You are on page 1of 17

ACARA I

KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
: a. Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/bijibijian.
b. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida,
dan polisakadarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan
warnanya.
2. Waktu Praktikum
: Rabu, 7 Oktober 2015.
3. Tempat Praktikum
: Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah
atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Sebagai
contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C 6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah
C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom
hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1, sedangkan pada sukrosa 22:11
atau 2:1. Dengan demikian dahulu orang berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat.
Karena hal inilah maka dipakai kata karbohidrat, yang berasal dari karbon yang berarti
mengandung unsur karbon dan hidrat yang berarti air. Walaupun pada kenyataannya
senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap digunakan
di samping nama lain yaitu sakarida. Ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris
seperti karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau
hidroksiasetildehida, sedangkan formaldehida mempunyai rumus CH 2O atau lazim ditulis
HCHO. Dengan demikian senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari
rumus empirisnya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya (Poedijiadi dan
Supriyanti, 2009 : 10).
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakaridaa jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan
heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch yang terdiri atas -naftol
dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin

menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis
bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat (Yazid dan Nursanti, 2006 : 4)
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan
sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang
terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis
menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na
sitrat yang terdapat pada reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata
yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya.
semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak. Pada Tabel II terlihat
bahwa pati ganyong yang sudah dihidrolisis berwarna merah bata dibandingkan tepung, hal
ini menandakan bahwa pati yang terhidrolisis mengandung gula reduksi yang lebih banyak
( Kusbandiri, 2015 : 38 ).
Secara umum, Singkong merupakan jenis tanaman yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri pangan. Proses
penyembuhan yang diberikan krim ekstrak singkong 8% memberikan efek paling cepat
karena lebih banyaknya kandungan zat aktif yang dapat membantu proses penyembuhan luka
bakar. Hal ini dipengaruhi karena adanya kandungan karbohidrat, fosfor, vitamin C, vitamin
B1 dan protein didalam singkong yang membantu terjadinya re-epitalisai jaringan kulit lebih
cepat serta mencegah terjadinya reaksi peradangan, membantu dalam mencegah terjadinya
radikal bebas dan membantu dalam pembentukan jaringan sel baru ( Rumayar, dkk., 2010 :
17 ).
Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan sumber kalori
yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat adalah 4 Kal
(kkal). Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna bagi
pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat berguna
untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan
mineral, dan membantu metabolisme lemak dan protein, serta dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ( Mukaromah dan Yusrin, 2010 : 20 ).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum

a. Blender
b. Corong Buchner
c. Filter flask
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 600 mL
f. Gelas ukur 100 mL
g. Kain penyaring
h. Kertas Whatmann
i. Penjepit kayu
j. Pipet tetes
k. Pipet volume 2 mL
l. Pisau
m. Pompa vakum
n. Rak tabung reaksi
o. Rubber bulb
p. Spatula
q. Tabung reaksi
r. Timbangan analitik
s. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)(l)
b. Etanol 95%(l)
c. H2SO4 pekat (l)
d. Indikator amilum 1 %
e. Larutan alfa naftol 10%
f. Larutan fruktosa 1%
g. Larutan glukosa 1%
h. Larutan HCl encer
i. Larutan iodine
j. Reagen benedict
k. Reagent saliwanoff
l. Ubi kayu
D. SKEMA KERJA
1. Isolasi amilum dari umbi-umbian
Ubi kayu (singkong)
- Dikupas + ditimbang 100 gram
- Ditambah air 200 mL
- Diblender

Ubi kayu yang telah halus


- Residu disaring dengan kain kasa/kain
lap

Endapan

Filtrat
-

Endapan
-

Filtrat
Ditambahkan 200 mL air, diamkan
Didekantasi

Endapan
-

Ditampung
Diendapkan 20 menit
Didekantasi

Filtrat
Ditambahkan 100 mL Etanol 95%
Dikocok
Disaring dengan kertas saring

Filtrat

Pati basah
-

Dikeringkan
Ditimbang

Hasil
2. Uji kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Mollish
Tabung reaksi
- 2 mL larutan glukosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung (perlahan)

