You are on page 1of 6

Ambang batas emisi gas buang

AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG


Mari Berkenalan Dengan Euro 2
Euro 2, satu fitur dari kendaraan bermotor yang mulai gencar diperkenalkan produsen kepada
konsumen di Indonesia akhir-akhir ini. Bagi mereka yang berkecimpung di dunia otomotif,
kemungkinan besar paham dengan fitur tersebut, tetapi bagaimana dengan masyarakat umum?
Kemungkinannya, mereka bertanya: Apa itu Euro 2? Apa untungnya Euro 2 bagi konsumen ?
TAHAPAN
Euro 2 merupakan salah satu tahapan dari standard emisi gas buang yang dikenakan pada
kendaraan bermotor di negara-negara Uni Eropa. Sampai saat ini, di Eropa, standar emisi gas
buangnya sudah mencapai tahap Euro-4. Malah pada 2008 telah menjadi Euro 5. menjaga
lingkungan yang bersih dan sehat untuk kehidupan kita sekarang, dan masa yang akan datang.
Di Indonesia, Pemerintah mencanangkan suatu standar emisi gas buang bagi kendaraan baru
yang mulai diberlakukan per 1 Januari 2007. Standar emisi ini mengacu pada standar Euro-2
yang secara emisi gas buang yang dikeluarkan sudah boleh dihirup oleh manusia tanpa
keracunan atau mengganggu kesehatan. Aturan ini berlaku buat kendaraan baru yang mulai
diproduksi per tanggal tersebut diatas. Untuk kendaraan lama yang beroperasi di jalanan,
Pemerintah Jakarta bahkan sudah mulai memberlakukan pemeriksaan emisi secara teratur
minimum setiap tahun.
Di Eropa, Euro-2 telah diterapkan 10 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1996. Pada tahun 2000
ditingkatkan menjadi Euro-3 dan terakhir Euro-4 mulai diberlakukan sejak Januari 2005.
Melihat kemajuan ini, di Indonesia yang baru memberlakukan Euro-2 sudah ketinggalan dari
yang lain bahkan dibandingkan dengan negara tetangga kita, Thailand yang sudah
menggunakan standard Euro-3.
Unsur emisi gas buang kendaraan bermotor yang diukur kadarnya adalah CO (karbon
monoksida), NOx ( nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida), HC (hidrokarbon) dan PM
(particulate matter).
Catalytic converter

Catalytic converter mengoksidasi PM dan HC yang dihasilkan oleh gas buang mesin dan diubah
secara kimia menjadi unsur yang aman seperti CO2 dan air. Gas buang dialirkan melewati
sebuah high-purification-ratio catalystor yang berisi logam mulia seperti 'emas putih', dimana
logam ter
sebut dipasang dibagian tengah pada sistem gas buang,sehingga
Sehingga PM and HC dapat dikurangi.
EGR (Exhaust Gas Re-Circulation) System

EGR adalah sebuah sistem efektif mengurangi NOx pada gas buang dengan cara men-sirkulasi
kembali gas buang dan mencampurnya dengan udara di intake manifold, untuk menurunkan
temperatur pembakaaran. Sebuah computer secara otomatis mengontrol jumlah gas buang yang
di sirkulasi ulang (EGR) sesuai dengan kecepatan putar mesin dan beban mesin.

GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR


Maret 15, 2009 admin Tinggalkan komentar Go to comments
Jenis
Gas
Buang
Transportasi telah menjadi sumber utama dari pencemaran udara khususnya di daerah perkotaan.
Terlebih lagi dengan penambahan unit kendaraan bermotor yang melaju di jalan raya dan
buruknya sistem angkutan umum yang jelas memperparah pencemaran udara yang terjadi. Bahan
pencemar (polutan) yang berasal dari kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa
kategori
sebagai
berikut:

Sumber
Polutan dibedakan menjadi polutan primer atau sekunder. Polutan primer seperti sulfur oksida
(SOx), nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC) langsung dibuangkan ke udara bebas dan
mempertahankan bentuknya seperti pada saat pembuangan. Polutan sekunder seperti ozon (O3)

dan peroksiasetil nitrat (PAN) adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi
fotokimia,
hidrolisis
atau
oksidasi.

