Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup di
permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacammacam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksud tanah,
akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk
menjawabnya. Masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan
minat orang yang menjawab dalam sangkut-pautnya dengan tanah. Mungkin
pengertian tanah antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya seorang
ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan seorang ahli fisika, dengan
demikian seorang petani akan memberi jawaban lain dengan seorang pembuat
genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap tanah sebagai medium alam
bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau bentuk organik dan
anorganik yang di tumbuhi tumbuhan, baik yang tetap maupun sementara.
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya
tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa
bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di
dalamnya. Tanah tersusun dari empat bahan utama yaitu : bahan mineral , bahan
organic , air dan udara. Bahan bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masingmasingberbeda untuk tiap jenis tanahataupun setiap lapisan tanah pada tanah lapisan
atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering (bukan sawah ) umumnya
mengandung 45% (volume ) bahan mineral , 5%bahan organic , 20-30% udara ,2030%air .
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan atau diserap oleh masa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.
Kegunaan air bagi kehidupan tanaman adalah :
Sebagai unsur hara tanaman : Tanaman memerlukan air dari tanah dan CO 2
dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
Sebagai pelarut unsur hara : Unsur unsur hara yang terlarut dalam air
diserap oleh akar akar tanaman dari larutan tersebut.
Sebagai bagian dari sel-sel tanaman : Air merupakan bagian dari protoplasma.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman.
Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang
menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah
hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun (Soetjipto, 1992).
B. Tujuan
Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar
air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan
massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses
biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial(Wulan, 2011).
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air
(akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi ruang pori batuan dan berada di bawah
water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi
yang jenuh air yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air
dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika
terbentuknya cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang
dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung (Sosiawan,2010).
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan
air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air
antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar
mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus.
Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau
liat(Hardjowigeno, 1992).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0 C 1100 C untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula
menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro.
Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah
(Hakim, 1986).
Usaha apapun yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah dan ketersediaan
air untuk tanaman harus didasari oleh keterangan kuantatif mengenai neraca air di
dalam tanah. Neraca air di daerah perakaran dengan volume tertentu mempunyai arti
bahwa selisih antara kadar air awal dan kadar air akhir yang merupakan perubahan
dalam waktu tertentu. Jika sebaliknya, dimana keluaran melebihi masukan, perubahan
kadar airnya negatif. Untuk mencapai keseimbangan antara oksigen dan air tanah
(Hakim, 1986).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat
digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya,
absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan
tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah
ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Kadar air=
( bc )
100
( ca )
2
100 + Ka
b( a+2 )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Contoh tanah ultisol
1. Tanah kering angin/udara
kadar air
Botol timbang
(a g) + contoh
(b g) setelah
Ulangan
tanah kering
kosong (a g)
tanah (b g)
di oven (c g)
udara (%)
Ka 1
Ka 2
Ka 3
23,02
22,45
22,16
32,31
31,21
31,17
Rata-rata
Perhitungan :
31.48
30.43
30,37
9,81 %
9,77 %
9,74 %
9,77 %
Ka 1. Kering udara
(bc)
( ca )
(32,3131,48)
(31,4823,02)
0,83
8,46
x 100%
x 100%
x 100%
= 9,81 %
Ka 2. Kering udara
(bc)
(ca)
(31,2130,43)
(30,4322,45)
0,78
7,98
x 100%
x 100%
x 100%
= 9,77 %
Ka 3. Kering udara
(bc)
(ca)
x 100%
(31,1730,37)
(30,3722,16)
0,80
8,21
x 100%
x 100%
= 9,74 %
Rata-rata =
ka 1+ ka 2+ka 3
3
9,81+ 9,77+9,74
3
= 9,77 %
2. Kapasitas Lapang
Kadar air
Keranjang kuningan
Keranjang kuningan
(a g)
+ tanah basah (b g)
Ulangan
Kl-1
Kl-2
kapasitas lapang
78,65
78,07
87,94
87,89
Rata-rata
(%)
37,20 %
35,34 %
36,27 %
Perhitungan :
Kl 1.Kapasitas lapang =
2
b(a+2)
10
2
87,94(78,65+2)
2
87,9480,65
2
7,29
x 100 % + 9,77
x 100 % + 9,77
x 100% + 9,77
= 37,20 %
2
b(a+2)
Kl 2.Kapasitas lapang =
2
87,89(78,07+2)
2
87,8980,07
2
7,82
x 100 % + 9,77
x 100 % + 9,77
x 100% + 9,77
= 35,34 %
Rata-rata=
kl1+ kl2
2
37,20+ 35,34
2
11
= 36,27 %
Petridish +
Cawan +
Ulanga
kertas saring
jenuh +
(a g) + tanah
basah jenuh air
(b g)
(b g) setelah
cawan +
Kadar air
dioven 24
kertas saring
maksimu
jam (c g)
setelah
m (%)
petridish (a g)
Kam 1
Kam 2
90,44
90,96
162,04
127,67
162,27
127,55
Rata-rata
dioven (d g)
87,99
87,74
80,44 %
79,12 %
79,78 %
Perhitungan :
( ba )(cd )
(cd )
x 100%
( 162,0490,44 )(127,6787,99)
(127,6787,99)
=
100%
71,639,68
39,68
31,92
39,68
= 80,44 %
12
x 100%
x 100%
( ba )(cd )
(cd )
x 100%
( 162,2790,96 )(127,5587,74)
(127,5587,74)
=
100%
71,3139,81
39,81
31,5
39,81
x 100%
x 100%
= 79,12 %
Rata-rata=
kam1+kam 2
2
80,44+79,12
= 79,78 %
2
13
B. Pembahasan
Secara fisik air tanah (lengas tanah) dibagi menjadi air grafitasi, air kapiler dan air
higroskopis.
