Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
Praktikum ekstraksi minyak ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya
rendemen minyak yang terkandung dalam sampel dengan berbagai macam
cara ekstraksi.
B.
Tinjauan Pustaka
Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida.
Lemak secara kimiawi adalah trigliserida yang merupakan bagian terbesar dari
kelompok lipida. Trigliserida merupakan kelompok lipida yang terdapat
paling banyak dalam jaringan hewan dan tanaman. Trigliserida ini merupakan
senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam
lemak. Dalam teknologi makanan, lemak mempunyai peran yang penting
karena lemak bisa memberi rasa gurih pada makanan, pengemulsi, penstabil
dan juga memberi aroma yang spesifik.
Sebagai senyawa hidrokrabon, lemak pada umumnya tidak larut air akan
tetapi larut dalam bahan pelarut organik (misalnya ether, aseton, benzena,
dietil eter, kloroform). Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak
juga terikat fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen
yang lain. Karena itu, hasil analisisnya disebut lemak kasar (crude fat). Pada
garis besarnya analisa lemak kasar ada dua macam, yaitu cara kering dan cara
basah.
Rendering merupakan suatu acara mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau dengan kadar air yang tinggi.
Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah hal yang spesifik, yang
bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk
memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau
lemak yang tergantung di dalamya. Rendering dibagi menjadi dua, yaitu wet
rendering dan dry rendering. Wet rendering adalah proses rendering dengan
memiliki kandungan asam lemak jenuh seperti, asam laurat (C12:0), asam
miristat (C14:0) dan asam palmitat (C16:0) serta asam lemak yang lain.
Sedangkan minyak jagung mengandung komposisi asam lemak yang
didominasi oleh asam lemak tak jenuh ganda dan tunggal, seperti: asam
linoleat (C18:2;9,12) dan asam oleat (C18:1;9) serta asam lemak jenuh yaitu,
asam palmitat (C16:0), lalu diikuti asam-asam lemak yang lain. Adapun
minyak zaitun memiliki komposisi asam lemak tak jenuh tunggal, yaitu asam
oleat (C18:1;9), asam lemak jenuh, yaitu asam palmitat (C16:0) dan asam
lemak tak jenuh ganda, yaitu asam linoleat (C18:2;9,12) serta asam lemak
yang lain (Wiradharma, 2009)
Tergantung pada kondisi ekstraksi, jumlah lemak pulih dari kulit ayam
adalah 22,6-38,9% dari mulai massa kulit (Tabel 1), yang mewakili 51,589,6% dari lemak yang terkandung dalam kulit awalnya, yaitu, secara teoritis
tersedia untuk ekstraksi. Hasil recovery meningkat ketika tingkat kominusi,
suhu ekstraksi, atau keduanya berkerut, sehingga pemulihan lemak maksimum
diperoleh pada 80 C dari kulit homogen halus. Tingkat kominusi, Namun,
memiliki efek lebih besar pada hasil recovery dari ekstraksi Suhu, karena
hampir sebanyak lemak diekstraksi pada 50 C (87,3% lemak kulit) pada 80 C
(89,6%), ketika memulai dengan kulit homogeny(piette, 2001).
Komponen utama minyak dan lemak adalah trigliserida yang terdapat
sekitar 90-98% dari total massa . Transesterifikasi adalah
proses kimia
bereaksi trigliserida dengan alkohol dalam presence katalis . Jika reaksi tidak
selesai, maka akan ada mono-, di-dan trigliserida tersisa di reaksi Campuran
Alkohol seperti metanol, etanol atau butanol dapat digunakan dalam
transesterifikasi dan monoesters diberi nama metil ester, etil ester atau butil
ester, masing-masing . Itu alkohol paling disukai digunakan dalam produksi
biodiesel adalah methanol karena harga rendah, keuntungan fisik dan kimia
(alptekin, 2011).
Biasanya lemak hewani mengandung proporsi yang lebih tinggi jenuh
asam lemak (SFA) dibandingkan dengan minyak nabati, yang merupakan
makanan untuk konsumen yang sadar kesehatan. Karena SFA pada ayam
METODOLOGI
1. Alat
Erlenmeyer 250 ml
Wajan
Gelas ukur 50 ml
Penggilingan
Blender
Kompor
2. Bahan
kemiri
kacang tanah
lemak ayam
lemak sapi
3. Cara Kerja
a.