Komposisi
kimia
Polutan dibedakan menjadi organik dan inorganik. Polutan organik mengandung karbon dan
hidrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen, nitrogen, sulfur atau fosfor; contohnya
hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan lain- lain. Polutan inorganik seperti karbonmonoksida
(CO),
karbonat,
nitrogen
oksida,
ozon
dan
lainnya.

Bahan
penyusun
Polutan dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat dibagi menjadi padatan dan cairan
seperti debu, asap, abu, kabut dan spray; partikulat dapat bertahan di atmosfer. Sedangkan
polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer dan bercampur dengan udara bebas.
1. Partikulat
Polutan partikulat yang berasal dari kendaraan bermotor umumnya merupakan fasa padat yang
terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa padatan tersebut berasal dari pembakaran tak
sempurna bahan bakar minyak yang berkomposisikan senyawa organik hidrokarbon. Selain itu
partikulat juga mengandung timbal yang merupakan bahan aditif untuk meningkatkan kinerja
pembakaran bahan bakar pada mesin m. Asap dapatkendaraan. Partikel asap mempunyai
diameter berkisar 0.5 1 mengurangi jarak pandang karena partikel padatan di dalamnya
memencarkan atau menyerap sinar. Intensitas pengurangan jarak pandang ini tergantung kepada
ukuran dan bentuk dari partikulat. Menurunnya jarak pandang berdampak negatif terhadap
sistem transportasi khususnya pesawat terbang dengan memperlambat operasi bandara udara
karena kebutuhan untuk menambah jarak antar pesawat guna menghindari kecelakaan. Asap juga
menyebabkan kotornya pakaian dan bahan tekstil, korosi pada bahan bangunan dari logam
(khususnya pada kelembaban 75%) serta merusak cat bangunan.
Partikulat memencarkan dan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi intensitas sinar
yang jatuh ke permukaan bumi. Hal ini dapat memperlama periode hujan dan salju. Selain itu
asap juga dapat merusak kesehatan mahluk hidup. Partikulat yang menempel pada permukaan
daun dapat merusak jaringan daun jika terserap ke dalamnya. Selain itu partikulat akan menutup
stomata sehingga mengurangi kemampuan tumbuhan untuk berfotosintesis dan mengganggu
pertumbuhannya. Hewan yang memakan tumbuhan yang terlapisi oleh partikukat dapat
mengalami gangguan pencernaan bahkan kematian karena keracunan zat-zat berbahaya yang
terdapat pada partikulat tersebut.
Efek partikulat pada kesehatan manusia menjadi berbahaya dikarenakan ukuran partikulat yang
sangat kecil dapat menembus system pernapasan sampai ke bagian paru-paru bagian dalam.
Terlebih lagi partikulat dapat mengikat polutan lain yang terdapat di dalam udara (SOx, NOx,
dll) sehingga tertinggal dalam tubuh untuk waktu yang lebih lama. Penelitian intensif telah
dilakukan terhadap efek timbal pada manusia karena kerusakan jaringan tubuh yang ditimbulkan
lebih hebat, terutama pada sis tem pembentukan darah, sistem saraf dan sistem ekskresi.
Termasuk juga sistem reproduksi, fungsi hati, jantung serta enzim dalam tubuh.
2.
Hidrokarbon
(HC)
Pembakaran tak sempurna pada kendaraan juga menghasilkan gas buang yang mengandung
hidrokarbon, termasuk di dalamnya senyawa alifatik dan aromatik yang terdapat dalam bahan
bakar. Senyawa alifatik terdapat dalam beberapa macam gugus yaitu alkana, alkena, alkuna.

