You are on page 1of 6

A.

Definisi Sehat
1. Menurut WHO
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
2. Menurut Parson
Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan
tugasnya secara efektif.
3. Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992.
Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
4. Menurut White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
B. Faktor yang Mempengaruhi Diri Seseorang Tentang Sehat
1. Status perkembangan
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia. Contoh : Bayi dapat
merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasinya.
2. Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari
orang tua pada anaknya. Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara
Yin dan Yang; Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang
biasa dan merasa sehat
3. Pengalaman masa lalu
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi (tidak berfungsi) keadaan
normal karena pengalaman sebelumnya; Membantu menentukan definisi
seseorang tentang sehat
4. Harapan seseorang tentang dirinya
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik
maupun psikososialnya jika mereka sehat.
Berikut ini adalah bagan yang menunjukkan faktor yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang, yaitu keturunan 5%, lingkungan 40%, pelayanan kesehatan
20% serta perilaku 35%
Lingkungan (40%)
Keturunan (5%)

STATUS KESEHATAN

Perilaku (35%)

Layanan Kesehatan (20%)


C. Definisi Sakit
Sakit merupakan kondisi yang sangat personal yang ditandai dengan
gangguan fungsi fisik, emosi, intelektual, sosial, perkembangan atau spritual. Sakit
tidak sama dengan penyakit dan dapat berhubungan dengan penyakit atau tidak

sama sekali. Sakit sangat subjektif, hanya individu tersebut saja yang dapat
mengatakan bahwa dirinya sakit.
1. Menurut Perkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,
rohani dan sosial.
2. Menurut Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
- Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
- Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan baik, buruk, sakit
- Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun
sekolah
D. Rentang Sehat Sakit
Rentang sehat sakit adalah suatu skala ukur hipotesis untuk mengukur
keadaan sehat/kesehatan seseorang. Kedudukan seseorang pada skala tersebut
bersifat dinamis dan individual karena dipengaruhi oleh faktor pribadi dan
lingkungan. Pada skala ini, sewaktu-waktu seseorang bisa berada dalam keadaan
sehat, namun dilain waktu bisa bergeser ke keadaan sakit.
Rentang sehat sakit menurut Neuman (1990) Sehat dalam suatu rentang
merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam
rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum,
sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total. Jadi menurut
model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai
dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal
dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual,
sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit merupakan proses
dimana fungsi individu dalam suatu atau lebih dimensi yang ada mengalami
perubahan atau penurunan bila dibandingakan dengan kondisi individu sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan
sehingga akan lebih akurat jika ditetukkan sesuai titik-titik tertentu pada skala
Rentang Sehat Sakit.
Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan
klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang
itu (kesejahteraan tingkat tinggi-kematian). Misalnya apakah seseorang yang
mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan
mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang
mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat. Model ini efektif jika
digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat
kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam
menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
Berikut ini adalah Rentang Sehat Sakit menurut Model Holistik Health

Sejahtera

Sehat
Sekali

Sehat
Normal

Setengah
Sakit

Sakit

Sakit
Kronis

Mati

E. Tahapan Sakit
Suchman (1979) dalam Kozier et al (2010) menguraikan lima tahapan sakit yaitu:
1. Tahap Kemunculan Gejala
Pada tahap ini individu merasa ada yang tidak beres. Ada tiga aspek pada tahap
ini:
Kemunculan gejala fisik
Aspek kognitif (penafsiran gejala, apakah gejala bermakna bagi orang
tersebut)
Respon emosi (mis. Ketakutan atau ansietas)
Orang yang sakit biasanya berkonsultasi dengan orang terdekat tentang gejala yang
dirasakannya dan kadang-kadang mencoba pengobatan di rumah.
2. Tahap Asumsi Peran Sakit
Penerimaan terhadap sakit
Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan
peran sakit
Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain, mengobati sendiri,
mengikuti nasehat teman/keluarga.
Akhir dari tahap ini ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
baik.
Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya.
3. Tahap Kontak dengan Asuhan Medis
Individu yang sakit mencari bantuan tenaga kesehatan atas inisiatif sendiri
maupun di desak oleh orang terdekatnya. Ketika mencari bantuan profesional,
individu sebenarnya mencari tiga jenis informasi berikut:
Kepastian benar-benar sakit
Penjelasan gejala dalam istilah yang dapat dipahami
Kepastian bahwa mereka akan baik-baik saja atau prediksi hasil yang akan
terjadi
Jika tidak ada gejala individu mempresepsikan dirinya telah sembuh, jika ada
gejala kembali pada profesi kesehatan.
4. Tahap Peran Ketergantungan Klien
Setelah menerima kondisi sakit dan mencari pengobatan, klien menjadi
bergantung terhadap bantuan para profesional. Setiap orang mempunyai tingkat
ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

