You are on page 1of 19

SKRIPSI

UNITED NATIONS DECLARATION ON THE RIGHTS


OF INDIGENOUS PEOPLES: RELEVANSI DAN
URGENSINYA TERKAIT PEMBENTUKAN REGULASI
MENGENAI JAMINAN PERLINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA

Siti Khotimah
07260001

BAB I
Pendahuluan
LBM:
Kesamaan masalah yang dihadapi indigenous
peoples(masyarakat adat) di seluruh dunia.
Upaya memperoleh pengakuan atas identitas,
cara hidup dan hak mereka atas lahan-lahan
tradisional dan sumber daya lainnya.
Respon lembaga dunia:
ILO : konvensi ILO 107 & 169
PBB: UNDRIP

UNDRIP sebagai pencapaian penting


pengakuan hak-hak MA yang bersifat non
legally binding
Indonesia merupakan salah satu negara
pendukung UNDRIP, memiliki masalah
yang sama mengenai perlindungan hakhak MA di wilayahnya
Ketersingkiran dan pencerabutan hak-hak
MA di Indonesia secara sistemik
dilakukan oleh negara:
Paradigma pembangunan yg sentralistik
Ketidak jelasan regulasi mengenai
pengakuan & perlindungan hak MA

Ketertarikan peneliti terhadap relevansi antara masalah


pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak MA di
Indonesia dengan keberadaan U.N Declaration on the
Rights of Indigenous Peoples (UNDRIP) yang
menjadikannya penting sebagai acuan/standar
pembentukan regulasi mengenai jaminan perlindungan
hak MA.
Rumusan Masalah:
1. Sejauh mana regulasi yang dibuat oleh pemerintah
Indonesia dapat memberikan jaminan pemenuhan
dan perlindungan hak-hak masyarakat adat di
Indonesia?
2. Bagaimana relevansi dan urgensi UNDRIP sebagai
acuan/standar di dalam pembentukan regulasi baru
mengenai jaminan perlindungan terhadap hak-hak
masyarakat adat di Indonesia?


a.
.

Teori dan Konsep:


Teori Rejim Internasional
institusi atau rejim internasional
memengaruhi perilaku negara-negara
maupun aktor internasional yang lain
Rejim berperan sebagai fasilitator
terciptanya agreement dengan cara
menyediakan seperangkat norma,
peraturan dan prinsip sekaligus
menyediakan informasi yang cukup serta
mengurangi ketidakpastian (Stephen
Krasner)

b. Konsep Free Prior and Informed Consent (FPIC)


hak masyarakat untuk mendapatkan informasi
(informed) sebelum (prior) sebuah program atau
proyek pembangunan dilaksanakan dalam wilayah
mereka, dan berdasarkan informasi tersebut,
mereka secara bebas tanpa tekanan (free)
menyatakan setuju (consent) atau menolak, atau
dengan kata lain sebuah hak MA untuk
memutuskan jenis kegiatan pembangunan macam
apa yang mereka perbolehkan untuk berlangsung
dalam tanah adat mereka.(Marcus Colchester)
Konsep yang dikembangkan oleh beberapa
organisasi internasional sebagai standar
perlakuan terhadap MA

Metodologi Penelitian:
Tipe Penelitian: Deskriptif
Tingkat Analisa:
Variabel independen : Deklarasi PBB tentang
Hak-Hak Masyarakat Adat/UNDRIP
Variabel dependen: Pembentukan regulasi
terkait jaminan perlindungan hak-hak
masyarakat adat (MA) di Indonesia

Ruang Lingkup Penelitian


Fokus penelitian mengenai hak-hak masyarakat adat
baik hak ekonomi, politik, sosial, budaya dalam
kaitannya dengan kebijakan pembangunan
Hak-hak tsb dicerminkan dalam 3 prinsip di dalam
UNDRIP yang menjadi fokus peneliti: hak menentukan
nasib sendiri (the right to selfdetermination ),hak
penguasaan & pengelolaan lahan & sumber
daya(LTRs),hak atas ganti rugi (compensation and
restitution)
Contoh-contoh kasus diambil secara acak yang
dianggap mewakili keperluan penelitian yg terjadi
dalam kisaran waktu 2000-2010

BAB II
Tinjauan ttg Proses Pembentukan & Isi Deklarasi PBB
Mengenai Hak Masyarakat Adat (UNDRIP)

Isu Masyarakat Adat Global


Periode kolonialisme,berlanjut pada negara-negara merdeka
Gerakan protes dari perorangan dan kelompok baik di tingkat lokal maupun
internasional
Komitmen sub komisi ham PBB untuk secara resmi mempertimbangkan dan
memperhatikan masalah2 MA

Proses Terbentuknya UNDRIP

1972 Economic and Social Council (ECOSOC) memberi wewenang pd sub


komisi untuk melakukan studi khusus hingga th.1984
1977 Utusanutusan MA mulai hadir di pertemuanpertemuan
PBB,dilangsungkannya konferensi di Jenewa mengenai diskriminasi MA di
Amerika
1982 pembentukan kelompok kerja (WGIP)
1985-1993 perumusan draft deklarasi
1995-2004 dekade internasional untuk MA sedunia
2000 - dibentuknya UNPFII
2007 13 September, adopsi draft deklarasi oleh MU dengan hasil voting
143 negara mendukung, 4 negara tidak mendukung dan 11 negara abstain

Materi UNDRIP
Self Determination (Hak untuk
menentukan Nasib sendiri)
Hak atas tanah dan sumbersumber
lainnya
Pemulihan akibat eksploitasi tanah dan
SDA(ganti rugi)
Pengakuan terhadap sistem
sosial,ekonomi, politik dan budaya asli
Hak Individual (Kewarganegaraan, Anak2,
Perempuan, Manula, org cacat)
Pendidikan & Bahasa