1.
Air Higroskopis
Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak
dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara
tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-
15
Air kapasitas lapang yaitu keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah
tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap
daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga
lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi
kadar dan ketersediaan air tanah.
2.
tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin
banyak.
3.
16
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air
yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan
perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi
pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi
permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat
pertumbuhan adalah faktor pertumbuhan yang berarti.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan
adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan
tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat
air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah
bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah,
dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan
mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah
akan terisi oleh air.
Kadar air dalam tanah selalu kurang dari 100 % karena tanah tersusun dari
empat bahan utama yaitu : bahan mineral , bahan organic , air dan udara. Bahan
bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing masingberbeda untuk tiap jenis
tanahataupun setiap lapisan tanah pada tanah lapisan atas yang baik untuk
pertumbuhan tanaman lahan kering (bukan sawah ) umumnya mengandung 45%
(volume ) bahan mineral , 5%bahan organic , 20-30% udara 20-30%air . Air dan
17
50% dari
volume tanah , sedangkan jumlah air dan udara dalam tanah berubah ubah , pada
tanah lembab atau kering air mengisi pori mikro sedang udara mengisi pori pori
tanah yang lain yang tidak terisi air (pori makro)
Jenis tanah yang digunakan dalam Penetapan Kadar Air Tanah kali ini adalah
tanah Ultisol. Dilakukan 3 pecobaan, yaitu penetapan kadar air tanah kering udara,
penetapan kadar air kapasitas lapang, dan penetapan kadar air maksimum tanah.
Penetapan kadar air tanah ini bertujuan untuk menetapkan kadar air contoh tanah
kering angin atau udara, kapasitas lapang dan kadar maksimum tanah dengan metode
gravimetri ( perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut
berdasarkan % berat. Untuk menetapkan kadar air tanah kering angin atau udara,
langkah yang pertama yaitu membersihkan botol timbang dan penutupnya diberi label
kemudian ditimbang(=a gram), pada ulangan 1 diketahui beratnya yaitu 23,02 gram,
ulangan 2 yaitu 22,45 gram, dan ulangan 3 yaitu 22,16 gram . Kemudian botol
timbang diisi dengan contoh tanah kering yang berdiameter 2 mm, ditutup lalu
ditimbang ( b gram, ulangan 1= 32,31 gram, ulangan 2= 31,21 gram, ulangan 3=
30,37 gram ). Lalu doven dengan keadaan tutup terbuka selama 4 jam. Setelah
dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit, botol dan penutupnya ditimbang (c
gram, ulangan1=31,48 gram, ulangan2=30,43 gram , ulangan3=30,37 gram).
Sehingga dapat diketahui rata-rata kadar air tanah kering udara yaitu 9,77 %. Kadar
air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran
18
tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan
kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah dikeringkan dengan oven pada suhu
1000 C 1500 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan
sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.
Untuk menghitung kadar air kapasitas lapang, yang harus dilakukan pertama
kali yaitu membersihkan keranjang kuningan dan ditimbang (a gram, ulangan
1=78,65 gram, ulangan 2=78,07 gram), lalu dimasukkan ke dalam bejana seng.
Contoh tanah kering udara dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm
secara merata tanpa ditekan. Setelah itu, diteteskan air sebanyak 2 mL dengan pipet
ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan, bejana ditutup dan
dibiarkan selama 15 menit. Keranjang kuningan dikeluarkan dengan hati-hati hingga
tertinggal 3 gumpalan tanah lemab, lalu ditimbang (b gram, ulangan 1=87,94 gram
dan ulangan 2=87,89 gram). Setelah dihitung diketahui bahwa rata-rata kadar air
kapasitas lapang untuk jenis tanah ultisol yaitu sebesar 36,27 %. Sedangkan rata-rata
kadar air maksimum tanah ultisol yaitu sebesar 79,78 %.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan dengan besarnya tegangan
air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukan besarnya tegangan yang
diperlukan unuk menahan air tersebut didalam tanah. Tegangan diukur dalam bar ,
kPa (kilo Pascal), atmosfir , cm air , atau logaritma dari cm air yang disebut pF.
Satuan bar dan atmosfirsering dianggap sama karena 1atm= 1,0127 bar.
(hardjowigeno, 2010)
19
Kandungan air kapasitas lapang ditunjuk oleh kandungan air pada tegangan 1/3
bar (33 k Pa), sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada
tegangan 16 bar (1500 kPa). Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat
pada tegangan 1/3 bar- 15 bar atau 33 kPa.(Hardjowigeno ,2010)
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar dan komposisi
udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Kadar air tanah
merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering
tanah tersebut.Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan
ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi rendahnya kadar air
maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur
yang berbeda pula tergantung jenis tanah tersebut.
B. Saran
Sebaiknya praktikan benar-benar memahami cara kerja pengamatan untuk
menetapkan kadar air tanah kering udara, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum
ini, untuk meminimalisir kesalah-kasalahan saat melakukan pengamatan sehingga
data hasil pengamatan akurat dan sesuai dengan teori yang ada
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
22
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat
(unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
genetik dan lingkungan, yaitu: iklim,organisme serta topografi yang semuanya
berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural
forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim,
1986).