Hasil

Tabung reaksi

(Adanya cincin ungu pada bidang batas 2


cairan menunjukkan adanya karbohidrat)

2 mL larutan fruktosa
2 tetes larutan 10% alfa naftol
Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung (perlahan)

Hasil

b. Reaksi Benedict
Tabung reaksi
- 2 mL larutan glukosa 1%
- 5 mL reagen benedict
-
Hasil

Tabung reaksi
-

2 mL larutan fruktosa 1%
5 mL reagen benedict

Hasil
c. Reaksi iodine
Tabung reaksi
Hasil

1 mL larutan amilum 1%
HCl encer beberapa tetes
Beberapa tetes larutan iodine

d. Reaksi Saliwanoff
Tabung reaksi
-

2 mL reagen saliwanoff
2 tetes larutan glukosa
dalam penangas air (1 menit)

Hasil
Tabung reaksi
-

2 mL reagen saliwanoff
2 tetes larutan fruktosa
dalam penangas air (1 menit)

Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi atau Biji-bijian
No
1

Perlakuan
Hasil
Ubi kayu dikupas, dipotong kecil- Warna ubi kayu = putih
Massa ubi kayu = 100 gram
kecil, ditimbang sebanyak 100
gram
100 gram ubi kayu + 200 ml Warna aquades = bening
Terbentuk larutan kental berwarna kuning
aquades lalu diblender sampai
muda
halus
Larutan disaring dengan kain Filtrat berwarna kuning dan endapannya
penyaring

Filtrat

berwarna kuning muda tertahan pada kain

diendapkan

20

kemudian didekantasi
5

Endapan

200

penyaring
menit Filtrat dengan endapan mulai terpisah,
terbentuk endapan berwarna putih dengan

ml

filtrat berwarna kuning muda


aquades, Terbentuk endapan putih pada dasar gelas

diendapkan 20 menit kemudian kimia dengan filtratnya berwarna putih

didekantasi
Endapan + 100 ml etanol 95%

keruh
Warna awal etanol = bening
Warna larutan campuran = keruh
Larutan campuran disaring dengan Filtrat berwarna bening
Pati berwarna putih dengan tekstur yang
buchner dan dikeringkan dengan
halus
pompa vakum
Pati kering kemudian ditimbang
Berat kertas whatsmann kosong = 0,63

6
7

gram
Berat kertas whatsmann + pati = gram
Berat pati = 13,27 gram
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Uji Reaksi Mollisch
- Glukosa
No
1

Perlakuan
Hasil
2 ml larutan glukosa 1% + 2 tetes Warna awal glukosa = bening
Warna awal -naftol = coklat tua
larutan -naftol 10%
Warna campuran = bening terdapat
butiran ungu mengapung di atas larutan
+ 2 ml larutan H2SO4 pekat secara Tabung reaksi terasa panas
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
perlahan-lahan melalui tabung
berwarna
bening,
lapisan
tengah
reaksi
terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah

berwarna bening kekuningan


No
1

Fruktosa
Perlakuan
2 ml larutan fruktosa 1% + 2 tetes Warna
larutan -naftol 10%

awal

Hasil
fruktosa

bening

kekuningan
Warna awal -naftol = coklat tua
Warna campuran = bening terdapat

butiran ungu mengapung di atas larutan


+ 2 ml larutan H2SO4 pekat secara Tabung reaksi terasa panas
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
perlahan-lahan melalui tabung
berwarna
bening,
lapisan
tengah
reaksi
terbentuk cincin ungu kecoklatan,
lapiasan bawah berwarna ungu bening

b. Uji Reaksi Benedict


- Glukosa
No
1
2

Perlakuan
Hasil
2 ml larutan glukosa 1% + 5 ml Warna awal glukosa = bening
Warna awal reagen benedict = biru
reagen benedict
Warna campuran = biru
dalam penangas air
Terbentuk larutan dan endapan merah
bata dengan waktu yang lama

No
1

Fruktosa
Perlakuan
2 ml larutan fruktosa 1% + 5 ml Warna
reagen benedict

awal

Hasil
fruktosa

bening

kekuningan
Warna awal reagen benedict = biru
Warna campuran = biru
Terbentuk larutan dan endapan merah

dalam penangas air

bata dengan waktu yang lebih cepat dari


glukosa
c. Uji Iodine
No
1

dimasukkan kedalam tabung reaksi


Larutan amilum ditambahkan HCL

Tidak terjadi perubahan warna

encer beberapa tetes


Ditambahkan beberapa tetes larutan

Tidak terjadi perubahan warna

ml

Perlakuan
larutan amilum

2%

Hasil
Warna: putih bening

iodine ke dalam tabung reaksi, lalu


digojog
d. Reaksi Saliwanoff
- Glukosa
No
1

Perlakuan
Hasil
2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes Warna awal reagen saliwanoff = bening
larutan glukosa 1%

kekuningan
Warna awal glukosa = bening
Warna campuran = bening kekuningan

dalam penangas air

Larutan

tetap

berwarna

bening

kekuningan
No
1

Fruktosa
Perlakuan
Hasil
2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes Warna awal reagen saliwanoff = bening
larutan fruktosa 1%

2
F.

kekuningan
Warna awal

fruktosa

bening

kekuningan
Warna campuran = bening kekuningan
Terbentuk larutan berwarna merah bata

dalam penangas air

ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Kadar amilum dalam 100 gram singkong
massa amilum kering
amilum=
100
massa singkong

13,27
100
100

= 13,27 %
2. Persamaan reaksi
a. Reaksi Molisch

OH OH OH H
CH2OH C
H

C
H

C
H

+ H2SO4

+
OH

furfural

pentosa

alfa naftol

OH OH OH H
CH2OH C
H

C
H

C
H

H
O

+ H2SO4

H3C

5-hidroksi furfural

+
OH

SO3H
O

H3C

OH

cincin ungu yang terbentuk

b. Reaksi Benedict

OH

R C OH

2+

+ Cu

R CH2

CuO

merah bata

c. Reaksi Iodine
Iodine

Amilum

d. Reaksi Saliwanoff

Kompleks Iodin Amilum

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita membahas tentang karbohidrat. Karbohidrat adalah
polihidroksi keton dan polihidroksi aldehid. Pada tanaman karbohidrat disimpan sebagai
tepung atau selulosa sedangkan pada hewan karbohidrat disimpan sebagai glikogen. Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/bijibijian dan melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya. Uji yang akan dilakukan meliputi uji
kualitatif dan uji kuantitatif dari karbohidrat, dimana uji kuantitatif dilakukan isolasi amilum
dari umbi, dan uji kualitatif karbohidrat dilakukan dengan menggunakan reaksi molisch,
reaksi benedict, reaksi iodine dan reaksi saliwanoff.
Pada percobaan isolasi amilum dari umbi, umbi yang digunakan adalah singkong.
Singkong mengandung amilum (pati) yang cukup banyak, sebab selain dapat digunakan
sebagai makanan sumber karbohidrat juga digunakan sebagai bahan baku

