Professional Documents
Culture Documents
CONCEPTUAL FRAMEWORK
DAN
STANDAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
CONCEPTUAL FRAMEWORK
Definisi
Tujuan
Perbandingan IFRS dan PSAK
Conceptual Framework
Scope - IFRS
The Conceptual Framework deals with:
a) the objective of financial reporting;
b) the qualitative characteristics of useful
financial information;
c) the definition, recognition and measurement
of the elements from which financial
statements are constructed; and
d) concepts of capital and capital maintenance.
Ruang Lingkup IAI 1994
05 Kerangka dasar ini membahas:
a) tujuan laporan keuangan;
b)
karakteristik kualitatif yang menentukan
manfaat
informasi dalam laporan keuangan;
c) definisi, pengakuan dan pengukuran unsurunsur yang
membentuk laporan keuangan; dan
d) konsep modal serta pemeliharaan modal.
Asumsi Dasar
Going Concern
Akrual dan
Going
Concern
Recognition
Recognition is the process of incorporating in the
balance sheet or income statement an item that
meets the definition of an element and satisfies
the criteria for recognition :
it is probable that any future economic benefit
associated with the item will flow to or from the
entity; and
the item has a cost or value that can be
measured with reliability
Pengakuan (recognition) merupakan proses
pembentukan suatu pos yang memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan:
ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi
yang berkaitan dengan postersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal.
dalam neraca atau laporan laba rugi
7.
IAS 1 paragraf 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan
tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS I paragraf23-24
diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 20-21 mengenai pengungkapan, tetapi dengan
menghilangkan kalimat "but the relevant regulatory framework prohibits departure from the
requirement" dalam IAS I paragraf23.
8. IAS 1 paragraf 54(t) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena adopsi 1AS 41 Agriculture
menjadi SAK tidak akan berlaku efektif pada tanggal yang sama dengan PSAK 1.
9. IAS I paragraf 08A, 80A dan 136A tentang puttahle financial instruments yang diklasifikasikan
sebagai ekuitas tidak diadopsi, karena PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan belum mengikuti revisi IAS 32 Financial Instrument:Presentation mengenai
hal tersebut.
10. IAS 1 paragraf 07 dan 96 yang menjadi PSAK I paragraf 07 dan 93 tentang keuntungan atau
kerugian actuarial yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja tanpa menyebutkan nomor
paragrafnya.
11. IAS I paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 136 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan
tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi
1FRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
12. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena paragraf
tersebut tidak relevan.
Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan
disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan (neraca) yang selama ini berlaku di
Indonesia. Panduan Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Aset
Aset tidak
lancar
Aset Lancar
Ekuitas
Kepentingan nonpengendali
Liabilitas
Aset tidak
lancar
Aset Lancar
Liabilitas
Ekuitas
Kepentingan nonpengendali
Point Topics
IAS 1
02
Scope An entity shall apply this Standard in preparing and
presenting general purpose financial statements in
accordance with International Financial Reporting
Standards (IFRSs).
05
06
07
10
15
PSAK 1
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan
ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian
laporan keuangan entitas syariah.
This Standard uses terminology that is suitable for
Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok
profit-oriented entities, including public sector
bagi entitas yang berorientasi laba, termasuk entitas
business entities. If entities with not-for-profit activities bisnis sektor publik. Jika entitas tidak berorientasi laba
in the private sector or the public sector apply this
menerapkan Pernyataan ini, maka entitas tersebut
Standard, they may need to amend the descriptions
mungkin perlu menyesuaikan deskripsi beberapa pos
used for particular line items in the financial
yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah
statements and for the financial statements
laporan keuangan itu sendiri.
themselves.
Similarly, entities that do not have equity as defined in Hal yang sarna. entitas yang tidak memiliki ekuitas
IAS 32 Financial Instruments: Presentation (eg some
sebagaimana didefinisikan dalarn PSAK 50 (revisi 2006):
mutual funds) and entities whose share capital is not Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
equity (eg some co-operative entities) may need to
(misalnya beberapa reksa dana) dan entitas yang
adapt the financial statement presentation of
modalnya bukan ekuitas mungkin perlu mengadaptasi
members or unitholders interests
penyajian laporan keuangan kepentingan peserta atau
pemegang unit (members or unitholders interests).
International Financial Reporting Standards (IFRSs) are Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan
Standards and Interpretations adopted by the
dan Interpretasi yang dikeluarkan olelt Dewan Standar
International Accounting Standards Board (IASB)
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta
peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya
(a) a statement of financial position as at the end of
laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
the period;
n/a
Manajemen entitas bertanggung jawab penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas.