You are on page 1of 39

LAPORAN PRAKTIKUM

MOTOR BAKAR
KONSTRUKSI DAN SISTEM PELUMASAN MOTOR BAKAR

Oleh:
Lutfita Diaz A
A1H013046

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi ternal
untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dar
bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut melakukan
kerja mekanik.
Energi ternal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada mesin itu sendiri.
Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan
bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: motor
pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.
Motor bakar merupakan salah satu jenis dari mesin termal atau mesin kalor.
Pada motor bakar, proses konversi energi yang terjadi di dalam silinder, dimana
energi kimia dikonversi menjadi energi termal dan selanjutnya dikonversi lagi
menjadi energi mekanik (energi termal menyebabkan gerak translasi torak
menjadi rotasi poros engkol).
Sistem pelumasan berguna untuk melumasi bagian bagian yang bergeser
satu sama lainnya. Torak bergerak pulang balik (atau naik turun). Hal itu berakibat
terjadi pergeseran torak dengan dinding silinder, demikian pula terjadi pergeseran
antara pen torak dengan batang torak, pen engkol dengan engkol, poros engkol
dengan landasan (bearing,lager). Tempat pergeseran tersebut tidak halus, tetapi
ada kekasaran atau benjolan (terlihat dengan loupe), maka perlu pelumasan.
Praktikum ini akan mempelajari tentang mesin yang ada pada motor

diesel,,dari mulai pengertian motor diesel itu sendiri, komponen-komponen serta


sistem yang ada pada motor diesel tersebut. Diharapkan dapat mengetahui
komponen-komponen dan konstruksi motor bakar, bagian-bagian motor bakar.
Motor bakar internal banyak digunakan dalam bidang pertanian, salah satu
contohnya adalah sebagai sumber tenaga untuk menggerakan traktor dan mesinmeain pertanian lainnya. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, motor bakar
internal ada 2 macam yaitu motor diesel yang menggunakan bahan bakar solar
dan motor bensin.
Setiap mesin pasti mebutuhkan pelumasan, mulai dari mesin jahit hingga jet
sekalipun. Mesin terdiri dari berbagai logam (metal part) yang bergerak seperti
katup, piston, gear dan sebagainya. Part tersebut harus terjaga sehingga
perputaran atau pergerakan mesin dapat berjalan lancer atau baik sehingga dapat
berumur panjang atau lama pemakaian.
Pelumasan dapat diartikan sebagai pemberian bahan pelumas pada suatu
mesin dengan bertujuan untuk mencegah kontak langsung persinggungan antara
permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting pada
suatu mesin dan peralatan yang didalamnya terdapat suatu komponen yang saling
bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal.
Pelumasan memiliki fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang pendeknya
umur mesin. Fungsi dari pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan
antara metal dan komponen - komponen mesin lainnya sehingga dapat
meminimalkan resiko terjadinya kerusakan pada mesin. Sedangkan pelumasan itu
sendiri berguna untuk mencegah atau mengurangi terjadinya keausan pada

komponen-komponen mesin yang saling bergesekan, melancarkan komponenkomponen mesin yang bergerak atau berputar, mencegah terjadinya suara berisik,
mengurangi panas yang timbul karena pergesekan, dan meminimalkan tenaga
mesin yang terbuang untuk melawan gaya gesek.

B. Tujuan
1. Praktikan dapat lebih memahami tentang kontruksi motor bakar.
2. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian utama konstruksi motor bakar serta
sistem pelumasannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Motor diesel umumnya mempunyai beberapa konstruksi utama diantaranya


adalah torak, batang torak, poros engkol, katup, pompa bahan bakar bertekanan
tinggi dan mekanisme penggerak lainny. Hal ini menyebabkan gerakan translasi
torak didalam silinder yang dihubungkan dengan poros engkol pada bantalannya
melalui batang penghubung (Conneting Rod).
Menjamin performance kerja motor diesel setabil ada berbagai faktor yang
harus diperhatikan, terutama parameter-parameter yang saling mempengaruhi,
disamping tindakan pemeliharaan, perawatan ataupun perbaikan bila terjadi
kerusakan

pada

bagian-bagian

yang

mengalami

kerusakan.

Dalam

pengoperasiannya, sering kita jumpai perubahan daya motor yang dihasilkan,


temperatur pembakaran, tekanan kompresi dan sebaginya, terutama pada motormotor yang sudah lama dioperasikan.(Arismunandar,1997)
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) (simplenya biasanya disebut motor bakar
saja). Prosip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran)
dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).
Motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung
pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak

(Sentanuhady, 2009).
Menurut Hardjosentono (1978), fungsi dari pelumas antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk memberi pelumasan pada bagian-bagian yang saling bergerak atau
bergesek.
2. Merupakan bantalan antara dua metal yang bergerak atau bergesekan.
3. Sebagai pendingin dimana panas diserap oli dan didinginkan di ruang karter.
4. Penghantar panas dari dinding piston ke dinding silinder.
5. Sebagai seal untuk mencegah kebocoran kompresi ke ruang karter.
6. Sebagai pencuci bagian yang aus, dan diendapakan dalam bak oli.
Satu-satunya sifat yang paling penting pada minyak lumas adalah viskositas
atau kekentalan. Viskositas adalah gesekan internal suatu cairan yang ditunjukan
bila suatu bagian atau selapis cairan bergerak atau bergeser terhadap lapisan yang
lain. Secara umum viskositas digunakan untuk memperletakan perlawanan
hambatan minyak untuk mengalir. Minyak dengan viskositas rendah mengalir
dengan mudah, sedang minyak berviskositas tinggi tidak mudah mengalir, dan
biasanya disebut sebagai minyak berat. Viskositas sangat dipengaruhi oleh suhu
dan minyak cenderung menjadi encer pada suhu tinggi dan menjadi kental pada
suhu rendah (Hardjosentono, 1978)
Berikut ini merupakan macam-macam pelumasan yang terdapat pada motor
bakar :
1.

Pelumasan sistem percikan

Sistem ini menggunakan alat percik/sendok pemercik yang terpasang


pada Big End Stang Zuiger. Tetapi pelumasan ini sekarang tidak digunakan
lagi karena kurang memenuhi kebutuhan pelumasan terutama pada motor
yang memiliki putaran tinggi.
2.

Pelumasan sistem paksa.


Pelumasan dialirkan oleh pompa oli untuk memaksa oli tersebut
beredar waktu mesin hidup (bekerja), sistem ini banyak digunakan untuk
mesin motor karena dapat menyesuaikan atau mampu mencukupi kebutuhan
pelumas untuk mesin putaran tinggi.

3.

Sistem pelumasan rendam atau basah


Sistem ini menggunakan metode dimana komponen-komponen yang
akan dilumasi selalu terendam, misalnya pelumasan pada kopling dan
versnelling. Posisi perendaman akan selalu mengkondisi komponen dalam
keadaan terlumasi minyak pelumas. Minyak pelumas selalu siap untuk
melumasi bagian mesin yang terendam tersebut.

4.

Sistem pelumas campuran langsung.


Oli langsung dicampur dengan bensin/bahan bakar yang ada di dalam
tangki. Perbandingan campurannya adalah 2% - 5% dari banyaknya bensin
yang akan dicampur. Apabila campuran oli tidak tepat atau kualitas oli
kurang baik maka akan langsung berpengaruh pada kelancaran dan tenaga
yang dihasilkan mesin.

5.

Sistem pelumasan injeksi (semprot)


Pada motor jenis tertentu pelumasannya menggunakan sistem

injektolud dan superlub. Sistem injektolub oli disemprotkan ke lager-lager


kruk as dan ke dalam inlet. Sistem superlub oli langsung disemprotkan ke
dalam inlet atau saluran udara. (Modul Sistem Pelumasan dan Pendinginan,
2003)

III. METODOLOGI

A.

Alat dan Bahan

1. Motor bensin dan diesel


2. Bensin, solar, dan oli
3. Kompresor
4. Perlengkapan perbengkelann sederhana
5. Baki
6. Kuas
7. Kamera
8. Alat tulis
B. Prosedur Kerja
1. Motor bensin yang akan digunakan disiapkan,
2. Bagian-bagian motor bakar sebelum di lepas komponen-komponennya
diamati dan didokumentasikan.
3. Bagian-bagian motor bakar dilepas mulai dari bagian luar.
4. Bagian-bagian motor bakar sesudah dilepas komponen-komponeennya
diamati dan didokumentasikan lagi.
5. Kontruksi dan sistem pelumasan yang ada panda motor bakar yang
digunakan praktikum dicatat.

