplementasikan ALTEA


Dengan terintegrasinya keseluruhan sistem core airline
dalam satu database, mulai dari inventory, rerservation
and ticketing, sampai dengan departure control, maka
sinkronisasi data penerbangan dan penumpang menjadi
lebih baik dan akurat, sehingga dapat meminimalisir
permasalahan ketidaksinkronan data pada sistem. Selain
itu, sinkronisasi data dengan sistem GDS dan airline partner
pun menjadi lebih baik.

Proses pengimplementasian ALTEA


Implementasi PSS ini akan dilakukan dalam dua fase cut
over. Pertama, cut over sistem reservasi, ticketing, dan
inventory yang akan dilaksanakan selama 1 tahun dan
ditargetkan selesai pada Juni 2013. Kedua, cut over sistem
Departure Control (DCS). Sistem DCS ini diimplementasikan
secara bertahap mulai September 2013 sampai November
2013. Setelah seluruh proses cut over dilaksanakan, Proyek
memasuki proses post implementation support, untuk
menyediakan dukungan dan help desk pasca cut over.
Implementasi ini melibatkan seluruh kantor penjualan

Altea juga mendukung beberapa persyaratan untuk


bergabung dengan Aliansi Global SkyTeam pada Maret
2014, di antaranya:
Alliance Display
PNR View
Share Frequent Flyer Profiles
Real-time access to partner airline
Redemption class availability display for all partners
Simple code share & thru check-in

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

98
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU &
Entitas Anak

SBU Garuda Sentra Medika (SBU GSM)


SBU GSM mendukung pencapaian program Quantum
Leap Garuda Indonesia melalui pengelolaan awak
pesawat, mulai dari proses rekrutmen calon awak
pesawat (pilot dan awak kabin), health monitoring
dan health coaching awak pesawat, sampai dengan
pelaksanaan case management program untuk
awak pesawat yang mengalami kasus long sick atau
dinyatakan unfit.
Dalam melaksanakan pengelolaan kesehatan awak
pesawat, SBU GSM mengikuti aturan yang tertulis
dalam ketentuan ICAO Annex 1, Civil Aviation Safety
Regulations (CASR) Part 67 dan part 183 tentang
pemeliharaan kesehatan oleh operator penerbangan.

SBU dan Entitas Anak


mencatat perbaikan
kinerja di tahun 2013,
kecuali Citilink yang
masih mengalami
kerugian karena fase
investasi yang sedang
dijalaninya.

Garuda Indonesia 2013


Laporan
Laporan
Tahunan
Tahunan
2013

Bertindak sebagai pelaksana dalam pengelolaan


kesehatan awak pesawat adalah para dokter
spesialis kesehatan penerbangan (SpKP) dan dokterdokter penerbangan (Flight Surgeon) yang telah
berpengalaman lebih dari 20 tahun serta didukung
oleh fasilitas layanan kesehatan yang lengkap. Selain
itu, para dokter SBU GSM juga berperan dalam
mengajarkan Basic Medical Knowledge untuk awak
kabin. Untuk menjamin kontinuitas dan efektifitas
pelaksanaan program pemeliharaan kesehatan awak
pesawat Garuda Indonesia, SBU GSM selama tahun
2013 telah merekrut dan mengirim beberapa dokternya
untuk mengikuti pendidikan dokter penerbangan
(Flight Surgeon) di Lembaga Kesehatan Penerbangan
dan Antariksa TNI-AU (Lakespra).
Dalam pelaksanaan pengelolaan kesehatan
awak pesawat Garuda Indonesia, SBU GSM telah
memperoleh kepercayaan dari Kementerian
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
cq Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) untuk
melakukan Medical Check Up Personil Penerbangan
kelas II dan Kelas III (Cabin Crew, Flight Operations
Officer dan Air Craft maintenance Engineer),

99

mengacu pada ketentuan ICAO Annex 1 Chapter 6 tentang


Medical Provisions for Licensing Standard, Civil Aviation
Safety Regulations (CASR) Part 67, Keputusan Menteri
Perhubungan No. 25 Tahun 2000 dan peraturan terkait
lainnya. Pada tahun 2013 selain di Jakarta, SBU GSM juga
telah melakukan Medical Check Up & Licensing di beberapa
Hub yaitu Denpasar dan Makassar.
SBU GSM juga melakukan koordinasi dengan Hatpen
untuk kelancaran kegiatan Medical Check Up awak kokpit
sehingga target penyelesaian lisensi kesehatan bagi awak
kokpit dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
SBU GSM melaksanakan Program Pencegahan dan
Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba oleh awak pesawat
dan personil terkait lainnya, melalui pemeriksaan Alkohol
dan Narkoba baik secara rutin maupun random check,
sehingga keselamatan (safety) dalam penerbangan terjaga
sesuai dengan aturan Civil Aviation Safety Regulations
(CASR) Part 120 subpart E Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia.
Klinik-klinik yang dimiliki oleh SBU GSM ditunjuk sebagai
provider utama perusahaan asuransi untuk melayani
pengobatan awak pesawat Garuda Indonesia berdasarkan
Service Level yang disepakati antara Garuda Indonesia
dengan perusahaan asuransi. Di samping itu SBU GSM juga
tetap menjalankan fungsi promotif dan preventif bagi awak
pesawat untuk mengurangi terjadinya loss of work days
yang berkepanjangan sehingga produktivitas kerja awak
pesawat lebih terjaga.
Upaya promotif dan preventif oleh SBU GSM antara lain
dilakukan melalui pelaksanaan program health coaching
secara individu bagi awak pesawat yang berisiko tinggi
sehingga faktor risiko terjadinya sudden in capacity
dapat diminimumkan. Sementara bagi awak pesawat
yang mengalami kasus long sick, SBU GSM melakukan
case management program dengan melakukan health
monitoring terhadap penyakit yang diderita oleh awak
pesawat, agar kasus dapat cepat diselesaikan dan awak
pesawat kembali On-line.

SBU GSM berkoordinasi dengan Hatpen untuk melakukan


advokasi terhadap awak kokpit yang dinyatakan unfit
(grounded) oleh Hatpen karena masalah kesehatan,
bila perlu dengan melakukan medical flight test baik di
simulator maupun saat menerbangkan pesawat untuk
menilai status aero medis dan kelaikan terbang awak kokpit.
Bentuk dukungan SBU GSM dalam operasional
penerbangan di luar pelayanan kesehatan adalah
penyediaan dan distribusi Aviation Kit yang terdiri
dari Emergency Medical Kit, First Aid Kit dan Universal
Precaution Kit sesuai dengan ketentuan dari ICAO annex 6
tentang persyaratan pesawat komersial. Selain menyiapkan
Kits untuk penerbangan Garuda Indonesia, SBU GSM
juga telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan
penerbangan swasta yang ada di Indonesia maupun
perusahaan penerbangan asing yang melakukan perawatan
pesawatnya di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia.
Di samping itu SBU GSM berperan dalam melakukan
assessment dan approval penumpang sakit, layanan
pendampingan terhadap penumpang yang memerlukan
penanganan khusus (medical escort) dan pengelolaan
terhadap tabung oksigen yang khusus dipergunakan dalam
kabin pesawat.
Setiap tahunnya SBU GSM menjadi salah satu unit yang
mendukung pelaksanaan kegiatan haji Garuda Indonesia
meliputi rekrutmen calon awak kabin haji di berbagai
area embarkasi, pemeliharaan kesehatan awak kabin dan
petugas haji selama musim haji termasuk di Saudi Arabia,
melakukan assessment dan approval pemulangan jemaah
haji yang sakit, serta penyediaan obat-obatan dan alat
kesehatan untuk setiap embarkasi dan armada pesawat
Garuda Indonesia yang digunakan dalam operasional
haji sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama RI dan Departemen Kesehatan RI.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

100
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

KMO

GSO

201.829

Kunjungan Pasien

TGR

BKS

BNT

Aspek Operasional
Jumlah kunjungan pasien selama tahun 2013 tercatat
sebanyak 201.823 kunjungan, mengalami penurunan
sebesar 4,7% bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan
di tahun 2012 yang sebanyak 211.759 kunjungan.
Menurunnya angka kunjungan ini disebabkan oleh
pengalihan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) karyawan
Garuda Indonesia dan keluarganya yang sebelumnya
dikelola oleh SBU GSM menjadi dikelola oleh pihak
asuransi. Hal tersebut sedikit banyak berpengaruh kepada
penurunan angka kunjungan ke SBU GSM karena cukup
banyak peserta yang memilih provider layanan kesehatan di
luar jaringan klinik yang dimiliki oleh SBU GSM.

2.55

3.08

3.08

Walaupun secara total kunjungan pasien selama tahun 2013


mengalami penurunan, jumlah kunjungan pasien asuransi
dan umum di Klinik Kemayoran (KMO) dan Klinik Satelit
Bintaro (BNT) selama 2013 mengalami peningkatan masingmasing sebesar 3,4% dan 615% bila dibandingkan dengan
tahun 2012. Klinik Bintaro didirikan oleh SBU GSM pada
bulan Agustus 2012. Sedangkan jumlah kunjungan pasien
di Klinik Garuda Sentra Operasi (GSO), Bekasi (BKS) dan
Tangerang (TGR) mengalami penurunan masing-masing
sebesar 30,3%, 11,5% dan 1,5%.

2.25

2012
2013

4.929

689

18.030

20.381

66.266

67.259

44.603

31.109

81.489

78.827

211.759

Sebagai unit kesehatan di Garuda Indonesia, SBU GSM memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan yang terkait dengan kegiatan kesehatan. Kerjasama pelaksanaan CSR dilakukan SBU GSM
dengan unit Social Responsibility dan PKBL Garuda Indonesia, dengan melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan (health talk),
pengobatan massal, khitanan dan donor darah.

Total

Aspek Keuangan
Meskipun jumlah kunjungan pasien SBU GSM selama
tahun 2013 mengalami penurunan, pendapatan mengalami
peningkatan sebesar 21% menjadi USD 3.08 juta di tahun
2013 dari USD 2,55 juta di tahun 2012. Hal ini disebabkan
oleh peningkatan pendapatan bisnis Health Care sebesar
USD 0,83 Juta atau 37% dari USD 2,25 juta di tahun 2012.
Kontributor pendapatan Health Care terbesar adalah
Farmasi; Laboratorium; Poli Gigi dan Dental Cosmetic; Poli
Umum; dan Medical Check Up. Sementara itu, pendapatan
usaha Managed Care mengalami penurunan sebesar USD
0,30 Juta.
Di tahun 2013 kontributor pendapatan SBU GSM terbesar
berasal dari customer peserta asuransi yaitu mencapai 77%
dari total keseluruhan pendapatan Health Care.
Rencana Spin Off SBU GSM
Pada tahun 2013 Garuda Indonesia merencanakan untuk
melakukan pemisahan (Spin-Off) terhadap SBU GSM.
Perusahaan sudah meminta konsultan hukum untuk
melakukan kajian hukum berkenaan dengan rencana
pemisahan SBU GSM tersebut.

Garuda
Sentra Medika
Revenues

0.3

2012
2013

Managed Care Health Care

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Total

101

Berdasarkan kajian hukum dari konsultan hukum,


dalam melakukan pemisahan SBU GSM, selain harus
memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas,
pihak ketiga dan tenaga kerja, Garuda Indonesia juga
harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti melakukan
penyertaan modal dalam bentuk Aktiva Tetap berupa Tanah
dan Bangunan di Kemayoran yang selama ini digunakan
untuk operasional SBU GSM. Selain itu, juga perlu
dipertimbangkan adanya potensi pembayaran kompensasi
atas penggunaan Tanah Hak Pengelolaan Lahan kepada
Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) oleh
perusahaan jika pemisahan SBU GSM jadi dilakukan.
Manajemen Perusahaan telah memutuskan untuk menunda
proses pemisahan SBU GSM dan memerintahkan
manajemen SBU GSM untuk melakukan program
Optimalisasi Aset dan Bisnis SBU GSM ke depan agar
semakin mandiri dan berkembang.

Rencana Tahun 2014


Sejalan dengan rencana Perusahaan untuk fokus ke
bisnis jasa angkutan udara, di mana Perusahaan akan
memperluas jaringan usaha dengan membuka Hub di
beberapa kota besar di Indonesia, maka manajemen SBU
GSM juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengembangkan bisnis jaringan klinik di kota-kota di mana
terdapat perwakilan Garuda Indonesia sehingga dukungan
terhadap operasional Garuda Indonesia bisa optimal,
sekaligus bisa meningkatkan nilai pasar SBU GSM melalui
pengembangan kompetensi unggulan dan meningkatkan
pangsa pasar bisnis layanan kesehatan kepada perusahaanperusahaan asuransi, korporasi dan masyarakat umum di
mana SBU GSM beroperasi.
Di tahun 2014, Perusahaan berencana akan melakukan
program Optimalisasi Aset dan Bisnis SBU GSM antara lain
dengan:
1. Mengoptimalkan competitive advantage GSM sebagai
satu-satunya Civil Aviation Medical Center di Indonesia
yang diakui oleh Ditjen Perhubungan Udara guna
mendukung sepenuhnya kegiatan operasional Garuda
Indonesia dan memanfaatkan peluang bisnis di Aviation
Medical Services
2. Membangun kerjasama dengan pihak-pihak terkait
untuk memastikan bahwa optimalisasi aset dan bisnis
SBU GSM dapat direalisasikan.
3. Mengingat potensi bisnis yang ada terkait dengan
jumlah karyawan dan keluarga yang dimiliki oleh Garuda
Indonesia dan Anak Perusahaan ( 60.000 jiwa), saat
ini sedang dikaji kemungkinan untuk mengembalikan
fungsi utama SBU GSM sebagai Airline Medical

Department yang mengelola benefit kesehatan seluruh


karyawan dan keluarga Garuda Indonesia Group. Jika
SBU GSM difungsikan sebagai pengelola utama benefit
kesehatan seluruh Garuda Indonesia Group, maka
dengan pengelolaan yang tepat dan profesional SBU
GSM dapat mengembangkan bisnisnya dengan cepat
dan mandiri.

SBU Cargo
SBU Cargo menangani pelayanan jasa angkutan barang
melalui transportasi udara dengan menggunakan pesawatpesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Selain
melakukan penjualan langsung, SBU Cargo juga menjual
layanannya melalui kerjasama dengan para mitra, yaitu
Agen atau Freight Forwarder dan GSSA (General Sales
and Service Agent), baik untuk tujuan domestik maupun
internasional.
SBU Cargo melalui Cargo Service Center (CSC) melayani
pengiriman barang City to Port ataupun City to City,
sehingga proses pengiriman barang semakin dekat dengan
pemilik dan juga penerima barang. Di akhir tahun 2013,
telah dibangun lebih dari 30 Cargo Service Center di kotakota besar di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, dan
Makassar sebagai tambahan dari CSC yang sudah berdiri di
bandara-bandara. Di Jakarta sendiri telah dibangun 9 Kantor
CSC, yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta.
SBU Cargo menjalin kerjasama dengan maskapai seperti
Korean Airline, Malaysia Airline, China Airline, untuk
memperluas layanan pengiriman barang ke beberapa
destinasi mancanegara.
Selain itu SBU Cargo juga melakukan self-handled
warehouse di Gudang Cengkareng, Soekarno Hatta.
Sementara di gudang lainnya, kegiatan pergudangan
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga. Sejalan
dengan peningkatan lalu lintas barang di bandara
Cengkareng, SBU Cargo telah bekerjasama dengan
pengelola pergudangan lainnya, yaitu PT Gapura Angkasa
dan PT Pos Logistik, dengan tujuan untuk memperluas area
pengelolaan pergudangan khususnya untuk pengiriman
domestik.
Pada akhir tahun 2013, SBU Cargo telah menjalankan
pengiriman door to door, bekerjasama dengan pihak ketiga
dan memperkenalkan kembali produk GO Express. Dengan
adanya produk ini, maka masyarakat dapat melakukan
pengiriman yang akan diambil dari tempat pemilik barang
dan diantar langsung ke tujuan penerima barang, layaknya
pengiriman dengan jasa kurir.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

102
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

Aspek Operasional
Pada tahun 2013, Freight Tonne Carried penerbangan
mencapai 269.033 tonnes, meningkat sebesar 15,98%
dibandingkan tahun 2012, sementara Freight Tonne
Kilometres mencapai 570.068, atau meningkat sebesar
15,18%. Cargo Load Factor tercatat sebesar 46,08%,
mengalami penurunan dibandingkan 47,51% di tahun 2012
sebagai akibat dari kenaikan kapasitas, terutama di sektor
domestik.
Aspek Keuangan
Selama tahun 2013, jumlah Pendapatan Angkutan Udara
Kargo meningkat sebesar 5,51 % dari USD 184,8 juta
di tahun 2012 menjadi USD 195,0 juta di tahun 2013.
Peningkatan ini dipicu oleh penambahan kapasitas Freight
Available Tonne Kilometres sebesar 18,75%, dan strategi
penerapan harga yang kompetitif yang berdampak
pada peningkatan kargo diangkut. Pendapatan barang
memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan
kargo yaitu USD 186,3 juta di tahun 2013, meningkat dari
USD 177,8 juta di tahun 2012. Sementara sisanya berasal dari
pendapatan pos yang tercatat sebesar USD 8,8 juta, atau
naik 24,50 % dari tahun sebelumnya.
Pendapatan lain SBU Garuda Cargo diperoleh melalui jasa
pergudangan di Gudang Cengkareng, Soekarno-Hatta, yang
meningkat sebesar 9,93% dari USD 24,3 juta di tahun 2012
menjadi USD 26,7 juta di tahun 2013.
Operational Excellence
Untuk menuju Operational Excellence, SBU Cargo telah
menerapkan standar internasional dalam kegiatan
bisnisnya dengan memiliki sertifikasi IOSA. Selain itu,
Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai
domestik yang memiliki lisensi penanganan DG (Dangerous
Good) di Indonesia. Peningkatan layanan juga dilakukan di
gudang berkaitan dengan proses pengiriman kargo. Saat ini
SBU Cargo telah menyediakan cool room dan cold storage
sebagai tempat penyimpanan produk yang mudah rusak
(perishable).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Rencana Tahun 2014


1. Mengembangkan kerjasama SPA dengan maskapai
penerbangan lainnya khususnya untuk destinasi Eropa
dan Amerika.
2. Menunjuk GSSA di kota kota luar negeri yang tidak
diterbangi oleh Garuda untuk mengembangkan saluran
distribusi.
3. Menerapkan strategi harga untuk beberapa
penerbangan berdasarkan waktu dan tingkat isian.
4. Melakukan standarisasi layanan operasional dengan
menjadi anggota dari Cargo2000.
5. Mengembangkan layanan angkutan udara dengan
menggunakan pesawat khusus kargo.
6. Mengembangkan kerja sama operasi dengan pihak ke-3
untuk meningkatkan jumlah gerai dan efisiensi biaya
dari kantor penjualan kargo Garuda.
7. Menerapkan kerjasama untuk penanganan kargo umrah
dan haji.
8. Pengadaan additional warehouse equipment
dan upgrade system untuk memperlancar proses
penanganan kargo.
9. Melaksanakan kerjasama untuk Cargo Village.
10. Melakukan persiapan untuk bergabung dengan Cargo
SkyTeam.
11. Membentuk perusahaan mandiri dengan melakukan
SpinOff dari Garuda Indonesia.

103

Entitas Anak
Garuda Indonesia memiliki 5 Entitas Anak, yaitu PT Aero
Wisata, PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT
Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems
Indonesia dan PT Citilink Indonesia.

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

99,99%
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia *

99,99%
PT Aero Systems
Indonesia *

99,99%
PT Aero Wisata

94,27%
PT Citilink Indonesia

95,00%
PT Abacus Distribution
Systems Indonesia

* Kepemilikan langsung dan tidak langsung

Salah satu Perusahaan Asosiasi yang tidak masuk ke dalam


ke neraca konsolidasian Perusahaan namun memiliki peran
besar terhadap kelancaran operasional Garuda Indonesia
adalah PT Gapura Angkasa yang bergerak di bidang ground
handling.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

104
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

PT Aero Wisata

PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi
mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata dan
hospitality. Untuk mendukung misi ini, Aerowisata memiliki sejumlah Entitas
Anak yang bergerak di usaha-usaha perhotelan, jasa boga, transportasi darat
dan keagenan serta tours & travel.
Perusahaan-perusahaan anak dengan kepemilikan hak suara lebih dari 50%
adalah PT Bina Inti Dinamika, PT Mirtasari Hotel Development, PT Senggigi
Pratama International, PT Aerofood Indonesia, PT Aerotrans Services
Indonesia, PT Aero Globe Indonesia, Garuda Orient Holidays Pty. Ltd, Garuda
Orient Holidays Korea Co. Ltd. PT Aerojasa Perkasa, Garuda Orient Holidays
Japan Co. Ltd, PT Aero Hotel Management dan PT Belitung Inti Permai.
Susunan pengurus PT Aero Wisata selengkapnya adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Abdulgani
Komisaris
: Abdul Anshari Ritonga
Komisaris
: Agus Priyanto
Direksi
Direktur Utama
Direktur

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

: Alexander M.T. Maneklaran


: Doddy Virgianto

105

Ikhtisar Keuangan (IDR Juta)


Uraian

2013

Pendapatan Usaha
Beban Usaha

2.862.093

2.499.347

13,1

2.726.419

2.434.309

12,0

99.674

65.038

53,3

Laba Usaha
Laba Bersih
Aset

66.103

52.923

24,9

2.460.626

2.013.137

22,2

904.123

683.447

32,3

1.556.503

1.329.689

17,1

Liabilitas
Ekuitas

Perkembangan
%

2012

Disajikan sesuai Laporan Keuangan yang diaudit dalam mata uang Rupiah

Selama tahun 2013 pendapatan usaha PT Aerowisata


meningkat 13,1% dari tahun lalu menjadi sebesar
Rp 2,83 triliun sementara itu beban usaha sebesar Rp 2,73
triliun, meningkat 12,0% dari tahun lalu. Meskipun ada
peningkatan biaya usaha sebesar 12,0% pencapaian laba
usaha mengalami peningkatan 53,3% dibandingkan tahun
lalu menjadi sebesar Rp 99,67 miliar yang berasal dari
kenaikan pendapatan usaha sebesar 13,1% terutama akibat
peningkatan meal uplift.

Dengan memperhitungkan pendapatan dan biaya lain lain,


maka pada tahun 2013 laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 66,1 miliar.
Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 2,46
triliun, meningkat 22,2% dari tahun sebelumnya terutama
karena piutang usaha dan aset tetap meningkat. Liabilitas
per 31 Desember 2013 meningkat sebesar 32,3% menjadi
sebesar Rp 904,12 miliar terutama karena peningkatan
utang usaha dan utang jangka panjang. Ekuitas per 31
Desember 2013 tercatat sebesar Rp 1,56 triliun, meningkat
17,1% dari tahun 2012 seiring perbaikan kinerja.

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

Entitas Anak

Lokasi

PT Aero Wisata dan entitas anak/


and subsidiaries (PT AWS)

Aerowisata Building
Jl. Prapatan No. 32 Jakarta
Tel. (62-21) 3500012
Fax. (62-21) 2310030

Kegiatan Usaha Utama


Hotel, jasa boga,
penjualan tiket

Persentase
Kepemilikan
%
99,99

Tahun Operasi
Komersial
1973

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

106
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

PT Abacus
Distribution
Systems
Indonesia

PT Abacus Distribution Systems Indonesia merupakan perusahaan yang


bergerak di penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi. Visi
perusahaan adalah menjadi salah satu GDS (Global Distribution Systems)
dan penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi terdepan di Indonesia.
Ruang lingkup kegiatan meliputi bidang jasa sistem komputerisasi reservasi,
menyewakan perangkat komputer kepada birobiro perjalanan, menyediakan
fasilitas pelatihan kepada karyawan biro perjalanan dan menyediakan
petugas yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh biro
perjalanan dalam mengoperasikan Computerized Reservation Systems (CRS).
Susunan pengurus PT Abacus Distribution Systems Indonesia selengkapnya
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Faik Fahmi
Komisaris
: Mega Satria
Komisaris
: Peter John Gammon
Direksi
Direktur

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

: Iswandi Said

107

Ikhtisar Keuangan (USD)


Uraian

2013

Perkembangan
%

2012

Pendapatan Usaha

3.082.209

2.840.466

8,5

Beban Usaha

2.684.529

2.744.524

(2,2)

397.680

95.942

314,5

Laba Usaha
Laba Bersih

125.115

71.490

75,0

5.565.956

6.228.900

(10,6)

Liabilitas

548.770

995.522

(44,9)

Ekuitas

5.017.187

5.233.378

(4,1)

Aset

Pendapatan usaha yang diperoleh PT Abacus DSI tercatat


sebesar USD 3.082.209 di tahun 2013, meningkat 8,5%
dibandingkan dengan tahun 2012 terutama karena adanya
peningkatan pendapatan komisi. Beban usaha menurun
sebesar 2,2% menjadi USD 2.684.529 karena adanya
penurunan biaya penjualan sebagai dampak dari adanya
sharing biaya dengan Garuda Indonesia dan Abacus
International Pte Ltd (AIPL) sehingga laba usaha yang
dicapai meningkat secara signifikan menjadi USD 397.680.
dan laba bersih meningkat sebesar 75,0% menjadi USD
125.115

Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD


5.565.956, menurun 10,6% dari tahun 2012 karena adanya
penurunan aset tetap. Liabilitas per 31 Desember 2013
tercatat sebesar USD 548.770, menurun 44,9% dari tahun
2012 karena adanya penurunan utang lain-lain. Ekuitas per
31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 5.017.187, menurun
4,1% dari tahun 2012 karena adanya penurunan nilai wajar
aset tetap hasil appraisal.

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

Entitas Anak
PT Abacus Distribution Systems
Indonesia (ADSI)

Lokasi
Jl. Mampang Prapatan
Raya No. 93 Jakarta
Tel. (62-21) 27535331,
27535399
Fax. (62-21) 7943517

Kegiatan Usaha Utama


Penyedia jasa sistem
komputerisasi reservasi

Persentase
Kepemilikan
%
95,00

Tahun Operasi
Komersial
1996

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

108
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

PT Garuda
Maintenance
Facility
AeroAsia

PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFAA) didirikan pada tanggal


26 April 2002 untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya di bidang jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang serta
bidang lainnya yang berkaitan dengan jasa perbaikan dan perawatan
pesawat terbang, serta memupuk keuntungan bagi Garuda Indonesia dengan
menyelenggarakan jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk
engine dan komponennya.
Susunan pengurus PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia selengkapnya
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Heriyanto Agung Putra
Komisaris
: Djoko Murdjatmodjo
Komisaris
: Batara Silaban
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

: Richard Budihadianto
: Gatot Satriawan
: Setijo Awibowo
: Harkandri M Dahler
: Iwan Joeniarto
: Agus Sulistyono

109

Ikhtisar Keuangan (USD)


Uraian

2013

Perkembangan
%

2012

Pendapatan Usaha

230.294.144

211.637.715

Beban Usaha

212.481.455

197.201.215

7,7

17.812.689

14.436.500

23,4

Laba Usaha
Laba Bersih

8,8

19.127.169

11.021.269

73,5

207.854.836

179.673.245

15,7

Liabilitas

119.647.774

110.026.311

8,7

Ekuitas

88.207.062

69.646.934

26,6

Aset

GMFAA mencatat pendapatan usaha sebesar USD


230.294.144 di tahun 2013, meningkat 8,8% dibandingkan
tahun 2012. Sementara itu, beban usaha tercatat sebesar
USD 212.481.454, meningkat sebesar 7,7% dibandingkan
tahun 2012 sehingga laba usaha yang diraih mencapai
USD 17.812.689, atau meningkat 23,4% dibandingkan
tahun sebelumnya. Peningkatan ini berasal dari kenaikan
pendapatan GA-PBTH (Power by the Hour) dan pendapatan
non Garuda Indonesia.

Laba bersih tercatat sebesar USD 19.127.169, meningkat


73,5% dibandingkan tahun sebelumnya terutama
disebabkan oleh laba selisih kurs.
Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD
207.854.836, meningkat 15,7% dibandingkan tahun 2012
karena adanya peningkatan aset tetap. Liabilitas per 31
Desember 2013 meningkat sebesar 8,7% menjadi USD
119.647.774 karena adanya peningkatan utang jangka
panjang. Ekuitas per 31 Desember 2013 tercatat sebesar
USD 88.207.062, meningkat 26,6% dari tahun sebelumnya
karena adanya perbaikan kinerja.

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

Entitas Anak
PT Garuda Maintenance Facility
Aero Asia (GMFAA)*

Lokasi
Gedung Manajemen GMF
Lt. 3 Bandara Soekarno
Hatta Cengkareng
Tel. (62-21) 5508608
Fax. (62-21) 5502441

Kegiatan Usaha Utama


Perbaikan dan
pemeliharaan pesawat
terbang

Persentase
Kepemilikan
%
99,99

Tahun Operasi
Komersial
2002

* Kepemilikan langsung dan tidak langsung

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

110
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

PT Aero
Systems
Indonesia

PT Aero Systems Indonesia, sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa


Systems Indonesia, berdiri sejak tahun 2005. Per akhir Desember 2010,
Garuda Indonesia memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini, sementara
sisanya sebesar 49% dimiliki oleh PT Aero Wisata.
Ruang lingkup kegiatan PT Aero Systems Indonesia meliputi bidang jasa
konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan
bagi perusahaan penerbangan maupun industri lain.
Susunan pengurus PT Aero Systems Indonesia selengkapnya adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Judi Rifajantoro
Komisaris
: Heriyanto
Komisaris
: Jeny Mustopha
Direksi
Direktur Utama
Direktur

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

: Tulus Danardono
: Mohammad Ismed Arifin

111

Ikhtisar Keuangan (USD)


Uraian

2013

Perkembangan
%

2012

Pendapatan Usaha

22.078.793

19.413.420

Beban Usaha

19.653.863

18.176.178

8,1

Laba Usaha

2.424.930

1.237.242

96,0

Laba Bersih

13,7

783.885

510.418

53,6

Aset

29.414.854

29.638.625

(0,8)

Liabilitas

16.284.886

17.293.542

(5,8)

13.129.968

12.346.083

6,3

Ekuitas

Pendapatan Usaha PT Aero Systems Indonesia selama


tahun 2013 tercatat sebesar USD 22.078.793 meningkat
sebesar 13,7% dari tahun 2012. Biaya usaha meningkat
8,1% menjadi sebesar USD 19.653.863 sehingga laba usaha
yang diperoleh tercatat sebesar USD 2.424.930 meningkat
signifikan dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD
1.237.242.
Dengan peningkatan pendapatan usaha yang lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya usaha, maka PT Aero System
Indonesia mampu membukukan peningkatan laba bersih
sebesar 53,6% di tahun 2013 menjadi USD 783.885.

Total Aset per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD


29.414.854, menurun sebesar 0,8% dibandingkan tahun
2012 akibat adanya penurunan kas dan setara kas. Liabilitas
per 31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 16.284.886
menurun 5,8% karena adanya penurunan biaya yang
masih harus dibayar dan utang tidak lancar. Ekuitas per
31 Desember 2013 tercatat sebesar USD 13.129.968 atau
meningkat 6,3% dari tahun sebelumnya karena adanya
peningkatan kinerja.

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

Entitas Anak
PT Aero Systems Indonesia*
(dahulu/formerly) PT Lufthansa
Systems Indonesia

Lokasi
Ratu Plaza (Office Tower)
Lt. 28-29
Jl. Jend. Sudirman Kav. 9
Jakarta 10270
Tel. (62-21) 7252350,
7255670, 7255660/
29356000 jidom 2540
Fax. (62-21) 7256062

Kegiatan Usaha Utama


Penyedia jasa teknologi
informasi

Persentase
Kepemilikan
%
99,99

Tahun Operasi
Komersial
2005

* Kepemilikan langsung dan tidak langsung

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

112
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

PT Citilink
Indonesia

PT Citilink Indonesia didirikan pada tahun 2009 dan menjalankan usaha


di bidang jasa angkutan udara niaga berbiaya murah (low cost). Citilink
telah memperoleh Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal No.
SIUAU/ NB-027 tanggal 27 Januari 2012 dan Air Operator Certificate (AOC)
No. AOC/121-046 tanggal 22 Juni 2012 masing-masing dari Kementerian
Perhubungan. Dengan diperolehnya surat izin usaha dan AOC ini, Citilink
resmi berdiri sebagai entitas sendiri.
Sebagai kelanjutan dari pengembangan usaha low cost carrier (LCC), Citilink
mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing 737-300 dan aset-aset lainnya
dari Garuda Indonesia. Disamping itu terhadap pesawat Airbus A320-200
yang disewa Garuda Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi yang
besar pada Citilink ini akan membuat perusahaan ini lebih siap bersaing
dan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan usaha di masa
mendatang.
Modal ditempatkan dan disetor Citilink per 31 Desember 2013 adalah Rp
431.710 juta atau setara USD 44.901.104, yang terdiri dari 406.960 lembar
saham yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan 24.750
lembar saham yang dimiliki oleh PT Aero Wisata. Persentase kepemilikan
oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Aero Wisata per 31 Desember
2012 masing-masing adalah 94,27% dan 5,73%.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

113

Susunan pengurus Citilink selengkapnya adalah sebagai


berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Handrito Hardjono
Komisaris
: Meijer Frederik Johannes
Komisaris
: Daryatmo
Direksi
Direktur Utama
: Muhammad Arif Wibowo
Direktur Produksi : Hadinoto Soedigno
Direktur Keuangan : Albert Burhan

Operasional
Industri penerbangan nasional terus mencatat
pertumbuhan, baik dari segi kapasitas maupun jumlah
penumpang yang diangkut. Penambahan kapasitas
yang berasal dari penambahan armada pesawat dari
para operator penerbangan pada gilirannya mendorong
peningkatan jumlah penumpang domestik sebesar 2,1% dari
54,5 juta orang pada tahun 2012 menjadi 55,7 juta orang
pada tahun 2013 sebagaimana dilaporkan Badan Pusat
Statistik (BPS). Sementara itu, kendati perekonomian masih
mencatat laju pertumbuhan yang relatif tinggi yaitu 5,78%,
pelemahan nilai tukar telah meningkatkan biaya-biaya
operasi penerbangan karena sejumlah biaya berbasis US
Dollar, seperti sewa dan pemeliharaan pesawat. Di sisi lain,
kepadatan (congestion) bandara-bandara utama membatasi
optimalisasi penambahan frekuensi dan rute penerbangan
dari para operator.
Citilink menerapkan strategi yang ditujukan untuk
mengembangkan pasar, mengambil pangsa pasar
budget traveller yang cukup besar dan mendukung
Garuda Indonesia dalam mempertahankan dominasinya
di semua segmen. Mengingat Citilink baru berdiri pada
tahun 2012, maka strategi ini dijalankan secara bertahap.
Citilink menjalankan strategi Network Penetration dengan
mengembangkan hub Batam dan membuka rute-rute dan
destinasi baru yang didukung oleh penambahan pesawat,
peningkatan layanan ground support dan ticketing office
di bandara, serta fokus keselamatan dan keamanan
penerbangan. Sebagai hasilnya, pangsa pasar Citilink dapat
terus ditingkatkan.

Di tahun 2013, Citilink menambah pesawat sebanyak 10 unit


Airbus A320-200 dengan cara sewa (leasing). Sementara itu,
satu pesawat milik Boeing 737-300 mengalami total loss di
Padang. Dengan demikian, jumlah pesawat bertambah dari
21 unit di tahun 2012 menjadi 30 unit di tahun 2013. Per 31
Desember 2013, Citilink mengelola 24 unit Airbus A320-200
sewa, 4 unit Boeing 737-300 milik sendiri, 1 unit Boeing 737400 sewa dan 1 unit Boeing 737-300 sewa. Usia rata-rata
pesawat menurun dari 9,0 tahun di tahun 2012 menjadi 6,7
tahun di tahun 2013.

Network penetration diwujudkan dengan menjadikan


Batam sebagai hub ketiga sesudah Jakarta dan Surabaya,
membuka 14 rute baru, menambah kota yang dilayani dan
meningkatkan jumlah frekuensi penerbangan. Frekuensi
penerbangan dari Batam ditingkatkan dari 6 kali sehari di
tahun 2012 menjadi 13 kali sehari di tahun 2013. Rute-rute
baru dari Jakarta menuju Bengkulu, Jambi, Yogyakarta,
Malang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Semarang dan Tanjung
Pandan. Rute-rute baru lainnya adalah Batam-Pekanbaru,
Batam-Palembang, Balikpapan-Yogyakarta, BalikpapanMakassar, Surabaya-Kupang dan Makassar-Ambon.
Jumlah kota dan destinasi baru yang dilayani ada 12 yaitu
Bengkulu, Jambi, Yogyakarta, Malang, Pangkal Pinang,
Pekanbaru, Semarang, Tanjung Pandan, Palembang,
Kupang, Solo dan Ambon. Jumlah frekuensi penerbangan
searah harian pada akhir tahun 2013 meningkat dari 98
kali sehari di akhir tahun 2012 menjadi 134 kali sehari di
akhir tahun 2013. Sementara itu, layanan penerbangan rute
Balikpapan-Denpasar, Balikpapan-Makassar, BalikpapanSolo, Surabaya-Makassar, Makassar-Ambon dan BandungDenpasar dihentikan karena pertimbangan ekonomis. Ruterute ini dan destinasi Solo dan Ambon tidak ditampilkan
dalam Gambar Jaringan Rute karena tidak dilayani pada
akhir Desember 2013.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

114
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

Jaringan Rute penerbangan akhir 2013 adalah sebagai


berikut:

Jaringan Rute Citilink Desember 2013

medan
Batam
PEKANBARU
PANGKAL PINANG
Padang

BaliKpapan

JAMBI
TANJUNG PANDAN

BENGKULU

PALEMBANG
jakarta

banjarmasin
SEMARANG
makassar

surabaya
MALANG
bandung
YOGYAKARTA

MATARAM
denpasaR
KUPANG

Citilink mencatat utilisasi pesawat sebesar 7:23 jam per


hari, relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya
7:24 jam per hari. Pencapaian utilisasi ini dipengaruhi oleh
struktur rute dengan rata-rata jarak segmen penerbangan
(stage length) 789 kilometer dan kepadatan bandarabandara utama.

Dengan skala produksi yang meningkat tajam, jangkauan


destinasi yang meluas dan pemenuhan layanan
penerbangan yang basic, Citilink menambah sumber
daya di segala lini, baik operasional, manajemen maupun
administratif. Citilink menambah awak kokpit, awak kabin,
personil penjualan dan pemasaran serta profesi lainnya
sehingga jumlah personil pada akhir Desember 2013 tercatat
sebanyak 951 orang dari 531 orang pada akhir Desember
2012.

Jumlah Pegawai
Uraian

31 Desember 2013

Perubahan
2012-2013

31 Desember 2012

Penerbang

265

156

69,9%

Awak kabin

382

213

79,3%

Teknik

25

17

47,1%

Niaga

100

57

75,4%

14

10

40,0%

Keuangan dan Akuntansi


Teknologi informasi
Operasi
Administrasi & Umum
Jumlah

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

100,0%

138

61

126,2%

19

13

46,2%

951

531

79,1%

115

Payment channel di Alfamart, Alfamidi, dan Lawson


(sekitar 7.000 8.000 toko)
Payment channel di PT Pos Indonesia bekerja sama
dengan Citibank
Mobile application untuk Blackberry, Android, dan iOS.
Ticketing office baru di Terminal 1 C
Wall unit self check-in counter di Terminal 1 C
Peningkatan ancillary revenues berupa fee atas
pembayaran dengan kartu kredit/debit, peningkatan
tarif excess baggage dan green seat
Kerja sama passenger, cargo dan donasi di web dengan
PMI.
Pemberhentian operasional Boeing 737 sejak
pertengahan Juli 2013

Selama tahun 2013, beberapa inisiatif yang dilakukan oleh


Citilink untuk memperbaiki kinerja operasional adalah:
Penambahan pesawat baru Airbus 320-200
Penambahan personil cockpit crew, cabin crew dan
profesi lainnya dan pengisian pejabat Vice President
Human Capital, Vice President Sales, beberapa Senior
Manager, serta penggantian beberapa District Sales
Manager.
Persiapan dari sisi operasional baik berupa peningkatan
On Ttime Performance, persiapan destinasi baru,
pembenahan ground support, dan kerjasama
maintenance.
Upaya pengurangan biaya dengan dimulainya fuel
conservation program, pengurangan biaya RON
(Remain Over Night), pengurangan tipe pesawat,
pengurangan biaya maintenance & ground handling.

Perusahaan mencatat kenaikan kapasitas kursi yang tersedia dan ASK sebagai hasil dari penambahan jumlah pesawat dan
frekuensi penerbangan. Kursi yang tersedia dalam penerbangan meningkat sebesar 74,0% menjadi 6.896 ribu sementara ASK
meningkat sebesar 75,1% menjadi 5.465 juta.

Indikator Penerbangan Citilink

Uraian
Jumlah pesawat 31 Des.

2013

Agustus Desember
2012

2012

Perubahan
2012-2013

30

21

Rata-rata jumlah pesawat

22,5

13,2

70,5%

Utilisasi armada (jam/hari)

7:23

7:24

(0,2%)

Jumlah pegawai - 31 Des.

Perubahan
Agustus Desember
2012-2013

42,9%

951

531

79,1%

Jumlah rute

28

19

47,4%

Jumlah kota yang dilayani

23

11

109,1%

Jumlah pesawat 31 Des.

30

21

42,9%

6,1

5,8

Indikator Keuangan:
Passenger Yield (USc)
Biaya per ASK (USc)
Harga avtur per liter (USc)

6,1

5,4%

0,8%

6,3

6,5

6,3

(1,7%)

(1,7%)

87,4

92,3

92,3

(5,3%)

(5,3%)

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

116
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

pakar industri serta Indonesia Leading Low Cost Airline dari


program The Indonesian Travel and Tourism Awards (ITTA)
pada bulan Desember 2013.

Jumlah penumpang yang diangkut dan volume penjualan


revenue passenger kilometres (RPK) meningkat cukup besar
sehingga menaikkan pangsa pasar penumpang domestik.
Jumlah penumpang meningkat sebesar 86,9% menjadi
5.347 ribu orang dan RPK meningkat sebesar 87,7% menjadi
4.201 juta. Pangsa pasar Citilink dalam pasar domestik
meningkat 4,3 percentage point menjadi 9,6%. Kenaikan
ini didorong oleh peningkatan kapasitas dan tingkat isian
tempat duduk (seat load factor).

Citilink dapat meningkatkan pendapatan dari penumpang


dengan menaikkan harga jual tiket rata-rata per kilometer
(passenger yield) dan kenaikan SLF. Harga jual tiket rata-rata
dinaikkan sebesar 5,4% dari USCent 5,8 menjadi USCent
6,1 pada 2013. Tingkat isian penumpang meningkat sebesar
5,3 percentage points dari 71,7% pada tahun 2012 menjadi
77% pada tahun 2013. Kenaikan ini didukung oleh network
penetration, peningkatan brand awareness dan penerapan
revenue management yang dilakukan dalam upaya merebut
pangsa pasar dan memasarkan rute-rute baru.

Citilink meraih dua penghargaan dan mencatat ratarata On Time Performance (OTP) tahun 2013 sebesar
80,5%. Penghargaan ini adalah Service to Care Awards
yang diterima dari Marketeers pada bulan Maret 2013
berdasarkan survei pembaca MarketPlus Magazine dan

Biaya Cost/ASK dapat ditekan sebesar 1,7% dari USCent 6.5 pada tahun 2012 menjadi USCent 6,3 pada tahun2013. Penurunan
ini terutama dimungkinkan oleh penurunan harga sebesar 5,3% menjadi USCent 87,4 per liter, penggunaan jenis pesawat
Airbus A320-200 yang berkapasitas 180 kursi dan inisiatif untuk mengurangi biaya.

Statistik Operasional Citilink

Uraian
Frekuensi
Frekuensi mingguan pada bulan
Desember
Kursi yang tersedia
Tempat duduk-kilometer tersedia
(ASK)
Rata-rata jarak segmen
penerbangan

Unit

2013

2012

Agustus Desember
2012

2011

Perubahan
2012-2013

Perubahan
Agustus Desember 2012FY 2013

(000)

39

24,1

13,9

12

61,8%

221%

938

620

376

620

51,3%

51%

(000)

6.896

3.964

2,104

2.036

74,0%

239%

(juta)

5.465

3.121

1,778

1.586

75,1%

244%

km

789

781

841

772

1,0%

2%

Jam terbang

(000)

60

36

21

18

68,0%

239%

Jumlah penumpang diangkut

(000)

5.347

2.861

1,626

1.445

86,9%

270%

(juta)

4.201

2.238

1,354

1.120

87,7%

275%

77,0

71,7

76,1

70,6

5.3pp.

6,6pp

Penumpang-kilometer diangkut
(RPK)
Tingkat isian tempat duduk (SLF)
Pangsa pasar penumpang
Tonase kargo diangkut
Tonase-kilometer diangkut (RTK)

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

9,6

5,3

3,2

6,1

4.3pp.

3,5pp

(000 ton)

77

48

28

24

60,2%

216%

(juta)

468

239

145

120

95,7%

291%

117

Tinjauan Keuangan
Di tahun 2012 Citilink hanya beroperasi selama 5 bulan,
yaitu sejak Agustus 2012 hingga Desember 2012. Sebelum
periode tersebut, Citilink menggunakan AOC Garuda
Indonesia sehingga dibukukan dalam laporan keuangan
Garuda Indonesia. Dengan demikian, angka perbandingan
merupakan angka 12 bulan di tahun 2013 dibandingkan
dengan 5 bulan di tahun 2012.
Citilink membukukan kenaikan jumlah pendapatan usaha
sebesar 272% dari sejumlah USD 73 juta di tahun 2012
menjadi USD 273 juta di tahun 2013. Peningkatan ini
terutama berasal dari kenaikan kapasitas ASK sebesar
244%, kenaikan SLF sebesar 6,6 percentage points dan
kenaikan passenger yield sebesar 5,4%.
Sedangkan beban usaha meningkat sebesar 218%
dari USD 105 juta menjadi USD 334 juta di tahun 2013.
Kenaikan ini berasal dari kenaikan ASK yang sebesar
244%, penambahan pesawat, personil dan infrastruktur
operasional untuk pengembangan usaha lebih lanjut.

Kenaikan beban usaha ini mengakibatkan Citilink mencatat


peningkatan rugi usaha dan rugi bersih komprehensif
dibandingkan tahun sebelumnya menjadi masing-masing
sebesar USD 60 juta dan USD 48 juta.
Investasi dan penambahan aset yang dilakukan berhasil
meningkatkan jumlah aset sebesar 45% dari USD 73 juta
pada 31 Desember 2012 menjadi USD 106 juta pada 31
Desember 2013. Aset yang meningkat antara lain adalah
dana perawatan pesawat dan uang jaminan, uang muka
pembelian pesawat serta aset pajak tangguhan.
Liabilitas mengalami peningkatan terutama liabilitas jangka
panjang sedangkan Ekuitas menurun karena kerugian yang
dialami. Liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2013
tercatat sebesar USD 73 juta, meningkat dari USD 45 juta
per 31 Desember 2012. Liabilitas jangka panjang per 31
Desember 2013 tercatat sebesar USD 58 juta, meningkat
dari USD 5 juta per 31 Desember 2012. Ekuitas menurun dari
USD 23 juta menjadi defisit sebesar USD 25 juta.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

118
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

Citilink menggunakan kas untuk aktivitas operasi dan investasi masing-masing sejumlah USD 31 juta dan USD 30 juta.
Pendanaan bersih yang diperoleh berjumlah USD 61 juta yang berasal dari induk perusahaan.

Ikhtisar Keuangan (USD 000)


2013
Jumlah pendapatan usaha

2012

Perkembangan

273.399

73.398

272%

Jumlah beban usaha

333.604

104.943

218%

Laba (Rugi) Usaha

(60.205)

(31.545)

(2.818)

308

(63.023)

(31.237)

Penghasilan keuangan
Laba (rugi) sebelum pajak
Manfaat pajak
Laba (rugi) bersih periode berjalan
Laba Komprehensif Lain

14.543

2.827

(48.480)

(28.410)

414%

511

6.315

(47.969)

(22.095)

Jumlah aset lancar

27.005

32.035

Jumlah aset tidak lancar

79.049

41.110

92%

106.055

73.144

45%

Jumlah Liabilitas jangka pendek

73.309

45.254

62%

Jumlah Liabilitas jangka panjang

57.726

4.901

1078%

Modal saham

44.901

44.901

0%

Tambahan modal disetor

(3.104)

4.543

3.211

(71.320)

(25.124)

Jumlah laba (rugi) bersih komprehensif

Jumlah aset

Komponen ekuitas lainnya


Saldo laba (defisit)
Jumlah ekuitas

(24.980)

22.989

Jumlah Liabilitas dan ekuitas

106.055

73.144

Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

(31.089)

2.770

Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi

(30.221)

3.223

Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan

60.585

(109)

Rencana Tahun 2014


Di tahun 2014, Citilink akan melanjutkan pengembangan
usaha untuk dapat meningkatkan kinerja dan mendorong
pertumbuhan yang berkelanjutan melalui hal-hal berikut:
1. Menjamin ketersediaan armada pesawat melalui
komitmen dengan pabrik pesawat terbang
2. Penambahan armada melalui cara sewa
3. Mengembangkan hub-hub penerbangan domestik, baik
pada medium-high density market maupun secondary
market

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

-92%

-16%

41%

45%

4. Ekspansi di regional
5. Penetrasi brand di pasar budget traveller
6. Mengembangkan layanan non-penerbangan untuk
mendapat ancillary income
7. Penambahan dan peningkatan sumber daya manusia
dan infrastruktur
8. Menjalankan beragam inisiatif untuk menurunkan unit
cost secara berkelanjutan.
9. Mengembangkan layanan penerbangan carter.

119

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

Entitas Anak
PT Citilink Indonesia

Lokasi
Kantor Pusat
Menara Citicon Lt. 16
Jl. S. Parman Kav. 72
Jakarta

Kegiatan Usaha Utama


Jasa penerbangan LCC

Persentase
Kepemilikan
%
94,27

Tahun Operasi
Komersial
2012

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

120
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

SBU & Entitas Anak

PT Gapura
Angkasa

PT Gapura Angkasa dibentuk berdasarkan perjanjian kerja sama tiga Badan


Usaha Milik Negara, PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk., PT Angkasa Pura I
dan PT Angkasa Pura II.
Tujuan utama didirikannya Perusahaan ini pada tahun 1988 adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan bertumbuhnya jasa ground handling yang
profesional bagi perusahaan penerbangan domestik maupun internasional
yang beroperasi di seluruh bandara-bandara di Indonesia. PT Gapura
Angkasa mulai beroperasi pada tanggal 1 April 1988 melayani sebelas airlines,
dan total produksi mencapai 42,000 flights per tahun, sebagian besar adalah
penerbangan Garuda Indonesia.
Sejak itu, Gapura Angkasa terus bertumbuh baik secara organisasi maupun
kemampuannya. Komitmen Perusahaan terhadap kualitas, safety & security
serta customer satisfaction menjadi faktor-faktor kunci bagi keberhasilan
Gapura Angkasa. Keberhasilan itu telah dibuktikan dengan diterimanya
beberapa pengakuan maupun penghargaan, di antaranya Sertifikat Operasi,
ISO 9001:2000, SNI Award maupun ISAGO.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

121

Saat ini Perusahaan didukung oleh lebih dari 11.000


karyawan yang berdikasi dan berkompetensi di bidangnya
dan sejumlah 4.884 unit armada GSE yang terdiri atas
1.061 motorized dan 3.823 non motorized. Perusahaan
juga melayani lebih dari 43 airlines termasuk di dalamnya
Chartered Flights, VVIP Flights dan Military Flights dengan
jaringan operasi lebih dari 30 bandara di Indonesia.

Susunan Pengurus PT Gapura Angkasa adalah sebagai


berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama
: Capt. Novianto Herupratomo
Komisaris
: Rinaldo J. Azis
Komisaris
: Yushan Sayuti
Komisaris
: Edie Haryoto
Kimisaris
: IGN Bambang Tjahjono
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Operasi
Direktur Komersial
Direktur Keuangan

: Agus Priyanto
: Heru Legowo
: Tharian
: Hariyanto

Kepemilikan Saham di Entitas Anak

Entitas Anak
PT Gapura Angkasa

Lokasi
Jl. Angkasa
Kota Baru Bandar
Kemayoran
Jakarta 10610
Tel. 021 654-5410
012 654-1876
012 654-1877
012 654-1878
012 654-1879

Kegiatan Usaha Utama


Ground handling, smart
handling, logistics

Persentase
Kepemilikan
%
37,5%

Tahun Operasi
Komersial
1988

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

122
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tinjauan Keuangan

Pendapatan Usaha
Perusahaan pada
tahun 2013 tercatat
USD 3.716 juta,
meningkat 7,0%
atau USD 244 juta
dibandingkan tahun
2012.
Im quipis doluption
ver sim veliquatem
quamet nullafeum
zzrit la adit ipsum
augue eu faci bla ex
erilis nos nulla faci te
facil Issi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Lingkungan Operasional
Perekonomian global mulai menunjukkan tanda-tanda
pemulihan di tahun 2013 seiring mulai menguatnya
perekonomian Amerika Serikat dan Eropa. Sementara
itu, kendati mengalami penurunan, Cina masih mencatat
pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 7,7% di
tahun 2013. Hal ini memicu permintaan terhadap jasa
penerbangan, baik penumpang ataupun kargo untuk
mendukung aktivitas perdagangan dunia.
Trafik penumpang penerbangan internasional Asia Pacific,
sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapai-maskapai
penerbangan anggota Association of Asia Pacific Airlines
(AAPA), mencapai 220 juta orang di tahun 2013, meningkat
lebih dari 12 juta orang atau 6,0% dibandingkan tahun
sebelumnya. Selain itu, Revenue Passenger Kilometers
(RPK) juga meningkat sebesar 5,2% menjadi 813 miliar,
yang mencerminkan kuatnya permintaan terhadap rute-rute
regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi kawasan
Asia Pasifik dan penambahan kapasitas Available Seat
Kilometers (ASK) sebesar 4,8%.
Sementara itu, perekonomian domestik mencatat
penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar
5,8% di tahun 2013 dibandingkan dengan 6,2% di tahun
2012. Pertumbuhan tertinggi masih dicatat oleh sektor
pengangkutan dan telekomunikasi yaitu sebesar 10,2%.
Pertumbuhan ekonomi ini dicapai di tengah laju inflasi yang
tinggi, pelemahan nilai tukar rupiah serta defisit transaksi
berjalan.

123

Industri penerbangan di tahun 2013 masih tetap prospektif,


seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
daya beli masyarakat Indonesia. Menggeliatnya permintaan
terhadap industri penerbangan membuat persaingan
bisnis di industri penerbangan berlangsung ketat. Garuda
Indonesia memilih untuk melihat persaingan ini sebagai
tantangan untuk memicu Perusahaan menjadi lebih baik
dan memberikan yang terbaik bagi seluruh pelanggan dan
stakeholder lainnya.

Hasil-Hasil Operasional
Pencapaian kinerja keuangan Perusahaan di tahun 2013
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal yang mempengaruhi adalah depresiasi mata
uang Rupiah, Yen, dan Won terhadap US Dollar, tingkat
inflasi yang tinggi, dan kepadatan beberapa bandara
utama domestik. Sedangkan faktor internal utama yang
mempengaruhi adalah pengembangan rute-rute baru
sebagai initial investment bagi Perusahaan.

Pendapatan Usaha Penerbangan Berjadwal


Pendapatan dari penerbangan berjadwal meningkat
sebesar 9,8% di tahun 2013 menjadi USD 3.170 juta.
Pendapatan ini mendominasi pendapatan usaha Perusahaan
di tahun 2013, yaitu mencakup 85,3% dari total pendapatan
usaha.
Peningkatan pendapatan penumpang penerbangan
berjadwal antara lain dimungkinkan oleh peningkatan
sebesar 22,3% pada jumlah penjumpang dari 20,4 juta
penumpang di tahun 2012 menjadi 25 juta penumpang di
tahun 2013. Hal ini menyebabkan kenaikan pendapatan
dari penumpang sebesar 10,0% dari USD 2.688 juta di
tahun 2012 menjadi USD 2.955 juta di tahun 2013. Kenaikan
penumpang di tahun 2013 antara lain mencerminkan
keberhasilan program Garuda Travel Fair (GATF), program
early bird promotion, dan perbaikan dalam e-commerce.
Sementara itu, pendapatan kargo dari penerbangan
berjadwal juga naik sebesar 6,0% menjadi USD 196 juta
di tahun 2013. Pendapatan ini meyumbang sekitar 6,2%
dari total pendapatan penerbangan berjadwal di tahun
2013. Kenaikan ini dimungkinkan oleh peningkatan muatan
kargo diangkut dari 280 juta kg di tahun 2012 menjadi 346
juta kg pada tahun 2013. Peningkatan pendapatan kargo
diantaranya disebabkan oleh program reservasi Sky Chain
dan implementasi Cargo Service Centre di pasar domestik.

Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha Garuda Indonesia Grup meningkat
sebesar USD 243,6 juta atau 7,0% menjadi USD 3.716 juta
pada tahun 2013. Peningkatan ini terutama berasal dari
kenaikan sebesar 9,8% pada penerbangan berjadwal
menjadi USD 3.170 juta dan kenaikan sebesar 4,4%
pada pendapatan usaha lainnya menjadi USD 330 juta.
Sementara itu pendapatan dari penerbangan tidak
terjadwal mengalami penurunan sebesar 19,7% menjadi
USD 216 juta di tahun 2013, dari USD 269 juta di tahun 2012
terutama akibat pembatasan kuota haji oleh Pemerintah
Arab Saudi.

Pendapatan dari Penumpang Penerbangan Berjadwal (USD Juta)


2013

2012

Perkembangan %

Penerbangan Mainbrand
Domestik

1.450

1.387

4,6%

Internasional

1.202

1.135

5,9%

2.653

2.522

5,2%

257

130

97,6%

2.910

2.652

9,7%

Sub Total
Penerbangan Citilink
Total

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

124
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tinjauan Keuangan

Pendapatan Usaha Penerbangan Tidak Berjadwal


Pembatasan kuota Haji sebesar 20% oleh Pemerintah
Arab Saudi menyebabkan penurunan pendapatan dari
penerbangan tidak berjadwal sebesar 19,7% di tahun 2013,
dari USD 247 juta di tahun 2012 menjadi USD 195 juta di
tahun 2013. Pendapatan dari penerbangan haji mencakup
90,4% dari total pendapatan dari penerbangan tidak
berjadwal.
Pendapatan Usaha Lainnya
Pendapatan Usaha Lainnya mengalami peningkatan
sebesar 4,4% dari USD 316 juta di tahun 2012 menjadi USD
330 juta di tahun 2013. Peningkatan ini terutama berasal
dari peningkatan jasa boga sebesar 20,6%, dari USD
50 juta di tahun 2012 menjadi USD 60 juta di tahun 2013
akibat meningkatnya jumlah meal uplift kepada operator
penerbangan lain serta peningkatan industrial catering.
Beban Usaha
Beban usaha mengalami peningkatan sebesar 10,8% dari
USD 3.304 juta di tahun 2012 menjadi USD 3.660 juta di
tahun 2013 antara lain dipicu oleh peningkatan sebesar
17,6% pada beban operasional penerbangan. Beban
operasional penerbangan menyumbang 61,3% terhadap
beban usaha.

Kendati beban operasional penerbangan mengalami


peningkatan, unit cost layanan penumpang jasa
penerbangan berjadwal turun sebesar 3,8% menjadi USc
7,55 di tahun 2013 dari USc 7,85 di tahun 2012. Penurunan ini
mencerminkan upaya efisiensi yang dilakukan Perusahaan.
Beban operasional penerbangan tercatat sebesar USD
2.245 juta, atau meningkat 17,6% dari USD 1.909 juta di
tahun 2012 seiring dengan kenaikan beban bahan bakar,
beban sewa dan charter pesawat.
Beban bahan bakar merupakan penyumbang terbesar
dari beban operasional penerbangan, yaitu mencakup
63,3% dari total beban operasional penerbangan di
tahun 2013. Beban bahan bakar meningkat sebesar
13,2% dari USD 1.255 juta di tahun 2012 menjadi USD
1.420 juta di tahun 2013, terutama akibat peningkatan
jam terbang, dimana Block Hour (BH) meningkat
sebesar 23,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
walaupun harga rata-rata avtur mengalami penurunan
dari USc 91,0/liter di tahun 2012 menjadi USc 87,6/liter
di tahun 2013. Fuel burned/BH mengalami penurunan
sebesar 3,1% dari 3.981 liter/BH di tahun 2012 menjadi
3.857 liter/BH di tahun 2013, menunjukkan keberhasilan
Perusahaan melakukan efisiensi bahan bakar melalui

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

pemanfaatan armada yang lebih efisien serta


keberhasilan pelaksanaan program fuel conservation.
Beban sewa dan charter pesawat meningkat 32,0%
dari USD 449 juta di tahun 2012 menjadi USD 592 juta
di tahun 2013 seiring penambahan armada sewa yang
dilakukan selama tahun 2013 untuk mendukung strategi
pertumbuhan bisnis Perusahaan melalui pengembangan
jaringan rute yang beragam. Melalui pengoperasian
armada pesawat baru yang lebih efisien, Perseroan
dapat mengurangi beban perawatan dan penggunaan
bahan bakar pesawat. Usaha-usaha lain dalam efisiensi
biaya terus dilakukan untuk memperbesar margin
keuntungan serta dilakukannya sale and lease back
atas armada pesawat baru untuk mengurangi beban
keuangan dan beban depresiasi.
Beban tiket, penjualan dan promosi yang menyumbang
9,2% dari total beban usaha juga mengalami
peningkatan sebesar 5,8% menjadi USD 336 juta.
Beban pemeliharaan dan perbaikan tercatat sebesar
USD 288 juta, mengalami penurunan sebesar 0,2%
dari tahun 2012 seiring dengan semakin rendahnya
rata-rata umur pesawat yang dimiliki Perusahaan dan
menurunnya beban pemeliharaan dan perbaikan pada
pihak ketiga.
Beban pelayanan penumpang mengalami peningkatan
sebesar 7,4% dari USD 264 juta di tahun 2012 menjadi
USD 284 juta di tahun 2013 seiring peningkatan jumlah
penumpang dan peningkatan kualitas layanan yang
diberikan oleh Perusahaan. Upaya peningkatan kualitas
pelayan tetap dibarengi dengan fokus pada pemakaian
biaya secara tepat guna dan terus menurus. Hal ini
terlihat dari cost/ASK yang mengalami penurunan
sebesar 3,8%, dari USc 7,85 pada tahun 2012 menjadi
USc 7,55 pada tahun 2013.
Beban bandara mengalami peningkatan dari USD 240
juta di tahun 2012 menjadi USD 267 juta di tahun 2013
seiring peningkatan jumlah penerbangan dari 153.266
pada tahun 2012 menjadi 196.403 pada tahun 2013, serta
pembukaan kantor cabang dan rute baru di tahun 2013.
Beban ini menyumbang 7,3% dari total beban usaha di
tahun 2013.
Beban administrasi dan umum berjumlah USD 219 juta
atau 6,0% dari total beban usaha, mengalami kenaikan
sebesar 2,4% yang dipicu oleh kenaikan beban pajak,
penyusutan dan asuransi.
Beban operasional hotel meningkat 30,8% dari USD 26
juta di tahun 2012 menjadi USD 34 juta di tahun 2013,
disebabkan oleh meningkatnya beban operasi dan
bahan baku makanan. Beban ini menyumbang 0,9% dari
total beban usaha.

125

Beban operasional transportasi dan operasi jaringan


mengalami kenaikan masing-masing sebesar 8,3% dan
6,7%. Adapun porsi beban ini terhadap total beban
usaha masing-masing sebesar 0,5%.
Perusahaan memperoleh pendapatan lain-lain sebesar
USD 50 juta tahun 2013 yang terutama berasal
keuntungan selisih kurs sebesar USD 48 juta, sedangkan
untuk tahun 2012 perusahaan mencatat keuntungan
selisih kurs sebesar USD 9 juta.

Laba Bersih
Laba bersih tercatat sebesar USD 11 juta di tahun 2013,
menurun dari USD 111 juta di tahun 2012. Sebagai akibat dari
penurunan laba bersih, margin bersih mengalami penurunan
dari 3,2% di tahun 2012 menjadi 0,3% di tahun 2013.
Laba Komprehensif Lain
Perusahaan mencatat rugi komprehensif lain sebesar USD 11
juta di tahun 2013 dibandingkan dengan laba komprehensif

Cost/ASK Penerbangan Berjadwal (USD Cent)


2013

2012

Perkembangan %

Penerbangan Mainbrand
Domestik

8,58

Internasional

7,07

7,28

-2,9%

Rata-rata

7,76

7,98

-2,8%

Penerbangan Citilink

6,07

6,46

-6,0%

Rata-Rata Penerbangan Berjadwal

7,55

7,85

-3,8%

Laba Usaha dan EBITDA


Perusahaan membukukan laba usaha sebesar USD 56 juta di
tahun 2013, mengalami penurunan sebesar 66,4% dari USD
168 juta di tahun sebelumnya. Sebagai akibatnya, EBITDA
mengalami penurunan sebesar 26,9% menjadi USD 218 juta
di tahun 2013.
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Perusahaan mencatat penghasilan lain-lain yang berasal
dari pendapatan keuangan sebesar USD 10 juta di tahun
2013. Selain pendapatan keuangan, penghasilan lain-lain
juga berasal dari bagian laba bersih asosiasi yang tercatat
sebesar USD 2 juta di tahun 2013.
Sementara itu, beban lain-lain berasal dari beban keuangan
yang meningkat menjadi USD 60 juta di tahun 2013 dari
USD 25 juta di tahun 2012. Peningkatan beban keuangan
ini terutama berasal dari beban bunga yang meningkat
menjadi USD 44 juta di tahun 2013 akibat penambahan
pinjaman jangka panjang dan terkait penambahan armada
untuk mendukung ekspansi Perusahaan di tahun 2013.
Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak tercatat sebesar USD 9 juta di tahun
2013, mengalami penurunan sebesar 94,2% dibandingkan
tahun 2012 yang tercatat sebesar USD 152 juta.

8,83

-2,8%

lain sebesar USD 35 juta di tahun 2012. Penurunan ini


terutama disebabkan oleh selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan sebesar USD 27 juta.
Jumlah Laba Komprehensif
Jumlah laba komprehensif tercatat sebesar USD 0,6 juta,
mengalami penurunan dari USD 145 juta di tahun 2012.

Posisi Keuangan
Aset
Jumlah aset Perusahaan tercatat sebesar USD 2.954 juta di
tahun 2013, mengalami peningkatan dibandingkan dengan
USD 2.518 di tahun 2012, terutama dipicu oleh peningkatan
sebesar 28,7% dalam aset lancar dan 13,5% dalam aset
tidak lancar .
Aset Lancar
Aset lancar tahun 2013 tercatat sebesar USD 819 juta,
meningkat dibandingkan aset lancar di tahun 2012 yang
sebesar USD 637 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh:
Peningkatan kas dan setara kas sebesar 45,9%
menjadi USD 475 juta di tahun 2013 dari USD 326 juta
di tahun 2012, terutama disebabkan oleh penerimaan
pengembalian uang muka pembelian pesawat di tahun
2013 serta perolehan pinjaman jangka panjang dan
untuk mendukung ekspansi bisnis Perusahaan melalui

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

126
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tinjauan Keuangan

pengoperasian armada baru yang diharapkan dapat


mengurangi biaya perawatan dan biaya bahan bakar.
Peningkatan piutang usaha sebesar 8,1% menjadi USD
140 juta di tahun 2013 seiring peningkatan tagihan
kepada pihak ketiga.
Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar mengalami peningkatan sebesar 13,5%
dari USD 1.881 juta di tahun 2012 menjadi USD 2,135 juta di
tahun 2013. Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh:
Kenaikan dana perawatan pesawat dan uang jaminan
yang meningkat sebesar 33,7%, dari USD 462 juta
di tahun 2012 menjadi USD 618 di tahun 2013. Dana
perawatan pesawat meningkat sebesar 134,9% dari USD
351 juta di tahun 2012 menjadi USD 473 juta di tahun
2013 seiring meningkatnya jumlah pesawat yang disewa,
dari 84 pesawat di tahun 2012 menjadi 117 pesawat di
tahun 2013.
Peningkatan aset tetap-bersih sebesar 8,15%, dari USD
798 juta di tahun 2012 menjadi USD 863 di tahun 2013,
terutama disebabkan oleh penambahan aset tetap
seperti rotable parts, simulator, aset sewa pembiayaan,
dan pengembangan aset sewa seiring ekspansi armada
Perusahaan.
Liabilitas
Liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar
30,5% menjadi USD 984 juta di tahun 2013 antara lain
disebabkan oleh kenaikan hutang bank dan lembaga
keuangan dari USD 6 juta di tahun 2012 menjadi USD 45
juta di tahun 2013. Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun juga mengalami kenaikan dari USD
186 juta di tahun 2012 menjadi USD 348 juta di tahun 2013
seiring dengan jatuh jatuh temponya beberapa pinjaman
jangka panjang yang dimiliki oleh Perusahaan.
Sementara itu, liabilitas jangka panjang mengalami
peningkatan sebesar 31,4% dari USD 649 juta di tahun
2012 menjadi USD 853 di tahun 2013 yang terutama dipicu
oleh kenaikan sebesar 110,1% dalam pinjaman jangka
panjang di tahun 2013 untuk menunjang pengembangan
bisnis Perusahaan, yang terutama ditujukan untuk
penambahan armada. Rencana strategis Perseroan
dalam hal penambahan armada baru tersebut adalah
untuk menyelesaikan target-target yang Perseroan telah
ditetapkan dalam program ekspansi Quantum Leap. Melalui
program Quantum Leap, Perseroan memiliki target untuk
mengoperasikan sekitar 190 armada. Perseroan menilai
bahwa jika program Quntum Leap ini dapat dilakukan
dengan baik, Perseroan akan tumbuh sesuai dengan
perkembangan dan permintaan pasar dan pada saat

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

yang bersamaan bersinergi dengan Pemerintah dalam


mendukung pembangunan Republik Indonesia, khususnya
pelaksanaan program konektivitas MP3EI.
Ekuitas
Ekuitas mengalami peningkatan dari USD 1.115 juta di tahun
2012 menjadi USD 1.117 juta di tahun 2013 sebagai akibat dari
laba bersih yang diperoleh Perusahaan di tahun 2013.
Arus Kas
Pada tanggal 31 Desember 2013, kas dan setara kas
tercatat sebesar USD 475 juta, meningkat sebesar 45,9%
dibandingkan posisi pada 31 Desember 2012 yang tercatat
sebesar USD 326 juta.
1. Aktivitas Operasional
Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi mencapai
USD 139 juta di tahun 2013 mengalami penurunan
sebesar 61,9% dibandingkan dengan USD 365 juta
di tahun 2012, terutama berasal dari pengeluaran kas
kepada pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar
24,7% dari USD 2.911 juta di tahun 2012 menjadi USD
3.630 juta di tahun 2013.
2. Aktivitas Investasi
Arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi
mencapai USD 383 juta di tahun 2013, mengalami
penurunan dibandingkan dengan USD 524 juta di tahun
2012. Hal ini terutama disebabkan oleh penerimaan
pengembalian uang muka pembelian atas pesawat yang
delivery tahun 2013 meningkat sebesar 442,5% dari
USD 73 juta di tahun 2012 menjadi USD 399 juta di tahun
2013.
3. Aktivitas Pendanaan
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
meningkat sebesar 472,9% dari USD 75 juta di tahun
2012 menjadi USD 432 juta di tahun 2013, terutama
berasal dari pinjaman jangka panjang sebesar USD 813
juta, dimana sebesar USD 431 juta dari pinjaman jangka
panjang, sebesar USD 182 juta penerimaan uang bank
dan lembaga keuangan serta penerimaan obligasi
sebesar USD 200 juta. Pada tahun 2013 perusahaan
membayar pinjaman jangka panjang dan utang bank
dan lembaga keuangan masing-masing sebesar USD
228 juta dan USD 142 juta.

127

Pengungkapan Lain-lain
Struktur Permodalan
Struktur permodalan Perseroan dan susunan pemegang
saham serta komposisi kepemilikan saham Perseroan per
tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan Daftar Pemegang
Saham Perseroan tanggal 16 Januari 2014 yang dikeluarkan
oleh PT Datindo Entrycom selaku Biro Administrasi Efek
Perseroan adalah sebagai berikut:

Kemampuan Membayar Utang


Debt Financial to Equity Ratio (DER) Perusahaan tahun 2013
adalah sebesar 0,71x atau mengalami kenaikan sebesar
30,9% dibandingkan tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan total liabilitas terkait dengan program ekspansi
dan revitalisasi armada untuk memenuhi pertumbuhan
pasar yang pesat. Hingga saat ini pembayaran utang
Perusahaan masih dikategorikan lancar.

Saham dengan Nilai Nominal Rp 459,- per saham


Keterangan

Jumlah Saham

Nilai Nominal

Modal Dasar
- Saham Seri A Dwiwarna
- Saham Biasa Atas Nama Seri B
Jumlah Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A Dwiwarna:
Negara Republik Indonesia

459

29.999.999.999

13.769.999.999.541

30.000.000.000

13.770.000.000.000

459

0,000

Saham Biasa Atas Nama Seri B:


- Negara Republik Indonesia

15.653.127.999

7.184.785.751.541

69,1362

- Credit Suisse AG Singapore TR AC CL PT Trans Airways

2.466.965.725

1.132.337.267.775

10,8960

462.691.000

212.375.169.000

2,0436

231.534

106.274.106

1.904.369

874.105.371

0,0084

97.118

44.557.162

0,0004

166.094

76.237.146

0,0007
0,0008

- Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients


Dewan Komisaris:
- Wendy Aritenang Yazid (Komisaris)
Direksi:
- Emirsyah Satar (Direktur Utama)
- Handrito Hardjono (Direktur)
- Faik Fahmi (Direktur)
- Heriyanto Agung Putra (Direktur)
- Batara Silaban (Direktur)
- Novijanto Herupratomo (Direktur)
Masyarakat dengan kepemilikan dibawah 2%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

181.829

83.459.511

285.207

130.910.013

0,0013

123.816

56.831.544

0,0005

4.055.221.308

1.861.346.580.372

17,9111

22.640.996.000

10.392.217.164.000

100,0000

7.359.004.000

3.377.782.836.000

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

128
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tinjauan Keuangan

Tingkat solvensi (solvency ratio) Perusahaan, yang dihitung


dengan membagi jumlah laba bersih dan penyusutan
dengan jumlah liabilitas jangka pendek dan jangka panjang
mengalami penurunan dari 17.2% di tahun 2012 menjadi
9,4% di akhir tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh
penurunan laba bersih yang signifikan di tahun 2013.
Kolektibilitas Piutang Usaha
Kolektibilitas adalah pengukuran piutang yang dapat ditagih
oleh Perusahaan kepada customer/debitur sebagai akibat
dari transaksi penjualan secara kredit dan atau bentuk
kerja sama lainnya dimana penyelesaian kewajiban debitur
ditentukan dengan jangka waktu jatuh tempo tertentu
sesuai kesepakatan.
Penggolongan piutang berdasarkan kolektibilitas sebagai
aset produktif adalah klasifikasi piutang berdasarkan
kelancaran atau ketidaklancaran penyelesaian piutang,
dengan penggolongan kolektibilitas sebagai berikut:
Lancar, piutang belum jatuh tempo dan tidak terdapat
tunggakan;
Kurang Lancar, piutang telah jatuh tempo melampaui
6 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat
tunggakan. Upaya penyelesaian piutang masih dilakukan
melalui proses negosisasi dengan debitur;
Macet, piutang telah jatuh tempo melampaui jangka
waktu 12 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat
tunggakan. Upaya penyelesaian diserahkan kepada pihak
pengadilan negeri (pihak berwajib lainnya) atau diajukan
penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi.
Rata-rata periode kolektibilitas piutang merupakan jumlah
piutang usaha dibagi dengan pendapatan dikali 365 hari.
Periode kolektitibilitas rata-rata selama tahun 2013 adalah
14 sampai dengan 26 hari.
Restrukturisasi Utang
Restrukturisasi utang Perusahaan telah selesai
ditandatangani pada akhir tahun 2010, tetapi hal tersebut
merupakan awal dari babak baru dimana Perusahaan
harus tetap membayar cicilan pokok utangnya secara
teratur. Dalam tahun 2013, seluruh pembayaran bunga
dan pokok utang kepada tiap kreditur dapat dilaksanakan
pada waktunya. Pembayaran bunga selama tahun 2013
adalah sebesar USD 5,230,250 dan pokok sebesar USD
85,012,270. Hal ini mengakibatkan saldo pokok utang
yang direstrukturisasi berkurang menjadi USD 151,689,143.
Sumber dana pembayaran bunga dan utang pokok
pada tahun 2013 berasal dari pendapatan operasional
Perusahaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Fasilitas Utang di Tahun 2013


Pada tahun 2013, Perusahaan telah memperoleh fasilitas
utang baru dengan total sebesar USD 350 juta dari Sindikasi
Citibank, Permata Bank, BRI, Panin Bank dan Sindikasi BCA.
Fasilitas ini digunakan untuk membiayai pengembangan
armada. Pinjaman ini adalah pinjaman tanpa agunan,
dengan bunga cukup rendah, yang sekaligus membuktikan
kepercayaan perbankan kepada Perusahaan semakin kuat.
Pada awal bulan Juli 2013, Perusahaan telah menerbitkan
surat utang jangka panjang berbentuk Obligasi sebesar Rp
2 triliun berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga
kupon 9,25% per tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo
pada tanggal 5 Juli 2018. Hasil pemeringkatan atas obligasi
ini adalah A(idn) (Single A) yang diberikan oleh Lembaga
Pemeringkat Efek PT Fitch Ratings Indonesia.
Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi Perusahaan di tahun 2013 adalah
menjaga capital expenditure agar tidak melebihi anggaran
secara keseluruhan, kendati terdapat kebutuhan untuk
melakukan investasi.
Kebijakan Dividen
Dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang
berlaku, kondisi keuangan Perusahaan serta kewajiban
Perusahaan terhadap para kreditur termasuk kreditur
ECA, manajemen Perusahaan merencanakan kebijakan
pembagian dividen tunai maksimum 50,0% dari laba bersih
Perusahaan untuk setiap tahunnya dengan ketentuan: (i)
terdapat kelebihan kas (excess cash) Perseroan di tahun
yang bersangkutan sebagaimana disyaratkan dalam
Restrukturisasi Hutang tanggal 21 Desember 2010, (ii)
tidak ada saldo yang jatuh tempo dan belum dibayar
atas perjanjian sewa dan tidak ada saldo lainnya yang
jatuh tempo dan belum dibayar atas peminjaman hutang
lainnya, dan (iii) tidak ada kejadian sehubungan dengan
pailit dan ketidakmampuan membayar kewajiban yang ada.
Berdasarkan hal tersebut diatas, manajemen Perusahaan
berencana untuk membagikan dividen setidaknya sekali
setahun kecuali diputuskan lain dalam RUPS.
Pendanaan Penambahan Armada
Selama tahun 2013 Garuda menerima penambahan 8
pesawat baru melalui sale and lease back, yang terdiri dari 1
pesawat Boeing 737-800NG yang telah diterima pada bulan
Agustus 2013, 2 pesawat Airbus A330-200 yang diterima
pada April dan Desember 2013, 1 pesawat Airbus A330-300
di bulan September 2013 serta 4 buah pesawat Boeing 777300ER yang telah diterima pada bulan Mei, Juli dan Oktober
2013.

129

Asuransi Armada Pesawat


Peningkatan exposures Asuransi Pesawat karena
pertumbuhan jumlah armada yang cukup besar
menimbulkan dampak positif, sehingga pada tahun 2013
Perusahaan berhasil memperoleh penurunan premi yang
signifikan. Penurunan premi ini juga disebabkan oleh
menurunnya Loss Ratio 5 tahunan secara signifikan. Selain
penurunan premi, pada tahun 2013 Perusahaan berhasil
mendapat penyelesaian klaim atas pesawat Boeing 737-300
dan Boeing 737-500 dengan registrasi PK-GGN dan PKGGA. Tetap dipertahankannya Sertifikat IOSA juga semakin
meningkatkan kepercayaan underwriter di pasar asuransi
dunia. Kinerja asuransi di atas telah membawa Perusahaan
hampir mendekati rate asuransi maskapai penerbangan
lain yang setara di industri penerbangan internasional
khususnya Asia Pasifik. Pada tahun-tahun mendatang
Perusahaan akan terus berupaya menurunkan rate asuransi
agar sejajar dengan perusahaan penerbangan international
yang setara.
Asuransi Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 77 Tahun 2011
Sepanjang tahun 2013, Perusahaan telah melaksanakan
Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan
Udara sebagai kepatuhan terhadap Peraturan
Menteri Perhubungan No. 77 tahun 2011 jo Peraturan
Menteri Perhubungan No. 92 tahun 2011. Penanganan
kompensasi atas kerugian penumpang akibat kecelakaan,
ketidaknyamanan perjalanan, kerugian atas bagasi dan
kargo secara baik telah mendudukkan Perusahaan pada
posisi yang comply (sangat patuh) pada penerapan
Peraturan Menteri dimaksud.
Cash Management
Untuk mendukung aktivitas Cash Management, Perusahaan
telah melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk Pooling
Operational Bank Account di seluruh kantor cabang
domestik yang mendorong kemampuan Finance Manager
kantor cabang melakukan internet banking, pembayaran
e-tax dan efisiensi rekening di kantor cabang. Selain itu
untuk pengelolaan kas dan rekening bank yang optimal
telah dikembangkan Sistem Automatisasi Daily Report
dan Sistem Proxy Management. Perusahaan juga tetap
memonitor pengembangan cash management yang
sebelumnya telah dilakukan seperti Virtual Account
untuk efisiensi jumlah rekening, Weekly Transfer Fund
dengan Branch Office Domestik, Automatic Payment yaitu
pembayaran menggunakan data yang telah diposting di
SAP langsung ke server Bank serta Automatic Posting
MT940 dari Bank ke server SAP.

Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca


Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak
cukup material terhadap keadaan keuangan konsolidasian
dan hasil usaha Perusahaan, yang terjadi setelah tanggal
Laporan Auditor Independen tertanggal 30 Januari 2014 atas
Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota
dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian.
Transaksi Benturan Kepentingan
Sepanjang tahun 2013, Perusahaan tidak melakukan
transaksi yang dapat digolongkan sebagai transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas
anak melakukan transaksi dengan pihak berelasi, yang
didefinisikan sebagai pihak atau entitas dimana Pemerintah
Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan
berdasarkan kepemilikan atau pengendalian manajemen.
Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang saham
mayoritas di Perusahaan.
Nama-nama pihak yang berelasi, serta bentuk dan jumlah
transaksi dengan masing-masing pihak berelasi tersebut
diungkapkan secara terinci pada Catatan atas Laporan
Keuangan Konsolidasian.
Pengaruh Perubahan Peraturan Pemerintah
Tidak ada perubahan peraturan perundangundangan
yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan
berdampak langsung terhadap laporan keuangan.
Pengaruh Perubahan Kebijakan Akuntansi
Tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi sampai
dengan 31 Desember 2013.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

130
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tinjauan Pendukung
Bisnis

Peningkatan kualitas
pelayanan dalam New Service
Concept memberikan lebih
banyak kenyamanan dan
kemudahan bagi penumpang
sebelum, selama, dan setelah
penerbangan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

131

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

132
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Sumber Daya
Manusia

Perluasan rute dan


jaringan penerbangan
diimbangi dengan
upaya pemenuhan
kebutuhan sumber
daya manusia dari
sisi jumlah maupun
kualitas.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Strategi bisnis yang dilakukan oleh Garuda Indonesia


pada tahun 2013 difokuskan pada upaya untuk
terus mengembangkan dan memperkuat jaringan
penerbangannya baik di pasar domestik maupun
pasar internasional melalui pembukaan layanan rute
baru penerbangan. Hal ini sejalan dengan dengan
upaya Perseroan dalam mencapai pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Sebagai bagian dari strategi Perseroan di pasar domestik,
pada bulan November 2013 lalu, Garuda Indonesia
memperkenalkan sub-brand Explore dan Explore Jet,
yang akan melayani rute penerbangan ke wilayah-wilayah
yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan tujuan
wisata di remote area di Indonesia. Explore dan Explore
Jet akan memanfaatkan pesawat-pesawat baru yang
dimiliki Garuda Indonesia, yakni pesawat turboprop ATR 72600 dan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen.
Perluasan jaringan dan penambahan armada dengan
pesawat-pesawat baru berteknologi mutakhir ini
membutuhkan dukungan kuat dari sisi sumber daya
manusia. Oleh sebab itu perencanaan sumber daya
manusia yang dilakukan Garuda Indonesia pada tahun 2013
disesuaikan dengan strategi pertumbuhan yang disusun
oleh Perseroan.

Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen


Pada dasarnya, perencanaan sumber daya manusia
merupakan suatu proses penyediaan tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan. Agar perencanaan
sumber daya manusia ini dapat dilakukan dengan baik,
terkait dengan strategi Perseroan di tahun 2013, maka
perlu terlebih dahulu mengidentifikasi dan menganalisa
apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan Perseroan.
Dengan demikian perencanaan sumber daya manusia dapat
mendukung pelaksanaan strategi dan pencapaian target
perusahaan.
Untuk mendorong produktifitas pegawai dan menjadikan
Garuda Indonesia sebagai organisasi berkinerja tinggi,
perencanaan sumber daya manusia di Perseroan dibangun
di atas 3 pilar utama, yakni:
1. Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya
working environment yang kondusif, yang pada
akhirnya akan mendorong kinerja yang terbaik dan
berkelanjutan;

133

2. Pengelolaan talenta yang akan memastikan tersedianya


para pemimpin perusahaan di masa depan; dan
3. Meningkatkan dan mengembangkan peran people
manager yang mampu menjadi mentor dan
coacher yang kompeten sehingga pegawai dapat
mengembangkan kompetensinya serta terjaga
produktivitas dan kinerjanya.
Tujuan dari proses pengelolaan talent di garuda Indonesia
adalah:
1. Mempertahankan talent-talent terbaik yang dimiliki
Perseroan;
2. Mengikuti perubahan yang terjadi pada Perseroan;
3. Mengembangkan tim unggulan terbaik;
4. Memperoleh calon pengganti untuk posisi-posisi kunci;
5. Mengantisipasi dan memenuhi persyaratan keahlian di
masa depan;

6. Membantu perencanaan sumber daya organisasi;


7. Memastikan adanya peluang bagi pegawai yang
berpotensi tinggi; serta
8. Membangun budaya yang mendorong pencapaian
kinerja yang maksimal.
Pada tahun 2013 fokus pengelolaan talent yang dilakukan
oleh Perseroan, antara lain mencakup:
Talent Acquisition baik dari internal ataupun eksternal.
Talent acquisition secara internal dilakukan melalui
proses review dan evaluasi terhadap talent-talent yang
saat ini telah dimiliki oleh Perseroan. Sedangkan Talent
Acquisition secara eksternal dilakukan melalui proses
rekrutment untuk mengisi posisi-posisi yang penting
guna meningkatkan kompetitivitas perusahaan sesuai
dengan perkembangan industri. Pada tahun 2013, Talent
Acquisition dari eksternal berfokus pada pemenuhan
Management Trainee.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

134
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Sumber Daya Manusia

Pengembangan Talent yang mencakup aspek


assignment, mentoring dan leadership development.
Program pengembangan talent yang dilakukan di tahun
2013, adalah:
- Meningkatkan kerja sama dengan General
Electric (GE) guna mengembangkan leadership
dan kemampuan manajemen para talent melalui
Garuda Indonesia GE Institute. Training yang
dilakukan bersifat massal, regional ataupun global.
Selain itu pada tahun 2013 juga dilakukan pelatihan
bersama dengan perusahaan lain, dengan tujuan
mengembangkan networking para talent.
- Melaksanakan Program Management Trainee
(MT) sebanyak 3 (tiga) batch dengan fokus
pengembangan di bidang Sales & Marketing,
Finance, Services dan Flight Operation Officer,
sebagai upaya untuk mempersiapkan Future
Leaders. Tahun 2013 adalah tahun pertama
pelaksanaan Program Management Trainee dengan
fokus pengembangan di bidang Services dan Flight
Opration Officer, untuk memenuhi kebutuhan SDM
Perseroan terkait dengan peningkatan operasional
dan ekspansi layanan perusahaan.
- Mengembangkan talent dari Cabin Crew melalui
Cabin Crew Development Program (CCDP).
Dengan adanya CCDP diharapkan perusahaan akan
mendapatkan talent yang siap menjadi pemimpin di
unit Cabin Crew dan pemimpin di unit lain. Program
ini mempunyai durasi selama satu tahun dan diikuti
oleh 20 orang peserta.
Pengembangan peran kepala unit sebagai People
Manager yang sejalan dengan perannya sebagai Bisnis
Manager yang berkewajiban untuk mengelola dan
memastikan kinerja unit yang dipimpinnya sejalan
dengan kinerja Perusahaan.
Pengembangan peran sebagai People Manager
dilaksanakan dengan mengadakan program yang
meningkatkan kemampuan coaching dan mentoring
untuk mengembangkan talent yang berada di bawah
koordinasinya. Pada tahun 2013, Perseroan mengadakan
Mentors Forum guna meningkatkan kemampuan kepala
unit sebagai people manager terutama kemampuan
dalam melakukan coaching dan mentoring. Pelaksanaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Mentors Forum juga bertujuan untuk menunjang


program-program pengembangan talent sepert
Management Trainee dan Cabin Crew Development
Program.
Proses dan mekanisme melalui Talent Review
(meliputi kinerja dan potensi) dilakukan untuk
memastikan tersedianya key people dan key position
melalui strategi dan metode Talent Management
yang terintegrasi dengan strategi perencanaan dan
target jangka panjang Perusahaan serta sesuai dengan
peraturan perundangan.

Kinerja SDM
Performance Management System (PMS) merupakan salah
satu sarana bagi People Manager untuk mengelola pegawai
di jajarannya serta memastikan pencapaian KPI individu dan
unit yang dikelolanya.
Siklus PMS terdiri dari Plan, Performance & Development
Plan, Tracking dan Review. Dengan melaksanakan siklus ini,
people manager dapat menyusun rencana KPI dan target
individu, melakukan langkah-langkah pengembangan yang
tepat, melakukan coaching dan tracking, dan melakukan
review atas pencapaian target. Semua tahapan siklus
tersebut diarahkan untuk memastikan pencapaian target.
Dengan memperhatikan karakteristik dari setiap kelompok
pegawai, Performance Management System diterapkan
secara berbeda untuk Fungsi Penerbang, Awak Kabin dan
Pegawai Head Office-Branch Office (HOBO). PMS untuk
Penerbang difokuskan pada produktifitas, kepatuhan dalam
menjalankan tugas yang diberikan, disiplin dan komitmen
terhadap Perseroan. PMS bagi Awak Kabin difokuskan
pada perilaku melayani/service dan Produktifitas dari Awak
Kabin. Sedangkan bagi pegawai HOBO, PMS difokuskan
kepada pencapaian KPI yang dikelola oleh people manager
melalui siklus PMS.
Pada tahun 2014, PMS bagi pegawai HOBO akan
disesuaikan dengan karakter jabatan, terutama untuk
pegawai di bagian sales dan layanan. Dengan demikian
penerapan PMS akan semakin tajam dan fokus dalam
menilai Kinerja Pegawai.

135

Budaya Perusahaan
Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut
Perseroan untuk mengambil langkah strategis agar
organisasi dapat terus berkembang dengan baik sesuai
dengan perubahan yang terjadi. Salah satu langkah yang
diambil Perseroan adalah melakukan internalisasi budaya
perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan.
Budaya perusahaan dapat menjadi pembeda mengapa
suatu strategi dapat diimplementasikan dengan sukses
pada suatu perusahaan, namun gagal di perusahaan
lain. Karena budaya perusahaan mempunyai pengaruh
kuat terhadap perilaku seluruh pegawai, maka budaya
perusahaan juga menentukan kemampuan Perseroan dalam
mengubah arah strateginya. Semakin banyak karyawan
yang memahami dan melaksanakan budaya perusahaan
maka semakin mudah Perseroan menyesuaikan strateginya
dengan dinamika pasar.

Transformasi Budaya Perusahaan


Budaya perusahaan Garuda Indonesia Fly-Hi yang terdiri
dari nilai-nilai eFficient & effective, Loyalty, customer
centricitY, Honesty & openness dan Integrity hingga
saat ini terus menjadi panduan/pedoman perilaku Insan
Garuda Indonesia. Melalui program internalisasi yang
terstruktur dan sistematis, nilai-nilai budaya Fly-Hi menjadi
bagian tak terpisahkan dari Strategi Transformasi Budaya
untuk mendukung Transformasi Bisnis, yang bertujuan
membentuk High Performance People yang menerapkan
nilai-nilai budaya perusahaan dalam segala aspek
organisasi dan mencapai Result Operational Excellence,
sehingga dapat menjadikan Garuda Indonesia sebagai High
Performance Organization.

arahan Direktur Utama, pada tahun 2013 telah disusun dan


dilakukan berbagai inisiatif program dan internalisasi yang
bertujuan untuk terus mendorong implementasi Fly-Hi
di seluruh unit kerja dan kantor cabang, serta melakukan
standardisasi program implementasi dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai Fly-Hi di tingkat perusahaan, dan
memperluas unit yang terlibat sehingga mendorong kinerja
Perseroan secara optimal dan berkesinambungan.

Kick Off Program 2013 dan Fly-Hi Expo


Sebagai implementasi Fly-Hi, Perseroan telah menyusun
Corporate Program dengan tiga program utamanya, yakni:
1. Innovation Culture;
2. Service Culture; dan
3. Learning Culture.
Corporate Program didukung oleh Supporting Program yaitu
Risk Culture.
Corporate dan Supporting Program menjadi acuan program
budaya di seluruh unit yang ditujukan untuk memberikan
dampak positif pada perubahan perilaku, menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, serta mendorong
pencapaian kinerja dan produktifitas individu, unit dan
perusahaan secara menyeluruh.
Kick Off Program Fly-Hi 2013 dan Expo dilaksanakan pada
tahun 2013 ini dengan melibatkan seluruh Unit Kerja dan
Kantor Cabang Domestik, yaitu dengan menghadirkan
perwakilan tim implementasi Fly-Hi (TIF) di unit-unit
tersebut. Fly-Hi Expo merupakan sarana internal untuk
melakukan perbandingan/benchmark dengan unit kerja
lain, baik yang sudah mampu secara konsisten dan secara
penuh menjalankan program Fly-Hi maupun unit kerja yang
belum melaksanakan.

Dengan tujuan tersebut maka program internalisasi dan


implementasi budaya Fly-Hi yang sudah berlangsung sejak
tahun 2007, terus dijalankan oleh seluruh unsur dalam
perusahaan dari berbagai aspek organisasi. Sejalan dengan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

136
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Sumber Daya Manusia

Sharing Forum Fly-Hi


Memasuki tahun ketujuh tahap internalisasi nilainilai perusahaan, dan salah satu titik berat adalah
implementation evidence, baik dampak Fly-Hi terhadap
perubahan perilaku, memberi nilai tambah kepada Unit
Kerja dan berdampak kepada kinerja unit; tentunya, untuk
terus mendorong proses tersebut diperlukan media yang
menunjukkan bentuk implementasi Fly-Hi sehingga mampu
mendorong unit lain untuk melakukannya.
Salah satu media tersebut adalah sharing forum, yaitu
sharing untuk berbagi pengalaman dan memberikan
inspirasi efektivitas penerapan budaya.
Sharing forum sebagai media internal dan eksternal
best practices sharing yang dirasakan penting untuk
mendapatkan insight mengenai bagaimana unit
menerapkan Fly-Hi (proses), bagaimana hasilnya (result),
peran Pimpinan dan Tim Implementasi Fly-Hi (TIF) dalam
mendorong implementasi secara konsisten dan selalu walk
the talk yang akan mendorong pegawai di jajarannya untuk
menerapkannya dalam keseharian kerja.
Fly-Hi Acceleration Sharing Forum bertujuan untuk:
Sarana sharing antar TIF di seluruh unit kerja;
Sarana komunikasi mengenai implementasi Fly-Hi di
masing-masing unit kerja HO dan BO;
Sarana monitoring progress implementasi Fly-Hi;
Sharing implementasi dari perusahaan yang budaya
perusahaannya dianggap kuat.

Induction Program
Pada tahun 2013, Perseroan juga melakukan induction
program melalui Workshop Transformasi Budaya yang
dilaksanakan secara periodik bagi para karyawan baru.
Tujuan dari program ini adalah proses pembelajaran kepada
para karyawan baru mengenai nilai-nilai perusahaan,
sehingga mereka dapat dengan capat beradaptasi dan
berperilaku sesuai nilai-nilai perusahaan, apapun latar
belakang mereka.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Workshop yang diikuti oleh karyawan Head Office dan


Branch Office, juga awak kabin serta pilot, ini dilaksanakan
selama 1 hari dengan metode experiential learning. Peserta
menpelajari konsep Fly-Hi dan 10 perilaku utama melaui
sekumpulan simulasi, agar peserta dapat melakukan dan
mengalaminya sendiri.
Selain itu juga dilakukan group discussion terkait dengan
perilaku-perilaku yang harus muncul dalam keseharian kerja
sesuai dengan nilai-nilai Fly-Hi dan in class method.
Materi yang diberikan adalah pesan dari CEO tentang
Implementasi Fly-Hi, GA Group CEO Message, pemaparan
terkait pentingnya budaya dalam organisasi, diskusi perilaku
stop-start-continue, serta presentasi hasil diskusi kelompok.
Workshop diakhiri dengan wrap up serta penandatangan
komitmen dari seluruh peserta.

Customized Training Program


Dalam kaitan dengan upaya memberikan awareness dan
reminder di segala lini, telah diselenggarakan sejumlah
workshop yang disesuaikan dengan kebutuhan unit, seperti:
Workshop Direktorat, Workshop GA dan GA Group

Strategi Remunerasi
Strategi Remunerasi Garuda Indonesia disusun dengan
mempertimbangkan 3 hal yaitu: Market, Meritocracy dan
Company Capability. Untuk tetap kompetitif di pasar tenaga
kerja, Garuda Indonesia menerapkan kebijakan dimana
nilai suatu kelompok jabatan didasarkan pada beberapa
ukuran, antara lain jenis pekerjaan, bobot jabatan dan
harga jabatan tersebut di pasar. Garuda Indonesia juga
mempertimbangkan kinerja dan produktifitas pegawai
dalam menetapkan penghargaaan kepada pegawai.
Selain itu, untuk menjaga sustainability perusahaan maka
pemberian penghargaan tetap mempertimbangkan
kemampuan perusahaan baik di tahun berjalan ataupun di
masa depan.

137

Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mempertajam


strategi remunerasi bagi karyawan dengan menerapkan
pemberian penghargaan melalui komponen remunerasi
kepada Penerbang, Awak Kabin dan Pegawai HOBO yang
disesuaikan (customized) dengan karakter pekerjaan.

Marketing & Sales Academy, serta Cargo Academy.


Diperuntukan sebagai lembaga yang mampu memberikan
solusi pembelajaran serta menghasilkan karyawan yang
memiliki kinerja tinggi, seluruh academy dalam Corporate
University ini diharapkan dapat turut berkontribusi pada
pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia.

Pengembangan Kompetensi/Pendidikan
Selain yang telah diuraikan di atas, pengembangan
kompetensi bagi pegawai secara keseluruhan juga dilakukan
melalui sistem Employee Development Program (EDP).
EDP dilakukan bersamaan dengan proses Performance
Management System. Di awal tahun, People Manager
melakukan coaching dengan pegawai untuk menyepakati
pengembangan yang akan diberikan kepada pegawai baik
melalui training, seminar atau penugasan pekerjaan.

Pengembangan Karir
Garuda Indonesia memberi kesempatan mengembangkan
karir yang jelas dan terencana tanpa membedakan
gender, suku, agama dengan melalui talent review pada
setiap jenjang yang dipertimbangkan adalah kemampuan,
pengetahuan, prilaku, kinerja serta potensi dari setiap
pegawai.

Jumlah Karyawan
Corporate University
Dalam upaya semakin meningkatkan pengembangan SDM
Perusahaan, pada 2013 Perusahaan menyelenggarakan soft
launching beberapa academy diantaranya: Pilot Academy,
Flight Attendant Academy, Finance Academy, Maintenance
& Engineering Academy, Ground Service Academy,

Jumlah karyawan pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.861


karyawan meningkat sebesar 12,2% dibandingkan dengan
jumlah karyawan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 7.008
karyawan. Hal ini untuk mendukung operasional dengan
pemenuhan terutama karyawan di sektor yang dipengaruhi
secara langsung penambahan jumlah armada dan
penambahan kapasitas (operasional).

Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia


7%

Kelompok Usia (tahun)

2013

2012

13%
37%

> 50

1,043

938

41 50

2,566

2,476

31 40

806

946

21 30

2,934

2,198

512

450

7,861

7,008

< 21
Total

7%

2013

2012
33%

14%

10%

> 50

13%

31%

41 50

31 40

35%

21 30

< 21

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

138
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Sumber Daya Manusia

Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin

2013

2012

51%

Pria

4,022

Wanita

3,839

3,271

Total

7,861

7,008

2013

49%

53%

2012

47%

3,737

Pria

Wanita

Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan


4%

Pendidikan

2013

S3

5%

2012
4

S2

308

312

S1

2,654

2,356

Diploma

1,656

802

SLTA

3,239

3,534

Total

7,861

7,008

41%

2013

34%

50%

2012
11%

21%

S2

34%

S1

Diploma

SLTA

S3 : 0%

Jumlah Karyawan berdasarkan Profesi


Tetap
No
A.1

Profesi

2012

2013

Kontrak
2012

2013

Siswa

2012

2013

2012

Pilot & Copilot


Aktif

2013

Capeg

774

688

278

154

251

Diperbantukan

239
-

Cuti Di Luar Tanggunan


Perusahaan

Cuti Gravida

1,318

1,275

1,587

908

375

431

40

29

12

Cabin Attendant
Aktif
Cuti Gravida
Cuti Di Luar Tanggungan
Perusahaan

Sales & Promotion

694

669

50

100

Airport Handling

489

434

28

109

Maintenance & Engineering

105

110

17

22

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

139

Jumlah Karyawan berdasarkan Profesi


Tetap
No
6

Profesi
All Other Personel
Cuti Di Luar Tanggungan
Perusahaan
Pegawai diperbantukan
Jumlah Pegawai PT Garuda
Indonesia (A)

B.1
2

2013

Capeg
2012

2013

Kontrak
2012

2013

Siswa

2012

2013

2012

1,327

1,283

106

169

44

11

22

25

4,783

4,524

2,066

1,426

670

681

38

38

27

29

SBU GARUDA CARGO

264

259

10

13

Jumlah SBU (B)

302

297

37

42

5,085

4,821

2,103

1,504

670

681

7,861

7,008

SBU GSM

Total Karyawan (A+B)


Total Jumlah Karyawan


Biaya Program Pengembangan SDM
Perseroan berkomitmen untuk selalu meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan
Garuda Indonesia. Komitment tersebut diwujudkan melalui
program-program training dan learning. Pada tahun 2013,
Perseroan mengeluarkan training investment bagi karyawan
sebesar Rp20,65 juta per orang yang terbagi dalam 4
kategori program training, yaitu: Flight Operation Training,
Flight Attendant Training, Airline Business Training dan
Flight Operation Officer Training.

Pengelolaan Hubungan Industrial


Garuda Indonesia memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang disusun bersama dengan serikat pekerja dan ditinjau
secara periodik setiap dua tahun. Setelah ditandatanganinya
PKB pada tahun 2012, maka pada tahun 2013 adalah
melaksanakan hal-hal yang tercantum dalam PKB tersebut
serta terus meningkatkan hubungan komunikasi di antara
Serikat Pekerja dan Manajemen melalui Lembaga Kerjasama
Bipartit (LKS Bipartit).
LKS Bipartit dilandasi dengan pemahaman akan peran,
tugas serta tanggung jawab masing-masing, yang
merupakan harapan setiap perusahaan dan karyawan. LKS
Bipartit terdiri dari unsur manajemen dan unsur perwakilan
serikat pekerja yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda
Indonesia (Sekarga), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia
(IKAGI), dan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG).
LKS Bipartit merupakan komite karyawan dan manajemen
yang dibentuk secara sukarela bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang menjadi
kepentingan bersama yang umumnya tidak didiskusikan

dalam perundingan. LKS Bipartit memberi ruang bagi


manajemen dan karyawan untuk membangun komitmen
dalam ruang dialog yang egaliter dan dinamis menuju
hubungan industrial yang harmonis.
LKS Bipartit juga berupaya untuk menumbuhkan
komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan,
dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan
kinerja dan produktifitas, sehingga bisa mencapai
target dan tujuan bersama. Sepanjang tahun 2013, LKS
Bipartit juga banyak membahas mengenai kesejahteraan
pegawai, hingga masukan-masukan karyawan terkait
operasional perusahaan. Semuanya menjadi masukan untuk
meningkatnya kinerja dan produktifitas Perseroan secara
utuh.

Employee Engagement
Perusahaan mengamati engagement pegawai setiap
tahun melalui survey yang selalu dimutahirkan metode
dan proses pengukurannya. Hasil survey menjadi materi
People Manager untuk meningkatkan engagement
pegawai di unitnya. Untuk itu perusahaan telah melakukan
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan People
Manager dalam melakukan coaching sumber daya manusia.
Dengan demikian para People Manager berkewajiban
untuk menciptakan suasana engage sehingga timbul
kreatifitas, innovasi dan peningkatan produktivitas pegawai.
Hasil survey juga menjadi masukan unit Human Capital
Management dalam memutahirkan kebijakan perusahaan
dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu,
pengukuran engagement pegawai menjadi salah satu unsur
penilaian perusahaan berkinerja unggul.yang akhirnya
terkait dengan perusahaan sebagai Employer of Choice.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

140
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Teknologi
Informasi

Berbagai program pengembangan teknologi informasi yang


dilakukan oleh Garuda Indonesia sepanjang tahun 2013
pada dasarnya diarahkan untuk mendukung strategi bisnis
yang dijalankan Perseroan. Kian ketatnya persaingan seiring
dengan masuknya maskapai asing dan bertumbuhnya
perusahaan penerbangan low cost carrier, serta dalam
rangka menyongsong Quantum Leap tahun 2014, membuat
upaya pengembangan teknologi informasi perusahaan
harus bermuara kepada operational excellence.

Kebijakan Masterplan IT

Inisiatif TI tahun
2013 difokuskan
untuk mendukung
migrasi platform
PSS ke sistem
Amadeus Altea
serta bergabungnya
Garuda Indonesia ke
dalam SkyTeam.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Garuda Indonesia telah menyusun dan menerapkan IT


Masterplan 2012 2016 untuk mendukung pencapaian
target bisnis Perseroan melalui inisiatif-inisiatif yang
terfokus, serta pemilihan teknologi yang realistis dan
pragmatis.
Inisiatif IT Garuda Indonesia dilaksanakan berdasarkan
skala prioritas yang difokuskan pada key objective berikut:
1. Mengganti core airline system (PSS);
2. Menyediakan teknologi yang dibutuhkan untuk
bergabung dengan SkyTeam.
3. Membangun platform teknologi yang handal untuk
semua area bisnis.
4. Memfasilitasi untuk memberikan diferensiasi terfokus
pada area bisnis tertentu.
5. Membangun kapabilitas TI sehingga dapat
meningkatkan kemampuan Garuda Indonesia secara
signifikan dalam mengimplementasi berbagai inisiatif
Teknologi Informasi.

141

Masterplan IT Garuda Indonesia dibangun di atas delapan


prinsip teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk
mendukung pencapaian target Perseroan, serta melakukan
diferensiasi bila diperlukan. Ke delapan prinsip tersebut
adalah:
1. Memilih sistem standar industri penerbangan, dan
menerapkannya untuk fungsi-fungsi yang menawarkan
kemampuan bagi Garuda untuk kompetitif.
2. Memilih sistem IT yang dinamis dan mempunyai
kemampuan yang terbaik dikelasnya, untuk digunakan
pada fungsi-fungsi yang membutuhkan kemampuan
diferensiasi kompetitif. Untuk fungsi lainnya difokuskan
untuk menggunakan sistem terintegrasi menggunakan
platform yang telah terbukti handal dan tidak perlu
kustomisasi.
3. Mengembangkan arsitektur IT yang luwes dan dapat
digunakan kembali, serta memberikan kemudahan
bagi calon penumpang untuk mengakses layanan dan
informasi melalui berbagai channel.

4. Mengembangkan arsitektur IT yang dapat menjamin


kerahasiaan data pelanggan dan perusahaan, dengan
menerapkan kebijakan, proses dan perangkat keamanan
yang sesuai.
5. Menerapkan standard best practice di sistem aplikasi.
6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas yang memberikan manfaat
untuk pelanggan dan perusahaan.
7. Memanfaatkan infrastruktur dengan menyediakan
bandwith yang memadai, keamanan, dan kontinuitas
bisnis.
8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan IT
yang sesuai standar industry dengan dukungan mitra
IT terpercaya untuk menjamin ketepatan waktu dan
efektivitas.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

142
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Pelaksanaan Program di Tahun 2013


Di tahun 2013 telah banyak rencana roadmap inisiatif IT
Masterplan Perseroan yang dilaksanakan dan membawa
dampak penting dalam mendukung pertumbuhan Perseroan
menyongsong Quantum Leap Garuda Indonesia.
Inisiatif IT pada tahun 2013 difokuskan untuk menyiapkan
seluruh IT requirement dalam rangka mendukung
diterapkannya sistem baru untuk layanan penumpang,
yakni Passenger Services Systems (PSS) Amadeus Altea,
dan mendukung bergabungnya Garuda Indonesia ke dalam
SkyTeam.
Berikut ini adalah berbagai inisiatif IT Masterplan yang
dilaksanakan di tahun 2013:
Melakukan peningkatan capacity, reliability, dan security
terkait network untuk mendukung kesiapan operasional
sistem Amadeus Altea.
Menyelesaikan Implementasi Enterprise Service
Bus (ESB) yang meliputi ESB, ODS (Operation Data
Stores ) dan MQ Server. ESB akan berfungsi untuk
mengintegrasikan sistem PSS baru dengan IOCS, IBE,
dan seluruh impacted system.
Migrasi Sistem PSS ARGA menjadi Amadeus Altea.
Dan di tahun yang sama diselesaikan implementasi
Reservation, Inventory, & Ticketing (RIT) dan Departure
Control System (DCS), sehingga seluruh operasional di
branch office , airport domestik dan internasional sudah
menggunakan sistem Amadeus Altea.
Menyelesaikan Integrated Contact Center untuk
mendukung layanan pelanggan sesuai dengan standard
skyteam
Menyelesaikan integrasi Garuda Frequent Flyer
(GFF) dengan FFP seluruh anggota skyteam dengan
menggunakan aplikasi integrator sesuai dengan
platform Skyteam.
Arsitektur IT Perusahaan (EA) telah selesai
penyusunannya, mencakup arsitektur infrastruktur,
arsitektur aplikasi dan arsitektur informasi perusahaan.
EA ini digunakan sebagai panduan menyusun kebijakan
IT yang strategis dan sejalan dengan aspek bisnis.
Lingkup awal implementasi EA meliputi Direktorat
Operasi (DO), Direktorat Marketing & Sales (DN), dan
beberapa unit di bawah Direktorat Service (DC).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Menyelesaikan set-up Disaster Recovery Center (DRC)


untuk sistem IOCS, yang ditujukan untuk memastikan
business continuity. Akan menyusul set-up DRC untuk
core application lainnya yang memiliki critical business
impact bagi Garuda Indonesia.
Untuk inisiatif terkait pengembangan kapabilitas IT serta
model operasional IT telah dilakukan dalam beberapa
inisiatif TI antara lain penyusunan IT Service Catalog,
managed service web developer untuk menangani
permintaan user akan pembuatan website, set-up PMO
IT , dan set-up Tools untuk IT Service Desk .
Kebijakan, standard , dan prosedur terkait IT
Security (ISMS) sesuai ISO 27001 sudah disetujui
Board of Director (BoD) dan secara bertahap sudah
diimplementasikan. Ini merupakan salah satu
persyaratan dari SkyTeam, untuk memastikan keamanan
data dari member aliansi.
Proyek penyusunan tata kelola TI sudah dimulai
dan ditargetkan selesai di tahun 2014. Inisiatif
ini dilaksanakan untuk memenuhi target Permen
BUMN PER-02/MBU/2013 tentang IT Governance
yangmensyaratkan bahwa Tata kelola TI BUMN minimal
berada pada maturity level 3 di tahun 2018.
Project IT Maintenance Repair and Overhaul (MRO)
sudah memasuki tahap realisasi. yaitu data cleansing di
sistem lama yang akan dimigrasikan ke sistem baru.
Implementasi Sistem Fare Management System (FMS)
selesai dilakukan.

