Professional Documents
Culture Documents
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia Air liur
b. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia Empedu
2. Waktu Praktikum
Rabu, 7 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B.
LANDASAN TEORI
Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri
atas gabungan kelompok alveoli bentuk kantong yang membentuk lubanglubang kecil. Saluran-saluran dari setiap alveolus bersatu membentuk saluran
yang lebih besar dan yang menghantarkan sekretnya ke saluran utama dan
melalui ini sekret dituangkan ke dalam mulut. Kelenjar ludah yang utama
adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis (Pearce, 2009: 220).
Kandung empedu merupakan kantong berwarna kuning dengan
dinding tipis, berotot, panjangnya sekitar 10 cm. Terletak dibawah hati pada
sambungan lobus kanan dan kuadratus. Kandung empedu merupakan tempat
penyimpanan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu yang dialirkan oleh
hati melalui duktus hepatikus. Kandung empedu mampu menampung empedu
50 mL yang kemudian disalurkan keluar melalui duktus sistikus, duktus
komunis ke duodenum (Tarwoto, 2009 : 281)
Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen
intraseluler dan kompartemen ekstraseluler. Cairan ekstraseluler ini yang
bergerak
secara
konstan
cairan
tubuh
dapat
respirasi
mengeluarkan
H+ sampai
terjadi
keseimbangan.
Sistem
permen karet akan menambah jumlah dan konsentrasi ion-ion Ca 2+, PO43-, F-,
dan OH- yang merupakan komponen mineral gigi (Soesilo, 2005).
Kondisi asam dalam saluran pencernaan akan merangsang sekresi
garam empedu untuk menetralkan pH. Empedu disekresikan di hati dengan
menggunakan kolesterol yang berada di darah sebagai bahan pembentuk
cairan empedu. Penggunaan kolesterol dalam darah mengakibatkan kolesterol
yang dideposit ke jaringan (daging) menjadi lebih sedikit. Hal inilah yang
menyebabkan rendahnya kolesterol daging
C.
D.
SKEMA KERJA
1. Air liur
Hasil
b. Uji Biuret
2 mL Air Liur tanpa penyaringan + 2 mL NaOH 10%
Dikocok
+ CuSO4 0,1 M
Dikocok
Hasil
c. Uji Molisch
H2 mL Air Liur tanpa penyaringan + 2 tetes alpha-naftol
Dikocok
Hasil
d. Uji Presipitasi
2 mL Air Liur yang telah disaring
Hasil
e. Uji Sulfat
1 mL Air Liur yang telah
disaring + 3-5ketetes
HCL
Dimasukkan
tabung
reaksi
Hasil
2. Empedu
a.
Sifat Empedu
b.
Uji Gmelin
3 mL HNO3 pekat
Dimasukan ke tabung reaksi
Hasil
c.
Uji Pettenkofer
5 mL larutan empedu encer
Hasil
d.
Tabung 1
+ 3 tetes minyak
Hasil
E.
+3 tetes minyak
+3 mL larutan empedu
Hasil
ANALISIS DATA
NO
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
Air Liur
a.
HASIL PENGAMATAN
pH = 7
ludah
Uji Biuret
reaksi
lalu
dan
Selanjutnya ditambahkan
terdapat
endapan
berwarna ungu
Uji Molisch
reaksi
ditambahkan
Alpha-Naftol
kemudian
lalu
tetes
dikocok
Selanjutnya ditambahkan
H2SO4
melalui
dinding
tabung
d.
Uji Presipitasi
bening
Warna campuran :
Kemudian ditambahkan 1
endapan putih
Uji sulfat
Dimasukkan 1 mL air liur
ke dalam tabung reaksi ,
lalu ditambahkan 3-5 tetes
HCl
Kemudian ditambahkan 5-
bening.
Warna BaCl2 2% : bening
Warna campuran :
warnanya menjadi sedikit
keruh
dan
dikocok
partikel-partikel
terdapat
kecil
yang menyebar
2.
