You are on page 1of 10

ACARA IV

PENGENALAN BENIH
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pastiah mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan dari
suatu tahap ke tahap selanjutnya sampai akhirnya mati. Fase hidup paling awal dari
tumbuhan adalah benih. Benih tanaman merupakan modaldasar dalam perbanyakan
suatu tanaman. Menurut UURI No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman
Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih didefinisikan sebagai berikut :tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangkan tanaman.
( Kuswanto, 2003 )
Di bumi ini , ada ribuan spesies benih yang berhasil diidentifikasi oleh para ilmuan.
Pengenalan benih dapat dilakukan dengan mengidentifikasi bagian bagian yang khas
dari benih itu sendiri seperti ada benih yang berukuran besar maupun kecil dan
tampangnya mengkilat maupun tidak. Melalui pratikum inilah akan diidentifikasi
macam macam ciri khas dari suatu benih , mulai dari bentuk , warna , tampang , dan
lain sebagainya.
2. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Mengetahui dan mengidentifikasi bermacam macam benih
b. Mengetahui penggolongan benih berdasarkan sifat fisiologis
c. Mengetahui penggolongan benih berdasarkan letak kotiledon

II. TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya dari berbagai
jenis tanaman pertanian, termasuk tanaman perkebunan seperti kakao, kopi, jambu
mete, kemiri, dan melinjo. Sebagai bahan perbanyakan tanaman, benih harus memiliki
mutu yang tinggi dan baik secara genetik, fisik, maupun fisiologis agar dapat
menghasilkan tanaman yang tumbuh vigor dan berproduksi tinggi (Hayati et. al., 2011).
Benih tanaman sendiri merupakan biji yang ditanam sebagai sarana untuk
memaksimalkan produksi sendiri, sebagai wahana yang mampu melestarikan
identifikasi genetik dan mencapai derajat kemurnian genetik yang setinggi tingginya,
dan sebagai produk artifisial yang sangat spesifik dan efisien ( Sadjad, 1993 ).
Benih dapat dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan cara penyimpanannya
(air) , yaitubenih ortodoks dan rekalsitran. Benih ortodoks akan tetap aktif setelah
melewati proses pengeringan bahkan dengan kadar air 5% dan dapat disimpan dalam
suhu yang rendah dalam kurun waktu yang cukup panjang. Benih rekalsitran adalah
benih yang sensitif terhadap pengeringan dan tidak akan bertahan dengan kadar air
rendah. Ada 1 lagi benih yang merupakan peralihan dari benih ortodoks dan benih
rekalsitran , yaitu benih intermediet. Benih jenis ini tahan dengan kadar air antara 7 10
% , tetapi tidak tahan dengan suhu rendah dalam jangka panjang ( Dresch et. al., 2014 ).
Sifat tahan dengan kadar air rendah mengikuti sifat benih ortodoks dan sifat tidak tahan
suhu rendah mengikuti sifat benih rekalsitran. Contoh benih rekalsitran adalah karet (
Heveo sp ) dan kakao (Theobroma cacao ). Contoh benih ortodoks adalah kacang
kedelai ( Glycine max ) dan cabai( Capsicum frutescens ). Contoh benih intermediet
adalah jeruk lemon ( Citrus limon ) ( Saad, 2001 ).
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah yaitu tanaman kecil dan
masih hidup dari persediaan makanan dari benih itu sendiri. Ada empat bagian penting
dari kecambah , yaitu lembaga ( kaulikulus ), akar embrionik ( akar lembaga ) ,
kotiledom ( daun lembaga ), dan pucuk lembaga ( plumula ). Kotiledon merupakan
cadangan makanan pada kecambah karena saat perkecambahan tumbuhan belum bisa
melakukan fotosintesis ( Abigor, 2002 ). Berdasarkan posisi kotiledon saat
dikecambahkan, maka dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu hipogeal dan epigeal. Epigeal
adalah perkecambahan dimana posisi kotiledon muncul ke atas permukaan tanah ,
sedangkan untuk hipogeal , kotiledonnya berada di bawah permukaan tanah. Untuk tipe

epigeal, dijumpai pada tanaman dikotil ( keping dua ) seperti kacang tanah dan kacang
hijau. Untuk hipogeal, dijumpai pada tanaman monokotil ( keping satu ) seperti jagung
dan padi. Kotiledon mempengaruhi pertumbuhan daun , tanaman , jumlah daun dan
batang tanaman itu. Sebuah studi mengatakan bahwa Penyimpanan kotiledon sangat
mempengarihi total luas daun dan luas rata rata per daun (Bonfil, 1998)
Produksi benih tanaman yang bermutu merupakan suatu kebutuhan dalam upaya
peningkatan produktivitas hasil pertanian ( Sutopo, 2002 cit Nugroho et al, 2013 ). Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi mutu benih seperti lingkungan konservasi ( kadar
air , oksigen , suhu dan pH tanah ) dan faktor genetik benih itu sendiri. Identifikasi
benih merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan
dengan hasil panen. Untuk mengidentifikasi benih, dapat dilihat dari karakter makro dan
mikronya seperti bentuk benih, warna benih, ukuran, permukaan, bentuk sel epidermis,
batas lipatan, bagian luas sel periclinal, dan relief dari kulit terluar yang tampak
( Ghamdi, 2011 ). Antar suatu benih dengan benih lainnya pastilah karakteristik yang
khas yang sekaligus merupakan pembeda jenis benih.
III. METODE PELAKSAAN PRATIKUM
Pratikum Dasar- Dasar Agronomi Acara IV yang berjudul Pengenalan Benih
dilaksanakan di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarya pada
hari Senin, 29 Februari 2016. Bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah benih
benih dari tanaman : bayam ( Amarenthus sp ), srikaya (Annona squamosa ), pepaya
(Carica papaya ), salak (Sallaca edulis ), kacang hijau (Vigna radiata ), kacang tanah
( Arachis hypogaea ), kacang kedelai ( Glycine max ), cabai ( Capsicum frutescens ),
jagung (Zea mays ), padi (Oryza sativa ), saga (Anenanthera pavonina ), dan kangkung
( Ipomaea aquatica ). Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah petridish, alat
tulis, dan kertas saring
Pratikum ini dimulai dengan percobaan mengidentifikasi benih. Benih benih
dari berbagai jenis tanaman diamati dan dicatat ciri khasnya seperti bentuk, warna,
kilapan, tekstur, sifat fisiologis, dan jumlah kotiledon. Benih benih tersebut juga
digambar dan diberi nama latinnya. Kemudian letakkan 10 buah benih yang sama pada

petridish yang telah diberi kertas saring yang kering. Benih benih tersebut selama 1
minggu diamati sifat fisiknya/eksternalnya ( rusak , berjamur atau masih bagus ).
Setelah 1 minggu pengamatan, benih tersebut dikecambahkan dengan cara membasahi
kertas saring di pertridish. Setelah satu minggu, benih tersebut diamati perkecambahan
dan kondisi fisiknya serta menghitung gaya berkecambah dari benih.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari percobaan ini adalah :

No

Nama

Nama

Indonesia

Ilmiah

Bentuk
Wanra

Kulit Benih
Sifat
Kilapan
Tekstur Fisiologis

Jumlah

Gaya

Kotiledon

Berkecamba

1.

Kacang

Vigna

Bulat

Hijau

Mengkila

Halus

Ortodoks

Dikotil

h
60 %

2.

Hijau
Cabai

radiata
Capsicum

Lonjong
Bulat

Tua
Kunin

p
Mengkila

Kasar

Ortodoks

Dikotil

100 %

Jagung

frutescens
Zea mays

Pipih
Seperti

g
Kunin

p
Mengkila

Licin

Ortodoks

Monokoti

100 %

Oryza

Gigi Seri
Lonjong

g
Coklat

p
Tidak

Ortodoks

l
Monokoti

100 %

Muda

Mengkila
Halus

Ortodoks

Monokoti

100 %

3.
4.

Padi

sativa

Kasar

5.

Bayam

Amaranthus

Bulat

Hitam

p
Mengkila

6.

Srikaya

caudatus
Annona

kecil
Lonjong

Cokalt

p
Mengkila

Halus ,

Rekalsitra

l
Dikotil

0%

7.

Kedelai

Squamosa
Glycine

Bulat

Hitam

p
Mengkila

Licin
Halus ,

n
Ortodoks

Dikotil

40 %

Kacang

max
Arachis

Lonjong

Krem

p
Tidak

Licin
Licin

Ortodoks

Dikotil

0%

Tanah

hypogaea

Pejal

Mengkila

Bergerigi Hitam

p
Tidak

Licin

Relaksitra

Monokoti

0%

8.

9.

Pepaya

Carica
papaya

Mengkila
p

10.