Tanah terbentuk dari bahan-bahan mineral organik, air serta udara tersusun
di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses
pembentukan tanah itu, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan
biologi dari tanah yang berbeda-beda pula. Dalam tanah terdiri dari empet
komponen utama ialah bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Tanah
adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang,lebar,dan
kedalaman. Tanah juga dapat didefinisikan sebagai lapisan batuan gembur yang
terbentuk dari pelapukan batuan induk dan pembusukan bahan organik.
Untuk meneliti sifat-sifat tanah di lapangan dan mengklasifikasikannya ke
dalam suatu ordo, maka kita dapat melakukan suatu pengamatan melalui profil
tanah. Dengan mengamati profil tanah, kita dapat menganalisa tekstur, struktur,
konsistensi, warna tanah, bahan organik, aktivitas fauna, perakaran yang terdapat
23
dalam tanah, dan sebagainya pada suatu wilayah tentunya. Pengamatan pada
profil tanah tidak dapat dilakukan secara individual. Dikarenakan dalam suatu
pengamatan, setiap orang akan berbeda dalam mengkelaskan (misal tekstur dan
struktur), dibutuhkan sensitivitas/kejelian setiap orang dalam menginterpretasikan
suatu sifat tanah.
Tanah merupakan kendaraan pokok bagi kegiatan pertanian manusia,
oleh karena itu adalah sangat penting mempelajari ilmu tanah guna
menunjang kegiatan pertanian di masa mendatang. Disinilah pentingnya
membekali kegiatan praktikum mengenai ilmu tanah bagi mahasiswa
pertanian yang motabene akan menjadi generasi yang akan berjuang
memajukan dunia pertanian Indonesia.
B. Tujuan
1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku
Munsell Soil Color Chart.
2. Menetapkan tekstur tanah.
3. Menetapkan struktur tanah.
4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab
dan kering.
BAB II
24
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari
di lapang. Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari
tanah tersebut.
1.
Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan
dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik
yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase
yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi
senyawa besi akan berwarna merah.
Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart, yaitu :
1)
2)
3)
2.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan
liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan
fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand)
yaitu tanah mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak
ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%. Definisi ini
25
Struktur Tanah
26
kecil
ini
mempunyai
bentuk,
ukuran
dan
Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan
ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi
(tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
27
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,
lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada
kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas
lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara.
Konsistensi merupakan bagian dari rheologi. Rheologi adalah ilmu yang
mempelajari perubahan-perubahan bentuk (deformation) dan aliran (flow) suatu
benda. Sifat-sifat rheologi tanah dipelajari dengan menentukan angka-angka
Atterberg, yaitu angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan. Angkangka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah, karena pengolahan
tanah akan sulit dilakukan apabila tanah terlalu kering ataupun terlalu basah
(Hardjowigeno,2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
28
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Warna dan Tekstur
No
Jenis
Tanah
Inceptisol
Warna Tanah
Notasi Warna
Nama Warna
5 YR 4/3
Reddish brow
Tekstur Tanah
Lempung
Andisol
10 YR 2/2
berliat
pasir
Lempung
3
Ultisol
7,5 YR 5/3
Brown
berliat
Entisol
7,5 Y 3/4
Dark brown
Liat berpasir
Lempung
Vertisol
5 YR 3/1
2. Struktur Tanah
No
Struktur Tanah
Jenis Tanah
.
1
2
3
4
5
Inceptisol
Andisol
Ultisol
Entisol
Vertisol
Tipe
Kelas
Derajat
Remah
Remah
Remah
Gumpal
Gumpal
Sedang
Halus
Sedang
Sangat halus
Sangat Kasar
Cukupan
Lemah
Cukupan
Cukupan
Kuat
3. Konsistensi Tanah
Jenis
No.
1
2
3
Konsistensi Basah
Kelekatan
Tanah
Inceptisol
Lekat
Andisol Agak lekat
Ultisol
Konsistens
Konsisten
plastis
Tidak plastis
i lembab
Gembur
Gembur
si Kering
Lunak
Keras
Agak
Plastis
Gembur
Keliatan
Lekat
keras
4
Tidak
Sangat
lekat
plastis
Entisol
Vertisol
Agak
Teguh
Lekat
keras
Sangat
Keras
teguh
sekali
Agak Plastis
31
B. Pembahasan
Warna tanah merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata dan mudah di
kenali. Warna tanah dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah seperti
kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase serta menggunakan warna tanah
dalam mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam
tanah (Hakim,dkk., 1996).
Dalam analisis profil tanah di lapangan, ada salah satu analisis sederhana yang
di lakukan untuk membedakan antar horison atau antar lapisan, yakni dengan melihat
warna tanah dari penampang tanah (profil tanah). Membedakan warna tanah sebagai
pembatas horison atau pembatas lapisan dapat dilakukan dengan mata telanjang,
tentunya dengan sedikit latihan dan jam terbang. Namun warna tanah yang dinilai
secara kualitatif oleh surveyor, tentunya tidak dapat menjadi rujukan yang jelas bagi
pembaca. Oleh karenanya, diperlukan panduan untuk memperjelas warna tanah
tersebut. Panduan tersebut disebut dengan Bagan Warna Tanah Munsell (Munsell Soil
Color Chart).