Alkana merupakan senyawa inert dan tidak reaktif pada atmosfer terhadap reaksi fotokimia.
Alkena atau olefin merupakan senyawa tak jenuh dan sangat aktif di atmosfer terhadap reaksi
fotokimia. Oleh karena itu penelitian terhadap polutan alkena menjadi sangat penting, terlebih
lagi dengan munculnya polutan sekunder yang berasal dari reaksi fotokimia alkena, seperti
peroksiasetil
nitrat
(PAN)
dan
ozon
(O3).
Salah satu senyawa alkena yang cukup banyak terdapat pada gas buang kendaraan adalah etilen.
Penelitian menunjukkan bahwa etilen dapat mengganggu pertumbuhan tomat dan lada, juga
merusak struktur dari anggrek. Alkuna, meskipun lebih reaktif dari alkena namun jarang
ditemukan di udara bebas dan tidak menjadi masalah utama dalam pencemaran udara akibat gas
buang kendaraan. Senyawa aromatik juga menjadi pusat perhatian dalam studi pencemaran udara
karena sifatnya yang aktif secara biologis dan dapat menyebabkan kanker (carcinogenic).
3.
Karbon
Monoksida
(CO)
Karbon monoksida yang juga berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar merupakan gas
yang tak berwarna, tak berasa dan tak berbau. Karbon monoksida di atmosfer bersifat inert pada
kondisi normal dan mempunyai waktu tinggal sekitar 2 bulan. Pada konsentrasi normal,
karbon monoksida di udara bebas tidak berpengaruh besar terhadap property maupun mahluk
hidup. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, karbon monoksida dapat secara serius mempengaruhi
metabolisme
pernapasan
manusia.
Karbon monoksida mempunyai afinitas terhadap hemoglobin dalam darah (COHb) yang lebih
tinggi daripada oksigen; dengan demikian mengurangi kemampuan darah untuk membawa
oksigen. Kekurangan oksigen dalam aliran darah dan jaringan tubuh akan menurunkan kinerja
tubuh dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Gejala yang
umumnya timbul akibat pemaparan terhadap karbon monoksida dalam konsentrasi tinggi untuk
waktu yang lama adalah gangguan sistem saraf, lambatnya refleks dan penurunan kemampuan
penglihatan.
4.
Sulfur
Oksida
(SOx)
Sulfur oksida mungkin merupakan polutan yang paling banyak dipelajari karena senyawa
turunannya yang bervariasi. Pada umumnya 2 senyawa sulfur oksida yang dipelajari adalah
sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Sulfur dioksida merupakan gas yang tak
berwarna, tak mudah terbakar dan tak mudah meledak tetapi mempunyai bau yang menyengat.
Sulfur dioksida mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air dengan waktu tinggal sebagai gas
dalam atmosfer selama 2 4 hari serta daya transportasi yang tinggi. Oleh karena itu masalah
polusi SO2 dapat menjadi masalah internasional. SO2 relatif stabil di atmosfer dan dapat
bertindak sebagai reduktor maupun oksidator. Namun SO2 dapat bereaksi secara fotokimia atau
katalisis dengan komponen lain dan membentuk SO3, tetesan H2SO4 dan garam asam sulfat.
Reaksireaksi
yang
mungkin
terjadi:
SO2
+
H2O
H2SO3
(asam
sulfit)
SO3
+
H2O
H2SO4
(asam
sulfat)
Seperti halnya polutan yang lain, sulfur dioksida juga berdampak negative terhadap lingkungan,
material maupun manusia. Pada manusia, asam sulfat (H2SO4), sulfur dioksida (SO2) dan garam
sulfat dapat menimbulkan iritasi pada membrane lendir saluran pernapasan dan memperparah
penyakit pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia. Kondisi ini makin parah di daerah yang