Salak

Sallaca

Ginjal

Coklat

Mengkila

Halus ,

Rekalsitra

Monokoti

0%

11.

Saga

zallaca
Anenanther

Cembun

Merah

p
Mengkila

Licin
Halus ,

n
Ortodoks

l
Monokoti

10 %

a pavonina

g di Sisi

Licin

Tidak

Agak

Mengkila

Kasar

Atas dan
12.

Kangkun

Ipomaea

aquatica

Bawah
Ginjal

Coklat

Ortodoks

Monokoti

70 %

p
Benih merupakan bahan tanam untuk perbanyakan tanaman itu sendiri. Benih
secara umum dibagi menjadi 3, yaitu biji, bibit, dan benih itu sendiri. Biji dan benih
sama sama merupakan fase awal dari tumbuhan dan sama sama merupakan bagian
generatif dari tanaman. Perbedaannya, biji lebih digunakan untuk kepentingan pangan
sedangkan benih merupakan sortasi dari biji yang digunakan sebagai bahan tanam dan
telah diseleksi sedemikian rupa agar memperoleh tanaman dengan vigor dan gaya
kecambah yang tinggi ( Sugito, 1994 ). Bibit merupakan bagian vegetatif dari tanaman.
Bibit merupakan benih yang telah berkecambah dan sudah memiliki akar, batang, dan
daun. Bibit bisa berasal dari pertumbuhan benih secara alami maupun dari hasil
perbanyakan

vegetatif seperti cangkok, setek, drafting, dsb. Identifikasi benih itu

penting dilakukan agar kita bisa mengetahui cara yang terbaik untuk memperlakukan
benih tersebut agar kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, identifikasi benih juga
memegang peran penting terutama saat hendak memperbanyak suatu jenis tanaman. Di
dunia perternakan, identifikasi benih perlu dilakukan agar peternak tersebut tidak salah
menanam jenis tumbuhan beracun yang kemudian akan membahayakan hewan ternak. (
Mangold, 2013 ). Benih, berdasarkan cara kempampuan fisiologisnya untuk menyimpan
air dibagi menjadi 2 jenis, yaitu ortodoks dan relaksitran. Benih ortodoks merupakan
benih yang tahan terhadap kadar air yang kurang dari 5% dan dapat disimpan dalam
jangka waktu yang cukup panjang. Benih rekalsitran merupakan benih yang tidak tahan
akan pengeringan dan akan mati apabila kadar airnya rendah. Di percbaan ini telah
disiapkan 12 jenis benih yang berbeda untuk diidentifikasi sifat sifat khas dari masing
masing. Benih yang pertama adalah kacang hijau ( Vigna radiata ). Benih jenis ini
berbentuk bulat lonjong, permukaan kulitnya berwarna hijau tua, tampak mengkilap

serta halus ketika diraba. Benih kedua yaitu cabai ( Capsicum frutescens ). Benih ini
berbentuk bulat pipih, permukaan kulitnya berwarna kuning, tampak mengkilap serta
halus. Benih ketiga yaitu jangung ( Zea mays ). Benih ini berbentuk seperti gigi seri
manusia. Warna asli dari benih ini adalah kuning, namun kemarin saat pratikum
berwarna kemerahan. Hal ini dikarenakan benih jagung ini diberi pewarna merah.
Permukaan kulitnyatampak mengkilap dan kasar ketika diraba. Benih keempat adalah
padi ( Oryza sativa ). Benih ini bebentuk lonjong, permukaannya berwarna coklat muda
dan tidak mengkilap serta kasar teksturnya. Benih kelima yaitu bayam ( Amaranthus
caudatus ). Benih ini berbentuk bulat kecil, seperti tanda baca titik, permukaan kulitnya
berwarna hitam, tampak mengkilap serta halus teksturnya. Benih keenam yaitu Srikaya
( Annona squamosa ). Benih ini berbentuk lonjong dengan warna permukaan kulitnya
coklat, tampak mengkilap serta halus teksturnya. Benih ketujuh yaitu kacang kedelai (
Glycine maxi ). Benih ini berbentuk bulat, warna permukaannya hitam, tampak
mengkilap, dan licin permukaannya. Benih kedelapan yaitu kacang tanah ( Arachis
hypogaea ). Benih ini berbentuk lonjong padat ( pejal ). Warna benih ini adalah krem,
permukaannya tidak mengkilap serta licin teksturnya.Benih kesembilan yaitu benih
pepaya ( Carica papaya ). Benih ini berbentuk bulat bergerigi. Warna benih ini adalah
hitam, permukaannya tidak mengkilap dan agak berlendir, serta halus ketika diraba.
Benih kesepuluh yaitu yaitu saga ( Anenthera pavonina ). Bentuk benih ini adalah
Cembung disisi atas dan bawah benih. Warna benih ini adalah merah, permukaannya
tampak mengkilap dan halus ketika diraba. Benih kesebelas yaitu salak ( Sallaca
zallaca ). Benih ini berbentuk seperti ginjal. Warna benih ini adalah coklat,
permukaannya tampak mengkilap serta halus ketika diraba. Benih terakhir yaitu benih
kangkung ( Ipomaea aquatica ). Benih ini berbentuk seperti ginjal. Warna benih ini
adalah coklat, permukaannya tidak mengkilap serta agak kasar permukaannya ketika
diraba. Untuk penggolongan benih ortodoks dan rekalsitran , yang termasuk ke dalam
jenis benih ortodoks adalah kacang hijau, cabai, jagung, padi, bayam, kedelai, kacang
tanah, saga, dan kangkung. Sedangkan yang termasuk benih rekalsitran yaitu salak,
pepaya, dan srikaya. Umumnya, untuk benih rekalsitran, ukuran benihnya lebih besar
dibandingkan benih ortodoks. Hal ini bisa dilihat dari benih salak yang berukuran besar
( rekalsitran ) dibandingkan dengan kangkung ( ortodoks ). Selain itu , benih rekalsitran
juga umumnya digunakan sebagai tanaman perkebunan. Benih pepaya bisa