pembuatan

tapioka. Sebagai langkah awal, singkong yang telah dipotong kecil-kecil (100 gr) dihaluskan
menggunakan blender dengan penambahan 200 mL aquades. Hasil yang diperoleh berupa
larutan larutan kental berwarna kuning muda. Lalu dilakukan penyaringan menggunakan
kain, yang menghasilkan Filtrat berwarna kuning dan endapannya berwarna kuning muda
tertahan pada kain penyaring. Penyaringan menggunakan kain karena pori-pori yang dimiliki
oleh kain lebih besar dibandingkan kertas saring sehingga amilum tidak ikut tersaring.
Larutan tersebut kemudian diendapkan selama 20 menit agar terbentuk endapan
berwarna putih yang merupakan amilum. Endapan berwarna putih ditambahkan 200 mL
aquades lalu diendapkan 20 menit kemudian di dekantasi. Dekantasi bertujuan untuk
memurnikan endapan amilum karena air dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat yang
bersifat polar pada sampel. Setelah itu, ditambahkan alcohol 95% dan disaring dengan
penyaring buchner. Dalam hal ini fungsi alkohol 95% adalah untuk melarutkan amilum

secara sempurna (mengikat ekstrak amilum dalam singkong) dan untuk mencuci endapan
agar terbebas dari pengotor-pengotor sehinggga pada akhirnya diperoleh amilum yang murni.
Penambahan alcohol 95% ini menghasilkan larutan keruh. Adapun hasil penyaringan
diperoleh filtrat yang bening dan endapan amilum berwarna putih dengan tekstur halus.
Dengan terbentuknya larutan jernih (bening) dan endapan putih menunjukkan bahwa amilum
dapat diisolasi dari singkong. Larutan campuran disaring dengan buchner dan dikeringkan
dengan pompa vakum menghasilkan Pati berwarna putih dengan tekstur yang halus.
Berdasarkan hasil penimbangan, diperoleh berat amilum kering sebesar 13,27 gram.
Sementara itu kadar amilum dalam 100 gram singkong diperoleh sebesar 13,27 %. Kadar
amilum yang diperoleh ini sangat rendah dibandingkan dengan kadar pati dari literatur
(sebesar 25-35%). Hal ini dikarenakan pada proses dekantasi pertama dan kedua, masih
terdapat amilum yang larut dan belum mengendap seluruhnya di dasar gelas kimia. Hal ini
ditunjukkan oleh masih adanya larutan yang sedikit keruh di bagian atas endapan. Sehingga
ketika dilakukkan pemipetan atau dekantasi, amilum yang belum mengendap akan ikut
terbawa dan mempengaruhi jumlah amilum yang diperoleh.
Percobaan selanjutnya adalah uji kualitatif karbohidrat. Dalam uji kualitatif ini
digunakan empat jenis pereaksi yaitu reaksi reaksi molisch, reaksi Benedict, reaksi iodine,
dan reaksi saliwanoff. Pada pengujian pertama digunakan metode reaksi molisch untuk 2
jenis sampel yaitu glukosa dan fruktosa. Glukosa yang ditambahkan larutan -naftol,
terdapat adanya butiran butiran ungu, kemudian setelah penambahan H 2SO4 pekat terbentuk
cincin ungu karena terjadinya reaksi kondensasi antara furfural dengan -naftol yang
menghasilkan kompleks berwarna ungu. Konsentrasi H2SO4 pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang
kemudian dikombinasikan dengan -naftol untuk membentuk produk berwarna. Begitu pula
dengan fruktosa juga terbentuk cincin berwarna ungu. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi
senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Uji positif didapat jika cincin ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksi furfural dengan -naftol dalam pereaksi
molish . Uji ini memberikan hasil yang positif pada semua jenis karbohidrat. Dalam
molekulnya glukosa dan heksosa memiliki enam atom karbon dan disebut heksosa. Dehidrasi
heksosa-heksosa ini akan menghasilkan hidroksimetilfurfural yang merupakan derivat
furfural. Sedang untuk karbohidrat dengan lima atom karbon dehidrasi pentosa ini akan

menghasilkan

furfural

(reaksi

pembentukan

furfural).

Reaksi

furfural

dan

hidroksimetilfurfural ini dapat membentuk senyawa berwarna apabila direaksikan dengan naftol dan akan membentuk cincin ungu yang merupakan suatu senyawa kompleks.
Pada percobaan ini, diperoleh hasil pengujian yang positif, yang berarti bahwa hasil
dari prcobaan yang dilakukan sesuai dengan teori yang diperoleh dari literatur. Berdasarkan
hasil pengamatan untuk glukosa diperoleh 3 lapisan yaitu di bagian atas berupa larutan
berwarna putih, di bagian tengah berwarna ungu (yang menunjukkan uji positif dari glukosa)
dan bagian bawah berupa larutan berwarna bening kekuningan. Sedangkan untuk fruktosa 3
lapisan yang terbenuk adalah larutan bening di bagian atas, terbentuknya cincin ungu di
bagian tengah (yang menunjukkan hasil yang positif untuk fruktosa) dan bagian bawah
larutan berwarna bening. Adanya perbedaan warna penyusun kedua larutan di bagian atas
dan bawah dikarenakan adanya perbedaan bentuk struktur dari glukosa dan fruktosa,
sehingga dalam proses reaksinya akan menunjukkan adanya perubahan yang berbeda.
Percobaan selanjutnya yang dilakukan pada pengujian karbohidrat secara kualitatif
adalah dengan uji benedict untuk dua buah sampel yaitu larutan glukosa dan fruktosa. Uji
benedict ini merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula pereduksi) yaitu karbohidrat yang
mengandung gugus aldehid yang disebut aldosa atau gugus keton yang disebut ketosa yang
bebas. Uji benedict berdasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+ pada suasana basa atau
alkalis oleh aldehid atau keton bebas dari gula. Uji positif ditandai dengan terbentuknya
endapan berwarna yang disertai larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange. Gula
reduksi terdapat pada glukosa adalah sorbitol, sedangkan pada fruktosa gula reduksi adalah
campuran, dari sorbitol dan mannital. Untuk fruktosa, ujinya positif, dan larutan berwarna
merah. Warna endapan yang didapat tergantung pada jenis dan konsentrasi dari karbohidrat
yang diuji. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil yang positif untuk sampel glukosa
dan fruktosa yang digunakan. Dari hasil pengamatan terjadi perubahan yang sama untuk
kedua sampel yaitu ketika sampel ditambahkan dengan reagen benedict terjadi perubahan
warna larutan menjadi berwarna biru dan setelah dipanaskan, terbentuk 2 fasa yaitu berupa
larutan berwarna merah bata dan endapan berwarna merah bata. Terbentuknya 2 warna pada
endapan disebabkan oleh pengaruh reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+. Dimana reduksi yang
paling tinggi terjadi pada lapisan atas dengan perubaan warna endapan menjadi merah bata

dibandingkan dengan endapa berwarna hijau. Meskipun di bagian bawah tidak terbentuk
adanya endapan berwarna biru, uji ini tetap menunjukkan hasil yang positif karena tidak
terbentuknya warna biru pada endapan dipengaruhi oleh konsentrasi karbohidrat yang ada
pada sampel uji tersebut.
Glukosa dan fruktosa yang termasuk dalam golongan monosakarida, memiliki gugus
karbonil (-CO=O) yang dapat mereduksi larutan CuSO 4 menjadi endapan Cu2O berwarna
merah bata. Glukosa dapat dioksidasi oleh cu 2+ karena termasuk golongan ketosa (gugus
keton) namun tetap dapat dioksidasi lagi karena adanya tantometri yakni ketosa diubah jadi
keto-enol kemudian akan menjadi gugus aldosa. Fruktosa merupakan larutan yang lebih
cepat bereaksi (memberikan warna merah dan endapan merah bata) daripada larutan
karbohidrat lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya gugus aldehid dan keton bebas dalam
molekul karbohidrat. Pada fruktosa yang mengandung gugus keton lebih cepat bereaksi
daripada glukosa yang mengandung gugus aldehid. Karena gugus keton langsung didehidrasi
menjadi furfural, sedangkan gugus aldehid mengalami transformasi dahulu menjadi ketosa
kemudian didehidrasi menjadi furfural.
Percobaan selanjutnya uji iodine yang bertujuan untuk memisahkan antara
polisakarida, monosakarida, dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan
polisakarida. Berdasarkan hasil pengamatan, amilum yang semula berwarna putih setelah
ditambahkan HCl larutan tidak berubah warna, kemudian setelah ditambah iodin larutan
tidak berubah warna hal ini dikarenakan amilum yang dipakai sudah rusak. Amilum menjadi
berwarna biru tua atau keunguan karena hasil ikatan kompleks iodine dengan amilum. Pada
reaksi ini terjadi absorbsi molekul iodine yang masuk dalam aliran spiral pati. Saat
penambahan iodin dalam suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya kompleks
adsorpsi berwana spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru atau
ungu tua . Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida karena strukturnya masih sederhana. Dengan demikian, pada
percobaan tes iodine ini terbukti bahwa amilum termasuk polisakarida. Karena hanya
polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan warna
yang kompleks.

Percobaan terakhir menggunakan reaksi saliwanoff. Adanya gugus keton dapat


dibuktikan melalui uji saliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton
direaksikan dengan saliwanoff akan menunjukkan warna merah atau kuning sebagai reaksi
positifnya. Adanya warna merah atau kuning merupakan hasil kondensasi dari resorsinol
yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Fruktosa dan
sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat yang memiliki gugus keton
(ketosa). Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi saliwanoff memberikan turunan furfural
yangg selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol memberikan warna merah atau kuning
kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa uji saliwanoff digunakan untuk membedakan antara
karbohidrat yang mengandung aldehid dan keton. Berdasarkan hasil pengamatan, pada
glukosa yang telah ditambahkan pereaksi saliwanoff, warna larutan menjadi bening
kekuningan dan setelah dipanaskan larutan berwarna kuning bening. Sedangkan pada
fruktosa yang ditambahkan pereaksi saliwanoff larutan bening kekuningan,tapi setelah
dipanaskan warna larutan menjadi merah, Hasil ini membuktikan bahwa fruktosa adalah
karbohidrat yang mengandung gugus fungsi keton. Karena hanya gugus fungsi keton yang
bisa cepat bereaksi dengan saliwanoff.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Amilum atau pati dapat diisolasi dari umbi dengan proses pembuatan suspensi pati/amilum
dan pemurnian dengan penambahan etanol 95%. Dari hasil isolasi amilum dari 100 gram
ubi kayu diperoleh 13,27 gram amilum.
2. Reaksi peragian amilum ditandai dengan terbentuknya gelembung gas CO 2 yang
menunjukkan terjadinya proses fermentasi amilum. Uji molisch pada glukosa dan fruktosa
memberikan uji positif dengan terbentuknya cincin ungu pada larutannya. Uji benedict
dilakukan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Pada reaksi benedict untuk larutan
glukosa terbentuk larutan berwarna biru dan fruktosa terbentuk endapan merah bata. Uji
iodine dilakukan untuk mengidentifikasi polisakarida karena hanya polisakarida yang bisa
cepat bereaksi dengan iodium membentuk warna kompleks, ungu tua. Adanya gugus keton
dapat diuji dengan uji Saliwanoff. Hasil positifnya memberikan warna merah atau kuning
pada fruktosa dan sukrosa karena termasuk karbohidrat yang mengandung gugus fungsi
keton.

DAFTAR PUSTAKA
Kusbandari, Aprilia. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan Pati Umbi
Ganyong (Canna edulis Ker.). Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
Mukaromah, dan Yusrin. 2010. Proses Hidrolisis Onggok dengan Variasi Asam pada Pembuatan

Ethanol. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang.


Rumayar, dkk,. 2010. Formulasi dan Uji Ekstrak Umbi Singkong (Manihot esculenta) terhadap
Luka Bakar pada Kelinci (Oryctolagus cunculus). Manado : Universitas Sam Ratulangi.
Poedijiadi dan Supriyanti. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Yazid dan Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis.
Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

You might also like