Perawat mempunyai tugas:


Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien dikaitkan dengan tahap
perkembangan
Support terhadap perilaku yang mengarah pada kemandirian
5. Tahap Pemulihan atau Rehabilitasi
Pada tahap ini klien diharapkan melepaskan peran ketergantungan dan kembali
mengemban peran dan tanggung jawab yang dimiliki sebelumnya dan kesiapan
untuk fungsi sosial
Perawat mempunyai tugas:
Membantu pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian
Memberi harapan dan support

F. Perilaku Sakit
Para sosiolog menyebut perilaku sakit sebagai cara-cara khusus yang dilakukan
orang saat mereka sakit. Perilaku sakit sebuah mekanisme koping adalah cara
individu menggambarkan, mamantau dan menafsirkan gejala yang mereka alami,
mencari obat dan memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan. Cara orang berperilaku
saat sedang sakit sangat individual dan dipengaruhi oleh berbagai variabel.
Parsons (1979) dalam Kozier et al (2010) menguraikan empat aspek peran sakit :
1. Klien tidak bertanggung jawab atas kondisi mereka
2. Klien dibebaskan dari berbagai peran dan tugas sosial
3. Klien harus berusaha untuk sembuh secepat mungkin
4. Klien atau keluarga mereka harus mencari bantuan orang yang kompeten
G. Dampak Sakit
Sakit menimbulkan berbagai perubahan baik pada individu yang sakit maupun
pada keluarganya. Perubahannya beragam, bergantung pada sifat, keparahan dan
lama sakit, sikap terkait sakit yang ditunjukkan klien dan orang lain, tuntutan
finansial, perubahan gaya hidup yang ditimbulkan, penyesuaian pada peran biasa
dan lain-lain.
1. Dampak pada klien
Klien yang sakit dapat mengalami perubahan perilaku dan emosi, perubahan
konsep diri dan citra tubuh, dan perubahan gaya hidup.
Perawat dapat membantu klien menyesuaikan gaya hidupnya dengan cara:
- Memberikan penjelasan tentang pentingnya penyesuaian
- Sedapat mungkin membuat pengaturan agar sesuai dengan gaya hidup klien
- Mendorong tenaga kesehatan lain untuk lebih memahami praktik gaya hidup
klien dan mendukung gaya hidup tersebut

Menguatkan praktik gaya hidup yang diinginkan guna menjadikan


perubahan tersebut menjadi gaya hidup klien

2. Dampak pada keluarga


Sakit seseorang tidak hanya mempengaruhi individu bersangkutan melainkan juga
keluarga dan orang terdekat. Berikut adalah perubahan yang dapat terjadi pada
keluarga:
- Perubahan peran
- Pembagian tugas baru dan tuntutan waktu yang besar
- Peningkatan stres
- Masalah finansial
- Kesepian akibat perpisahan dan kehilangan yang belum pasti
- Perubahan kebiasaan sosial
H. Dampak Dirawat
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi setiap orang. Secara
umum hospitalisasi menimbulkan dampak pada lima aspek yaitu:
1.
Privasi seseorang
2.
Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol dari luar
3.
Gaya hidup
Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS
4.
Peran
5.
Ekonomi
Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan
yang dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara et al. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Volume 1 Edisi 7. Jakarta: EGC
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.
Jakarta: EGC
Devianti,
Vinska.
Konsep
Sehat
dan
Sakit.
https://www.academia.edu/8215168/konsep_sehat_sakit

23

Maret

2016.

You might also like