Sistem warna Munsell terdiri dari tiga dimensi independen yang dapat diibaratkan
seperti silinder tiga dimensi sebagai warna yang tak teratur yang solid : hue, diukur
dengan derajat sekitar lingkaran horizontal, chroma, diukur radial keluar dari netral
(warna abu-abu) sumbu vertikal, dan value, diukur vertikal dari 0 (hitam) sampai 10
32
(putih). Munsell menentukan jarak warna sepanjang dimensi ini dengan mengambil
pengukuran dari respon visual manusia. Untuk mengetahui hue, chroma dan value
dalam
Munsell
Soil
Color
Chart,
dapat
dilihat
sebagai
berikut.
Hue, adalah tulisan yang berada di bagian pojok, misalnya 2,5 YR; 5 R; atau 10 YR.
Value adalah tulisan yang berada di bagian tepi sebelah kanan ,misalnya
4/ , 6/ ,atau 7/.
Chroma
adalah
tulisan
yang
berada
di
bagian
bawah,
misalnya /3, /4,atau /6. Sehingga warna tanah dengan hue 2,5 YR, value 7/ dan
chroma /4, akan di tulis 2,5 YR 7/4 (Kautsar,2014).
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan
yang
merupakan
gumpalan
tanah
yang
sudah
terbentuk
akibat
dipisahkan menjadi individu partikel primer. Tanah pejal adalah tanah yang dapat
dipisahkan menjadi massa tunggal yang tahan terhadap usikan ( Sutanto, 2005).
Derajat ped dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
33
Lemah : ped tidak terbentuk nyata dan sulit dibedakan pada kondisi alamiah.
Sedang : ped terbentuk tetapi mudah rusak.
Kuat : ped terbentuk secara alamiah dan bersifat teguh ( Sutanto, 2005).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, struktur tanah inceptisol
bertipe remah, kelas sedang, dan derajat strukturnya kuat. Tanah andisol bertipe
gumpal, kelas sangat halus, dan derajat strukturnya lemah. Tanah entisol bertipe
gumpal, kelas sangat halus, dan derajat strukturnya lemah juga. Tanah vertisol bertipe
gumpal, kelas kasar, dan derajat strukturnya kuat. Sedangkan tanah ultisol bertipe
remah, kelas halus, dan derajat strukturnya sama dengan vertisol yaitu kuat.
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir termasuk salah satu sifat tanah
yang paling sering ditetapakan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan
erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume
tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat, dan
lain-lain (Hillel, 1982). Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu,
dan liat, yaitu partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis
tekstur, fraksi bahan organik tidak diperhitungkan. Tekstur tanah dapat dinilai secara
kualitatif maupun kuantitatif ( Hillel, 1982).
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan
memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus
kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara
sebagai berikut:
a.
Pasir
34
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk
bola dan gulungan.
b.
Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola
Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi
mudah hancur.
d.
Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
e.
Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat
Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
35
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur
(Hakim,
1986).
i. Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh serta
j.
gulungan mengkilat.
Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi terasa sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk
36
Debu terasa licin atau seperti sabun dan liat pada pengulian akan terasa lengket.
Namun, penetapan kelas tekstur tanah dengan metode kualitatif tidak begitu efektif
karena memerlukan keterampilan dan pengalaman dari peneliti itu sendiri (Mutia,
2013).
Metode pipet merupakan metode langsung pengambilan contah partikel tanah
dari dalam suspensi dengan menggunakan pipet pada kedalaman h dan waktu t. Pada
kedalaman h dan waktu t tersebut partikel dengan diameter > X sudah berada pada
kedalaman >h. Dengan menggunakan hukum Stokes, waktu yang diperlukan oleh
partikel berdiameter > 0,002 mm untuk turun sejumlah h, dapat dihitung.
Ada 3 macam tekstur tanah yang utama, yaitu
1. Pasir (sand)
Tanah dikatakan pasir bila kandungan pasirnya lebih dari 70% ,Kemampuan
menahan air dan hara rendah , aerasi baik , permeabilitas baik dan cepat , tidak
mengembang dan mengempis
2. Lempung (loam)
Jika suatu fraksi tidak memenuhi fraksi liat ataupun fraksi pasir, maka itu adalah
fraksi lempung. Kemampuan menahan hara sedang , areasi sedang , permebilitas
sedang , kehesi sedang.
3.
Liat (clay)
37
Apabila kandungan litanya lebih dari 35%, kemampuan menahan hara dan air tinngi ,
aerasi buruk , mempunyi sifat mengembang dan mengepis , kohesi tinggi.
1. Tekstur.
Komposisi tekstur mempengaruhi struktur tanah yaitu susunan antara partikelpartikel pasir, debu dan liat.
2. Perakaran tanaman.
Semakin tinggi perakaran tanaman semakin banyak pula bidang belah alami pada
struktur tanah.
3. Bahan organic.
Semakin tinggi kandungan bahan organik maka struktur tanah semakin padat
kemudian remah dan granular bulat.
4. Organisme.
Biota tanah, biota diatas tanah mempengaruhi struktur pada bidang belah alami tanah,
misalnya pergerakan cacing tanah. Pengolahan tanah yang dilakukan manusia juga
mempengaruhi struktur tanah karena dari pengolahan tanah yang dilakukan akan
membentuk struktur tanah yang granular atau remah.
( Hardjowigeno, 2010).
Konsitensi kering
Dalam keadaan kering, tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai
keras. Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentukan dengan
meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah
dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan
39
tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh
(lembab) atau keras (kering) (Hardjowigeno, 2010).