B. Pembahasaan
Kontruksi motor bakar adalah suatu sistematis yang terdapat pada motor
bakar , yang dimana didalamnya banyak sekali bagian-bagian yang sangat
perperan penting dalam proses pembakaran pada motor bakar. Baik pembakaran
luar maupun pembakaran dalam. Seperti yang sudah kita ketahui motor bakar
adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi ternal untuk melakukan
kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas, yang menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik.
Energi termal di peroleh dari pembakaran bahan bakar pada mesin ityu sendiri.
Jika di tinjau dari cara memperoleh energi termal ini ( proses pembakaran bahan
bakar). Maka dari itu dalam proses pembakaran kita harus mengetahui bagianbagian serta fungsinya yang terdapat pada kontruksi motor bakar.
Komponen Mesin bensin adalah komponen atau bagian - bagian utama
yang ada dalam mesin bensin atau dalam bahasa tekniknya di sebut gasoline
engine. Komponen komponen ini adalah suatu kesatuan yang saling bekerja sama
dan berja secara terus menerus untuk menghasilkan tenaga putar yang akhirnya
nanti dirubah untuk menjadi tenaga gerak melalui roda-roda. komponenkomponen engine dan bagian-bagian

pendukung

kerja

engine.

Yang

dimaksud komponen-komponen engine meliputi: Blok silinder, kepala silinder,


mekanik katup, kelengkapan piston, poros engkol, poros nok dan roda penerus.
Sedang bagian-bagian penunjang kerja engine meliputi: Sistem pendinginan,
sistem pelumasan, sistem bahan bakar dan sistem pengapian.
1.

Blok silinder (cylinder block)

Pada bagian linernya sebagai tempat terjadinya proses pembakaran. Selain


itu juga sebagai tempat kerjanya komponen-komponen yang lain seperti piston,
poros engkol, poros nok. Pada bagian atas blok silinder dipasang kepala silinder
dan pada bagian bawah dipasang panci oli.

(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

2.

Kepala silinder (Cylinder Head)


Membentuk ruang bakar atau tempat ruang bakar tambahan. Pada kepala

silinder juga digunakan untuk menempatkan kelengkapan mekanik katup,


saluran pemasukan dan juga saluran pembuangan.
3.

Mekanik katup (valve mekanism)


Katup pada umumnya diletakkan pada kepala silinder. Metode penggerak

mekanik katup menggunakan: timing gear, timing chain atau dengan timing belt.
Adapun fungsi katup untuk membuka dan menutup ruang bakar sesuai proses
yang terjadi di dalam silinder.

Gambar : Model Timing Gear


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Model timing gear digunakan pada motor jenis OHV (Over Head Valve) dan
menggunakan lifter serta push rod.
Timing gear : untuk penghubung putaran poros engkol dengan poros nok,
sekaligus menepatkan posisi katup dengan piston.

Gambar : Model Timing Chain


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Model timing chain digunakan pada motor jenis OHC (Over Head
Cam shaft) atau DOHC (Double Over Head Cam shaft). Poros
Noknya terletak

pada kepala silinder,

digerakkan

oleh

rantai,

serta

Roda gigi sprocket sebagai pengganti timing gear. Tegangan rantai diatur
oleh tensioner dan getarannya diredam oleh Vibration damper.

Gambar : Model Timing Belt


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Pada model timing belt, poros nok digerakkan oleh sabuk yang Bergigi sebagai
pengganti rantai. Jenis ini tidak memerlukan tensioner dan pelumasan. Cam
shaft dan crank shaft timing pulley: untuk menepatkan posisi katup dengan piston.
4.

Kelengkapan Piston (Piston Assy)

Piston berfungsi menghisap dan mengkompresi campuran bahan bakar dan


udara pada motor bensin atau udara murni pada motor disel, juga sebagai
pembentuk ruang bakar. Selain itu piston juga meneruskan tenaga panas hasil
pembakaran menjadi tenaga mekanik pada poros engkol melalui batang piston.
Kelengkapan piston terdiri dari: Piston, ring piston, pena piston dan batang piston.