dikategorikan sebagai benih intermediet sebenarnya, karena benih pepaya bisa hidup di
kadar air yang cukup rendah ( 7 10 % )tetapi daya simpannya rendah.
Berdasarkan jumlah keping, tumbuhan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu dikotil
( berkeping dua ) dan monokotil ( berkeping satu ). Berdasarkan letak kotiledon,
tumbuhan dikotil bersifat epigeal ( kotiledon diatas permukaan tanah ) dan tumbuhan
dikotil bersifat hipogeal ( kotiledonnya tumbuh dibawah permukaan tanah ).Untuk
benih benih diatas, yang termasuk ke tipe epigeal ( dikotil ) adalah kacang hijau,
cabai, srikaya, kedelai, dan kacang tanah. Untuk tipe hipogeal ( monokotil ) yaitu
jagung, padi, bayam, pepaya, salak, saga, dan kangkung.
Ketika sedang membahas mengenai perkecambahan suatu benih, maka tidak
pernah lepas dari istilah indeks vigor dan daya berkecambah. Keduanya diperlukan
untuk menhitung kualitas suatu benih. Semakin tinggi indeks vigor dan gaya
berkecambah makan dikatakan kualitas benihnya semakin baik pula. ( Sutopo, 2002 ).
Indeks vigor dilakukan untuk menguji keserempakah benih dan sangat pentig karena
berkaitan dengan keserempakan saat memanen. Gaya berkecambah digunakan untuk
mengetahui seberapa kemampuan suatu benih untuk berkecambah. Pada percobaan ini,
hanya menghitung gaya berkecambah karena hanya akan diamati selama 1 minggu dan
juga hanya untuk menguji kemampuan berkecambah benih, bukan untuk tujuan panen.
Gaya berkecambah bisa dihitung dengan memasukkan rumus : benih yang
berkecambah dibagi dengan total benih yang dikecambahkan dikali 100 %. Berdasarkan
data tabel diatas, bisa disimpulkan bahwa benih rekalsitran, gaya berkecambahnya,
adalah 0%. Hal ini sesuai dengan teori dimana benih rekalsitran tidak tahan akan kadar
air yang rendah. Selain itu, benih ini juga tahan bila disimpan di tempat yang kering
karena 1 minggu sebelum perkecambahan, benih rekalsitran dibiarkan kering. Pada
pengamatan fisik, benih srikaya, kangkung, pepaya, dan saga berjamur. Hal ini bisa
disebabkan karena kondisi tangan yang tidak steril ketika memindahkan benih,
akibatknya jamur berkembang dengan baik di petridish. Jamur inilah yang kemudian
mengambil semua nutrisi dari benih dan mematikan benih tersebut, akibatnya gaya
berkecambah 4 jenis benih ini menjadi 0 %. Berbeda dengan salak yang tidak
berkecambah dan tidak rusak kondisi fisiknya. Salak tidak bisa berkecambah karena
kurangnya kadar air serta waktu yang diperlukan untuk mengecambahkan salak sedikit
lebih lama. Untuk benih ortodoks, bisa diketahui gaya berkecambahnya karena benih