Hasil yang diperoleh, tanah inceptisol bertekstur lempung berliat ciri-ciri tanah
terasa agak kasar, bola agak teguh (kering), membentuk gulungan tetapi mudah
hancur, dan melekat sedang . tanah andisol bertekstur pasir yang ciri-ciri tanh sangat
kasar tidak membentuk gumpalan tidak melekat ,tanah utisol bertekstur lempung
berliat ciri-ciri tanah terasa agak kasar, bola agak teguh (kering), membentuk
gulungan tetapi mudah hancur, dan melekat sedang . tanah entisol bertekstur lempung
berpasiryang ciri-ciri tanahnya yaitu agak kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur
dan melekat. Dan tanah vertisol bertekstur lempung berliat
Hasil yang diperoleh dari pengamatan warna tanah dengan buku Munsell soil
color chart yaitu: 1) Tanah Inceptisol notasi warnanya 5 YR 4/3 atau Reddish brown,
2) Tanah Andisol notasi warnanya 10 YR 2/2 atau Very Dark Brown, 3) Tanah
Entisol notasi warnanya 7,5 YR 3/4 atau Dark Brown, 4) Tanah Vertisol notasi
warnanya 5 Y 3/1, dan 5) Tanah Ultisol notasi warnanya 7,5 YR 5/3 atau Brown.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari pengamatan praktikum tanah dengan indra
adalah :
1. Warna tanah ultisol yaitu Brown dengan notasi warna 7,5 YR 3/4.
40
2. Tekstur tanah ultisol yaitu lempung berpasir karena terasa agak kasar,
bola agak keras tetapi mudah hancur, dan melekat.
3. Struktur tanah ultisol yaitu bertipe remah (butir-butir tanah saling
mengikat seperti irisan roti, mempunyai ikatan cukup kuat, bersifat
porus)
4. Konsistensi basah tanah ultisol yaitu lekat dan plastis, konsistensi
lembab yaitu gembur, sedangkan konsistensi basahnya yaitu agak keras.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan tanah
dengan indra ini , karena ketelitian dari praktikan akan menentukan hasil
yang tepat sesuai dengan teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc : New york.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.
Hakim, Nurhajati dkk. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.
Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapress : Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2010.Ilmu Tanah. Akademika pressindo : Jakarta.
Hillel.1982.Introduction to soil rhysic. Akademik press.,ins: San Diego, California.
41
Kautsar.2014.
http://valkauts.wordpress.com/2014/02/12/penentuan-warna-tanah-
Dasar-dasar
Ilmu
Tanah
Konsep
dan
Kenyataan.Kanisius:Yogyakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/lainnya/NOMOR%2005.pdf
diakses pada 30 Maret 2014 pukul 21.09 WIB.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan pertanian modern yang dicanangkan melalui program intensifikas
memang terbukti ampuh karena dalam waktu yang relatif singkat dapat meningkatkan
produktivitas tanah dan ini terbukti pada tahun 1984, bangsa Indonesia telah
menyatakan berswasembada pangan. Input produksi dalam pertanian modern adalah
benih unggul, pupuk dan pestisida kimia. Dampak dari pemakaian pupuk dan
42
pestisida kimia secara terus menerus tidak kelihatan dalam waktu yang singkat,
namun akan terlihat dalam kurun waktu yang relatif lama. Kejadian ini dapat dilihat
pada akhir tahun 80-an dimana produktivitas lahan mulai menurun akibat gencarnya
pemakian pupuk anorganik pada program insus yang tanpa memberikan pupuk
organik.
Pengaruh pupuk anorganik bagi lingkungan khususnya pada tanah dapat
memberikan dampak negatif bila dilakukan secara terus menerus karena dapat
berakibat negatif pada perkembangan mikroorganisme di dalam tanah yaitu banyak
yang mati sehingga mikroorganisme tersebu tidak lagi dapat menguraikan bahan
organik di dalam tanah yang akibatnya sisa-sisa pupuk yang tidak terserap oleh akar
tanaman akan terakumulasi di dalam tanah dan mempengaruhi kondisi tanah menjadi
mengeras, bergumpal, dan pH menurun.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dipandang perlu untuk diberikan
pengenalan pupuk dan penetuan dosis pupuk, karena hal ini diperlukan bagi orang
yang bergerak dibidang pertanian produktivitas tanah sebagai daya dukung terhadap
pertumbuhan dan produksi .
B. Tujuan
1. Praktikan dapat mengenal berbagai macam pupuk dan dapat membedakannya
2. Mengetahui sifat masing-masing pupuk dalam hal warna , bentuk , Ph, sifat
higroskopis , kelarutan , kadar hara beberapa macam pupuk.
43
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral).
Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah akan menghasilkan humus. Humus
yang terbentuk bersama-sama dengan liat membentuk agregat tanah yang stabil
(Stevenson, 1981). Terbentuknya agregat tanah tersebut menyebabkan sifat fisik
tanah lainnya seperti bobot isi, ruang pori total, dan permeabilitas tanah menjadi lebih
baik yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
lebih baik pula. Pupuk organik juga akan memberikan sumbangan unsur hara ke
dalam tanah. Semakin tinggi kandungan unsur hara dalam pupuk organik, akan
44
45
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan pupuk antara lain tabung
reaksi, beker gelas , cawan petridis, kertas buram , aquades ,sendok , kertas label ,pH
stik , timbangan elektrik .Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aneka
pupuk
B. Prosedur Kerja
1. Catat warna , bentuk dan kadar unsurharanya beberapa macam pupuk.
2. Kelarutan : masing masing pupuk diambil sendok , masukan
kedalam
beker gelas yang diisi air yang sama (50 ml ) tunggu 30 menit catat kecepatan
larutnya.