Gambar : Konstruksi piston (Torak)


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Compression ring grooves: untuk menempatkan ring kompresi


Oil ring grooves: untuk menempatkan ring oli
Piston pin boss: untuk bantalan dudukan pena piston
Piston pin hole: untuk menempatkan pena piston
Lands: sebagai pembatas ring piston
Skirt: sebagai penyerap panas.

Gambar : Ring piston dan alurnya pada piston


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Ring piston terdiri dari ring kompresi (compression ring) dan ring Oli (oil
ring). Ring kompresi sebagai perapat kompresi sekaligus Perapat agar
pembakaran tidak merambat ke bawah piston. Sedang ring oli untuk menyapu
oli pelumas pada dinding silinder agar kembali ke panci oli. Untuk motor dua
langkah tidak menggunakan ring oli karena panci oli terpisah dengan
ruang engkol.

Gambar : Pena piston (Piston Pin)


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Pena piston berfungsi menyambung piston dengan batang piston agar dapat
bergerak sesuai fungsinya masing-masing. Oleh sebab itu penyambungan pena
piston ada beberapa tipe, antara lain: tipe Fixed, full floating dan semi floating
5.

Poros engkol (Crank shaft)


Poros engkol menerima beban dari piston dan batang piston, akibat tenaga

hasil pembakaran. Poros ini berfungsi untuk meneruskan tenaga/putaran ke roda


penerus.

Gambar. Poros engkol (crank shaft)


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Oil hole: Untuk saluran pelumasan


Crank pin: untuk tempat tumpuan big end batang piston

Crank journal: sebagai titik tumpu pada blok motor


Counter balance weight: sebagai bobot penyeimbang putaran
6.

Poros nok (Cam shaft)


Poros nok adalah sebuah poros yang dilengkapi dengan nok-nok sebagai

penggerak mekanik katup. Poros nok sebagai penggerak mekanik katup ada yang
hanya untuk katup buang atau katup masuk saja, ada pula yang sekaligus
menggerakkan katup masuk dan buang.
7.

Roda penerus (Fly wheel)


Roda penerus dipasang pada output poros engkol dan berfungsi

sebagai penerus putaran/tenagadari mesin ke sistem pemindahtenaga kendaraa


n (Power train).Kecuali itu roda penerus juga untuk meneruskan putaran dari
motor starter ke poros engkol agar mesin dapat distart.

Gambar. Roda penerus (Fly wheel)


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

8.

Panci oli (Oil punch)


Panci oli dipasang pada blok motor paling bawah dan berfungsi sebagai

penampung oli motor.

Gambar : Panci oli (Oil punch)


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Perbedaan utama antara diesel dan bensin adalah cara bagaimana


ledakan ini bisa terjadi. Dalam mesin bensin, bahan bakar dicampur
dengan udara, dikompresi oleh piston dan dinyalakan oleh percikan api
dari busi. Bedanya pada mesin diesel, udara dikompresi terlebih dahulu,
dan kemudian bahan bakar dimasukkan dengan cara diinjeksikan kedalam
ruang bakar. Karena udara memanas ketika terjadi kompresi, maka bahan
bakar akan terbakar.Mesin diesel tidak mempergunakan busi untuk
membakar bahan bakar, melainkan bahan bakar terbakar karena suhu dan
tekanan yang sangat tinggi.Pada mesin diesel, bahan bakar ini dipompa
menggunakan pompa khusus bertekanan tinggi kedalam ruang bakar
secara langsung oleh injektor. Sedangkan sistem mesin bensin yang
mempergunakan injeksi, atau bahasa

tekniknya

Electronic

Fuel

Injection(EFI). Sistemnya hampir mirip, namun bedanya sangat jauh


sekali. Pada intinya, injektor EFI tidak menghasilkan tekanan injeksi
bahan bakar yang sangat tinggi seperti pada injektor solar diesel.Dan pada
EFI, bahan bakar bensin tidak diinjeksikan secara langsung kedalam ruang
bakar.EFI hanya dipakai mesin berbahan bakar bensin, dimana bahan
bakar masih tetap dibakar oleh percikan api busi.