D.
x 100%
Sampel
1
M. kelapa basah
7
2
M. kelapa kering
8
3
Minyak kacang tanah
9
4
Minyak kemiri
10
5
Lemak ayam
11
6
Lemak sapi
12
Sumber : Laporan Sementara
Massa
(gram)
1925
1950
2600
2700
2000
2000
2000
2000
750
750
750
750
Volume
minyak ( ml )
150
150
150
220
150
130
480
330
275
265
300
340
Randemen
(%)
7,79
7,69
5,77
8,19
7,5
6,5
24,62
9,308
36,67
35,33
40
45,33
Lemak adalah salah satu kelompok lipida yang mempunyai sifat yang tidak larut dalam
air. Pada umumnya, untuk pengertian sehari hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu
kamar sedangkan minyak merupakan bentuk cair dalam suhu kamar, akan tetapi keduanya
terdiri dari molekul molekul trigliserida. Lemak biasanya dinyatakan sebagai komponen
yang larut dalam pelarut organik (seperti eter, heksan atau kloroform), tapi tidak larut dalam
air. Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol, diasilgliserol,
monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, karotenoid dan vitamin A dan D.
Fraksi lemak sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul. Namun
triasilgliserol merupakan komponen utama sebagian besar makanan, jumlahnya berkisar 9099% dari total lemak yang ada.
Pada praktikum ektraksi lemak dan minyak ini variasi perlakuan yang digunakan
dengan cara basah antara lain dengan pemanasan. Sedangkan ekstraksi dengan cara kering
menggunakan pengempaan (pengepressan). Sampel yang digunakan antara lain buah kelapa
(kering dan basah), kacang tanah, kemiri lemak ayam dan sapi. Sampel kemiri, kacang tanah,
kelapa parut menggunakan pemanasan dan lemak ayam lemak sapi dan kelapa basah
menggunakan cara pengempaan.
Lemak ayam banyak terdapat dalam kulit ayam. Menurut Piliang dan
Djojosoebagjo (1990) lemak dalam daging ayam terdapat dalam bentuk
trigliserida. Trigliserida merupakan komponen utama asam lemak dalam
makanan yang dibentuk dari fraksi katalisis gliserol dengan tiga molekul
asam lemak. Trigliserida merupakan bentuk lemak yang paling efisien dalam
menyimpan kalor. Kelebihan energi terjadi jika melebihi energi yang
dibutuhkan, kelebihan energi dapat menyebabkan akumulasi lemak yang
berlebihan sehingga disimpan pada jaringan adiposa dalam bentuk cadangan
lemak. Menurut salim Nur (2007) Daging Ayam adalah bahan makanan
hewani unggas-unggasan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Daging Ayam mengandung energi sebesar 302 kilokalori, protein 18,2 gram,
karbohidrat 0 gram, lemak 25 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 200
miligram, dan zat besi 2 miligram.
terhadap 100 gram Daging Ayam, dengan jumlah yang dapat dimakan
sebanyak 58 %.
dan menghasilkan asam lemak bebas yang mempengaruhi citarasa dan bau dari produk. Selanjutnya,
dikemukakan pula bahwa lipida termasuk asam-asam lemak tak-jenuh, dapat mengalami oksidasi.
Kecepatan oksidasi lemak yang dibiarkan (expose) di udara, akan bertambah dengan kenaikan suhu
dan berkurang dengan penurunan suhu . Menurut winarno (2004), lemak merupakan bahan pada
pada suhu kamar diantaranya disebabkan karena kandungan asam lemak jenuh yang tinggi
yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang
lebih tinggi. Proses pemanasan ini biasanya disebut rendering, untuk sampel yang berbentuk
pada dikontakkan langsung dengan sampel, kandungan protein akan rusak dan air akan
menguap sehingga minyak dapat terpisah. Pada lemak ayam juga terkandung banyak asam
stearat yang merupakan asam lemak jenuh yang mempunyai suhu titik cair sebesar 64,6%
(winarno, 2004). Teknik pengolahan dengan pemanasan mampu menghasilkan produk yang
memiliki cita rasa yang luar biasa dibandingkan dengan teknik lain (Winarno1993). Namun
demikian Kinsman et al. (1994) menyatakan bahwa pengolahan dengan panas dapat
menyebabkan zat gizi menurun bila dibandingkan dengan bahan segarnya. Pemanasan
selama pemasakan menghasilkan perubahan pada penampilan dan bahan-bahan fisik dari
jaringan otot. Perubahan tersebut tergantung pada waktu pemasakan dan kondisi suhu
(Kinsman et al. 1994). Pemanasan diatas 60C dapat menyebabkan molekul protein,
karbohidrat, lemak, dan asam nukleat menjadi tidak stabil (Hawab 1999).