Empedu
a. Sifat Empedu
Baunya menyengat
Berlendir
Berbentuk oval
Warna cairan hijau pekat
Terbentuk 3 lapisan:
Atas warna hijau,
tengah cokelat,
bawah coklat bening
Setelah
b. Uji Gmelin
Dimasukkan 3 mL HNO3
pekat
kedalam
tabung
reaksi
Kemudian ditambahkan 3
mL larutan empedu encer
dengan hati-hati . Diamati
dikocok
terbentuk 2 lapisan :
Atas merah bata
bawah bening,
Tabung terasa panas
warna-warna
yang
terbentuk
c. Uji Pettenkofer
Dimasukkan 5 mL larutan
empedu encer ke dalam
ditambahkan
perubahan fisik)
tetes
sukrosa 5 %
Kemudian ditambahkan
H2SO4. Sebelum di
kocok , terbentuk 3
Lalu ditambahkan 3 mL
H2SO4
pekat
melalui
dinding tabung.
-
lapiasan :
Atas hijau keruh
Tengah coklat pekat
bawahnya bening
Setelah dikocok terjadi
perubahan warna.
Bagian atas : ungu pekat
Bagian tengah : merah
bata
Bagian bawah : bening.
Dan tabung reaksi terasa
panas.
d. Fungsi
Empedu
Sebagai
Emulgator
Tabung 1
- Terdapat 2 lapisan
Tabung 1 ditambah 3mL
Atas : minyak (kuning
air suling dan + 3tetes
keruh)
minyak
Bawah : air suling
(bening)
Tabung 2
- Sebelum dikocok terdapat
Tabung ke 2:
3 lapisan:
Atas: minyak
bening)
(kiuning
+3 mL air suling
+3 tetes minyak
(bening)
Setelah dikocok terdapat
+3 mL larutan empedu
2 lapisan
Atas: minyak
berbusa
(hijau muda)
Bawah: campuran
air
F.
ANALISIS DATA
1. Air liur
a. Uji Biuret
b. Uji Molisch
c. Uji Peptisasi
Penggumpalanendapanputih
Na++CH3COOHCH3COONa(mengendap)
d. Ujisulfat
HCl
2. Empedu
a. Sifat Empedu
o
o
o
o
o
b. Uji gmelin
Bilirubin + HNO3
c. Uji Pettenkofer
O
OH
HO
OH
O H
H
H
OH
O
O
H
terhidrolisis
HO
OH
HO
H
OH
OH
HO
OH
H
OH
OH
sukrosa
OH
glukosa
PEMBAHASAN
Air adalah senyawa utama penyusun tubuh makhluk hidup yang
merupakan bagian esensial berfungsi sebagai pelarut dan sebagai katalisator
reaksi-reaksi biologis. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan
yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler
adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu :
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
Selanjutnya uji air liur dengan uji Molisch. reaksi mollisch digunakan
untuk mengidentifikasi ada tidaknya radikal prostetik karbohidrat pada
protein majemuk seperti glikoprotein pada saliva. Prinsip umum dari
pengujian ini adalah jika terdapat karbohidrat baik pentose maupun heksosa
akan mengalami kondensasi jika di tambahkan H2SO4. Hasil kondensasi ini
akan bereaksi dengan-naftol sehingga membentuk kompleks ungu yang
berupa cincin di antra 2 lapisan. Namun pada hasil pengamatan, cincin ungu
berada pada dasar tabung menyerupai endapan dan tidak berada pada tengahtengah antara 2 lapisan. Hal ini disebabkan karena saliva yang diamati tidak
dalam keadaan baik dan penuh busa. Hasil yang didapat adalah positif yaitu
dengan terbentuknya cincin ungu yang merupakan hasil reaksi kondensasi
antara hidroksimetilfurfural dengan -naftol.Hidroksimetilfurfural terbentuk
dari reaksi dehidrasi dengan H2SO4 dengan gula heksosa. Hal ini dikarenakan
adanya karbohidrat yang dapat berupa maltosa atau glukosa (yang merupakan
gula heksosa) hasil pemecahan amilum oleh enzim maltase yang masih tersisa
dari proses pencernaan makanan. Reaksi uji mollish adalah :
Pada percobaan ketiga untuk uji kimia air liur yaitu uji Presipitasi
dengan asam asetat glasial untuk melihat adanya pengendapa dimana proses
pengendapan sendiri adalah cara untuk mempermudah proses pemisahan.
Penggumpalanendapanputih
Na++CH3COOHCH3COONa(mengendap)
merupakan asam kuat, terbentuk 2 lapisan yaitu bening (bawah), dan keruh
(atas). Hal ini membuktikan adanya ion sulfat di dalam saliva. Reaksi pada uji
Sulfat ini sebagai berikut :
BaCl2 (aq) + SO42- (aq)
HCl
Praktikum kedua adalah uji sifat fisik dan kimia dari empedu.