Rencana 2014
Objective Rolling Initiatives IT Master Plan di tahun 2014
adalah build engine for growth. Tema ITMP tersebut
dipilih dalam rangka mendukung rencana bisnis untuk
meningkatkan kelangsungan kenaikan pendapatan
perusahaan melalui peningkatan kualitas produk dan
layanan kepada pelanggan pada tahap pertumbuhan.
Berdasarkan rencana bisnis Garuda tersebut maka disusun
inisiatif IT untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

143

Berikut ini adalah inisiatif IT Masterplan yang akan


dijalankan di tahun 2014:
Peningkatan fitur di website Garuda Frequent Flyer (GFF)
yaitu Interactive Redemption Upgrade (IRU) dan Profile
Access Synchronization. Sistem GFF saat ini belum
memilki fitur tersebut untuk diintegrasikan dengan PSS
Amadeus Altea.
Peningkatan utilisasi Self Service Check In (SSCI) dengan
penambahan KIOSK yang akan ditempatkan di Airport
Cengkareng.
Konsolidasi enterprise reporting berdasarkan Roadmap
Enterprise Data Warehouse. Cakupan awal enterprise
reporting adalah Commercial (BLF, SLF, Route
Profitability), Treasury (Profit, Revenue, Free Cash Flow),
dan PSS Operational Reporting.
Melanjutkan implementasi EITA dengan cakupan
di Direktorat Service (DC) dan Direktorat Strategy,
Pengembangan Bisnis & Risk Management (DQ).
Implementasi Customer Relationship Management
(CRM).
Melakukan kalibrasi untuk sistem commercial planning.
Mengintegrasikan bisnis proses Operations dengan
Network Planning, melalui integrasi sistem IOCS dengan
sistem Netlineplan.
Mengintegrasikan bisnis proses operations dengan
Maintenance Repair Overhaul, melalui integrasi sistem
IOCS dengan Sistem MRO.
Inisiatif untuk mendukung single version of truth melalui
pelaksanaan project Enterprise Data Warehouse, telah
menghasilkan roadmap yang akan diimplementasikan
selama 5 tahun ke depan.
Inisiatif inisiatif terebut disusun ke dalam dokumen
Information Technology Portfolio (ITPP) tahun 2014. Unit
IT berkewajiban untuk melaksanakan inisiatif tersebut
dengan manajemen IT berdasarkan standard kerangka
kerja IT yaitu COBIT dan ITIL. Oleh karena itu unit IT tetap
melakukan improvement terhadap kerangka kerja IT
tersebut pada tahun 2014 agar sesuai dengan peraturan
pemerintah Indonesia dalam melaksanakan tata kelola IT (IT
Governance).

Selain inisiatif IT tersebbut diatas untuk mendukung bisnis,


IT juga mendukung komunikasi dan koordinasi kerja agar
produktifitas karyawan meningkat. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Garuda tlah bekerjasama dengan Microsoft
dengan menggunakan Office 365 untuk memberikan
layanan yang prima terhadap karyawan.
Untuk mencapai layanan yang prima terhadapa bisnis
dibutuhkan layanan operasional It yang prima, oleh karena
itu Divisi IT juga memperkuat layanan operasional IT dengan
alignment inisiatif dengan Asyst, anak perusahaan yang
bergerak dalam bidang IT.
Bersama Asyst, Garuda IT juga akan melaksanakan layanan
standard IT yaitu ITIL secara bertahap. Pada tahap awal akan
dilaksanakan improvement terhadap Service Desk yang
mencakup layanan helpdesk dengan aplikasi terbaik untuk
layanan ITIL. Tahap selanjutnya adalah peningkatan layanan
IT terhadap bisnis dengan memanfaatkan IT service Catalog
yang telah disusun pada tahun 2013 untuk membangun
layanan IT problem management dan Incident management
sehingga layanan operasional IT dapat mencapai kinerja
terbaik.
Pada akhirnya, semua inisiatif IT tersebut memerlukan
dukungan infrastruktur IT yang prima sebagai fondasi IT
untuk mendukung operasional IT. Dengan memanfaatkan
teknologi terbaru masa kini maka beberapa inisiatif untuk
melakukan improvement adalah:
Bersama dengan Asyst membangun DC berbasis
VMWare dan juga DRC untuk aplikasi aplikasi yang kritis
terhadap bisnis.
Membangun New IT Backbone dan peningkatan
reliability network di airport untuk meningkatkan
layanan jaringan guna mendukung aplikasi serta
operasional bisnis.
Mengimplementasikan IT Security Policy berdasarkan
Manual Keamanan Informasi (MKI) Garuda agar selaras
dengan IT Policy skyteam untuk menjamin keamanan IT
guna bergabung dengan aliansi penerbangan skyteam

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

144
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Procurement

Dengan tercapainya
tahap Procurement
Excellence, fungsi
Pengadaan kini
merupakan salah
satu elemen strategis
dalam meningkatkan
kinerja Garuda
Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Saat ini, pengadaan telah berkembang menjadi salah


satu fundamental dalam kesuksesan pencapaian bisnis
perusahaan. Hal ini dikarenakan Garuda Indonesia
menyadari pentingnya penerapan strategi pengadaan
dalam mendukung kinerja perusahaan. Melalui strategi
penerapan yang direncanakan dengan matang dan
disesuaikan dengan strategi bisnis perusahaan, Perusahaan
dapat meningkatkan competitive advantagesnya baik dari
sisi efisiensi,efektivitas maupun nilai tambah yang diperoleh
dari strategi pengadaan barang dan jasa. Itu sebabnya,
Garuda Indonesia menjalankan strategi pengadaan secara
konsisten dalam satu rangkaian proses yang terencana
sesuai dengan Garuda Indonesia Procurement Roadmap.
Garuda Indonesia Procurement Roadmap merupakan
rangkaian proses yang terdiri dari empat tahapan. Tahap
pertama adalah tahap Basic Buying, dimana di awal
perjalanannya, pengadaan dilakukan secara desentralisasi,
parsial dan belum adanya proses konsolidasi yang
berpengaruh pada standarisasi kualitas dan harga atas
barang / jasa. Tahap berikutnya adalah tahap Strategic
Buying, dimana pembelian dilakukan secara terkonsolidasi
dengan kontrak jangka panjang, dan melakukan klasifikasi
supplier berdasarkan kompetensinya. Pada tahap
selanjutnya, atau tahap Partnership, fokus Perseroan
beralih dari upaya efisiensi dan jangka pendek ke arah
efisiensi biaya dari sisi vendor yang dilakukan dengan
strategi kerja sama jangka panjang. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan produktivitas vendor yang akan berdampak
pula pada kinerja Perseroan. Pada tahap ini, Perseroan
mengembangkan sistem value chain untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses pengadaan.
Tahap ke empat, dimana Perseroan berada saat ini, adalah
tahap Procurement Excellence. Pada tahap ini, Perseroan
melakukan implementasi atas Supply Chain Management
secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai aspek
seperti source quality & risk, suppliers cost driver, serta
customer focus. Pada tahap ini, proses pengadaan di
Perseroan mengarah pada prinsip buyer focuses on own
core competencies, dimana Perseroan membangun
banyak kemitraan, sehingga proses transaksional dalam
pengadaan barang / jasa dapat dikurangi dan Perseroan
dapat memfokuskan upayanya pada core business serta
pengembangan strategi ke depan.

145

DRIVES STRATEGY THROUGH PROCUREMENT

Balance Sheet

Bottom Line

Working Capital

Garuda Indonesia
Quantum Leap

Supply Chain
Procurement System Development
Governing Strategic Procurement Culture

Kemitraan yang dibangun oleh Perseroan diarahkan pada


Continous Joint Performance Improvement, dimana
setiap pihak yang terlibat melakukan penyempurnaan
proses dan peningkatan kinerja sehingga dapat mendorong
pertumbuhan serta memberikan nilai tambah bagi kedua
belah pihak.
Perseroan telah melakukan langkah-langkah
pengembangan strategi pengadaan pada tahun 2013 untuk
menjawab tantangan bisnis yang pertumbuhannya semakin
pesat, khususnya dalam industri penerbangan.

Dalam upaya menerapkan Supply Chain Management


Perusahaan yang efektif, efisien, serta dapat
memberikan pelayanan prima bagi Customer, di tahun
2013, Perseroan melakukan beberapa perubahan
business process dan strategi pengadaan, antara
lain Joint Procurement yang mendukung efektifitas
serta menjaga standarisasi kualitas dalam rangka
bergabungnya Perusahaan pada Aliansi Global
SkyTeam.

Procurement Challenges

Perseroan juga melakukan pemberdayaan pada


Bagian Pengadaan di Branch Office guna mendukung
percepatan dan efektifitas penyediaan barang/jasa
yang berpengaruh pada peningkatan pelayanan dan
efektifitas operasonal. Hal ini juga sejalan dengan
strategi Perseroan yang memfokuskan planning &
strategi pengadaan di area pusat dan eksekusi di area
Branch Office.

Di samping itu, Perseroan menerapkan Sourcing


Strategy dengan melakukan intensifikasi skema
horizontal supply chain (partnership), dimana Perseroan
membangun kolaborasi dan sinergi yang intensif, baik
dengan anak perusahaan maupun dengan pihak ketiga
lain, sehingga resiko bisnis dan proses transaksional
dapat diminimalisasi serta perusahaan dapat fokus pada
core business dan pengembangan strategi lebih lanjut.

Sampai dengan saat ini Perseroan telah


mengembangkan kemitraan dengan beberapa pihak
antara lain General Electric (GE) dalam kaitannya
dengan pengembangan kapabilitas GMF untuk
maintenance engine, Accor Hotel Group dalam ruang
lingkup penyediaan jasa akomodasi untuk awak
pesawat Garuda dan kemitraan lain yang memfokuskan
pada peningkatan nilai tambah baik itu bagi Perseroan
maupun pihak ketiga.

1. Supply Chain
Integrasi yang efektif dalam suatu supply (Supply Chain
Management) akan menjadi faktor kunci bagi Perseroan
dalam mencapai perbaikan-perbaikan yang diperlukan
agar perusahaan tetap kompetitif.

Procurement Result

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

146
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Ruang lingkup Sourcing Strategy juga meliputi evaluasi


atas kinerja supplier, baik yang sedang dalam masa
pelaksanaan pekerjaan maupun yang telah selesai masa
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini merupakan instrumen
penting bagi Perseroan dalam upaya menjaga standar
kualitas dan performance Perseroan melalui dukungan
pihak ketiga.

2. Procurement & Logistic System Development


Sebagai bagian dari strategi pengadaan dimana saat ini
kecepatan, akurasi dan transparansi proses pengadaan
menjadi tuntutan utama, peran Teknologi Informasi
(TI) dalam pengadaan sangat diperlukan. Perseroan
telah melakukan implementasi sistem pengadaan dan
logistik yang handal dan terintegrasi yaitu dengan core

sistem Material Management dan Supplier Relationship


Management untuk menunjang proses pengadaan dan
pengelolaan logistik yang ada di Perseroan. Ruang
lingkup sistem pengadaan tersebut mencakup end
to end process pengadaan dimulai dari permintaan
pengadaan, interaksi dengan supplier sampai dengan
penerimaan barang / jasa serta pengelolaan inventory.

Pada tahun 2013, Perseroan secara intensif melakukan


pengembangan sistem berbasis Material Management
& Supplier Relationship Management antara lain
sistem konsinyasi, sistem barcode dan pengembangan
E-Catalogue untuk meningkatkan efektifitas pengadaan
dan pengelolaan logistik untuk menunjang produktivitas
dan kinerja Perseroan.

Garuda End to End Procurement & Logistic System

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

147

Di samping itu, Perseroan juga mengoptimalkan


penggunaan Electronic Procurement berbasis web
sebagai media penyampaian informasi serta ketentuan
Pengadaan di Perseroan dan juga menampilkan
kemudahan kepada supplier untuk mendaftar sebagai
rekanan Garuda.

Sepanjang tahun 2013, Forum Pengadaan secara


rutin juga dilakukan sebagai salah satu implementasi
Knowledge Management dalam berbagi pengetahuan
dan pengalaman dalam melaksanakan proses
pengadaan yang sesuai dengan prosedur dan kebijakan
yang berlaku di Perseroan.

3. Governing Strategic Procurement Culture


Penerapan budaya perusahaan merupakan hal yang
tidak terpisahkan dalam implementasi pengadaan.
Integritas sebagai salah satu budaya perusahaan
merupakan nilai utama yang harus dipegang teguh
bagi setiap personil pengadaan dalam setiap aktifitas
pengadaan. Untuk itu, sebagai wujud komitmen
untuk menjunjung tinggi profesionalisme kerja dalam
rangka menunjang pencapaian kinerja perusahaan
serta berkaitan dengan implementasi Kode Etik
serta Budaya Perusahaan, secara rutin dilaksanakan
penandatanganan Pakta Integritas (Conflict of Interest)
setiap tahun oleh personil pengadaan.

Langkah-langkah pengembangan pada strategi


pengadaan yang dilakukan secara fokus dan konsisten
diarahkan untuk memberikan dampak yang positif
kepada kinerja Perseroan, termasuk pada aspek finansial
yang nantinya berkembang pula dalam penentuan
strategi Perseroan.

Di samping itu, setiap pegawai yang memiliki fungsi


pengadaan harus mempunyai kemampuan dan
kompetensi yang standar guna menjalankan strategi
pengadaan sesuai dengan arah perkembangan
bisnis Perseroan. Untuk itu, Perseroan di tahun 2013
menerbitkan Procurement License yang diberikan
kepada personil pengadaan melalui serangkaian
training dan evaluasi. Procurement License ini memiliki
masa berlaku 2 tahun dan dapat dibatalkan / dicabut
apabila personil pengadaan terbukti terlibat dengan
permasalahan integritas

Rencana tahun 2014


Strategi pengadaan di tahun 2014 adalah melanjutkan ke
tahapan pengembangan selanjutnya sebagai upaya menjadi
World Class Procurement yaitu dengan mengembangkan
risk based procurement sebagai strategi pengadaan,
pengembangan sistem pengadaan yang berorientasi
bisnis, serta membangun iklim yang external fokus untuk
optimalisasi sistem pengadaan. Dengan langkah-langkah
tersebut diharapkan Perseroan dapat terus meningkatkan
competitive advantage yang berperan dalam penentuan
strategi Perseroan ke depan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

148
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Garuda Indonesia
memperoleh penghargaan
The Best Airline Hajj
Operation dari General
Authority of Civil Aviation
Saudi Arabia atas kinerja
operasional yang baik
selama operasional haji
tahun 2013.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

149

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

150
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola
Perusahaan

Pada tahun 2013


Garuda Indonesia
menetapkan hasil
penilaian praktik
penerapan GCG
sebagai salah satu
Key Performance
Indicator (KPI)
Perusahaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Kerangka Penerapan GCG


Garuda Indonesia senantiasa berkomitmen penuh untuk
selalu melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance
(GCG) dalam kegiatan usahanya serta selalu berupaya untuk
terus meningkatkan dengan melakukan berbagai usaha
perbaikan dalam penerapan Good Corporate Governance,
guna mewujudkan perusahaan yang dapat dipercaya dari
para pemangku kepentingan, berkinerja unggul dan dapat
tumbuh secara berkesinambungan.
Penerapan Good Corporate Governance Garuda Indonesia
mengacu dan berpedoman kepada Peraturan Menteri
BUMN No. PER-01/MBU/2011 perihal Penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Pada Badan Usaha Milik Negara, Pedoman Umum Good
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006.
Sebagai wujud implementasi Good Corporate Governance,
Garuda Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan
Pedoman Kebijakan Perusahaan, yang merupakan
pedoman kebijakan pelaksanaan tata kelola perusahaan;
Board Manual, yang merupakan pedoman bagi Direksi
dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya; Etika Kerja & Etika Bisnis, yang
merupakan pedoman perilaku kerja pegawai Garuda
Indonesia dan pedoman bagi pegawai Garuda Indonesia

151

dalam melaksanakan kegiatan usaha perusahaan dengan


pihak pemangku kepentingan. Garuda Indonesia juga telah
menetapkan dan memperbaharui secara terus menerus
prosedur-prosedur operasional dan manual-manual
teknis pada seluruh lini organisasi sehingga setiap fungsi
organisasi dalam melaksanakan tugasnya berpedoman dan
tunduk kepada aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
tersebut.

Tahapan Good Corporate Governance


Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, Garuda
Indonesia menetapkan 3 (tiga) tahapan dalam penerapan
Good Corporate Governance.
Pada tahap Good Garuda Governance antara tahun 2005
hingga 2008, Garuda Indonesia memfokuskan diri pada
upaya pemenuhan terhadap peraturan dan perundangundangan. Pada tahap Good Governed Garuda, antara
tahun 2009 hingga 2010, Garuda Indonesia melakukan
proses internalisasi tata nilai budaya kerja baru yang
disingkat Fly-Hi (eFficient & effective, Loyalty, customer
centricitY, Honesty & openness and Integrity). Selanjutnya
pada tahap Good Garuda Citizen, antara tahun 2011-2013,
Garuda Indonesia berusaha mewujudkan praktik bisnis
yang bersih, beretika dan bermartabat di semua lapisan
manajemen dan pegawai Perseroan.

Pada tahun 2011, sejalan dengan rencana QuantumLeap,


Garuda Indonesia meluncurkan buku pedoman Etika Bisnis
dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang mengatur mengenai
apa yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh setiap
pegawai Garuda Indonesia dalam relasinya dengan semua
Pemangku Kepentingan baik dengan pelanggan, pegawai,
vendor, agen, pemegang saham dan para pemangku
kepentingan lainnya. Peluncuran buku yang telah dilengkapi
dengan panduan Whistleblowing System ini dharapkan
dapat membentuk mindset dan perilaku bersih disetiap
Insan Garuda Indonesia dalam jangka panjang.
Tahap Good Garuda Citizen memiliki sasaran untuk
membangun budaya GCG melalui pendekatan pada 3 (tiga)
aspek penting yaitu Leadership, Systems & Members.
Terkait aspek Leadership telah dilakukan workshop
berkaitan dengan fungsi dan peran para leader sebagai
role model dalam membangun budaya GCG. Komitmen
Dewan Komisaris dan Direksi terhadap penerapan GCG di
Garuda Indonesia juga ditunjukkan dengan pelaksanakan
assessment GCG secara konsisten dan melakukan
tindaklanjut atas rekomendasi hasil assessment.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

152
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Terkait aspek System, Garuda Indonesia memastikan bahwa


setiap individu memahami peran, tugas, ukuran kinerja serta
target yang harus dicapai.Untuk itu Perseroan merancang
suatu model sistem manajemen kinerja yang terstruktur
dan sistematis.Sistem ini memuat kontrak manajemen
antara Direksi dan Dewan Komisaris yang memuat Indikator
Kinerja Utama (Key Performace Indicators) dan targettarget perusahaan yang harus dicapai, kemudian dijabarkan
menjadi KPI dan target unit kerja hingga target individu
setiap pegawai.
Terkait aspek Members, Garuda Indonesia merancang
program pelatihan dengan mengintegrasikan konsep dan
prinsip-prinsip GCG dalam silabus program pelatihan.
Perusahaan melakukan program komunikasi internal melalui
berbagai saluran media perusahaan atau intranet dengan
memuat artikel-artikel berkenaan dengan GCG baik konsep
maupun implementasinya di Perusahaan.
Tahapan penerapan Good Corporate Governance
selanjutnya yaitu tahap Garuda Group Governance, antara
tahun 2014 hingga 2015, yang mana Garuda Indonesia
akan menerapkan dan membentuk perangkat Good
Corporate Governance pada anak perusahaannya. Sehingga
diharapkan Garuda Indonesia beserta anak perusahaannya
secara group berkomitmen dan senantiasa menerapkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

Struktur Tata Kelola Perusahaan


Struktur tata kelola perusahaan Garuda Indonesia secara
garis besar tunduk dan sesuai pada ketentuan perundangundangan yang berlaku, yang terdiri dari Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.
Masing-masing organ perusahaan tersebut mempunyai
hak dan kewajiban serta peran dalam penerapan Good
Corporate Governance sebagaimana yang ditetapkan
dalam Anggaran Dasar Garuda Indonesia dan/atau diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. RUPS
merupakan organ perusahaan tertinggi yang merupakan
wadah bagi para pemegang saham perusahaan dalam
mengambil keputusan penting dan material berkaitan
dengan perusahaan dan melaksanakan haknya, dengan
tetap memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan
perundang-undangan yang berlaku. RUPS tidak dapat

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan


kewenangan dari Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan
Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas
dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi atas
kebijakan pengurusan perusahaan, termasuk memastikan
bahwa perusahaan telah melaksanakan Good Corporate
Governance.
Penerapan Asas Good Corporate Governance
Dalam menjalankan praktik bisnisnya, Perusahaan
mengutamakan kelangsungan hidup Perusahaan dan
kepentingan stakeholders. Perusahaan juga mengutamakan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Sebagai BUMN dan perusahaan terbuka, Perusahaan
menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk tumbuh,
berkembang dan berkelanjutan. Penerapan GCG pada
Perusahaan bertujuan untuk:
a. Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar Perusahaan
memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu
mempertahankan keberadaannya dan hidup
berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perusahaan;
b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional,
efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan
meningkatkan kemandirian organ Perusahaan;
c. Mendorong agar organ Perusahaan dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai
moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap pemangku
kepentingan (stakeholders) maupun kelestarian
lingkungan di sekitar BUMN;
d. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam
perekonomian nasional; dan
e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan
investasi nasional.

153

Perusahaan harus senantiasa memastikan terlaksananya


prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan bisnis
Perusahaan, yaitu:
a. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,
Perusahaan menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami
oleh pemangku kepentingan. Perusahaan mengambil
inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah
yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya. Namun demikian
prinsip keterbukaan yang dianut oleh Perusahaan tidak
mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan
kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak
pribadi.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan berupaya untuk mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar melalui
pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan Perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja
yang berkesinambungan. Akuntabilitas merupakan
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja
yang berkesinambungan. Perusahaan memiliki ukuran
kinerja untuk semua jajaran Perusahaan yang konsisten
dengan sasaran usaha Perusahaan, serta memiliki
sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment
system).
c. Tanggung Jawab (Responsibility)
Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham,
Dewan Komisaris dan Direksi) mematuhi peraturan,
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan peraturan
Perusahaan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
d. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas tata kelola
perusahaan yang baik, Perusahaan dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ Perusahaan

tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi


oleh pihak lain. Masing-masing organ Perusahaan tidak
terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari
segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
e. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan
asas kewajaran dan kesetaraan.

Pelaksanaan GCG Tahun 2013


Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dalam tahapan
Good Garuda Citizen, guna mewujudkan perusahaan
yang beretika dan bertanggung jawab dengan membangun
budaya Good Corporate Governance. Pada tahun 2013
ini Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktek
penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance
Indicator (KPI) perusahaan.
Proses Penilaian Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris
1. Prosedur penetapan remunerasi
Pada setiap akhir tahun dan awal tahun buku, Direksi
membuat dan menyampaikan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang dilengkapi dengan
Ukuran Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI)
dan target yang harus dicapai.

RKAP, KPI dan target perusahaan, disahkan dan


ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan
Komisaris Perusahaan.

Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja


manajemen berdasarkan pencapaian KPI dan target
serta berdasarkan indikator yang digunakan oleh Dewan
Komisaris. Hasil penilaian Dewan Komisaris atas kinerja
manajemen selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk
membuat usulan pemberian remunerasi dan tantiem
bagi Direksi dan Dewan Komisaris kepada Kementerian
BUMN, selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

Key Performance Indicator (KPI)


Komitmen Direksi dalam mencapai Key Performance
Indicator (KPI) tahun 2013 dituangkan dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan yang disetujui oleh Dewan
Komisaris pada tanggal 29 Januari 2013.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

154
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Sasaran Strategis, KPI dan Target 2013


Strategy Objectives
Sustainable Porfitable Growth

Consistent of High Quality of


Products & Services

Revenue Enhancement

Product Quality Enhancement

Operation Excellence

Employee of Choice

High Performance Organization

Key Performance Indicator

Target 2013

Net Profit

USD 90.6 Mio

EBITDAR

USD 694.1 Mio

Margin per ASK

USc 0.52

Subsidiaries Operating Profit in RKAP

USD 4.5 Mio

International Route Performance

RR*

Cost per ASK (CASK)

USc 8.14

Market Share

28.6% Domestic / 26.5% International

Internal Audit IQSA

100%

SKYTRAX rating

4 Star (with 60% of the atribute geeting 5


star SKYTRAX rank)

SLF and CLF

76.7% and 48.10%

# of FFP Membership

790,000

% of GFF Traffic Contribution

36%

% of GFF Membership Contribution in


Premium Cabin

51%

Global Alliances

90% meet the membership requirement

New Routes Performance Level


(with min age of route & months)

CM3 *

Customer Satisfaction Index

Avg. 80/min index per attribute 75

# of New Aircraft

2 A332, 1 A333, 4 B773ER, 10 B738, 7


CRJ1000

Average Age of Fleet

5.20 years

Aircraft Utilization

10:59 hours/Day

Reliability Index

99.27

Number of Pilot

1,221

Number of Cabin Crew

3,177

GA B777-300ER (1st delivery)

100% in May 2013

Percentage of Employee Engagement

62%

Employee Satisfaction Index

70% with unfavorable criteria <20%

% of Employee Development Plan

80%

Rating Perusahaan Idaman

Big 5

ASK/Employee

5.28 Mio

Strategic Planning Deviation

80%

KPKU Score

510

GCG Index

85

Score of PKBL Program Effectivity

70%

SBU Spin Off

GA Cargo & GSM

Information Capital Readiness Index

75%

Evaluasi dan Pecapaian


Pada tahun 2013, Perusahaan berhasil mencapai beberapa pencapaian positif diantaranya :
Jumlah penumpang meningkat sebesar 22,3% menjadi 25 juta, dan kargo meningkat sebesar 23,4% menjadi 345.923 ton.
Tingkat isian penumpang mencapai 74,1% dan tingkat utilisasi pesawat dapat kita pertahankan, yaitu 10 jam 44 menit.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

155

Ditengah kepadatan lalu lintas di bandarakhususnya


Soekarno-Hatta, tingkat ketepatan penerbangan dapat
kita pertahankan di atas 80%, yaitu 83,8%.
Pendapatan Operasi meningkat sebesar 7% menjadi
USD 3,72 miliar dibanding tahun 2012 yang sebesar USD
3,47 miliar, dan pendapatan dari penumpang meningkat
10% menjadi USD 2,96 miliar dibanding tahun 2012 yang
sebesar USD 2,69 miliar.
Sepanjang tahun 2013, industri penerbangan menghadapi
kondisi cukup berat dimana nilai tukar rupiah terhadap USD
melemah dan harga bahan bakar juga relatif tinggi. Pada
tahun lalu Perusahaan juga harus melakukan serangkaian
investasi untuk menunjang peningkatan operasional, dan
proses pelepasan Citilink sebagai low cost carrier.
Kondisi tersebut mempengaruhi kinerja keuangan
Perusahaan, dimana pada tahun 2013 perolehan Laba
Operasi perusahaan menurun sebesar 66,4% menjadi USD
56,4 juta, dibanding tahun 2012 lalu yang sebesar USD
168,1 juta, Laba Bersih juga menurun dari USD 110,8 juta
pada tahun 2012 menjadi USD 11,2 juta tahun ini. Meskipun
mengalami penurunan laba, namun pada tahun 2013
Perusahaan berhasil melunasi pinjaman sebesar total USD
130 juta; yang terdiri dari USD 55 juta dari Citi Club Deal-1,
dan USD 75 juta dari Indonesia Exim Bank.
Selama tahun 2013, Garuda Indonesia Group menerima 36
pesawat baru terdiri dari 4 Boeing 777-300ER, 2 Airbus 330200, 1 Airbus 330-300, 10 Boeing 737-800NG, 7 Bombardier
CRJ1000 NextGen, 2 ATR 72-600, dan 10 Airbus A320 untuk
Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama
tahun 2013 adalah sebanyak 140 pesawat, dengan rata-rata
usia pesawat 5 tahun.
Ekspansi Operasional dan Peningkatan Layanan Yang Kita
Laksanakan Tahun 2013:
Sejalan dengan peningkatan potensi pasar penerbangan
baik pasar domestik maupun internasional, pada tahun 2013
yang lalu perusahaan membuka berbagai rute baru, seperti :
Domestik:
BandungDenpasar, BatamPekanbaru, Balikpapan
Banjarmasin, BalikpapanMenado, BalikpapanBerau,
JakartaBengkulu, JakartaTanjung Pandan, Jakarta
Tanjung Pinang, MakassarSorongManokwari
Jayapura.

Internasional:
- SurabayaSingapura, DenpasarBrisbane, dan
penerbangan langsung JakartaOsaka (yang
sebelumnya dilayani melalui Denpasar).

Melalui kerjasama dengan Etihad Airways,


Perusahaan menambah layanan penerbangan ke
6 destinasi baru di Eropa dan Timur Tengah yang
dilayani Etihad Airways, yaitu Frankfurt, Brussels,
Milan, Dusseldorf, Munich, dan Bahrain.

Untuk melayani penerbangan (konektivitas) di wilayah barat


Indonesia, pada bulan Mei 2013, perusahaan membuka
Hub di Medan, sehingga perusahaan dapat melayani
penerbangan langsung dari Medan menuju kota-kota di
sekitarnya (Pekanbaru, Batam, Palembang, Padang, Aceh
dan Penang) dengan menggunakan pesawat Bombardier
CRJ1000 NextGen.
Pada Juli 2013, Perusahaan memperkenalkan New Service
Concept yang menghadirkan layanan First Classyang
pernah dimiliki sebelumnyadi armada baru Boeing 777300ER, dan memperkenalkan layanan Executive Class dan
Economy Class baru yang lebih baik.
Guna melayani penerbangan pada rute-rute ke remote
area di wilayah timur dan barat Indonesia, pada November
2013 lalu, maka Perusahaan memperkenalkan sub-brand
Explore yang dilayani dengan armada baru turboprop
ATR 72-600, dan sub-brand Explore Jet melalui armada
Bombardier CRJ1000 NextGen yang dioperasikan sejak
Oktober 2012 lalu.

Award dan Apresiasi Tahun 2013


Pada tahun 2013 perusahaan berhasil meraih berbagai
apresiasi dan award dari dalam dan luar negeri; dalam
bidang pelayanan, operasional, pengembangan SDM,
maupun good corporate governance, sebanyak 82
penghargaanmeningkat dibandingkan tahun 2012 yang
sebanyak 68 penghargaan.
Pada Juni 2013, dalam kesempatan acara Paris Airshow,
Skytrax mengumumkan Garuda sebagai Worlds Best
Economy Class 2013 dan Best Economy Class Airline Seat
2013, dan perusahaan juga berhasil meraih posisi nomor
8 dari The 10 Worlds Best Airline. Selain itu, sepanjang
tahun 2013 Garuda Indonesia juga berhasil meraih
beberapa penghargaan internasional lainnya dan berbagai
penghargaan di dalam negeri.
Sementara itu, sebagai bentuk pengakuan penerapan GCG
dari lembaga internasional, Garuda meraih penghargaan
1st Rank Top 100 Annual Reports Worldwide, dan Annual
Report Garuda juga meraih beberapa penghargaan
internasional lainnya.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

156
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Pencapaian KPI Corporate


No.

Indikator

Satuan

Target

Realisasi

A. Aspek Operasional
1

Seat Load Factor

76,69

73,66

Cargo Load Factor

48,10

46,08

On Time Performance

85,00

83,79

Market Share International

26,50

23,70

Market Share Domestic

28,60

27,98

# of FFP Membership

Member

790.000

919.607

Reliablility Index

Index

99,27

99,46

Fleet Utilization

Hours/day

10.58

10.44

Customer Satisfaction Index

Min index factor per atribute 75

80,00

83,80

10

IOSA Certificaton

% certificated

100

100

11

SKYTRAX rating

Index (star)

12

# of New Aircraft

A 330-200 (unit)

A 330 (unit)

B 777-300ER (unit)

4
10

B 737-800 (unit)

10

CRJ-1000 (unit)

ATR72-600 (unit)

13

Number of Pilot

Person

1.197

1.052

14

Number of Cabin Crew

Person

3.163

2.905

15

Average Age of Fleet

Years

05.20

05.00

16

GA B777-300ER (1st delivery)

Date

100% in May 2013

100%

17

# of Dedicated Terminal/Gate
Implementation (2 terminal/gate in 2013)

2 Terminal/gate

2 Terminal/gate

Jumlah Bobot
B. Aspek Financial
1

Net Profit

USD (Million)

90,56

11,04

EBITDAR

USD (Million)

803,68

705,78

Margin per ASK

Usc

0,52

0,03

Cost per ASK

Usc

8,14

7,76

% of FFP Member Contribution

36,00

30,10

% of GFF Contribution in Premium Cabin

51,00

49,30

Subsidiaries Operating Profit in RKAP 2013

USD (Million)

3,80

(28,20)

International Route Performance

RR

RR+

RR-

New Routes Performence Level (USD Mio)

CM3

CM3+

CM3-

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

157

Pencapaian KPI Corporate


No.

Indikator

Satuan

Target

Realisasi

C. Aspek Dinamis
1

Employee Development Plan

Percentage of Employee Satisfaction

80,00

81,10

a. Satisfaction

63,00

71,70

b. Engagement

62,00

67,40

ASK/Employee

Juta

5,52

5,30

Information Capital Readiness Index

Index

75,00

75,98

SBU Spin Off

# of SBU

Global Alliance

Rating Perusahaan Idaman

Number

GCG Implementation

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada
Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan
dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
dan ketentuan Anggaran Dasar (AD).
Pada tahun 2013, Garuda Indonesia telah melaksanakan
RUPS Tahunan Tahun Buku 2012 yang diselenggarakan pada
tanggal 26 April 2013 (RUPS Tahunan).
Prosedur pelaksanaan RUPS Tahunan
Prosedur penyelenggaraan RUPS Tahunan telah memenuhi
ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku, termasuk ketentuan peraturan
di bidang Pasar Modal. Prosedur tersebut adalah sebagai
berikut:
Memberitahukan rencana penyelenggaraan RUPS
Tahunan kepada Otoritas Jas Keuangan (OJK) sesuai
batas waktu yang dipersyaratkan.
Mengiklankan pengumuman mengenai akan
dilaksanakannya RUPS Tahunan dalam 2 harian
berbahasa Indonesia dan 1 harian berbahasa Inggris,
sesuai batas waktu yang dipersyaratkan.
Mengiklankan panggilan RUPS Tahunan kepada para
Pemegang Saham dalam 2 harian berbahasa Indonesia
dan 1 harian berbahasa Inggris, sesuai batas waktu yang
dipersyaratkan.
Mengumumkan hasil RUPS Tahunan dalam 2 surat
kabar berbahasa Indonesia dan 1 surat kabar berbahasa
Inggris, sesuai batas waktu yang dipersyaratkan.

2,00

1,00

90,00

96,30

5,00

5,00

85,00

90,91

Pemungutan Suara
Perusahaan memiliki 2 jenis saham yang terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham yang terdiri dari:
Saham seri A dwiwarna
Saham seri B
Perusahaan memberikan hak-hak istimewa kepada
pemegang Saham Seri A dan hanya khusus dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia. Hak dan batasan yang berlaku
pada saham Seri B juga berlaku bagi saham Seri A.
Hak-hak istimewa dimaksud adalah untuk:
(i) Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Komisaris dan Direksi
(ii) Menyetujui perubahan Anggaran Dasar termasuk
perubahan modal
(iii) Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan
dan pemisahan perseroan, pengajuan permohonan agar
Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran
(iv) Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu
kepada Direksi dan Dewan Komisaris perseroan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
khususnya peraturan di bidang Pasar Modal.
Sesuai dengan Pasal 25 ayat 13 Anggaran Dasar Perseroan,
tata cara pemungutan suara yang dilakukan dalam
pelaksanaan RUPS adalah secara lisan kecuali apabila
Pimpinan Rapat menentukan lain.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

158
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Pemungutan suara secara lisan dilakukan dengan


Mengangkat Tangan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Mereka yang memberikan suara Tidak Setuju akan
diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan
kartu suaranya.
2. Mereka yang tidak memberikan Suara (Abstain) diminta
untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu
suaranya.
a. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 11 Anggaran Dasar
Perseroan, Suara Abstain dianggap mengeluarkan
suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang
saham yang mengeluarkan suara.
b. Selanjutnya jumlah suara yang tidak setuju akan
diperhitungkan dengan suara yang sah dan
selisihnya merupakan jumlah suara yang setuju.

Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember


2012;
2. Persetujuan Laporan Kegiatan Tahunan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan tahun buku
2012, dan Pengesahan Laporan Keuangan PKBL Tahun
Buku 2012;
3. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun
Buku 2012;
4. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk
Memeriksa Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan
Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Perseroan Tahun Buku 2013;
5. Penetapan Tantiem Tahun Buku 2012, Gaji/Honorarium
berikut Fasilitas dan Tunjangan lainnya bagi Direksi dan
Dewan Komisaris Tahun Buku 2013;
6. Perubahan Susunan Kepengurusan Perseroan;
7. Perubahan Nomenklatur anggota-anggota Direksi
Perseroan;
8. Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris
untuk melaksanakan peningkatan modal ditempatkan
dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan
Program Management and Employee Stock Option Plan
(MESOP);
9. Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri Badan
Usaha Milik Negara No. PER-03/MBU/2012 tentang
Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota
Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik
Negara tanggal 29 Maret 2012 dan Peraturan Menteri
Badan Usaha Milik Negara No. PER-12/MBU/2012
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas BUMN tanggal 24 Agustus 2012;
10. Persetujuan Perubahan Iuran Program Pensiun;
11. Persetujuan Pendanaan/Pembiayaan Dalam Rangka
Pengembangan Usaha, melalui Penawaran Umum
Terbatas (PUT) dengan Penerbitan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) dan/atau Instrumen Pinjaman.

Apabila terdapat peserta Rapat yang kehadirannya telah


diperhitungkan dalam menentukan kuorum, namun tidak
berada di ruangan Rapat pada saat pemungutan suara
dilakukan, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui
segala keputusan yang diambil dalam Rapat. Perseroan
memberikan hak yang setara kepada seluruh pemegang
saham, tanpa membedakan jumlah, jenis dan kelas saham
yang dimiliki.
Pelaksanaan RUPS
RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 26 April
2013 dihadiri oleh 83,679% atau seluruhnya berjumlah
18.945.708.289 (delapan belas miliar sembilan ratus empat
puluh lima juta tujuh ratus delapan ribu dua ratus delapan
puluh sembilan) saham dari seluruh Pemegang Saham. Hal
ini berarti telah memenuhi ketentuan AD Pasal 25 mengenai
kuorum, hak suara dan keputusan dalam RUPS. RUPS telah
memutuskan hal-hal sesuai dengan agenda rapat.
Agenda RUPS Tahunan :
1. Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tahunan
Perseroan Tahun 2012 termasuk di dalamnya Laporan
Kegiatan Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan
Komisaris, serta Pengesahan Laporan Keuangan

Keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 April 2013 adalah :


Agenda 1
Pengambilan keputusan agenda 1 ini dilakukan dengan
pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara Yang


Hadir

Jumlah Suara Abstain

Jumlah Suara Tidak


Setuju

Jumlah Suara Setuju

Total Suara Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

1.648.000

18.944.060.289

18.945.708.289

159

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan


Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan
suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan
secara sah dalam RUPS.

semua hal yang material posisi keuangan PT Garuda


Indonesia (Persero) Tbk., dan entitas anak tanggal
31 Desember 2012, 1 Januari 2012/31 Desember 2011
dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan hasil usaha,
serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai dengan
Standar Akuntasi Keuangan Indonesia.
2. Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya
(acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan
dan pengawasan yang telah dijalankan selama
Tahun Buku yang berakhir 31 Desember 2012, sejauh
tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan
konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir 31
Desember 2012 dan 2011.

1. Menyetujui dan mengesahkan:


a. Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2012,
termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012;
b. Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2012
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte
Touche Tohmatsu sebagaimana dalam laporannya
No. GA113/0142/GIA/OS tertanggal 26 Maret 2013,
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam

Agenda 2
Pengambilan keputusan agenda 2 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara Yang


Hadir

Jumlah Suara Abstain

Jumlah Suara Tidak


Setuju

Jumlah Suara Setuju

Total Suara Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

1.648.000

18.944.060.289

18.945.708.289

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara
yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/PKBL tahun buku 2012
termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan
Deloitte Touche Tohmatsu sebagaimana dalam Laporannya No. GA113 0208 PKBLGIA OS tertanggal 26 Maret 2013.
2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi
dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL yang telah dijalankan selama tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sejauh tindakan tersebut tercermin di Laporan Pelaksanaan PKBL Tahun 2012.
Agenda 3
Pengambilan keputusan agenda 3 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara Yang


Hadir

Jumlah Suara Abstain

Jumlah Suara Tidak


Setuju

Jumlah Suara Setuju

Total Suara Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

137.107.500

85.000

18.808.515.789

18.945.623.289


Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara
yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

160
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Perseroan tahun buku 2012
sebesar USD 110,598,370.00 sebagai berikut:
1. Dividen sebesar 0%;
2. Sebesar 5% dari Laba Yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD 5,529,919.00 digunakan untuk Cadangan Wajib Perseroan.
3. Sebesar 95% dari Laba Yang Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian
untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar USD 105,068,451.00 digunakan untuk Cadangan Lainnya.
Untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ini, Perseroan tidak mengalokasikan Laba Bersih tahun 2012 untuk sumber
dana PKBL, tetapi Perseroan akan membentuk cadangan biaya tahun 2013 untuk Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Perseroan
Agenda 4
Pengambilan keputusan agenda 4 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara Yang


Hadir

Jumlah Suara Abstain

Jumlah Suara Tidak


Setuju

Jumlah Suara Setuju

Total Suara Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

137.107.500

18.808.600.789

18.945.708.289

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara
yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melakukan pemilihan/seleksi atas Kantor
Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013 dan penetapannya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
pemegang saham seri A Dwiwarna, dengan ketentuan Dewan Komisaris harus mengajukan usulan Kantor Akuntan Publik
tersebut kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dalam waktu 2 (dua) bulan setelah ditutupnya Rapat.
Agenda 5
Pengambilan keputusan agenda 5 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara Yang


Hadir

Jumlah Suara Abstain

Jumlah Suara Tidak


Setuju

Jumlah Suara Setuju

Total Suara Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

137.107.500

631.835

18.807.968.954

18.945.076.454

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara
yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

161

1. Menetapkan gaji Direktur Utama Perseroan tahun 2013


sebesar Rp 138.500.000,00 per bulan, sedangkan gaji
Direktur dan honorarium Dewan Komisaris mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
- Direktur : 90% gaji Direktur Utama
- Komisaris Utama : 40% gaji Direktur Utama
- Komisaris : 36% gaji Direktur Utama
2. Menetapkan tantiem atas kinerja Perseroan tahun
buku 2012 untuk Direksi dan Dewan Komisaris sebesar
Rp 18.838.000.000,00, yang dibagi untuk Direktur
Utama, anggota Direksi, Komisaris Utama, anggota
Dewan Komisaris masing-masing 100%, 90%, 40%,
36% dan dibagikan secara proporsional sesuai dengan
masa bakti yang bersangkutan pada tahun 2012. Pajak
Penghasilan atas tantiem dibebankan kepada penerima
dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya Perseroan.
3. Menetapkan tunjangan dan fasilitas Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan tahun 2013 sama dengan tahun
sebelumnya sesuai pada ketentuan sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No.
PER-07/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2010.

Menteri BUMN No. SR-117/MBU/2013 tanggal 20


Februari 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan
Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya
RUPS ini, dengan tidak mengurangi hak dari RUPS
untuk sewaktu waktu dapat memberhentikan yang
bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir.
3. Memberhentikan dengan hormat Tuan Bambang
Wahyudi dari jabatannya sebagai anggota Dewan
Komisaris Perseroan sesuai surat Menteri BUMN
No. SR-216/MBU/2013 tanggal 8 (delapan) April
2013 perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris
Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS ini,
dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga
dan pikirannya selama masa bakti sebagai anggota
Dewan Komisaris.
4. Mengangkat Tuan Chris Kanter sebagai anggota
Dewan Komisaris Independen Perseroan sesuai
surat Menteri BUMN No. SR-216/MBU/2013 tanggal
8 April 2013 perihal Perubahan Anggota Dewan
Komisaris Perseroan, terhitung sejak ditutupnya
RUPS ini, dengan tidak mengurangi hak dari RUPS
untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan yang
bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir.

Agenda 6
Pengambilan keputusan agenda 6 ini dilakukan dengan
pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara
Yang Hadir

Jumlah
Suara Abstain

Jumlah Suara
Tidak Setuju

Jumlah
Suara Setuju

Total
Suara Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

10.819.000

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan


Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan
suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan
secara sah dalam RUPS.
A 1. Mengukuhkan pemberhentian dengan hormat
Tuan Sonatha Halim Yusuf sebagai anggota Dewan
Komisaris Perseroan terhitung sejak tanggal 16
Januari 2013, sehubungan dengan surat Menteri
BUMN No. SR-49/MBU/2013 tanggal 28 Januari
2013, perihal Perubahan Anggota Dewan Komisaris
Perseroan dengan ucapan terima kasih atas
sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa
bakti sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan.
2. Mengangkat Tuan Bagus Rumbogo, sebagai
anggota Dewan Komisaris Perseroan sesuai surat

453.112.747

18.481.776.542

18.492.595.542

5. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris


perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi
sebagai berikut:
a. Tuan Bambang Susantono sebagai Komisaris
Utama;
b. Nyonya Betti Setiastuti Alisjahbana sebagai
Komisaris Independen;
c. Tuan Peter Frans Gontha sebagai Komisaris
Independen;
d. Tuan Wendy Aritenang sebagai Komisaris;
e. Tuan Doktorandus Bagus Rumbogo sebagai
Komisaris;
f. Tuan Chris Kanter sebagai Komisaris
Independen.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

162
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

6. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi


Perseroan, dengan hak subtitusi untuk menyatakan
dalam akta notaris tersendiri mengenai keputusan
dalam agenda Rapat ini dan melakukan segala
tindakan yang diperlukan berkaitan dengan
keputusan ini sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku termasuk untuk mendaftarkan susunan
anggota Dewan Komisaris Perseroan.

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan


Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan
suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan
secara sah dalam RUPS.
1. Mengubah nomenklatur jabatan anggota-anggota
Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
- semula Direktur Utama tetap Direktur Utama;
- semula Direktur Keuangan menjadi Direktur;
- semula Direktur Layanan menjadi Direktur;
- semula Direktur Pemasaran dan Penjualan menjadi
Direktur
- semula Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
menjadi Direktur;
- semula Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada
menjadi Direktur;
- semula Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan
Manajemen Risiko menjadi Direktur;
- semula Direktur Operasi menjadi Direktur.
2. Mengalihkan penugasan anggota-anggota Direksi
Perseroan yang diangkat berdasarkan hasil Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun
Buku 2011 tanggal 27 April 2012 sehubungan dengan
perubahan nomenklatur menjadi sebagai berikut:
a. Tuan Handrito Hardjono semula Direktur Keuangan
menjadi Direktur;
b. Tuan Faik Fahmi semula Direktur Layanan menjadi
Direktur;
c. Tuan Heriyanto Agung Putra semula Direktur Sumber
Daya Manusia dan Umum menjadi Direktur;
d. Tuan Batara Silaban semula Direktur Teknik dan
Pengelolaan Armada menjadi Direktur;
e. Tuan Judi Rifajantoro semula Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko
menjadi Direktur;
f. Tuan Novianto Herupratomo semula Direktur
Operasi menjadi Direktur.

B 1. Memberhentikan dengan hormat Tuan Elisa


Lumbantoruan dari jabatannya sebagai anggota
Direksi Perseroan sesuai surat Menteri BUMN No.
SR-286/MBU/2013 tanggal 23 April 2013 perihal
Perubahan susunan kepengurusan dan Nomenklatur
Anggota-anggota Direksi Perseroan, terhitung sejak
ditutupnya RUPS ini, dengan ucapan terima kasih
atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama
masa bakti sebagai anggota Direksi.
2. Mengangkat Tuan Meijer Frederik Johannes, sebagai
Direktur yang merupakan Direktur Tidak Terafiliasi
dalam rangka memenuhi ketentuan Pasar Modal,
terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dengan tidak
mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham
untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan yang
bersangkutan sebelum masa jabatannya berakhir.

Apabila yang bersangkutan masih menjabat


pada jabatan lain yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan untuk dirangkap dengan
jabatan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara,
maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri
dari jabatannya tersebut. Pengangkatan ini berlaku
efektif setelah ditetapkannya keputusan tentang
pemberhentian yang bersangkutan dari jabatannya
saat ini.

Agenda 7
Pengambilan keputusan agenda 7 ini dilakukan dengan
pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara
Yang Hadir

Jumlah Suara
Abstain

Jumlah Suara
Tidak Setuju

Jumlah Suara
Setuju

Total Suara
Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

1.264.000

387.453.500

18.556.990.789

18.558.254.789

163

Dengan demikian susunan anggota Direksi Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi sebagai berikut:
a. Tuan Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama;
b. Tuan Handrito Hardjono sebagai Direktur;
c. Tuan Faik Fahmi sebagai Direktur;
d. Tuan Heriyanto Agung Putra sebagai Direktur;
e. Tuan Batara Silaban sebagai Direktur;
f. Tuan Judi Rifajantoro sebagai Direktur;
g. Tuan Novianto Herupratomo sebagai Direktur;
h. Tuan Meijer Frederik Johannes sebagai Direktur.

Adapun pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi Perseroan.
3. Masa jabatan Direksi Perseroan yang dialihtugaskan sebagaimana dimaksud pada jangka 2 (dua) diatas meneruskan sisa
masa jabatannya sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2011 tanggal 27 April
2012.
4. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan hak subtitusi untuk menyatakan dalam akta notaris
tersendiri mengenai keputusan dalam agenda Rapat ini dan melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan
keputusan ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk untuk mendaftarkan susunan anggota Direksi
Perseroan.
Agenda 8
Pengambilan keputusan agenda 8 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara
Yang Hadir

Jumlah Suara
Abstain

Jumlah Suara
Tidak Setuju

Jumlah Suara
Setuju

Total Suara
Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

9.815.000

4.181.662

18.931.711.627

18.941.526.627

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara
yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan realisasi peningkatan modal
ditempatkan dan modal disetor Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan Program Management and Employees Stock
Option Plan (MESOP) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 15 Nopember 2010 dan
Keputusan Edaran Para Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 26
Januari 2011, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak ditutupnya Rapat ini.
Agenda 9
Pengambilan keputusan agenda 9 ini dilakukan dengan pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara
Yang Hadir

Jumlah Suara
Abstain

Jumlah Suara
Tidak Setuju

Jumlah Suara
Setuju

Total Suara
Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

1.264.000

251.994.000

18.692.450.289

18.693.714.289

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan suara
yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

164
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Menyetujui pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri


BUMN sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/2012
tanggal 29 Maret 2012 tentang Pedoman Pengangkatan
Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak
Perusahaan BUMN;
2. Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal
24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung -Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.

Menyetujui rencana pengembangan usaha Perseroan


melalui penambahan armada pesawat, mesin maupun aset
lainnya dan penguatan kebutuhan modal Perseroan dengan
model pendanaan melalui pinjaman komersial, penerbitan
obligasi dan/atau penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT).
Terhadap rencana tersebut Direksi perlu menyiapkan kajian
dan rencana pelaksanaan secara komprehensif sehingga
diperoleh waktu yang tepat untuk pelaksanaan pada

Agenda 10
Pengambilan keputusan agenda 10 ini dilakukan dengan
pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara
Yang Hadir

Jumlah Suara
Abstain

Jumlah Suara
Tidak Setuju

Jumlah Suara
Setuju

Total Suara
Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

146.662.500

304.467.412

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan


Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan
suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan
secara sah dalam RUPS.

18.494.578.377

18.641.240.877

harga yang wajar, dengan tetap memperhatikan ketentuan


sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam RUPS tersebut Direksi juga menyampaikan laporanlaporan sebagai berikut:
1. Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Saham Perdana.

Menyetujui perubahan Iuran Program Pensiun yaitu (i) Iuran


Perusahaan semula 5,5% (lima koma lima persen) menjadi
7% (tujuh persen); (ii) Iuran Pegawai yang semula 2% (dua
persen) menjadi 3% (tiga persen).
Agenda 11
Pengambilan keputusan agenda 10 ini dilakukan dengan
pemungutan suara dengan detail sebagai berikut:

Jumlah Suara
Yang Hadir

Jumlah Suara
Abstain

Jumlah Suara
Tidak Setuju

Jumlah Suara
Setuju

Total Suara
Setuju

(1)

(2)

(3)

(4)

(2)+(4)

18.945.708.289

10.819.000

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Peraturan


Bapepam-LK No. IX.J.1 suara abstain dianggap mengeluarkan
suara yang sama dengan suara mayoritas yang dikeluarkan
secara sah dalam RUPS.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

140.991.662

18.793.897.627

18.804.716.627

Pada awal tahun 2011, Garuda Indonesia telah berhasil


mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek. Dari
hasil penjualan saham, Garuda Indonesia berhasil
memperoleh dana sebesar Rp 3.187.000.000.000,00.
Garuda Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan
dana hasil Initial Public Overing (IPO), sebesar 80%
digunakan untuk ekspansi usaha, pengembangan
rute dan armada baru, serta 20% digunakan untuk
membiayai belanja modal Perseroan maupun Anak
Perusahaan.

165

Penggunaan dana yang telah terpakai sampai dengan


tahun 2012 sebesar :
a. Rp 2.055.000.000.000,00 untuk pengembangan
armada baru yaitu untuk mendanai Pre-Delivery
Payment (PDP), security deposit dan biaya lain
terkait pengembangan armada
b. Rp 461.002.000.000,00 untuk belanja modal
Perseroan
Dengan demikian sisa dana hasil Penawaran Umum
yang belum digunakan per 31 Desember 2012 adalah
sebesar Rp 176.022.000.000,00, yang seluruhnya
dialokasikan untuk membiayai belanja modal investasi
kepada anak perusahaan.
Realisasi Penggunaan Dana IPO per 31 Desember 2012.
Rencana penggunaan dana menurut prospektus :
a. Pengembangan Armada (80%)
- Pre Delivery Payment Rp 2.079.552,00
- Security Deposit dan biaya lain terkait
pengembangan armada Rp 470.064,00
Sub Total sebesar Rp 2.549.616,00.
b. Belanja modal Perseroan (20%)
- Perseroan Rp 461.184,00
- Anak Perusahaan Rp 176.220,00
Sub Total Rp 637.404,00. Sehingga total
keseluruhan sebesar Rp 3.187.020,00.
Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus
a. Pengembangan Armada (80%)
- Pre Delivery Payment Rp 2.079.552,00
- Security Deposit dan biaya lain terkait
pengembangan armada Rp 470.064,00
Sub Total sebesar Rp 2.549.616,00.
b. Belanja modal Perseroan (20%)
- Perseroan Rp 461.184,00
- Anak Perseroan nihil
Sub Total Rp 461.184,00. Sehingga total keseluruhan
sebesar Rp 3.010.800,00.

2. Laporan Perkembangan Tambahan Penyertaan Modal


Negara.

Pada tanggal 28 Juni 2012, pemegang saham Perseroan


telah menyetujui pengeluaran saham baru oleh
Perseroan yang akan diambil bagian seluruhnya
oleh Negara Republik Indonesia sebagai bagian dari
tambahan penyertaan modal negara atas aset berupa
unit jet engine test cell eks Protocol Loan Perancis yang
pengadaannya melalui DIP Departemen Perhubungan
tahun 1982/1983 (sesuai surat Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. S-124/MK.016/1993 tanggal 28
Januari 1993.

Saat ini, Perseroan, Kementerian BUMN, dan Kementerian


Keuangan masih mendiskusikan tambahan penyertaan
modal negara tersebut. Laporan ini disampaikan
memberikan keterbukaan informasi kepada pemegang
saham terkait dengan status tambahan penyertaan modal
negara tersebut.
Realisasi Keputusan RUPS
1. Pemilihan/seleksi atas Kantor Akuntan Publik
Dewan Komisaris Perseroan telah melakukan pemilihan/
seleksi atas Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit
Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan
Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2013 dan telah
mengajukan usulan Kantor Akuntan Publik tersebut
kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dalam waktu
sebelum 2 (dua) bulan setelah ditutupnya Rapat.
2. Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Anak
Perusahaan
Dengan dikukuhkannya Peraturan Menteri BUMN No.
PER-03/MBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang
Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota
Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN, dalam
merencanakan pengangkatan Direksi dan Dewan
Komisaris Anak Perusahaan, perseroan mengacu kepada
peraturan tersebut.

Sisa Dana Hasil Penawaran Umum adalah sebagai


berikut :
- Anak Perseroan Rp 176.220,00
Sehingga sisa total seluruhnya Rp 176.220,00.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

166
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

3. Perubahan Susunan Kepengurusan Perseroan


Perseroan telah menyatakan dalam akta notaris
tersendiri atas keputusan mengenai perubahan susunan
Direksi dan Dewan Komisaris sesuai akta Notaris Aryanti
Artisari SH. MKn. No. 129 tanggal 26 April 2013 tentang
Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan telah
diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan
HAM sesuai suratnya No. AHU-AH.01.10.25243 tanggal
20 Juni 2013.
4. Organ Pendukung Dewan Komisaris
Perseroan telah menindaklanjuti agenda kesembilan
keputuasn RUPS mengenai pengukuhan Peraturan
Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ
Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan
usaha Milik Negara, berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2013 tanggal
23 september 2013, Perseroan mengubah jumlah Komite
Dewan Komisaris dari sebelumnya 3 (tiga) Komite
menjadi 2 (dua) Komite, yaitu Komite Audit dan Komite
Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko.
5. Perubahan Iuran Program Pensiun
Perusahaan sebagai Pendiri Dana Pensiun Garuda
Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur
Utama No. JKTDZ/SKEP/50023/13 tanggal 10 Juni 2013
dan telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sesuai Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan No. KEP-467/NB.1/2013 tanggal 21 Agustus
2013 tentang Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun
Garuda Indonesia dari Dana Pensiun Garuda Indonesia,
yang mengubah (i) Iuran Perusahaan semula 5,5% (lima
koma lima persen) menjadi 7% (tujuh persen); (ii) Iuran
Pegawai yang semula 2% (dua persen) menjadi 3% (tiga
persen).

Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas
untuk melaksanakan pengawasan atas kebijakan
kepengurusan Perseroan dan kegiatan usaha Perseroan
serta untuk memberikan nasihat kepada Direksi
sebagaimana diminta atau ketika diperlukan dalam rangka
memastikan Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan
tujuan usahanya, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan
pihak atau golongan tertentu. Dewan Komisaris
wajib, dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh,
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan.
Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan dengan
Pemegang Saham pengendali dan Direksi perseroan. Hal ini
diatur dalam Pasal 108 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15
AD, Pasal 12 Permen BUMN No. 01/2011).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Dewan Komisaris


Karakteristik mendasar Dewan Komisaris adalah bahwa
Dewan Komisaris merupakan suatu majelis, dimana setiap
anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendirisendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
Sebagaimana disebutkan di awal, tugas Dewan Komisaris
adalah dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat dan
pendapat kepada Direksi dalam rangka memastikan bahwa
Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan
kegiatan usaha Perseroan. Tugas khusus dapat diberikan
kepada Komisaris Independen. Dewan Komisaris membuat
pembagian tugas yang diatur oleh anggota Dewan
Komisaris itu sendiri.
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris Tahun 2013
1. Pemantauan atas pelaksanaan RJPP 2011-2015 dan RKAP
2013
2. Pemantauan atas implementasi Capital Expenditure
(Capex)
3. Pemantauan atas pelaksanaan Enterprise Risk
Management (ERM)
4. Pemantauan atas pelaksanaan program implementasi
GCG
5. Pemantauan atas pelaksanaan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan
6. Pemantauan atas pelaksanaan audit internal dan
eksternal perusahaan, serta tindak lanjutnya
7. Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap RKAP
2014.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris memiliki
beberapa kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam
Pasal 116 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 (2b) AD
Perseroan, Pasal 12 dan 15 Peraturan Menteri No. 01/2011 :
a. Pengawasan
Mengawasi perkembangan kegiatan dan kinerja
kepengurusan Perseroan termasuk menyediakan
laporan pendapat dan saran untuk RUPS sehubungan
dengan seluruh tugas pengawasan dan tindakan
yang dilakukan selama tahun buku sebelumnya.
Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan
nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan nasihat yang
diberikan dilakukan untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan, dan tidak
dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan
tertentu.

167

b. Tanggapan atas Laporan Tahunan Direksi


Meneliti dan memberikan tanggapan kepada RUPS
atas laporan berkala dan Laporan Tahunan yang
disiapkan oleh Direksi dan memastikan bahwa Direksi
bertanggung-jawab terhadap Laporan Keuangan
dengan memberikan sertifikasi terhadap Laporan
Keuangan sesuai dengan peraturan OJK (Bapepam-LK)
dan menandatangani Laporan Tahunan tersebut. Dewan
Komisaris harus memastikan bahwa dalam Laporan
Tahunan Perseroan telah memuat informasi mengenai
identitas Direksi, pekerjaan-pekerjaan utamanya,
jabatan Dewan Komisaris di perusahaan lain, termasuk
rapat rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat
internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta
honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang
diterima dari Perseroan.
c. Rapat Dewan Komisaris dan Risalahnya
Menyelenggarakan rapat bulanan Dewan Komisaris
dan menyiapkan risalah rapat Dewan Komisaris dan
memegang salinan risalah tersebut. Seluruh anggota
Dewan Komisaris wajib menandatangani risalah Rapat
Dewan Komisaris paling lambat 7 hari kerja setelah
dilakukannya Rapat Dewan Komisaris.
d. Keterbukaan Kepemilikan Saham
Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan
saham mereka dan keluarga mereka di Perseroan atau
Perusahaan lain. Peraturan Pasal Modal mewajibkan
Dewan Komisaris untuk melaporkan kepemilikan
sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak
terjadinya transaksi.
e. Persetujuan RKAP dan RJPP
Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap
RJPP dan RKAP yang disusun Direksi. Dengan
disetujuinya RJPP dan RKAP oleh Dewan Komisaris,
maka Direksi berwenang untuk melaksanakan dan
mengimplementasikan pelaksanaan RJPP dan RKAP
selama periode tahun anggaran tersebut.
f. Usulan Akuntan Publik
Mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan
Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas
buku-buku Perseroan baik entitas induk maupun anak
perusahaan.
g. RKAP Tahunan Dewan Komisaris dan Penilaian
Kinerja Komisaris
Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Perseroan. Dewan Komisaris dapat memberikan
usulan mengenai Indikator Pencapaian Kinerja/Key

Performance Indicator (KPI) yang merupakan ukuran


penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat
oleh Dewan Komisaris, kepada RUPS. Dewan Komisaris
dapat memberikan penugasan kepada Komite Nominasi
dan Remunerasi berupa penyusunan Key Performance
Indicator (KPI) Dewan Komisaris dengan sistem self
assessment atau sistem lain untuk kemudian diputuskan
dalam rapat Dewan Komisaris.
h. Penilaian Kinerja Direksi
Dewan Komisaris memberikan penilaian dan
evaluasi mengenai kinerja Direksi berdasarkan KPI
yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, baik secara
perseorangan maupun kolektif.
i. Persetujuan atas Pendayagunaan Aktiva Tetap
Perseroan
Dewan Komisaris harus memberikan persetujuan
atau penolakan selambat lambatnya 30 (tiga puluh)
hari setelah menerima permohonan dari Direksi
atas Pendayagunaan Aktiva Tetap. Dalam hal
Pendayagunaan Aktiva Tetap harus disetujui oleh
RUPS, maka Dewan Komisaris juga harus memberikan
tanggapan tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari, yang ditujukan kepada Direksi setelah menerima
permohonan dari Direksi mengenai pendayagunaan
tersebut. Pendayagunaan Aktiva Tetap (Pasal 32 dan 33
Permen BUMN No. 06/2011).
j. Melakukan Pelaporan Kepada RUPS
Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan tentang
tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun
buku yang baru lampau kepada RUPS.
k. Memantau Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pemantauan atas penerapan Good Corporate
Governance dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk
memastikan bahwa Good Corporate Governance
di Perseroan telah berjalan secara efektif dan
berkelanjutan.
l. Melakukan Evaluasi Terhadap Sekretariat Dewan
Komisaris
Dewan Komisaris melakukan evaluasi atas kinerja
Sekretariat Dewan Komisaris setiap 1 tahun dengan
menggunakan metode yang ditetapkan oleh Dewan
Komisaris.
m. Mengkaji Visi dan Misi Perseroan
Dewan Komisaris secara periodik bertanggung jawab
untuk mengkaji dan menyetujui penyempurnaan Visi dan
Misi Perseroan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

168
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

n. Memastikan tindak lanjut atas temuan


Whistleblowing System
Dewan Komisaris dapat mengakses sistem
Whistleblowing System untuk melihat atau memonitor
laporan yang diterima oleh Whistleblowing System,
melalui penanggung jawab yang sebelumnya telah
ditetapkan atau ditunjuk dengan menggunakan user
login yang telah disampaikan sebelumnya.

Pengawasan dan Pengendalian Internal


Fungsi pengawasan dan pengendalian ada pada Dewan
Komisaris, mencakup fungsi pengawasan dan pengendalian
yang melekat (embedded internal control) pada setiap unit
bisnis, termasuk unit-unit pendukung, Audit Internal, audit
eksternal, serta fungsi asuransi dan manajemen risiko.
Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, Dewan
Komisaris dibantu oleh Komite Audit.

Dalam melakukan tindakan pengawasan atas tindakan


pengurusan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris
berwenang untuk:
a. memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan
barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas
dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;
b. memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman
atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau
dikuasai oleh Perseroan;
c. meminta keterangan/penjelasan dari Direksi atau
pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus
memberikan semua keterangan/penjelasan yang
berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan
oleh Dewan Komisaris;
d. mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah
dan akan dijalankan oleh Direksi;
e. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri
Rapat Dewan Komisaris;
f. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan
Komisaris;
g. memberhentikan sementara anggota Direksi;
h. membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan
Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan komite lainnya
jika dianggap perlu;
i. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan
terhadap hal yang dibicarakan;
j. melakukan tindakan pengawasan sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan AD.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi dan Dewan


Komisaris
Perseroan telah memiliki pedoman kerja terkait tata
kelola perusahaan (Board Manual) yang disusun sebagai
pedoman dan etika bagi Direksi dan Dewan Komisaris
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
kepentingan terbaik bagi Perseroan. Secara garis besar
Board Manual memuat pedoman dan ketentuan mencakup
3 bidang, yaitu:
1. Organ Perseroan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham
2. Tindakan perseroan (corporate action) tertentu
3. Hubungan antara Perseroan dengan pemegang saham
dan lembaga pemerintah.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Dalam bab Organ Perseroan dimuat ketentuan, antara


lain, mengenai tugas, wewenang, larangan, tanggung
jawab, masa jabatan, etika binis dan anti korupsi, rapat,
serta hubungan antar Organ Perseroan. Di bagian tindakan
perseroan tertentu, diatur mengenai transaksi afiliasi dan
benturan kepentingan, transaksi material, serta keterbukaan
informasi.
Pada bab akhir, dimuat ketentuan tentang hubungan
Perseroan dengan pemegang saham Seri A Dwiwarna, serta
kementerian dan lembaga Pemerintah sebagai regulator.
Pada bulan Oktober 2012, Direksi dan Dewan Komisaris
telah mengesahkan Board Manual hasil penyempurnaan
Board Manual terbitan tahun 2007.
Independensi Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan
keluarga, hubungan keuangan dan hubungan afiliasi dengan
anggota Direksi, anggota Komisaris lainnya dan Pemegang
Saham Pengendali. Hubungan keluarga dan hubungan
keuangan secara detil dapat dilihat pada tabel berikut:

169

Hubungan Keluarga Dengan


Dewan
Komisaris
Nama

Ya

Tidak

Direksi
Ya

Tidak

Hubungan Keuangan Dengan

Pemegang
Saham
Pengendali

Dewan
Komisaris

Ya

Ya

Tidak

Pemegang
Saham
Pengendali

Direksi

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Bambang Susantono

Bambang Wahyudi*

Wendy Aritenang

Sonatha H. Yusuf*

Betti Alisjahbana

Peter F. Gontha

Chris Kanter*

Bagus Rumbogo*

*Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki jabatan rangkap pada anak perusahaan Garuda Indonesia. Jabatan rangkap
Dewan Komisaris di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Rangkap Jabatan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Periode 2013
Nama Komisaris

Posisi di Garuda
Indonesia

Posisi di Institusi Lain

Perusahaan/Badan
Organisasi

Bidang Usaha

Bambang Susantono

Komisaris Utama

Wakil Menteri
Perhubungan

Kementerian Perhubungan

Pemerintah

Bambang Wahyudi*

Komisaris

Komisaris

PT Nusantara Turbin dan


Propulsi

Industri

Sonatha Halim Yusuf*

Komisaris

Asisten Deputi Bidang


Restrukturisasi

Kementerian BUMN

Pemerintah

Betti S. Alisjahbana

Komisaris Independen

Komisaris

Industri Kreatif

Komisaris

PT Quantum Business
International
PT Sigma Cipta Caraka

Inspektur Jenderal

Kementerian Perhubungan

Pemerintah

Wendy Aritenang

Komisaris

Jasa Teknologi
Informasi

Peter F. Gontha

Komisaris Independen

Group Publisher

Beritasatu Media Holding

Industri Media

Bagus Rumbogo*

Komisaris

Staf Ahli Bidang Hubungan


Antar Lembaga

Kementerian BUMN

Pemerintah

Chris Kanter*

Komisaris Independen

Chairman

Sigma Sembada Group

Industri Energi dan


Logistik

*Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

170
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Rapat Dewan Komisaris


Sesuai ketentuan Pasal 16 ayat 7 Anggaran Dasar, Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali,
dalam Rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Sampai dengan Desember 2013, Dewan Komisaris telah
melaksanakan rapat sebanyak 18 kali, 9 kali diantaranya merupakan Rapat Internal Dewan Komisaris dan 9 kali Rapat Dewan
Komisaris bersama Direksi. Jumlah rapat Dewan Komisaris dan tingkat kehadiran tertuang dalam tabel berikut ini:

Rapat Internal Dewan Komisaris


No

Peserta Rapat

Jabatan

Hadir

Jumlah Rapat

Tingkat Kehadiran

Bambang Susantono

Komisaris Utama

100%

Bambang Wahyudi*

Komisaris

100%

Wendy Aritenang

Komisaris

88%

Sonatha H. Yusuf*

Komisaris

100%

Betti Alisjahbana

Komisaris Independen

88%

Peter F. Gontha

Komisaris Independen

66%

Chris Kanter*

Komisaris Independen

88%

Bagus Rumbogo*

Komisaris

100%

Hadir

Jumlah Rapat

Tingkat Kehadiran

*Perubahan susunan Dewan Komisaris pada RUPST tanggal 26 April 2013

Rapat Dewan Komisaris Bersama Direksi


No

Peserta Rapat

Jabatan

DEWAN KOMISARIS
1

Bambang Susantono

Komisaris Utama

100%

Bambang Wahyudi*

Komisaris

100%

Wendy Aritenang

Komisaris

88%

Sonatha H. Yusuf*

Komisaris

66%

Betti Alisjahbana

Komisaris Independen

88%

Peter F. Gontha

Komisaris Independen

77%

Chris Kanter*

Komisaris Independen

100%

Bagus Rumbogo*

Komisaris

100%

DIREKSI
1

Emirsyah Satar

Direktur Utama

88%

Handrito Hardjono

Direktur Keuangan

100%

Faik Fahmi

Direktur Layanan

100%

Elisa Lumbantoruan**

Direktur Pemasaran dan


Penjualan

100%

Heriyanto Agung Putra

Direktur SDM & Umum

88%

Batara Silaban

Direktur Teknik dan


Pengelolaan Armada

88%

Judi Rifajantoro

Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis &
Manajemen Risiko

100%

Novijanto H.

Direktur Operasi

66%

Meijer Frederik Johannes**

Direktur Pemasaran dan


Penjualan

100%

**Perubahan susunan Direksi pada RUPST tanggal 26 April 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

171

Masa Jabatan Komisaris


Masa jabatan keanggotaan Dewan Komisaris adalah
terhitung sejak tanggal ditetapkan oleh RUPS yang
mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS
Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya,
namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk
sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota
Dewan komisaris sebelum masa jabatannya berakhir.
Definisi Komisaris Independen
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris
yang bukan merupakan pegawai atau orang yang
berurusan langsung dengan Perseroan dan tidak mewakili
pemegang saham. Komisaris Independen yang diangkat
baik yang sedang atau pernah menjabat sebagai posisi
Presiden Direktur sebuah perusahaan dari sektor industri
yang berbeda. Komisaris Independen diangkat karena
pengalamannya dianggap berguna bagi Perseroan. Mereka
bisa mengawasi bagaimana Perseroan dijalankan. Komisaris
Independen dianggap berguna karena mereka bisa bersikap
objektif dan memiliki risiko kecil dalam conflict of interest.
Program Orientasi Bagi Komisaris
Perseroan mengadakan program orientasi bagi Direksi dan
Komisaris yang baru bergabung dengan perseroan melalui
pemberian soft copy dan atau hard copy dokumen dan
atau data perseroan yang perlu di ketahui oleh Direksi dan
Komisaris serta memberi jawaban atas pertanyaan atau
memberi penjelasan apabila diminta.
Program Pelatihan bagi Komisaris
Perseroan memberikan alokasi anggaran tersendiri bagi
Direksi dan Komisaris untuk program pengembangan diri
Direksi dan Komisaris dan Perseroan memberi informasi
program pelatihan yang akan berlangsung dan mungkin
dapat diikuti oleh Direksi dan Komisaris.
Perubahan dan Penetapan Organ Pendukung Dewan
Komisaris
Komite Komisaris
Untuk meningkatkan pengurusan dan pengawasan BUMN,
Menteri Negara BUMN melalui Peraturan Menteri Negara
BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik
Negara, menyebutkan bahwa Dewan Pengawas/Dewan
Komisaris hanya boleh memiliki Komite Audit dan dapat
memiliki 1 Komite lainnya dengan keanggotaan masingmasing Komite berasal dari luar Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas. Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara

BUMN tersebut, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia


(Persero) Tbk melakukan perampingan jumlah Komite
Komisaris dari yang sebelumnya 3 Komite Komisaris
menjadi 2 Komite Komisaris, yaitu Komite Audit dan Komite
Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite
Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan yang
baik yang sebelumnya menjadi salah satu Komite yang
membantu tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya
ke dalam Komite Audit. Perubahan Komite Komisaris
tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan
Komisaris No. JKTDW/SKEP/062/2013 tentang Perubahan
Kedua Atas Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/
SKEP/037/2012 Tentang Pembentukan Organ Pendukung
Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Periode jabatan anggota komite yang bukan berasal dari
anggota Dewan Komisaris Perusahaan paling lama 3 (tiga)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan selama 2 (dua) tahun, dengan tidak mengurangi
hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu
waktu.
Untuk Komite Audit berdasarkan kepada Surat Keputusan
Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/063/2013 tentang
Perubahan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/
SKEP/038/2012 Tentang Penetapan Komite Audit Sebagai
Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk, susunan keanggotaannya ialah sebagai
berikut :
Komite Audit
Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Anggota

: Betti S. Alisjahbana
: Wendy Aritenang
: Prasetyo Suhardi
: Chaerul D. Djakman

Susunan keanggotaan Komite Audit tersebut telah


diubah sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris
No. JKTDW/SKEP/011/2014 tanggal 13 Maret 2014
tentang Perubahan Kedua Surat Keputusan No. JKTDW/
SKEP/038/2012 tentang Penetapan Komite Audit sebagai
Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. sehingga susunan keanggotaannya menjadi
sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota

: Betti S. Alisjahbana
: Prasetyo Suhardi
: Chaerul D. Djakman

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

172
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Untuk Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan


Risiko berdasarkan kepada Surat Keputusan Dewan
Komisaris No. JKTDW/SKEP/064/2013 tentang
Perubahan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.
JKTDW/SKEP/062/2012 Tentang Pembentukan Komite
Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko Sebagai
Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk, susunan keanggotaannya ialah sebagai
berikut :
Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko
Ketua
: Peter F. Gontha
Wakil Ketua
: Chris Kanter
Wakil Ketua
: Bagus Rumbogo*
Anggota
: Asril Fitri Syamas
Anggota
: Ahmad Ridwan Dalimunthe
*Bapak Bagus Rumbogo telah menyampaikan pengunduran
diri melalui surat tanggal 2 Desember 2013. Pengunduran
diri tersebut efektif sejak tanggal 26 November 2013, namun
belum dikukuhkan di RUPS.
Sekretaris Dewan Komisaris
Untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris,
sesuai ketentuan Pasal 15 ayat 2.a.6 Anggaran Dasar,
berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/
SKEP/053/2012 Dewan Komisaris telah menunjuk seorang
Sekretaris Dewan Komisaris, yaitu Sdr. Achmad Jaka Santos
Adiwijaya untuk masa jabatan selama 3 tahun.

Direksi
Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Direksi
Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung
jawab untuk menjalankan pengurusan perseroan sehari-hari
untuk kepentingan terbaik Perseroan, yaitu dalam rangka
mencapai maksud dan tujuan Perseroan serta memastikan
agar Perseroan melaksanakan tanggung jawab sosialnya
serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pemangku
kepentingan (stakeholders) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan AD Perseroan dan Board Manual, Direksi
berperan sebagai pengambil keputusan, dimana untuk
hal-hal tertentu, dalam mengambil keputusan Direksi
harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan
RUPS. Selain melaksanakan kepengurusan Perseroan untuk
kepentingan dan tujuan Perseroan, Direksi juga bertindak
selaku pimpinan serta mengurus dan memelihara kekayaan
Perseroan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsi untuk


melakukan pengurusan dan pengelolaan Perseroan. Sesuai
dengan AD Perseroan, dalam hal pembagian tugas dan
fungsi Direksi tidak ditentukan oleh RUPS, maka pembagian
tugas dan fungsi Direksi diatur dalam Rapat Direksi. Oleh
karenanya setiap anggota Direksi bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut masing-masing.
Dalam menjalankan tugasnya yang berkaitan dengan
pengurusan Perseroan maka Direksi juga bertindak mewakili
Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan
sebagaimana ditentukan dalam AD Perseroan.
Direksi berwenang untuk menjalankan pengurusan sesuai
dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang
ditentukan UUPT dan/atau AD Perseroan. Dari ketentuan
UUPT tersebut terkandung konsep fiduciary duty. Fiduciary
duty adalah suatu doktrin yang menunjukkan jalinan
hubungan yang terjadi antara Direksi dengan perseroan
terbatas.
Tanggung Jawab Direksi sesuai Bidang Kerja
Masing-masing Direksi bertanggung jawab atas tugas dan
fungsinya sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.
Direktur Utama: Mengendalikan dan menjamin
keberlangsungan bisnis Perusahaan yang efektif dan
efisien berdasarkan aturan perundangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Direktur Layanan: Menjamin keberlangsungan
peningkatan layanan prima, melalui pengelolaan service
planning & development, passenger services, dan
customer loyalty secara terintegrasi berdasarkan aturan
perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
Direktur Operasi: Menjamin keberlangsungan
operasional penerbangan yang handal, melalui
pengelolaan Awak Kokpit, Ground Operations,
Operation Control, dan dukungan operasional lainnya
berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada: Menjamin
keberlangsungan tersedianya pesawat yang airworthy
melalui pengendalian dan pengelolaan fleet
acquisition, fleet management, aircraft maintenance,
dan airworthiness berdasarkan aturan perundangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.

173

Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis &


Manajemen Risiko: Menjamin keberlangsungan
tersedianya strategi dan perencanaan jangka panjang
yang efisien dan efektif serta dukungan teknologi
informasi yang handal dan pengelolaan risiko
berlandaskan aturan perundangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Direktur Keuangan: Memastikan keberlangsungan
dan pengendalian keseimbangan cash flow Perusahaan
melalui pengelolaan treasury, budget, akuntansi, dan
aset, serta memperhatikan kepatuhan terhadap aturan
perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
Direktur SDM & Umum: Menjamin keberlangsungan
pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia
serta layanan administrasi dan umum yang efektif dan
efisien dengan tetap mematuhi aturan perundangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
Direktur Pemasaran & Penjualan: Menjamin
keberlangsungan pertumbuhan pendapatan dan
penjualan, melalui pengelolaan network, marketing,
revenue, secara terintegrasi dengan tetap memenuhi
aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance.
Kewajiban-Kewajiban Direksi
Kewajiban-kewajiban Direksi secara terperinci diatur di
dalam AD dan Board Manual Perseroan dengan mengacu
kepada ketentuan perundangan yang berlaku. Sebagai
perusahaan publik yang terdaftar, maka Direksi juga tunduk
pada kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur di dalam
ketentuan perundangan pasar modal. Diantara kewajibankewajiban Direksi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyampaikan AD Perseroan dan setiap perubahannya
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
untuk memperoleh persetujuan atau pernyataan
pemberitahuan, untuk kemudian didaftarkan pada
Daftar Perseroan dan diumumkan dalam Berita Negara
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pasal 21 (1)
- (3), 29, 30 UUPT).
2. Menyampaikan beberapa perubahan tertentu dari AD
Perseroan kepada Kementerian Perhubungan.
3. Membuat dan memelihara (atau menunjuk suatu BAE
untuk melakukan hal tersebut) daftar pemegang saham
yang mencatat: (a) nama dan alamat seluruh pemegang
saham; (b) jumlah, nomor, dan tanggal pengambilalihan
saham atau sertifikat saham kolektif; (c) nama dan
alamat pemegang gadai saham Perseroan; (d) setiap

4.

5.

6.

7.

8.

9.

informasi penting lainnya (Pasal 100 (1) (a) UUPT, Pasal 12


(2.b.4) AD Perseroan).
Membuat dan memelihara daftar khusus yang berisi
kepemilikan saham setiap anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris dan keluarga dari masing-masing
anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut dalam
Perseroan dan dalam perseroan lainnya, serta tanggal
perolehan saham tersebut (Pasal 100 (1) (a) UUPT, Pasal
12 (2.b.4) AD Perseroan).
Menyiapkan dan memelihara seluruh Risalah Rapat
Direksi (Pasal 100 (1) UUPT, Pasal 12 (b.4, b.11) AD
Perseroan).
Memelihara seluruh daftar, dokumen pendaftaran dan
dokumen perseroan, termasuk keputusan, risalah RUPS,
Risalah Rapat Direksi, risalah Rapat Dewan Komisaris
dan menyimpan di tempat kedudukan Perseroan,
serta menyediakan akses bagi pemegang saham atas
dokumen-dokumen tersebut (Pasal 100 (1) (c), (d), (2)
UUPT, Pasal 12 (2.b.10 dan 2.b.11) AD Perseroan).
Menyusun Laporan Keuangan dan memelihara
sistem akuntansi Perseroan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsipprinsip pengendalian intern, terutama pemisahan
fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan, dan menyerahkan kepada Akuntan Publik
untuk diaudit (Pasal 68, 69 UUPT, Pasal 12 (2.b.6 dan
2.b.12) AD Perseroan). Laporan Keuangan yang telah
diaudit kemudian disampaikan kepada Bapepam-LK,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan
HAM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Perhubungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Paling lambat dalam 5 bulan setelah tahun fiskal
berakhir, menyiapkan, menyerahkan serta memberikan
penjelasan mengenai Laporan Tahunan dan dokumen
keuangan sebagai wujud pertanggungjawaban atas
pengurusan Perseroan kepada RUPS untuk memperoleh
persetujuan dan pengesahan setelah ditelaah dan
disetujui oleh Dewan Komisaris (Pasal 66, 67, 100
ayat (1)-(3) UUPT, Pasal 12 (2.b.5), (2.b.7), (2.b.8) AD
Perseroan).
Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP)
dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP)
serta seluruh perubahannya, dan menyampaikannya
serta memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris
paling lambat 60 hari sebelum tahun buku baru dimulai
untuk mendapatkan persetujuan (Pasal 63-65 UUPT,
Pasal 12 (2.b.2, 2.b.3) AD Perseroan).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

174
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

10. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi (sebagai


bagian dari Laporan Keuangan di dalam Laporan
Tahunan) yang telah disahkan oleh RUPS kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri
Perdagangan dan Menteri Perhubungan (UUPT, UU
Penerbangan dan Kepmen Perdagangan).
11. Membangun program manajemen risiko korporasi,
menetapkan sistem pengendalian internal dalam rangka
mengamankan investasi dan aset Perseroan, mengatur
mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan
etika kerja Perseroan, menyelenggarakan pengawasan
internal melalui pembentukan Satuan Pengawasan
Intern dan menyelenggarakan fungsi Sekretaris
Perusahaan (Pasal 25 29 Permen BUMN No. 01/2011,
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7).
12. Menetapkan tata kelola Teknologi Informasi yang efektif
serta menyiapkan laporan kepada Dewan Komisaris
mengenai pelaksanaan program Teknologi Informasi
dan Sumber Daya Manusia tersebut (Pasal 30 Peraturan
Menteri Negara BUMN No. 01/MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara
(Permen BUMN No. 01/2011)).
13. Melaporkan kepemilikan saham dirinya dan keluarganya
kepada Perseroan dan perseroan lain untuk dicatat
di dalam Daftar Khusus. Peraturan Pasar Modal
mewajibkan Direksi untuk melaporkan kepemilikan
sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak
terjadinya transaksi.
14. Melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal, antara lain mengumumkan transaksi
material.
15. Direksi dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan
harus mempertimbangankan risiko usaha serta
membangun dan melaksanakan program manajemen
risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian
dari pelaksanaan Good Corporate Governance.
16. Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen
risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan
berkala perusahaan. (Pasal 25 Permen BUMN No.
01/2011).
17. Direksi wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pendayagunaan Aktiva Tetap untuk kepentingan
Perseroan, serta menjamin pendayagunaan tersebut
agar bebas dari tekanan, paksaan dan campur tangan
dari pihak lain. Pendayagunaan Aktiva Tetap adalah
tindakan Perseroan untuk melakukan optimalisasi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

pemanfaatan aktiva tetap untuk menciptakan nilai


tambah bagi Perseroan dengan tidak mengakibatkan
beralihnya kepemilikan Perseroan atas aktiva tetap
tersebut, antara lain melalui bangun guna serah, bangun
serah guna, kerja sama operasi, kerja sama usaha,
sewa, atau pinjam pakai atas aktiva tetap Perseroan
(Pendayagunaan Aktiva Tetap).
18. Direksi wajib mengevaluasi perjanjian Pendayagunaan
Aktiva Tetap yang belum dilaksanakan apabila
Direksi berpendapat bahwa perjanjian yang sudah
ditandatangani merugikan Perseroan atau belum
memberikan keuntungan yang optimal, dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-undangan (Pasal
5 butir 12 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-06/
MBU/2011 tentang Pedoman Pendayagunaan Aktiva
Tetap Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN No.
06/2011)).
19. Direksi perlu melakukan pelaporan mengenai rencanarencana pengadaan substansial yang akan dilakukan
Perseroan. Selain hal tersebut, Direksi wajib melaporkan
kepada Dewan Komisaris atas pengadaan substansial
barang/jasa yang telah tertuang dalam RJPP/RKAP
yang menunjang kegiatan usaha utama Perseroan
dengan nilai di atas 5% dari ekuitas Perseroan dalam
satu transaksi. Pelaporan atas pengadaan substansial
tersebut dilakukan sebelum Direksi melakukan
pengikatan atau menandatangani suatu perjanjian
dengan pihak vendor. (Surat Dewan Komisaris No.
GARUDA/DEKOM-021/2011 tanggal 6 April 2011 tentang
Pengadaan Barang & Jasa).
Wewenang Direksi
Dalam menjalankan tugasnya, selain adanya kewajibankewajiban yang harus dijalankan, Direksi juga memiliki
kewenangan dalam melaksanakan tanggung jawab
kepengurusan Perseroan.
1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.
2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada
seseorang atau beberapa orang anggota Direksi yang
ditunjuk atau kepada seseorang atau pegawai Perseroan
dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk
mewakili Perseroan kepada Kepala Cabang atau kepala
perwakilan di dalam maupun di luar negeri.
3. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan,
termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari
tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

175

4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan


berdasarkan peraturan kepegawaian dan peraturan
perundang-undangan.
5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris
Perusahaan.
6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya
mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan
Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/
atau pihak lain dengan Perseroan, termasuk namun
tidak terbatas pada optimalisasi pemanfaatan asset
Perseroan, dengan pembatasan sebagaimana diatur
dalam AD Perseroan.
Batasan Kewenangan Direksi
Pembatasan Kewenangan Direksi
Sesuai Anggaran Dasar Garuda Indonesia, Pasal 12 ayat
7, terdapat batasan atas perbuatan-perbuatan Direksi
yang perlu ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Komisaris.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dewan Komisaris
menerbitkan surat keputusan dengan No. JKTDW/
SKEP/077/2012 tanggal 31 Oktober 2012 mengenai batasan
wewenang yang diberikan kepada Direksi untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu menurut Pasal 12 ayat 7
Anggaran Dasar Perusahaan.
Pembatasan Kewenangan Direksi Perseroan tersebut adalah
sebagai berikut:
Direksi wajib meminta persetujuan Dewan Komisaris
sebelum melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Memindahtangankan dan menghapuskan aktiva
tetap milik Perseroan yang melebihi batas nilai Rp
50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) atau dalam
nilai agregat yang jumlahnya sama dengan atau lebih
dari 3% (tiga persen) dari total nilai Aktiva Tetap
Perseroan dalam tahun yang sama.

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan


dalam operasional Perseroan yang tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan,
dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.

Memindahtangankan Aktiva Tetap dapat dilaksanakan


dengan cara menjual, tukar menukar atau hibah, yang
wajib dilaksanakan oleh Perseroan dengan prinsip
kehati-hatian dan berdasarkan ketentuan yang berlaku,
termasuk pasar modal.
b. Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau
pihak lain dalam bentuk kerja sama operasi, kontrak
manajemen, kerja sama lisensi Bangun Guna Serah

(Build, Operate, Transfer/BOT), Bangun Guna Milik


(Build, Operate and Own/BOO) dan perjanjianperjanjian lain yang memiliki sifat yang sama yang
jangka waktunya melebihi dari jangka waktu yang
ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

Kerja sama yang dimaksud di atas adalah kerja sama


yang:
a. Memiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun; dan/atau
b. Nilai transaksi lebih dari 3% dari Total Nilai Aktiva
Tetap; dan/atau
c. Menimbulkan kewajiban kontinjen (contingent
liabilities) dengan nilai lebih dari 3% dari Total Nilai
Aktiva Tetap.

Yang dimaksud dengan perjanjian-perjanjian lain yang


memiliki sifat yang sama di atas adalah perjanjianperjanjian yang sifatnya sama dengan bentuk kerja sama
operasi, kontrak manajemen, kerja sama lisensi Bangun
Guna Serah (Build, Operate, Transfer/BOT), dan Bangun
Guna Milik (Build, Operate and Own/BOO).

Berikut adalah penjelasan terkait dengan perjanjian


kerja sama di atas:

Kerja Sama Operasi (KSO)


Pengertian KSO adalah kerja sama dengan prinsip bagi
hasil yang saling menguntungkan antara Perseroan
dengan mitra kerja sama, dimana Perseroan terlibat
dalam manajemen pengelolaan kerja sama tersebut.

Pendayagunaan aktiva tetap dengan cara KSO,


dilakukan terhadap aktiva tetap Perseroan berupa
tanah, bangunan dan/atau aktiva tetap lainnya. Objek
KSO yang diberdayagunakan tersebut diperhitungkan
sebagai penyertaan Perseroan dalam KSO yang
bersangkutan.

Kontrak Manajemen
Kontrak Manajemen adalah suatu perjanjian dimana
aset, sumber daya, dan dana disediakan oleh Perseroan
sedangkan jasa manajemen atau pengelolaan
diserahkan kepada mitra.

Bangun Guna Serah (BOT)


Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/
BOT) adalah kerja sama pendayagunaan aktiva tetap
berupa tanah milik Perseroan oleh pihak lain dengan
cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

176
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Selanjutnya, tanah beserta bangunan dan/atau sarana


berikut fasilitasnya akan diserahkan kepada Perseroan
setelah berakhirnya jangka waktu.

Pendayagunaan ini dilakukan terhadap Aktiva Tetap


dalam bentuk tanah. Dalam hal terdapat Aktiva Tetap
tidak dapat dijadikan sebagai objek kerja sama,
maka Aktiva Tetap tersebut dihapusbukukan dan
diperhitungkan dalam penetapan kompensasi.

c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka


menengah/panjang dalam nilai yang melebihi batas
yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan
Komisaris dengan ataupun tanpa jaminan, kecuali
pinjaman utang atau piutang yang timbul karena
transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada
anak perusahaan Perseroan hanya perlu dilaporkan
kepada Dewan Komisaris.

Untuk memberikan pinjaman kepada pihak ketiga,


batas wewenang Direksi adalah sampai dengan Rp
50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) per tahun
dan sepanjang terkait dengan kegiatan operasional
perusahaan.

Untuk menerima pinjaman dari pihak ketiga batas


wewenang Direksi adalah sampai dengan Rp
500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) atau dalam
tahun yang sama nilai agregat/ akumulasi jumlahnya
<10% nilai Ekuitas.

Dalam hal pinjaman tersebut memerlukan persetujuan


Dewan Komisaris, persetujuan Dewan Komisaris
tersebut berlaku selama 12 bulan sejak persetujuan
diberikan oleh Dewan Komisaris.

Persetujuan Dewan Komisaris dikecualikan untuk


(i) pinjaman utang atau piutang yang timbul karena
transaksi bisnis, dan (ii) pinjaman yang diberikan
kepada anak perusahaan Perseroan, dengan ketentuan
pemberian pinjaman tersebut dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
d. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan
persediaan barang mati, dalam nilai yang melebihi
batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan
Komisaris.

Batas wewenang Direksi untuk menghapuskan piutang


macet dan persediaan barang mati Perseroan dari

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

pembukuan adalah sampai dengan Rp 50.000.000.000


(lima puluh miliar Rupiah) atau dalam tahun yang sama
nilai agregat yang jumlahnya kurang dari 5% (lima
persen) dari nilai ekuitas Perseroan.

Tindakan tersebut perlu dilaporkan kepada Dewan


Komisaris disertakan dengan data dan informasi
mengenai tahapan-tahapan proses penagihan
yang telah dilakukan Direksi sebelum melakukan
penghapusbukuan sesuai dengan ketentuan Perseroan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Menetapkan struktur organisasi sampai dengan 1 tingkat
di bawah Direksi. Kecuali ditetapkan lain oleh RUPS,
Direksi mendiskusikan dan memperoleh persetujuan
dari Dewan Komisaris untuk menetapkan struktur
organisasi Direksi dan organisasi satu tingkat di bawah
Direksi. Direksi melaporkan kepada Dewan Komisaris
Keputusan Direksi atas pembagian kewenangan di
antara anggota Direksi dan nama-nama pejabat dalam
struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi.
f. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan
baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan Perseroan yang dapat berdampak finansial bagi
Perseroan.

Direksi wajib mendapatkan persetujuan dari Dewan
Komisaris dalam hal (i) yayasan, organisasi, dan atau
perkumpulan tersebut didirikan untuk jangka waktu
lebih dari 3 tahun, dan/atau (ii) nilai dari pembentukan
yayasan, organisasi dan atau perkumpulan tersebut
lebih dari 3% (tiga persen) dari Total Nilai Aktiva Tetap.

Dalam hal tindakan ini tidak memerlukan persetujuan


Dewan Komisaris, maka Direksi wajib melaporkan
tindakan tersebut kepada Dewan Komisaris.

Untuk memastikan agar yayasan, organisasi dan/atau


perkumpulan dikelola secara profesional, Direksi dapat
mengangkat pengurus dari pihak eksternal Perseroan
untuk melakukan pengurusan rutin.
g. Membebankan biaya Perseroan yang bersifat rutin untuk
kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan
baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan Perseroan.

Direksi menetapkan anggaran tahunan (apabila


ada) untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau
perkumpulan bersamaan dengan penetapan anggaran
(budget) Perseroan.

177

Selain pembebanan biaya yang bersifat rutin dan


tetap dari organisasi, kegiatan yayasan, dan atau
perkumpulan sebagaimana tersebut di bawah ini, maka
perlu mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris:
INACA, PATA, IATA, Kadin, Air Promotion Group, Zone
Employee Discount Multi Bilateral Agreement (ZED
MIBA Forum), Dana Pensiun Garuda, Yayasan At
Taqwa,Yayasan Kesehatan Garuda, KOAPGI, KOKARGA,
Masyarakat Hukum Udara (MHU), Member of Board of
Airline Representative in Netherlands (BARIN), Member
Board of Governor PATA BENELUX (Belgium, Netherland
& Luxemburg), AOC (Airlines Operator Committee),
Member of BARSA (Board of Airlines Representative),
BAR (Board of Airlines Representative), KASEC (Korea
Airlines Secretary), BARINDO (Board of Airlines
Representative Indonesia), Forum Human Capital
BUMN, Forum IT BUMN, ICSA (Indonesian Corporate
Secretary Association), PERHUMAS, AAPA (Association
of Asia Pacific Airlines).
h. Mengusulkan wakil Perseroan untuk menjadi calon
anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada anak
perusahaan Perseroan yang memberikan kontribusi
signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis
yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
Direksi mengusulkan nama-nama serta data lengkap
dari rekam jejak pihak-pihak yang dinominasikan
menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada
anak perusahaan. Calon anggota Direksi dan Dewan
Komisaris tersebut harus menjalani proses pemilihan
sesuai dengan ketentuan dan tatacara pencalonan
anggota Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan
BUMN yang berlaku.
i. Tidak lagi menagih piutang macet yang telah
dihapusbukukan dalam nilai yang melebihi batas yang
dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

j. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan


Logo Perseroan adalah termasuk logo baru dan logo
yang saat ini sudah terdaftar atau sedang dalam proses
untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
dan Intelektual.
k. Melakukan penyertaan modal dalam perseroan
lain dalam nilai yang melebihi batas dari waktu ke
waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris, sepanjang
penyertaan modal tersebut tidak memerlukan
persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar
Modal.

Direksi wajib meminta persetujuan dari Dewan


Komisaris untuk melakukan penyertaan modal yang
nilainya lebih besar dari 10% (sepuluh persen) dari nilai
ekuitas Perseroan.

Perseroan melaksanakan penyertaan modal dalam


perusahaan lain dalam rangka mengembangkan
kegiatan usaha utamanya, kegiatan usaha pendukung,
dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki, atau pelaksanaan keputusan
peraturan yang berlaku.
Mendirikan anak perusahaan, sepanjang hal tersebut
tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan
Peraturan Pasar Modal.
Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan,
sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan
RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. Bahwa
pelepasan penyertaan modal pada anak perusahaan
termasuk terdilusinya presentase kepemilikan saham
Perseroan.
Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan,
pemisahan dan pembubaran anak perusahaan,
sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan
RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal.
Menetapkan gaji, pensiun atau jaminan hari tua
dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan yang
melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan
perundang-undangan.

l.

m.

n.

o.

Direksi membutuhkan persetujuan dari Dewan Komisaris


untuk tidak lagi menagih piutang macet yang telah
dihapusbukukan dengan nilai di atas Rp 10.000.000.000
(sepuluh miliar Rupiah).

Tindakan tersebut perlu dilaporkan kepada Dewan


Komisaris disertakan dengan data dan informasi
mengenai tahapan-tahapan proses penagihan
yang telah dilakukan Direksi sebelum melakukan
penghapusbukuan sesuai dengan ketentuan Perseroan
yang berlaku.

p. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau


avalist) yang mempunyai akibat keuangan yang
melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan peraturan
perundangan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

178
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Borg menurut Pasal 1820 KUH Perdata adalah suatu


persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan
kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan
debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.
Tindakan pemberian jaminan termasuk juga diantaranya
berupa pemberian jaminan ganti rugi (indemnity) dan
corporate guarantee.

anggaran tahunan Perseroan untuk tahun anggaran


yang akan datang, yang dibuat sebelum tahun anggaran
berikutnya tersebut dimulai.

Aval menurut Pasal 129 KUH Dagang adalah perjanjian


jaminan (aval) yang dapat diberikan oleh pihak ketiga,
atau oleh orang yang tanda tangannya terdapat dalam
surat wesel. Pemberi aval (avalist) terikat dengan cara
yang sama seperti orang yang diberi aval.

q. Menyusun RJPP dan RKAP termasuk setiap perubahan


terhadap RJPP dan RKAP tersebut.
RJPP adalah rencana strategis yang memuat sasaran
dan tujuan Perseroan yang hendak dicapai dalam
jangka waktu 5 tahun.RKAP merupakan penjabaran
tahunan dari RJPP yang dipersiapkan oleh Direksi dan
disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS untuk
mendapatkan pengesahan. RKAP memuat antara lain,

Direksi menyiapkan RJPP dan RKAP Perseroan serta


seluruh perubahannya, dan menyampaikannya serta
memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris paling
lambat 60 hari sebelum tahun buku baru dimulai untuk
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris. Rancangan
RKAP disetujui oleh Dewan Komisaris paling lambat 30
hari setelah tahun anggaran Perseroan berjalan. Dalam
hal rancangan RKAP belum disetujui Dewan Komisaris
dalam kurun waktu 30 hari setelah tahun anggaran
Perseroan berjalan, maka RKAP yang sebelumnya
diberlakukan.

Independensi Direksi
Untuk senantiasa menjaga independensi dari anggota
Direksi, maka setiap anggota Direksi tidak memiliki
hubungan keluarga, hubungan keuangan dan hubungan
afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali. Hubungan
keluarga dan hubungan keuangan secara detil dapat dilihat
pada tabel berikut:

Hubungan Keluarga Dengan


Dewan
Komisaris
Nama

Ya

Tidak

Direksi
Ya

Tidak

Hubungan Keuangan Dengan

Pemegang
Saham
Pengendali

Dewan
Komisaris

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Pemegang
Saham
Pengendali

Direksi
Ya

Tidak

Ya

Tidak

Emirsyah Satar

Meijer Frederik Johannes

Novianto Herupratomo

Batara Silaban

Heriyanto Agung Putra

Handrito Hardjono

Faik Fahmi

Judi Rifajantoro

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

179

Beberapa anggota Direksi menjabat sebagai Komisaris di anak perusahaan Garuda Indonesia. Jabatan rangkap anggota
Direksi di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

Posisi
Di Garuda Indonesia

Nama

Posisi
Di Institusi Lain

Perusahaan/
Badan Organisasi

Bidang
Usaha

Emirsyah Satar

Direktur Utama

Anggota

Dewan Gubernur

IATA (International Air


Transport Association)

Transportasi

Meijer Frederik Johannes

Direktur Pemasaran &


Penjualan

Novianto Herupratomo

Direktur Operasi

Batara Silaban

Direktur Teknik &


Pengelolaan Armada

Heriyanto Agung Putra

Direktur SDM & Umum

Handrito Hardjono

Direktur Keuangan

Faik Fahmi

Direktur Layanan

Judi Rifajantoro

Direktur Strategi,
Pengembagan Bisnis &
Manajemen Risiko

Rapat Direksi
Sesuai ketentuan Pasal 13 Anggaran Dasar, penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila (i) dipandang
perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi; (ii) atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
atau (iii) atas permintaan tertulis dari 1 orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh)
atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Sampai dengan 31 Desember 2013, Direksi telah menyelenggarakan 35
kali rapat Direksi.

Jumlah Rapat Direksi dan Tingkat Kehadiran ( 1 Januari - 23 April 2013)


No

Nama

Jabatan

Jumlah Rapat

Kehadiran

Tingkat Kehadiran

1.

Emirsyah Satar

Direktur Utama

11

11

100%

2.

Batara Silaban

Direktur Teknik &


Pengembangan Armada

11

10

90,90%

3.

Elisa Lumbantoruan*

Direktur Pemasaran &


Penjualan

11

11

100%

4.

Faik Fahmi

Direktur Layanan

11

81,81%

5.

Handrito Hardjono

Direktur Keuangan

11

11

100%

6.

Heriyanto Agung Putra

Direktur SDM & Umum

11

11

100%

7.

Judi Rifajantoro

Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis &
Manajemen Risiko

11

11

100%

8.

Novianto Herupratomo

Direktur Operasi

11

11

100%

*Dibebaskan sebagai Direktur melalui RUPS Tahunan Perseroan tanggal 26 April 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

180
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Jumlah Rapat Direksi dan Tingkat Kehadiran (30 April 31 Desember 2013) No.
No

Nama

Jabatan

Jumlah Rapat

Kehadiran

Tingkat Kehadiran

1.

Emirsyah Satar

Direktur Utama

24

24

100%

2.

Batara Silaban

Direktur Teknik &


Pengembangan Armada

24

22

91,67%

3.

Faik Fahmi

Direktur Layanan

24

22

91,67%

4.

Meijer Frederik Johannes*

Direktur Pemasaran &


Penjualan

24

23

95,84%
95,84%

5.

Handrito Hardjono

Direktur Keuangan

24

23

6.

Heriyanto Agung Putra

Direktur SDM & Umum

24

21

87,5%

7.

Judi Rifajantoro

Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis &
Manajemen Risiko

24

22

91,67%

8.

Novianto Herupratomo

Direktur Operasi

24

20

83,34%

* * Diangkat menjadi Direktur melalui RUPS Tahunan Perseroan pada tanggal 26 April 2013

Penunjukan Direktur yang Bertanggung Jawab Dalam


Penerapan dan Pemantauan Tata Kelola Perusahaan
(Good Corporate Governance/GCG)

& Umum Perseroan sebagai Direktur yang bertanggung


jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di Garuda
Indonesia.

Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 19 Permen


BUMN No.1/2011, bahwa salah seorang anggota Direksi
ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung jawab
dalam penerapan dan pemantauan GCG di BUMN yang
bersangkutan, maka melalui Keputusan Rapat Direksi
tanggal 30 April 2013, Direksi telah menunjuk Direktur SDM

Pelatihan dan Pengembangan Direksi


Pelatihan dan pengembangan Direksi merupakan salah satu
parameter implementasi tata kelola perusahaan yang baik.
Selama tahun 2013, Direksi telah melaksanakan pelatihan
dan pengembangan diri sesuai dengan bidang kerja dari
masing-masing direktoratnya.

Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013


No.

Seminar

Waktu

Lokasi

Keterangan

EMIRSYAH SATAR - DIREKTUR UTAMA


1.

Rapat Koordinasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan


tahun 2013 JASINDO dengan tema TRANSFORMASI

31 Januari 2013

Jakarta

Pembicara

2.

War Game diselenggarakan oleh Garuda Indonesia

13 Februari 2013

Jakarta

Peserta

3.

Indonesia Airline Partnership & Acilliary Revenue Conference


(IAPARC) 2013

20 Februari 2013

Jakarta

Opening Remarks

4.

Business Sharing dalam acara yang diselenggarakan oleh


KADIN Indonesia Jawa Tengah dengan topic Menuju World
Class UMKM

11 Maret 2013

Semarang

Pembicara

5.

Institute Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) CEO


Talks

2 April 2013

Jakarta

Pembicara

6.

GE Global Leadership Training Business Management Course


(BMC)

8 Mei 2013

Jakarta

Peserta

7.

World Bank Workshop: Sharing Session topic Visioning and


Strategic Direction Workshop

14 Mei 2013

Jakarta

Pembicara

8.

Indonesia Brand Forum (IBF) Talshow

20 Mei 2013

Jakarta

Narasumber

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

181

Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013


No.

Seminar

Waktu

Lokasi

Keterangan

9.

Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA):


Seminar Aviation MRO Indonesia (AMROI) dengan tema
Building Effective Partnerships in the MRO Sector

22 Mei 2013

Jakarta

Pembicara

10.

Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia dibuka oleh


Presiden RI

14 Juni 2013

Bali

Pembicara

11.

Pemaparan Inspirasi Penyelematan Lingkungan dari Garuda


Indonesia dalam acara Indonesia Green Awards 2013

25 Juni 2013

Jakarta

Narasumber

12.

Cargo QBR 2013 topic Business Transformation How to be


Global Player

19 Agustus 2013

Jakarta

Keynote Speaker

13.

Asean Business Councill (ABAC) ASEAN Conference topic


Aviation Industry

23 Agustus 2013

Singapore

Pembicara

14.

Pembekalan Penyambutan dan Pengenalan Mahasiswa Baru


Tahun Akademik 2013/2014 Universitas Pancasila

28 Agustus 2013

Jakarta

Pembicara

15.

2nd Annual South East Asia Airport Expansion Summit


topic Developing Airport and Airline Synergies to Improve
Passengers Service

29 Agustus 2013

Jakarta

Pembicara

16.

Metro TV: Panelis International Seminar How much is your


Brand Worth

17 September 2013

Jakarta

Pembicara

17.

6th Annual Aviation Outlook 2013 Conference topic Growing


Revenue Share in Indonesias Busy Skies

22 Oktober 2013

Singapore

Pembicara

18.

KOMPAS.COM: Officers Forum Topic Leadership that Brings


Success for Indonesia Future Leaders to Prepare for AFTA
(Cross Culture Leadership)

18 November 2013

Jakarta

Pembicara

19.

Hay Group International Conference Leading Transformation

27 November 2013

Shanghai

Pembicara

20.

Komite Ekonomi Nasional (KEN): Seminar Prospek Ekonomi


Indonesia 2014 Tantangan Ekonomi di Tengah Tahun Politik

3 Desember 2013

Jakarta

Peserta

21.

KOMPAS TV: Live Talkshow Kanal KPK Mencegah dengan


Berbuat

9 Desember 2013

Jakarta

Narasumber

BATARA SILABAN - DIREKTUR TEKNIK & PENGELOLAAN ARMADA


1.

AMROI ( Aviation MRO Indonesia) Conference

22 May 2013

Hotel Sultan Jakarta

Pembicara

2.

Workshop Developing JKTDEGA

13 Juni 2013

Garuda Indonesia

Peserta

3.

Human Factors Recurrent Training

11 Oktober 2013

Garuda Indonesia

Peserta

FAIK FAHMI - DIREKTUR LAYANAN


1

Mobiliary Global Luxury Conference 2013

27 Maret 2013

Grand Ballroom, The


Dharmawangsa

Pembicara

Workshop Capacity Building Peran Pemerintah dan Masyarakat


dalam Kebijakan Penyelenggaraan PElayanan Publik Sektor
Transportasi

22 Mei 2013

Hotel Grand Aston,


Jogyakarta

Pembicara

Pembicara pada Gathering Wartawan

06 September 2013

Lembah Mandiri,
Bogor

Pembicara

GA Group Corporate Culture Workshop

19 September 2013

Hanggar 3, GMF

Peserta

HANDRITO HARDJONO - DIREKTUR KEUANGAN


1.

16th Credit Suisse Asian Investment Conference (AIC)

20 - 21 Maret 2013

Hongkong

Conference

2.

HSBCs Inaugural Aviation Conference

10 April 2013

Hongkong

Conference

3.

Boeing Capital Asia Executive Finance Summit

29 - 31 Mei 2013

Bangkok

Conference

4.

APEC 2013 CEO Summit

05 - 07 Oktober 2013

Denpasar, Bali

Conference

5.

Culture GA Group

19 September 2013

Cengkareng

Workshop

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

182
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013


No.

Seminar

Waktu

Lokasi

Keterangan

6.

Annual General Meeting INACA 2013

07 - 09 November
2013

Surabaya

Conference

7.

Penataan Permodalan BUMN Restrukturisasi Melalui


Penataan Permodalan BUMN

06 Desember 2013

Denpasar, Bali

Workshop

HERIYANTO AGUNG PUTRA - DIREKTUR SDM & UMUM


1.

Binus Festival of Inovation & Enterprise

Jakarta

Pembicara

2.

Character Building by Telkom & Telkomsel

22 Januari 2013

Bandung

Pembicara

3.

National Marketing Conference Interconnectivity

14 Februari 2013

Jakarta

Pembicara

4.

3rd Asia Corporate University Summit 2013

20 Maret 2013

Jakarta

Pembicara

5.

Indonesia Training & Development Summit 2013

24 April 2013

Yogyakarta

Pembicara

6.

Sharing Session Performance Management PT Astra


International

08 Mei 2013

Jakarta

Pembicara

7.

Seminar Where Are Your Ready Now Leader by Daya Dimensi


Indonesia

31 Mei 2013

Jakarta

Partisipan

8.

HR ASIA Congress

12 Juni 2013

Jakarta

Pembicara

9.

KPK Workshop International Strengthening Integrity through


Public-Private Partnership : Preventing Facilitation Payments
and Managing Gratuities

24 Juni 2013

Medan

Partisipan

10.