berdebu dimana terdapat partikulat dalam konsentrasi tinggi. Sulfur dioksida dan molekul asam
sulfat cenderung menghentikan kemampuan bulu getar sepanjang saluran pernapasan yang
bertugas menyaring partikel pengotor. Dengan demikian partikulat dapat dengan mudah masuk
ke dalam saluran pernapasan dalam (paru-paru) tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu.
Sebagian sulfur dioksida juga terikat dengan partikulat dan menyebabkan iritasi pada paru-paru.
Dalam jangka waktu yang lama, partikulat dan sulfur dioksida dapat merusak paru-paru dan
menyebabkan kematian karena kerusakan sistem pernapasan. Tumbuhan sangat sensitif terhadap
sulfur
dioksida.
Ada 2 macam kerusakan akibat sulfur dioksida. Pertama, tumbuhan yang terpapar oleh sulfur
dioksida pada konsentrasi tinggi untuk waktu singkat mengalami kerusakan jaringan daun karena
terjadi klorolisis, ya itu hilangnya klorofil dan plasmolisis, yaitu runtuhnya struktur daun. Kedua,
kerusakan akibat terpapar oleh sulfur dioksida pada konsentrasi rendah untuk waktu yang lama
yaitu warna daun menjadi merah kecoklatan atau muncul bercak putih. Kondisi kerusakan
semakin parah pada daerah yang panas dan lembab. Sulfur oksida juga mempunyai daya rusak
yang tinggi terhadap bahan bangunan terutama yang mengandung karbonat dengan reaksi:
CaCO3
+
H2SO4
CaSO4
+
CO2
+
H2O
Kalsium sulfat atau gipsum yang terbentuk dengan mudah terbawa oleh air dan menimbulkan
lubang-lubang pada permukaan bahan, misalnya pada monumen, ukiran dan gedung. Kabut asam
sulfat juga merusak bahan tekstil seperti katun, linen, rayon dan nilon bahkan kulit. Kertas pun
menjadi kekuningan dan menjadi getas. Sulfur oksida juga mempercepat laju korosi pada logam.
5.
Nitrogen
Oksida
(NOx)
Senyawa nitrogen oksida yang sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi udara
adalah NO dan NO2. Kedua senyawa ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil
pembakaran bahan bakar. NO2 yang mudah larut dalam air dapat membentuk asam nitrit atau
asam
nitrat
menurut
reaksi:
2 NO2 + H2O - HNO3 + HNO2 (asam nitrat dan asam nitrit)
3 NO3 + HO - 2 HNO3 + NO (asam nitrat dan nitrogen oksida)
Asam nitrat dan asam nitrit akan jatuh bersama dengan hujan dan bergabung dengan ammonia
(NH3) di atmosfer dan membentuk ammonium nitrat (NH4NO3) yang merupakan sari makanan
bagi tumbuhan. Dengan kemampuan yang tinggi untuk menyerap sinar ultraviolet, NO2
memainkan peranan penting dalam pembentukan kontaminan ozon (O3). Tidak seperti gas
polutan lainnya yang mempunyai daya destruktif tinggi terhadap kesehatan manusia, NO
merupakan gas inert dan hanya bersifat racun. Sama halnya dengan CO, NO mempunyai
afinitas yang tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin dalam darah. Dengan
demikian pemaparan terhadap NO dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen
sehingga tubuh kekurangan oksigen dan mengganggu fungsi metabolisme. Namun NO2 dapat
menimbulkan
iritasi
terhadap
paru-paru.
Pada tumbuhan, NO tidak bersifat merusak namun NO2 menimbulkan sedikit kerusakan pada
tumbuhan. Polutan sekunder dari NOx seperti PAN dan O3 justru mempunyai daya perusak yang
lebih tinggi pada tumbuhan. Konsentrasi NO2 yang tinggi pada udara bebas dapat memudarkan
warna tekstil, memberi warna kuning pada tekstil berwarna putih, dan mengoksidasi logam.

You might also like