jenis ortodoks bisa hidup bahkan di lingkungan yang kadar airnya kurang dari 5 %.
Untuk benih cabai, jagung, padi dan bayam gaya berkecambahnya 100 % atau artinya
semua benih ini berhasil dikecambahkan semuanya. Untuk benih saga, gaya
berkecambahnya 10% yang artinya 1 benih berhasil berkecambah dan 9 lainnya belum
berkecambah. Untuk benih kacang hijau, gaya berkecambahnya 60 % yang artinya 6
berhasil dikecambahkan dan 4 lainnya belum berkecambah / mati. Dan terakhir benih
kangkung gaya berkecambahnya 70%. Ada beberapa benih yang tumbuh dengan baik
sedangkan lainnya tidak tumbuh / mati / rusak. Hal ini disebabkan karena adanya
kemunduran benih. Proses kemunduran benih ini tidak dapat dihindari, yang dapat
dilakukan hanyalah menekan faktor penyebabnya ( Dinarto, 2010 ). Faktor faktor
yang dimaksud seperti kelembaban, kadar air, suhu, pH, dan jenis tanaman itu sendiri.
Untuk itu, perlu dilakukan suatu upaya seperti pengemasan benih untuk meminimalkan
kemungkinan terjadinya kemunduran benih. Pengemasan benih bertujuan untuk
melindungi benih dari faktor biotik maupun abiotik, mempertahankan kemurnian benih,
serta memudahkan proses penyimpanan dan pengangkutan.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1.Identifikasi macam macam jenis benih bisa dilakukan dengan melihat fisik benih
secara langsungdengan memperhatikan bentuk, warna, kilapan, maupun permukaan dari
suatu benih.
2. Benih, berdasarkan sifat fisiologisnya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu benih ortodoks
dan benih rekalsitran
3. Benih, berdasarkan letak kotiledonnya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu epigeal untuk
tanaman dikotil dan hipogeal untuk tanaman monokotil

DAFTAR PUSTAKA
Abigor, R. D. 2002. Fisiologi Tanaman Budidaya. Cetakan I UI Press, Jakarta.
Bonfil, C. 1998. The Effect of Seed Size, Cotyledon Reserves, and Herbivory on
Seeding Survival and Growth in Quercus regase and Quercus laurina
( Fageceae ). Universidad Nacional Autonama de Mexico ( UNAM ), Apartado
postal 70 275, Crudad Universitaria, Mexico.
Dinarto, W. 2010. Pengaruh Kadar Air Dan Wadah Simpan Terhadap Viabilitas Benih
Kacang Hijau Dan Populasi Hama Kumbang Bubuk Kacang Hijau
Callosobrunchus Chinensis is L. Jurnal AgriSains Vol. 1. Program Studi
Agroteknologi, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta
Dresch, D. M., Scalan, S. P. Q., dan Masetto, E. 2014. Storage of Capomanesia
adamantium ( Cambess ) O, BergSeeds: Influence of Water Content and
Environmental Temperature. American Journal of Plant Sciences, 2014, 5, 2555
2565.
Ghamdi, A. 2011. Seed Morphology of Some Species of Indigofera ( Fabaceae ) from
Saudi Arabia ( Identification of Species and Systematik Significance ). American
Journal of Plant Sciences, 2011, 2, 484 495.
Hayati, R., Pian, Z.A., dan Syahril, A.S. 2011. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah
Dengan Cara Penyimpanan terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kakao
( Therobrama cacao L. ). Universitas Syah Kuala, Darussalam Banda Aceh.
Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemrosesan dan Penyimpanan Benih. Penerbit Kanisius,
Jakarta.
Mangold, J. 2013. Plant Identification Basic. Montana State University, Bozeman
Nugroho, A. dan Aisyah, I. 2013. Efektivitas Asap Cair dari Limbah Tempurung Kelapa
sebagai Biopestisida Benih di Gudang Penyimpanan. Jurnal Penelitian Hasil
Hutan Vol. 13 No.1, Maret 2013 : 1 8.
Saad, M.S. 2001. Establishment and Management of Field Genebank. International
Plant Genetic Research, Malaysia.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia, Jakarta.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW, Malang

LAMPIRAN

You might also like