Empedu adalah cairan pahit dan berwarna hijau kekuningan karena
mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan
oleh hepatosit hati. Empedu merupakan membantu dalam pencernaan lemak,
lemak tidak larut dalam air, diemulsi sehingga lebih gampang diserap oleh
tubuh. Untuk uji fisik, dilakukan pengamatan dengan melihat warna, bau, dan
bentuk dari kantong empedu ayam. Sesuai hasil pengamatan empedu
berbentuk lonjong, lembek, dan berselaput berwarna hijau kekuningan yang
di pengaruhi adanya bilirubin yang merupakan zat warna empedu hasil dari
perombakan sel darah merah.
Untuk uji kimia empedu pertama yaitu uji Gmelin, Prinsip pengujian ini
meliputi reaksi antara bilirubin dengan HNO 3 yang akan menghasilkan
larutan berwarna sesuai dengan kosentrasi HNO3 yang dipakai Jika kita
mengunakan HNO3 pekat (95%) maka akan terbentu larutan merah muda,
saat penambahan HNO3 dilakukan sangat hati-hati dimana larutan ditetesi
perlahan melalui dinding tabung karena larutan asam kuat ini dikhawatirkan
dapat memicu eksplosif. HNO3 berfungsi sebagai oksidator kuat dalam reaksi.
Hasil pengamatan didapatkan 3 lapisan yaitu lapisan atas berwarna hijau,
lapisan tengah berwarna cokelat dan lapisan bawah berwarna bening, setelah
dilakukan pengocokan terdapat 2 lapisan dimana lapisan atas berwarna merah
bata dan lapisan bawah berwarna bening. Warna merah bata yang cenderung
kecoklatan ini merupakan warna dari bilirubin yang sedikit memang sedikit
cokelat kekuningan, sedangkan warna kemerahan membuktikan bahwa
adanya reaksi bilirubin dengan HNO3 pekat. Reaksi yang terjadi adalah :
Bilirubin + HNO3
O
OH
HO
OH
O H
H
H
OH
O
O
terhidrolisis
HO
OH
HO
H
OH
OH
OH
HO
OH
OH
H
OH
sukrosa
glukosa
ditambahkan
minyak)
hasilnya
tidak
dapat
bercampur
minyak berbusa (hijau muda), lapisan bawah: campuran air suling + empedu
(hijau tua). Hal ini dapat terjadi dikarenakan cairan empedu bereaksi dengan
lemak membentuk micelles sehingga mampu tercampur dengan air dan
menjadi emulsi. Empedu dapat berfungsi sebagai emulgator apabila
ditambahkan dengan minyak ketika empedu ditambahkan dengan minyak.
Hal ini menunjukan adanya enzim lipase dalam empedu yang kita analisis
dengan reaksi :
Garam-garam empedu + minyak micelles
Micelles + air larut
H.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Air liur memiliki pH 6,5-7,0 yang disebabkan karena enzim amilase
pada saliva memiliki pH optimum pada keadaan sedikit asam sampai
netral. Enzim amilase pada saliva merupakan suatu glikoprotein
sehingga memberikan hasil positif pada uji biuret. Di dalam air liur
terdapat karbohidrat dalam bentuk maltose atau glukosa yang
merupakan hasil pemecahan amilum oleh enzim amilase sehingga
memberikan hasil positif pada uji molish. Adanya asam dapat
menyebabkan koagulasi molekul-molekul protein (misalnya enzim)
yang terkandung dalam air liur pada uji pesipitasi. Dalam air liur
terkandung ion sulfat sehingga memberikan uji positif pada ujisulfat
yang ditandai dengan adanya endapan/bulir-bulir putih BaSO4.
b. Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang berwarna hijau
tua.Didalam empedu terdapat bilirubin yang merupakan pigmen
empedu yang dapat diidentifikasi dengan uji gmelin dan membentuk
suatu turunan berwarna.Uji pettekofer akan menghasilkan kompleks
berwarna pada larutan karena empedu mengandung asam empedu yang
merupakan senyawa aromatik kompleks.Empedu mempunyai fungsi
sebagai emulgator yang menyebabkan emulsi stabil dari lemak dengan
membentuk micelles yaitu kompleks yang larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Anthara, I Made Suma.,dan I Nyoman Suartha. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh
pada Anjing dan Kucing. Denpasar : Universitas Udayana.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta :