You are on page 1of 38

MATA KULIAH

PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303)

RUANG TERBUKA HIJAU


7
Oleh
Dr.Ir.Rimadewi S,MIP

J Perencanaan
Jur.
P
Wil
Wilayah
h dan
d Kota
K t
FTSP
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TERMINOLOGI
Berdasarkan Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan
RTH Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang


lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk
area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat
t b k yang pada
terbuka
d d
dasarnya ttanpa b
bangunan.

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya


disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.

Luas ideal RTHKP minimal 20% dari luas kawasan perkotaan

TERMINOLOGI
Ruang Terbuka Hijau (RTH) / green space atau open space, adalah area
dengan luasan tertentu yang didominasi vegetasi, yang diperuntukkan bagi
kepentingan publik dan terjaga dari segala perubahan peruntukan. RTH bukan
dan tidak termasuk area hijau yang akan dikonversi peruntukkannya menjadi
berbagai fungsi non hijau.
Berdasarkan Perda No
No.7
7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau, pasal 1 pengertian Ruang Terbuka Hijau adalah ruang kota yang
berfungsi sebagai kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota,
kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau permakaman, kawasan hijau
pertanian, kawasan hijau jalur hijau, kawasan hijau pekarangan.
Berdasarkan PERDA RTRW Surabaya 2013, definisi RTH adalah kawasan
terbuka tempat tumbuhnya kelompok tanaman yang berfungsi sebagai
pengatur iklim mikro, daerah resapan air dan estetika kota. RTH merupakan
komponen stratejik ruang perkotaan yang berperan menjaga dan memperbaiki
lingkungan

TERMINOLOGI
RUANG TERBUKA :
Landscape ( alam : pohon, tumbuhan dlsb)
Hardscape
a dscape (buata
(buatan : ja
jalan
a pedest
pedestrian
a d
dlsb)
sb)

ELEMEN RUANG TERBUKA :


Ruang terbuka non hijau :
Taman dan square ( perkerasan,
perkerasan pancuran air minum
minum,tempat
tempat
sampah kios, bangku taman, penerangan, tanaman dan
pohon)

Ruang
g terbuka hijau
j kota :
Green belt,barier, taman, hutan kota

FUNGSI RTH :

FILTER
BARIER
EKOLOGI
ESTETIKA
SOSIAL

KLASIFIKASI RTH

Lingkup RTH perkotaan dapat dikelompokkan


menjadi 3, yaitu:
Taman meliputi : taman kota, taman
bangunan bersejarah, taman keraton, taman
alun-alun taman lingkungan
alun-alun,
lingkungan, tempat ibadah
dan hutan kota
j meliputi:
p
tepi
p p
pantai,, tepi
p sungai,
g ,
Jalur hijau
tepi jurang, kaki bukit, tepi dan median jalan, di
bawah jaringan tegangan tinggi-gas-minyak
Z
Zona
konservasi
k
i alam
l
meliputi:
li ti h
hutan
t lilindung,
d
cagar alam, kebun binatang, mata air,
sempadan rel kereta api, sempadan sungai
dan sejenisnya
5

ACUAN

Penelitian Poernomohadi, 2002

ACUAN

Penelitian Poernomohadi, 2002

ACUAN KEBIJAKAN

ACUAN

UU No.26 Tahun 2007 Tentang


g Penataan Ruang:
g

Paragraf lima tentang Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota :


Pasal 28
Salah satunya adalah memuat adanya penyediaan dan pemanfaatan
RTH (Ruang Terbuka Hijau)
Pasal 29
Ruang Terbuka Hijau publik dan Ruang terbuka Hijau privat
Proporsi RTH = 30 % dari luas wilayah kota
Proporsi RTH publik = 20 % dari luas wilayah kota
Pasal 30
Distribusi ruang terbuka hijau publik disesuaikan dengan sebaran
penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana
struktur dan pola ruang.
Pasal 31
Detail diatur dalam pp Mentri

10

ACUAN

Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH


Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Tujuan penataan RTHKP adalah :

menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan


perkotaan;

mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan


lingkungan buatan di perkotaan; dan

meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat,


indah, bersih dan nyaman.

11

ACUAN

Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH


Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Fungsi RTHKP adalah :


pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;
pengendali
d li pencemaran d
dan kkerusakan
k ttanah,
h air
i d
dan udara;
d
tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman
hayati;
pengendali tata air; dan
sarana estetika kota.