Hak penentuan nasib sendiri (The right of self determination)


Indigenous peoples have the right of self determination . By
virtue of that right they freely determine their political status
and freely pursue economic, social cultural development.
(article 3)
Hak atas Tanah, Wilayah dan Sumber daya alam
(Land,Territories and Natural resources)
Indigenous peoples have the right to own, use, develop and
control the lands, territories and resources that they possess
by reason of traditional ownership or other traditional
occupation or use, as well as those which they have
otherwise acquired.(article 26)
Hak atas Ganti Rugi (Compensation and restitution)
Indigenous peoples have the right to restitution or, when this
is not possible, of a just, fair and equitable compensation, for
the lands, territories and resources which they have
traditionally owned or otherwise occupied or used, and which
have been confiscated, taken, occupied, used or damaged
without their free, prior and informed consent.(article 28)

Posisi negara anggota PBB terhadap


Deklarasi
Tidak mendukung & Abstain, dengan
alasan ketidak setujuan dengan beberapa
pasal/prinsip dalam
deklarasi,bertentangan dengan sistem
internal hukum negara
Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru,
Australia. Rusia, Kolombia, Bangladesh

BAB III
Masyarakat Adat di Indonesia

Perkembangan Isu Masyarakat Adat (MA)


di Indonesia
Pengidentifikasian indigenous peoplesmasyarakat adat
Perlakuan diskriminatif & manipulatif

Regulasi ttg Jaminan Pengakuan dan Perlindungan HakHak MA di Indonesia


1. Jaminan terhadap hak penentuan nasib sendiri; nilai
dan kelembagaan (local wisdom)
Pasal 18B UUD 1945 & UU No.32 th 2004 ttg
Pemerintahan Desa= pengakuan bersayarat
Pasal 29 UUD 1945 vs Penetapan Presiden th 1965 ttg
Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama
Permen Dagri Ttg Pedoman Fasilitas Organisai
Kemasyarakatan Bidang Budaya, Keraton dan Lembaga
Adat Dlm Pelestaraian Dan Pengmbangan Budaya
Daerah = tidak ditegaskan perannya dalam proses
perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan bidang
pembangunan,tidak didukung dengan perda
Contoh kasus: MA Sedulur Sikep, MA Dayak Jalai, MA
Amungme

2. Jaminan thdp penguasaan dan pengelolaan lahan dan


sumber daya; hak ulayat;mengatur,
menyelenggarakan,menetapkan hubungan hukum
berkenaan dg tanah
UU No.41 th 1999 ttg Kehutanan pasal 1, pasal 67 (1),
UU No. 7 th 2004 ttg Sumber Daya Air= pasal bersyarat
Pemberlakuan UU No.5 th 1960 ttg Pokok Agraria,UU
No.5 th 1990 ttg Konservasi SDA Hayati dan
Ekosistemnya= Akses MA ke sumber-sumber daya alam
terputuskan karena kegiatan
pertambangan,perkebunan,konservasi hutan, dll
dengan izin konsesi yg diberikan pemerintah pada
pihak swasta dengan Hak Guna Usaha
Pasal 33 ayat 2&3 UUD 1945;konstruksi hak menguasai
negara yg terlalu besar sehingga klaim sepihak dapat
dg mudah dilakukan
Contoh kasus: MA Karonsie Dongi, MA
Ketemenggungan Siyai

Relevansi & Urgensitas UNDRIP


MA berhak menikmati seluruh hak asasi dan
kebebasan dasar yg diakui ditingkat nasional
& internasional
Lemahnya regulasi yang menjamin
pengakuan, perlindungan dan pemenuhan
terhadap hak-hak MA di Indonesia
menumbuhkan kesadaran akan kebutuhan
pembentukan regulasi yang jelas dan
menyeluruh terhadap masalah ini.
Oleh karena itu menjadi hal yang penting
untuk melaksanakan prinsip-prinsip yg
terkandung dalam UNDRIP dengan cara
mengadopsinya ke dalam bentuk undangundang nasional.

Kelahiran UNDRIP dilatarbelakangi


kesamaan nasib MA di seluruh dunia yg
tersingkirkan,termasuk MA yg ada di
Indonesia
Indonesia merupakan negara pendukung
dan terlibat aktif dalam proses
penyusunan draft deklarasi
UNDRIP sebagai pencapaian penting
perjuangan gerakan masyarakat adat di
tingkat global yg memuat prinsip-prinsip
pengakuan dan jaminan terhadap hak MA
secara menyeluruh

Lanjut..

Hak menentukan nasib sendiri;pemberian


makna & pelaksanaan yg jelas;otonomi
khusus bagi wilayah MA,hak keikutsertaan
dalam proses pembangunan (FPIC)
Hak penguasaan dan pengelolaan tanah &
SDA; pengakuan hukum atas
tanah,wilayah&SDA berdasar kepemilikan
tradisional turun menurun,perlunya jaminan
atas ganti rugi yang jelas terhadap
pencabutan akses MA ke tanah,wilayah &
SDA,rehabilitasi keerusakan
lingkungan,kehidupan sosial dan budaya yg
dialami MA.

Kesimpulan

Regulasi masih sangat lemah terhadap


pengakuan,perlindungan dan pemenuhan
hak MA di Indonesia
UNDRIP relevan dikaitkan dengan
permasalahan yg dihadapi MA adat di
Indonesia
Penting dan mendesak bagi Indonesia
dengan lemahnya regulasi, untuk
menjadikan UNDRIP sebagai
acuan/standar pembentukan regulasi
baru yang lengkap dan menyeluruh

You might also like