Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Menntukan besarnya karbondioksida yang dihasilkan dalam respirasi
pada biji kacang hijau pada suhu 27 C dan 37 C dan mengetahui nilai
Q10
2. Mengukur kalor yang dilepaskan suatu proses respirasi pada biji
kacang hijau (Virgin radiata)
II.
METODE
III.
(Loveless, 1991).
Menurut Salisbury dan Ross (2009), proses respirasi menghasilkan
energi dan ATP harus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah
glikolisis. Tahapan ini merupakan proses dimana glukosa berubah menjadi
dua molekul asam. Tahapan ini berlangsung di sitosol. Dua molekul asam
tersebut, nantinya akan digunakan dalam proses dekarboksilasi oksidatif.
Selain itu juga glikolisis dapat menghasilkan dua molekul NADPH dan
energi dalam bentuk ATP.
Tahapan kedua adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahapan ini juga
berlangsung di sitosol. Dalam proses ini, asam piruvat yang beratom C3
berubah menjadi asetil yang beratom C2 dengan melepaskan CO2. Asetil
tersebut yang nantinya akan digunakan pula dalam siklus asam sitrat.
Kemudian, hasil lain dalam bentuk NADPH digunakan dalam transport
elektron (Salisbury dan Ross, 2009).
Selanjutnya yaitu tahapan ketiga adalah siklus asam sitrat. Tahapan
ini terjadi pada membran dan matriks dalam mitokondria. Pada tahapan
ini, asetil diolah dengan senyawa asam sitrat. Ada beberapa senyawa yang
dapat dihasilkan pada proses ini, salah satunya adalah 1 molekul ATP, 2
molekul CO2, serta FADH dan NADPH yang akan di proses dalam transfer
elektron (Salisbury dan Ross, 2009).
Tahapan yang terakhir adalah transfer elektron. Proses ini
berlangsung pada membran dalam mitonkondria. Pada prosesnya, elektron
akan di transfer oleh enzim quinon, sitokrom, flavoprotein dan piridoksin.
Reaksi ini dapat menghasilkan H2O (Salisbury dan Ross, 2009).
Menurut Dwijoseputro (1978), Faktor faktor yang mempengaruhi
respirasi aerob yaitu :
1. Ketersediaan jumlah dan jenis substrat
2. Ketersediaan oksigen sebagai sumber energi yang digunakan
oleh mitokondria dalam lintasan elektron untuk membentuk
ATP
Reaksi respirasi berjalan secara enzimatis selalu memiliki kisaran suhu
aktif tertentu. Semakin tinggi suhu akan meningkatkan laju respirasi.
Namun pada batas tertentu suhu akan menurunkan laju respirasi. Biji
melakukan respirasi aktif pada saat berkecambah.
Dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat pada
keping biji, kecambah akan tumbuh besar dan sel-selnya akan aktif
membelah dan memanjang. Pengukuran CO2 per satuan waktu per berat
basah kecambah yang dihasilkan selama proses respirasi, dapat diukur
secara asidimetri pada larutan NaOH yang diletakkan dalam ruang tertutup
bersama biji yang sedang aktif berkecambah. Sestem respirasi, jumlah
oksigen yang diambil melalui udara pernafasan tergantung pada kebutuhan
dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis bahan makanan yang
dimakan (Dwijoseputro, 1978).
Pengaruh suhu terhadap laju respirasi berkaitan dengan faktoe Q 10.
Pada saat itu, suhu dan laju reaksi respirasi berubah secara bersamaan
yaitu setiap kali suhu naik sebesar 10 C, maka laju respirasi juga akan
2 NaCl + 2 H2O
2 asetil KoA
12 NADP + CO2
4 CO2 + B NADH
36 ATP
luar tidak dapat masuk. Kapas yang telah dibasahi dengan air juga untuk
menutup kacang agar CO2 tidak keluar dan dalam penutupan tidak boleh
terlalu rapat agar kacang tidak terlalu lembab dan tidak rusak. Kemudian
diletakkan pada tempat gelap agar mencegah masuknya cahaya yang dapat
menyebabkan terjadinya fotosintesis serta untuk mengontrol dan
menstabilkan suhu.
Berdasarkan pengujian kualitatif kalor, diperoleh hasil biji kacang
hijau sebanyak 10 gram dan kalor yang dihasilkan sedikit panas.
Sedangkan biji kacang hijau sebanyak 15 gram dan kalor yang dihasilkan
adalah panasnya sedang. Semakin sedikit kacang hijau maka kalor atau
panas yang dihasilkan semakin sedikit, begitu pula sebaliknya. Waktu juga
dapat mempengaruhi kalor, pada praktikum kali ini digunakan waktu 24
jam agar respirasi dapat berlangsung sempurna.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Bidwell, K.G.S.1979. Plant physiology. Mac. Milan Publishing. Co Inc, New
york.
Campbell, R. M. 2006. Biologi Jilid 2 Edisi 5. Erlangga, Surabaya.
Dwijaseputro. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
Giyatmi, W.L., Solichatun, Sugiyanto. 2008. Pertumbuhan, kandungan klorofil
dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranata arundinaceae L.) setelah
pemberian asam Giberelat (GA3). Jurnal Bioteknologi. 1(3) :1-9.
Keeton, W.T. 1967. Biological Science. Norton Company INC, New york.
Labuza, T.P.1984. Open shelf Life Dating ofn Food. OTA Publishing, USA.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Gramedia, Jakarta.
Mulyani, S. 2008. Anatomi Tumbuhan. Kanisius, Surabaya.
Ria, A.T.N., Subagyo., dan Rosanti, E. 2007. Pengaruh Kadar Air terhadap Laju
Respirasi Tanah Tambak pada Penggunaan Katul Padi sebagai Priming
Agent. Jurnal Ilmu Kelautan. 12 (2) : 67-72.
Sallisbury, F.B. dan Ross,C.W.2009. Plant Physiology. Wadsworth Pub,
California.