Keunggulan mesin diesel

Kendaraan bermesin diesel cenderung memiliki nilai jual


kembali yang lebih tinggi.
Mesin diesel lebih irit bahan bakar, terutama jika Anda sering
melakukan perjalanan jauh.
Mesin diesel memiliki torsi lebih besar, sehingga perpindahan
gigi lebih sedikit, sehingga fleksibelitasnyapun lebih tinggi saat
dijalanan yang terjal atau naik turun.
Mesin diesel terkenal bandel, jika dirawat dengan baik bisa
lebih awet daripada mesin bensin.
Lebih aman dari mesin mogok saat jalanan banjir, karena lebih
sedikit menggunakan komponen kelistrikan.

Kekurangan mesin Diesel.


Biaya perawatan bisa lebih rumit dan mahal dari pada mesin bensin.
Onderdil/suku cadang cenderung lebih mahal yang untuk mesin diesel.
Kendaraan diesel cenderung memiliki emisi gas buang yang lebih
tinggi daripada mesin bensin.
Mesin diesel umumnya lebih berisik suara mesinnya.
Getaran mesin umumnya lebih kasar/terasa.
Saat mau menghidupkan mesin dingin, mesin diesel tidak dapat hidup
sesepontan mesin bensin, karena harus memanaskan pemanas mesin
lebih dahulu.

Injektor pada mesin diesel adalah bagian yang paling rentan


bermasalah, yaitu mudah tersumbat oleh partikel kecil.

Keunggulan mesin bensin


Getaran mesin lebih halus daripada mesin diesel.
Suara mesin bensin lebih terdengar lembut/tidak berisik.
Servis dan suku cadang lebih murah daripada mesin diesel.
Emisi gas buang lebih rendah dari mobil diesel.

Kekurangan mesin bensin


Konsumsi Bahan bakar secara umum lebih boros dari diesel.
Torsi kalah jauh dengan mesin diesel, sehingga tenaganya

lebih

rendah.
Mesin bensin yang besar harus bekerja lebih keras saat menyalip,
sehingga bahan bakar lebih banyak yang terbuang.

Sistem kelistrikan pada pengapian rentan bermasalah ketika kena air,


sehingga mudah mogok saat jalanan banjir misalnya.
Sistem Pelumasan adalah suatu sistem pemeliharaan atau perawatan

terhadap perangkat mesin yang selalu menampilkan masalah-masalah gerak,


gesekan dan panas yang ketiga proses tersebut paling erat berhubungan dan
memegang peranan penting dalam masalah kestabilan mesin.Bila ketiga hal
tersebut tidak diperhatikan maka akan dapat mengakibatkan keausan dan suhu
yang berlebihan menimbulkan pemuian pada bagian yang bergesekan. Oleh

sebab itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah pelumasan sangat


bermanfaat bagi perawatan mesin. Minyak pelumas adalah suatu cairan yang
dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, minyak pelumas
adalah suatu cairan yang berfungsi sebagai media penghantar.
Karena oli mempunyai fungsi yang sangat penting bagi suatu engine,
maka oli tersebut harus memenuhi syarat syarat dari oli mesin, berikut ini
syarat syaratnya :
1. Harus mempunyai kekentalan yang tepat
2. Apabila terlalu rendah (kekntalannya), lapisan oli akan mudah rusak
dan akan menyebapkan keausan pada komponen. Apabila terlalu tinggi
akan menambah tahanan dalam gerakan komponen dan akan
menyebapkan mesin berat saat di start dan tenaganya berkurang.
3.

Kekentalan harus relatif stabil tanpa terpengaruh adanya perubahan


suhu (temperatur).

4. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal.


5. Tidak merusak atau anti karat pada komponen.
6. Tidak menimbulkan busa.
7. Oli mesin harus selalu diganti secara periodik.

Komponen-komponen pada sistem pelumasan

(Sumber: http://otomotifmobil.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Berikut adalah fungsi masing-masing komponen pada sistem pelumasan:

1.

Fungsi Oil Pan atau karter oli adalah tempat untuk menampung oli mobil,
sebelum dan setelah oli bersirkulasi didalam mesin.