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pupuk padat
Nama
pupuk
Mutiara
Warna
Biru
Bentuk
Granul
Kadar hara
Higroskopi
Kelaruta
pH
N=16%
s
+++
n
++
4,5
+++
muda
P=16%
N-kcl
Merah
Serbuk
K=16%
N=10,36
++
K2O=20,06%
Za
Ponska
bata
Orange
Merah
Serbuk
Granul
K2O=20%
+
++
+++
+
5
7
Mitro
bata
Merah
Granul
N=12%
+++
47
ponska
pucat
special
Gandasil
Merah
muda
K=30%
Orange
Orang
Mg=1%
K2O=20%
K=60,36%
Urea
Kcl
P=12%
Serbuk
Serbuk
Serbuk
K=17%
N=6% P=2% +++
Mahkot
a
Mitro
Krim
ponska
pucat
P=15%
Gandasi
Hijau
Serbu
K=15%
N=20%
lD
muda
P=15%
Granul
N=15%
+++
+++
+
5
7
+++
++
+++
++
+++
+
K=15%
Sp -36
Abuabu
Granul
Mg=1%
Phospat=
36%
2. Pupuk Cair
Nama
Warna
pupuk
Pupuk
cair Biru
NPK
plus
Bentuk
Kadar hara
Cair
Nitrogen
P2O5 2,0 %
TE
K2O =2,2%
48
88%
ALAMI
Masrofol
Hitam
Cair
Mg =0,01 %
N, P, K , Ca , Mg ,
tristar
S , Zn , Fe, Cu ,
SUPERGR
Mn , B , Mo
N= 7,5 %
Hijau
Cair
P2O5 =2%
K2O =3%
Fe , Mn , 2n ,Cu ,
Co, B, Mo, Mg
B. Pembahasan
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan
kepada tanaman dengan maksud agar supaya zat makanan untuk tanaman itu
bertambah. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat
daun atau batang sebagai larutan. Karbondiokasida yang diberikan ke udara dalam
rumah kaca dapat pula dipandang sebagai pupuk (Suhardi, 1983).
Pupuk merupakan substansi yang ditambahkan kedalam tanah untuk
menyediakan asupan bagi tanaman dengan satu elemen yang diperlukan atau lebih.
(Sitepoe, 2008)
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman.
Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. (Sudarmoto, AS, 1997)
49
Fertilizer is a material that is added to the growing medi and plants to provide
for the necessary plat nutrients so that they can produce well. (Pupuk adalah material
yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara
yang
diperlukan
tanaman
sehingga
mampu
berproduksi
dengan
baik).
( Anonymousa,2012 )
Jenis jenis pupuk :
1. Pupuk alam
Pupuk alam adalah pupuk yang langsung terdapat dari alam , tersusun dari materi
makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk
alam digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk
alammisalnya kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan,
tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pemberian pupuk kandang 20 t/ha menjadikan tanah seimbang secara fisik,
kimia maupun biologi. Secara fisik, pupuk kandang membentuk agregat tanah yang
mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya terhadap porositas dan aerasi persediaan air
dalam tanah, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman. Secara
kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik dapat menyerap bahan yang bersifat
racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan mangan (Mn) serta dapat meningkatkan
pH tanah. Secara biologi, pemberian pupuk kandang ke dalam tanah akan
memperkaya jasad organisme dalam tanah. Organisme tersebut sangat membantu
50
dalam penguraian bahan organik sehingga tanah lebih cepat matang (Muslihat, Lili.,
2003).
2. Pupuk Anorganik atau Buatan
Pupuk anorganik atau buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk
dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea
berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen), (Lingga dan
Marsono, 2000).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur
hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah
pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N
+ P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat
terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan
perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4)
Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan
dengan pupuk organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya
mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak
mengandung unsur hara mikro (Lingga dan Marsono, 2000).
Jenis-Jenis Pupuk Anorganik buatan :
51
Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran :
a) Pupuk Tunggal : Pupuk yang dibuat dari satu unsur secara dominan.
Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl
atau ZK dengan unsur K yang dominan.
b) Pupuk Majemuk : Pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur.
Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk
juga bisa tersusun dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara.
Kedua pupuk itu dilengkapi dengan kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk
biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B, Mo, Mn, dan
Cu.
Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran
beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan
berbagai perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label
kemasan. Tulisan 20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat
digunakan untuk masa pertumbuhan(Lingga dan Marsono, 2000)
Pupuk yang diamati adalah NKCL dan pupuk Mutiara , pupuk NKCL adalah
Pupuk yang mengandung Unsur N dan K2O yang sangat dominan dan berfungsi
untuk
meningkatkan
produksi
hasil
pertanian
dan
perkebunan.
Pupuk NKCL juga didukung oleh unsur hara lain seperti (Cl,MgO,CaO,S)sehingga
tanah akan kaya bahan organik yang berguna untuk memacu kegiatan microba tanah
yang
akan
berdampak
positif
serta
52
kesuburan
tanah
akan
terjaga:
NPK Mutiara (16:16:16) adalah pupuk dengan komposisi unsur hara yang seimbang
dan dapat larut secara perlahan-lahan sampai akhir pertumbuhan.Jumlah kebutuhan
pupuk untuk setiap daerah tidaklah sama tergantung pada varietas tanaman, tipe
lahan, agroklimat, dan teknologi usahataninya. Oleh karena itu, harus benar-benar
memperhatikan anjuran pemupukan agar jaminan peningkatan produksi per hektar
dapat tercapai (Rukmi, 2010).