Lokakarya Nasional Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


(Kementerian kelautan dan perikanan)

25 Juni 2013

Jakarta

Pembicara

11.

Corporate Transformation Conference

26 Juni 2013

Jakarta

Pembicara

12.

Asian Workshop on Strengthening Collective Action between


Public-Private-Civil Society in Addressing Corruption and
Briberry by Transparency International Indonesia

27 Agustus 2013

Jakarta

Partisipan

13.

Reducing Cost of Health Plans

05 September 2013

Jakarta

Pembicara

14.

3rd Nasional HRD Conference Talent War untuk Profesi Pilot

10 September 2013

Jakarta

15.

HR Workshop Strategic HCM PT Tiga Raksa

26 September 2013

Jakarta

Pembicara

16.

Seminar Rehearse Your Best Performers to Present Perfect


Harmony by Daya Dimensi Indonesia

08 November 2013

Jakarta

Partisipan

17.

Seminar OJK Garuda Indonesia Transformation

14 November 2013

Jakarta

Pembicara

18.

Seminar Peran HR sebagai Strategic Partner

17 November 2013

Jakarta

Pembicara

19.

Human Capital Sharing by IHCS

05 Desember 2013

Jakarta

Pembicara

20.

Pekan Anti Korupsi Seminar by KPK

09 Desember 2013

Jakarta

Pembicara

JUDI RIFAJANTORO - DIREKTUR STRATEGI, PENGEMBANGAN BISNIS & MANAJEMEN RISIKO


1.

Asia Pacific Satellite Communication System International


Converence ASPAT 2013

12-13 Juni 2013

Jakarta

Peserta

2.

Global Customer Summit (GCS)

12-15 Agustus 2013

Crotonville, USA

Peserta

3.

Indonesia Risk Management Summit

11-12 September 2013

Jakarta

Pembicara

4.

Winning Competition Through Product Management

9-11 Oktober 2013

Jakarta

Pembicara

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

183

Rekap Pelatihan & Pengembangan Direksi Tahun 2013


No.

Seminar

Waktu

Lokasi

Keterangan

NOVIANTO HERUPRATOMO DIREKTUR OPERASI


1

Asean Aviation Training & Aducation Summit (AATES)

22 sd 23 Januari 2013

Jakarta (The Sultan


Hotel)

Pembicara

Sky War Team Garuda Indonesia

13 Februari 2013

Jakarta (Borobudur
Hotel)

Partisipan

Seminar Health, Safety Environment oleh Universitas Indonesia

26 Maret 2013

Depok (Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Indonesia)

Pembicara

IATA Operational Conference 2013

12 - 21 April 2013

Vienna - Austria

Pembicara

52nd IFATCA Annual Conference

24 28 April 2013

Denpasar - Bali

Pembicara

Seminar Nasional Keselamatan Perkeretaapian Indonesia

14 Mei 2013

Jakarta (Borobudur
Hotel)

Pembicara

Seminar Shells Safety Day

18 - 20 Juni 2013

Singapura

Pembicara

Indonesia Green Aviation Conference

2 Juli 2013

Nusa Dua - Bali

Pembicara

GE Global Customer Summit ASEAN Executive Program

10 - 18 Agustus 2013

Crotonville New
York

Partisipan

10

ICAO/Mc Gill Pre Assembly Sympossium Regulatory


Response to Customer Concerns

1 22 September
2013

Montreal - Canada

Pembicara

11

Seminar Manajemen Transportasi

09 Desember 2013

Depok (Fakultas
Ekonomi Universitas
Indonesia)

Pembicara

Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan


Risiko
Ketua
: Bapak Peter F. Gontha
Wakil Ketua : Bapak Chris Kanter
Wakil Ketua : Bapak Bagus Rumbogo*
Anggota : Bapak Asril Fitri Syamas
Anggota : Bapak Ahmad Ridwan Dalimunthe
*mengundurkan diri pada 26 November 2013
Tugas dan tanggung Jawab
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.
JKTDW/SKEP/062/2012 tanggal 4 Agustus 2012 tentang
Pembentukan Komite Pengembangan Usaha dan
Pemantauan Risiko, KPUPR mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk:
A. Tugas terkait dengan Pengembangan Usaha:
1. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap realisasi rencana
bisnis perusahaan.
2. Membantu Dewan Komisaris dalam mengevaluasi
rencana pengembangan/ekspansi bisnis
perusahaan.

B. Tugas terkait dengan Pemantauan Risiko:


1. Mendapatkan pemahaman atas manajemen risiko
perusahaan yang mencakup berbagai risiko yang
dihadapi perusahaan, strategi, sistem dan kebijakan
manajemen risiko perusahaan, pengendalian intern
perusahaan, termasuk kebijakan, metodologi dan
infrastruktur.
2. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model
pengukuran risiko yang digunakan perusahaan dan
memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih
lanjut.
3. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan
pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan dan
memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi
perusahaan.
4. Mengevaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko
perusahaan.
5. Melakukan koordinasi implementasi dan
pengawasan keberadaan dan tingkat efektivitas
masing-masing komponen dan Enterprise Risk
Management (ERM) dalam perusahaan.
6. Mengukur efektivitas masing-masing komponen dari
ERM yang telah diterapkan di perusahaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

184
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh


Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

ditingkatkan jumlahnya pada tahun 2013 dimaksudkan


sebagai pengembangan usaha kepada pasar yang lebih
luas, khususnya pasar yang masuk dalam kategori high
yield-low density . Untuk kapasitas yang lebih kecil dan
jarak terbang yang lebih pendek akan dilayani dengan
pesawat ATR-72-600. Dalam hal rute internasional,
upaya difokuskan pada peningkatan kinerja pada ruterute yang masih menghasilkan kinerja negative. Untuk
pangsa pasar LCC (Low Cost Carier), Citilink masih harus
meningkatkan kinerjanya.

Biografi Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan


Risiko
Biografi singkat Komite Pengembangan Usaha dan
Pemantauan Risiko dapat dilihat pada bagian Data
Perusahaan dalam buku laporan tahunan ini.
Indepedensi Anggota Komite Pengembangan Usaha dan
Pemantauan Risiko
Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko
diketuai oleh Komisaris Independen dan wakil ketua
oleh salah seorang Komisaris, dengan dua anggota yang
profesional yang berasal dari luar perusahaan yang
memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengelolaan
perusahaan serta pengetahuan tentang manajemen risiko.
Masa jabatan komite adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat
diperpanjang satu kali.
Kegiatan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan
Risiko
1. Kajian Tantangan dan Risiko 2013
2. Evaluasi kinerja profitability routes
3. Evaluasi kinerja CRJ 1000
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja Citilink
5. Review rencana perubahan (revisi) RKAP 2013
6. Review rencana penerbitan obligasi
7. Review persiapan peralihan (cut over) ke PSS Amadeus
Altea
8. Review implementasi ERM (Enterprise Risk
Management) dan BCM (Business Continuity
Management)
1. Kajian Tantangan dan Risiko 2013
Kajian dilakukan dalam rangka memberikan gambaran
prospek Perseroan pada tahun 2013 yang meliputi
perkiraan situasi dan kondisi perekonomian, baik
perekonomian di dalam negeri maupun perekonomian
global, serta persaingan di dalam usaha jasa
penerbangan yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan.

Kajian ini menyoroti strategi pengembangan usaha


yang diarahkan pada peningkatan pangsa pasar dan
pengembangan rute baru. Pengoperasian pesawat
CRJ1000 yang telah dimulai pada akhir 2012 dan akan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Di samping strategi pengembangan usaha, strategi


pendanaan menjadi hal penting lainnya, mengingat
pengembangan usaha yang sedang dilaksanakan
memerlukan pendanaan yang jadwal pemenuhannya
diupayakan tidak terganggu.

2. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Citilink


Secara keseluruhan kinerja operasi route result
tahun 2013 menghasilkan nilai positif. Meskipun
demikian, masih terdapat beberapa rute seperti rute
internasional yang beberapa di antaranya masih
belum mampu menghasilkan route result yang positif,
meskipun beberapa di antaranya sudah membaik
jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Selain
itu, rute-rute yang diterbangi oleh CRJ 1000 juga
menghasilkan kinerja negative. Atas peningkatan kinerja
terhadap rute-rute tersebut Direksi telah menyiapkan
langkah-langkah strategis yang diharapkan mampu
meningkatkan kinerjanya pada tahun 2014. Demikian
halnya terhadap pembukaan rute-rute internasional
baru, yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 seiring
dengan datangnya pesawat-pesawat baru.
3. Evaluasi kinerja CRJ 1000
Perbaikan kinerja CRJ 1000 diupayakan secara terus
menerus melalui program kegiatan sebagai berikut:
Peningkatan utilisasi:
- Menambah Hub di Denpasar
- Membuka rute dengan jam terbang yang lebih
panjang
Efisiensi Operasi:
- Restrukturisasi rute (pengurangan frekuensi)
yang memberikan negative result cukup tinggi.
- Menerapkan aircraft RON di MDC untuk bisa
menggarap pasar lebih optimal (earlier flight)

185

Peningkatan Pemasaran:
- Penyesuaian Jadwal penerbangan pada
beberapa rute disesuaikan dengan market time
preference
- Campaign harga via Web
- Intensive brand awareness and media
communication
- Menggarap Small Shipment Cargo
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Citilink
Keterbatasan dukungan infrastruktur bandara Soekarno
Hatta dalam kapasitas slot penerbangan telah
menyulitkan Citilink dalam melakukan pengembangan
usahanya. Hal ini meyebabkan utilisasi pesawat yang
dimiliki menjadi belum optimal. Langkah-langkah
yang telah dilaksanakan manajemen Citilink untuk
meningkatkan kinerja antara lain:
Efisiensi biaya operasi:
- Penghentian operasional Boeing 737-500 yang
dinilai sudah tidak efisien lagi
- Pengurangan biaya melalui dimulainya fuel
conservation program, pengurangan biaya
RON, pengurangan tipe pesawat, efisiensi biaya
maintenance & ground handling.
Peningkatan utilisasi pesawat:
- Menambah slot penerbangan dari/ke Jakarta
melalui bandara Halim Perdanakusuma
- Penambahan rute-rute baru di luar dari/ke
Jakarta, termasuk rute potensial di Indonesia
bagian Timur, serta penerbangan regional di
kawasan negara ASEAN.
5. Review Rencana Perubahan (Revisi) RKAP 2013
Berkenaan dengan dinamika usaha yang cepat, baik
di dalam Perseroan maupun pada anak perusahaan,
dan dalam rangka peningkatan kinerja Perseroan
direncanakan untuk melaksanakan beberapa kegiatan
(corporate action) yang belum tercantum di dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun
2013, maka pada bulan Juli 2013 dipandang perlu untuk
melakukan perubahan RKAP 2013. Selanjutnya setelah
melalui pembahasan ditetapkan RKAP perubahan tahun
2013 menjadi acuan kerja manajemen.
6. Review Rencana Penerbitan Obligasi
Penerbitan obligasi merupakan salah satu sumber
pendanaan yang direncanakan pada tahun 2013
untuk memenuhi kebutuhan pendanaan antara lain
pembayaran uang muka pengadaan pesawat dan mesin.

Penerbitan obligasi sebesar Rp 4 Triliun dilaksanakan


dalam 2 tahap. Tahap I dilaksanakan tahun 2013 dengan
target nilai sebesar Rp 2 Triliun. Hasil penerbitan tahap
I tersebut adalah terjadinya over subscribed dari Rp 2
Triliun dan dengan tingkat bunga 9,25 % per tahun dan
tenor 5 tahun.
7. Review Persiapan Peralihan (Cut Over) ke PSS
Amadeus Altea.
Penggantian PSS (Passenger Service System) selain
dimaksudkan untuk bergabung dengan aliansi global
SkyTeam, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas
layanan IT (information technology) yang selama ini
merupakan salah satu corporate risk profile yang perlu
mendapat penanganan secara serius. Keberhasilan
peralihan PSS lama ke PSS baru (Amadeus Altea)
ditentukan oleh 4 area yaitu people, process, technology
and information. Ketidaksiapan (kegagalan) salah
satu dari proses di antara keempat area tersebut
berpotensi risiko terhambatnya/tertundanya proses
cutover PSS. Mitigasi risiko atas kegagalan operasi atas
PSS baru dilakukan dengan memposisikan PSS lama
sebagai backup dan dalam kondisi standby pada saat
pelaksanaan Cut Over. Dengan persiapan yang matang
dan menyeluruh, pengalihan sistem dapat berjalan
tanpa adanya hambatan yang berarti.
8. Evaluasi Implementasi ERM (Enterprise Risk
Management)
Dalam rangka peningkatan efektifitas penerapan ERM
di perusahaan yang pengembangan sistemnya sudah
dimulai sejak tahun 2009, maka perlu dilakukan evaluasi
secara menyeluruh. Evaluasi meliputi antara lain:
Efektifitas Penerapan ERM
Evaluasi atas praktik ERM di perusahaan selama
ini. Dari evaluasi ini akan dihasilkan rekomendasi
peningkatan efektifitas implementasi ERM termasuk
ERM roadmap serta implementasi selected ERM
quick-win initiatives di antaranya peningkatan
kualitas Enterpise Risk Profile Report.
Integrasi ERM System
Integrasi ERM System yang ada saat ini dengan
Safety and Security Management System, Treasury
Risk Management dan ERM System pada anak
perusahaan.
ERM Communication
Pengembangan ERM communication program
dalam rangka peningkatan ERM awareness pada
perusahaan dan pada anak perusahaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

186
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Dalam kegiatan evaluasi tersebut, Unit ERM dibantu oleh konsultan Ernst and Young (EY). EY telah melakukan analisis dan
pengukuran tingkat maturitas penerapan ERM dan ERM Improvement Roadmap . Pengukuran tingkat maturitas penerapan
ERM di perusahaan meliputi 6 area: Governance & Organisatisation, Risk Management Strategy, Risk Management Activities,
Report & Communication, Tools & Technology dan Culture & Capabilities. Dari hasil pengukuran tingkat maturitas penerapan
ERM dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Risiko (ERM) dan penerapannya di Perusahaan masih dalam tingkat
pengembangan yang perlu ditingkatkan pengembangan sistem dan penerapannya.

Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko (Januari April 2013)
No

Peserta Rapat

Jabatan

Hadir

Jumlah Rapat

Tingkat Kehadiran

Peter F. Gontha

Ketua

14

19

73%

Bambang Wahyudi *)

Wakil Ketua

17

19

89%

Asril F Syamas

Anggota

19

19

100%

Ahmad Ridwan Dalimunthe

Anggota

19

19

100%

Hadir

Jumlah Rapat

Tingkat Kehadiran

*) Berdasarkan RUPST tanggal 26 April 2013 tidak menjabat lagi sebagai Komisaris

Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantau Risiko (Mei Desember 2013)
No

Peserta Rapat

Jabatan

Peter F. Gontha

Ketua

20

26

76%

Bagus Rumbogo*

Wakil Ketua

13

26

50%

Chris Kanter*

Wakil Ketua

12

26

46%

Asril F Syamas

Anggota

23

26

88%

Ahmad Ridwan Dalimunthe

Anggota

25

26

96%

*) Berdasarkan RUPST tanggal 26 April 2013 diangkat sebagai sebagai Komisaris. Selanjutnya diangkat menjadi Wakil Ketua Komite
Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/064/2013 tertanggal 23 September 2013 dan berlaku surut sejak tanggal 1 Mei 2013

Komite Audit
Perseroan membentuk Komite Audit PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk untuk mendorong Good Corporate
Governance yang dilaksanakan secara konsisten dan patuh
terhadap perundangan-undangan dan peraturan-peraturan
yang terkait dan berlaku. Komite Audit melaksanakan tugas
dan tanggung jawab secara professional dan independen
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
rangka membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan
tugas dan fungsi pengawasan (oversight) atas akuntansi
dan proses pelaporan keuangan, pelaksanaan audit,
pengendalian internal, dan implementasi dari Corporate
Governance yang dijalankan oleh Direksi dalam mengelola
perusahaan
Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit baru
pada tahun 2013 sesuai peraturan-peraturan terbaru
dari Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) dan
kementerian BUMN. Dewan Komisaris menanda tangani

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Piagam Komite Audit yang baru dan berlaku 25 Juni 2013.


Menerapkan peraturan Kementerian Negara BUMN, maka
ruang lingkup tugas Komite Audit diperluas dengan tugas
terkait Nominasi dan Remunerasi per 23 September 2013
Komite Audit mempunyai tanggung jawab dan telah
melaksanakan tanggung jawab sebagai berikut:
A. Pengendalian Internal
1. Menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas
pengendalian internal Perseroan, melalui:
- Auditor Internal
- Auditor Eksternal
- Observasi langsung
2. Menelaah tingkat kecukupan upaya manajemen
dalam menindaklanjuti rekomendasi auditor internal
dan eksternal.
- Memantau penyelesaian temuan-temuan KAP
dan BPK

187

3. Mengevaluasi tingkat kecukupan upaya manajemen


dalam mengembangkan arti penting budaya
pengawasan (control culture).
- Mendukung sosialisasi budaya pengawasan
4. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada
Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan
dengan Perseroan, melalui:
- Internal Auditor
- Audiensi langsung dengan pelapor
- Whistle Blowing System
5. Memberikan rekomendasi mengenai
penyempurnaan sistem pengendalian manajemen
dan pelaksanaannya.
- Terkait Sistem dan Teknologi Informasi
- Terkait dengan sistem pengadaan barang dan
jasa dari induk dan anak perusahaan
- Terkait konsolidasi keuangan perusahaan
6. Memastikan terdapat prosedur review terhadap
informasi signifikan yang dikeluarkan Perseroan.
7. Melakukan penelahaan atas informasi mengenai
Perseroan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja
dan Anggaran Perseroan, Laporan Manajemen dan
informasi lainnya.
B. Laporan Keuangan
1. Menelaah laporan keuangan tahunan dan
memastikan apakah laporan tersebut telah lengkap
dan konsisten dengan informasi-informasi keuangan
sebelumnya, melakukan review ikhtisar laporan
keuangan (financial highlight), laporan Direksi dan
laporan Dewan Komisaris, termasuk memastikan
data-data keuangan yang disajikan dalam laporan
tahunan telah diaudit/review oleh auditor eksternal.
2. Mereview hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh
auditor eksternal.
3. Mereview laporan keuangan dan mendiskusikannya
dengan Direksi, auditor internal dan atau
auditor eksternal sebelum laporan tersebut akan
dikeluarkan/dipublikasikan Perseroan untuk pihak
pemerintah (regulator) maupun pihak-pihak lainnya.
4. Memastikan perseroan melakukan evaluasi terhadap
proses pelaporan keuangan
5. Menelaah kecukupan batasan rasio keuangan
C. Audit Internal
1. Komite Audit mengevaluasi kecukupan Piagam
Internal Audit dan memberikan masukan untuk
penyempurnaan
2. Menelaah perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
efektivitas tindak lanjut hasil audit internal yang
dilakukan

3. Menelaah laporan audit internal yang disampaikan


kepada Dewan Komisaris.
4. Meningkatkan keterlibatan auditor internal dalam
fungsi pengawasan
D. Audit Eksternal
1. Menyeleksi dan mengusulkan calon auditor
eksternal yang independen untuk audit umum
atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan,
mengusulkan imbalan jasa audit.
2. Menelaah ruang lingkup dan pendekataan audit
yang digunakan auditor eksternal yang independen,
dan memastikan bahwa tidak terdapat pembatasan
ruang lingkup yang dapat mengaburkan atau
membiaskan hasil audit.
3. Menelaah hasil audit dan kecukupan pihak
manajemen dalam menindaklanjuti hasil audit
eksternal.
4. Menilai kualitas kinerja auditor eksternal dan
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
berkaitan dengan penunjukan auditor eksternal.
5. Mengkaji kecukupan cakupan pelaksanaan audit
eksternal, termasuk di dalamnya perencanaan audit.
6. Memberi masukan kepada anak perusahaan untuk
menilai independensi calon auditor eksternal untuk
anak perusahaan
7. Melakukan koordinasi dengan Komite Audit anak
perusahaan untuk melaksanakan supervisi audit
E. Peraturan dan Perundangan
Memberikan arahan kepada Perseroan untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan di bidang terkait
dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan Perseroan.
F. Kode Etik Perseroan
Memberi masukan kepada Perseroan untuk upaya
mensosialisasikan dan mengefektifkan kode etik
tersebut kepada seluruh komponen Perseroan.
G. Nominasi
Mengevaluasi kriteria dan usulan direksi anak-anak
perusahaan
Lain-lain
1. Melakukan kunjungan kerja ke perwakilan Perseroan
2. Evaluasi implementasi Data Recovery
3. Berkoordinasi dengan Komite lain seperti Komite
Persaingan Usaha dan Kebijakan Risiko untuk
memperkuat implemetansi tatakelola perusahaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

188
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

4. Melaksanakan tugas kajian dari Dewan Komisaris atas


rencana Corporate Action perusahaan
Biografi Komite Audit
Biografi singkat Komite Audit dapat dilihat pada bagian
Data Perusahaan dalam buku laporan tahunan ini.
Independensi Anggota Komite Audit
Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen, dengan
anggota dua orang profesional yang berasal dari luar
perusahaan dan memiliki kemampuan di bidang akuntansi
dan keuangan.
Anggota Komite Audit tidak memiliki usaha atau memiliki
saham pada perusahaan yang mempunyai hubungan
bisnis dengan Perusahaan. Masa jabatan komite adalah
2 tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali. Komite
Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
profesional dan independen.

Perusahaan terbuka, BAPEPAM-LK dengan masyarakat


pemodal atau investor. Selain itu, Sekretaris Perusahaan
wajib menyediakan seluruh informasi sehubungan
dengan status dan kondisi Perusahaan yang diperlukan
oleh investor. Untuk tujuan ini, Peraturan BEI No. I-A
mewajibkan perusahaan terbuka yang terdaftar pada papan
bursa BEI untuk mengangkat Sekretaris Perusahaan dan
menyediakan akses terhadap seluruh informasi material
tentang perusahaan terbuka terkait sesuai dengan prinsip
keterbukaan informasi dan transparansi.
Untuk maksud dan tujuan yang sama, kewajiban untuk
membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan ini juga berlaku
bagi perusahaan sebagai BUMN sebagaimana diatur dalam
Permen BUMNNo. 01/2011. Peranan dan tanggung jawab
ini tidak hanya berlaku bagi Perusahaan tetapi juga bagi
seluruh Entitas Anaknya.

Rekapitulasi Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit Tahun 2013


Tingkat Kehadiran Rapat
No

Nama

Rapat Internal

Rapat Manajemen

Rapat Lain

Jumlah
44

Betti S. Alisjahbana

28

10

Wendy Aritenang

Chaerul D. Djakman

27

42

Prasetyo Suhardi

21

13

40

Jumlah Seluruh Rapat Komite Audit tahun 2013 : 48 kali

Sekretaris Perusahaan
Tugas Pokok Fungsi Sekretaris Perusahaan
Pada intinya, tanggung jawab utama dari Sekretaris
Perusahaan adalah untuk memastikan kepatuhan
Perusahaan terbuka terhadap seluruh peraturan perundangundangan yang berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha
Perusahaan.
Khususnya, Sekretaris Perusahaan bertugas untuk
memberikan pendapat kepada Direksi Perusahaan dalam
memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan di bidang pasar modal.
Dalam rangka melakukan tugas tersebut, Sekretaris
Perusahaan wajib terus mengikuti setiap perkembangan
hukum, khususnya dalam sektor pasar modal (Peraturan
Bapepam-LK No. IX.I.4). Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan
wajib juga bertindak sebagai penghubung antara

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Biografi VP Sekretaris Perusahaan


Ike Andriani menjabat sebagai VP Corporate Secretary
sejak Oktober 2009 berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Utama No. JKTDZ/ SKEP/50056/09. Masa jabatan struktural
Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku dibatasi selamalamanya 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selamalamanya 3 (tiga)tahun. Beliau sebelumnya bekerja di PT XL
Axiata, Tbk. (dahulu PT Exelcomindo Pratama, Tbk.) sejak
tahun 2005 dengan posisi terakhir sebagai Corporate
Secretary dan Kepala Divisi Hukum & Manajemen Tata
Kelola. Ike Andriani lahir 9 Juli 1971. Meraih gelar Sarjana
di bidang Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung, tahun 1994.

189

Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan


Tanggung jawab khusus Sekretaris Perusahaan pada
Perusahaan berdasarkan Peraturan BEI No. I-A dan Permen
BUMN No. 01/2011 adalah sebagai berikut:
1. Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan
tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan
penerapan prinsip-prinsip GCG;
2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi
dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktuwaktu apabila diminta;
3. Menyiapkan daftar khusus sehubungan dengan
kepemilikan saham dan hubungan usaha dari Direksi,
Dewan Komisaris dan anggota keluarga mereka masingmasing dalam Perusahaan, yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan;
4. Menyiapkan buku Daftar Pemegang Saham Perusahaan,
yang wajib memuat seluruh pihak yang memiliki 5% atau
lebih saham Perusahaan;
5. Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan
dengan masyarakat;
6. Menghadiri rapat Direksi;
7. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS
Perusahaan; dan
8. Menatausahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar
Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat
Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal
Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris (Pasal
29 (3) Permen BUMN No. 01/2011). Berdasarkan ketentuan
AD, Direksi berwenang untuk menunjuk dan mengangkat
Sekretaris Perusahaan. Organisasi Sekretaris Perusahaan
terakhir dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur SDM &
Umum No.JKTDI/SKEP/50030/13 tanggal 24 Mei 2013.
Kinerja Sekretaris Perusahaan Tahun 2013
1. Memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang
persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan
prinsip-prinsip GCG
Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan dan
menyampaikan informasi material yang dipersyaratkan
oleh Pasar Modal kepada Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan
serta melakukan disclosure kepada publik atas informasi
material yang dibutuhkandalam kerangka kepatuhan
kepada pasar modal sesuai dengan batas waktu yang
dipersyaratkan.

2. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS


Perusahaan
Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) tahunan 2013. Pelaksanaan
RUPS telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Anggaran Dasar
Perusahaan.
3. Menghadiri Rapat Direksi
Pada tahun 2013, Sekretaris Perusahaan telah
menyelesaikan sebanyak 35 risalah rapat Direksi.
Sekretaris Perusahaan memastikan adanya dokumentasi
Risalah Rapat Direksi, Risalah rapat Direksi & Komisaris
serta risalah RUPS.
4. Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan
dengan masyarakat, regulator dan Pemegang Saham
Sekretaris Perusahaan membina hubungan dengan
Kantor Kementerian BUMN (sebagai Pemegang Saham
Seri A Dwi Warna), Kantor Kementerian Perhubungan
dan Kantor Kementerian Keuangan.
5. Menatausahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar
Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat
Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
Pada tahun 2013, Sekretaris Perusahaan telah melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan langkah-langkah compliance terhadap
Corporate Action meliputi pasar modal, anggaran dasar,
Board Manual.
b. Reorganisasi Corporate Secretary
c. Penyelesaian pendirian anak perusahaan di Perancis
terkait sewa pesawat
d. Dalam rangka fairness opinion, telah menunjuk KJPP
untuk melakukan penilaian saham Gapura & akuisisi
AWS.
e. Memberikan opini serta alternatif terkait pengalihan
pengoperasian pesawat Turbo Propeller dari Citilink ke
Garuda
f. Melakukan kajian internal terkait strategic partnership
Citilink

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

190
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Kinerja Sekretaris Perusahaan tahun 2013 sesuai tugas dan


fungsi yang ditetapkan Perusahaan
1. Surat Keputusan Direksi
Sekretaris Perusahaan telah memastikan bahwa
penerbitan surat keputusan Direksi dilakukan sesuai
dengan mekanisme Perusahaan serta memastikan
bahwa materi keputusan sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan. Pada tahun 2013 ini, Sekretaris
Perusahaan telah memeriksa dan melegalisasi sebanyak
100 surat keputusan Direksi.
2. Perjanjian/Kontrak
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab pula atas
legalisasi seluruh perjanjian Perusahaan yang diterima
oleh Sekretaris Perusahaan. Pada tahun 2013 jumlah
perjanjian yang dilegalisasi sebanyak 1290 buah
perjanjian, meningkat 14 % dibandingkan dengan tahun
2012. Adapun cakupan perjanjian sebagai berikut:
a. Pesawat Udara
Perjanjian terkait dengan pesawat udara (aircraft)
baik perjanjian pembelian pesawat (aircraft purchase
agreements), perjanjian sewa pesawat (aircraft
lease agreements) dan perjanjian wet lease untuk
penerbangan haji
b. Mesin Pesawat Udara
c. Perjanjian terkait dengan mesin pesawat (aircraft
engine) mencakup perjanjian sewa mesin pesawat
(engine lease agreements), perjanjian perawatan
pesawat (engine maintenance agreements).
d. Teknologi Informasi
Perjanjian teknologi informasi mencakup perjanjian
terkait aplikasi teknologi (software), penyediaan
hardware, jaringan sistem informasi dan komunikasi
serta konsultasi.
e. Keuangan
Perjanjian keuangan mencakup perjanjian terkait
kerja sama bank, perjanjian pinjaman (loan), asuransi
dan Perjanjian dengan Internasional Swap &
Derivatives Association Inc.
f. Niaga
Perjanjian niaga mencakup perjanjian terkait ground
handling, corporate sales, co-branding, Frequent
Flier Program dan airport facility.
g. Umum
Perjanjian Umum mencakup perjanjian terkait
dengan fuel, sewa kantor, utsourcing, pembangunan
gedung, sewa kendaraan, akomodasi hotel Crew dan
Pilot.

Jumlah perjanjian yang dilegalisasi mengalami


peningkatan jumlah yang cukup signifikan
dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

meningkatnya jumlah transaksi bisnis dan


operasional yang dilakukan oleh Perusahaan, antara
lain terkait dengan pengadaan pesawat udara, kerja
sama dengan para airline member aliansi (+/- 18
airlines) mengenai code share, airport lounge,
frequent flyer, dan perjanjianperjanjian bilateral
lainnya dalam rangka SkyTeam, beberapa perjanjian
lainnya sejalan dengan program Quantum Leap,
serta perjanjian sublease perjanjian sewa pesawat
udara

Audit Internal (tahun 2013)


Berdasarkan pasal 67 Undang-Undang No. 19 tanggal 19
Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/
BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan
Piagam Unit Audit Internal, yang dimaksud Audit Internal
adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance)
dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif,
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki
operasional perusahaan, melalui pendekatan yang
sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan
proses tata kelola perusahaan.
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara Pasal 28, bahwa Direksi BUMN wajib
menyelenggarakan pengawasan intern yang dilakukan
dengan:
a. Membentuk Satuan Pengawasan Intern;
b. Membuat Piagam Pengawasan Intern .
Fungsi pengawasan intern sebagaimana dimaksud butir a di
atas, antara lain meliputi:
a. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian
intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola
perusahaan, sesuai dengan peraturan perundangundangan dan kebijakan perusahaan.
b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas
di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia,
pengamanan aset perusahaan, teknologi informasi, dan
kegiatan lainnya.
Dalam rangka untuk memenuhi ketentuan diatas
Perusahaan telah membentuk Satuan Pengawasan Intern
dengan nama Unit Internal Audit.

191

VP Internal Audit
Berdasarkan ketentuan Peraturan BUMN dan juga Peraturan
Bapepam-LK, Unit Internal Audit dipimpin oleh seorang
Kepala Unit Internal Audit (Vice President Internal Audit)
yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas
persetujuan Dewan Komisaris, dan bertanggung jawab
kepada Direktur Utama. Setiap pengangkatan, penggantian,
atau pemberhentian VP Internal Audit harus segera
diberitahukan kepada Bapepam-LK.
Setiap tahun VP Internal Audit menetapkan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) Perusahaan dan Anggaran
Pemeriksaan Tahunan. Dalam melaksanakan tugasnya,
VP Internal Audit memiliki akses untuk memeriksa
dokumen, pencatatan, personal, dan fisik kekayaan
perusahaan di seluruh unit kerja guna mendapatkan data
dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
audit. Di samping itu VP Internal Audit juga berkewajiban
menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan dalam setiap
aktivitas di lingkungan kerjanya dan konsisten melakukan
pembinaan serta pengawasan terhadap implementasinya
pada seluruh SDM di unit kerjanya.

Biografi VP Internal Audit


Sri Mulyati menjabat sebagai VP Internal Audit sejak
Mei 2000. Beliau sebelumnya merintis karir di Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
sejak 1984 dengan posisi terakhir sebagai Kepala Seksi
Pengawasan Kontraktor Minyak Asing. Sri Mulyati lahir 2
Juni 1956, lulusan Universitas Airlangga Surabaya, jurusan
Ekonomi Akuntansi pada tahun 1982 ini telah mengikuti
berbagai kursus dan pelatihan di bidang akuntansi dan audit
dari berbagai institusi di dalam dan luar negeri.
Piagam Pengawasan Intern
Perusahaan telah memiliki Piagam Pengawasan Intern
(Internal Audit Charter) yang memuat mengenai:
a. Struktur dan kedudukan Unit Internal Audit.
b. Tugas, Lingkup, Wewenang dan tanggung jawab Unit
Internal Audit.
c. Ketentuan Kerja Unit Internal Audit.
d. Persyaratan auditor yang duduk dalam Unit Internal
Audit.
e. Pertanggungjawaban Unit Internal Audit.
f. Pengendalian Mutu
g. Kode etik Unit Internal Audit

Struktur Organisasi Internal Audit


President & CEO

Vice President
Internal Audit

Senior Manager
Planning, Analysis,
Evaluation & Investigation

Senior Manager
Production &
Financial Audit

Senior Manager
Commercial &
General Audit

Senior Manager
EDP & SBU Audit

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

192
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Jumlah Pegawai
Kekuatan pegawai unit internal audit pada Desember 2013
adalah 34 pegawai terdiri dari 1 pejabat Vice President, 4
pejabat Senior Manager dan 27 auditor serta 2 pegawai
sekretariat.
Uraian Pelaksanaan Tugas
Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa
pengendalian internal, manajemen risiko, dan proses
tata kelola perusahaan telah berjalan & sesuai dengan
aturan yang berlaku;
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan
efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional,
sumber daya manusia, pemasaran, pengamanan aset,
teknologi informasi dan kegiatan lainnya;
Berfungsi sebagai konsultan, Fasilitator dan katalisator
untuk membantu Manajemen dan Auditee dalam
mencapai tujuan Perusahaan sekaligus menjadi mitra
kerja bagi Eksternal Auditor (BPK, BPKP, KAP) dan
Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan;
Memberikan saran perbaikan yang obyektif tentang
kegiatan yang diperiksa, membuat laporan hasil
pemeriksaan dan menyampaikan laporan tersebut
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris/Komite
Audit.
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Internal Audit
a. Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.
b. Direktur Utama dapat memberhentikan kepala
Unit Audit Internal, setelah mendapat persetujuan
dewan komisaris, jika kepala Unit Audit Internal tidak
memenuhi persyaratan sebagai auditor Unit Audit
Internal sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan
atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas.
c. Setiap Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian
kepala Unit Audit Internal diberitahukan kepada
Bapepam dan LK.
Sertifikasi
Dalam rangka meningkatkan keahlian profesi auditor
internal perusahaan telah mengirimkan pegawainya
untuk mengikuti pelatihan keahlian auditor bersertifikasi /
keahlian profesi Internasional dan Nasional meliputi CFE,
CISA, CIA, dan QIA serta secara bertahap auditor yang ada
diwajibkan mengikuti pelatihan keahlian/sertifikasi.
Aktivitas Unit Internal Audit
Dalam rangka melaksanakan fungsi pemeriksaan unit
internal audit memastikan bahwa pengendalian internal,
manajemen risiko dan proses tata kelola perusahaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu


juga fungsi unit audit internal memberikan nilai tambah
bagi Perusahaan dengan cara membantu manajemen dan
auditee dalam mencapai tujuan perusahaan sekaligus
menjadi mitra kerja untuk Komite Audit dan Eksternal
Auditor dalam rangka memperlancar proses pemeriksaan
termasuk menindaklanjuti adanya laporan/pengaduan
masyarakat.
Selama tahun 2013 Internal Audit Perusahaan telah
merealisasikan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
sebanyak 43 program pemeriksaan dan 14 pemeriksaan
dalam rangka menindaklanjuti laporan pengaduan
yang berasal dari Whistle Blowing System dan media
laporan lainnya yang merupakan sarana yang disediakan
perusahaan untuk menerima laporan dan pengaduan dari
karyawan serta masyarakat.
Aplikasi IT
Evaluasi Aplikasi Skychain
Evaluasi atas Implementasi IT Master Plan
Evaluasi Implementasi aplikasi Pricing Strategy
Evaluasi Aplikasi KMS & LMS
Evaluasi Aplikasi ISMS
Evaluasi Aplikasi New PSS
Operasi
Evaluasi atas pencapaian RPP & Fleet Plan 2012-2013
Pemeriksaan Optimalisasi Rute International
Pemeriksaan Pengelolaan Crew
Pemeriksaan Optimalisasi utilisasi Pesawat CRJ
Teknik
Pemeriksaan Operasional pemenuhan SLA perawatan
pesawat oleh GMFAA
Pemeriksaan Pengelolaan Inventory Teknik & Rotable
Part
Pemeriksaan MR Claim
Pemeriksaan Pengelolaan Fixed Aset non Pesawat
Evaluasi kontrak MRO
Evaluasi Repair dan Maintenance cost
Commercial
Pemeriksaan Channel Distribution
Pemeriksaan Pengelolaan Promosi & Marketing
Program
Evaluasi atas Pemenuhan Sky Team Member
Evaluasi Pre Flight Services
Pemeriksaan Pengadaan PT Aero Food Catering
Services.

193

Pemeriksaan Pengelolaan Corporate Account


Pemeriksaan Pengadaan barang & Jasa
Financial
Pemeriksaan Hutang Usaha
Pemeriksaan Asuransi
Pemeriksaan Program Kemitraan & Bina Lingkungan
(PKBL)
Pemeriksaan Biaya IT
Pertanggungjawaban Uang Muka
Branch Office
Pemeriksaan Branch Office sebanyak 10 pemeriksaan

b.

c.

SBU & Entitas Anak


Pemeriksaan Citilink
Pemeriksaan PT ABACUS
d.
Personalia
Pemeriksaan Pengelolaan Human Capital Management
Pemeriksan Khusus
Pemeriksaan Garuda CSC Bandara Soetta
Pemeriksaan Penggunaan Kartu Kredit Perusahaan
Pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku di Citilink
Pemeriksaan perjalanan non dinas unit JKTCL
Pemeriksaan dugaan adanya Pungli di cargo Garuda
Indonesia
Pemeriksaan komplain Penumpang GA 410
Pemeriksaan pemanfaatan mobil dinas operasional
perusahaan
Pemeriksaan Penerbangan Idul Fitri
Pemeriksaan penyalahgunaan jabatan di BO Gorontalo
Pemeriksaan Penyimpangan pengeluaran obat di GSM
Pemeriksaan atas Permasalahan Renovasi kantor BO
Kendari
Pemeriksaan Pemanfaat fasilitas mobil dinas di BO
Jakarta
Pemeriksaan Harga Konsorsium rute JKT- HKG pp
Pemeriksaan Penempatan FSM Homebase UPG
Disamping menjalankan program kerja pemeriksaan
tersebut, unit audit internal juga melaksanakan program
kerja lainnya, meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan Sharing session atas pengalaman
yang didapat selama proses pelaksanaan audit
maupun pengetahuan yang didapat selama mengikuti
pendidikan / pelatihan, selama tahun 2013 telah
dilakukan sebanyak 15 sharing session meliputi ;
12 sharing session dilaksanakan dengan peserta
jajaran unit internal audit

e.

f.

3 sharinga session terhadap pengelolaan unit


internal audit dan pengelolaan audit khusus atas
laporan melalui WBS telah dilaksanakan bersama
instansi Inspektorat Dirjen Pajak, PT Semen Padang
dan PT Pupuk Kaltim
Melakukan Review terhadap Internal Audit Charter
dengan mengacu kepada Surat Keputusan Ketua
Bapepam & LK, No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28
November 2008 serta melakukan review terhadap
standar profesi audit internal dan SOP lainnya sesuai
standar dokumen perusahaan.
Berkoordinasi secara rutin dengan Komite Audit dalam
rangka menyelaraskan program kerja, mengevaluasi
pelaksanaannya termasuk membahas current issue yang
berkembang di perusahaan serta membahas laporan
kinerja perusahaan.
Merealisasikan program pendidikan berkelanjutan (PPL)
dan program sertifikasi auditor baik lingkup Nasional
(QIA) maupun Internasional (CIA, CISA, CFE) serta
beberapa workshop & diklat lainnya.
Sebagai mitra auditor eksternal yaitu KAP, BPK dan BPKP
dalam rangka membantu kelancaran pemeriksaan yang
dilakukan.
Melakukan koordinasi secara rutin dengan unit kerja di
perusahaan dalam rangka menindaklanjut rekomendasi
atas hasil audit eksternal auditor dan audit internal (SPI).

Sistem Pengendalian Interen (SPI)


1. Kebijakan sistem pengendalian intern mencakup
kebijakan pengendalian Perusahaan secara keseluruhan
yang meliputi pengawasan dan pengendalian pada
tingkat Komisaris, Direksi, Pimpinan dan pelaksana
(embedded internal control).
2. Sistem Pengendalian perusahaan meliputi aspek-aspek
keuangan, non keuangan kualitatif maupun kuantitatif,
aspek ketaatan terhadap peraturan perundangan,
dengan tujuan untuk mencapai keseimbangan
optimum atas kualitas, delivery dan biaya dalam upaya
pencapaian tujuan Perusahaan dan mempertahankan
serta meningkatkan kepuasan pengguna jasa.
3. Dalam pelaksanaan tugasnya, fungsi pengendalian
intern harus selalu memperhatikan kepentingankepentingan Perusahaan, Pemegang Saham dan
stakeholders terkait (pengguna jasa, Pegawai,
masyarakat, dan negara) sesuai dengan kerangka yang
digariskan dalam visi, misi dan tujuan Perusahaan.
4. Tanggung jawab atas koordinasi dan terlaksananya
fungsi pengawasan dan pengendaliaan ada pada
Komisaris. Fungsi pengawasan dan pengendalian
dimaksud mencakup fungsi pengawasan dan
pengendalian yang melekat pada setiap unit bisnis

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

194
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

termasuk unit-unit pendukung (embedded internal


control), Audit Internal, audit eksternal, dan fungsi
Asuransi dan Manajemen Risiko.
5. Dalam melaksanakan koordinasi tersebut Komisaris
dibantu oleh Komite Audit. Pelaksanaan pengawasan
pengendalian tersebut dilakukan oleh Internal Audit dan
atau fungsi pengawasan dan pengendalian yang berada
pada unit bisnis.
6. Efektifitas penerapan pengendalian perusahaan
diantaranya dilakukan melalui :
implementasi penerapan GCG dan Code of Conduct
(etika bisnis & kerja), corporate culture (Flyhi),
mewujudkan GA Bersih dan Beretika dengan WBS
System dan pengaturan Gratifikasi, Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). sanksi yang tegas bagi karyawan
yang terlibat korupsi, pemberian insentif bagi
karyawan yang berkinerja sangat baik, perekrutan
karyawan dilakukan secara online dan melibatkan
konsultan independen
kegiatan identifikasi, mengukur, dan menetapkan
prioritas risiko yang berkaitan dengan operasional
perusahaan dan operasional unit dilaksanakan
secara periodik baik oleh unit intern perusahaan
maupun pihak independen.
Komunikasi terhadap kebijakan perusahaan
disampaikan melalui web intranet, secara tertulis,
secara langsung melalui pimpinan dan juga melalui
pedoman manual. Sedangkan komunikasi bagi pihak
eksternal seperti pengaduan dan lainnya melalui
web yang disediakan perusahaan.
7. Evaluasi terhadap efektitifitas pelaksanaan
pengendalian intern secara keseluruhan baik pada
tingkat Komisaris, Direksi, Pimpinan dan unit pelaksana
dilakukan secara periodik baik tahunan, quarterly,
bulanan, mingguan serta harian setidaknya meliputi
aspek :
Laporan untuk memastikan optimalisasi dan efisiensi
dalam perencanaan dan realisasi anggaran (budget)
yang telah ditetapkan kepada setiap fungsi
Laporan pencapaian KPI perusahaan dan unit
meliputi aspek-aspek keuangan, non keuangan.
Laporan tingkat kepatuhan atas seluruh halhal termasuk aspek-aspek yang dipersyaratkan
(mandatory items) oleh standar Perusahaan dan
standar internasional; diantaranya meliputi standar
teknis penerbangan (technical standard) dan standar
keselamatan penerbangan (flight aviation safety
standard).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Akuntan Publik
Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan
Perusahaan dilakukan dengan melaksanakan jasa audit
umum yang dilakukan oleh Audit Eksternal yaitu: Kantor
Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (Member
of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), beralamat di The
Plaza Office Tower 32nd Floor, Jl. M.H. Thamrin Kav. 2830, Jakarta 10350, ditunjuk sebagai Auditor Independen
Perusahaan yang akan melakukan jasa audit umum atas
laporan keuangan Perseroan dan laporan keuangan PKBL
Perseroan untuk periode 31 Desember 2013 dengan biaya
Rp 1.784.000.000,- dan jasa reviu atas laporan keuangan
konsolidasian 6 (enam) bulanan untuk periode 30 Juni 2013
sebesar Rp. 1.625.000.000,-.
Osman Bing Satrio & Eny telah melakukan jasa audit umum
atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia
sebanyak 2(dua) tahun buku berturut-turut yaitu tahun buku
2013 dan 2012, sedangkan KAP Osman Bing Satrio & Rekan
telah melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan
konsolidasian Garuda Indonesia sebanyak 3 (tiga) tahun
buku berturut-turut sejak tahun 2009,2010 dan 2011.
Untuk Akuntan Publik Drs. Osman Sitorus dari KAP Osman
Bing Satrio dan Eny telah melakukan jasa audit umum
atas laporan keuangan konsolidasian Garuda Indonesia
sebanyak 1 (satu) periode tahun buku yaitu 31 Desember
2012, sedangkan Akuntan Publik Muhammad Irfan dari KAP
Osman Bing Satrio & Rekan telah melakukan jasa audit
umum atas laporan keuangan konsolidasian sebanyak
3 (tiga) tahun buku 2009, 2010 dan 2011, serta Akuntan
Publik Muhammad Irfan dari KAP Osman Bing Satrio & Eny
sebanyak 1 (satu) tahun buku 2013.
Selain melakukan jasa audit umum atas laporan keuangan
perseroan dan laporan keuangan PKBL, KAP Osman Bing
Satrio dan Eny juga melakukan jasa reviu atas laporan
keuangan konsolidasian untuk periode buku 30 Juni 2013.

Biro Administrasi Efek


Pencatatan, penerbitan serta penyampaian daftar
pemegang saham, baik kepada Perusahaan maupun kepada
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tentang sahamsaham yang telah dicatat dalam daftar pemegang saham
atas nama KSEI, dilakukan oleh PT Datindo Entrycom
beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav 34-35, Jakarta 10220,
dengan total biaya Rp,. 33.000.000,- untuk periode Maret
2013 sampai dengan Februari 2014.

195

Manajemen Risiko
Industri penerbangan di Indonesia semakin berkembang
pesat dari tahun ke tahun dan telah diklaim sebagai yang
terbesar ketiga di dunia pada tahun 2012. Perkembangan
pesat ini juga diikuti oleh adanya potensi risiko misalnya
yang berasal dari perubahan faktor lingkungan makro
seperti fluktuasi harga bahan bakar dan keterbatasan
infrastruktur yang berkontribusi dalam meningkatkan biaya
operasional. Selain itu, persaingan usaha juga menjadi
hambatan tambahan yang harus dihadapi oleh perusahaan
penerbangan.
Secara keseluruhan, risiko yang terjadi pada perusahaan
penerbangan akan berdampak pada operasional,
pelanggan, nilai perusahaan, keamanan dan keselamatan.
Munculnya ketidakpastian (risiko) yang dihadapi oleh
perusahaan penerbangan adalah salah satu alasan
utama semakin pentingnya implementasi Enterprise Risk
Management ( ERM ) dalam membangun perusahaan
penerbangan yang unggul di seluruh dunia. Dengan
adanya implementasi manajemen risiko di setiap bagian
Perusahaan, maka diharapkan risiko-risiko dapat dikelola
dan dikendalikan secara efektif dan efisien agar tidak
mengganggu dalam pencapaian target Perusahaan.
Integrasi Manajemen Risiko dengan Corporate Strategy
Pengintegrasian dan otomasi proses pengendalian dan
pengelolaan risiko ke dalam proses optimisasi kinerja
menjadi program untuk peningkatan tingkat kematangan
dalam mengelola risiko perusahaan. Pencapaian proses
integrasi tersebut dilakukan dengan cara menerapkan
manajemen risiko di setiap corporate strategy yang diambil
oleh perusahaan sehingga setiap pengambilan keputusan
perusahaan mempertimbangkan dan menanggapi
ketidakpastian dalam bisnis.
Sepanjang tahun 2013, implementasi manajemen risiko
telah dilakukan terhadap inisiatif strategis Perusahaan.
Implementasi tersebut dilakukan dengan tujuan
memberikan gambaran mengenai risiko-risiko yang
mungkin terjadi sehingga tindakan mitigasi terhadap risiko
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebagai upaya
untuk menjaga pencapaian sasaran yang diharapkan oleh
perusahaan.
Integrasi Manajemen Risiko dengan Anak Perusahaan
Untuk mendukung penerapan manajemen risiko sampai
dengan anak perusahaan, Perusahaan melakukan
beberapa upaya seperti integrasi kerangka manajemen
risiko dan profil risiko perusahaan secara keseluruhan

baik induk maupun anak perusahaan. Dalam upaya untuk


mengakomodasi integrasi tersebut, perusahaan membuat
suatu forum manajemen risiko dengan anak perusahaan
selama tahun 2013.
Risiko Utama yang Dihadapi dan Mitigasi Risiko
Perusahaan di Tahun 2013
Besarnya peluang ketidakpastian yang mungkin dihadapi
oleh Perusahaan telah mendorong Manajemen untuk
melakukan upaya pengelolaan dan pengendalian atas
risiko-risiko utama yang telah diidentifikasi sepanjang tahun
2013, diantaranya sebagai berikut:
1. Fluktuasi Harga Bahan Bakar Pesawat
Pasokan dan harga bahan bakar pesawat berdampak
signifikan terhadap beban operasional dan hasil usaha
perusahaan. Secara umum fluktuasi harga dipengaruhi
oleh isu-isu geopolitik serta penawaran dan permintaan.
Ketersediaan bahan bakar juga bergantung kepada
periode ketika pasar surplus dan defisit dan dapat
dipengaruhi oleh permintaan seperti bensin.

Perusahaan telah melakukan lindung nilai untuk bahan


bakar selama tahun 2013, baik untuk bahan bakar haji
maupun penerbangan reguler. Total bahan bakar yang
dilakukan lindung nilai sebesar 97% untuk haji dan 9%
untuk penerbangan reguler. Lindung nilai tersebut telah
berhasil menekan biaya fuel hingga mencapai 2% lebih
rendah dari harga pasar. Selain lindung nilai perusahaan
juga melakukan Fuel Conservation Program guna
menghemat biaya penggunaan bahan bakar.

2. Kegagalan Sistem Teknologi Informasi terhadap


Pencapaian Bisnis Perusahaan
Pada tahun 2013, perusahaan telah
mengimplementasikan sistem teknologi informasi
baru, yaitu New PSS Altea untuk reservasi, inventori,
dan ticketing serta integrasinya dengan DCS. Adanya
sistem baru ini diharapkan dapat membantu operasional
perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Saat ini, sebagian besar kegiatan operasional


perusahaan sangat bergantung pada keandalan
teknologi informasi, baik dari sisi aplikasi, jaringan
maupun infrastruktur. Ketergantungan ini menimbulkan
potensi risiko yang besar terhadap kemungkinan
kegagalan sistem teknologi informasi guna mendukung
pencapaian bisnis perusahaan. Selain mengganggu
operasional perusahaan secara langsung, risiko ini juga
berdampak pada terganggunya reputasi perusahaan di
mata publik.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

196
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Beberapa upaya yang telah dilakukan Perusahaan dalam


menjaga keandalan dan ketersediaan sistem teknologi
informasi antara lain :
Melakukan perbaikan infrastruktur sesuai kebutuhan
new PSS baik terhadap bandwidth, reliability dan
security.
Melaksanakan Join Planning Session antara QX dan
Asyst untuk meningkatkan kerjasama dan membuat
rencana ke depan untuk produk IT yang akan
disampaikan ke Unit.

5. Kompetisi Industri Penerbangan


Kompetisi dalam industri penerbangan sangat erat
kaitannya dengan proporsi pangsa pasar yang dimiliki
oleh Perusahaan. Hal ini dikarenakan pergerakan
pangsa pasar berkorelasi terhadap pergerakan nilai
keuntungan Perusahaan. Selain itu, kondisi ekonomi dan
kebijakan dari regulator juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap peningkatan pangsa pasar.

3. Likuiditas
Tidak tercapainya target perencana terkait dengan arus
kas masuk dan arus kas keluar dapat mengakibatkan
adanya gangguan terhadap pembiayaan kegiatan
operasional perusahaan. Hal tersebut bisa disebabkan
oleh penjualan yang tidak mencapai target atau adanya
pengeluaran signifikan yang tidak direncanakan.

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk tetap


mempertahankan likuiditas perusahaan, antara lain:
Meningkatkan kontrol atas performance perusahaan
dan anaka perusahaan
Melakukan pinjaman komersil
Penerbitan obligasi

4. Keterbatasan Merekrut, Melatih dan


Mempertahankan Pilot dan Awak Kabin
Kapasitas produksi Perusahaan di tahun 2013
meningkat seiring dengan penambahan armada
di tahun ini. Peningkatan tersebut dilakukan guna
mengikuti pertumbuhan usaha dan kebutuhan pasar.
Namun, Perusahaan mengalami kendala yang cukup
besar khususnya dalam hal pemenuhan sumber daya
manusia, yaitu pilot dan awak kabin, guna mendukung
peningkatan operasional.

Risiko ini mungkin timbul dikarenakan beberapa hal


seperti tidak seimbangnya demand dan supply untuk
pilot dan awak kabin, keterbatasan jumlah instruktur,
standar kualifikasi perusahaan yang cukup tinggi,
serta persaingan dalam mendapatkan pilot dengan
kompetitor. Perusahaan telah melakukan berbagai
upaya untuk mengatasi keterbatasan perusahaan dalam
merekrut, melatih dan mempertahankan pilot dan awak
kabin, yaitu dengan melakukan pioritas pelaksanaan
training dari Chief Pilot untuk mempercepat kualifikasi
pilot, merekrut ab initio sesuai jadwal, merekrut hire
expat (licence crew), dan meningkatan kontrol terhadap
assignment pilot untuk mengoptimalkan kegiatan
operasional dan training.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Posisi perusahaan saat ini sangat rentan terhadap


munculnya pesaing baru ataupun lama yang melakukan
ekspansi sebagai sebuah langkah untuk meningkatkan
dominasi pasar mereka. Oleh karena itu, Perusahaan
telah menjalankan beberapa langkah efektif guna
menghadapi kemungkinan risiko persaingan usaha
antara lain:
Mengintensifkan program marketing pada area
domestik dengan tujuan value proposition (TV, radio,
billboard, print advertisement)
Penambahan armada dan frekuensi penerbangan
Memfokuskan beberapa program marketing kepada
First Class (untuk rute-rute tertentu)
Mengintensifkan loyalty program dengan cara redesign semua kartu (design, benefit, procedure, dll)
dan promotion melalui bonus mileage
Menentukan strategi kebijakan penetapan harga
Implementasi New PSS (RIT) di awal Juli 2013 dan
DCS mulai September 2013

6. Keterbatasan Infrastruktur Bandara


Kemajuan industri penerbangan saat ini telah berakibat
pada semakin terbatasnya infrastruktur bandara yang
tersedia. Beberapa kondisi infrastruktur bandara di
Indonesia dapat dikatakan sudah tidak memadai
kapasitasnya bila dibandingkan dengan kebutuhan. Hal
ini berdampak pada terganggunya pencapaian target
operasional Perusahaan seperti On-Time Performance,
perluasan rute, peningkatan layanan, maupun gangguan
keamanan dan keselamatan.

Dalam hal mengurangi kemungkinan dan dampak


dari risiko ini, Perusahaan telah melakukan beberapa
langkah antara lain :
Dedicated Gate di UPG, SUB, BPN, dan DPS
Penandatanganan MoU dengan Angkasa Pura II
terkait dedicated terminal untuk Perusahaan

197

7. Hambatan dalam Perluasan Jangkauan Destinasi


Perluasan jangkauan destinasi baik di wilayah domestik
maupun internasional yang dilakukan oleh Perusahaan
dalam upaya meningkatkan performa memiliki kendala
tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan.
Salah satu kendalanya adalah dari sisi produk. Hal ini
berkaitan dengan kesiapan infrastruktur dari destinasi
baru yang akan dituju, ketersediaan personil baik darat
maupun udara yang akan melayani destinasi tersebut,
serta kesiapan dari segi slot dan perizinan.

Kendala lainnya dapat dilihat dari sisi pasar dan


segmentasi. Kendala dari sisi pasar meliputi hal-hal
yang berkaitan dengan kesiapan program pemasaran,
promosi dan distribusi. Sedangkan kendala dari sisi
segmentasi meliputi proyeksi pasar, jumlah dan proyeksi
pertumbuhan traffic serta jumlah kompetitor.
Perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi hambatan dalam perluasan jangkauan
destinasi, meliputi :
Menyiapkan studi kelayakan dengan akurat.
Membuat rolling forecast untuk mengurangi gap
antara actual dengan Budget
Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
seperti Kementrian Perhubungan perihal masalah
perizinan.
Melakukan persiapan operasional, teknis, dan
komersil.
Menerapkan penambahan frekuensi iso rute baru.

8. Fluktuasi Suku Bunga dan Nilai Tukar


Fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang
dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Besarnya fluktuasi nilai tukar mata uang asing
mempengaruhi pendapatan dan beban perusahaan
serta utang yang harus ditanggung. Besarnya
eksposur tersebut disebabkan oleh sebagian besar
penerimaan perusahaan diperoleh dalam mata uang
rupiah sedangkan mayoritas pengeluaran perusahaan
dikeluarkan dalam mata uang asing.

Peningkatan eksposur fluktuasi nilai tukar juga


mempengaruhi besarnya beban suku bunga yang harus
dilunasi khususnya jika menggunakan tingkat suku
bunga mengambang.

Dengan penuh prinsip kehati-hatian perusahaan telah


melakukan pengelolaan risiko fluktuasi suku bunga dan
nilai tukar melalui mekanisme seperti :
Hedging
Penggunaan skema fixed rate

9. Biaya Modal dan Operasional di atas Perkiraan


(Capex & Opex Overrun)
Besarnya ekspansi yang dilakukan perusahaan
tentunya membutuhkan biaya Capex yang cukup tinggi.
Peningkatan utama biaya tersebut berasal dari kenaikan
investasi pada bangunan serta peralatan yang dapat
menunjang kinerja perusahaan. Semakin tinggi nilai dan
tingkat kompleksitas suatu investasi makan semakin
besar pula eksposur risiko tersebut.

Selain itu besarnya Opex yang dihasilkan berbanding


lurus dengan kegiatan operasional perusahaan, namun
hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan besarnya
pendapatan yang diraih sehingga menyebabkan adanya
gap yang dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi.

Untuk mengurangi besarnya eksposur akibat


pengeluaraan yang berlebihan maka dilakukan
beberapa upaya seperti :
Persetujuan realisasi anggaran difokuskan pada
aktifitas yang mendukung program strategis
perusahaan
Memperketat pengawasan terhadap persetujuan
realisasi biaya-biaya terkait dengan pencapaian
pendapatan
Persetujuan Capex/Opex mengacu pada anggaran
yang telah disetujui
Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam
memonitor ketersediaan arus kas perusahaan

10. Kegagalan dalam Menyediakan Pesawat Sesuai


dengan Jadwal
Kompleksitas pengadaan pesawat baik dari sisi
dokumentasi, permasalahan teknik, dan hal lainnya yang
memiliki keterkaitan dapat mengganggu perusahaan
dalam menyediakan pesawat sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan sebelumnya. Keterlambatan
tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam
perencanaan pengembangan network dan peningkatan
pendapatan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

198
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Perusahaan telah meningkatkan antisipasi terhadap


potensi adanya kegagalan dalam menyediakan pesawat
tepat waktu antara lain melalui :
Menjadikan fleet plan sebagai acuan dalam
penentuan perencanaan kedatangan pesawat
Meningkatkan koordinasi dengan semua unit terkait
dalam proses pengadaan pesawat

Selain review pengelolaan risiko secara rutin, Unit ERM


bersama dengan PRO Team juga melakukan review
terkait kemungkinan munculnya risiko-risiko baru yang
belum diidentifikasi sebelumnya serta memastikan
kecukupan dari tindakan mitigasi yang akan dilakukan.

2. Tahapan Implementasi ERM


Untuk mendukung pencapaian tujuan Perusahaan
melalui implementasi ERM yang semakin baik ke depan,
diperlukan adanya tahapan yang jelas sebagai arahan
implementasi ERM di setiap tahunnya. Tahapan tersebut
digambarkan melalui Snapshot of ERM Roadmap
sebagai berikut:

Aktivitas Guna Meningkatkan Pengelolaan Risiko


1. Review Risiko Tahunan
Selama tahun 2013, efektivitas pengelolaan risiko
telah di-review secara rutin (per kuartal) melalui
Unit Enterprise Risk Management (ERM). Review ini
dilakukan dengan kontribusi dari setiap PIC unit yang
disebut dengan PRO Team (Performance and Risk
Officer Team) melalui media workshop, focus group
discussion, maupun sharing session.

Perbaikan keenam pilar sesuai ERM Roadmap di


atas (meliputi risk governance & organization, risk
management strategy, risk management activities,
reporting & communication, tools & technology, culture
& capabilities) diharapkan dapat meningkatkan tingkat
maturitas implementasi manajemen risiko.

Snapshot of ERM Roadmap


ERM Maturity

Stage4

LEADING

Risk Simulation
Tools
(RMI 8)
Risk Management
Information System

Stage 3

ADVANCED

RM KPI
Early Warning
System

Proactive Business
Development and Risk
Monitoring Committees
Success Measurement
for ERM Activites

Stage 2

ERM Internet

RBIA

Update ERM Manual

Enterprise-wide RACM

Stage 1

Intensive done
from the top

Risk
Governance &
Organization

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

RM Recruitment
Requirement

Key Risk Indicator

Risk Management
Delegation of Authority
Matrix

Defined ERM roles &


responsibilities

RM Capabilitas
Assessment
Report

Risk Interrelationship
analysis
Risk Templates

Risk Dashboard

DEVELOPING

Risk Escalation Procedure


Enterprise Risk
Profile

Risk Awareness
Program

ERM Communication
Plan

ESTABLISHED

Risk Capacity

RM Strategy

RM Activities

Reporting &
Communication

Tools &
Technology

Culture &
Capabilities

199

Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Uraian tentang aktivitas pelestarian lingkungan;


ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja; serta
pengembangan sosial kemasyarakatan disajikan pada bab
khusus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di buku Laporan
Tahunan ini.

Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan


Dari waktu ke waktu, Perusahaan berupaya terus untuk
menyelesaikan tuntutan dari pihak ketiga yang terkait
dengan kegiatan operasional dan bisnis Perusahaan
melalui cara-cara yang terbaik bagi kedua belah pihak.
Selama tahun 2013, perkara-perkara penting yang dihadapi
Perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 6 Agustus 2004, Perusahaan dan PT World
Simulator Technology (WST) menandatangani Perjanjian
Sewa Ruang Simulator beserta Fasilitas Pendukung
dimana Perusahaan setuju untuk menyewakan ruang
simulator beserta fasilitas pendukungnya di lokasi SBU
Garuda Indonesia Training Center untuk digunakan
sebagai tempat pemasangan Full Flight Simulator B 737200 Level D Six Axis milik WST.

Karena Perusahaan dianggap tidak melaksanakan
perjanjian, pada tanggal 19 Desember 2006, WST
mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat atas dasar wanprestasi terhadap perjanjian
tersebut dan perbuatan melawan hukum.

Pada tanggal 4 Juni 2007, Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat telah mengeluarkan putusan yang mengabulkan
gugatan WST dan memerintahkan Perusahaan
membayar ganti rugi kepada WST sebesar USD
1.360.800 dan Rp 1.590.000.000. Pada tanggal
21 Agustus 2008, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
memutuskan menguatkan putusan Pengadilan Jakarta
Pusat tersebut dan menghukum Perusahaan membayar
ganti rugi sebesar USD 1.984.500 dan Rp 1.590.000.000.

Perusahaan mengajukan permohonan kasasi tanggal 7


Nopember 2008. Pada tanggal 4 Maret 2010, Mahkamah
Agung mengeluarkan putusan dalam perkara menolak
permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan.
Sehingga pada tanggal 28 Januari 2011 Perusahaan
melakukan pembayaran ganti rugi kepada WST sebesar
Rp 590.000.000 dan USD 1.984.500, dan berdasarkan
kesepakatan antara Perusahaan dengan WST. Pada
tanggal 15 Juli 2011 Perusahaan telah melakukan
pembayaran sisa kewajiban ganti rugi sebesar Rp
1.000.000.000.

Meskipun Perusahaan telah melaksanakan sebagian


kewajibannya berdasarkan putusan kasasi Mahkamah
Agung tersebut, Perusahaan tetap mengajukan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung
sebagaimana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 19 Nopember 2010. Pada
tanggal 20 Maret 2013, Perusahaan telah menerima
putusan PK No. 267 PK/PDT/2011 tanggal 20 Maret
2013 yang memutuskan menolak permohonan PK dari
Perusahaan.


2. Pada tanggal 17 Desember 2007, Perusahaan telah
menerima Notice to Fursnish Information and Produce
Document dari Australian Competition and Commerce
Commission (ACCC) terkait dugaan kartel bersama
maskapai penerbangan internasional lain dalam
penetapan harga Fuel Surcharge Kargo. Saat ini, perkara
masih dalam proses pemeriksaan oleh Pengadilan
Federal Australia.
3. Pada tanggal 16 Nopember 2009, Perusahaan telah
menerima Pemberitahuan Pemeriksaan Lanjutan Perkara
dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait
dugaan kartel penetapan harga Fuel Surcharge tiket
domestik.

Pada tanggal 4 Mei 2010, KPPU telah memutus perkara


ini dan menyatakan Perusahaan bersalah serta
menghukum untuk membayar denda sebesar Rp 25
miliar dan ganti rugi sebesar Rp 162 miliar.

Pada tanggal 17 Juni 2010 ke Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat. Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat telah mengabulkan permohonan
keberatan yang diajukan oleh Perusahaan dan
membatalkan putusan KPPU tanggal 4 Mei 2010 serta
menghukum KPPU untuk membayar biaya perkara.

KPPU telah mengajukan upaya Kasasi atas Putusan


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut ke Mahkamah
Agung Republik Indonesia. Perusahaan juga telah
mengajukan kontra memori kasasi pada tanggal 27 April
2011. Sehubungan dengan upaya kasasi yang dilakukan
oleh KPPU terkait dugaan kartel penetapan harga fuel
surcharge tiket domestik, Perusahaan, pada tanggal 29
Mei 2013 telah menerima turunan Putusan No. 613 K/pdt.
Sus/2011 tanggal 27 Pebruari 2012, yang menyatakan
bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia menolak
permohonan kasasi dari KPPU. Putusan ini telah
mengikat dan berkekuatan hukum tetap.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

200
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

4. Pada tanggal 8 Agustus 2008, GMFAA, entitas anak,


Perusahaan dan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara menghadapi gugatan ganti rugi dari PT Metro
Batavia (MB) untuk: (1) siklus tidak terpakai sebesar
USD 73.215.579 (atau setara Rp 673.583.333.330) (2)
kerugian material sebesar Rp 500.000.000 setiap hari
dan USD 50,000 (atau setara Rp 460.000.000) setiap
bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007 sampai pesawat
dapat beroperasi (3) kerugian imaterial sebesar USD
10 juta (atau setara Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki
mesin yang rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena
GMFAA dinyatakan melanggar kontrak terkait dengan
garansi yang diberikan GMFAA atas penggantian dan
pemasangan 5 mesin pesawat ESN 857854 yang dimiliki
MB.

Sehubungan dengan kasus ini, GMFAA mengajukan


gugatan balik kepada MB karena MB tidak memenuhi
kewajiban pembayaran utang kepada GMFAA atas jasa
penggantian dan perbaikan mesin tersebut sebesar
USD 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per tahun
sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai dengan keputusan
ditetapkan.

Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat telah memutuskan untuk menolak tuntutan MB
kepada GMFAA dan menerima gugatan balik GMFAA
sebesar USD 256.266 dan bunga 6% per tahun terhitung
sejak tanggal 17 Nopember 2007.

Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan memori


banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Sebagai
respon, pada tanggal 16 Juli 2009 GMFAA mengajukan
kontra memori banding. Pada tanggal 15 Januari 2010
Pengadilan Tinggi menolak banding yang diajukan
oleh MB. MB kemudian mengajukan upaya kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 25
Maret 2010. GMFAA mengajukan kontra kasasi pada
tanggal 17 Mei 2010. Pada tanggal 22 Pebruari 2013,
GMFAA telah menerima pemberitahuan isi putusan
kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
memutuskan menolak permohonan kasasi MB. Salinan
putusan kasasi tersebut diterima oleh GMFAA pada
tanggal 15 April 2013.

Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti tersebut


tidak berpengaruh material terhadap laporan keuangan
dan kegiatan usaha GMFAA.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

5. Pada tanggal 25 September 2008, GMFAA menuntut


ganti rugi kepada MB atas (1) pembayaran utang MB
kepada GMFAA sebesar USD 1.191.615, (2) bunga hutang
MB sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli 2008
sampai dengan keputusan ditetapkan dan (3) membayar
kerugian sebesar USD 200 juta.

Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat memutuskan menerima gugatan GMFAA terhadap
MB sebesar USD 1.191.615 dan bunga 6% per tahun
terhitung sejak tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian
GMFAA sebesar USD 500.000. Pengadilan juga
menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat MB.

Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan


permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta
Pusat. Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 2009
GMFAA mengajukan kontra banding.Pada tanggal
30 Oktober 2009, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
mengeluarkan putusan yang menolak permohonan
banding MB.

Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan Memori


Kasasi ke Mahakamah Agung Republik Indonesia atas
Perkara Banding No. 504, Sebagai tanggapan, pada
tanggal 29 Juli 2010 GMFAA mengajukan kontra memori
kasasi. Perkara ini telah diputus oleh Mahkamah Agung
yang menolak permohonan kasasi MB. Perusahaan telah
menerima pemberitahuan putusan Mahkamah Agung
tersebut pada tanggal 15 April 2013.

6. Pada tanggal 4 Agustus 2010, Hutomo Mandala Putera


(Tommy Suharto) menyampaikan gugatan atas
beberapa Tergugat, termasuk Perusahaan, sehubungan
dengan artikel yang dipublikasikan oleh in-flight
magazine, Majalah Garuda edisi Desember 2009.

Tommy Suharto menyampaikan gugatan ke Pengadilan


Negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi material
dan imaterial, serta permintaan maaf dari Pihak
Tergugat yang dipublikasikan di Majalah Garuda dan
beberapa media nasional lainnya. Perusahaan telah
mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2011 dan menyerahkan memori
banding melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada
tanggal 19 Agustus 2011.

201

Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan menerima Surat


Pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
tanggal 24 Oktober 2012 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengabulkan
gugatan Tommy Suharto kepada Perusahaan sebesar
Rp.12.500.000.000,- (dua belas milyar lima ratus juta
rupiah).

Pada tanggal 22 Maret 2013, Perusahaan telah


menyatakan permohonan kasasi kepada Mahkamah
Agung Republik Indonesia melalui Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dan telah juga menyampaikan memori
kasasi pada tanggal 3 April 2013. Saat ini Perkara dalam
proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah Agung
Republik Indonesia.

Tidak ada dari perkara-perkara penting tersebut di atas


yang memiliki dampak material terhadap keuangan
Perusahaan.

7. Pada bulan Januari 2012, Hotel Al Azhar mengajukan


perubahan atas gugatan kepada Perusahaan yang
telah diajukan sebelumnya pada tanggal 14 Juni 2009 di
Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi terkait dugaan
cidera janji atas Perjanjian yang telah dibuat berkenaan
dengan akomodasi penginapan jamaah haji dalam
hal terjadi irregular penerbangan. Al Azhar menuntut
pembayaran tagihan dan ganti rugi kepada Perusahaan
sebesar SAR 750.040 ditambah biaya pengacara
sebesar SAR 100.000.

Dalam perubahan gugatan yang diajukan, Hotel


Al-Azhar merubah jumlah tuntutan menjadi sebesar
SAR 10.905.355 ditambah biaya pengacara sebesar
SAR 100.000. Saat ini perkara masih dalam proses di
Pengadilan Negeri Jeddah, Arab Saudi.

Pengaruh Perkara Penting terhadap Keuangan


Perusahaan

Keterbukaan Informasi
Sebagai Perusahaan Terbuka yang telah mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda Indonesia
wajib untuk menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada
Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No.
X.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-86/
Pm/1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera
Diumumkan Kepada Publik dan Keputusan Direksi PT Bursa
Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan
No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. Sampai
dengan akhir Desember 2012, Direksi telah menyampaikan
67 laporan keterbukaan informasi kepada BEI.

Berita Pers Tahun 2013


No

Tanggal

Berita

Minggu, 13 Januari

GA Wisuda Pilot BIFA Angkatan 9 dan 10

Kamis, 17 Januari

Operasional Penerbangan Garuda Indonesia Pada Situasi Banjir di Jakarta

Jumat, 18 Januari

Garuda memperpanjang Kebijakan pembebasan cancellation fee

Minggu, 20 Januari

Garuda Indonesia Memenangkan Skyscanner Asia Pacific Airline Food Awards

Minggu, 20 Januari

Asia Pacific Airline Food Awards 2012 (ENG)

Rabu, 30 Januari

GMF Dipercaya Sebagai Pusat Perawatan Produk B/E Aerospace

Rabu, 30 Januari

Ekspansi Kapasitas, GMF Bangun Hangar Baru

3 February 2013

Garuda Indonesia Operasikan Penerbangan Langsung Jakarta-London mulai Q4-2013

4 February 2013

Miss Universe 2012 Olivia Culpo Kunjungi Garuda Indonesia Dan Laksanakan Penanaman Pohon

10

Kamis, 14 Februari

Garuda Indonesia Raih Penghargaan The Best Airline dalam Pelaksanaan Penerbangan Haji

11

Minggu, 17 Februari

Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan ke 6 Destinasi Baru

12

Senin, 25 Februari

Garuda Indonesia Resmikan Garuda Indonesia and Liverpool FC Experience

13

Jumat, 01 Maret

Mobile Ticketing Counter Garuda Hadir di Java Jazz 2013

14

Kamis, 07 Maret

Garuda Indonesia Terima Penghargaan Contact Center Service Excellence Award 2013

15

Rabu, 13 Maret

Penjelasan Garuda Indonesia tentang penumpang Disabilitas

16

Jumat, 15 Maret

Garuda Indonesia Luncurkan Layanan Wheelchair Transporter Untuk Penumpang Penyandang


Difabel dan Pengguna Kursi Roda

17

Jumat, 22 Maret

Garuda Indonesia Laksanakan Garuda Indonesia Bike Tour - Solo 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

202
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Berita Pers Tahun 2013


No

Tanggal

Berita

18

Sabtu, 23 Maret

Garuda Indonesia Kembali Dukung Earth Hour 2013

19

Kamis, 04 April

Garuda Indonesia Gallery Terbesar dan Terlengkap di Surabaya

20

Sabtu, 13 April

Garuda Indonesia selenggarakan seminar disabilitas

21

Senin, 15 April

Garuda Indonesia Perluas Jaringan Penerbangan Domestik dengan Membuka Rute Baru

22

Kamis, 18 April

Garuda Indonesia, Cita Tenun Indonesia (CTI) dan METRO Dept. Store Kembangkan Masyarakat
Tenun

23

Senin, 22 April

Garuda Indonesia dan ALAFCO Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pengadaan 2 Boeing 777-300ER
dengan Prinsip Syariah

24

Rabu, 24 April

Garuda Indonesia Laksanakan Golf Loyalty Tournament Series 2013

25

Kamis, 25 April

Garuda Indonesia Luncurkan Garuda Orient Holidays (GOH) Taiwan

26

Jumat, 26 April

Garuda Indonesia Laksanakan RUPS Tahunan 2013

27

Jumat, 26 April

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laksanakan RUPS Tahunan 2013 (ENG)

28

Selasa, 30 April

Kinerja GA Q1 2013

29

Selasa, 30 April

Kinerja GA Q1 2013 (ENG)

30

Rabu, 01 Mei

GA-GE Medical Drive (IND)

31

Rabu, 01 Mei

GA-GE Medical Drive (ENG)

32

Jumat, 03 Mei

Garuda Indonesia Resmikan Medan Sebagai Hub Baru di Indonesia Barat

33

Jumat, 03 Mei

Garuda Indonesia Resmikan Hub Medan (ENG)

34

Minggu, 05 Mei

Garuda Indonesia Terapkan Immigration on Board Rute Shanghai-Jakarta

35

Minggu, 05 Mei

Garuda Indonesia Terapkan Layanan Immigration on Board Pada Rute Shanghai Jakarta (ENG)

36

Jumat, 10 Mei

Garuda Indonesia Resmikan Crew Center Denpasar

37

Sabtu, 11 Mei

Pergelaran Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013

38

Senin, 13 Mei

Garuda Indonesia Siap Terbangkan 112.688 Calon Jemaah Haji Indonesia Mulai 10 September 2013

39

Rabu, 15 Mei

Garuda Indonesia Operasikan Rute Jakarta Tanjung Pandan (Belitung) dan Jakarta Bengkulu

40

Rabu, 15 Mei

Coca-Cola Amatil Indonesia, Quiksilver dan Garuda Indonesia Tandatangani MoU

41

Kamis, 16 Mei

Garuda Indonesia Resmikan Cargo Service Center (CSC) Tangerang

42

Jumat, 17 Mei

Garuda Indonesia Resmikan Rute Penerbangan Bandung - Denpasar (vv) Mulai 18 Mei 2013

43

Kamis, 23 Mei

Garuda Indonesia Wisuda Pilot Baru Batch 11 & 12 dari BIFA

44

Selasa, 28 Mei

Garuda Indonesia Terima Penghargaan Indonesia Service Quality Award 2013 dan Indonesia
Most Admired Companies 2013

45

Sabtu, 01 Juni

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Medan-Penang

46

Sabtu, 01 Juni

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Medan-Penang (ENG)

47

Jumat, 07 Juni

Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Kerjasama Penyediaan Jasa Road Feeder Service
di Eropa

48

Jumat, 07 Juni

Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Tandatangani Kerjasama Road Feeder Service di
Eropa (ENG)

49

Senin, 10 Juni

SBU Garuda Indonesia Cargo dan Jan de Rijk Logistics Tandatangani Kerjasama Penyediaan Road
Feeder Service di Eropa

50

Selasa, 11 Juni

Garuda Indonesia Menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I 2013

51

Selasa, 18 Juni

Garuda Indonesia Raih Worlds Best Economy Class 2013 dari SkyTrax di Paris Airshow

52

Kamis, 20 Juni

Garuda Indonesia Lunasi Pinjaman Sindikasi Citi Club Deal Senilai US$ 55 juta

53

Sabtu, 22 Juni

Cocal Cola, Quick Silver, GA Bali Beach

54

Minggu, 23 Juni

Garuda Indonesia Implementasikan Sistem Layanan Penumpang Baru

55

Kamis, 27 Juni

GA Bersama Pemerintah Resmikan Pendidikan dan Pelatihan Awak Kabin di Makassar

56

Jumat, 28 Juni

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta Perth

57

Jumat, 28 Juni

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta Perth (ENG)

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

203

Berita Pers Tahun 2013


No

Tanggal

Berita

58

Senin, 01 Juli

Garuda Indonesia Tanda Tangani PKS Bersama Bank Muamalat Indonesia

59

Senin, 01 Juli

Garuda Indonesia Tandatangani MoU Bersama Bank Syariah Mandiri

60

Selasa, 02 Juli

Garuda Indonesia dan Kementerian Perhubungan Gelar International Green Aviation Conference
2013

61

Selasa, 02 Juli

Garuda Indonesia Sambut Boeing 777-300ER dan Resmikan Layanan First Class

62

Kamis, 04 Juli

Garuda Indonesia dan Taman Safari Indonesia Resmikan Konservasi dan Pelestarian Jalak Bali

63

Senin, 08 Juli

Garuda Indonesia Laksanakan Berbagi Sembako

64

Selasa, 09 Juli

Garuda Indonesia Mulai Operasikan Armada B777-300ER untuk rute Jakarta Jeddah

65

Minggu, 14 Juli

Garuda Indonesia Siapkan 88 Penerbangan Ekstra untuk angkutan Lebaran 2013

66

Rabu, 17 Juli

Liverpool Tiba di Jakarta Menggunakan Pesawat Khusus Garuda Indonesia

67

Rabu, 17 Juli

Liverpool Tiba di Jakarta Menggunakan Pesawat Khusus Garuda Indonesia (ENG)

68

Jumat, 19 Juli

Garuda Indonesia dan Liverpool FC luncurkan Garuda Frequen Flyer Liverpool FC Edition Card

69

Senin, 22 Juli

Mulai 25 Juli, Garuda Layani Penerbangan Medan melalui Bandara Kuala Namu

70

Rabu, 24 Juli

Garuda Indonesia Mulai Operasikan Penerbangan Dari dan Menuju Medan dari Kuala Namu
International Airport

71

Kamis, 25 Juli

Penerbangan GA181 Menandai Operasional Kuala Namu International Airport

72

Rabu, 31 Juli

Garuda Indonesia Terpaksa Menunda Penerbangan ke London Sebagai Akibat dari Keterbatasan
Kemampuan Landasan Bandara Soekarno Hatta

73

Rabu, 31 Juli

Garuda Indonesia Layani Kembali Rute Penerbangan Denpasar - Brisbane (vv) (ENG)

74

Kamis, 01 Agustus

Garuda Indonesia Layani Tiga Rute Baru Dari Balikpapan Menuju Berau Banjarmasin Manado dan
Garuda Indonesia Layani Kembali Rute Penerbangan Denpasar - Brisbane (vv)

75

Sabtu, 03 Agustus

Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta - Tanjung Pinang (vv)

76

Rabu, 07 Agustus

Kopilot Garuda Indonesia Tidak Terbukti Terkena Psikotropika

77

Kamis, 08 Agustus

Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1,725.4 juta Sepanjang Semester I
2013

78

Jumat, 09 Agustus

Dua Penerbangan Garuda Indonesia Sore Ini Berangkat Menuju Gorontalo, Setelah Bandara Sultan
Jalaluddin Dinyatakan Dibuka Kembali

79

Jumat, 23 Agustus

Garuda Indonesia Wisuda 21 Pilot Baru dari Bali International Flight Academy (BIFA)

80

Selasa, 27 Agustus

Garuda Indonesia , PMI dan KADIN Tandatangani Nota Kesepahaman

81

Rabu, 28 Agustus

Garuda Indonesia Kembali Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair 2013

82

Jumat, 30 Agustus

Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1,725.4 juta Sepanjang Semester I 2013

83

Jumat, 30 Agustus

Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan Operasi Sebesar USD 1,725.4 juta Sepanjang Semester I
2013 (ENG)

84

Sabtu, 31 Agustus

Grand Final Garuda Indonesia World Photo Contest (GAWPC) 2013

85

Senin, 09 September

Garuda Indonesia Layani Rute Jakarta Tanjung Pinang (Bintan)

86

Rabu, 11 September

Garuda Indonesia Terbangkan 90.108 Calon Jemaah Haji Mulai Hari Ini

87

Rabu, 11 September

Garuda Indonesia Terpilih sebagai Maskapai Terbaik Region Asia dan Australasia dalam Ajang
Passengers Choice Awards 2013 di Anaheim, USA

88

Jumat, 13 September

Garuda Indonesia Bersama BNI Menggelar Garuda Indonesia Travel Fair 2013

89

Minggu, 15 September

Garuda Indonesia : Pembukaan Penerbangan Langsung Jakarta Ambon

90

Minggu, 15 September

Garuda Indonesia Sesuaikan Jadwal Penerbangan Ke Denpasar, Bali, Selama Pelaksanaan APEC
CEO Summit 2013

91

Minggu, 15 September

Garuda Indonesia Sesuaikan Jadwal Penerbangan Ke Denpasar, Bali, Selama Pelaksanaan APEC
CEO Summit 2013 (ENG)

92

Minggu, 15 September

Garuda Indonesia : Pembukaan Penerbangan Langsung Jakarta - Ambon

93

Jumat, 27 September

Garuda Indonesia: Garuda Sambut Pesawat A330s Ketujuh Belas

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

204
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Berita Pers Tahun 2013


No

Tanggal

Berita

94

Jumat, 27 September

Garuda Sambut Pesawat A330s Ketujuh Belas (ENG)

95

Selasa, 01 Oktober

Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR72-600

96

Selasa, 01 Oktober

Garuda Indonesia Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru dengan Pesawat ATR72-600 (ENG)

97

Rabu, 02 Oktober

Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Inflight Connectivity di Pesawat B777-300ER

98

Rabu, 02 Oktober

Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Inflight Connectivity di Pesawat B777-300ER (ENG)

99

Kamis, 03 Oktober

Garuda Indonesia dan ICBC Limited Tandatangani Perjanjian Kerjasama Pendanaan Pesawat

100

Kamis, 03 Oktober

Garuda Indonesia Gelar Turnamen Internasional Garuda Indonesia Tennis Open 2013 dan Garuda
Indonesia Tennis Junior Masters 2013 (Press Conference)

101

Rabu, 09 Oktober

Garuda Indonesia Telah Terbangkan 90.108 Calon Jemaah Haji Ke Tanah Suci Dengan Ketepatan
Penerbangan Mencapai 97 Persen

102

Rabu, 16 Oktober

Garuda Jalin Kerjasama dengan Prefektur Yamanashi

103

Jumat, 18 Oktober

Garuda Indonesia Terpilih sebagai The Rising Star Carrier of The Year untuk Layanan Kargo dalam
Ajang Payload Asia Award 2013

104

Rabu, 23 Oktober

President & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar Terpilih Sebagai The 2013 Travel Business
Leader of The Year

105

6 November 2013

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Langsung Semarang Denpasar dan Batam Bandar
Lampung

106

8 November 2013

Garuda Indonesia Resmikan Penerbangan Langsung Jakarta - Osaka

107

19 November 2013

Garuda Indonesia Telah Selesaikan Penerbangan Haji Tahun 2013/1434 H

108

Rabu, 20 November

Garuda IndonesiaJet Airways Tandatangani Kerjasama Code Share

109

Rabu, 20 November

Garuda Indonesia Hentikan Pengangkutan Produk Hiu

110

21 November 2013

Garuda Layani Rute Baru - Makassar Manokwari Sorong Jayapura Final

111

25 November 2013

Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand Explore ATR72-600 untuk Melayani Rute-rute


Penerbangan di Remote Area

112

25 November 2013

Garuda Indonesia Perkenalkan Sub-Brand Explore ATR72-600 untuk Melayani Rute-rute


Penerbangan di Remote Area (ENG)

113

Kamis, 28 November

Turnamen Internasional Garuda Indonesia Tennis Open 2013 dan Garuda Indonesia Tennis Junior
Masters 2013

114

Minggu, 01 Desember

Hendrawan Susanto dan Deria Nurhaliza Juarai Garuda Indonesia Junior Tennis Masters 2013

115

Senin, 02 Desember

Garuda Indonesia Mulai Turnamen Garuda Indonesia Tennis Open 2013

116

Minggu, 08 Desember

Petenis Australia Juarai Garuda Indonesia Tennis Open 2013

117

Senin, 16 Desember

Garuda Indonesia Raih Penghargaan Indonesia Sustainable Business Awards 2013 untuk Kategori
Logistik dan Transportasi

118

Selasa, 17 Desember

Tingkatkan Layanan, Garuda Luncurkan Mobile Ticketing Counter

119

Rabu, 18 Desember

SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke -20

120

Rabu, 18 Desember

SkyTeam Umumkan Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai Anggota ke -20 (ENG)

121

Kamis, 19 Desember

Garuda Indonesia Kembangkan Layanan Inflight Connectivity di Jajaran Armada Airbus A330

122

Kamis, 19 Desember

Garuda Indonesia ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis

123

Kamis, 19 Desember

Garuda Indonesia ANA (All Nippon Airways) Tandatangani MoU Kerjasama Strategis (ENG)

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

205

Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013


No.

Tanggal

No. Surat

Perihal

Keterangan

1.

2 Januari 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20001/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik

Keterbukaan Informasi Sehubungan


Dengan Kuasi Reorganisasi PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk.

2.

10 Januari 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20002/2013

Penggunaan Dana Hasil Penawaran


Umum

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik periode Oktober Desember 2012

3.

20 Februari 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20003/2013

Perubahan Komite Audit

Perubahan Susunan Komite Audit

4.

20 Februari 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20004/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik

Penandatanganan Perjanjian Pinjaman


antara PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk., dan PT Bank Permata Tbk.,

5.

20 Maret 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20005/2013

Pemberitahuan Rencana Rapat Umum


Pemegang Saham Tahunan

Pemberitahuan penyelenggaraan Rapat


Umum Pemegang Saham pada Jumat 26
April 2013

6.

27 Maret 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20006/2013

Penyampaian Bukti Pemberitahuan


RUPS

Iklan Bukti iklan tentang Pemberitahuan


RUPS di koran Kompas, Bisnis Indonesia,
The Jakarta Post terbit 27 Maret 2013

7.

27 Maret 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20007/2013

Penyampaian Bukti Iklan Informasi


Laporan Keuangan Tahunan

Bukti iklan tentang Informasi Laporan


Keuangan Tahunan di Koran Kompas dan
Bisnis Indonesia 27 Maret 2013

8.

27 Maret 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20008/2013

Penyampaian Laporan Keuangan


Tahunan

Laporan keuangan untuk Tahun yang


berakhir pada 31 Desember 2012

9.

10 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20009/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Penyampaian Laporan
Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk.

Penyampaian Laporan Realisasi


Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk.

10.

11 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20010/2013

Panggilan Rapat Umum Pemegang


Saham Tahunan

Ranggilan penyelenggaraan Rapat


Umum Pemegang Saham pada 26 April
2013

11.

11 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS-2001
1 /201 3

Penyampaian Bukti Iklan Panggilan


RUPS

Bukti iklan tentang Panggilan RUPS yang


telah diiklankan di media cetak Kompas,
Bisnis Indonesia, The Jakarta Post terbit
pada tanggal 11 April 2013

12.

11 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20012/2013

Penyampaian Laporan Tahunan

Laporan Tahunan tahun 2012 dengan


periode tahun buku dari 01 Januari 2012
sampai dengan 31 Desember 2012.

13.

12 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20013/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Peringkat PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk.

Peringkat PT Garuda Indonesia (Persero)


Tbk.

14.

16 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20014/2013

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Mei 2013

15.

23 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20015/2013

Penyampaian Bukti Iklan Lainnya

Keterbukaan Informasi Sehubungan


Dengan Transaksi PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk., pada Media Cetak Bisnis
Indonesia tanggal 23 April 2013

16.

23 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20016/2013

Rencana Transaksi Afiliasi

Perolehan fasilitas kredit dari BNI dalam


jumlah sebesar USD 40,000,000.

17.

29 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20017/2013

Penyampaian Bukti Iklan Hasil RUPS

Bukti iklan tentang Hasil RUPS di media


cetak Bisnis Indonesia, The Jakarta Post,
Kompas terbit 29 April 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

206
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013


No.

Tanggal

No. Surat

Perihal

Keterangan

18.

29 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20018/2013

Rencana Penyelenggaraan Public


Expose Tahunan.

Rencana Penyelenggaraan
Expose
Tahunan, Kamis 2 Mei 2013

19.

29 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20019/2013

Penyampaian Materi Public Expose Tahunan

Materi public expose

20.

30 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20020/2013

Penyampaian Laporan Keuangan


Interim

Laporan keuangan untuk Periode 3 bulan


yang berakhir pada 31 Maret 2013

21.

30 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20021/2013

Penyampaian Materi Public Expose


Tahunan (KOREKSI)

Materi public expose

22.

30 April 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20022/2013

Hasil Rapat Umum Para Pemegang


Saham Tahunan

Hasil RUPST

23.

7 Mei 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20024/2013

Laporan Hasil Public Expose Tahunan

Hasil Public Expose Tahunan

24.

13 Mei 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20025/2013

Laporan Bulanan Registerasi


Pemegang Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 30 April
2013

25.

31 Mei 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20026/2013

Penyampaian Bukti Iklan lainnya

Keterbukaan Informasi Sehubungan


Dengan Transaksi Afiliasi PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk., di media Cetak
Bisnis Indonesia 31 Mei 2013

26.

31 Mei 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20027/2013

Rencana Transaksi Afiliasi

Perolehan fasilitas kredit dari BRI dalam


jumlah sebesar US$ 40,000,000.

27.

17 Juni 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20028/2013

Laporan Bulanan Registerasi


Pemegang Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 30 Mei
2013

28.

4 Juli 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20029/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Penyampaian Laporan
Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk.

Penyampaian Laporan Penggunaan


Dana Hasil Penawaran Umum PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk.

29.

17 Juli 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20030/2013

Laporan Bulanan Registerasi


Pemegang Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 30 Juni
2013

30.

29 Juli 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20031/2013

PenyampaianLaporan Tahunan
(KOREKSI)

Laporan Tahunan tahun 2012 dengan


periode tahun buku dari 01 Januari 2012
sampai dengan 31 Desember 2012

31.

31 Juli 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20032/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Pemberitahuan bahwa
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.,
akan melakukan penelaahan terbatas
atas Laporan Tahunan/Semester I
Tahun 2013.

Pemberitahuan bahwa PT
GarudaIndonesia(Persero)Tbk., akan
melakukan penelaahan terbatas atas
Laporan Keuangan Tengah Tahunan/
Semester I Tahun 2013.

32.

13 Agustus 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20033/2013

Laporan Bulanan Registerasi


Pemegang Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 31 Juli 2013

33.

30 Agustus 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20034/2013

Penyampaian Laporan Keuangan


Interim

Laporan keuangan untuk Periode 6 bulan


yang berakhir pada 30 Juni 2013

34.

3 September 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20035/2013

Penyampaian Bukti Iklan Informasi


Laporan Keuangan Interim

Bukti iklan tentang Informasi Laporan


Keuangan Interim di Koran Sinar
Harapan 31 Agustus 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Public

207

Keterbukaan Informasi ke IDX Net Tahun 2013


No.

Tanggal

No. Surat

Perihal

Keterangan

35.

6 September 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20036/2013

Penjelasan atas Pemberitaan Media


Massa

Penjelasan atas berita Garuda Indonesia


Digugat Penumpang pada Koran Kontan
6 Sept 2013

36.

10 September
2013

GARUDA/IDX/JKTDS20037/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Penandatanganan
Perjanjian Pengadaan Pesawat ATR

Penandatanganan Perjanjian Pengadaan


Pesawat ATR

37.

11 September 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20038/2013

Laporan Bulanan Registerasi Pemegan


Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 31 Agustus
2013

38.

2 Oktober 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20039/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Berita Pers - Garuda
Indonesia Kembangkan
Wilayah Ekonomi Baru dengan
Pesawat ATR72-600

BeritaPers -Garuda Indonesia


Kembangkan Wilayah Ekonomi Baru
dengan Pesawat ATR72- 600

39.

4 Oktober 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20040/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik Berita Pers-Garuda
Indonesia dan ICBC Tandatangani
Kerjasama Pendanaan Pesawat

Berita Pers -Garuda Indonesia dan


ICBC Tandatangani Kerjasama
Pendanaan Pesawat

40.

7 Oktober 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20041/2013

Laporan Bulanan Registerasi Pemegan


Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 30
September 2013

41.

8 Oktober 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20042/2013

Laporan Penggunaan Dana Hasil


Penawaran Umum

Laporan Penggunaan Dana Hasil


Penawaran Umum per Juli Agustus
20143

42.

31 Oktober 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20043/2013

Penyampaian Laporan Keuangan


Interim

Laporan keuangan untuk Periode 9 bulan


yang berakhir pada 30 September 2013

43.

11 November 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20044/2013

Laporan Bulanan Registerasi


Pemegang Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 31
Oktober 2013

44.

3 Desember 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20045/2013

Keterbukaan Informasi Yang Perlu


Diketahui Publik

Penandatangan Perjanjian Fasilitas Kredit


Sindikasi

45.

5 Desember 2013

GARUDA/IDX/JKTDS20046/2013

Rencana Transaksi Afiliasi

PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk.


sebagai pemberi pinjaman dan PT Citilink
Indonesia sebagai penerima pinjaman.

46.

13 Desember 201 3

GARUDA/IDX/JKTDS20047/2013

Laporan Bulanan Registerasi


Pemegang Efek

Laporan Bulanan Registrasi Pemegang


Efek yang berakhir pada Bulan 30
November 2013

Kegiatan Hubungan Investor di Tahun 2013


Sebagai upaya membangun kredibilitas pasca IPO melalui keterbukaan informasi yang seimbang, konsisten dan tepat waktu, PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membentuk Unit Hubungan Investor pada bulan Maret 2011. Aktivitas utamanya adalah menjadi
jembatan antara manajemen GIAA dengan investor dan analis dengan cara melakukan komunikasi dengan analis dan investor
yang ingin memperoleh informasi yang komprehensif tentang GIAA. Penyampaian dan keterbukaan informasi yang seimbang,
konsisten dan tepat waktu, dilakukan melalui berbagai sarana komunikasi, seperti email, situs perseroan, pemuatan artikel di
majalah, conference call. Selain itu juga dengan menghadiri berbagai pertemuan langsung dengan analis atau investor melalui
sarana paparan publik, temu analis reguler secara kuartalan, kunjungan analis, kunjungan lapangan, partisipasi dalam berbagai
konferensi dalam dan luar negeri serta melakukan non deal roadshow.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

208
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Sepanjang tahun 2013, GIAA menghadiri 13 konferensi yang


diselenggarakan oleh CIMB, Citi, Credit Suisse, Daiwa, HSBC,
JP Morgan, Macquarie, Mandiri Sekuritas, RHB-OSK, dan
UBS, serta telah bertemu dengan lebih dari 130 investor dari
dalam dan luar negeri. Selain itu GIAA juga berpartisipasi
dalam kegiatan Investor Day yang diselenggarakan oleh
Bursa Efek Indonesia serta kegiatan Indonesia Investment
Summit 2013.

kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2013, Hubungan


Investor juga akan meningkatkan pertemuan dengan
para investor dan analis pasar modal, serta meningkatkan
kualitas laporan. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan
pemahaman masyarakat keuangan atas bisnis penerbangan

Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang perusahaan


serta industry penerbangan di Indonesia, pada tahun 2013 ini
kami mengadakan kunjungan lapangan dan diskusi bersama
bagi para analis ke PT Angkasa Pura I di Sultan Hasanuddin
International Airport Makassar dan AP II di Soekarno-Hatta
International Airport Cengkareng serta mengadakan analyst
gathering dengan tema One hour closer with Indonesian
airlines industry & Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia telah meratifikasi Peraturan Menteri


BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/
GCG) Pada BUMN (Permen BUMN). Pasal 44 Permen
BUMN tersebut mewajibkan setiap BUMN melakukan
evaluasi (review) yang dilakukan sendiri oleh BUMN yang
bersangkutan (self assessment) untuk mendeskripsikan
tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG di
Perusahaan yang dilakukan tahun berikutnya setelah
assessment dengan maksud mengevaluasi hasil penilaian
dan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2014 ini, Garuda Indonesia
melaksanakan assessment GCG untuk tahun buku yang
berakhir pada 31 Desember 2013 yang dilakukan oleh Ernst
& Young Indonesia selaku assessor independent.

Detail dari kegiatan Hubungan Investor sepanjang tahun


2013 ditunjukkan pada table di bawah ini.

Keterangan

Frekuensi
2011

2012

2013

Non-Deal Roadshow dan


Conference

8X

13X

13X

Kunjungan Analis

30X

52X

41X

Analyst Meeting

4X

4X

4X

Conference Call

2X

7X

19X

Site Visit

5X

2X

RUPS

1X

1X

1X

Public Expose

1X

1X

1X

Investor Day

1X

1X

Annual Report

1X

1X

1X

Pencapaian dari kegiatan sepanjang tahun 2013 telah


meningkatkan jumlah analis yang membuat laporan riset
tentang GIAA dari 11 analis di 2012 menjadi 18 analis, serta
meningkatkan prosentase (dari free float) kepemilikan saham
investor asing dari sekitar 16% menjadi sekitar 31%.

Rencana Hubungan Investor di Tahun 2014


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. secara konsisten akan
senantiasa mengimplementasikan prinsip transparansi dan
pengungkapan untuk menyesuaikan dengan pemenuhan
kewajiban sebagai Perusahaan Terbuka. Selain melanjutkan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

yang dijalankan oleh Garuda.

Assessment Implementasi Good Corporate


Governance Tahun Buku 2013

Assessment dilakukan dengan mengacu kepada Indikator/


Parameter GCG yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri
Negara BUMN melalui Surat Keputusan No. SK-16/S.
MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter
Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara.
Sampai dengan laporan tahunan ini diterbitkan,
pelaksanaan GCG assessment masih berlangsung sehingga
perusahaan belum memperoleh skor nilai GCG assessment
tahun buku 2013.
Hasil Assessment GCG lainnya
Penilaian Menggunakan ASEAN GCG Scorecard
ASEAN Capital Market Forum telah menetapkan ASEAN
GCG Scorecard yang diadopsi dari berbagai standard
dan best practices Internasional yang digunakan untuk
menilai praktik GCG dari perusahaan publik yang ada
di Negara ASEAN. Ada 2 tingkat (level) penilaian, untuk
level 1 penilaian dilakukan pada aspek: (1) rights of

209

shareholders, (2) equitable treatment of shareholders,


(3) role of stakeholders, (4) disclosure & transparency
dan (5) responsibilities of the boards. Level 2 berkaitan
dengan bonus dan penalti. Bonus akan diberikan kepada
perusahaan yang mempraktikkan GCG melebihi standar
minimum dan penalti berupa pengurangan skor diberikan
pada perusahaan yang mempraktikkan bad governance.
Jumlah total parameter pada level 1 sebanyak 196 dan untuk
level 2 sebanyak 9 parameter.
The Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD)
sebagai lembaga independen untuk menilai praktik
GCG pada perusahaan publik di Indonesia dan dengan
menggunakan ASEAN GCG scorecard telah menetapkan
Garuda Indonesia sebagai Perusahaan BUMN terbaik untuk
kategori Best Rights of Shareholder.
Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award
Garuda Indonesia pada tahun 2013 mengikuti riset
pemeringkatan implementasi GCG untuk tahun buku 2012
yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) dengan tema Good Corporate
Governance dalam Perspektif Pengetahuan. Keikutsertaan
Garuda Indonesia kali ini merupakan yang ke-lima kalinya.
Garuda Indonesia memperoleh skor 85,93.dan masuk dalam
kategori Most Trusted Company.
Kebijakan Pelaksanaan GCG di Garuda Indonesia
Berbagai kebijakan untuk mendukung pelaksanaan GCG
telah dilakukan oleh Garuda Indonesia, antara lain:
Etika Bisnis dan Etika Kerja
Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang
diresmikan pada tanggal 10 Februari 2011 ditandai dengan
penandatanganan Komitmen oleh Direksi, Dewan
Komisaris, Pejabat Vice President, dan Senior GM Branch
Office. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan
telah disahkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama
Perseroan No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika Bisnis dan Etika Kerja berisi:
Jati Diri Perusahaan, yang berisi mengenai Visi dan Misi
perseroan, Tata Nilai perseroan serta Perilaku Utama
yang harus ditampilkan oleh pegawai perseroan
Perilaku Terpuji yang menjelaskan mengenai hubungan
dengan Insan perseroan, hubungan dengan Pelanggan,
hubungan dengan Mitra Kerja, hubungan dengan
Pemegang Saham, dan hubungan dengan Pesaing

Kepatuhan dalam bekerja yang menjelaskan mengenai


bagaimana transparansi komunikasi dan informasi
keuangan, penanganan benturan kepentingan,
pengendalian gratifikasi, perlindungan terhadap
aset perseroan dan perlindungan terhadap rahasia
perseroan.
Tanggung jawab Insan perseroan yang menjelaskan
mengenai tanggung jawab kepada masyarakat,
tanggung jawab kepada Pemerintah dan tanggung
jawab kepada Lingkungan,
Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja yang
menjelaskan mengenai pelaporan pelanggaran
whistle blowing system (WBS), sanksi atas
pelanggaran, sosialisasi Etika Bisnis dan Etika Kerja,
penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh Insan
Perseroan
Pemberlakuan Etika Bisnis dan Etika Kerja
Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku bagi setiap level
organisasi di perseroan mulai dari Dewan Komisaris,
Direksi, Pejabat struktural dan seluruh staf non struktural.
Etika bisnis dan Etika Kerja di sosialisasikan kepada seluruh
level organisasi melalui acara tatap muka secara langsung
atau melalui tulisan-tulisan pada media intra pegawai
maupun di upload pada web/laman perusahaan.
Penerapan dan penegakan Etika bisnis dan Etika Kerja
Nilai-nilai budaya perusahaan FLYHI telah mendasari
penerapan dan penegakan etika kerja dan etika bisnis di
Garuda Indonesia. Perusahaan secara intensif melakukan
upaya sosialisasi, internalisasi, dan monitoring secara
sistematis agar Panduan Etika Kerja dan Etika Bisnis yang
dimiliki setiap pegawai benar-benar mendasari sikap dan
perilaku kerja sehari-hari. Untuk mengukur implementasinya,
secara periodik dilaksanakan survei dan evaluasi atas
penerapan kode etik di seluruh unit kerja dan branch office.
People Manager berperan sebagai role model dalam
penegakan dan penerapan kode etik. Hasil penilaian
kinerja individu juga dilihat dari aspek perilaku kerja melalui
metode 360 Assessment pada saat Employee Performance
Tracking setiap semester. Monitoring implementasi kode
etik juga dilakukan secara on-site melalui observasi di
seluruh unit dan branch office (domestik).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

210
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Sistem pelaporan dalam penegakan etika bisnis


juga dibangun agar Insan Garuda Indonesia selalu
menghindarkan diri dari hal-hal yang terkait gratifikasi
melalui penerapan Whistleblowing System.
Program Pengendalian Gratifikasi
Sebagai tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota
Kesepahaman antara Perseroan dengan Komisi
Pemberantas Korupsi (KPK) pada tanggal 10 Februari
2011, Perseroan mencanangkan dan mulai melaksanakan
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG).
Program pengendalian gratifikasi merupakan inisiatif
program dalam rangka mengimplementasikan tata nilai
perusahaan Fly Hi, terutama nilai-nilai kejujuran (honesty)
dan integritas (integrity) serta implementasi dari prinsipprinsip Good Corporate Governance terutama prinsip
transparansi, responsibilitas dan independen.
Kebijakan pengendalian gratifikasi Perusahaan adalah
bahwa setiap karyawan Garuda Indonesia tidak
diperbolehkan menerima gratifikasi dan harus membuat
laporan (disclose) kepada perusahaan apabila menerima
gratifikasi karena dihadapkan pada kondisi yang sulit untuk
melakukan penolakan.
Perusahaan telah menerbitkan ketentuan detail mengenai
penerimaan gratifikasi sebagai mana diatur dalam Surat
Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50001/2013
tanggal 09 Januari 2013, sebagai berikut:
(1). Pegawai perseroan dan anggota keluarganya dilarang
menerima gratifikasi dari Pihak lain.
(2). Setiap penerimaan gratifikasi oleh pegawai perseroan
wajib dilaporkan kepada Unit Pengendali Gratifikasi.
(3). Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan adalah:
a) Diperoleh dari keluarga baik sedarah atau semenda
dalam garis lurus ke atas dan atau ke bawah.
b) Diperoleh dari pihak lain sebagai hadiah perkawinan,
ulang tahun, khitanan anak, atau terkait dengan
tradisi, musibah/ bencana, atau sakit yang nilainya
paling besar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dari
masing-masing pemberi pada setiap kegiatan atau
peristiwa tersebut.
c) Diperoleh dari atasan dan tidak bertentangan
dengan pelaksanaan tugas.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

d) Diperoleh dari Panitia Penyelenggara, berupa


fasilitas akomodasi/ transportasi, hidangan, seminar
kits, sertifikat yang secara umum diterima oleh
peserta training, seminar, workshop, konferensi,
sepanjang gratifikasi yang diterima tersebut
biayanya tidak ditanggung oleh Perseroan.
Perusahaan menjalin kerja sama dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membangun
pengendalian gratifikasi di Garuda Indonesia. KPK
memberikan bantuan teknis dalam bentuk assessment atas
kesiapan Garuda Indonesia untuk menjalankan program
pengendalian gratifikasi serta pelatihan bagi Tim Program
Pengendalian Gratifikasi (PPG) yang dibentuk Perusahaan.
Penandatanganan komitmen antara Garuda Indonesia
dengan KPK dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2011.
Perusahaan melakukan sosialisasi program pengendalian
gratifikasi secara intensif dan konsisten ke seluruh pegawai
Garuda Indonesia melalui media komunikasi Perusahaan
baik cetak maupun elektronik, seperti email dan intranet
serta buletin dan majalah. Sosialisasi juga dilakukan melalui
tatap muka dan diskusi dengan para pegawai. Sebagai
media komunikasi dalam menyampaikan laporan gratifikasi,
perusahaan menyediakan email khusus dengan alamat:
gcg@garuda-indonesia.com
Sosialisasi kepada pemangku kepentingan lainnya
dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan para
pemasok (vendor gathering) dan agen penjualan baik
penumpang maupun kargo serta dengan memuat etika
bisnis dan etika kerja Perusahaan pada website agar dapat
diakses oleh para pemangku kepentingan.
Perusahaan juga sedang melakukan proses sistem automasi
untuk pengelolaan laporan penerimaan gratifikasi yang
disampaikan oleh seluruh pegawai Garuda Indonesia
dimana pelapor dapat melaporkan penerimaan gratifikasi
dan mengupload dokumen pendukungnya secara online
sistem, namun tetap bukti gratifikasi disampaikan kepada
Perusahaan melalui unit Corporate Secretary. Sistem
ini sekaligus merupakan sarana bagi perusahaan untuk
melakukan sosialisasi program pengendalian gratifikasi
kepada seluruh pegawai.

211

Program sosialisasi yang intensif atas prinsip dan kebijakan


pengendalian gratifikasi Perusahaan bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bagi pegawai
maupun para pemangku kepentingan bahwa pengendalian
gratifikasi merupakan salah satu aspek penting yang
diupayakan oleh Perusahaan dalam membangun dan
menumbuhkembangkan lingkungan kerja yang bersih dan
berintegritas.
Pengendalian gratifikasi tidak hanya berdampak positif
kepada Perusahaan, tetapi juga bagi pegawai maupun
pemangku kepentingan lainnya. Bagi pegawai penolakan
atas pemberian gratifikasi dapat menghindari perasaan
untuk melakukan balas budi yang dapat mendorong
terjadinya benturan kepentingan sehingga tidak lagi
menjadi independen dalam pengambilan keputusan.
Gratifikasi merupakan bahaya laten yang dapat
mendorong pegawai menjadi kecanduan dan bila
tidak terpenuhi maka dapat mendorong pegawai untuk
melakukan tindakan melanggar prosedur dan pemerasan
atau tindakan melawan hukum lainnya. Jadi sejatinya
pengendalian gratifikasi adalah untuk melindungi pegawai
dan meningkatkan harkat dan martabat para pegawai.
Bagi perusahaan, pengendalian gratifikasi dapat
meningkatkan efisiensi perusahaan dan yang paling
utama adalah meningkatkan reputasi perusahaan karena
berhasil mempraktikkan bisnis yang bersih, beretika dan
bermartabat.
Laporan Penerimaan Gratifikasi
Hingga 30 Desember 2013 jumlah laporan penerimaan
gratifikasi yang disampaikan oleh pelapor kepada
perusahaan melalui unit Corporate Secretary sebanyak
102 laporan, dengan rincian 25 gratifikasi dalam bentuk
uang tunai, 4 gratifikasi dalam bentuk chek/voucher
belanja dan 73 gratifikasi dalam bentuk barang dan atau
makanan dengan status kepemilikan 17 laporan milik
negara 71 laporan dikelola perusahaan dan 14 laporan telah
disumbang kepada Panti Sosial.

Rekapitulasi Laporan Penerimaan Gratifikasi sampai


dengan bulan Desember 2013
Jenis Gratifikasi

Jumlah Laporan

Tindak Lanjut

Uang tunai Rp.


