Professional Documents
Culture Documents
infeksi
mikoriza.
Bahan
organik
menyediakan
karbon
untuk
3) Pupuk mikoriza
c. Cara kerja
1) Mencampur contoh tanah (25 gram) dengan air (100 ml)/
(perbandingan tanah:air 1:5-10) alam gelas piala, kemudian
mengaduk rata dan membiarkan beberapa detik agar partikel kasar
mengendap.
2) Menuangkan cairan (didekantasi) melalui saringan kasar (25 mikron)
untuk memisahkan partikel kasar. Menampung cairan yang melewati
saringan pertama. Mencuci saringan dengan air mengalir, jangan
menggunakan tangan atau benda lain karena dapat merubah ukuran
saringan.
3) Menyaring kembali hasil tampungan dari saringan kedua dengan
ukuran saringan yang lebih halus (90 mikron). Menamping hasil
saringan kedua dan cuci saringan dengan air mengalir.
4) Menyaring hasil saringan kedua untuk terkhir kali dengan saringan
paling halus (60 mikron). Memindahkan sisa yang tertinggal pada
saringan dalam cawan petri (+4 petri). Cara : Membalik saringan,
menyemprot pada bagian yang terdapat terserah yang tertinggal
dengan air dan taruh cawan petri di bawah saringan.
5) Mengamati hasil saringan pada cawan petri di bawah mikroskop
binokuler, memisahkan spora dari seresah organic dan hitung jumlah
sporanya.
2. Kultur Pot
a. Alat
1) Pot plastic kapasitas 250 cc
2) Oven
3) Autoclave
4) Saringan
b. Bahan
1) Media kultur pot bias berupa zeolit
2) Benih jagung (Zea mays)
3) Starter inokulum FMA
4) Larutan alkohol 50%
5) KOH 10% dan HCl 1N
6) Aquadest
7) Tryplanblue 0,05%
8) Larutan Jhonson
c. Cara kerja
1) Menyiapkan media kultur pot bias berupa tanah berpasir, pasir atau
ziolit.
2) Mengecambahkan benih jagung dalam bak kecambah.
3) Membasahi media yang telah disiapkan dan membuat koakan kurang
lebih lebar 2 cm dan dalam 3 cm. Memasukkan starter inokulum
FMA ke dalam pot kultur sebanyak 50 g/pot.
4) Menanam kecambah jagung diatas inokulum.
5) Memelihara kultur dengan penambahan air secukupnya setiap hari,
hindari jangan sampai tergenang. Pemupukan dilakukan dengan
pemberian larutan jonson sesuai petunjuk.
6) Menghentikan penyiraman pada saat tanaman mulai masuk fase
generative dan Memotong akar tanaman serta memanen inokulum.
7) Pemanenan hanya dilakukan setelah media sudah benar-benar
kering, dan inokulum dapan disimpan dalam kantong plastic dan
dismpan dalam tempat kering.
8) Catatan: sususan larutan hari jonshon dan petunjuk penggunaan
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
E. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia. D. D dan Purwani. K.I. 2013. Pengaruh Pemberian Mikoriza Glomus
fasciculatum Terhadap Akumulasi Logam Timbal (Pb) Pada Tanaman
Euphorbia milii. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol 2(1) : 79-83.
Indriyani. N. P, Mansyur, Susilawati. I, dan Islami. R. Z. 2008. Peningkatan
Produktivitas Tanaman Pakan Melalui Pemberian Fungi Mikoriza
Arbuskular (FMA). Pastura. Vol 1(1) : 27-30.
Rosliani, R., Y. Hilman, dan N. Sumarni. 2006. Pemupukan Fosfat Alam, Pupuk
Kandang Domba, dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimunpada Tanah Masam. Jurnal
Hortikultura. Vol 16(1): 21-30.
Sumiati, E, dan O.S. Gunawan. 2006. Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza untuk
Meningkakan Efisiensi Serapan Unsur Hara NPK serta Pengaruhnya
terhadap Hasil dan Kualitas Umbi Bawang Merah. Jurnal Hortikultura. Vol
17(1): 34-42.
Tirta. i. G. 2006. Pengaruh Kalium dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Bibit
Panili(Vanilla Planifolia Andrew). BIODIVERSITAS. Vol 7 (12) : 171-174.