Novizan (2007), menyatakan jenis pupuk majemuk yang mengandung hara
makro berimbang yaitu NPK Mutiara (16:16:16). Menurut Lingga & Marsono
(2007), pupuk ini berbentuk padat mempunyai sifat lambat larut sehingga diharapkan
dapat mengurangi kehilangan hara melalui pencucian, penguapan dan pengikatan
menjadi
senyawa
yang
tidak
tersedia
bagi
tanaman.
Warnanya
kebiru-
biruandenganbutiranmengkilapsepertimutiara.
Pada praktikum pengenalan jenis jenis pupuk pupuk yang digunakan adalah
Pupuk mutiara , berwarna biru muda , berbentuk granul , memiliki kandungan unsur
hara N=16% P=16% K=16% , sifat higroskopisnya tinggi kelarutannya cepat dan pH
nya adalah 4;5 , Pupuk N-KCL, berwarna Merah bata , N=10,36 K2O=20,06%
berbentuk sebuk , memiliki kandungan unsur hara , sifat higroskopisnya sedang,
kelarutannya sangat cepat dan pH nya adalah 7 , Pupuk Ponska , berwarna merah bata
, berbentuk granul ,sifat higroskopisnya sedang , kelarutannya lambat dan pH nya
adalah 7 , Pupuk ZA , berwarna orange , berbentuk serbuk , memiliki kandungan
unsur hara 20% K2O, sifat higroskopisnya tinggi kelarutannya cepat dan pH nya
53
adalah 5 , Pupuk Mitro ponska spesial, merah pucat , berbentuk granul , memiliki
kandungan unsur hara N=12% P=12% K=17% , sifat higroskopisnya tinggi ,
kelarutannya lambat dan pH nya adalah 5 , Pupuk gandasil B , berwarna Merah
muda , berbentuk serbuk , memiliki kandungan unsur hara N=6% P=2% K=30% Mg
=1% sifat higroskopisnya tinggi ,kelarutannya cepat dan pH nya adalah 7, Pupuk
Urea , berwarna orange , berbentuk serbuk , memiliki kandungan unsur hara 20%
K20, , sifat higroskopisnya tinggi kelarutannya cepat dan pH nya adalah 5 ,Pupuk kcl
Mahkota , berwarna orange , berbentuk serbuk , memiliki kandungan unsur hara
K=60,36% , sifat higroskopisnya rendah kelarutannya lambat dan pH nya adalah 7,
Pupuk Mitro ponska spesial, berwarna krim pucat , berbentuk granul , memiliki
kandungan unsur hara N=15% P=15% K=15% , sifat higroskopisnya tinggi ,
kelarutannya cepat dan pH nya adalah 5 , Pupuk gandasil D , berwarna hijau muda ,
berbentuk serbuk , memiliki kandungan unsur hara N=20% P=15% K=15% Mg =1%
sifat higroskopisnya tinggi ,kelarutannya cepat dan pH nya adalah 8 , Pupuk sp-36 ,
berwarna abu-abu , berbentuk granul , memiliki kandungan unsur hara phospat= 36%
sifat higroskopisnya rendah ,kelarutannya lambat dan pH nya adalah 3
BAB V
54
B. Saran
Praktikan harus lebih memperhatikan lagi dan tidak gaduh didalam
laboratorium , agar suasana menjadi tenang dan nyaman .
DAFTAR PUSTAKA
55
Anonymousb,2012.Pemupukan
Berimbang.http://blog.uad.ac.id/toro/2011/05/21/permusuhan-berimbang
Diakses
Jenis
Pupuk
Organik.
2008.
Pupuk
organik.http://sugiyarti-unindra-
56
BAB I
PENDAHULUAN
C. Latar Belakang
57
yang
ditambahkan
pada media
tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga
mampu
berproduksi
dengan
baik. Material
pupuk
dapat
berupa
bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk
mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
sementara
suplemen
seperti hormon
tumbuhan membantu
kelancaran
proses
58
dengan yang lain ada yang dapat dicampur, ada yang dapat dicampur tetapi harus
segera dipergunakan dan tidak dapat dicampur. Praktikum pencampuran pupuk
anorganik ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui jenis pupuk yang dapat
dicampur atau tidak, sebagai informasi dalam proses pencampuran pupuk dilapangan
dalam skala besar.
Pelaksanaan
pemupukan
dianjurkan
diberikan
sendiri-sendiri,
tetapi
pelaksanaan di lapangan agar tenaga, waktu dan biaya lebih dihemat sering
dilaksanakan pencampuran pupuk tunggal. Untuk kegiatan ini diperlukan
pengetahuan tersendiri dengan suatu permasalahan pokok : Apakanh masing-masing
pupuk tunggal itu bisa bercampur dengan pupuk tunggal lain, untuk itu perlu diujikan
di laboratorium, karena tidak semua pupuk tunggal yang dicampur berada pada titik
akhir. Kadang menjadi menggumpal, mencair, rusak atau bahkan menjadi satu
senyawa yang justru berakibat hara pupuk menjadi tidak tersedia.