17.982.500,-

Voucher Belanja
senilai Rp.
5.900.000,-

Ditetapkan menjadi
milik Negara dan
telah diserahkan
melalui KPK

2 set Ball Point


Mont Blanc

1 set Jam tangan


Calvin Klein

2 buah Gelas dan


frame foto

1 set Belt salvatore


ferragamo

1 set card holder


dan ball point

2 set Jaket kulit

Cek Tunai Rp.


5.000.000,-

Uang tunai Rp.


21.658.000,-

19

Barang-barang
lainnya

41

Makanan dan atau


Minuman

14

Total Laporan

102

Dikelola
perusahaan dan
akan disumbangkan
kepada Panti Sosial

Telah
disumbangkan
kepada Panti Sosial


Jumlah laporan penerimaan gratifikasi pada tahun 2013
sebanyak 102 laporan, menurun jika dibandingkan
dengan tahun 2012 yang berjumlah sebanyak 128 laporan.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan
antara lain keberhasilan program sosialisasi yang telah
diadakan oleh Perusahaan sehingga pemberian gratifikasi
oleh stakeholder menurun atau adanya keberanian dari
Pegawai dalam menolak pemberian yang ditawarkan oleh
stakeholder.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

212
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Tindak Lanjut Laporan Gratifikasi Tahun 2013


Unit Corporate Secretary sebagai unit pengendali gratifikasi (UPG) menerima laporan penerimaan gratifikasi yang disampaikan
oleh pegawai dan UPG merekapitulasi laporan dan menyampaikan kepada KPK secara berkala. KPK akan menetapkan
status kepemilikan atas laporan gratifikasi dan menyampaikannya kepada Perusahaan. Data selengkapnya atas laporan dan
penanganannya seperti termuat dalam tabel berikut ini.

No.

Tanggal Pelaporan

Surat dan Tanggal


Tanggapan KPK

Jumlah Laporan

Catatan KPK

17 Januari 2013

11 laporan

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

18 Februari 2013

15 laporan

B-920/10-13/04/2013
10 April 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

02 April 2013

3 Laporan

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

02 April 2013

3 Laporan

KEP-335/01-13/05/2013
KEP-336/01-13/05/2013
KEP-337/01-13/05/2013
10 Mei 2013

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

01 Mei 2013

4 laporan

B. 1444/10-13/06/2013
07 Juni 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

04 Juni 2013

1 laporan

KEP-739/01-13/10/2013
24 Oktober 2013

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

04 Juni 2013

5 laporan

B-3094/10-13/10/2031
24 Oktober 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

02 Juli 2013

10 laporan

B-1979/10-13/08/2013
15 Agustus 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

12 Agustus 2013

9 laporan

B-2782/10-13/10/2013
02 Oktober 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

10

12 Agustus 2013

1 laporan

KEP-697/01-13/09/2013
30 September 2013

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

11

30 Agustus 2013

7 laporan

B-2899/10/13/10/2013
17 Oktober 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

12

30 Agustus 2013

3 laporan

KEP-729/10-13/10/2013
KEP-730/10-13/10/2013
KEP-730/10-13/10/2013
16 Oktober 2013

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

13

27 September 2013

1 laporan

KEP-874 A/01-13/11/2013
29 November 2013

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

14

27 September 2013

6 laporan

B-3474/10-13/12/2013
04 Desember 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

15

23 Oktober 2013

3 laporan

KEP-901/10-13/12/2013
KEP-902/10-13/12/2013
KEP-903/10-13/12/2013
12 Desember 2013

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

16

23 Oktober 2013

1 laporan

B-3596/10/13/12/2013
16 Desember 2013

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

17

29 Nopember 2013

3 laporan

KEP-65/10-13/01/2014
KEP-66/10-13/01/2014
KEP-67/10-13/01/2014
21 Januari 2014

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

18

29 Nopember 2013

5 laporan

B-167/10-13/01/2014
24 Januari 2014

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

19

10 Desember 2013

2 laporan

KEP-107/01-13/02/2014
KEP-108/01-13/02/2014
06 Februari 2014

Milik Negara, memenuhi unsur Pasal 12 B


Undang-undang No 20 th 2001

20

10 Desember 2013

1 laporan

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

21

31 Desember

3 laporan

Dikelola Perusahaan, tidak memenuhi unsur


Pasal 12 B Undang-undang No 20 th 2001

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

213

Penyaluran gratifikasi yang ditetapkan menjadi milik


perusahaan
Sebagai bagian dari warga industri yang baik (good
corporate citizen), Perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial kepada masyarakat yang diwujudkan dengan
menyalurkan gratifikasi kepada Yayasan Sosial. Pada tahun
2013 perusahaan telah menyalurkan gratifikasi dalam bentuk
makanan dan minuman kepada Yayasan Sosial Marfati
Tangerang (Graha Lansia, Rehabilitasi ex Kusta dan Balai
Pengobatan) dan Rumah Yatim Piatu Putera Asih keduanya
di Tangerang.
Perusahaan juga telah menyalurkan sebagian gratifikasi
dalam bentuk barang yang dapat dimanfaatkan kepada
Panti Sosial Asuhan Anak di Babakan Ciamis, Bandung,
dengan rincian:

No.
1

Jenis Barang
Kaos

Banyaknya
5 helai

Handuk

2 helai

Kemeja Batik

2 helai

Buku Agenda

31 buku

Ballpoint

6 buah

Memo pad

8 buku

Buku cerita anak

1 buku

Parfum berbagai merk

6 botol

Evaluasi Program Pengendalian Gratifikasi


Garuda Indonesia bersama KPK melakukan evaluasi
atas kebijakan dan implementasi program pengendalian
gratifikasi. Hasil evaluasi bersama tersebut menghasilkan
beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan sistem pengendalian
gratifikasi di Perusahaan. Rekomendasi hasil evaluasi
berupa rencana aksi sebagai berikut:
1. Garuda Indonesia akan membuat kebijakan dan
ketentuan yang lebih ketat mengenai batasan gratifikasi
yang dikelola perusahaan terutama gratifikasi dalam
bentuk honor pembicara.
2. Lebih memberdayakan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG)
Perusahaan untuk melakukan analisa dan membuat
keputusan status kepemilikan atas laporan gratifikasi.

Rencana PPG di tahun 2014


Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi Garuda Indonesia
dan KPK serta evaluasi internal perusahaan, maka untuk
meningkatkan efektivitas sistem pengendalian gratifikasi,
maka program kerja pengendalian gratifikasi tahun 2014
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kebijakan dan ketentuan baru
mengenai gratifikasi kepada pegawai dan seluruh
stakeholder Perusahaan.
2. Merencanakan dan mengadakan program pelatihan dan
pengembangan pegawai yang bertanggung jawab atas
program pengendalian gratifikasi
3. Melakukan sosialisasi atas sistem online laporan
penerimaan gratifikasi.

Whistleblowing System
Prinsip dan Kebijakan
Sejak tahun 2010 Perusahaan telah mulai membangun
sistem pelaporan pelanggaran berbasis web yang dikenal
dengan nama Whistleblowing System. Penerapan WBS
Garuda Indonesia telah disahkan berdasarkan melalui Surat
Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50032/12
tanggal 13 Agustus 2012 dan disempurnakan dengan Surat
Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50001/14
tanggal 30 Januari 2014.
Whistleblowing System di Perusahaan merupakan
penyempurnaan dari sistem penanganan laporan dugaan
korupsi, kolusi dan nepotisme yang dijalankan sejak tahun
2006 dan disesuaikan dengan Pedoman Whistleblowing
System yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG). Pengembangan Whistleblowing
System ini merupakan salah satu upaya untuk penegakan
etika bisnis, etika kerja, serta upaya pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebagai Perusahaan yang
berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
penerapan Whistleblowing System menjadi salah satu
sarana untuk mengawasi penegakan etika bisnis dan etika
kerja di Perusahaan, karena memungkinkan seluruh unsur
Perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya
untuk menyampaikan laporan dugaan pelanggaran dan
kecurangan (fraud) dan bentuk pelanggaran etika lainnya
yang terjadi di Perusahaan.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

214
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

Pelapor dapat melaporkan secara online melalu sistem


berbasis web dengan alamat www.ga-whistleblower.com.
Dalam penerapan Whistleblowing System, Perusahaan
memiliki kebijakan yang menjamin perlindungan atas
identitas dari pelapor dan akan menggunakan berbagai
cara untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong pelaporan pelanggaran
yang terjadi di Perusahaan dan menjamin keamanan
pelapor maupun keluarganya.
Program Kerja
Keberhasilan penggunaan Whistleblowing System
sebagai sarana untuk penegakkan etika bisnis dan etika
kerja Perusahaan, harus didukung juga oleh perencanaan
yang memberikan pedoman pada arah pengembangan
Whistleblowing System. Untuk itu diperlukan adanya
penyusunan program kerja untuk pengembangan
Whistleblowing System setiap tahunnya. Setelah melakukan
pencanangan WBS bersamaan dengan pencanangan
etika Perusahaan dan Program Pengendalian Gratifikasi
(PPG) pada tahun 2011, dan selanjutnya pada tahun 2012
Perusahaan melanjutkan program sosialisasi secara
intensif kepada pegawai serta ke beberapa Mitra,
Pemasok Perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya,
dan pada tahun 2013, untuk meningkatkan efektifitas
dan penyempurnaan pengelolaan Whistleblowing
System Perusahaan menunjuk pihak independen yang
bukan merupakan nsure Perusahaan untuk mengelola
Whistleblowing System. Dengan adanya pihak independen
ini penanganan laporan yang masuk ke Whistleblowing
System akan terjaga independennyai karena meminimalisir
adanya risiko benturan kepentingan yang dapat terjadi
apabila Whistleblowing System dikelola oleh pihak internal
Perusahaan.
Laporan WBS
Selama tahun 2013 tercatat terdapat 63 laporan yang masuk
ke website Whistleblower System www.ga-whistleblower.
com. Laporan tersebut disampaikan oleh berbagai pihak,
diantaranya oleh pegawai, pelanggan dan para pemangku
kepentingan lainnya. Laporan yang masuk ke website
Whistleblower System tersebut selanjutnya dianalisa
untuk menentukan ada atau tidaknya indikasi pelanggaran
etika bisnis dan etika kerja dari laporan yang disampaikan
tersebut. Dari hasil analisa tersebut, pada tahun 2013
laporan yang masuk dapat dikategorikan sebagai berikut:

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

1. 29 laporan kosong (46%)


2. 19 laporan terkait keluhan pelayanan/operasional (tidak
terkait pelanggaran kecurangan & pelanggaran etika
perusahaan) (30%)
3. 15 laporan terkait pelanggaran kecurangan dan etika
perusahaan (24%)
Selanjutnya, terhadap 15 laporan yang terkait
Whistleblowing System, 9 laporan dilanjutkan prosesnya
dengan investigasi oleh investigator yang ditunjuk. Dari
proses investigasi yang dilakukan, 1 laporan terbukti
kebenarannya dan 1 laporan tidak terbukti. Berdasarkan
data-data tersebut tingkat prosentase laporan yang terbukti
kebenarannya mencapai 7% dari total jumlah laporan terkait
Whistleblowing System yang masuk.
Pengelolaan Laporan WBS 2013
Pengelolaan sistem Whistleblowing System di Perusahaan
dilakukan sesuai tata cara dan prosedur pelaporan
yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Pengelolaan
Whistleblowing System meliputi kegiatan penanganan
laporan, investigasi laporan, hingga penindakan terhadap
terlapor apabila terbukti terjadi pelanggaran etika bisnis
dan etika kerja. Pihak yang melakukan pengelolaan
Whistleblowing System sejak pertengahan tahun 2013 telah
dilakukan oleh pihak independen.
Dalam penanganan laporan yang masuk ke website
Whistleblower System, ditangani oleh Whistleblowing
System Office (WBS Officer) yang akan melakukan analisis
mengenai ada atau tidaknya indikasi pelanggaran etika
bisnis maupun etika kerja. Selanjutnya apabila laporan
tersebut terindikasi adanya pelanggaran, maka selanjutkan
akan dilakukan investigasi atas laporan yang masuk
tersebut. Namun apabila tidak ada indikasi pelanggaran dan
laporan tersebut merupakan laporan keluhan pelanggan
maka WBS Officer akan menyampaikan laporan tersebut
kepada unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan
keluhan pelanggan.
Dalam menangani laporan tentang dugaan kecurangan
yang tidak disertai dengan informasi yang jelas dan
lengkap, maka WBS Officer akan berupaya untuk
mendapatkan informasi tambahan dari pelapor. Namun
apabila upaya ini tidak berhasil, maka laporan tersebut
tidak dapat ditindaklanjuti dengan proses investigasi. Selain
itu, untuk laporan yang sifatnya masukan maupun keluhan
pelanggan, Perusahaan juga tidak melanjutkan prosesnya ke
tahap investigasi melainkan akan diteruskan ke unit terkait
di Perusahaan untuk ditindaklanjuti.

215

Untuk laporan yang telah dianalisis dan terindikasi


pelanggaran, maka selanjutnya akan dilakukan proses
investigasi. Dalam proses investigasi, dilakukan
pengumpulan data dan informasi untuk dapat menemukan
bukti-bukti yang cukup atas laporan yang berindikasi
pelanggaran. Dari pengumpulan data dan informasi
tersebut, nantinya akan dapat diketahui kebenaran suatu
laporan yang disampaikan oleh pelapor. Apabila laporan
dugaan kecurangan dan pelanggaran etika terbukti, maka
investigator akan menyampaikan hasil investigasinya
kepada Perusahaan untuk ditindaklanjuti.
Evaluasi Pengelolaan Whistleblowing System
Sejak awal dicanangkan pada tahun 2010 hingga saat
ini, perbaikan terhadap penerapan dan pengelolaan
Whistleblowing System terus dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya dengan terus melakukan sosialisasi untuk
meningkatkan pemahaman dan awareness Perusahaan
maupaun para pemangku kepentingan, melakukan
penyempurnaan peraturan, penggunaan pihak independen
sampai dengan perbaikan sistem informasi teknologi yang
digunakan untuk Whistleblowing System.

Rencana Program GCG Tahun 2014


Untuk meningkatkan penerapan GCG pada tahun 2014
Garuda Indonesia memiliki rencana kerja terkait penerapan
GCG sebagai berikut:
1. Penyesuaian dan perubahan Anggaran Dasar, Pedoman
Kebijakan Perusahaan dan Board Manual
2. Pembuatan Board of Director Policy.
3. Keikutsertaan dalam Corporate Governance Perception
Index (CGPI) 2013 yang diselenggarakan oleh The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)
dengan tema Corporate Governance dalam Perspektif
Organisasi Pembelajaran.
4. Sosialisasi Etika Bisnis & Etika Kerja dan perubahan
sistem Program Pengendalian Gratifikasi, serta
Whistleblowing Systems kepada jajaran internal Garuda
Indonesia dan pemangku kepentingan.

Dari tahun ke tahun, terlihat adanya trend yang semakin


meningkat untuk pelaporan melalui Whistleblowing
System ini. Apabila dibandingkan jumlah laporan dugaan
kecurangan dan pelanggaran etika yang disampaikan
tahun 2012 melalui WBS, laporan di tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 200% dibandingkan dengan jumlah
laporan tahun 2012.
Perbandingan Pencapaian Pengelolaan WBS

No

Jenis Laporan

2011

2012

2013

27

48

Laporan Kosong (Testing)/tidak terkait WBS

Laporan terkait WBS

15*

a. Laporan terkait WBS yang terbukti

b. Laporan terkait WBS yang tidak terbukti

Total Laporan Masuk

16

32

63

*sebagian besar laporan masih dalam proses investigasi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

216
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Profil
Komite-Komite
Komite Audit

Betti Setiastuti Alisjahbana

Chaerul Djusman Djakman

Prasetyo Suhardi

Wendy Aritenang

Menjadi anggota Komite Audit sejak


Oktober 2012. Beliau saat ini juga
menjabat sebagai Anggota Badan
Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dan
staf pengajar dan peneliti Departemen
Akuntansi FEUI. Beliau memiliki
sertifikasi dalam bidang akuntansi
dan CSR, sertifikasi dosen dan
sertifikasi sebagai asesor program
studi. Sebelumnya, beliau adalah
Ketua Pusat Pengembangan Akuntansi
Universitas Indonesia (PPA UI) dan
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Beliau pernah menjabat sebagai asesor
Badan Akreditasi Nasional Pendidikan
Tinggi untuk program studi Akuntansi
dan Manajemen universitas seluruh
Indonesia, asesor tatakelola perusahaan,
spesialis teknis industri perbankan,
membantu penilaian manajemen mutu
perusahaan berdasarkan ISO 9001/2008,
dan juri dalam berbagai perlombaan
dan award. Beliau terlibat aktif dalam
kegiatan asosiasi profesi seperti Ikatan
Akuntan Indonesia, Institut Akuntan
Publik Indonesia, ikatan akuntan
yang peduli terhadap masalah sosial
dan lingkungan (National Center for
Sustainability of Reporting (NCSR)), dan
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Pendidik.

Menjadi anggota Komite Audit sejak


Januari 2013. Beliau saat ini juga menjabat
sebagai anggota Advisory Board Institut
Teknologi Bandung, Partner TASS
Consulting. Sebelumnya beliau pernah
menjabat sebagai Associate Director di
Price Waterhouse Indonesia Konsultan,
Manager di SGV Utomo/Andersen
Consulting, mengelola pelaksanaan
manajemen proyek konstruksi di Sarana
Metropolitan/ Stopha Corporation,
pengelolaan manajemen proyek
pembangunan Pertamina LNG Arun.

Ketua

Wakil Ketua

Profil lengkap dapat dilihat pada


bagian Profil Dewan Komisaris.

Anggota

Chaerul Djusman Djakman lahir 28


Januari 1962, meraih gelar Doktor bidang
akuntansi di Universitas Indonesia (UI),
Master in Business Administration dari
University of Colorado at Boulder, USA
dan Sarjana Ekonomi dan akuntan dari
Universitas Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Anggota

Prasetyo Suhardi lahir 6 Februari 1951,


meraih gelar Sarjana Teknik Industri
di Institut Teknologi Bandung (ITB),
menempuh pendidikan Business
Management Process Program di Asian
Institute Management.

217

Komite Pengembangan
Usaha dan Pemantauan
Risiko

Peter F. Gontha
Ketua

Asril Fitri Syamas


Anggota

Ahmad Ridwan Dalimunthe


Anggota

Chris Kanter
Wakil Ketua

Menjadi anggota Komite Pengembangan


Usaha dan Pemantauan Risiko sejak Mei
2012. Sebelumnya pernah menjabat
sebagai anggota Komite Kebijakan
Risiko sejak November 2008. Sejak
Mei 2013, beliau telah menyelesaikan
tugasnya untuk selama 31 tahun di Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) dan juga sebagai Chairman of
Board of Director pada IPTN North
America Inc. Seattle, USA pada bulan
Nopember 2013 Saat ini beliau menjabat
Ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia
(AIBI), suatu lembaga intermediasi
yang memiliki kompetensi dalam
penumbuhkembangan wirausaha baru
berbasis inovasi.

Menjadi anggota Komite Pengembangan


Usaha dan Pemantauan Risiko sejak
Oktober 2012. Beliau saat ini juga
menjabat sebagai Head of BOC
Secretariat PT First Media Tbk., Direktur
PT Sidiq Indonesia di Yogyakarta, Pendiri
dan Direktur CV Momentum Anak Negeri
di Yogyakarta, Pendiri dan Direktur CV
Yakin Usaha Sampai di Yogyakarta.

Profil lengkap dapat dilihat pada


bagian Profil Dewan Komisaris.

Ahmad Ridwan Dalimunthe lahir 25 Juli


1970, meraih gelar Sarjana di bidang
Sosiologi dari Universitas Gadjah Mada
(UGM), Magister Manajemen Bisnis
Internasional dari UGM.

Sebelumnya pernah menjabat Sebagai


Presiden Komisaris PT Nusantara System
International, Direktur Keuangan dan
Komisaris pada PTIndustri Pesawat
Terbang Nusantara (IPTN) Asril Fitri
Syamas lahir 30 April 1957, meraih
gelar Sarjana Teknik Elektro dari
Universitas Indonesia, Master di
bidang Technological Economics dari
University of Stirling, Inggris. Tahun
2009, memperoleh Sertifikat Profesional
Manajemen Risiko dari Lembaga
Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko
(LSPMR).

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

218
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Profil Internal Audit, Sekretaris Perusahaan,


dan Komunikasi Perusahaan

Sri Mulyati
Vice President Internal Audit

Ike Andriani
Vice President Corporate Secretary

Menjabat sebagai VP Internal Audit sejak


Mei 2000. Sebelumnya, beliau merintis
karir di Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan sejak tahun 1984,
dengan posisi terakhir sebagai Kepala
Seksi Pengawasan Kontraktor Minyak
Asing.

Menjabat sebagai VP Corporate Secretary


sejak Oktober 2009. Sebelumnya, beliau
bekerja di PT XL Axiata Tbk. (dahulu
PT Exelcomindo Pratama Tbk.) sejak
tahun 2005 dengan posisi terakhir
sebagai Corporate Secretary dan Kepala
Divisi Hukum & Manajemen Tata Kelola.

Sri Mulyati lahir 2 Juni 1956. Meraih gelar


Sarjana di bidang Ekonomi Akuntansi dari
Universitas Airlangga, Surabaya, tahun
1982.

Ike Andriani lahir 9 Juli 1971. Meraih gelar


Sarjana di bidang Hukum dari Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung, tahun
1994.

Garuda Indonesia 2013 Laporan Tahunan

Pujobroto
Vice President Corporate
Communications
Menjabat sebagai VP Corporate
Communications sejak tahun 2009.
Sebelumnya, beliau menjabat VP
Corporate Secretary sejak tahun 2007,
dan berbagai posisi lain di Garuda
Indonesia. Karir sebelumnya adalah di
Indo PR, konsultan public relations.
Pujobroto lahir 12 September 1958.
Meraih gelar Sarjana di bidang Ilmu
Sosial dan Politik dari Universitas
Indonesia, tahun 1987, dan kemudian
gelar Master di bidang Public Relations
dari Pittsburgh University, AS.

219

Profil Sekretaris Dewan Komisaris

Achmad Jaka Santos Adiwijaya


Sekretaris Dewan Komisaris
Menjadi Sekretaris Dewan Komisaris
sejak Mei 2012. Beliau saat ini juga
menjabat sebagai Komisaris Utama di
PT Tjahaja Elektrik, Dosen Tamu
di Fakultas Teknik Sipil Magister
Infrastruktur Universitas Indonesia,
Dosen di Fakultas Hukum, Magister
Hukum Universitas Djuanda.
Sebelumnya, beliau adalah Senior
Partner di Simbolon and Partners, Partner
di AZP Legal Consultant, Kepala Unit
Hukum PT Elnusa Tbk, Group Head,
Vice President di Asset Management
Investment (AMI), Divisi Penyelesaian
Kewajiban Pemegang Saham 2, Badan
Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN).
Achmad Jaka Santos Adiwijaya lahir 7
Juli 1969, meraih gelar Sarjana Hukum
dari Universitas Padjadjaran, lalu meraih
Doktor bidang hukum di Universitas
Padjadjaran, Master of Laws di Corporate
and Commercial Law, Law School,
the University of Technology Sydney
Australia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan
Rencana pengoperasian
dedicated terminal Garuda
Indonesia di sejumlah bandara
domestik mulai tahun 2014
diharapkan mendukung
peningkatan aspek pelayanan
dalam kemudahan dan
kenyamanan penumpang.

222
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tanggung
Jawab Sosial
Perusahaan

Bagi Garuda Indonesia, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


(CSR) merupakan salah satu sarana untuk mengakar
dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen yang
dimiliki Garuda Indonesia dalam melaksanakan tanggung
jawab sosial diwujudkan melalui berbagai kegiatan
yang direncanakan secara matang dan dilakukan secara
berkesinambungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
dampak positif yang maksimal, dalam arti memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi karyawan, konsumen,
pemegang saham, serta masyarakat luas dan manfaat
tersebut dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Pelaksanaan CSR di Garuda Indonesia sangat erat
hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, dimana
kegiatan perusahaan tidak semata-mata berdasarkan faktor
keuangan namun juga harus berdasarkan konsekuensi sosial
dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang.

A. VISI DAN MISI PELAKSANAAN CSR

Seiring dengan
pengembangan
rute dan jaringan
penerbangan,
maka jangkauan
program CSR Garuda
Indonesia semakin
berkembang dan
meluas ke berbagai
wilayah Nusantara.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Visi dan misi merupakan kunci utama dalam menjalankan


segala kegiatan Perusahaan, termasuk dalam membuat
perencanaan kegiatan CSR. Komitmen Garuda Indonesia
tersebut tertuang dalam visi dan misi Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan berikut:
Visi
Menjadi pengelola Corporate Social Responsibility yang
efektif dan tepat guna sehingga memberikan dampak positif
terhadap masyarakat, lingkungan, dan Perusahaan.
Misi
Berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi, sosial, dan
lingkungan masyarakat di Indonesia melalui program
berkelanjutan yang inovatif.

223

18,47
Miliar

Nilai bantuan
pelaksanaan
program Garuda
Indonesia Peduli
selama tahun 2013
adalah Rp 18,47
miliar.

B. GARUDA INDONESIA PEDULI


Garuda Indonesia menyadari bahwa setiap kemajuan yang
diraih oleh Perusahaan selayaknya harus dapat dinikmati
pula oleh masyarakat. Untuk tujuan tersebut, Garuda
Indonesia menyusun berbagai program kerja sama yang
dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan
lingkungan. Program-program tersebut berada di bawah
payung program yang dinamakan Garuda Indonesia
Peduli. Melalui Garuda Indonesia Peduli, berbagai kegiatan
CSR yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dilaksanakan
secara terintegrasi untuk memberi hasil yang lebih efektif,
berdampak luas, dan berkelanjutan.

4.901
Mitra Binaan

Melalui Garuda
Indonesia Peduli,
4.901 Usaha Kecil
Menegah (UKM)
di Indonesia telah
menjadi Mitra
Binaan melalui
program pembinaan
langsung maupun
sinergi.

Program-program Garuda Indonesia Peduli merupakan


bentuk penerapan konsep Triple Bottom Line (Economic,
Environment and Social) yang diwujudkan oleh Perusahaan
melalui upaya menyeimbangkan kesinambungan
profitabilitas (economic) dengan kesejahteraan masyarakat
(social) dan pelestarian lingkungan (environment).
Pada tahun 2013, seiring dengan pengembangan rute dan
jaringan penerbangan, maka jangkauan program CSR
Garuda Indonesia semakin berkembang dan meluas ke
berbagai wilayah Nusantara.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

224
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Secara keseluruhan, pada tahun 2013 Garuda Indonesia telah mengalokasikan Rp 18,47 Miliar untuk melaksanakan programprogram Garuda Indonesia Peduli dengan jangkauan program hingga ke titik-titik luar wilayah Indonesia, seperti provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua. Hal ini menggambarkan upaya Perusahaan dalam pemerataan pelaksanaan program
CSR di Indonesia.

Penyaluran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2013


Kegiatan Garuda Indonesia Peduli

Jumlah 2013

Akumulasi s.d. 2013

CSR

13.557.790.112

27,030,302,554

Pinjaman Kemitraan

955.000.000

50,826,188,543

Pembinaan Kemitraan

264.447.595

12.507.603.165

3.698.209.479

30.274.521.381

Bina Lingkungan BUMN Pembina


Bina Lingkungan BUMN Peduli
Total

4.458.289.860

18.475.447.186

125,096,905,503

*)Unaudited Data

Sebagai BUMN, pelaksanaan program Garuda Indonesia


Peduli turut mengacu pada Peraturan Menteri Negara
BUMN No. PER-05/MBU/2007 dan PER-08/MBU/2013
tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan.

pengelolaan usaha yang baik dan mendorong potensi


pertumbuhan bisnis yang mereka miliki. Penyaluran
dana kemitraan diberikan melalui sinergi antar BUMN,
LSM atau lembaga lain yang berkompeten.

Program Kemitraan yang dijalankan Garuda Indonesia


terdiri dari dua komponen, yakni:
1. Pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja
dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka
meningkatkan produksi dan penjualan,
2. Pembinaan yang bersifat hibah dan diperuntukkan
bagi pendidikan, pelatihan, pemagangan, promosi
dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan
produktivitas Mitra Binaan.

Hingga akhir tahun 2013, secara keseluruhan Garuda


Indonesia telah memiliki 4.901 mitra binaan yang terdiri
atas 4.157 mitra binaan yang dibina melalui sinergi antar
BUMN dan lembaga lainnya, seperti PT Permodalan
Madani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT
Perkebunan Nusantara X (Persero) dan 744 mitra binaan
yang dibina secara langsung oleh Perusahaan.

1. Garuda Indonesia Peduli Perekonomian


Kemajuan perekonomian masyarakat yang tinggal di
sekitar wilayah operasional Perusahaan merupakan
salah satu indikator keberhasilan program CSR yang
dijalankan Perusahaan. Garuda Indonesia sebagai
BUMN Pembina telah melaksanakan Program Kemitraan
melalui penyaluran dana program kemitraan dan
membina serta memantau perkembangan usaha kecil
atau Mitra Binaan.

Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan


Kemitraan, Garuda Indonesia menyalurkan pinjaman
modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
tersebar di seluruh Indonesia. Program Kemitraan
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil
agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan
dana dari bagian laba BUMN. Bantuan permodalan itu
diberikan kepada UKM mitra binaan untuk mendukung

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

225

Mitra Binaan sampai dengan Tahun 2013


Provinsi

Penyaluran Dana Program Kemitraan Langsung & Sinergi


BUMN/Lembaga Penyalur
Mitra Binaan

Bali

119

Banten

114

Daerah Istimewa Yogyakarta

116

DKI Jakarta

14

Gorontalo *

Akumulasi s.d.
2013
Sektor Industri

2.542

Jawa Barat
Jawa Tengah

155

Jawa Timur

363

Kalimantan Barat

351

Kalimantan Selatan

Nanggroe Aceh Darussalam

31

Nusa Tenggara Barat

421

Nusa Tenggara Timur

23

Sulawesi Barat

25

Sulawesi Selatan

153

Sumatera Barat

249

Timor Timur **

Total

Industri
Jasa
Total

Rp 805.000.000

Komposisi (%)
84%

Rp 150.000.000

16%

Rp 955.000.000

100%

3.941.500.000

7.75%

940.000.000

1.85%

Sektor Perkebunan

2.030.000.000

3.99%

Sektor Pertanian

29.114.383.543

57.28%

687.180.000

1.35%

50.826.788.543

100%

Penyaluran pinjaman kemitraan yang telah berlangsung


dari tahun ke tahun telah membantu sejumlah usaha
kecil-menengah dalam mengembangkan usaha
mereka dan pada akhirnya membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat.

Garuda Indonesia juga melakukan pembinaan terhadap


mitra binaan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan,
pemagangan, dan promosi. Pada tahun 2013, Garuda
Indonesia telah menyalurkan dana untuk pembinaan
sebesar Rp. 264 Juta. Garuda Indonesia juga membantu
mitra binaan untuk melakukan promosi, antara lain
melalui kegiatan pameran yang diikuti oleh mitra binaan
selama tahun 2013, seperti:
1. Adiwastra Indonesia ke-6 2013
2. Bazar Ramadhan 2013
3. Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2013
4. Pameran APEC di Bali
5. Pameran HUT IIP-BUMN dan Hari Ibu

Garuda Indonesia juga memberikan kesempatan pada


mitra binaan untuk mempromosikan produknya pada
katalog penjualan di pesawat, dan menggunakan
produk mitra binaan (kerajinan perak) sebagai salah satu
atribut seragam awak kabin.

Pada tahun 2013, Perusahaan menyalurkan dana


pinjaman kemitraan sebesar Rp 955 Juta melalui
penyaluran secara langsung kepada 11 mitra binaan yang
tersebar di wilayah Jawa Barat (4 Mitra Binaan), Bali
(6 Mitra Binaan), dan Lombok (1 Mitra Binaan). Tabel
berikut ini menunjukkan penyaluran pinjaman kemitraan
pada tahun 2013 berdasarkan sektor bisnis.

Jumlah 2013

Sektor Perdagangan

*)Unaudited Data

4.901

Penyaluran Dana Kemitraan Tahun 2013

3.30%

Total

*) Sesuai instruksi Kementrian BUMN terkait Gerakan


Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K)
melalui sinergi BUMN.
**) Sudah tidak aktif sejak tahun 1999

24.47%

1.676.500.000

Sektor Peternakan

Sulawesi Utara

12.437.225.000

Sektor Jasa
Sektor Perikanan

184

Komposisi (%)

*)Unaudited Data

Hingga akhir tahun 2013, total penyaluran


dana kemitraan Garuda Indonesia mencapai
Rp50.826.788.543 baik melalui penyaluran langsung
maupun sinergi BUMN/Lembaga Penyalur.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

226
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Untuk memastikan efektivitas penggunaan dana


bantuan kemitraan, serta sebagai salah satu upaya
mempertahankan kualitas usaha mitra binaan, Garuda
Indonesia selalu melakukan pemantauan dan supervisi
terhadap perkembangan mitra binaan. Tingkat
efektivitas penyaluran dana kemitraan Garuda Indonesia
tercatat sebesar 14,45 % atau skor 3 dan kinerja
kolektabilitas piutang pinjaman mitra binaan di tahun
2013 juga meraih skor 3, dengan pencapaian sebesar
77,96%.

Penyaluran dana kemitraan ditangguhkan pada


awal tahun 2013 sesuai dengan Surat Deputi Bidang
Restrukturisasi dan Perencanaan Strategi BUMN
nomor S-92/05.MBU/2013 tanggal 3 April 2013 tentang
peniadaan sementara penyaluran program kemitraan
di tahun 2013. Sementara itu, berdasarkan surat edaran
Kementrian BUMN BUMN No. S-723/MBU/2013 tanggal
3 Desember 2013 terkait tidak optimalnya program
kemitraan akibat beberapa perubahan kebijakan, maka
penilaian indikator skor efektivitas penyaluran pada
tahun 2013 dapat diberikan penyesuaian skor 3.

bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak


negatif. Aspek lingkungan yang telah menjadi pilar CSR
merupakan bagian dari komitmen Garuda Indonesia
untuk menjadi Green Airline dan dalam membantu
mencegah atau meminimalkan dampak pada pelestarian
lingkungan.

Upaya tersebut diterapkan oleh Perusahaan melalui


pengoperasian bisnis berwawasan lingkungan yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat emisi dan limbah
serta menghemat penggunaan energi dan sumber daya
alam lainnya. Hal ini sejalan dengan visi IATA yang
menargetkan efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar
1,5 persen setiap tahun mulai 2009 hingga 2020,
pertumbuhan nol persen karbon pada tahun 2020, dan
penurunan tingkat emisi hingga 50 persen pada tahun
2050.

Komitmen Garuda Indonesia untuk meminimalkan


dampak aktivitas bisnis terhadap kelestarian lingkungan
hidup terwujud melalui program-program Garuda
Indonesia Peduli Lingkungan yang diantaranya adalah:

Efektivitas Penyaluran
Dana Kemitraan

92,77

80,35

77,96

Kolektibilitas Piutang
Pinjaman Kemitraan

68,92
3

65,23

3*
2

17,95

14,45

10

11

12

13

Efektivitas Penyaluran Dana


Kemitraan (%)
Skor

2. Garuda Indonesia Peduli Lingkungan


Garuda Indonesia menyadari, bisnis apapun dapat


berjalan dengan baik di tengah lingkungan yang
sehat. Itu sebabnya, setiap perusahaan harus
mempertimbangkan efek yang ditimbulkan oleh
kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

13,09
1
10

11

12

13

Kolektibilitas Piutang
Pinjaman Kemitraan (%)
Skor

1. Program Earth Hour 2009-2013


Sejak tahun 2009, bersama dengan seluruh
masyarakat dunia, Garuda Indonesia berpartisipasi
dalam program Earth Hour, dengan cara melakukan
pemadaman lampu selama 1 jam setiap hari Sabtu di
minggu terakhir bulan maret setiap tahunnya.

227

Pencapaian Garuda Indonesia Group dalam Program Earth Hour


2009

2010

2011

2012

2013

160 Pegawai

130 Pegawai

179 Pegawai

350 Pegawai

225 Pegawai

21 Branch Office (BO)

25 BO

6 BO, 2 SBU &


Subsidiaries

31 BO, 8 SBU &


Subsidiaries

12 BO, 8 SBU &


Subsidiaries

Menghemat:
572.000 Watt

Menghemat:
430.000 Watt

Menghemat:
2.158.527 Watt

Menghemat:
3.117.328 Watt

Menghemat:
4.821.312 Watt

Garuda Indonesia Group


mampu mencegah
lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer sebesar 0.51
ton CO2

Garuda Indonesia Group


mampu mencegah
lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer sebesar 0.38
ton CO2

Garuda Indonesia Group


mampu mencegah
lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer sebesar 1.92
ton CO2

Garuda Indonesia Group


mampu mencegah
lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer sebesar 2.43
ton CO2

Garuda Indonesia Group


mampu mencegah
lepasnya gas rumah kaca
ke atmosfer sebesar 3.77
ton CO2

2. Fuel Conservation Program


Emisi gas buang memiliki korelasi erat dengan
penggunaan bahan bakar, sehingga penghematan
bahan bakar atau fuel conservation dapat
mengurangi jumlah emisi gas buang. Fuel
conservation merupakan program penghematan
pemakaian bahan bakar akan terus dijalankan oleh
Garuda Indonesia, melalui penerapan beberapa
langkah strategis berikut:
Potable Water Management
Optimum center of gravity
Nearest Alternate
Cost Index
ATC Coordination (Direct Routes & Optimum
Flight Level)
Pilot Flight Technique
Maintenance Program
3. Pembuatan Buku Daur Ulang
Garuda Indonesia melakukan program daur ulang
kertas bekas yang berasal dari kertas bekas kertas
karbon tiket dan dokumen yang tidak digunakan
kembali untuk menjadi buku tulis, notes dan
memopad. Program ini merupakan program
berkelanjutan yang dirintis sejak tahun 2010. Notes
dan memopad tersebut digunakan oleh unit Training
and Development Garuda Indonesia sebagai training
kit baik untuk kebutuhan pelatihan internal maupun
dengan pihak eksternal. Buku tulis daur ulang yang
dihasilkan kemudian dibagikan ke sekolah-sekolah
dan meningkatkan kampanye Peduli Lingkungan
& Peduli Pendidikan kepada masyarakat bekerja
sama dengan berbagai pihak. Pada tahun 2013

saja, produksi buku tulis mencapai kurang lebih


500.000, dan secara keseluruhan program ini telah
menghasilkan lebih dari 1.500.000 buku daur ulang.
4. Penggunaan Paper Cup
Garuda Indonesia menerapkan penggunaan paper
cup untuk penyajian minuman panas dan dingin
pada in-flight service baik untuk penerbangan
domestik dan internasional. Paper cup adalah
produk yang ramah lingkungan ini karena terbuat
dari bahan dasar alami yang bebas bahan beracun
dan dapat terurai secara alami dalam waktu singkat
ketika sudah tidak dipakai lagi dan bercampur
dengan tanah.
5. Embargo Kargo Sirip Hiu
Pada tanggal 07 Oktober 2013, SBU Cargo Garuda
Indonesia mengeluarkan Cargo Information Notice
yang berisikan informasi mengenai penolakan untuk
mengangkut cargo sirip hiu baik untuk rute domestik
maupun internasional. SBU Cargo menolak semua
jenis pengiriman sirip hiu, dan akan mengembalikan
sirip hiu kepada pemilik cargo jika sudah terlanjur
diterima. Hal ini mulai diberlakukan terhitung
tanggal 08 Oktober 2013.
6. Garuda Indonesia Eco Office
Garuda Indonesia memahami bahwa bangunan
merupakan salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap pemanasan global. Itu sebabnya, Kantor
Pusat Garuda Indonesia dibangun dengan konsep
eco-building, antara lain dengan mengurangi
penggunaan cahaya lampu melalui pemasangan
dinding kaca dan penataan lampu sesuai letak untuk
mendapatkan pencahayaan yang optimal namun

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

228
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

efisien. Selain itu, pengelola gedung juga mematikan


pendingin ruangan setelah jam kerja untuk areaarea non operasional. Upaya penghematan air
dilakukan melalui aspek pengelolaan sumber daya
air di seluruh area kerja Garuda Indonesia dengan
mengurangi tingkat debit air dan penggunaan hand
wash detector. Garuda Indonesia juga membuat
lubang resapan biopori untuk mengurangi bencana
banjir, meningkatkan cadangan air tanah, serta
mempercepat terjadinya penyerapan air hujan.
Garuda Indonesia terus memaksimalkan lahan
hijau yang ada di area perkantoran sebagai daerah
penghijauan dan resapan air dengan meningkatkan
jumlah penanaman pohon pelindung baru.
7. Program More Passengers More Trees
Program more passengers more trees menjadi
bagian komitmen Garuda Indonesia untuk
mengiringi laju kenaikan penumpang dengan
pertambahan jumlah pohon sebagai langkah
nyata untuk mengurangi emisi karbon. Melalui
More Passengers More Trees, Peseroan telah
melaksanakan penanaman 19.100 pohon pada tahun
2013 dengan detil pelaksanaan sebagai berikut:
Penanaman 10.000 Pohon Tumbuhan Asli
Kawasan Jawa-Bali di Ecopark Cibinong Science
Centre-LIPI
Program yang sudah dimulai sejak tahun 2010
ini sudah memasuki tahap kedua. Program yang
terselenggara atas kerjasama Garuda Indonesia,
Yayasan KEHATI, dan LIPI tersebut secara
keseluruhan telah menanam 20.000 pohon di
Kawasan Jawa-Bali, Ecopark Cibinong Science
Centre-LIPI.
Penanaman 8.000 Pohon Mahoni di Agam,
Sumatera Barat
Kegiatan penanaman pohon di Jorong, Kab.
Agam, Sumatera Barat tersebut merupakan
bagian dari kegiatan bantuan bencana alam
longsor yang menimpa wilayah yang sama
pada bulan Februari 2013. Penanaman 8.000
pohon tersebut tidak hanya berfungsi sebagai
penghijauan namun juga dapat membantu
memulihkan kondisi tanah dan daya serap air
demi mencegah longsor di kemudian hari.
Penanaman 1.100 Pohon di Bali dan DKI Jakarta
Kegiatan penanaman pohon di Bali merupakan
bagian dari kegiatan Balis Big Eco weekend
yaitu kegiatan yang mengajak komunitas dan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

turis untuk berpartisipasi menjaga kebersihan


pulau Bali. Jenis pohon yang ditanam pada
kegiatan tersebut adalah Kelapa, Ketapang
dan Waru dengan total mencapai 500 pohon.
Sementara itu, kegiatan penanaman pohon di
Jakarta merupakan bagian dari kegiatan CSR
Garuda Indonesia bersama Ikatan Isteri Pimpinan
BUMN (IIP BUMN) untuk penghijauan di wilayah
yang terkena banjir di DKI Jakarta pada bulan
Januari 2013.
8. Program Bali Beach Clean Up
Program Bali Beach Clean Up yang merupakan
kerjasama antara Garuda Indonesia, Coca Cola
Amatil dan Quick Silver Indonesia berupaya
mengembalikan Bali sebagai salah satu wajah
pariwisata Indonesia sejak bergabung dalam
program tersebut di tahun 2012. Melalui program
kerjasama Bali Beach Clean Up antara ketiga
perusahaan tersebut, Garuda Indonesia telah
menyumbangkan dua mesin pembersih pantai
Barber Surf Rake untuk menyapu berbagai jenis
sampah dari atas pasir dengan instan. Kedua unit
mesin itu digunakan untuk membersihkan garis
pantai sejauh 9,6 km dari pantai Kuta, Seminyak,
Jimbaran, Legian, dan Kedonganan. Sementara itu
kerjasama ini juga menghasilkan kegiatan Balis
Big Eco Weekend yaitu sebuah kegiatan yang
melibatkan wisatawan asing maupun lokal di Bali
untuk ikut menjaga kebersihan pantai melalaui
tantangan pengumpulan sampah terbanyak.
9. Indonesia Business Council for Sustainable
Development
Garuda Indonesia bersama-sama dengan
beberapa perusahaan lain terus mempromosikan
pembangunan berkelanjutan melalui Indonesia
Business Council for Sustainable Development
(IBCSD) yang berdiri sejak tahun 2011.
3. Garuda Indonesia Peduli Pembinaan Masyarakat

Program Pembinaan Masyarakat Garuda Indonesia


adalah wujud kepedulian dan komitmen Perusahaan
untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan dan program
Pembinaan Masyarakat pada sektor-sektor
Pendidikan dan Olahraga, Kesehatan, Sarana dan
Prasarana Umum serta Sarana Ibadah.

229

a. Pendidikan, Pelatihan dan Olahraga


Program Pengembangan dan Pelatihan
Masyarakat Perajin Tenun
Garuda indonesia berpartisipasi dalam
upaya pelestarian warisan budaya Indonesia,
salah satunya tenun. Upaya melestarikan
tenun tersebut antara lain dilakukan dengan
melakukan peremajaan dan pengenalan teknik
dan motif-motif terbaru, sehingga tradisi tenun
tidak hanya dilestarikan namun juga diperkaya
keragamannya dan mampu bertahan di tengah
perubahan jaman.

Sejak tahun 2009, Garuda Indonesia


berkolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia
dalam menjalankan program Pengembangan
dan Pelatihan Masyarakat Perajin Tenun.
Program yang dimulai di daerah Sidemen,
Klungkung, Seraya dan Singaraja-Bali ini
ditujukan untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi tenun, memberikan
nuansa baru sehingga dapat mengikuti trend
pasar, bahkan dapat dibawa ke pasar mode
internasional.

Program Pengembangan dan Pelatihan tersebut


mencakup pelatihan teknik pewarnaan natural
yang modern, pelatihan pengembangan
pola atau motif yang sesuai selera pasar,
pendidikan tentang manajemen dan pemasaran,
pengendalian mutu, hingga pengelolaan limbah
yang ramah lingkungan. Pelatihan diberikan
oleh para instruktur ahli dan desainer tekstil dan
fashion.

Program ini kemudian dilanjutkan di beberapa


masyarakat perajin tenun wilayah SambasKalimantan Barat, dan Lombok-Nusa Tenggara
Barat dan pada tahun 2013, program tersebut
merambah ke masyarakat perajin tenun di Nagari
Halaban-Sumatera Barat. Kedepannya, Garuda
Indonesia akan memperluas program ke Nusa
Tenggara Timur.

Sejak tahun 2012 Garuda Indonesia bersama


Metro Department Store melaksanakan program
Pelestarian Tenun Lokal Nusantara yang

mencakup pelatihan tentang kewirausahaan,


pemasaran kepada perajin tenun binaan Garuda
Indonesia.
Program Renovasi Sekolah dan Bantuan Fasilitas
Belajar Mengajar
Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar
mengajar, pada tahun 2013 Garuda Indonesia
telah membantu perbaikan dan atau renovasi
fasilitas belajar mengajar di berbagai sekolah
baik dari Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menegah Atas, di wilayah Jawa Barat, Sumatra
Barat, Banten, dan Riau. Bantuan yang diberikan
berupa renovasi bangunan, fasilitas belajarmengajar, dan buku-buku pelajaran. Selain itu,
Perusahaan juga memberikan 376.440 buku
tulis daur ulang yang berasal dari Program
Pembuatan Buku Daur Ulang kepada sekolah
dasar dan menengah dan yayasan panti
asuhan yang tersebar di lebih dari 12 provinsi di
Indonesia.
Perhatian Garuda Indonesia terhadap Olahraga
Tenis melalui Garuda Indonesia Tennis Open
Sebagai bagian dari program CSR dan
perwujudan komitmen Perusahaan untuk
mengembangkan olahraga nasional, Garuda
Indonesia turut mendukung dan berperan serta
dalam pengembangan olahraga nasional, antara
lain dilaksanakan melalui penyelenggaraan
turnamen tenis tahunan Garuda Indonesia
Tennis Open yang bertujuan untuk menyaring
dan membina atlet muda berbakat di Indonesia
hingga dapat berkembang menjadi pemain
tenis yang berprestasi di kancah internasional.
Turnamen tersebut sebelumnya dikenal sebagai
Garuda Indonesia Tennis Master dan telah
dilaksanakan sejak tahun 2008.

Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya Garuda


Indonesia melaksanakan Garuda Indonesia
Tennis Master Junior yang diikuti oleh delapan
pemain terbaik putra dan delapan pemain
terbaik putri nasional berusia di bawah 16
tahun. Kegiatan tersebut diharapkan dapat
menjadi ajang pembinaan para pemain muda
untuk menjadi pemain tenis profesional yang
dapat mengharumkan nama bangsa di pentas
internasional.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

230
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

b. Kesehatan
Kepedulian terhadap Kanker Serviks dan AIDS di
Wilayah Indonesia Timur
Perusahaan menunjukkan kepeduliannya pada
upaya untuk menumbuhkan kesadaran terhadap
risiko Kanker Serviks dan upaya mencegah
penyebaran AIDS melalui kegiatan Garuda
Indonesia Peduli Kanker Serviks dan AIDS yang
diadakan di Jayapura, Manado, dan Ambon
bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia
(YKI). Kegiatan ini mencakup penyuluhan,
pelatihan dan pelayanan deteksi dini Kanker
Serviks serta pengobatan melalui Krioterapi.

Program ini juga ditujukan untuk memberikan


sertifikasi pada dokter umum dan bidan agar
dapat memberikan pelatihan pelayanan deteksi
dini Kanker Serviks pada tenaga medis lainnya
(Train of Trainers). Hal ini diharapkan dapat
menurunkan angka kasus kanker serviks di
Papua melalui deteksi dan pengobatan dini.
Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan
Masyarakat Kapuk Muara
Garuda Indonesia bekerja sama dengan
Ikatan Isteri Pimpinan BUMN (IIP BUMN) dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) mengadakan
kegiatan pelayanan kesehatan gratis kepada
Ibu dan Anak di wilayah Kapuk Muara, Jakarta
sebagai bagian dari bantuan kesehatan pasca
banjir. Sebanyak 1000 orang telah menerima
pelayanan kesehatan dan paket peningkatan gizi
untuk balita.
Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan
Masyarakat Sekitar Embarkasi Haji
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat di sekitar embarkasi haji, Perusahaan
melaksanakan program Garuda Indonesia
Peduli Kesehatan Masyarakat Sekitar Embarkasi
Haji dalam bentuk khitanan masal di wilayah
embarkasi haji di Jakarta (Halim Perdanakusuma)
dan Solo (Asrama haji Donohudan, Boyolali).
Penerima manfaat adalah anak yatim piatu
dan dhuafa yang bertempat tinggal di sekitar
embarkasi haji sebanyak 413 orang.
c. Prasarana dan Sarana Umum serta Sarana
Ibadah
Untuk meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana umum di bawah kondisi layak
pakai, Garuda Indonesia memberikan bantuan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

perbaikan maupun pembangunan. Garuda


Indonesia juga telah membantu perbaikan
sarana ibadah di beberapa wilayah di Indonesia
seperti di NTB, Bali, Sumatera Barat, Banten,
Jawa Barat dan DKI Jakarta.
d. Bencana Alam
Garuda Indonesia menunjukkan kepeduliannya
kepada masyarakat yang menjadi korban
bencana alam di Indonesia melalu pemberian
bantuan yaitu bantuan sembako, bantuan barang
tepat guna dan bantuan pelayanan kesehatan.
Masyarakat yang memperoleh bantuan
bencana alam pada tahun 2013 mencakup
korban bencana banjir Jakarta dan Makassar,
bencana longsor di Agam-Sumatera Barat, dan
bencana gempa di Aceh Tengah-Naggroe Aceh
Darussalam (NAD).

C. KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA
SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi
Perusahaan untuk mencapai peningkatan kinerja yang
berkelanjutan sehingga setiap karyawan diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang positif untuk menjadikan
Garuda Indonesia sebagai sebuah organisasi yang
berkinerja tinggi. Di lain pihak, Perusahaan juga menyadari
dan berkomitmen untuk melaksanakan tanggungjawabnya
terhadap karyawan sebaik mungkin.
Garuda Indonesia berupaya menciptakan iklim kerja
yang kondusif yang membuat karyawan merasa nyaman
di tempat kerja dan mampu mencurahkan kemampuan
terbaiknya. Salah satu cara yang ditempuh Perusahaan
adalah dengan membangun suatu sistem manajemen
kinerja yang berorientasi pada pencapaian produktifitas,
yang diterapkan bagi individu, unit dan karyawan, Dengan
demikian karyawan akan memahami bahwa mereka secara
individu dan secara kolegial dibutuhkan oleh Perusahaan.
Bagi karyawan yang mempunyai keahlian, kompetensi,
bakat dan minat di luar kompetensinya sebagai karyawan,
Garuda Indonesia memberikan mereka kesempatan untuk
mengaktualisasikan hal tersebut, antara lain dengan
membangun sport dan art center bagi peminat olah raga
dan kesenian, mendukung perkumpulan atau komunitas di
lingkungan kantor, seperti komunitas fotografi, karawitan,
kolintang, dan lain sebagainya.

231

Untuk karyawan yang ingin menyampaikan keluhan atau


keresahan seputar pekerjaan dan situasi pekerjaan, Garuda
Indonesia menyediakan saluran komunikasi. Salah satunya
adalah employee services (saluran telepon maupun
ruangan bagi kebutungan karyawan). Berbagai hal, mulai
dari keluhan karyawan sampai dengan konseling dapat
dijadwalkan.

Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menjalankan program


yang ditujukan untuk menjaga kesejahteraan atau kesehatan
karyawan, seperti misalnya: seminar kesehatan, donor
darah, pemeriksaan kesehatan rutin tahunan bagi pegawai.
Garuda Indonesia menyediakan asuransi kecelakaan kerja,
kematian, hari tua bagi karyawan.

D. RENCANA TAHUN 2014


Garuda Indonesia memberi kesempatan mengembangkan
karir yang jelas dan terencana tanpa membedakan
gender, suku, agama dengan melalui talent review pada
setiap jenjang yang dipertimbangkan adalah kemampuan,
pengetahuan, prilaku, kinerja serta potensi dari setiap
karyawan.
Garuda Indonesia juga menyediakan program kompensasi
dan benefit yang kompetitif, yang mencakup fasilitas
kesehatan yang komprehensif, baik preventif maupun
kuratif, antara lain fasilitas rawat inap, rawat jalan,
persalinan, kacamata, perawatan gigi, pemeriksaan
laboratorium hingga medical check up dan lain sebagainya,
dengan menggunakan pihak ketiga. Khusus pengawasan
kesehatan kru pesawat (baik Penerbang maupun Awak
Kabin), Garuda Indonesia menyediakan dokter khusus
penerbangan agar kesehatan kru pesawat dapat dikelola
dengan baik.

Di tahun 2014, Garuda Indonesia akan meningkatkan


kuantitas dan kualitas program CSR yang
berkesinambungan, serta memeratakan program di wilayah
Indonesia yang belum tersentuh melalui sinergi program
dengan kantor cabang Perusahaan. Dari sisi kemitraan,
Perusahaan akan terus melakukan pemantuan kondisi usaha
mitra binaan secara intensif melalui penyampaian laporan
perkembangan usaha dari mitra binaan, dan memperluas
pasar mitra binaan baik di pasar domestik maupun
internasional

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

232
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Laporan Keuangan
Konsolidasi
Dengan mengoperasikan
pesawat tipe ATR72-600 dan
Bombardier CRJ1000 NextGen,
Garuda Indonesia kini mampu
mengantarkan wisatawan
mancanegara langsung
ke destinasi wisata unik di
berbagai penjuru Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

233

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

234

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.


Dan Entitas Anak

Laporan Keuangan Konsolidasian


Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31
Desember 2013 dan 2012
Dan Laporan Auditor Independen

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

238
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013

Catatan/
Notes

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
DECEMBER 31, 2013

31 Desember/
December 31,
2013
USD

31 Desember/
December 31,
2012
USD

ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
USD 2.968.386 pada 31 Desember 2013 dan
USD 1.503.631 pada 31 Desember 2012
Piutang lain-lain
Persediaan - bersih
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka

ASSETS

475.260.630

325.784.942

6,45

4.034.966

5.085.143

135.946.397
8.745.081
90.328.457
89.243.446
15.574.946

124.385.955
7.877.613
83.443.877
84.809.542
5.179.146

Related parties
Third parties - net of allowance for
impairment loss of
USD 2,968,386 in December 31, 2013 and
USD 1,503,631 in December 31, 2012
Other receivables
Inventories - net
Advances and prepaid expenses
Prepaid taxes

819.133.923

636.566.218

Total Current Assets

7
8
9
10

Jumlah Aset Lancar


ASET TIDAK LANCAR
Dana perawatan pesawat dan
uang jaminan
Uang muka pembelian pesawat
Investasi pada entitas asosiasi
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar USD 1.026.833.500
pada 31 Desember 2013 dan
USD 948.246.186 pada 31 Desember 2012
Properti investasi
Aset takberwujud - bersih
Beban tangguhan - bersih
Aset lain-lain - bersih

CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade accounts receivables

5,45

NON CURRENT ASSETS


Maintenance reserve fund and
security deposits
Advances for purchase of aircraft
Investments in associates
Deferred tax assets
Property and equipment
net of accumulated depreciation of
USD 1,026,833,500 in December 31, 2013 and
USD 948,246,186 in December 31, 2012
Investment properties
Intangible assets - net
Deferred charges - net
Other assets - net

11,47,48
12
13
10

617.623.057
500.366.436
17.459.916
26.209.085

461.933.812
497.157.419
16.517.489
11.462.857

14
15
16

863.098.897
22.020.790
6.822.881
7.219.535
73.830.432

798.079.135
18.912.898
7.217.106
1.319.027
68.831.805

Jumlah Aset Tidak Lancar

2.134.651.029

1.881.431.548

Total Non Current Assets

JUMLAH ASET

2.953.784.952

2.517.997.766

TOTAL ASSETS

17,45

Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

See accompanying notes to consolidated financial statements


which are an integral part of the consolidated financial statements.

-3-

239
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 - Lanjutan

Catatan/
Notes

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
DECEMBER 31, 2013 - Continued
31 Desember/
December 31,
2013
USD

31 Desember/
December 31,
2012
USD

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank dan lembaga keuangan
Utang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang lain-lain
Utang pajak
Beban akrual
Pendapatan diterima dimuka
Uang muka diterima
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas estimasi biaya pengembalian
dan pemeliharaan pesawat

LIABILITIES AND EQUITY


18,45

45.222.668

5.651.251

19,45

122.293.726
83.892.550
16.271.886
17.037.776
160.967.081
169.265.396
20.534.373

83.773.489
89.696.142
16.669.543
20.407.652
169.268.165
162.270.578
20.417.066

23,45
24

280.075.641
53.268.680

106.125.048
58.132.590

25

15.060.990

21.795.528

983.890.767

754.207.052

20
10
21
22

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek


LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas estimasi biaya pengembalian
dan pemeliharaan pesawat
Utang obligasi
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas imbalan kerja
Liabilitas tidak lancar lainnya

Total Current Liabilities

23,45
24

324.619.850
138.482.264

294.822.442
148.220.008

25
26
10
28
26

55.191.260
162.850.383
16.987.753
128.743.051
25.871.507

30.536.262
15.019.898
152.987.113
7.244.913

NON CURRENT LIABILITIES


Non current maturities of long-term
liabilities:
Long-term loans
Lease liabilities
Estimated liability for aircraft return
and maintenance cost
Bonds payable
Deferred tax liabilities
Employment benefits obligation
Other non current liabilities

852.746.068

648.830.636

Total Non Current Liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang


EKUITAS
Modal saham Nilai nominal Rp 459 per saham
masing-masing untuk saham Seri A
Dwiwarna dan saham Seri B
Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna
dan 29.999.999.999 saham Seri B
Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A
Dwiwarna dan 22.640.995.999 saham Seri B
Tambahan modal disetor
Opsi saham
Saldo laba
Defisit sebesar USD 1.385.459.977 pada tanggal
1 Januari 2012 telah dieliminasi dalam rangka
kuasi-reorganisasi (Catatan 52)
- Dicadangkan
- Belum dicadangkan
Komponen ekuitas lainnya
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik
Kepentingan non pengendali

CURRENT LIABILITIES
Loan from banks and financial institution
Trade accounts payables
Related parties
Third parties
Other payables
Taxes payable
Accrued expenses
Unearned revenues
Advances received
Current maturities of
long term liabilities
Long-term loans
Lease liabilities
Estimated liability for aircraft return
and maintenance cost

29
30
32

1.146.031.889
4.548.037
2.770.970

1.146.031.889
4.548.037
1.148.451

32

5.529.919
118.391.074
(161.593.912)
1.115.677.977
1.470.140

110.598.370
(149.237.597)
1.113.089.150
1.870.928

EQUITY
Capital stock Rp 459 par value per share
for Series A Dwiwarna share and
Series B shares
Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share
and 29,999,999,999 Series B shares
Issued and paid-up capital - 1 Series A
Dwiwarna shares and 22,640,995,999 Series B
Additional paid-in capital
Stock option
Retained earnings
Deficit amounting to USD 1,385,459,977 as of
January 1, 2012 was eliminated in
connection with quasi reorganization (Note 52)
- Appropriated
- Unappropriated
Other component of equity
Equity attributable to owners of the company
Non controlling interest

Jumlah Ekuitas

1.117.148.117

1.114.960.078

Total Equity

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

2.953.784.952

2.517.997.766

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

14,31
33

Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

See accompanying notes to consolidated financial statements


which are an integral part of the consolidated financial statements.

-4-

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

240
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
Catatan/
Notes
PENDAPATAN USAHA
Penerbangan berjadwal
Penerbangan tidak berjadwal
Lainnya
Jumlah Pendapatan Usaha
BEBAN USAHA
Operasional penerbangan
Tiket, penjualan dan promosi
Pemeliharaan dan perbaikan
Pelayanan penumpang
Bandara
Administrasi dan umum
Operasional hotel
Operasional transportasi
Operasional jaringan
Jumlah Beban Usaha
BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN
Keuntungan selisih kurs
Lain-lain
Bersih

2.887.250.744
269.091.577
316.126.641
3.472.468.962

OPERATING REVENUES
Scheduled airline services
Non-scheduled airline services
Others
Total Operating Revenues

36
37
41
38
39
40

2.244.840.144
335.842.135
288.213.715
283.500.861
266.998.356
218.772.364
33.758.910
19.816.371
18.007.374
3.709.750.230

1.908.975.113
317.443.935
288.853.664
263.949.418
240.479.502
213.737.827
25.809.070
18.290.868
16.883.310
3.294.422.707

OPERATING EXPENSES
Flight operations
Ticketing, sales and promotion
Maintenance and overhaul
Passenger services
User charges and station
General and administrative
Hotel operation
Transportation operation
Network operation
Total Operating Expenses

(47.928.641)
(2.193.278)
(50.121.919)

(9.449.819)
19.423.970
9.974.151

56.448.275

168.072.104

1.860.416
10.347.000
(59.840.088)

1.927.546
6.755.823
(25.224.919)

8.815.603

151.530.554

INCOME BEFORE TAX

2.384.777

(40.687.981)

TAX BENEFITS (EXPENSE)

11.200.380

110.842.573

NET INCOME FOR THE YEAR

42

13
43

10

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN


LABA KOMPREHENSIF LAIN
Peningkatan revaluasi aset
tetap - bersih
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
Pajak penghasilan terkait
Jumlah laba (rugi) komprehensif lain-lain
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali

33

33

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF


LABA PER SAHAM DASAR diatribusikan kepada pemilik entitas induk

2012
USD

3.170.086.191
215.965.887
330.024.508
3.716.076.586

LABA SEBELUM PAJAK


MANFAAT (BEBAN) PAJAK

2013
USD

35
35
35

LABA USAHA
Bagian laba bersih asosiasi
Pendapatan keuangan
Beban keuangan

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013

44

INCOME FROM OPERATIONS


Equity in net income of associates
Finance income
Finance cost

OTHER COMPREHENSIVE INCOME


Gain on revaluation of property
and equipment - net
Exchange differences on translating
foreign operations
Related income tax

14.647.651

46.729.409

(26.863.018)
1.580.507

(3.845.700)
(8.316.974)

(10.634.860)

34.566.735

565.520

145.409.308

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

11.038.843
161.537
11.200.380

110.598.370
244.203
110.842.573

NET INCOME ATTRIBUTABLE TO:


Owners of the Company
Non controlling interest
NET INCOME FOR THE YEAR

966.308
(400.788)

144.523.947
885.361

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME


ATRIBUTABLE TO:
Owners of the Company
Non controlling interest

565.520

145.409.308

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

0,00049

0,00488

Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

OTHER (INCOME) CHARGES


Gain on foreign exchange
Others
Net

Total other comprehensive income (loss)

EARNING PER SHARE - BASIC


attributable to owner of the parent company

See accompanying notes to consolidated financial statements


which are an integral part of the consolidated financial statements.

-5-

33

14,31

Cadangan wajib perusahaan

Dipindahkan ke laba ditahan

1.146.031.889

1.146.031.889

1.146.031.889

(1.145.905.003)

2.291.936.892

Modal saham/
Capital stock
USD

Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

Saldo 31 Desember 2013

Jumlah pendapatan komprehensif

32

32

52

Opsi saham manajemen dan


karyawan (MESOP)

Saldo 31 Desember 2012

Jumlah pendapatan komprehensif

Opsi saham manajemen dan


karyawan (MESOP)

Saldo 1 Januari 2012 setelah


kuasi-reorganisasi

Eliminasi defisit dalam rangka


kuasi-reorganisasi

Saldo 1 Januari 2012 sebelum


kuasi-reorganisasi

Catatan/
Notes

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

4.548.037

4.548.037

4.548.037

(108.518.998)

113.067.035

Tambahan
modal disetor/
Additional
paid-up
capital
USD

2.770.970

1.622.519

1.148.451

1.148.451

(2.278.677)

2.278.677

Opsi saham/
Stock option
USD

5.529.919

5.529.919

118.391.074

11.038.843

2.283.780

(5.529.919)

110.598.370

110.598.370

1.385.459.977

(1.385.459.977)

Saldo laba/ Retained Earning


Belum
Dicadangkan/
dicadangkan/
Appropriated
Unappropriated
USD
USD

-6-

52.373.880

16.245.224

(2.283.780)

38.412.435

38.412.435

(83.793.914)

83.793.914

(213.967.790)

(26.317.758)

(187.650.032)

(3.845.700)

(183.804.332)

(183.804.332)

(161.593.912)

(10.072.535)

(2.283.780)

(149.237.597)

34.566.735

(183.804.332)

(83.793.914)

(100.010.418)

Komponen ekuitas lainnya/Other component equity


Total
Selisih
pendapatan
Penjabaran
komprehensif
Surplus
laporan
lainnya/
revaluasi/
keuangan/
Total other
Revaluation
Translation
comprehensive
Surplus
adjustments
income
USD
USD
USD

1.115.677.976

966.308

1.622.519

1.113.089.150

145.165.105

1.148.451

966.775.594

44.963.385

921.812.209

Sub jumlah/
Sub total
USD

1.117.148.116

565.520

1.622.519

1.114.960.078

146.050.466

1.148.451

967.761.161

44.963.385

922.797.776

Jumlah ekuitas/
Total equity
USD

Balance as of December 31, 2013

Total comprehensive income

Transferred to retained earning

The Company's mandatory reserve

Management and employee stock


option (MESOP)

Balance as of December 31, 2012

Total comprehensive income

Management and employee stock


option (MESOP)

Balance as of January 1, 2012


after quasi-reorganization

Elimination of deficit in connection


with quasi-reorganization

Balance as of January 1, 2012


prior to quasi-reorganization

See accompanying notes to consolidated financial statements


which are an integral part of the consolidated financial statements.

1.470.140

(400.788)

1.870.928

885.361

985.567

985.567

Kepentingan non
pengendali/
Non controlling
interest
USD

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013

241

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

242
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013

2013
USD
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pengeluaran kas kepada pemasok
Pengeluaran kas kepada karyawan
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga dan beban keuangan
Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga
Penerimaan dividen
Hasil pelepasan aset tetap
Penerimaan pengembalian uang muka
pembelian pesawat
Penerimaan pengembalian dana
pemeliharaan pesawat
Penerimaan uang jaminan
Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat
Uang muka pembelian pesawat
Uang muka perolehan aset tetap
Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan
dan aset sewa pesawat
Pengeluaran untuk perolehan aset tetap
Pembayaran uang jaminan
Kenaikan (penurunan) lainnya dari
aktivitas investasi
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi

3.828.013.062
(3.204.353.979)
(425.242.885)
198.416.198
(35.040.542)
(24.349.733)

2012
USD
3.303.464.135
(2.520.504.898)
(390.157.600)
392.801.638
(13.655.445)
(14.460.638)

139.025.923

364.685.555

9.892.089
1.739.459
10.314.619

7.003.496
1.897.701
3.893.794

398.739.049

73.495.873

41.931.995
1.101.734
(235.312.053)
(442.858.026)
(14.259.993)

17.143.158
3.974.307
(180.440.276)
(373.812.834)
(27.265.181)

(55.864.432)
(54.121.268)
(43.814.936)

(3.096.135)
(29.335.992)
(18.183.897)

(324.902)

327.042

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES


Cash receipts from customers
Cash paid to suppliers
Cash paid to employees
Cash generated from operations
Interest and financial charges paid
Income taxes paid
Net Cash Provided from Operating Activities
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Interest received
Dividend received
Proceeds from disposal of property and equipment
Refund of advance payments for purchase
of aircraft
Receipts of aircraft maintenance
reimbursements
Receipts of security deposit
Payments for aircraft maintenance reserve fund
Advance payments for aircrafts
Advance payments for property and equipment
Payments for aircraft maintenance
and aircraft leased asset
Acquisition of property and equipment
Payments for security deposit
Increased (decreased) other investment
Net Cash Used in Investing Activities

(382.836.665)

(524.398.946)

431.112.338
181.946.307
200.259.361
(6.677.864)
(228.479.260)
(142.398.200)
(1.710.965)
(1.776.784)

206.260.009
39.759.949
(6.559.941)
(124.540.535)
(37.336.500)
(933.748)
(1.191.279)

432.274.934

75.457.955

PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH


KAS DAN SETARA KAS

188.464.192

(84.255.436)

NET INCREASE (DECREASE) IN


CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

325.784.942

417.252.577

CASH AND CASH EQUIVALENTS


AT BEGINNING OF THE YEAR

Efek perubahan kurs mata uang asing

(38.988.504)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

475.260.630

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan pinjaman jangka panjang
Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan
Penerimaan obligasi - bersih
Pembayaran biaya pengembalian pesawat
Pembayaran pinjaman jangka panjang
Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan
Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya
Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya
Kas Bersih Diperoleh dari
Aktivitas Pendanaan

(7.212.199)
325.784.942

Lihat catatan laporan keuangan konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES


Proceeds of long-term loan
Proceeds of bank loans and financial institution
Proceeds of bonds - net
Payment for aircraft return and maintenance
Payments of long-term loan
Payments of bank loans and financial institution
Increase in restricted cash
Payments for other financing activities
Net Cash Provided from
Financing Activities

Effect of foreign exchange rate changes


CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF THE YEAR

See accompanying notes to consolidated financial statements


which are an integral part of the consolidated financial statements.

-7-

243
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
1.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED

UMUM
a.

1.

Pendirian dan Informasi Umum

GENERAL
a.

Establishment and General Information

PT
Garuda
Indonesia
(Persero)
Tbk
(Perusahaan) didirikan berdasarkan akta
No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari notaris
Raden Kadiman. Akta pendirian tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia
dalam
surat
keputusannya
No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950,
tambahan No. 136. Perusahaan yang awalnya
berbentuk Perusahaan Negara, berubah
menjadi Persero berdasarkan Akta No. 8
tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman
Ardjasasmita, S.H., sebagai realisasi Peraturan
Pemerintah No. 67 tahun 1971. Perubahan ini
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 68 tanggal 26 Agustus 1975,
tambahan No. 434.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (the


Company) was established based on Notarial
Deed No. 137 dated March 31, 1950 of Raden
Kadiman. The deed was approved by the
Minister of Law of the Republic of Indonesia in
his Decision Letter No. J.A.5/12/10 dated
March 31, 1950 and published in the State
Gazette of the Republic of Indonesia No. 30
dated May 12, 1950, Supplement No. 136. The
Company was previously a State Company,
based on Deed No. 8 dated March 4, 1975 of
Notary Soeleman Ardjasasmita, S.H., and has
changed into a state-owned limited liability
company pursuant to Government Regulation
No. 67 in 1971. This change was published in
the State Gazette of the Republic of Indonesia
No. 68 dated August 26, 1975, supplement
No. 434.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami


beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
No. 1 tanggal 26 Juli 2012 dari Aulia Taufani,
S.H,
notaris
di
Tangerang,
mengenai
perubahan nilai nominal saham. Perubahan ini
telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU66159.AH.01.02.
Tahun
2012
tanggal
27 Desember 2012.

The Companys Articles of Association has been


amended several times, most recently by Deed
No. 1 dated July 26, 2012 of Aulia Taufani, S.H,
notary in Tangerang, concerning the change in
par value of capital stock. The amendment deed
was approved by the Ministry of Justice and
Human Rights of the Republic of Indonesia in its
Decision Letter No. AHU-66159.AH.01.02.
Tahun 2012 dated December 27, 2012.

Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kebon Sirih


No. 44, Jakarta.

The Companys head office is located at


Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar


Perusahaan,
ruang
lingkup
kegiatan
Perusahaan terutama adalah sebagai berikut:

In accordance with article 3 of the Company's


Articles of Association, the scope of its activities
comprises of the following:

1.

Angkutan
udara
niaga
berjadwal
untuk penumpang, barang dan pos dalam
negeri dan luar negeri;

1.

Undertaking scheduled commercial air


transportation of domestic or international
passengers, cargoes and mails;

2.

Angkutan udara niaga tidak berjadwal


untuk penumpang, barang dan pos dalam
negeri dan luar negeri;

2.

Undertaking non-scheduled commercial air


transportation of domestic or international
passengers, cargoes and mails;

3.

Reparasi dan pemeliharaan pesawat


udara, baik untuk keperluan sendiri
maupun untuk pihak ketiga;

3.

Providing aircraft repair and maintenance,


to satisfy own needs and the needs of third
party;

4.

Jasa penunjang operasional angkutan


udara niaga, meliputi catering dan ground
handling baik untuk keperluan sendiri
maupun untuk pihak ketiga;

4.

Rendering support services for commercial


air transportation operation, such as
catering services and ground handling
services, to satisfy own needs and the
needs of third party;

5.

Jasa layanan sistem informasi yang


berkaitan dengan industri penerbangan,
baik untuk keperluan sendiri maupun untuk
pihak ketiga;

5.

Providing information systems services


relating to aviation industry, to satisfy own
needs and the needs of third party;

-8Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

244
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

b.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

6.

Jasa layanan konsultasi yang berkaitan


dengan industri penerbangan;

6.

Providing consultating services relating to


aviation industry;

7.

Jasa layanan pendidikan dan pelatihan


yang
berkaitan
dengan
industri
penerbangan, baik untuk keperluan sendiri
maupun untuk pihak ketiga;

7.

Providing education and training services


relating to aviation industry, to satisfy own
needs and the needs of third party;

8.

Jasa
layanan
kesehatan
personil
penerbangan, baik untuk keperluan sendiri
maupun pihak ketiga.

8.

Providing health care services for aircrew to


satisfy own needs and the needs of third
party.

Perusahaan mulai beroperasi komersial pada


tahun 1950. Jumlah karyawan Perusahaan dan
entitas anak (Grup) per 31 Desember 2013
dan 2012 masing-masing adalah 14.592 dan
13.314 orang.

The Company started commercial operations in


1950. The Company and subsidiaries (the
Group) total employees as of December 31,
2013 and 2012 were 14,592 and 13,314,
respectively.

Pembukuan Perusahaan sejak tahun 2012 telah


menggunakan bahasa Inggris dan dalam mata
uang Dolar Amerika Serikat (USD) dan telah
disetujui oleh Direktorat Jendral Pajak dengan
keputusan No. KEP-289/WPJ.19/2012.

Starting in 2012, the Company has maintained


their accounting records in English language
and in United States Dollar (USD) which have
been approved by the Directorate General of
Tax No. KEP-289/WPJ.19/2012.

Dewan Komisaris dan Direksi

b.

Susunan
pengurus
Perusahaan
per
31 Desember 2013 adalah berdasarkan Akta
No. 129 tanggal 26 April 2013 dari Aryanti
Artisari, S.H., M.Kn. notaris di Jakarta,
sedangkan susunan pengurus Perusahaan per
31 Desember 2012 adalah berdasarkan akta
No. 2 tanggal 28 Juni 2012 dari Aulia Taufani,
S.H., notaris di Serpong Kabupaten
Tangerang. Susunan pengurus Perusahaan per
31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
berikut:

The Company's management at December 31,


2013 as stated in Deed No. 129 dated April 26,
2013 of Aryanti Artisari, SH, M.Kn., notary in
Jakarta, and that of December 31, 2012 as
stated in Deed No. 2 dated June 28, 2012 of
Aulia Taufani, S.H., notary in SerpongTangerang District, is as follows:

2013
Komisaris Utama
Komisaris

Komisaris Independen

Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Pemasaran & Penjualan
Direktur Teknik & Pengelolaan
Armada
Direktur Layanan
Direktur Operasi
Direktur Strategi, Pengembangan,
Bisnis & Manajemen Resiko
Direktur Sumber Daya Manusia
& Umum

Board of Commissioners and Directors

2012

Bambang Susantono
Bagus Rumbogo *)
Wendy Aritenang Yazid
Peter F. Gontha
Betti S. Alisjahbana
Chris Kanter
Emirsyah Satar
Handrito Hardjono
Frederik Johannes Erik Meijer

Bambang Susantono
Bambang Wahyudi
Wendy Aritenang Yazid
Sonatha Halim Jusuf
Peter F. Gontha
Betti S. Alisjahbana
Emirsyah Satar
Handrito Hardjono
Elisa Lumbantoruan

Batara Silaban
Faik Fahmi
Novijanto Herupratomo

Batara Silaban
Faik Fahmi
Novijanto Herupratomo

Judi Rifajantoro

Judi Rifajantoro

Heriyanto Agung Putra

Heriyanto Agung Putra

*) Mengundurkan diri sejak 26 Nopember 2013/ Resigned since November 26, 2013

-9Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

President Commissioner
Commissioners

Independent Commissioners

President & CEO


EVP Finance
EVP Marketing & Sales
EVP Maintenance &
Fleet Management
EVP Services
EVP Operations
EVP Strategy, Business
Development & Risk Management
EVP Human Capital &
Corporate Affairs

245
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
c.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Audit


Internal

c.

Audit Committee, Corporate Secretary and


Internal Audit

Susunan Komite Audit, Sekretaris Perusahaan


dan Audit Internal pada tanggal 31 Desember
2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The Companys Audit Committee, Corporate


Secretary and Internal Audit as of December 31,
2013 and 2012 are the following:

2013
Komite Audit
Ketua
Wakil Ketua
Anggota

Sekretaris Perusahaan
Audit Internal

d.

e.

2012

Betti S. Alisjahbana
Wendy Aritenang Yazid
Chaerul D Djakman
Prasetyo Suhardi

Betti S. Alisjahbana
Chaerul D Djakman
Lily Sihombing

Ike Andriani
Sri Mulyati

Ike Andriani
Sri Mulyati

Penawaran Umum Efek Grup

d.

Audit Committee
Chairman
Vice Chairman
Members

Corporate Secretary
Internal Audit

Initial Public Offering of Share of the Group

Pada tanggal 1 Pebruari 2011, Perusahaan


memperoleh surat pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui Surat
No. S-325/BL/2011 untuk penawaran umum
perdana
atas
6.335.738.000
saham
Perusahaan kepada masyarakat. Saham
tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 11 Pebruari 2011.

On February 1, 2011, the Company obtained


the Notice of Effectivity from the Capital Market
and Financial Institutions Supervisory Board
(BAPEPAM-LK) in its Letter No. S-325 /BL/2011
for the offering to the public of 6,335,738,000
shares. On February 11, 2011, all of these
shares are listed on the Indonesia Stock
Exchange.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


seluruh saham Perusahaan atau sejumlah
22.640.996.000 lembar saham telah dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia.

As of December 31, 2013 and 2012, all of the


Companys
outstanding
share
or
22,640,996,000 shares have been listed on the
Indonesia Stock Exchange.

Entitas Anak

e.

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun


tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas
anak berikut:

Entitas anak/ Subsidiary

Lokasi/
Domicile

Consolidated Subsidiaries
The Company has ownership interest of more
than 50%, directly or indirectly, in the following
subsidiaries:

Kegiatan usaha

Persentase

Tahun operasi

utama/

kepemilikan/

komersial/ Start

Jumlah aset sebelum eliminasi/

Main business
activities

Percentage
of ownership

of commercial
operations

Total assets before elimination


2013
2012

%
PT Abacus Distribution Systems
Indonesia (ADSI) **)

Jakarta

Penyedia jasa
sistem komputerisasi
reservasi/
Computerize

USD

USD

95,00

1996

5.565.956

6.228.900

99,99

2002

207.854.836

179.673.245

reservation
system services
provider
PT Garuda Maintenance Facility
Aero Asia (GMFAA) **)

Jakarta

Perbaikan dan
pemeliharaan pesawat
terbang/ Aircraft
maintenance and
overhaul

- 10 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

246
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

Kegiatan usaha
utama/
Main business
activities

Persentase
kepemilikan/
Percentage
of ownership
%

Tahun operasi
komersial/ Start
of commercial
operations

Penyedia jasa
teknologi informasi/
Information technology
services
Jasa transportasi udara/
Air transportation services
Hotel, jasa boga,
penjualan tiket/
Hotel, catering,
ticketing services
Hotel
Jasa boga pesawat/
Aircraft catering
services
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Jasa transportasi/
Transportation services
Penjualan tiket/
Ticketing
Hotel

99,99

2005

21.414.854

99,99

2012

106.054.602

99,99

1973

201.872.697

99,99
99,99

1974
1974

23.728.302
85.322.228

24.873.148
81.107.028

99,99

1967

6.234.920

6.074.522
24.028.648

Lokasi/
Domicile

Entitas anak/ Subsidiary


PT Aero Systems Indonesia (ASI) **)

Jakarta

PT Citilink Indonesia (CT)**)

Jakarta

PT Aero Wisata dan entitas anak/


and subsidiaries (AWS)

Jakarta

PT Mirtasari Hotel Development (MHD)*)


PT Aerofood ACS (d/h PT Angkasa Citra Sarana
Catering Services (ACS)) *)

Denpasar
Jakarta

PT Aero Globe (d/h PT Biro Perjalanan Wisata


Satriavi (BPWS)) *)
PT Aerotrans Services Indonesia *)
(d/h PT Mandira Erajasa Wahana (MEW)) *)
PT Aerojasa Perkasa (AJP) *)

Jakarta

PT Senggigi Pratama Internasional


(SPI) *)
Garuda Orient Holidays, Pty,
Limited (GOHA) *)
Garuda Orient Holidays Korea Co,
Limited (GOHK) *)
Garuda Orient Holidays Japan Co,
Ltd (GOHJ) *)
PT Bina Inti Dinamika (BID) *)
PT Aero Hotel Management (AHM) *)

Lombok

Jakarta
Jakarta

Sydney
Korea
Jepang/
Japan
Bandung
Jakarta

PT GIH Indonesia *)

Jakarta

PT Belitung Intipermai (BIP)

Jakarta

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Biro perjalanan wisata/


Travel agent
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Hotel
Manajemen hotel/
Hotel management
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Hotel

a.

Standar yang
berjalan

berlaku

efektif

pada

Penyesuaian
PSAK
60,
Keuangan: Pengungkapan

tahun

a.

208.183.724

99,99

1989

23.566.931

1989

2.593.986

2.057.862

99,99

1988

9.617.591

11.339.060

99,99

1981

5.776.356

7.320.389

60,00

2008

809.865

817.289

60,00

2010

6.157.663

7.387.490

61,89
99,99

1989
2010

4.567.831
689.108

5.376.083
741.640

60.00

2012

1.484.367

563.541

99,99

Dalam tahap
pengembangan/
Under development
stage

2.125.849

2.319.217

Standards effective in the current year


In the current year, the Group adopted the new
and revised standards issued by the Financial
Accounting Standard Board of the Indonesian
Institute of Accountants that are effective for
accounting period beginning on January 1,
2013.

Instrumen

Standar ini mensyaratkan pengungkapan


antara lain deskripsi agunan yang dimiliki
entitas sebagai jaminan, dan peningkatan
kualitas
kredit
lain,
dan
dampak
keuangannya (misalnya kuantifikasi sejauh
mana agunan dan peningkatan kualitas
kredit lain dalam memitigasi risiko kredit)
dengan mengacu pada jumlah terbaik yang
mencerminkan
eksposur
maksimum
terhadap risiko kredit.

Amendment to PSAK
Instruments: Disclosure

60,

Financial

Among other things, the standard requires


the disclosures of the description of
collateral held as security and of other
credit enhancements, and their financial
effect (e.g., quantification of the extent to
which
collateral
and
other
credit
enhancements mitigate credit risk) in
respect of the amount that best represents
the maximum exposure to credit risk.
- 11 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

73.144.319

2. ADOPTION
OF
NEW
AND
REVISED
STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING
STANDARDS (PSAK) AND INTERPRETATIONS OF
PSAK (ISAK)

Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan


semua standar baru dan revisi
serta
interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan
Akuntan Indonesia yang relevan dengan
operasinya dan efektif untuk periode akuntansi
yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013.

29.638.625

99,87

*) Kepemilikan tidak langsung/ Indirect ownership


**) Kepemilikan langsung dan tidak langsung / Direct and Indirect ownership

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

Jumlah aset sebelum eliminasi/


Total assets before elimination
2013
2012
USD
USD

247
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi


belum diterapkan

b.

Standards and interpretation in issue not yet


adopted

(i) Efektif untuk periode yang dimulai pada

(i) Effective for periods beginning on or after

atau setelah 1 Januari 2014 adalah:

January 1, 2014:

ISAK 27, Pengalihan Aset dari


Pelanggan
ISAK 28, Pengakhiran Liabilitas
Keuangan dengan Instrumen Ekuitas
ISAK 29, Biaya Pengupasan Lapisan
Tanah
Tahap
Produksi
pada
Pertambangan Terbuka
PPSAK 12, Pencabutan PSAK 33:
Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Pertambangan Umum

The initial adoption of the above PSAK and


ISAK has no effect on the disclosure or
amounts recognized in the consolidated
financial statements.

(ii) Efektif untuk periode yang dimulai pada

(ii) Effective for periods beginning on or after

January 1, 2015:

PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian


Laporan Keuangan
PSAK 4 (revisi 2013), Laporan
Keuangan Tersendiri
PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

PSAK
65,
Laporan
Keuangan
Konsolidasian
PSAK 66, Pengaturan Bersama
PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain
PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan


keuangan konsolidasian, manajemen sedang
mengevaluasi dampak dari standar laporan
keuangan konsolidasian.

PSAK 1 (revised 2013), Presentation


of Financial Statements
PSAK 4 (revised 2013), Separate
Financial Statements
PSAK 15 (revised 2013), Investments
in Associates and Joint Ventures
PSAK 24 (revised 2013), Employee
Benefits
PSAK 65, Consolidated Financial
Statements
PSAK 66, Joint Arrangements
PSAK 67, Disclosures of Interests in
Other Entities
PSAK 68, Fair Value Measurements

As of the issuance date of the consolidated


financial statements, the effect of adoption of
the above standards is still being evaluated by
management.

KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN


a.

PPSAK 12, Withdrawal of PSAK 33,


Stripping
Cost
Activity
and
Environmental Management in the
Public Mining

Penerapan awal terhadap PSAK dan ISAK tidak


berdampak
terhadap
pelaporan
atau
perhitungan nilai dalam laporan keuangan
konsolidasian.
atau setelah 1 Januari 2015 adalah:

3.

ISAK 27, Transfers of Assets from


Customers
ISAK 28, Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments
ISAK 29, Stripping Cost in the
Production Phase of a Surface Mine

3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


POLICIES

Pernyataan Kepatuhan

a.

Laporan keuangan konsolidasian disusun


menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.

Statement of Compliance
The consolidated financial statements have
been prepared in accordance with Indonesian
Financial
Accounting
Standards.
These
financial statements are not intended to present
the financial position, results of operations and
cash flows in accordance with accounting
principles and reporting practices generally
accepted in other countries and jurisdictions.

- 12 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

248
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.

c.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Dasar Penyusunan

b.

Basis of Preparation

Dasar
penyusunan
laporan
keuangan
konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas
konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang
pelaporan yang digunakan untuk penyusunan
laporan keuangan konsolidasian adalah mata
uang Dolar Amerika Serikat (USD), dan Iaporan
keuangan konsolidasian tersebut disusun
berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa
akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran
lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan
akuntansi masing-masing akun tersebut.

The consolidated financial statements, except


for the consolidated statements of cash flows,
are prepared under the accrual basis of
accounting. The presentation currency used in
the preparation of the consolidated financial
statements is the United States Dollar (USD),
while the measurement basis is the historical
cost, except for certain accounts which are
measured on the bases described in the related
accounting policies.

Laporan arus kas konsolidasian disusun


dengan menggunakan metode langsung
dengan mengelompokkan arus kas dalam
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statements of cash flows are


prepared using the direct method with
classification of cash flows into operating,
investing and financing activities.

Prinsip-Prinsip Konsolidasian

c.

Principles of Consolidation

Laporan
keuangan
konsolidasian
menggabungkan
laporan
keuangan
Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh
Perusahaan (entitas anak). Pengendalian
dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai
hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional suatu entitas untuk memperoleh
manfaat dari aktivitasnya.

The
consolidated
financial
statements
incorporate the financial statements of the
Company and entities controlled by the
Company (its subsidiaries). Control is achieved
where the Company has the power to govern
the financial and operating policies of an entity
so as to obtain benefits from its activities.

Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau


dijual selama tahun berjalan termasuk dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai
dengan tanggal efektif penjualan.

Income and expenses of subsidiaries acquired


or disposed of during the year are included in
the consolidated statements of comprehensive
income from the effective date of acquisition
and up to the effective date of disposal, as
appropriate.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan


keuangan entitas anak agar kebijakan
akuntansi yang digunakan sesuai dengan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Grup.

Where necessary, adjustments are made to the


financial statements of the subsidiaries to bring
the accounting policies used in line with those
used by the Group.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo,


penghasilan dan beban dieliminasi pada saat
konsolidasian.

All intra-group transactions, balances, income


and expenses are eliminated on consolidation.

Kepentingan nonpengendali pada entitas anak


diidentifikasi secara terpisah dan disajikan
dalam ekuitas. Kepentingan nonpengendali
pemegang saham awalnya diukur baik pada
nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan
kepentingan nonpengendali dari nilai wajar aset
neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang
diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada
akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi,
jumlah tercatat kepentingan nonpengendali
adalah jumlah kepemilikan pada pengakuan
awal
ditambah
bagian
kepentingan
nonpengendali dari perubahan selanjutnya
dalam ekuitas. Seluruh laba rugi komprehensif
diatribusikan pada kepentingan nonpengendali
bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan
nonpengendali mempunyai saldo defisit.

Non-controlling interests in subsidiaries are


identified separately and presented within
equity. The interest of non-controlling
shareholders maybe initially measured either at
fair value or at the non-controlling interests
proportionate share of the recognized amounts
of the fair value of the acquirees identifiable net
asset. The choice of measurement is made on
acquisition by acquisition basis. Subsequent to
acquisition, the carrying amount of noncontrolling interests is the amount of those
interests at initial recognition plus noncontrolling interests share of subsequent
changes in equity. Total comprehensive income
of subsidiaries is attributed to the owners of the
Company and to the non-controlling interests
even if this results in the non-controlling
interests having deficit balance.

- 13 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

249
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

d.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup


pada entitas anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai
transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan
entitas anak dan kepentingan nonpengendali
disesuaikan untuk mencerminkan perubahan
bagian kepemilikannya atas entitas anak.
Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan
non pengendali disesuaikan dan nilai wajar
imbalan yang diberikan atau diterima diakui
secara
langsung
dalam
ekuitas
dan
diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Changes in the Groups interests in subsidiaries


that do not result in a loss of control are
accounted for as equity transactions. The
carrying amounts of the Group interests and the
non-controlling interests are adjusted to reflect
the changes in their relative interests in the
subsidiaries. Any difference between the
amount by which the non-controlling interests
are adjusted and the fair value of the
consideration paid or received is recognised
directly in equity and attributed to owners of the
Company.

Ketika Grup kehilangan pengendalian atas


entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui
didalam laba rugi dan dihitung sebagai
perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar
yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa
investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari
aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari
entitas anak dan setiap kepentingan non
pengendali. Ketika aset dari entitas anak
dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai
wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian
yang telah diakui sebagai pendapatan
komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam
ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui
sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan
akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Grup
telah melepas secara langsung aset yang
relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau
ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana
ditentukan oleh PSAK yang berlaku). Nilai wajar
setiap sisa investasi pada entitas anak
terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian
dianggap sebagai nilai wajar pada saat
pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan
PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai,
biaya perolehan saat pengakuan awal investasi
pada entitas asosiasi atau pengendalian
bersama entitas.

When the Group loses control of a subsidiary, a


gain or loss is recognized in profit or loss and is
calculated as the difference between (i) the
aggregate of the fair value of the consideration
received and the fair value of any retained
interest and (ii) the previous carrying amount of
the assets (including goodwill), and liabilities of
the subsidiary and any non-controlling interest.
When assets of the subsidiary are carried at
revalued amount or fair values and the related
cumulative gain or loss has been recognized in
other comprehensive income and accumulated
in equity, the amounts previously recognized in
other comprehensive income and accumulated
in equity are accounted for as if the Group had
directly disposed of the relevant assets (i.e.
reclassified to profit or loss or transferred
directly to retained earnings as specified by
applicable accounting standards).
The fair
value of any investment retained in the former
subsidiary at the date when control is lost is
regarded as the fair value on initial recognition
for subsequent accounting under PSAK 55
(revised
2011),
Financial
Instruments:
Recognition and Measurement or, when
applicable, the cost on initial recognition of an
investment in an associate or a jointly controlled
entity.

Kombinasi Bisnis

d.

Business Combinations

Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan


metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam
suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar,
yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari
nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset
yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui
oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari
pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas
yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran
pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biayabiaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi
pada saat terjadinya.

Acquisitions of businesses are accounted for


using the acquisition method. The consideration
transferred in a business combination is
measured at fair value, which is calculated as
the sum of the acquisition-date fair values of the
assets transferred by the Group, liabilities
incurred by the Group to the former owners of
the acquiree, and the equity interests issued by
the Group in exchange for control of the
acquiree.
Acquisition-related
costs
are
recognized in profit or loss as incurred.

Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang


diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui
pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas
tertentu yang diukur sesuai dengan standar
yang relevan.

At the acquisition date, the identifiable assets


acquired and the liabilities assumed are
recognized at their fair value except for certain
assets and liabilities that are measured in
accordance with the relevant standards.
- 14 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

250
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Kepentingan non pengendali diukur baik pada


nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan
kepentingan non pengendali atas aset neto
teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.

Non-controlling interests are measured either at


fair value or at the non-controlling interests
proportionate
share
of
the
acquirees
identifiable net assets.

Bila imbalan yang dialihkan oleh Grup dalam


suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau
liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan
kontinjen
(contingent
consideration
arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur
pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan
termasuk sebagai bagian dari imbalan yang
dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis.
Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan
kontinjen yang memenuhi syarat sebagai
penyesuaian periode pengukuran disesuaikan
secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait
terhadap goodwill. Penyesuaian periode
pengukuran adalah penyesuaian yang berasal
dari informasi tambahan yang diperoleh selama
periode pengukuran (yang tidak melebihi satu
tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta
dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi.

When the consideration transferred by the


Group in a business combination includes
assets or liabilities resulting from a contingent
consideration arrangement, the contingent
consideration is measured at its acquisitiondate fair value and included as part of the
consideration transferred in a business
combination. Changes in the fair value of the
contingent consideration that qualify as
measurement period adjustments are adjusted
retrospectively, with corresponding adjustments
against
goodwill.
Measurement
period
adjustments are adjustments that arise from
additional information obtained during the
measurement period (which cannot exceed one
year from the acquisition date) about facts and
circumstances that existed at the acquisition
date.

Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar atas


imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat
sebagai penyesuaian periode pengukuran
tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen
tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak
diukur kembali pada tanggal sesudah tanggal
pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat
dalam ekuitas.
Imbalan kontinjen yang
diklasifikasikan sebagai asset atau liabilitas
diukur setelah tanggal pelaporan sesuai dengan
standar akuntansi yang relevan dengan
mengakui keuntungan atau kerugian terkait
dalam laba rugi atau dalam pendapatan
komprehensif lain (OCI).

The subsequent accounting for changes in the


fair value of the contingent consideration that do
not qualify as measurement period adjustments
depends on how the contingent consideration is
classified. Contingent consideration that is
classified as equity is not remeasured at
subsequent reporting dates and its subsequent
settlement is accounted for within equity.
Contingent consideration that is classified as an
asset or liability is remeasured subsequent to
reporting dates in accordance with the relevant
accounting standards, as appropriate, with the
corresponding gain or loss being recognized in
profit or loss or in other comprehensive income.

Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara


bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas
pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar
pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau
kerugian nya, jika ada, diakui dalam laba rugi.
Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum
tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui
dalam
pendapatan
komprehensif
lain
direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan
tersebut akan sesuai jika kepemilikannya
dilepas/dijual.

When a business combination is achieved in


stages, the Groups previously held equity
interest in the acquiree is remeasured to fair
value at the acquisition date and the resulting
gain or loss, if any, is recognized in profit or
loss. Amounts arising from interests in the
acquiree prior to the acquisition date that have
previously
been
recognized
in
other
comprehensive income are reclassified to profit
or loss where such treatment would be
appropriate if that interests were disposed of.

Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis


belum selesai pada akhir periode pelaporan
saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah
sementara untuk pos-pos yang proses
akuntansinya belum selesai dalam laporan
keuangannya.
Selama periode pengukuran,
pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau
liabilitas tambahan yang diakui, untuk
mencerminkan informasi baru yang diperoleh
tentang fakta dan keadaan yang ada pada
tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan
berdampak pada jumlah yang diakui pada
tanggal tersebut.

If the initial accounting for a business


combination is incomplete by the end of the
reporting period in which the combination
occurs, the Group reports provisional amounts
for the items for which the accounting is
incomplete. Those provisional amounts are
adjusted during the measurement period, or
additional assets or liabilities are recognized, to
reflect new information obtained about facts and
circumstances that existed as of the acquisition
date that, if known, would have affected the
amount recognized as of that date.
- 15 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

251
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
e.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan


Dalam Mata Uang Asing

e.

Transactions

and

Pembukuan pada masing-masing entitas di


dalam Grup, kecuali AWS dan entitas anak
diselenggarakan dalam mata uang Dolar
Amerika Serikat (USD), mata uang dari
lingkungan ekonomi utama di mana entitas
beroperasi (mata uang fungsional). Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata
uang non-fungsional dicatat dengan kurs yang
berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada
tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang non fungsional disesuaikan
untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada
tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian
yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam
laporan laba rugi.

The books of accounts of each entity in the


Group, except AWS and its subsidiaries are
maintained in U.S. Dollar (USD), the currency of
the primary economic environment in which the
entity operates (its functional currency).
Transactions during the period involving nonfunctional currencies are recorded at the rates
of exchange prevailing at the time the
transactions are made. At reporting date,
monetary assets and liabilities denominated in
non-functional currency are adjusted to reflect
the rates of exchange prevailing at that date.
The resulting gains or losses are credited or
charged to profit and loss.

Pembukuan AWS dan entitas anak selain


GOHA, GOHK dan GOHJ diselenggarakan
dalam Rupiah, sedangkan GOHA dalam Dolar
Australia, GOHK dalam Won Korea dan GOHJ
dalam Yen Jepang. Untuk tujuan penyajian
laporan keuangan konsolidasian, aset dan
liabilitas entitas anak tersebut pada tanggal
pelaporan dijabarkan masing-masing ke dalam
mata uang USD dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan
pendapatan dan beban dijabarkan dengan
menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang
terjadi
disajikan
sebagai
bagian
dari
pendapatan komprehensif lain.

The books of accounts of AWS and its


subsidiaries except GOHA, GOHK and GOHJ
are maintained in Rupiah, while GOHA in
Australian Dollars, GOHK in Korean Won and
GOHJ in Japan Yen. For consolidation
purposes, assets and liabilities of these
subsidiaries at reporting date are translated into
USD using the exchange rates at reporting
date, while revenues and expenses are
translated using the average rates of exchange
for the year. Resulting translation adjustments
are shown as part of other comprehensive
income.

Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs


tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut (dalam satuan USD):

The main exchange rates used, based on the


mid rates published by Bank Indonesia are as
follows (in full USD):
2013
USD

Mata uang/ Currencies


IDR 1
EURO 1
YEN 1
SGD 1
AUD 1
GBP 1

f.

Foreign
Currency
Translations

2012
USD
0,0001
1,3801
0,9531
0,7899
0,8923
1,6488

Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

0,0001
1,3247
1,1579
0,8177
1,0368
1,6111

f.

Group melakukan transaksi dengan pihak-pihak


berelasi sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK No. 7 Pengungkapan pihak-pihak
berelasi. Seluruh transaksi yang dilakukan
dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan
dengan kondisi dan persyaratan yang sama
dengan
pihak
ketiga
maupun
tidak,
diungkapkan
pada
laporan
keuangan
konsolidasian.

Transactions with Related Parties


The Group enters into transactions with related
parties as defined in PSAK No. 7 Related Party
Disclosures. All transactions with related
parties, whether or not made at similar terms
and conditions as those done with third parties,
are disclosed in the consolidated financial
statements.

- 16 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

252
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
g.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Kas dan Setara Kas

g.

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan


setara kas terdiri dari kas, bank dan semua
investasi yang jatuh tempo dalam tiga bulan
atau kurang dari tanggal perolehannya dan
tidak
dijaminkan
serta
tidak
dibatasi
penggunaannya.
h.

Cash and Cash Equivalents


For cash flows presentation purposes, cash and
cash equivalents comprise of cash on hand,
cash in bank and all unrestricted investments
with maturities of three months or less from the
date of placement.

Aset Keuangan

h.

Financial Assets

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan


pengakuannya pada tanggal diperdagangkan
dimana pembelian dan penjualan aset
keuangan
berdasarkan
kontrak
yang
mensyaratkan penyerahan aset keuangan
dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh
kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya
diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya
transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang
awalnya diukur sebesar nilai wajar.

All financial assets are recognized and


derecognized on trade date where the purchase
or sale of a financial asset is under a contract
whose terms require delivery of the financial
asset within the timeframe established by the
market concerned, and are initially measured at
fair value plus transaction costs, except for
those financial assets classified as at fair value
through profit or loss, which are initially
measured at fair value.

Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai


berikut:

The Group financial assets are classified as


follows:

Nilai wajar pada laporan laba rugi (FVTPL)

Derivatif keuangan diklasifikasikan dalam


kategori ini kecuali ditujukan sebagai
derivatif lindung nilai. Keuntungan atau
kerugian dari derivatif non lindung nilai
diakui
dalam
laporan
laba
rugi
komprehensif.

Financial derivatives are classified in this


category unless designated as hedging
derivatives. Gain or loss on non-hedging
derivative is recognized in profit or loss.

Nilai wajar yang ditentukan dinyatakan pada


Catatan 46.

Fair value is determined in the manner


described in Note 46.

Tersedia untuk dijual (AFS)

Investasi jangka panjang dalam bentuk


saham, kecuali investasi pada perusahaan
asosiasi, diklasifikasikan dalam kategori ini.
Bila tidak ada pasar aktif untuk investasi
tersebut dan nilai wajar tidak dapat diukur
dengan andal, investasi ini diukur sebesar
biaya perolehan, dikurangi penurunan nilai.

Fair value through profit or loss (FVTPL)

Long-term investments in shares, except


investments in associates, are classified in
this category. As there is no active market
for these investments and the fair value
cannot be reliably measured, these
investments are measured at cost, less
impairment.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika


ada, diakui pada laba rugi pada saat hak
Grup untuk memperoleh pembayaran
dividen ditetapkan.

Pinjaman dan piutang

Kas dan setara kas, dana pemeliharaan


pesawat dan uang jaminan atas sewa
operasi, piutang usaha dan piutang lain-lain
yang mempunyai jangka waktu pembayaran
yang tetap dan yang tidak mempunyai
kuotasi di pasar aktif, diklasifikasikan
sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang, yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif, dikurangi penurunan
nilai.

Dividends on AFS equity instruments, if


any, are recognised in profit or loss when
the Groups right to receive the dividends is
established.

Loans and receivables


Cash and cash equivalents, maintenance
reserve funds and security deposits on
operating leases, trade and other
receivables that have fixed or determinable
payments that are not quoted in active
market, are classified as loans and
receivables. Loans and receivables are
measured at amortized cost using the
effective interest method, less impairment.

- 17 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Available for sale (AFS)

253
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Bunga diakui dengan menggunakan metode


suku bunga efektif, kecuali untuk piutang
jangka pendek di mana pengakuan bunga
tidak material.

Interest is recognized by applying the


effective interest method, except for short
term receivable where the recognition or
interest would be immaterial.

Metode bunga efektif

Effective interest method

Metode bunga efektif adalah metode yang


digunakan untuk menghitung biaya perolehan
yang diamortisasi dari instrumen keuangan dan
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban
bunga selama periode terkait.

The effective interest method is a method of


calculating the amortized cost of a financial
instrument and of allocating interest income
over the relevant period.

Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga


yang secara tepat mendiskontokan estimasi
penerimaan atau pembayaran kas masa depan
(termasuk semua biaya yang dibayar atau
diterima
yang
merupakan
bagian
tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya
transaksi dan premium atau diskonto lainnya),
selama perkiraan umur dari instrumen
keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan
periode yang lebih pendek atas nilai tercatat
bersih pada pengakuan awal.

The effective interest rate is the rate that exactly


discounts estimated future cash receipts or
payments (including all fees and points paid or
received that form an integral part of the
effective interest rate, transaction costs and
other premiums or discounts) through the
expected life of the financial instrument, or,
where appropriate, a shorter period to the net
carrying amount on initial recognition.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga


efektif untuk instrumen keuangan selain
instrumen keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi.

Income is recognized on an effective interest


basis for financial instruments other than those
financial instruments assessed as at fair value
through profit or loss.

Penurunan nilai aset keuangan

Impairment of financial assets

Aset keuangan, selain yang dinilai pada nilai


wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL),
dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai
pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan
diturunkan nilainya bila terdapat bukti yang
objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
aset keuangan, yang berdampak pada estimasi
arus kas masa depan atas aset keuangan yang
dapat diestimasi secara andal.

Financial assets, other than those at fair value


through profit and loss (FVTPL), are assessed
for indicators of impairment at each reporting
date. Financial assets are impaired where there
is objective evidence that, as a result of one or
more events that occurred after the initial
recognition of the financial asset, the estimated
future cash flows of the investment have been
affected.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan


tidak tercatat di bursa, penurunan yang
signifikan atau jangka panjang dalam nilai wajar
dari instrumen ekuitas di bawah biaya
perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
terjadinya penurunan nilai.

For listed and unlisted equity investments


classified as AFS, a significant or prolonged
decline in the value of the security below its
cost is considererd to be objective evidence of
impairment.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif


penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

For all other financial assets, objective evidence


of impairment could include:

kesulitan keuangan signifikan yang dialami


penerbit atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga; atau
terdapat
kemungkinan
bahwa
pihak
peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan

significant financial difficulty of the issuer or


counterparty; or
default or delinquency in interest or principal
payments; or

it becoming probable that the borrower will


enter bankruptcy or financial re-organisation

- 18 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

254
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti


piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan
secara individual akan dievaluasi penurunan
nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari
penurunan nilai portofolio piutang dapat
termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya
piutang
di
masa
lalu,
peningkatan
keterlambatan penerimaan pembayaran piutang
dari rata-rata periode kredit, dan juga
pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi
nasional atau lokal yang berkorelasi dengan
default atas piutang

For certain categories of financial asset, such as


receivables, assets that are assessed not to be
impaired individuallu are, in addition, assessed
for impairment on a collective basis. Objective
evidence of impairment for a portfolio of
receivables could include the Groups past
experiences of collecting payments, an increase
in the number of delayed payments in the
portfolio past the average credit period, as well
as observable changes in national or local
economic conditions that correlate with default
on receivables.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya


perolehan diamortisasi, penurunan nilai adalah
sebesar perbedaan antara nilai tercatat dengan
nilai kini estimasi arus kas masa depan yang,
didiskonto dengan tingkat suku bunga efektif
awal dari aset keuangan tersebut.

For financial assets carried at amortized cost,


the amount of the impairment is the difference
between the assets carrying amount and the
present value of estimated future cash flows,
discounted at the financial assets original
effective interest rate.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya


perolehan, jumlah kerugian penurunan nilai
diukur berdasarkan selisih antara jumlah
tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi
arus kas masa depan.

For financial asset carried at cost, the amount of


the impairment loss is measured as the
difference between the assets carrying amount
and the present value of the estimated future.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun


nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas
direklasifikasi ke laba rugi. Kerugian penurunan
nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi
tidak boleh dibalik melalui laba rugi. Setiap
kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai
diakui secara langsung ke pendapatan
komprehensif lain.

When an AFS financial asset is considered to


be impaired, cumulative gains or losses
previously recognized in equity are reclassified
to profit or loss. Impairment losses previously
recognized in profit and loss are not reversed
through profit or loss. Any increase in fair value
subsequent to an impairment loss is recognized
directly in other comprehensive income.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Derecognition of financial assets

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan


jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus
kas yang berasal dari aset keuangan berakhir,
atau Grup mentransfer aset keuangan dan
secara substansial mentransfer seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset kepada
entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta
tidak memiliki secara substansial atas seluruh
risiko dan manfaat kepemilikan serta masih
mengendalikan aset yang ditransfer, maka
Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas
aset yang ditransfer dan liabilitas terkait
sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar.
Jika Grup memiliki secara substansial seluruh
risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan
yang ditransfer, Grup masih mengakui aset
keuangan dan juga mengakui pinjaman yang
dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

The Group derecognises a financial asset only


when the contractual rights to the cash flows
from the asset expire, or when it transfers the
financial asset and substantially all the risks and
rewards of ownership of the asset to another
entity. If the Group neither transfers nor retains
substantially all the risks and rewards of
ownership and continues to control the
transferred asset, the Group recognises its
retained interest in the asset and an associated
liability for amounts it may have to pay. If the
Group retain substantially all the risks and
rewards of ownership of a transferred financial
asset, the Group continues to recognise the
financial asset and also recognises a
collateralised borrowing for the proceeds
received.

- 19 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

255
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Saling hapus Aset dan Liabilitas Keuangan

Netting of Financial Assets and Financial


Liabilities

Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus


dan menyajikan nilai bersih pada laporan posisi
keuangan jika dan hanya jika:

The Group only offsets financial assets and


liabilities and presents the net amount in the
statement of financial position where it:

i.

j.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

saat ini memiliki hak hukum untuk


melakukan saling hapus atas jumlah yang
diakui; dan
berniat untuk menyelesaikan secara bersih,
atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan
liabilitas
secara
bersamaan.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

i.

currently has a legal enforceable right to


set off the recognized amount; and

intends either to settle on a net basis, or to


realize the asset and settle the liability
simultaneously.

Financial Liabilities and Equity Instruments

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Classification as debt or equity

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang


diterbitkan oleh Grup diklasifikasikan sesuai
substansi perjanjian kontrak dan definisi
liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Financial liabilities and equity instruments


issued by the Group are classified according to
the substance of the contractual arrangements
entered into and the definitions of a financial
liability and an equity instrument.

Instrumen ekuitas

Equity instruments

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang


membuktikan hak residual atas aset Grup
setelah
dikurangi
seluruh
liabilitasnya.
Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang
diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan
langsung.

An equity instruments is any contract that


evidences a residual interest in the assets of
the Group after deducting all of its liabilities.
Equity instruments are recorded at the
proceeds received, net of direct issue costs.

Liabilitas keuangan

Financial liabilities

Utang bank dan lembaga keuangan, utang


jangka panjang, utang obligasi, utang usaha dan
utang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan
nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan
selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan
yang diamortisasi, dengan menggunakan
metode suku bunga efektif, dan beban bunga
diakui berdasarkan suku bunga efektif.

Bank loans and financial institution, long-term


loans, bonds payable and trade and other
payables are initially measured at fair value, net
of transaction costs, and are subsequently
measured at amortized cost, using the effective
interest rate method, with interest expense
recognized on an effective yield basis.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Derecognition of financial liabilities

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya


jika, dan hanya jika, liabilitas Grup telah
dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih
antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang
dihentikan pengakuannya dan imbalan yang
dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

The Group derecognized financial liabilities


when, and only when, their obligations are
discharged, cancelled or expired. The difference
between the carrying amount of the financial
liability derecognized and the consideration paid
and payable is recognized in profit or loss.