2. Fungsi Oil Strainer atau saringan kasar adalah untuk menyaring benda-benda
kasar yang berukuran besar agar tidak terhisap oleh pompa oli dan merusak
pompa oli.
3. Fungsi Oil Pump atau Fungsi pompa oli adalah untuk memompa oli dari
karter dan menaikan tekanan oli yang melumasi logam-logam yang
bergesekan di mesin.
4. Dip Stick atau petunjuk level oli adalah untuk mengetahui banyaknya oli yang
terdapat di dalam oil pan.
5. Oil Pressure Switch atau sensor tekanan oli, sensor tekanan oli berfungsi
untuk memberitahukan kita melaui indikator oli di dashboard, jika tekanan oli
didalam mesin kurang akan menyalakan lampu oli didashboard saat mesin
hidup.

6. Oil Filter atau fungsi filter oli pada mobil adalah untuk menyaring kotoran
halus atau gram-gram halus agar tidak naik kedalam mesin saat mesin berputar.
Sistem pelumasan pada motor 2 tak berbeda dengan sistem pelumas motor 4
tak. Jika pada motor 4 langkah pelumasan hanya memakai 1 macam oli saja, jika
pada motor 2 langkah pelumasan terbagi menjadi 2 bagian. Pelumas pertama

untuk melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumas kedua untuk melumasi bagian
ruang as-kruk atau bagian di belakang piston. Pelumasan dibuat berbeda karena
ruang transmisi dan ruang engkol (kruk-as) terpisah. Pelumasan pada ruang
engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar dengan perbandingan tertentu dan
kekentalannya lebih encer bila dibandingkan dengan pelumas untuk transmisi.
Tetapi dengan seiringnya kemajuan teknologi, pencampuran pelumas untuk ruang
kruk-as dan silinder dibuat sistem injeksi atau nosel.
Pada pelumasan mesin 2 langkah Cylinder oil Injection yang artinya pelumas di
injeksikan ke kruk-as dan silinder. Biasanya sistem mengalirkan pelumas dengan
bantuan pompa oli dari wadah oli ke 2 selang atau saluran, saluran pertama
bertugas melumasi laher as-kruk dan di teruskan ke setang piston untuk melumasi
pen piston. Saluran kedua bertugas melumasi dinding silinder dan salurannya
bermuara di lubang masuk bahan bakar(intake manifold). Dan sisa pelumasan
akan ikut terbakar bersama bahan bakar. Untuk motor berkapasitas mesin kecil,
biasanya memakai tipe kopling basah. Nah untuk motor 20 tipe 2 tak, pelumasan
kopling menjadi satu dengan pelumasan

transmisi. Karena oli motor 2 tak

tercampur dengan bahan bakar maka pada motor 2 tak hanya ada 2 ring piston
kompresi tidak ada ring oli seperti halnya motor 4 tak.
Sistem pelumasan mesin pada motor 4 Tak hanya menggunakan 1 macam oli
untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen
ruang bakar, komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh sebab itu di
butuhkan oli sesuai dengan spasifikasi khusus untuk motor. Sistem pelumasan

untuk motor berbeda dengan sistem pelumasan mobil meskipun sama - sama
menggunakan mesin 4 langkah. Karena pelumasan pada mobil antara ruang
bakar,transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat sistem kering seperti halnya
motor matic.

http://www.bppp-tegal.com/v1/images/pelumas%202.jpg
Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk as (crankcase) dan
dialirkan ke seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli dan biasanya
disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan bak
penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut Dry
sump system.
1. Wet sump system

Pelumas dari bak kruk-as dipompa ke ruang penggerak katup untuk


melumasi komponen noken-as, temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan
akhirnya di kembalikan ke ruang kruk-as lewat ruang rantai kamrat. Untuk
pelumasan pada bagian silinder dan piston biasanya cuma mengandalkan
gayungan atau cipratan kruk-as saja, tetapi untuk motor modern seperti
SUZUKI telah menggunakan sistem nosel yang yang menyemprot langsung
ke dinding silinder dan pelumas akan di sapu ke bawah oleh ring piston
pada saat langkah hisap maupun langkah usaha. Untuk kopling dan
transmisi biasanya cuma mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat
mesin bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan dari pompa oli.
2. Dry sump system
Pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan tekanan
pompa oli melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump system.
Setelah melumasi oli kembali ke raung crankcase dan disalurkan kembali
ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli dari
pompa ke tangki oli.
Pelumas yang dipasarkan untuk mesin-mesin 2 langkah dan 4 langkah
itu tergantung dari kualitas dari pelumas itu sendiri, biasanya tingkat
kualitas minyak pelumas akan mengikuti harga dari minyak pelumas itu
sendiri, kadang kala semakin mahal harga suatu minyak pelumas maka
akan semakin bagus kualitasnya pula. Kualitas oli mesin merupakan
kemampuan oli untuk melakukan fungsi pelumas, semakin tinggi putaran

mesin dan kemampuan mesin menuntut kualitas oli yang semakin tinggi,
untuk meningkatkan kualitas oli maka pada oli ditambahkan bahan aditif.
Beberapa aditif yang terdapat di oli antara lain:
a. Oxidation inhibition
b. Detergents
c. Dispersants
d. Anti-foam preventers
e. Corrosion and rust inhibition
f. Anti wear additives
g. Extreme pressure additives
macam - macam sistem pelumasan . Sistem pelumasan pada kendaraan baik
mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 4 macam yaitu
a. Sistem Pelumasan Campur (Mix)
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan
cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan
bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di
tangki bahan bakar. Sifat-sifat sistem pelumasan campur :

1.

Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin
(pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi).

2.

Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana

3.

Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi

4.

Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.

5.

Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan


bensin dengan campuran 2% 4% oli samping.

Gambar. Sistem pelumasan campur


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Keterangan :
1. Campuran bensin dan oli samping
2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang engkol
Cara kerja : Pada saat kran bensin dibuka, maka campuran bensin dan oli samping

akan mengalir menuju karburator di karburator bensin, oli samping dan udara
bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang
engkol dan selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian
mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder. Contoh
kendaraan/mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor
stasioner, vespa.
b. Sistem Pelumasan Autolube

Gambar 7. Sistem pelumasan autolube


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Sistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol


dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih
efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2
tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari
jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).

Cara kerja:
Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring
dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli
samping/campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui
saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di
belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi
bagian-bagian yang bergerak.

c. Sistem Pelumasan Percik


Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan
gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagianbagian yang memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil
memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.
Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (side
valve) dan kapasitas kecil.

Gambar 8. Sistem pelumasan percik


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai
sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke
atas melumasi dinding silinder.
d. Sistem Pelumasan Tekan.

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagianbagian yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini
sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran
minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan

pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4
tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang
telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.

Gambar 9. Sistem pelumasan tekan


(Sumber: http://ger-box.blogspot.com/2012/12/komponen-mesin-bensin.html)

Cara kerja :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan
dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh
filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan
kembali ke karter.
Sifat-sifat Umum Pelumas Pelumasan

1. Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat


menunjukkan:
Clear

: Pelumas terlihat jernih.

Hazy

: Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut. Pada pelumas baru,

hazy
menunjukkan adanya air atau uap air yang terdapat pada pelumas.
Dark

: Bila appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat

menunjukkan adanya
kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
2. Spesific Grafity (SG). Adalah perbandingan berat minyak dan air yang
mempunyai volume yang sama pada suhu tertentu. Pemeriksaannya
dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
3. Warna (color). Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat
diinterprestasikan sifat fisiknya secara cepat kemudian dapat dilakukan
analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.
4. Viscosity/kekentalan. Adalah besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap
fluida termasuk pelumas. tingkat kekentalan merupakan sifat fisik fluida
yang berubah terhadap perubahan temperaturnya, sehingga pengukuran
kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu yang

bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:


Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).

Derajat Engler, diukur pada suhu 20C,50C dan 100C.

Second Redwood, diukur pada suhu 70F,140F dan 200F

Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100F dan 210F.