D. Tujuan
Praktikan dapat membuat pupuk campur dari bahan yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis tanah yang ada dialam mempunyai kemampuan yag sangat
beranekaragamdalam memberikan persediaan hara yang dapat digunakan tanaman
dan kebutuhan mineraltanaman yang berbeda juga cukup beranekaragan. Usaha untuk
59
kandungan
hara.Kegiatan
pembuatan
pupuk
campuran
perlu
60
berbagai
kombinasi
atau
grade
pupuk
sesuai
dengan
kebutuhan
complete fertilizer. Salah satu pupuk kimia yang beredar lebih banyak di pasar adalah
pupuk pabrik. Pupuk kimia buatan tersebut dibuat dari bahan kimia dasar yang dibuat
dalam pabrik, sehingga sifat dan karakter pupuk tersebut dapat diketahui dari hasil
anlisis yang tercantum dalam setiap kemasannya (Marsono dan Paulus Sigit, 2001).
61
BAB III
METODE PRAKTIKUM
C. Alat dan Bahan
62
10/20 x 100 g = 50 g
10/50 x 100 g = 20 g
= 97,7 g
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
63
C. Hasil Pengamatan
Membuat pupuk campur dengan perebandingan 7:7:7
ZA yang ditimbang
7/20 x 50 g
= 17,5 g
7/36 x 50 g
= 9,72 g
D. Pembahasan
Pupuk campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis pupuk tunggal
yang dicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur dapat terdiri dari
beberapa pupuk sesuai dengan kebutuhan.
Dalam percampuran pupuk hal harus diperhatikan adalah jenis- jenis
pupuknya . Ada beberapa Jenis pupuk yang bila dicampur menjadi rusak dan tidak
tahan lama
JENIS PUPUK
KCl
ZK
ZA
UREA
SP
KCl
*
*
+
+
*
ZK
*
*
+
+
*
64
ZA
+
+
*
+
+
UREA
+
+
+
*
+
SP
*
*
+
+
*
urea =
urea =
100
100 =222 kg
45
45
TSP= 45
100 =100 kg
KCL=
100
100 =100 kg
50
Abu gosok merupakan limbah pembakaran atau abu dari tumbuhan, biasanya
berasal dari sekam padi. Abu gosok banyak digunakan untuk mencuci alat-alat rumah
tangga, terutama untuk menghilangkan noda hitam pada bagian bawah panci atau
65
wajan. Hal ini dimungkinkan karena abu gosok mengandung kalium, zat yang
terkandung dalam sabuncair.
Abu juga digolongkan sebagai pupuk organik lantaran diperoleh dari
pembakaran bahan organik. Namun pengaruhnya terhadap tanah ternyata berbeda
dengan kompos dan pupuk kandang yang juga pupuk organik. Kompos dan pupuk
kandang lebih banyak berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah. Tanah bertekstur
liat atau pasir, bisa menjadi gembur kalau diberi kompos atau pupuk kandang dalam
jumlah yang cukup. Tidak demikian halnya pengaruh abu terhadap tanah. Menurut
ahli tanah IPB, pemberian abu ke dalam tanah bisa menaikkan pH tanah. Ini karena
bahan ini memang bersifat basa, ya antara lain karena kandungan kaliumnya yang
tinggi. Hanya saja kenaikan pH itu berlangsungnya cuma sementara. Namun ada juga
efek buruk dari pupuk abu. Kalau bahan ini diberikan terlalu banyak, maka
tekanan osmotiktanah bisa naik, melebihi tekanan osmotik dalam akar tanaman. Ini
berbahaya, sebab kalau perbedaan tekanan itu terlalu besar, maka cairan dalam sel
akar bisa tertarik keluar dan bisa menyebabkan lepasnya dinding sel (plasmolisis).
66
tanaman tahunan lainnya, takarannya kurang lebih 3 liter tiap lubang tanam. Bahan
ini ditaburkan di sekeliling bibit yang baru ditanam, lalu disiram air.
CaCO3 : 25 - 45 %
K2O : <10 %
P2O5 : < 1 %
Unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, dll) : <1 %
Pada praktikum membuat pupuk campur , pupuk yang digunakan yaitu pupuk ZA
(20% N), pupuk sp-36 (36% P2O5) dan KCl (50% K2O) dan sebagai bahan
pengisinya yaitu abu dapur . membuat pupuk campur denagan perbandingan 7:7:7 ,
ZA yang ditimbang
7/20 x 50 g
= 17,5 g
7/36 x 50 g
= 9,72 g
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam percampuran pupuk , jenis pupuk sangat berpengaruh terhadap
rusaknya pupuk campur , untuk itu pelu memperhatikan jenis-jenis pupuk yang akan
dicampur . cara penyimpanan pupuk juga sangat berpenagruh terhadap rusaknya
pupuk campur untuk itu harap memperhatikan sifat higroskopis suatu pupuk .
B. Saran
Mahasiswa harus terus meningkatkan keterampilan dalam melakukan
pencampuran pupuk.Praktikum pencampuran pupuk harus dilakukan denga hati-hati.
68
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. jakarta: Diraktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
http://blog.ub.ac.id/wiranata/2012/06/23/pupuk-dan-pemupukan/
http://ika-akmala.blogspot.com/2011/11/pupuk-dan-pemupukan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25665/3/Chapter%20II.pdf
Irawan, T.B. 2010. Pupuk dan Pemupukan. Jember: Politeknik negeri Jember.
Wikipedia. 2010. Pupuk. http://wikipedia.com/pupuk [6 Maret 2010.
http://www.scribd.com/doc/17484425/LAPORAN-kestan
69
LAMPIRAN
70