Persediaan

j.

Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah


terendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan
dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai
realisasi bersih merupakan taksiran harga jual
persediaan
dikurangi
taksiran
biaya
penyelesaian dan biaya yang diperlukan untuk
menjual.

Inventories
Inventories are stated at the lower of cost and
net realizable value. Cost is determined using
the weighted average method. Net realizable
value is the estimated selling price in the
ordinary course of business less all estimated
costs of completion and costs necessary to
make the sale.

- 20 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

256
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
k.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Biaya Dibayar Dimuka

k.

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama


masa manfaat masing-masing biaya dengan
metode garis lurus.
l.

Prepaid Expenses
Prepaid expenses are amortized over their
beneficial periods using the straight-line
method.

Investasi Pada Entitas Asosiasi

l.

Investments in Associates

Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana


Grup mempunyai pengaruh yang signifikan dan
bukan merupakan entitas anak ataupun bagian
partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh
signifikan adalah kekuasaan untuk berpartipasi
dalam keputusan kebijakan keuangan dan
operasional
investee
tetapi
tidak
mengendalikan atau mengendalikan bersama
atas kebijakan tersebut.

An associate is an entity over which the Group


has significant influence and that is neither a
subsidiary nor an interest in a joint venture.
Significat influence is the power to participate in
the financial and operating policy decisions of
the investee but is not control or joint control
over those policies.

Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas


asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan
konsolidasian dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas, kecuali ketika investasi
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,
sesuai dengan PSAK 58 (revisi) 2009), Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas
asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan
konsolidasian sebesar biaya perolehan dan
selanjutnya disesuaikan untuk perubahan
dalam bagian kepemilikan Grup atas aset
bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah
perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai
yang ditentukan untuk setiap investasi secara
individu. Bagian Grup atas kerugian entitas
asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari
investasi (yang mencakup semua kepentingan
jangka panjang, secara substansi, merupakan
bagian dari Grup dan nilai investasi bersih
entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui
hanya sebatas bahwa Grup telah mempunyai
kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
atau melakukan pembayaran atas kewajiban
entitas asosiasi.

The results of operations and assets and


liabilities of associates are incorporated in these
consolidated financial statements using the
equity method of accounting, except when the
investment is classified as held for sale, in
which case, it is accounted for in accordance
with PSAK 58 (Revised 2009), Non-current
Assets Held for Sale and Discontinued
Operations. Under the equity method, an
investment in an associate is initially recognized
in the consolidated statement of financial
position at cost and adjusted thereafter to
recognized the Groups share of the profit or
loss and other comprehensive income of the
associate. When the Groups share of losses of
an associate exceeds the Groups interest in
that associate (which includes any long-term
interests that, in substance, form part of the
Groups net investment in the associate) the
Group discontinues recognizing its share of
further losses. Additional losses are recognized
only to the extent that the Group has incurred
legal or constructive obligations or made
payments on behalf of the associate.

Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas


bagian Grup atas nilai wajar bersih dari aset
yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas
kontinjensi dari entitas asosiasi yang diakui
pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill,
yang termasuk dalam jumlah tercatat investasi.
Setiap kelebihan dari kepemilikan Grup dari
nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi,
liabilitas dan liabilitas kontinjensi atas biaya
perolehan investasi, sesudah pengujian kembali
segera diakui di dalam laporan laba rugi.

Any excess of the cost of acquisition over the


Groups share of the net fair value of identifiable
assets, liabilities and contingent liabilities of the
associate recognized at the date of acquisition,
is recognized as goodwill, which is included
within the carrying amount of the investment.
Any excess of the Groups share of the net fair
value of the identifiable assets, liabilities and
contingent liabilities over the cost of acquisition,
after reassessment, are recognised immediately
in profit or loss.

Persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2011)


Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran, diterapkan untuk menentukan
apakah perlu untuk mengakui setiap penurunan
nilai sehubungan dengan investasi pada entitas
asosiasi Grup. Jika perlu, jumlah tercatat
investasi yang tersisa (termasuk goodwill) diuji
penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48

The requirements of PSAK 55 (revised 2011),


Financial
Instruments:
Recognition
and
Measurement, are applied to determine whether
it is necessary to recognize any impairment loss
with respect to the Groups investment in an
associate. When necessary, the entire carrying
amount of the investment (including goodwill) is
tested for impairment in accordance with PSAK
- 21 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

257
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

(Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, sebagai


suatu aset tunggal dengan membandingkan
antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih
tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi
biaya
untuk
menjual)
dengan
jumlah
tercatatnya. Rugi penurunan nilai yang diakui
pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada
setiap aset yang membentuk bagian dari nilai
tercatat investasi pada entitas asosiasi. Setap
pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai
dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan
dari investasi tersebut kemudian meningkat.

48 (Revised 2009), Impairment of Assets, as a


single asset by comparing its recoverable
amount (higher of value in use and fair value
less costs to sell) with its carrying amount. Any
impairment loss recognized forms part of the
carrying amount of the investment. Any reversal
of that impairment loss is recognized in
accordance with PSAK 48 to the extent that the
recoverable amount of the investment
subsequently increases.

Pada saat pelepasan suatu entitas asosiasi


yang mengakibatkan Grup kehilangan pengaruh
signifikan atas entitas asosiasi, investasi yang
tersisa diukur pada nilai wajar pada tanggal
tersebut dan nilai wajarnya dianggap sebagai
nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai
suatu aset keuangan sesuai dengan PSAK 55.
Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya atas
entitas
asosiasi
diatribusikan
ke
sisa
kepemilikan dan nilai wajar termasuk dalam
penentuan keuntungan atau kerugian atas
pelepasan entitas asosiasi. Selanjutnya, Grup
memperhitungkan
seluruh
jumlah
yang
sebelumnya
diakui
dalam
pendapatan
komprehensif lain yang terkait dengan entitas
asosiasi tersebut dengan menggunakan dasar
yang sama dengan yang diperlukan jika entitas
asosiasi telah melepaskan secara langsung
aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu,
jika
keuntungan
atau
kerugian
yang
sebelumnya telah diakui dalam pendapatan
komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan
direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset
atau liabilitas yang terkait, maka Grup
mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari
ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian
reklasifikasi) sejak Grup kehilangan pengaruh
signifikan atas entitas asosiasi

Upon disposal of an associate that results in the


Group losing significant influence over that
associate, any retained investment is measured
at fair value at that date and the fair value is
regarded as its fair value on initial recognition
as a financial asset in accordance with PSAK
55. The difference between the previous
carrying amount of the associate attributable to
the retained interest and the fair value is
included in the determination of the gain or loss
on disposal of the associate. In addition, the
Group accounts for all amounts previously
recognized in other comprehensive income in
relation to that associate on the same basis as
would be required if that associate had directly
disposed of the related assets or liabilities.
Therefore, if a gain or loss previously
recognized in other comprehensive income by
that associate would be reclassified to profit or
loss on the disposal of the related assets or
liabilities, the Group reclassifies the gain or loss
from equity to profit or loss (as a reclassification
adjustment) when it loses significant influence
over that associate.

Ketika Grup melakukan transaksi dengan


entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian yang
timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi
diakui dalam laporan keuangan konsolidasian
Grup hanya sepanjang kepemilikan dalam
entitas asosiasi yang tidak terkait dengan Grup.

When a group entity transacts with its associate,


profits and losses resulting from the transaction
with the associate are recognized in the Groups
consolidated financial statements only to the
extent of its interest in the associate that are not
related to the Group.

m. Properti Investasi

m. Investment Properties

Properti investasi adalah properti (tanah atau


bangunan atau bagian dari suatu bangunan
atau keduanya) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai atau keduanya.

Investment properties are properties (land or a


building or part of a building or both) held to
earn rentals or for capital appreciation or both.

Properti investasi awalnya dinilai sebesar biaya


perolehan. Selanjutnya setelah penilaian awal,
properti investasi dinilai dengan menggunakan
nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada
laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Investment properties are recorded initially at


cost. Subsequent to initial recognition,
investment properties are measured at fair
value. Gains and losses arising from changes in
fair value are recognized in profit or loss in the
period in which they arise.

- 22 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

258
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Properti investasi diberikan pengakuannya pada


saat dilepaskan atau tidak digunakan lagi
secara permanen dan tidak memiliki manfaat
ekonomi masa depan yang diperkirakan dari
pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara hasil
neto pelepasan dan jumlah tercatat aset dan
diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya
penghentian atau pelepasan
n.

Investment properties shall be derecognized


upon disposal or when the investment property
is permanently withdrawn from use and no
future economic benefits are expected from its
disposal. Any gain or loss arising on
derecognition of the property (calculated as the
difference between the net disposal proceeds
and the carrying amount of the asset) is
included in profit or loss in the period in which
the property is derecognized.

Aset Tetap

n.

Property and Equipment

Pesawat, tanah dan bangunan dinyatakan


berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
revaluasi.
Revaluasi
dilakukan
dengan
keteraturan yang memadai untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dari jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan
posisi keuangan.

Aircraft, land and buildings are stated at their


revalued amounts, being the fair value at the
date of revaluation, less any subsequent
accumulated depreciation and subsequent
accumulated impairment losses. Revaluation is
made with sufficient regularity to ensure that the
carrying amount does not differ materially from
that which would be determined using fair value
at the reporting date.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi pesawat,


tanah dan bangunan diakui pada pendapatan
komprehensif lain dan terakumulasi dalam
ekuitas pada bagian surplus revaluasian,
kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas
aset yang sama pernah diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan
revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset
akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam
laporan laba rugi komprehensif. Penurunan
jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi
pesawat, tanah dan bangunan dibebankan
dalam laporan laba rugi apabila penurunan
tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset
yang bersangkutan, jika ada.

Any revaluation increase arising on the


revaluation of such aircraft, land and buildings
is recognized in other comprehensive income
and accumulated in equity under the heading of
revaluation surplus, except to the extent that it
reverses a revaluation decrease, for the same
asset which was previously recognized in profit
or loss, in which case the increase is credited to
profit and loss to the extent of the decrease
previously charged. A decrease in carrying
amount arising on the revaluation of such
aircraft, land and buildings is charged to profit
or loss to the extent that it exceeds the balance,
if any, held in the properties revaluation reserve
relating to a previous revaluation of such
aircraft, land and buildings.

Surplus revaluasi pesawat, tanah dan


bangunan yang telah disajikan dalam ekuitas
dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat
aset tersebut dihentikan pengakuannya.

The revaluation surplus in respect of aircrafts,


land and buildings is directly transferred to
retained earnings when the asset is
derecognized.

Aset tetap pesawat disusutkan hingga ke


estimasi nilai residu dengan menggunakan
metode garis lurus selama taksiran masa
manfaat, sebagai berikut:

Aircraft assets are depreciated using the


straight-line method to an estimated residual
value based on their estimated useful lives, as
follows:

Rangka Pesaw at
Mesin
Simulator
Rotable parts
Aset pemeliharaan
Inspeksi rangka pesaw at
Overhaul mesin

2013
Tahun/ Years

2012
Tahun/ Years

18 - 22
18 - 22
10
12

18 - 20
18 - 20
10
12

Periode inspeksi berikut/


Next inspection period
Periode overhaul berikut/
Next overhaul period

- 23 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Airframe
Engine
Simulator
Rotable parts
Maintenance assets
Airframe inspection
Engine overhaul

259
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Pada tahun 2013, Perusahaan merubah umur


masa manfaat untuk jenis pesawat Boeing 747400 dari 20 tahun menjadi 22 tahun. Perubahan
tersebut diperlakukan secara prospektif yang
menyebabkan penurunkan beban penyusutan
sebesar USD 3.214.148 ditahun 2013.

In 2013, the Company changed the estimated


useful life of Boeing 747-400 aircraft from 20 to
22 years. Such change in estimate was
accounted prospectively resulting to reduction in
depreciation expense by USD 3,214,148 in
2013.

Aset tetap non pesawat kecuali tanah dan


bangunan dicatat berdasarkan harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan
nilai, jika ada dan disusutkan dengan metode
garis lurus selama masa manfaat aset tesebut,
sebagai berikut:

Non aircraft assets except land and buildings,


are stated at cost less accumulated depreciation
and impairment, if any, and are depreciated
using the straight-line method based on the
estimated useful lives of the asset, as follows:

Tahun/ Years
Bangunan dan prasarana
Kendaraan
Aset tetap lainnya (perlengkapan,
perangkat keras dan instalasi)

40
3-5
2 - 10

Buildings and infrastructure


Vehicles
Other fixed assets (office
equipment, hardw are
and installation)

Tanah tidak disusutkan.

Land is not depreciated.

Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran


masa manfaat ekonomis yang sama dengan
aset tetap yang dimiliki sendiri atau disusutkan
selama jangka waktu yang lebih pendek antara
periode sewa dan umur manfaatnya.

Assets held under finance lease are


depreciated based on the same estimated
useful life with owned assets or over the lease
period which ever is shorter.

Taksiran masa manfaat, nilai residu dan metode


penyusutan direviu minimum setiap akhir tahun
buku, dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif.

The estimated useful lives, residual values and


depreciation method are reviewed at least each
year end and the effect of any changes in
estimate is accounted for on a prospective
basis.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan


pada
laporan
laba
rugi
komprehensif
konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya
lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk
menambah, mengganti atau memperbaiki aset
tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika
dan hanya jika besar kemungkinan manfaat
ekonomis di masa depan berkenaan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas dan
biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau
dijual, maka nilai tercatat dikeluarkan dari
laporan
keuangan
konsolidasian
dan
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan
diakui dalam laporan laba rugi.

The cost of maintenance and repairs is charged


to operations as incurred. Other costs incurred
subsequently to add to, replace part of, or
service an item of property, and equipment, are
recognized as asset if, and only if it is probable
that future economic benefits associated with
the item will flow to the entity and the cost of the
item can be measured reliably. When assets
are retired or otherwise disposed of, their
carrying amount is removed from the
consolidated financial statement and the
resulting gains or losses are recognized in profit
or loss.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar


biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut
termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama
masa pembangunan yang timbul dari utang
yang digunakan untuk pembangunan aset
tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan
dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai dan siap
digunakan.

Construction in progress is stated at cost which


includes borrowing costs during construction on
debts incurred to finance the construction.
Construction in progress is transferred to the
respective property and equipment account
when complete and ready to use.

- 24 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

260
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

o.

p.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Pinjaman yang tidak spesifik digunakan untuk


perolehan aset tertentu, jumlah biaya pinjaman
yang dikapitalisasi tertentu terhadap jumlah
pengeluaran untuk perolehan aset tersebut.
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang
dari biaya pinjaman terhadap saldo pinjaman
terkait selama periode tersebut, tidak termasuk
jumlah pinjaman yang spesifik digunakan untuk
perolehan aset tertentu lainnya.

For borrowings that are not specific to the


acquisition of a qualifying asset, the amount
capitalized is determined by applying a
capitalization rate to the expenditures on
qualifying asset. The capitalization rate is the
weighted average of the borrowing costs
applicable to the total borrowings outstanding
during the period, excluding borrowings directly
attributable to financing other qualifying assets.

Aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih


dinyatakan berdasarkan biaya perolehan
setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus selama 20 - 30 tahun.

Properties under BOT (build, operate and


transfer) are stated at cost, less accumulated
depreciation. Depreciation is computed using
the straight-line method over 20 - 30 years.

Aset Tidak Lancar Tersedia Untuk Dijual

o.

Non Current Assets Held For Sale

Aset tidak lancar dan kelompok yang akan dijual


harus diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan
terutama melalui transaksi penjualan daripada
melalui penggunaan yang berkelanjutan.
Kondisi ini dapat terpenuhi hanya ketika
penjualan sangat mungkin dan aset tidak lancar
(atau kelompok yang akan dijual) tersedia untuk
dijual segera dalam kondisi sekarang.
Manajemen harus berkomitmen terhadap
penjualan tersebut, yang diharapkan untuk
memenuhi syarat untuk pengakuan sebagai
penjualan dalam satu tahun dari tanggal
klasifikasi.

Noncurrent assets and disposal groups are


classified as held for sale if their carrying
amount will be recovered principally through a
sale transaction rather than through continuing
use. This condition is regarded as met only
when the sale is highly probable and the
noncurrent asset (or disposal group) is available
for immediate sale in its present condition.
Management must be committed to the sale,
which should be expected to qualify for
recognition as a completed sale within one year
from the date of classification.

Aset tidak lancar (dan kelompok yang akan


dijual) diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual diukur sebesar jumlah terendah dari
jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar
dikurangi biaya penjualannya.

Non current assets (and disposal groups)


classified as held for sale are measured at the
lower of their previous carrying amount and fair
value less costs to sell.

Penurunan Nilai Aset Non Keuangan

p.

Impairment of Non-Financial Asset

Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai


tercatat aset non-keuangan untuk menentukan
apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut
telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh
kembali dari aset diestimasi untuk menentukan
tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila
tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai
yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset
individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat
diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas
aset.

At reporting dates, the Group reviews the


carrying amount of non-financial assets to
determine whether there is any indication that
those assets have suffered an impairment loss.
If any such indication exists, the recoverable
amount of the asset is estimated in order to
determine the extent of the impairment loss (if
any). Where it is not possible to estimate the
recoverable amount of an individual asset, the
Group estimates the recoverable amount of the
cash generating unit to which the asset
belongs.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali


adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
dengan biaya untuk menjual atau nilai pakai.
Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas
masa depan didiskontokan ke nilai kini
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak
yang menggambarkan penilaian pasar kini dari
nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset
yang mana estimasi arus kas masa depan
belum disesuaikan. Jika jumlah yang dapat

Estimated recoverable amount is the higher of


fair value less cost to sell or value in use. In
assessing value in use, the estimated future
cash flows are discounted to their present value
using a pre-tax discount rate that reflects
current market assessments of the time value of
money and the risks specific to the asset for
which the estimates of future cash flows have
not been adjusted. If the recoverable amount of
a non-financial asset (cash generating unit) is
- 25 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

261
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

q.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit


penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai
tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi
menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh
kembali dan rugi penurunan nilai diakui
langsung ke laba rugi kecuali aset tersebut
dicatat sebesar nilai revaluasi, dimana kerugian
penurunan
nilai
diperlakukan
sebagai
penurunan revaluasi.

less than its carrying amount, the carrying


amount of the asset (cash generating unit) is
reduced to its recoverable amount and an
impairment loss is recognized immediately
against earnings unless the relevant asset is
carried at revaluation amount, in which the
impairment loss is treated as revaluation
decrease.

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset


keuangan diungkapkan dalam Catatan 3h.

Accounting policy for impairment of financial


assets is disclosed in Note 3h.

Sewa

q.

Leases

Sewa
diklasifikasikan
sebagai
sewa
pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa
lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut,
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Leases are classified as finance leases


whenever the terms of the lease transfer
substantially all the risks and rewards of
ownership to the lessee. All other leases, which
do not meet these criteria, are classified as
operating leases.

Sebagai Lessee

As Lessee

Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan


dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai
wajar aset sewaan Grup yang ditentukan pada
awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam
laporan posisi keuangan konsolidasi sebagai
liabilitas sewa pembiayaan.

Assets held under finance leases are initially


recognized as assets of the Group at their fair
value at the inception of the lease or, if lower, at
the present value of the minimum lease
payments. The corresponding liability to the
lessor is included in the consolidated statement
of financial position as a finance lease
obligation.

Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian


yang merupakan beban keuangan dan bagian
yang merupakan pengurangan dari liabilitas
sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga
yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Beban
keuangan dibebankan langsung ke laba rugi.
Rental kontijensi dibebankan pada periode
terjadinya.

Lease payments are apportioned between


finance charges and reduction of the lease
obligation so as to achieve a constant rate of
interest on the remaining balance of the liability.
Finance charges are charged directly to profit or
loss. Contingent rentals are recognized as
expenses in the periods in which they are
incurred.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai


beban dengan dasar garis lurus selama masa
sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain
yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari
manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental
kontijensi diakui sebagai beban di dalam
periode terjadinya.

Operating lease payments are recognized as an


expense on a straight-line basis over the lease
term, except where another systematic basis is
more representative of the time pattern in which
economic benefits from the leased asset are
consumed. Contingent rentals arising under
operating leases are recognized as an expense
in the period in which they are incurred.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa


operasi, insentif tersebut diakui sebagai
liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif
diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa
dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar
sistematis lain yang lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

In the event that lease incentives are received


to enter into operating leases, such incentives
are recognized as a liability. The aggregate
amount of incentives is recognized as a
reduction of rental expense on a straight-line
basis, except where another systematic basis is
more representative of the time pattern in which
economic benefits from the leased asset are
consumed.

- 26 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

262
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

r.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Jual dan SewaBalik

Sale and Leaseback

Aset yang dijual berdasarkan transaksi jual dan


sewa-balik diperlakukan sebagai berikut:

Assets sold under a sale and leaseback


transaction are accounted for as follows:

Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik


merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih
hasil penjualan diatas nilai tercatat, tidak
segera diakui sebagai pendapatan tetapi
ditangguhkan dan diamortisasi selama
masa sewa.

If the sale and leaseback transaction results


in a finance lease, any excess of sales
proceeds over the carrying amount of the
asset is deferred and amortized over the
lease term.

Jika transaksi jual dan sewa-balik


merupakan sewa operasi dan transaksi
tersebut dilakukan pada nilai wajar, maka
laba atau rugi diakui segera. Jika harga jual
dibawah nilai wajar, maka laba atau rugi
diakui segera, kecuali rugi tersebut
dikompensasikan dengan pembayaran
sewa masa depan yang lebih rendah dari
harga
pasar,
maka
rugi
tersebut
ditangguhkan dan diamortisasi secara
proporsional dengan pembayaran sewa
selama periode penggunaan aset. Jika
harga jual diatas nilai wajar, selisih lebih
diatas nilai wajar tersebut ditangguhkan
dan
diamortisasi
selama
periode
penggunaan aset.

If the sale and leaseback transaction results


in an operating lease and the transaction is
established at fair value, any profit or loss is
recognized immediately. If the sale price is
below fair value, any profit or loss is
recognized immediately except that, if the
loss is compensated by future lease
payments at below market price, it is
deferred and amortized in proportion to the
lease payments over the period for which
the asset is expected to be used. If the sale
price is above fair value, the excess over
fair value is deferred and amortized over the
period for which the asset is expected to be
used.

Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada


saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah
daripada nilai tercatatnya, maka rugi sebesar
selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar diakui
segera.

For operating leases, if the fair value at the time


of a sale and leaseback transaction is less than
the carrying amount of the asset, a loss equal to
the amount of the difference between the
carrying amount and fair value is recognized
immediately.

Untuk sewa pembiayaan, tidak diperlukan


penyesuaian kecuali jika telah terjadi penurunan
nilai. Dalam hal ini, nilai tercatat diturunkan ke
jumlah yang dapat dipulihkan.

For finance leases, no such adjustment is


necessary unless there has been impairment in
value, in which case the carrying amount is
reduced to recoverable amount.

Biaya Pemeliharaan Pesawat

r.

Heavy Maintenance Costs of Aircraft

Biaya inspeksi besar rangka pesawat dan


perbaikan besar mesin pesawat milik sendiri
dan sewa pembiayaan dikapitalisasi dan
disusutkan selama periode sampai dengan
inspeksi atau perbaikan besar berikutnya.

Major airframe inspection cost relating to heavy


maintenance visit and engine overhauls for
owned aircraft and those held on finance lease
is capitalized and amortized over the period
until the next expected major inspection or
overhaul.

Bila terdapat komitmen untuk perawatan


pesawat sesuai yang diatur dalam perjanjian
sewa operasi, penyisihan diakui selama jangka
waktu sewa atas liabilitas pengembalian sesuai
yang dipersyaratkan dalam perjanjian tersebut.
Penyisihan dibuat berdasarkan pengalaman
historis, petunjuk pabrik dan, jika relevan,
liabilitas kontrak untuk menentukan nilai
sekarang dari perkiraan biaya masa depan dari
inspeksi rangka pesawat dan perbaikan mesin.

If there is a commitment related to maintenance


of aircraft held under operating lease
arrangements, a provision is made during the
lease term for the lease return obligations
specified within those lease agreements. The
provision is made based on historical
experience, manufacturers advice and if
relevant, contractual obligations, to determine
the present value of the estimated future major
airframe inspections cost and engine overhauls.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya


dibebankan pada saat terjadinya.

All other repair and maintenance costs are


expensed as incurred.
- 27 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

263
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
s.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Beban Tangguhan

s.

Biaya-biaya lain yang memenuhi kriteria


pengakuan aset akan ditangguhkan dan
diamortisasi dengan metode garis lurus
berdasarkan masa manfaatnya.
t.

u.

Deferred Charges
Other charges that meet the asset recognition
criteria are deferred and amortized using the
straight-line method over their beneficial
periods.

Pengakuan Pendapatan dan Beban

t.

Revenue and Expense Recognition

Penjualan tiket penumpang dan jasa kargo


awalnya diakui sebagai pendapatan diterima
dimuka transportasi. Pendapatan operasional
diakui pada saat penerbangan telah dilakukan.
Penjualan didalamnya termasuk juga atas
pemulihan surcharges selama periode berjalan.

Passenger ticket and cargo waybill sales are


initially recorded as unearned transportation
revenue.
Revenue is recognized when
transportation service is rendered. Revenue
also includes recoveries from surcharges during
the period.

Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan


pesawat atas kontrak jangka pendek diakui
pada saat jasa diserahkan kepada langganan.
Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan
pesawat atas kontrak jangka panjang diakui
dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian.

Revenue from short-term aircraft maintenance


and overhaul contract is recognized when the
service is rendered. Revenue from long-term
aircraft maintenance and overhaul contracts is
recognized using the percentage-of-completion
method.

Pendapatan atas jasa perhotelan, jasa boga,


biro perjalanan dan jasa sistem reservasi serta
jasa
lain
yang
berhubungan
dengan
penerbangan diakui sebagai pendapatan pada
saat jasa diserahkan.

Revenues from hotels, catering, travel agency


services, reservation system services and other
services related to flight operations are
recognized when the services are rendered.

Pendapatan bunga di-akru berdasarkan waktu


terjadinya dengan acuan jumlah pokok
terhutang dan tingkat bunga yang berlaku.

Interest revenue is accrued on time basis, by


reference to the principal outstanding and at the
applicable interest rate.

Penghasilan dividen dari investasi saham diakui


pada saat hak menerima dividen telah
ditetapkan.

Dividend income from investment in shares is


recognized when the shareholders rights to
receive such dividend have been established.

Beban diakui pada saat terjadi.

Expenses are recognized when incurred.

Frequent Flyer Program

u.

Perusahaan
menyelenggarakan
program
Garuda Frequent Flyer yang menyediakan
penghargaan perjalanan kepada anggotanya
berdasarkan akumulasi jarak tempuh. Sebagian
pendapatan penumpang diatribusikan terhadap
penghargaan perjalanan yang diestimasi dan
dihitung berdasarkan ekpektasi penggunaan
penghargaan tersebut, ditangguhkan sampai
penghargaan digunakan dan dicatat sebagai
pendapatan diterima dimuka. Penghargaan
yang
tidak
digunakan
diakui
sebagai
pendapatan pada saat masa berlaku habis.

Frequent Flyer Program


The Company operates a frequent flyer
program called Garuda Frequent Flyer that
provides travel awards to its members based on
accumulated mileage. A portion of passenger
revenue attributable to the award of frequent
flyer benefits, estimated based on expected
utilization of these benefits, is deferred until
they are utilized. These deferments of revenue
are recorded as unearned revenue. Any
remaining unutilized benefits are recognized as
revenue upon expiry.

- 28 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

264
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
v.

w.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Imbalan Pasca-kerja dan Imbalan Kerja Jangka


Panjang

v.

Post-Employment
Benefits

Benefits

and

Long-Term

Imbalan Pasca-Kerja

Post-Employment Benefits

Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan


dengan menggunakan metode Projected Unit
Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuarial bersih yang belum diakui yang
melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar
diantara nilai kini liabilitas imbalan pasti atau
nilai wajar aset program diakui dengan metode
garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja
yang diprakirakan dari para pekerja dalam
program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan
langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak
atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai
beban dengan menggunakan metode garis
lurus berdasarkan periode rata-rata sampai
imbalan tersebut menjadi vested.

Post-employment benefits are determined using


the Projected Unit Credit Method. The
accumulated unrecognized actuarial gains and
losses that exceed 10% of the greater of the
present value of the defined benefit obligations
and the fair value of plan assets, is recognized
on straight-line basis over the expected average
remaining service years of the participating
employees. Past service cost is recognized
immediately to the extent that the benefits are
already vested, and otherwise is amortized on a
straight-line basis over the average period until
the benefits become vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan


pasca-kerja di laporan posisi keuangan
konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas
imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan
keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui
dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi
dengan nilai wajar aset program.

The employee benefits obligation recognized in


the consolidated statements of financial position
represents the present value of the defined
benefit obligation as adjusted for unrecognized
actuarial gains and losses and unrecognized
past service cost, and reduced by the fair value
of plan assets.

Imbalan Kerja Jangka Panjang

Long-Term Benefits

Perhitungan imbalan kerja jangka panjang


ditentukan dengan menggunakan Projected Unit
Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan
(kerugian) aktuarial diakui langsung pada
periode yang bersangkutan.

Long-term benefits are determined using the


Projected Unit Credit Method. Past service cost
and actuarial gains (losses) are recognized
immediately in the current operations.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan


kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan
konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas
imbalan kerja pasti.

The long-term employee benefit obligation


recognized in the consolidated statement of
financial position represents the present value
of the defined benefit obligation.

Provisi

w.

Provision

Provisi diakui bila Grup memiliki kewajiban kini


(baik bersifat hukum maupun konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar
kemungkinan Grup diharuskan menyelesaikan
kewajiban serta jumlah kewajiban tersebut
dapat diestimasi secara andal.

Provisions are recognized when the Group has


a present obligation (legal or constructive) as a
result of a past event, it is probable that the
Group will be required to settle the obligation,
and a reliable estimate can be made of the
amount of the obligation.

Jumlah diakui sebagai provisi merupakan


taksiran terbaik yang diharuskan menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan,
dengan memperhatikan unsur risiko dan
ketidakpastian yang melekat pada kewajiban
tersebut. Provisi diukur menggunakan estimasi
arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini
dengan jumlah tercatatnya sebesar nilai kini dari
arus kas tersebut.

The amount recognized as a provision is the


best estimate of the consideration required to
settle the obligation at the end of the reporting
period, taking into account the risks and
uncertainties surrounding the obligation. Where
a provision is measured using the cash flows
estimated to settle the present obligation, its
carrying amount is the present value of those
cash flows.

- 29 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

265
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Bila beberapa atau keseluruhan dari manfaat


ekonomis mengharuskan penyelesaian provisi
diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga,
piutang diakui sebagai aset apabila terdapat
kepastian tagihan dapat diterima dan jumlah
piutang dapat diukur secara andal.
x.

When some or all of the economic benefits


required to settle a provision are expected to be
recovered from a third party, the receivable is
recognized as an asset if it is virtually certain
that reimbursement will be received and the
amount of the receivable can be measured
reliably.

Pajak Penghasilan

x.

Income Tax

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba


kena pajak dalam tahun yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang
berlaku.

Current tax expense is determined based on


the taxable income for the year computed using
the prevailing tax rates.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas


konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan
liabilitas menurut laporan keuangan dengan
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak
tangguhan diakui untuk perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal,
sepanjang
besar
kemungkinan
dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena
pajak pada masa datang.

Deferred tax assets and liabilities are


recognized for the future tax consequences
attributable to differences between the financial
statement carrying amounts of assets and
liabilities and their respective tax bases.
Deferred tax liabilities are recognized for all
taxable temporary differences and deferred tax
assets are recognized for deductible temporary
differences to the extent that it is probable that
taxable income will be available in future
periods against which the deductible temporary
differences and fiscal losses can be utilized.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur


dengan menggunakan tarif pajak yang
diekspektasikan berlaku dalam periode ketika
liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan
dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau secara substantif telah
berlaku pada akhir periode pelaporan.

Deferred tax assets and liabilities are measured


at the tax rates that are expected to apply in the
period in which the liability is settled or the
asset realized, based on the tax rates (and tax
laws) that have been enacted, or substantively
enacted, by the end of the reporting period.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan


mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai
dengan cara Grup ekspektasikan, pada akhir
periode pelaporan, untuk memulihkan atau
menyelesaikan jumlah tercatat aset dan
liabilitasnya.

The measurement of deferred tax assets and


liabilities reflects the consequences that would
follow from the manner in which the Group
expects, at the end of the reporting period, to
recover or settle the carrying amount of its
assets and liabilities.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji


ulang pada akhir periode pelaporan dan
dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan
besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam
jumlah
yang
memadai
untuk
mengkompensasikan sebagian atau seluruh
aset pajak tangguhan tersebut.

The carrying amount of deferred tax asset is


reviewed at the end of each reporting period
and reduced to the extent that it is no longer
probable that sufficient taxable profits will be
available to allow all or part of the asset to be
recovered.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus


ketika entitas memiliki hak yang dapat
dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas
pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan
liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas
perpajakan serta Grup yang bermaksud untuk
memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan
dasar neto.

Deferred tax assets and liabilities are offset


when there is legally enforceable right to set off
current tax assets against current tax liabilities
and when they relate to income taxes levied by
the same taxation authority and the Group
intends to settle their current tax assets and
current tax liabilities on a net basis.

- 30 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

266
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai


beban atau penghasilan dalam laba atau rugi,
kecuali sepanjang pajak penghasilan yang
berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui,
diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan
komprehensif lain maupun secara langsung di
ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di
luar laba atau rugi.
y.

z.

Current and deferred tax are recognized as an


expense or income in profit or loss, except
when they relate to items that are recognized
outside of profit or loss (whether in other
comprehensive income or directly in equity), in
which case the tax is also recognized outside of
profit or loss.

Instrumen Keuangan Derivatif

y.

Derivative Financial Instruments

Instrumen keuangan derivatif awalnya dinilai


berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal
kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali
berdasarkan nilai wajar pada tanggal pelaporan
keuangan. Perlakuan akuntansi atas perubahan
kemudian dalam nilai wajar tergantung apakah
derivatif tersebut ditujukan untuk instrumen
lindung nilai, dan jika benar, sifat dari obyek
yang dilindungi nilainya.

Derivatives are initially recognized at fair value


at the date the derivative contract is entered
into and are subsequently measured to their fair
value at each reporting date. The accounting for
subsequent changes in fair value depends on
whether the derivative is designated as a
hedging instrument, and if so, the nature of the
item being hedged.

Perubahan nilai wajar instrumen derivatif


keuangan yang ditujukan untuk lindung arus kas
masa depan yang efektif diakui sebagai bagian
dari pendapatan komprehensif lain dan bagian
yang tidak efektif langsung diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif. Jika transaksi lindung
nilai mengakibatkan pengakuan aset atau
liabilitas, akumulasi keuntungan dan kerugian
dalam
pendapatan
komprehensif
lain
direklasfikasi ke laporan laba rugi komprehensif
dalam periode yang sama selama aset atau
liabilitas yang terkait mempengaruhi laba rugi.
Untuk lindung nilai yang tidak mengakibatkan
pengakuan aset atau liabilitas, jumlah yang
ditangguhkan dalam pendapatan komprehensif
lain
diakui
dalam
laporan
laba
rugi
komprehensif pada periode yang sama dimana
item yang dilindung nilai mempengaruhi laba
atau rugi bersih.

Changes in fair value of derivative financial


instruments that are designated as effective
hedges of future cash flows are recognized as
part of other comprehensive income and the
ineffective portion is recognized immediately in
earnings. If the hedged transaction results in
the recognition of an asset or liability, the
accumulated gains and losses under other
comprehensive income are reclassified into
earnings in the same period in which the related
asset or liability affects earnings. For hedges
that do not result in the recognition of an asset
or liability, amounts deferred in other
comprehensive income are recognized in
earnings in the same period in which the
hedged item affects profit or loss.

Untuk lindung nilai efektif terhadap eksposur


perubahan nilai wajar, item yang dilindung nilai
disesuaikan dengan perubahan nilai wajar yang
dapat diatribusikan terhadap risiko yang
dilindung nilai dan perubahan tersebut langsung
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

For an effective hedge of an exposure to


changes in the fair value, the hedged item is
adjusted for changes in fair value attributable to
the risk being hedged and such changes are
recognized immediately in earnings.

Laba per Saham

z.

Earnings per Share

Laba per saham dasar dihitung dengan


membagi laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar pada periode
yang bersangkutan.

Basic earnings per share is computed by


dividing net income attributable to owners of the
Company by the weighted average number of
shares outstanding during the period.

Laba per saham dilusian dihitung dengan


membagi laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang telah
disesuaikan dengan dampak dari semua efek
berpotensi saham biasa yang dilutif.

Diluted earnings per share is computed by


dividing net income attributable to owners of the
Company by the weighted average number of
shares outstanding as adjusted for the effects
of all dilutive potential ordinary shares.

- 31 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

267
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

aa. Informasi Segmen

aa. Segment Information

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan


laporan internal mengenai komponen dari Grup
yang secara regular direviu oleh pengambil
keputusan
operasional
dalam
rangka
mengalokasikan sumber daya dan menilai
kinerja segmen operasi.

Operating segments are identified on the basis


of internal reports about components of the
Group that are regularly reviewed by the chief
operating decision maker in order to allocate
resources to the segments and to assess their
performances.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari


entitas:

An operating segment is a component of an


entity:

a)

yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang


mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan
beban
(termasuk
pendapatan dan beban terkait dengan
transaksi dengan komponen lain dari
entitas yang sama);

a)

that engages in business activities from


which it may earn revenue and incur
expenses
(including
revenue
and
expenses relating to the transaction with
other components of the same entity);

b)

yang hasil operasinya dikaji ulang secara


regular
oleh
pengambil
keputusan
operasional untuk membuat keputusan
tentang sumber daya yang dialokasikan
pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya; dan

b)

whose operating results are reviewed


regularly by the entitys chief operating
decision maker to make decision about
resources to be allocated to the segments
and assess its performance; and

c)

dimana tersedia informasi keuangan yang


dapat dipisahkan.

c)

for which discrete financial information is


available.

Informasi yang digunakan oleh pengambil


keputusan operasional dalam rangka alokasi
sumber daya dan penillaian kinerja mereka
terfokus pada kategori dari setiap produk.

Information reported to the chief operating


decision maker for the purpose of resource
allocation and assessment of their performance
is more specifically focused on the category of
each product.

bb. Aset Takberwujud

bb. Intangible Assets

Lisensi dan perangkat lunak yang diperoleh


dikapitalisasi berdasarkan biaya-biaya yang
terjadi
untuk
memperoleh
dan
menpersiapkannya hingga siap digunakan.
Biaya-biaya
ini
diamortisasi
dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi manfaat 3 8 tahun.

Software and licenses are capitalized on the


basis of the cost incurred to acquire and to
prepare the assets for intended use. These
costs are amortized using the straight-line
method over the estimated useful life of 3 8
years.

cc. Manufacturers Incentive

cc. Manufacturers Incentive

Perusahaan mendapatkan kredit dari vendor


sehubungan dengan perolehan atas peralatan
udara tertentu. Berdasarkan sifatnya, kredit ini
akan dicatat sebagai pengurang biaya
perolehan atas peralatan udara tersebut. Kredit
ini
akan
diselesaikan
baik
dengan
pengembalian
uang
untuk
pembelian
selanjutnya atau saling hapus dengan tagihan
dari vendor tersebut.

The Company receives credits from vendors in


connection with the acquisition of certain
avionic equipments. Depending on their nature,
these credits are recorded as a reduction to the
cost of the related avionic equipments. The
credits are either settled as cash back on
subsequent purchases or net-off with payable
to vendors.

- 32 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

268
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
dd. Program Opsi
Karyawan

Saham

Manajemen

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

dan

dd. Management and Employee Stock Option


Program

Perusahaan menyediakan program opsi saham


untuk anggota manajemen serta karyawan
tetap (MESOP). Program ini terdiri dari program
opsi saham bahwa setelah diselesaikan melalui
penerbitan saham (pengaturan pembayaran
saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas) dicatat sebagai transaksi ekuitas.

The Company provides stock option program to


its members of management and eligible
employees (MESOP). The program consists of
stock option plan that upon exercise is settled
through issuance of shares (equity-settled
share based payment arrangement) which is
accounted as equity transaction.

Pembayaran berbasis saham yang diselesaikan


dengan instrumen ekuitas kepada karyawan
dan layanan sejenis lainnya diukur pada nilai
wajar instrumen ekuitas pada tanggal
pemberian opsi. Nilai wajar yang ditentukan
pada tanggal pemberian opsi pembayaran
saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas dicatat sebagai beban dengan metode
garis lurus sepanjang periode vesting,
berdasarkan
estimasi
instrumen
ekuitas
Perusahaan yang akhirnya akan diberikan,
dengan peningkatan yang sesuai pada ekuitas.
Pada
setiap
akhir
periode
pelaporan,
Perusahaan mengubah estimasi dari jumlah
instrumen ekuitas yang diharapkan akan
diberikan. Dampak dari perubahan atas
estimasi awal, jika ada, diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai
biaya kumulatif yang mencerminkan perubahan
estimasi, dengan penyesuaian berdasarkan
cadangan imbalan kerja yang diselesaikan
dengan instrumen ekuitas.

Equity-settled share-based payments


to
employees and others providing similar services
are measured at the fair value of the equity
instruments at the grant date. The fair value
determined at the grant date of the equitysettled share-based payments is expensed on a
straight-line basis over the vesting period,
based on the Companys estimate of equity
instruments that will eventually vest, with a
corresponding increase in equity. At the end of
each reporting period, the Company revises its
estimate of the number of equity instruments
expected to vest. The impact of the revision of
the original estimates, if any, is recognised in
consolidated statements of comprehensive
income such that the cumulative expense
reflects the revised estimate, with a
corresponding adjustment to the equity-settled
employee benefits reserve.

ee. Kuasi-Reorganisasi

ee. Quasi-Reorganization

Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan


melakukan kuasi-reorganisasi dengan mengacu
pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 51 (revisi 2003) Akuntansi KuasiReorganisasi.

As of January 1, 2012, the Company carried


out a quasi-reorganization in accordance with
the Statement of Financial Accounting
Standards (PSAK) No. 51 (revised 2003),
Accounting for Quasi-Reorganization.

Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode


reorganisasi akuntansi dimana aset dan
liabilitas dinilai kembali sebesar nilai wajarnya
yang dihitung dengan metode nilai pasar dan
arus kas yang didiskontokan. Selisih hasil
revaluasi aset dan liabilitas disajikan dalam
saldo selisih revaluasi aset dan liabilitas yang
digunakan untuk mengeliminasi defisit. Rincian
dari saldo defisit yang dieliminasi dijelaskan
pada Catatan 52. Sebagai tambahan, nilai
wajar dari aset dan liabilitas yang digunakan
dalam kuasi-reorganisasi menjadi saldo awal di
dalam laporan keuangan yang dimulai tanggal
1 Januari 2012 dan selanjutnya diukur
menggunakan kebijakan akuntansi yang
relevan.

The quasi-reorganization was carried out using


the accounting reorganization method, wherein
assets and liabilities are revalued at their fair
values using market value and discounted cash
flows model. The revaluation surplus of asset
and liabilities is recognized as difference in
revaluation of assets and liabilities and used for
eliminating deficit. Details of the elimination of
deficit are discussed in Note 52. In addition, the
fair value of those assets and liabilities as used
in the quasi-reorganization becomes their initial
carrying amount in the consolidated financial
statements commencing January 1, 2012 and
are subsequently measured using the relevant
accounting policies.

- 33 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

269
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
4.

PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI


ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

DAN

4.

CRITICAL ACCOUNTING
ESTIMATES

JUDGMENTS

AND

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan


Akuntansi

Critical Judgments in Applying Accounting Policies

Berikut ini adalah pertimbangan kritis, selain dari


pertimbangan yang melibatkan estimasi (lihat di
bawah) yang telah dibuat oleh manajemen dalam
proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang
memiliki dampak yang paling signifikan pada jumlah
yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian:

The following are the critical judgments, apart from


those involving estimation (see below) that
management has made in the process of applying
the accounting policies and that have the most
significant impact on the amounts recognized in the
consolidated financial statements:

i.

i.

Komitmen Sewa Operasi Sebagai Lessee


Perusahaan mengadakan perjanjian sewa
operasi untuk pesawat. Perusahaan menetapkan
berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi
yang ada dalam perjanjian, pihak lessor
menanggung seluruh resiko secara signifikan
dan manfaat kepemilikan atas pesawat sehingga
diakui sebagai sewa operasi. Komitmen sewa
operasi telah diungkapkan dalam Catatan 47.

ii.

Operating Lease Commitments As Lessee


The Company has entered into commercial
leases on its aircraft. The Company has
determined, based on an evaluation of the
substance of the terms and conditions of the
arrangements, that the lessor retains all the
significant risks and rewards of ownership of
these aircrafts and so accounts for the contracts
as operating leases. The operating lease
commitments are disclosed in Note 47.

Jual dan Sewa-Balik

ii.

Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan


sewa balik untuk pesawat. Perusahaan
menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat
dan kondisi yang ada dalam perjanjian,
transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa
operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada
nilai wajar. Transaksi jual dan sewa-balik telah
diungkapkan dalam Catatan 47.

Sale and Leaseback


The Company has entered into sale and
leaseback of certain newly acquired aircrafts.
The Company has determined, based on an
evaluation of the substance of the terms and
conditions of the arrangements, that sale and
leaseback transaction results in an operating
lease, and the transaction is established at fair
value. Sale and leaseback transactions are
disclosed in Note 47.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Key Sources of Estimation Uncertainty

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai


dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
mengharuskan manajemen membuat estimasi dan
asumsi yang mempengaruhi jumlah tercatat aset
dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan
aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan
keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan
dan beban selama periode pelaporan. Realisasi
dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

The preparation of consolidated financial statements


in accordance with Indonesian Financial Accounting
Standards requires management to make estimates
and assumptions that has an effect to the carrying
amount of assets and liabilities and disclosure of
contingent and liabilities at the date of consolidated
financial statements and the reported amounts of
revenues and expenses during the reporting period.
Actual results could be different from those
estimates.

Informasi tentang asumsi utama yang dibuat


mengenai masa depan dan sumber utama dari
estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang
mengakibatkan penyesuaian material terhadap
jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode
pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

The key assumptions concerning future and other


key sources of estimation at the end of the reporting
period, that have the significant risk of causing a
material adjustment to the carrying amounts of
assets and liabilities within the next financial year
are discussed below.

- 34 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

270
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
i.

ii.

iii.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Estimasi Masa Manfaat Atas Aset Tetap

i. Estimated Useful
Equipment

Lives

Of

Property

and

Manajemen mengestimasi masa manfaat aset


tetap berdasarkan penggunaan dari aset yang
diharapkan dapat didukung dengan rencana
dan
strategi
usaha
yang
juga
mempertimbangkan perkembangan teknologi
dimasa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari
masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan
penelaahan Grup secara kolektif terhadap
praktek industri, evaluasi teknis internal dan
pengalaman untuk aset yang sama. Estimasi
masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap
akhir periode pelaporan dan diperbaharui jika
ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya
dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik,
keusangan secara teknis atau komersial dan
hukum atau pembatasan lain atas penggunaan
dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil dimasa
depan dari operasi dapat dipengaruhi secara
material oleh perubahan-perubahan dalam
estimasi yang diakibatkan oleh perubahan
faktor-faktor yang disebutkan diatas.

Management has estimated the useful lives of


property and equipment based on expected
asset utilization based on business plans and
strategies that also consider expected future
technological
developments
and
market
behavior. The estimation of the useful lives of
property and equipment is based on the Groups
collective assessment of industry practice,
internal technical evaluation and experience with
similar assets. The estimated useful lives are
reviewed at least each financial period-end and
are updated if expectations differ from previous
estimates due to physical wear and tear,
technical or commercial obsolescence and legal
or other limitations on the use of the assets. It is
possible, however, that future results of
operations could be materially affected by
changes in the estimates brought about by
changes in the factors mentioned above.

Nilai tercatat aset tetap telah diungkapkan


dalam Catatan 14.

The carrying amount of property and equipment


is disclosed in Note 14.

Provisi Biaya Pengembalian dan Pemeliharaan


Pesawat

ii. Provision For Aircraft Return and Maintenance


Cost

Dimana
ada
suatu
komitmen
untuk
mempertahankan pesawat yang disewa dalam
perjanjian sewa operasi, suatu penyisihan
dibuat selama masa sewa untuk kewajiban
pengembalian sewa yang telah ditetapkan
dalam perjanjian sewa. Suatu penyisihan ini
didasarkan pada pengalaman yang telah terjadi,
saran pabrikan dan, mana yang lebih tepat,
kewajiban konstruktif dalam menentukan nilai
sekarang dari biaya masa yang akan datang
diperkirakan atas inspeksi yang signifikan
kerangka badan pesawat besar dan overhaul
mesin. Perkiraan ini harus dibuat sehubungan
dengan waktu pemeliharaan. Nilai tercatat
liabilitas estimasi telah diungkapkan dalam
Catatan 25.

Whenever there is a commitment to maintain


aircraft
held
under
operating
lease
arrangements, a provision is made during the
lease term for the lease return obligations
specified within those lease agreements. The
provision is based upon historical experience,
manufacturers' advice and, where appropriate,
contractual obligations in determining the
present value of the estimated future costs of
major airframe inspections and engine
overhauls. Estimates are required to be made in
respect of the timing of maintenance. The
carrying amount of estimated liability is disclosed
in Note 25.

Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja

iii. Post-Employment Benefits Obligation

Beban dari program pensiun manfaat pasti dan


nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan oleh
penilaian aktuaris dengan menggunakan
beberapa asumsi diantaranya tingkat diskonto,
tingkat pengembalian dana yang diharapkan,
tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat
kematian. Kewajiban manfaat pasti sangat
sensitif terhadap perubahan asumsi. Nilai
tercatat liabilitas telah diungkapkan dalam
Catatan 28.

The cost of defined benefit plan and present


value of the pension obligation are determined
based on actuarial valuation which makes use of
various assumptions such as discount rates,
expected rates of return on plan assets, rates of
compensation increases and mortality rates. The
defined benefit obligation is highly sensitive to
changes in the assumptions. The carrying
amount of the obligation is disclosed in Note 28.

- 35 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

271
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
iv.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Pajak Penghasilan

iv.

Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat


menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak
mereka pada saat ini atau masa depan karena
proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan
otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul
terkait dengan interpretasi dari peraturan
perpajakan yang kompleks dan jumlah dan
waktu dari penghasilan kena pajak di masa
depan. Dalam menentukan jumlah yang harus
diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak
pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan
yang sama yang akan mereka gunakan dalam
menentukan jumlah cadangan yang harus
diakui sesuai dengan PSAK 57, Provisi,
Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi. Pajak
penghasilan
telah
diungkapkan
dalam
Catatan 10c.
v.

In certain circumstances, the Company may not


be able to determine the exact amount of its
current or future tax liabilities due to ongoing
investigations by, or negotiations with, the
taxation authority. Uncertainties exist with
respect to the interpretation of complex tax
regulations and the amount and timing of future
taxable income. In determining the amount to be
recognized in respect of an uncertain tax liability,
the Company applies similar considerations as it
would use in determining the amount of a
provision to be recognized in accordance with
PSAK 57, Provisions, Contingent Liabilities and
Contingent Asset. Income tax is disclosed in
Note 10c.

Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan


dan Piutang

v.

Grup menilai penurunan nilai pinjaman yang


diberikan dan piutang pada setiap tanggal
pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi
penurunan nilai harus dicatat dalam laporan
laba rugi, manajemen membuat penilaian,
apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian
telah terjadi. Manajemen juga membuat
penilaian atas metodologi dan asumsi untuk
memperkirakan jumlah dan waktu arus kas
masa depan yang direviu secara berkala untuk
mengurangi
perbedaan
antara
estimasi
kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat
pinjaman yang diberikan dan piutang telah
diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7.
vi.

Income Tax

Impairment Loss on Loans and Receivables


The Group assesses its loans and receivables
for impairment at each reporting date. In
determining whether an impairment loss should
be recorded in profit or loss, management makes
judgment as to whether there is an objective
evidence that loss event has occurred.
Management also makes judgment as to the
methodology and assumptions for estimating the
amount and timing of future cash flows which are
reviewed regularly to reduce any difference
between loss estimate and actual loss. The
carrying amount of loans and receivables are
disclosed in Notes 6 and 7.

Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan

vi.

Grup membuat penyisihan penurunan nilai


persediaan berdasarkan estimasi persediaan
yang digunakan pada masa mendatang.
Walaupun asumsi yang digunakan dalam
mengestimasi penyisihan penurunan nilai
persediaan telah sesuai dan wajar, namun
perubahan signifikan atas asumsi ini akan
berdampak material terhadap penyisihan
penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi hasil usaha Grup. Nilai
tercatat
persediaan
diungkapkan
dalam
Catatan 8.

Allowance for Decline in Value of Inventories


The Group provides allowance for decline in
value of inventories based on estimated future
usage of such inventories. While it is believed
that the assumptions used in the estimation of
the allowance for decline in value of inventories
are appropriate and reasonable, significant
changes in these assumptions may materially
affect the assessment of the allowance for
decline in value of inventories, which ultimately
will impact the result of the Groups operations.
The carrying amount of inventories is disclosed
in Note 8.

- 36 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

272
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
5.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

KAS DAN SETARA KAS

5.
2013
USD

Kas
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Mata uang asing lainnya
Jumlah Kas
Bank
Pihak berelasi (Catatan 45)
Bank Negara Indonesia
Bank Mandiri
Bank Rakyat Indonesia
Pihak ketiga
Citibank N.A.
Commonw ealth Bank of Australia
Standard Chartered Bank
Bank of China
Korean Exchange Bank
Industrial Commercial Bank of China
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
Saudi Arabian Bank
Bank Central Asia
California Bank
Mizuho Bank
Bank Muamalat
National Australian Bank
Bank Permata
CIMB Niaga
Llyods Bank Ltd
Lain-lain (masing-masing
dibaw ah USD 300.000)
Jumlah bank

CASH AND CASH EQUIVALENTS


2012
USD

1.225.762
604.239
299.599
2.129.600

1.520.553
782.993
327.039
2.630.585

50.236.939
37.336.951
20.265.546

48.328.934
56.299.467
591.024

83.987.787
11.106.813
9.705.890
7.236.135
4.210.023
3.414.822
2.548.135
2.453.385
2.438.407
1.418.562
1.227.895
1.152.822
728.974
566.309
-

110.837.674
8.559.451
1.908.893
4.858.298
2.898.684
878.558
3.162.125
1.820.696
3.269.558
2.494.161
1.746.946
351.891
1.977.850
2.648.768
2.618.884
1.012.035

4.691.830
244.727.225

2.621.427
258.885.324

Deposito berjangka
Pihak berelasi (Catatan 45)
Bank Rakyat Indonesia
Bank Syariah Mandiri
Bank Rakyat Indonesia Syariah
Bank Negara Indonesia
Pihak ketiga
Bank Muamalat
Bank Permata
Bank Mega
Bank Bukopin
Bank Artha Graha
Bank Mega Syariah
Bank CIMB Niaga
Bank Jatim
Bank Himpunan Saudara
Jumlah deposito berjangka

33.913.915
8.204.118
6.563.295
5.579.582

14.361.489
4.472.251

86.388.793
66.714.415
19.256.002
666.175
506.174
365.212
246.124
228.403.805

33.609.100
1.240.951
1.282.187
242.622
433.133
8.368.769
103.412
155.119
64.269.033

Jumlah

475.260.630

325.784.942

Tingkat bunga deposito berjangka


per tahun:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat

5,00% - 11,00%
0,10% - 3,75%

- 37 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

3,80% - 8,00%
0,25% - 3,35%

Cash on hand
Rupiah
U.S. Dollar
Other foreign currencies
Total Cash on hand
Banks
Related parties (Note 45)
Bank Negara Indonesia
Bank Mandiri
Bank Rakyat Indonesia
Third parties
Citibank N.A.
Commonw ealth Bank of Australia
Standard Chartered Bank
Bank of China
Korean Exchange Bank
Industrial Commercial Bank of China
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
Saudi Arabian Bank
Bank Central Asia
California Bank
Mizuho Bank
Bank Muamalat
National Australian Bank
Bank Permata
CIMB Niaga
Llyods Bank Ltd
Other banks
(each below USD 300,000)
Total bank
Time deposits
Related parties (Note 45)
Bank Rakyat Indonesia
Bank Syariah Mandiri
Bank Rakyat Indonesia Syariah
Bank Negara Indonesia
Third parties
Bank Muamalat
Bank Permata
Bank Mega
Bank Bukopin
Bank Artha Graha
Bank Mega Syariah
Bank CIMB Niaga
Bank Jatim
Bank Himpunan Saudara
Total time deposits
Total
Interest rate per annum on
time deposit
Rupiah
U.S. Dollar

273
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Kas dan setara kas berdasarkan mata uang:

Cash and cash equivalent by currency:


2013
USD

6.

2012
USD

Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Renmimbi China
Dolar Australia
Yen Jepang
Euro
Won Korea
Dolar Singapura
Dolar Hongkong
Riyal Saudi Arabia
Poundsterling Inggris
Baht Thailand
Dirham Uni Emirat Arab
Dolar Taiw an
Mata uang lainnya (masing-masing
dibaw ah USD 300.000)

265.099.069
130.010.406
21.088.383
18.827.232
12.644.695
7.085.143
4.841.640
3.068.188
2.616.116
2.507.521
2.469.824
1.663.453
466.000
461.976

74.446.068
190.235.436
14.552.907
13.678.402
13.593.379
4.652.488
3.851.437
2.064.078
1.461.584
1.921.528
1.026.833
1.458.975
510.192
329.620

2.410.984

2.002.015

Jumlah

475.260.630

325.784.942

PIUTANG USAHA

6.

a. Berdasarkan Debitur

Pihak berelasi (Catatan 45)


PT Jiw asraya
PT Gapura Angkasa
PT POS Indonesia
Abacus International Ltd
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Kementrian Agama RI
Lain-lain
Jumlah

Rupiah
U.S. Dollar
Chinese Renmimbi
Australian Dollar
Japanese Yen
Euro
Korean Won
Singapore Dollar
Hongkong Dollar
Saudi Arabian Riyal
Great Britain Poundsterling
Thailand Bath
United Arab Emirates Dirham
Taiw an Dollar
Other currencies (each
under USD 300,000)
Total

TRADE ACCOUNTS RECEIVABLES


a. By Debtors

2013
USD

2012
USD

1.966.795
920.503
532.813
410.871
113.915
26.672
63.397
4.034.966

2.479.139
934.252
843.371
478.751
198.306
102.417
48.907
5.085.143

Pihak ketiga
Jasa penerbangan
Agen penumpang
Agen kargo
Kartu kredit
Perusahaan penerbangan
Lain-lain
Sub jumlah
Non jasa penerbangan
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan
nilai
Jumlah

59.210.984
15.051.367
3.494.044
1.819.882
3.605.040
83.181.317
55.733.466
138.914.783

54.550.046
14.588.829
5.732.009
1.626.701
4.731.557
81.229.142
44.660.444
125.889.586

(2.968.386)
135.946.397

(1.503.631)
124.385.955

Jumlah Piutang Usaha

139.981.363

129.471.098

Related parties (Note 45)


PT Jiw asraya
PT Gapura Angkasa
PT POS Indonesia
Abacus International Ltd
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Ministry of Religious Affairs
Others
Total
Third parties
Airlines services
Passenger agents
Cargo agents
Credit cards
Airlines
Others
Sub total
Non airlines services
Total
Allow ance for impairment loss
Total
Total Trade Accounts Receivable

- 38 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

274
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

b. Berdasarkan Mata Uang

b. By Currency
2013
USD

Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Yen Jepang
Euro
Dolar Australia
Won Korea
Renmimbi China
Riyal Saudi Arabia
Ringgit Malaysia
Dolar Singapura
Mata uang lainnya
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan
nilai
Jumlah bersih

2012
USD

54.672.498
53.552.044
8.816.761
4.157.581
4.062.138
2.673.552
2.037.590
1.749.217
1.303.554
759.599
9.165.215
142.949.749

79.688.200
20.804.844
11.064.385
2.476.335
3.081.409
4.385.212
1.343.965
622.233
1.303.023
193.838
6.011.285
130.974.729

Rupiah
U.S. Dollar
Japanese Yen
Euro
Australian Dollar
Korean Won
Chinese Renmimbi
Saudi Arabian Riyal
Malaysian Ringgit
Singapore Dollar
Other currencies
Total

(2.968.386)
139.981.363

(1.503.631)
129.471.098

Allow ance for impairment loss


Total - net

c. Berdasarkan Umur Piutang Usaha Tetapi Tidak


Mengalami Penurunan Nilai

c. Aging of
Impaired

2013
USD
Belum jatuh tempo
Jatuh tempo
1- 60 hari
61 - 180 hari
181 - 360 hari
> 360 hari
Jumlah

Trade

Accounts

Receivable

Not

2012
USD

21.070.158

17.398.954

104.171.808
5.849.245
3.885.956
5.004.196
139.981.363

90.708.666
7.222.480
6.143.162
7.997.836
129.471.098

Not yet due


Past due
1- 60 days
61 - 180 days
181 - 360 days
> 360 days
Total

Jangka waktu rata-rata kredit penjualan adalah 30 60 hari untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2013 dan 2012. Bunga tidak dikenakan kepada
pelanggan yang umur piutang usaha telah jatuh
tempo.

The average credit term is 30 - 60 days for the year


ended December 31, 2013 and 2012. No interest is
charged on the overdue trade accounts receivables.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai:

Changes in the allowance for impairment loss:

Saldo aw al
Penambahan
Pemulihan
Jumlah

2013
USD

2012
USD

1.503.631
1.777.925
(313.170)
2.968.386

1.503.631
1.503.631

Beginning balance
Addition
Recovery
Ending balance

Umur piutang usaha yang mengalami penurunan


nilai adalah umur piutang diatas 360 hari.

The age of impaired trade accounts receivables is


above 360 days.

Beban cadangan kerugian penurunan nilai secara


individual dan kolektif adalah sebagai berikut:

Allowance for impairment loss from individual and


collective impairment are as follows:

Penilaian Individu
Penilaian kolektif
Jumlah

2013
USD

2012
USD

348.023
1.429.902
1.777.925

810.614
693.017
1.503.631

- 39 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Individual assessments
Collective assessments
Total

275
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

7.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Dalam menentukan pemulihan dari piutang usaha,


Grup mempertimbangkan setiap perubahan dalam
kualitas kredit dari piutang usaha dari tanggal
awalnya kredit diberikan sampai dengan akhir
periode pelaporan. Konsentrasi risiko kredit terbatas
pada basis pelanggan adalah besar dan tidak saling
berhubungan.

In determining the recoverability of a trade account


receivable, the Group considers any change in the
credit quality of the trade receivable from the date
credit was initially granted up to the end of the
reporting period. The concentration of credit risk is
limited as the customer base is large and unrelated.

Berdasarkan penelahaan yang dilakukan oleh


manajemen atas piutang usaha yang telah jatuh
tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai,
manajemen beranggapan bahwa piutang usaha
tersebut masih dapat dipulihkan karena tidak
terdapat perubahan yang signifikan atas kualitas
kredit dari pelanggan tersebut. Untuk piutang usaha
yang berasal dari jasa non-penerbangan, Grup tidak
memiliki jaminan atau peningkatan kredit lainnya
atas piutang usaha dan juga tidak memiliki hak
hukum yang saling hapus dengan setiap jumlah
yang terhutang oleh Grup kepada pihak lawan.
Untuk piutang dari penjualan tiket pesawat, lebih
lanjut akan dibahas dalam Catatan 46 tentang risiko
kredit.

Based on managements identification for trade


accounts receivables that are past due but not
impaired, management considers that those
receivables are still realizable because based on its
assessment there is no significant change in credit
quality from those customers. For accounts
receivables from non-airlines services, the Group
does no maintain any collateral or credit
enhancement over those accounts receivable and
doesnt have any legal right of offset against any
amounts owed by the Group to the counterparty. For
receivable from sales of airline ticket, further
discussion about credit policy is set forth in Note 46
about credit risk.

Penurunan nilai piutang usaha secara individu terdiri


atas beberapa rekening yang dianggap oleh
manajemen tidak terpulihkan berdasarkan penilaian
atas kualitas kredit dan kondisi keuangan pelanggan
tersebut. Grup tidak memiliki jaminan atas saldo
tersebut.

Individually impaired trades receivables consist of


accounts which management considers are no
longer recoverable based on its assessment of credit
quality and financial condition of the customers. The
Group doesnt have any collateral over those
balances.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian


penurunan nilai atas piutang kepada pihak ketiga
adalah cukup. Manajemen juga berpendapat bahwa
tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara
signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Tidak
diadakan pencadangan kerugian penurunan nilai
atas piutang kepada pihak berelasi karena
manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut
dapat ditagih.

Management believes that the allowance for


impairment losses from third parties is adequate.
Management also believes that there are no
significant concentrations of credit risk in third party
receivable. No allowance for impairment loss was
provided on receivables from related parties, as
management believes that all such receivables are
collectible.

PIUTANG LAIN-LAIN

Pendapatan masih harus diterima


Piutang pegaw ai
Lain-lain
Jumlah

7.

OTHER RECEIVABLES

2013
USD

2012
USD

3.946.418
2.702.460
2.096.203
8.745.081

3.530.753
2.790.444
1.556.416
7.877.613

Manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut


dapat ditagih sehingga cadangan kerugian
penurunan nilai tidak dibentuk.

Accrued revenues
Employee receivables
Others
Total

Management believes that all such receivables are


collectible thus allowance for impairment losses was
not provided.

- 40 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

276
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
8.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

PERSEDIAAN

8.

INVENTORIES

2013
USD
Suku cadang
Jasa boga
Dokumen tiket
Lain-lain
Jumlah
Penyisihan penurunan
nilai persediaan
Jumlah bersih

Mutasi penyisihan penurunan


adalah sebagai berikut:

nilai

2012
USD

66.955.494
18.372.071
1.105.954
4.339.773
90.773.292

56.345.654
23.386.819
617.816
3.592.215
83.942.504

(444.835)
90.328.457

(498.627)
83.443.877

persediaan

Changes in the allowance for decline in value of


inventories are as follows:

2013
USD
Saldo aw al
Penambahan
Pemulihan
Saldo akhir

9.

Spare parts
Catering
Ticketing document
Others
Total
Allow ance for decline
in value
Net amount

2012
USD

498.627
(53.792)
444.835

498.627
498.627

Beginning balance
Additions
Recovery
Ending balance

Manajemen
berpendapat
bahwa
penyisihan
penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul dari
penurunan nilai persediaan.

Management believes that the allowance for decline


in value of inventories is adequate to cover possible
losses on the decline in inventory value.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


persediaan Perusahaan telah diasuransikan kepada
PT Asuransi Jasa Indonesia terhadap risiko
kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu
paket polis dengan nilai pertanggungan masingmasing USD 207.224.954 dan USD 250.000.000
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

At December 31, 2013 and 2012, the inventories of


the Company were insured with PT Asuransi Jasa
Indonesia against fire and other risks under pool
policies with total sum insured of USD 207,224,954
and USD 250,000,000 respectively. Management
believes that the insurance coverage is adequate to
cover possible losses on the inventories insured.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak


terdapat persediaan yang digunakan sebagai
jaminan.

As of December 31, 2013 and 2012, no inventories


were used as collateral.

UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA

9.

2013
USD

ADVANCES AND PREPAID EXPENSES


2012
USD

Sew a dibayar dimuka


Sew a pesaw at
Bahan bakar
Sew a gedung
Suku cadang
Perjalanan dinas
Perbaikan pesaw at
Asuransi
Lain-lain

41.152.438
21.527.352
6.520.618
3.664.789
3.460.239
2.010.476
1.520.335
1.127.983
8.259.216

27.022.376
12.502.839
6.822.858
2.161.665
13.122.596
2.904.595
7.962.428
2.952.388
9.357.797

Prepaid rent
Aircraft rental
Fuel
Building rental
Spare parts
Duty trip
Aircraft maintenance
Insurance
Others

Jumlah

89.243.446

84.809.542

Total

- 41 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

277
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

10. PERPAJAKAN
a.

10. TAXATION

Pajak Dibayar Dimuka

a.
2013
USD

Perusahaan
Taksiran Pajak Penghasilan Badan
Lebih Bayar
Tahun 2013
Entitas Anak
Taksiran Pajak Penghasilan Badan
Lebih Bayar
Tahun 2013
Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2010
Tahun 2009
Tahun 2008
Pajak Pertambahan Nilai
Sub jumlah
Jumlah

b.

2012
USD

7.521.917

The Company
Estimated Overpayment of
Corporate Income Tax
Year 2013

1.667.804
1.637.000
55.282
782.504
136.930
462.011
3.311.498
8.053.029

1.752.097
129.100
1.057.826
136.930
462.065
1.641.128
5.179.146

Subsidiaries
Estimated Overpayment of
Corporate Income Tax
Year 2013
Year 2012
Year 2011
Year 2010
Year 2009
Year 2008
Value Added Tax
Sub total

15.574.946

5.179.146

Total

Utang Pajak

b.
2013
USD

Perusahaan
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 22
Pasal 26
Pasal 4 (2)
PPh badan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak lain-lain
Sub jumlah

Prepaid Taxes

1.367.488
962.182
10.371
9.883
56.641
4.201.956
83.241
6.691.762

Taxes Payable
2012
USD

1.385.438
729.491
40.575
28.716
7.138.584
4.607.733
107.739
14.038.276

Entitas anak
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 4 (2)
PPh badan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pembangunan 1
Pajak lain-lain
Sub jumlah

2.374.541
305.027
260.079
27.206
289.592
2.845.844
1.516.576
2.158.841
568.308
10.346.014

1.459.122
260.168
226.079
9.673
56.934
1.223.596
165.581
1.966.280
1.001.943
6.369.376

Jumlah

17.037.776

20.407.652

The Company
Income taxes
Article 21
Article 23
Article 22
Article 26
Article 4 (2)
Income tax article 29
Value Added Taxes
Other taxes
Sub total
Subsidiaries
Income taxes
Article 21
Article 23
Article 25
Article 26
Article 4 (2)
Income tax article 29
Value Added Taxes
Local Government Taxes 1
Other taxes
Sub total
Total

- 42 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

278
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
c.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Manfaat (Beban) Pajak

c.
2013
USD

Tax Benefit (Expense)


2012
USD

Pajak kini
Perusahaan
Entitas anak
Jumlah pajak kini

(9.350.882)
(9.350.882)

(14.691.874)
(7.210.035)
(21.901.909)

Current tax
The Company
Subsidiaries
Total current tax

Pajak tangguhan
Perusahaan
Entitas anak
Jumlah pajak tangguhan

(2.731.077)
14.466.736
11.735.659

(21.814.137)
3.047.606
(18.766.531)

Deferred tax
The Company
Subsidiaries
Total deferred tax

Beban pajak Perusahaan dan


entitas anak sehubungan
dengan SKP dan SPT
pembetulan

Jumlah

2.384.777

(19.541)
(40.687.981)

Tax expense of Company


and its subsidiaries related
to tax assessment letter and
revised annual tax return
Total

Pajak Kini

Current Tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut


laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
dengan laba (rugi) fiskal Perusahaan adalah
sebagai berikut:

A reconciliation between profit before tax per


consolidated statements of comprehensive
income and taxable income (fiscal loss) of the
Company is as follows:

Laba sebelum pajak menurut


laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian
Eliminiasi dan penyesuian
Laba sebelum pajak penghasilan
Perusahaan
Perbedaan temporer:
Cadangan kerugian penurunan
nilai piutang
Penyisihan penurunan
nilai persediaan
Beban penyusutan
Penurunan nilai aset
Perbedaan perlakuan aset pemeliharaan
Imbalan pasca kerja
Beban akrual
Beban emisi saham
Sub jumlah
Perbedaan yang tidak dapat
diperhitungkan menurut fiskal:
Sew a pembiayaan
Penghasilan yang dikenakan
pajak final
Beban yang tidak dapat
diperhitungkan menurut fiskal
Pinjaman sindikasi
Opsi saham
Biaya bergabung pilot
Sub jumlah
Laba kena pajak (rugi fiskal)
Perusahaan

2013
USD

8.815.603
34.113.477
42.929.080

151.530.554
18.204.299
169.734.853

316.420

(64.381)

(28.567)
5.573.535
5.093.951
(37.314.909)
(19.559.059)
(3.118.571)
(49.037.200)

(17.247)
(34.933.900)
6.790.884
(66.991.037)
(6.070.505)
1.079.153
(3.118.571)
(103.325.604)

(66.042.949)

(58.503.068)

(15.325.404)

(11.186.962)

55.561.776
(6.208.877)
(32.015.454)

65.599.283
(2.550.927)
(1.130.226)
130.144
(7.641.756)

(38.123.574)

58.767.493

- 43 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

2012
USD

Profit before tax per


consolidated statements
of comprehensive income
Elimination and adjustments
Income before tax of the Company
Temporary differences:
Allow ance for impairment losses
of accounts receivable
Allow ance for decline in value
of inventories
Depreciation expense
Impairment of assets
Maintenance assets
Post employment benefits
Accrued expense
Stock issuance cost
Sub total
Nondeductible expenses/
Non taxable income
Lease liabilities
Income subjected to final tax
Expenses that are not deductible
for tax purposes
Syndicated loan
Stock option
Pilot joining fee
Sub total
Taxable income (fiscal loss)
of the Company

279
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Laba kena pajak (rugi fiskal) dalam laporan


keuangan konsolidasi ini menjadi dasar dalam
pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).

Taxable income (fiscal loss) in this consolidated


financial statement will be the basis for filling
Annual Tax Return (SPT).

Laba kena pajak tahun 2012 berbeda dengan


SPT yang dilaporkan disebabkan karena
adanya perubahan atas perbedaan yang tidak
dapat diperhitungkan menurut fiskal.

Taxable income in 2012 was different with SPT


that has been reported due to a change on
difference that cannot be calculated based on
fiscal.

Rincian beban pajak dan utang (lebih bayar)


pajak kini adalah sebagai berikut:

The details of current tax expense and tax


payable (overpayment) are as follows:
2013
USD

2012
USD

14.691.874

The Company
Current tax expense

Dikurangi pajak dibayar dimuka


Pajak penghasilan - Pasal 25
Pajak penghasilan - Pasal 22
Pajak penghasilan - Pasal 23
Pajak penghasilan - Pasal 15
Sub jumlah

(4.900.895)
(1.775.610)
(524.942)
(320.470)
(7.521.917)

(5.029.049)
(1.705.395)
(427.974)
(390.872)
(7.553.290)

Less prepaid taxes


Income tax - Article 25
Income tax - Article 22
Income tax - Article 23
Income tax - Article 15
Sub total

Kurang (lebih) bayar pajak kini

(7.521.917)

7.138.584

Current tax under (over) payment

5.716.637

4.066.920

Subsidiaries
Current tax expense
PT Garuda Maintenance Facility
Aero Asia

3.229.494
404.751
9.350.882

2.948.154
194.961
7.210.035

(8.172.842)

(7.738.536)

1.178.040

(528.501)

(1.667.804)
2.845.844
1.178.040

(1.752.097)
1.223.596
(528.501)

Perusahaan
Beban pajak kini

Entitas anak
Beban pajak kini
PT Garuda Maintenance Facility
Aero Asia
PT Aero Wisata dan entitas
anak
PT Aero Systems Indonesia
Jumlah
Dikurangi pajak dibayar dimuka
Jumlah
Disajikan sebagai:
Pajak dibayar dimuka
Utang Pajak
Bersih

PT Aero Wisata and subsidiaries


PT Aero Systems Indonesia
Total
Less prepaid taxes
Total
Presented as:
Prepaid tax
Tax payable
Net

- 44 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

280
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Pajak Tangguhan

Deferred Tax

Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan


adalah sebagai berikut:

Details of deferred tax assets and liabilities are as


follows:

1 Januari/
January 1,
2013
USD
Aset pajak tangguhan
Entitas anak
PT Citilink Indonesia
PT Abacus Distribution
Sy stems Indonesia
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia
PT Aero Wisata dan
entitas anak
Jumlah aset pajak
tangguhan - bersih
Liabilitas pajak tangguhan
Perusahaan
Cadangan kerugian
penurunan nilai piutang
Peny isihan penurunan
nilai persediaan
Aset tetap
Penurunan nilai aset
Cadang piutang
jangka panjang
Aset pemeliharaan
Liabilitas estimasi biay a
pengembalian dan
pemeliharaan pesawat
Imbalan pasca kerja
Beban akrual
Biay a emisi saham
Akumulasi rugi f iskal
Jumlah
Entitas anak
PT Aero Sy stems Indonesia
PT Aero Wisata dan
entitas anak
Jumlah liabilitas pajak
tangguhan - bersih

Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi/
Credited
(charged)
to income
for the year
USD

Dicatat di
pendapatan
komprehensif
lain/
Recognized
in other
comprehensive
income
USD

31 Desember/
December 31,
2013
USD

721.959

14.542.774

590.854

15.855.587

141.138

(72.423)

15.993

84.708

8.755.666

(79.706)

5.326

8.681.286

1.450.319

94.989

42.196

1.587.504

14.485.634

654.369

26.209.085

11.069.083

7.068.822

79.105

7.147.927

117.132
(27.907.056)
(1.106.789)

(21.362)
(1.372.972)
66.498

303.944
-

95.770
(28.976.084)
(1.040.291)

4.225.574
(34.440.639)

(5.621.770)

4.225.574
(40.062.409)

12.374.024
25.830.357
1.096.872
1.559.286
(11.182.417)

1.374.809
(4.889.765)
(1.096.872)
(779.643)
9.530.895
(2.731.077)

303.944

13.748.833
20.940.592
779.643
9.530.895
(13.609.550)

(108.154)

393.774

(501.928)

(3.837.481)

483.030

621.116

(536.714)

(3.270.049)

(14.626.124)

(2.749.975)

925.060

(536.714)

(16.987.753)

- 45 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Penjabaran
laporan
Keuangan/
Translation
Adjustments
USD

Def erred tax assets


Subsidiaries
PT Citilink Indonesia
PT Abacus Distribution
Sy stems Indonesia
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia
PT Aero Wisata and
its subsidiaries
Total def erred tax asset - net
Def erred tax liabilities
The Company
Allowance f or impairment
loss of account receiv able
Allowance f or decline in
v alue of inv entories
Property and equipment
Impairment of asset
Prov ision f or long term
receiv able
Maintenance assets
Estimated liabilities
f or aircraf t return and
maintenance cost
Employ ment benef its obligation
Accrued expense
Share issuance cost
Tax loss carry f orwad
Total
Subsidiaries
PT Aero Sy stems Indonesia
PT Aero Wisata and
its subsidiaries
Total def erred tax
liabilities - net

281
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi/
Credited
(charged)
to income
for the year
USD

1 Januari/
January 1,
2012
USD
Aset pajak tangguhan
Entitas anak
PT Citilink Indonesia
PT Abacus Distribution
Sy stems Indonesia
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia
PT Aero Wisata dan
entitas anak
PT Aero Sy stems Indonesia
Jumlah aset pajak
tangguhan - bersih
Liabilitas pajak tangguhan
Perusahaan
Cadangan kerugian
penurunan nilai piutang
Peny isihan penurunan
nilai persediaan
Aset tetap
Penurunan nilai aset
Cadang piutang
jangka panjang
Aset pemeliharaan
Liabilitas estimasi biay a
pengembalian dan
pemeliharaan pesawat
Imbalan pasca kerja
Beban akrual
Biay a emisi saham
Jumlah

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued
Dicatat di
pendapatan
komprehensif
lain/
Recognized
in other
comprehensive
income
USD

Penjabaran
laporan
Keuangan/
Translation
Adjustments
USD

31 Desember /
December 31,
2012
USD

2.827.021

(2.105.062)

721.959

156.165

(8.000)

(7.027)

141.138

8.898.361

(134.329)

(8.366)

8.755.666

1.187.463
312.084

(411.071)
81.690

673.927
-

1.450.319
393.774

10.554.073

2.355.311

(2.120.455)

673.927

11.462.857

6.465.465

603.357

1.875.810
(13.850.705)
(1.148.966)

(1.758.678)
(7.982.000)
42.177

4.224.648
(25.231.261)

926
(9.209.378)

13.857.084
27.347.983
827.084
2.338.929
16.706.071

(1.483.060)
(1.517.626)
269.788
(779.643)
(21.814.137)

(6.074.351)
-

(6.074.351)

7.068.822

117.132
(27.907.056)
(1.106.789)

4.225.574
(34.440.639)

12.374.024
25.830.357
1.096.872
1.559.286
(11.182.417)

Entitas anak
PT Aero Wisata dan
entitas anak

(3.559.838)

692.295

(122.168)

(847.770)

(3.837.481)

Jumlah liabilitas pajak


tangguhan - bersih

13.146.233

(21.121.842)

(6.196.519)

(847.770)

(15.019.898)

Def erred tax assets


Subsidiaries
PT Citilink Indonesia
PT Abacus Distribution
Sy stems Indonesia
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia
PT Aero Wisata and
its subsidiaries
PT Aero Sy stems Indonesia
Total def erred tax asset - net
Def erred tax liabilities
The Company
Allowance f or impairment
loss of account receiv able
Allowance f or decline in
v alue of inv entories
Property and equipment
Impairment of asset
Prov ision f or long term
receiv able
Maintenance assets
Estimated liabilities
f or aircraf t return and
maintenance cost
Employ ment benef its obligation
Accrued expense
Share issuance cost
Total
Subsidiaries
PT Aero Wisata and
its subsidiaries
Total def erred tax
liabilities - net

- 46 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

282
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Rekonsiliasi laba pajak dan hasil perkalian laba


akuntansi sebelum pajak penghasilan dengan tarif
pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

A reconciliation total taxable income and the


amounts computed by applying the effective tax
rate to profit before income tax is as follows:

2013
USD
Laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian
Manfaat (beban) pajak dengan tarif
yang berlaku
Dampak pajak atas perbedaan yang tidak
dapat diperhitungkan menurut fiskal
Perusahaan
Entitas anak
Penyesuaian yang diketahui pada
tahun berjalan terkait pajak tangguhan
tahun sebelumnya entitas anak
Beban pajak Perusahaan dan entitas
anak sehubungan dengan SKP dan
SPT Pembetulan
Rugi fiskal yang tidak diakui
pada entitas anak
Beban pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian

2012
USD

8.815.603

151.530.554

Income before tax per consolidated


statements of comprehensive
income

(2.203.901)

(37.882.639)

Tax benefit (expense) at effective tax rates

8.003.864
(1.528.548)

1.910.438
(3.615.945)

(1.280.163)

3.811.978

(19.541)

(606.475)

(4.892.272)

2.384.777

(40.687.981)

11. DANA PERAWATAN PESAWAT DAN UANG


JAMINAN

Jumlah

2012
USD

473.179.589

350.678.928

144.443.468

111.254.884

Aircraft maintenance reserve funds


(Note 47)
Operating lease security deposits
(Note 47)

617.623.057

461.933.812

Total

12. UANG MUKA PEMBELIAN PESAWAT

12. ADVANCES FOR PURCHASE OF AIRCRAFT

Akun ini merupakan uang muka pembelian pesawat


Boeing 777-300ER, Boeing 737-800, Airbus A-330200, Airbus A320-200, Bombardier CRJ1000, dan
ATR 72-600 serta peralatan simulator. Rincian atas
perjanjian tersebut telah dijelaskan dalam Catatan 48.

This account represents advances for the purchase of


Boeing 777-300ER, Boeing 737-800, Airbus A-330200, Airbus A320-200, Bombardier CRJ1000, and
ATR 72-600 and simulator equipment. Details of
related agreements have been disclosed in Note 48.

- 47 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Unrecognized tax loss in subsidiaries


Tax expense per consolidated statements
of comprehensive income

11. MAINTENANCE RESERVE FUND AND SECURITY


DEPOSITS
2013
USD

Dana peraw atan pesaw at


(Catatan 47)
Uang jaminan sew a operasi
(Catatan 47)

Tax effects of non deductible


expenses:
The Company
Subsidiaries
Adjustment recognized in current year
in relation to the prior year
deferred tax of subsidiaries
Tax expenses of the Company
and its subsidiaries related to
SKP and SPT correction

283
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

Berikut dengan rincian uang muka pembelian


pesawat:

Below are the details of advances for purchase of


aircraft:

2013
USD
A330
Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

151.389.855
158.692.055
(120.208.103)
189.873.807

A320
Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

2012
USD

61.815.277
124.912.043
(35.337.465)
151.389.855

A330
Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

44.217.895
35.308.620
(6.253.227)
73.273.288

24.248.967
19.968.928
44.217.895

A320
Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

B777-300ER
Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

279.424.180
203.653.739
(263.780.419)
219.297.500

81.032.560
198.391.620
279.424.180

B777-300ER
Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

B737-800
Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

14.771.356
8.351.064
(13.457.700)
9.664.720

60.057.488
6.728.850
(52.014.982)
14.771.356

B737-800
Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

CRJ1000 NextGen
Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

7.354.133
8.525.699
(11.412.461)
4.467.371

300.000
23.811.393
(16.757.260)
7.354.133

CRJ1000 NextGen
Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

ATR 72-600
Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

2.418.000
2.418.000

ATR 72-600
Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

Peralatan Simulator Pesaw at


Saldo Aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

1.371.750
1.371.750

Flight Simulator Equipment


Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

500.366.436

497.157.419

Jumlah

Total

- 48 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

284
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR
THEN ENDED - Continued

13. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

PT Gapura Angkasa
PT Aeroprima
PT Aeronurti Catering Services

13. INVESTMENT IN ASSOCIATES


Tempat
kedudukan/
Domicile

Persentase
kepemilikan/
Percentage of
Ownership
%

Jakarta
Jakarta
Jakarta

37,50
40,00
45,00

Jumlah/Total

2013
USD

2012
USD

16.487.829
846.645
125.442

15.337.925
1.005.469
174.095

17.459.916

16.517.489

Entitas asosiasi yang dimiliki oleh Grup seluruhnya


beroperasi di Indonesia.

The associates of the


exclusively in Indonesia.

Mutasi investasi pada entitas asosiasi:

Changes in investments in associates:

PT Gapura Angkasa
Saldo aw al tahun
Bagian laba bersih
Dividen
Saldo akhir tahun
PT Aeroprima
Saldo aw al tahun
Bagian laba bersih
Dividen
Selisih kurs penjabaran
Saldo akhir tahun
PT Aeronurti Catering Services
Saldo aw al tahun
Bagian laba (rugi) bersih
Selisih kurs penjabaran
Saldo akhir tahun

2013
PT Gapura Angkasa
PT Aeroprima
PT Aeronurti Catering Services

are

2013
USD

2012
USD

15.337.925
1.833.870
(683.966)
16.487.829

14.477.200
1.651.197
(790.472)
15.337.925

PT Gapura Angkasa
Balance at beginning of year
Equity in net income
Dividends
Balance at end of year

1.005.469
56.463
(215.287)
846.645

852.798
273.203
(69.702)
(50.830)
1.005.469

PT Aeroprima
Balance at beginning of year
Equity in net income
Dividends
Translation adjustment
Balance at end of year

174.095
(29.917)
(18.736)
125.442

179.393
3.146
(8.444)
174.095

PT Aeronurti Catering Services


Balance at beginning of year
Equity in net income (loss)
Translation adjustment
Balance at end of year

Ringkasan informasi keuangan dari entitas asosiasi


yang dipertanggung jawabkan dengan metode
ekuitas adalah sebagai berikut:
Aset/ Assets
USD

Group

operating

Summarized financial information in respect of


associates is set out below:

Liabilitas/
Liabilities
USD

Pendapatan/
Revenue
USD

Laba (rugi)/
Profit (loss)
USD

58.472.120
4.026.270
682.529

24.732.914
1.920.626
503.798

92.965.047
3.762.142
893.767

4.890.320
141.158
(66.482)

2013
PT Gapura Angkasa
PT Aeroprima
PT Aeronurti Catering Services

Jumlah

63.180.919

27.157.338

97.620.956

4.964.996

Total

2012
PT Gapura Angkasa
PT Aeroprima
PT Aeronurti Catering Services

61.796.936
5.003.254
658.699

22.415.061
2.518.434
371.850

88.839.886
5.270.071
1.098.394

4.403.192
683.008
6.989

2012
PT Gapura Angkasa
PT Aeroprima
PT Aeronurti Catering Services

Jumlah

67.458.889

25.305.345

95.208.351

5.093.189

Total

- 49 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

3.852.142

68.419.311

133.106.348

Pengembangan aset sewa

87.673.267

Tanah

1.746.325.320

472.561

Instalasi

Jumlah

317.223

2.267.475

5.428.036

Mesin

Bangunan dan prasarana

Bangun, kelola, alih

Bangunan

Pengembangan aset sewa

99.638

10.413.266

Aset dalam penyelesaian

Aset sewa kendaraan

96.717.485

Bangunan dan prasarana

62.202

6.021.825

Instalasi

Hak atas tanah

9.013.648

91.577.808

4.477.522

140.545.088

72.016.988

Mesin

Kendaraan

Perangkat keras

Peralatan

Pemilikan langsung

Aset non-pesawat

50.777.728

154.869.506

Mesin

Pemugaran kabin pesawat

574.631.029

Rangka pesawat

Aset sewa pembiayaan

3.047.465

95.015.073

Mesin sewa

Aset dalam penyelesaian

22.886.865

Rangka pesawat

Aset pemeliharaan

Rotable parts

324.715.116

898.324

38.456.346

87.763.663

111.667

629.829

1.666.848

7.741.366

75.466

17.169.075

2.303.648

778.207

39.017.372

39.748.632

10.452.454

30.252.344

11.595.417

28.486.940

84.175.232

Mesin

Simulator

3.715.377

32.292.731

USD

(35.854.135)

(249)

(48.736)

(13.832)

(56.907)

(223.206)

(3.729.739)

(259.148)

(681.761)

(6.576.695)

(3.123.333)

(12.292.463)

(190.155)

(28.176)

(2.129.356)

(3.705.028)

(2.795.352)

USD

(39.050.779)

1.400.132

(100.173)

(11.640.202)

(835.991)

670.285

845.609

1.730.528

189.755

1.751.378

(1.087.273)

3.371.294

(13.499.919)

(4.414.800)

4.064.541

(16.177.369)

(5.318.576)

USD

(115.250.264)

(32.017)

(31.662)

(226.773)

534

(803.657)

(90.779.237)

(10.668.524)

(1.466.318)

(2.091.280)

(5.351.286)

(3.800.044)

USD

conversion

USD

Reclassification

Additions

2013

Deductions

Currency

Reklasifikasi/

Penambahan/

January 1,

Pengurangan/

penjabaran/

Selisih kurs

1 Januari/

Rangka pesawat

Pemilikan langsung

Aset pesawat

Biaya Perolehan/revaluasi:

14. ASET TETAP

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 50 -

1.880.885.259

440.544

285.312

2.040.703

7.726.491

36.425.753

92.817.184

62.202

77.772.864

5.974.038

10.096.539

90.427.904

4.552.988

155.406.350

74.320.636

50.874.174

186.222.911

614.627.621

108.560.154

38.356.668

136.930.314

94.776.895

68.008.212

24.178.803

USD

adjustment

revaluation

Total before

revaluasi/

penyesuaian

sebelum

Jumlah

9.047.138

(6.902.079)

15.629.294

(168.846)

488.769

USD

surplus

Revaluations

revaluasi/

Surplus

1.889.932.397

440.544

285.312

2.040.703

7.726.491

36.425.753

85.915.105

62.202

93.402.158

5.974.038

10.096.539

90.427.904

4.552.988

155.406.350

74.320.636

50.874.174

186.222.911

614.627.621

108.560.154

38.356.668

136.930.314

94.776.895

67.839.366

24.667.572

USD

2013

December 31,

31 Desember/

14. PROPERTY AND EQUIPMENT

1.618.108.196

440.544

285.312

2.040.703

7.726.491

36.425.753

62.202

5.974.038

10.096.539

90.427.904

4.552.988

155.406.350

74.320.636

50.874.174

186.222.911

614.627.621

108.560.154

38.356.668

136.930.314

94.776.895

USD

Cost

Biaya perolehan/

271.824.201

85.915.105

93.402.158

67.839.366

24.667.572

USD

Revaluation

Revaluasi/

31 Desember/December 31, 2013

Total

Installation

Engines

Buildings and infrastructure

Building, operate, transfer

Buildings

Leasehold improvement

Lease assets vehicles

Assets under construction

Buildings and infrastructure

Land right

Land

Installation

Engines

Vehicles

Hardware

Equipment

Direct Acquisition

Non aircraft assets

Leasehold improvement

Cabin refurbrishment

Engines

Airframes

Leased assets

Assets in progress

Engines

Airframes

Maintenance assets

Rotable parts

Simulators

Engines

Airframes

Direct Acquisition

Aircraft assets

Acquisition Cost/Revaluation:

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

285

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013


3.583.985

948.246.186

798.079.135

Nilai tercatat

433.275

Instalasi

Jumlah

340.343

2.281.961

2.130.388

109.252

Mesin

Bangunan dan prasarana

Bangun, kelola, alih

Bangunan

Pengembangan aset sewa

Kendaraan

Aset sewa

6.660.780

Bangunan dan prasarana

4.290.127

Instalasi

72.045.978

5.044.881

Mesin

Kendaraan

Perangkat keras

Peralatan

Pemilikan langsung

114.642.354

6.602.778

14.358.445

Leasehold Improvement

153.913.655

4.498

1.615.193

6.502

6.896.241

483.533

765.965

8.164.616

300.069

10.423.256

12.203.408

34.714.279

Refurbishment Cabin

Aset non pesawat

21.284.917

14.579.720

73.884.923

387.516.906

Mesin

Rangka pesawat

Aset sewa pembiayaan

24.468.664

3.263.016

61.284.529

Rangka pesawat

Mesin sewa

Aset pemeliharaan

8.822.792

1.922.801

48.713.890

110.971.083

Rotable parts

Simulator

27.918.717

Mesin

9.425.776

Rangka pesawat

Pemilikan langsung

Asset pesawat

Akumulasi penyusutan:

USD

(28.662.812)

(249)

(362)

(56.907)

(222.723)

(2.239.612)

(259.674)

(681.761)

(6.576.695)

(3.123.333)

(11.954.708)

(190.155)

(22.416)

(1.597.017)

(1.399.077)

(338.124)

USD

(39.050.780)

(106.850)

(5.690.611)

(74.229)

(24.505)

17.750

(110.235)

(108.727)

(308.806)

(1.042.953)

239.446

(24.458.382)

(7.382.679)

USD

- 51 -

(7.612.748)

(32.017)

(31.662)

(224.807)

27.244

(701.058)

(941.475)

(989.661)

(1.793.176)

(2.926.137)

USD

conversion

USD

Reclassification

Additions

2013
Deductions

Currency

Reklasifikasi/

Penambahan/

January 1,

Pengurangan/

penjabaran/

Selisih kurs

1 Januari/

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Jumlah

1.026.833.500

401.257

308.432

2.061.652

3.745.581

36.149

504.210

6.071.703

3.819.204

76.195.556

5.344.950

121.769.564

20.961.223

46.235.926

88.484.418

398.664.487

72.755.532

12.135.100

114.532.652

49.039.675

2.061.258

1.704.973

USD

adjustment

revaluation

Total before

revaluasi/

penyesuaian

sebelum

USD

surplus

Revaluation

revaluasi/

Surplus

863.098.897

1.026.833.500

401.257

308.432

2.061.652

3.745.581

36.149

504.210

6.071.703

3.819.204

76.195.556

5.344.950

121.769.564

20.961.223

46.235.926

88.484.418

398.664.487

72.755.532

12.135.100

114.532.652

49.039.675

2.061.258

1.704.973

USD

2013

December 31,

31 Desember/

Net carrying value

T otal

Installation

Engine

Buildings & Infrastructure

Buildings, operate, transfer

Buildings

Leasehold improvement

Vehicles

Leased assets

Buildings & Infrastructure

Installation

Engine

Vehicles

Hardware

Equipment

Direct Acquisition

Non aircraft assets

Leasehold improvement

Cabin refurbishment

Engines

Airframes

Leased assets

Engines

Airframes

Maintenance assets

Rotable parts

Simulators

Engines

Airframes

Direct Acquisition

Aircraft assets

Accumulated depreciation:

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

286

USD

USD

(439.290)

62.234.571

124.262.526

Simulator

Rotable parts

Pengurangan/

Reklasifikasi/

2.216.261

Pengembangan aset sewa

6.780.133

6.024.612

71.430.150

Mesin

Instalasi

Tanah

1.488.534.513

482.846

Instalasi

Jumlah

327.415

2.340.323

3.234.574

Mesin

Bangunan dan prasarana

Bangun, kelola, alih

Bangunan

Pengembangan aset sewa

130.359

3.970.937

Aset dalam penyelesaian

Aset sewa kendaraan

93.246.798

Bangunan dan prasarana

80.151.505

Kendaraan

Hak atas tanah

3.141.516

125.247.065

56.686.518

Perangkat keras

Peralatan

Pemilikan langsung

Aset non-pesawat

23.989.249

(33.343)

(101.779)

(76.952)

239.557

10.865.697

638.771

6.709.011

1.513.189.000

482.846

327.415

2.340.323

3.201.231

130.359

3.869.158

93.246.798

648.909

71.430.150

5.947.660

7.019.690

91.033.531

3.780.287

131.956.076

56.686.518

50.777.728

232.481.704

2.222.118

8.459.473

2.831.433

360.315

197.803

918.954

6.946.195

697.235

9.304.051

15.330.470

(6.858.441)

(22.003)

(586.707)

(1.600)

(5.736.157)

(511.974)

- 52 -

(28.977.092)

4.687

(1.571.553)

(7.355.118)

1.085.506

272.088

935.116

486.177

718.635

4.330.558

161.541

(10.285)

(10.192)

(72.848)

(30.721)

(321.809)

1.353.424

1.581.848

(395.726)

141.488

(1.151.938)

(921.700)

1.709.996.712

472.561

317.223

2.267.475

5.428.036

99.638

10.413.266

90.076.537

62.202

74.457.819

6.021.825

9.013.648

91.577.808

4.477.522

140.545.088

72.016.988

50.777.728

154.869.506

574.631.029

3.047.465

95.015.073

22.886.865

36.328.608

6.640.948

13.215.448

12.221.641

1.746.325.320

472.561

317.223

2.267.475

5.428.036

99.638

10.413.266

96.717.485

62.202

87.673.267

6.021.825

9.013.648

91.577.808

4.477.522

140.545.088

72.016.988

50.777.728

154.869.506

574.631.029

3.047.465

95.015.073

22.886.865

133.106.348

68.419.311

84.175.232

32.292.731

USD

2012

1.445.466.605

472.561

317.223

2.267.475

5.428.036

99.638

10.413.266

62.202

6.021.825

9.013.648

91.577.808

4.477.522

140.545.088

72.016.988

50.777.728

154.869.506

574.631.029

3.047.465

95.015.073

22.886.865

133.106.348

68.419.311

USD

Cost

Revaluasi/

84.175.232

32.292.731

USD

Revaluation

Assets in progress

Engines

Airframes

Maintenance assets

Rotable parts

Simulators

Engines

Airframes

Direct Acquisition

Aircraft assets

Acquisition Cost/Revaluation:

300.858.715

96.717.485

87.673.267

Total

Installation

Engines

Buildings and infrastructure

Building, operate, transfer

Buildings

Leasehold improvement

Leased assets vehicles

Assets under construction

Buildings and infrastructure

Land Right

Land

Installation

Engines

Vehicles

Hardware

Equipment

Direct Acquisition

Non aircrat assets

Leasehold improvement

Cabin refurbishment

Engines

50.777.728

55.247.777

133.106.348

68.419.311

71.953.591

4.250.571

USD

surplus

Pemugaran kabin pesawat

95.291.171

28.042.160

USD

adjustment

31 Desember/December 31, 2012


Biaya perolehan/

Airframes

(21.309.973)

USD

conversion

31 Desember/
December 31,

95.291.171

64.021.012

595.808

36.269.482

(6.573.215)

USD

Reclassifications

Revaluations

Mesin

510.610.017

2.451.657

58.745.591

20.670.604

USD

Deductions

revaluation

Leased assets

9.283.112

15.850.162

1.730.043

USD

Additions

Currency

510.610.017

2.451.657

Aset dalam penyelesaian

Penambahan/

Surplus
revaluasi/

Rangka pesawat

58.745.591

Mesin sewa

123.823.236

68.419.311

77.413.402

32.885.332

USD

2012

January 1,

Total before

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Aset sewa pembiayaan

20.670.604

Rangka pesawat

6.184.740

77.413.402

Mesin

Aset pemeliharaan

32.882.495

2.837

reorganization

2011

Rangka pesawat

Pemilikan langsung

Aset pesawat

Biaya Perolehan/revaluasi:

due to quasi

December 31,

penjabaran/

revaluasi/

Elimination

31 Desember/

penyesuaian
1 Januari/

Selisih kurs

kuasi

reorganisasi/

Jumlah
sebelum

Eliminasi

dalam rangka

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

287

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013


-

845.526.138

643.008.375

Nilai tercatat

443.560

Instalasi

Jumlah

350.535

2.349.296

1.127.031

69.286

Mesin

Bangunan dan prasarana

Bangun, kelola, alih

Bangunan

Pengembangan aset sewa

Kendaraan

Aset sewa

3.902.585

Instalasi

Bangunan dan prasarana

3.813.010

62.406.735

1.259.099

Mesin

Kendaraan

Perangkat keras

Perlengkapan dan Peralatan

Pemilikan langsung

Aset non pesawat

8.163.117

104.625.909

22.229.219

Refurbishment Cabin

Leasehold Improvement

62.902.738

375.849.499

36.397.140

Mesin

Rangka pesawat

Aset sewa pembiayaan

Mesin sewa

Rangka pesawat

Aset pemeliharaan
-

107.050.861

Rotable parts

6.090.123

46.496.395

Simulator

USD

USD

Mesin

recognization

2011

due to quasi

December 31,

Pengurangan/

Reklasifikasi/

667.662.863

845.526.138

443.560

350.535

2.349.296

1.127.031

69.286

3.902.585

3.813.010

62.406.735

1.259.099

104.625.909

8.163.117

22.229.219

62.902.738

375.849.499

36.397.140

6.090.123

107.050.861

46.496.395

USD

129.956.634

4.388

1.003.357

31.932

4.519.814

319.261

600.571

9.683.525

937.353

7.787.438

6.195.328

12.485.060

10.982.185

11.667.407

24.887.389

2.732.669

3.920.222

2.217.495

22.267.942

7.713.298

USD

Additions

(23.197.011)

6.955

(3.861.210)

2.698.241

130.811

2.109.173

2.848.429

2.851.830

(22.267.942)

(7.713.298)

USD

Reclassification

- 53 -

(5.191.406)

(1.067)

(4.078.435)

(1.111.904)

USD

Deductions

1.151.831

(10.285)

(10.192)

(71.723)

1.079

(658.604)

(259.307)

(253.198)

1.924.980

489.081

USD

conversion

Currency

January 1,
2012

penjabaran/

1 Januari/

948.246.186

433.275

340.343

2.281.961

2.130.388

109.252

6.660.780

4.290.127

72.045.978

5.044.881

114.642.354

14.358.445

34.714.279

73.884.923

387.516.906

61.284.529

8.822.792

110.971.083

48.713.890

USD

adjusments

revaluation

Total before

revaluasi/

Elimination

31 Desember/

penyesuaian

Rangka pesawat

Pemilikan langsung

Asset pesawat

Akumulasi penyusutan:

Penambahan/

Selisih kurs

kuasi

reorganisasi/

Jumlah
sebelum

Eliminasi

USD

surplus

Revaluations

revaluasi/

Surplus

798.079.135

948.246.186

433.275

340.343

2.281.961

2.130.388

109.252

6.660.780

4.290.127

72.045.978

5.044.881

114.642.354

14.358.445

34.714.279

73.884.923

387.516.906

61.284.529

8.822.792

110.971.083

48.713.890

USD

2012

December 31,

31 Desember/

Net carrying value

Total

Installation

Engines

Buildings and infrastructure

Buildings, operate, transfer

Buildings

Leasehold improvement

Vehicles

Leased assets

Buildings and infrastructure

Installation

Engines

Vehicles

Hardware

Supplies and equipment

Direct Acquisition

Non aircraft assets

Leasehold improvement

Cabin refurbishment

Engines

Airframes

Leased assets

Engines

Airframes

Maintenance assets

Rotable parts

Simulators

Engines

Airframes

Direct Acquisition

Aircraft assets

Accumulated depreciation:

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

dalam rangka

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

288

289
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 SERTA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND
FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban


operasional untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2013
dan
2012
masing-masing
sebesar
USD 153.913.595 dan USD 129.956.634.

Depreciation expense charged to operations for the


year ended December 31, 2013 and 2012 amounted
to USD 153,913,595 and USD 129,956,634,
respectively.

Pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:

Disposal of property and equipment are as follows:


2013
USD

2012
USD

Nilai tercatat
Hasil penjualan setelah dikurangi
biaya penjualan

7.191.323

1.667.035

10.314.619

3.893.794

Keuntungan penjualan aset tetap

3.123.296

2.226.759

Net carrying value


Proceeds net of the selling
expenses
Gain on sale of property and
equipment

Pada bulan April 2013, satu pesawat register PKGGN milik PT Citilink Indonesia, entitas anak,
mengalami kerusakan akibat hard landing di
Bandara Internasional Minangkabau, Padang.
Entitas anak telah mengajukan klaim asuransi
kepada PT Asuransi Jasa Indonesia sebesar
USD 8.715.000 dan telah diterima oleh entitas anak.
Nilai
buku
pesawat
tersebut
sebesar
USD 4.763.179. Selisih antara klaim yang disetujui
dengan nilai buku asset sebesar USD 3.951.821
dicatat sebagai pendapatan lain-lain (Catatan 42).

In April 2013, one aircraft registered as PK-GGN


owned by PT Citilink Indonesia, a subsidiary, was
damaged from a "hard landing" at the Minangkabau
International Airport, Padang. The subsidiary
claimed and received the insurance coverage from
PT Asuransi Jasa Indonesia amounting to
USD 8,715,000. The book value of the aircraft
amounted to USD 4,763,179. The difference of
USD 3,951,821 between the agreed claim and the
book value of the aircraft is recorded as other
income (Note 42).

Penilaian atas nilai wajar aset tetap berupa tanah,


bangunan dan pesawat dilakukan oleh penilai
independen yang telah teregistrasi di Bapepam,
KJPP Fuadah, Rudi & Rekan tahun 2013 dan 2012.

The revaluation of land, buildings and aircrafts was


performed by independent appraisers registered in
Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan in 2013 and
2012.

Berdasarkan
laporannya
penilaian
tersebut
dilakukan sesuai dengan Standar Penilaian
Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan
transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar.
Metode
penilaian
yang
digunakan
adalah
pendekatan nilai pasar dan biaya.

Based on the appraisal reports the valuation was


determined in accordance with the Indonesian
Appraisal Standards (SPI), referring to recent arms
length market transaction. Appraisal method used is
the market value approach and cost approach.

Selisih nilai wajar asset dengan nilai tercatat


dikurangi dengan penghasilan pajak tangguhan,
dibukukan pada pendapatan komprehensif lainnya
dan akumulasi dalam ekuitas pada bagian
Cadangan Revaluasi Aset.

The difference between the fair value and carrying


amount of the assets net of tax, was recorded in
other comprehensive income and accumulated in
equity as Revaluation Surplus Reserve.

Jika aset tetap berupa pesawat, tanah, bangunan


dan prasarana dicatat sebesar biaya perolehan, nilai
tercatatnya adalah sebagai berikut:

If property and equipment, aircraft, land, building and


improvements were stated at the historical cost
basis, the carrying amount would be as follows:

2013
USD
Pesaw at
Tanah
Bangunan dan prasarana
Jumlah

2012
USD

78.386.414
38.679.620
29.944.840

119.746.530
29.714.970
42.069.930

Aircraft
Land
Building and improvements

147.010.874

191.531.430

Total

- 54 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

290
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Manajemen berpendapat bahwa tidak ada


perbedaan yang signifikan antara nilai wajar dan nilai
tercatat aset, jika aset lainnya selain pesawat, tanah,
bangunan dan prasarana diukur menggunakan nilai
wajar.

Management believes that there is no significant


difference between the fair value and carrying value
of property and equipment, if those assets (excluding
aircraft, land, building and infrastructure) have been
measured at fair value basis.

Pada tanggal 31 Desember 2013, aset dalam


penyelesaian terdiri dari:

As of December 31, 2013, assets under construction


consisted of the following:

Nilai tercatat/
Carrying amount
USD
Perangkat lunak/ Software
Instalasi mesin/ Machinery construction
Kontruksi bangunan/ Building construction

1.178.537
27.289
35.219.927
36.425.753

31 Desember/ December 31, 2013


Persentase
penyelesaian/
Jumlah kontrak/
Percentage of
Total contract
completion
USD
%
3.463.846
35.628
50.137.752
53.637.226

30%-94%
77%
68%-90%

Estimasi
Penyelesaian/
Estimated
completion

2014
2014
2014

Jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang


telah disusutkan penuh dan masih digunakan per
31 Desember 2013 sebesar USD 29.000.549.

Gross carrying amount of property that have been


fully depreciated and still in use as of December 31,
2013 amounted to USD 29,000,549.

Aset tetap Grup digunakan sebagai jaminan utang


bank, jaminan pinjaman jangka panjang dan utang
sewa pembiayaan (Catatan 18, 23 dan 24).

Property and equipment of the Group are used as


collateral for bank loan, long-term loans and lease
liabilities (Notes 18, 23 and 24).

Pada tanggal 31 Desember 2013, empat pesawat


Boeing 737-300 yang dimiliki PT Citilink Indonesia,
entitas anak, tidak digunakan untuk sementara
dengan nilai tercatat sebesar USD 16.928.140.

As of December 31, 2013, four Boeing 737-300


aircraft owned by PT Citilink Indonesia, a subsidiary,
are temporarily idle with carrying amount of
USD 16,928,140.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset


tetap kecuali tanah, telah diasuransikan kepada
perusahaan asuransi terhadap risiko kebakaran,
pencurian dan risiko lainnya sebagai berikut:

As of December 31, 2013 and 2012, property and


equipment except land, were insured with insurance
companies against fire, theft and other possible risk
as follows:

Tahun/ Year

2013

2012

Nilai pertanggungan/ Sum insured


USD
Rupiah

Perusahaan asuransi/ Insurance company

PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Tugu Pratama Indonesia,


PT Asuransi Central Asia dan/ and PT Himalaya Pelindung
PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Tugu Pratama Indonesia, dan/and
PT Asuransi Takaful Umum

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan


tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan
kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

1.826.624.232.028

103.850.000

2.868.594.809.125

Management believes that the insurance coverage is


adequate to cover possible losses on the assets
insured.

- 55 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

261.088.683

291
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

15. PROPERTI INVESTASI

15. INVESTMENT PROPERTIES


2013
USD

2012
USD

Saldo aw al
Keuntungan atas revaluasi

18.912.898
3.107.892

18.230.877
682.021

Beginning balance
Gain on revaluation

Jumlah

22.020.790

18.912.898

Ending balance

Grup mempunyai properti investasi berupa tanah


dan bangunan.

The Group has investment properties in land and


building.

Penilaian atas nilai wajar properti investasi dilakukan


oleh penilai independen yang telah teregistrasi di
Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan tahun 2013
dan 2012.

The revaluation of investment properties was


performed by independent appraisers registered with
Bapepam, KJPP Fuadah, Rudi & Rekan in 2013 and
2012.

Berdasarkan
laporannya
penilaian
tersebut
dilakukan sesuai dengan standar penilaian Standar
Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan
berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang
wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah nilai
pasar dan biaya.

Based on the appraisal reports the valuation was


determined in accordance with the Indonesian
Appraisal Standards (SPI) valuation standards, with
reference to recent arms length term market
transactions. Appraisal method used is the market
value and cost approach.

Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat,


dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi
properti investasi.

The difference between the fair value and carrying


amount of the asset is recorded as gain on
revaluation of investment properties.