12

ACUAN

Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH


Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Manfaat RTHKP adalah :


sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
sarana rekreasi
k
i aktif
ktif dan
d pasif
if serta
t interaksi
i t k i sosial;
i l
meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
sarana aktivitas
kti it sosial
i lb
bagii anak-anak,
k
k remaja,
j d
dewasa d
dan
manula;
sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
memperbaiki
b iki ikli
iklim mikro;
ik d
dan
meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
13

ACUAN

Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH


Kawasan Perkotaan (RTHKP)
Jenis RTHKP meliputi:
1. taman kota;
2. taman wisata alam;
3. taman rekreasi;
4. taman lingkungan perumahan dan permukiman;
5. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;
6. taman hutan raya;
7 hutan
7.
h t kota;
k t
8. hutan lindung;
9. bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah;
10 cagar alam;
10.
11. kebun raya;

14

ACUAN

Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan


RTH Kawasan Perkotaan (RTHKP)
Jenis RTHKP meliputi:
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
18.
19.
20.

kebun binatang;
pemakaman umum;
lapangan olah raga;
lapangan upacara;
parkir terbuka;
lahan pertanian perkotaan;
j l dib
jalur
dibawah
h ttegangan ti
tinggii (SUTT d
dan SUTET)
SUTET);
sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian;
21. kawasan dan jalur hijau;
22. daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan
23. taman atap
p ((roof g
garden).
)
15

TAMAN KOTA

TAMAN KOTA

16

TAMAN LINGKUNGAN
PERKANTORAN DAN GEDUNG
KOMERSIAL

KEBUN RAYA

17

TAMAN REKREASI KOTA


ROOF GARDEN

18

TAMAN LINGKUNGAN
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN

TAMAN REKREASI

19

Konsepsi Pengembangan RTH Perkotaan

20

ACUAN
KEPMEN PU NO.6/PRT/M/2007
TTG. PEDOMAN UMUM RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

21

ACUAN KOTA SURABAYA

PERDA NO.7 TAHUN 2002

22

ACUAN KOTA SURABAYA

PERDA NO.7 TAHUN 2002

23

24

25

26

27

28

29

Skematik Skala Pelayanan

30

Standar Pelayanan

31

Konflik Ruang Terbuka Hijau Publik


Konflik terjadi akibat adanya sudut pandang yang
berbeda antara p
pihak-pihak
p
terkait ((dalam p
perencanaan))
PEMKOT :
Taman kota sebagai hasil matematik dari rasio luas wilayah
berbanding jumlah penduduk
Lebih sering berpihak pada kegiatan ekonomi

AKADEMISI :
Fokus p
pada Estetika ((bentuk, harmoni, tata hijau,style,gaya)
j
y g y )
Pendekatan tidak membumi karena tidak menyentuh langsung
kehidupan sosial masyarakat

USER :
Hanya memanfaatkan lahan kosong untuk rekreasi
Tidak tahu apa sebenarnya maksud dan manfaat lahan kosong
tersebut

Yang perlu diperhatikan


Arahan p
pemanfaatan Ruang
g Terbuka p
publik
meliputi RTH yang sudah eksis maupun yang
belum
Kejadian penurunan RTH, atau alih fungsi RTH
harus dihindari
Menjadikan RTH menjadi ruang publik dengan
tujuan dan sasaran sebagai ruang yang
menyediakan keteduhan , kenyamanan, dan
keamanan

Rekomendasi Perencanaan RT (ruang terbuka)


RTH (ruang
(
terbuka
t b k hijau)
hij ) TK (taman
(t
k
kota)
t )
Rencana Taman Kota : harus sebagai
g bagian
g
yang secara integral terpadu dengan kerangka
struktur ruang kota
Taman Kota bukan tanah sisa yang oleh
karena kendala tidak mungkin dibangun
Perencanaan Taman Kota : turut
mempertimbangkan aspirasi dan kebutuhan
warga kota, sehingga manfaat dapat dirasakan

Studi Kasus : Pengelolaan RTH di Korea


PENDEKATAN : BIO-REGIONAL
Kajian pengelolaan spasial dilakukan berdasarkan karakteristik
satuan bio
bio-region,
region, yang dibangun berdasarkan kriteria hubungan
ke-setangkup-an antara komponen biofisik dan komponen
komunitas manusia
BIOFISIK < > KOMUNITAS MANUSIA

SATUAN BIOREGION :

Bioregion
Sub-region
District landscape
p
Place unit

TAHAP KAJIAN :

Indikator pengelolaan RTH


Identifikasi RTH aktual
Identifikasi pemanfaatan RTH aktual dan potensial
Evaluasi konflik
Analisa problem solving
Usulan pengelolaan konflik

FENOMENA
KONFLIK DALAM PENGELOLAAN
A t
Antara
:

RTH GREEN BELT SUMBER


DAYA FISUAL

Contoh Pertanyaan
Kota x yang berpola split city (kota terbelah) dipisahkan oleh sungai besar
memiliki luas sebesar 3600 km2. Kota ini secara fisik terbagi
g menjadi
j
sub
kota A dan sub kota B dengan peruncian sebagai berikut :
Sub kota A luasnya adalah 60% dari luas kota dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa
j
Sub kota B luasnya adalah 40% dari luas kota dengan jumlah penduduk
100.000 jiwa
a. Berapakah proporsi kebutuhan RTH total dan RTH Publik di Kota X ?
b. Berapakah jumlah taman lingkungan, taman kecamatan, taman kota dan
pemakaman yyang
p
g dibutuhkan oleh p
penduduk di sub kota A dan sub kota B ?
c. Gambarkan pola distribusi RTH yang dapat dilakukan di Kota X !

SEKIAN

You might also like