Randemen yang dihasilkan pada lemak ayam adalah sebesar 35,33%, perhitungan
randemen dilakukan untuk mengukur ratio antara volume minyak yang dihasilkan dengan
berat awal bahan yang digunakan. Menurut penelitianpiette (2001), pada suhu 80 oC diperoleh
ektraksi lemak ayam sebesar 32,24%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan praktikum.
Dikarenakan suhu yang lebih tinggi. Randemen minyak yang dihasilkan lebih tinggi pula.
Faktor faktor yang mempengaruhi randemen minyak adalah volume minyak yang
dihasilkan, semakin besar volume yang dihasilkan maka semakin besar pula randemen yang
dihasilkan. Begitu pula dengan berat bahan awal. Perlakuan ektraksi juga mempengaruhi,
perlakuan pemanasan lebih besar menghasilkan randemen minyak dibandingkan dengan
pengempaan. Hal ini dikarenakan `proses pemanasan langsung kontak dengan sampel. Pada
pengempaan, pretreatment atau perlakuan awal sangat penting digunakan karena
berpengaruh pada hasil minyak yang dihasilkan. Pada proses pemanasan, suhu dan waktu
pemanasan juga perlu diatur.
E.
Kesimpulan
1. Randemen minyak tergantung pada banyaknya sampel yang diekstrak dan volume hasil
ekstraksi minyak yang didapat.
2. Nilai randemen tertinggi pada lemak sapi sebesar 45,33%. Sedangkan nila randemen
terkecil terdapat pada kacang tanah sebesar 6,5%.
3. Perlakuan ekstrasi menggunakan pemanasan adalah yang paling besar randemennya
dibandingkan dengan pengempaan.
4. Randemen yang dihasilkan pada lemak ayam adalah sebesar 35,33%, tidak jauh berbeda
dengan penelitian giette dengan randemen 32,24% pada suhu 80oC
5. Faktor faktor yang mempengaruhi randemen minyak adalah volume minyak yang
dihasilkan, berat awal, pemanasan, suhu, dan perlakuan awal sebelum diekstrak.
DAFTAR PUSTAKA
Alptekin, ertan. Dkk. 2011. Optimization Of Transesterification For Methyl Ester Production
From Chicken Fat. Jurnal internasional Department of Automotive Engineering
Technology, Kocaeli University vol. 3 no. 3 hal. 1
Herlina, netti. Dkk. 2002. Lemak dan minyak. Jurnal USU vol 2 no. 3 hal 1
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.
Lee, ki. Dkk. Synthesis, Purification, and Characterization of Structured Lipids Produced from
Chicken Fat. Jurnal internasional USDA, ARS, ERRC, Wyndmoor, Pennsylvania vol. 77
no. 10 hal.1.
Ningrum, endah M. 2007. Kajian pemanfaatan lemak ayam ras pedaging dan minyak kelapa
sebagai bahan perminyakan kulit samak kambing. Jurnal nasional fapet unhas vol. 2 no.
5 hal 3.
Piette, G. dkk. 2001. Influence Of Extraction Temperature On Amounts And Quality Of
Rendered Chicken Fat Recovered From Ground Or Homogenized Skin. Jurnal
internasional Poultry Science 80:498.
Puspita, ineke dwi. 2008. Analisis Fisikokimia Sie Reuboh Pada Beberapa Variasi Lama
Penyimpanan. Jurnal nasional unhas vol 4 no. 2 hal 16.
Salim, nur. Dkk. 2007. Pengaruh lemak sapi dan minyak kelapa terhadap kadar kolesterol ldl
darah ayam buras (gallus gallus). Jurnal nasional universitas syah kuala aceh vol. 1 no.1
hal 2.
Sudarmadji, Bambang Haryono dan Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty. Yogyakarta.
Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Utama. Jakarta.
Wiradharma, tetes W. dkk. 2009. Pengaruh Konsumsi Berbagai Jenis Asam Lemak Terhadap
Indikator Kejadian Aterogenesis Pada Tikus Jantan Strain Wistar. Jurnal nasional
universitas andalas vol.4 no.3 hal 6
Lampiran :
Randemen pada minyak lemak ayam
Rendemen (%) =
berat sampel ( a )
265 x100%
750
= 35,33%
x 100%