16. ASET TAKBERWUJUD - BERSIH

16. INTANGIBLE ASSETS NET

1 Januari/
January 1, 2013
USD
Biay a perolehan:
Pemilikan langsung
Perangkat lunak
Lisensi
Aset sewa pembiay aan
Perangkat lunak
Lisensi
Perangkat lunak dalam
peny elesaian
Jumlah
Akumulasi peny usutan:
Pemilikan langsung
Perangkat lunak
Lisensi
Aset sewa pembiay aan
Perangkat lunak
Lisensi
Jumlah
Nilai buku

Penambahan/
Additions
USD

Reklasif ikasi/
Reclassifications
USD

31 Desember/
December 31, 2013
USD

619.335
10.721.677

19.275
574.162

1.551.520

638.610
12.847.359

1.073.866
175.042

352.000
-

1.425.866
175.042

1.606.018
14.195.938

5.250
950.687

(1.551.520)
-

59.748
15.146.625

Acquisition cost:
Direct acquisitions
Sof tware
License
Leased assets
Sof tware
License
Sof tware still under
installation
Total

468.284
6.249.365

32.625
1.081.607

500.909
7.330.972

197.240
63.943
6.978.832

214.810
15.870
1.344.912

412.050
79.813
8.323.744

Accumulated amortization:
Direct acquisitions
Sof tware
License
Leased assets
Sof tware
License
Total

6.822.881

Net carry ing v alue

7.217.106

- 56 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

292
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
1 Januari/
January 1, 2012
USD
Biay a perolehan:
Pemilikan langsung
Perangkat lunak
Lisensi
Aset sewa pembiay aan
Perangkat lunak
Lisensi
Perangkat lunak dalam
peny elesaian
Jumlah
Akumulasi peny usutan:
Pemilikan langsung
Perangkat lunak
Lisensi
Aset sewa pembiay aan
Perangkat lunak
Lisensi
Jumlah
Nilai buku

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Penambahan/
Additions
USD

Reklasif ikasi/
Reclassifications
USD

31 Desember/
December 31, 2012
USD

553.880
6.122.081

7.017
-

58.438
4.599.596

619.335
10.721.677

438.942
175.042

634.924
-

1.073.866
175.042

2.872.457
10.162.402

3.391.595
4.033.536

(4.658.034)
-

1.606.018
14.195.938

Acquisition cost:
Direct acquisitions
Sof tware
License
Leased assets
Sof tware
License
Sof tware still under
installation
Total

443.081
5.692.332

25.203
557.033

468.284
6.249.365

99.852
40.788
6.276.053

97.388
23.155
702.779

197.240
63.943
6.978.832

Accumulated amortization:
Direct acquisitions
Sof tware
License
Leased assets
Sof tware
License
Total

7.217.106

Net carry ing v alue

3.886.349

Aset takberwujud merupakan sistem COMPASS


ARGA, pembelian lisensi yang berkaitan dengan
jasa sistem teknologi informasi Perusahaan berupa
Profitline Yield, Netline Shed, Netline Plan, Profitline
Price yang dibeli dari Lufthansa Systems Asia
Pasific, Pte, Ltd., Fare Management Systems (FMS),
Revenue Management Systems (RMS), dan juga
pembelian lisensi oracle dari PT Oracle Indonesia
dan Internet Booking Engine (IBE).

Intangible assets represent COMPASS ARGA


system, purchase of licenses from Lufthansa
Systems Asia Pasific Pte, Ltd., in relation to the
Companys information technology service, such as
Profitline Yield, Netline Shed, Netline Plan, Profitline
Price, Fare Management Systems (FMS), Revenue
Management Systems (RMS), and purchase of
oracle license from PT Oracle Indonesia and Internet
Booking Engine (IBE).

Beban amortisasi untuk tahun yang berakhir


31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing
sebesar USD 1.344.912 dan USD 702.779 disajikan
sebagai beban operasional jaringan.

Amortization expense for the year ended


December 31, 2013 and 2012 amounted to
USD 1,344,912 and USD 702,779, respectively,
which are presented as network operation expenses.

Perangkat lunak dalam penyelesaian merupakan


beban ditangguhkan atas implementasi system
aplikasi ERP.

Software still under installation consists of deferred


expenses for the implementation of ERP application.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat


kejadian
atau
perubahan
keadaan
yang
mengindikasikan penurunan nilai aset takberwujud
pada tanggal pelaporan.

Management believes that there are no events or


changes in circumstances which may indicate
impairment of intangible assets as of reporting date.

Pada 31 Desember 2013 dan 2012 tidak terdapat


aset takberwujud yang dijaminkan.

On December 31, 2013 and 2012, there were no


intangible assets used as collateral.

- 57 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

293
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

17. ASET LAIN-LAIN BERSIH

17. OTHER ASSETS NET


2013
USD

2012
USD

Piutang lain-lain - bersih


Aset program (Catatan 28)
Uang jaminan ECA (Catatan 24)
Manufacturer's incentive
Aset keuangan lainnya tersedia untuk dijual
Uang jaminan - non aircraft
Aset tidak digunakan
Kas yang dibatasi penggunaannya
Lain-lain

16.845.647
10.722.622
9.845.339
9.039.498

16.886.623
9.625.374
9.627.083
5.572.643

8.800.031
6.486.194
4.161.164
3.876.173
4.053.764

9.201.350
6.694.547
4.427.155
2.286.799
4.510.231

Jumlah

73.830.432

68.831.805

Others receivables - net


Plan assets (Note 28)
Security deposits - ECA (Note 24)
Manufacturer's incentive
Other financial assets available for sale
Security deposits - non aircraft
Non productive assets
Restricted cash
Others
Total

Piutang lain-lain bersih

Other receivables net

Perusahaan memiliki piutang jangka panjang


kepada PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) atas
jasa perawatan pesawat. MNA merupakan entitas
afiliasi karena kepemilikan pemerintah. Berdasarkan
Perjanjian tanggal 10 Maret 1999, MNA setuju untuk
melunasi dalam jangka waktu 8 tahun dengan
tingkat bunga 7% per tahun untuk tagihan dalam
USD dan 15% per tahun untuk tagihan dalam
Rupiah.

The Company has long term receivables from


PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) which arose
from the maintenance of aircrafts. MNA is an
affiliated entity due to government ownership.
Based on the agreement dated March 10, 1999,
MNA agreed to settle its payables within 8 years with
interest rate of 7% per annum for receivable
denominated in USD and 15% per annum for
receivable denominated in Rupiah.

Pada tahun 2003, manajemen Perusahaan dan


MNA telah sepakat mengkonversi piutang tersebut
menjadi Obligasi Wajib Konversi (MCB) sebesar
USD 30.502.683 dan Rp 999.003.673, sementara
piutang sebesar USD 2.770.572 diselesaikan secara
terpisah. Menteri Negara BUMN telah menyetujui
penerbitan MCB tersebut dengan jangka waktu
5 tahun, bunga 3% per tahun dan imbal hasil sampai
jatuh tempo 18%. Namun, MNA tidak dapat
menyetujui
beberapa
klausal
yang
ingin
ditambahkan Perusahaan dalam draft perjanjian
tersebut.

In 2003, the Companys management and MNA


agreed to convert the accounts receivable into
Mandatory Convertible Bonds (MCB) amounting to
USD 30,502,683 and Rp 999,003,673, while the
remaining balance of USD 2,770,572 will be settled
separately. The Minister of State-Owned Enterprise
had approved the issuance of MCB with a term of 5
years at interest rate of 3% per annum and yield to
maturity of 18%. However, MNA did not agree with
several clauses that the Company added in the
agreement.

Pada tahun 2004, MNA membatalkan proses MCB


dan mengusulkan untuk dikonversi menjadi saham.
Hal ini diperkuat dengan surat Menteri Negara
BUMN No. S-89/MBU/2005 tanggal 25 Pebruari
2005. Menanggapi surat tersebut, MNA telah
mengirimkan surat kepada Menteri Negara BUMN
No. DF-2108/05 tanggal 15 April 2005 yang
menyatakan bahwa MNA sedang melaksanakan
program restrukturisasi utang hingga tahun 2010
dan selama melaksanakan program tersebut MNA
harus tunduk pada batasan yang telah ditetapkan
masing-masing kreditur sesuai komitmen dalam
perjanjian restrukturisasi utang, termasuk keputusan
investasi MNA.

In 2004, MNA has cancelled the MCB process and


proposed the conversion into shares. This proposal
was confirmed by the Minister of State-Owned
Enterprise in his letter No. S-89/MBU/2005 dated
February 25, 2005. In response to the letter, MNA
sent a letter to the Minister of State-Owned
Enterprise No. DF-2108/05 dated April 15, 2005
which stated that MNA is still conducting the
restructuring program until year 2010 and during the
restructuring program; MNA should comply with the
covenants determined by each creditor in
accordance with the commitment stated in the loan
restructuring
agreement,
including
MNAs
investment decision.

- 58 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

294
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada bulan Maret 2009, Perusahaan dan MNA telah


menandatangani Nota Kesepahaman dimana kedua
belah pihak setuju bahwa MNA akan memenuhi
liabilitasnya
kepada
Perusahaan
sebesar
USD 33.273.256 dan Rp 999.003.673 dalam jangka
waktu 13 (tiga belas) tahun terhitung sejak
ditandatanganinya perjanjian Restrukturisasi Utang.
Pada tanggal 28 Pebruari 2012, nota kesepahaman
ini telah diperpanjang sampai dengan 11 Maret
2013. Di samping itu, pada tanggal 10 Januari 2012,
Perusahaan
juga
memperoleh
surat
dari
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), yang menyatakan bahwa utang Merpati
kepada Perusahaan akan dilakukan penjadualan
kembali pembayaran secara cicilan dimulai pada
tahun 2016.

In March 2009, the Company and MNA have signed


a Memorandum of Understanding where both parties
agreed that MNA will settle its liabilities to the
Company of USD 33,273,256 and Rp 999,003,673
in 13 (thirteen) years since the signing of Debt
Restructuring Agreement. On February 28, 2012,
this memorandum of understanding has been
extended until March 11, 2013. Moreover on
January 10, 2012, the Company received a letter
from The Ministry of State Owned Enterprise, which
stated that the loan owed by Merpati to the
Company will be rescheduled with installment
payment to start by 2016.

Pada tanggal 18 November 2013 Perusahaan dan


MNA menandatangani Nota Kesepahaman untuk
melakukan perpanjangan jangka waktu MOU
sampai dengan 11 Maret 2014.

On November 18, 2013, the Company and MNA


signed a Memorandum of Understanding to
reschedule the term of MOU until March 11, 2014.

Sejak 2009 sampai tanggal 31 Desember 2013,


Perusahaan memiliki cadangan penurunan nilai
sebesar USD 16.898.932. Atas piutang tersebut,
manajemen
berpendapat
bahwa
cadangan
penurunan nilai cukup untuk menutupi kerugian
piutang tersebut.

In 2009 until December 31, 2013, the Company has


an
impairment
reserve
amounting
to
USD 16,898,932. The management believes that the
impairment reserve is adequate to cover possible
losses on this receivable.

Manufacturers Incentive

Manufacturers Incentive

Mutasi manufacturers
berikut:

incentive adalah sebagai

Movements of manufacturers
follows:

2013
USD
Saldo aw al
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir

2012
USD

5.572.643
31.641.634
(28.174.779)
9.039.498

- 59 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

7.980.258
3.642.940
(6.050.555)
5.572.643

Beginning balance
Additions
Deductions
Ending balance

incentive are as

295
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Aset keuangan lainnya - tersedia untuk dijual

Other financial assets - available for sale

Saldo investasi tersedia untuk dijual Grup adalah


sebagai berikut:

The Group available for sale investments are as


follows:

Tempat
kedudukan/
Domicile
Investasi saham - sebesar biaya/
Investments in shares - at cost
PT Merpati Nusantara Airlines
Papas Limited
Abacus International
Holdings Ltd
PT Nusa Dua Graha International
PT Arthaloka Indonesia
PT Bumi Minang Padang Plaza
Jumlah Aset Keuangan Lainnya/
Total Other Financial Assets

Persentase
kepemilikan/
Percentage of
Ownership
%

2013
USD

2012
USD

Jakarta
Hongkong
Singapura/

4,21
17,65

4.588.112
1.243.019

4.588.112
1.243.019

Singapore
Bali
Jakarta
Padang

2,06
8,00
3,00
10,00

1.730.948
1.067.603
94.168
76.181

1.730.948
1.326.421
118.698
194.152

8.800.031

9.201.350

Grup memiliki saham-saham tersebut dimaksudkan


untuk memperoleh potensi keuntungan dalam
jangka panjang karena Perusahaan tersebut
bergerak dalam industry sama dengan Grup.
Perusahaan tersebut tidak terdaftar di bursa efek
sehingga tidak tersedia nilai wajar dari sahamnya,
oleh karena itu investasi tersebut dinyatakan
sebesar biaya perolehan.

The Group owns shares held primarily for long-term


growth potential since such companies are engaged
in the same industry similar to the Group. Those
companies are non-listed and there is no readily
available measure of fair value of shares thus the
investment is stated at cost.

Aset tidak digunakan

Non productive assets

Aset tidak digunakan terdiri dari bangunan gedung


Garuda Indonesia Training Center (GITC) dan
rotable.

Non productive assets consist of Garuda Indonesia


Training Center (GITC) building and rotables.

2013
USD
Nilai buku - sebelum penurunan
Penyisihan penurunan nilai aset
Bersih

Mutasi penyisihan sebagai berikut:


Saldo aw al
Perubahan bersih tahun berjalan
Saldo akhir

2012
USD

4.667.323
(506.199)
4.161.124

(240.208)
(265.991)
(506.199)

4.667.323
(240.208)
4.427.115

Net carrying amount - before


impairment
Provision for impairment of assets
Net

(240.208)
(240.208)

The movement of the provision is


follow s:
Beginning balance
Net changes for the year
Ending balance

Uang jaminan non aircraft

Security deposits non aircraft

Akun ini merupakan uang jaminan atas sewa


gedung kantor cabang dan biaya utilitas.

This account represents security deposits for branch


office buildings and utilities.

Kas yang dibatasi penggunaannya

Restricted cash

Akun
ini
merupakan
kas
yang
dibatasi
penggunaannya sehubungan dengan pinjaman
sindikasi II dan III serta BCA Club Deal (Pinjaman
Sindikasi).

This account represents restricted cash related to


syndicated loan II and III and BCA Club Deal
(Syndicated Loan).

- 60 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

296
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

18. UTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Bank Negara Indonesia


Indonesia Infrastructure Finance
Jumlah

18. LOANS
FROM
INSTITUTION
2013
USD

2012
USD

40.222.668
5.000.000
45.222.668

5.651.251
5.651.251

Bank Negara Indonesia

BANKS

AND

FINANCIAL

Bank Negara Indonesia


Indonesia Infrastructure Finance
Total

Bank Negara Indonesia

Perusahaan

The Company

Pada tanggal 28 September 2012, Perusahaan


memperoleh fasilitas kredit dari Bank Negara
Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN) Bank Negara Indonesia (BNI).
Berdasarkan perjanjian kredit antara Perusahaan
dan BNI dengan jumlah plafon maksimal yang
dapat digunakan oleh Perusahaan adalah
USD 15 juta.

On June 28, 2012, the Company obtained credit


facility from Bank Negara Indonesia, herein
referred to as Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN) Bank Negara Indonesia
(BNI). Under the credit facility, the maximum
credit limit is USD 15 million.

Fasilitas BNI SKBDN hanya khusus digunakan


untuk pembelian bahan bakar avtur dari
PT Pertamina
(Persero)
dan
Perusahaan
diwajibkan untuk memelihara saldo deposito atau
rekening giro di BNI pada saat 2 hari kerja
sebelum tanggal jatuh tempo pelunasan pokok
sebesar nilai pokok ditambah dengan bunga.

The purpose of the BNI SKBDN is for purchase


of fuel from PT Pertamina (Persero). The
Company is required to maintain deposits or
checking account balances with BNI during the
2 working days before the due date of
repayment amounting to the principal amount
plus interest.

Pada tanggal 19 April 2013 sesuai dengan akte


No 16 dari Wenda Taurista Anindya, S.H.
Fasilitas ini diamandemen dari USD 15 juta
menjadi USD 40 juta dengan tingkat bunga 3.5%
per tahun. Fasilitas tersebut digunakan untuk
pembelian bahan bakar pesawat dan kebutuhan
operasi.

On April 19, 2013, in accordance with deed


No. 16 by Wenda Taurista Anindya, S.H., the
maximum credit has been amended from
USD 15 million to USD 40 million with interest
rate at 3,5% per annum. The facility is to be
used for jet fuel purchase and operating
activities.

Jumlah saldo utang bank per 31 Desember 2013


dan 2012 masing-masing adalah sebesar
USD 39.618.118 dan USD 4.957.664.

The outstanding balance as of December 31,


2013 and 2012 amounted to USD 39,618,118
and USD 4,957,664, respectively.

PT Aerotrans Services Indonesia (ATS)

PT Aerotrans Services Indonesia (ATS)

Pada tanggal 29 Nopember 2012, ATS


memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK)
BNI dengan maksimum kredit Rp 7.500.000.000,
tingkat bunga efektif 11% per tahun, dengan
jatuh tempo berakhir tanggal 28 Nopember 2014.
Pinjaman ini di jamin dengan seluruh piutang
ATS kepada GMFAA.

In November 29, 2012, ATS obtained Working


Capital Loans (KMK) BNI with maximum limit of
Rp 7,500,000,000, effective interest rate of 11%
per annum, and with last maturity date on
November 28, 2014. This loan is guaranteed
with all ATSs receivable from GMFAA.

Jumlah saldo utang bank per 31 Desember 2013


dan 2012 masing-masing adalah sebesar
Rp 7.368.853.033 (setara dengan USD 604.550)
dan
Rp
6.706.994.303
(setara
dengan
USD 693.587).

The outstanding balance as of December 31,


2013 and 2012 amounted to Rp 7,368,853,033
(equivalent
to
USD
604,550)
and
Rp 6,706,994,303 (equivalent to USD 693,587),
respectively.

- 61 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

297
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Indonesia Infrastructure Finance (IIF)

Indonesia Infrastructure Finance (IIF)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia


(GMFAA)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia


(GMFAA)

Pada 23 Desember 2013, GMFAA, entitas anak


menandatangani perjanjian fasilitas modal kerja
dengan PT Indonesia Infrastructure Finance
sebesar USD 5.000.000 dengan tingkat bunga
Libor 3 bulan + margin 3.5%. Fasilitas ini berlaku
1 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian
tersebut. Pinjaman ini digunakan untuk
melaksanakan pembangunan, penyelesaian dan
pengoperasian
hangar
baru
di
pulau
Batam/Bintan dan atau untuk pengadaan
peralatan mesin.

On December 23, 2013, GMFAA, a subsidiary


entered a working capital facility agreement with
PT Indonesia Infrastructure Finance amounting
to USD 5,000,000 with interest rate Libor 3
months + margin at 3,5%. This facility is valid
for 1 year from the date of signing of the
agreement. This loan is used to finance the
development of a new hangar in Batam/Bintan,
and/or the procurement of machine and
equipment.

Per 31 Desember 2013, jumlah saldo pinjaman


sebesar USD 5.000.000.

As of December 31, 2013, outstanding balance


amounted to USD 5,000,000.

19. UTANG USAHA

19. TRADE ACCOUNTS PAYABLE

a. Berdasarkan Pemasok

a. By Creditor
2013
USD

Pihak-pihak berelasi (Catatan 45)


PT Pertamina (Persero)
PT Gapura Angkasa
Perum LPPNI
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk
PT Abacus International Pte Ltd
Subjumlah
Pihak ketiga
Jasa penerbangan
Bahan bakar
Administrasi dan umum
Bandara
Pemeliharaan dan perbaikan
Jasa boga
Maskapai penerbangan
Sew a pesaw at
Sub jumlah
Non jasa penerbangan
Subjumlah
Jumlah

2012
USD

108.911.066
3.706.367
3.568.602
3.133.425
2.279.948

72.434.320
4.680.787
3.526.065
1.561.545

694.318
122.293.726

903.361
667.411
83.773.489

Related parties (Note 45)


PT Pertamina (Persero)
PT Gapura Angkasa
Perum LPPNI
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk
PT Abacus International Pte Ltd
Subtotal

21.865.753
10.281.904
7.432.440
1.574.181
1.438.306
498.079
43.090.663
40.801.887
83.892.550

15.326.642
6.462.056
7.912.975
1.874.477
1.249.977
61.873
462.284
33.350.284
56.345.858
89.696.142

Third parties
Airline services
Fuel
General and administrative
User charges and station
Maintenance and overhaul
Catering
Airline
Aircrafts leasing
Sub total
Non airline services
Subtotal

206.186.276

173.469.631

Total

- 62 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

298
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

b. Berdasarkan Mata Uang

b. By Currency
2013
USD

2012
USD

Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Yen Jepang
Dolar Singapura
Riyal Saudi Arabia
Euro
Dolar Australia
Won Korea
Mata uang lainnya

111.253.893
76.983.171
3.444.371
2.847.791
1.066.898
1.030.500
891.930
543.720
8.124.002

112.024.897
42.022.833
2.467.767
3.958.654
2.293.078
2.521.003
78.267
2.128.585
5.974.547

Rupiah
U.S. Dollar
Japanese Yen
Singapore Dollar
Arabian Riyal
Euro
Australian Dollar
Korean Won
Other currencies

Jumlah

206.186.276

173.469.631

Total

20. UTANG LAIN-LAIN

20. OTHER PAYABLES


2013
USD

2012
USD

Retribusi bandara luar negeri


Asuransi tiket penumpang
Asuransi dan kesehatan
Lain-lain

13.374.631
677.884
56.208
2.163.163

12.307.071
1.766.890
134.503
2.461.079

Foreign airport retribution


Passenger ticket insurance
Insurance and healthcare
Others

Jumlah

16.271.886

16.669.543

Total

21. BEBAN AKRUAL

21. ACCRUED EXPENSES


2013
USD

Administrasi dan umum


Pemeliharaan dan perbaikan
Bandara
Operasional penerbangan
Tiket penjualan dan promosi
Pelayanan penumpang
Bunga
Pembangunan hangar IV
Lain-lain
Jumlah

2012
USD

56.701.745
25.210.421
19.969.586
18.357.595
17.634.954
5.743.449
5.560.750
3.790.416
7.998.165

72.446.326
30.652.214
26.779.234
10.571.908
10.049.695
5.876.600
2.349.056
10.543.132

160.967.081

169.268.165

22. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

General and administrative


Maintenance and overhaul
User charges and station
Flight operations
Ticketing sales and promotion
Passenger services
Interest
Hangar IV construction
Others
Total

22. UNEARNED REVENUES


2013
USD

2012
USD

Jasa penerbangan berjadw al


Lain-lain

168.012.509
1.252.887

160.582.183
1.688.395

Traffic scheduled flight


Others

Jumlah

169.265.396

162.270.578

Total

- 63 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

299
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

23. PINJAMAN JANGKA PANJANG

23. LONG-TERM LOANS

Rincian pinjaman jangka panjang Grup pada tanggal


31
Desember
2013
dan
2012
setelah
memperhitungkan
biaya
transaksi
sebelum
diamortisasi.

Details of long-term loans at December 31, 2013


and 2012 net of unamortized transaction cost.

2013
USD

2012
USD

42.803.615
43.137.490
40.198.427
16.104.859
5.798.472
-

14.885.592
57.516.654
16.104.859
7.308.953
100.000.000

Related Parties (Note 45)


Bank Negara Indonesia
PT Pertamina (Persero)
Bank Rakyat Indonesia
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Indonesia Eximbank

148.042.863

195.816.058

Sub total

119.708.057
74.105.017
73.488.690
69.591.334

117.635.644
-

45.640.043
34.620.710

30.418.159
3.385.111
4.542.238
1.099.859
53.409
456.652.628

44.719.965
6.495.698
5.880.542
2.890.818
168.483
27.319.373
20.909
205.131.432

Third parties
Syndicated loan II
Bank Pan Indonesia
BCA Club Deal - Syndicated loan
Bank Permata
Syndicated loan III
U.S. Dollar
Rupiah
Floating Rate Notes
U.S. Dollar
Rupiah
Bank CIMB Niaga
PT Mandiri Tunas Finance
Bringin Indotama Sejatera
Syndicated loan
National Australia Bank Limited
Sub total

Jumlah pinjaman jangka panjang

604.695.491

400.947.490

Total long term liabilities

Dikurangi bagian yang jatuh


tempo dalam satu tahun

280.075.641

106.125.048

Less current maturities

Bagian jangka panjang

324.619.850

294.822.442

Long term loans portion

Pihak Berelasi (Catatan 45)


Bank Negara Indonesia
PT Pertamina (Persero)
Bank Rakyat Indonesia
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Indonesia Eximbank
Sub jumlah
Pihak ketiga
Pinjaman sindikasi II
Bank Pan Indonesia
Pinjaman sindikasi - BCA Club Deal
Bank Permata
Pinjaman sindikasi III
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
Wesel bayar bunga mengambang
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
Bank CIMB Niaga
PT Mandiri Tunas Finance
Bringin Indotama Sejatera
Pinjaman sindikasi
National Australia Bank Limited
Sub jumlah

- 64 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

300
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Detail pembayaran untuk 31 Desember 2013 dan


2012 adalah sebagai berikut:

Payment details at December 31, 2013 and 2012


are as follows:

2013
USD

2012
USD

Indonesia Eximbank
Pinjaman sindikasi
Wesel bayar bunga mengambang
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
PT Pertamina (Persero)
Bank Negara Indonesia
Bank CIMB Niaga
PT Mandiri Tunas Finance
PT Bank Rakyat Indonesia
Bringin Indotama Sejatera
St. George Bank Australia dan
National Australia Bank Limited
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Bank Jabar Banten

100.000.000
27.500.000

15.000.000
27.500.000

14.545.479
2.209.363
14.379.163
2.731.464
2.258.280
1.566.474
1.558.143
39.642

14.545.479
2.055.198
1.843.689
3.135.001
1.486.029
38.382

21.043
-

39.200
2.105.210
921.586
1.541.375

Jumlah

166.809.051

70.211.149

Rata-rata tingkat suku bunga sebagai berikut:

Dolar Amerika Serikat


Rupiah

Indonesia Eximbank
Syndicated loan
Floating Rate Notes
U.S. Dollar
Rupiah
PT Pertamina (Persero)
Bank Negara Indonesia
Bank CIMB Niaga
PT Mandiri Tunas Finance
PT Bank Rakyat Indonesia
Bringin Indotama Sejatera
St. George Bank Australia and
National Australia Bank Limited
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Bank Jabar Banten
Total

The average interest rate are as follows:


2013
USD

2012
USD

1,159% - 4,750%
6,500% - 11,152%

1.325% - 5.173%
6.500% - 7.580%

U.S. Dollar
Rupiah

PT Bank Negara Indonesia

PT Bank Negara Indonesia

a.

a.

GMFAA

GMFAA

Pada tanggal 31 Maret 2010, GMFAA, entitas


anak, memperoleh fasilitas kredit investasi
sebesar Rp 100 miliar, jatuh tempo tanggal
30 Desember
2015
dan
suku
bunga
mengambang dari Bank Negara Indonesia.
Fasilitas kredit berjangka waktu 5 tahun 9 bulan
ini ditujukan untuk pembiayaan pengembangan
usaha berupa sarana dan prasarana baru serta
pengadaan mesin dan peralatan sebesar
52,32% dari nilai pembiayaan aset. Fasilitas
pinjaman ini dijamin dengan aset yang dibiayai
melalui fasilitas ini.

On March 31, 2010, GMFAA, a subsidiary,


obtained a Rp 100 billion loan facility which will
mature on December 30, 2015 and subject to
floating interest rate from Bank Negara
Indonesia. The term of credit facility is 5 years
and 9 months the purpose of which is for
business development financing of new facilities
and infrastructure and also for machine and
equipment procurement of 52.32% from value of
asset financing. This credit facility is secured by
assets financed by the facility.

Pada tanggal 25 Juni 2012, GMFAA


memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi
sebesar Rp 55 miliar, jatuh tempo tanggal
25 Mei 2018 dengan tingkat suku bunga
mengambang. Fasilitas kredit berjangka waktu
6 tahun ini ditujukan untuk pembiayaan
pengembangan kemampuan dan penambahan
kapasitas perawatan pesawat.

On June 25, 2012, GMFAA obtained an


additional investment credit facility with
maximum amount of Rp 55 billion, due on
May 25, 2018 at a floating interest rate. The
facility has a term of 6 years and is intended to
finance the capability
development and
increased capacity for aircraft maintenance.

- 65 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

301
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

b.

c.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada tanggal 31 Mei 2013, GMFAA


memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi
dengan plafon maksimal sebesar Rp 490 milyar
dan USD 6 juta, jatuh tempo pada tanggal
30 Nopember
2025
dan
suku
bunga
mengambang dari Bank Negara Indonesia.
Fasilitas kredit berjangka waktu 12 tahun ini
ditujukan untuk pembiayaan pembangunan
hanggar IV dan pengadaan peralatan hanggar
dengan jaminan aset yang dibiayai.

On May 31, 2013, GMFAA obtained additional


investment credit facility with maximum plafond
of Rp 490 billion and USD 6 million, due on
November 30, 2025 at a floating interest rate
from Bank Negara Indonesia. The facility has a
term of 12 years and intended to finance the
building of hangar IV and hangar equipment.
The loan facility is secured with assets financed
by this facility.

Perusahaan akan membayar bunga pada


tanggal 25 setiap bulannya yang terhitung mulai
bulan Juni 2013. Pembayaran pokok atas
fasilitas ini akan dibayar setiap triwulan sebesar
Rp 11.112.500.000 yang terhitung mulai tanggal
25 Agustus 2014.

Interest is payable on the 25 of each month


starting on June 2013. The loan principal of this
facility is payable in quarterly installment of
Rp 11,112,500,000 starting on August 25, 2014.

Pembatasan penting dalam perjanjian fasilitas


pinjaman ini adalah:

The major covenant of this facility include the


following:

th

a.
b.

Current ratio minimum 1 kali


Debt to equity ratio maksimal 2,5 kali

a.
b.

c.

Debt service coverage ratio minimal 100%

c.

Minimum Current ratio is 1 time


Debt to equity ratio is maximum of 2.5
times
Debt service coverage ratio is minimum of
100%

Pada tanggal 31 Desember 2013, GMFAA telah


memenuhi seluruh rasio keuangan yang
dipersyaratkan.

On December 31, 2013, GMFAA has met the


financial ratio requirement based on the
agreement.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


saldo pinjaman
masing-masing
sebesar
Rp 403.285.640.026
(setara
dengan
USD 33.086.032) dan Rp 103.912.736.960
(setara dengan USD 10.745.888).

As of December 31, 2013 and 2012,


outstanding
balance
amounted
to
Rp 403,285,640,026
(equivalent
to
USD 33,086,032) and Rp 103,912,736,960
(equivalent to USD 10,745,888), respectively.

PT Aerofood ACS

b.

PT Aerofood ACS

Pada tanggal 20 Juni 2012, PT Aerofood ACS,


entitas anak, memperoleh pinjaman dari Bank
Negara Indonesia dengan jumlah maksimum
sebesar Rp 110 milyar dan jatuh tempo pada
tanggal 19 Juni 2018. Pinjaman ini digunakan
untuk pembiayaan pembangunan fasilitas dapur
di Denpasar, Medan dan Balikpapan. Pinjaman
ini dijamin secara fidusia dengan fasilitas
kitchen yang dibiayai.

On June 20, 2012, PT Aerofood ACS, a


subsidiary, obtained loan from Bank Negara
Indonesa with maximum credit of Rp 110 billion
and will be due on June 19, 2018. This loan is
used for project development of kitchen facilities
in Denpasar, Medan and Balikpapan. The loan
is secured by fiduciary right over the related
kitchen facility.

Per 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah


outstanding pinjaman adalah masing-masing
sebesar Rp 90.302.457.964 (setara dengan
USD 7.408.521) dan Rp 40.030.930.664 (setara
dengan USD 4.139.704).

As of December 31, 2013 and 2012, the


outstanding balance of the loan amounted to
Rp 90,302,457,964
(equivalent
to
USD 7,408,521) and Rp 40,030,930,664
(equivalent to USD 4,139,704).

PT Aerowisata

c.

Pada bulan Maret 2013, PT Aerowisata


memperoleh pinjaman dari Bank Negara
Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar
Rp 18 milyar dan jatuh tempo pada tanggal
19 Juni 2018. Fasilitas ini digunakan untuk
biaya renovasi Hotel Grand Preanger.

PT Aerowisata
In March 2013, PT Aerowisata obtained loan
from Bank Negara Indonesia with maximum
amount of Rp 18 billion and maturity date on
June 19, 2018. The loan is used to finance the
renovation of Hotel Grand Preanger.

- 66 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

302
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Per 31 Desember 2013, jumlah outstanding


pinjaman sebesar Rp 28.145.161.200 (setara
dengan USD 2.309.062).

As of December 31, 2013, the outstanding


balance
of
the
loan
amounted
to
Rp 28,145,161,200
(equivalent
to
USD 2,309,062).

PT Pertamina (Persero)

PT Pertamina (Persero)

Berdasarkan perjanjian pada tanggal 19 Oktober


2009, PT Pertamina (Persero) setuju untuk
mengkonversikan utang usaha Perusahaan atas
pembelian avtur sejumlah USD 76.484.911 menjadi
pinjaman jangka panjang dengan pembayaran
cicilan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal
31 Desember 2015.

Based on agreement dated October 19, 2009,


PT Pertamina (Persero) agreed to convert the
Companys trade payable for fuel purchase
transactions amounting to USD 76,484,911 into a
long-term loan payable with installment terms. This
loan is due on December 31, 2015.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo


pinjaman
masing-masing
berjumlah
USD 43.137.490 dan USD 57.516.654.

As of December 31, 2013 and 2012, outstanding


loan balance amounted to USD 43,137,490 and
USD 57,516,654, respectively.

Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia

a.

a.

Perusahaan
Pada tanggal 29 Mei 2013, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja
dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk
dengan
jumlah
fasilitas
sebesar
USD 40.000.000 dengan jangka waktu 24 Bulan
sejak ditanda tangani perjanjian ini. Pinjaman
tersebut digunakan untuk pembiayaan general
purpose termasuk pembiayaan pra-pengiriman
pesawat 2013.

On May 29, 2013, the Company has signed a


Credit Facility with PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk with a total facility of
USD 40,000,000 and term of 24 months. This
facility is used for general purposes including
pre-delivery financing of aircraft purchases in
2013.

Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan


telah memenuhi pembatasan penting yang
dipersyaratkan
dalam
perjanjian
ini.
Pembatasan
penting
dalam
perjanjian
diantaranya adalah debt to equity ratio tidak
melebihi 5 kali.

As of December 31, 2013 the Company has


complied with the financial covenant stipulated
in the agreement. Major covenant of the
agreement includes, among other the debt-toequity ratio not to exceed 5 times.

Pada tanggal 31 Desember 2013,


pinjaman berjumlah USD 39.870.262.
b.

The Company

saldo

As of December 31, 2013, the outstanding loan


amounted to USD 39,870,262.

PT Aerofood ACS

b.

PT Aerofood ACS

ACS entitas anak AWS memperoleh pinjaman


dari Bank Rakyat Indonesia dengan jumlah
plafon maksimum sebesar Rp 40 Milyar yang
jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2014.
Pinjaman ini dijamin dengan hak fidusia atas
persediaan dan piutang usaha milik ACS.

ACS, a subsidiary of AWS, obtained loan from


Bank Rakyat Indonesia with maximum plafond
of Rp 40 billion, due in June 28, 2014. This loan
is secured by inventory and account receivables
of ACS.

Jumlah saldo pinjaman per 31 Desember 2013


adalah sebesar Rp 4 milyar (setara dengan
USD 328.165).

The outstanding balance on December 31,


2013 amounted to Rp 4 billion (equivalent to
USD 328,165).

- 67 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

303
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

PT Angkasa Pura II (Persero)

PT Angkasa Pura II (Persero)

Berdasarkan perjanjian tanggal 27 Mei 2009,


PT Angkasa Pura II (Persero) setuju untuk
mengkonversikan
utang
usaha
Perusahaan
sejumlah Rp 195.910.872.304 atau setara dengan
USD 21.052.103 menjadi pinjaman jangka panjang
dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini akan jatuh
tempo pada tanggal 30 Desember 2015. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo
pinjaman
masing-masing
berjumlah
USD 16.104.859.

Based on agreement dated May 27, 2009,


PT Angkasa Pura II (Persero) agreed to convert the
Companys trade payable of Rp 195,910,872,304 or
equivalent to USD 21,052,103 into a long-term loan
payable with installment terms. This loan will fall due
on December 30, 2015 and as of December 31,
2013 and 2012, the outstanding loan balance
amounted to USD 16,104,859, respectively.

PT Angkasa Pura I (Persero)

PT Angkasa Pura I (Persero)

Berdasarkan perjanjian tanggal 27 Mei 2009,


PT Angkasa Pura I (Persero) setuju untuk
mengkonversikan
utang
usaha
Perusahaan
sejumlah Rp 91.465.097.646 atau setara dengan
USD 8.872.465 menjadi pinjaman jangka panjang
dengan pembayaran cicilan. Pinjaman ini jatuh
tempo tanggal 30 Desember 2015 masing-masing
berjumlah Rp 70.677.575.510 (atau setara dengan
USD 5.798.472) dan Rp 70.677.575.510 (atau
setara dengan USD 7.308.953).

Based on agreement dated May 27, 2009,


PT Angkasa Pura I (Persero) agreed to convert the
Companys
trade
payable
amounting
to
Rp 91,465,097,646 or equivalent to USD 8,872,465
into a long-term loan payable with installment terms.
This loan will fall due on December 30, 2015. As of
December 31, 2013 and 2012, the outstanding loan
balance amounted to Rp 70,677,575,510 (equivalent
to USD 5,798,472) and Rp 70,677,575,510
(equivalent to USD 7,308,953) respectively.

Indonesia Eximbank

Indonesia Eximbank

Pada tanggal 12 Pebruari 2010, Perusahaan


menandatangani
Perjanjian
Kredit
fasilitas
Pembiayaan Tranche A dengan plafon USD 15 juta
dengan tingkat bunga LIBOR (6 bulan) + 3,5% per
tahun, dimana tingkat bunga LIBOR akan di-reviu
setiap 6 bulan dan akan jatuh tempo dalam jangka
waktu 2 tahun. Pinjaman ini digunakan untuk
pembiayaan dan pembiayaan kembali Pre-Delivery
Payment (PDP) pesawat Boeing 737-800 NG yang
telah memperoleh komitmen pembiayaan melalui
perjanjian jual dan sewa balik dengan lessor.
Pinjaman ini dijamin dengan saham Perusahaan di
GMFAA, entitas anak.

On February 12, 2010, the Company signed a Credit


Agreement for Financing Tranche A with a credit
limit of USD 15 million due in 2 years and interest
rate of LIBOR (6 months) + 3.5% per year. The
LIBOR rate will be reviewed every 6 months. This
loan is used to finance and refinance the PreDelivery Payment (PDP) for Boeing 737-800 NG
aircraft, which is already subject to financing
commitment through sale and leaseback agreement
with a lessor company and collateralized with the
Companys shares in GMFAA, a subsidiary.

Perjanjian kredit telah diamandemen pada tanggal


29 Oktober 2010 dan 28 Juni 2011, dengan
menambahkan PDP pesawat Boeing B777-300 ER
dan fasilitas pembiayaan Tranche B dengan plafon
USD 27 juta sehingga total plafon fasilitas menjadi
USD 42 juta. Pada tanggal 10 Pebruari 2012,
perjanjian tersebut diamandemen kembali menjadi
kredit modal kerja transaksional (KMK) dengan
plafon USD 42 juta yang akan jatuh tempo dalam
waktu 4 tahun. Selanjutnya, pada tanggal
15 Agustus 2012, Perusahaan dan Indonesia
Eximbank setuju untuk mengamandemen fasilitas
plafon USD 42 juta menjadi USD 25 juta.

The credit agreement was amended on October 29,


2010 and again on June 28, 2011, by adding a PDP
for Boeing B777-300 ER and Tranche B financing
facility with a plafond of USD 27 million; thus the
total facility limit amounted to USD 42 million. On
February 10, 2012, the facilities were amended to
transactional working capital facilities (KMK) with a
plafond of USD 42 million due in 4 years.
Furthermore, on August 15, 2012, the Company and
Indonesia Eximbank approved to amend the
maximum plafond from USD 42 million to USD 25
million.

- 68 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

304
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada tanggal 15 Agustus 2012 Perusahaan dan


Lembaga Pembiayaan Expor Impor Indonesia
menandatangi perjanjian kredit dengan nilai total
sebesar USD 75 juta yang dibagi menjadi dua
kelompok yaitu tranche A sebesar USD 25 juta dan
tranche B sebesar USD 50 juta yang dipergunakan
untuk pembayaran pre-delivery payment (PDP)
untuk pembelian seluruh pesawat dari Boeing,
Airbus, Embraer dan Bombardier yang memperoleh
komitmen pembiayaan dalam bentuk sale and
leaseback agreement dari lessor. Jangka waktu
perjanjian ini adalah 24 bulan terhitung sejak
ditandatanganinya perjanjian. Pembayaran bunga
dilakukan per 3 bulan.

On August 15, 2012, the Company and Indonesia


Exim Bank signed a credit agreement with a total
value of USD 75 million which is divided into two
tranches: tranche A with credit limit of USD 25
million and tranche B with credit limit of USD 50
million used for the payment of pre-delivery payment
(PDP) of the entire aircrafts purchase from Boeing,
Airbus, Embraer and Bombardier which are covered
by financing commitments in the form of sale and
leaseback agreement of the lessor. The term of this
agreement is 24 months from the signing. Interest
payments are made every 3 months.

Jaminan atas perjanjian kredit adalah akta gadai


saham Perusahaan ke PT GMFAA, entitas anak,
sebesar USD 100 juta.

The loan is collateralized by a deed of pledge over


the Companys shares in PT GMFAA, subsidiary, for
USD 100 million.

Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013


dan 2012 adalah masing-masing sebesar nihil dan
USD 100 juta.

The outstanding loan at December 31, 2013 and


2012 amounted to nil and USD 100 million
respectively.

Pinjaman Sindikasi II

Syndicated loan II

Pada tanggal 6 Nopember 2012, Perusahaan


menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
sindikasi yang difasilitasi oleh Citicorp International
Limited dan secara sirkuler dengan delapan bank :
Citigroup global markets Singapore Pte Ltd, PT Bank
Panin Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, First Gulf Bank
PJSC, Cabang Singapura, Korea Development Bank,
KDB Asia Limited, Standard Chartered Bank, Cabang
Jakarta dan Bank of China limited, Cabang Jakarta.
Plafon fasilitas sebesar USD 120 juta dalam jangka
waktu 24 bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan
pada bulan ke 15, 18, 21 dan 24 setelah periode tutup
buku dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar
USD 30 juta. Pinjaman ini digunakan untuk tujuan
yang umum (general purposes). Pinjaman ini
dijaminkan dengan saldo rekening USD di Citibank
NA
Cabang
Jakarta
dengan
rekening
No. 0100193574.

On November 6, 2012, the Company entered into a


Syndicated Loan Facility which was facilitated by
Citicorp International Limited and circularly with eight
banks: Citigroup global markets Singapore Pte Ltd,
PT Bank Panin Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, First
Gulf Bank PJSC, Singapore Branch, Korea
Development Bank, KDB Asia Limited, Standard
Chartered Bank, Jakarta Branch and Bank of China
Limited, Jakarta Branch. The maximum credit facility
is USD 120 million with term of 24 months. Principal
payments will be made at month 15, 18, 21 and 24
by the same amount of USD 30 million. This facility
is used for general purposes. The loan is secured by
an existing USD bank account held with Citibank NA
Jakarta Branch No. 0100193574.

Perusahaan mencairkan seluruh plafon fasilitas pada


tanggal 31 Desember 2012 dengan rincian sebagai
berikut:

The Company has used all the facility as of


December 31, 2012 with details as follow:
Jumlah/Total
USD

Agen fasilitas/ Facility agents


Citigroup global markets Singapore Pte Ltd
PT Bank Panin Tbk
PT Bank ICBC Indonesia
First Gulf Bank PJSC, Singapore Branch
Korea Development Bank *)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Bank of China Limited, Jakarta branch

15.000.000
25.000.000
24.000.000
20.000.000
15.000.000
15.000.000
6.000.000
120.000.000

*) Komitmen senilai USD 15.000.000 akan dipisahkan antara Korea Development Bank dan KDB Asia Limited/
USD 15,000,000 commitment to b e split b etween Korea Development Bank and KDB Asia Limited

- 69 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

305
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya


adalah:

The major covenants of the agreement include the


following:

Coverage ratio tidak kurang dari 1,05.


Debt ratio tidak melebihi 5,75 kali.
Persentase kas minimum 5 persen.

Coverage ratio not less than 1.05.


Debt ratio not to exceed 5.75 times.
The minimum cash percentage of the Group
shall not be less than 5 percent.

Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah


memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan
dalam perjanjian ini.

As of December 31, 2013 the Company has


complied with the financial covenants in the
agrement.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo


pinjaman
berjumlah
masing-masing
USD 119.708.057 dan USD 117.635.644.

As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding


loan amounted to USD 119,708,057 and
USD 117,635,644, respectively.

Pinjaman Sindikasi III

Syndicated Loan III

Pada tanggal 21 Pebruari 2013, Perusahaan


menerima pinjaman sindikasi III yang difasilitasi oleh
Citibank dengan nilai total pinjaman sebesar USD 90
juta. Pinjaman sindikasi tersebut dihimpun dari
beberapa bank yaitu: PT Bank Panin Tbk sebesar
USD 20 juta dan Rp 213.378.000.000 (setara
dengan USD 24 juta), PT Bank ICBC Indonesia
sebesar USD 6 juta, PT Bank Central Asia Tbk
sebesar Rp 213.378.000.000 (setara dengan
USD 24 juta), dan Emirates NBD PJSC, Singapore
Branch sebesar USD 20 juta.

On February 21, 2013, the Company entered into a


USD 90 million syndicated loan III facilitated by
Citibank. This syndicated loan is raised from several
banks, namely: PT Bank Panin Tbk amounting to
USD 20 million and Rp 213,378,000,000 (equivalent
to USD 24 million), PT Bank ICBC Indonesia
amounting to USD 6 million, PT Bank Central Asia
Tbk amounting to Rp 213,378,000,000 (equivalent to
USD 24 million), and Emirates NBD PJSC,
Singapore Branch for USD 20 million.

Jangka waktu pinjaman adalah 24 bulan terhitung


mulai tanggal 7 Nopember 2012 dengan
pembayaran pokok pinjaman pada bulan ke 15, 18,
21 dan 24.

The loan has a term of 24 months from November 7,


2012 with principal payments at month 15, 18, 21
and 24.

Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013


adalah sebesar USD 45.640.043 untuk pinjaman
Sindikasi III dalam mata uang Dolar Amerika Serikat
dan Rp 421.991.834.190 (atau setara dengan
USD 34.620.710) untuk pinjaman Sindikasi III dalam
Rupiah.

The outstanding loan at December 31, 2013


amounted to USD 45,640,043 for Syndicated loan III
in U.S Dollar currency and Rp 421,991,834,190
(equivalent to USD 34,620,710) for syndicated loan
III in Rupiah.

PT Bank Pan Indonesia

PT Bank Pan Indonesia

Pada tanggal 2 Agustus 2013, Perusahaan


menandatangani perjanjian pinjaman komersial
dengan PT Bank Pan Indonesia. Jumlah fasilitas
pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan
sebesar USD 75 juta dengan jangka waktu 36 bulan.

On August 2, 2013, the Company entered into a


commercial loan agreement with PT Bank Pan
Indonesia Tbk. The total loan facility amounted to
USD 75 million with term of 36 months.

Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013


sebesar USD 74.105.017.

The outstanding loan at December 31, 2013


amounted to USD 74,105,017.

BCA Club Deal- Pinjaman Sindikasi

BCA Club Deal Syndicated Loan

Pada tanggal 2 Desember 2013, Perusahaan


menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Sindikasi yang difasilitasi oleh PT Bank Central Asia
Tbk., dan secara sirkuler dengan lima bank:

On December 2, 2013, the Company entered into a


Syndicated Loan Agreement facilitated by PT Bank
Central Asia, Tbk., and in circular with five banks:

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia


PT Bank Central Asia, Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank CTBC Indonesia
Bank of China Limited

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia


PT Bank Central Asia, Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank CTBC Indonesia
Bank of China Limited

- 70 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

306
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pinjaman Sindikasi ini berjumlah USD 100 juta dan


Rp 1.193.000.000.000 untuk kebutuhan pendanaan
Perusahaan secara umum.

The syndicated loan facility amounted to USD 100


million and Rp 1,193,000,000,000 for general
purpose of the Company.

Fasilitas Pinjaman Sindikasi ini memiliki jangka


waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan dan akan
jatuh tempo pada tanggal 2 Desember 2016.
Pembayaran pokok dilakukan secara mencicil setiap
3 (tiga) bulan dimulai pada bulan ke 12 (dua belas)
semenjak tanggal penandatanganan Perjanjian.

The loan has a term of 36 (thirty six) months due on


December 2, 2016. The principal will be repaid every
3 (three) months in which the first repayment will be
made 12 (twelve) months from the signing date.

Pinjaman ini dijamin dengan rekening penampungan


untuk pembayaran bunga selama 3 (tiga) bulan ke
depan di PT Bank Central Asia, Tbk selaku Agen
Fasilitas dan Agen Jaminan.

The loan is secured by an interest reserve account


in which the balance is to be kept sufficient for 3
(three) months of interest payments. The account is
held with PT Bank Central Asia, Tbk as the Facility
Agent as well as the Security Agent.

Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas yang


telah digunakan Perusahaan adalah sebesar
USD 75 juta.

As of December 31, 2013, the Company has utilized


USD 75 million of the loan facility.

Pembatasan-pembatasan penting dalam perjanjian


ini antara lain menjaga rasio keuangan sebagai
berikut:

The major covenants include maintaining certain


financial covenants as follow:

Debt ratio maksimum 5,75 kali


Coverage ratio minimum 1,00
Persentase kas minimum 5,00%

Debt ratio not to exceed 5.75 times


Coverage ratio not less than 1.00
The minimum cash percentage of the Group
shall not be less than 5.00%

Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan telah


memenuhi pembatasan penting yang dipersyaratkan
dalam perjanjian ini.

As of December 31, 2013, the Company has


complied with the financial covenants in the
agreement.

Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman


berjumlah USD 73.488.690.

As of December 31, 2013 the outstanding loan


amounted to USD 73,488,690.

PT Bank Permata

PT Bank Permata

Pada tanggal 18 Pebruari 2013, Perusahaan


menandatangani perjanjian pinjaman komersial
dengan PT Bank Permata Tbk. Jumlah fasilitas
pinjaman yang diberikan kepada Perusahaan
sebesar USD 70 juta dengan jangka waktu 24 bulan
dan bunga tetap 4,5% per tahun. Seluruh
pembayaran pokok di bulan ke 24 yaitu pada bulan
18 Pebruari 2015.

On February 18, 2013, the Company entered into a


commercial loan agreement with PT Bank Permata
Tbk. The total loan facility amounted to USD 70
million with term of 24 months and fixed interest rate
at 4.5% per annum. The loan principal will be paid
on the 24th month which on February 18, 2015.

Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013


adalah sebesar USD 69.591.334.

The outstanding loan at December 31, 2013


amounted to USD 69,591,334.

Wesel Bayar Bunga Mengambang

Floating Rate Note Payable

Perusahaan menerbitkan Wesel Bayar Bunga


Mengambang (Floating Rate Note (FRN)) dalam
mata uang Dolar Amerika Serikat dan Rupiah.
Dalam penerbitan FRN ini, The Chase Manhattan
Bank - London Branch bertindak sebagai Trustee.
FRN tersebut jatuh tempo tahun 2007.

The Company issued Floating Rate Notes payable


(FRN) in U.S. Dollar and Rupiah currencies. The
Chase Manhattan Bank - London Branch acted as
Trustee in the issuance of the FRN. The FRN
matured in 2007.

Sesuai dengan akta perubahan dan perjanjian


kembali tertanggal 21 Januari 2010, FRN yang
belum dilunasi masing-masing sebesar USD 75 juta
dan Rp 108 miliar direstrukturisasi dan akan jatuh
tempo pada tahun 2018.

R Based on deed of changes and buyback agreement


dated
p January 21, 2010, the remaining unsettled
FRN
_ which amounted to USD 75 million and Rp 108
billion
_ respectively, was restructured and will be due
in 2018.
- 71 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

307
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Saldo FRN per tanggal 31 Desember 2013


berjumlah
sebesar
USD
30.418.159
dan
Rp 41.261.123.098 (setara USD 3.385.111) dan per
31 Desember 2012 sebesar USD 44.719.965 dan
Rp 62.813.399.660 (setara dengan USD 6.495.698).

Outstanding balance of FRN at December 31, 2013


amounted
to
USD
30,418,159
and
Rp 41,261,123,098 (equivalent to USD 3,385,111)
and at December 31, 2012 amounted to
USD 44,719,965 and Rp 62,813,399,660 (equivalent
to USD 6,495,698).

Bank CIMB Niaga

Bank CIMB Niaga

a.

a.

b.

PT Aerowisata

PT Aerowisata

Pada 6 Oktober 2009, PT Aerowisata, entitas


anak, memperoleh fasilitas pinjaman khusus
investasi dari Bank CIMB Niaga dengan jumlah
kredit maksimum sebesar Rp 20 miliar. Fasilitas
ini digunakan untuk biaya renovasi Hotel Irian
Biak. Jangka waktu pinjaman adalah 8 tahun,
termasuk didalamnya grace period 18 bulan,
dan akan berakhir pada 6 Oktober 2017.
Pinjaman ini dijaminkan dengan tiga sertifikat
kepemilikan tanah dimana hotel tersebut berdiri
(Catatan 14).

On October 6, 2009, PT Aerowisata, a


subsidiary, obtained on investment credit loan
facility from Bank CIMB Niaga with maximum
credit of Rp 20 billion. The loan is used to
finance the renovation of Irian Biak Hotel. The
term of the loan is 8 years, which includes a
grace period of 18 months and will mature on
October 6, 2017. The loan is secured by three
landright certificates on the land area where the
hotel is located (Note 14).

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


saldo pinjaman masing-masing berjumlah
Rp 9.499.000.022
(setara
dengan
USD 779.309) dan Rp 12.421.769.246 (setara
dengan USD 1.284.568).

As of December 31, 2013 and 2012,


outstanding
loan
balance
amounted
Rp 9,499,000,022 (equivalent to USD 779,309)
and Rp 12,421,769,246 (equivalent to
USD 1,284,568).

PT Aerotrans Service

b.

PT Aerotrans Service

PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh


fasilitas pinjaman dari Bank CIMB Niaga yang
digunakan
sebagai
pembiayaan
dalam
pengadaan kendaraan baru untuk kegiatan
operasional dengan jangka waktu 3-4 tahun.

PT Aerotrans Services Indonesia obtained


investment loan facility from Bank CIMB Niaga
to finance the purchase of new vehicle for
operations with term of 3 to 4 years per annum.

Perjanjian
pinjaman
tersebut
mencakup
persyaratan jangka waktu dan kondisi tertentu
untuk membatasi PT Aerotrans Services
Indonesia dalam melakukan pembagian dividen
dan merubah struktur organisasi tanpa ada
pemberitahuan secara tertulis kepada pihak
bank.

Such loan agreement includes certain terms


and conditions that restrict PT Aerotrans
Services Indonesia to distribute dividends and
change its organizational structure without
written notification to the bank.

PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh


pinjaman khusus untuk pendanaan talangan
atas kekurangan likuiditas yang timbul akibat
kegiatan investasi. Pinjaman ini berjangka
waktu maksimum satu tahun atau selama masa
perjanjian sewa, dengan tingkat bunga per
tahun sebesar 1,25% diatas bunga deposito
dijamin Pemerintah. Pinjaman ini dijamin
dengan deposito berjangka.

PT Aerotrans Services Indonesia obtained a


loan facility to be used as bridging financing for
liquidity gap arising from investment activities.
This loan has a maximum term of one year or
the period of leased agreement whichever is
shorter, with interest rate per annum at 1.25%
plus the interest rate of time deposits
guaranteed by the government. This loan is
secured by time deposit.

Pada tanggal 24 Juni 2010, PT Aerotrans


Services
Indonesia
telah
melakukan
restrukturisasi atas pinjaman tersebut. Hal-hal
yang direstrukturisasi adalah sebagai berikut:

On June 24, 2010, PT Aerotrans Services


Indonesia restructured its loan. The agreed
restructured terms are as follows:

a.

a.

Mengurangi tingkat bunga dari 13% - 16%


per tahun menjadi 11% - 12,25% per tahun.

Reduce interest rate from 13% - 16% per


annum to 11% - 12.25% per annum.

- 72 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

308
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
b.

Mengubah alokasi dari fasilitas pinjaman


sebagai berikut:

c.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
b.

Pinjaman Transaksi Khusus (PTK)


Investasi No. 2 dan Novasi sebagian
dari pinjaman tetap back to back senilai
Rp 7 miliar digabungkan menjadi PTK
Investasi No. 5.
PTK Investasi No. 3 dan Novasi
sebagian dari pinjaman tetap back to
back sebesar Rp 4 miliar digabungkan
menjadi PTK Investasi No. 6.

Change in allocation of loan facility as


follows:

Investment loan transaction (PTK) No. 2


and partial Novation from fixed back to
back loan amount of Rp 7 billion was
combined into PTK investment No. 5.

PTK investment No. 3 and partial


Novation from fixed back to back loan
amount of Rp 4 billion was combined
into PTK investment No. 6.

Fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan


sampai 42 bulan.

These facilities have a term of 36 months to 42


months.

Utang yang telah direstrukturisasi dijamin dan


diikat secara fidusia dengan kendaraan
bermotor yang dibeli dengan total nilai minimum
sebesar Rp 175.124.150.000, piutang yang
timbul dari kontrak sewa kendaraan dengan
total nilai minimum sebesar Rp 10.504.404.158
dan penyerahan/ pengelolaan escrow account
serta comfort letter dari PT Aerowisata.

The restructured loan is secured by related


vehicles purchased with a minimum amount of
Rp 175,124,150,000, accounts receivable from
rental of vehicles with minimum amount of
Rp 10,504,404,158 and opening of escrow
account
and
a
comfort
letter
from
PT Aerowisata.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


saldo pinjaman masing-masing berjumlah
Rp 40.199.683.876
(atau setara
dengan
USD 3.298.030) dan Rp 36.776.406.852 (atau
setara dengan USD 3.803.144).

As of December 31, 2013 and 2012,


outstanding
loan
balances
amounted
Rp 40,199,683,876
(equivalent
with
USD 3,298,030)
and
Rp 36,776,406,852
(equivalent to USD 3,803,144), respectively.

PT Aerofoods ACS

c.

PT Aerofoods ACS

Pada bulan Oktober 2011, ACS entitas anak


AWS memperoleh pinjaman dari CIMB Niaga
dengan jumlah plafon maksimum Rp 10 milyar
yang jatuh tempo pada tanggal 24 Oktober
2016. Pinjaman ini dijamin dengan hak fidusia
kendaraan Hi Lift Truck dengan nilai pinjaman
sebesar Rp. 12,5 miliar.

On October 2011, ACS , subsidiary of AWS


obtained loan from CIMB Niaga with maximim
limit of 10 billion which maturity date on
October 24, 2016. The loan is pledged by
fiduciary right of Hi Lift Truck amounting to
Rp 12.5 billion.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


saldo pinjaman masing-masing berjumlah
Rp 5.666.666.673
(setara
dengan
USD 464.900) dan Rp 7.666.666.665 (setara
dengan USD 792.830).

As of December 31, 2013 and 2012, oustanding


loan balance amounted to Rp 5,666,666,673
(equivalent
to
USD
464,900)
and
Rp 7,666,666,665 (equivalent to USD 792,830).

PT Mandiri Tunas Finance

PT Mandiri Tunas Finance

Merupakan pinjaman PT Aerotrans Services


Indonesia, entitas anak, atas pembelian 27 unit
kendaraan dengan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman ini dijamin secara fidusia dengan
kendaraan bermotor yang dibiayai.

This loan was obtained by PT Aerotrans Services


Indonesia, a subsidiary, for the purchase of 27
vehicles with term of 36 months. This loan is
secured by the financed vehicles.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012


saldo pinjaman
masing-masing
berjumlah
Rp 13.406.183.732 (setara dengan USD 1.099.859)
dan
Rp
27.954.210.586
(setara
dengan
USD 2.890.818).

As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding


loan balance amounted to Rp 13,406,183,732
(equivalent
to
USD
1,099,859)
and
Rp 27,954,210,586 (equivalent to USD 2,890,818),
respectively.

- 73 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

309
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Bringin Indotama Sejahtera

Bringin Indotama Sejahtera

Pada tahun 2012, ATS melakukan kerjasama


pembiayaan pembelian kendaraan dengan Bringin
Indotama Sejahtera untuk pembelian kendaraan.
Jangka waktu pinjaman 3 tahun dengan tingkat
bunga pinjaman tetap sebesar 12,25% per tahun.

In 2012, ATS entered into vehicle purchase


financing with Bringin Indotama Sejahtera for the
purchase of vehicles. The finance lease has a term
of 3 years and a fixed interest rate of 12.25% per
annum.

Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2013


dan 2012 masing-masing sebesar Rp 651.008.040
(atau
setara
dengan
USD
53.409)
dan
Rp 1.629.233.440 (setara dengan USD 168.483).

The outstanding balance of this loan as of


December 31, 2013 and 2012 amounted to
Rp 651,008,040 (equivalent to USD 53,409) and
Rp 1,629,233,440 (equivalent to
USD 168,483),
respectively.

Pinjaman Sindikasi

Syndicated Loan

Pada tanggal 24 Juni 2011, Perusahaan


menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Club
Deal secara sirkuler dengan tujuh bank : Citibank,
UBS AG, PT Bank Central Asia, PT Bank ICBC
Indonesia, PT Bank International Indonesia,PT Bank
Permata Tbk dan Bank of China Limited. Plafon
fasilitas sebesar USD 55 juta dalam jangka waktu 24
bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan pada bulan
ke 15, 18, 21 dan 24 dengan jumlah yang sama, yaitu
sebesar USD 13,75 juta. Pinjaman ini digunakan
untuk tujuan yang umum (general purposes).
Pinjaman ini dijaminkan dengan 3 bulan pembayaran
bunga yang disimpan pada rekening perusahaan di
Citibank (interest reserve account). Saldo jaminan ini
akan dijaga mengikuti fluktuasi LIBOR 1 bulan serta
tidak akan diambil sampai pinjaman dilunasi.
Perusahaan mencairkan seluruh plafon fasilitas pada
tanggal 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai
berikut:

On June 24, 2011, the Company entered into a Loan


Facility Deal Club circularly with seven banks:
Citibank, UBS AG, PT Bank Central Asia, PT Bank
ICBC Indonesia, PT Bank International Indonesia,
PT Bank Permata Tbk and Bank of China Limited.
Maximum credit facility is USD 55 million with term
of 24 months. Principal payments will be made at
month 15, 18, 21 and 24 by the same amount,
amounting to USD 13.75 million. This facility is used
for general purposes. The loan is secured by 3
months of interest payments that are deposited on a
Company account in Citibank (interest reserve
account). The balance of this collateral will be
adjusted for fluctuations of 1-month LIBOR and will
not be taken until the loan is settled. The Company
has used all the facility as of December 31, 2011
with details as follow:
Jumlah/Total
USD

Facility Agents
Citibank N.A. Jakarta Branch
PT Bank Central Asia
PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Bank Permata Tbk
Bank of China Limited, Jakarta Branch

8.500.000
8.500.000
8.500.000
17.000.000
8.500.000
4.000.000
55.000.000

Nilai komitmen PT Bank International Indonesia Tbk


(BII) USD 17 juta terdiri dari komitmen dua bank
yaitu BII dan UBS AG, cabang Singapura masingmasing senilai USD 8,5 juta. Pada saat perjanjian
kredit ini disetujui, Perusahaan belum memiliki ijin
PKLN (Persetujuan Kredit Luar Negeri) dari
Kementerian BUMN sehingga UBS AG, Cabang
Singapura tidak bisa memberikan pinjaman
langsung ke Perusahaan dan melakukan fronting ke
BII.

The commitment value of PT Bank International


Indonesia Tbk (BII) of USD 17 million consists of two
banks, i.e. BII and UBS AG, Singapore Branch
amounting to USD 8.5 million, respectively. The
Company does not have permission for PKLN
(Persetujuan Kredit Luar Negeri) from the Ministry of
SOEs, thus UBS AG, Singapore branch can not
provide loans directly to the Company and used BII
as front.

Pembatasan penting dalam perjanjian diantaranya


adalah:

The major covenants of the agreement include the


following:

Coverage ratio tidak kurang dari 1,05.


Debt ratio tidak melebihi 5,75 kali.
Persentase kas minimum 5 persen.

Coverage ratio not less than 1.05.


Debt ratio not to exceed 5.75 times.
The minimum cash percentage of the Group
shall not be less than 5 percent.

- 74 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

310
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada tanggal 31 Desember 2013 seluruh pinjaman


ini telah dilunasi dan tanggal 31 Desember 2012
jumlah saldo pinjaman sindikasi adalah sebesar
USD 27.319.373.

On December 31, 2013, all the outstanding loan has


been settled and at December 31, 2012, the
outstanding loan amounted to USD 27,319,373.

National Australia Bank Limited

National Australia Bank Limited

Pada 9 Agustus 2010, GOH Australia, entitas anak


PT
Aerowisata,
memperoleh
utang
sewa
pembiayaan aset dari National Australia Bank
Limited. Jangka waktu perjanjian sewa pembiayaan
adalah 3 tahun dan telah dilunasi pada 9 Juli 2013.

On August 9, 2010, GOH Australia, a subsidiary of


PT Aerowisata, obtained finance lease for purchase
of assets from National Australia Bank Limited. The
term of finance lease is 3 years and settled on
July 9, 2013.

24. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN

24. LEASE LIABILITIES

Grup melakukan transaksi sewa pesawat Airbus tipe


A-330 yang dibiayai oleh Lloyd (ECA) dengan masa
sewa sejak tahun 1996 2016, Export Development
Canada (EDC) untuk sewa pesawat CRJ1000
dengan masa sewa 2012 2022.

The Group entered into lease transaction for the


lease of aircraft Airbus type A-330 which were
financed by Lloyd (ECA), with lease period of 1996
2016 and Export Development Canada (EDC) for
lease of aircraft CRJ1000 with lease period of 2012
2022.

Grup juga melakukan transaksi sewa dengan


PT Hewlett-Packard Finance Indonesia dan PT Orix
Indonesia atas transaksi sewa perangkat keras dan
lunak dengan masa sewa 3 tahun.

The Group also entered into lease agreement with


PT Hewlett-Packard Finance Indonesia and PT Orix
Indonesia for the lease of software and hardware
with lease period of 3 years.

Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian


sewa adalah sebagai berikut:

The minimum lease payments based on the lease


agreements are as follows:

2013
USD
Dalam satu tahun
Lebih dari satu tahun tapi
tidak lebih dari lima tahun
Lebih dari lima tahun
Jumlah pembayaran sew a
masa depan
Dikurangi beban keuangan
di masa depan
Nilai kini pembayaran
minimum sew a

2012
USD

58.814.443

65.127.902

98.416.610
58.290.805

123.360.688
41.545.655

215.521.858

230.034.245

23.770.914

23.681.647

191.750.944

206.352.598

Disajikan di laporan posisi


keuangan konsolidasian
sebagai:
Jatuh tempo dalam satu
tahun
Jangka panjang

53.268.680
138.482.264

58.132.590
148.220.008

Jumlah

191.750.944

206.352.598

Within one year


Over one year but
not longer than five years
Over five years
Total future
lease payment
Less future
finance charges
Present value of
minimum lease payments
Presented in consolidated
statement of financial
position as:
Current maturities
Non current maturities
Total

Export Credit Agency (ECA)

Export Credit Agency (ECA)

Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan telah


selesai melaksanakan restrukturisasi atas utang
ECA. Dalam restrukturisasi tersebut dijelaskan halhal sebagai berikut:

On December 21, 2010, the Company completed the


restructuring of the ECA debt. The restructuring
clarified the following matters:

- 75 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

311
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Saldo utang ECA pada tanggal 21 Desember


2010 yang terdiri dari utang kepada Commercial
Lender sebesar USD 78.782.738 dan kepada
ECA sebesar USD 175.461.456 dijadwal ulang
dan jatuh tempo setiap bulan sampai dengan
Desember 2016. Tingkat bunga atas pinjaman
ECA sebesar LIBOR + 0,9/0,95%, sedangkan
tingkat bunga atas pinjaman Commercial Lender
sebesar LIBOR + 1,75%. Utang ECA dan
Commercial Lender dijamin dengan 6 (enam)
pesawat Airbus A330-300 dan 3 (tiga) mesin
Rolls Royce model Trent 768 engines.
Tambahan jaminan untuk sebagian dari utang
ECA (Tranche A dan B1) sebesar USD 50 juta
adalah 7 pesawat Boeing 737-400. Jaminan ini
telah dilepaskan sesuai Deed of Release tanggal
2 Maret 2011.

The outstanding ECA debt balance as of


December 21, 2010 consisting of debt to
Commercial
Lenders
amounting
to
USD 78,782,738
and
ECA
amounting
to
USD 175,461,456 was rescheduled and will now
fall due each month until December 2016. The
interest on the ECA loan is LIBOR + 0.9/0.95%,
while the interest rate on loans to Commercial
Lenders is LIBOR+1.75%. The debt with ECA and
Commercial Lenders is secured by 6 (six) Airbus
A330-300 aircraft and three 3 (three) Rolls Royce
model Trent 768 engines. Additional collateral for
a portion of ECA debt (Tranche A and B1)
amounting to USD 50 million is 7 Boeing 737-400
aircraft. All collateral has been released based on
Deed of Release dated March 2, 2011.

Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan


membeli kembali pinjamannya melalui proses
reverse dutch auction sebesar USD 15.546.270
dengan nilai USD 11 juta, sehingga memperoleh
keuntungan sebesar USD 4.546.270.

On December 21, 2010, the Company


repurchased USD 15,546,270 of its loan through
reverse dutch auction process, for USD 11 million,
generating a gain of USD 4,546,270.

Pembatasan penting dalam perjanjian


pembiayaan diantaranya adalah:

sewa

The major covenants in the finance lease agreement


include the following:

Perusahaan tidak akan dan akan menjaga


bahwa tidak terdapat perusahaan dalam Garuda
grup yang memiliki liabilitas keuangan kecuali
untuk:

The Company will not, and will ensure that no


companies in the Garuda group, have any financial
liabilities except for:

- Liabilitas keuangan yang terjadi berdasarkan


perjanjian ini, perjanjian sewa tambahan,
dokumen-dokumen sewa lain dan liabilitas
kepada kreditur yang terdapat pada tanggal
efektif dan diungkapkan dalam Deed Poll.

- Financial liabilities arising from this agreement,


supplementary rental agreements, other rental
documents, and liabilities to creditors already
existing on the effective date and disclosed in
the Deed Poll.

- Liabilitas keuangan yang timbul akibat sewa


operasi dimana penyewa adalah perusahaan
dalam Garuda grup.

- Financial liabilities incurred from operating


leases in which the lessee is a company in the
Garuda group.

- Sejak tanggal efektif sampai dengan 30 Juni


2011, total liabilitas keuangan Garuda grup
tidak boleh melebihi USD 80 juta, setelahnya
(sejak tanggal 1 Juli 2011) sampai
berakhirnya perjanjian, pembatasan ini telah
dihapuskan.

- From the effective date of the agreement until


June 30, 2011, the total financial liabilities
incurred by the companies in the Garuda group
may not exceed USD 80 million, thereafter
(starting from July 1, 2011) until the termination
of the agreement such restriction has been
waived.

- Garuda grup harus memenuhi pembatasan


financial covenant yang dipersyaratkan dalam
perjanjian, antara lain:

- Garuda group shall meet the financial covenant


restrictions required in the agreement, such as:

Coverage ratio tidak kurang dari 1,3.


Debt ratio tidak melebihi 5 kali.
Tahun 2010 2016 maksimum belanja
modal tiap tahun adalah 2,5% dari total
penerimaan operasional.

Perusahaan juga menyetujui untuk melakukan


pembayaran kembali kepada para kreditur
dengan dana dari kelebihan kas Perusahaan
sebagaimana diatur dalam Cash Sweep Deed of
Covenant.

Coverage ratio not less than 1.3.


Debt ratio not to exceed 5 times.
For the years 2010 2016 the maximum
capital expenditure each year shall be 2.5%
of the total operating revenue.

The Company also agreed to settle the abovementioned loans to the creditors using the excess
cash of the Company as stipulated in the Cash
Sweep Deed of Covenant.
- 76 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

312
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Dalam perjanjian restrukturisasi ECA tersebut


terdapat negative covenant yaitu Perusahaan tidak
diperkenankan
untuk
membayar
atau
mengumumkan dividen atau distribusi lainnya
kecuali:

In the ECA debt restructuring agreement, there is a


negative covenant that does not allow the Company
to pay or announce any dividend or other distribution,
except:

a)

Dividen tersebut tidak melebihi: (i) 10% dari


laba bersih Perusahaan sebelum IPO atau (ii)
50% dari laba bersih Perusahaan setelah IPO.

a)

The dividend does not exceed: (i) 10% of the


distributable profit for such financial year prior to
an IPO or (ii) 50% of the distributable profit for
such financial year after an IPO.

b)

Dividen dibagikan jika terdapat kelebihan kas


(excess cash Perusahaan) seperti yang
didefinisikan dalam perjanjian pada tahun
bersangkutan.

b)

Dividend is distributed if the Company has


excess cash in the year concerned as defined in
the agreement.

c)

Diperbolehkan berdasarkan hukum


bagi
Perusahaan untuk melakukan pembayaran atau
pengumuman.

c)

It is allowed by law for the Company to make


payment or announcement.

d)

Tidak ada saldo yang jatuh tempo dan belum


dibayar atas perjanjian sewa dan tidak ada
saldo lainnya yang jatuh tempo dan belum
dibayar atas peminjaman utang lainnya.

d)

There is no outstanding balance that has fallen


due and has not been paid for any rental
agreement and no other balances that have
fallen due and not been paid for other debt
borrowings.

e)

Tidak ada kejadian sehubungan dengan pailit


dan ketidakmampuan membayar liabilitas yang
ada.

e)

There are no occurrences relating to continuing


inability to pay.

Pada tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan telah


melakukan pembayaran atas tax security deposit
tranche A dan security deposit tranche B masingmasing sebesar EUR 7 juta dan EUR 1 juta, sebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi Perusahaan
dalam restrukturisasi utang ECA (Catatan 17).

On December 15, 2010, the Company has paid the


tax security deposit tranche A and security deposit
tranche B, of EUR 7 million and EUR 1 million,
respectively, as one of the conditions to be met by
the Company in the ECA debt restructuring process
(Note 17).

Pada tanggal 31 Desember 2013, Coverage ratio


Perusahaan sebesar 1,13 dan Debt Ratio sebesar
6,28 kali. Manajemen telah mereviu perjanjian ECA
dan menyimpulkan bahwa terlampauinya batasanbatasan financial covenants tidak menyebabkan
pinjaman Perusahaan menjadi jatuh tempo seketika
dan terutang.

At December 31, 2013, the Companys coverage


ratio is 1.13 and Debt Ratio is 6.28 times.
Management has reviewed the terms of the ECA
agreement and concluded that exceeding the limit of
such financial covenant does not make the loan to
become immediately due and payable.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo


utang
sewa
pembiayaan
ECA
sebesar
USD 83.743.135 dan USD 137.089.080.

As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding


balance of ECA finance lease obligation amounted to
USD 83,743,135 and USD 137,089,080, respectively.

Export Development Canada (EDC)

Export Development Canada (EDC)

Pada 27 Juli 2012 Perusahaan memperoleh fasilitas


pembiayaan dari EDC terkait sewa pesawat
CRJ1000 Next Generation sebesar plafon maksimal
USD 135 juta sampai dengan 31 Desember 2012,
dan Perusahaan telah menggunakjan, Pada
31 Desember 2013, fasilitas yang digunakan
sebesar USD 112.678.853 dari maksimum plafon
yang ditentukan.

On July 27, 2012, the Company obtained financing


from EDC facility related to CRJ1000 NextGeneration with a maximum credit of USD 135
million. Until December 31, 2012, the Company has
used USD 67,029,003 of the maximum credit. At
December 31, 2013, used facility amounted to
USD 112,678,853 from the maximum plafond
available.

Terdapat dua tingkat bunga yang diaplikasikan


untuk pinjaman ini: Bunga Tetap dan Bunga
Mengambang.

There are two interest rates applicable to these


financing: Fixed Rate and Floating Rate.

Bunga tetap yang berlaku adalah Semi-annual


6-years swap rate + Margin + Premium.
Bunga mengambang yang berlaku adalah: 3months LIBOR + Margin + Premium.

- 77 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Fixed interest rate is computed using the semiannual 6-year swap rate + margin + premium.
Floating interest rate is computed using the 3month LIBOR + margin + premium.

313
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Perusahaan diminta untuk memberikan konfirmasi


terlebih dahulu mengenai jenis tingkat bunga yang
akan diaplikasikan pada saat pengiriman pesawat.

The Company is required to confirm in advance the


applicable interest rate to be used upon delivery of
the aircraft.

Pada saat eksekusi Pinjaman, tingkat suku bunga


yang direalisasikan adalah:

Upon execution of financing agreement, the interest


rate is realized as follows:

1.

Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap


untuk pembiayaan atas PK-GRA. Pembayaran
dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal
7 Januari 2013.

1. The Company elected fixed interest payment for


the loan tied to PK-GRA. Payments are made
each quarter beginning on January 7, 2013.

2.

Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap


untuk pembiayaan atas PK-GRC. Pembayaran
dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal
30 Januari 2013.

2. The Company elected fixed interest payment for


the loan tied to PK-GRC. Payments are made
each quarter beginning on January 30, 2013.

3.

Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap


untuk pembiayaan atas PK-GRE. Pembayaran
dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal
9 Pebruari 2013.

3. The Company elected fixed interest payment for


the loan tied to PK-GRE. Payments are made
each quarter beginning on February 9, 2013.

4.

Perusahaan memilih pembayaran bunga tetap


untuk pembiayaan atas PK-GRM. Pembayaran
dilakukan setiap kuartal dimulai pada tanggal
25 September 2013.

4. The Company elected fixed interest payment for


the loan tied to PK-GRM. Payments are made
each quarter beginning on September 25, 2013.

5.

Perusahaan memilih pembayaran bunga


mengambang untuk pembiayaan atas PK-GRN.
Pembayaran dilakukan setiap kuartal dimulai
pada tanggal 29 Nopember 2013.

5. The Company elected floating interest payment


for the loan tied to PK-GRM. Payments are
made each quarter beginning on November 29,
2013.

Pembatasan-pembatasan penting dalam fasilitas


pinjaman ini adalah:

Significant covenants of the financing facility are as


follow:

1.

Debt Ratio Grup tidak lebih atau sama dengan


7.25 kali.

1.

Debt ratio of the Group shall not be equal to or


more than 7.25 times.

2.

Coverage Ratio Grup tidak boleh sama atau


kurang dari (i) 1.3 kali pada tanggal yang lebih
awal antara tanggal 20 April 2015 atau tanggal
di mana Pembiayaan tersebut dibayar lunas
dan (ii) 1.1 kali setelahnya.

2.

Coverage ratio of the Group shall not be equal


to or less than (i) 1.3 times on the earlier of
April 20, 2015 or the date on which the
Relevant Financing is fully repaid and (ii) 1.1
times thereafter.

3.

Prosentase kas minimum tidak harus sama


dengan atau kurang dari 5% selama lebih dari
dua (2) kuartal berturut-turut.

3.

Minimum cash percentage of the Group shall


not be equal to or less than 5% for more than
two (2) consecutive quarters.

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan


memenuhi seluruh covenant yang disyaratkan.

At December 31, 2013, the Company


compliance with the required covenants.

is

in

Jangka waktu pembiayaan adalah 10 tahun dengan


tanggal jatuh tempo sebagai berikut:

Financing period is 10 years with maturity as follows:

1.

CRJ1000 PK-GRA jatuh tempo tanggal 5 tiap


bulan. Pembayaran pertama tanggal 5 Januari
2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada
tanggal 5 Oktober 2022.

1.

CRJ1000 PK-GRA will be due every 5th of each


month. The first payment date is on January 5,
2013, with final maturity on October 5, 2022.

2.

CRJ1000 PK-GRC jatuh tempo tanggal 30 tiap


bulan. Pembayaran pertama tanggal 30 Januari
2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada
tanggal 30 Oktober 2022.

2.

CRJ1000PK-GRC will be due every 30th of


each month. The first payment date is on
January 30, 2013, with final maturity on
October 30, 2022.

- 78 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

314
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
th

3.

CRJ1000 PK-GRE jatuh tempo tanggal 9 tiap


bulan. Pembayaran pertama tanggal 5 Pebruari
2013, sedangkan jatuh tempo terakhir pada
tanggal 9 Nopember 2022.

3.

CRJ1000PK-GRE will be due on 9 of each


month. The first payment date is on February 5,
2013, with final maturity on November 9, 2022.

4.

CRJ1000 PK-GRM jatuh tempo setiap tanggal


25 pada bulan ketiga. Pembayaran pertama
tanggal 25 September 2013, sedangkan jatuh
tempo terakhir pada tanggal 25 Juni 2023.

4.

CRJ1000PK-GRM will be due on 25th of each


quarter. The first payment date is on
September 25, 2013, with final maturity on
June 25, 2023.

5.

CRJ1000 PK-GRN jatuh tempo setiap tanggal


29 pada bulan ketiga. Pembayaran pertama
tanggal 29 Nopember 2013, sedangkan jatuh
tempo terakhir pada tanggal 29 Agustus 2023.

5.

CRJ1000PK-GRN will be due on 29th of each


quarter. The first payment date is on
November 29, 2013, with final maturity on
August 29, 2023.

Tidak ada uang jaminan atas pembiayaan ini. Pada


tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang
sewa pembiayaan EDC masing-masing sebesar
USD 105.784.435 dan USD 67.029.003.

No security deposit is issued for this financing. At


December 31, 2013 and 2012, the outstanding
balance
of
EDC
financing
amounted
to
USD 105,784,435 and USD 67,029,003, respectively.

PT Hewlett-Packard Finance Indonesia dan PT Orix


Indonesia

PT Hewlett-Packard Finance Indonesia and PT Orix


Indonesia

Merupakan utang pembelian perangkat keras dan


perangkat lunak dengan jangka waktu sewa 36
bulan dengan tingkat bunga efektif sebesar 7% dan
8% tahun 2013 dan 2012.

The loan is related to the purchase of hardware and


software with lease term of 36 months and effective
interest rate per annum of 7% and 8% in 2013 and
2012, respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 saldo


utang sewa pembiayaan masing-masing sebesar
USD 2.223.374 dan USD 2.234.515.

As of December 31, 2013 and 2012, the outstanding


balance amounted to USD 2,223,374 and
USD 2,234,515, respectively.

25. LIABILITAS ESTIMASI BIAYA PENGEMBALIAN DAN


PEMELIHARAAN PESAWAT

25. ESTIMATED LIABILITY FOR AIRCRAFT RETURN


AND MAINTENANCE COST

2013
USD
Saldo aw al tahun
Penambahan tahun berjalan
Jumlah digunakan
Amortisasi diskonto
Saldo akhir tahun
Penyajian
Jatuh tempo dalam satu tahun
Jangka panjang
Jumlah

2012
USD

52.331.790
33.946.760
(19.509.300)
3.483.000
70.252.250

55.428.337
19.052.718
(24.578.223)
2.428.958
52.331.790

15.060.990
55.191.260
70.252.250

21.795.528
30.536.262
52.331.790

- 79 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Balance at beginning of year


Provision during the year
Amount utilised
Amortized discount
Balance at end of year
Presentation
Current maturities
Non current maturities
Total

315
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

26. UTANG OBLIGASI

26. BONDS PAYABLE

Di Juli 2013, Perusahan melakukan penawaran efek


grup bernama Obligasi Garuda Indonesia
Berkelanjutan 1. Perusahaan menargetkan untuk
meraih Rp 4,000,000,000,000 dari penawaran
tersebut. Pada fase pertama Bond yang ditawarkan
sebesar Rp 2,000,000,000,000 (setara dengan
USD 200,724,972). 80% dari hasil yang diperoleh
akan digunakan sebagai uang muka untuk
pembelian pesawat dan 20% sisanya akan
digunakan sebagai capital untuk pembayaran sewa
pesawat.

In July 2013, the Company carried out a sustainable


public offering called Garuda Indonesia Sustainable
Bond 1. The Company is aiming to raise
Rp 4,000,000,000,000 from the offering. In the first
phase, the Company offered Sustainable Bond
Garuda
Indonesia
2013
amounting
to
Rp 2,000,000,000,000
(equivalent
to
USD 200,724,972). About 80% of the proceeds will
be used as advance payment for the purchase of
aircrafts and the remaining 20% will be used as
working capital to pay for aircraft lease rentals.

Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet


payment) saat jatuh tempo. Tingkat bunga sebesar
9,25% per tahun dan dibayar setiap 3 bulanan,
dimulai 5 Oktober 2013 sampai 5 Juli 2018.
Pembelian kembali obligasi dapat dilakukan setelah
satu tahun dari tanggal penjatahan berdasarkan
harga pasar.

The bond principal is to be settled at bullet payment


on maturity. Interest is fixed at 9.25% per annum,
payable every three months starting on October 5,
2013 to July 5, 2018. Buy-back of bond can be
made one year after allotment date at market price.

PT CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai wali amanat.


Obligasi tersebut mendapatkan IdA fitch rating dan
tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli
2013. Obligasi tidak dijamin oleh apapun atau
siapapun.

The Trustee for the bonds is PT CIMB Niaga Tbk.


The bond received Fitch rating of IdA, and listed in
the Indonesian Stock Exchange on July 8, 2013.
The bond is not secured by any collateral and not
guaranteed by any party.

Saldo
per
31
USD 162.850.383.

Balance at December 31, 2013 amounted to


USD 162,850,383.

December

2013

sebesar

27. LIABILITAS TIDAK LANCAR LAINNYA

27. OTHER NONCURRENT LIABILITIES


2013
USD

2012
USD

Pendapatan ditangguhkan atas


jual dan sew a balik (Catatan 47)
Uang muka agen
Lain-lain

22.720.707
2.742.732
408.068

5.014.143
2.116.789
113.981

Deferred income from


sale and leaseback (Note 47)
Advances from agent
Others

Jumlah

25.871.507

7.244.913

Total

28. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA


a.

28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION

Imbalan Pasca-kerja

a.

Post-employment Benefits

Program Iuran Pasti

Defined Contribution Plan

Perusahaan dan PT Garuda Maintenance Facility


Aero
Asia
(GMFAA),
entitas
anak,
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti
untuk seluruh karyawan tetapnya. Program
pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun
Garuda
Indonesia
(DPGA),
yang
akta
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. KEP-403/KM.17/1999 tanggal
15 Nopember 1999. luran dana pensiun masingmasing berjumlah 7,5% dari gaji dasar karyawan
dimana sebesar 2% ditanggung karyawan dan
sisanya ditanggung Perusahaan dan GMFAA.

The Company and PT Garuda Maintenance


Facility Aero Asia (GMFAA), a subsidiary,
established a defined contribution pension plan
for all their permanent employees. The pension
plan is managed by Dana Pensiun Garuda
Indonesia
(DPGA),
whose
deed
of
establishment was approved by the Minister of
Finance of the Republic of Indonesia in his
Decision Letter No. KEP-403/KM.17/1999 dated
November 15, 1999. The pension fund
contributions are equivalent to 7.5% of
employees basic salaries wherein 2% are
assumed by the employees and the difference
is assumed by the Company and GMFAA.
- 80 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

316
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

b.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang


Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan tanggal
26 April 2013, di setujui dan ditetapkan
perubahan iuran dana pensiun Perusahaan dari
yang semula 7,5% dari gaji dasar karyawan
menjadi 10% dan perubahan
iuran yang
ditanggung karyawan dari yang semula 2%
menjadi 3% dan sisanya menjadi tanggungan
Perusahaan.

Based on the Companys Annual General


Shareholder Meeting (RUPST) dated April 26,
2013, RUPST agreed and approved the
changes in pension funding from 7,5% of
employee basic salary to become 10%, while
the contribution ratio as borne by an employees
was changed from 2% to become 3% with the
remaining portion is borne by the Company.

PT Abacus Distribution Systems Indonesia


(ADSI), entitas anak, menyelenggarakan
program penutupan asuransi atas jaminan hari
tua untuk semua karyawan yang memenuhi
persyaratan. Program jaminan hari tua ini
memberikan manfaat jaminan hari tua yang
ditentukan berdasarkan penghasilan terakhir
peserta. Program jaminan hari tua ini dikelola
oleh
PT Asuransi
Jiwasraya
(Persero).
Pendanaan jaminan hari tua berasal dari
kontribusi
entitas
anak
tersebut
dan
karyawannya masing-masing sebesar 7,5% dan
2,5% dari gaji dasar.

PT Abacus Distribution Systems Indonesia


(ADSI), a subsidiary, established an insurance
program covering post-retirement benefits for all
qualified permanent employees. This program
provides post-retirement benefits based on the
participants latest salaries. This program is
managed by PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
The program is funded by contributions from the
subsidiary and its employees at 7.5% and 2.5%,
of the employees' basic salaries, respectively.

Beban iuran pasti untuk


berakhir 31 Desember 2013
masing
sebesar
USD
USD 7.581.136
dicatat
operasional.

Pension expense was recorded as part of


operating expense for the years ended
December 31, 2013 and 2012 amounting to
USD 7,432,668
and
USD
7,581,136,
respectively.

tahun-tahun yang
dan 2012 masing7.432.668
dan
sebagai
beban

Program Imbalan Pasti

Defined Benefit Plan

PT
Aero
Wisata,
entitas
anak,
menyelenggarakan program pensiun manfaat
pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang
dikelola oleh Dana Pensiun Aero Wisata yang
akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. KEP-044/KM.10/2007 tanggal
26 Maret 2007. Iuran dana pensiun berasal dari
kontribusi PT Aero Wisata dan karyawan
masing-masing sebesar 11,40% dan 5% dari
gaji kotor. Pada masa pensiun, karyawan akan
memperoleh manfaat sebesar 2,5% kali masa
kerja kali penghasilan dasar pensiun.

PT Aero Wisata, a subsidiary, established a


defined benefit pension plan for all its
permanent employees. The plan is managed by
Dana Pensiun Aero Wisata whose deed of
establishment was approved by the Minister of
Finance of Republic of Indonesia in his Decision
Letter
No.
KEP-044/KM.10/2007
dated
March 26, 2007. The pension fund is funded by
contribution from PT Aero Wisata and its
employees at 11.40% and 5%, respectively, of
the employees gross salaries. At retirement
age, the employees will obtain benefit of 2.5%
times working period times basic pension
income.

GMFAA, ADSI, ASI dan AWS juga memberikan


imbalan kepada karyawan yang memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan
kebijakan
Perusahaan yang didasarkan pada Undangundang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh
Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja
ini.

The GMFAA, ADSI, ASI and AWS also provide


benefits to their qualifying employees in
accordance with the Companys policies based
on Labor Law No. 13 Year 2003. No funding
has been made to this defined benefit plan.

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain

b.

GMFAA, ADSI, ASI dan AWS memberikan


penghargaan masa bakti kepada karyawan
yang telah bekerja selama 20 tahun sesuai
dengan kebijakan Perusahaan. Tidak terdapat
pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan
sehubungan dengan imbalan kerja ini.

The GMFAA, ADSI, ASI and AWS provide long


service awards to their employees who have
already rendered 20 years of service in
accordance with their policies. No funding has
been made to this long-term benefit.

- 81 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Other Long-term Benefit

317
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada 31 Desember 2013 dan 2012, perhitungan


imbalan kerja program imbalan pasti dan
imbalan kerja jangka panjang lainnya dihitung
oleh PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris
independen, dengan menggunakan asumsi
utama sebagai berikut:

At December 31, 2013 and 2012, the cost of


providing defined benefit plan and other longterm benefits is calculated by PT Padma Radya
Aktuaria, an independent actuary, using the
following key assumptions:

2013
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat kematian
Tingkat cacat
Tingkat pengunduran diri

2012

8,6% - 9%
5,75% - 6,5%
3% - 8%
6% - 8%
TMII
TMII
10% dari tingkat kematian/ 10% of mortality rate
5% usia 25 tahun menurun secara garis lurus
sampai 0% usia 56 tahun/
5% at age 25 and decreasing linearly to 0% at age 56
56 tahun/56 years
56 tahun/56 years

Tingkat pensiun normal


Tingkat kenaikan biaya
kesehatan - untuk kesehatan

6,1% sampai tahun 2017


kemudian flat 5%/
6,1% until year 2017
then 5% flat rate

Jumlah yang dibebankan atas imbalan pasca-kerja


program imbalan pasti dan jangka panjang lain
adalah sebagai berikut:

7,2% sampai tahun 2014


kemudian flat 5%/
7.2% until year 2014
then 5% flat rate

9.765.992
876.504
9.972.893
4.964.403
(402.973)

Biay a jasa kini


Biay a jasa lalu
Beban bunga
Keuntungan (kerugian) aktuaria
Dampak kurtailmen

Hasil aset program diharapkan

(2.587.857)

Jumlah

25.176.819

(3.743.743)

1.444.862

39.130
2.806.779
(4.001.795)
-

1.512.637
46.688
1.203.702
(1.261.908)
(56.257)

2012
Imbalan pasca-kerja/
Post-employment benefit
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD
Biay a jasa kini
Biay a jasa lalu
Beban bunga
Keuntungan (kerugian) aktuaria
Dampak kurtailmen

283.586
-

Hasil aset program diharapkan

(4.592.518)

283.586

30.030.381

(2.466.950)

2.689.452

Jumlah

10.220.571
1.424.644
13.699.527
5.969.097
(1.283.458)

Normal retirement rate


Medical cost increment rate for healthcare

The amounts recognized in profit or loss arising


from the post-employment defined benefits plan
and other long-term benefits, are as follows:

2013
Imbalan pasca-kerja/
Post-employment benefit
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD

Discount rate
Future salary increment rate
Mortality rate
Disability rate
Resignation rate

71.723
2.375.776
(321.931)
-

1.576.454
1.488.273
(35.981)
(339.294)

Jumlah/
Total
USD
11.317.759
923.192
13.983.374
(299.300)
(459.230)
(2.587.857)

Current serv ice cost


Past serv ice cost
Interest costs
Actuarial gain (losses)
Ef f ect of curtailment
Expected return on plan
assets

22.877.938

Total

Jumlah/
Total
USD
11.868.748
1.424.644
17.847.162
5.611.185
(1.622.752)
(4.592.518)

Current serv ice cost


Past serv ice cost
Interest costs
Actuarial gain (losses)
Ef f ect of curtailment
Expected return on plan
assets

30.536.469

Total

- 82 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

318
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Liabilitas imbalan kerja pasca-kerja program imbalan


pasti dan jangka panjang lain yang termasuk dalam
laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai
berikut:

The amounts included in the consolidated


statements of financial position arising from the postemployment defined benefits plan and other longterm benefit are as follows:

2013
Liabilitas imbalan pasca kerja/
Employee benefit obligations
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD
Nilai tunai kewajiban
Biay a jasa lalu y ang masih akan
diakui dimasa mendatang
Keuntungan (kerugian) aktuaria
belum diakui
Nilai wajar aset program
Selisih Kurs

Jumlah/
Total
USD

29.756.445
(40.479.066)
-

15.969.303
-

201.497.359

155.771.612
(1.421.066)
(52.777.586)
11.200.788

(52.777.586)
(40.479.066)
11.200.788

Present v alue of obligation


Unrecognized past
serv ice cost
Unrecognized actuarial
gains (losses)
Fair v alue of plan assets
Foreign exchange dif f erential

Kewajiban bersih

112.773.748

(10.722.622)

15.969.303

118.020.429

Net liability

Liabilitas imbalan kerja

112.773.748

15.969.303

128.743.051

Employ ee benef it obligations

Surplus imbalan kerja

(10.722.622)

Plan assets

72.380

203.147.676

(1.345.156)

(74.170.473)
(58.890.645)
3.623.165

(75.847.250)
3.727.551

1.676.777
(58.890.645)
(104.386)
(9.625.374)

72.380

129.682.821

72.380

129.682.821

(9.625.374)

Mutasi nilai kini kewajiban adalah sebagai berikut:

Present v alue of obligation


Unrecognized past
serv ice cost
Unrecognized actuarial
gains (losses)
Fair v alue of plan assets
Foreign exchange dif f erential

23.231.912

143.361.739

Net liability

152.987.113

Employ ee benef it obligations

(9.625.374)

Plan assets

Movements in the present value obligation are as


follows:

Jumlah/
Total
USD

72.380
(66.263)

203.147.676
9.765.992
9.972.893
37.025
(497.965)
(12.488.528)

47.692.880
39.130
2.806.779
(1.873.308)

23.231.912
1.512.637
1.203.702
46.688
(56.257)
(4.208.901)

274.144.848
11.317.759
13.983.374
83.713
(554.222)
(18.637.000)

(6.117)

(13.739.548)
(40.425.933)

(11.247.374)
(7.661.663)

(1.261.908)
(4.498.570)

(26.248.830)
(52.592.283)

Present v alue obligation


- beginning balance
Current serv ice cost
Interest expense
Past serv ice cost
Curtailment and settlement
Benef it pay ment
Actuarial gain/loss
and data correction
Foreign exchage dif f erential

155.771.612

29.756.444

15.969.303

201.497.359

Present v alue obligation


- ending balance

- 83 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

274.144.848

23.231.912

2013
Liabilitas imbalan pasca kerja/
Employee benefit obligations
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD

Nilai kini kewajiban


Imbalan pasti - akhir tahun

Jumlah/
Total
USD

23.231.912

(1.345.156)

Kewajiban bersih

Nilai kini kewajiban


imbalan pasti - awal tahun
Biay a jasa kini
Biay a bunga
Biay a jasa lalu
Kurtailment dan peny elesaian
Imbalan y ang dibay arkan
(Keuntungan) kerugian aktuaria
dan koreksi data
Perubahan kurs v aluta asing

47.692.880

Kewajiban imbalan kerja


Surplus imbalan kerja

(10.722.622)

2012
Liabilitas imbalan pasca kerja/
Employee benefit obligations
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD
Nilai tunai kewajiban
Biay a jasa lalu y ang masih akan
diakui dimasa mendatang
Keuntungan (kerugian) aktuaria
belum diakui
Nilai wajar aset program
Selisih kurs

(1.421.066)

319
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD
Nilai kini kewajiban
imbalan pasti - awal tahun
Biay a jasa kini
Biay a bunga
Biay a jasa lalu
Kurtailmen dan peny elesaian
Imbalan y ang dibay arkan
(Keuntungan) kerugian aktuaria
dan data koreksi
Perubahan kurs v aluta asing
Nilai kini kewajiban
Imbalan pasti - saldo akhir

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

2012
Liabilitas imbalan pasca kerja/
Employee benefit obligations
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD

13.628.718
283.586
(13.330.107)

220.262.982
10.220.571
13.699.527
7.937
(2.775.969)
(10.290.100)

50.616.726
71.723
2.375.776
(1.895.528)

24.862.307
1.576.454
1.488.273
(343.855)
(2.793.355)

309.370.733
11.868.748
17.847.162
7.937
(3.119.824)
(28.309.090)

(509.817)

(14.927.375)
(13.049.897)

330.869
(3.806.686)

(39.597)
(1.518.315)

(14.636.103)
(18.884.715)

Present v alue obligation


- beginning of the y ear
Current serv ice cost
Interest expense
Past serv ice cost
Curtailment and settlement
Benef it pay ment
Actuarial gain/loss
and data correction
Foreign exchange dif f erential

72.380

203.147.676

47.692.880

23.231.912

274.144.848

Present v alue obligation


- end of the y ear

Mutasi liabilitas imbalan kerja pasca-kerja program


imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah
sebagai berikut:

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD
Saldo awal tahun
Beban tahun berjalan
Selisih kurs
Pembay aran imbalan
Saldo akhir tahun

72.380
(6.117)
(66.263)
-

Imbalan
kesehatan/
Healthcare
plan
USD
Saldo awal tahun
Beban tahun berjalan
Selisih kurs
Pembay aran imbalan
Saldo akhir tahun

Jumlah/
Total
USD

13.628.718
283.586
(509.817)
(13.330.107)
72.380

Movements in the net liability of the post-employment


defined benefits plan and other long-tern benefit are
as follows:

2013
Imbalan pasca-kerja/
Post-employment benefit
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD
129.682.821
25.176.819
(29.597.364)
(12.488.528)
112.773.748

(9.625.374)
(3.743.743)
2.715.443
(68.948)
(10.722.622)

23.231.912
1.444.862
(4.498.570)
(4.208.901)
15.969.303

2012
Imbalan pasca-kerja/
Post-employment benefit
Program
Pensiun
Penghargaan
imbalan pasti/
kesehatan/
masa bakti/
Defined benefit
Health
Long service
plan
care
award
USD
USD
USD
117.745.460
30.030.381
(7.802.920)
(10.290.100)
129.682.821

(7.553.118)
(2.466.950)
538.076
(143.382)
(9.625.374)

Perusahaan telah menghentikan imbalan kesehatan


atas karyawan yang pensiun pada periode tertentu.

24.862.307
2.689.452
(1.526.492)
(2.793.355)
23.231.912

Jumlah/
Total
USD
143.361.739
22.877.938
(31.386.608)
(16.832.640)
118.020.429

Balance of beginning of y ear


Expense f or the y ear
Foreign exchange dif f erential
Pay ments of benef its
Balance at end of y ear

Jumlah/
Total
USD
148.683.367
30.536.469
(9.301.153)
(26.556.944)
143.361.739

Balance of beginning of y ear


Expense f or the y ear
Foreign exchange dif f erential
Pay ments of benef its
Balance at end of y ear

The Company has discontinued the healthcare plan


program for the employee who retired for certain
period.

- 84 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

320
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Mutasi nilai wajar aset program kesehatan adalah


sebagai berikut:

Movements in the present value of health care plan


assets are as follows:

2013
USD

2012
USD

Nilai w ajar aset program

Fair value of plan assets

- aw al tahun

58.890.645

58.606.534

2.587.857

4.592.518

(8.097.324)

1.197.306

- beginning balance

Imbal hasil ekspektasian aset


program
(Keuntungan) kerugian aktuaria

Actuarial gain/loss

dan koreksi data


Kontribusi pemberi kerja

68.948

Pembayaran manfaat
Perubahan kurs valuta asing

143.382

(1.873.308)

(1.895.528)

Benefit payment

(3.753.567)

Foreign exchange differential

40.479.066

58.890.645

Fair value of plan assets

- akhir tahun

Pengaruh kenaikan/penurunan 1% dalam tingkat


tren biaya kesehatan yang diasumsikan atas:

Biaya jasa kini agregat dan


biaya bunga
Akumulasi kew ajiban imbalan
pasca kerja untuk biaya kesehatan

- ending balance

The effect of an increase/decrease of 1% in the


assumed medical cost trend rate on:

2013
USD

2012
USD

3.225.401

2.448.539

33.063.368

48.986.796

Kategori utama aset program, dan tingkat imbal hasil


ekspektasian pada akhir periode pelaporan untuk
setiap kategori, adalah sebagai berikut:

The aggregate of the current


service cost and interest cost
The accumulated post-employment benefit
for medical costs.

The major category of plan assets, and the expected


rate of return at the end of the reporting period for
each category, are as follows:

Tingkat imbal hasil ekspektasian/


Expected return
2013
2012
%
%

Nilai w ajar aset program


- akhir tahun

and data correction


The Company contribution

(11.097.752)

Nilai w ajar aset program

Instrumen ekuitas
Deposito dan lainnya
Imbalan hasil
ekspektasian rata-rata

Expected return on plan assets

Nilai w ajar aset program/


Fair value of plan assets
2013
2012
USD
USD

85,18%
8,42%

52,06%
47,94%

34.481.000
3.410.209

27.990.837
25.770.825

6,39%

8,71%

2.587.857

5.128.983

Equity instruments
Time deposits and others
Investment result
expected average

100%

109%

40.479.066

58.890.645

Fair value of plan assets


- ending balance

Tingkat imbal hasil ekspektasian keseluruhan adalah


rata-rata tertimbang dari imbal hasil ekspektasian
dari berbagai kategori aset program yang
diselenggarakan. Penilaian direksi atas imbal hasil
ekspektasian didasarkan pada tren pengembalian
historis dan analis prediksi pasar untuk aset selama
masa kewajiban tersebut.

The overall expected rate of return is a weighted


average of the expected returns of the various
categories of plan assets held. The directors
assessment of the expected return is based on
historical return trends and analysis predictions of the
market for the assets over the life of the related
obligation.

Imbalan hasil aset program adalah USD 2.587.857


dan USD 4.592.518 masing-masing pada tahuntahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.

The actual return on plan assets was USD 2,587,857


and USD 4,592,518 in the years ended December 31,
2013 and 2012, respectively.

- 85 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

321
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Riwayat penyesuaian pengalaman adalah sebagai


berikut:
2013
USD

2012
USD

The history of experience adjustment is as follows:

2011
USD

2010
USD

2009
USD

Nilai kini kewajiban


imbalan pasti
Nilai wajar aset progam

201.497.359
(40.479.066)

274.144.848
(58.890.645)

309.370.733
(58.606.534)

281.707.923
(53.825.294)

230.842.134
(35.444.768)

Present v alue of def ined


benef it obligation
Fair v alue of plan assets

Def isit

161.018.293

215.254.203

250.764.199

227.882.629

195.397.366

Def icit

Peny esuaian pengalaman


liabilitas program

22.241.577

(11.107.613)

8.973.931

4.645.283

23.041.304

Experience adjustment on
plan liabilities

Peny esuaian pengalaman


aset program

(6.920.093)

1.166.177

85.610

1.989.757

766.357

Experience adjustment on
plan assets

29. MODAL SAHAM

29. CAPITAL STOCK


2013
Persentase
kepemilikan/
Percentage of
ownership
%

Jumlah
saham/
Number of
shares
Saham seri A Dw iw arna:
Pemerintah Negara
Republik Indonesia
Saham biasa seri B:
Pemerintah Negara
Republik Indonesia
Credit Suisse AG Singapore
TC AR CL PT Trans Airw ays
Credit Suisse AG Singapore
Trust A/C Clients
Komisaris:
Wendy Aritenang Yazid
Direktur:
Emirsyah Satar
Batara Silaban
Heriyanto Agung Putra
Faik Fahmi
Novijanto Herupratomo
Handrito Hardjono
Masyarakat
(kepemilikan di baw ah 2%)
Jumlah

0,0000%

Jumlah modal
disetor/
Total paid-up
capital
USD

0,10

15.653.127.999

69,1362%

792.323.085

2.466.965.725

10,8960%

124.871.776

462.691.000

2,0436%

23.420.288

231.534

0,0010%

11.720

1.904.369
285.207
181.829
166.094
123.816
97.118

0,0084%
0,0013%
0,0008%
0,0007%
0,0005%
0,0004%

96.395
14.436
9.204
8.407
6.267
4.916

4.055.221.308
22.640.996.000

17,9110%
100,0000%

205.265.396
1.146.031.889

Series A Dw iw arna share:


Government of the Republic
of Indonesia
Series B share:
Government of the Republic
of Indonesia
Credit Suisse AG Singapore
TC AR CL PT Trans Airw ays
Credit Suisse AG Singapore
Trust A/C Clients
Commisioners:
Wendy Aritenang Yazid
Directors:
Emirsyah Satar
Batara Silaban
Heriyanto Agung Putra
Faik Fahmi
Novijanto Herupratomo
Handrito Hardjono
Public
(each holding below 2%)
Total

- 86 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

322
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

2012
Persentase
kepemilikan/
Percentage of
ownership
%

Jumlah
saham/
Number of
shares
Saham seri A Dw iw arna:
Pemerintah Negara
Republik Indonesia
Saham biasa seri B:
Pemerintah Negara
Republik Indonesia
Credit Suisse AG Singapore
TC AR CL PT Trans Airw ays
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Komisaris:
Wendy Aritenang Yazid
Direktur:
Emirsyah Satar
Elisa Lumbantoruan
Batara Silaban
Heriyanto Agung Putra
Novijanto Herupratomo
Faik Fahmi
Handrito Hardjono
Masyarakat
(kepemilikan di baw ah 2%)
Jumlah

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Jumlah modal
disetor/
Total paid-up
capital
USD

0,0000%

0,10

15.653.127.999

69,1362%

792.323.087

2.466.965.725
403.634.000
248.496.000

10,8960%
1,7828%
1,0975%

124.871.776
20.430.967
12.578.260

231.534

0,0010%

11.720

1.904.369
968.835
285.207
181.829
123.816
116.094
97.118

0,0084%
0,0043%
0,0013%
0,0008%
0,0005%
0,0005%
0,0004%

96.395
49.040
14.436
9.204
6.267
5.876
4.916

3.864.863.473
22.640.996.000

17,0702%
100,0000%

195.629.945
1.146.031.889

Series A Dw iw arna share:


Government of the Republic
of Indonesia
Series B share:
Government of the Republic
of Indonesia
Credit Suisse AG Singapore
TC AR CL PT Trans Airw ays
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Commisioners:
Wendy Aritenang Yazid
Directors:
Emirsyah Satar
Elisa Lumbantoruan
Batara Silaban
Heriyanto Agung Putra
Novijanto Herupratomo
Faik Fahmi
Handrito Hardjono
Public
(each holding below 2%)
Total

Saham Seri A adalah saham khusus yang dimiliki


oleh Pemerintah dan mempunyai hak suara khusus.
Hak dan batasan yang berlaku pada saham Seri B
juga berlaku bagi saham Seri A, kecuali bahwa
Pemerintah tidak dapat mengalihkan saham Seri
A, dan mempunyai hak veto sehubungan dengan (i)
perubahan maksud dan tujuan Perusahaan; (ii)
penambahan modal tanpa hak memesan terlebih
dahulu;
(iii)
penggabungan,
peleburan,
pengambilalihan dan pemisahan; (iv) perubahan
atas ketentuan-ketentuan yang mengatur hak-hak
saham Seri A sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar; dan (v) pembubaran, kepailitan dan likuidasi
Perusahaan. Saham Seri A juga memiliki hak
untuk menunjuk satu orang Direktur dan satu orang
Komisaris Perusahaan.

Series A share is a special share owned by the


Government that has special voting rights. The rights
and restrictions in effect on "Series B" share also
applies to "Series A" share, except that the
Government cannot transfer the "Series A" share,
and has a veto in connection with (i) changes in
scope of the Company, (ii) capital increase without
rights issue in advance, (iii) a merger, consolidation,
acquisition and separation, (iv) changes of the
provisions governing the rights of shares of "Series A"
as stipulated in the Articles of Association, and (v) the
dissolution, bankruptcy and liquidation of the
Company. "Series A" share also has the right to
appoint one director and one commissioner.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar


Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28 Juni 2012,
pemegang saham menyetujui pelaksanaan kuasireorganisasi sesuai dengan ketentuan yang tertuang
di PSAK 51 (Revisi 2003) dan Peraturan Bapepam
No. IX.L1 tentang tata cara pelaksanaan KuasiReorganisasi, lampiran keputusan ketua Bapepam
No. Kep-16/PM/2004 tanggal 13 April 2004. Kuasireorganisasi
dilakukan
berdasarkan
laporan
keuangan per 1 Januari 2012 yang telah disajikan
dalam mata uang US Dolar sebagai mata uang
penyajian.

Based on Extraordinary Shareholder Meeting


(RUPSLB) dated June 28, 2012, the shareholders
agreed to carry out a quasi-reorganization in
accordance with PSAK 51 (Revised 2003) and
Bapepam rules No. IX.L1 related to quasireorganization procedures, supplementary to the
Bapepam Chairman Decision Letter No. Kep16/PM/2004 dated April 13, 2004. The Company
performed the procedures of quasi-reorganization
based on the opening consolidated financial
statement as of January 1, 2012, as remeasured in
U.S. Dollar which is the Companys functional and
presentation currency.

- 87 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

323
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Sehubungan dengan kuasi-reorganisasi, RUPSLB


menyetujui pengurangan modal Perusahaan dengan
cara menurunkan nilai nominal saham Perusahaan
dari semula sebesar Rp 500 menjadi sebesar
Rp 459 yang akan dilaksanakan setelah Peraturan
Pemerintah terkait pengurangan modal tersebut
diterbitkan. Setelah tanggal efektif, struktur modal
Perusahaan akan menjadi:

In connection with quasi-reorganization, the RUPSLB


approved the capital reduction by lowering the
nominal value of shares from the original amount of
Rp 500 to Rp 459 to be carried out after the
government regulation related with new capital
structure is issued. After the effective date, the capital
structure of the Company will be:

1.

Modal dasar, semula Rp 15.000.000.000.000


menjadi sebesar Rp 13.770.000.000.000.

1. Authorized
capital
reduced
from
Rp 15,000,000,000,000 to Rp 13,770,000,000,000.

2.