Nomor SAE

5. Viscocity Index (VI). Merupakan besarnya angka index atau skala


kekentalan pelumas terhadap perubahan temperature tertentu.Standar
temperature pada pengukuran ini adalah 100F dan 210F. Pada umumnya
menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi tidak
banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature.
6. Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature terendah dimana
pelumas masih dapat mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah berhubung
dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas
tersebut.
7. Flash Point (titik nyala), merupakan temperature terendah dimana suatu
minyak sudah mampu terbakar oleh adanya letupan bunga api/flash.
Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety precaution atau

berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan mengetahui


titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap
karena titik nyala mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.
8. Total Base Number (TBN), adalah besarnya angka kebasaan pelumas yang
mengindikasikan bahwa pelumas tersebut mengandung additive terutama
jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih
rendah dari pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk
menetralisir asam-asam yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk
menghancurkan kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka TBN
dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.
9. Total Acid Number (TAN), besarnya angka keasaman pada pelumas yang
terbentuk oleh oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya air/uap air.
10. Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi), sifat yang diperlukan pada
pelumas untuk melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila ada
kontak dengan pelumas akan menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan
membentuk asam, pelumas menjadi kental dan akhirnya membentuk
lumpur korosif.
Kendala yang dialami pada saat praktikum yaitu pada saat membongkar dan
memasang mesin yang di gunakan pada saat praktikum, dimana praktikan merasa
kesulitan dalam hal tersebut . karena bnyak sekali komponen-komponen yang
berada di dalamnya. Pada saat itu juga terjadi sampai oli pelumas tumpah, karena

pada saat membongkar mesin kami langsung saja melakukan pembongkaran yang
dimana kami tidak mengetahui isi dari komponen tersebut. Yaitu pada
pembongkaran ternyata yang terlepas yaitu tangki oli, sehingga oli berceceran.
Dan juga tempat yang di gunakan pada saat praktikum kurang mendukung ,
karena pada saat praktikum terjadi hujan, yang mengakibatkan praktikan tidak
semua mengetahui sampai selesai. Untuk sarannya tempat yang digunakan
seharusnya agar lebih diperhatikan lagi, selain seharusnya asisten datang tepat
waktu agar praktikum dapat berjalan sesuai yg dijadwalkan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.
1. Komponen-komponen engine meliputi: Blok silinder,

kepala

silinder,

mekanik katup, kelengkapan piston, poros engkol, poros nok dan roda
2.

penerus.
Perbedaan utama antara diesel dan bensin adalah cara bagaimana ledakan ini
bisa terjadi. Dalam mesin bensin, bahan bakar dicampur dengan udara,
dikompresi oleh piston dan dinyalakan oleh percikan api dari busi. Bedanya
pada mesin diesel, udara dikompresi terlebih dahulu, dan kemudian bahan

bakar dimasukkan dengan cara diinjeksikan kedalam ruang bakar.


3. Pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang begerak
secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat
diantara kedua benda padat tadi yang mempunyai jumlah yang cukup dan
secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua benda sesuai dengan
kondisi beban dan suhu, tetap membasahi permukaan kedua benda,
mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua bendadan mempunyai
komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

B.

Saran

Untuk alat praktikum diperbanyak agar semua praktikan dapat mencoba,


selain itu agar waktunya efisien dan praktikum dapat berjalan dengan kondusif
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Motor Listrik dan Motor Bakar dalam Industri. [terhubung
berkala] http://www.petra.ac.id (6 Mei 2015)
Anthony AJ. 2011. Evaluasi Ketersediaan Lahan dengan menggunakan Teknologi
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus
Kabupaten Pasuruan). Tugas Akhir. Surabaya : Program Studi Teknik
Geomatika
Djoekardi, Djuhana. 1996. Mesin-Mesin Listrik Motor Induksi. Jakarta :Penerbit
Universitas Trisakti
Febrian. 2013. Penggunaan Motor Bakar dan Motor Listrik. [terhubung berkala]
www.scribd.com/doc (26 maret 2014)
Siregar, Fatah Maulana. 1997. Motor Bakar: Kajian Teoritis Performansi MesinNon StationerMobile Berteknologi VVT-i dan Non VVT-i. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatra Utara
Suteja, Wiraatmaja. 1989. Peralatan Industri. Bogor : FATETA IPB
Heywood John B. 1998. Internal Combustion Engine Fundamentals. McGraw
Hill Book Company, New York
Yunisar,

Zainal Arifin. 2010. Motor Listrik


www.zaenalarifinyunisar.com. (2 Mei 2015)

[terhubung

berkala]

[UNEP]. 2006. Pedoman Efisiensi Energi Untuk Industri di Asia. [terhubung


berkala] www.energyefficiencyasia.org.(2 Mei 2015)

You might also like