Modal ditempatkan dan disetor


Rp
11.320.498.000.000
Rp 10.392.217.164.000.

semula
menjadi

2. Issued and paid-up capital reduced from


Rp 11,320,498,000,000 to Rp 10,392,217,164,000.

Pada tanggal 27 Desember 2012, Pemerintah


Republik
Indonesia
menerbitkan
Peraturan
Pemerintah No. 114 tahun 2012 sehubungan
dengan pengurangan penyertaan modal Pemerintah
pada Perusahaan sebesar Rp 641.778.248.000.
Perusahaan juga menerima Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-66159.AH.01.02.tahun 2012
tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan terkait proses Kuasi-reorganisasi.
Dikarenakan komponen ekuitas selain modal saham
tidak mencukupi untuk mengeliminasi saldo defisit
yang ada, maka dilakukan penurunan modal saham
sebesar USD 1.145.905.003 sehingga saldo modal
saham
setelah
Kuasi-reorganisasi
menjadi
USD 1.146.031.889.

On December 27, 2012, the Government or Republic


of Indonesia issued Government Regulation No. 114
year 2012 related to the decrease of the Government
Equity participation in the Company amounting to
Rp 641,778,248,000. The Company also received the
Decision Letter from Minister of Law and Human
Rights of the Republic Indonesia No. AHU66159.AH.01.02.tahun 2012 related with the
amendment of the Company, articles of association in
connection with quasi-reorganization. Because the
component of equity other than the capital stock is
not sufficient to eliminate the deficit balance, the
Company
reduced
its
capital
stock
by
USD 1,145,905,003. The capital stock after quasireorganization amounted to USD 1,146,031,889.

30. TAMBAHAN MODAL DISETOR

30. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL


2013
USD

Cadangan modal
PMP atas 2 pesaw at Boeing 747-400
dan 7 pesaw at Boeing 737-400
sesuai PP No. 70 tahun 2000
PMP atas jet engine test cell
berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia
No. S-124/MK.016/1998
Pengeluaran saham melalui penaw aran
umum perdana kepada masyarakat
Biaya Emisi Efek
Eliminasi defisit dalam rangka
kuasi reorganisasi
Jumlah

2012
USD
106

106

10

10

4.088.185

4.088.185

121.453.020
(12.474.286)

121.453.020
(12.474.286)

(108.518.998)
4.548.037

(108.518.998)
4.548.037

Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar


Rp 8.401.219.715
atau
setara
dengan
USD 4.088.185 dicatat sebagai tambahan modal
disetor karena Perusahaan belum melakukan
peningkatan modal disetor.

Capital reserve
GEP on 2 boeing 747-400 aircrafts
and 7 boeing 737-400 aircrafts
based on Government Regulation
No. 70/2000
GEP on jet engine test cell based on
the Decision Letter of Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia
No. S-124/MK.016/1998
Issuance of shares through
public offering
Share issuance cost
Elimination of deficit in connection
w ith quasi-reorganization
Total

The Government Equity Participation (GEP) of


Rp 8,401,219,715 or equivalent with USD 4,088,185
was presented as additional paid-in capital since the
Company has not yet increased its paid-up capital.

- 88 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

324
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Agio saham berasal dari selisih nilai par sebesar


Rp 750 per saham dan nilai nominal sebesar Rp 500
per saham pada saat penawaran umum perdana
Perusahaan pada tahun 2011. Total agio saham
sebelum
biaya
emisi
efek
sebesar
Rp 1.100.000.000.000
setara
dengan
USD 121.453.020.

Share premium arose from the market value of


Rp 750 per share and nominal value of Rp 500 per
share at initial public offering in 2011. Total share
premium recorded before stock issuance cost
amounted Rp 1,100,000,000,000 equivalent with
USD 121,453,020.

Penyesuian atas tambahan modal disetor sebesar


USD 108.518.998 merupakan penyesuaian terkait
dengan kuasi-reorganisasi untuk menghapus saldo
defisit Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2012.

The adjustment in additional paid in capital of


USD 108,518,998 was made in connection with
quasi-reorganization to eliminate opening deficit
balance as of January 1, 2012.

31. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA

31. OTHER COMPONENT OF EQUITY


2013
USD

Surplus revaluasi
Saldo aw al
Peningkatan
Penurunan
Dipindahkan ke laba ditahan
Pembalikan pajak tangguhan
Dampak pajak tangguhan
Kepentingan non pengendali
Sub jumlah

2012
USD

38.412.435
18.993.491
(4.345.839)
(2.283.780)
2.327.626
(747.118)
17.066
52.373.880

46.699.641
(8.316.974)
29.768
38.412.435

Revaluation surplus
Beginning Balance
Additions
Deductions
Transferred to retained earning
Deferred tax realization
Deferred tax effect
Non controlling interest
Sub total

Akumulasi selisih kurs penjabaran


laporan keuangan
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
Sub jumlah

(213.967.790)
(213.967.790)

(188.261.422)
611.390
(187.650.032)

Cumulative translation
adjustments
Ow ner of the parent company
Non controlling interest
Sub total

Jumlah

(161.593.910)

(149.237.597)

Total

32. OPSI SAHAM

32. STOCK OPTION

Pada tahun 2011, Perusahaan memberikan opsi


saham kepada komisaris, direksi dan karyawan
dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya
kompensasi saham pada tanggal penerbitan
dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham
tersebut dan diakui dalam beban kompensasi.
Berdasarkan program hak yang diakui pada tahun
berjalan (cliff-vesting) dengan metode garis lurus
selama masa tunggu. Akumulasi biaya kompensasi
saham diakui sebagai Opsi saham dalam bagian
ekuitas
pada
tahun
2011
sebesar
Rp 19.740.236.981
atau
setara
dengan
USD 2.278.677, yang terdiri dari 87.847.064 saham
untuk opsi tahap 1 dan 65.885.298 saham untuk
opsi tahap 2.

In 2011, the Company granted stock options to


qualifying commissioners, directors and employees.
Stock compensation expense is calculated based on
the fair value of stock options granted and
recognized as compensation expense. Based on the
program, compensation expenses are recognized
(cliff-vesting) using straight-line method during the
vesting period. The accumulated costs are
recognized as stock options in equity in 2011 which
amounted to Rp 19,740,236,981 or equivalent with
USD 2,278,677, consisting of 87,847,064 shares for
phase 1 and 65,885,298 shares for phase 2.

Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai oleh


appraisal independen Towers Watson Purbajaga
dalam laporannya tertanggal 19 Mei 2011 untuk
tahap 1 dan 29 Pebruari 2012 untuk tahap 2 dengan
menggunakan model penentuan harga opsi BlackScholes.

The fair value of stock options are valued by Towers


Watson an independent appraisal, in its report dated
May 19, 2011 for phase 1 and February 29, 2012 for
phase 2 which used Black-Scholes model to
measure the option price.

- 89 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

325
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pelaksanaan program MESOP dilakukan dengan


cara sebagai berikut:

The implementation of MESOP program is carried


out through the following:

a)

Hak opsi pembelian saham diberikan kepada


seluruh peserta yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan.

a)

Share purchase option rights granted to all


participants
who
meet
the
specified
requirements.

b)

Hak opsi pembelian saham yang dibagikan


dalam program MESOP dapat digunakan oleh
Peserta
untuk
membeli
saham
baru
Perusahaan dengan harga yang akan
ditetapkan dengan memperhatikan peraturan
dan perundangan yang berlaku.

b)

Share purchase option rights that were


distributed in MESOP program can be used by
participants to purchase the Company's new
shares at a price to be determined with due
regard to rules and regulations.

c)

Hak Opsi pembelian saham akan diterbitkan


oleh Perusahaan dalam tiga tahapan selama
periode dua tahun setelah tanggal pencatatan di
Bursa Efek Indonesia.

c)

Right to purchase stock options will be issued


by the Company in three stages over a period of
two years after the date of listing on the
Indonesia Stock Exchange.

d)

Hak Opsi, tahap pertama diberikan bersamaan


dengan tanggal pencatatan saham di Bursa
Efek Indonesia. Tahap kedua diberikan
selambat-lambatnya pada Bulan Desember
2011. Tahap ketiga diberikan selambatlambatnya pada bulan Desember 2012.

d)

Stock option on first stage is given on the date


of listing of shares on the Indonesia Stock
Exchange. The second stage is given not later
than December 2011. The third stage is given
not later than December 2012.

e)

Hak Opsi yang diterbitkan dalam setiap tahap


akan dikenakan masa tunggu selama 1 tahun
atau 12 bulan sejak tanggal penerbitannya yaitu
periode transaksi yang diperkenankan untuk
mengkonversi hak opsi menjadi saham.

e)

Stock option issued in each stage will be subject


to the vesting period of one year or 12 months
from the date of issuance within the transaction
period allowed to convert into stock option
rights.

f)

Harga pelaksanaan hak opsi akan ditetapkan


berdasarkan peraturan yang berlaku, peserta
yang akan menggunakan hak opsi untuk
membeli saham, wajib membayar secara penuh
harga pelaksanaan dan biaya-biaya lainnya
yang timbul dalam rangka pelaksanaan hak opsi
tersebut.

f)

Right to exercise the option will be determined


based on state laws, participants will use the
option to purchase stock, must pay the full price
of implementation and cost incurred in
implementation of the option rights.

g)

Vesting period selama 12 bulan

g)

Vesting period within 12 months

h)

Option life selama 5 tahun

h)

Option life in 5 years

Pada tahun 2012, Perusahaan memberikan opsi


saham Tahap ke 3 dengan jumlah lembar saham
65.885.298. Akumulasi biaya kompensasi saham
diakui sebagai opsi saham dalam bagian ekuitas per
31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing
sebesar USD 2.770.970 dan USD 1.148.451

In 2012, the Company granted stock option phase 3


of 65,885,298 shares. The accumulated cost
recognized as stock option in equity as of
December 31,
2013
and
2012
amounted
USD 2,770,970 and USD 1,148,451, respectively.

Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai oleh


appraisal independen Towers Watson Purbajaga
dalam laporannya tertanggal 26 Pebruari 2013 untuk
tahap 3 dengan menggunakan model penentuan
harga opsi Black-Scholes.

The fair values of stock options are valued by


Towers Watson an independent appraisal, in its
report dated February 26, 2013 for phase 3 which
used Black-Scholes model to measure the option
price.

- 90 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

326
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

33. SALDO LABA DICADANGKAN

33. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS

Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas,


Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari
Laba Bersih setiap tahun untuk cadangan apabila
Perusahaan mempunyai saldo laba positif.
Penyisihan Laba Bersih tersebut dilakukan sampai
cadangan wajib mencapai paling sedikit 20% dari
jumlah modal yang ditempatkan disetor penuh.

Under Indonesian Company Law, companies are


obliged to allocate certain amount from the net
earnings of each accounting year to reserve fund if
the Company has a positive profit balance. The
allocation of net earnings shall be performed up to
an amount of 20% of the companys issued and paid
up capital.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham


Tahunan (RUPST) tanggal 26 April 2013 yang
dinyatakan dalam akta No. 128 yang dibuat oleh
Aryanti Artisari, S.H., M.Kn Notaris di Jakarta
menyebutkan bahwa RUPST menyetujui dan
menetapkan penggunaaan Laba Yang Diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk untuk tahun buku 2012
sebesar USD 110.598.370 adalah sebagai berikut:

At the Annual General Meeting of Shareholders


(RUPST) dated April 26, 2013 as stated in Deed
No. 128 of Aryanti Artisari, S.H, M.Kn, notary in
Jakarta the RUPST approved and stipulated the use
of Net Income Attributable to Owners of the Parent
Company for the fiscal year 2012 amounting to
USD 110,598,370 with details as follows:

1.

Dividen sebesar 0%.

1.

Dividend of 0%.

2.

Sebesar 5% dari Laba Yang Diatribusikan


kepada Pemilik Entitas Induk berdasarkan
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar
USD 5.529.919 digunakan untuk Cadangan
Wajib Perusahaan.

2.

5% of the Net Income Attributable to Owners of


the Parent Company based on the consolidated
financial statements for the year ended
December 31, 2012 or in the amount of
USD 5,529,919 shall be used as the Companys
Mandatory Reserve.

3.

Sebesar 95% dari laba yang diatribusikan


kepada pemilik entitas induk berdasarkan
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2012 atau sebesar
USD 105.068.451 digunakan untuk cadangan
lainnya.

3.

95% of the net income attributable to owners of


the Parent Company based on the consolidated
financial statements for the year ended
December 31, 2012 or in the amount of
USD 105,068,451 shall be used as other
reserves.

Saldo laba dicadangkan Perusahaan pada tanggal


31 Desember 2013 adalah sebesar USD 5.529.919
atau sebesar 0,48% dari modal ditempatkan dan
disetor penuh.

The balance of the Companys appropriated retained


earnings as of December 31, 2013 amounted
USD 5,529,919 or 0.48% of the Companys issued
and paid up capital.

34. KEPENTINGAN NON PENGENDALI

34. NON CONTROLLING INTEREST

Kepentingan non pengendali atas aset bersih/


Non controlling interests in net assets
2013
2012
USD
USD

Kepentingan non pengendali atas


atas laba (rugi) bersih/
Net income attributable to
non controlling interests
2013
2012
USD
USD

PT Abacus Distribution Systems Indonesia


PT Aero Wisata dan entitas anak/
and its subsidiaries

250.859

261.669

6.256

3.575

1.219.281

1.609.259

155.281

240.628

Jumlah/ Total

1.470.140

1.870.928

161.537

244.203

- 91 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

327
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

35. PENDAPATAN USAHA

35. OPERATING REVENUE


2013
USD

Penerbangan berjadw al
Penumpang
Kargo
Kelebihan bagasi
Surat dan dokumen
Sub jumlah
Penerbangan tidak berjadw al
Haji
Charter
Sub jumlah
Lain-lain
Biro perjalanan
Pemeliharaan dan perbaikan
pesaw at
Jasa boga
Pelayanan penerbangan
Fasilitas
Hotel
Transportasi
Teknologi informasi
Kesehatan
Pelatihan
Lain-lain
Sub jumlah
Jumlah

2012
USD

2.955.288.708
195.952.040
10.081.118
8.764.325
3.170.086.191

2.687.450.057
184.889.000
7.029.768
7.881.919
2.887.250.744

195.192.932
20.772.955
215.965.887

247.262.921
21.828.656
269.091.577

81.964.385

79.878.710

68.308.243
60.461.986
47.393.619
22.873.959
22.218.301
5.818.113
4.869.580
2.874.851
499.477
12.741.994
330.024.508

67.362.378
50.136.002
47.575.662
21.204.424
21.357.575
5.874.813
3.892.417
2.409.227
898.822
15.536.611
316.126.641

3.716.076.586

3.472.468.962

Tidak terdapat pendapatan dari pelanggan individu


yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.

Non-scheduled airline services


Hajj
Charter
Sub total
Others
Travel agent
Aircraft maintenance and
overhaul
Catering
Airline related
Facilities
Hotel
Transportation
Information technology
Healthcare service
Training service
Others
Sub total
Total

No revenue earned from individual customers


exceeded 10% of total operating revenue.

36. BEBAN OPERASIONAL PENERBANGAN

36. FLIGHT OPERATIONS EXPENSES


2013
USD

Bahan bakar
Sew a dan charter pesaw at
Gaji dan tunjangan
Beban penyusutan
Asuransi
Beban imbalan pasca kerja
Lain-lain
Jumlah

Scheduled airline services


Passenger
Cargo
Excess baggage
Mail and document
Sub total

2012
USD

1.420.139.208
592.251.660
144.911.938
62.155.939
16.691.989
6.950.541
1.738.869
2.244.840.144

72% tahun 2013 dan 63% tahun 2012 dari total


biaya operasi penerbangan yang berkaitan dengan
pembelian bahan bakar dilakukan dengan pihak
berelasi (Catatan 45),

1.255.126.779
448.601.352
116.443.700
51.501.031
24.561.135
10.438.528
2.302.588
1.908.975.113

Fuel
Aircraft rental and charter
Salaries and allow ances
Depreciation expenses
Insurance
Employee benefit expenses
Others
Total

72% in 2013 and 63% in 2012 of total flight


operations expenses pertains to purchases of fuel
from related party (Note 45).

- 92 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

328
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

37. BEBAN TIKET, PENJUALAN DAN PROMOSI

37. TICKETING, SALES AND PROMOTION EXPENSES


2013
USD

Komisi
Reservasi
Gaji dan tunjangan
Promosi
Sew a
Jasa profesional dan pelatihan
Beban imbalan pasca kerja
Lain-lain
Jumlah

2012
USD

117.819.462
111.457.234
47.532.130
41.504.898
9.289.844
2.401.356
1.348.838
4.488.373
335.842.135

119.288.145
96.216.046
42.678.492
41.566.759
9.064.071
950.897
1.969.508
5.710.017
317.443.935

38. BEBAN PELAYANAN PENUMPANG

38. PASSENGER SERVICE EXPENSES


2013
USD

Pelayanan penumpang
Gaji dan tunjangan
Pemakaian persediaan umum
Beban imbalan pasca kerja
Jasa profesional dan pelatihan
Lain-lain
Jumlah

2012
USD

175.481.145
100.908.081
2.225.273
1.676.588
1.624.865
1.584.909
283.500.861

39. BEBAN BANDARA

Passenger services
Salaries and allow ances
General inventories consumption
Employee benefit expenses
Professional services and training
Others
Total

2012
USD

229.242.835
20.231.807
12.951.822
851.859
1.961.552
1.758.481
266.998.356

- 93 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

157.351.404
97.371.195
2.088.304
2.519.680
1.693.605
2.925.230
263.949.418

39. USER CHARGE AND STATION EXPENSES


2013
USD

Pelayanan pesaw at dan penerbangan


Gaji dan tunjangan
Sew a
Beban imbalan pasca kerja
Beban penyusutan
Lain-lain
Jumlah

Commissions
Reservations
Salaries and allow ances
Promotions
Rental
Professional services and training
Employee benefit expenses
Others
Total

200.761.647
23.782.036
10.923.247
1.483.712
2.310.306
1.218.554
240.479.502

Aircraft and flight services


Salaries and allow ances
Rental
Employee benefit expenses
Depreciation expenses
Others
Total

329
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

40. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM

40. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES


2013
USD

Gaji dan tunjangan


Beban penyusutan
Pajak
Sew a
Utilitas
Pemeliharaan dan perbaikan
Jasa profesional dan pelatihan
Asuransi
Beban imbalan pasca kerja
Perlengkapan kantor
Kesehatan
Iuran keanggotaan
Lain-lain
Jumlah

2012
USD

85.236.646
23.405.558
19.794.132
18.953.719
14.754.097
12.995.228
10.786.536
8.982.388
6.013.391
3.423.127
1.294.699
1.265.750
11.867.093
218.772.364

41. BEBAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

Salaries and allow ances


Depreciation expenses
Taxes
Rental
Utilities
Maintenance and repairs
Professional services and training
Insurances
Employee benefit expenses
Office supplies
Healthcare services
Membership dues and subscription
Others
Total

41. MAINTENANCE AND OVERHAUL EXPENSES


2013
USD

Pemeliharaan dan perbaikan


Beban penyusutan
Suku cadang
Gaji dan tunjangan
Beban imbalan pasca kerja
Sew a
Bahan bakar
Asuransi
Lain-lain
Jumlah

2012
USD

91.000.588
67.952.167
59.914.151
55.022.379
6.189.182
5.116.843
1.467.728
1.220.779
329.898
288.213.715

42. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN BERSIH

104.868.442
56.396.134
60.142.618
52.469.171
6.941.855
5.042.888
1.527.369
508.342
956.845
288.853.664

Maintenance and overhaul


Depreciation expenses
Spareparts
Salaries and allow ances
Employee benefit expenses
Rental
Fuel
Insurances
Others
Total

42. OTHER INCOME (CHARGES) NET


2013
USD

Klaim asuransi
Keuntungan revaluasi
properti investasi
Pendapatan dividen
Keuntungan (kerugian) sale and leaseback
Penurunan nilai aset
Premium kontrak
Keuntungan penjualan aset tetap
dan aset tidak produktif
(Catatan 14)
Lain-lain - bersih
Jumlah

91.045.462
19.765.763
16.241.432
17.322.651
14.689.277
12.739.440
9.844.897
5.361.438
7.870.581
3.590.454
3.523.752
1.566.588
10.176.092
213.737.827

2012
USD

11.726.217

3.107.892
1.130.000
846.147
(10.649.525)
(6.528.600)

682.021
1.044.636
(6.732.412)
(10.371.034)
(5.361.580)

3.123.296
(562.149)
2.193.278

2.226.759
(912.360)
(19.423.970)

Gain on insurance claim


Gain on revaluation of
investment property
Dividend income
Income (loss) on sale and leaseback
Impairment loss on property and equipment
Contract premium
Gain on sale of property and
equipment and non productive
assets (Note 14)
Others - net
Total

- 94 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

330
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

43. BEBAN KEUANGAN

Beban bunga
Pinjaman jangka panjang
Utang obligasi
Sew a pembiayaan
Utang bank
Lain-lain
Sub jumlah
Beban keuangan lainnya
Jumlah beban bunga

43. FINANCE COST


2013
USD

2012
USD

24.394.888
7.896.630
7.048.681
1.224.877
3.883.989
44.449.065

13.088.380
7.018.031
479.062
1.438.194
22.023.667

Interest expense
Long-term loans
Bonds payable
Leases
Bank loans
Others
Sub total

15.391.023

3.201.252

Other finance cost

59.840.088

44. LABA PER SAHAM

25.224.919

Total finance cost

44. EARNINGS PER SHARE

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi


laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Basic earnings per share is calculated by dividing


income atributable to parent company owners by the
weighted average number of ordinary shares
outstanding during the period.

Berikut ini data yang digunakan untuk perhitungan


laba per saham dasar:

Below is the data used for the computation of basic


earnings per share:

2013
USD
Laba yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Jumlah rata-rata tertimbang saham
untuk tujuan perhitungan laba per
saham dasar

2012
USD

11.038.843

110.598.370

22.640.996.000

22.640.996.000

0,00049

0,00488

Laba per saham - dasar

Perusahaan tidak menghitung laba per saham


dilusian karena potensi saham biasa (seperti opsi)
bersifat anti-dilusian.

ii)

Earnings per share - basic

The Company did not compute diluted earnings per


share because the potential ordinary shares (i.e.
options) are anti-dilutive.

45. SIFAT HUBUNGAN DAN TRANSAKSI DENGAN


PIHAK BERELASI
i)

Net income atributable


to ow ner of the parent
Weighted average number of share
for calculation of basic earning
per share

45. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS


WITH RELATED PARTIES

Sifat hubungan berelasi

i)

Nature of relationship

Pemerintah
Republik
Indonesia
melalui
Kementerian Keuangan adalah pemegang
saham utama Perusahaan.

The Government of the Republic of Indonesia


represented by Ministry of Finance, is the
majority stockholder of the Company.

Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan


oleh Kementerian Keuangan Pemerintah
Republik Indonesia serta entitas dimana
Kementerian Keuangan Pemerintah Republik
Indonesia memiliki pengaruh signifikan.

All entities that are owned and controlled by the


Ministry of Finance
of the Republic of
Indonesia and also entities where the Ministry
of Finance Republic of Indonesia have
significant influence.

Komisaris dan direksi merupakan manajemen


kunci.

Commissioners and directors


management personnel.

Transaksi dengan Pihak Berelasi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

- 95 -

ii)

Transactions with Related Parties

are

key

331
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Dalam kegiatan usahanya, Grup melakukan


transaksi tertentu dengan pihak berelasi.

In the normal course of business, the Group


entered into certain transactions with related
parties.

a. Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak


berelasi (pemerintah, entitas pemerintah
atau dinyatakan lain) adalah sebagai
berikut:

a. Details of significant accounts with related


parties (government - owned entities unless
otherwise indicated) are as follows:

Jumlah/ Total
2013
USD
Kas dan setara kas (Catatan 5)/
Cash and Cash Equivalents (Note 5)
Bank Negara Indonesia
Bank Mandiri
Bank Rakyat Indonesia
Bank Syariah Mandiri
Bank Rakyat Indonesia Syariah

2012
USD

55.816.521
37.336.951
54.179.461
8.204.118
6.563.295
162.100.346

52.801.185
56.299.467
14.952.513
124.053.165

1.966.795
410.871
920.503
532.813
113.915

2.479.139
478.751
934.252
843.371
198.306

26.672
63.397
4.034.966

Aset lain-lain (Catatan 17)/


Other assets (Note 17)
PT Merpati Nusantara
Utang bank (Catatan 18)/
Bank Loans (Note 18)
Bank Negara Indonesia

Piutang usaha (Catatan 6)/


Trade Accounts Receivable (Note 6)
PT Jiw asraya
PT Abacus International Ltd
PT Gapura Angkasa
PT POS Indonesia
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Kementerian Agama/Ministry
of Religious Affairs
Lain-lain/ Others

Utang usaha (Catatan 19)/


Trade Accounts Payable (Note 19)
PT Pertamina (Persero)
PT Gapura Angkasa
Perum LPPNPI
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
PT Abacus International Pte. Ltd.
Pinjaman Jangka Panjang (Catatan 23)/
Long term liabilities (Note 23)
Bank Negara Indonesia
PT Pertamina (Persero)
Bank Rakyat Indonesia
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Indonesia Eximbank

% terhadap Aset/ Liabilitas


% to Assets/ Liabilities
2013
2012
%
%

5,49%

4,93%

102.417
48.907
5.085.143

0,14%

0,28%

16.845.647

16.886.623

0,57%

0,67%

40.222.668

5.651.251

2,19%

0,40%

108.911.066
3.706.367
3.568.602
3.133.425
2.279.948
694.318
122.293.726

72.434.320
4.680.787
3.526.065
1.561.545
903.361
667.411
83.773.489

6,66%

5.97%

42.803.615
43.137.490
40.198.427
16.104.859
5.798.472
148.042.863

14.885.592
57.516.654
16.104.859
7.308.953
100.000.000
195.816.058

8,06%

13,96%

- 96 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

332
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

b. 30,03% dan 26,29% dari jumlah beban


usaha masing-masing pada tahun-tahun
yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012,
merupakan beban usaha dari pihak berelasi.
Pada tanggal pelaporan, utang atas beban
tersebut dicatat sebagai bagian dari utang
usaha, yang meliputi 6,66% dan 5.97% dari
jumlah liabilitas masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Rincian beban usaha dari
sebagai berikut:

b. Operating expenses from related parties


constituted 30,03% and 26.29% of the total
operating expenses for the years ended
December 31, 2013 and 2012, respectively.
At reporting date, the liabilities for these
expenses were presented as trade accounts
payable which constituted 6.66% and
5.97%, respectively, of the total liabilities as
of December 31, 2013 and 2012.

pihak berelasi

The details of operating expenses from


related parties are as follows:

2013
USD
PT Pertamina (Persero)
PT Gapura Angkasa
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Perum LPPNPI
Jumlah

2012
USD

1.020.854.735
52.843.455
23.765.076
12.718.756
3.748.853
1.113.930.875

Prosentase terhadap:
Total beban usaha

784.715.722
48.246.437
21.038.109
14.626.959
868.627.227

30,03%

26,29%

PT Pertamina (Persero)
PT Gapura Angkasa
PT Angkasa Pura II (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero)
Perum LPPNPI
Total
Percentage of:
Total operating expense

c. Transaksi
perusahaan
dengan
PT Pertamina (Persero) berupa transaksi
pembelian bahan bakar pesawat khususnya
rute
domestik
dan
beberapa
rute
internasional
sedangkan
PT Gapura
Angkasa, PT Angkasa Pura I (Persero) dan
PT Angkasa Pura II (Persero) berkaitan
dengan jasa kebandaraan.

c. The transactions with PT Pertamina


(Persero) were related to aircraft fuel
purchase mainly for domestic route and
certain international route while the
transactions, with PT Gapura Angkasa,
PT Angkasa
Pura
I
(Persero)
and
PT Angkasa Pura II (Persero) are related to
airport operation and ground handling.

d. Kompensasi Komisaris dan Direksi

d. Renumeration
Directors
2013
USD

Komisaris
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja pasca kerja
Pesangon pemutusan
kontrak kerja

Direksi
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja pasca kerja
Pesangon pemutusan
kontrak kerja

Commissioners

2012
USD

629.373
53.091

831.689
198.591

682.464

97.449
1.127.729

2.152.120
257.494

2.826.033
701.412

2.409.614

342.946
3.870.391

- 97 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

of

Commisioners
Short term benefits
Post employment benefits
Termination benefits

Directors
Short term benefits
Post employment benefits
Termination benefits

and

333
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

46. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO


KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
A.

46. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK


AND CAPITAL RISK MANAGEMENT

Manajemen permodalan

A.

Capital management

Grup berupaya untuk mencapai struktur modal


yang optimal dalam mencapai tujuan usaha,
termasuk mempertahankan rasio modal yang
sehat dan peringkat kredit yang kuat, guna
memaksimalkan nilai pemegang saham dan
kelangsungan usaha Grup.

The Group strives to achieve an optimum capital


structure in achieving the business goals,
including maintaining a sound capital ratio and a
strong credit rating, in order to maximize
shareholder value and ensure the Groups
business continuity.

Struktur modal Grup terdiri dari pinjaman seperti


diungkapkan dalam Catatan 18, 23 dan 24, kas
dan setara kas, dan ekuitas yang terdiri dari
modal saham, tambahan modal disetor, laba
ditahan dan kepentingan non pengendali.

The capital structure of the Group consists of


debt as disclosed in Notes 18, 23 and 24, cash
and cash equivalents, and total equity
comprising issued capital, additional paid-in
capital, retained earnings and non-controlling
interest.

Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2013


dan 2012 adalah sebagai berikut:

The gearing ratio as of December 31, 2013 and


2012 are as follows:
2013
USD

2012
USD

Pinjaman
Utang bank dan lembaga keuangan
Pinjaman jangka panjang
Obligasi
Liabilitas sew a pembiayaan
Jumlah pinjaman
Kas dan setara kas
Pinjaman bersih
Ekuitas

45.222.668
604.695.491
162.850.383
191.750.944
1.004.519.486
475.260.630
529.258.856
1.117.148.117

Rasio pinjaman bersih terhadap modal

5.651.251
400.947.490
206.352.598
612.951.339
325.784.942
287.166.397
1.114.960.078

47%

26%

Dewan Komisaris dan Direksi secara berkala


melakukan reviu performa keuangan Grup.
Sebagai bagian dari reviu ini, Dewan Komisaris
dan Direksi mempertimbangkan eksposur risiko
keuangan.
B.

B.

Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas


keuangan Grup adalah sebagai berikut:

Jumlah

Categories of financial instruments


Classification of the Groups financial assets
and liabilities are as follows:

2013
USD

Pinjaman yang diberikan dan piutang


Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Dana peraw atan pesaw at
dan uang jaminan
Aset lain-lain

Net debt to equity ratio

The Boards of Commissioners and Directors


periodically review the Groups financial
performance. As part of this review, the Board of
Commissioners and Directors consider the
Groups financial risk exposure.

Kategori instrumen keuangan

Tersedia untuk dijual


Aset keuangan lainnya

Debt
Loan from banks and
financial institution
Long-term loans
Bonds payable
Lease liabilities
Total debt
Cash and cash equivalents
Net debt
Equity

2012
USD
Available-for-sale
Other financial assets

8.800.031

9.201.350

475.260.630
139.981.363
8.745.081

325.784.942
129.471.098
7.877.613

617.623.057
33.164.537

461.933.812
31.874.533

Loan and receivables


Cash and cash equivalents
Trade accounts receivables
Other receivables
Maintenance reserve fund and
security deposits
Other assets

1.283.574.699

966.143.348

Total

- 98 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

334
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

2013
USD
Liabilitas keuangan - amortized cost
Utang bank dan lembaga keuangan
Utang usaha
Utang lain-lain
Beban akrual
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sew a
Utang obligasi
Jumlah

2012
USD

45.222.668
206.186.276
16.271.886
160.967.081
604.695.491
191.750.944
162.850.383

5.651.251
173.469.631
16.669.543
169.268.165
400.947.490
206.352.598
-

Financial liabilities - amortized cost


Bank loans and financial institution
Trade payables
Other payable
Accrued expenses
Long-term loans
Lease liabilities
Bonds payable

1.387.944.729

972.358.678

Total

Grup tidak memiliki instrumen keuangan yang


diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga
jatuh tempo.
C.

Kebijakan
keuangan

dan

tujuan

manajemen

The Group does not have financial assets


classified as Held-to-Maturity.

risiko

C.

Financial risk
objectives

management

policies

and

Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang


industri
penerbangan
domestik
dan
internasional, Grup dihadapkan dan banyak
dipengaruhi oleh risiko keuangan seperti risiko
pasar, risiko likuiditas dan risiko kredit. Secara
keseluruhan pendekatan manajemen risiko
bertujuan untuk meminimalkan efek dari setiap
risiko kinerja keuangan pada Grup. Kebijakan
Grup menggunakan derivatif hanya untuk tujuan
lindung nilai.

As a Group of companies that operates in the


domestic and international aviation industry and
other related areas, the Group faces and is
strongly affected by various financial risks such
as market risk, liquidity risk, and credit risk. The
overall risk management approach is to
minimize the effect of such risks on the Groups
financial performance. The Groups policy is to
use derivatives only for hedging purposes.

Setiap kebijakan manajemen risiko keuangan


yang dibuat harus senantiasa diarahkan kepada
tujuan:

All financial risk management policies must


constantly adhere to the following objectives:

Melindungi pendapatan bersih Grup dari

To protect the Groups net revenue against


price changes, and when possible to make
use of such price changes as an
opportunity to increase profits;

Mencapai atau bahkan lebih baik dari

To achieve or do better than the Groups


budget plan;

Membatasi

To limit to a tolerable level the negative


impact of price movements on cash flow
and profitability.

Direksi telah menelaah kebijakan manajemen


risiko keuangan secara berkala.

The Directors review the financial


management policies periodically.

Manajemen risiko pasar

Market risk management

Grup memiliki eksposur terhadap risiko pasar


yaitu diantaranya risiko harga bahan bakar
pesawat, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko
tingkat bunga.

The Group is exposed to market risk in


particular aircraft fuel price risk, currency
exchange rate risk and interest rate.

Perusahaan melakukan transaksi lindung nilai


atas Fuel Call Option untuk mengelola risiko
harga bahan bakar pesawat khusus untuk
penerbangan haji. Tidak terdapat saldo
transaksi
lindung
nilai
pada
tanggal
31 Desember 2013 dan 2012.

The Company entered into Fuel Call Option


derivative financial instruments to manage its
exposure to aircraft fuel price risk for hajj flight.
There are no derivatives outstanding as of
December 31, 2013 and 2012.

pengaruh perubahan harga keuangan


bahkan mampu memanfaatkan perubahan
harga tersebut sebagai suatu kesempatan
untuk meningkatkan laba;
anggaran Grup;

tingkat
dampak
negatif
pergerakan harga terhadap arus kas dan
profitabilitas sampai pada tingkat yang dapat
ditolerir.

- 99 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

risk

335
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
(i)

Risiko harga bahan bakar pesawat

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
(i)

Aircraft fuel price risk

Risiko harga bahan bakar pesawat


didefinisikan sebagai penurunan nilai
aset/pendapatan atau peningkatan nilai
liabilitas/pengeluaran yang disebabkan
perubahan harga komoditi bahan bakar.

Aircraft fuel price risk is defined as decline


in the value of assets/revenue or increase
in the value of liabilities/expenditures
caused by changes in the prices of fuel
commodities.

Paparan risiko dan strategi

Risk exposure and strategy

Paparan risiko Perusahaan dari harga


bahan
bakar
pesawat
adalah
menggunakan referensi pasar dengan
100% harga mengambang, sehingga
fluktuasi kenaikan harga akan sangat
berdampak signifikan terhadap pencapaian
target perusahaan. Biaya harga bahan
bakar pesawat merupakan komponen biaya
yang cukup besar dalam struktur biaya
Perusahaan selain biaya sewa dan
perawatan pesawat. Komposisi biaya
bahan bakar untuk saat ini di kisaran 30% 40% dari rata-rata biaya operasional
Perusahaan.

The Companys exposure to aircraft fuel


price risk uses market references with
100% floating prices, with the result that
any upward price fluctuations will have a
significant impact on achievement of the
Companys targets. Aircraft fuel expenditure
is a major cost component of the
Companys cost structure, as well as the
costs of aircraft leasing and maintenance.
Fuel cost accounts for around 30% to 40%
of the Companys overall operational
expense.

Strategi untuk meminimalisir risiko fluktuasi


kenaikan harga yang dilakukan oleh
Perusahaan pada saat ini adalah dengan
melakukan lindung nilai arus kas dengan
instrumen lindung nilai plain vanila call
option, khusus untuk penerbangan haji.
Risiko
tersebut
diantisipasi
dengan
mengukur harga Mark to Market yang
dihasilkan setiap bulan saat jatuh tempo
transaksi.

Strategy implemented by the Company to


minimize the risk of fluctuations in the price
increase in the current year is to use cash
flow hedge with a hedge instruments plain
vanilla call option, especially for hajj flight.
Such risk is anticipated by monitoring the
monthly Mark to Market at maturity date.

Selain upaya mengurangi risiko pergerakan


harga melalui transaksi lindung nilai,
Perusahaan juga terus melakukan upaya
pengelolaan pemakaian bahan bakar
secara operasional yaitu penghematan
biaya dengan penggunaan alternatif
pesawat secara efektif dan efisien,
termasuk juga melakukan evaluasi untuk
kontrak-kontrak berjalan. Upaya efisiensi ini
dituangkan
dalam
program
kinerja
Perusahaan.

Apart from these efforts to reduce price


fluctuation
risk
through
hedging
transactions, the Company also constantly
strives to ensure that costs are controlled
by using fuel efficiently in all flight
operations through effective and efficient
use of alternative aircraft and evaluation of
current contracts. These efficiency efforts
are set forth in the Companys work
programs.

Analisa sensitivitas risiko harga bahan


bakar pesawat berdasarkan asumsi bahwa
semua faktor tetap termasuk biaya-biaya
lain dan uplifted volume, yang dianalisa
berdasarkan
kontrak
yang
masih
outstanding pada periode pelaporan atas
penggunaan bahan bakar penerbangan
regular dan haji.

The aircraft fuel price risk sensitivity


analysis is based on the assumption that all
other factors, such as uplifted volume and
other costs, remain constant. The aircraft
price risk analysis is based on regular and
hajj flight contracts that are still outstanding
at reporting date.

Jika terjadi kenaikan (penurunan) harga


sebesar 1 Dolar Amerika Serikat per barel,
sebagai akibat perubahan harga bahan
bakar,
maka
laba
setelah
pajak
Perusahaan untuk tahun-tahun yang
berakhir 31 Desember 2013 dan 2012,
akan mengalami kenaikan (penurunan)
sebesar
USD
5.780.348
dan
USD 6.030.750.

If the aircraft fuel price had increased


(decreased) in price of USD 1 per barrel, as
the result of change in price of fuel, the
profit after
tax for
years
ended
December 31, 2013 and 2012 would
increased (decreased) by USD 5,780,348
and USD 6,030,750.

- 100 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

336
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
(ii) Risiko nilai tukar mata uang non-fungsional

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
(ii) Non-functional currency exchange rate risk

Risiko nilai tukar mata uang non-fungsional


didefinisikan sebagai penurunan nilai
aset/pendapatan atau peningkatan nilai
liabilitas/pengeluaran yang disebabkan
fluktuasi nilai tukar mata uang nonfungsional tersebut.

Non-functional currency exchange rate risk


is defined as decline in the value of
assets/revenue or increase in the value of
liabilities/expenditures caused by fluctuation
in non-functional currency exchange rates.

Paparan risiko dan strategi

Risk exposure and strategy

Sebagai perusahaan jasa penerbangan


kelas internasional, Grup memerlukan dana
serta biaya dan investasi yang cukup besar
dengan melibatkan pelanggan ataupun
kreditur baik dalam maupun luar negeri
dengan kondisi dimana transaksi dicatat
berdasarkan satuan mata uang (transaction
by currency). Pergerakan nilai tukar nonfungsional terhadap mata uang lainnya
sangat mempengaruhi laporan keuangan
konsolidasian.

As a world-class airline, the Group requires


significant amounts of funds, expenses and
investment, involving both domestic and
foreign customers and creditors, with
situations in which transactions are
denominated
in
certain
currencies
(transactions per currency). Movements in
the non-functional exchange rate against
other currencies strongly affect the
consolidated financial statements.

Kebijakan berkaitan dengan risiko nilai


tukar yang saat ini dijalankan adalah
secara natural (tanpa lindung nilai) yaitu:

The policy currently applied in connection


with exchange rate risk is natural (i.e.
without hedging), as follows:

Grup memanfaatkan peluang harga


pasar nilai tukar mata uang lainnya
(multi currency) untuk menutup
kemungkinan risiko melemahnya nilai
tukar fungsional dan begitu sebaliknya,
sehingga secara natural risiko adanya
pergerakan nilai tukar mata uang nonfungsional bisa saling menghilangkan.
Transaksi valuta mata uang bisa
dilakukan
dengan
selalu
mempertimbangkan
kurs
yang
menguntungkan Grup.

The Group takes advantage of


opportunities in the market prices of
other currencies (multi currency) to cover
possible risk of weakening value of the
functional currency, and vice versa; thus,
in a natural way, the risks of nonfunctional currency exchange rate
movements will be mutually eliminated/
reduced. Currency transactions are
always done with consideration to the
exchange rate favorable to the Group.

Grup mengatur risiko dengan berusaha


menyelaraskan
penerimaan
dan
pembayaran untuk setiap jenis mata
uang.

The Group helps manage the risk by


matching receipt and payment in each
individual currency.

Rincian aset dan liabilitas yang terexpose


terhadap resiko nilai tukar diungkapkan
pada Catatan 50.

Details of monetary assets and liabilities


exposed to foreign exchange risk are set
forth in Note 50.

Berikut ini sensitivitas untuk perubahan 100


basis point nilai tukar mata uang Dolar
Amerika Serikat terhadap saldo mata uang
non-fungsional lainnya yang signifikan pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
dengan variabel lain konstan terhadap laba
setelah pajak Grup. 100 basis point adalah
tingkat sensitivitas yang digunakan ketika
melaporkan secara internal risiko mata
uang asing kepada para karyawan kunci,
dan merupakan penilaian manajemen
terhadap perubahan yang mungkin terjadi
pada nilai tukar valuta asing. Analisis
sensitivitas hanya mencakup item mata
uang asing moneter yang ada dan
menyesuaikan translasinya pada akhir
periode untuk perubahan 100 basis point
dalam nilai tukar mata uang asing.

Following is the sensitivity to a 100 basis


point change in exchange rate of functional
currency of U.S. Dollar against significant
outstanding non-functional currency as of
December 31, 2013 and 2012, with other
variables held constant, of the Groups
profit after tax. The 100 basis point is the
sensitivity rate used when reporting foreign
currency risk internally to key management
personnel and represents management's
assessment of the reasonably possible
change in foreign exchange rates. The
sensitivity
analysis
includes
only
outstanding foreign currency denominated
monetary items and adjusts their translation
at the period end for a 100 basis point
change in foreign currency rates.

- 101 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

337
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

Perubahan kurs/
Changes in
currency rate

Mata uang selain fungsional


Penguatan (pelemahan)
Rupiah
Yen
AUD

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
Dampak terhadap laba
setelah pajak/
Effect on profit after tax
2013
2012
USD
USD

100 bp
100 bp
100 bp

732.783
(95.067)
(165.325)

(iii) Risiko suku bunga

595.163
(159.116)
(372.042)

Other functional currency rates


Strenghthening (w eakening)
Rupiah
Yen
AUD

(iii) Interest rate risk

Risiko suku bunga didefinisikan sebagai


penurunan nilai aset/pendapatan atau
peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran
yang disebabkan perubahan tingkat suku
bunga.

Interest rate risk is defined as decline in


value of assets/revenue or increase in
value of liabilities/expenditures caused by
changes in interest rates.

Paparan risiko dan strategi

Risk exposure and strategy

Pendapatan Grup dipengaruhi oleh beban


bunga
yang
berdampak
terhadap
perubahan tingkat bunga dari pinjaman
jangka pendek maupun jangka panjang
termasuk juga pembayaran bunga untuk
sewa pesawat.

The Group earnings are affected by


changes in interest rate, such as changes
on interest of short-term and long-term
borrowings, including interest payments for
aircraft leasing.

Acuan tingkat suku bunga yang digunakan


adalah mengambang yaitu LIBOR untuk
pinjaman USD dan rata-rata tingkat suku
bunga Bank Pemerintah untuk pinjaman
dalam mata uang Rupiah. Pergerakan
tingkat suku bunga sangat berpengaruh
terhadap beban bunga yang harus dibayar
oleh Grup.

The interest rate references used are


floating, i.e. LIBOR for USD loans and the
average interest of government banks for
loans in Rupiah. Interest rate movements
strongly affect the total amount of interest
expense that must be paid by the Group.

Kebijakan Grup terkait risiko suku bunga


adalah dengan mengelola eksposur pada
pinjaman bersuku bunga mengambang
dengan strategi lindung nilai tingkat suku
bunga. Kontrak transaksi lindung nilai
sampai dengan 31 Desember 2013 belum
berjalan meskipun kebijakan lindung nilai
risiko tingkat suku bunga sudah disetujui
oleh manajemen Grup. Hal ini disebabkan
selama periode 2013 tingkat suku bunga
LIBOR di pasar sangat rendah sebagai
dampak dari melemahnya perekonomian
dunia. Dengan demikian Grup dapat
memanfaatkan tingkat suku bunga yang
rendah sehingga dapat menekan beban
bunga.

The Groups policy regarding interest rate


risk is to manage exposure in loans with
floating interest rates through an interest
rate hedging strategy. As of December 31,
2013, no hedging transaction contract is yet
in effect, although the interest rate risk
hedging policy has been approved by the
Groups management. This is because in
2013, the rate of LIBOR market is very low
as a result of the weakening world
economy. Thus, the Group can take
advantage of low interest rates that reduce
the burden of interest charges.

Instrumen keuangan Grup tersebut yang


terekspos terhadap risiko tingkat bunga
seperti diungkapkan pada table likuiditas
seksi iv dibawah ini.

The Groups financial liabilities that are


exposed to interest rate risk are included in
the liquidity table in section iv below.

- 102 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

338
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Berikut ini analisis sensitivitas, ditentukan


berdasarkan
eksposur
suku
bunga
terhadap
liabilitas
keuangan
yang
menggunakan suku bunga mengambang
pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Analisis ini disajikan dengan asumsi
liabilitas keuangan pada akhir periode
pelaporan masih beredar sepanjang
periode, dengan variabel lain konstan
terhadap laba setelah pajak Grup.
Perubahan tingkat
suku bunga/
Changes in
interest rate

Suku bunga
Penguatan (pelemahan)
LIBOR
SBI

The sensitivity analysis below had been


determined based on the exposure of the
financial liabilities to floating interest rates
as of December 31, 2013 and 2012. The
analysis is prepared assuming the amount
of the liability outstanding at the end of the
reporting period was outstanding for the
whole period, with other variables held
constant, of the Groups profit after tax.
Dampak terhadap laba
setelah pajak/
Effect on profit after tax
2013
2012
USD
USD

1%
0,5%

423.821
9.220

(iv) Risiko Likuiditas

563.919
11.089

Interest rate
Strenghthening (w eakening)
LIBOR
SBI

(iv) Liquidity risk

Risiko Likuiditas didefinisikan sebagai


ketidakmampuan Grup untuk memenuhi
liabilitas keuangannya yang selanjutnya
mengakibatkan
Grup
tidak
dapat
memanfaatkan peluang investasi atau tidak
dapat memenuhi liabilitas keuangan jangka
pendek yang pada akhirnya mengakibatkan
default, peminjaman yang berlebihan atau
tingkat suku bunga yang buruk.

Liquidity risk is defined as the Groups


inability to fulfill its financial liabilities, which
in turn makes the Group unable to take
advantage of investment opportunities or
unable to meet its short-term financial
liabilities, ultimately leading to default,
excessive borrowing, or unfavorable
interest rates.

Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup


memantau dan menjaga tingkat kas dan
setara kas yang dianggap memadai untuk
membiayai operasional Grup dan untuk
mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas.

To manage liquidity risk, the Group


monitors and maintains a level of cash and
cash equivalents that is considered
adequate to finance the Groups operations
and to overcome the impact of cash flow
fluctuations.

Grup juga secara rutin mengevaluasi


proyeksi arus kas dan arus kas aktual,
termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman
jangka panjang, dan terus menelaah
kondisi pasar keuangan untuk mengambil
inisiatif mencari dana sebagai modal kerja.
Aktivitas tersebut dapat meliputi penerbitan
utang bank.

The Group also routinely evaluates the


projected and actual cash flow, including
scheduled maturity of long-term debts, and
continually reviews conditions in the
financial markets to take initiatives to seek
funds for working capital. This activity may
include obtaining bank loans.

Tabel berikut ini merupakan analisis


likuiditas
instrumen
keuangan
pada
31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan
jatuh tempo atas liabilitas keuangan Grup
dalam rentang waktu yang menunjukkan
kontraktual tidak terdiskonto untuk semua
aset dan liabilitas keuangan non-derivatif.
Jatuh tempo didasarkan pada tanggal yang
paling awal dimana Grup dapat diminta
untuk membayar:

The following table represents the liquidity


analysis of financial instruments as of
December 31, 2013 and 2012 based on
exposure on due date on undiscounted
contractual maturities for all non-derivative
financial assets and liabilities. The
contractual maturity is based on the earliest
date on which the Group may be required
to pay:

- 103 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

339
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Tingkat bunga
ef ektif rata-rata
tertimbang/
Weighted
average
effective
interest rate
%
Tanpa bunga
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Dana perawatan pesawat
dan uang jaminan
Tingkat bunga v ariable
Kas dan setara kas
Piutang lain-lain
Kas y ang dibatasi penggunaanny a
Tingkat bunga tetap
Kas dan setara kas
Jumlah
Tanpa bunga
Utang usaha
Utang lain-lain
Beban akrual
Tingkat bunga v ariabel
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa
Tingkat bunga tetap
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa
Utang bank dan
lembaga keuangan
Jumlah

Dalam
satu tahun/
Within
one year
USD

Tanpa bunga
Utang usaha
Utang lain-lain
Beban akrual
Tingkat bunga v ariabel
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa
Tingkat bunga tetap
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa
Utang bank dan
lembaga keuangan
Jumlah

2013
Lebih dari satu
tahun tetapi
tidak lebih dari
lima tahun/
Over one year
but longer than
five years
USD

Lebih dari
lima tahun/
Over than
five years
USD

Jumlah/
Total
USD

2.129.600
139.981.363
7.873.547

2.129.600
139.981.363
7.873.547

225.007.400

228.469.390

202.157.359

655.634.149

0,1% - 11%
0,1% - 11%
0,51% - 4,25%

258.309.586
919.904
3.836.528

62.513

258.309.586
919.904
3.899.041

0,1% - 11%

241.080.216
879.138.144

228.531.903

202.157.359

241.080.216
1.309.827.406

206.186.276
16.010.192
160.967.081

206.186.276
16.010.192
160.967.081

1,15% - 11,15%
1,13% - 8%

308.507.800
42.311.559

252.332.921
41.431.576

5.193.217
-

566.033.938
83.743.135

1,15% - 11,15%
1,13% - 8%

6.237.669
10.957.121

74.906.143
43.632.984

255.369.571
53.417.704

336.513.383
108.007.809

1,15% - 11,15%

41.774.848
792.952.546

412.303.624

313.980.492

41.774.848
1.519.236.662

Tingkat bunga
ef ektif rata-rata
tertimbang/
Weighted
average
effective
interest rate
%
Tanpa bunga
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Tingkat bunga v ariable
Kas dan setara kas
Piutang lain-lain
Kas y ang dibatasi penggunaanny a
Tingkat bunga tetap
Kas dan setara kas
Dana perawatan pesawat
dan uang jaminan
Jumlah

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Dalam
satu tahun/
Within
one year
USD

2012
Lebih dari satu
tahun tetapi
tidak lebih dari
lima tahun/
Over one year
but longer than
five years
USD

Lebih dari
lima tahun/
Over than
five years
USD

Non-interest bearing
Cash and cash equiv alents
Account receiv ables
Others receiv ables
Maintenance reserv ed f und
and security deposits
Variable interest rate
Cash and cash equiv alents
Others receiv ables
Restricted cash
Fixed interest rate
Cash and cash equiv alents

Non-interest bearing
Trade pay ables
Other pay ables
Accrued expenses
Variable interest rate
Long-term loans
Lease liabilities
Fixed interest rate
Long-term loans
Lease liabilities
Loans f rom banks and
f inancial institution
Total

Jumlah/
Total
USD

2.630.585
129.471.098
3.122.588

2.630.585
129.471.098
3.122.588

0,25% -8%
0,25% - 8%
0,51% - 4,25%

269.564.344
220.719
254.147

2.085.806

269.564.344
220.719
2.339.953

0,25% - 8%

66.920.131

66.920.131

0,59%

193.344.404
665.528.016

137.945.159
140.030.965

143.760.966
143.760.966

475.050.529
949.319.947

174.469.631
16.669.543
169.268.165

174.469.631
16.669.543
169.268.165

1,32% - 7,58%
1,13% - 8%

136.247.869
53.111.845

325.549.359
86.211.750

461.797.228
139.323.595

1,32% - 7,58%
1,13% - 8%

3.116.693
5.469.908

14.474.476
24.418.675

37.140.420

17.591.169
67.029.003

1,32% - 7,58%

5.913.458
564.267.112

450.654.260

37.140.420

5.913.458
1.052.061.792

Non-interest bearing
Cash and cash equiv alents
Account receiv ables
Others receiv ables
Variable interest rate
Cash and cash equiv alents
Others receiv ables
Restricted cash
Fixed interest rate
Cash and cash equiv alents
Maintenance reserv ed f und
and security deposits
Total
Non-interest bearing
Trade pay ables
Other pay ables
Accrued expenses
Variable interest rate
Long-term loans
Lease liabilities
Fixed interest rate
Long-term loans
Lease liabilities
Loans f rom banks and
f inancial institution
Total

- 104 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

340
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Fasilitas pembiayaan

Financing facilities

Grup memperoleh pembiayaan dari bank


dan lembaga keuangan lainnya untuk
menunjang operasional dan modal kerja
Grup seperti diungkapkan di Catatan 18, 23
dan 24.

The Group obtained financing facilities from


banks and other financial institution for the
Groups operational and working capital
activities as described in Notes 18, 23
and 24.

Berikut
Grup:

Below is the Groups composition of


financing facilities as follows:

komposisi

fasilitas

pembiayaan
2013
USD

Fasilitas pembiayaan tanpa jaminan:


- Jumlah yang digunakan
- Jumlah yang tidak digunakan
Jumlah
Fasilitas utang dengan jaminan dan
tanggal jatuh tempo yang berbeda
mulai tahun 2013 yang diperpanjang
dengan perjanjian bersama:
- Jumlah yang digunakan
- Jumlah yang tidak digunakan
Jumlah

526.527.409
152.438.281
678.965.690

49.431.837
51.161.649
100.593.486

(v) Risiko kredit

2012
USD
285.017.444
77.096.852
362.114.296

Unsecured financing facilities:


- Amount used
- Amount unused
Total

128.679.634
26.482.923
155.162.557

Secured bank facilities w ith


various maturity dated through
2013 and w hich maybe
extended:
- Amount used
- Amount unused
Total

(v) Credit risk

Risiko kredit yang dihadapi Grup adalah


risiko ketidakmampuan dari pihak-pihak
yang berhutang (debitur) untuk memenuhi
liabilitas keuangan mereka sesuai dengan
persyaratan-persyaratan
yang
telah
disepakati bersama.

The credit risk faced by the Group is the


risk of inability of debtors to fulfill their
financial obligations in accordance with the
terms of the agreement.

Eksposur tersebut terutama berasal dari:

This exposure derives mainly from:

risiko pelanggan akan gagal memenuhi


liabilitasnya,

risk of customers failing to fulfill their


obligations,

risiko dana atau instrumen keuangan


tidak
diserahkan
oleh
rekanan
sebagaimana yang diharapkan.

risk that funds or financial instruments


are not transferred by counterparties.

Dalam sebagian besar kasus, penjualan


pasasi dan kargo ditangani melalui agen
yang berada dalam pengaruh dan naungan
IATA. Agen-agen ini terhubung dengan
sistem kliring untuk setiap negara untuk
penyelesaian penjualan pasasi atau kargo.
Agen individual diperiksa oleh clearing
house tertentu.

In most cases, sales of passenger ticket


and cargo are handled by agents under the
influence and auspices of IATA. These
agents are connected with a clearing
system for every country for settlement of
passage or cargo sales. Individual agents
are audited by certain clearing houses.

Risiko kredit dari agen penjualan relatif


rendah. Kecuali perjanjian yang menjadi
dasar pembayaran tidak menyatakan lain,
klaim dan liabilitas yang timbul antar
maskapai
penerbangan
biasanya
diselesaikan secara bilateral atau melalui
IATA Clearing House. Penyelesaian
dilakukan
terutama
dengan
cara
menandingkan piutang dan liabilitas secara
berkala, yang menyebabkan berkurangnya
risiko gagal bayar secara signifikan.

The credit risk from sales agents is


relatively low. Except when the contract that
serves as the basis for payment stipulates
otherwise, claims and liabilities incurred
between airlines are normally settled
bilaterally or through the IATA Clearing
House. Settlement is mainly done by
periodically
offsetting
payables
and
receivables, which significantly reduces the
risk of failure to pay.
- 105 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

341
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Risiko kredit transaksi dari investasi dan


instrumen keuangan derivatif dengan pihak
ketiga yang timbul dari tidak dilakukannya
pembayaran sesuai kontrak, relatif rendah
karena transaksi hanya dilakukan dengan
pihak yang memiliki peringkat kredit yang
tinggi.

Transaction counterpart credit risk from


investments
and derivative
financial
instruments, arising from failure to make
payments as per the contract, is relatively
low because such transactions are only
conducted with parties with a high credit
rating.

Grup melakukan hubungan usaha hanya


dengan pihak ketiga yang kredibel. Semua
lawan
transaksi
harus
mendapat
persetujuan sebelumnya dari manajemen
sebelum kesepakatan dilakukan. Batasan
lawan transaksi (jumlah dan waktu kredit)
harus ditetapkan terhadap masing-masing
lawan transaksi dan ditelaah secara
tahunan oleh manajemen. Di samping itu,
saldo
piutang
dimonitor
secara
berkelanjutan untuk mengurangi eksposur
piutang bermasalah.

The
Group
enters
into
business
relationships only with credible third parties.
All transaction counterparts must be
approved in advance by the management
before an agreement is made. Restrictions
on transaction counterparts (amounts and
periods of loans) must be stipulated for
each transaction counterpart and are
reviewed annually by the management. In
addition, the outstanding receivables are
continually monitored to reduce exposure to
bad debts.

Nilai tercatat aset keuangan pada laporan


keuangan konsolidasian dikurangi dengan
pencadangan kerugian penurunan nilai
yang mencerminkan eksposur maksimum
risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah
sebagai berikut:

The carrying amount of financial assets


recorded in the consolidated financial
statements, net any of allowance for losses
represents the maximum credit risk
exposure at the reporting date as follows:

2013
USD

Kas dan setara kas


Piutang usaha
Piutang lain-lain
Dana peraw atan pesaw at
dan uang jaminan
Aset lain-lain
Jumlah

2012
USD

475.260.630
139.981.363
8.745.081

325.784.942
129.471.098
7.877.613

617.623.057
33.164.537

461.933.812
31.874.533

Cash and cash equivalents


Trade receivable
Other receivable
Maintenance reserve fund
and security deposits
Other assets

1.274.774.668

956.941.998

Total

Resiko kredit pada dana likuid terbatas


karena counterparty adalah bank dengan
peringkat kredit tinggi yang dinilai oleh
lembaga pemeringkat kredit.
D.

The credit risk on liquid funds is limited


because the counterparties are banks with
high credit-ratings assigned by credit-rating
agencies.

Estimasi Nilai Wajar Instrumen Keuangan

D.

Fair Value Estimation of Financial Instruments

Nilai wajar instrumen keuangan yang dicatat


pada biaya perolehan diamortisasi

Fair value of financial instruments recorded as


amortized cost

Kecuali sebagaimana tercantum dalam tabel


berikut, direksi menganggap bahwa nilai
tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan
diakui dalam laporan keuangan konsolidasian
mendekati nilai wajarnya.

Except as detailed in the table below,


management considers that the carrying amount
of financial assets and liabilities recorded in
consolidated financial statements approximately
agreed the fair value.

2013
Nilai tercatat/
Carrying amount
USD
Dana peraw atan pesaw at
dan uang jaminan
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sew a pembiayaan
Utang obligasi

617.623.057
604.695.491
191.750.944
162.850.383

Nilai w ajar/
Fair value
USD
601.450.216
601.555.736
184.361.683
139.452.393

2012
Nilai tercatat/
Nilai w ajar/
Carrying amount
Fair value
USD
USD
461.933.812
400.947.490
206.352.598
-

468.028.816
401.518.540
194.935.133
-

Maintenance reserve fund


and security deposit
Long-term loans
Lease liabilities
Bond payable

- 106 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

342
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan


untuk tujuan pengukuran nilai wajar

Valuation techniques and assumptions applied


for the purposes of measuring fair value

Nilai wajar aset keuangan dan


keuangan ditentukan sebagai berikut:

The fair values of financial assets and financial


liabilities are determined as follows:

liabilitas

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas


keuangan dengan syarat dan kondisi
standar dan diperdagangkan di pasar aktif
ditentukan dengan mengacu pada harga
pasar.

The fair values of financial assets and


financial liabilities with standard terms and
conditions and traded on active liquid
markets are determined with reference to
quoted market prices.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas


keuangan lainnya (tidak termasuk yang
dijelaskan di atas) ditentukan sesuai
dengan model penentuan harga yang
berlaku umum berdasarkan analisis
discounted cash flow menggunakan harga
dari transaksi pasar yang dapat diamati
saat ini dan kutipan dealer untuk instrumen
sejenis

The fair values of other financial assets and


financial
liabilities
(excluding
those
described above) are determined in
accordance with generally accepted pricing
models based on discounted cash flow
analysis using prices from observable
current market transactions and dealer
quotes for similar instruments.

Secara khusus, asumsi signifikan yang


digunakan dalam menentukan nilai wajar dari
liabilitas keuangan ditetapkan di bawah ini:

Specifically, significant assumptions used in


determining the fair value of the following
financial liabilities are set out below:

Pinjaman jangka panjang

Long-term loan

Nilai wajar dari pinjaman jangka panjang untuk


tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan
2012 diperkirakan masing-masing sebesar
USD 601.555.736 dan USD 401.518.540,
dengan tingkat suku bunga diskonto tahun 2013
sebesar 1,159% - 4,750% untuk USD dan 6,5%
- 11,15% untuk Rupiah.

The fair value of long-term loan as at


December 31, 2013 and 2012 are estimated to
be USD 601,555,736 and USD 401,518,540
with discount rate in 2013 are estimated to
1.159% - 4.750% in USD and 6.5% - 11.15% in
Rupiah.

Liabilitas sewa pembiayaan

Lease liabilities

Nilai wajar dari liabilitas sewa pembiayaan


untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013
dan 2012 diperkirakan masing-masing sebesar
USD 184.361.683 dan USD 194.935.133,
dengan tingkat diskonto 7,33% - 8,59% dan
berdasarkan tingkat bunga Libor 3 bulan.

The fair value of lease liabilities as at


December 31, 2013 and 2012 are estimated to
be USD 184,361,683 and USD 194,935,133
using 7.33% - 8.59% discount rates and interest
Libor 3 months.

Utang obligasi

Bond payable

Nilai wajar dari utang obligasi untuk tahun yang


berakhir 31 Desember 2013 diperkirakan
USD 139.452.393 dengan menggunakan tingkat
bunga pasar 11,15% berdasarkan Indonesia
Government Bond Yield Curve.

The fair value of bond payable as at


December 31,
2013
estimated
to
be
USD 139,452,393 million using the market
interest rate of 11.15% by Indonesian
Government Bond Yield Curve.

- 107 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

343
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

47. PERJANJIAN SEWA OPERASI

47. OPERATING LEASE AGREEMENTS

Grup mengadakan perjanjian sewa operasi antara


lain:

The Group entered into the following operating lease


agreements:

1.

1.

Pesawat
Perusahaan sewa operasi/
Lessors
Pesawat/ Airline
GECAS (FRANCE) SARL

AABS Aviation 1 France S.A.R.L


GY Aviation Lease (France) SARL
Int'l Lease Finance Corporation (ILFC)

Nice Location SARL


AerCo France S.A.R.L
ALS France S.A.R.L.
SARL MASA FRANCE
SARL MASB FRANCE
SARL MASC FRANCE
MSN 30151 Leasing France SARL
MSN 30155 Leasing France SARL
MSN 30156 Leasing France SARL
MSN 30157 Leasing France SARL
MSN 30140 Leasing France SARL
MSN 30141 Leasing France SARL
MSN 30142 Leasing France SARL
MSN 30143 Leasing France SARL
Biarritz Location S.A.R.L
BANK OF UTAH
BBAM Aircraft Holding 121 SARL
BBAM Aircraft Holding 122 SARL
CIT Aerospace International (France) SARL
Trojan Aircraft Leasing (France) SARL

Aircraft

Aset Sewaan/
Leased Assets

Jatuh Tempo/
Year of Maturity

1 Boeing 737-800
3 Boeing 737-800
4 Boeing 737-800
3 Boeing 737-800
2 Boeing 737-800
2 Boeing 737-800
2 Airbus 330-200
2 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200
1 Boeing 737-300
1 Boeing 737-300
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200
2 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200
2 Boeing 737-800

2016
2022
2023
2025
2016
2022
2016
2016
2021
2016
2014
2014
2015
2014
2014
2016
2021
2021
2021
2021
2021
2022
2022
2022
2016
2020
2020
2020
2022
2025
2017

- 108 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

344
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Perusahaan sewa operasi/


Lessors
Pesawat/ Airline
La Victoire 3 Holding SARL
Centennial Aviation (France) 2, SARL
MITSUBISHI France S.A.S
PEMBROKE LEASE FRANCE SAS

ICIL Paris (A Limited Liability Company)


BBAM Aircraft Holding 129 SARL
BBAM Aircraft Holding 130 SARL
AWAS 1214 S.A.R.L.
AWAS 29928 SARL
AWAS 29929 SARL
AWAS (France) Two SARL
ALC A332 1288, LCC
Java Aircraft Leasing (France) SARL
NAC Aviation France 1 SAS
SMBC Aviation Capital Paris Leasing 1 SARL
ACG Acquisition 38884 LLC
ACG Acquisition 38885 LLC
Salwa Aircraft Leasing (One) Limited
Gold Coast Aircraft Leasing
Sailes 4, LLC
NAC Aviation France 2 SAS
ALC B738 41310, LLC
ALC B738 41312, LLC
Sumatra Aircraft Leasing (France) SARL
Wells Fargo Bank Northwest
ACG Acquisition XX LLC
ILFC France SARL
ILFC France SARL
ALS France SARL
Whitney France Leasing SARL
BOC Aviation (France) SARL
SMBC Aviation Capital Limited
SMBC Aviation Capital Limited
Centennial Aviation (France) 2 SARL
Gecas France

2.

Aset Sewaan/
Leased Assets

Jatuh Tempo/
Year of Maturity

1 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200
1 Airbus 330-200
3 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
4 Boeing 737-800
4 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
2 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200
1 Airbus 330-200
2 Bombardier CRJ-1000
5 Bombardier CRJ-1000
2 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
2 Boeing 777-300
1 Airbus 330-300
2 Boeing 777-300
2 ATR 72-600
1 Boeing 737-800
1 Boeing 737-800
1 Airbus 330-200

2017
2020
2021
2022
2023
2022
2020
2021
2019
2018
2022
2022
2021
2017
2017
2023
2024
2024
2024
2025
2025
2025
2025
2025
2025
2025
2025
2025
2025
2025

1 Airbus
1 Airbus
1 Airbus
1 Airbus
3 Airbus
1 Airbus
1 Airbus
2 Airbus
2 Airbus
3 Airbus
6 Airbus

Mesin

2.
Perusahaan sewa operasi/
Lessors

Mesin / Engine
Aviation Lease Finance
Engine Lease Finance Corp.
GECAS (France) S.A.R.L

Willis Lease Finance

1
1
2
1
1
2
1

Mesin
Mesin
Mesin
Mesin
Mesin
Mesin
Mesin

2018
2018
2018
2019
2016
2019
2018
2024
2025
2024
2025

Engine

Aset Sewaan/
Leased Assets

- 109 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

320-200
320-200
320-200
320-200
320-200
320-200
320-200
320-200
320-200
320-200
320-200

Boeing
Boeing
Boeing
Boeing
Boeing
Boeing
Boeing

B747-400
B737-800
B737-800
B737-800
B777-300
B737-300
B747-400

Jatuh Tempo/
Year of Maturity
2014
2017
2021
2022
2020
2014
2014

345
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pembayaran Sewa Operasi

Operating Rental Payments

Total komitmen sewa adalah sebagai berikut:

Total rental commitments are as follows:

Pembayaran sew a operasi masa depan/


Future lease payments
2013
2012
USD
USD
Dalam satu tahun
Lebih dari satu tahun tapi
tidak lebih dari lima tahun
Lebih dari lima tahun

581.065.537

374.493.616

2.108.428.274
2.333.773.641

1.318.832.678
1.131.273.419

Within one year


Over one year but not
longer than five years
Over five years

Jumlah

5.023.267.452

2.824.599.713

Total

Uang Jaminan

Security Deposits

Grup diharuskan untuk membayar uang jaminan


atas
kewajiban
Perusahaan
terhadap
pembayaran sewa. Pada tanggal 31 Desember
2013 dan 2012, saldo uang jaminan masingmasing sebesar USD 144.443.468 dan
USD 111.254.884 (Catatan 11).

The Group is required to pay security deposits


that will serve as guarantee for the payment of
the Companys obligations. As of December 31,
2013 and 2012, the balance of the security
deposits amounted to USD 144,443,468 and
USD 111,254,884, respectively (Note 11).

Dana Perawatan Pesawat

Maintenance Reserve Funds

Sesuai dengan perjanjian sewa operasi untuk


pesawat,
Perusahaan
diharuskan
untuk
membayar dana perbaikan dan pemeliharaan
untuk pesawat yang disewa kepada lessor.

Based on operating lease arrangements for


aircrafts, the Company is required to pay
maintenance and repair reserve funds for the
leased aircraft to the lessors.

Dana perbaikan didasarkan atas penggunaan


pesawat selama periode sewa yang mencakup
dana perbaikan untuk rangka pesawat,
pengembalian kinerja mesin, dan suku cadang
mesin, serta alat pendaratan dan Auxiliary
Power Unit (APU).

Maintenance reserve funds are based on the


use of the aircraft during the lease term
consisting of reserves funds for airframe
structure maintenance, engine performance
restoration maintenance, engine life limited parts
maintenance, landing gear maintenance and
Auxiliary Power Unit (APU) maintenance.

Selama masa sewa, Perusahaan diwajibkan


untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan
rangka pesawat, mesin, APU dan seluruh suku
cadang sesuai dengan standar yang disetujui.
Pekerjaan perbaikan dan perawatan rangka
pesawat, mesin dan bagian lainnya secara
teratur dikerjakan oleh perusahaan perbaikan
pesawat yang telah ditunjuk (MRO) yang telah
memenuhi standar. Berdasarkan Perjanjian
sewa, Perusahaan akan mengajukan biaya
penggantian sesuai dengan yang diperbolehkan
dalam perjanjian, setelah pekerjaan selesai dan
setelah perbaikan rangka pesawat, mesin, alat
pendaratan atau APU keluar dari bengkel,
dengan melampirkan faktur dan dokumen
terkait beberapa hari setelah pekerjaan selesai.

During the lease term, the Company is obliged


to maintain and repair the airframes, engines,
APU and all the parts in accordance with agreed
standard. The maintenance and repair work on
the airframes, engines and other part, or
engines will be regularly performed by
authorized maintenance repair and overhaul
companies (MRO). Based on the lease
agreement, the Company will be entitled to its
reimbursement of applicable maintenance and
repair reserve funds after the work is completed
and the workshop company releases the
airframe, engine, landing gear or APU, by
submitting invoices and proper documentation
within certain days after the completion of the
work.

Sampai
tanggal
berakhirnya
perjanjian,
Perusahaan berkewajiban untuk membayar
dana cadangan, dan klaim biaya penggantian
akan dikaji dan dibayarkan, sepanjang tidak
terjadi gagal bayar. Mengacu kepada masingmasing perjanjian, lessor dapat menguasai atau
mengembalikan sisa dana perawatan.

Up to the termination date, the Company shall


have the obligation to pay contribution into the
reserve
funds,
and
any
outstanding
reimbursable expenses shall be reviewed and
disbursed, provided no default occurred.
Depending on the specific agreements, the
lessor may or may not retain the remaining
balance of the maintenance reserve funds.
- 110 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

346
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

3.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,


saldo dana perawatan pesawat masing-masing
sebesar
USD
473.179.589
dan
USD 350.678.928.

On December 31, 2013 and 2012, aircraft


maintenance reserve funds amounted to
USD 473,179,589 and USD 350,678,928,
respectively.

Jual dan sewa kembali

Sale and leaseback

Perusahaan
mencatat
pendapatan
ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa
kembali pesawat. Pada tanggal 31 Desember
2013
dan
2012,
jumlah
pendapatan
ditangguhkan setelah dikurangi nilai amortisasi
masing-masing sebesar USD 22.720.707 dan
USD 5.014.143.

The Company recognized deferred income from


sale and leaseback of aircrafts. As of
December 31, 2013 and 2012, the outstanding
deferred income net of the related amortization
amounted
to
USD 22,720,707
and
USD 5,014,143, respectively.

Sewa Operasi Non Pesawat

3.

Non Aircraft Operating Lease

a.

Pada tanggal 25 Januari 2008, GMFAA


mengadakan
Perjanjian
Pemanfaatan
Tanah dan Konsesi Usaha dengan
PT Angkasa Pura II (Persero) sehubungan
dengan
pemanfaatan
tanah
seluas
2
900.000 m
untuk digunakan dalam
kegiatan usaha pemeliharaan pesawat di
Bandara
Udara
Soekarno-Hatta,
Cengkareng, Tangerang. Perjanjian ini
berlaku sampai dengan 31 Desember 2011
dengan kompensasi dan konsesi sesuai
dengan tarif yang disepakati. GMFAA wajib
memberikan jaminan bank yang diterbitkan
oleh bank umum untuk menjamin
pembayaran kompensasi tersebut. Masa
berlaku jaminan tersebut selama 1 tahun
dan diperpanjang setiap tahunnya sampai
berakhirnya perjanjian ini.

a.

On January 25, 2008, GMFAA entered into


Land Utilization and Business Concession
Agreements with PT Angkasa Pura II
(Persero) in relation to land utilization
measuring approximately 900,000 square
meters used for aircraft maintenance
business activities in Soekarno-Hatta
Airport, Cengkareng, Tangerang. The term
of this agreement is effective until
December 31, 2011, with compensation
and concession based on agreed tariffs.
GMFAA is obliged to provide bank
guarantee issued by general bank to
secure the payment of such compensation.
The term of such guarantee is 1 year and
renewable annually until the expiration of
the agreement.

b.

GMFAA juga mengadakan perjanjian sewa


operasi peralatan operasional, koneksi
internet, dan lainnya dengan beberapa
pihak.

b.

GMFAA also entered into operating lease


agreements of operational equipment,
internet connection, and others with several
parties.

c.

Perusahaan
mengadakan
perjanjian
pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno2
Hatta seluas 6.246 m dengan PT Angkasa
Pura II (Persero), untuk jangka waktu 30
tahun yang berakhir 30 September 2021.
Tanah tersebut digunakan Perusahaan
untuk lokasi gedung perkantoran kargo.
Kompensasi atas tanah tersebut sebesar
2
Rp 800 per m per bulan atau seluruhnya
Rp 1.798.848.000 dan dapat ditinjau
kembali setiap 5 tahun. Uang muka
sebesar 10% atau Rp 179.884.800.
Pembayaran dilakukan setiap tahun
sebesar Rp 53.965.440.

c.

The Company entered into an agreement


for utilization of 6,246 square meters of
land at the Soekarno-Hatta Airport with
PT Angkasa Pura II (Persero), for 30-year
period until September 30, 2021. The land
is used for the purpose of cargo office
building. The compensation for the use of
the land is Rp 800 per square meter per
month or a total of Rp 1,798,848,000, which
is subject for review every 5 years. A
deposit of 10% or Rp 179,884,800 was also
paid. Payment of Rp 53,965,440 is made
annually.

Pada akhir periode perjanjian, tanah


beserta
seluruh
fasilitas
diatasnya
diserahkan kepada PT Angkasa Pura II.

At the expiration of the agreement, the


Company will return the land and all the
facilities to PT Angkasa Pura II.

- 111 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

347
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Perusahaan juga mengadakan perjanjian
pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno2
Hatta seluas 164.742 m
dengan
PT Angkasa Pura II (Persero), untuk jangka
waktu 20 tahun yang berakhir 31 Desember
2011. Perusahaan membangun gedung
perkantoran di atas tanah tersebut. Sampai
dengan
tanggal
laporan
keuangan
konsolidasian, perpanjangan perjanjian
tersebut masih dalam proses finalisasi.

The Company also entered into an


agreement with PT Angkasa Pura II
(Persero) for the use of another parcel of
land with an area of 164,742 square meters
at the Soekarno-Hatta Airport, for a period
of 20 years until December 31, 2011. The
Company constructed on such land the
office building. As of the issuance date of
the consolidated financial statements, the
extension agreement is under finalization
process.

Dalam perjanjian sewa operasi tersebut


terdapat opsi perpanjangan masa sewa.
Perusahaan tidak memiliki hak opsi untuk
membeli aset sewaan pada akhir masa
sewa. Perjanjian tersebut juga memuat
ketentuan yang dapat mengakibatkan
pengakhiran perjanjian sebelum masa
sewa berakhir.

The operating lease agreements contain


option to renew the lease term. The
Company does not have an option to
purchase the lease asset at the expiry of
the lease term. The lease agreements
include certain conditions that may cause
the leases to be terminated prior to the
expiry of the lease terms.

Jumlah komitmen sewa lainnya adalah


sebagai berikut:

Total of other lease commitments is as


follows:

Dalam satu tahun


Lebih dari satu tahun tapi
tidak lebih dari lima tahun
Lebih dari lima tahun
Jumlah

2013
USD

2012
USD

1.940.614

2.460.575

4.997.221
7.583.167
14.521.002

6.356.732
9.616.307
18.433.614

48. IKATAN
a.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Within one year


Longer than one year
not longer than five years
Over five year
Total

48. COMMITMENTS

Pembelian Pesawat

a. Purchase of Aircrafts

(i). Pesawat Boeing 777-300ER

(i). Boeing 777-300ER Aircraft

Sesuai dengan Purchase Agreement


No. 1938 tanggal 4 Juni 1996 yang terakhir
diamandemen
melalui
Supplemental
Agreement No. 4 tanggal 29 Desember
2005, Perusahaan mengadakan kontrak
pembelian pesawat Boeing 777-200ER
sebanyak 6 pesawat dengan harga dasar
(aircraft basic price) USD 198.192.610.
Harga pesawat akan ditetapkan pada saat
penyerahan dengan penyesuaian harga
sesuai
perjanjian.
Penyerahan
direncanakan pada bulan Juni 2010 sampai
dengan Agustus 2011.

Based on Purchase Agreement No. 1938


dated June 4, 1996, which had been
amended several times, most recently by
Supplemental Agreement No. 4 dated
December 29, 2005, the Company entered
into a contract to purchase 6 Boeing 777200ER
with
basic
price
of
USD 198,192,610. The price of the aircrafts
will be determined at the time of delivery by
calculating the price adjustments in
accordance with the agreement. Delivery
was scheduled within the period of June
2010 up to August 2011.

Berdasarkan konfirmasi dari The Boeing


Company
No.
6-1176-DJH-1049R-1
tanggal 30 Maret 2007, pembelian 6
pesawat tipe Boeing 777200ER diubah
menjadi pembelian 10 pesawat tipe Boeing
787 dengan jadwal pengiriman April 2014
sampai dengan Juli 2015. Konfirmasi
tersebut kemudian dilanjutkan dengan
adanya
penawaran
pembaharuan
Purchase Agreement No. 1938 oleh Boeing
menjadi sepuluh pesawat jenis B 777200ER/ 300ER/200LR.

However, based on confirmation from The


Boeing Company No. 6-1176-DJH-1049R1, dated March 30, 2007, the purchase of 6
Boeing 777-200ER was replaced with
purchase of 10 Boeing 787 and will be
delivered April 2014 up to July 2015. The
confirmation is preceded by the Boeings
offering to renew the Purchase Agreement
No. 1938 into purchase of ten B 777200ER/300ER/200LR aircrafts.
- 112 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

348
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Menanggapi
penawaran
tersebut,
Perusahaan merencanakan menambah
pembelian pesawat B 777 dari 6 pesawat B
777-200 menjadi 10 pesawat B 777300ER, melalui Supplemental Agreement
No. 5 atas Purchase Agreement No. 1938.
Melalui Supplemental Agreement No. 9
atas Purchase Agreement No. 1938 jadwal
pengiriman pesawat telah diubah dari mulai
Agustus 2012 menjadi mulai Mei 2013
sampai dengan Januari 2016. Harga dasar
pesawat (aircraft basic price) untuk sepuluh
(10) pesawat B 777-300 ER adalah
USD 251.397.000.

In response to the offer, the Company plans


to increase the number of units purchased
from 6 aircrafts B777-200 into 10 aircrafts
B777-300ER by submitting Supplemental
Agreement No. 5 to Purchase Agreement
No.
1938.
Through
Supplemental
Agreement No. 9 to Purchase Agreement
No. 1938, the schedule for aircraft delivery
was revised from an original date starting
August 2012 and changed to May 2013 until
January 2016. The aircraft basic price for
ten (10) B777-300 ER aircraft is
USD 251,397,000.

Sehubungan dengan penambahan row


pada First Class seat pada pesawat B777
yang mengakibatkan perubahan jadwal
pengiriman pesawat pertama B777 dari
bulan Mei 2013 menjadi bulan Juni 2013.
Pada 23 April 2012, Perusahaan telah
menandatangani Supplemental Agreement
No. 10 atas Purchase Agreement No. 1938
dengan The Boeing Company.

In relation with the addition of additional


rows in First Class seat on B777 aircrafts
which caused a change in delivery schedule
of the first B777 aircraft from May 2013 to
June 2013. On April 23, 2012, the Company
signed Supplemental Agreement No. 10 to
Purchase Agreement No. 1938 with The
Boeing Company.

Pada tanggal 23 Mei 2012, Perusahaan


dan
The
Boeing
Company
menandatangani Supplemental Agreement
No. 11 atas Purchase Agreement No. 1938
sehubungan dengan finalisasi konfigurasi
pesawat B777.

On May 23, 2012, the Company and The


Boeing Company executed Supplemental
Agreement No. 11 to Purchase Agreement
No. 1938 with regard to the finalisation of
B777 aircraft configuration.

Pada tanggal 6 Juli 2012, Perusahaan dan


The Boeing Company menandatangani
Supplemental Agreement No. 12 atas
Purchase
Agreement
No.
1938
sehubungan
dengan
percepatan
pengiriman pesawat B777 dari Januari
2014 menjadi Oktober 2013, perubahan
tabel harga serta perubahan formula
penghitungan. Perusahaan mengadakan
perjanjian jual dan sewa balik dengan
Alafco dan Gugenheim atas 4 pesawat.
Harga
jual
ditentukan
pada
saat
kedatangan pesawat.

On July 6, 2012, the Company and The


Boeing Company executed Supplemental
Agreement No. 12 to Purchase Agreement
No. 1938 with regard to the acceleration of
the delivery of B777 aircraft from January
2014 to October 2013, revision of the
pricing table and the change of calculation
formula. The Company entered into a sale
and leaseback with Alafco and Gugenheim
for 4 aircrafts. The selling price is
determined at the time of arrival of aircraft.

Pada tahun 2013, sebanyak 4 pesawat


Boeing 777-300ER yang telah diikat
dengan perjanjian jual dan sewa balik telah
dikirim, dengan jangka waktu sewa 12
tahun dan diklasifikasikan sebagai sewa
operasi.

In 2013, 4 Boeing 777-300ER aircraft under


sale and leaseback agreement has been
delivered, with 12 years lease period and
classified as operating lease.

Pembayaran uang muka untuk pembelian


pesawat dilakukan secara bertahap mulai
dari
saat
penandatanganan
nota
kesepahaman
penandatanganan
perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai
dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
jumlah uang muka pembelian pesawat
yang telah dibayarkan masing-masing
berjumlah
USD
219.297.500
dan
USD 279.424.180.

Advance payments for acquisition of


aircrafts were made in stages starting from
the signing of the memorandum of
understanding until the signing of the
agreement, ie. 30 or 24 months up to 6
months prior to aircraft delivery. At
December 31, 2013 and 2012, the amount
of advances for purchase of aircrafts that
has
been
paid
amounted
to
USD 219,297,500 and USD 279,424,180,
respectively.
- 113 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

349
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
(ii). Pesawat Boeing 737-800

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
(ii). Boeing 737-800 Aircraft

Perusahaan juga melakukan Purchase


Agreement No. 2158 tanggal 19 Juni 1998
untuk pembelian 18 pesawat Boeing 737800, yang terakhir diamandemen melalui
Supplemental Agreement No. 8 tanggal
18 Januari 2010, di mana Perusahaan
menambah jumlah pesawat menjadi
25 pesawat tipe B 737-800 dengan harga
dasar
(aircraft
basic
price)
USD 67.518.600.
Harga
pesawat
ditetapkan pada saat penyerahan dengan
penyesuaian harga sesuai perjanjian.
Jadwal pengiriman pesawat adalah dari
Juni 2009 sampai dengan Pebruari 2016.
Selanjutnya pada tahun 2009 dan 2010,
Perusahaan mengadakan perjanjian jual
dan sewa balik dengan Dubai Aerospace
Enterprise (DAE) atas 8 pesawat dan
MCAP atas 3 pesawat dan Pembroke
Lease France SAS atas 9 Pesawat. Harga
jual ditentukan pada saat kedatangan
pesawat.

The Company also entered into Purchase


Agreement No. 2158 dated June 19, 1998
for the purchase of 18 Boeing 737-800,
which had been amended several times,
most recently by Supplemental Agreement
No. 8 dated January 18, 2010, whereby the
Company increased the number of units
purchased into 25 Boeing 737-800 aircrafts
with basic price of USD 67,518,600. The
price of the aircraft will be determined at the
time of delivery by calculating the price
adjustments in accordance with the
agreement. Delivery of the aircrafts is within
the period of June 2009 up to February
2016. In relation to these scheduled
deliveries, during 2009 and 2010, the
Company entered into a sale and leaseback
with Dubai Aerospace Enterprise (DAE) for
8 aircrafts and MCAP for 3 aircrafts and
Pembroke Lease Finance SAS for 9
aircrafts. The selling price is determined at
the time of arrival of aircraft.

Pada tahun 2013, sebanyak 1 pesawat


Boeing 737-800 yang telah diikat dengan
perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim,
dengan jangka waktu sewa 10 tahun dan
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

In 2013, 1 aircraft of Boeing 737-800 under


sale and leaseback agreement has been
delivered, with 10 years lease period and
classified as operating lease.

Pada tahun 2012, sebanyak 4 unit pesawat


Boeing 737-800 yang telah diikat dengan
perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim,
dengan jangka waktu sewa 10 tahun dan
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

In 2012, 4 units of Boeing 737-800 aircraft


under sale and leaseback agreement has
been delivered, with 10 years lease period
and classified as operating lease.

Pembayaran uang muka untuk pembelian


pesawat dilakukan secara bertahap mulai
dari
saat
penandatanganan
nota
kesepahaman
penandatanganan
perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai
dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
jumlah uang muka pembelian pesawat
yang telah dibayarkan masing-masing
berjumlah
USD
9.664.720
dan
USD 14.771.356.

Advance payment for the purchase of


aircrafts were made in stages starting from
the signing of a memorandum of
understanding
until
signing
of
the
agreement, ie. 30 or 24 months up to 6
months prior to aircraft delivery. At
December 31, 2013 and 2012, the amount
of advance for purchase of aircrafts that has
been paid amounted to USD 9,664,720 and
USD 14,771,356, respectively.

(iii). Pesawat Airbus A-330-300

(iii). Airbus A-330-300 Aircraft

Pada tanggal 4 Nopember 1989,


Perusahaan
melakukan
Purchase
Agreement dengan Airbus untuk pembelian
dan pengiriman 9 pesawat Airbus A-330300.
Perusahaan
telah
menerima
pengiriman 6 pesawat, akan tetapi
berupaya melakukan perpanjangan waktu
atas pengiriman 3 pesawat sisanya, yang
berdasarkan
Side
Letter
tanggal
21 Desember 1995 dinyatakan bahwa
penyerahan 3 pesawat terakhir dijadwalkan
bulan Juli 1998, Agustus 1998 dan Januari
1999.

On November 4, 1989, the Company


entered into a Purchase Agreement with
Airbus for the purchase and delivery of 9
Airbus A-330-300 aircrafts. The Company
has received 6 of the aircrafts but has
sought rolling extension for the delivery of
the final 3 aircrafts, in which based on a
Side Letter dated December 21, 1995, the
final delivery of 3 aircrafts was scheduled in
July 1998, August 1998 and January 1999.

- 114 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

350
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pengiriman pesawat tersebut belum dapat


dilakukan karena Perusahaan belum
mencapai kesepakatan formal dengan
Airbus sehubungan dengan kewajiban
dalam
Purchase
Agreement
untuk
pengiriman 3 pesawat Airbus A-330-300
sisanya. Berdasarkan side letter tanggal
9 Nopember 2009, pengiriman sisa 3
pesawat Airbus A-330-300 digantikan
dengan pemesanan 6 pesawat Airbus A330-200 dengan jadwal pengiriman mulai
Oktober 2012 sampai dengan Oktober
2014. Harga dasar pesawat (aircraft basic
price) untuk 6 pesawat A-330-200 sebesar
USD 173.949.317.

These deliveries have not taken place


because the Company has not reached
any subsequent formal agreement with
Airbus in relation to its obligation under the
Purchase Agreement for the delivery of the
remaining 3 Airbus A-330-300 aircrafts.
Based on side letter dated November 9,
2009, delivery of the remaining 3 Airbus
A-330-300 was replaced with 6 Airbus A330-200 with delivery schedule starting in
October 2012 until October 2014. The
aircraft basic price for 6 aircraft A-330-200
amounted to USD 173,949,317.

Pada bulan Juli 2011 Perusahaan dan


Airbus menandatangani Amendment No. 3
atas Perjanjian Pembelian pesawat
sebelumnya Melalui Perjanjian tersebut
Perusahaan
menggantikan
3
dari
pemesanan 6 pesawat Airbus A330-200
menjadi Airbus A330-300 dan membeli
tambahan 4 pesawat Airbus A330-300.

On July 2011 the Company and Airbus


signed Amendment No. 3 related to
Purchase
Agreement.
Under
this
agreement, the Company replaced 3 of
remaining 6 Airbus A330-200 into A330-300
and purchased additional 4 Airbus A330300.

Pada tanggal 19 Desember 2011,


Perusahaan dan Airbus menandatangani
Amendment No. 4, 5 dan 6 atas Purchase
Agreement dimana Perusahaan melakukan
pembelian 11 (sebelas) Airbus tipe A330300 dan 3 (tiga) Airbus tipe A330-200F.

On December 19, 2011, the Company and


Airbus signed Amendment No. 4, 5 and 6 to
the Purchase Agreement. Under those
agreement the Company purchase 11
(eleven) Airbus aircraft type A330-300 and 3
(three) aircraft type A330-200F.

Perusahaan mengadakan perjanjian jual


dan sewa balik dengan Aircastle atas 4
pesawat. Harga jual ditentukan pada saat
kedatangan pesawat.

The Company entered into a sale and


leaseback with Aircastle for 4 aircrafts. The
selling price is determined at the time of
arrival of aircraft.

Pada tahun 2013, sebanyak 2 pesawat


Airbus A-330-200 dan 1 pesawat Airbus A330-300 yang telah diikat dengan
perjanjian jual dan sewa balik telah dikirim,
dengan jangka waktu sewa 12 tahun dan
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

In 2013, 2 aircraft Airbus A-330-200 and 1


aircraft Airbus A-330-300 has been
delivered which is under sale and leaseback
agreements, with a lease term of 12 years
and are classified as operating leases.

Pembayaran uang muka untuk pembelian


pesawat dilakukan secara bertahap mulai
dari
saat
penandatanganan
nota
kesepahaman
penandatanganan
perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai
dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
jumlah uang muka pembelian pesawat
yang telah dibayarkan masing-masing
berjumlah
USD
189.873.807
dan
USD 151.389.855.

Advance payment for purchase of aircrafts


were made in stages starting from the
signing
of
the
memorandum
of
understanding until the signing of the
agreement, ie. 30 or 24 months up to 6
months prior to aircraft delivery. At
December 31, 2013 and 2012, the amount
of advance for purchase of aircrafts that has
been paid amounted to USD 189,873,807
and USD 151,389,855, respectively.

- 115 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

351
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
(iv). Pembelian Pesawat Airbus A320-200

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
(iv). Purchase of Airbus A320-200 Aircrafts

Pada tanggal 2 Agustus 2011 Perusahaan


dan Airbus menandatangani Perjanjian
Pembelian pesawat A320-200 untuk
pembelian 25 pesawat Airbus tipe A320200. Jadwal pengiriman mulai 2014 sampai
dengan 2018. Harga dasar pesawat
masing-masing adalah USD 83.041.000.
Terkait dengan pembelian pesawat ini
Perusahaan
juga
menandatangani
Perjanjian dengan CFM International untuk
pengadaan mesin tipe CFM56-5B4 untuk
15 (lima belas) pesawat A320-200 dan
mesin tipe Leap-X1A26 untuk 10 (sepuluh)
A320 NEO aircraft.

On August 2, 2011 the Company and


Airbus signed an Agreement for the
purchase of 25 Airbus Aircraft type A320200. Delivery schedule begins in 2014 until
2018. The base price of each aircraft is
USD 83,041,000. Related to this aircraft
purchase, the Company also signed an
agreement with CFM International for the
procurement of engine type CFM56-5B4 for
15 (fifteen) A320-200 aircrafts and engine
type Leap-X1A26 for 10 (ten) A320 NEO
aircrafts.

Pada Juli 2012, Perusahaan dan Airbus


SAS menandatangani Amendment No. 1 to
the Purchase Agreement A320 tentang
pelaksanaan opsi untuk menambah jumlah
pesawat yang dibeli yaitu sebanyak 25
pesawat.

In July 2012, the Company and Airbus SAS


signed Amendment No. 1 to the Purchase
Agreement of A320 with regards to exercise
of an option to increase the number of
aircrafts purchased to 25 aircrafts.

Pembayaran uang muka untuk pembelian


pesawat dilakukan secara bertahap mulai
dari
saat
penandatanganan
nota
kesepahaman
penandatanganan
perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai
dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
jumlah uang muka pembelian pesawat
yang telah dibayarkan masing-masing
berjumlah
USD
73.273.288
dan
USD 44.217.895.

Advance payment for the purchase of


aircrafts were made in stages starting from
the signing of the memorandum of
understanding until the signing of the
agreement, ie. 30 or 24 months up to 6
months prior to aircraft delivery. At
December 31, 2013 and 2012, the amount
of advance for purchase of aircrafts that has
been paid amounted to USD 73,273,288
and USD 44,217,895, respectively.

(v). Pembelian Pesawat Bombardier CRJ1000


NextGen Series Aircraft

(v). Purchase of Bombardier CRJ1000NextGen


Series Aircraft

Pada tanggal 18 Desember 2011,


Perusahaan dan Bombardier Aerospace
telah menandatangani Proposal untuk
pembelian pasti (firm) atas 6 (enam)
pesawat dan memiliki opsi membeli
sebanyak 18 (delapan belas) CRJ1000
NextGen Series.

On December 18, 2011, the Company and


Bombardier Aerospace signed a proposal
for a firm commitment to purchase 6 (six)
aircrafts
and
option
to
purchase
18 (eighteen) CRJ1000 NextGen Series.

Pada
tanggal
13
Pebruari
2012
Perusahaan dan Nordic Aviation Capital
A/S telah menandatangani Letter of Intent
sehubungan dengan sewa 12 (dua belas)
pesawat CRJ1000 NextGen.

On February 13, 2012, the Company and


Nordic Aviation Capital A/S signed Letter of
Intent regarding lease of 12 (twelve)
CRJ1000 NextGen aircrafts.

Aircraft Lease Agreement sebagai dasar


pelaksanaan sewa 12 (dua belas) pesawat
Bombardier CRJ1000 NextGen dimaksud
tandatangani Perusahaan dan Nordic
Aviation Capital A/S pada tanggal 19 Juni
dan 25 Juni 2012.

Aircraft Lease Agreement as a basis of the


implementation of such 12 (twelve)
Bombardier CRJ1000 NextGen aircrafts
lease was signed between the Company
and Nordic Aviation Capital A/S on June 19
and June 25, 2012.

- 116 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

352
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pembayaran uang muka untuk pembelian


pesawat dilakukan secara bertahap mulai
dari
saat
penandatanganan
nota
kesepahaman
penandatanganan
perjanjian, yaitu 30 atau 24 bulan sampai
dengan 6 bulan sebelum pengiriman. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
jumlah uang muka pembelian pesawat
yang telah dibayarkan masing-masing
berjumlah
USD
4.467.371
dan
USD 7.354.133.

Advance for purchase of aircraft were made


in stages starting from the signing of the
memorandum of understanding, i.e. 30 or
24 months up to 6 months prior to aircraft
delivery. At December 31, 2013 and 2012,
the amount of advance for purchase of
aircrafts that has been paid amounted to
USD 4,467,371
and
USD 7,354,133,
respectively.

(vi). Pembelian Pesawat ATR 72-600

b.

(vi). Purchase of ATR 72-600 Aircrafts

Pada tanggal 7 Pebruari 2013, CI dan


Avions De Transport Regional G.I.E.
(ATR) menandatangani Letter Of Intent
(LOI) sehubungan dengan pembelian 25
(dua puluh lima) pesawat New ATR 72-600
dan opsi membeli sampai dengan 25 (dua
puluh lima) Pesawat New ATR 72-600.
Jadual pengiriman mulai September 2013
sampai dengan Desember 2015 untuk
pesawat yang dibeli, dan Pebruari 2016
sampai dengan Agustus 2018 untuk
pesawat opsi. Harga dasar masing-masing
pesawat adalah USD 19.180.000. Pada
tanggal 15 Pebruari 2013, CI telah
melakukan pembayaran uang Muka
Pembelian
Pesawat
sebesar
USD 2.418.000.

On February 7, 2013, CI and Avions De


Transport Regional G.I.E (ATR) signed
Letter of Intent (LOI) regarding the
purchase of 25 (twenty five) New ATR 72600 aircrafts and option to purchase up to
25 (twenty five) New ATR 72-600 aircrafts.
Delivery schedule will begin in September
2013 until December 2015 for purchased
aircrafts, and February 2016 until August
2018 for option aircrafts. The base price of
each aircraft is USD 19,180,000. On
February 15, 2013, CI has paid
USD 2,418,000 as pre-delivery payment.

Pada tanggal 6 September 2013 telah


dilakukan pengalihan kepemilikan atas
pembelian tersebut kepada PT Garuda
Indonesia.

On September 6, 2013, the ownership of


the aircraft purchase agreement has been
transferred to PT Garuda Indonesia.

Perjanjian Pooling Komponen dengan


Technics Switzerland ("SR Technics")

SR

b.

Component Pooling Agreement with


Technics Switzerland ("SR Technics")

SR

Perusahaan
mengadakan
perjanjian
component pooling A-330 dengan SR Technics.
Perusahaan berpartisipasi sebagai anggota
pool A-330 untuk menggunakan persediaan
komponen A-330 yang berada di penyimpanan
persediaan induk Zurich. Perusahaan juga
berhak
meminta
SR
Technics
untuk
memberikan temporary services, tim asistensi
lapangan atau pelayanan khusus lainnya serta
memberikan pelatihan teknik dan administrasi
kepada personil Perusahaan pada tempat
perawatan pesawat Perusahaan di Jakarta atau
pada line station-nya.

The Company entered into a component pooling


agreement for A-330 with SR Technics. As a
participant to the A-330 pool, the Company is
allowed to use A-330 components which are
available in the main storage at Zurich. The
Company also has the right to ask SR Technics
to provide temporary services, field assistance
team or other special services, as well as
technical and administrative training in the
Company's maintenance facility in Jakarta or in
any other line stations of SR Technics.

Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali


dengan amendemen terakhir. Setelah tanggal
tersebut, salah satu pihak dapat mengakhiri
perjanjian dengan syarat pemberitahuan
6 bulan sebelumnya kepada pihak lainnya.
Biaya pooling ditentukan dengan menggunakan
tarif sesuai dengan komponen yang digunakan.

This agreement has been extended several


times with the latest amendment, relating to
each party may cancel the agreement by giving
to the other party 6 months notice. The
corresponding pooling expense is determined
according to the tarif applied to the components
used.

- 117 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

353
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

c.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Perusahaan juga melakukan perjanjian critical


spare untuk jenis pesawat Boeing 737-800
dengan SR Technics melalui memorandum of
understanding tanggal 25 Pebruary 2011.

The Company also entered into a critical spare


component agreement for Boeing 737-800
aircraft component with SR Technics with
memorandum
of
Understanding
dated
February 25, 2011.

Perusahaan juga berhak meminta SR Technic


untuk
melakukan
pengujian,
perbaikan,
overhaul dan modifikasi atas komponenkomponen tersebut.

The Company also has the right to ask SR


Technics to perform test repair, overhaul and
modification of the component.

Perjanjian Sistem Layanan Penumpang

c.

Pada tanggal 20 April 2012, Perusahaan dan


Amadeus IT Group, S.A, menandatangani
Service Agreement for Passenger Service
Systems, untuk sistem layanan penumpang
(Passenger
Services
Systems
(PSS))
Amadeus Alta. Sistem ini merupakan
platform sistem yang digunakan oleh maskapaimaskapai penerbangan di aliansi global Sky
Team, sehingga sistem Garuda akan
terhubung (connected) dengan maskapai
penerbangan anggota SkyTeam lainnya.
d.

d.

Pada bulan Juli 2012, Perusahaan dan Rolls


Royce menandatangani beberapa perjanjian
yaitu:

(ii).

(iii).
(iv).

for

Passenger

Service

On April 20, 2012, the Company and Amadeus


IT Group, S.A, signed Service Agreement for
Passenger Service Systems, for Amadeus
Alta Passenger Services Systems (PSS). This
system is a platform system which is used by
airlines which are members of Sky Team global
alliance, so that Garuda system shall be
connected with other Sky Team members.

Perjanjian dengan Rolls Royce.

(i).

Service Agreement
Systems

Agreements with Rolls Royce.


In July 2012, the Company and Rolls Royce
executed the following agreements:

Product
Agreement
sehubungan
dengan Trent 772B dan Trent 772C
engines DEG 6159.
Supplementary Financial Assistance
Agreement dengan Rolls Royce terkait
Trent 772B dan Trent 772C engines
DEG 6734.
Total Care Service Agreement relating
to Trent 772B engines DEG 6584.
Thrust Upgrade Offer for Garuda
Indonesia
sehubungan
dengan
penawaran upgrade thrust.

(i).

Product Agreement relating to Trent 772B


and Trent 772C engines DEG 6159.

(ii).

Supplementary
Financial
Assistance
Agreement relating to Trent 772B and Trent
772C engines DEG 6734.

(iii). Total Care Service Agreement relating to


Trent 772B engines DEG 6584.
(iv). Thrust Upgrade Offer agreement with
regards to Airbus offer on thrust upgrade.

Perjanjian tersebut diatas terkait dengan


perawatan engine dengan konsep prognostic
maintenance untuk engine tipe TRENT 700
(engine Airbus A330), dimana metode
perawatan engine yang dimaksud dilakukan
secara keseluruhan dari mulai pemantauan
engine selama beroperasi (On-wing Health
Monitoring) hingga perencanaan overhaul
engine dan pengerjaan overhaul.

The above-mentioned agreements are related to


engine
maintenance
with
prognostic
maintenance concept for TRENT 700 engine
type (engine Airbus A330), where the engine
treatment method is performed in its entirety
from start of monitoring engine during operation
(on-wing Health Monitoring) to engine overhaul
planning and execution overhaul.

- 118 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

354
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
e.

Perjanjian pemasangan galley pada A330-200

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
e.

Perusahaan
menandatangani
perjanjian
dengan BE Aerospace sehubungan dengan
pemasangan galley pada pesawat Airbus 330200.
Perusahaan
juga
menandatangani
General Terms Agreement For The Purchase
Of Aircraft Galley Insert For 3 X A330 BFE
Program dengan Driessen Aircraft Interiors
Systems (Europe) BV sehubungan dengan
pembelian galley untuk 3 (tiga) pesawat Airbus
330 dengan nilai EUR 938.050 per pesawat.
Jangka waktu pemasangan galley A330-200
adalah sampai dengan sebelum on dock date
seperti yang telah ditetapkan oleh Airbus yaitu
tahun 2013.
f.

The Company entered into an agreement with


BE Aerospace with regards to galley installation
on Airbus 330-200 aircraft. The Company also
entered into General Terms Agreement For The
Purchase Of Aircraft Galley Installation For 3 X
A330 BFE Program with Driessen Aircraft
Interiors Systems (Europe) BV regarding the
purchase of aircraft galley for 3 (three) Airbus
330 aircrafts with a value of EUR 938,050 per
aircraft. Installation period of galley for A330-200
is up to before on dock date as specified by
Airbus in 2013.

Perjanjian dengan General Electric (GE)

f.

Pada
bulan
Juni
2012,
Perusahaan
menandatangani General Terms Agreement
dengan GE terkait dengan suku cadang,
peralatan/tooling, publikasi dan pelatihan
sehubungan dengan mesin pesawat jenis
GE90-115B dan CF34-8C.
g.

Perjanjian Sub-distribution
International Pte., Ltd

dengan

Agreement for installing galley in A330-200

Agreement with General Electric (GE).


In June 2012, the Company executed General
Terms Agreement with GE related to spare part,
tooling, publication, training regarding engine
model GE90-115B and CF34-8C.

Abacus

g.

The Sub-distribution Agreement with Abacus


International Pte., Ltd

ADSI, entitas anak, mengadakan perjanjian


sub-distribution dengan Abacus International
Pte., Ltd (dahulu Abacus Distribution Systems
Pte., Ltd), Singapura, (AIPL) yang efektif sejak
tanggal 11 April 1995. Dalam perjanjian ini,
AIPL memberikan hak sub-lisensi eksklusif
kepada ADSI untuk memasarkan dan
mendistribusikan sendiri sistem reservasi
komputer (Sistem Abacus) di wilayah
Indonesia. Sistem ini memadukan suatu paket
perangkat lunak yang melakukan berbagai
fungsi termasuk reservasi seketika tempat
duduk pesawat, jadwal pemesanan pelayanan
udara, mobil dan hotel, pembelian tiket otomatis
serta tampilan ongkos. Perjanjian ini akan
berlanjut
kecuali
diakhiri
lebih
awal
sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.

ADSI, a subsidiary, entered into the subdistribution agreement with Abacus International
Pte., Ltd (formerly Abacus Distribution Systems
Pte., Ltd), Singapore (AIPL) effective since
April 11, 1995. Under this agreement, AIPL
grants ADSI an exclusive sub-license to operate
its own marketing and distribution of computer
reservation systems (Abacus Systems) in
Indonesia teritory. This system incorporate a
software package which performs various
function, including real-time air line seat
reservation, schedules/booking for a variety of
air, car and hotel service, automated ticketing
and fare display. The agreement shall remain
valid, except for early termination as stipulated in
the agreements.

Sebagai imbalan atas pemesanan bersih yang


dilakukan pelanggan melalui sistem Abacus
atas jasa penyedia produk perjalanan yang
ditawarkan berdasarkan sistem Abacus. AIPL
diwajibkan membayar imbalan jasa tertentu
kepada ADSI sebagaimana ditentukan dalam
perjanjian.

In return for each net booking made by a


subscriber through the Abacus Systems for any
travel product offered in the system, AIPL shall
pay a certain fee to ADSI as stipulated in the
agreement.

Efektif tanggal 1 Pebruari 2009, imbalan


tersebut diubah menjadi sebesar 25% dari tarif
dasar tahun 2009 yang dikenakan pada
pesawat udara per segmen pemesanan bersih
yang dilakukan pelanggan setelah dikurangi
biaya-biaya tertentu sebagaimana ditentukan
dalam perjanjian.

Effective from February 1, 2009, such fee is at


25% of the 2009 basic rates payable by airline
per net segment for air bookings made by
subscribers after deducting certain expenses as
stipulated in the agreement.

- 119 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

355
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
h.

GMFAA melakukan perjanjian jangka panjang


untuk pemeliharaan dan perbaikan dengan
beberapa airline

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
h.

GMFAA melakukan perjanjian jangka panjang


untuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat
dengan PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial
Airways, Yemen Airways, International Air Parts
Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, dan
Southern Air. GMFAA memperoleh pendapatan
atas jasa ini sesuai tarif yang disepakati dalam
perjanjian.

GMFAA entered into a long-term contract for


maintenance and repair of aircrafts
GMFAA entered into a long-term contract for
maintenance and repair of aircraft with
PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways,
Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd,
Gatewick Aviation Service, and Southern Air.
GMFAA earns revenue for these services
according to rates agreed in the contract.

i.

Pada tanggal 16 Desember 2013, GMFAA


mengadakan perjanjian dengan PT Bank
Syariah Mandiri mengenai pemberian fasilitas
Ijarah Muntahia Bit-Tamlik dengan jangka waktu
8 tahun. Fasilitas ini ditujukan untuk penyewaan
peralatan test cell untuk perawatan dan
perbaikan besar Industrial Gas Turbine Engine
(IGTE) Oil Company. GMFAA mendapatkan
fasilitas maksimal sebesar USD 9.562.955.

i.

On December 16, 2013, GMFAA entered into an


agreement with PT Bank Syariah Mandiri
regarding Ijarah Muntahia Bit - Tamlik facility with
terms of 8 years. This facility is used for the
rental of test cell equipment for maintenance and
overhaul of Industrial Gas Turbine Engine (IGTE)
Oil Company. GMFAA obtained a facility with
maximum credit of USD 9,562,955.

j.

Commodity Call option atas bahan bakar untuk


penerbangan

j.

Commodity call option for flight fuel

Perusahaan melakukan transaksi lindung nilai


untuk meminimalkan risiko kenaikan harga
bahan bakar penerbangan regular dan
penerbangan haji 2013 dengan tujuan dan
strategi manajemen risiko untuk mengantisipasi
adanya risiko kenaikan harga bahan bakar
pesawat (jet fuel) pada penerbangan regular
dan penerbangan haji tahun 2013.

The Company uses hedging in minimizing the


risk of upward fuel price for regular flight and hajj
flight in 2013 consistent with the risk
management objective and strategy to protect
highly probable purchase of jet fuel for regular
flight and Hajj flight in 2013 against unfavorable
movements in jet fuel price.

Tipe dari transaksi lindung nilai yang dilakukan


adalah lindung nilai arus kas dengan sifat risiko
yang dilindung nilai adalah lindung nilai harga
bahan bakar sebesar USD 121-122 untuk
penerbangan regular dan sebesar USD 115119 untuk penerbangan haji.

The type of hedge relationship is cash flow


hedge with the nature of risk being hedge is for
regular flight and Hajj fuel price hedge, by setting
fuel price of USD 121-122 for regular flight and
for USD 115-119 for hajj flight.

Item yang dilindungi adalah pemakaian biaya


bahan bakar penerbangan regular flight untuk
periode April sampai dengan Desember 2013
dan untuk penerbangan haji untuk periode
September sampai dengan Nopember 2013.

The hedge items are regular flight for the period


April to December 2013 and hajj flight costs for
the period September to November 2013.

Instrumen lindung nilai yang digunakan oleh


Perusahaan adalah Platts Jet/Kero Sing Asian
Close.

Hedge instrument used by the Company is Platts


Jet/Kero Sing Asian Close.

Perusahaan mengakui beban premi instrument


derivative sebesar USD 6.528.600 untuk tahun
2013 dan USD 5.361.580 untuk tahun 2012.

For entering into the contract, the Company paid


a premium of USD 6,528,600 in 2013 and
USD 5,361,580 in 2012.

- 120 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

356
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
49. KONTINJENSI
a.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
49. CONTINGENCIES

Pada tanggal 6 Agustus 2004, Perusahaan dan


PT World Simulator Technology (WST)
menandatangani Perjanjian Sewa Ruang
Simulator beserta Fasilitas Pendukung dimana
Perusahaan setuju untuk menyewakan ruang
simulator beserta fasilitas pendukungnya di
lokasi SBU Garuda Indonesia Training Center
untuk digunakan sebagai tempat pemasangan
Full Flight Simulator B 737-200 Level D Six Axis
milik WST.

a.

On August 6, 2004, the Company and PT World


Simulator Technology (WST) entered into Rental
Agreement on Area for Simulator and Support
Facilities whereby the Company agreed to rent
its simulator area and support facilities located at
SBU Garuda Indonesia Training Center to be
used as space for Full Flight Simulator B 737200 Level D Six Axis owned by WST.

Karena
Perusahaan
dianggap
tidak
melaksanakan
perjanjian,
pada
tanggal
19 Desember 2006, WST mengajukan gugatan
perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
atas dasar wanprestasi terhadap perjanjian
tersebut dan perbuatan melawan hukum.

As the Company is considered not in compliance


with the agreement, on December 19, 2006,
WST filed a lawsuit with the Central Jakarta
District Court against the Company for breach of
contract and for committing illegal act.

Pada tanggal 4 Juni 2007, Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan
yang mengabulkan gugatan WST dan
memerintahkan Perusahaan membayar ganti
rugi kepada WST sebesar USD 1.360.800 dan
Rp 1.590.000.000. Pada tanggal 21 Agustus
2008,
Pengadilan
Tinggi
DKI
Jakarta
memutuskan menguatkan putusan Pengadilan
Jakarta Pusat tersebut dan menghukum
Perusahaan membayar ganti rugi sebesar
USD 1.984.500 dan Rp 1.590.000.000.

On June 4, 2007, the Central Jakarta District


Court issued a verdict accepting claim of WST
and ordered the Company to pay to WST the
amount
of
USD
1,360,800
and
Rp 1,590,000,000. On August 21, 2008, the High
Court of DKI Jakarta decided to uphold the
verdict of the District Court of Central Jakarta
and
ordered
the
Company
to
pay
USD 1,984,500 and Rp 1,590,000,000.

Perusahaan mengajukan permohonan kasasi


tanggal 7 Nopember 2008. Pada tanggal
4 Maret 2010, Mahkamah Agung mengeluarkan
putusan dalam perkara menolak permohonan
kasasi yang diajukan oleh Perusahaan.
Sehingga pada tanggal 28 Januari 2011
Perusahaan melakukan pembayaran ganti rugi
kepada WST sebesar Rp 590.000.000 dan
USD 1.984.500, dan berdasarkan kesepakatan
antara Perusahaan dengan WST. Pada tanggal
15 Juli 2011 Perusahaan telah melakukan
pembayaran sisa kewajiban ganti rugi sebesar
Rp 1.000.000.000.

The Company filed cassation dated November 7,


2008. On March 4, 2010, the Supreme Court
issued a decision rejecting the request for
cassation filed by the Company. Thus on
January 28, 2011, the Company has paid to
WST Rp 590,000,000 and USD 1,984,500,
based on agreement between the Company and
WST. On July 15, 2011, the Company paid the
remaining claim amounted to Rp 1,000,000,000.

Meskipun Perusahaan telah melaksanakan


sebagian kewajibannya berdasarkan putusan
kasasi Mahkamah Agung tersebut, Perusahaan
tetap mengajukan peninjauan kembali kepada
Mahkamah
Agung
sebagaimana
telah
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
pada tanggal 19 Nopember 2010. Pada tanggal
20 Maret 2013, Perusahaan telah menerima
putusan PK No. 267 PK/PDT/2011 tanggal
20 Maret 2013 yang memutuskan menolak
permohonan
peninjauan
kembali
dari
Perusahaan.

Although the Company has complied with some


of the obligations under the decision of the
Supreme Court, the Company still filed a judicial
review to the Supreme Court that was registered
with the Central Jakarta District Court on
November 19, 2010. On March 20, 2013, the
Company received the judicial review Decision
No. 267 PK/PDT/2011 dated March 20, 2013
under which the judicial review from the
Company was rejected.

- 121 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

357
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

b.

Pada tanggal 17 Desember 2007, Perusahaan


telah menerima Notice to Fursnish Information
and Produce Document dari Australian
Competition and Commerce Commission
(ACCC) terkait dugaan kartel bersama
maskapai penerbangan internasional lain dalam
penetapan harga Fuel Surcharge Kargo. Saat
ini, perkara masih dalam proses pemeriksaan
oleh Pengadilan Federal Australia.

b.

On December 17, 2007, the Company has


received a Notice to Furnish Information and
Produce Document from Australian Competition
and Commerce Commission (ACCC) related to
allegation of price fixing cartel on Cargo Fuel
Surcharge with other international carriers.
Currently, the case is still under examination by
Federal Court of Australia.

c.

Pada tanggal 16 Nopember 2009, Perusahaan


telah menerima Pemberitahuan Pemeriksaan
Lanjutan Perkara dari Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) terkait dugaan
kartel penetapan harga Fuel Surcharge tiket
domestik.

c.

On November 16, 2009, the Company has


received Notice of Advance Proceeding
(Commercial List) from The Supervision of
Business Competition Committee (KPPU)
related to allegations of price fixing cartel on
Fuel Surcharge of Domestic tickets.

d.

Pada tanggal 4 Mei 2010, KPPU telah memutus


perkara ini dan menyatakan Perusahaan
bersalah serta menghukum untuk membayar
denda sebesar Rp 25 miliar dan ganti rugi
sebesar Rp 162 miliar.

On May 4, 2010, KPPU has issued a verdict and


ordered the Company to pay the fine amounting
to Rp 25 billion and the claim of Rp 162 billion.

Pada tanggal 17 Juni 2010 ke Pengadilan


Negeri Jakarta Pusat. Pada tanggal 28 Pebruari
2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
mengabulkan permohonan keberatan yang
diajukan oleh Perusahaan dan membatalkan
putusan KPPU tanggal 4 Mei 2010 serta
menghukum KPPU untuk membayar biaya
perkara.

On June 17, 2010, the Company filed an


objection to Central Jakarta District Court. On
February 28, 2011, the Central Jakarta District
Court accepted the request for an objection by
the Company and canceled KPPU decision
dated May 4, 2010 and ordered KPPU to pay for
legal cost.

KPPU telah mengajukan upaya Kasasi atas


Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tersebut ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia. Perusahaan juga telah mengajukan
kontra memori kasasi pada tanggal 27 April
2011. Pada tanggal 29 Mei 2013 telah
menerima turunan Putusan No. 613 K/pdt.
Sus/2011 tanggal 27 Pebruari 2012, yang
menyatakan bahwa Mahkamah Agung Republik
Indonesia menolak permohonan kasasi dari
KPPU. Putusan ini telah mengikat dan
berkekuatan hukum tetap.

The KPPU has filed Cassation of the verdict to


the Supreme Court of the Republic of Indonesia.
The Company has also filed a statement of
counter cassation on April 27, 2011. On May 29,
2013, the Company received decision No. 613
K/pdt. Sus/2011 dated February 27, 2012, under
which the Supreme Court of the Republic of
Indonesia rejected the KPPU cassation. This
decision is binding and have permanent legal
effect.

Pada tanggal 8 Agustus 2008, GMFAA, entitas


anak, Perusahaan dan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara menghadapi gugatan ganti
rugi dari PT Metro Batavia (MB) untuk: (1)
siklus tidak terpakai sebesar USD 73.215.579
(atau setara Rp 673.583.333.330) (2) kerugian
material sebesar Rp 500.000.000 setiap hari
dan USD 50,000 (atau setara Rp 460.000.000)
setiap bulan sejak tanggal 23 Oktober 2007
sampai pesawat dapat beroperasi (3) kerugian
imaterial sebesar USD 10 juta (atau setara
Rp 92 miliar) dan (4) memperbaiki mesin yang
rusak. Tuntutan ganti rugi timbul karena
GMFAA dinyatakan melanggar kontrak terkait
dengan garansi yang diberikan GMFAA atas
penggantian dan pemasangan 5 mesin
pesawat ESN 857854 yang dimiliki MB.

d.

On August 8, 2008, GMFAA, subsidiary, the


Company and State Minister of State-owned
Enterprise faced a lawsuit claim from PT Metro
Batavia (MB) for: (1) unused cycles amounting
to
USD 73,215,579
(or
equivalent
to
Rp 673,583,333,330)
(2)
material
loss
amounting to Rp 500,000,000 each day and
USD 50,000 (or equivalent to Rp 460,000,000)
every month starting October 23, 2007 until the
aircraft is able to be operated (3) immaterial loss
amounting to USD 10 million (or equivalent to
Rp 92 billion) and (4) repairs on engine failure.
The lawsuit claims arise from the declaration
that GMFAA has conducted a breach of contract
in relation to the warranty given by GMFAA
regarding the replacement and installation of
bearing in 5 engine ESN 857854 owned by MB.

- 122 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

358
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

e.

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Sehubungan dengan kasus ini, GMFAA


mengajukan gugatan balik kepada MB karena
MB tidak memenuhi kewajiban pembayaran
utang kepada GMFAA atas jasa penggantian
dan perbaikan mesin tersebut sebesar
USD 256.266 ditambah bunga sebesar 6% per
tahun sejak tanggal 15 Juli 2008 sampai
dengan keputusan ditetapkan.

In relation to this case, GMFAA has filed


counterclaims lawsuit against MB for failure to
fulfill the obligation to pay GMFAA for such
engine replacement and installation services of
USD 256,266 and interest amounting to 6% per
annum starting July 15, 2008 until the judgment
is final and binding.

Pada tanggal 11 Maret 2009, Pengadilan


Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan untuk
menolak tuntutan MB kepada GMFAA dan
menerima gugatan balik GMFAA sebesar
USD 256.266 dan bunga 6% per tahun
terhitung sejak tanggal 17 Nopember 2007.

On March 11, 2009, the District Court of Central


Jakarta has decided to reject MBs claims
against GMFAA and accepted the counterclaim
from the GMFAA amounting to USD 256,266
with interest 6% per annum calculated from
November 17, 2007.

Pada tanggal 18 Mei 2009, MB mengajukan


memori banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta
Pusat. Sebagai respon, pada tanggal 16 Juli
2009 GMFAA mengajukan kontra memori
banding. Pada tanggal 15 Januari 2010
Pengadilan Tinggi menolak banding yang
diajukan oleh MB. MB kemudian mengajukan
upaya kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia pada tanggal 25 Maret 2010. GMFAA
mengajukan kontra kasasi pada tanggal 17 Mei
2010. Pada tanggal 15 April 2013, GMFAA
telah menerima pemberitahuan isi putusan
kasasi tertanggal 22 Pebruari 2013 dari
Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
memutuskan menolak permohonan kasasi MB.

On May 18, 2009, MB filed a statement of


appeal to the High Court of Central Jakarta. As a
response on July 16, 2009, GMFAA filed a
statement of counter appeal. On January 15,
2010, the High Court rejected MBs appeal. MB
then filed an appeal to the Supreme Court of the
Republic of Indonesia dated March 25, 2010.
GMFAA filed a counter appeal dated May 17,
2010. On April 15, 2013, GMFAA received the
decision letter dated February 22, 2013 under
which the Supreme Court of the Republic of
Indonesia rejected MBs appeals.

Manajemen berpendapat bahwa tuntutan ganti


tersebut tidak berpengaruh material terhadap
laporan keuangan dan kegiatan usaha GMFAA.

Management believes that the demand for


compensation does not materially affect the
financial statements and activities of GMFAA.

Pada tanggal 25 September 2008, GMFAA


menuntut ganti rugi kepada MB atas (1)
pembayaran utang MB kepada GMFAA
sebesar USD 1.191.615, (2) bunga hutang MB
sebesar 6% per tahun sejak tanggal 15 Juli
2008 sampai dengan keputusan ditetapkan dan
(3) membayar kerugian sebesar USD 200 juta.

e.

On September 25, 2008, GMFAA has filed


claims against MB for: (1) payment of MBs debt
to GMFAA amounting to USD 1,191,615, (2)
interest on MBs debt amounting to 6% per
annum on debts starting July 15, 2008 until the
judgment is final and binding and (3) payment of
loss amounting to USD 200 million.

Pada tanggal 22 April 2009, Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat memutuskan menerima gugatan
GMFAA terhadap MB sebesar USD 1.191.615
dan bunga 6% per tahun terhitung sejak
tanggal 15 Juli 2008 serta kerugian GMFAA
sebesar USD 500.000. Pengadilan juga
menyatakan sita jaminan terhadap 4 pesawat
MB.

On April 22, 2009, the District Court of Central


Jakarta decided to accept the claim from
GMFAA amounting to USD 1,191,615 with
interest of 6% per annum, calculated since
July 15, 2008 and GMFAA loss amounting to
USD 500,000. The Court also declared the
security of attachment of 4 airplanes owned by
MB.

Pada tanggal 28 April 2009, MB mengajukan


permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Jakarta Pusat. Selanjutnya, pada tanggal
19 Agustus 2009 GMFAA mengajukan kontra
banding. Pada tanggal 30 Oktober 2009,
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan
putusan yang menolak permohonan banding
MB.

On April 28, 2009, MB has filed a statement of


appeal to High Court of Central Jakarta. As a
response, on August 19, 2009, GMFAA filed a
statement of counter appeal. On October 30,
2009, the High Court rejected MBs appeal.

- 123 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

359
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Pada tanggal 25 Maret 2010, MB mengajukan


Memori Kasasi ke Mahakamah Agung Republik
Indonesia atas Perkara Banding No. 504,
Sebagai tanggapan, pada tanggal 29 Juli 2010
GMFAA mengajukan kontra memori kasasi.
Perkara ini telah dihapus oleh Mahkamah
Agung yang menolak permohonan kasasi MB.
GMFAA telah menerima pemberitahuan
putusan Mahkamah Agung tersebut pada
tanggal 15 April 2013.
f.

g.

On March 25, 2010, MB has filed a statement of


Cassation to the Supreme Court of the Republic
of Indonesia for the Appeal Verdict No. 504. As a
response, GMFAA filed a statement of counter
cassation on July 29, 2010. This case has been
decided by Supreme Court in favor of MBs.
GMFAA has received the notification on April 15,
2013.

Pada tanggal 4 Agustus 2010, Hutomo


Mandala
Putera
("Tommy
Suharto")
menyampaikan
gugatan
atas
beberapa
Tergugat, termasuk Perusahaan, sehubungan
dengan artikel yang dipublikasikan oleh in-flight
magazine, Majalah Garuda edisi Desember
2009.

f.

On August 4, 2010, Hutomo Mandala Putera


("Tommy Suharto") submitted a claim against
several defendants, including the Company, in
relation to the article published by in-flight
magazine, Majalah Garuda, December 2009
edition.

Tommy Suharto menyampaikan gugatan ke


Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan
menuntut ganti rugi material dan imaterial, serta
permintaan maaf dari Pihak Tergugat yang
dipublikasikan di Majalah Garuda dan beberapa
media nasional lainnya. Perusahaan telah
mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011 dan
menyerahkan
memori
banding
melalui
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada
tanggal 19 Agustus 2011.

Tommy Suharto submitted a claim to the South


Jakarta District Court and demanded payment for
material and immaterial damages, as well as an
apology from the Defendants, published in
Majalah Garuda and several other national
media. The Company has filed an objection to
High Court of DKI Jakarta on June 1, 2011. The
Company has also filed an objection memory to
South Jakarta District Court on August 19, 2011.

Pada tanggal 11 Maret 2013, Perusahaan


menerima Surat Pemberitahuan Putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal
24 Oktober 2012 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
mengabulkan gugatan Tommy Suharto kepada
Perusahaan.

On March 11, 2013, the Company received a


notice of DKI Jakarta High Court dated
October 24, 2012 which upheld the verdict from
South Jakarta District Court which was in favor of
Tommy Suharto over the Company.

Pada tanggal 22 Maret 2013, Perusahaan telah


menyatakan permohonan kasasi kepada
Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan telah
juga menyampaikan memori kasasi pada
tanggal 3 April 2013. Saat ini Perkara dalam
proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah
Agung Republik Indonesia.

On March 22, 2013, the Company has declared


an appeal to the Supreme Court of the Republic
of Indonesia through the South Jakarta District
Court and has also submitted cassation on
April 3, 2013. The case is currently in the review
process at the level of the Supreme Court of the
Republic of Indonesia.

Pada bulan Januari 2012, Hotel Al-Azhar


mengajukan perubahan atas gugatan kepada
Perusahaan yang telah diajukan sebelumnya
pada tanggal 14 Juni 2009 di Pengadilan
Negeri Jeddah, Arab Saudi terkait dugaan
cidera janji atas Perjanjian yang telah dibuat
berkenaan dengan akomodasi penginapan
jamaah haji dalam hal terjadi irregular
penerbangan. Al-Azhar menuntut pembayaran
tagihan dan ganti rugi kepada Perusahaan
sebesar SAR 750.040 ditambah biaya
pengacara sebesar SAR 100.000.

g.

On January 2012, Al-Azhar Hotel submitted an


amended statement of claim against the
Company which had been filed on June 14,
2009 at Jeddah District Court, Saudi Arabia in
relation to the allegation of breaching the
contract on hajj pilgrims accommodation in the
event of irregular flight. Al-Azhar Hotel claimed
the payment of its invoice together with the loss
against the Company in the amount of
SAR 750,040 plus the legal cost in the amount
of SAR 100,000.

- 124 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

360
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
Dalam perubahan gugatan yang diajukan, Hotel
Al-Azhar merubah jumlah tuntutan menjadi
sebesar SAR 10.905.355 ditambah biaya
pengacara sebesar SAR 100.000. Saat ini
perkara masih dalam proses di Pengadilan
Negeri Jeddah, Arab Saudi.

In its amended statement of claim, Al-Azhar


Hotel amended the amount of the claim to
SAR 10,905,355 plus the legal cost in the
amount of SAR 100,000. Currently, the case is
still under examination by Jeddah District Court,
Saudi Arabia.

50. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA


UANG ASING

50. MONETARY ASSETS


FOREIGN CURRENCY

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Grup


mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata
uang asing (mata uang selain USD dinyatakan
dalam setara USD) sebagai berikut:

LIABILITIES

IN

31 Desember/ December 31, 2012


Mata uang
selain USD/
Setara dengan/
Currencies
Equivalent
other than USD
in USD

3.231.292.547.897
128.573.616
21.100.810
1.326.743.392
5.133.972
5.111.714.507
3.884.316
20.285.983
9.404.316
1.008.917
5.737.320

265.099.069
21.088.383
18.827.232
12.644.695
7.085.143
4.841.640
3.068.188
2.616.116
2.507.521
1.663.453
5.737.320

719.893.472.822
91.531.884
13.192.903
1.173.991.125
3.512.104
4.124.406.743
2.524.249
11.329.654
7.206.210
637.349
4.300.803

74.446.068
14.552.907
13.678.402
13.593.379
4.652.488
3.851.437
2.064.078
1.461.584
1.921.528
1.026.833
4.300.803

666.403.077.878
925.097.821
3.012.629
4.552.683
2.822.687.445
12.422.966
6.560.341
4.285.423
961.651
6.196.828

54.672.498
8.816.761
4.157.581
4.062.138
2.673.552
2.037.590
1.749.217
1.303.554
759.599
6.196.828

770.584.890.809
955.574.778
1.869.355
2.972.038
4.696.012.961
8.452.992
2.333.959
3.987.888
237.054
4.507.655

79.688.200
11.064.385
2.476.335
3.081.409
4.385.212
1.343.965
622.233
1.303.023
193.838
4.507.655

40.622.003.488
141.585

3.332.677
141.585

39.326.263.796
152.047

4.066.832
152.047

189.843.027.033

15.574.947

50.082.341.820

5.179.146

7.963.654
21.935.209.702
1.590.813
243.586
1.963.439

10.990.248
1.799.591
1.419.406
192.406
1.963.439
467.022.377

7.267.368
32.375.036.647
1.272.332
245.096
2.942.272

9.627.083
3.347.987
1.319.154
200.415
2.942.272
271.050.697

- 125 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

AND

At December 31, 2013 and 2012, the Group had


monetary assets and liabilities denominated in
foreign currencies (currencies other than USD are
stated at the equivalent USD) as follows:

31 Desember/ December 31, 2013


Mata uang
selain USD/
Setara dengan/
Currencies
Equivalent
other than USD
in USD
ASET
Kas dan setara kas
IDR
CNY
AUD
JPY
EUR
KRW
SGD
HKD
SAR
GBP
Mata uang asing lainnya*)
Piutang usaha
IDR
JPY
EUR
AUD
KRW
CNY
SAR
MYR
SGD
Mata uang asing lainnya*)
Piutang lain-lain
IDR
Mata uang asing lainnya*)
Pajak dibayar dimuka
IDR
Aset Lain-lain
EUR
IDR
AUD
SGD
Mata uang asing lainnya*)
Jumlah aset

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

ASSETS
Cash and cash equivalents
IDR
CNY
AUD
JPY
EUR
KRW
SGD
HKD
SAR
GBP
Other foreign currencies *)
Trade account receivable
IDR
JPY
EUR
AUD
KRW
CNY
SAR
MYR
SGD
Other foreign currencies *)
Other accounts receivable
IDR
Other foreign currencies *)
Prepaid taxes
IDR
Other assets
EUR
IDR
AUD
SGD
Other foreign currencies *)
Total Assets

361
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

31 Desember/ December 31, 2013


Mata uang
selain USD/
Setara dengan/
Currencies
Equivalent
other than USD
in USD
LIABILITAS
Utang bank dan lembaga
keuangan
IDR
Utang usaha
IDR
JPY
SGD
SAR
EUR
AUD
KRW
Mata uang asing lainnya*)
Utang lain-lain
EUR
IDR
Mata uang asing lainnya*)
Beban akrual
IDR
JPY
AUD
EUR
SGD
MYR
Mata uang asing lainnya*)
Pinjaman jangka panjang
IDR
AUD
Utang obligasi
IDR
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
IDR
Liabilitas tidak lancar lainnya
IDR
CNY
SGD
Mata uang asing lainnya*)
Jumlah Liabilitas
Liabilitas - bersih

31 Desember/ December 31, 2012


Mata uang
selain USD/
Setara dengan/
Currencies
Equivalent
other than USD
in USD

(7.368.853.002)

(604.549)

(6.706.986.290)

(693.587)

(1.356.073.695.683)
(361.400.270)
(3.605.295)
(4.001.340)
(746.711)
(999.639)
(574.049.407)
(8.124.003)

(111.253.893)
(3.444.371)
(2.847.791)
(1.066.898)
(1.030.500)
(891.930)
(543.720)
(8.124.003)

(1.083.280.753.990)
(213.128.485)
(4.841.206)
(8.601.193)
(1.903.075)
(75.489)
(2.279.448.692)
(5.974.547)

(112.024.897)
(2.467.767)
(3.958.654)
(2.293.078)
(2.521.003)
(78.267)
(2.128.585)
(5.974.547)

(2.278.469)
(5.846.115.727)
(9.890.367)

(3.144.403)
(479.622)
(9.890.367)

(2.915.781)
(4.557.809.450)
(4.466.488)

(3.862.535)
(471.335)
(4.466.488)

(729.088.584.802)
(598.981.329)
(4.221.017)
(1.067.748)
(645.040)
(763.927)
(10.035.319)

(59.815.291)
(5.708.667)
(3.766.210)
(1.473.547)
(509.512)
(232.374)
(10.035.319)

(806.287.336.610)
(333.993.094)
(3.367.246)
(2.369.438)
(489.349)
(2.606.930)
(14.514.212)

(83.380.283)
(3.874.320)
(3.491.161)
(3.138.794)
(400.141)
(851.684)
(14.514.212)

(1.324.997.201.092)
-

(108.704.340)
-

(519.616.914.490)
(20.167)

(53.734.945)
(20.909)

(1.984.983.313.024)

(162.850.383)

(1.569.249.044.373)

(128.743.051)

(1.479.385.382.710)

(152.987.113)

(15.415.250.584)
(7.380.000)
(170.000)
(62.062)

(1.264.685)
(1.210.453)
(134.281)
(62.062)
(627.832.221)

(8.989.480.360)
(6.750.000)
(160.000)
(10.320)

(929.629)
(1.073.202)
(130.831)
(10.320)
(459.478.287)

LIABILITIES
Loans from banks and
financial institution
IDR
Trade accounts payable
IDR
JPY
SGD
SAR
EUR
AUD
KRW
Other foreign currency *)
Other accounts payable
EUR
IDR
Other foreign currency *)
Accrued expenses
IDR
JPY
AUD
EUR
SGD
MYR
Other foreign currency *)
Long term loans
IDR
AUD
Bond
IDR
Employment benefit obligation
IDR
Other non-current liabilities
IDR
CNY
SGD
Other foreign currency *)
Total Liabilities

(188.427.574)

Liabilities - net

(160.809.845)

*) Aset dan liabilitas dalam mata uang lainnya


disajikan
dalam
jumlah
setara
USD,
menggunakan kurs tanggal laporan posisi
keuangan.

*) Assets and liabilities denominated in other


currencies are presented into its USD equivalent
using the exchange rate prevailing at end of
reporting date.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs


konversi yang digunakan Grup adalah:

The conversion rates used by the Group on


December 31, 2013 and 2012, were as follows:

31 Desember/
December 31,
2013
USD
Mata uang/ Currencies
IDR 1
EURO 1
YEN 1
SGD 1
AUD 1
GBP 1

0,0001
1,3801
0,9531
0,7899
0,8923
1,6488

31 Desember/
December 31,
2012
USD

0,0001
1,3247
1,1579
0,8177
1,0368
1,6111

- 126 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

362
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

51. INFORMASI SEGMEN

51. SEGMENT INFORMATION

Grup melaporkan segmen-segmen berdasarkan


PSAK 5 (revisi 2009) berdasarkan divisi-divisi
operasi yaitu operasi penerbangan dan jasa
pemeliharaan
pesawat.
Segmen
operasi
penerbangan menyediakan jasa penerbangan
domestik dan internasional. Segmen pemeliharaan
pesawat menyediakan jasa pemeliharaan pesawat
baik itu milik Perusahaan dan umum. Segmen usaha
yang secara individu tidak melebihi 10% dari
pendapatan usaha perusahaan disajikan sebagai
lain-lain.

The Groups reportable segments under PSAK 5


(revised 2009) are based on their operating divisions
namely flight operations and aircraft maintenance
services. Flight operations segment provides
domestic and international flight services. Aircraft
maintenance segment provides aircraft maintenance
services of both for the Company aircraft and others.
Business segments that individually do not exceed
10% of the Company's operating revenues are
presented as others.

Pendapatan dan beban segmen meliputi transaksi


antar segmen usaha.

Income and expenses include the inter segment


transaction.
2013

Operasi
penerbangan/

Jasa
pemeliharaan
pesawat/
Aircraft maintenance

Flight operation
USD

services
USD

Operasi lain-lain/

Jumlah sebelum
eliminasi/
Total before

Eliminasi/

Jumlah/

Other operations
USD

elimination
USD

Elimination
USD

Total
USD

Hasil Segmen/ Segment Result


Pendapatan Eksternal/ External
Pendapatan Antar Segmen/
Intersegment Revenue

3.459.634.057

68.308.243

188.134.286

3.716.076.586

3.716.076.586

4.898.444

161.985.900

201.032.997

367.917.341

(367.917.341)

Jumlah Pendapatan/ Net Revenue

3.464.532.501

230.294.143

389.167.283

4.083.993.927

(367.917.341)

3.716.076.586

Beban Eksternal/ External

3.147.218.069

192.364.204

320.046.038

3.659.628.311

Beban Antar Segmen/


Intersegment Expense
Jumlah Beban/ Net Expense
Hasil Segmen/ Segment Result

3.659.628.311

298.403.411

10.710.752

58.803.178

367.917.341

(367.917.341)

3.445.621.480

203.074.956

378.849.216

4.027.545.652

(367.917.341)

3.659.628.311

18.911.021

27.219.187

10.318.067

56.448.275

56.448.275

Pendapatan (Beban) yang tidak dapat dialokasikan/


Unallocated income (expenses)
Bagian laba bersih asosiasi/ Equity in net income of associates

1.860.416

Pendapatan keuangan/ Finance income

10.347.000

Beban keuangan/ Finance cost

(59.840.088)

Laba sebelum pajak/ Income before tax

8.815.603

Manfaat pajak/Tax benefits

2.384.777

Laba bersih tahun berjalan/Net income for the year

11.200.380

Jumlah rugi komprehensif lain-lain/


Total other comprehensive loss
Jumlah laba komprehensif/

(10.634.860)

Total comprehensive income

565.520

POSISI KEUANGAN/FINANCIAL POSITION


Aset segmen/ Segment assets

2.905.588.278

192.023.929

360.136.620

3.457.748.827

(503.963.875)

2.953.784.952

Liabilitas segmen/ Segment liabilities

1.811.945.935

99.401.935

114.233.170

2.025.581.040

(188.944.205)

1.836.636.835

140.787.926

5.113.537

15.383.571

161.285.034

Penyusutan dan amortisasi segmen/


Segment depreciation and amortization

- 127 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

161.285.034

363
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued
2012

Operasi
penerbangan/
Flight operation
USD
Hasil Segmen/ Segment Result
Pendapatan Eksternal/ External
Pendapatan Antar Segmen/
Intersegment Revenue
Jumlah Pendapatan/ Net Revenue
Beban Eksternal/ External
Beban Antar Segmen/
Intersegment Expense
Jumlah Beban/ Net Expense
Hasil Segmen/ Segment Result

Jasa
pemeliharaan
pesawat/
Aircraft maintenance
services
USD

Operasi lain-lain/
Other operations
USD

Jumlah sebelum
eliminasi/
Total before
elimination
USD

3.228.377.846

56.837.495

187.253.621

3.472.468.962

2.970.216
3.231.348.062

154.800.219
211.637.714

174.213.295
361.466.916

331.983.730
3.804.452.692

2.823.243.238

188.903.585

292.250.035

3.304.396.858

266.669.642
3.089.912.880

5.463.011
194.366.597

59.851.077
352.101.112

331.983.730
3.636.380.588

141.435.183

17.271.117

9.365.804

168.072.104

Eliminasi/
Elimination
USD

Jumlah/
Total
USD

(331.983.730)
(331.983.730)
(331.983.730)
(331.983.730)
-

3.472.468.962
3.472.468.962
3.304.396.858
3.304.396.858
168.072.104

Pendapatan (Beban) yang tidak dapat dialokasikan/


Unallocated income (expenses)
Bagian laba bersih asosiasi/ Equity in net income of association
Pendapatan keuangan/ Finance income
Beban keuangan/ Finance cost

1.927.546
6.755.823
(25.224.919)

Laba sebelum pajak/ Income before tax


Beban pajak/ Tax expense

151.530.554
(40.687.981)

Laba bersih tahun berjalan/ Income for the period

110.842.573

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya/


Total other comprehensive income
Jumlah laba komprehensif
Total Comprehensive Income
POSISI KEUANGAN/FINANCIAL POSITION
Aset segmen/ Segment assets
Liabilitas segmen/ Segment liabilities
Penyusutan dan amortisasi segmen/
Segment depreciation and amortization

34.566.735
145.409.308
2.466.798.331

167.483.388
97.836.455

399.074.367

1.346.572.609

132.876.443

3.033.356.086
1.577.285.507

63.739.015

41.329.981

24.887.638

129.956.634

(515.358.320)
(174.247.819)
-

2.517.997.766
1.403.037.688
129.956.634

Pada bulan September 2013, Perusahaan melakukan


penyesuaian organisasi induk Garuda Indonesia,
terutama terhadap pembagian wilayah domestik dan
internasional, agar "Region" atau "Area" ke depan
dapat lebih fokus dalam melaksanakan pengelolaan
dan peningkatan penjualan.

In September 2013, the Company made


adjustments to its organizational structure mainly
the division of domestic and international region, in
order for Region or Area to be more focused to
manage and increase sales in the future.

Perubahan terhadap "Organisasi Induk Perusahaan"


tersebut adalah dengan membentuk 4 (empat) region
domestik dan 5 (lima) region internasional.

Changes to Organizational Structure of Parent


Company established four (4) domestic regions
and five (5) international regions.

Berikut merupakan pendapatan segmen usaha tiap


region berdasarkan pusat region:

The following is the total operating revenue of


each region based on its Central Region:

2013
USD
Pendapatan berdasarkan
geografis
Domestik
Jakarta
Surabaya
Makassar
Medan
Internasional
Tokyo
Sydney
Amsterdam
Shanghai
Singapore
Jumlah

2012
USD

2.103.500.564
359.680.298
244.148.350
212.353.570

1.836.305.501
368.672.074
271.599.353
199.765.665

383.075.384
163.148.281
95.429.002
80.227.194
74.513.943
3.716.076.586

389.705.145
180.078.582
83.710.929
74.546.305
68.085.408
3.472.468.962

Total revenue based on


geographical segment
Domestic
Jakarta
Surabaya
Makassar
Medan
International
Tokyo
Sydney
Amsterdam
Shanghai
Singapore
TOTAL

- 128 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

364
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

52. KUASI REORGANISASI

52. QUASI-REORGANIZATION

Sebagai dampak memburuknya kondisi ekonomi di


Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan dampak
negatif lainnya, Perusahaan memiliki akumulasi defisit
sebesar USD 1.385.459.977 per 1 January. Para
pemegang
saham
Perusahaan
menyetujui
dilakukannya kuasi reorganisasi pada tanggal
1 Januari 2012, dalam rangka mengeliminasi
akumulasi kerugian mengacu pada Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51 (revisi
2003).
Selanjutnya,
Perusahaan
mengajukan
pengurangan nilai nominal per saham dari Rp 500
menjadi Rp 459, tanpa mengurangi jumlah saham
yang beredar. Penurunan nilai nominal saham tersebut
menghasilkan tambahan modal disetor sebesar
USD 459.852 pada tanggal 1 Januari 2012.

As a result of adverse economic condition in


Indonesia since in the middle of 1997 and other
negative factors, the Company has accumulated
deficit totaling to USD 1,385,459,977. The
Company stockholders had approved to carry
out quasi-reorganization in order to eliminate the
accumulated losses as of January 1, 2012, in
accordance with PSAK No. 51 (revised
2003). Moreover, the Company proposed a
reduction of par value per share from 500 to 459,
without reducing the number of shares; thereby
creating additional paid-in capital of USD 459,852
as of January 1, 2012.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, pelaksanaan


kuasi-reorganisasi dan penurunan nilai nominal saham
Perusahaan harus mendapat persetujuan dari para
pemegang saham Perusahaan dan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia sebelum hal tersebut berlaku.
Berdasarkan akta Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) No. 1 tanggal 28 Juni 2012
dari Aulia Taufani, SH., para pemegang saham, telah
menyetujui pelaksanaan kuasi-reorganisasi per
tanggal 1 Januari 2012 dan penurunan modal saham.
Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. AHU-66159.AH.01.02.
Tahun 2012 tanggal 27 Desember 2012. Lebih lanjut,
Perusahaan telah memperoleh persetujuan dari
Presiden Republik Indonesia yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah No. 114 Tahun 2012 tanggal
27 Desember 2012, yang diumumkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 287 tahun
2012.

In accordance with regulation, both the quasireorganization and reduction of par value of
shares of the Company should be approved by the
Companys stockholders and Minister of Justice
and Human Rights before they became effective.
Based on the Shareholders Extraordinary General
Meeting Deed No. 1 dated June 28, 2012 of Aulia
Taufani, SH., the stockholders approved the
quasi-reorganization as of January 1, 2012 and
the reduction of par value per share to effect the
quasi-reorganization. This deed was approved by
the Ministry of Justice and Human Rights in his
decision letter No. AHU-66159.AH.01.02. Tahun
2012 dated December 27, 2012. Further, the
Company had obtained approval from the
President of the Republic of Indonesia as stated in
the Indonesia Government Regulation No. 114
Year 2012 dated December 27, 2012, which is
published in State Gazette of the Republic of
Indonesia No, 287 in 2012.

Selanjutnya, Grup melakukan penilaian kembali


laporan keuangan konsolidasian per tanggal 1 Januari
2012, ke nilai wajar yang dilakukan oleh penilai
independen. Dampak penyesuaian atas nilai wajar
aset tersebut, menyebabkan kenaikan aset sebesar
USD 44.963.385. Berikut daftar aset yang mengalami
penyesuaian atas nilai wajarnya:

Accordingly, the Group revalued its opening


consolidated statement of financial position at
January 1, 2012, to fair value which was
determined by an independent appraiser. The fair
value adjustment resulted in USD 44,963,385
revaluation increase of assets. The assets
principally affected by the fair value adjustments
and the amount of such adjustments are as
follows:

Penilai/
Appraisal
Persediaan
Dana peraw atan
pesaw at dan uang jaminan
Investasi pada entitas assosiasi
Aset keuangan lain
Aset Tetap
Aset lain-lain bersih
Jumlah

KJPP Doli Siregar & Rekan

7.315.622

KJPP Doli Siregar & Rekan


KJPP Doli Siregar & Rekan
KJPP Doli Siregar & Rekan
KJPP Doli Siregar & Rekan
KJPP Doli Siregar & Rekan

11.923.653
522.676
1.141.984
23.989.249
70.201
44.963.385

- 129 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Kenaikan
revaluasi/
Revaluation
increase
USD
Inventories
Maintenance reserve
funds and securities deposits
Investment in associates
Other financial assets
Property and equipment
Other assets - net
Total

365
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

Tidak terdapat penyesuaian atas nilai liabilitas pada


tanggal 1 Januari 2012, karena jumlah tercatat
sebelum kuasi-reorganisasi telah mencerminkan nilai
wajarnya.

No adjustment was made to the value of liabilities


as of January 1, 2012, because the carrying
amount prior to quasi-reorganization has already
reflected their fair value.

Dengan kuasi-reorganisasi tersebut, Perusahaan


mengeliminasi defisit per tanggal 1 Januari 2012
sebesar USD 1.385.459.977, dengan komponen
ekuitas sebagai berikut:

Through the quasi-reorganization, the Company


eliminated the balance of its accumulated losses
as of January 1, 2012 of USD 1,385,459,977,
against the following equity components:
USD

Defisit
Selisih penilaian kembali aset dan liabilitas
Opsi saham
Komponen ekuitas lainnya - surplus revaluasi
Tambahan modal disetor
Modal ditempatkan dan disetor
Jumlah

(1.385.459.977)
44.963.385
2.278.677
83.793.914
108.518.998
1.145.905.003
-

Kuasi-reorganisasi diatas merupakan yang tahap


pertama dari serangkaian tahapan yang akan diambil
oleh
Perusahaan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
usahanya
sekaligus
mencapai
pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka
panjang. Manajemen dan pemegang saham
Perusahaan
berkeyakinan
dan
senantiasa
berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki prospek
usaha yang baik dimasa depan seperti tercantum pada
rencana usaha jangka panjang Perusahaan.
53. INFORMASI TAMBAHAN

Accumulated losses
Difference on revaluation assets and
liabilities
Share option
Other component of equity revaluation surplus
Additional paid-in capital
Issued and paid-up capital
Total

The above quasi-reorganization is the first of a


series of steps which the Company will take in its
effort to sustain its ability to continue as a going
concern while also achieving sustainable longterm growth. The management and shareholders
of the Company believed and continue to believe
that the Company has good future business
prospects, as outlined in the long-term business
plan of the Company.

53. SUPPLEMENTARY INFORMATION

Informasi keuangan tersendiri entitas induk dari


halaman 132 sampai 137 menyajikan laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi komprehensif, perubahan
ekuitas dan laporan arus kas dimana investasi saham
pada entitas anak dan asosiasi dicatat menggunakan
metode biaya.

The supplementary information the parent


company only on pages 132 to 137 presented the
statements of financial position, statements of
comprehensive income, statements of changes in
equity, and statements of cash flows in which
investments in subsidiaries and associates were
accounted for using cost method.

- 130 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

366
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
- Continued

54. TRANSAKSI NON KAS

54. NON CASH TRANSACTIONS

Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Dseember 2013


dan 2012, Grup melakukan transaksi investasi dan
pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara
kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas
konsolidasian dengan rincian sebagai berikut:

For the years ended December 31, 2013 and


2012, the Group have investment and financing
transactions that did not affect cash and cash
equivalents and hence not included in the
consolidated statements of cash flows with details
as follows:

2013
USD
AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN YANG
TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS
Kenaikan aset tetap melalui liabilitas estimasi
pengembalian dan pemeliharaan
pesaw at (Catatan 25)
Penambahan (penurunan) aset tetap atas
surplus revaluasi (Catatan 14)
Kenaikan (penurunan) aset tetap atas selisih
kurs penjabaran (Catatan 14)
Penambahan aset tetap melalui
utang usaha
Penambahan aset tetap melalui
utang sew a
Penambahan aset tetap melalui uang
muka pembelian pesaw at

55. TANGGUNG
JAWAB
PERSETUJUAN ATAS
KONSOLIDASIAN

2012
USD

33.946.760

19.052.718

9.047.138

36.328.608

(115.250.264)

161.541

99.016.609

2.601.855

1.374.707

28.466.000

NONCASH INVESTING AND FINANCING


ACTIVITIES
Increase in property and equipment through
estimated liability for aircraft return and
maintenance cost (Note 25)
Increase (decrease) of property and equipment
through revaluation surplus (Note 14)
Increase (decrease) in property and equipment
due to transaction adjustment (Note 14)
Increase in property and equipment through
accounts payable
Increase in property and equipment through
lease liabilities
Increase in property and equipment through
advance payment for purchase aircrafts

MANAJEMEN
DAN
LAPORAN KEUANGAN

55. MANAGEMENT
RESPONSIBILITY
AND
APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


konsolidasian dari halaman 3 sampai 131 merupakan
tanggung jawab manejemen, dan telah disetujui oleh
Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 30 Januari 2014.

The preparation and fair presentation of the


consolidated financial statements on pages 3 to
131 were the responsibilities of the management,
and were approved by the Directors and
authorized for issuance on January 30, 2014.
*****

- 131 Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

367
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO)Tbk
DAFTAR I - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2013

31 Desember/
December 31,
2013
USD

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


SCHEDULE I - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *)
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
DECEMBER 31, 2013

31 Desember/
December 31,
2012
USD
ASSETS

ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha - bersih
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Piutang lain-lain
Persediaan - bersih
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar

418.054.048

264.313.750

32.926.123
90.401.863
9.403.387
10.914.250
76.318.300
7.521.917
645.539.888

33.151.121
82.175.392
18.429.632
9.301.007
70.970.228
478.341.130

CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade accounts receivables - net
Related parties
Third parties
Other receivables
Inventories - net
Advances and prepaid expenses
Prepaid taxes
Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR


Dana perawatan pesawat dan
uang jaminan
Uang muka pembelian pesawat
Investasi pada entitas asosiasi
Aset keuangan lain
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
USD 1.020.712.277 tahun 2013 dan
USD 948.246.186 tahun 2012
Properti investasi
Beban tangguhan - bersih
Aset lain-lain - bersih
Jumlah Aset Tidak Lancar

587.056.701
493.866.436
279.797.239

456.319.321
497.157.419
279.797.239

668.494.713
22.020.790
7.489.929
148.842.379
2.207.568.187

620.008.601
18.902.557
480.291
72.925.810
1.945.591.238

NON CURRENT ASSETS


Maintenance reserve fund and
security deposits
Advances for purchase of aircraft
Investments in associates
Other financial assets
Deferred tax assets
Property and equipment
net of accumulated depreciation
USD 1,020,712,277 in 2013 and
USD 948,246,186 in 2012
Investment properties
Deferred charges - net
Other assets - net
Total Non Current Assets

JUMLAH ASET

2.853.108.075

2.423.932.368

TOTAL ASSETS

*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

- 132 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

368
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAFTAR I - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2013 - Lanjutan

31 Desember/
December 31,
2013
USD

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


SCHEDULE I - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *)
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
DECEMBER 31, 2013 - Continued

31 Desember/
December 31,
2012
USD

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank
Utang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang lain-lain
Utang pajak
Beban akrual
Pendapatan diterima dimuka
Uang muka diterima
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas estimasi biaya pengembalian
dan pemeliharaan pesawat
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas estimasi biaya pengembalian
dan pemeliharaan pesawat
Obligasi
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas imbalan kerja
Liabilitas tidak lancar lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
EKUITAS
Modal saham Nilai nominal Rp 459 saham
masing-masing untuk saham Seri A
Dwiwarna dan saham Seri B
Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna
dan 29.999.999.999 saham Seri B
Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A
Dwiwarna dan 22.640.995.999 saham Seri B
Tambahan modal disetor

LIABILITIES AND EQUITY


39.618.119

4.957.664

132.061.315
41.474.708
15.205.391
6.691.761
176.511.069
156.262.842
15.843.695

103.114.549
38.136.429
15.821.512
14.038.277
192.923.543
157.088.942
16.666.023

272.679.600
51.969.186

98.731.783
57.502.617

8.729.964
917.047.650

20.017.495
718.998.834

283.516.768
137.558.384

278.793.509
146.615.461

46.265.369
162.850.383
13.609.552
94.484.987
25.373.076
763.658.519

25.634.794
11.182.414
112.946.798
2.179.742
577.352.718

CURRENT LIABILITIES
Bank loans
Trade accounts payables
Related parties
Third parties
Other payables
Taxes payable
Accrued expenses
Unearned revenues
Advances received
Current maturity of
long term liabilities
Long-term loans
Lease liabilities
Estimated liability for aircraft return
and maintenance cost
Total Current Liabilities
NON CURRENT LIABILITIES
Non current maturities of long-term
liabilities:
Long-term loans
Lease liabilities
Estimated liability for aircraft return
and maintenance cost
Bonds payable
Deferred tax liabilities
Employment benefits obligation
Other non current liabilities
Total Non Current Liabilities
EQUITY
Capital stock Rp 459 par value per share
for Series A Dwiwarna share and
Series B shares
Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share
and 29,999,999,999 Series B shares
Issued and paid-up capital - 1 Series A
Dwiwarna shares and 22,640,995,999 Series B
Additional paid-in capital
Difference in the value of restructuring transactions
between entities under common control
Other component of equity
Stock option
Retained earnings
Deficit amounting USD 1,391,302,073 as of
January 1, 2012 was eliminated in
connection with quasi reorganization

1.146.031.889
7.651.835

1.146.031.889
4.548.037

26.324.697
2.770.970

3.103.798
23.324.131
1.148.451

(10.377.485)

(50.575.490)

Jumlah Ekuitas

1.172.401.906

1.127.580.816

Total Equity

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

2.853.108.075

2.423.932.368

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Selisih restrukturisasi entitas anak


Komponen ekuitas lainnya
Opsi saham
Saldo laba
Defisit sebesar USD 1.391.302.073 pada tanggal
1 Januari 2012 telah dieliminasi dalam rangka
kuasi-reorganisasi

*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

- 133 -

369
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DAFTAR II - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


SCHEDULE II - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013

2013
USD

2012
USD

PENDAPATAN USAHA
Penerbangan berjadwal
Penerbangan tidak berjadwal
Lainnya
Jumlah Pendapatan Usaha

2.902.890.291
215.335.887
72.907.494
3.191.133.672

2.815.533.449
269.091.577
73.325.082
3.157.950.108

OPERATING REVENUES
Scheduled airline services
Non-scheduled airline services
Others
Total Operating Revenues

BEBAN USAHA
Operasional penerbangan
Tiket, penjualan dan promosi
Pelayanan penumpang
Bandara
Administrasi dan umum
Pemeliharaan dan perbaikan
Jumlah Beban Usaha

1.995.978.968
235.661.339
267.553.968
260.482.678
146.643.798
232.801.374
3.139.122.125

1.841.761.095
230.638.708
253.983.602
242.104.913
151.396.563
247.935.585
2.967.820.466

OPERATING EXPENSES
Flight operations
Ticketing, sales and promotion
Passenger services
User charges and station
General and administrative
Maintenance and overhaul
Total Operating Expenses

BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN


Keuntungan selisih kurs
Lain-lain
Bersih

31.959.293
1.639.490
33.598.783

8.223.213
(13.035.743)
(4.812.530)

OTHER (INCOME) CHARGES


Gain on foreign exchange
Others
Net

LABA USAHA

85.610.330

185.317.112

INCOME FROM OPERATIONS

(42.681.250)

(15.582.258)

Finance cost

LABA SEBELUM PAJAK

42.929.080

169.734.854

PROFIT BEFORE TAX

BEBAN PAJAK

(2.731.077)

(36.506.011)

TAX EXPENSE

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN

40.198.003

133.228.843

NET INCOME FOR THE YEAR

Beban keuangan

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN


Peningkatan revaluasi aset
tetap - bersih
Pajak penghasilan terkait

2.696.627
303.939

29.398.482
(6.074.351)

Jumlah pendapatan komprehensif


lain-lain - bersih

3.000.566

23.324.131

43.198.569

156.552.974

0,001908

0,006915

JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF


LABA PER SAHAM - DASAR

OTHER COMPREHENSIVE INCOME


Gain on revaluation of property
and equipment
Related income tax
Total other comprehensive
income - net
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
EARNING PER SHARE - BASIC

*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

- 134 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Opsi saham manajemen dan


karyawan (MESOP)

Selisih restrukturisasi entitas anak

Jumlah pendapatan komprehensif

Jumlah pendapatan komprehensif


7.651.835

3.103.798

4.548.037

4.548.037

(108.518.998)

113.067.035

*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

1.146.031.889

Penerapan PSAK 38

Saldo 31 Desember 2013

Opsi saham manajemen dan


karyawan (MESOP)

1.146.031.889

1.146.031.889

Saldo 1 Januari 2012


Setelah kuasi-reorganisasi

Saldo 31 Desember 2012

(1.145.905.003)

2.291.936.892

Eliminasi defisit dalam rangka


kuasi-reorganisasi

Selisih penilaian aset dan liabilitas


dalam rangka kuasi-reorganisasi

Saldo 31 Desember 2011


Sebelum kuasi-reorganisasi

Modal saham/
Capital stock
USD

Tambahan
modal disetor/
Additional
paid-up
capital
USD

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


DAFTAR III - INFORMASI TAMBAHAN TERSENDIRI ENTITAS INDUK *)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

2.770.970

1.622.519

1.148.451

1.148.451

(2.278.677)

2.278.677

Opsi saham/
Stock option
USD

(3.103.798)

3.103.798

3.103.798

Selisih
restrukturisasi
entitas anak/
Difference
arising from
restructuring of
entities under
common control
USD

- 135 -

(10.377.485)

40.198.004

(50.575.489)

133.228.842

(183.804.331)

1.391.302.073

(1.575.106.404)

Saldo laba/
Retained Earning
Belum
dicadangkan/
Dicadangkan/
Appropriated
Unappropriated
USD

26.324.697

3.000.566

23.324.131

23.324.131

(40.784.571)

40.784.571

Pendapatan
komprehensif
lainnya/
Other
comprehensive
income
USD

1.172.401.906

43.198.570

1.622.519

1.127.580.817

156.552.973

3.103.798

1.148.451

966.775.595

93.814.824

44.963.385

872.960.771

Jumlah ekuitas/
Total equity
USD

Balance as of December 31, 2013

Total comprehensive income

Adoption of PSAK 38

Management and employee stock


option (MESOP)

Balance as of December 31, 2012

Total comprehensive income

Management and employee stock


option (MESOP)
Difference in the value of restructuring
transactions between entities
under common control

Balance as of January 1, 2012


After to quasi-reorganization

Elimination of deficit in connection with


quasi-reorganization

Revaluation increment on assets


and liabilities in connection with
quasi-reorganization

Balance as of December 31, 2011


Prior to quasi-reorganization

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk AND ITS SUBSIDIARIES


SCHEDULE III - SUPPLEMENTARY INFORMATION OF PARENT ONLY *)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013

370

371
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
INFORMASI TAMBAHAN
DAFTAR IV - LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUK *)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari pelanggan
Pengeluaran kas kepada pemasok
Pengeluaran kas kepada karyawan
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga dan beban keuangan
Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


SUPLEMENTARY INFORMATION
SCHEDULE IV - STATEMENTS OF CASH FLOWS THE PARENT *)
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2013
2013
USD

2012
USD

3.246.811.422
(2.724.615.212)
(294.462.468)
227.733.742
(32.120.290)
(14.156.397)

3.049.733.505
(2.376.608.356)
(291.508.074)
381.617.075
(10.919.859)
(5.125.669)

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES


Cash receipts from customers
Cash paid to suppliers
Cash paid to employees
Cash generated from operations
Interest and financial charges paid
Income taxes paid
Net Cash Provided from Operating Activities

181.457.055

365.571.547

11.541.183
2.530.431

5.844.782
3.582.726

398.739.049

73.495.873

41.931.995
1.022.569
7.450.000

17.143.158
3.805.137
-

Pengeluaran untuk dana pemeliharaan pesawat


Uang muka pembelian pesawat
Uang muka perolehan aset tetap
Pengeluaran untuk perolehan aset pemeliharaan
pesawat
Pengeluaran untuk perolehan aset tetap
Pembayaran uang jaminan
Kenaikan lainnya dari aktivitas investasi
Pengeluaran untuk pinjaman ke entitas anak

(216.300.740)
(436.358.026)
(22.486.100)

(183.078.763)
(373.812.834)
(38.379.538)

(60.459.595)
(5.889.146)
(41.055.835)
(684.725)
(70.306.515)

(7.324.733)
(5.065.426)
(17.059.972)
-

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi

(390.325.455)

(520.849.590)

Net Cash Used in Investing Activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan pinjaman jangka panjang
Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan
Penerimaan Surat berharga yang diterbitkan - bersih
Pembayaran pinjaman jangka panjang
Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan
Pembayaran biaya pengembalian pesawat
Kenaikan kas yang dibatasi penggunaannya
Pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya

391.158.634
174.156.889
200.259.361
(218.889.887)
(139.496.434)
(6.677.864)
(1.601.369)
(1.776.784)

192.449.073
38.618.847
(124.907.160)
(33.749.466)
(6.559.941)
(1.317.411)
(1.391.753)

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES


Proceeds of long-term loan
Proceeds of bank loans and finance institutions
Proceeds of Debt securities in issue - net
Payments of long-term loan
Payments of bank loans and finance institutions
Payment for aircraft return and maintenance
Decrease (increase) in restricted cash
Payments for other financing activities

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

397.132.546

63.142.189

KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS

188.264.146

(92.135.854)

NET INCREASE (DECREASE) IN


CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

264.313.750

360.626.859

CASH AND CASH EQUIVALENTS


AT BEGINNING OF THE YEAR

Efek perubahan kurs mata uang asing

(34.523.848)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

418.054.048

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Penerimaan bunga
Penerimaan dividen
Penerimaan pengembalian uang muka
pembelian pesawat
Penerimaan pengembalian dana pemeliharaan
pesawat
Penerimaan uang jaminan
Pengembalian pinjaman dari entitas anak

(4.177.255)
264.313.750

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES


Interest received
Dividend received
Refund of advance payments for purchase
of aircraft
Receipts of aircraft maintenance
reimbursements
Receipts of security deposit
Loan repayment from subsidiaries
Payments for aircraft maintenance reserve
fund
Advance payments for aircrafts
Advance payments for fixed assets
Payments for aircraft maintenance asset
Acquisition of property and equipment
Payments for security deposit
Increase in other investment
Financing to subsidiaries

Net Cash Provide from Financing Activities

Effect of foreign exchange rate changes


CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF THE YEAR

*) Disajikan menggunakan metode biaya/ Presented using cost method.

- 136 -

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

372
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
INFORMASI TAMBAHAN
DAFTAR V - CATATAN ATAS INVESTASI PADA
ENTITAS ANAK DAN ASOSIASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk


SUPLEMENTARY INFORMATION
SCHEDULE V - NOTES TO INVESTMENT IN
SUBSIDIARIES AND ASSOCIATE
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2013

Rincian investasi dalam entitas anak dan asosiasi adalah sebagai berikut:/
Detail of investments in subsidiaries and associates as follows:

Entitas anak/ Subsidiaries

Lokasi/
Domicile

Kegiatan usaha
utama/
Main business
activities

Persentase kepemilikan/
Percentage of ownership
2013
2012
%
%

Kepemilikan langsung dan tidak langsung/


Direct and non direct investment
PT Abacus Distribution Systems
Indonesia (ADSI)**)

Jakarta

PT Garuda Maintenance Facility


Aero Asia (GMFAA) **)

Jakarta

PT Aero Systems Indonesia (ASI) **)

Jakarta

PT Citilink Indonesia (CI)**)

Jakarta

PT Aero Wisata dan entitas anak/


and subsidiaries (AWS)**)

Jakarta

PT Mirtasari Hotel Development (MHD)*)


PT Aerofood Indonesia*)

Denpasar
Jakarta

PT Aero Globe*)

Jakarta

PT Aerotrans Services Indonesia(ATS)*)

Jakarta

PT Aerojasa Perkasa (AJP) *)


PT Senggigi Pratama Internasional (SPI) *)
Garuda Orient Holidays, Pty, Limited (GOHA) *)

Jakarta
Lombok
Sydney

Garuda Orient Holidays Korea Co, Limited (GOHK) *)


Garuda Orient Holidays Japan Co, Ltd (GOHJ) *)
PT Bina Inti Dinamika (BID) *)
PT Aero Hotel Management (AHM) *)

Korea
Jepang/
Japan
Bandung
Jakarta

PT GIH Indonesia *)

Jakarta

PT Belitung Intipermai (BIP)*)

Jakarta

Penyedia jasa sistem


komputerisasi reservasi/
Computerize reservation
system services provider
Perbaikan dan pemeliharaan
pesawat terbang/
Aircraft maintenance and
overhaul
Penyedia jasa teknologi
informasi/
Information technology
services
Jasa transportasi udara/
Air transportation services
Hotel, jasa boga,
penjualan tiket/
Hotel, catering,
ticketing services
Hotel
Jasa boga pesawat/
Aircraft catering services
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Jasa transportasi/
Transportation services
Penjualan tiket/ Ticketing
Hotel
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Hotel
Manajemen hotel/
Hotel management
Biro perjalanan wisata/
Travel agent
Hotel

95,00

95,00

99,99

99,99

99,99

99,99

99,99

99,99

99,99

99,99

99,99
99,99

99,99
99,99

99,99

99,99

99,99

99,99

99,87
99,99
99,99

99,87
99,99
99,99

60,00

60,00

60,00

60,00

61,89
99,99

61,89
99,99

60,00

60,00

99,99

99,99

37,50

37,50

Entitas asosiasi/ Associate


PT Gapura Indonesia

Jakarta

*) Kepemilikan tidak langsung / Indirect ownership


**) Kepemilikan langsung dan tidak langsung / Direct and indirect ownership

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

- 137 -

Jasa pengelolaan ground


handling pesawat terbang/
Management services , aircraft
ground handling

373

Data Perusahaan

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

374
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Profil
Dewan Komisaris

Bambang Susantono

Betti Setiastuti Alisjahbana

Chris Kanter

Menjabat sebagai Komisaris Utama


sejak April tahun 2012. Saat ini beliau
juga menjabat sebagai Wakil Menteri
Perhubungan Republik Indonesia.

Menjabat sebagai Komisaris Independen


Perseroan sejak Februari tahun 2012. Saat
ini beliau juga menjabat sebagai Pendiri
dan Komisaris PT Quantum Business
International, Komisaris PT Sigma Cipta
Caraka, Wakil Ketua Dewan Riset Nasional,
Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN),
Anggota Advisory Board Insitut Teknologi
Bandung, Ketua Asosiasi Open Source
Indonesia, Ketua Komite Tetap Bidang
Perangkat Lunak KADIN Indonesia.

Menjabat sebagai Komisaris Independen


sejak April tahun 2013. Selain itu beliau
juga menjabat sebagai Wakil Ketua
Umum Apindo, Wakil Ketua Umum KADIN
Indonesia Bidang Perdagangan dan
Hubungan Internasional, Dewan Komisaris
PT Bank BNP Paribas Indonesia, Tim Pakar
Joint Study Group on Long Term Vision
for Trade and Investment Cooperation
Indonesia European Union Departemen
Perdagangan, Komite Ekonomi Nasional
Perpres No.31/2010, Komite Penanaman
Modal Bidang Hubungan Dunia Usaha
BKPM, Dewan Komisaris PT Indosat Tbk,
Founder dan Chairman Sigma Sembada
Group, Founder and Chairman di Swis
German University.

Komisaris Utama

Sebelumnya beliau pernah menjabat


sebagai Deputi Bidang Koordinasi
Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, Staf Ahli Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Bidang
Persaingan Usaha, Sekretaris Komite
Kebijakan Percepatan Pembangunan
Infrastruktur (KKPPI), Wakil Ketua Tim
Teknis Badan Koordinasi Tata Ruang
Nasional (BKTRN), dan Wakil Ketua Tim
Pelaksana Tim Nasional Pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus.
Bambang Susantono yang lahir di
Yogyakarta, 4 November 1963, meraih
gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut
Teknologi Bandung (ITB), gelar MCP
(City & Regional Planning), MSCE
(Transportation Engineering), dan PhD
(Infrastructure Planning), seluruhnya dari
University of California, Berkeley, Amerika
Serikat. Beliau masih mengajar dan
membimbing skripsi, tesis dan disertasi
di Program Pasca Sarjana Bidang llmu
Teknik Universitas Indonesia (UI) dan di
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD),
merupakan Koordinator Kelompok
Keahlian Manajemen Infrastruktur di
UI serta dipercaya menjadi Presiden
Intelligent Transportation System (ITS) di
Indonesia.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Komisaris Independen

Sebelumnya beliau pernah menjabat


sebagai Presiden Direktur PT IBM
Indonesia, Direktur Operasi PT IBM
Indonesia, General Manager e-Business
and Cross Industry Solutions IBM untuk
Kawasan Regional ASEAN dan Asia
Selatan, General Manager General
Business IBM untuk Kawasan Regional
ASEAN dan Asia Selatan.
Betti Setiastuti Alisjahbana yang lahir di
Bandung, 2 Agustus 1960, meraih gelar
Sarjana Arsitektur dari Institut Teknologi
Bandung.

Komisaris Independen

Sebelumnya beliau pernah menjabat


sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Bidang
Investasi dan Transportasi, Anggota
MPR-RI, Ketua Organising Committee
Asia-Africa Summit 2005, Tim Koordinasi
Peningkatan Kelancaran Arus Barang
Ekspor dan Impor Pemerintah Indonesia.
Chris Kanter yang lahir di Manado, 25 April
1952 meraih gelar Sarjana dari Fakultas
Teknik, Universitas Trisakti.

375

Peter F. Gontha

Wendy Aritenang

Menjabat sebagai Komisaris Independen


sejak Juni tahun 2012. Saat ini beliau juga
menjabat sebagai Executive Chairman
PT First Media Tbk., Komisaris Utama
PT Linknet, Direktur Utama Persada Giri
Abadi, Pendiri dan Komisaris Utama PT
Java Festival Production, Presiden Sun
Yen Engineering Singapore, Publisher The
Jakarta Globe, Suara Pembaruan, Investor
Daily dan Berita Satu Media Holding,
Anggota Komisi Ekonomi Nasional,
Anggota Komite Investasi BKPM dan
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri
Indonesia bidang Investasi.

Menjabat sebagai Komisaris sejak tahun


2007. Saat ini beliau juga menjabat
sebagai Staf Ahli Menteri Perhubungan.

Komisaris Independen

Sebelumnya beliau pernah menjabat


sebagai, Assistant Vice President
Citibank N.A., Regional Head Vice
President American Express Bank Asia;
Komisaris Star Motor/Mercedes Benz,
Komisaris German Motors/Star Engine
Manufacturing, Pendiri dan Direktur
Osprey Maritime Singapore, Komisaris
Karimun Granite Singapore, Komisaris
PT Nestle Indonesia, Pendiri dan Direktur
PT Jasa Angkasa Semesta, Komisaris
PT Cardig Air, Direktur PT Indonesia Air
Transport, Pendiri dan Direktur Utama/
CEO PT Chandra Astri Petrochemical,
Direktur APP Singapore, Pendiri dan
Direktur PT Tri Polyta Indonesia Tbk.,
Pendiri Rajawali Citra Televisi Indonesia
(RCTI), Pendiri dan Anggota Direksi PT
Surya Citra Televisi (SCTV), Pendiri PT
Datakom/ Indovision, Pendiri Java Festival
Production dan Pendiri PT First Media.

Komisaris

Sebelumnya menjabat sebagai Direktur


Jenderal Perkeretaapian, Sekretaris
Jenderal Departemen Perhubungan,
Deputi Menteri Riset dan Teknologi,
Komisaris PT PLN Batam, Komisaris PT
Adyatirta Batam, Deputi Ketua Otorita
Batam, Kepala Biro Perencanaan - BPP
Teknologi.
Wendy Aritenang yang lahir di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 1954, meraih
gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut
Teknologi Bandung (ITB) tahun 1979 dan
memperoleh gelar Master of Science&
Diploma tahun 1986 dan meraih gelar
Doktor (PhD) dalam bidang Structural
Engineering dari University of London at
Imperial College of Science & Technology
tahun 1989.

Peter F. Gontha yang lahir di Semarang,


4 Mei 1948, menempuh pendidikan
Computer Design dan Operation di Shell
Benelux Computing Center, Finance
Accounting and Business Administration di
Praep Institute, The Netherlands.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

376
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Profil
Direksi

Emirsyah Satar
Direktur Utama

Batara Silaban
Direktur Teknik & Pengelolaan Armada

Menjabat sebagai Direktur Utama sejak Maret 2005.


Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Wakil
Direktur Utama Bank Danamon, Direktur Keuangan Garuda
Indonesia, CEO/Managing Director Niaga Finance di
Hong Kong, CEO/Managing Director PT Niaga Leasing
Corporation di Jakarta, Presiden Direktur/CEO PT Niaga
Factoring Corporation di Jakarta, General ManagerCorporate Finance Jan Darmadi Group, Assistant VP
Corporate Banking Group Citibank NA, Auditor untuk
Coopers & Lybrand Audit Firm.

Menjabat sebagai Direktur Teknik &


Pengelolaan Armada sejak April 2012.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai
VP Aircraft Maintenance Management,
VP Asset & Counter Trade Management,
Vice President Material, GM Technical
System Development, GM Aircraft
Maintenance Planning & Control, Senior
Manager Maintenance Planning, Manager
Maintenance Planning & Method.

Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Presiden Indonesia


National Air Carriers Association (INACA), dan Wakil Ketua
Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia
Bidang Hubungan Kerja Sama Ekonomi Internasional,
Anggota Board of Governors the International Air Transport
Association (IATA) dan Anggota Executive Committee
Association of Asia Pacific Airlines (AAPA).

Batara Silaban lahir di Mataram 24 Juni


1963, meraih gelar Sarjana Teknik Mesin
dari Institut Teknologi Bandung, lalu
meraih gelar Magister Manajemen Jalur
Profesi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Pada tahun 2013 Emirsyah Satar meraih penghargaan


Indonesia Most Admired CEO 2013 dari Warta Ekonomi,
CEO Inovatif untuk Negeri dari GATRA, The 1st Rank of
The Best CEO 2013 dari SWA, Pemimpin Pelestari Bumi
dari The La Tofi School of CSR, Senayan City Infinite Merit
Award 2013 dari Senayan City, The 2013 Travel Business
Leader of the Year dari Singapore Tourism Board dan
CNBC, CEO Pilihan SPS dari SPS, Akuntan of The Year
2013 dari IAI.
Emirsyah Satar lahir di Jakarta 28 Juni 1959, meraih gelar
Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas
Indonesia dan menyelesaikan program Diploma di
Sorbonne University, Paris.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

377

Faik Fahmi
Direktur Layanan

Handrito Hardjono
Direktur Keuangan

Menjabat sebagai Direktur Layanan pada


April 2012. Sebelumnya, Ia memegang
beberapa jabatan seperti Presiden
Direktur Garuda Orient Holidays Japan Co,
Ltd (perusahaan dengan komisi kemitraan
atau joint venture di Jepang bersama
firma lokal Jepang dan PT Aero Wisata),
VP wilayah Jepang-Korea-China, General
Manager Tokyo, General Manager Osaka,
General Manager Pekanbaru, Manager
Corporate Service Line Replenishment
dan Manager Procurement.

Menjabat sebagai Direktur Keuangan


sejak April 2012. Sebelumnya beliau
menjabat sebagai EVP Finance and
Human Capital PT Aero Wisata, dan
beberapa jabatan di lingkungan Garuda
Indonesia yaitu EPM Initial Public Offering
Perseroan, EPM Debt Restructuring, VP
Treasury Management, VP Controlling,
VP Material, VP Operations Suport, GM
Operations Planning, GM Economic
Planning, GM Tech. Research &
Development dan GM Shop Sup. Aircraft
System Development.

Faik Fahmi lahir di Purbalingga 12


Desember 1967, meraih gelar Sarjana
Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Handrito Hardjono lahir di Malang 18


Juli 1955, meraih gelar Sarjana Teknik
Elektro dari Institut Teknologi Bandung
di tahun 1981, lalu meraih gelar Magister
Manajemen dari Universitas Indonesia,
Jakarta. Beliau juga meraih gelar Master
of Public Administration dari Harvard
University, Amerika Serikat dan Master
of Science in Management dari Sloan
School MIT, Amerika Serikat, pada tahun
1993.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

378
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Heriyanto Agung Putra


Direktur SDM & Umum
Menjabat sebagai Direktur Sumber Daya
Manusia dan Umum sejak April 2012.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai VP
Human Capital Management, VP Business
Support, GM General Strategic Sourcing,
General Manager Corporate Services dan
General Manager Cost Controlling.
Heriyanto Agung Putra lahir di Bandung
23 November 1965, meraih gelar Sarjana
Manajemen Keuangan dari STIM YPLG
Jakarta, lalu meraih gelar Magister
Kebijakan Bisnis dari Universitas Indonesia
Jakarta.

Profil Direksi

Judi Rifajantoro
Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis &
Manajemen Risiko
Menjabat sebagai Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis & Manajemen
Risiko sejak April 2012. Sebelumnya
beliau menjabat sebagai VP IT Strategy
and Governance - Dit ITSS Bandung PT
Telkom, Head of Information System
Center - ISC Bandung PT Telkom, Head
of Business Unit - Kandatel Semarang
PT Telkom, Deputy Head of Business
Unit - Kandatel Jakarta Timur PT Telkom,
Deputy Head of Business Unit - Kandatel
Tangerang PT Telkom, IT General
Manager - SISFO Divre2 Jakarta PT
Telkom, IT Senior Manager - SISFO Divre5
Surabaya PT Telkom.
Judi Rifajantoro lahir di Bandung 27
November 1959, meraih gelar Sarjana
Teknik Telekomunikasi dari Institut
Teknologi Bandung, lalu meraih gelar
Magister Telekomunikasi Bisnis dari TUDelft Belanda.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

379

Meijer Frederik Johannes


Direktur Pemasaran dan Penjualan

Novianto Herupratomo
Direktur Operasi

Menjabat sebagai Direktur Pemasaran


dan Penjualan sejak Juni 2013.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai
Director & Chief Commercial Officer PT
Indosat Tbk, President Director PT Bakrie
Connectivity, Deputy President Director
PT Bakrie Telecom, Tbk, CEO PT Vivanews
Indonesia, CEO PT Visi Media Asia (VIVA),
Vice President Telkomsel, Manager
Koninklijke PTT Nederland (KPN) Royal
Dutch Telecom.

Menjabat sebagai Direktur Operasi sejak


April 2012. Sebelumnya beliau menjabat
sebagai VP Corporate Quality, Safety
& Environment Management, VP Flight
Safety, Aviation Security & Environment,
GM Incident Management, GM Incident
Investigation, Company Check Pilot
B-737 Strata III, GM Flight Standard,
Manager Company Operating Procedure,
Manager Technical, Pilot B-737, Simulator
Instructor B-737, Captain Narrow Body,
Senior Flight Officer Wide Body, Copilot
DC-9 dan Junior Copilot DC-9. Memulai
karir sebagai penerbang di Garuda
Indonesia sejak 27 November 1981.

Meijer Frederik Johannes lahir di


Hoogezand-Sappemeer Belanda 6
September 1970, lulus dari Internasional
Business Studies, Hanzehogeschool
Groningen Netherland; International
Marketing, Middlesex Poly University
London.

Novianto Herupratomo lahir di Malang


25 November 1959, lulusan Lembaga
Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU)
Curug.

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

380
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Pejabat Senior
Sudiman Riyanto Noto

Pujobroto

VP Corporate Quality, Safety


& Environment Management

Muhammad Nur

VP Corporate Security

Edward Okky Avianto


VP Business Support &
General Affairs

VP Corporate
Communications

Friatma Mahmud

VP Strategic Management
Office

M. Fajar Siddik

VP Learning & Development

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Ike Andriani

VP Corporate Secretary

Jenny Mustopha
VP IT Strategy

Esther Siahaan

VP Financial Analysis

Sri Mulyati

VP Internal Audit

Boedi Soeharto
VP Enterprise
Risk Management

Mega Satria

VP Treasury Management

Heriyanto

VP CEO Office

Lukman

VP Human Capital
Management

Insan Nur Cahyo

VP Financial Accounting

381

Nuzirman Nurdin

VP Investor Relations

Adrian Azhar

VP Fleet Acquisition

Lou DAllessio

VP Inflight Services

Suhasril Samad

VP Flight Operation

Enny Kristiani

VP Fleet Management

Grace Purukan
VP Cabin Services

Triyanto Moeharsono
VP Operation Planning &
Control

Jaka Ari Triyoga

VP Aircraft Maintenance
Management

Tenten Wardaya

VP Network Management

Puji Nur Handayani


VP Operation Support

Sakib Nasution
VP Airworthiness
Management

VP HAJJ, VVIP & Charter

Prijastono Purwanto
VP Ground Services

Djunadi Putra Satrio


VP Marketing

Hady Syahrean

Vera Yunita

VP Revenue Management

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

382
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Devi Yanti

VP Account & Sales Management


EPM Proyek Implementasi
New PSS

Dony Widojoko

VP Domestic Region 1

Sentot Mujiono

VP International Region 1

Pejabat Senior

Amelia Nasution

Ichwan Zulhidzaan

VP Customer Relationship
Management

Nicodemus P. Lampe
VP Domestic Region 2

Risnandi

VP International Region 2

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

VP SBU Garuda Sentra Medika

Ari Suryanta

VP Domestic Region 3

I Wayan Subagja

VP International Region 3

Rosyinah

VP Domestic Region 4

Uun Setiawan

VP International Region 4

Rajendra Kartawiria
VP SBU Garuda Cargo

383

Suranto

Head of SkyTeam Alliance


& Interline Cooperation
Management

M. Iksan

EPM Cost Effectivenes

Daniel Simeon Tumiwa


Head of Digital Business

Andi Rivai

EPM Dedicated Terminal

A. Wahyudo

EPM Delivery Pesawat

Kokoh Ritonga

Budiyanto

EPM SkyTeam Project

EPM Proyek Pembangunan


Kantor

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

384
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Direktur Utama
Entitas Anak
Alexander M.T. Maneklaran
Direktur Utama
PT Aero Wisata (Aerowisata)

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

M. Arif Wibowo

Direktur Utama
PT Citilink Indonesia (Citilink)

Iswandi Said

Direktur
PT Abacus Distribution System
Indonesia (Abacus DSI)

385

Tulus Danardono

Direktur Utama
PT Aero Systems Indonesia (Asyst)

Richard Budihadianto

Direktur Utama
PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia (GMF AA)

Agus Priyanto

Direktur Utama
PT Gapura Angkasa

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

386
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Pejabat Kantor Cabang


No

Jabatan

Nama

VP Domestic Region - 1

Dony Widojoko

DM Banda Aceh

Nano Setiawan

DM Batam

IDN Gede Dewa Suastika

DM Jambi

Henny Nurcahyani

DM Medan

Dony Widojoko

DM Padang

Ryanto Adi Winarso

DM Palembang

Syamsuddin Jusuf Souib

BM Pangkal Pinang

Triatmodjo S

DM Pekanbaru

Suyatno

DM Tanjung Karang/Lampung

Hendra Soemarno

VP Domestic Region - 2

Nicodemus P Lampe

DM Bandung

Dwi Hendratno

DM Jakarta Raya

Nicodemus P Lampe

VP Domestic Region - 3

Ari Suryanta

DM Denpasar

Taufik Hidayat

DM Jogyakarta

Muhammad Anshori

BM Kupang

Micky Arfandi A. S.

BM Malang

Agung Prabowo

DM Mataram

Sudarmadi

DM Semarang

Husein Sjarif P

DM Solo

Flora Izza

DM Surabaya

Ari Suryanta

VP Domestik Region - 4

Rosyinah

BM Ambon

Sonny Pongoh

DM Balikpapan

Joseph A Saul

DM Banjarmasin

Harry Agung

DM Biak

Andreas Firdaus

DM Gorontalo

Antony Zulkarnain

DM Jayapura

Supriyono

BM Kendari

Boydike Kussudiarso

DM Makassar

Rosyinah

DM Manado

Piktor Sitohang

10

BM Palu

M. Yunus

11

BM Palangkaraya

Siswo Pudjo Hadiwibowo

12

DM Pontianak

Donald Jerry Rieuwpassa

13

DM Ternate

Wahyudi Kresna

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

387

No

Jabatan

Nama

VP International Region-1

Sentot Mujiono

DM Bangkok

Sudiarto Sugito

DM Kuala Lumpur

Dasep Mansyursyah S

DM Singapore

Sentot Mujiono

VP International Region-2

Risnandi

DM Osaka

Nandung Wijaya

DM Seoul

Dewa Kadek Rai

DM Tokyo

Risnandi

VP International Region-3

I Wayan Subagia

DM Beijing

Asa Perkasa

DM Guangzhou

Dharmawan Yuliardy H

DM Hongkong

Dedy Irawan

DM Shanghai

I Wayan Subagia

DM Taipei

Joseph Tendean

VP International Region-4

Uun Setiawan

DM Brisbane

Aryo Wijoseno

DM Melbourne

Bobby Rosyandi

DM Perth

Ronald L. Tobing

DM Sydney

Uun Setiawan

International Region-5
1

DM Amsterdam

Dian Ediono

DM Jeddah

Fikdanel Taufik

BM London

Jubi Prasetyo

Catatan: * DM : District Manager



* BM : Branch Manager

* LM : Line Manager

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

388
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Struktur Organisasi
VP CORP. QUALITY
SAFETY & ENVIRONMENT
MANAGEMENT
Sudiman Riyanto Noto

VP
CORPORATE
COMMUNICATIONS

Direktur Utama
Emirsyah Satar

Pujobroto

VP
CORPORATE
SECRETARY
Ike Andriani

VP
INTERNAL AUDIT
Sri Mulyati

VP
CEO OFFICE
Heriyanto

Direktur Strategi,
Pengembangan Bisnis
& Manajemen Risiko
Judi Rifajantoro

Direktur SDM &


Umum

Heriyanto Agung Putra

Direktur
Keuangan

Handrito Hardjono

Direktur Operasi

Novianto Herupratomo

VP
CORPORATE
SECURITY

Muhammad Nur

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

VP
STRATEGIC
MANAGEMENT
OFFICE
Friatma Mahmud

VP
HUMAN CAPITAL
MANAGEMENT
Lukman

VP
FINANCIAL
ANALYSIS
Esther Siahaan

VP
FLIGHT OPERATION
Suhasril Samad

VP
IT STRATEGY
Jenny Mustopha

VP
BUSINESS SUPPORT
& GENERAL AFFAIRS
Edwar Okky Avianto

VP
TREASURY
MANAGEMENT
Mega Satria

VP
OPERATIONS
PLANNING &
CONTROL
Triyanto Moeharsono

VP
ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT
Boedi Soeharto

VP
LEARNING &
DEVELOPMENT
M. Fajar Siddik

VP
FINANCIAL
ACCOUNTING
Insan Nurcahyo

VP
OPERATION
SUPPORT
Puji Nur Handayani

VP
INVESTOR
RELATIONS
Nuzirman Nurdin

VP
HAJJ, VVIP &
CHARTER
Hadi Syahrean

389

Direksi

SUBSIDIARIES

VP
SBU GARUDA SENTRA
MEDIKA
Ichwan Zulhidzaan

VP
SBU GARUDA CARGO
Rajendra Kartawiria

Direktur Teknik
& Pengelolaan
Armada
Batara Silaban

Direktur
LAYANAN
Faik Fahmi

Direktur Pemasaran
& Penjualan
Meijer Frederik Johannes

VP
FLEET
ACQUISITION
Adrian Azhar

VP
GROUND SERVICES
Prijastono
Purwanto

VP
NETWORK
MANAGEMENT
Tenten Wardaya

VP
DOMESTIC REGION - 1
Dony Widojoko

VP
INTERNATIONAL
REGION - 1
Sentot Mujiono

VP
FLEET
MANAGEMENT
Elisabeth Enny K.

VP
INFLIGHT SERVICES
Luigi John Dalessio

VP
MARKETING
Djunadi Putra
Satrio

VP
DOMESTIC REGION - 2
Nicodemus P. Lampe

VP
INTERNATIONAL
REGION - 2
Risnandi

VP
AIRCRAFT
MAINTENANCE
MANAGEMENT
Jaka Ari Triyoga

VP
CABIN SERVICES
Grace Purukan

VP
REVENUE
MANAGEMENT
Vera Yunita

VP
DOMESTIC REGION - 3
Ari Suryanta

VP
INTERNATIONAL
REGION - 3
I Wayan Subagja

VP
ACCOUNT & SALES
MANAGEMENT
Devi Yanti

VP
DOMESTIC REGION - 4
Rosyinah

VP
INTERNATIONAL
REGION - 4
Uun Setiawan

VP
AIRWORTHINESS
MANAGEMENT
Sakib Nasution

VP
CUSTOMER
RELATIONSHIP
MANAGEMENT
Amelia Nasution

DOMESTIC REGION
VP
INTERNATIONAL
REGION - 5

INTERNATIONAL REGION
Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

390
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Perkembangan Armada
DC 3 Dakota

Dioperasikan pada tahun 1949.

DC 8

Dioperasikan pada tahun 1965.

Airbus A300-B4

Dioperasikan pada tahun 1982-2000.

Airbus A330-300

Dioperasikan pada tahun 1996sekarang.


Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

DH-HERON

CV-340

Dioperasikan pada tahun 1950-1956.

Fokker 27

Fokker 28

Dioperasikan pada tahun 1969.

Boeing 737-300

Dioperasikan pada tahun 2005sekarang.

Dioperasikan pada tahun 1971-2001.

Boeing 737-400

Dioperasikan pada tahun 1989sekarang.

Boeing 737-800-NG

Dioperasikan pada tahun 1950-1966.

Dioperasikan pada tahun 1989-2011.

Airbus A330-200

Dioperasikan pada tahun 2009sekarang.

Boeing 737-800-NG (New Livery)

Dioperasikan pada tahun 2009sekarang.

391

CV-440

Lockheed L-118 Electra

Dioperasikan pada tahun 1956-1966.

DC 9

DC 10

Dioperasikan pada tahun 1969-1989.

Boeing 737-500

Dioperasikan pada tahun 2012 sekarang.

Dioperasikan pada tahun 1976-2004.

Dioperasikan pada tahun 2013 sekarang.

Dioperasikan pada tahun 1980-2000.

Boeing 747-400

Dioperasikan pada tahun 1991-1998.

Boeing 777-300ER

Dioperasikan pada tahun 1963.

Boeing 747-200

MD 11

Dioperasikan pada tahun 1989sekarang.

Bombardier CRJ1000 NextGen

Dioperasikan pada tahun 1961.

Convair 990 A

ATR72-600

Dioperasikan pada tahun 2013 sekarang.

Dioperasikan pada tahun 1994sekarang.

Airbus A320-200 Citilink

Dioperasikan pada tahun 2011 sekarang.


Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

392
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Armada
BOEING 777-300ER

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi

Kru

: 4 Pesawat
: GE 90-115B
: 944 kph
: 14.490 km
: 8 First Class + 38 * +
268 ** = 314
: 2 Cockpit, 14 Cabin

AIRBUS A330-300

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi

Kru

: 7 Pesawat
: RR Trent 772
: 880 kph
: 7.242 km
: 42* + 215** = 257
36* + 215** = 251
: 2 Cockpit, 12 Cabin

BOEING 737-800 NG

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

: 65 Pesawat
: CFM56-7 B
: 853 kph
: 5.425 km
: 12* + 150** = 162
: 2 Cockpit, 6 Cabin

BOEING 747-400

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 2 Pesawat
: GE CF6-80C2B1F
: 990 kph
: 14.180 km
: 42* + 386** = 428
: 2 Cockpit, 16 Cabin

AIRBUS A330-200

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 11 Pesawat
: RR Trent 772
: 880 kph
: 12.500 km
: 36* + 186** = 222
: 2 Cockpit, 12 Cabin

BOEING 737-300

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 3 Pesawat
: CFM56-3C1
: 840 kph
: 3.515 km
: 16* + 94** = 110
: 2 Cockpit, 5 Cabin

393

BOEING 737-500

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 4 Pesawat
: CFM56-3C1
: 840 kph
: 3.515 km
: 12* + 84** = 96
: 2 Cockpit, 5 Cabin

BOMBARDIER CRJ1000 NextGen

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 12 Pesawat
: GE CF34-8C5A1
: 871 kph
: 2.639 km
: 12* + 84** = 96
: 2 Cockpit, 2 Cabin

ATR 72-600

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 2 Pesawat
: PW127M
: 508 kph
: 926 Km
: 70**
: 2 Cockpit, 2 Cabin

AIRBUS 320-200 CITILINK

Jumlah
Mesin

Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 24 Pesawat
: IAE V2527-A5 dan
CFM56-5B/4
: 871 kph
: 6.150 km
: 180**
: 2 Cockpit, 4 Cabin

BOEING 737-400 CITILINK

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 1 Pesawat
: CFM56-3C1
: 840 kph
: 3.515 km
: 170**
: 2 Cockpit, 4 Cabin

BOEING 737-300 CITILINK

Jumlah
Mesin
Kecepatan Maksimum
Jangkauan
Kapasitas Kursi
Kru

: 5 Pesawat
: CFM56-3C1
: 840 kph
: 3.515 km
: 142**
: 2 Cockpit, 3 Cabin

* Kelas eksekutif
** Kelas ekonomi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

394
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Alamat Kantor Cabang


No
1

Negara

ALamat

Telepon

Faksimili

Brisbane

Level 1, G73, Brisbane International Terminal, Mailbox


69, Brisbane Airport QLD 4007, Australia, www.
garuda-indonesia.net.au

(61 7) 3622 6888

(61 7) 3860 6412

Darwin

1A/10 Mc Lachlan Street, Darwin NT 0800 , www.


garuda-indonesia.net-au

1 300 365 330, (61-8)


89811103

(61-8) 89815408

Melbourne

Level 1, 30 Collins Street Melbourne VIC 3000, www.


garuda-indonesia.net-au

1 300 365 331, (61-3)


8663 0222

(61-3) 96501731

Perth

Ground Floor, 16 St Georges Terrace, Perth WA 6000,


PO.Box Z5240, Pert WA 6831, www.garuda-indonesia.
net-au

1 300 365 331, (61-8)


9214 5100

(60-8) 9221 2005

Sydney

Level 6,55 Hunter Street Sydney NSW 2000 GPO,


PO.Box 3836 Sydney NSW 2001, www.garudaindonesia.net-au

1 300 365331, (61-2)


9334 9900

(61-2) 9223 2216

Beijing

RM 209-210, 2F China Life Tower 16 Chaoyang, District


Beijing, PRC, www.garuda-indonesia.com.cn

(86-10) 8525 3339

(86-10) 8525 3770

Shanghai

Unit G-H, 17F Huamin Empire Plaza, 726, Yan Anh


Road(W) Shanghai, PRC

(86-21) 5239 1000

0086-21-6885504

Room B1-M14 Terminal Two , Pudong International


Airport Shanghai, China

0086-21-6885504

00086-21-68855042

Rm 1101-1102, Asia IntL Hotel 326, Section 1, Huanshi


East Road, Guangzhou

(86-20) 61206555,
(86-20) 61206777

(86-20) 61206333,
(86-20) 61206222

Unit 903-904, Main Tower Guang Dong Intl Building,


Huangshi, Dong Lu, Guangzhou ,PR China 510060

(86-20) 83343088

(86-20) 83346222

Room VIP 6 , East Wing, Pullman Hotel Guangzhou


Baiyun International Airport

(86-20) 36067491/
36067493

(86-20) 36067492

AUSTRALIA

CHINA

Guangzhou

10

HONGKONG

Hong Kong

Unit 10, 10/F, 68 Yee Woo Street Causeway Bay,Hong


Kong

(85-2) 28400000

(85-2) 28455021

11

JAPAN

Osaka

OCAT Building 3F, 1-4-1 Minatomachi, Naniwa-ku,


Osaka-shi , www.garuda-indonesia.co.jp

(81-6) 66353222

(81-6) 66353198

Tokyo

Shin Tokyo Bldg. 1F 3-3-1 Marunouchi, Chiyoda-ku,


Tokyo 100-0005

(81-3) 32406161

(81-3) 32406180

12
13

KOREA

Seoul

7F, YG TOWER 155 Da-dong, Jung-gu Seoul Korea, Zip


Code 100-180

14

MALAYSIA

Kuala Lumpur

Ground Floor, Menara Park, Megan Avenue II, Block,


D, No. 12 Jl. Yap Kwan Seng 50450 Kuala Lumpur
Lot S23 S24 , Level 4, KLIA main terminal Building,
64000 Sepang Selangor

(82-2) 7732092
(603) 21622811
(603) 87766054

(82-2) 7756191
(603) 21624360
(603) 87874068

15

THE NETHERANDS

Amsterdam

WTC Tower B-8th Floor, Schiphol Boulevard 177, 1118,


BG Schiphol Airport , www.garuda-indonesia.nl

(31-20) 5502600

(31-20) 5502666

16

SAUDI ARABIA

Jeddah

City Center First Floor, no.25-26, Madina Road,


PO.Box 13541 Jeddah 21414

(966-2) 6656121,
(966-2) 2830378

(966-2) 6605180

17

SINGAPORE

Singapore

101 Thomson Road #12-03 United Square Singapore,


www.garudaindonesia.com.sg

(65) 62502888

(65) 62536196

18

TAIWAN

Taipei

5F-2, No 90, Jian Guo North Road Section 1, Taipei,


104, Taiwan, www.garudaindonesia.com.tw

(88-62) 25073037

(88-62) 25072349

19

THAILAND

Bangkok

1168/77 Lumpini Tower, 27th floor, Rama IV RD,


Thungmahamek, Sathorn, Bangkok 10210

(66-2) 2856470,
0830-1730

(66-2) 2856474

20

UNITED KINGDOM

London

Marble Arch Tower, 55 Bryanston Street, London W1H


7 AA

(44) 2078598242

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

395

No

Negara

ALamat

Telepon

Faksimili

DOMESTIC
21

22

INDONESIA

Ambon

The Orchid Hotel, Lt Dasar, Jl. Raya Pattimura No. 5,


Ambon

(62-911) 355796,
(62-911) 355517

(62-911) 355797

Bandara Pattimura, Jl.Dr.Leimana Laha Ambon

(62-911) 322999

(62-911) 322999

Balikpapan

Komplek Balikpapan, Permai Blok H 1 No 23-24,


Balikpapan 76114

(62-542) 422300/1

(62-542) 734891

Jl. Marsma R.Iswahyudi Sepinggan International


Airport

62-542) 766844,
(62-542) 76886 - 852

(62-542) 764361

Jl.Teuku Imum Lueng Bata No.78 Banda Aceh

(62-651) 33666

(62-651) 31666

23

Banda Aceh

24

Bandung

25

Banjarmasin

Bandara Sultan Iskandar Muda

(62-651) 21419

(62-651) 33639

Gd. Annex, Graha Bumiputera, Jl. Asia Afrika No.141-149

(62-22) 4209468/
4217747

(62-22) 4209467

Bandara Husein Sastranegara, Jl. Pajajaran No. 156


Bandung

(62-22) 6047182

(62-22) 6046509

Hotel Grand Tryas, Jl. Tentara Pelajar No. 103 107,


Cirebon

(62-231) 238811

(62-231) 238812

Jl. MH Hasanuddin No. 31

(62-511) 3366747/
58747

(62-511) 3359063

Bandara Syamsudin Noor

(62-511) 470 5277


Ext. 610

(62-511) 4706115

(62-778) 6000737

(62-778) 452515

26

Batam

I-Hotel Jl. Teuku Umar, Bukit Nagoya


Hang Nadim Intl Airport

(62-778) 761502

(62-778) 761600

27

Bengkulu

Splash Hotel, Jl.Jend, Sudirman No. 48

(62-736) 345678

(62-736) 347208

Bandara Fatmawati Soekarno, Jl. Padang Kemiling

(62-736) 5500990

(62-736)5500991

28

Berau

Hotel Derawan Indah, Jln Panglima Batur no. 396 ,


Tanjung Redeb Berau Kaltim ,

29

Biak

Jl. Jend. Sudirman No. 3

(62-981) 25737/47

(62-981) 98777

Bandara Frans Kaisepo, Jl.Muh.Yamin no.2 Biak


Papua

(62-981) 25767

Jl. Sugianyar No 5, Denpasar

(62-361) 232400

(62-361) 232700

Rukan Golf Arcade Sanur, Jl. By Pass Ngurah Rai No


126

(62-361) 287915 /
270370

(62-361) 283354

Kuta Paradiso Hotel, level 1, Jln Kartika Plaza, Kuta

(62-361) 761414
Ext 7807

(62-361) 751179

Bali Collection Nusa Dua Bali

(62-361) 770747

(62-361) 770174

Domestic Arrival Terminal, Ngurah Rai Airport

(62-361) 9351011
Ext. 5216

(62-361) 9359764

Benoa Square, Jl. By Pass Ngurah Rai No. 12 A,


Kedonganan

(62-361) 8342777

nil

Swissbell Hotel, Jl. Sun Set, Seminyak

(62-361) 8468393

nil

Gorontalo Business Park, Jl. Sultan Botutihe blok A-9

(62-435) 830444

(62-435) 826444

Airport Office, Djalaluddin Airport , terminal

(62-435) 890333

(62-435) 890333

Panin Tower (Senayan City) Lt. 7, Jl. Asia Afrika Lot. 19


Jakarta 10270

(62-21) 2924 2020

(62-21) 7279 0586

Gd. Kementerian BUMN, Jl. Merdeka Selatan No. 13


Jakarta

(62-21) 2310082

(62-21) 2311679

Gd. Garuda Indonesia, Jl. Gunung Sahari Raya No. 52

(62-21) 4223721

(62-21) 4226722

Intiland Tower, Jl. Jendral Sudirman Kav.32

(62-21) 2512288

(62-21) 2512236

Bandara Kalimarau Berau Jl. Silo, Tanjung Redeb

30

31
32

Denpasar

Gorontalo
Jakarta

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

396
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

No

Negara

33

Jambi

34

Jayapura

35
36

Alamat Kantor Cabang

Kendari
Kupang

ALamat

Telepon

Faksimili

Graha Rekso Building, Ground Floor, Jl. Boulevard


Artha Gading Kav.A1, Artha Gading

(62-21) 45856233

(62-21) 45856232

Botani Square, Ground Floor No.12 , Jl.Raya Pajajaran


Bogor 32, Bogor 16717

(62-251) 8324259

(62-251) 8356737

Hotel Horison Jl.KH Nur Ali, Bekasi

(62-21) 8866928

(62-21) 8866929

Dharmawangsa Square, The City Walk Ground, Floor


Blok 57, Jl. Darmawangsa VI & IX No. 64 Jakarta

(62-21) 7278 8364

(62-21) 7278 8317

Menara Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Kav.70-73,


Pancoran

(62-21) 83700820

(62-21) 83700823

Puskopal Mabes AL, Jl. Raya Hankam Cilangkap

(62-21) 8723899

(62-21) 8712686

Emporium Pluit Mall No. UG-36 dan UG-37,Jl. Pluit


Selatan Raya Jakarta Utara

(62-21) 6667 6644

(62-21) 6667 6641

SPBU Kuningan, Jl. Rasuna Said Kav. X2/2, Jakarta

(62-21) 5292 2188

(62-21) 5292 2179

Margo City, Ground Floor 12 C, Jl. Margonda Raya


No.358, Depok

(62-21) 7887 0957

(62-21)7887 0947

Panin Tower (Senayan City) Lantai 2, Jl. Asia Afrika Lot.


19 Jakarta

(62-21) 2924 1000/


2924 1001

(62-21) 7279 0755 /


72790733

Puri Indah Mall Lt.Dasar Unit KC 10 Jl. Puri Agung,


Jakarta Barat

(62-21) 5822748

(62-21) 5822714

Pondok Indah Mall I, Jl. Metro Duta Niaga Blok V,


Lt.Dasar 60 B, Pondok Indah, Jakarta

(62-21) 7506880

(62-21) 7506784

Le Dien Hotel Jl.Jend. Sudirman No.88, Serang

(62-21) 210777

(62-21) 210778

Bandara Halim Perdana Kusuma Lt.1, Jakarta

(62-21) 8088 5207

(62-21) 8088 5217

Soekarno Hatta Airport, Lt.2, Terminal 2E/2F

(62-21) 5506575

Living World Alam Sutera Lt. 1, Unit I - 02, Jalan Alam


Sutera Boulevard Kav.21, Tangerang Selatan

(62-21) 29211509/
29211533

(021) 29211550

Abadi Suite Hotel & Tower, Jl. Prof. HMO Bafadhal


No.111

(62-741) 7550888/
0868

(62-741) 7550877

Bandara Sultan Thaha

(62-741) 573377

Kompleks Ruko Pasifik Permai Blok G11-12 Matoa


Square Lt.2, Jl.Abepura

(62-967) 522222

(62-967) 522225

Bandara Sentani, Jayapura,

(62-967) 592305

(62-967) 585245

Jl. Safri Darwin No. 2, Wamena

(62-0969) 32900

(62-0969) 32600

Ahmad Yani Square, Jl. Ahmad Yani, Kendari

(62-401) 3129777

(62-401) 3126778

Haluoleo Airport

(62-401) 3126107

Jalan WJ. Lalamentik No 75E, Kupang - Nusa Tenggara


Timur

(62-0380) 827333

(62-0380) 827234

Bandara El Tari Kupang

(62-380) 881644

(62-380) 881870

Jl. Jend. Gatot Subroto No. 100, Ende

(62-381) 23600

(62-381) 22020

Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende

(62-381) 23500

Jl. Pius papu Langka Kabe Ruko No. 3, Waekelambu,


Komodo, Manggarai Barat

37

Lampung

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Jl. Radamata, Waitabula, Tambolaka

(62-0387) 2524080/
2524083

(62-0387)2524081

Jl. Jend. Sudirman No. 17 A-B, Bandar Lampung

(62-721) 260264/
242737

(62-721) 262846

Bandara Raden Inten II Jl.Branti Raya Tromol Pos no.1,


Tanjung Karang

(62-721) 7697250

(62-721) 7697222

397

No
38

39

40
41

42
43

Negara
Makassar

Malang

Manado
Mataram

Medan
Padang

ALamat

Telepon

Faksimili

Jl. Slamet Riyadi No.6

(62-411) 3654747

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin

(62-411) 3656061

(62-411) 315719

Gedung Baruga, Telkomsel Lt. 1, Jl. AP. Pettarani No. 3


A Makassar

(62-411) 8120845

Jl. Poros Makassar - MarosKm. 21 No. 6 Bulu-Bulu,


Maros Sulawesi Selatan

(62-411) 555158

Jl. Gajah Mada No. 13 Bulukumba 92511

(62-413) 84146

Hotel Savana, Jl. Let. Jend. Sutoyo No. 32 34 Malang

(62-341) 419494/
402215

Bandara Abdurrahman Saleh, Jl. Lettu Suwoto

(62-341) 2993366/
2993388

Jl. Sam Ratulangi No. 212

(62-431) 814355

Bandara Sam Ratulangi

(62-431) 814355

(62-431) 814355

Jl. Majapahit No. 1

(62-370) 649100/
9999

(62-370) 637951

Lombok International Airport, Jl. Raya By Pass Tanak


Awu Praya

(62-370) -6157200

(62-370) -6157200
(62-374) - 42304

(62-411) 8120846

(62-341)419656/402213

(62-431) 814355

Jl. Soekarno Hatta No. 1 F, Bima, NTB

(62-374) - 42926

Jl Dr. Wolter Monginsidi No. 34 A

(62-61) 4516084

(62-61) 4516110

Departure Hall Kualanamo Intl Airport

(62-61) 91172757

(62-61) 4567084

Jl. Jend. Sudirman no. 343

(62-751) 30737
Ext.11/13

(62-751) 30174

Hotel Grand Rocky, Jl. Yos Sudarso No. 29, Bukit


Tinggi

(62-752) 627737

(62-752) 627747

Bandara Intl Minangkabau, Lantai Dasar

(62-751) 819122

Palangkaraya Mall, Jl. Kinibalu No.1 Blok D1-D2

(62-751) 30737
Ext.11/13

44

Palangkaraya

Tjilik Riwut Airport, Palangkaraya

(62-536)3232900

45

Palembang

Jl. Kapten A. Rivai No. 35

(62-711) 315333
Ext.110/105

(62-711) 310842/
352224

Bandar Udara IntL Sultan Mahmud Badaruddin II

(62-711) 385047

(62-711) 385047

46

Palu

Jl. Moh. Hatta No.6

(62-451) 428135/
454888

Bandara Mutiara, Jl.Abdul Rahman Saleh Palu

(62-451) 486886

47

Pangkal Pinang

Hotel Novotel, Jl. Soekarno Hatta Km 5, Pangkal


Pinang

(62-717) 438737

Departure Hall Depati Amir Airport Pangkal Pinang

(62-717) 434509

48

Pekanbaru

Jl. Jend. Sudirman No. 343, Pekanbaru

(62-761) 29115/116,
43903/45063

(62-761) 33995

Bandara Kasim II, Jl.Perhubungan, Simpang Tiga

(62-761) 674815

(62-761) 673599

Mona Plaza Hotel , Annex Building, JL. HR. Soebrantas


No.18 Pekanbaru (Panam)

(62-0761)-64837

(62-0761)-64837

Jl. Rahadi Usman No. 8A

(62-561) 734986,
741441

(62-561) 749895

Bandara Supadio, Pontianak

(62-561) 723433

Mercure Hotel, Lt.1 Jl.Ahmad Yani no.91

(62-561) 581152/
577888

Aston Hotel, Lt.1 Jl.Gajah Mada no.21

(62-561) 748079/
761118

Jl. S. Parman, Komplek Mall Lembuswana, Blok L-10

(62-541) 747200/
739800

49

50

Pontianak

Samarinda

(62-751) 30174

(62-451) 428666
(62-451) 486369
(62-717) 436264

(62-541) 747500

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

398
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

No

Alamat Kantor Cabang

Negara

51

Semarang

52

Solo

53

Surabaya

54

Tanjung Pandan

55

Tanjung Pinang

ALamat

Telepon

Faksimili

Gedung BPD Jateng Lt.3, Jl.Pemuda no.142

(62-24) 3517007

(62-24) 3512525

Ahmad Yani Airport

(62-24) 7613737

Dafam Hotel, Jl.Urip Simoharjo No.53 Pekalongan

(62-285) 420777

Dafam Hotel, Jl.Urip Simoharjo No.53 Pekalongan

(62-291) 443747/737

(62-291) 442848

(62-285)436737

Hotel Riyadi Palace,Lt.4 Jl. Slamet Riyadi No. 335

(62-271) 737500

(62-271) 731807

Bandara Adi Sumarno

(62-271) 781018

Jl. Tunjungan 29

(62-31) 5345886

(62-31) 5340460

Graha Bumi Modern Lt. 1, Jl. Basuki Rachmat 126-128

(62-31) 5468505,
5344999

(62-31) 5321525

City of Tomorrow GE 3, Jl. Achmad Yani 288, Bundaran


Waru

(62-31) 58251400

(62-31) 58251414

Juanda International Airport

(62-31) 8688666

Service Center Surabaya, Mall Ciputra World 1st floor


Unit 15-16, Jl. Mayjend Sungkono No. 89 Surabaya

(62-31) 51200373

(62-31)5120037

Billiton Hotel & Club, JL. Depati Gegedek, Tanjung


Pandan, Belitung 33411

(62-719)23408 /
23390

(62-719)23425

Bandara H.A.S. Hananjudin

(62-719) 233371

Jl Ahmad Yani Ruko Bisnis Metro No 6, Sungai Jang,


Bukit Bestari

(61-771) 27000,
28330, 29737

(62-771) 27370

Bandara Raja Ali Haji Fisabilllah

(61-771) 7335577,
7335537

(62-771) 7335530

56

Tarakan

Bandar Udara International Juwata, Jl. Mulawarman


No. 1

(62-551) 31154

(62-551)33015

57

Ternate

Ruko Jatiland Business Center, Jl. Boelevard Raya No.


43, Ternate

(62-921) 3128030/
3123707

(62-921) 3128616

Bandara Sultan Babullah

(62-921) 3125654

(62-921) 3125654

58

Timika

JL. Budi Utomo No. 652-653, Inauga, Mimika Baru

62-901) 324200/
3126780

(62-901) 324090

Mosses Kilangin Airport Jl.Freeport Timikia(62-901)


323767

(62-901) 323757

(62-901) 323757

Royal Ambarukmo Hotel Lt. 1, Jl. Laksda Adi Sucipto


No. 81

(62-274) 488488

(62-274) 488789

Hotel Inna Garuda, Jl. Malioboro No.60

(62-274) 558470

(62-274) 558489

Bandara Adi Sudjipto, Jl.Solo Km 9

(62-274) 484261
Ext.32

59

Yogyakarta

0 804 1 807 807(6221) 23519999

CALL CENTER
GENERAL SALES AGENT (GSA)
60

CANADA

Toronto

AIR WORLD INC.


1234 Bay Street Suite 601 Toronto, ON M5R 3K4, yyz@
garudana.com

(416) 972-1534 / 1 800


3 GARUDA

(416) 972-0815

Vancouver

1167 Alberni Street, Suite 1406, Vancouver, BC Canada


V6E 3Z3, yvr@garudana.com

1 800 342-7832 / 1
800 3 GARUDA

(604) 681-8953

ABU DHABI TRAVEL BUREAU (ADTB)


(971-2) 6338700

(971-2) 6346020

(64-9) 3661855

(64-9) 9697474

(63-2) 4005978/
4005979

(63-2) 4005989

(974) 4622122

(974) 4620015

61

UNI EMIRATE
ARAB

Abu Dhabi

62

NEW ZEALAND

Auckland

63

PHILIPPINES

Manila

Maidan Al Itihad Street, Abu Dhabi, Uni Arab Emirate


AIRLINE MARKETING NEW ZEALAND LTD.
Level 10, Westpac, Trust Tower, 120 Albert Street
AIRESOURCES, INC.
Lower Lobby, Century Park Hotel P, Ocampo Sr. Cor
Adriatico Sts Malate

64

QATAR

Doha

CONTINENTAL
Building Office No 3 Thani Bin Abdulla, Commercial
Complex C Ring Road-VIP, or clock round about DohaQatar

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

399

No
65

66

Negara
U.S.A

SAUDI ARABIA

ALamat

Telepon

16250 Venture Boulevard - Suite 115 Encino, CA. 91436,


lax@garudana.com

(818) 9907083 / 1 800


3 GARUDA

(818) 5012098

Chicago

101 North Wacker Drive, Suite 350 Chicago, Illinois


60606, chi@garudana.com

(312) 269 - 9333 / 1


800 3 GARUDA

(312) 269-0222

Houston

3050 Post Oak Boulevard- Suite 350, Houston TX


77056, hou@garudana.com

(713) 626-6134 / 1 800


3 GARUDA

(713) 626-1905

New York

One Penn Plaza, Suite 1416 New York, NY. 10119, nyc@
garudana.com

(212) 279-0756 / 1
800 3 GARUDA

(212) 279-6602

Makkah Al
Mukkaramah

Al Mansoor Commercial Centre, Ground Floor,


Mansoor Street

(966-2) 5444740

(966-2) 5446628

Dammam

King Abdul Azis Road, 19th Cross Street, Al Khobar

(96-63) 8644527 /
45638 / 48847

(99-63) 8645710

Jeddah

Al Nakheel Center, Madinah Road, (Near NCB Bank),


PO.Box 13541 Jeddah 21414

(966-2) 6656875

(966-2) 2843382

Riyadh

Al Fawzan Building, Olaya Main Road, Near to


Ministry of Interior, PO.Box 58458, Riyadh, 11594

(966-1) 2160855 /
2160856

(966-1) 2168335

California

Faksimili

AIR WORLD INC.

67

SULTAN OF OMAN

Muscat

SHARAF Travel
309 MGM Building, 3rd floor, Ruwi Roundabout,
JIBROO0

(968-2) 4702820

(968-2) 4702821

68

VIETNAM

Ho Chi Minh
City

TRANSVIET TRAVEL GROUP


2nd Floor, Travel House Building, 170 172, Nam Ky
Khoi Nghia Street, District 3, GA.SGN@transviet.com

(84-8) 39302949

(84-8) 39302948

Hanoi

4th Floor, Dao Duy Anh Tower, 9 Dao Duy Anh Street,
Dong Da District, Hanoi

(84-8) 35747002

(84-8) 37552357

69

BRUNEI
DARUSSALAM

Bandar Seri
Begawan

ADATC Sales
Bandar Seri Begawan No. 1 Lot 20171, Jl. Laksamana
Abdul Razak, Km. 2 Bandar Seri Begawan,

+673 2227965/66

+673 2244515

70

KUWAIT

Kuwait

Caesar International Company W.L.L


Al -Jawhara Tower, Ground Floor, Al- Salhiya, Ali AlSalem Street, P.B# 28229 Safat Code 13056, Kuwait

+965 22261027

+965 22261032

71

GERMANY

Frankfurt

AVIAREPS
Kaisertrabe 77, 60329 Frankfurt / Main Germany

+49 0 69 770673276

+49 0 69 770 673 235

72

ENGLAND

London

FLIGHT DIRECTORS SCHEDULED SERVICES LTD


Flighthouse Fernhill Road Horley Surrey, RH6 9 SY,
United Kingdom

+44 0 1293 874985

+44 0 1293 824096

73

BELGIUM

Belgium

APG AIR AGENCIES


Bosstraat 13 1930 Zaventum, Belgium

+32 0 27126447

+32 0 27214585

74

MALAYSIA

Penang

MAPLE TRAVEL (M) SDN BHD


G-03 Penang Plaza, Burma Road

+60 4 263 1100

+60 4 263 1405

75

INDIA

+91 11 41517121

+91 11 23412312

76

SRI LANKA

BIRD TRAVELS PRIVATE LIMITED


New Delhi

E-9, Connaught House Ground Floor, Connaught Place


(Middle Circle), New Delhi 110001

Hyderabad

H. No. 6-3-1093, 101, 1st Floor , V.V. Vintage Boulevard


Somajiguda, Rajbhivan Road Hyderarab, India 500082

Calcuta

Room 606 Krishna Building 224, AJC Bose Road


Ccalcuta, W. Bengal India 700 017

+91 33 39592569

Chennai

105, 1ST Floor Prince Center, 248 Pathari Road Anna


Salai, Chennai 600 006

+91 44 52634014

Mumbai

14, Nirman Kendra, DR. E. Moses Road, Near Famous


Studio Mahalaxmi, West Mumbai 400 011

+91 22 66156273

Bangalore

138A Brigade Gardens, Church Street, Bangalore

+91 80 5112291

Colombo

11 York Street, Colombo 01, Sri Lanka

+94 112475300

+91 22 66156274

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

400
Profil Perusahaan
Strategi Perusahaan
Laporan Manajemen
Analisa & Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Data Perusahaan

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris


Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2013 telah dimuat secara lengkap, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi
laporan tahunan perusahaan.
Jakarta, Maret 2014

Dewan Komisaris

Bambang Susantono

Betti Setiastuti Alisjahbana

Chris Kanter

Peter F. Gontha

Komisaris Utama

Komisaris Independen

Wendy Aritenang
Komisaris

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Komisaris Independen

Komisaris Independen

401

Surat Pernyataan Anggota Direksi


Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2013 telah dimuat secara lengkap, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi
laporan tahunan perusahaan.
Jakarta, Maret 2014

Direksi

Emirsyah Satar

Batara Silaban

Faik Fahmi

Handrito Hardjono

Heriyanto Agung Putra

Judi Rifajantoro

Direktur SDM & Umum

Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis &


Manajemen Risiko

Meijer Frederik Johannes

Novianto Herupratomo

Direktur Utama

Direktur Layanan

Direktur Pemasaran & Penjualan

Direktur Teknik & Pengelolaan Armada

Direktur Keuangan

Direktur Operasi

Garuda Indonesia Laporan Tahunan 2013

Laporan Tahunan 2013

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.


Contact/Correspondence Address
Corporate Communications
Management Building Ground Floor
Garuda City
Soekarno-Hatta International Airport
Cengkareng 19120
Indonesia
Tel. 62 21 2560 1090
Fax. 62 21 2560 1068
Email : corpcomm@garuda-indonesia.com
Registered Office
Jalan Kebon Sirih No. 44
Jakarta 10110
Indonesia
Tel. 62 21 231 1355
Fax. 62 21 231 1223

www.garuda-indonesia.com

You might also like